KELOMPOK 3
Di Susun Oleh:
Nisa Aulia Fitri 18031001 Arpida Ningsi 18031039
Alfina 18031094
Dosen Fasilitator:
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami
berbagai macam nikmat, sehingga aktivitas hidup ini banyak diberikan keberkahan.
Dengan kemurahan yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Ucapkan terima kasih tidak lupa kami hanturkan kepada dosen dan teman-teman
yang banyak membantu dalam penyusunan makalah yang berjudul “TREND-ISSUE
SERTA PERAN ADVOKASI PERAWAT TERKAIT GANGGUAN SISTEM
PERNAPASAN, KARDIOVASKULER DAN HEMATOLOGI”. Kami menyadari di
dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Masih banyak kekurangan
yang harus diperbaiki, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal perbuatan.
Oleh karena itu, kami meminta maaf atas ketidaksempurnaannya dan juga
memohon kritik dan saran untuk kami agar bisa lebih baik lagi dalam membuat karya tulis
ini. Harapan kami mudah-mudahan apa yang akan kami susun ini bisa memberikan
manfaat untuk diri sendiri, teman-teman, maupun orang lain.
Akhir kata, kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Manfaat.......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan………........................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................7
3
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem hematologi tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi, termasuk
didalamnya sumsum tulang dan nodus limpa. Darah adalah organ khusus yang berbeda
dengan organ lain karena berbentuk cairan. Darah merupakan medium transport tubuh,
volume darah manusia sekitar 7%-10% berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter.
Keadaan jumlah darah pada setiap orang itu berbedabeda bergantung pada usia, pekerjaan,
serta keadaan jantung atau pembuluh darah (Handayani dan Haribowo, 2008).
PEMBAHASAN
Judul Jurnal “Kompres Es Lebih Efektif Untuk Mengurangi Nyeri Saat Insersi Jarum Pada
Pasien Hemodialisa: Ebn”
Berdasarkan jurnal yang kami ambil, bahwa salah satu masalah kesehatan yang dihadapi
sekarang ini adalah nyeri saat insersi jarum pada pasien Hemodialisa. Pasien Hemodialisa
akan menjalani HD sepanjang hidupnya, dan mereka akan melakukannya setiap 2-3 kali
dalam seminggu. Nyeri yang dialami pasien merupakan masalah utama pada pasien yang
menjalani HD yang dapat berakibat munculnya masalah psikologis pada penderita.
Nyeri saat insersi merupakan nyeri dengan peringkat tertinggi yang dikeluhkan oleh pasien
yang menjalani hemodialisa. Upaya farmakologis dan non farmakologis dapat dilakukan
untuk mengurangi nyeri pada saat insersi jarum hemodialisa. Upaya non farmakologis
untuk mengurangi nyeri saat insersi adalah memberikan kompres baik kompres hangat
maupun kompres dingin.
Hasil kriteria pasien didapatkan satu kelompok pasien dengan lebih dari satu kali tindakan.
Derajat nyeri diukur sebelum dan setelah intervensi menggunakan numeric rating scale,
dimana setiap pasien dilakukan intervensi dan pengukuran sebanyak tiga kali yaitu:
Dan tugas perawat dalam advokasi pasien dalam ebn ini yaitu :
1. Sebagai pelindung. Perawat membantu pasien dalam membuat keputusan, dengan
perawat memberikan alternatif seperti kompres es / air dingin untuk mengurangi
nyeri saat insersi
2. Sebagai mediator. Dimana tindakan perawat yaitu memberikan penjelasan kepada
pasien mengenai pengobatan yang diterima seperti pengobatan pasien hemodialisa
dengan memberikan kompres es / air dingin.
