Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Sejarah Sistem Informasi Keperawatan

DOSEN PENGAMPU

Ns. Arya Ramadia, M.Kep

MATA KULIAH

Sistem Informasi Keperawatan

DISUSUN OLEH

Ermawati 190101168

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIkes AL-INSYRAH)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

T.A 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “sejarah
sistem informasi keperawatan”. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang “sejarah sistem informasi
keperawatan” ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Pekanbaru, 10 September 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah..................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 1
BAB II. PEMBAHASAN .................................................................................................. 2
2.1 Sistem informasi kesehatan ......................................................................................... 5
2.2 Sistem informasi keperawatan .................................................................................... 5
2.3 Sejarah sistem informasi keperawatan ......................................................................... 6
2.4 Fungsi sistem informasi keperawatan .......................................................................... 6
2.5 fasilitas ruang keperawatan.......................................................................................... 7
2.6 Pengaruh teknologi dalam ruangan .............................................................................. 9
BAB III. PENUTUP.......................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 13

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komputer telah dikenal berpuluh – puluh tahun lalu, tetapi rumah sakit terlambat
dalam menangkap revolusi komputer. Perawat terlambat mendapatkan manfaat dari
komputer, usaha pertama dalam menggunakan komputer oleh perawat terjadi pada akhir
tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an, penggunaannya mencakup automatisasi catatan
perawat untuk menjelaskan status dan perawatan pasien dan penyimpanan hasil sensus
dan gambaran staf keperawatan untuk analisa kecenderungan masa depan staf.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sistem informasi kesehatan dan keperawatan?
2. Bagaimana sejarah sistem informasi keperawatan?
3. Apa pengaruh teknologi dalam ruangan ?

1.2 Tujuan
Memberi informasi dan menambah pengetahuan bagi pembaca tentang sejarah
sistem informasi keperawatan.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SISTEM INFORMASI KESEHATAN
Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi di seluruh
tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelengggaraan pelayanan kepada
masyarakat. Peraturan perundang-undangan yang menyebutkan sistem informasi
kesehatan adalah Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan
strategi desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor
932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem laporan
informasi kesehatan kabupaten/kota. Hanya saja dari isi kedua Kepmenkes mengandung
kelemahan dimana keduanya hanya memandang sistem informasi kesehatan dari sudut
padang manejemen kesehatan, tidak memanfaatkan state of the art teknologi informasi
serta tidak berkaitan dengan sistem informasi nasional. (Sanjoyo). Perkembangan Sistem
Informasi Rumah Sakit yang berbasis computer (Computer Based Hospital Information
System) di Indonesia telah dimulai pada akhir dekade 80’an. Rumah sakit di Indonesia
sudah ada yang memanfaatkan komputer untuk mendukung operasionalnya. Namun,
tampaknya komputerisasi dalam di instansi rumah sakit, kurang mendapatkan hasil yang
cukup memuaskan semua pihak.
2.2 SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN
Sistem informasi keperawatan merupakan kombinasi dari ilmu komputer,
informasi dan keperawatan yang disusun untuk mempermudah manajemen, proses
pengambilan keputusan, dan pelaksanaan asuhan keperawatan. Salah satu penggunaan
sistem informasi keperawatan di kembangkan pada tahun 1960-1970 -an adalah dengan
pendokumentasian keperawatan terkomputerisasi. Pendokumentasian terkomputerisasi
memfasilitasi pembakuan klasifikasi asuhan keperawatan sehingga menghilangkan
ambiguitas dalam pendokumentasian keperawatan. Sedangkan menurut ANA (Vestal,
Khaterine, 1995) sistem informasi keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk
memperoleh dan menggunakan data, informasi dan pengetahuan tentang standar
dokumentasi, komunikasi, mendukung proses pengambilan keputusan, mengembangkan
dan mendesiminasikan pengetahuan baru, meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi

