Anda di halaman 1dari 12

Standar Acara Penyuluhan

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas


Mata Kuliah IKM dan Promkes
Prodi SI Kebidanan Alih Jenjang Tahun Ajaran 2021-2022

NANI NOVIYANTI

NPM F422284

PROGRAM STUDI SI KEBIDANAN ALIH JENJANG IKES


RAJAWALI BANDUNG

KELAS D
Satuan Acara Penyuluhan

1. Pokok bahasan : Stunting


2. Sub pokok bahasan : Stunting Pada Anak
3. Deskripsi Materi Penyuluhan : Membahas Tentang Pengertian, Ciri, Penyebab dan Cara
Mencegah Stunting
4. Sasaran : Ibu ibu yang mempunyai bayi dan balita di RW 01
5. Hari / tanggal : Selasa, 04 November 2022
6. Tempat : Posyandu kenanga Cicantayan Sukabumi
7. Pukul : 10.00 WIB – selesai
8. Waktu : 30 menit
9. Penyuluh : Nani Noviyanti Amd.Keb

10. Latar Belakang

Stunting merupakan istilah untuk penyebutan anak yang tumbuh tidak sesuai
dengan ukuran yang semestinya (bayi pendek).Stunting (tubuh pendek) adalah keadaan
tubuh yang sangat pendek hingga melampaui defisit 2 SD dibawah median panjang atau
tinggi badan populasi yang menjadi referensi internasional. Stunting adalah keadaan
dimana tinggi badan berdasarkan umur rendah, atau keadaan dimana tubuh anak lebih
pendek dibandingkan dengan anak- anak lain seusianya (MCN, 2009).
Stunted adalah tinggi badan yang kurang menurut umur (<-2SD), ditandai dengan
terlambatnya pertumbuhan anak yang mengakibatkan kegagalan dalammencapai tinggi
badan yang normal dan sehat sesuai usia anak. Stuntedmerupakan kekurangan gizi kronis
atau kegagalan pertumbuhan dimasa lalu dandigunakan sebagai indikator jangka panjang
untuk gizi kurang pada anak.
Stunting dapat didiagnosis melalui indeks antropometrik tinggi badan menurut
umur yang mencerminkan pertumbuhan linier yang dicapai pada pra dan pasca persalinan
dengan indikasi kekurangan gizi jangka panjang, akibat dari giziyang tidak memadai dan
atau kesehatan.Sekitar 8,8 juta anak Indonesia menderita stunting (tubuh pendek)karena
kurang gizi. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 mencatat angka kejadian
stunting nasional mencapai 37,2 persen. Angka ini meningkat dari 2010sebesar 35,6
persen (Rizma, 2016). Oleh karena itu dalam hal ini diperlukanupaya pencegahan
stunting salah satunya dengan penyuluhan bagaimana cara mencegah stunting diberikan
pada orangtua anak.
11. Tujuan :
- Tujuan umum : memberi pengetahuan tentang stunting pada anak dan cara
mencegahnya.
- Tujuan khusus :
a. Menjelaskan tentang pengertian Stunting
b. Mengerti penyebab Stunting
c. Mengerti tentang ciri anak dengan Stunting
d. Mengerti pengaruh stunting pada anak
e. Mengerti pencegahan stunting pada anak
f. Mengerti penanggulangan stunting pada anak

12. Materi : (terlampir)


13. Media : Leaflet
14. Metode
-Ceramah
-Diskusi
-Tanya jawab
15. Kegiatan penyuluhan
Tahap kegiatan Kegiatan penyuluh Kegiatan klien Media

Pembukaan/ 1. Salam pembuka 1. Menjawab salam 1. Ceramah


pendahuluan 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan 2. Tanya jawab

3. Menjelaskan maksud keterangan penyaji


5 menit
3. Menyampaikan
dan tujuan penyuluhan
(10.00-10.05 WIB) pengetahuan
4. Menggali pengetahuan
tentang materi yang
peserta tentang materi
disampaikan
yang akan disampaikan
Penyajian dan Penyampaian materi oleh 1. Memperhatikan 1. Ceramah
diskusi penyuluh 2. Mendengarkan 2. Tanya jawab

1. Menjelaskan tentang keterangan 3. leaflet


20 menit
penyaji
pengertian Stunting
(10.05-10.25 WIB)
2. Mengerti penyebab
Stunting
3. Mengerti tentang ciri
anak dengan Stunting
4. Mengerti pengaruh
stunting
5. Mengerti pencegahan
stunting
6. Mengerti
penanggulangan
stunting pada anak