3. Sebagai pelaksana tindakan. Yaitu peran perawat memiliki tujuan untuk
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai yang dibutuhkan pasien yaitu kompres es /
air dingin untuk mengurangi rasa nyeri selain menggunakan obat menurut Prince
(2005) dijurnal ebn yaitu pelaksanaan perawat sebelum tindakan, proses tindakan
dan setelah tindakan yaitu :
a) Sebelum tindakan yaitu dengan mempersiapkan alat :
- Kom kecil berasa air es
- Perlak pengalas
- Beberapa buah waslap / kain kassa dengan ukuran tertentu
- Sampiran bila perlu
- Selimut bila perlu
b) Proses Tindakan
- Dekatkan alat-alat ke klien
- Pasangkan sampiran bila perlu
- Cuci tangan
- Pasang pengalas diarea yang akan di kompres
- Masukkan waslap atau kain kassa kedalam air es lalu diperas sampai
lembab
- Letakkan waslap /kain kasa tersebut pada area yang akan dikompres
- Ganti waslap / kain kassa tiap kali dengan waslap / kain kassa yang
sudah dalam air es
- Diulang-ulang sampai klien merasakan nyeri yang dirasakan
berkurang
- Jika sudah rapikan klien dan bereskan alat-alat bila tindakan telah
selesai
- Cuci tangan setelah tindakan
c) Setelah Tindakan
- Dokumentasikan
- Tanyakan kepada klien apakah dengan tindakan kompres es nyeri
yang dirasakan berkurang
- Jika telah selesai, kontrak prosedur pelaksaan dengan klien untuk
pertemuan / kunjungan selanjutnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Pada kesimpulan ini, sistem hematologi tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi,
termasuk didalamnya sumsum tulang dan nodus limpa. Darah adalah organ khusus yang
berbeda dengan organ lain karena berbentuk cairan. Darah merupakan medium transport
tubuh, volume darah manusia sekitar 7%-10% berat badan normal dan berjumlah sekitar 5
liter. Keadaan jumlah darah pada setiap orang itu berbedabeda bergantung pada usia,
pekerjaan, serta keadaan jantung atau pembuluh darah.
DAFTAR PUSTAKA
Firani. N. K. (2018). Mengenal Se-Sel Darah dan Kelainan Darah. Malang: Tim UB
Press.
Handayani W, Haribowo AS. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Hematologi. Jakarta: Selemba Medika; 2008.
KOMPRES ES LEBIH EFEKTIF UNTUK MENGURANGI
NYERI SAAT INSERSI JARUM PADA PASIEN
HEMODIALISA: EBN
email: afauji.odji@gmail.com
ABSTRAK
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume IV Nomor 7 Februari 2018
1
PENDAHULUAN
Pasien Hemodialisa akan Prosedur non farmakologis yang dapat
menjalani HD sepanjang hidupnya, dan digunakan untuk mengurangi nyeri salah
mereka akan melakukannya setiap 2-3 satunya menggunakan kompres baik
kali dalam seminggu (ALspasch, 2006). hangat maupun dingin untuk mengurangi
Sementara Sukandar menyatakan bahwa nyeri. Metode nonfarmakologis
pasien akan mengalami nyeri pada saat merupakan sebuah metode yang efektif,
penusukan jarum sekitar 200 kali dalam nyaman, mudah digunakan serta murah
setahun. Nyeri yang dialami pasien sehingga semua pasien dapat
merupakan masalah utama pada pasien memperoleh layanan dari prosedur
yang menjalani HD yang dapat berakibat tersebut.
