Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH
ILHAM MUTAQIEN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena dengan ridho-Nya jugalah, kami dapat
menyusun serta dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul " Sistem Informasi
Keperawatan". Penyusunan makalah ini bertujuan untuk syarat kelulusan assessment ujian
masuk prodi s1 keperawatan stikep PPNI jawa barat. Kami menyadari, meskipun kami telah
berusaha dengan sebaik-baiknya dalammenyelesaikan makalah ini. Tetapi, kami menyadari
bahwa makalah ini jauh darikesempurnaan.Karena itu, kami mohon kritik serta saran, yang
kiranya dapat membangun bagikami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang lebih
baik lagi dan kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
seluruh pembacanya. Amin Yarobbal alamin
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………… i

DAFTAR ISI ………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………..

B. Rumusan Masalah ………………………………………

C. Tujuan Penulisan ………………………………………..

D. Manfaat Penulisan ………………………………………

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Sistem ……………………………………

B. Konsep Dasar Informasi ……………………………

C. Tujuan sistem informasi ……………………………………….

D. Sistem Informasi Mananjemen……………………………….

E. Sistem Informasi Keperawatan …………………………….

BAB III PENUTUP …………………………………… 26

A. Kesimpulan …………………………………………………… 30

B. Saran ………………………………………………………… 31

DAFTAR PUSTAKA ………………………………… 32


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era teknologi informasi sekarang ini yang sangat pesat adalah salah satunyadibidang
kesehatan. Dalam bidang kesehatan diharapkan dapat memberi informasiyang dibutuhkan oleh
pelayanan kesehatan yang akurat, relevan dan terintegrasi. Sistem informasi manajemen
keperawatan merupakan sebuah sistem informasi yang terpadu untuk menyajikan informasi
guna mendukung fungsi operasional, manajemen dan pengambilan keputusan dalam sebuah
proses keperawatan.
Berdasarkan Sistem Informasi dan Komunikasi Nasional (SIKNAS) ONLINEyang
menjadi dasar Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)dan
peraturan pemerintah Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan strategidesentralisasi
bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002tentang petunjuk
pelaksanaan pengembangan sistem laporan informasi kesehatan.Kegiatan pencatatan yang
dilakukan perawat secara manual membutuhkan waktuyang cukup lama, sedangkan jika
menggunakan sistem informasi asuhan keperawatanlebih efisien karena sistem yang dibuat
mempunyai konsep pengisian secara checklist. Selain itu, dapat menghasilkan data dan laporan
yang akurat.
Dunia keperawatan di Indonesia terus berkembang, seiring dengan meningkatnyastrata
pendidikan keperawatan di Indonesia, disamping akses informasi yang sangatcepat di seluruh
dunia. Hal itu membawa efek pada kemajuan yang cukup berarti dikeperawatan (Jasun, 2006).
Perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar
bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan.
Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang perawat harus mampu
melaksanakan askep sesuai standar, yaitu dari mulai pengkajiansampai dengan evaluasi

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep dasar sistem?
2. Apa yang di maksud dengan konsep dasar informasi ?
3. Apa yang di maksud dengan Tujuan sistem informasi?
4. Apa yang di maksud dengan Sistem Informasi Mananjemen?
5. Apa yang di maksud dengan Sistem Informasi Keperawatan ?
 
 
C. Tujuan Penulisan
1. Penulis mampu mengetahui konsep dasar sistem?
2. Penulis mampu mengetahui konsep dasar informasi ?
3. Penulis mampu mengetahui Tujuan sistem informasi?
4. Penulis mampu mengetahui Sistem Informasi Mananjemen?
5. Penulis mampu mengetahui Sistem Informasi Keperawatan ?
 
 
D. Manfaat Penulisan
Menambah pengetahuan penulis mengenai system informasi keperawatan dan sebagai bekal
untuk menjalani perkuliahan di stikep ppni jawa barat.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Sistem

Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari
unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu
sama lain, dan terpadu. Salah satu teori mengenai sistem secara umum pertama kali yaitu, teori
yang diuraikan oleh Kenneth Boulding terutama menekankan perhatian terhadap setiap bagian
yang membentuk sebuah sistem. Teori sistem mengatakan bahwa setiap unsur pembentuk
organisasi harus mendapat perhatian penuh dari pemimpin organisasi secara merata baik
komponen fisik maupun non-fisik.Unsur-unsur yang mewakili suatu sistem secara umum adalah
memasukan (input),pengolahan (processing), dan keluaran (output).

