Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEGANASAN TULANG

Dosen Pengampu : Ns. Mersi Eka Putri, S. Kep , M. Kep

Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah III

Disusun Oleh : Cici Ramadayani 190101157

Deby Indriyani 190101158

Lisa Hartanti Ningsih 190101159

Zulkhairi 190101160

Riska Rahma Ilahi 190101161

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) AL INSYIRAH

PEKANBARU

T/A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada
kami, sehingga makalah kelompok dengan judul “KEGANASAN TULANG” telah berhasil
diselesaikan. Makalah kelompok ini sebagai salah satu syarat untuk memenuhi Tugas
Keperawatan Medikal Bedah III

Selama penyusunan makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan baik moral
maupun material dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu dalam kesempurnaan dalam penulisan makalah ini. Penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan perlindungan dan membalas segala budi baik
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Pekanbaru, 26 Oktober 2021

Penulis

II
DAFTAR ISI

COVER..........................................................................................................................I
KATA PENGANTAR..................................................................................................II
DAFTAR ISI...............................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
Latar Belakang...........................................................................................................1
Tujuan........................................................................................................................1
BAB II KONSEP DASAR MEDIS...............................................................................2
Defenisi......................................................................................................................2
Etiologi.......................................................................................................................2
Patofisiologi...............................................................................................................2
Woc Keganasan Tulang.............................................................................................3
Manifestasi Klinis......................................................................................................4
Komplikasi.................................................................................................................4
Klasifikasi..................................................................................................................4
Penatalaksanaan.........................................................................................................4
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS......................................................5
Pengkajian..................................................................................................................5
Diagnosa Keperawatan..............................................................................................6
Intervensi Keperawatan.............................................................................................6
Implementasi .............................................................................................................6
Evaluasi....................................................................................................................11
BAB III PENUTUP.....................................................................................................12
Kesimpulan..............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13

III
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumor tulang adalah istilah yang dapat digunakan untuk pertumbuhan tulang yang tidak
normal, tetapi umumnya lebih digunakan untuk tumor tulang utama, seperti osteosarkoma,
chondrosarkoma, sarkoma Ewing dan sarkoma lainnya. Menurut Errol untung hutagalung,
seorang guru besar dalam Ilmu Bedah Orthopedy Universitas Indonesia, dalam kurun waktu 10
tahun (1995-2004) tercatat 455 kasus tumor tulang yang terdiri dari 327 kasus tumor tulang
ganas (72%) dan 128 kasus tumor tulang jinak (28%). Di RSCM jenis tumor tulang
osteosarkoma merupakan tumor ganas yang sering didapati yakni 22% dari seluruh jenis tumor
tulang dan 31 % dari seluruh tumor tulang ganas. Dari jumlah seluruh kasus tumor tulang 90%
kasus datang dalam stadium lanjut. Angka harapan hidup penderita kanker tulang mencapai 60%
jika belum terjadi penyebaran ke paru-paru. Sekitar 75% penderita bertahan hidup sampai 5
tahun setelah penyakitnya terdiagnosis. Sayangnya penderita kanker tulang kerap datang dalam
keadaan sudah lanjut sehingga penanganannya menjadi lebih sulit. Jika tidak segera ditangani
maka tumor dapat menyebar ke organ lain, sementara penyembuhannya sangat menyakitkan
karena terkadang memerlukan pembedahan radikal diikuti kemotherapy.

1.2 Tujuan

1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu memahami konsep penyakit Keganasan Tulang dan
Asuhan keperawatan Keganasan Tulang
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar medis penyakit Keganasan
Tulang
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada kasus Keganasa Tulung
c. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada kasus Keganasan
Tulang
d. Mahasiswa mampu menentukan intervensi keperawatan pada kasus
Keganasan Tulang
e. Mahasiswa mampu melakukan implementasi pada kasus keganasan tulang
f. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pada kasus Keganasan Tulang
g. Mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian pada kasus Keganasan
Tulang

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. KEGANASAN PADA TULANG

2.1.1. Definisi

Keganasan pada tulang merupakan suatu keganasan yang berasal dari sel  primitif
primitif pada bagian metafise metafise dari tulang panjang panjang orang muda.
Pembentukannya berasal dari seri osteoblas dari sel mesenim primitif. Osteosarkoma merupakan
tumor ganas primer tulang yang paling sering dengan prognosis yang buruk. Osteosarkoma atau
sarcoma osteogenik ini dipergunakan bukan karena tumor membentuk tulang, melainkan tumor
ini  pembentukkannya  pembentukkannya berasal berasal dari sel osteoblastik osteoblastik dari
sel-sel sel-sel mesenkin mesenkin primitif. primitif. Tumor ini merupakan tumor yang sangat
ganas, menyebar secara cepat pada  periosteum dan jaringan ikat diluarnya.