5
asuhan keperawaratan dan memberdayakan pasien untuk memilih asuhan kesehatan yang
diiinginkan. Kehandalan suatu sistem informasi pada suatu organisasi terletak pada
keterkaitan antar komponen yang ada sehingga dapat dihasilkan dan dialirkan menjadi
suatu informasi yang berguna, akurat, terpercaya, detail, cepat, relevan untuk suatu
organisasi.
2.3 SEJARAH SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN
Komputer telah dikenal berpuluh – puluh tahun lalu, tetapi rumah sakit terlambat
dalam menangkap revolusi komputer. Perawat terlambat mendapatkan manfaat dari
komputer, usaha pertama dalam menggunakan komputer oleh perawat terjadi pada akhir
tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an, penggunaannya mencakup automatisasi catatan
perawat untuk menjelaskan status dan perawatan pasien dan penyimpanan hasil sensus
dan gambaran staf keperawatan untuk analisa kecenderungan masa depan staf.
Pada pertengahan tahun 1970-an ide dari sistem informasi rumah sakit diterapkan
dan perawat mulai menerapkan sistem informasi manajemen keperawatan. Pada akhir
tahun 1980-an munculah sistem mikro komputer yang semakin mendukung
pengembangan sistem informasi keperawatan. Di Indonesia sistem informasi manajemen
keperawatan masih minim penerapannya, pendokumentasian keperawatan umumnya
masih menggunakan pendokumentasian tertulis. Pemerintah Indonesia sudah memiliki
visi tentang sistem informasi kesehatan nasional, yaitu Reliable Health Information
2010 (Depkes,2001). Pada perencanaannya sistem informasi kesehatan akan di bangun di
Rumah Sakit kemudian di masyarakat, tetapi pelaksanaanya belum optimal.
2.4 FUNGSI SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN
Konseptual model dalam sistem informasi keperawatan berdasarkan 4 fungsi utama
dalam praktik keperawatan klinik dan administratif :
1. Proses perawatan pasien
Proses perawatan pasien adalah apa yang telah dilakukan oleh perawat
kepada pasien yaitu: pengkajian, diagnosa keperawatan, jadwal perawatan dan
pengobatan, catatan keperawatan, pola makan, prospektif, beban kerja ,
administrasi pasien.
2. Proses managemen bangsal

6
Aktivitas yang berhubungan dengan fungsi bangsal untuk secara efektif
menggunakan sumber dalam merencanakan objek secara spesifik.
Mentransformasikan informasi pada manajemen yang berorientasi informasi
dalam pengambilan keputusan: jaminan kualitas, sudut pandang aktivitas di
bangsal keperawatan, jadwal dinas karyawan, manajemen perseorangan,
perencanaan keperawatan, manajemen inventarisasi dan penyediaan sarana dan
prasarana, manajemen finansial, kontroling terhadap infeksi.
3. Proses Komunikasi
Seluruh aktivitas dikonsentrasikan pada komunikasi pada pasien dan
subjek lain yang memiliki hubungan dengan subjek pengobatan, perjanjian dan
penjadwalan, review data, transformasi data, dan segala bentuk pesan.
4. Proses Pendidikan dan Penelitian
Pendokumentasian fungsi dan prosedural.
2.5 FASILITAS DI RUANG KEPERAWATAN
1. Komputer
Komputer merupakan sebuah alat elektronik yang mampu memiliki banyak fungsi
dan mampu melakukan banyak tugas. Selain itu komputer dapat didefinisikan sebagai
sekumpulan alat elektronik yang saling terkoordinasi satu sama lain sehingga dapat
menerima data, kemudian mengolah data, dan pada akhirnya akan menghasilkan
suatu keluaran yang berupa informasi (Input > Proses > Output).
2. Telenursing
Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam memberikan
pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara
fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Sebagai
bagian dari telehealth dan beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan
non medis seperti telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring.
Telenursing menunjukkan penggunaan teknologi komunikasi oleh perawat untuk
meningkatkan perawatan pasien. Telenursing menggunakan channel elektromagnetik
(wire, radio, optical) untuk mengirim suara, data dan sinyal video komunikasi. Dapat
juga didefinisikan sebagai komunikasi jarak jauh menggunakan transmisi elektrik
atau optic antara manusia dan atau computer