Konsep lain yang terkandung di dalam definisi tentang sistem adalah konsep sinergi. Konsep
ini di dalam suatu sistem adalah output dari suatu organisasi di harapkan lebih besar daripada
output individual atau output masing-masing bagian. Kegiatan bersama dari bagian yang
terpisah, tetapi saling berhubungan secara bersama-sama akan menghasilkan efek total yang
lebih besar daripada jumlah bagian secara individu dan terpisah. Karena itu, sistem organisasi
mengutamakan pekerjaan-pekerjaan di dalam tim. Selain itu, cara pandang sistem suatu
pelaksanaan pekerjaan secara integratif baik menyangkut manusia, perkakas, metode, maupun
sumber daya yang dimanfaatkan. Karena itu, ada banyak macam cara untuk mengkategorikan
suastu sistem. Seperti: sistem terbuka atau tertutup, sistem manusia, sistem mesin, atau gabungan
keduanya, sistem deterministik atau probabilistik dan masih banyak lagi.

1. Pengertian Subsistem

Konsep sebuah sistem menuntut perancangnya mempertimbangkan sistem sebagai suatu


keseluruhan. Akan tetapi, keseluruhan sistem mungkin terlalu besar untuk dianalisis secara rinci.
Oleh karena itu, sistem dibagi atau diuraikan atas beberapa subsistem. Pengertian sebuah
subsistem sebenarnya merupakan bagian dari sistem itu sendiri.

Norman L. Enger dalam bukunya mengatakan bahwa subsistem adalah serangkaian kegiatan
yang dapat ditentukan identitasnya yang berhubungan dalam suatu sistem.

Batasan dan penghubung atau interface didalam suatu sistem ditelaah secara cermat untuk
menjamin bahwa jumlah semua susbsistem merupakan keseluruhan sistem. Sebagai contoh,
proses penggusuran sebuah sistem menjadi beberapa subsistem yang yang lebih kecil lagi
sehingga mencapai ukuran yang mudah untuk ditangani. Proses menjadikan faktor-faktor suatu
sistem ke dalam subsistem adalah penting dalam menyederhanakan masalah.

Pembatasan subsistem penting bagi pemeliharaan sistem. Apabila suatu subsistem mempunyai
suatu batas yang jelas dan penghubungnya (interface) diuraikan dengan jelas pula, maka suatu
perubahan atau pembetulan dapat diadakan lebih mudah daripada susbsistem tersebut disimpan
dalam proses yang lebih besar.

2. Pengertian Sistem

Suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya antara satu dengan
yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Setiap sistem pasti terdiri dari struktur dan proses. Struktur sistem merupakan unsur-unsur yang
membentuk sistem tersebut. Sedangkan proses sistem menjelaskan cara kerja setiap unsur sistem
tersebut dalam mencapai tujuan sistem. Setiap sistem terdiri dari berbagai sistem yang lebih kecil
yang disebut subsistem.

Pendekatan sistem menjelaskan sesuatu yang dipandang dari sudut pandang sistem serta
berusaha menemukan struktur unsur yang membentuk sistem tersebut. Keberhasilan komponen-
komponen yang dipertimbangkan secara bersama sebagai suatu sistem mungkin lebih besar
daripada jumlah keberhasilan setiap komponen yang dipertimbangkan secara terpisah.
Dalam mendefinisikan sistem, terdapat dua kelompok pendekatan, yang pertama yaitu
menekankan pada prosedur dan menekankan pada komponen atau elemen. Pendekatan sistem
yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan bahwa sistem sebagai sebuah jaringan
kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama untuk melakukan
suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran yang telah ditargetkan. Pendekatan sistem yang
merupakan jaringan kerja dari prosedur lebih menekankan urutan-urutan operasi di dalam sistem.
Selanjutnya, pendekatan yang lebih menekankan pada elemen atau komponen mendefinisikan
bahwa sistem sebagai kumpulan dari elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.

Sebuah sistem pasti memiliki maksud tertentu. Ada yang mengatakan bahwa suatu sistem untuk
mencapai suatu tujuan (goal) dan mencapai suatu sasaran (objective). Biasanya, tujuan
dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebih luas dan sasaran dalam ruang lingkup yang lebih
sempit. Misalnya sistem bisnis, maka istilah goal yang cocok digunakan. Untuk sistem akuntansi
atau sistem-sistem yang lain, yang merupakan bagian atau subsistem dari sistem bisnis, maka
istilah objectives yang lebih tepat digunakan. Jadi, tergantung dari ruang lingkup mana
memandang sistem tersebut.