munculnya masalah psikologis pada
penderita (Celik, et al. 2010). Beberapa Tujuan dari intervensi pemberian
pendekatan farmakologis dan non- kompres dingin menggunakan es untuk
farmakologis dapat digunakan untuk mengurangi nyeri pada pasien yang
mengurangi nyeri pada saat insersi jarum menjalani hemodialisa di RSU Kota
pada pasien HD. Bekasi. Hasil pelaksanaan praktik
berbasis bukti (EBN) menunjukkan hasil
Pendekatan farmakologis yang yang signifikan dimana terjadi penurunan
dapat digunakan menggunakan EMLA skala nyeri pada pasien yang
(Eutetic Mixture of Local Anasthetic) menggunakan kompres dingin
dimana pasien diberikan anastesi local dibandingkan pada pasien yang
disekitar lokasi penusukan. Kelemahan menggunakan kompres hangat atau tidak
dari penggunaan metode ni adalah tidak mendapatkan kompres. Hasil ini berguna
semua pasat dapat membeli karena dan dapat digunakan oleh perawat
EMLA tidak terkover dalam jaminan hemodialisa sebelum melakukan
asuransi, selain itu EMLA mahal penusukan jarum hemodialisa.
dibandingkan tekhnik nonfarmakologis.
METODOLOGI
Penerapan praktik berbasis bukti kompres. Hasil dari intervensi yang
ini mengunakan pendekatan PICOT diharapkan adalah intensitas nyeri pada
(Melnyk, 2001 dalam Fauji, et.al 2014) saat penusukan jarum dengan lama
dalam mencari masalah klinik. Sebelum pemberian selama 10 menit untuk
dilakukan pelaksanaan praktik berbasis kompres dingin, dan 15 menit untuk
bukti dilakukan presentasi proposal serta kompres hangat.
mengajukan izin pelaksanaan kegiatan ke
rumah sakit yang disetujui Strategi pencarian jurnal yang
pelaksanaannya Oleh bidang keperawatan digunakan dalam pelaksanaan EBN
RSU Kota Bekasi. menggunakan mesin pencari Google
dengan memasukan kata kunci antara lain
Masalah Klinik Pasien hemodialisa, nyeri, Insersi jarum,
Masalah dalam penerapan praktik nonfarmakologis, kompres, serta RCT
berbasis bukti ini adalah nyeri yang Ringkasan Jurnal
dirasakan oleh pasien pada saat insersi
jarum pada pasien yang menjalani Jurnal utama yang digunakan
hemodialisis rutin di RSU Kota Bekasi. berjudul perbandingan efek kompres
Intervensi yang akan dilakukan dalam hangat dengan kompres dingin terhadap
pelaksanaan pratik berbasis bukti ini intensitas nyeri saat insersi jarum pada
adalah pemberian kompres dingin pasien gagal ginjal kronik yang
menggunakan ice pack dengan menjalanai hemodialisis rutin di RS
pembanding kompres hangat dan tanpa Muhammadiyah Bandung. Tujuan
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume IV Nomor 7 Februari 2018
2
penelitian dalam jurnal utama adalah bahwa EBN-P katagori II, memiliki
membandingkan kompres dingin dengan metode yang jelas, serta kompres dingin
kompres hangat dalam mengurangi nyeri memeiliki keuntungan untuk mengurangi
saat inseri jarum pada pasien nyeri serta pasien memiliki kesamaan
hemodialisis. Design penelitian yang karakteristik.
digunakan adalah RCT, dengan quasi
experiment with pre and post time series. Rencana Kerja
Metode penelitian dengan cara mengukur Kriteria pasien dalam
Nyeri menggunakan numeric rating scale, pelaksanaan EBN ini sebagai berikut:
kompres hangat menggunakan hot gel
pack (34-41 0C) dengan ukuran 8x10 cm 1. Usia 18-65 tahun
selama 15 menit dan kompres dingin 2. Pasien yang menjalani HD rutin
dengan ice gel pack (10-32 0C) berukuran setiap seminggu 2 (dua) kali.