7
Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memberikan
informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini, menggunakan
teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di
dua negara dan memakai peralatan video conference. Telenursing bagian integral
dari telemedicine atau telehealth.
Menurut Britton et all (1999), ada beberapa keuntungan telenursing yaitu :
a. Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat
mengurangi kunjungan ke pelayanan kesehatan ( dokter praktek, ruang
gawat darurat, rumah sakit dan nursing home)
b. Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan
jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas geografis
c. Telenursing dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal
di rumah sakit
d. Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian
dan monitoring yang sering sehingga membutuhkan biaya yang banyak.
Telenursing dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis tanpa
memerlukan biaya dan meningkatkan pemanfaatan teknologi
e. Berhasil dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan
meningkatkan akses untuk perawatan kesehatan tanpa banyak memerlukan
sumber.
Selain manfaat di atas telenursing dapat dimanfaatkan dalam
bidang pendidikan keperawatan ( model distance learning) dan
perkembangan riset keperawatan berbasis informatika
kesehatan. Telenursing dapat juga digunakan dikampus dengan video
conference, pembelajaran on line dan Multimedia Distance Learning.
3. Internet
Internet adalah suatu fasilitas yang paling di rasakan secara nyata di bidang
teknologi impormasi adalah dengan adanya “cyber space” atau ruang maya di mana
kita dapat berkomunikasi langsung melalui perangkat computer dalam situasi dan
kondisi yang berbeda dan ini sudah menjadi kebutuhan setiap orang mulai dari
pelajar, mahasiswa, pebisnis, maupun dunia kerja pegawai (PNS).

8
2.6 PENGARUH TEKNOLOGI TERHADAP RUANGAN
Pengaruh negatif teknologi terhadap ruangan sebagai berikut.
1. Dikhawatirkan akan adanya penurunan proses berpikir kritis dari perawat
tersebut, karena informasi yang didapat mudah untuk diakses.
2. Dimungkinkan pula terjadi penurunan kepekaan antara perawat yang satu dengan
yang lain ataupun antara perawat dengan klien. Karena segala sesuatu dapat
dilakukan secara online (misaltele-health), tanpa harus tatap muka
3. Keterbatasan kapasitas penyimpanan data
4. Kemungkinan bisa terjadi gangguan teknis (disebabkan virus dan factor lainnya)
5. Tentunya dokumentasi keperawatan berbasis komputer juga mempunyai
kelemahan, diantaranya adalah kemampuan perawat dalam melaksanakan proses
keperawatan dan keterampilan perawat menggunakan computer.
Adapun pengaruh positif teknologi terhadap ruangan sebagai berikut :
1. Penghematan biaya dari penggunaan kertas untuk pencatatan
2. Penghematan ruangan karena tidak dibutuhkan tempat yang besar dalam
penyimpanan arsip.
3. Penyimpanan data pasien menjadi lebih lama.
4. Pendokumentasian keperawatan berbasis komputer yang dirancang dengan baik
akan mendukung otonomi yang dapat dipertanggung jawabkan.
5. Membantu dalam mencari informasi yang cepat sehingga dapat membantu
pengambilan keputusan secara cepat
Sedangkan menurut Holmes (2003,dalam Sitorus 2006), terdapat keuntungan
utama dari dokumentasi berbasis komputer yaitu :
1. Standarisisasi: terdapat pelaporan data klinik yang standar, mudah dan cepat
diketahui.
2. Kualitas: meningkatkan kualitas informasi klinik dan sekaligus meningkatkan
waktu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.

9
3. Accessebility, legibility, mudah membaca dan mendapat informasi klinik dari
pasien dalam satu lokasi.

