Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“ PENCEGAHAN STUNTING “

DISUSUN OLEH

EKA ERNA WIDYA NINGRUM (203210010)

PROGRAM S1 KEPERAWATAN SEMESTER 2

STIKES ICME JOMBANG

2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN

“PENCEGAHAN STUNTING “

Pokok Bahasan : Stunting

Sub Pokok Bahasan : Pencegahan Stunting

Sasaran : Orangtua anak

Waktu : 50 menit

Tempat : Puskesmas Candimulyo Jombang

Tanggal : 16 Maret 2021

Penyuluh : Mahasiswa S1 Keperawatan STIKES ICME Jombang ( Eka Erna W.N)

1. TUJUAN
a. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan orangtua anak dapat mengetahui


dan memahami bagaimana mencegah stunting.

b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan pasien dan keluarga pasien
dapat mengetahui tentang :
1) Mengetahui definisi stunting
2) Mengetahui penyebab stunting
3) Mengetahui dampak stunting
4) Mengetahui cara mencegah stunting
5) Mengetahui zat gizi mikro yang berperan untuk menhindari stunting
2. MATERI (TERLAMPIR)
1) Definisi stunting
2) Penyebab stunting
3) Dampak stunting
4) Cara mencegah stunting
5) Zat gizi mikro yang berperan untuk menhindari stunting
3. METODE
1) Ceramah
2) Diskusi
3) Tanya jawab
4. MEDIA DAN ALAT BANTU
1) Power Point (PPT)
2) LCD
3) Laptop
5. KEGIATAN PENYULUHAN

Tahap Kegiatan Perawat Kegiatan Klien Media


Kegiatan

Pembyukaan 1. Salam pembuka 1. Menjawab salam 1. Ceramah


( 10 menit ) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan 2. Tanya
3. Menjelaskan maksud keterangan penyaji jawab
dan tujuan 3. Menyampaikan
penyuluhan pengetahuan tentang
4. Menggali materi yang akan
pengetahuan peserta disampaikan
tentang materi yang
akan disampaikan
Penyajiuan 1. Definisi stunting 1. Memperhatikan 1. Ceramah
dan diskusi 2. Penyebab stunting 2. Mendengarkan 2. Tanya
(30 menit ) 3. Dampak stunting keterangan penyaji jawab
4. Cara mencegah 3. Power point
stunting
5. Zat gizi mikro yang
berperan untuk
menghindari stunting
Penutup 1. Mengevaluasi atau 1. Peserta menjawab 1. Tanya
(10 menit) menanyakan kembali pertanyaan, jawab
materi yang telah memperhatikan
disampaikan pada 2. Menjawab salam
peserta
2. Menyimpulkan
kembali materi yang
telah disampaikan
3. Memberi salam
penutup

6. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Terstruktur
a) Adanya koordinasi antara pemateri, peserta penyuluhan dan panitia
penyelenggara selama acara penyuluhan berlangsung.
b) Persiapan acara penyuluhan dapat dilakukan dengan baik, misalnya dalam
penyiapan kursi, absensi leaflet
c) Sebelum penyuluhan telah dilakukan perjanjian penyuluhan dengan pihak
mahasiswa keperawatan Stikes ICME Jombang
2. Evaluasi Proses
a) Peserta aktif mendengarkan dan menyimak acara penyuluhan
b) Peserta aktif bertanya topikn yang dibahas pada sesi tanya jawab
c) Peserta mampu merespon pertanyaan yang diberikan pemateri
3. Evaluasi Hasil
Peserta mampu menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan dengan
benar melalui pertanyaan lisan maupun pengertian stunting, cara
mencegahnya, dan zat gizi yang berperan menghindari stunting.
7. MATERI PENYULUHAN