2.1.2. Etiologi

Penyebab Keganasan pada tulang belum diketahui secara pasti, tetapi ada  beberapa
faktor predisposisi terjadinya osteosarkoma, yaitu :

a. Pertumbuhan tulang yang cepat sebagi faktor predisposisi tumor ganas, dapat dilihat
dengan meningkatnya insiden pada anak yang sedang tumbuh. Lokasi osteosarkoma
paling serinng adalah metafisis dimana area ini merupakan area pertumbuhan tulang
panjang.
b. Faktor lingkungan : terpapar radiasi juga merupakan faktor predisposisi.
c. Predisposisi genetic : dysplasia tulang, termasuk penyakit paget, fibrous dysplasia,
echondromatosis, dan hereditary multiple exostoses.
d. Riwayat utama.

2.1.3. Patofisiologi

Faktor faktor yang memungkinkan terjadinya tumor dan keganasan pada sistem
musculoskeletal yaitu genetic, radiasi, bahan kimia, limfaderma kronis dan infeksi. Pertumbuhan
sel-sel tulang baru dari jaringan lunak berdiferensiasi menjadi beberapa sel osteoklas, konroblas,
fibroblast,osmioloblas. Ada yang bersifat jinak dengan ciri tumbuh lambat,kohesif dan
berkapsul,bisa di hilangkan dengan tindakan operatif. sedangkan yang bersifat ganas bercirikan
kurang kohesif, pertumbuhan cepat tidak berkapsul pengobatannya dengan tindakan radio terapi
dan kemoterapi. Dari pertumbuhan jaringan menyebabkan ekspansi tumor menjadi cepat lalu
pembesaran jaringan, kekuan tulang serta kerapuhan tulang menjadi resiko fraktur patologis.

2
WOC Keganasan Tulang

3
2.1.4. Manifestasi Klinis

a. Patah tulang di sertai pembengkakan


b. Tulang rapuh
c. Nyeri pada area tulang
d. Tubuh mudah lelah

2.1.5 Komplikasi

Ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi, baik akibat osteosarcoma ataupun
efek dari pengobatannya. Antara lain kanker menyebar ke tulang lain, rambut rontok,
mual dan muntah akibat kemoterapi.

2.1.6. Klasifikasi

Tumor tulang dibagi menjadi 3, yaitu :

a. Tumor tulang benigna Tumor tulang benigna biasanya tumbuh lambat dan berbatas-batas,
gejalanya sedikit, dan tidak menyebabkan kematian.
b. Tumor tulang maligna Tumor musculoskeletal maligna primer tumbuh dari sel jaringan
ikat dan  penyokong (sarcoma) atau dari elemen sum-sum tulang (mieloma).
c. Kanker tulang metastatik Tumor yang muncul dari jaringan tubuh mana saja mengatasi
tulang dan menyebabkan destruksi tulang local. Tumor menyebabkan destruksi tulang
local. Tumor yang berm yang bermetastatis ketulang etastatis ketulang  paling sering
adalah karsinoma ginjal, prostate, paru, payudara, ovarium, dan tiroid. Dan sering
menyerang kranium, vertebra, velvis, vemur dan humerus.

2.1.7. Penatalaksanaan

a) Eksisi bedah Komplikasi yang mungkin muncul dari eksisi bedah Komplikasi yang
mungkin muncul dari eksisi bedah termasuk infeksi, rmasuk infeksi, dislokasi prostesis,
non union allograft, fraktur, devetalisasi kulit dan  jaringan lunak, fibrosis sendi dan
kekambuhan tumor.

b) Radiasi

4
2.2. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian (Assesment)

