Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KONSEP MAKALAH KOMUNITAS

Dosen Pengampu :Ns. Ari Rahmat Aziz S.kep M.kep

Mata kuliah : Keperawatan Komunitas

Disusun Oleh :

1. Cici Ramadayani 190101157


2. Deby Indriyani 190101158
3. Nila Azizah 190101165

Prodi : S1 Keperawatan

PRODI S1 KEPERAWATAN

STIKES AL INSYIRAH PEKANBARU

T/A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur senantiasa kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “konsep keperawatan komunitas” dengan
tepat waktu. Makalah ini susun sebagaimana materi yang terdapat di dalam mata kuliah
keperawatan komunitas. Materi tersebut kami ambil dari berbagai sumber dan beberapa situs dari
jurnal . Dengan demikian, para pembaca bisa memperluas wawasannya, memahami dan
mengaplikasikan isi makalah dalam kehidupan sehari-hari. kami berharap makalah ini bisa
membantu mahasiswa dalam memahami mata kuliah Komunitas. Kritik dan saran yang
membangun selalu kami harapkan dalam pembuatan makalah berikutnya. Dan kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dalam penyusunan makalah.

Pekanbaru, 25 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................................i

Daftar Isi................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1


1.2 Rumus masalah................................................................................................................1
1.3 Tujuan penulisan..............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................2

2.1 Pengertian Komunitas......................................................................................................2


2.2 Pengertian Keperawatan Komunitas................................................................................2
2.3 Sejarah Perkembangan dan Perubahan yang Terjadi.......................................................3
2.4 Komunitas Sebagai Klien................................................................................................2
2.5 Indikator dan Karakteristik Perilaku Sehat Komunitas...................................................6
2.6 Prinsip Kesehatan Di Komunitas.....................................................................................7
2.7 Bentuk Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas.......................................................8

BAB III PENUTUP...............................................................................................................9

3.1 Kesimpulan......................................................................................................................9
3.2 Saran ...............................................................................................................................9
3.3 Daftar Pusaka...................................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan, serta


bertambahnya penduduk dan masyarakat maka, maka perlu adanya perawat kesehatan komunitas
yang dapat melayani masyarakat dalam dalam hal pencegahan, pemeliharaan, promosi kesehatan
dan pemulihan penyakit, yang bukan saja ditujukan kepada individu, keluarga, tetapi juga
dengan masyarakat dan inilah yang disebut dengan keperawatan komunitas.

Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang


ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
keperawatan. (Pradley, 1985; Logan dan Dawkin, 1987).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian komunitas ?
2. Apa pengertian keperawatan komunitas ?
3. Bagaimana sejarah perkembangan dan perubahan yang terjadi ?
4. Apa maksud dari komunitas sebagai klien ?
5. Apa saja indicator dan karakteristik perilaku sehat komunitas ?
6. Apa saja prinsip kesehatan di komunitas
7. Apa saja bentuk strategi intervensi keperawatan komunitas ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. mahasiswa mengetahui pengertian komunitas
2. mahasiswa mengetahui pengertian keperawatan komunitas
3. mahasiswa mengetahui sejarah perkembangan dan perubahan yang terjadi
4. mahasiswa mengetahui maksud dari komunitas sebagai klien
5. mahasiswa mengetahui indicator dan karakteristik perilaku sehat komunitas
6. mahasiswa mengetahui prinsip kesehatan di komunitas
7. mahasiswa mengetahui bentuk strategi intervensi keperawatan komunitas

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunitas

1. Pengertian Komunitas

A. Menurut WHO (1974) dalam Harnilawati (2013) komunitas sebagai suatu kelompok sosial
yang di tentutkan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta ada
rasa saling mengenal dan interaksi antara anggota masyarakat yang satu dan yang lainnya.

B. Menurut Spradley (1985) Harnilawati (2013) komunitas sebagai sekumpulan orang yang
saling bertukar pengalaman penting dalam hidupnya.