3. Karakteristik sistem

Karakteristik sistem adalah sebagai berikut:

a) Komponen (components)
Komponen sistem atau elemen sistem adalah semua hal yang menjadi bagian
penyusun sistem, dapat berupa benda nyata ataupun abstrak.
b) Batas (boundary)
Batas sistem diperlukan untuk membedakan satu sistem dengan sistem yang lain agar
tidak menyulitkan saat memberikan batasan scope tinjauan terhadap sistem.
c) Lingkungan (environments)
Lingkungan sistem adalah semua hal yang berada diluar sistem, dapat merugikan
ataupun menguntungkan.
d) Punghubung/antarmuka (interface)
Penghubung/antarmuka adalah semua hal yang menjadi penghubung antarkomponen
sistem. Interface menjadi sarana setiap komponen untuk saling berinteraksi dan
berkomunikasi.
e) Masukan (input)
Masukan adalah komponen sistem yang merupakan bahan yang akan diolah lebih
lanjut untuk menghasilkan keluaran yang berguna.
f) Pengolahan (processing)
Pengolahan adalah komponen sistem yang paling penting dalam mengolah masukan
agar menghasilkan keluaran yang berguna.
g) Keluaran (output)
Keluaran adalah komponen sistem yang merupakan hasil dari komponen pengolahan.
h) Sasaran (objectives) dan Tujuan (goal)
Agar mencapai sasaran dan tujuan sistem, setiap komponen dalam sistem harus dijaga.
i) Kendali (control)
Agar bekerja sesuai dengan fungsi masing-masing, setiap komponen harus
diperhatikan dan dijaga.
j) Umpan balik (feedback)
Umpan balik diperlukan oleh kontrol untuk mengetahui adanya penyimpangan agar
dapat dikembalikan pada kondisi normal.

4. Klasifikasi Sistem

Sistem informasi merupakan kesatuan antara komponen satu dengan lainnya yang bertujuan
menghasilkan suatu informasi. Setiap sistem memiliki sasaran berbeda-beda dalam setiap
permasalahan yang terjadi dari tiap sistem tersebut. Dari kasus tersebut, sistem memiliki
klarifikasi dari berbagai sudut pandang. Terdapat 8 klarifikasi dalam sistem informasi ini, yaitu;
sistem abstrak, sistem fisik, sistem alamiah, sistem buatan manusia, sistem deterministik, sistem
probabilistik, sistem terbuka, dan sistem tertutup.