a. Data demografi. Data ini meliputi nama, umur, jenis kelamin, tempat tinggal.
b. Riwayat perkembangan. Data ini untuk mengetahui tingkat perkembangan pada neonatus,
bayi,  prasekolah, remaja dan lansia.
c. Riwayat sosial. Data ini meliputi pendidikan dan pekerjaan. Seseorang yang terpapar
terusmenerus dengan agens tertentu dalam pekerjaannya, dapat mempengaruhi status
kesehatannya.
d. Riwayat penyakit keturunan. Riwayat penyakit keluarga perlu diketahui untuk
menentukan hubungan genetik yang perlu diidentifikasi (misal; penyakit DM yang
merupakan  predisposisi  predisposisi penyakit penyakit sendi degeneratif, degeneratif,
TBC, artritis, artritis, riketsia, riketsia, osteomielitis, osteomielitis, dll)
e. Riwayat diet (nutrisi). Identifikasi adanya kelebihan berat badan karena kondisi ini dapat
mengakibatkan stres pada sendi penyangga tubuh dan predisposisi terjadinya instabilitas
legamen khususnya pada punggung bagian bawah. Kurangnya asupan kalsium dapat
menimbulkan fraktur karena adanya dekalsifikasi. Bagaimana menu makanan sehari-hari
dan konsumsi vitamin A, D, kalsium serta protein yang merupakan zat untuk menjaga
kondisi muskuloskeletal.
f. Aktivas kegiatan sehari-hari. Identifikasi pekerjaan pasien dan aktivitas sehari-hari.
Kebiasaan membawa  benda-benda  benda-benda berat yang dapat menimbulkan
menimbulkan regangan regangan otot dan trauma lainnya. Kurangnya melakukan
aktivitas mengakibatkan tonus otot menurun. Fraktur atau trauma dapat timbul pada saat
olahraga.
g. Pemeriksaan Fisik
 Skeletal Tubuh Skelet tubuh dapat dikaji dengan adanya deformitas dan
kesejajaran. Pertumbuhan tulang yang abnormal akibat tumor tulang dapat
dijumpai. Pemendekan ekstremitas, amputasi dan bagian tubuh yang tidak sejajar
dalam kondisi anatomis harus dicatat. Angulasi abnormal pada tulang  panjang
panjang atau gerakan gerakan pada titik selain sendi menunjukkan menunjukkan
patah tulang. tulang. Biasanya terjadi krepitus (suara berderik ) pada titik gerakan
abnormal. Gerakan fragmen tulang harus diminimalkan untuk mencegah cedera
lebih lanjut. (Smeltzer, 20012) Priharjo (2012) mengatakan pengkajian tulang
diantaranya kenormalan susunan tulang dan kaji adanya deformitas, lakukan
palpasi untuk mengetahui adanya edema atau nyeri tekan, dan amati keadaan
tulang untuk mengetahui adanya pembengkakan.

5
 Pengkajian Tulang Belakang Kurvatura normal tulang belakang konveks pada
bagian dada dan konkaf pada sepanjang leher dan pinggang. Deformitas tulang
belakang yang sering terjadi meliputi : scoliosis (deviasi kurvatura lateral tulang
belakang),  belakang), kifosis kifosis (kenaikan (kenaikan kurvatura kurvatura
lateral lateral tulang belakang belakang bagian dada), lordosis ( membebek,
kurvatura tulang belakang bagian pinggang yang berlebihan). Kifosis terjadi pada
pasien osteoporosis pada pasien neuromuscular. Skoliosis terjadi congenital,
idiopatrik (tidak diketahui penyebabnya) atau akibat kerusakan otot paraspinal
misalnya pada poliomyelitis. Lordosis dijumpai pada penderita kehamilan karena
menyesuaikan postur tubuhnya akibat perubahan pusat gaya beratnya.
Pemeriksaan kesimetrisan dilakukan dengan memeriksa kurvatura tulang
belakang dan kesimetrisan batang tubuh dari pandangan anterior,  posterior
posterior dan lateral. lateral. Dengan cara berdiri berdiri di belakang belakang
pasien, pasien, dan memperhatikan perbedaan tinggi bahu dan krista iliaka.
Lipatan bokong normalnya simetris. Simetri bahu dan pinggul serta kelurusan
tulang  belakang  belakang diperiksa diperiksa dengan pasien berdiri berdiri tegak,
dan membungkuk membungkuk ke depan (fleksi). depan (fleksi). Skoliosis
ditandai Skoliosis ditandai dengan abnormal kurvatura l abnormal kurvatura
lateral tulang belakang, bahu yang tidak sama tinggi, garis pinggang yang tidak
simetri dan scapula yang yang menonjol, akan lebih jelas dengan uji
membungkuk kedepan. Lansia akan mengalami kehilangan tinggi badan karena
hilangnya tulang rawan dan tulang belakang.

2. Diagnosa (Masalah Keperawatan)

a. Nyeri akut berhubungan dengan adanya proses penyakit.


b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan adanya pembesaran massa.
c. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.