C. Menurut Sumijatun dkk (2006) dalam Harnilawati (2013) komunitas (community) adalah
sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang
merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai.

2. Pengertian Keperawatan

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral


pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial dan spritual secara
komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit
mencakup siklus hidup manusia (Harnilawati, 2013).

2.2 Pengertian Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik keperawatan dan praktik
kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara kesehatan
penduduk. Sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas adalah individu, Sasaran keluarga,dan
Sasaran kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah
kesehatan atau perawatan (Ariani, Nuraeni, & Supriyono, 2015).

Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan


kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian
derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai
mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan. Pelayanan
Keperawatan Komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok
yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk didaerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah
yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita, lansia dan ibu hamil (Veronica, Nuraeni,
& Supriyono, 2017).

2
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat
alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan
masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti
pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2010). Menurut
American Nurses Association (ANA, 1973), Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah suatu
sintesa dari praktik kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk meningkatkan dan memelihara
kesehatan masyarakat. Praktik keperawatan kesehatan komunitas ini bersifat menyeluruh dengan
tidak membatasi pelayanan yang diberikan kepada kelompok umur tertentu, berkelanjutan dan
melibatkan masyarakat.

2.3 Sejarah Perkembangan dan Perubahan yang Terjadi

Sejarah didunia dibagi menjadi beberapa era zaman ;

1) Dimulai dengan Emperical health era (<1850)


Pada era ini pelayanan kesehatan, perawatan, penelitian, berorientasi atau menitik
beratkan pada penyelesaian masalah dari symptom ( gejala-gejala pasien).. Yang
dimaksud disini adalah pada era ini perawatan dilakukan untuk menyembuhkan gejala-
gejala penyakit pasien.
2) Basic health era (1850-1900)
Pada era ini ilmu kesehatan mulai berkembang dalam mengetahui penyebab dari
penyakit secara laboratories.
3) Clinical health era (1900-1950).
Pada era ini ilmu kesehatan yang sebenarnya mulai berkembang, tenaga.
kesehatan mulai untuk mendiagnosis, menganalisis penyakit, dan mengobati penyakit
4) Public health era (1950-2000)
Pada era pelayanan kesehatan tidak lagi mengutamakan beratkan pada upaya
kuratif( penyembuhan), namun juga lebih mengutamakan pada Promotif pencegahan),
dan Rehabilitatif( Pemulihan kembali).
5) Political health era (sekarang)
Pada era ini, untuk meningkatkan derajat kesehatan, tenaga kesehatan melakukan
pendekatan langsung kepada individu. Untuk melakukan pengamatan mengenai
lingkungan,social, ekonomi, dan tingkah laku individu dalam kaitannya dengan
kesehatannya, serta mempengaruhi individu mau pun kelompok dalam merubah tingkah
lakunya untuk meningkatkan derajat kesehatannya.

3
Sejarah Perkembangan Keperawatan Komunitas di Indonesia

Perkembangan kesehatan masyarakat di indonesia dimulai pada abad ke 16 yaitu dimulai


dengan adanya upaya pembatasan penyakit cacar dan kolera yang sangat ditakuti oleh
masyarakat saat itu. Penyakit kolera masuk ke indonesia tahun 1927, dan pada pada tahun 1937
terjadi wabah kolera eltor. Selanjutnya tahun 1948 cacar masuk ke indonesia melalui singapura
dan mulai berkembang di indonesia, sehingga berawal dari wabah kolera tersebut pemerintah
Belanda (pada waktu itu indonesia dalam penjajahan Belanda) melakukan upaya-upaya
kesehatan masyarakat. Gubernur Jendral Deandles pada tahun 1807 telah melakukan upaya
pelatihan dukunbayi dalam praktik persalinan. Upaya ini dilakukan dalam rangka menurunkan
angka kematian bayi dalam praktik persalinan.

