( KEGEL EXERCISE)
Oleh :
JOMBANG
2021/2022
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala
limpahan Rahmat kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
”PENGKAJIAN DAN PROMOSI KESEHATAN WANITA ( KEGEL EXERCISE )” Dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Pembuatan makalah ini juga bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas 1. Kami menyadari bahwa tanpa
bimbingan dan dorongan dari semua pihak, maka penulisan makalah ini tidak akan berjalan
sesuai yang diharap. Oleh karena itu pada kesempatan ini, izinkanlah kami menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh sekali dari sempurna, untuk itu kami
mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan dimasa yang
akan datang. Akhir kata semoga makalah ini dapat berguna bagi kami khususnya dan bagi
para pembaca yang berminat pada umumnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
1.4 Manfaat.............................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................3
2.1 Promosi Kesehatan...........................................................................................................3
2.1.1 Definisi Promosi Kesehatan.......................................................................................3
2.1.2 Pengkajian..................................................................................................................4
2.1.3 Perawatan Kesehatan Reproduksi..............................................................................7
2.1.4 Kondisi yang Mempengaruhi Rendahnya Status Kesehatan Wanita.........................8
2.1.5 Faktor – Faktor yang Mmepengaruhi Kesehatan Wanita Secara Umum................10
2.1.6 Kesehatan Remaja dan Kesehatan Reproduksi........................................................10
2.1.7 Pembekalan Pengetahuan Remaja Terkait Kesehatan Reproduksi Wanita.............11
2.2 Kegel Exercise................................................................................................................12
2.2.1 Pengertian Kegel Exercise ( Latihan Senam Kegel )...............................................12
2.2.2 Manfaat Senam Kegel..............................................................................................13
2.2.3 Persyaratan Senam Kegel........................................................................................14
2.2.4 Program Senam Kegel.............................................................................................14
2.2.5 Pencegahan Senam Kegel........................................................................................15
2.2.6 Kontra Indikasi........................................................................................................15
2.2.7 Indikasi.....................................................................................................................16
2.2.8 Tahap Pelatihan Senam Kegel.................................................................................16
2.2.9 Tahap Kerja..............................................................................................................17
BAB III.....................................................................................................................................18
PENUTUP................................................................................................................................18
iii
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................18
3.2 Saran...............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................19
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Promosi kesehatan pada prinsipnya merupakan upaya dalam meningkatkan
kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama
masyarakat, agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta kegiatan yang sumber
daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung
kebijakan kebijakan public yang berwawasan kesehata
Kegel exercise dikembangkan oleh Dr. Arnold Kegel pada tahun 1940 untuk
mengatasi masalah pada kekuatan otot dasar panggul (Rahajeng, 2010 : 121),
dengan kata lain kegel exercise merupakan suatu bentuk terapi latihan yang
ditujukan untuk meningkatkan kekuatan otot - otot dasar panggul, dimana latihan
ini akan berdampak pada otot dasar panggul. Hasil yang maksimal dari latihan
kegel akan diperoleh jika frekuensi latihan berkisar antara 3-5 kali perminggu,
selain itu latihan kegel juga bisa memberikan manfaat jika dilakukan 1 kali dalam
seminggu (Ichsani, 2010 dalam Lestari, 2011 : 3 ) Keistimewaan dari latihan ini
yaitu sangat mudah untuk melakukannya, karena dapat dilakukan dengan berbagai
posisi, saat berjalan, bekerja, ataupun istirahat (Rahajeng, 2010 : 121).
