Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH PENGKAJIAN DAN PROMOSI KESEHATAN WANITA

( KEGEL EXERCISE)

Dosen Pembimbing: Anita Rahmawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Oleh :

Anita Rahmabangun (203210006)

Rina Retnoningrum (203210025)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala
limpahan Rahmat kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
”PENGKAJIAN DAN PROMOSI KESEHATAN WANITA ( KEGEL EXERCISE )” Dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Pembuatan makalah ini juga bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas 1. Kami menyadari bahwa tanpa
bimbingan dan dorongan dari semua pihak, maka penulisan makalah ini tidak akan berjalan
sesuai yang diharap. Oleh karena itu pada kesempatan ini, izinkanlah kami menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:

1. Direktur STIKES ICME Jombang Drs.M,Zainul.Arifin,M.Kes


2. Dosen pembimbing akademik STIKES ICME JOMBANG
3. Anita Rahmawati.,S.Kep.Ns.,M.Kep. Selaku Dosen Keperawatan Maternitas 1

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh sekali dari sempurna, untuk itu kami
mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan dimasa yang
akan datang. Akhir kata semoga makalah ini dapat berguna bagi kami khususnya dan bagi
para pembaca yang berminat pada umumnya.

Jombang, 12 Oktober 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
1.4 Manfaat.............................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................3
2.1 Promosi Kesehatan...........................................................................................................3
2.1.1 Definisi Promosi Kesehatan.......................................................................................3
2.1.2 Pengkajian..................................................................................................................4
2.1.3 Perawatan Kesehatan Reproduksi..............................................................................7
2.1.4 Kondisi yang Mempengaruhi Rendahnya Status Kesehatan Wanita.........................8
2.1.5 Faktor – Faktor yang Mmepengaruhi Kesehatan Wanita Secara Umum................10
2.1.6 Kesehatan Remaja dan Kesehatan Reproduksi........................................................10
2.1.7 Pembekalan Pengetahuan Remaja Terkait Kesehatan Reproduksi Wanita.............11
2.2 Kegel Exercise................................................................................................................12
2.2.1 Pengertian Kegel Exercise ( Latihan Senam Kegel )...............................................12
2.2.2 Manfaat Senam Kegel..............................................................................................13
2.2.3 Persyaratan Senam Kegel........................................................................................14
2.2.4 Program Senam Kegel.............................................................................................14
2.2.5 Pencegahan Senam Kegel........................................................................................15
2.2.6 Kontra Indikasi........................................................................................................15
2.2.7 Indikasi.....................................................................................................................16
2.2.8 Tahap Pelatihan Senam Kegel.................................................................................16
2.2.9 Tahap Kerja..............................................................................................................17
BAB III.....................................................................................................................................18
PENUTUP................................................................................................................................18
iii
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................18
3.2 Saran...............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................19

iv
v
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Promosi kesehatan pada prinsipnya merupakan upaya dalam meningkatkan
kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama
masyarakat, agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta kegiatan yang sumber
daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung
kebijakan kebijakan public yang berwawasan kesehata
Kegel exercise dikembangkan oleh Dr. Arnold Kegel pada tahun 1940 untuk
mengatasi masalah pada kekuatan otot dasar panggul (Rahajeng, 2010 : 121),
dengan kata lain kegel exercise merupakan suatu bentuk terapi latihan yang
ditujukan untuk meningkatkan kekuatan otot - otot dasar panggul, dimana latihan
ini akan berdampak pada otot dasar panggul. Hasil yang maksimal dari latihan
kegel akan diperoleh jika frekuensi latihan berkisar antara 3-5 kali perminggu,
selain itu latihan kegel juga bisa memberikan manfaat jika dilakukan 1 kali dalam
seminggu (Ichsani, 2010 dalam Lestari, 2011 : 3 ) Keistimewaan dari latihan ini
yaitu sangat mudah untuk melakukannya, karena dapat dilakukan dengan berbagai
posisi, saat berjalan, bekerja, ataupun istirahat (Rahajeng, 2010 : 121).

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa definisi promosi kesehatan ?
b. Bagaimana pengkajian pengenai promosi kesehatan ?
c. Apa perawatan kesehatan reproduksi ?
d. Bagaimana kondisi yang mempengaruhi rendahnya status kesehatan ?
e. Apa faktor – faktor yang mempengaruhi kesehatan wanita ?
f. Bagaimana kesehatan remaja dan kesehatan reproduksi ?
g. Apa pembekalan pengetahuan remaja terkait kesehatan reproduksi ?
h. Apa pengertian kegel exercise ?
i. Apa manfaat kegel exercise ?
j. Apa persyaratan senam kegel ?
k. Bagaimana program senam kegel ?
l. Apa saja pencegahan senam kegel ?
m. Bagaimana kontra indikasi dan indikasi senam kegel ?
1
n. Bagaimana tahap pelatihan dan tahap kerja senam kegel ?

