KEGANASAN TULANG
Zulkhairi 190101160
PEKANBARU
T/A 2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada
kami, sehingga makalah kelompok dengan judul “KEGANASAN TULANG” telah berhasil
diselesaikan. Makalah kelompok ini sebagai salah satu syarat untuk memenuhi Tugas
Keperawatan Medikal Bedah III
Selama penyusunan makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan baik moral
maupun material dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu dalam kesempurnaan dalam penulisan makalah ini. Penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan perlindungan dan membalas segala budi baik
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis
II
DAFTAR ISI
COVER..........................................................................................................................I
KATA PENGANTAR..................................................................................................II
DAFTAR ISI...............................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
Latar Belakang...........................................................................................................1
Tujuan........................................................................................................................1
BAB II KONSEP DASAR MEDIS...............................................................................2
Defenisi......................................................................................................................2
Etiologi.......................................................................................................................2
Patofisiologi...............................................................................................................2
Woc Keganasan Tulang.............................................................................................3
Manifestasi Klinis......................................................................................................4
Komplikasi.................................................................................................................4
Klasifikasi..................................................................................................................4
Penatalaksanaan.........................................................................................................4
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS......................................................5
Pengkajian..................................................................................................................5
Diagnosa Keperawatan..............................................................................................6
Intervensi Keperawatan.............................................................................................6
Implementasi .............................................................................................................6
Evaluasi....................................................................................................................11
BAB III PENUTUP.....................................................................................................12
Kesimpulan..............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13
III
BAB I
PENDAHULUAN
Tumor tulang adalah istilah yang dapat digunakan untuk pertumbuhan tulang yang tidak
normal, tetapi umumnya lebih digunakan untuk tumor tulang utama, seperti osteosarkoma,
chondrosarkoma, sarkoma Ewing dan sarkoma lainnya. Menurut Errol untung hutagalung,
seorang guru besar dalam Ilmu Bedah Orthopedy Universitas Indonesia, dalam kurun waktu 10
tahun (1995-2004) tercatat 455 kasus tumor tulang yang terdiri dari 327 kasus tumor tulang
ganas (72%) dan 128 kasus tumor tulang jinak (28%). Di RSCM jenis tumor tulang
osteosarkoma merupakan tumor ganas yang sering didapati yakni 22% dari seluruh jenis tumor
tulang dan 31 % dari seluruh tumor tulang ganas. Dari jumlah seluruh kasus tumor tulang 90%
kasus datang dalam stadium lanjut. Angka harapan hidup penderita kanker tulang mencapai 60%
jika belum terjadi penyebaran ke paru-paru. Sekitar 75% penderita bertahan hidup sampai 5
tahun setelah penyakitnya terdiagnosis. Sayangnya penderita kanker tulang kerap datang dalam
keadaan sudah lanjut sehingga penanganannya menjadi lebih sulit. Jika tidak segera ditangani
maka tumor dapat menyebar ke organ lain, sementara penyembuhannya sangat menyakitkan
karena terkadang memerlukan pembedahan radikal diikuti kemotherapy.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu memahami konsep penyakit Keganasan Tulang dan
Asuhan keperawatan Keganasan Tulang
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar medis penyakit Keganasan
Tulang
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada kasus Keganasa Tulung
c. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada kasus Keganasan
Tulang
d. Mahasiswa mampu menentukan intervensi keperawatan pada kasus
Keganasan Tulang
e. Mahasiswa mampu melakukan implementasi pada kasus keganasan tulang
f. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pada kasus Keganasan Tulang
g. Mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian pada kasus Keganasan
Tulang
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1. Definisi
Keganasan pada tulang merupakan suatu keganasan yang berasal dari sel primitif
primitif pada bagian metafise metafise dari tulang panjang panjang orang muda.
Pembentukannya berasal dari seri osteoblas dari sel mesenim primitif. Osteosarkoma merupakan
tumor ganas primer tulang yang paling sering dengan prognosis yang buruk. Osteosarkoma atau
sarcoma osteogenik ini dipergunakan bukan karena tumor membentuk tulang, melainkan tumor
ini pembentukkannya pembentukkannya berasal berasal dari sel osteoblastik osteoblastik dari
sel-sel sel-sel mesenkin mesenkin primitif. primitif. Tumor ini merupakan tumor yang sangat
ganas, menyebar secara cepat pada periosteum dan jaringan ikat diluarnya.
2.1.2. Etiologi
Penyebab Keganasan pada tulang belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa
faktor predisposisi terjadinya osteosarkoma, yaitu :
a. Pertumbuhan tulang yang cepat sebagi faktor predisposisi tumor ganas, dapat dilihat
dengan meningkatnya insiden pada anak yang sedang tumbuh. Lokasi osteosarkoma
paling serinng adalah metafisis dimana area ini merupakan area pertumbuhan tulang
panjang.
b. Faktor lingkungan : terpapar radiasi juga merupakan faktor predisposisi.
c. Predisposisi genetic : dysplasia tulang, termasuk penyakit paget, fibrous dysplasia,
echondromatosis, dan hereditary multiple exostoses.
d. Riwayat utama.