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan pengkajian dan promosi
kesehatan wanita ( Kegel Exercise)
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui definisi promosi kesehatan
2. Mengetahui pengkajian pengenai promosi kesehatan
3. Mengetahui perawatan kesehatan reproduksi
4. Mengetahui kondisi yang mempengaruhi rendahnya status kesehatan
5. Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kesehatan wanita
6. Mengetahui kesehatan remaja dan kesehatan reproduksi
7. Mengetahui pembekalan pengetahuan remaja terkait kesehatan reproduksi
Mengetahui pengertian kegel exercise
8. Mengetahui manfaat kegel exercise
9. Mengetahui persyaratan senam kegel
10. Mengetahui program senam kegel
11. Mengetahui saja pencegahan senam kegel
12. Mengetahui kontra indikasi dan indikasi senam kegel
13. Mengetahui tahap pelatihan dan tahap kerja senam kegel.
1.4 Manfaat
a. Mendapatkan pengetahuan tentang pengkajian dan promosi kesehatan pada
wanita
b. Mendapatkan pengetahuan mengenai Kegel Exercis
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Promosi Kesehatan
3
promosi kesehatan bagaimana memelihara kesehatan, maka kelompok ini
akan menurun jumlahnya, dan kelompok orang yang sakitnya meningkat.
2. Promosi kesehatan pada tingkat preventif
Disamping kelompok orang yang sehat, sasaran promosi kesehatan
pada tingkat ini adalah kelompok yang beresiko tinggi. Tujuan utama
promosi kesehatan pada tingkat ini adalah untuk mencegah kelompok-
kelompok tersebut agar tidak jatuh atau menjadi terkena sakit (primary
prevention).
3. Promosi kesehatan pada tingkat kuratif
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat ini adalah para penderita
penyakit (pasien). Tujuannya agar mencegah penyakit agar tidak menjadi
lebih parah (secondary prevention).
4. Promosi kesehatan pada tingkat rehabilitatif
Para penderita penyakit yang baru sembuh (recovery) dari suatu
penyakit. Tujuannya agar segera pulih kembali kesehatannya atau
mengurangi kecacatan seminimal mungkin (tertiary prevention)
2.1.2 Pengkajian
Alat kelamin atau sistem reproduksi merupakan bagian yang penting dikaji
pada wanita. Berbagai masalah yang berkaitan dengan sistem reproduksi
wanita dapat terjadi misalnya masalah yang berkaitan dengan konstrasepsi,
infertilitas, kehamilan, gangguan menstruasi maupun menopause. Sistem
reproduksi wanita terdiri dari dua bagian utama yaitu alat kelamin luar dan alat
kelamin dalam yang berkembang dan berfungsi sesuai dengan pengaruh
hormonhormon yang juga mempengaruhi fertilitas, kehamilan, dan
kemampuannya mencapai kepuasan seksual.
Alat kelamin luar terdiri dari mons pubis, klitoris, labia mayora, labia
minora dan beberapa struktur yang barkaitan (kelenjar Bartholini, skene’s dan
meatus uretra). Alat kelamin dalam terdiri dari vagina, uterus, ovarium dan
tuba fallopian. Pada tahun-tahun sebelum menstruasi dan pada saat hamil.
Uterus wanita mengalami perubahan ukuran. Menstruasi pertama kali pada
wanita terjadi pada saat seseorang wanita memasuki usia remaja dan
menstruasi ini akan berakhir (menopause) pada saat wanita berusia sekitar 40
sampai dengan 55 tahun
4
1. Riwayat Kesehatan
Kecukupan dan keakuratan data merupakan kunci keberhasilan dalam
wawancara kesehatan. Pembicara tentang alat kelamin wanita merupakan
hal yang bersifat pribadi. Masyrakat sering menganggap tabu hal-hal yang
berkaitan dengan alat kelamin. Agar wawancara berjalan lancar, jaga
privasi pasien, gunakan pertanyaan/bahasa yang mudah dipahami pasien
dan selesaikan semua wawancara sebelum passion di atur dalam posisi
litotomi. Data riwayat kesehatan yang dikumpul meliputi pola sehat-sakit
(riwayat kesehatan sekarang, dahulu, keluarga, dan pertimbangan
perkembangan), pola memelihara kesehatan, serta pola peranan-
kekerabatan (Morton, 1991).
