Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

EDUKASI PENANGANAN STUNTING PADA ANAK

OLEH :
NAMA : NURUL AHDIATUN
NIM : P00620220 027

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES MATARAM
PRODI DIII KEPERAWATAN BIMA
TAHUN 2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Pokok Pembahasan : Edukasi penanganan stunting pada ANAK

Sub pokok pembahasan : Pentingnya penanganan stunting

Sasaran : Ibu yang mempunyai anak balita

Hari/tanggal :Rabu, 25 Februari 2023

Tempat : RT 10/ RW 03 Dusun Nggaro Lembo Desa Rasabou

Pukul : 15.00-15.15 wita

Penyuluh : Nurul Ahdiatun

A. Tujuan
 Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit tentang stunting diharapkan masyarakat
setempat mengetahui tentang pentingnya penanganan stunting
 Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit diharapkan keluarga pasien mampu :
1. Menjelaskan pengertian stunting
2. Mengetahui penyebab stunting
3. Ciri-ciri stunting pada balita
4. Mengetahui cara pencegahan stunting
5. Mengetahui cara penanganan stunting
B. Materi (terlampir)
Materi penyuluhan yang akan disampaikan meliputi :
1. Pengertian stunting
2. Penyebab stunting
3. Ciri-ciri stunting pada balita
4. Cara pencegahan stunting
5. Cara penanganan stunting
C. Media
 Leaflet
 Proyektor
 Lcd
D. Metode Penyuluhan
 Ceramah
 Tanya jawab

E. Setting Tempat

: Moderator

: LCD/Proyektor

: Penyuluh

: Peserta

: Fasilitator

: Observer

F. Pengorganisasi
 Moderator : Nur Alkaida
 Penyuluh : Nurul Ahdiatun
 Fasilitator : Nurfadilah
 Observer : Nurul Listaimul

Pembagian Tugas
 Moderator : Mengarahkan seluruh jalannya acara penyuluhan dari awal sampai akhir
 Penyuluh : Menyajikan materi penyuluhan
 Fasilitator : Memotifasi peserta untuk bertanya
 Observer : Mengamati jalannya acara penyuluhan dari awal sampai akhir
G. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta

1 Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam


(5 menit) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan memperhatikan
3. Menggali pengetahuan 3. Menjawab pertanyaan
masyarakat setempat tentang
Stunting 4. Mendengarkan dan memperhatikan
4. Menjelaskan tujuan Penyuluhan 5. Menyetujui kontrak waktu
5. Membuat kontrak waktu

2 Kegiatan Inti 1. Menjelaskan tentang : 1. Mendengarkan dan memperhatikan


 Pengertian stunting penjelasan Penyuluh
( 5 menit)
 Penyebab stunting
 Ciri-ciri stunting pada balita 2. Aktif bertanya

 Cara pencegahan stunting


3. Mendengarkan
 Cara penanganan stunting

2. Memberikan kesempatan untuk


bertanya
3. Menjawab pertanyaan peserta

3 Penutup 1. Menyimpulkan materi yang 1. Mendengarkan dan Memperhatikan


(5 menit) disampaikan oleh penyuluh 2. Menjawab pertanyaan yang
2. Mengevaluasi peserta atas diberikan
penjelasan yang disampaikan dan
penyuluh menanyakan kembali 3. Menjawab salam
mengenai materi penyuluhan
3. Salam Penutup

H. Evaluasi Lisan
1. Apa pengertian Stunting ?
2. Apa saja yang bisa menyebabkan terjadinya Stunting ?
3. Sebutkan ciri-ciri Stunting pada balita ?
4. Bagaimana cara pencegahan Stunting ?
5. Bagaimana cara penanganan stunting ?

Sumber

Adinda. 2014. Masalah Gizi penyebab stunting (pendek).

(http: adindascobiasa. Blogspo.co.id/2014/04/-masalah-gizi-penyebab-stunting.html)

Laporan tahunan unicef Indonesia 2012 ringkasan kajian kesehatan unicef Indonesia
oktober 2012.

Laporan tahunan Indonesia, 2013 penyajian pokok-pokok hasil riset kesehatan dasar
2013
Lampiran Materi
STUNTING

1. PENGERTIAN STUNTING
Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan berdasarkan umur rendah, atau
keadaan dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan anak – anak lain
seusianya (MCN, 2009).
Stunting ditandai dengan terlambatnya pertumbuhan anak yang mengakibatkan
kegagalan dalam mencapai tinggi badan yang normal dan sehat sesuai usia anak.
Stunted merupakan kekurangan gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan dimasa lalu
dan digunakan sebagai indikator jangka panjang untuk gizi kurang pada anak.

