ETIOLOGI PENYAKIT
Prodi : S1 Keperawatan
PRODI S1 KEPERAWATAN
T/A 2019/2020
KATA PENGANTAR
Saya panjatkan doa syukur kehadapan tuhan yang maha esa karena atas berkatnya yang
dilimpahkan kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini sebagaimana
adanya.
Tujuan makalah ini adalah melengkapi tugas kuliah mahasiswa yang sedang mempelajari
atau memprogramkan mata kuliah psikososial dan budaya dalam keperawatan. Makalah ini
bukan dimaksudkan sebagai satu-satunya pegangan yang harus dipergunakan dalam
mempelajari sistem informasi manajemen. Selain mambaca buku ini, mahasiswa diharapkan
masih perlu membaca literatur-literatur lain yang ada hubungannya dengan mata kuliah system
informasi keperawatan.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, oleh
karena itu kritik dan saran sangat diperlukan untuk kesempurnaan penulisan makalah ini,
sekian dan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER.......................................................................................................I
KATA PENGANTAR....................................................................................II
DAFTAR ISI..............................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................1
2.1 Hubungan Antropologi dengan Ilmu Kesehatan......................................2
2.2 Konsep Transkultural Nursing...................................................................3
2.3 Paradigma Transkultural Nursing.............................................................3
2.4 Strategi Transkultural Nursing .................................................................4
2.5 Aplikasi Transkultural Nursing .................................................................4
2.6 Konsep Telenursing...................................................................................5
2.7 Etiologi Penyakit Personalistik dan Naturalistik.......................................6
2.8 Persepsi Sehat Sakit…………………………………………………………………………………7
2.9 Konsep Sehat, Sakit,dan Penyakit…………………………………………………………….8
BAB I
PENDAHULUAN
Ahli antropologi kesehatan melihat bahwa perilaku sakit seseorang mengacu pada
etiologi atau sebab dari penyakit itu sendiri. Masyarakat yang relatif lebih sederhana
seperti di pedesaan Indonesia, orang cenderung menganut etiologi personalistik,
sehingga masyarakat akan pergi ke dukun/orang pintar. Sedang di daerah perkotaan
sebaliknya, terdapat kecenderungan terhadap etiologi naturalistik. Bila masyarakat
meyakini bahwa mereka terserang suatu penyakit akibat virus atau kuman maka dia
akan pergi ke dokter. Dalam berbagai laporan penelitian antropologi, yang ditulis oleh
Sinuraya( 1988 ) dapat ditemukan bahwa etiologi penyakit yang personalistik dan
naturalistik dapat berlaku dalam masyarakat urban ( perkotaan ) dan rural ( pedesaan )
sekaligus.
1.2.7 Apa yang di maksud dengan Etiologi penyakit Personalistik dan Naturalistik ?
1.3 Tujuan
1.3.2 Untuk Mengetahui Apa yang di maksud dengan konsep Transcultural Nursing
1.3.3 Untuk Mengetahui Apa yang di maksud dengan Paradigma Trankultural Nursing
1.3.7 Untuk Mengetahui Apa yang di maksud dengan Etiologi penyakit Personalistik
dan Naturalistik
BAB II
PEMBAHASAN
Antropologi Sosial Budaya Antropologi berasal dari kata latin; anthropos yang
berarti manusia dan Logos atau akal. Dengan begitu, anthropology dapat
diartikan sebagai suatu ilmu yang berusaha mencapai pengertian tentang
makhluk manusia dengan mempelajari aneka warna bentuk fisik, kepribadian,
masyarakan, serta kebudayaannya.
2.1 Hubungan Antropologi Dengan Ilmu Kesehatan Menurut Wiranata antropologi memiliki
hubungan dengan beberapa ilmu kesehatan, antara lain:
2.1.1 Hubungan Antropologi dengan Ilmu Anatomi
a. Budaya
b. Nilai Budaya
d. Etnosentris
e. e. Etnis
f. Ras g. Etnografi
g. Care
h. Caring
i. Cultur Care
j. Cultur Imposition
1. Manusia
2. Konsep Sehat Sakit
3. Lingkungan
4. Keperawatan
a. Pengkajian
Faktor tekhnologi
Faktor Ekonomi
Faktor pendidikan
b. Diagnosa Keperawatan
d. Evaluasi
4. Perencanaan dan pelaksanaan proses keperawatan transkultural tidak dapat begitu saja
dipaksakan kepada klien sebelum perawat memahami latar belakang budaya klien
sehingga tindakan yang dilakukan dapat sesuai dengan budaya klien
5. Evaluasi ASKEP transkultural melekat erat dengan perencanaan dan pelaksanaan proses
ASKEP transkultural.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, tele adalah jauh / jarak jauh. Sementara nursing
adalah memberikan layanan keperawatan. Sehingga telenursing dapat dimaknai
pemberian asuhan keperawatan atau layanan keperawatan melalui jarak jauh yang
menggunakan alat komunikasi sebagai penghubung antara pasien dan perawat. Media
Telenursing berupa Sistem informasi, web dan internet.
a. Aplikasi Telenursing Cahyo (2008) mengatakan bahwa untuk dapat diaplikasikan maka
ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian penggunaan telenursing :
1. Faktor legalitis
2. Faktor Finansial
3. Faktor Skill
4. Faktor Motivasi
b. KeuntunganTelenursing Menurut Britton et all (1999, dalam Cahyo 2008), ada beberapa
keuntungan telenursing yaitu :
1. Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat
mengurangi kunjungan ke pelayanan
2. Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan
pelayanan keperawatan tanpa batas geografis.