Dokumentasi perawatan merupakan bagian penting dari dokumentasi


klinis. Namun, dokumentasi proses keperawatan sering kurang berkualitas. Untuk
meningkatkan dokumentasi asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat
maka perlu diterapkan sistem infomasi keperawatan dalam pendokumentasian
asuhan keperawatan. Ada harapan tinggi bahwa komputer dapat mendukung
dalam dokumentasi keperawatan akan membantu meningkatkan kualitas
dokumentasi. Namun dengan diterapkannya komputerisasi di rumah sakit juga
perlu diimbangi oleh kemampuan perawat dalam mengoperasionalkan komputer.
Untuk meningkatkan kemampuan perawat dalam penggunaan komputer
maka perawat telah menyoroti kebutuhan untuk pelatihan dalam penggunaan
teknologi informasi, dan penilaian kritis penting untuk profesional perawat
(Docker, et all.,2003).Dokumentasi keperawatan yang ada sekarang ini adalah
dokumentasi keperawatan yang berbasis kertas. Namun pada kenyataannya sering
ditemukan bahwa proses tersebut tidak terintegrasi ke dalam dokumentasi
keperawatan. Sering kita menemukan dokumentasi yang kurang lengkap,
alasannya antara lain perlu waktu yang banyak, kualitas catatan berbasis kertas
masih rendah dan pemanfaatan dokumentasi masih terbatas dari proses
keperawatan. Masalah-masalah ini menyebabkan upaya untuk mendukung proses
keperawatan dengan sistem berbasis komputer untuk mengurangi beban perawat
dalam dokumentasi.
Penerapan sistem informasi keperawatan dalam dokumentasi asuhan
keperawatan bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas dokumentasi
asuhan keperawatan. Dokumentasi yang berbasis komputer selain meningkatkan
kualitas juga memungkinkan penggunaan kembali data keperawatan untuk
manajemen keperawatan dan penelitian keperawatan. Hal ini seperti yang terdapat
dalam hasil penelitian dari Mueller, et all.2006 yang menyatakan bahwa kualitas
dokumentasi keperawatan semakin meningkat dengan diterapkannya Quality of
Nursing Diagnoses, Interventions, and Outcomes (Q-DIO). Penelitian ini

10
mendukung penggunaan Q-DIO dalam mengevaluasi dokumentasi keperawatan
diagnosis, intervensi, dan hasil asuhan keperawatan. Berdasarkan hal tersebut
maka untuk meningkatkan kualitas dokumentasi, perawat membutuhkan
dukungan melalui pendidikan agar mengetahui langkah-langkah untuk
menghubungkan diagnosa dengan intervensi, spesifik ke etiologi diidentifikasi,
dan untuk mengidentifikasi hasil asuhan keperawatan. Adanya peningkatan
dokumentasi tersebut membuktikan bahwa dengan diterapkannya Q-DIO dapat
berguna sebagai alat audit dokumentasi keperawatan dan harus dikembangkan
sebagai fitur terintegrasi secara elektronik (Mueller, et all.2006).
Selain itu adapun pengaruh dari teknologi telenursing yaitu
aplikasi telenursing dapat diterapkan di rumah, rumah sakit melalui pusat
telenursing dan melalui unit mobil. Telepon triase dan home care berkembang
sangat pesat dalam aplikasi telenursing. Di dalam home care perawat
menggunakan system memonitor parameter fisiologi seperti tekanan darah,
glukosa darah, respirasi dan berat badan melalui internet. Melalui system
interaktif video, pasien contact on-call perawat setiap waktu untuk menyusun
video konsultasi ke alamat sesuai dengan masalah, sebagai contoh bagaimana
mengganti baju, memberikan injeksi insulin atau diskusi tentang sesak nafas.
Secara khusus sangat membantu untuk anak kecil dan dewasa dengan penyakit
kronik dan kelemahan khususnya dengan penyakit kardiopulmoner. Telenursing
membantu pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif di dalam perawatan,
khususnya dalam management penyakit kronis. Hal ini juga mendorong perawat
menyiapkan informasi yang akurat dan memberikan dukungan secara online.
Kontinuitas perawatan dapat ditingkatkan dengan menganjurkan sering kontak
antara pemberi pelayanan kesehatan maupun keperawatan dengan individu pasien
dan keluarganya.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada pertengahan tahun 1970-an ide dari sistem informasi rumah
sakit diterapkan dan perawat mulai menerapkan sistem informasi
manajemen keperawatan. Pada akhir tahun 1980-an munculah sistem
mikro komputer yang semakin mendukung pengembangan sistem
informasi keperawatan. Di Indonesia sistem informasi manajemen
keperawatan masih minim penerapannya, pendokumentasian
keperawatan umumnya masih menggunakan pendokumentasian
tertulis. Pemerintah Indonesia sudah memiliki visi tentang sistem
informasi kesehatan nasional, yaitu Reliable Health Information
2010 (Depkes,2001). Pada perencanaannya sistem informasi kesehatan
akan di bangun di Rumah Sakit kemudian di masyarakat, tetapi
pelaksanaanya belum optimal.

12
Daftar pustaka
Nurseptananda.2019.sistem informasi keperawatan.16(2),1-5.

13

Anda mungkin juga menyukai