6
3. Intervensi Dan Implementasi (Perencanaan Tindakan Keperawatan)

NO. DIAGNOSA NOC NIC


1 Nyeri Akut Kontrol Kontrol Nyeri (1605) 1. Pemberian Analgesik Aktivitas :
berhubungan Dipertahankan pada 2  Tentukan lokasi,
dengan agens ditingkatkan ke 5 Indicator : karakteristik, kualitas dan
cedera biologis - Mengenali kapan nyeri keparahan nyeri sebelum
(proses terjadi mengobati  pasien.
penyakit). - Menggambarkan faktor  Cek perintah  pengobatan
penyebab pengobatan meliputi meliputi
- Menggunakan analgesik obat, dosis, dan frekuensi
yang direkomendasikan obat analgesik yang
- Melaporkan  perubahan diresepkan.
perubahan terhadap  Cek adanya riwayat alergi
terhadap gejala nyeri pada obat.
professional kesehatan  Berikan analgesik sesuai
- Melaporkan nyeri yang waktu  paruhnya,  paruhnya,
terkontrol terutama terutama  pada nyeri
yang berat.
 Perbaiki kesalahan
pengertian/mitos
pengertian/mitos yang
dimiliki pasien dan anggota
keluarga yang mungkin keliru
tentang analgesik.
 Dokumentasikan respon
terhadap analgesik dan
adanya efek samping.
2. Manajemen Nyeri
Aktivitas :
 Lakukan pengkajian nyeri
komprehensif yang meliputi
lokasi, karakteristik,
onset/durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas atau
beartnya  beartnya nyeri dan
faktor pencetus.
 Pastikan perawatan analgesik
bagi pasien dilakukan dengan
pemantauan  pemantauan
yang ketat.
 Tentukan akibat dari
pengalaman  pengalaman
nyeri terhadap kualitas hidup
pasien(misalnya, tidur, nafsu
makan,pengertian,  perasaan,
perasaan, hubungan,
hubungan,  performa
performa kerja, dan tanggung
jawab  peran).
 Evaluasi bersama  pasien
pasien dan tim kesehatan
lainnya, mengenai efektifitas
tindakan pengontrolan nyeri
yang pernah digunakan
sebelumnya.
 Ajarkan prinsip-  prinsip
prinsip manajemen
manajemen nyeri.  Gali
penggunaan metode
farmakologi yang dipakai
pasien saat ini untuk
menurunkan nyeri.
 Berikan individu  penurun
penurun nyeri yang optimal
dengan  peresepan analgesik.
 Gunakan pendekatan
multidisiplin untuk
manajemen nyeri, jika sesuai.
2 Hambatan Ambulasi 1. Peningkatan Mekanika Tubuh
mobilitas fisik Dipertahankan pada 2 Aktivitas :
berhubungan ditingkatkan ke 5 Indicator :  Kolaborasikan dengan
dengan gangguan - Menopang berat  badan fisioterapis dalam
musculoskeletal (020002) Berjalan dengan mengembangkan
dan kaku sendi. langkah yang efektif peningkatan mekanika tubuh,
- Berjalan dengan cepat sesuai indikasi.
 Kaji kesadaran pasien tentang
abnormalitas
muskuloskeletalnya dan efek
yang mungkin timbul pada
jaringan  jaringan otot dan
postur.
 Gunakan prinsip mekanika
tubuh ketika menangani
pasien  pasien dan
memindahkan  peralatan.
 Bantu pasien melakukan
latihan fleksi untuk
memfasilitasi mobilisasi
punggung, sesuai indikasi.
 Berikan informasi tentang
kemungkinan  posisi  posisi
penyebab penyebab nyeri otot
atau sendi.
2. Terapi Latihan : Ambulasi
Aktivitas :
 Beri pasien pakaian yang
tidak mengekang.
 Sediakan tempat tidur
berketinggian  berketinggian
rendah yang sesuai.
 Instruksikan ketersediaan
perangkat  perangkat
pendukung, pendukung,  jika
sesuai.
 Terapkan/sediakan alat bantu
(tongkat, walker, atau kursi
roda) untuk ambulasi,  jika
pasien tidak stabil.
 Monitor penggunaan kruk
pasien atau alat  bantu
berjalan berjalan lainnya.
 Bantu pasien untuk  berdiri
berdiri dan ambulasi
ambulasi dengan jarak
tertentu dan dengan sejumlah
staf tertentu.
3. Ansietas Tingkat Kecemasan 1. Pengurangan Kecemasan
berhubungan Dipertahankan pada 2 Aktivitas :
dengan ditingkatkan ke 5 Indicator :  Nyatakan dengan jelas
perubahan  besar - Tidak dapat  beristirahat harapan terhadap  perilaku
(status (status - Distress klien.
kesehatan). - Perasaan gelisah  Jelaskan semua  prosedur
- Otot tegang prosedur termasuk termasuk
sensasi yang akan dirasakan
yang mungkin akan dialami
klien selama prosedur
(dilakukan).
 Pahami situasi krisis yang
terjadi dari  perspektif klien.
 Berikan informasi factual
terkait diagnosis, perawatan,
dan prognosis.
 Atur penggunaan obat-
obatan untuk mengurangi
kecemasan secara tepat.
2. Peningkatan Koping
Aktivitas :
 Bantu pasien dalam
mengidentifikasi tujuan
jangka pendek dan jangka
panjang yang tepat.
 Bantu pasien dalam
memeriksa sumbersumber
yang tersedia untuk
memenuhi tujuan-tujuannya.
 Berikan penilaian
(kemampuan)  penyesuaian
penyesuaian pasien terhadap
perubahan-  perubahan
perubahan dalam citra tubuh,
sesuai dengan indikasi.
 Berikan penilaian mengenai
pemahaman  pasien terhadap
proses  penyakit.
 Sediakan informasi actual
mengenai diagnosis,
penanganan,  penanganan,
dan  prognosis.
 Sediakan pasien  pilihan-
pilihan  pilihan-pilihan yang
realistis mengenai aspek
perawatan.
 Dukung sikap (pasien)
terkait dengan harapan yang
realistis sebagai upaya untuk
mengatasi perasaan
ketidakberdayaan.
 Dukung penggunaan sumber-
sumber spiritual, jika
diinginkan.
 Mengenalkan pasien  pada
seseorang seseorang (atau
kelompok) yang telah
berhasil  berhasil melewati
pengalaman  pengalaman
yang sama.
 Dukung keterlibatan
keluarga, dengan cara yang
tepat.
 Instruksikan pasien untuk
menggunakan teknik
relaksasi sesuai dengan
kebutuhan.
 Bantu pasien untuk
(melewati proses)  berduka
berduka dan melewati
melewati kondisi kehilangan
karena penyakit kronik
dan/atau kecacatan, dengan
tepat.