1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan pengkajian dan promosi
kesehatan wanita ( Kegel Exercise)
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui definisi promosi kesehatan
2. Mengetahui pengkajian pengenai promosi kesehatan
3. Mengetahui perawatan kesehatan reproduksi
4. Mengetahui kondisi yang mempengaruhi rendahnya status kesehatan
5. Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kesehatan wanita
6. Mengetahui kesehatan remaja dan kesehatan reproduksi
7. Mengetahui pembekalan pengetahuan remaja terkait kesehatan reproduksi
Mengetahui pengertian kegel exercise
8. Mengetahui manfaat kegel exercise
9. Mengetahui persyaratan senam kegel
10. Mengetahui program senam kegel
11. Mengetahui saja pencegahan senam kegel
12. Mengetahui kontra indikasi dan indikasi senam kegel
13. Mengetahui tahap pelatihan dan tahap kerja senam kegel.

1.4 Manfaat
a. Mendapatkan pengetahuan tentang pengkajian dan promosi kesehatan pada
wanita
b. Mendapatkan pengetahuan mengenai Kegel Exercis

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Promosi Kesehatan

2.1.1 Definisi Promosi Kesehatan


Menurut Green ( cit, Natoatmodjo,2005), promosi kesehatan adalah segala
bentuk kombinasi pendidikan kesehatandan intervensi yang terkait dengan
ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perilaku
dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan. WHO merumuskan promosi
kesehatan sebagai proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Selain itu, untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik,
mental, dan sosial masyarakat harus mampu mengenal, mewujudkan
aspirasinya, kebituhannya, serta mampu mengubah atau mengatasi
lingkungannya. Dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan adalah program-
program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan),
baik didalam masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dan
lingkungannya.
Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan aspek pelayanan kesehatan,
secara garis besar terdapat 2 jenis pelayanan kesehatan, yaitu :
 Pelayan preventif dan promotif,
Adalah pelayan bagi kelompok masyarakat yang sehat , agar
kelompok ini tetap sehat dan bahkan meningkatkan status
kesehatannya.
 Pelayan kuratif dan rehabilitative
Adalah pelayanan kelompok masyarakat yang sakit, agar
kelompok ini sembuh dari sakitnya dan menjadi pulih kesehatannya.
Berdasarka jenis aspek pelayan kesehatan ini, promosi kesehatan mencakup 4
pelayanan, yaitu:
1. Promosi kesehatan pada tingkat promotif
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat pelayanan promotif adalah
kelompok orang yang sehat, dengan tujuan agar mereka mampu
meningkatkan kesehatannya. Apabila kelompok ini tidak memperoleh

3
promosi kesehatan bagaimana memelihara kesehatan, maka kelompok ini
akan menurun jumlahnya, dan kelompok orang yang sakitnya meningkat.
2. Promosi kesehatan pada tingkat preventif
Disamping kelompok orang yang sehat, sasaran promosi kesehatan
pada tingkat ini adalah kelompok yang beresiko tinggi. Tujuan utama
promosi kesehatan pada tingkat ini adalah untuk mencegah kelompok-
kelompok tersebut agar tidak jatuh atau menjadi terkena sakit (primary
prevention).
3. Promosi kesehatan pada tingkat kuratif
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat ini adalah para penderita
penyakit (pasien). Tujuannya agar mencegah penyakit agar tidak menjadi
lebih parah (secondary prevention).
4. Promosi kesehatan pada tingkat rehabilitatif
Para penderita penyakit yang baru sembuh (recovery) dari suatu
penyakit. Tujuannya agar segera pulih kembali kesehatannya atau
mengurangi kecacatan seminimal mungkin (tertiary prevention)

2.1.2 Pengkajian
Alat kelamin atau sistem reproduksi merupakan bagian yang penting dikaji
pada wanita. Berbagai masalah yang berkaitan dengan sistem reproduksi
wanita dapat terjadi misalnya masalah yang berkaitan dengan konstrasepsi,
infertilitas, kehamilan, gangguan menstruasi maupun menopause. Sistem
reproduksi wanita terdiri dari dua bagian utama yaitu alat kelamin luar dan alat
kelamin dalam yang berkembang dan berfungsi sesuai dengan pengaruh
hormonhormon yang juga mempengaruhi fertilitas, kehamilan, dan
kemampuannya mencapai kepuasan seksual.
Alat kelamin luar terdiri dari mons pubis, klitoris, labia mayora, labia
minora dan beberapa struktur yang barkaitan (kelenjar Bartholini, skene’s dan
meatus uretra). Alat kelamin dalam terdiri dari vagina, uterus, ovarium dan
tuba fallopian. Pada tahun-tahun sebelum menstruasi dan pada saat hamil.
Uterus wanita mengalami perubahan ukuran. Menstruasi pertama kali pada
wanita terjadi pada saat seseorang wanita memasuki usia remaja dan
menstruasi ini akan berakhir (menopause) pada saat wanita berusia sekitar 40
sampai dengan 55 tahun