2. PENYEBAB STUNTING PADA ANAK


Menurut beberapa penelitian, kejadian stunted pada anak merupakan suatu proses
kumulatif yang terjadi sejak kehamilan, masa kanak-kanak dan sepanjang siklus
kehidupan. Pada masa ini merupakan proses terjadinya stunted pada anak dan peluang
peningkatan stunted terjadi dalam 2 tahun pertama kehidupan.
a. Faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab
tidaklangsung yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan
perkembangan janin. Ibu hamil dengan gizi kurang akan menyebabkan janin
mengalami intrauterine growth retardation (IUGR), sehingga bayi akan lahir
dengan kurang gizi, dan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
b. Anak-anak yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan disebabkan kurangnya
asupan makanan yang memadai dan penyakit infeksi yang berulang, dan
meningkatnya kebutuhan metabolic serta mengurangi nafsu makan, sehingga
meningkatnya kekurangan gizi pada anak. Keadaan ini semakin mempersulit
untuk mengatasi gangguan pertumbuhan yang akhirnya berpeluang terjadinya
stunted
c. banyak kebiasaan buruk dan persepsi salah yang masih dilakukan oleh masyarakat
di lingkungannya. "Antara lain tak memberikan ASI eksklusif pada bayinya.
d. Menurut UNICEF, penyebab utama gizi buruk dan stunting adalah kemiskinan.
e. Anak stunting juga dikaitkan dengan budaya dan pengetahuan masyarakat akan
gizi. Namun kedua faktor ini masih belum menjadi faktor penyebab utama
kemiskinan.
f. Pemenuhan gizi yang kurang pada masyarakat dengan kemiskinan merupakan
salah satu biang kerok munculnya anak stunting. Karena pola makan sering kali
seiring dengan kondisi kesejahteraan. Konsumsi ikan laut masyarakat masih
rendah, padahal protein dan omega yang dikandung sangat bermanfaat bagi anak.
Sangat ironis memang, karena Indonesia merupakan negara bahari
3. CIRI-CIRI STUNTING PADA ANAK
a. Anak yang stunted, pada usia 8-10 tahun lebih terkekang/tertekan (lebih pendiam,
tidak banyak melakukan eye-contact) dibandingkan dengan anak non-stunted jika
ditempatkan dalam situasi penuh tekanan.
b. Anak dengan kekurangan protein dan energi kronis (stunting) menampilkan
performa yang buruk pada tes perhatian dan memori belajar, tetapi masih baik
dalam koordinasi dan kecepatan gerak.
c. Pertumbuhan melambat, batas bawah kecepatan tumbuh adalah 5cm/tahun
decimal
d. Tanda tanda pubertas terlambat (payudara, menarche, rambut pubis, rambut
ketiak, panjangnya testis dan volume testis
e. Wajah tampak lebih muda dari umurnya
f. Pertumbuhan gigi yang terlambat
4. PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS
Riwayat Antenatal, Natal dan Postnatal, adanya keterlambatan pertumbuhan dan
masurasi dalam keluarga (pendek, menarche), penyakit infeksi kongential, KMK
(kecil masa kehamilan), penyakit kronis pada organ-organ (saluran cerna,
kaardiovaskular, organ pernafasan dan ginjal).
5. PENGARUH STUNTING PADA ANAK
Menurut laporan UNICEF (1998) beberapa fakta terkait stunted dan pengaruhnya
adalah sebagai berikut:
a. anak-anak yang mengalami stunted lebih awal yaitu sebelum usia enam bulan,
akan mengalami stunted lebih berat menjelang usia dua tahun. Stunted yang parah
pada anak- anak akan terjadi deficit jangka panjang dalam perkembangan fisik
dan mental sehingga tidak mampu untuk belajar secara optimal di sekolah,
dibandingkan anak- anak dengan tinggi badan normal. Anak-anak dengan stunted
cenderung lebih lama masuk sekolah dan lebih sering absen dari sekolah
dibandingkan anak-anak dengan status gizi baik. Hal ini memberikan konsekuensi
terhadap kesuksesan anak dalam kehidupannya dimasa yang akan datang.
b. Stunted akan sangat mempengaruhi kesehatan dan perkembanangan anak. Faktor
dasar yang menyebabkan stunted dapat mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan intelektual. Penyebab dari stunted adalah bayi berat lahir rendah,
ASI yang tidak memadai, makanan tambahan yang tidak sesuai, diare berulang,
dan infeksi pernapasan. Berdasarkan penelitian sebagian besar anak-anak dengan
stunted mengkonsumsi makanan yang berada di bawah ketentuan rekomendasi
kadar gizi, berasal dari keluarga miskin dengan jumlah keluarga banyak,
bertempat tinggal di wilayah pinggiran kota dan komunitas pedesaan.
c. Pengaruh gizi pada anak usia dini yang mengalami stunted dapat mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan kognitif yang kurang. Anak stunted pada usia
lima tahun cenderung menetapsepanjang hidup, kegagalan pertumbuhan anak usia
dini berlanjut pada masa remaja dan kemudian tumbuh menjadi wanita dewasa
yang stunted dan mempengaruhi secara langsung pada kesehatan dan
produktivitas, sehingga meningkatkan peluang melahirkan anak dengan BBLR.
Stunted terutama berbahaya pada perempuan, karena lebih cenderung
menghambat dalam proses pertumbuhan dan berisiko lebih besar meninggal saat
melahirkan.