Upaya ini dilakukan dalam rangka menurunkan angka kematian bayi (infan mortality rate) yang
tinggi. Namun, upaya ini tidak bertahan lama, akibat langkanya tenaga pelatih kebidanan. Baru
kemudian di tahun 1930, program ini dimulai lagi dengan didaftarkannya para dukun bayi
sebagai penolong dan perawat persalinan.

pada tahun 1851 berdiri sekolah dokter jawa oleh dr. Bosch dan dr. Blekker kepala
pelayanan kesehatan sipil dan militer di indonesia. Sekolah ini dikenal dengan nama STOVIA
(SCHOOL Tot Oplelding van Indiche Arsten) atau sekolah pendidikan dokter pribumi. Pada
tahun 1913 didirikan sekolah dokter yang ke-2 di Surabaya dengan nama NIAS (Nederland
Indische Artsen School). Pada tahun 1927 STOVIA berubah menjadi sekolah kedokteran dan
sejak berdirinya universitas indonesia tahun 1947, STOVIA berubah menjadi Fakulitas
Kedokteran Universitas Indonesia.

Selain itu, perkembangan kesehatan masyarakat di indonesia juga ditandai dengan


berdirinya pusat laboratorium Kedokteran di Bandung tahun 1888- tahun 1938 pusat
laboratorium ini berubah menjadi lembaga Eykman. Selanjutnya, laboratorium- laboratorium
lain juga didirikan di kota-kota seperti medan, Semarang, makasar, surabaya, dan Yokyakarta
dalam rangka menunjang pemberantasan penyakit malaria, lepra, cacar serta penyakit lainnya.
Bahkan lembaga gizi dan sanitasi juga didirikan.

Pada tahun 1922, penyakit pes masuk ke indonesia dan tahun 1933-1935 penyakit ini
menjadi epidemis di beberapa tempat, terutama dipulau jawa. Pada tahun 1935 dilakukan
program pemberantasan penyakit pes dengan cara melakukan penyemprotan DDT terhadap
rumah-rumah penduduk dan vaksinasi masal. Tercatat sampai pada tahun 1941, 15 juta orang
telah di vaksinasi. Pada tahun 1945, hydrich seorang petugas kesehatan pemerintah Belanda-
melakukan pengamatan terhadap masalah tingginya angka kematian dan kesakitan di Banyumas
purwokerto.

4
Dari hasil pengamatan dan analisisnya, disimpulkan bahwa tingginya angka kesakitan
dan kematian dikedua daerah tersebut dikarenakan buruknya kondisi sanitasi lingkungan,
masyarakat buang air besar di sembarangan tempat, dan pengguna air minum dari sungai yang
telah tercemar. Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa rendahnya sanitasi lingkungan
dikarenakan perilaku penduduk yang kurang baik, sehingga Hydrich memulai upaya kesehatan
masyarakat dengan mengembangkan daerah percontohan, yaitu dengan cara melakukan promosi
mengenai pendidikan kesehatan. Sampai sekarang usaha Hydrich ini dianggap sebagai awal
kesehatan masyarakat di indonesia.

Memasuki zaman kemerdekaan, salah satu tonggak perkembangan kesehatan masyarakat


di Indonesia adalah saat diperkenalkannya Konsep Bandung (Bandung plane) pada tahun 1951
oleh dr. Y. Leimena dan dr.Patah-yang selanjutnya dikenalkan dengan nama Patah-Leimena.
Dalam konsep ini diperkenalkan bahwa dalam upaya pelayanan kesehatan masyarakat ,aspek
preventif dan kuratif tidak dapat dipisahkan. Hal ini berarti dalam mengembangkan sistem
pelayanan kesehatan, kedua aspek ini tidak boleh dipisahkan, baik dirumah sakit maupun
dipuskesmas.