Data pola kesehatan yang dikumpulkan pertama kali adalah riwayat
kesehatan sekarang. Ajukan pertanyaan tentang keluhan pasien
(menggunakan pola PQRST). Kapan pasien mengalami menstruasi,
periode menstruasi, apakah pasien menggunakan kontrasepsi, apakah
pasien merokok atau menggunakan alcohol, apakah partnernya menderita
enfeksi alat kelamin, dan bagaimana keaktifan hubungan seksnya.
Dari riwayat kesehatan dahulu apakah pernah mengalami gangguan
pada kelaminnya, pendarahan, penyait kelamin, pembedahan dan
kehamilan. Kemudian ajukan pertanyaan adakah anggota keluarga yang
menderita gangguan sistem reproduksi, pembedahan pada sistem
reproduksi, atau yang menderita gangguan siskemik seperti diabetes
mellitus, obesitas atau penyait jantung. Pertanyaan-pertanyaan tentang
juga di ajukan yang berkaitan dengan pertimbangan perkembangan,
terutama bila pengkajian dilakukan pada anak-anak, remaja, dewasa atau
usia lanjut dimana masing-masing tahap ini mempunyai perkembangan
cirri yang berbeda.
Pengkajian pada wanita hamil atau usia lanjut memerlukan ketrampilan
khusus yang lebih mendalam. Setelah data pola kesehatan terkumpul maka
perawat melanjutkan pengumpulan data tentang pola mempertahankan
kesehatan. Ajukan pertanyaan tentang kebiasaan makan, apakah sering
buang air kecil yang mengganggu tidurnya da bagaimana keteraturan
pasien dalam melakukan check-up kesehatan. Ada dua macam pengkajian
5
pada alat kelamin wanita, yaitu pengkajian alat kelamin pada bagian luar
dan pengakajian bagian dalam
2. Pengkajian Bagian Luar
a. Beri kesempatan pada pasien untuk mengosongkan kandungan kemih
sebelum pengkajian dimulai. Bila diperlukan urine untuk spesemen
lab.
b. Anjurkan pasien membuka celana, bantu mengatur posisi litotomi dan
selimut bagian yang tidak diamati.
c. Mulai dengan mengamati rambut pubis, perhatikan distribusi dan
jumlahnya dibandingkan sesuai usia perkembangan pasien.
d. Amati kulit dan area pubis, perhatikan adanya lesi, eritema, fisura,
leukoplakia, dan eksoriasi
e. Buka labia mayora dan amati bagian dalam labia mayora, labia minora,
klitoris, dan meatus uretra. Perhatikan setiap ada pembengkakan,
ulkus, keluaran, pembengkakan atau nodula.
3. Pengkajian Tingkat Mahir atau Pengkajian Dalam
Keterlibatan perawat dalam melakukan pengkajian tingkat mahir,
tergantung pada kebijaksanaan atau peraturan dimana perawat bekerja.
Akan tetapi secara klinis perawat harus mengetahui teknis pengkajian ini.
a. Atur posisi pasien
b. Lumasi jari penunjuk anda dengan air steril dan masukan kedalam
vagina dan identifiksi serviks mengeni kelunakannya, serta
permukaannya. Tindakan ini berguna untuk mempergunakan dan
memilih speculum yang tepat, cabut jari bila udah selesai.
c. Siapkan speculum dengan ukuran dan bentuk yang sesuai dengan dan
lumasi denagn air hangat terutama bila akan diambil specimen
d. Letakkan dua jari pada pintu vagina dan tekankan ke bawah kearah
prianal
e. Yakinkan tidak ada rambut pubis pada pintu vagina dan dengan tangan
satunya masukan speculum dengan sudut 45 dan hati-hatilah sehingga
tidak menjepit rambut pubis atau labia.
f. Bila speculum sudah berada di vagina, keluarkan dua jari anda, dan
putar speculum kea rah posisi horizontal dan pertahankan pertekanan
tetap pada sisi bawah atau posterior.
