DISUSUN OLEH:
DIYAHAYU PUTRI N
EKO SUGIYONO
PROGSUS BLORA
2017-2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan merupakan proses hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan
atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan
bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri), yang mana dalam persalinan itu terdapat
beberapa kebijakan diantaranya : semua persalinan harus dihadiri dan di pantau oleh
petugas kesehatan terlatih, rumah bersalin dan rumah rujukan dengan fasilitas memadai
untuk menangani kegawatdaruratan obstetric dan neonatal harus tersedia 24 jam dan obat-
obatan esensial, bahan dan perlengkapan harus tersedia seluruh petugas terlatih.
Pada akhir kehamilan ibu dan janin mempersiapkan diri untuk menghadapi proses
persalinan. Janin bertumbuh dan berkembang dalam proses persipan menghadapi
kehidupan di luar rahim. Ibu menjalani berbagai adaptasi fisiologis selama hamil sebagai
persiapan menghadapi proses persalinan dan untuk berperan sebagai ibu. Persalinan dan
kelahiran adalah akhir kehamilan dan titik dimulainya kehidupan di luar rahim bagi bayi
baru lahir.
Perawat harus meguasai faktor-faktor esensial dalam persalinan, proses persalinan itu
sendiri, kemajuan persalinan yang normal, dan adaptasi ibu dan janin. Apabila perawat
menguasai pengetahuan ini maka ia akan dapat menerapkan proses keperawatan, baik
pada wanita maupun pada keluarganya.
Perawat juga harus menguasai tentang management nyeri pada persalinan dan cara
mengontrol nyeri tersebut. Nyeri persalinan merupakan pengalaman subjektif tentang
sensasi fisik yang terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi dan penipisan serviks, serta
penurunan janin selama persalinan. Respon fisiologis terhadap nyeri meliputi peningkatan
tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, keringat, diameter pupil, dan ketegangan otot
(Arifin, 2008).
B. Rumusan Masalah
Tujuan umum
Tujuan khusus
D. Manfaat
Dapat megetahui dan memahami faktor esensial, proses persalinan, dan management
nyeri pada persalinan.
BAB II
LANDASAN TEORI
B. PROSES PERSALINAN
1. Kala 1 Proses persalinan
a. Tanda dan Gejala Kala 1 Proses Persalinan
Kala 1 persalinan merupakan permulaan kontraksi persalinan sejati
yang ditandai oleh perubahan serviks yang progresif dan diakhiri dengan
pembukaan lengkap (10 cm).
Kala pertama terdiri dari tiga fase, yaitu: fase laten, fase aktif, dan fase
transisi.
a) Tahap laten
Fase laten atau persiapan dimulai pada awal kontraksi uterus teratur
dirasakan dan berakhir ketika dilatasi serviks yang cepat dimulai.
Kontraksi selama fase ini ringan dan singkat, yang berlangsung 20
sampai 40 detik. Penipisan serviks terjadi, dan leher rahim melebarkan
dari 0 sampai 3 cm. Fase ini berlangsung sekitar 6 jam di nulipara dan
4,5 jam pada multipara. Seorang wanita yang memasuki persalinan
dengan serviks yang belum matang akan memiliki laten yang lebih
lama.
b) Tahap aktif
Selama fase aktif, dilatasi serviks terjadi lebih cepat, meningkat sampai
4-7 cm. Kontraksi menjadi lebih kuat dengan durasi 40 sampai 60
detik, dan terjadi setiap 3 sampai 5 menit. Fase ini berlangsung sekitar
3 jam pada nulipara dan 2 jam pada multipara. Tahap aktif persalinan
di grafik Friedman dapat dibagi ke dalam periode berikut:
Akselerasi (3 sampai 4 cm)
Secara Schultze
Pelepasan dimulai pada bagian tengah dari plasenta dan di sini
terdapat hematoma retro plasentair yang selanjutnya mengangkat
plasenta dari dasarnya. Plasenta dengan hematoma di atasnya
sekarang jatuh ke bawah atau menarik lepas selaput janin. Bagian
plasenta yang nampak dalam vulva ialah permukaan futal, sedangkan
hematoma sekarang terdapat dalam kantong yang terputar balik.
Pelepasan secara schultze paling sering dijumpai.
Secara Duncan
Pada pelepasan secara Duncan, pelepasan dimulai dari pinggir
plasenta. Darah mengalir keluar antara selaput janin dan dinding rahim,
jadi perdarahan sudah ada sejak sebagian dari plasenta terlepas dan
terus berlangsung sampai seluruh plasenta lepas. Plasenta lahir dengan
pinggirnya terlebih dahulu. Pelepasan secara Duncan terutama terjadi
plasenta letak rendah.
2) Fase Pengeluaran uri
Uri yang sudah terlepas oleh kontraksi rahim akan didorong
kebawah yang oleh rahim dianggap sebagai benda asing. Hal ini
dibantu pula oleh tekanan abdominal atau mengejan, maka uri akan
dilahirkan, 20% secara spontan, dan selebihnya memerlukan
pertolongan.
