“PENCEGAHAN STUNTING”
OLEH
ALINA RAHMAH
(2115401110044)
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan ini diharapkan peserta
mampumemahami tentang penceghan stunting bagi orang tua anak.
2. Tujuan Khusus
a. Peserta dapat mengetahui definisi stunting
b. Peserta dapat mengetahui penyebab dari stunting
c. Peserta dapat mengetahui dampak dari stunting
d. Peserta dapat mengetahui cara mencegah stunting
B. Materi (Terlampir)
Materi penyuluhan yang akan disampaikan meliputi:
a. Defenisi stunting
b. Penyebab stunting
c. Dampak stunting
d. Cara mencegah stunting
e.
C. Media
1. Vidio Promosi
2. Leaflet
D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Setting Tempat
Menyesuaikan
F. Pengorganisasian
1. Moderator
2. Penyuluh
3. Fasilitator
4. Observer
G. Pembagian Tugas
1. Moderator: Mengarahkan seluruh jalannya acara penyuluhan
2. Penyuluh: Menyajikan materi penyuluhan
3. Fasilitator: Memotivasi peserta untuk bertanya
4. Observer: Mengamati jalannya acara penyuluhan dari awal sampai akhir.
H. Kegiatan Penyuluhan
1. Pembukaan (3-5
1. Memberi salam 1. Menjawab salam
menit) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
3. Menggali pengetahuan memperhatikan
pesertatentang Stunting 3. Menjawab pertanyaan
4. Menjelaskan tujuan
4. Mendengarkan dan
penyuluhan Memperhatikan
5. Membuat kontrak
waktu Stunting
I. Evaluasi Lisan
1. Apa pengertian dari Stunting?
2. Bagaimana cara mencegah stunting?
MATERI PENYULUHAN
A. Defenisi Stunting
Stunting merupakan luaran status gizi yang terjadi apabila seorang anak
memiliki tinggi atau panjang badan kurang dari -2.0 standar deviasi (SD)
dibandingkan dengan rerata populasi. Status gizi stunting dihitung dihitung dangan
membandingkan tinggi atau panjang badan menurut umur balita, sesuai dengan
grafik z-schore Badan Kesehatan Dunia (WHO) (WHO,2018). Stunting merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang sangat penting karena memiliki dampak yang
besar terhadap kualitas sumber daya manusia pada satu generasi. Hal ini didukung
oleh data dari WHO (2017) yang menyatakan bahwa kurang lebih terdapat 155 juta
balita didunia mengalami stunting.
B. Penyebab Stunting
Menurut beberapa penelitian, kejadian stunted pada anak merupakan suatu
proses kumulatif yang terjadi sejak kehamilan, masa kanak-kanak dan sepanjang
siklus kehidupan. Pada masa ini merupakan proses terjadinya stunted pada anak dan
peluang peningkatan stunted terjadi dalam 2 tahun pertama kehidupan.
Faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab tidak
langsung yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan
janin. Ibu hamil dengan gizi kurang akan menyebabkan janin mengalami
intrauterine growth retardation (IUGR), sehingga bayi akan lahir dengan kurang
gizi, dan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
Gizi buruk kronis (stunting) tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja
seperti yang telah dijelaskan diatas, tetapi disebabkan oleh banyak faktor, dimana
faktor-faktor tersebut saling berhubungan satu sama lainnnya. Terdapat tiga faktor
utama penyebab stunting yaitu sebagai berikut :
1. Asupan makanan tidak seimbang (berkaitan dengan kandungan zat gizi dalam
makanan yaitu karbohidrat, protein,lemak, mineral, vitamin, dan air).
2. Riwayat berat badan lahir rendah (BBLR),
3. Riwayat penyakit.
C. Dampak Stunting
Stunting dapat mengakibatkan penurunan intelegensia (IQ), sehingga
prestasi belajar menjadi rendah dan tidak dapat melanjutkan sekolah. Bila mencari
pekerjaan, peluang gagal tes wawancara pekerjaan menjadi besar dan tidak
mendapat pekerjaan yang baik, yang berakibat penghasilan rendah (economic
productivity hypothesis) dan tidak dapat mencukupi kebutuhan pangan. Karena itu
anak yang menderita stunting berdampak tidak hanya pada fisik yang lebih pendek
saja, tetapi juga pada kecerdasan, produktivitas dan prestasinya kelak setelah
dewasa, sehingga akan menjadi beban negara. Selain itu dari aspek estetika,
seseorang yang tumbuh proporsional akan kelihatan lebih menarik dari yang
tubuhnya pendek.
Stunting yang terjadi pada masa anak merupakan faktor risiko meningkatnya
angka kematian, kemampuan kognitif, dan perkembangan motorik yang rendah
serta fungsi-fungsi tubuh yang tidak seimbang (Allen & Gillespie, 2001). Gagal
tumbuh yang terjadi akibat kurang gizi pada masa-masa emas ini akan berakibat
buruk pada kehidupan berikutnya dan sulit diperbaiki.
Masalah stunting menunjukkan ketidak cukupan gizi dalam jangka waktu
panjang, yaitu kurang energi dan protein, juga beberapa zat gizi mikro.
DAFTAR PUSTAKA