6
g. Buka paruh speculum, lokasikan pada serviks dan kunci paruh
sehingga dapat membuka. 8) Bila serviks sudah terlihat, atur lampu
untuk memperjelas penglihatan dan amati serviks mengenai ukuran,
leserasi, erosi, nedula, masa, keluaran dan warnanya. Normalnya pada
nulivara bentuk serviks melikar atau oval, sedang pada para
membentuk celah
h. Bila diperlukan specimen stologi makaambilah dengan cara usapan
dengan menggunakan aplikator dari kapas.
i. Bila sudah selesai, kondorkan screw speculum, tutup speculum dan
tarik keluar secara perlahan-lahan.
j. Lakukan palpasi secara bimanual bila dilakukan dengan cara kenakan
sarung tangan steril, lumasi jari penunjuk dan jari tengah kemudian
masukan kelubang vagina dengan penekanan ke arah posterior dan
raba dinding vagina untuk mengetahi adanya nyeri tekan dan nodula.
k. Palpasi serviks dengan dua jari anda dan perhatikan posisi, ukuran,
konsisten, regulasitas, mobilitas, dan nyeri tekan. Normalnya serviks
dapat digerakan tanpa terasa nyeri.
l. Palpasi uterus dengan cara jari-jari tangan menghadap ke atas. Tangan
yang diluar tarus diperut dan tekankan ke bawah. Palpasi uterus
mengenai ukuran, bentuk, konsistensi, dan mobilitas.
m. Palpasi ovarium dengan cara geser dua jari yang ada dalam vagina
pada fornik lateral kanan. Tangan yang diperut tekankan kebawah
kearah kuadran kanan bawah. Palpasi ovarium kanan mengenai ukuran
mobilitas, bentuk, ukuran, konsistensi dan nyeri tekan. Ulangi untuk
ovaruim sebelahnya
7
jenjang perawatan kesehatan primer yang mencakup berbagai pelayanan yang
terkait satu sama lain yaitu sebagai berikut :
- Bimbingan dalam pelaksanaan keluarga berencana, termasuk didalamnya
ialah pemberian pendidikan, komunikasi, informasi, konseling, dan
pelayanan kontrasepsi.
- Pendidikan dan pelayanan perawatan prenatal.
- Penanganan proses kelahiran yang aman.
- Perawatan pascanatal khususnya pemberian ASI, perawatan kesehatan
bayi, anak, dan ibu.
- Pencegahan dan pengobatan yang menandai terhadap kemandulan
(inferlitilitas).
- Penangan masalah aborsi.
- Pengobatan infeksi saluran reproduksi.
- Penyakit yang di tularkan secara seksual termasuk penyakit HIV/AIDS
dan kangker alat reproduksi.
- Informasi pendidikan dan konseling tentang seksualitas sesuai umur,
termasuk pengetahuan reproduksi bagi remaja agar menjadi orang tua yang
bertanggung jawab.
8
-Remaja wanita kurang tertarik untuk kesekolah.
-Meninggalkan sekolah lebih awal untuk membantu keluarga.
-Sukar untuk mengejar ketertinggalan oleh karena status dan beban kerja
yang tinggi.
5. Mobilitas
-Tidak dapat bepergian tanpa izin dari suami dan keluarga.
-Kurang pengetahuan tentang cara memperoleh karcis atau cara bila
bepergian.
6. Keluarga dan pernikahan
-Pernikahan dini berhubungan dengan kehamilan remaja.
-Perawatan antenatal tergantung dari mertua.
-Hanya suami yang diizinkan untuk bepergian.
-Rendahnya status wanita berhubungan dengan pelayanan kesehatan
wanita.
7. Fertilitas
-Fertilitas tinggi meningkatkan status dan resiko kematian.
-Kehamilan terlalu sering, terlalu tua, jarak terlalu dekat, atau terlalu
muda.