6. PENCEGAHAN
a. Pemberian ASI secara baik dan tepat disertai dengan pengawasan berat badan
secara teratur dan terus menerus.
b. Menghindari pemberian makanan buatan kepada anak untuk mengganti ASI
sepanjang ibu masih mampu menghasilkan ASI, terutama pada usia dibawah
empat bulan.
c. Meningkatkan pendapatan keluarga yang dapat dilakukan dengan upaya
mengikutsertakan para anggota keluarga yang sudah cukup umur untuk bekerja
dengan diimbangi dengan penggunaan uang yang terarah dan efisien. Cara lain
yang dapat ditempuh ialah pemberdayaan melalui peningkatan keterampilan dan
kewirausahaan.

d. Meningkatkan intensitas komunikasi informasi edukasi (KIE) kepada


masyarakaat, terutama para ibu mengenai pentingnya konsumsi zat besi yang
diatur sesuai kebutuhan. Hal ini dapat dikoordinasikan dengan kegiatan posyandu.

7. PENANGGULANGAN

a. Periode yang paling kritis dalam penanggulangan stunting dimulai sejak janin
dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun yang disebut dengan periode emas
(seribu hari pertama kehidupan). Oleh karena itu perbaikan gizi diprioritaskan
pada usia seribu hari pertama kehidupan yaitu 270 hari selama kehamilannya dan
730 hari pada kehidupan pertama bayi yang dilahirkannya.
b. Secara langsung masalah gizi disebabkan oleh rendahnya asupan gizi dan masalah
kesehatan. Selain itu asupan gizi dan masalah kesehatan merupakan dua hal yang
saling mempengaruhi. Adapun pengaruh tidak langsung adalah ketersediaan
makanan, pola asuh dan ketersediaan air minum (bersih), sanitasi dan pelayanan
kesehatan. Seluruh faktor penyebab ini dipengaruhi oleh beberapa akar masalah
yaitu kelembagaan, politik dan ideologi, kebijakan ekonomi, dan sumberdaya,
lingkungan, teknologi, serta kependudukan.
c. Berdasarkan faktor penyebab masalah gizi tersebut, maka perbaikan gizi
dilakukan dengan dua pendekatan yaitu secara langsung (kegiatan spesifik) dan
secara tidak langsung (kegiatan sensitif). Kegiatan spesifik umumnya dilakukan
oleh sektor kesehatan seperti PMT ibu hamil KEK, pemberian tablet tambah
darah, pemeriksaan kehamilan, imunisasi TT, pemberian vitamin A pada ibu
nifas. Untuk bayi dan balita dimulai dengan inisiasi menyusu dini (IMD), ASI
eksklusif, pemberian vitamin A, pemantauan pertumbuhan, imunisasi dasar,
pemberian MP-ASI. Sedangkan kegiatan yang sensitif melibatkan sektor terkait
seperti penanggulangan kemiskinan, penyediaan pangan, penyediaan lapangan
kerja, perbaikan infrastruktur (perbaikan jalan, pasar), dll
d. Kegiatan perbaikan gizi dimaksudkan untuk mencapai pertumbuhan yang
optimal. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Multicentre Growth Reference
Study (MGRS) Tahun 2005 yang kemudian menjadi dasar standar pertumbuhan
internasional, pertumbuhan anak sangat ditentukan oleh kondisi sosial ekonomi,
riwayat kesehatan, pemberian ASI dan MP-ASI. Untuk mencapai pertumbuhan
e. Penanggulangan stunting yang paling efektif dilakukan pada seribu hari pertama
kehidupan, meliputi :
1. Pada ibu hamil
 Memperbaiki gizi dan kesehatan Ibu hamil merupakan cara terbaik
dalam mengatasi stunting. Ibu hamil perlu mendapat makanan
yang baik, sehingga apabila ibu hamil dalam keadaan sangat kurus
atau telah mengalami Kurang Energi Kronis (KEK), maka perlu
diberikan makanan tambahan kepada ibu hamil tersebut.
 Setiap ibu hamil perlu mendapat tablet tambah darah, minimal 90
tablet selama kehamilan.
 Kesehatan ibu harus tetap dijaga agar ibu tidak mengalami sakit
2. Pada saat bayi lahir
• Persalinan ditolong oleh bidan atau dokter terlatih dan begitu bayi
lahir melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
• Bayi sampai dengan usia 6 bulan diberi Air Susu Ibu (ASI) saja
(ASI Eksklusif)
3. Bayi berusia 6 bulan sampai dengan 2 tahun
• Mulai usia 6 bulan, selain ASI bayi diberi Makanan Pendamping
ASI (MP-ASI). Pemberian ASI terus dilakukan sampai bayi
berumur 2 tahun atau lebih. Bayi dan anak memperoleh kapsul
vitamin A, taburia, imunisasi dasar lengkap.
• Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) harus diupayakan oleh
setiap rumah tangga.

Dengan kata lain stunting dapat diketahui bila seorang balita sudah
ditimbang berat badannya dan diukur panjang atau tinggi
badannya, lalu dibandingkan dengan standar, dan hasilnya berada
dibawah normal. Jadi secara fisik balita lebih pendek dibandingkan
balita seumurnya.

Leaflet Stunting

Anda mungkin juga menyukai