4
1. Riwayat Kesehatan
Kecukupan dan keakuratan data merupakan kunci keberhasilan dalam
wawancara kesehatan. Pembicara tentang alat kelamin wanita merupakan
hal yang bersifat pribadi. Masyrakat sering menganggap tabu hal-hal yang
berkaitan dengan alat kelamin. Agar wawancara berjalan lancar, jaga
privasi pasien, gunakan pertanyaan/bahasa yang mudah dipahami pasien
dan selesaikan semua wawancara sebelum passion di atur dalam posisi
litotomi. Data riwayat kesehatan yang dikumpul meliputi pola sehat-sakit
(riwayat kesehatan sekarang, dahulu, keluarga, dan pertimbangan
perkembangan), pola memelihara kesehatan, serta pola peranan-
kekerabatan (Morton, 1991).
Data pola kesehatan yang dikumpulkan pertama kali adalah riwayat
kesehatan sekarang. Ajukan pertanyaan tentang keluhan pasien
(menggunakan pola PQRST). Kapan pasien mengalami menstruasi,
periode menstruasi, apakah pasien menggunakan kontrasepsi, apakah
pasien merokok atau menggunakan alcohol, apakah partnernya menderita
enfeksi alat kelamin, dan bagaimana keaktifan hubungan seksnya.
Dari riwayat kesehatan dahulu apakah pernah mengalami gangguan
pada kelaminnya, pendarahan, penyait kelamin, pembedahan dan
kehamilan. Kemudian ajukan pertanyaan adakah anggota keluarga yang
menderita gangguan sistem reproduksi, pembedahan pada sistem
reproduksi, atau yang menderita gangguan siskemik seperti diabetes
mellitus, obesitas atau penyait jantung. Pertanyaan-pertanyaan tentang
juga di ajukan yang berkaitan dengan pertimbangan perkembangan,
terutama bila pengkajian dilakukan pada anak-anak, remaja, dewasa atau
usia lanjut dimana masing-masing tahap ini mempunyai perkembangan
cirri yang berbeda.
Pengkajian pada wanita hamil atau usia lanjut memerlukan ketrampilan
khusus yang lebih mendalam. Setelah data pola kesehatan terkumpul maka
perawat melanjutkan pengumpulan data tentang pola mempertahankan
kesehatan. Ajukan pertanyaan tentang kebiasaan makan, apakah sering
buang air kecil yang mengganggu tidurnya da bagaimana keteraturan
pasien dalam melakukan check-up kesehatan. Ada dua macam pengkajian

5
pada alat kelamin wanita, yaitu pengkajian alat kelamin pada bagian luar
dan pengakajian bagian dalam
2. Pengkajian Bagian Luar
a. Beri kesempatan pada pasien untuk mengosongkan kandungan kemih
sebelum pengkajian dimulai. Bila diperlukan urine untuk spesemen
lab.
b. Anjurkan pasien membuka celana, bantu mengatur posisi litotomi dan
selimut bagian yang tidak diamati.
c. Mulai dengan mengamati rambut pubis, perhatikan distribusi dan
jumlahnya dibandingkan sesuai usia perkembangan pasien.
d. Amati kulit dan area pubis, perhatikan adanya lesi, eritema, fisura,
leukoplakia, dan eksoriasi
e. Buka labia mayora dan amati bagian dalam labia mayora, labia minora,
klitoris, dan meatus uretra. Perhatikan setiap ada pembengkakan,
ulkus, keluaran, pembengkakan atau nodula.
3. Pengkajian Tingkat Mahir atau Pengkajian Dalam
Keterlibatan perawat dalam melakukan pengkajian tingkat mahir,
tergantung pada kebijaksanaan atau peraturan dimana perawat bekerja.
Akan tetapi secara klinis perawat harus mengetahui teknis pengkajian ini.
a. Atur posisi pasien
b. Lumasi jari penunjuk anda dengan air steril dan masukan kedalam
vagina dan identifiksi serviks mengeni kelunakannya, serta
permukaannya. Tindakan ini berguna untuk mempergunakan dan
memilih speculum yang tepat, cabut jari bila udah selesai.
c. Siapkan speculum dengan ukuran dan bentuk yang sesuai dengan dan
lumasi denagn air hangat terutama bila akan diambil specimen
d. Letakkan dua jari pada pintu vagina dan tekankan ke bawah kearah
prianal
e. Yakinkan tidak ada rambut pubis pada pintu vagina dan dengan tangan
satunya masukan speculum dengan sudut 45 dan hati-hatilah sehingga
tidak menjepit rambut pubis atau labia.
f. Bila speculum sudah berada di vagina, keluarkan dua jari anda, dan
putar speculum kea rah posisi horizontal dan pertahankan pertekanan
tetap pada sisi bawah atau posterior.
6
g. Buka paruh speculum, lokasikan pada serviks dan kunci paruh
sehingga dapat membuka. 8) Bila serviks sudah terlihat, atur lampu
untuk memperjelas penglihatan dan amati serviks mengenai ukuran,
leserasi, erosi, nedula, masa, keluaran dan warnanya. Normalnya pada
nulivara bentuk serviks melikar atau oval, sedang pada para
membentuk celah
h. Bila diperlukan specimen stologi makaambilah dengan cara usapan
dengan menggunakan aplikator dari kapas.
i. Bila sudah selesai, kondorkan screw speculum, tutup speculum dan
tarik keluar secara perlahan-lahan.
j. Lakukan palpasi secara bimanual bila dilakukan dengan cara kenakan
sarung tangan steril, lumasi jari penunjuk dan jari tengah kemudian
masukan kelubang vagina dengan penekanan ke arah posterior dan
raba dinding vagina untuk mengetahi adanya nyeri tekan dan nodula.
k. Palpasi serviks dengan dua jari anda dan perhatikan posisi, ukuran,
konsisten, regulasitas, mobilitas, dan nyeri tekan. Normalnya serviks
dapat digerakan tanpa terasa nyeri.
l. Palpasi uterus dengan cara jari-jari tangan menghadap ke atas. Tangan
yang diluar tarus diperut dan tekankan ke bawah. Palpasi uterus
mengenai ukuran, bentuk, konsistensi, dan mobilitas.
m. Palpasi ovarium dengan cara geser dua jari yang ada dalam vagina
pada fornik lateral kanan. Tangan yang diperut tekankan kebawah
kearah kuadran kanan bawah. Palpasi ovarium kanan mengenai ukuran
mobilitas, bentuk, ukuran, konsistensi dan nyeri tekan. Ulangi untuk
ovaruim sebelahnya