2.1.3. Patofisiologi
Faktor faktor yang memungkinkan terjadinya tumor dan keganasan pada sistem
musculoskeletal yaitu genetic, radiasi, bahan kimia, limfaderma kronis dan infeksi. Pertumbuhan
sel-sel tulang baru dari jaringan lunak berdiferensiasi menjadi beberapa sel osteoklas, konroblas,
fibroblast,osmioloblas. Ada yang bersifat jinak dengan ciri tumbuh lambat,kohesif dan
berkapsul,bisa di hilangkan dengan tindakan operatif. sedangkan yang bersifat ganas bercirikan
kurang kohesif, pertumbuhan cepat tidak berkapsul pengobatannya dengan tindakan radio terapi
dan kemoterapi. Dari pertumbuhan jaringan menyebabkan ekspansi tumor menjadi cepat lalu
pembesaran jaringan, kekuan tulang serta kerapuhan tulang menjadi resiko fraktur patologis.
2
WOC Keganasan Tulang
3
2.1.4. Manifestasi Klinis
2.1.5 Komplikasi
Ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi, baik akibat osteosarcoma ataupun
efek dari pengobatannya. Antara lain kanker menyebar ke tulang lain, rambut rontok,
mual dan muntah akibat kemoterapi.
2.1.6. Klasifikasi
a. Tumor tulang benigna Tumor tulang benigna biasanya tumbuh lambat dan berbatas-batas,
gejalanya sedikit, dan tidak menyebabkan kematian.
b. Tumor tulang maligna Tumor musculoskeletal maligna primer tumbuh dari sel jaringan
ikat dan penyokong (sarcoma) atau dari elemen sum-sum tulang (mieloma).
c. Kanker tulang metastatik Tumor yang muncul dari jaringan tubuh mana saja mengatasi
tulang dan menyebabkan destruksi tulang local. Tumor menyebabkan destruksi tulang
local. Tumor yang berm yang bermetastatis ketulang etastatis ketulang paling sering
adalah karsinoma ginjal, prostate, paru, payudara, ovarium, dan tiroid. Dan sering
menyerang kranium, vertebra, velvis, vemur dan humerus.
2.1.7. Penatalaksanaan
a) Eksisi bedah Komplikasi yang mungkin muncul dari eksisi bedah Komplikasi yang
mungkin muncul dari eksisi bedah termasuk infeksi, rmasuk infeksi, dislokasi prostesis,
non union allograft, fraktur, devetalisasi kulit dan jaringan lunak, fibrosis sendi dan
kekambuhan tumor.
b) Radiasi
4
2.2. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian (Assesment)
a. Data demografi. Data ini meliputi nama, umur, jenis kelamin, tempat tinggal.
b. Riwayat perkembangan. Data ini untuk mengetahui tingkat perkembangan pada neonatus,
bayi, prasekolah, remaja dan lansia.
c. Riwayat sosial. Data ini meliputi pendidikan dan pekerjaan. Seseorang yang terpapar
terusmenerus dengan agens tertentu dalam pekerjaannya, dapat mempengaruhi status
kesehatannya.
d. Riwayat penyakit keturunan. Riwayat penyakit keluarga perlu diketahui untuk
menentukan hubungan genetik yang perlu diidentifikasi (misal; penyakit DM yang
merupakan predisposisi predisposisi penyakit penyakit sendi degeneratif, degeneratif,
TBC, artritis, artritis, riketsia, riketsia, osteomielitis, osteomielitis, dll)
e. Riwayat diet (nutrisi). Identifikasi adanya kelebihan berat badan karena kondisi ini dapat
mengakibatkan stres pada sendi penyangga tubuh dan predisposisi terjadinya instabilitas
legamen khususnya pada punggung bagian bawah. Kurangnya asupan kalsium dapat
menimbulkan fraktur karena adanya dekalsifikasi. Bagaimana menu makanan sehari-hari
dan konsumsi vitamin A, D, kalsium serta protein yang merupakan zat untuk menjaga
kondisi muskuloskeletal.
f. Aktivas kegiatan sehari-hari. Identifikasi pekerjaan pasien dan aktivitas sehari-hari.
Kebiasaan membawa benda-benda benda-benda berat yang dapat menimbulkan
menimbulkan regangan regangan otot dan trauma lainnya. Kurangnya melakukan
aktivitas mengakibatkan tonus otot menurun. Fraktur atau trauma dapat timbul pada saat
olahraga.
g. Pemeriksaan Fisik
Skeletal Tubuh Skelet tubuh dapat dikaji dengan adanya deformitas dan
kesejajaran. Pertumbuhan tulang yang abnormal akibat tumor tulang dapat
dijumpai. Pemendekan ekstremitas, amputasi dan bagian tubuh yang tidak sejajar
dalam kondisi anatomis harus dicatat. Angulasi abnormal pada tulang panjang
panjang atau gerakan gerakan pada titik selain sendi menunjukkan menunjukkan
patah tulang. tulang. Biasanya terjadi krepitus (suara berderik ) pada titik gerakan
abnormal. Gerakan fragmen tulang harus diminimalkan untuk mencegah cedera
lebih lanjut. (Smeltzer, 20012) Priharjo (2012) mengatakan pengkajian tulang
diantaranya kenormalan susunan tulang dan kaji adanya deformitas, lakukan
palpasi untuk mengetahui adanya edema atau nyeri tekan, dan amati keadaan
tulang untuk mengetahui adanya pembengkakan.