Selanjutnya pada tahun 1956 dimulai kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat oleh
dr. Y. Susanti dengan berdirinya proyek Bekasi ( lemah abang) sebagai proyek percontohan/
model pelayanan bagi pengembangan kesehatan masyarakat pedesaan di indonesia dan sebagai
pusat pelatihan tenaga kesehatan. Proyek ini juga menekankan pada pendekatan tim dalam
pengelolaan program kesehatan. Untuk melancarkan penerapan konsep pelayanan terpadu ini,
terpilih delapan desa wilayahn pengembangan masyarakat.

1. sumatra utara; indrapura


2. Lampung
3. Jawa Barat: Bojong Loa
4. Yokyakarta: Godean
5. Jawa timur: Mojosari
6. Kalimantan selatan : barabai

Kedelapan wilayah tersebut merupakan cikal bakal sistem puskesmas sekarang ini. Pada
bulan november 1967, dilakukan seminar yang membahas dan merumuskan program kesehatan
masyarakat terpadu sesuai dengan kondisi dan kemampuan rakyat indonesia, yaitu mengenai
konsep puskesmas- yang dipaparkan oleh dr. Achmad Dipodilogo- yang mengacu pada konsep
Bandung dan proyek Bekasi. Dalam seminar ini telah disimpulakan dan disepakati mengenai
sistem puskesmas yang terdiri atas tipe A,B, dan C. Akhirnya pada pada tahun 1968 dalam rapat
kerja kesehatan nasional, dicetuskan bahwa puskesmas merupakan suatu sistem pelayanan
kesehatan terpadu, yang kemudian dikembangkan oleh pemerintah (Departemen Kesehatan
menjadi pusat pelayanan kesehatan masyarakat (puskesmas).

5
2.4 Komunitas Sebagai Klien

Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu / klien yang berada pada lokasi atau
batas geografis tertentu yang memiliki nilai-nilai, keyakinan dan minat relative sama serta
adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan. Komunitas merupakan sumber dan
lingkungan bagi keluarga. Komunitas sebagai klien yang dimaksud termasuk kelompok risiko
tinggi, antara lain: daerah terpencil, daerah rawan, daerah kumuh, dll.

2.5 Indikator dan Karakteristik Perilaku Sehat Komunitas

Indikator Sehat

Indikator Sehat Menurut World Health Organization :

a. Indikator yang berhubungan dengan keadaan status kesehatan masyarakat, meliputi :


 Indikator Komprehensif, angka kematian kasar/ CDR (Crue Date Rate) menurun,
rasio angka kematian (mortalitas) proposional menurun, dan usia harapan hidup
meningkat (life expectensy rate).
5
 Indikator spesifik, angka kematian ibu dan anak menurun, angkat kematian karena
penyakit menular menurun, dan angka kelahiran menurun.
b. Indikator pelayanan kesehatan
 Rasio antara tenaga kesehatan dan jumlah penduduk seimbangan.
 Distribusi tenaga kesehatan merata.
 Informasi lengkap tentang jumlah tempat tidur dirumah sakit dan fasilitas
kesehatan lain.
 Informasi tentang jumlah sarana pelayanan kesehatan, diantaranya : RS,
Puskesmas, Rumah Bersalin, Poli Klinik dan Pelayanan Kesehatan lainnya.

Karakteristik dan Perilaku Sehat

Berikut adalah karakteristik sehat:

1. Adanya peningkatan kemampuan dari masyarakat untuk hidup sehat.


2. Mampu mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya Promosi
kesehatan (Health Promotion), pencegahan penyakit (Health Prevention),
penyembuhan penyakit (Curative Health), dan pemulihan kesehatan (Rehabilitatif
Health), terutama untuk ibu dan anak.
3. Berupaya untuk meningkatkan kesehatan lingkungan, terutama penyediaan
sanitasi dasar yang dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
meningkatkan mutu lingkungan hidup.

6
4. Selalu meningkatkan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan status
sosial ekonomi masyarakat.
5. Berupaya selalu menurunkan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab
dan penyakit.