a) Sistem abstrak (abstract system). Sistem ini berisi mengenai gagasan atau konsep yang
tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologia. Maksudnya, dalam sistem tersebut
terjadi pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Hal inilah terjadi sistem yang
tidak tampak oleh manusia, akan tetapi hal itu bisa dirasakannya.
b) Sistem fisik (physical system). Sistem ini merupakan sistem yang ada dan nampak secara
fisik. Misalnya sistem komputer, sistem transportasi, dan sistem sekolah. Dalam sistem
komputer, terdapat elemen berupa peralatan yang berfungsi secara bersamaan sebagai
alat dalam menjalankan pengolahan data. Begitupun dengan sistem lainnya yang
memiliki elemen-elemen tersendiri.
c) Sistem alamiah (natural system). Merupakan sistem yang ada karena proses alam.
Dalam sistem ini, tidak dibuat oleh manusia. Seperti sistem perputaran bumi, sistem tata
surya, dan sistem terjadinya siang dan malam. Sistem tersebut terwujud tanpa ada campur
tangan dari manusia.
d) Sistem buatan manusia (human made system). Sistem ini terbuat dari hasil karya
manusia yagn melibatkan interaksi manusia dengan mesin, yang biasa disebut human-
machine system atau ada yang menyebutkan machine system. Seperti contoh, sistem
komputer. Dari sistem tersebut, mesin bergantung pada manusia yang
mengoperasikannya.
e) Sistem deterministik (deterministic system). Sistem ini merupakan suatu sistem yang
bergerak atau beroperasi dengan cara yang dapat diperkirakan secara tepat, dan dapat
mengetahui interaksi yang terjadi pada setiap bagian-bagiannya. Misal pada sistem
komputer dan operation system android. Yang mana sistem tersebut akan bergerak
dengan perkiraan sebuah kode-kode sistem yang berfungsi untuk menjalankan sistem satu
dengan yang lain.
f) Sistem probabilistik (probabilistic system). Merupakan suatu sistem yang tidak dapat
memperkirakan hasil akhirnya atau kondisi masa depannya secara tepat, karena memiliki
unsur probabilitas-kemungkinan atau tidak menentu-. Misalnya, dalam sistem persediaan
barang, sistem pemilihan presiden, dsb. Sistem-sistem tersebut merupakan sistem
probabilistik karena tidak dapat diprediksi dalam hasilnya.
g) Sistem terbuka. Sistem ini memungkinkan terjadinya pertukaran materi dan energi
antara sistem dengan lingkungan. Contohnya, tumbuhan dan hewan. Tumbuhan biasanya
menyerap air dan karbondioksida dari lingkungan. Tumbuhan juga membutuhkan kalor
yang dipancarkan oleh matahari. Dengan begitu, setiap sistem ini akan dipengaruhi oleh
lingkungan.
h) Sistem tertutup. Berbeda dengan sistem terbuka, sistem tersebut merupakan
kebalikannya. Yaitu, sistem yang tidak memungkinkan terjadinya pertukaran materi
antara sistem dan lingkungannya, dalam hal ini akan terjadi isolasi. Misal termos air
panas. Dinding bagian dalam termos tersebut terbuat dari bahan isolator, yaitu tidak
menghantarkan panas. Dalam kesehariannya, memang banyak sistem terisolasi buatan
yang kurang ideal. Minimal terdapat energi yang keluar, walaupun jumlahnya sangat
kecil.
i) Dalam redaksi lain, menyebutkan bahwa dalam sistem informasi terdapat juga klarifikasi
yang berupa sistem sederhana dan sistem kompleks. Sistem sederhana biasa dikenal
sebagai sistem yang tidak rumit atau memiliki kerumitan yang rendah. Seperti, sistem
yang terjadi pada sepeda. Sebaliknya, sistem kompleks memiliki tingkat kerumitan yang
lebih tinggi. Misal pada sistem yang terjadi pada otak manusia.

B. KONSEP DASAR INFORMASI

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang memiliki arti bagi sipenerima
dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau mendatang (R.Mcleod)

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang memiliki arti bagi sipenerima
dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau mendatang (Gordon B,
Davis )
Informasi adalah hasil pembentukan penyusunan, pengorganisasian atau pengubahan data
yang menambah tingkat pengetahuan.(Jhon G, Burch)
Ciri informasi adalah data yang telah diolah mempunyai makna (berguna bagi penerima)
kemudian menggambarkan kejadian dan kesatuan yang nyata untuk tujuan tertentu
(pengambilan keputusan).
Selain itu informasi memiliki ciri-ciri yaitu Terbaru, Tepat Waktu, Relevan, Konsisten
dan Penyajian dalam bentuk yang sederhana.
Penggunaan informasi terbagi menjadi 3 yaitu Low Level Managers, Middle Level
Managers, Top Level Managers.
Informasi terdapat dua jenis yaitu informasi formal dan informasi informal.
Informasi memiliki fungsi diantaranya meningkatkan pengetahuan bagi sipemakai
mengurangi ketidakpastian dalam proses pengambilan keputusan pemakai,
Mengambarkan keadaan yang sebenarnya dari sesuatu hal.

C. Tujuan sistem informasi

Tujuan Sistem Informasi

Tujuan dari sistem informasi adalah menghasilkan informasi. Sistem informasi adalah data yang
diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya. Data yang diolah saja tidak cukup
dapat dikatakan sebagai suatu informasi. Untuk dapat berguna, maka informasi harus didukung
oleh tiga pilar sebagai berikut: tepat kepada orangnya atau relevan (relevance), tepat waktu
(timeliness), dan tepat nilainya atau akurat (accurate). Keluaran yang tidak didukung oleh tiga
pilar ini tidak dapat dikatakan sebagai informasi yang berguna, tetapi
merupakan sampah (garbage).

Komponen

Sistem informasi terdiri dari komputer, instruksi, fakta yang tersimpan, manusia dan prosedur
sehingga dapat dikategorikan dalam empat bagian:

1. Sistem Informasi Manajemen

2. Sistem Pendukung Keputusan

3. Sistem Informasi Eksekutif

4. Sistem Pemrosesan Transaksi

D. SISTEM INFORMASI MANANJEMEN

Sistem Informasi Manajemen (SIM) didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis


komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang
serupa. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodik, laporan khusus, dan
output dari simulasi matematika.