Penutup 1. mengevaluasi atau 1. peserta 1. tanya jawab


menanyakan kembali menjawab
(5 menit )
materi yang telah pertanyaan
(10.25-10.30 WIB) disampaikan oleh 2. memperhatikan
peserta 3. tanya jawab
2. menyimpulkan kembali
materi yang telah
disampaikan
3. penutupan dengan
memberi salam penutup

16. Evaluasi
1. Evaluasi terstruktura)
 Adanya koordinasi antara pemateri, peserta penyuluhan dan panitia penyelenggara selama
acara penyuluhan berlangsung.
 Persiapan acara penyuluhan dapat dilakukan dengan baik, misalnyadalam penyiapan
kursi, absensi dan leaflet.
 Sebelum penyuluhan telah dilakukan perjanjian penyuluhan dengan pihak posyandu
2. Evaluasi proses
 Peserta aktif mendengarkan dan menyimak acara penyuluhan
 Peserta aktif bertanya topik yang dibahas pada sesi tanya jawab
 Peserta mampu merespon pertanyaan yang diberikan pemateri
3. Evaluasi hasil
Peserta mampu menjelaskan kembali materi yang telah disampaikandengan benar melalui
pertanyaan lisan meliputi pengertian stunting, caramencegahnya, dan zat gizi yang berperan
menghindari stunting (75%).