2.1.3 Perawatan Kesehatan Reproduksi


Perawatan kesehatan reproduksi adalah suatu kumpulan metode, teknik,
dan pelayanan yang mendukung kesehatan reproduksi dan kesejahteraan
melalui pencegahan dan penanganan masalah-masalah kesehatan reproduksi
mencakup perawatan kesehatan seksual yang bertujuan meningkatkan kualitas
hidup dan hubungan antara-pribadi. Bukan hanya prihal konseling dan
perawatan yangberhubungan dengan proses reproduksi dan penyakit menular
secara seksual. Perawatan kesehatn reproduksi perlu dilaksanakan pada

7
jenjang perawatan kesehatan primer yang mencakup berbagai pelayanan yang
terkait satu sama lain yaitu sebagai berikut :
- Bimbingan dalam pelaksanaan keluarga berencana, termasuk didalamnya
ialah pemberian pendidikan, komunikasi, informasi, konseling, dan
pelayanan kontrasepsi.
- Pendidikan dan pelayanan perawatan prenatal.
- Penanganan proses kelahiran yang aman.
- Perawatan pascanatal khususnya pemberian ASI, perawatan kesehatan
bayi, anak, dan ibu.
- Pencegahan dan pengobatan yang menandai terhadap kemandulan
(inferlitilitas).
- Penangan masalah aborsi.
- Pengobatan infeksi saluran reproduksi.
- Penyakit yang di tularkan secara seksual termasuk penyakit HIV/AIDS
dan kangker alat reproduksi.
- Informasi pendidikan dan konseling tentang seksualitas sesuai umur,
termasuk pengetahuan reproduksi bagi remaja agar menjadi orang tua yang
bertanggung jawab.

2.1.4 Kondisi yang Mempengaruhi Rendahnya Status Kesehatan Wanita


1. Masyarakat atau budaya
-Wanita yang subur (fertil) akan meningkatkan status suami
-Keturunan yang banyak dapat meningkatkan sumber daya keluarga.
-Status wanita di pandang rendah.
-Wanita yang tidak subur ( infertile) akan dicerai.
2. Ekonomi
-Tidak dapat menyediakan sarana yang cepat kepelayanan keperawatan.
-Tidak mudah untuk memperoleh tranfusi darah atau obat-obatan untuk
pencegahan infeksi.
3. Persalinan
-Kerja berat selama usia reproduksi dan kehamilan.
-Keluhan sakit sering diabaikan sampai benar-benar merasa tidak sanggup
untuk bekerja, barumencapai pengobatan.
4. Pendidikan

8
-Remaja wanita kurang tertarik untuk kesekolah.
-Meninggalkan sekolah lebih awal untuk membantu keluarga.
-Sukar untuk mengejar ketertinggalan oleh karena status dan beban kerja
yang tinggi.
5. Mobilitas
-Tidak dapat bepergian tanpa izin dari suami dan keluarga.
-Kurang pengetahuan tentang cara memperoleh karcis atau cara bila
bepergian.
6. Keluarga dan pernikahan
-Pernikahan dini berhubungan dengan kehamilan remaja.
-Perawatan antenatal tergantung dari mertua.
-Hanya suami yang diizinkan untuk bepergian.
-Rendahnya status wanita berhubungan dengan pelayanan kesehatan
wanita.
7. Fertilitas
-Fertilitas tinggi meningkatkan status dan resiko kematian.
-Kehamilan terlalu sering, terlalu tua, jarak terlalu dekat, atau terlalu
muda.
-Keluarga berencana meingkan kehamilan yang tidak di inginkan dan
aborsi
8. Kesehatan
-Anak perempuan kurang mendapat pelayanan kesehatan dibandingkan
dengan anak laki-laki
-Keterlambatan atau tidak melakukan perawatan antenatal menyebabkan
keterlambatan identifikasi dari komplikasi.
9. Nutrisi
-Anak perempuan kurang mendapat makanan di bandingkan anak laki-
laki.
-Status nutrisi yang buruk menyebabkan kontraksi pelviks dan persalian
lama.
-Anemia dapat menyebabkan perdarahan d. kehilangan cadangan lemak
tubuh oleh karena terlalu seringnya khamilan dan laktasi.