5
Pengkajian Tulang Belakang Kurvatura normal tulang belakang konveks pada
bagian dada dan konkaf pada sepanjang leher dan pinggang. Deformitas tulang
belakang yang sering terjadi meliputi : scoliosis (deviasi kurvatura lateral tulang
belakang), belakang), kifosis kifosis (kenaikan (kenaikan kurvatura kurvatura
lateral lateral tulang belakang belakang bagian dada), lordosis ( membebek,
kurvatura tulang belakang bagian pinggang yang berlebihan). Kifosis terjadi pada
pasien osteoporosis pada pasien neuromuscular. Skoliosis terjadi congenital,
idiopatrik (tidak diketahui penyebabnya) atau akibat kerusakan otot paraspinal
misalnya pada poliomyelitis. Lordosis dijumpai pada penderita kehamilan karena
menyesuaikan postur tubuhnya akibat perubahan pusat gaya beratnya.
Pemeriksaan kesimetrisan dilakukan dengan memeriksa kurvatura tulang
belakang dan kesimetrisan batang tubuh dari pandangan anterior, posterior
posterior dan lateral. lateral. Dengan cara berdiri berdiri di belakang belakang
pasien, pasien, dan memperhatikan perbedaan tinggi bahu dan krista iliaka.
Lipatan bokong normalnya simetris. Simetri bahu dan pinggul serta kelurusan
tulang belakang belakang diperiksa diperiksa dengan pasien berdiri berdiri tegak,
dan membungkuk membungkuk ke depan (fleksi). depan (fleksi). Skoliosis
ditandai Skoliosis ditandai dengan abnormal kurvatura l abnormal kurvatura
lateral tulang belakang, bahu yang tidak sama tinggi, garis pinggang yang tidak
simetri dan scapula yang yang menonjol, akan lebih jelas dengan uji
membungkuk kedepan. Lansia akan mengalami kehilangan tinggi badan karena
hilangnya tulang rawan dan tulang belakang.
6
3. Intervensi Dan Implementasi (Perencanaan Tindakan Keperawatan)
4. Evaluasi
a. Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri pasien berkurang atau hilang.
b. Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat melakukan ambulasi
mandiri.
c. Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kecemasan pasien dapat berkurang
dan termosivasi untuk sembuh
11
BAB IV
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Pertumbuhan tulang yang abnormal akibat tumor tulang dapat dijumpai. Pemendekan
ekstremitas, amputasi dan bagian tubuh yang tidak sejajar dalam kondisi anatomis harus dicatat.
Angulasi abnormal pada tulang panjang atau gerakan pada titik selain sendi menunjukkan patah
tulang. Biasanya terjadi krepitus (suara berderik ) pada titik gerakan abnormal. Gerakan fragmen
tulang harus diminimalkan untuk mencegah cedera lebih lanjut. Diagnosa yang diangkat pada
penyakit keganasan pada tulang ini, yaitu : Nyeri akut berhubungan berhubungan dengan adanya
proses penyakit, penyakit, Gangguan Gangguan mobilitas mobilitas fisik berhubungan
berhubungan dengan adanya pembesaran pembesaran massa,Ansietas massa,Ansietas
berhubungan berhubungan dengan perubahan status kesehatan. Setelah rencana tindakan
keperawatan sudah diimplementasikan maka evaluasi yang timbul adalah setelah dilakukan
tindakan keperawatan diharapkan nyeri pasien berkurang atau hilang, setelah dilakukan tindakan
keperawatan diharapkan pasien dapat melakukan ambulasi mandiri, setelah dilakukan tindakan
keperawatan diharapkan kecemasan pasien dapat berkurang dan termosivasi untuk sembuh. 3.2
Saran Dengan adanya makalah ini penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sempurna, kedepannya kedepannya penulis penulis akan lebih fokus dan details
details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak
yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan dan makalah ini penulis tulis untuk memberikan
kepada pembaca tentang keganasan pada tulang.
12
DAFTAR PUSTAKA
Baughman, Diane C. Dan Joann C. Hackley. 2000. Buku Saku utuk Brunner dan Suddart.
Jakarta: EGC.
Brunner and Suddart. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Vol 3. Edisi 8. Jakarta: EGC.
Price, Sylvia A, Wilson, Lorraine M. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.
Jakarta : EGC.
Smeltzer. (2012)
Priharjo (2012)
13