Materi penyuluhan : terlampir


Daftar pustaka
Materi pretest dan post test
leaflet

17. Materi penyuluhan


STUNTING

A. Pengertian stunting
Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan berdasarkan umur rendah, atau
keadaan dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan anak – anak lain
seusianya (MCN, 2009). Stunted ditandai dengan terlambatnya pertumbuhan anak yang
mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tinggi badan yang normal dan sehat sesuai
usia anak. Stunted merupakan kekurangan gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan
dimasa lalu dan digunakan sebagai indikator jangka panjang untuk gizi kurang pada anak.
B. Penyebab Stunting Pada Anak
Menurut beberapa penelitian, kejadian stunted pada anak merupakan suatu proses
kumulatif yang terjadi sejak kehamilan, masa kanak-kanak dan sepanjang siklus
kehidupan. Pada masa ini merupakan proses terjadinya stunted pada anak dan peluang
peningkatan stunted terjadi dalam 2 tahun pertama kehidupan.
1. Faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab tidaklangsung
yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin. Ibu
hamil dengan gizi kurang akan menyebabkan janin mengalami intrauterine growth
retardation (IUGR), sehingga bayi akan lahir dengan kurang gizi, dan mengalami
gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
2. Anak-anak yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan disebabkan kurangnya
asupan makanan yang memadai dan penyakit infeksi yang berulang, dan
meningkatnya kebutuhan metabolic serta mengurangi nafsu makan, sehingga
meningkatnya kekurangan gizi pada anak. Keadaan ini semakin mempersulit untuk
mengatasi gangguan pertumbuhan yang akhirnya berpeluang terjadinya stunted
3. banyak kebiasaan buruk dan persepsi salah yang masih dilakukan oleh masyarakat di
lingkungannya. "Antara lain tak memberikan ASI eksklusif pada bayinya.
4. Menurut UNICEF, penyebab utama gizi buruk dan stunting adalah kemiskinan.
5. Anak stunting juga dikaitkan dengan budaya dan pengetahuan masyarakat akan gizi.
Namun kedua faktor ini masih belum menjadi faktor penyebab utama kemiskinan.
6. Pemenuhan gizi yang kurang pada masyarakat dengan kemiskinan merupakan salah
satu biang kerok munculnya anak stunting. Karena pola makan sering kali seiring
dengan kondisi kesejahteraan. Konsumsi ikan laut masyarakat masih rendah, padahal
protein dan omega yang dikandung sangat bermanfaat bagi anak. Sangat ironis
memang, karena Indonesia merupakan negara bahari.
C. Ciri-ciri stunting pada anak
a. Anak yang stunted, pada usia 8-10 tahun lebih terkekang/tertekan (lebih pendiam,
tidak banyak melakukan eye-contact) dibandingkan dengan anak non-stunted jika
ditempatkan dalam situasi penuh tekanan.
b. Anak dengan kekurangan protein dan energi kronis (stunting) menampilkan performa
yang buruk pada tes perhatian dan memori belajar, tetapi masih baik dalam
koordinasi dan kecepatan gerak.
c. Pertumbuhan melambat, batas bawah kecepatan tumbuh adalah 5cm/tahun decimal
d. Tanda tanda pubertas terlambat (payudara, menarche, rambut pubis, rambut ketiak,
panjangnya testis dan volume testis
e. Wajah tampak lebih muda dari umurnya
f. Pertumbuhan gigi yang terlambat
D. Pemeriksaan diagnosis
Riwayat Antenatal, Natal dan Postnatal, adanya keterlambatan pertumbuhan dan
masurasi dalam keluarga (pendek, menarche), penyakit infeksi kongential, KMK (kecil
masa kehamilan), penyakit kronis pada organ-organ (saluran cerna, kaardiovaskular,
organ pernafasan dan ginjal)
E. Pengaruh pada anak
Menurut laporan UNICEF (1998) beberapa fakta terkait stunted dan pengaruhnya
adalah sebagai berikut:
a. Anak-anak yang mengalami stunted lebih awal yaitu sebelum usia enam bulan, akan
mengalami stunted lebih berat menjelang usia dua tahun. Stunted yang parah pada
anak-anak akan terjadi deficit jangka panjang dalam perkembangan fisik dan mental
sehingga tidak mampu untuk belajar secara optimal di sekolah, dibandingkan anak-
anak dengan tinggi badan normal. Anak-anak dengan stunted cenderung lebih lama
masuk sekolah dan lebih sering absen dari sekolah dibandingkan anak-anak dengan
status gizi baik. Hal ini memberikan konsekuensi terhadap kesuksesan anak dalam
kehidupannya dimasa yang akan datang.
b. Stunted akan sangat mempengaruhi kesehatan dan perkembanangan anak. Faktor dasar
yang menyebabkan stunted dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan
intelektual. Penyebab dari stunted adalah bayi berat lahir rendah, ASI yang tidak
memadai, makanan tambahan yang tidak sesuai, diare berulang, dan infeksi
pernapasan. Berdasarkan penelitian sebagian besar anak-anak dengan stunted
mengkonsumsi makanan yang berada di bawah ketentuan rekomendasi kadar gizi,
berasal dari keluarga miskin dengan jumlah keluarga banyak, bertempat tinggal di
wilayah pinggiran kota dan komunitas pedesaan.
c. Pengaruh gizi pada anak usia dini yang mengalami stunted dapat mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan kognitif yang kurang. Anak stunted pada usia lima
tahun cenderung menetapsepanjang hidup, kegagalan pertumbuhan anak usia dini
berlanjut pada masa remaja dan kemudian tumbuh menjadi wanita dewasa yang
stunted dan mempengaruhi secara langsung pada kesehatan dan produktivitas,
sehingga meningkatkan peluang melahirkan anak dengan BBLR. Stunted terutama
berbahaya pada perempuan, karena lebih cenderung menghambat dalam proses