9
2.1.5 Faktor – Faktor yang Mmepengaruhi Kesehatan Wanita Secara
Umum
 Faktor genetik merupakan modal utama atau dasar factor bawaan yang
normal, contoh jenis kelamin, suku, dan bangsa.
 Faktor lingkungan Komponen biologis, misalnya organ tubuh, gizi,
perawatan, kebersihan lingkungan, pendidikan, sosial budaya, tradisi,
agama, adat, ekonomi, dan politik.
 Faktor lingkungan Keadaan perilaku akan memengaruhi tumbuh
kembang anak. Perilaku yang tertanam pada masa anak akan terbawa
dalam kehidupan selanjutnya.

2.1.6 Kesehatan Remaja dan Kesehatan Reproduksi


Kesehatan reproduksi remaja sulit dipisahkan dari kesehatan remaja secara
keseluruhan, karena gangguan kesehatan remaja akan menimbulkan gangguan
pula pada sistem reproduksi.
a. Masalah gizi buruk
 Anemia dan kurang energi kronis (KEK).
 Pertumbuhan yang terhambat pada remaja putri, sehingga
mengakibatkan panggul sempit dan resiko untuk melahirkan bayi
berat lahir rendah (BBLR) dikemudian hari.
b. Masalah pendidikan
 Buta huruf, yang mengakibatkan remaja tidak mempunyai akses
informasi yang dibutuhkannya serta kurang mampu mengambil
keputusan yang terbaik untuk kesehatan dirinya
 Pendidikan rendah dapat mengabitkan remaja kurang mampu
memenuhi kebutuhan fisik dasar ketika berkeluarga, dan hal ini
akan berpengaruh buruk terhadap derajat kesehatan diri dan
keluarganya.
c. Masalah lingkungan dan pekerjaan.
 Ligkungan dan suasana kerja yang kurang memperhatikan
kesehatan remaja.
 Lingkungan sosial yang kurang sehat dapat menghambat, bahkan
merusak kesehatan fisik, mental, dan emosional remaja.
d. Masalah seks dan seksualitas

10
 Pengetahuan yang tidak lengkap dan tidak tepat tentang masalah
seksualitas, misalnya mitos yang tidak benar.
 Kurang bimbingan untuk bersikap positif dalam hal yang
berkaitan dengan kesehatan seksualitas.
 Penyalah gunaan dan ketergantungan napza yang mengarah pada
penularan HIV atau AIDS melalui jarum suntik dan hubungan sex
bebas yang dewasa ini semakin mengkhawatirkan.
 Penyalah gunaan seksual.
 Kehamilan remaja
 Kehamilan pranikah atau diluar ikatan pernikahan.
e. Masalah perkawinan dan kehamilan dini.
 Ketidak nikmatan secara fisik dan mental.
 Resiko komplikasi dan kematian ibu dan bayi lebih besar.
 Kehilangan kesempatan untuk mengembangkan diri.
 Resiko untuk melakukan aborsi yang tidak aman.

2.1.7 Pembekalan Pengetahuan Remaja Terkait Kesehatan Reproduksi


Wanita
 Perkembangan fisik, kejiwaan, dan kematangan seksual remaja.
Pembekalan pengetahuan tentang perubahan yang terjadi secara fisik,
kejiwaan, dan kematangan seksual akan memudahkan remaja untuk
memahami serta mengatasi berbagai keadaan yang
membingungkannya. Pada umumnya orang menganggap bahwa
pendidikan seks hanya berisi tentang pemberian informasi alat kelamin
dan berbagai macam posisi dalam hubungan seks
 Proses reproduksi yang bertanggung jawab. Manusia secara biologis
mempunyai kebutuhan seksual. Remaja perlu mengendalikan naluri
seksual dan menyalurkannya menjadi kegiatan positif, seperti olahraga
dan mengembangkan hobi yang positif.
 Pergaulan yang sehat antara remaja laki-laki dan wanita serta
kewaspadaan terhadap masalah remaja yang banyak ditemukan.
Remaja memerlukan informasi tersebut agar waspada dan berprilaku
seksual sehat dan bergaul dengan lawan jenisnya. Disamping itu
remaja memerlukan pembekalan tentang kiat-kiat untuk
11
mempertahankan diri maupun psikis serta mental menghadapi godaan,
seperti ajakan untuk melakukan hubungan seksual dan pengguma
napza.
 Persiapan pranikah Informasi tentang hal ini diperlukan agar calon
pengantin lebih siap secara mental dan emosional dalam memasuki
kehidupan berkeluarga.
 Kehamilan dan persalina serta pencegahannya. Remaja perlu
mendapatkan informasi tentang hal ini sebagai persiapan bagi remaja
lakilaki dan wanita dalam memasuki kehidupan berkeluarga di masa
depan.