  Berikut adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang
untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Perilaku sehat antara lain :

1. Menu seimbang,
2. Olahraga teratur,
3. Tidak merokok,
4. Tidak minum-minuman keras dan Narkoba
5. Istirahat yang cukup,
6. Mengendalikan stress, dan
7. Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan.

 2.6 Prinsip Kesehatan Di Komunitas

Memberikan dukungan serta merawat, bukan hanya kepada invididual, namun juga
keluarga. Dengan demikian, dilihat dari pengertian serta tujuan di atas bisa disimpulkan bahwa
penekanan keperawatan komunitas terletak pada ‘health promotion, health maintenance, disease,
prevention and treatment of minor illments and restoration of health and rehabilitation (MN,
2012)

a. Pelaksanaannya berdasarkan kebutuhan dan fungsi dalam program kesehatan yang


menyeluruh;
b. Maksud dan tujuannya hendaknya jelas dalam pelayanan;
c. Kelompok yang terorganisasi atau perwakilannya adalah bagian integral dari program
kesehatan komunitas;
d. Keperawatan komunitas tersedia bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan
asal, sosial budaya, ekonomi, umur, jenis kelamin, politik serta bangsa;
e. Keperawatan komunitas mengakui keluarga dan komunitas adalah bagian dari unit
pelayanan;
f. Pendidikan kesehatan dan pelayanan konsultasi adalah bagian integral dari keperawatan
komunitas;
g. Penerima jasa pelayanan kesehatan perlu diikut-sertakan dalam perencanaan terkait
dengan tujuan bagi pemeliharaan kesehatan
h. Perawat komunitas harus kualified
i. Keperawatan komunitas harus dilandaskan pada kebutuhan pasien dan kelangsungan
pelayanan kepada pasien yang tepat;
j. Evaluasi pelayanan kesehatan ini harus dikerjakan secara periodic dan kontinyu

7
k. Perawat komunitas berfungsi sebagai bagian terpenting dari tim kesehatan
l. Perawat komunitas membantu mengarahkan pasien yang membutuhkan dukungan
finansial
m. Community health agency perlu menyediakan program kelangsungan pendidikan bagi
perawat (MN, 2012)

2.7 Bentuk Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas

Dalam Efendi Ferry dan Makhfudli (2009) dijelaskan strategi intervensi keperawatan
komunitas antara lain :

a. Proses kelompok
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar dari
pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan individu, media masa,
Televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya. Begitu juga
dengan masalah kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit
yang paling sering mereka temukan sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan
atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan
yang bersifat individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit
tertentu, maka mereka telah melakukan pemecahan-pemecahan masalah kesehatan
melalui proses kelompok.
b. Pendidikan keshatan
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana
perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori dari seseorang ke
orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi
adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan
tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun
1992 maupun WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga produktif
secara ekonomi maupun secara sosial.

Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat jika


tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat luas.
Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan
keperawatan komunitas melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan
masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari makalah di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa keperawatan komunitas adalah
suatu bidang perawatan khusus yang merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu
kesehatan masyarakat dan merupakan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan
masyarakat secara keseluruhan dalam meningkatkan dedrajat kesehatan, penyempumaan kondisi
sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih
besar, dan ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu
mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.

Komunitas sebagai klien yang dimaksud termasuk kelompok risiko tinggi, antara lain:
orang yang tinggal di daerah terpencil, daerah rawan, daerah kumuh, dll.

3.2 Saran

Semoga makalah ini dapat menjadi sumber ilmu yang baru bagi yang mempelajari ilmu
keperawatan dan semoga pembaca dapat memahami dan mempelajari lebih dalam lagi tentang
keperawatan komunitas.

DAFTAR PUSTAKA
Efendi, Ferry dan Makhfuldi. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori danPraktik
dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Hernilawati, S.Kep, Ns. 2013. Pengantar Ilmu Keperawatan Komunitas. Sulawesi: Pustaka As
Salam

10

Anda mungkin juga menyukai