pertumbuhan dan berisiko lebih besar meninggal saat melahirkan.
F. Pencegahan
 Pemberian ASI secara baik dan tepat disertai dengan pengawasan berat badan secara
teratur dan terus menerus
 Menghindari pemberian makanan buatan kepada anak untuk mengganti ASI
sepanjang ibu masih mampu menghasilkan ASI, terutama pada usia dibawah empat
bulan
 Meningkatkan pendapatan keluarga yang dapat dilakukan dengan upaya
mengikutsertakan para anggota keluarga yang sudah cukup umur untuk bekerja
dengan diimbangi dengan penggunaan uang yang terarah dan efisien. Cara lain yang
dapat ditempuh ialah pemberdayaan melalui peningkatan keterampilan dan
kewirausahaan
 Meningkatkan intensitas komunikasi informasi edukasi (KIE) kepada masyarakaat,
terutama para ibu mengenai pentingnya konsumsi zat besi yang diatur sesuai
kebutuhan. Hal ini dapat dikoordinasikan dengan kegiatan posyandu.
G. Penanggulangan
1. Periode yang paling kritis dalam penanggulangan stunting dimulai sejak janin dalam
kandungan sampai anak berusia 2 tahun yang disebut dengan periode emas (seribu hari
pertama kehidupan). Oleh karena itu perbaikan gizi diprioritaskan pada usia seribu hari
pertama kehidupan yaitu 270 hari selama kehamilannya dan 730 hari pada kehidupan
pertama bayi yang dilahirkannya.
2. Secara langsung masalah gizi disebabkan oleh rendahnya asupan gizi dan masalah
kesehatan. Selain itu asupan gizi dan masalah kesehatan merupakan dua hal yang saling
mempengaruhi. Adapun pengaruh tidak langsung adalah ketersediaan makanan, pola
asuh dan ketersediaan air minum (bersih), sanitasi dan pelayanan kesehatan. Seluruh
faktor penyebab ini dipengaruhi oleh beberapa akar masalah yaitu kelembagaan, politik
dan ideologi, kebijakan ekonomi, dan sumberdaya, lingkungan, teknologi, serta
kependudukan.
3. Berdasarkan faktor penyebab masalah gizi tersebut, maka perbaikan gizi dilakukan
dengan dua pendekatan yaitu secara langsung (kegiatan spesifik) dan secara tidak
langsung (kegiatan sensitif). Kegiatan spesifik umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan
seperti PMT ibu hamil KEK, pemberian tablet tambah darah, pemeriksaan kehamilan,
imunisasi TT, pemberian vitamin A pada ibu nifas. Untuk bayi dan balita dimulai dengan
inisiasi menyusu dini (IMD), ASI eksklusif, pemberian vitamin A, pemantauan
pertumbuhan, imunisasi dasar, pemberian MP-ASI. Sedangkan kegiatan yang sensitif
melibatkan sektor terkait seperti penanggulangan kemiskinan, penyediaan pangan,
penyediaan lapangan kerja, perbaikan infrastruktur (perbaikan jalan, pasar), dll
a. Kegiatan perbaikan gizi dimaksudkan untuk mencapai pertumbuhan yang optimal.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Multicentre Growth Reference Study (MGRS)
Tahun 2005 yang kemudian menjadi dasar standar pertumbuhan internasional,
pertumbuhan anak sangat ditentukan oleh kondisi sosial ekonomi, riwayat kesehatan,
pemberian ASI dan MP-ASI. Untuk mencapai pertumbuhan optimal maka seorang anak
perlu mendapat asupan gizi yang baik dan diikuti oleh dukungan kesehatan lingkungan.
b. Penanggulangan stunting yang paling efektif dilakukan pada seribu hari pertama
kehidupan, meliputi :
1) Pada ibu hamil
 Memperbaiki gizi dan kesehatan Ibu hamil merupakan cara terbaik dalam
mengatasi stunting. Ibu hamil perlu mendapat makanan yang baik, sehingga
apabila ibu hamil dalam keadaan sangat kurus atau telah mengalami Kurang
Energi Kronis (KEK), maka perlu diberikan makanan tambahan kepada ibu hamil
tersebut.
 Setiap ibu hamil perlu mendapat tablet tambah darah, minimal 90 tablet selama
kehamilan.
 Kesehatan ibu harus tetap dijaga agar ibu tidak mengalami sakit
2) Pada saat bayi lahir
 Persalinan ditolong oleh bidan atau dokter terlatih dan begitu bayi lahir
melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
 Bayi sampai dengan usia 6 bulan diberi Air Susu Ibu (ASI) saja (ASI Eksklusif)
3) Bayi berusia 6 bulan sampai dengan 2 tahun
 Mulai usia 6 bulan, selain ASI bayi diberi Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).
Pemberian ASI terus dilakukan sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih. Bayi dan
anak memperoleh kapsul vitamin A, taburia, imunisasi dasar lengkap.
 Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) harus diupayakan oleh setiap rumah
tangga.
Dengan kata lain stunting dapat diketahui bila seorang balita sudah ditimbang
berat badannya dan diukur panjang atau tinggi badannya, lalu dibandingkan dengan
standar, dan hasilnya berada dibawah normal. Jadi secara fisik balita akan lebih pendek
dibandingkan balita seumurnya.
18. Referensi
Adinda. 2014 Masalah Gizi penyebab Stunting (Pendek)
(http://adindascabiosa.blogspot.co.id/2014/04/-masalah-gizi-penyebab-stunting.html).Diakses
pada tanggal 24 April 2016.

Laporan Tahuna Unicef Indonesia. 2012. Ringkasan Kajian Kesehatan


UnicefIndonesia.Oktober 2012.Laporan Tahunan Indonesia. 2013. Penyajian Pokok-Pokok Hasil
Riset Kesehatan Dasar2013.
Rizma. 2016. 8,8 Juta Anak Indonesia Bertubuh Kerdil.
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/01/26/o1k24o385-88- juta-anak-
indonesia-bertubuh-kerdil-part1). Diakses pada tanggal 20 Maret 2016.

19. Materi pretest dan post test


 Apakah pengertian stunting ?
 Apa ciri ciri stunting ?
 Bagaimana cara mencegah stunting?

20. Setting tempat

Keterangan :

: Penyaji

: Observer

: Fasilitator

: Audiens / Peserta Penkes

Anda mungkin juga menyukai