-Keluarga berencana meingkan kehamilan yang tidak di inginkan dan
aborsi
8. Kesehatan
-Anak perempuan kurang mendapat pelayanan kesehatan dibandingkan
dengan anak laki-laki
-Keterlambatan atau tidak melakukan perawatan antenatal menyebabkan
keterlambatan identifikasi dari komplikasi.
9. Nutrisi
-Anak perempuan kurang mendapat makanan di bandingkan anak laki-
laki.
-Status nutrisi yang buruk menyebabkan kontraksi pelviks dan persalian
lama.
-Anemia dapat menyebabkan perdarahan d. kehilangan cadangan lemak
tubuh oleh karena terlalu seringnya khamilan dan laktasi.
9
2.1.5 Faktor – Faktor yang Mmepengaruhi Kesehatan Wanita Secara
Umum
Faktor genetik merupakan modal utama atau dasar factor bawaan yang
normal, contoh jenis kelamin, suku, dan bangsa.
Faktor lingkungan Komponen biologis, misalnya organ tubuh, gizi,
perawatan, kebersihan lingkungan, pendidikan, sosial budaya, tradisi,
agama, adat, ekonomi, dan politik.
Faktor lingkungan Keadaan perilaku akan memengaruhi tumbuh
kembang anak. Perilaku yang tertanam pada masa anak akan terbawa
dalam kehidupan selanjutnya.
10
Pengetahuan yang tidak lengkap dan tidak tepat tentang masalah
seksualitas, misalnya mitos yang tidak benar.
Kurang bimbingan untuk bersikap positif dalam hal yang
berkaitan dengan kesehatan seksualitas.
Penyalah gunaan dan ketergantungan napza yang mengarah pada
penularan HIV atau AIDS melalui jarum suntik dan hubungan sex
bebas yang dewasa ini semakin mengkhawatirkan.
Penyalah gunaan seksual.
Kehamilan remaja
Kehamilan pranikah atau diluar ikatan pernikahan.
e. Masalah perkawinan dan kehamilan dini.
Ketidak nikmatan secara fisik dan mental.
Resiko komplikasi dan kematian ibu dan bayi lebih besar.
Kehilangan kesempatan untuk mengembangkan diri.
Resiko untuk melakukan aborsi yang tidak aman.
13
Maryam, 2008 dalam Yanthi, 2011). Beberapa manfaat senam kegel yaitu
menguatkan otot panggul, membantu mengendalikan keluarnya urin saat
berhubungan intim, dapat meningkatkan kepuasan saat berhubungan intim
karena meningkatkan daya cengkram vagina, meningkatkan kepekaan
terhadap rangsangan seksual, mencegah “ngompol kecil” yang timbul saat
batuk atau tertawa, dan melancarkan proses kelahiran tanpa harus merobek
jalan lahir serta mempercepat penyembuhan pasca persalinan (Mulyani,
2013).
14
terjadi. Strateginya mencakup, imunisasi, pendidikan kesehatan, olahraga
dan perubahan gaya hidup
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan Sekunder meliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah
ada gejala dari stressor, Pencegahan sekunder mengutamakan pada
penguatan pada penguatan internal lines of resistance, mengurangi reaksi
dan meningkatkan faktor – faktor resisten sehingga melindungi struktur
dasar melalui tindakan – tindakan yang tepat sesuai gejala. Tujuannya
adalah untuk memperoleh kestabilan system secara optimal dan
memelihara energy. Jika pencegahan sekunder tidak berhasil dan
rekonstitusi tidak terjadi maka struktur dasar dapat mendukung system dan
intervensi – intervensinya sehingga bisa mengakibatkan kematian.
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dilakukan setelah system ditangani dengan strategi-
strategi pencegahan sekunder. Pencegahan tersier difokuskan pada
perbaikan kembali kearah stabilitas system klien secara optimal. Tujuan
utamanya adalah untuk memperkuat resistensi terhadap stressor untuk
mencegah reaksi timbul kembali atau regresi, sehingga dapat
mempertahankan energy. Pencegahan tersier cenderung untuk kembali
pada pencegahan primer.