8x10 cm selama 10 menit. Hasil
penelitian dalam jurnal utama didapatkan 3. Memiliki arteriovenous/AV shunt
rata-rata nyeri pasien setelah pemberian serta AV shunt yang aktif
intervensi berkurang, rata-rata nyeri 4. Pasien tidak mendapatkan terapi
sebelum intervensi 3.478, rata-rata nyeri analgetik untuk mengurangi nyeri saat
setelah kompres hangat 2.8621 sementara insersi jarum
menggunakan kompes dingin dalam skala
2 dari 10. Prosedur Pelaksanaan
HASIL
Karakteristik Pasien 3. Rata-rata usia berada pada kelompok
1. Enam (6) orang pasien terlibat dalam usia lansia awal (66.7%, n=4)
pelaksanaan EBN 4. Rata-rata lama penggunaan AV-shunt
2. Jenis kelamin rata-rata laki-laki lebih dari 3 tahun (66.7%, n=6)
(66.7%, n=6)
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume IV Nomor 7 Februari 2018
3
Tabel 1.
Skala Nyeri Pasien Hemodialisis Tanpa Pemberian Kompres di RSU Kota Bekasi
Tahun 2016
Tabel 2.
Skala nyeri pasien hemodialisis dengan kompres hangat di RSU Kota Bekasi
Tahun 2016
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume IV Nomor 7 Februari 2018
4
Tabel 3.
Skala nyeri pasien hemodialisis dengan kompres dingin di RSU Kota Bekasi
Tahun 2016
4 3
5 0
6 1
Rata-rata 1.50
PEMBAHASAN
Pada penerapan praktik berbasis alamiah dan sederhana yang dengan cepat
bukti ini kompres dingin lebih efektif mengurangi rasa nyeri selain dengan
dalam menurunkan skala nyeri di memakai obat-obatan hal ini dibuktikan
bandingkan dengan kompres hangat, oleh Khatimah (2013), dalam
Teori gate control mengatakan bahwa penelitiannya tentang “Efektivitas
stimulasi kulit mengaktifkan transmisi Cryotherepy saat Akses AVF pada pasien
serabut saraf sensori A-beta yang lebih penyakit ginjal kronik yang menjalani
besar dan lebih cepat. Proses ini hemodialisa di Unit dialisis RSUD
menurunkan transmisi nyeri melalui Tugurejo Semarang. Sanusi (2013),
serabut C dan deta-A berdiameter kecil. melakukan penelitian tentang
Gerbang sinap menutup transmisi impuls “Perbandingan efek kompres hangat dan
nyeri. Kompres dingin akan menimbulkan kompres dingin terhadap intensitas nyeri
efek analgetik dengan memperlambat pada saat insersi jarum pada pasien gagal
kecepatan hantaran saraf sehingga impuls ginjal yang menjalani hemodialisa rutin di
nyeri yang mencapai otak lebih sedikit. RS Muhamadiyah Bandung kesimpulan
Mekanisme lain yang mungkin bekerja dalam penelitiannya adalah stimulasi kulit
adalah bahwa persepsi dingin menjadi dengan teknik kompres dingin lebih
dominan dan mengurangi persepsi nyeri efektif dalam menurunkan persepsi nyeri.