TINJAUAN PUSTAKA STUNTING


A. Definisi Stunting
Stunting merupakan istilah untuk penyebutan anak yang tumbuh tidak sesuai
denganukuran yang semestinya (bayi pendek). Stunting(tubuh pendek) adalah
keadaan tubuh yangsangat pendek hingga melampaui defisit 2 SD dibawah median
panjang atau tinggi badanpopulasi yang menjadi referensi internasional. Stunting
adalah keadaan dimana tinggi badanberdasarkan umur rendah, atau keadaan dimana
tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan anak- anak lain seusianya (MCN,
2009).
Stunted adalah tinggi badan yang kurangmenurut umur (<-2SD), ditandai dengan
terlambatnya pertumbuhan anak yangmengakibatkan kegagalan dalam mencapai
tinggi badan yang normal dan sehat sesuai usiaanak. Stunted merupakan kekurangan
gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan dimasa laludan digunakan sebagai indikator
jangka panjang untuk gizi kurang pada anak.
Stunting dapat didiagnosis melalui indeks antropometrik tinggi badan menurut
umuryang mencerminkan pertumbuhan linier yang dicapai pada pra dan pasca
persalinan denganindikasi kekurangan gizi jangka panjang, akibat dari gizi yang tidak
memadai dan ataukesehatan.
Stunting merupakan pertumbuhan linier yang gagal untuk mencapai
potensigenetic sebagai akibat dari pola makan yang buruk dan penyakit (ACC/SCN,
2000).
Stunting didefinisikan sebagai indikator status gizi TB/U sama dengan atau
kurang dariminus dua standar deviasi (-2 SD) dibawah rata-rata standar atau keadaan
dimana tubuh anaklebih pendek dibandingkan dengan anak- anak lain seusianya
(MCN, 2009) (WHO, 2006). Iniadalah indikator kesehatan anak yang kekurangan
gizi kronis yang memberikan gambaran gizipada masa lalu dan yang dipengaruhi
lingkungan dan keadaan sosial ekonomi.
B. Penyebab Stunting
Menurut beberapa penelitian, kejadian stunted pada anak merupakan suatu
proseskumulatif yang terjadi sejak kehamilan, masa kanak-kanak dan sepanjang
siklus kehidupan.Pada masa ini merupakan proses terjadinya stunted pada anak dan
peluang peningkatanstunted terjadi dalam 2 tahun pertama kehidupan.Faktor gizi ibu
sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab tidak langsungyang
memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin. Ibu
hamildengan gizi kurang akan menyebabkan janin mengalami intrauterine growth
retardation(IUGR), sehingga bayi akan lahir dengan kurang gizi, dan mengalami
gangguan pertumbuhandan perkembangan. Anak-anak yang mengalami hambatan
dalam pertumbuhan disebabkan kurangnyaasupan makanan yang memadai dan
penyakit infeksi yang berulang, dan meningkatnyakebutuhan metabolic serta
mengurangi nafsu makan, sehingga meningkatnya kekurangan gizipada anak.
Keadaan ini semakin mempersulit untuk mengatasi gangguan pertumbuhan
yangakhirnya berpeluang terjadinya stunted (Allen and Gillespie, 2001).Gizi buruk
kronis (stunting ) tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja seperti yangtelah
dijelaskan diatas, tetapi disebabkan oleh banyak faktor, dimana faktor-faktor
tersebutsaling berhubungan satu sama lainnnya. Terdapat tiga faktor utama penyebab
stunting yaitusebagai berikut :
a. Asupan makanan tidak seimbang (berkaitan dengan kandungan zat gizi
dalammakanan yaitu karbohidrat, protein,lemak, mineral, vitamin, dan air).
b. Riwayat berat badan lahir rendah (BBLR),
c. Riwayat penyakit.
Lancet “Maternal and Child Nutrition”Series tahun 2004 memuat satu konsep
modelfaktor-faktor yang menyebabkan kekurangan gizi, kecacatan atau disability dan
kematian :
 Dalam diagram tersebut terlihat bahwa kekurangan gizi kronis atau pendek
lebihdipengaruhi oleh faktor gangguan pertumbuhan pada masa janin, kekurangan
asupanzat gizi mikro dan kekurangan asupan energy dan protein.
 Sementara itu gizi kurang akut yang sering disebut gizi kurang atau kurus lebih
banyakdipengaruhi oleh faktor tidak cukupnya asupan gizi terutama kalori dan
protein daninfeksi penyakit.
 Tidak optimalnya pemberian Air Susu Ibu merupakan salah satu
penyebabnyatingginya infeksi pada bayi yang mengakibatkan kekurangan gizi
akut dan kematian.
 Kekurangan gizi mikro disamping menyebabkan kekurangan gizi kronis
jugamenyebabkan disability, yang meningkatkan risiko kematian
 Faktor-faktor kemiskinan, sosial budaya dan politik, meningkatnya infeksi
penyakit,ketahanan pangan dan tidak optimalnya cakupan dan kualitas pelayanan
merupakanmerupakan faktor yang secara bersama-sama maupun secara sendiri-
sendiriberpengaruh pada keadaan gizi ibu hamil, kekurangan gizi mikro, asupan
energy yangrendah dan tidak optimalnya pemberian Air Susu Ibu.