2.2.7 Indikasi
Senam kegel dianjurkan bagi wanita dan pria yang umumnya memiliki
keluhan terkait lemahnya otot PC. Berikut adalah beberapa indikasi senam
kegel:
Pria dan wanita yang memiliki masalah inkontinensia (tidak mampu
menahan buang air kecil).
15
Wanita yang sudah mengalami menopause untuk mempertahankan
kekuatan otot panggul dari penurunan kadar estrogen.
Wanita yang mengalami prolaps uteri (turunnya rahim) karena
melemahnya otot dasar panggul, juga untuk wanita yang mengalami
masalah seksual.
Pria yang mengalami masalah ejakulasi dini serta ereksi lebih lama.
(Ardani, 2010).
16
2. Tahap berikutnya adalah dengan melakukan kontraksi atau mencupkan
otototot dasar panggul mulailah dengan berbaring telentang dengan lutut
ditekut, jaga agar jarak jari kaki anda terpisah. Kemudian tekuk otot perut
bagian bawah dan angkat pnggul sedikit dari lantai. Jika bisa bokong tidak
menempel dengan lantai dan haruss menjaga agar otot inti tetap lentur.
Lakukan latihan ini dengan menahan otot selama 3 detik dan perlahan
mengembalikan otot ke lantai kembali ulangi sebanyak 3 kali. Lakukan
latihan ini sebanyak 3 set dari 10 set yang seharusnya, selain itu harus
diperhatikan posisi otot panggul agar tidak memalingkan atau memutar
otot saat panggul diangkat karena akan membuat otaot tegang
(Nurdiansyah, 2011).
3. Tahap selanjutnya yakni membuka kaki dan letakan kedua jari diantara
uretra dan anus, tekan punggung bawah ke lantai sekali lagi dan cobalah
untuk merasakan sensasi pengencangan di area ini. Jika dengan cara ini
masih belum merasakannya, maka bisa dicoba ketika ingin menghentikan
aliran urin pada saat buang air kecil. Rasakan sensasi yang masuk ke
dalam tindakan itu, mengangkat otot di dekat kandung kemih, dan cobalah
meniru gerakan ini ketika Anda melakukan latihan di atas. Namun cara Ini
hanya disarankan untuk dicoba sekali saat mempelajari tentang otot.
Jangan ulangi ini sebagai latihan, atau justru dapat menyebabkan masalah
kemih.
4. Jika, latihan tersebutsudah cukup lancar, lanjutkan dengan menguncupkan
dan mengendurkanya dengan lebih keras dan menahanya lebih lama
(sekitar 10 detik). Lakukan senam kegel sebanyak 2-3 kali sehari, selama
sekitar 8-12 minggu sebelum akhirnya dilakukan penilaian ulang untuk
pengelolaan lebih lanjut jika klien belum mengalami perbaikan (Price et.al,
2010). Latihan untuk mengatasi masalah pada eliminasi urin ini perlu
dilakukan secara konstan setiap hari, hasilnya tidak akan didapat dalam
waktu satu hari, kebanyakan orang akan dapat merasakan perubahan
setelah 3-4 minggu dengan berlatih beberapa menit setiap hari (Widianti
et.al 2010).
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatandan
intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang untuk
memudahkan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan. WHO
merumuskan promosi kesehatan sebagai proses untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Kegel Exerciseatau merupakan terapi non operatif yang paling sering
dilakukan untuk mengatasi stres inkontinensia karena membantu meningkatkan tonus
dan kekuatan otot pada uretra dan periuretra.
3.2 Saran
Memperbanyak lagi wawasan tentang pengkajian dan promosi kesehatan
wanita mengenai kegel exercise
18
DAFTAR PUSTAKA
19