Foster dan Anderson (1978) membagi etiologi penyakit menjadi dua yaitu : etiologi
personalistik dan etiologi naturalistik.
2.7.1 Dalam etiologi personalistik keadaan sakit dipandang sebagai sebab adanya
campur tangan agen seperti makhluk halus, jin, hantu dan roh tertentu.
Seseorang jatuh sakit akibat usaha orang lain ( dukun ) yang menjadikan dirinya
sebagai sasaran agen tersebut.
2.7.2 Konsep etiologi naturalistik berpandangan bahwa sakit adalah akibat gangguan
sistem dalam tubuh manusia atau antara tubuh manusia dengan lingkungannya.
Salah satu pendekatan dalam ilmu sosiologi adalah teori Evolusi, dimana manusia
berkembang membutuhkan waktu yang sangat lama. Tetapi perkembangan dalam satu
bidang belum tentu diiringi dengan perkembangan bidang yang lain. Contoh
perkembangan di bidang ilmu kesehatan dan kedokteran belum tentu diimbangi dengan
perilaku sehat dan perilaku sakit masyarakat. Seseorang yang menderita sakit infeksi
saluran napas atas ( ISPA ) belum tentu mau berobat ke dokter dan meminum obat
paten yang diresepkan oleh dokter, karena ia tidak tau kegawatan penyakitnya dan
seberapa besar dia membutuhkan pertolongan medis. Pola pencarian pengobatan
setiap orang bisa berbeda-beda sesuai dengan tingkat pengetahuan yang dimilikinya
tentang bidang kesehatan dan pengobatan.
Tingkah laku sakit, yakni istilah yang paling umum, didefinisikan sebagai“cara-
cara dimana gejala-gejala ditanggapi, dievaluasi, dan diperankan olehseorang
individu yang mengalami sakit, kurang nyaman, atau tanda-tanda lain darifungsi
tubuh yang kurang baik” (Anderson, 2009). Tingkah laku sakit dapat terjadi tanpa
adanya peranan sakit. Misalnya seorangdewasa yang bangun dari tidurnya
dengan leher sakit menjalankan peranan sakit,ia harus memutuskan, apakah ia
akan minum aspirin dan mengharapkankesembuhan, atau memanggil dokter.
2.9 Konsep Sehat, Sakit dan Penyakit
Konsep sehat menurut WHO secara garis besar adalah suatu keadaan seseorang yang
terbebas dari gangguan fisik, mental, sosial, spiritual serta tidak mengalami kecacatan.
Menurut pandangan para ahli sosiologi, yang disebut sehat sangatlah bersifat subyektif,
bukan obyektif. Persepsi masyarakat tentang sehat/sakit ini dipengaruhi oleh unsur
pengalaman masa lalu, disamping unsur sosial budaya. Jika individu merasa bahwa
penyakitnya disebabkan oleh makhluk halus, maka dia akan memilih untuk berobat
kepada “ orang pandai “ yang dianggap mampu mengusir makhluk halus tersebut dari
tubuhnya sehingga penyakitnya akan hilang ( Jordan, 1985; Sudarti, 1988; dalam Solita,
1997).
Para ahli medis sepakat bahwa penyakit ( disease ) itu diartikan sebagai gangguan
fungsi fisiologis dari suatu organisme. Sedangkan sakit ( illness ) adalah penilaian
individu terhadap pengalaman menderita suatu penyakit, ditandai dengan perasaan
tidak enak badan. Mungkin saja terjadi bahwa secara obyektif individu terserang
penyakit dan salah satu organ tubuhnya terganggu fungsinya, namun dia tidak merasa
sakit dan tetap menjalankan tugasnya sehari-hari. Sebaliknya seseorang mungkin
merasa sakit tetapi dari pemeriksaan medis tidak diperoleh bukti bahwa dia sakit.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Antropologi Sosial Budaya Antropologi berasal dari kata latin; anthropos yang
berarti manusia dan Logos atau akal. Dengan begitu, anthropology dapat
diartikan sebagai suatu ilmu yang berusaha mencapai pengertian tentang
makhluk manusia dengan mempelajari aneka warna bentuk fisik, kepribadian,
masyarakan, serta kebudayaannya. Etiologi penyakit naturalistik dan
personalistik selamanya akan tetap hidup di masyarakat baik perkotaan maupun
pedesaan. Tidak ada lagi pembeda bahwa makin modern masyarakat akan lebih
memandang penyakit sebagai naturalistik saja. Hal ini dibuktikan oleh penelitian
Sianipar ( 1986 ) yang membuktikan bahwa di daerah Sumatera Utara, dukun
banyak tinggal di daerah perkotaan, karena pasiennya kebanyakan berasal dari
kota dibandingkan dari desa.Seseorang yang telah memilih sistim pengobatan
tertentu terhadap penyakit yang dideritanya akan menerima seluruh proses
pengobatan secara penuh.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, ( 1990 ), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta,
Balai Pustaka.
Foster, G.M., & Anderson, B. G., ( 2006 ), Antropologi Kesehatan, ( Priyanti P. S., & Meutia F. H.
S, Trans ), Jakarta, Penerbit Universitas Indonesia.