C. Dampak Stunting
Stunting dapat mengakibatkan penurunan intelegensia (IQ), sehingga prestasi
belajarmenjadi rendah dan tidak dapat melanjutkan sekolah. Bila mencari pekerjaan,
peluang gagaltes wawancara pekerjaan menjadi besar dan tidak mendapat pekerjaan
yang baik, yangberakibat penghasilan rendah (economic productivity hypothesis) dan
tidak dapat mencukupikebutuhan pangan. Karena itu anak yang menderita stunting
berdampak tidak hanya pada fisikyang lebih pendek saja, tetapi juga pada kecerdasan,
produktivitas dan prestasinya kelaksetelah dewasa, sehingga akan menjadi beban
negara. Selain itu dari aspek estetika,seseorang yang tumbuh proporsional akan
kelihatan lebih menarik dari yang tubuhnya pendek.
Stunting yang terjadi pada masa anak merupakan faktor risiko meningkatnya
angkakematian, kemampuan kognitif, dan perkembangan motorik yang rendah serta
fungsi-fungsitubuh yang tidak seimbang (Allen & Gillespie, 2001). Gagal tumbuh
yang terjadi akibat kuranggizi pada masa-masa emas ini akan berakibat buruk pada
kehidupan berikutnya dan sulitdiperbaiki.Masalah stunting menunjukkan
ketidakcukupan gizi dalam jangka waktu panjang, yaitukurang energi dan protein,
juga beberapa zat gizi mikro.
D. Cara Mencegah Stunting
1. Mencegah Stunting pada Balita
Berbagai upaya telah kita lakukan dalam mencegah dan menangani
masalah gizi dimasyarakat. Memang ada hasilnya, tetapi kita masih harus bekerja
keras untuk menurunkan prevalensi balita pendek sebesar 2,9% agar target MD’s
tahun 2014 tercapai yang berdampak pada turunnya prevalensi gizi kurang pada
balita kita.Dalam keadaan normal, tinggi badan tumbuh bersamaan dengan
bertambahnya umur,namun pertambahan tinggi badan relatif kurang sensitif
terhadap kurang gizi dalam waktusingkat. Jika terjadi gangguan pertumbuhan
tinggi badan pada balita, maka untuk mengejarpertumbuhan tinggi badan
optimalnya masih bisa diupayakan, sedangkan anak usia sekolahsampai remaja
relatif kecil kemungkinannya. Maka peluang besar untuk mencegah
stuntingdilakukan sedini mungkin. dengan mencegah faktor resiko gizi kurang
baik pada remaja putri,wanita usia subur (WUS), ibu hamil maupun pada balita.
Selain itu, menangani balita yangdengan tinggi dan berat badan rendah yang
beresiko terjadi stunting, serta terhadap balitayang telah stunting agar tidak
semakin berat.