4. Kala 4 Proses Persalinan
Persalinan kala IV merupakan periode dari pelahiran plasenta sampe 1 atau
2 jam postpartum hal ini di maksudkan agar dokter, bidan atau penolong
persalinan masih mendampingi sampai persalinannya selesai, sekurang-
kurangnnya 1 jam selesai postpartum. Dengan cara ini diharapkan kejadian yang
tidak di inginkan akibat post partum dapat dicegah atau dikurangi.(Reeder,
Martin, 2011)
C. Management nyeri
Nyeri persalinan merupakan pengalaman subjektif tentang sensasi fisik yang
terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi dan penipisan serviks, serta penurunan
janin selama persalinan. Respon fisiologis terhadap nyeri meliputi peningkatan
tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, keringat, diameter pupil, dan ketegangan
otot (Arifin, 2008).
a. Transduksi
b. Transmisi
c. Modulasi
2. KLASIFIKASI NYERI
a) Nyeri akut
Nyeri ini bersifat mendadak, durasi singkat (dari beberapa detik sampai 6
bulan). Biasa berhubungan dengan kecemasan. Orang bisa merespon nyeri akut
secara fisiologis dan dengan prilaku. Secara fisiologis : diaforesis, peningkatan
denyut jantung, peningkatan pernapasan, dan peningkatan tekanan darah.
b) Nyeri kronik
Nyeri ini bersifat dalam, tumpul, diikuti dengan berbagai macam gangguan.
Terjadi lambat dan meningkat secara perlahan setelahnya, dimulai setelah detik
pertama dan meningkat perlahan sampai beberapa detik atau menit. Nyeri ini
biasanya berhungan dengan kerusakan jaringan. Nyeri ini bersifat terus-menerus
atau intermitten.
Bersumber dari kulit dan jaringan di bawah kulit (superfisial), yaitu pada
otot dan tulang.
b) Nyeri menjalar
Nyeri yang tidak diketahui secara fisik, biasanya timbul akibat psikososial.
Nyeri yang disebabkan karena salah satu ekstermitas diamputasi. Bentuk nyeri
yang tajam karena adanya spasme di sepanjang atau di beberapa jalur saraf
(Hidayat, 2008).
c) Nyeri psikogenik
d) Nyeri phantom
e) Nyeri neorologis
Pendeskripsian ini diranking dari tidak nyeri sampai nyeri yang tidak
tertahankan. Perawat menunjukkan klien skala tersebut dan meminta klien untuk
memilih intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan. Alat ini memungkinkan klien
memilih sebuah ketegori untuk mendeskripsikan nyeri.
b. Skala Intensitas Nyeri Numerik 0 10
Skala penilaian numerik lebih digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsian kata.
Dalam hal ini, klien menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10. Skala paling
efektif digunakan saat mengkaji intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi.
Skala analog visual ( Visual Analog Scale) merupakan suatu garis lurus, yang
mewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan memiliki alat pendeskripsian
verbal pada setiap ujungnya.
d. Skala nyeri gambar
Intensitas nyeri dibedakan menjadi lima dengan menggunakan skala numerik yaitu:
1. 0 : Tidak nyeri
2. 12 : Nyeri ringan
3. 35 : Nyeri sedang
4. 67 : Nyeri berat
4. MANAGEMEN NYERI
a. Massage
1) Metode Effluerage
4) Abdominal lifting
b. Relaksasi
Rasa nyeri bersalin tidak selalu berarti ada sesuatu yang salah (
seperti rasa sakit yang disebabkan oleh cidera atau penyakit). Nyeri adalah
bagian yang normal dari proses melahirkan. Biasanya, itu berarti bayi dalam
kandungan sedang mengikuti waktunya untuk dilahirkan. Mengetahui
beberapa metode mengatasi rasa sakit akan membantu ibu untuk tidak merasa
begitu takut. Tak hanya itu, menggunakan beberapa keterampilan ini selama
persalinan akan membantu ibu merasa lebih kuat (Whalley, Simkin &
Keppleer, 2008).
Manfaat Relaksasi :
a) Berbaring telentang, kedua tungkai kaki lurus dan terbuka sedikit, kedua
tangan rileks di samping di bawah lutut dan kepala diberi bantal.
b) Berbaring miring, kedua lutut dan kedua lengan ditekuk, di bawah kepala
diberi bantal dan di bawah perut sebaiknya diberi bantal juga, agar perut
tidak menggantung.
c) Kedua lutut ditekuk, berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk, kedua lengan
di samping telinga.
d) Duduk membungkuk, kedua lengan diatas sandaran kursi atau diatas tempat
tidur. Kedua kaki tidak boleh mengantung.
e) Keempat posisi tersebut dapat dipergunakan selama ada his dan pada saat
itu ibu harus dapat mengonsentrasikan diri pada pernapasan atau pada
sesuatu yang menyenangkan (Salmah, 2006).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Persalinan merupakan proses hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan
atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan
atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Management persalinan meliputi penumpang
(Passager), jalan lahir (Passageway), kekuatan (Power), posisi ibu, Psychologic respons
(Respon psikologis).
Proses persalinan meliputi proses persalinan kala 1 yaitu fase laten, fase aktif, fase
deselarisasi dan fase transisi. Proses persalinan kala 2 meliputi penipisan dan pembukaan
serviks (effacement dan dilatasi serviks), kontraksi uterus (minimal 2 kali dalam 10 menit),
keluarnya lender/mucus bercampur darah (blood show) melalui vagina. Proses persalinan
kala 3 meliputi fase pelepasan plasenta dan fase pengeluaran plasenta. Proses persalinan kala
4 yaitu dari pelahiran plasenta sampe 1 atau 2 jam postpartum. Sedangkan management nyeri
dilakukan dengan message dan relaksasi.
B. SARAN
Ibu hamil harus berperilaku sehat, agar kehamilan tidak mempunyai masalah yang
dapat mengakibatkan komplikasi dalam persalinan. Adapun perilaku ibu selama hamil
meliputi: kunjungan, asupan gizi, makan tablet zat besi sejak kehamilan, senam hamil,
perawatan jalan lahir, pemanfaatan layanan kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Tubagus. (2011). Cara untuk Mengurang Persalinan. Diakses tanggal 9 Februari 2012
padahttp://j3ffunk.blogspot.com/2011/05/cara-untuk-mengurangi-nyeri-persalinan.html