2.2 Kegel Exercise

2.2.1 Pengertian Kegel Exercise ( Latihan Senam Kegel )


Kegel Exerciseatau merupakan terapi non operatif yang paling sering
dilakukan untuk mengatasi stres inkontinensia karena membantu
meningkatkan tonus dan kekuatan otot pada uretra dan periuretra.
Latihan otot dasar panggul (ODP) dikembangkan pertama kali oleh Dr.
Arnold kegel pada tahun 1940 dengan tujuan menguatkan otot dasar panggul
dan mengatasi stres inkontinensia urin. Hal ini sesuai dengan konsep latihan
kegel dan pendapat seorang dokter kandungan bernama kegel pada tahun
1940, bahwa latihan kegel sangat bermanfaat untuk menguatkan otot rangka
pada dasar panggul, sehingga memperkuat fungsi sfingter eksternal pada
kandung kemih (Septiastri & Siregar, 2012).
Latihan otot dasar panggul ini awalnya diperkenalkan oleh Kegel
untuk pasien pasca melahirkan. Latihan ini terus dikembangkan dan dapat
dilakukan pada lansia yang mengalami masalah inkotinensia stress yaitu
pengeluaran urine tidak terkontrol akibat bersin, batuk, tertawa atau
melakukan latihan jasmani dan inkontinensia urgensi dimana terjadi gangguan
kontrol pengeluaran urin, dengan dilakukan latihan Kegel bisa memperbaiki
fungsi otot dasar panggul yaitu rangkaian otot dari tulang panggul sampai
tulang ekor. Menurut Nursalam (2007), latihan kegel merupakan aktivitas fisik
yang tersusun dalam suatu program yang dilakukan secara berulang-ulang
guna meningkatkan kebugaran tubuh. Latihan kegel merupakan latihan dalam
bentuk seri untuk membangun kembali kekuatan otot dasar panggul,
12
memberikan bantuan yang signifikan dari rasa sakit vestibulitis vulva, dan,
dalam banyak kasus, 5 6 memungkinkan pasien untuk terlibat dalam aktivitas
seksual yang normal (Widiastuti, 2011).
Latihan ini berupa latihan ODP secara progresif pada otot Levator ani
yang dapat dikontraksikan secara sadar yang selanjutnya dikenal dengan
Kegel Exercise (Rahajeng, 2010). Kegel Exerciseatau merupakan terapi non
operatif yang paling sering dilakukan untuk mengatasi stres inkontinensia
karena membantu meningkatkan tonus dan kekuatan otot pada uretra dan
periuretra (Bobak, 2004 dalam Yanthi, 2011).

2.2.2 Manfaat Senam Kegel


Senam Kegel memiliki manfaat terkait dengan fungsi otot PC. Senam Kegel
tidak hanya memiliki banyak manfaat untuk wanita, tetapi juga pada pria.
 Bagi Pria
Latihan ini akan meningkatkan kemampuan mengontrol dan mengatasi
ejakulasi dini, ereksi yang lebih kuat dan meningkatkan kepuasan seksual
saat orgasme. Selain itu multiple orgasme juga bisa dialami oleh pria
sebagai hasil dari latihan senam kegel yang dilakukan secara teratur. Pada
pria, senam ini juga akan mengangkat testis dan mengencangkan otot
kremaster sama seperti mengencangkan sfingterani. Hal ini disebabkan
karena otot PC dimulai dari arah anus (Herdiana, 2009 dalam Yanthi,
2011).
 Bagi Wanita
Keuntungan melakukan senam kegel adalah lebih mudah mencapai
orgasme dan orgasme yang dicapai lebih baik karena otot yang dilatih
adalah otot yang digunakan selama orgasme. Manfaat lain adalah vagina
akan semakin sensitif dan peka rangsang sehingga memudahkan
peningkatan kepuasan seksual, dan suami 7 akan merasakan perubahan
yang sangat besar karena vagina mampu mencengkram penis lebih kuat.
Memudahkan kelahiran bayi tanpa banyak merobek jalan lahir dan
bagi wanita yang baru melahirkan, senam Kegel dapat mempercepat
pemulihan kondisi vagina setelah melahirkan dan tentu saja dapat
menguatkan otot rangka pada dasar panggul sehingga pemperkuat fungsi
sfingter eksternal kandung kemih, mencegah prolaps uteri (Salma, 2008;

13
Maryam, 2008 dalam Yanthi, 2011). Beberapa manfaat senam kegel yaitu
menguatkan otot panggul, membantu mengendalikan keluarnya urin saat
berhubungan intim, dapat meningkatkan kepuasan saat berhubungan intim
karena meningkatkan daya cengkram vagina, meningkatkan kepekaan
terhadap rangsangan seksual, mencegah “ngompol kecil” yang timbul saat
batuk atau tertawa, dan melancarkan proses kelahiran tanpa harus merobek
jalan lahir serta mempercepat penyembuhan pasca persalinan (Mulyani,
2013).