Kejadian balita stunting dapat diputus mata rantainya sejak janin dalam
kandungandengan cara melakukan pemenuhan kebutuhan zat gizi bagi ibu hamil,
artinya setiap ibu hamilharus mendapatkan makanan yang cukup gizi,
mendapatkan suplementasi zat gizi (tablet Fe),dan terpantau kesehatannya. Selain
itu setiap bayi baru lahir hanya mendapat ASI saja sampaiumur 6 bulan
(eksklusif) dan setelah umur 6 bulan diberi makanan pendamping ASI
(MPASI)yang cukup jumlah dan kualitasnya. Ibu nifas selain mendapat makanan
cukup gizi, juga diberisuplementasi zat gizi berupa kapsul vitamin A. Kejadian

stunting pada balita yang bersifatkronis seharusnya dapat dipantau dan


dicegah apabila pemantauan pertumbuhan balitadilaksanakan secara rutin dan
benar. Memantau pertumbuhan balita di posyandu merupakanupaya yang sangat
strategis untuk mendeteksi dini terjadinya gangguan pertumbuhan,sehingga dapat
dilakukan pencegahan terjadinya balita stunting.Bersama dengan sektor lain
meningkatkan kualitas sanitasi lingkungan danpenyediaan sarana prasarana dan
akses keluarga terhadap sumber air terlindung, sertapemukiman yang layak. Juga
meningkatkan akses keluarga terhadap daya beli pangan danbiaya berobat bila
sakit melalui penyediaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan.Peningkatan
pendidikan ayah dan ibu yang berdampak pada pengetahuan dankemampuan
dalam penerapan kesehatan dan gizi keluarganya, sehingga anak berada
dalamkeadaan status gizi yang baik. Mempermudah akses keluarga terhadap
informasi danpenyediaan informasi tentang kesehatan dan gizi anak yang mudah
dimengerti dandilaksanakan oleh setiap keluarga juga merupakan cara yang
efektif dalam mencegahterjadinya balita stunting.
2. Penanggulangan dan pencegahan Stunting pada Bayi.
a) Penanggulangan stunting pada pertumbuhan bayiPenanggulangan stunting
yang paling efektif dilakukan pada seribu hari pertamakehidupan, yaitu:
 Pada ibu hamil
Memperbaiki gizi dan kesehatan Ibu hamil merupakan cara terbaik
dalam mengatasi stunting.Ibu hamil perlu mendapat makanan yang
baik, sehingga apabila ibu hamil dalam keadaan sangat kurus atau
telah mengalami KurangEnergiKronis (KEK), maka perludiberikan
makanan tambahan kepada ibu hamil tersebut. Setiap ibu hamil perlu
mendapattablet tambah darah, minimal 90 tablet selama kehamilan.
Kesehatan ibu harus tetap dijagaagar ibu tidak mengalami sakit.·
 Pada saat bayi lahir
Persalinan ditolong oleh bidan atau dokter terlatih dan begitu bayi
lahir melakukan InisiasiMenyusu Dini (IMD). Bayi sampai dengan
usia 6 bulan diberi Air Susu Ibu (ASI) saja (ASIEksklusif).
·

 Bayi berusia 6 bulan sampai dengan 2 tahun


Mulai usia 6 bulan, selain ASI bayi diberi Makanan Pendamping
ASI (MP-ASI). Pemberian ASIterus dilakukan sampai bayi berumur 2
tahun atau lebih. Bayi dan anak memperoleh kapsulvitamin A, taburia,
imunisasi dasar lengkap.·
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) harus diupayakan oleh
setiap rumah tangga.
b) Pencegahan stunting pada pertumbuhan bayi
 Kebutuhan gizi masa hamil
Pada Seorang wanita dewasa yang sedang hamil, kebutuhan
gizinya dipergunakan untukkegiatan rutin dalam proses metabolisme
tubuh, aktivitas fisik, serta menjaga keseimbangansegala proses dalam
tubuh. Di samping proses yang rutin juga diperlukan energi dan
gizitambahan untuk pembentukan jaringan baru, yaitu janin, plasenta,
uterus serta kelenjarmamae. Ibu hamil dianjurkan makan secukupnya
saja, bervariasi sehingga kebutuhan akananeka macam zat gizi bisa
terpenuhi. Makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan
adalahmakanan yang mengandung zat pertumbuhan atau pembangun
yaitu protein, selama itu jugaperlu tambahan vitamin dan mineral
untuk membantu proses pertumbuhan itu.

