“ PENCEGAHAN STUNTING “
DISUSUN OLEH
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
“PENCEGAHAN STUNTING “
Waktu : 50 menit
1. TUJUAN
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan pasien dan keluarga pasien
dapat mengetahui tentang :
1) Mengetahui definisi stunting
2) Mengetahui penyebab stunting
3) Mengetahui dampak stunting
4) Mengetahui cara mencegah stunting
5) Mengetahui zat gizi mikro yang berperan untuk menhindari stunting
2. MATERI (TERLAMPIR)
1) Definisi stunting
2) Penyebab stunting
3) Dampak stunting
4) Cara mencegah stunting
5) Zat gizi mikro yang berperan untuk menhindari stunting
3. METODE
1) Ceramah
2) Diskusi
3) Tanya jawab
4. MEDIA DAN ALAT BANTU
1) Power Point (PPT)
2) LCD
3) Laptop
5. KEGIATAN PENYULUHAN
6. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Terstruktur
a) Adanya koordinasi antara pemateri, peserta penyuluhan dan panitia
penyelenggara selama acara penyuluhan berlangsung.
b) Persiapan acara penyuluhan dapat dilakukan dengan baik, misalnya dalam
penyiapan kursi, absensi leaflet
c) Sebelum penyuluhan telah dilakukan perjanjian penyuluhan dengan pihak
mahasiswa keperawatan Stikes ICME Jombang
2. Evaluasi Proses
a) Peserta aktif mendengarkan dan menyimak acara penyuluhan
b) Peserta aktif bertanya topikn yang dibahas pada sesi tanya jawab
c) Peserta mampu merespon pertanyaan yang diberikan pemateri
3. Evaluasi Hasil
Peserta mampu menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan dengan
benar melalui pertanyaan lisan maupun pengertian stunting, cara
mencegahnya, dan zat gizi yang berperan menghindari stunting.
7. MATERI PENYULUHAN
C. Dampak Stunting
Stunting dapat mengakibatkan penurunan intelegensia (IQ), sehingga prestasi
belajarmenjadi rendah dan tidak dapat melanjutkan sekolah. Bila mencari pekerjaan,
peluang gagaltes wawancara pekerjaan menjadi besar dan tidak mendapat pekerjaan
yang baik, yangberakibat penghasilan rendah (economic productivity hypothesis) dan
tidak dapat mencukupikebutuhan pangan. Karena itu anak yang menderita stunting
berdampak tidak hanya pada fisikyang lebih pendek saja, tetapi juga pada kecerdasan,
produktivitas dan prestasinya kelaksetelah dewasa, sehingga akan menjadi beban
negara. Selain itu dari aspek estetika,seseorang yang tumbuh proporsional akan
kelihatan lebih menarik dari yang tubuhnya pendek.
Stunting yang terjadi pada masa anak merupakan faktor risiko meningkatnya
angkakematian, kemampuan kognitif, dan perkembangan motorik yang rendah serta
fungsi-fungsitubuh yang tidak seimbang (Allen & Gillespie, 2001). Gagal tumbuh
yang terjadi akibat kuranggizi pada masa-masa emas ini akan berakibat buruk pada
kehidupan berikutnya dan sulitdiperbaiki.Masalah stunting menunjukkan
ketidakcukupan gizi dalam jangka waktu panjang, yaitukurang energi dan protein,
juga beberapa zat gizi mikro.
D. Cara Mencegah Stunting
1. Mencegah Stunting pada Balita
Berbagai upaya telah kita lakukan dalam mencegah dan menangani
masalah gizi dimasyarakat. Memang ada hasilnya, tetapi kita masih harus bekerja
keras untuk menurunkan prevalensi balita pendek sebesar 2,9% agar target MD’s
tahun 2014 tercapai yang berdampak pada turunnya prevalensi gizi kurang pada
balita kita.Dalam keadaan normal, tinggi badan tumbuh bersamaan dengan
bertambahnya umur,namun pertambahan tinggi badan relatif kurang sensitif
terhadap kurang gizi dalam waktusingkat. Jika terjadi gangguan pertumbuhan
tinggi badan pada balita, maka untuk mengejarpertumbuhan tinggi badan
optimalnya masih bisa diupayakan, sedangkan anak usia sekolahsampai remaja
relatif kecil kemungkinannya. Maka peluang besar untuk mencegah
stuntingdilakukan sedini mungkin. dengan mencegah faktor resiko gizi kurang
baik pada remaja putri,wanita usia subur (WUS), ibu hamil maupun pada balita.
Selain itu, menangani balita yangdengan tinggi dan berat badan rendah yang
beresiko terjadi stunting, serta terhadap balitayang telah stunting agar tidak
semakin berat.
Kejadian balita stunting dapat diputus mata rantainya sejak janin dalam
kandungandengan cara melakukan pemenuhan kebutuhan zat gizi bagi ibu hamil,
artinya setiap ibu hamilharus mendapatkan makanan yang cukup gizi,
mendapatkan suplementasi zat gizi (tablet Fe),dan terpantau kesehatannya. Selain
itu setiap bayi baru lahir hanya mendapat ASI saja sampaiumur 6 bulan
(eksklusif) dan setelah umur 6 bulan diberi makanan pendamping ASI
(MPASI)yang cukup jumlah dan kualitasnya. Ibu nifas selain mendapat makanan
cukup gizi, juga diberisuplementasi zat gizi berupa kapsul vitamin A. Kejadian
1. Kalsium
Kalsium berfungsi dalam pembentukan tulang serta gigi, pembekuan darah dan
kontraksi otot.Bahan makanan sumber kalsium antara lain : ikan teri kering, belut,
susu, keju, kacang-kacangan.
2. Yodium
Yodium sangat berguna bagi hormon tiroid dimana hormon tiroid mengatur
metabolisme,pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Yodium juga penting untuk
mencegah gondok dankekerdilan. Bahan makanan sumber yodium : ikan laut, udang,
dan kerang.
3. Zink
Zink berfungsi dalam metabolisme tulang, penyembuhan luka, fungsi kekebalan
danpengembangan fungsi reproduksi laki-laki. Bahan makanan sumber zink : hati,
kerang, telurdan kacang-kacangan.
4. Zat Besi
Zat besi berfungsi dalam sistem kekebalan tubuh, pertumbuhan otak, dan
metabolisme energi.Sumber zat besi antara lain: hati, telur, ikan, kacang-kacangan,
sayuran hijau dan buah-buahan.
5. Asam Folat
Asam folat terutama berfungsi pada periode pembelahan dan pertumbuhan sel,
memproduksisel darah merah dan mencegah anemia. Sumber asam folat antara lain :
bayam, lobak,kacang-kacangan, serealia dan sayur-sayuran