(Harrerar et al, 2010). Kompres dingin Sabitha (2008), juga membuktikan
menyebabkan vasokontriksi sehingga keefektifan kompres dingin dalam
menimbulkan efek baal atau mati rasa mengurangi nyeri saat insersi jarum pada
pada kulit. pasen hemodialisa hasilnya terdapat
Menurut Prince (2005), kompres pengaruh pemberian kompres dingin
dingin merupakan alternatif pilihan yang terhadap pengurangan nyeri pada saat
insersi jarum.Terdapat banyak literature
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume IV Nomor 7 Februari 2018
5
dan jurnal telah membahas dan meningkatkan kerja kalsium intraseluler
membuktikan keefektifan kompres dingin sehingga terjadi potensial aksi untuk
jika diterapkan pada pasien nyeri seperti meningkatkan rangsangan pada saraf
beberapa bukti penelitian di atas. sensoris dan Mekanisme yang kedua yaitu
Terdapat tiga mekanisme kompres hangat antara 35°C - 43°C
bagaimana kompres hangat dapat merupakan stimulus hangat yang dapat
menurunkan intensitas nyeri saat insersi ditoleransi oleh kulit menimbulkan
pada area fistula hemodialisis, yaitu: 1) perasaan nyaman pada pasien secara
efek gate control dari sensasi suhu subyektif. Hasil interview bahwa 2
menghambat sansasi nyeri di otak, 2) responden (33,3%) menyatakan bahwa
timbulnya rasa nyaman menyebabkan dengan kompres hangat lebih nyaman
sekresi endorphin yang akan menghambat dirasakan di kulit. Perasaan nyaman ini
sekresi enkhefalin dan 3) efek hangat akan mengaktifkan hormon endorphin
menyebabkan vasodilatasi pembuluh atau dinorfin sehingga dapat
darah sehingga melunakan jaringan parut meningkatkan sekresi enkhefalin yang
yang menebal akan mengurangi menghambat reseptor nyeri di otak. Selain
penekanan pada ujung reseptor nyeri di itu endorphin juga dapat menstimulasi
kulit saat insersi. Mekanisme yang efek relaksasi sehingga dapat mengurangi
pertama yaitu bahwa efek panas lokal kecemasan pada saat insersi (Guyton and
pada kulit permukaan akan mengaktifkan Hall, 2008).
kanal kalsium sensitif panas dengan
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume IV Nomor 7 Februari 2018
6
dalam fakultas kedokteran RS Pasien Hemodialisis, Jurnal
Sanglah Fakultas Ilmu Keperawatan
Denpasar.ejournal.unud.ac.id/…/ Unpad.
6_thrombosis%20dan
%20usia%20lanjut.ptf diperoleh Fauji, A., et al. 2014 Praktik
14 januari 2013. Keperawatan Berbasis Bukti
Pada Pasien Kanker. Jakarta .
Bayhaki. 2012. Asuhan keperawatan Tim.
Klien Gagal Ginjal Kronik. EGC.
Figueiredo et al. 2008. Research into pain
Birchenough, E., Moore, C., Stevens, K., perception with arteriovenous
& Stewart, S. 2010. Buttonhole fistula
cannulation in adult patients on
hemodialysis: An increased risk (AVF)
of infection? Nephrology Nursing cannulation.Journal of Renal
Journal, 37(5), 491-499, 555. Care 34(4), 169-172.
Black, J.M.& Hawks, J.H. 2007. Medical Guyton , A.C & Hall. J.E. 2008. Buku
Surgical Nursing. Critical Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi
thinking forbcollaborative,5th 11, Alih bahasa: Irawati dkk.
ed.St.Louis Elsevier Inc. Jakarta: EGC.
Bourbonnais, F.F., &Tousignant, K.F. Handoyo, et.al. 2006. Upaya Menurunkan
2012.The pain experiences of Skala Plebitis dengan Pemberian
patients Kompres Hangat RSUD Prof. Dr.
onmaintenance Margono Soekarjo Purwokerto.
hemodialysis. Soedirman, Nursing Jounal. 1(1)
NephrologyNursing Journal,
39(1), 13-1, Harris et al. 2011. Pain, sleep disturbance
AmericanNephrology Nurses’ and survival in hemodialysis
Association patients, Nephrol Dial Transplant
(2012) 27: 758–765 doi:
Çelik et al. 2011.Vapocoolant Spray 10.1093/ndt/gfr355, Department
vsLidocaine/ Prilocaine Cream of Medicine, George Washington
for Reducing the Pain of University.
Venipuncture in Hemodialysis
Patients: A Randomized, Havens, L. & Terra, R. P. 2005. Buku
Placebo-Controlled, Crossover ajar: Fisiologi kedokteran. Edisi
Study, Department Internal 9. Jakarta: EGC.