4. Evaluasi

a. Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri pasien berkurang atau hilang.
b. Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat melakukan ambulasi
mandiri.
c. Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kecemasan pasien dapat  berkurang
dan termosivasi untuk sembuh

11

BAB IV

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Pertumbuhan tulang yang abnormal akibat tumor tulang dapat dijumpai. Pemendekan
ekstremitas, amputasi dan bagian tubuh yang tidak sejajar dalam kondisi anatomis harus dicatat.
Angulasi abnormal pada tulang panjang atau gerakan pada titik selain sendi menunjukkan patah
tulang. Biasanya terjadi krepitus (suara berderik ) pada titik gerakan abnormal. Gerakan fragmen
tulang harus diminimalkan untuk mencegah cedera lebih lanjut. Diagnosa yang diangkat pada
penyakit keganasan pada tulang ini, yaitu :  Nyeri akut berhubungan berhubungan dengan adanya
proses penyakit, penyakit, Gangguan Gangguan mobilitas mobilitas fisik  berhubungan
berhubungan dengan adanya pembesaran pembesaran massa,Ansietas massa,Ansietas
berhubungan berhubungan dengan  perubahan status kesehatan. Setelah rencana tindakan
keperawatan sudah diimplementasikan maka evaluasi yang timbul adalah setelah dilakukan
tindakan keperawatan diharapkan nyeri pasien berkurang atau hilang, setelah dilakukan tindakan
keperawatan diharapkan pasien dapat melakukan ambulasi mandiri, setelah dilakukan tindakan
keperawatan diharapkan kecemasan pasien dapat berkurang dan termosivasi untuk sembuh. 3.2
Saran Dengan adanya makalah ini penulis menyadari bahwa makalah ini masih  jauh dari kata
sempurna, sempurna, kedepannya kedepannya penulis penulis akan lebih fokus dan details
details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak
yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan dan makalah ini penulis tulis untuk memberikan
kepada pembaca tentang keganasan pada tulang.

12

DAFTAR PUSTAKA

Baughman, Diane C. Dan Joann C. Hackley. 2000. Buku Saku utuk Brunner dan Suddart.
Jakarta: EGC.
Brunner and Suddart. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Vol 3. Edisi 8. Jakarta: EGC.

Price, Sylvia A, Wilson, Lorraine M. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.
Jakarta : EGC.

Reeves, Reeves, J. Charlene. J. Charlene. Et al . 2001. Keperawatan  Keperawatan Medikal


Medikal Bedah. Edisi I. Jakarta: Salemba Medika.

Suratun, et al. 2008. Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: EGC.

Smeltzer. (2012)

Priharjo (2012)

13

Anda mungkin juga menyukai