2.2.3 Persyaratan Senam Kegel


Latihan kegel ini bila di lakukan secara teratur di lakukan dalam waktu
8-12 minggu, latihan senam kegel juga dapat dirasakan perubahanya dalam
waktu 3 atau 4 minggu dengan berlatih beberapa menit setiap hari latihan
kegel memilki variasi gerakan beulang (pengetatan) dan merelaksasi
(melepaskan) otot dasar panggul (widiyanti & proverawati,2010)

2.2.4 Program Senam Kegel


Senam kegel hasilnya tidak akan didapat dalam waktu sehari. senam
kegel dilakukan sebanyak 10 kali dalam 4 minggu dapat memberikan hasil
yang bermanfaat untuk memperkuat otot-otot panggul yang dibuktikan dari
hasil penelititannya yaitu adanya pengaruh signifikan senam kegel terhadap
tingkat 8 inkontinensia (Wahyu W, 2009). Pelatihan senam kegel dengan
frekuensi tiga kali perminggu selama empat minggu lebih efektif
dibandingkan dengan senam kegel dengan frekuensi satu kali seminggu
selama empat bulan dalam menurunkan frekuensi buang air kecil wanita usia
50-60 tahun yang mengalami stress urinary incontinence di Sanggar Senam
Citra Denpasar (Lestari, 2011).

2.2.5 Pencegahan Senam Kegel


1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer terjadi sebelum system bereaksi terhadap stressor,
meliputi promosi kesehatan dan mempertahankan kesehatan, penceghan
primer mengutamakan pada penguatan fleksibel limes of deferense dengan
cara mencegah stress dan mengurangi faktor-faktor resiko intervensi
dilakukan jika resiko atau masalah sudah diidetifikasi tapi sebelum reaksi

14
terjadi. Strateginya mencakup, imunisasi, pendidikan kesehatan, olahraga
dan perubahan gaya hidup
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan Sekunder meliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah
ada gejala dari stressor, Pencegahan sekunder mengutamakan pada
penguatan pada penguatan internal lines of resistance, mengurangi reaksi
dan meningkatkan faktor – faktor resisten sehingga melindungi struktur
dasar melalui tindakan – tindakan yang tepat sesuai gejala. Tujuannya
adalah untuk memperoleh kestabilan system secara optimal dan
memelihara energy. Jika pencegahan sekunder tidak berhasil dan
rekonstitusi tidak terjadi maka struktur dasar dapat mendukung system dan
intervensi – intervensinya sehingga bisa mengakibatkan kematian.
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dilakukan setelah system ditangani dengan strategi-
strategi pencegahan sekunder. Pencegahan tersier difokuskan pada
perbaikan kembali kearah stabilitas system klien secara optimal. Tujuan
utamanya adalah untuk memperkuat resistensi terhadap stressor untuk
mencegah reaksi timbul kembali atau regresi, sehingga dapat
mempertahankan energy. Pencegahan tersier cenderung untuk kembali
pada pencegahan primer.

2.2.6 Kontra Indikasi


Latihan senam kegel membatu memulihkan dan meperkuat otot-otot
yang mengelilingi dan mendukung kantung kemih , rahim ,rectum, dan uretra
(otot panggul otot-otot ini di kenal sebagai otot pubococcygeal. Latihan senam
kegel membatu untuk meperlambat atau mehentikan alirah air seni , serta otot-
otot yang mencegah keluarnya gas (damayanti, 2010).

2.2.7 Indikasi
Senam kegel dianjurkan bagi wanita dan pria yang umumnya memiliki
keluhan terkait lemahnya otot PC. Berikut adalah beberapa indikasi senam
kegel:
 Pria dan wanita yang memiliki masalah inkontinensia (tidak mampu
menahan buang air kecil).

15
 Wanita yang sudah mengalami menopause untuk mempertahankan
kekuatan otot panggul dari penurunan kadar estrogen.
 Wanita yang mengalami prolaps uteri (turunnya rahim) karena
melemahnya otot dasar panggul, juga untuk wanita yang mengalami
masalah seksual.
 Pria yang mengalami masalah ejakulasi dini serta ereksi lebih lama.
(Ardani, 2010).