 Kebutuhan Gizi Ibu saat Menyusui


Jumlah makanan untuk ibu yang sedang menyusui lebih besar
dibanding dengan ibu hamil,akan tetapi kualitasnya tetap sama. Pada
ibu menyusui diharapkan mengkonsumsi makanan bergizi dan
berenergi tinggi, seperti diisarankan untuk minum susu sapi, yang
bermanfaatuntuk mencegah kerusakan gigi serta tulang. Susu untuk
memenuhi kebutuhan kalsium danflour dalam ASI. Jika kekurangan
unsur ini maka terjadi pembongkaran dari jaringan (deposit)dalam
tubuh tadi, akibatnya ibu akan mengalami kerusakan gigi. Kadar air
dalam ASI sekitr 88gr %. Maka ibu yang sedang menyusui dianjurkan
untuk minum sebanyak 22,5 liter (8-10gelas) air sehari, di samping
bisa juga ditambah dengan minum air buah
 Kebutuhan Gizi Bayi 0- 12 bulan
Pada usia 0- 6 bulan sebaiknya bayi cukup diberi Air Susu Ibu
(ASI). ASI adalah makananterbaik bagi bayi mulai dari lahir sampai
kurang lebih umur 6 bulan. Menyusui sebaiknyadilakukan sesegara
mungkin setelah melahirkan. Pada usia ini sebaiknya bayi disusui
selamaminimal 20 menit pada masing-masing payudara hingga
payudara benar-benar kosong. Apabila hal ini dilakukan tanpa
membatasi waktu dan frekuensi menyusui,maka payudara
akanmemproduksi ASI sebanyak 800 ml bahkan hingga 1,5- 2 liter
perhari.
 Kebutuhan Gizi Anak 1-2 tahun
Ketika memasuki usia 1 tahun, laju pertumbuhan mulai melambat
tetapi perkembanganmotorik meningkat, anak mulai mengeksplorasi
lingkungan sekitar dengan cara berjalankesana kemari, lompat, lari dan
sebagainya. Namun pada usia ini anak juga mulai seringmengalami
gangguan kesehatan dan rentan terhadap penyakit infeks seperti ISPA
dan diaresehingga anak butuh zat gizi tinggi dan gizi seimbang agar
tumbuh kembangnya optimal. Padausia ini ASI tetap diberikan. Pada
masa ini berikan juga makanan keluarga secara bertahapsesuai
kemampuan anak. Variasi makanan harus diperhatikan. Makanan yang
diberikan tidakmenggunakan penyedap, bumbu yang tajam, zat
pengawet dan pewarna. dari asi karena saatini hanya asi yang terbaik
untuk buah hati anda tanpa efek samping

E. Zat Gizi Mikro yang Berperan untuk Menghindari Stunting (Pendek)

1. Kalsium
Kalsium berfungsi dalam pembentukan tulang serta gigi, pembekuan darah dan
kontraksi otot.Bahan makanan sumber kalsium antara lain : ikan teri kering, belut,
susu, keju, kacang-kacangan.
2. Yodium
Yodium sangat berguna bagi hormon tiroid dimana hormon tiroid mengatur
metabolisme,pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Yodium juga penting untuk
mencegah gondok dankekerdilan. Bahan makanan sumber yodium : ikan laut, udang,
dan kerang.
3. Zink
Zink berfungsi dalam metabolisme tulang, penyembuhan luka, fungsi kekebalan
danpengembangan fungsi reproduksi laki-laki. Bahan makanan sumber zink : hati,
kerang, telurdan kacang-kacangan.
4. Zat Besi
Zat besi berfungsi dalam sistem kekebalan tubuh, pertumbuhan otak, dan
metabolisme energi.Sumber zat besi antara lain: hati, telur, ikan, kacang-kacangan,
sayuran hijau dan buah-buahan.
5. Asam Folat
Asam folat terutama berfungsi pada periode pembelahan dan pertumbuhan sel,
memproduksisel darah merah dan mencegah anemia. Sumber asam folat antara lain :
bayam, lobak,kacang-kacangan, serealia dan sayur-sayuran

Anda mungkin juga menyukai