Medicine, Division
of Nephrology, Joyce M.Black, Jane Hokanson Hawks,
Faculty of Medicine, Selcuk (2014) Keperawatan Medikal
University, Konya, Turkey. Bedah Edisi 8,Buku 1Jakarta CV
Pentasada Media Edukasi
Daugirdas, J, T.,Blake, P, G.,& Ing, T, S.
2007. Handbook Of Dialysis 4th Khatimah, P. K., dkk, 2013. Efektifitas
Edition.Philadelphia. Cryotherapi Dalam Menurunkan
LippincottWilliams & Wilkins Skala Nyeri Saat Akses AVF
Pada Pasien Penyakit Gagal
Dougherty, L. 2006. Akses Sentral. Ginjal Kronik yang Menjalani
Jakarta: Erlangga Hemodialisa di Unit Dialisis
RSUD Tugurejo Semarang,
Endiyono et. al. ,2013. Pengaruh Fakultas Keperawatan Universitas
Cryotherapy terhadap Nyeri pada Diponegoro
Insersi Artevivenosa Fistula
pada
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume IV Nomor 7 Februari 2018
7
Kozier & Erb. 2009. Buku Ajar Praktik Kompres Dingin Terhadap
Keperawatan Klinis. Edisi 5. Intensitas Nyeri Saat insersi
Jakarta, EGC. Jarum Pada Pasien Gagal Ginjal
yang Menjalani Hemodialisa
M.Sopiyudin Dahlan. 2013. Statistik Rutin Di Rumah Sakit
Untuk Kedokteran dan Kesehatan Muhammadiyah Bandung. Jurnal
Keperawatan Aisyiyah.
Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. 2015.
APLIKASI Asuhan Keperawatan Smeltzer, S.C.,& Bare, B.G. 2008 Buku
Berdasarkan Diagnosa Medis & Ajar Keperawatan Medikal Beda.
NANDA NIC-NOC.Jogjakarta: Alih Bahasa Agung Waluyo dkk.
MediAction Jakarta. EGC.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Suhail,A., Madhukar, M., Nicholas
Standar Diagnosis Keperawatan Hoenich dan Daugrirdas John T.,
Indonesia, Edisis 1, Dewan Hemodialysis Apparatus,
Pengurus Pusat PPNI Daugirdas John T., Blake peter
G., and Ing Todd S., Handbook of
Pisoni, R. L.et al. 2002. Vascular access dialysis 4th edition, Lippincott
use in Europe and the United Williams & Wilkins, USA, 2007,
States:results from the p:59-78
DOPPS.Kidney Int.61,305-316.
Sukandar, E. 2006. Gagal Ginjal dan
Potter, P.A.,& Perry, A.G. 2005. Buku Panduan
Ajar Fundamental Keperawatan :
Konsep,Proses, dan Praktik.Edisi Terapi
4.Volume1.Alih Bahasa : Dialisis.Bandung: Pusat
YasminAsih, dkk.Jakarta : EGC. Informasi Ilmiah (PII) Bagian
Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Reddy ,B ., & Cheung, A, K. H. 2009. Kedokteran UNPAD/RS. Dr.
Hemodialysis. InLai, K, N. Hasan Sadikin.
(Ed.),Apractical Manual Of
Renal Medicine.Hong Kong: Tamsuri Anas. 2007. Konsep dan
Stallion Press Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta :
EGC
Sabitha et al. 2008.Effect of cryotherapy
on arteriovenous fistula Yuwoono. I.H. 2013. Semarang.
puncture- related pain in UNIMUS. Pengaruh Pengaturan
hemodialysis patients, Indian Kecepatan Aliran Darah (Quick
Journal Nephrol. 2008 October; of Blood) terhadap Rasio Reduksi
18(4): 155–158. Ureum pada Pasien Penyakit
Ginjal Kronis yang Menjalani
Santi Sanusi. 2013. Perbandingan Efek Hemodialisis di
Kompres Hangat dengan Unit
Hemodialisis RSUD Kota
Semarang
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume IV Nomor 7 Februari 2018
8