2.2.8 Tahap Pelatihan Senam Kegel


Tahap pelatihan senam kegel dibagi menjadi tiga bagian latihan sesuai
dengan kemampuan klien dalam melakukan latihan.Pelatihan senam kegel
dibedakan menjadi tiga yaitu
 Pelatihan Gerak Cepat Pelatihan pertama adalah pelatihan gerak cepat,
dilakukan dalam posisi duduk, berdiri, berbaring, jongkok, atau posisi
apa saja yang terbaik.
 Pelatihan mengencangkan setelah pelatihan gerak cepat, dilanjutkan
dengan pelatihan senam kegel berikutnya. Saat mengencangkan ODP,
tetap kencangkan kuat-kuat selama satu hingga dua detik kemudian
lepaskan dan ulangi masing-masing dengan sepuluh hitungan.
Tegangkan, tahan dan lepaskan otot tersebut.
 Pelatihan super kegel tahap selanjutnya adalah super kegel yang
diberikan untuk orang-orang yang telah menguasai senam kegel. Super
kegel dilakukan dengan mengencangkan ODP sekencang-kencangnya
sampai hitungan sepuluh kemudian lepaskan. Lakukan berulang-ulang
dengan sepuluh hitungan setidaknya sekali sehari (Di Fiori, 2005
dalam Ardani, 2010).

2.2.9 Tahap Kerja


1. Kenali terlebih dahulu otot-otot yang berhubungan dengan senam kegel
dan fungsi kerjanya. Caranya, saat buang air kecil, cobalah untuk
menghentikan pancaran air seni dengan melakukan kontraksi atau
menguncupkan otot-otot ini, kemudian, kendurkan lagi sehingga pancaran
air seni kembali lancar, bagian otot itulah yang akan kita latih
(Nurdiansyah, 2011)

16
2. Tahap berikutnya adalah dengan melakukan kontraksi atau mencupkan
otototot dasar panggul mulailah dengan berbaring telentang dengan lutut
ditekut, jaga agar jarak jari kaki anda terpisah. Kemudian tekuk otot perut
bagian bawah dan angkat pnggul sedikit dari lantai. Jika bisa bokong tidak
menempel dengan lantai dan haruss menjaga agar otot inti tetap lentur.
Lakukan latihan ini dengan menahan otot selama 3 detik dan perlahan
mengembalikan otot ke lantai kembali ulangi sebanyak 3 kali. Lakukan
latihan ini sebanyak 3 set dari 10 set yang seharusnya, selain itu harus
diperhatikan posisi otot panggul agar tidak memalingkan atau memutar
otot saat panggul diangkat karena akan membuat otaot tegang
(Nurdiansyah, 2011).
3. Tahap selanjutnya yakni membuka kaki dan letakan kedua jari diantara
uretra dan anus, tekan punggung bawah ke lantai sekali lagi dan cobalah
untuk merasakan sensasi pengencangan di area ini. Jika dengan cara ini
masih belum merasakannya, maka bisa dicoba ketika ingin menghentikan
aliran urin pada saat buang air kecil. Rasakan sensasi yang masuk ke
dalam tindakan itu, mengangkat otot di dekat kandung kemih, dan cobalah
meniru gerakan ini ketika Anda melakukan latihan di atas. Namun cara Ini
hanya disarankan untuk dicoba sekali saat mempelajari tentang otot.
Jangan ulangi ini sebagai latihan, atau justru dapat menyebabkan masalah
kemih.
4. Jika, latihan tersebutsudah cukup lancar, lanjutkan dengan menguncupkan
dan mengendurkanya dengan lebih keras dan menahanya lebih lama
(sekitar 10 detik). Lakukan senam kegel sebanyak 2-3 kali sehari, selama
sekitar 8-12 minggu sebelum akhirnya dilakukan penilaian ulang untuk
pengelolaan lebih lanjut jika klien belum mengalami perbaikan (Price et.al,
2010). Latihan untuk mengatasi masalah pada eliminasi urin ini perlu
dilakukan secara konstan setiap hari, hasilnya tidak akan didapat dalam
waktu satu hari, kebanyakan orang akan dapat merasakan perubahan
setelah 3-4 minggu dengan berlatih beberapa menit setiap hari (Widianti
et.al 2010).

17
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatandan
intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang untuk
memudahkan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan. WHO
merumuskan promosi kesehatan sebagai proses untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Kegel Exerciseatau merupakan terapi non operatif yang paling sering
dilakukan untuk mengatasi stres inkontinensia karena membantu meningkatkan tonus
dan kekuatan otot pada uretra dan periuretra.

3.2 Saran
Memperbanyak lagi wawasan tentang pengkajian dan promosi kesehatan
wanita mengenai kegel exercise

18
DAFTAR PUSTAKA

Indriyani, Diyan & Asmuji. 2014. Buku Ajar Keperawatan Maternitas.


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Manuaba, I. A. C, 2009, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, edisi 2, EGC,
Jakarta
Park, H. Seong., Kang. B. Chang. (2014, Desember 30). Effect of Kegel Exercise On
The Management of Female Stress Urinary Incontinence. Advanced in Nursing, hal.
4-6
Martiningsih dan Dahlan. 2014. Pengaruh Latihan Kegel Terhadap Inkontinensia
Urin Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Wredha Meci Angi Bima. Jurnal
Kesehatan Pima Vol.8 No.2, 1
Ananingsih, et all. 2013. Pengaruh Latihan Kegel Terhadap Perubahan Inkontinensia
Urin Pada Lansia Di Panti Wredha Teratai Palembang. Skripsi tidak
diterbitkan. Poltekkes Palembang

19

Anda mungkin juga menyukai