Model SIM

Isi database digunakan oleh perangkat lunak yang menghasilkan laporan periodik dan
laporan khusus, serta model matematika yang mensimulasikan beragam aspek operasi
perusahaan.

Tujuan Manajemen Informasi diantaranya

Memperolah informasi

Menggunakan informasi dengan efektif dan efisien

Membuang informasi pada saat yang tepat

Pengelola system informasi dan fungsinya

1. TOP MANAGEMENT : PERENCANAAN STRATEGIS, KEBIJAKAN DAN


PENGAMBILAN KEPUTUSAN
2. MIDDLE MANAGEMENT : PERENCANAAN TAKTIS DAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
3. LOW MANAGEMENT : PERENCANAAN, PENGAWASAN, OPERASI DAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
4. OPERATOR : PEMROSESAN TRANSAKSI DAN RESPON PERMINTAAN

Dalam system informasi dapat terjadi eror diantaranya adalah :

• Metode pengumpulan dan pengukuran data yang tidak tepat.

• Operator sistem tidak mengikuti prosedur pengolahan yang benar.

• Kehilangan data atau data tidak terolah.

• Pemeriksaan atau pencatatan.

• Salah dalam menggunakan dokumen induk / file induk.

• Kesalahan dalam prosedur pengolahan.


• Kesalahan yang dilakukan dengan sengaja.

• Metode pengumpulan dan pengukuran data yang tidak tepat.

• Operator sistem tidak mengikuti prosedur pengolahan yang benar.

• Kehilangan data atau data tidak terolah.

• Pemeriksaan atau pencatatan.

• Salah dalam menggunakan dokumen induk / file induk.

• Kesalahan dalam prosedur pengolahan.

• Kesalahan yang dilakukan dengan sengaja.

E. SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN

Penggunaan catatan pasien yang terkomputerisasi (computerized patient records) yang


berkembang pesat, membutuhkan bahasa yang baku dalam menggambarkan masalah-masalah
pasien. Diagnosis keperawatan melengkapi kebutuhan tersebut dan membantu menetapkan
lingkup praktik keperawatan, dengan menggambarkan kondisi perawat yang dapat merawat
secara mandiri. Diagnosis keperawatan menyertakan pemikiran kritis dan pembuatan keputusan,
serta menyediakan istilah yang dipahami secara universal dan konsisten diantara para perawat
yang bekerja pada beragam tempat, termasuk rumah sakit, klinik rawat jalan, fasilitas perawatan
lain, fasilitas kesehatan okupasi, dan praktik pribadi/swasta. (Doenges et al. 1999)

Pembakuan klasifikasi dalam asuhan keperawatan merupakan hal yang sangat penting,
apalagi jika kita bicara dalam konteks komputerisasi. Kesepakatan istilah dan terminologi akan
memperbaiki proses komunikasi, menghilangkan ambiguitas dokumentasi serta memberikan
manfaat lebih lanjut terhadap sistem kompensasi, penjadwalan, evaluasi efektivitas intervensi
maupun sampai kepada upaya identifikasi error dalam manajemen keperawatan. Salah satu
tantangan besar dalam informatika kesehatan adalah disepakatinya standar klasifikasi dan
terminologi yang mencakup berbagai konsep (kedokteran, keperawatan, laboratorium,
obat, patient safety, images, pertukaran data, demografis) (Suparti, 2005)
Sistem Informasi Keperawatan yang di design dalam sistem kami adalah seluruh dokumentasi
yang diperlukan dalam aktifitas keperawatan di ruang rawat inap.

Dokumentasi Asuhan Keperawatan tentu menjadi yang paling utama dalam sistem ini.

Selengkapnya tentang SIM Keperawatan kami adalah sebagai berikut:

1. Manajemen Asuhan Keperawatan

1. Dokumen Proses Keperawatan yang terdiri dari Pengkajian; Diagnosa, Perencanaan,


Implemetasi dan Evaluasi

2. Dokumentasi Keselamatan Pasien (patient safety) yang terdiri dari Ketepatan identifikasi
pasien; Peningkatan komunikasi yang efektif; Peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai; Ketepatan pasien yang di operasi; Pengurangan resiko infeksi; Pengurangan
resiko pasien jatuh. Aplikasi ini memfasilitasi dalam pengkajian pasien resiko jatuh,
menampilkan dalam dashdoard monitoring pasien yang beresiko sekaligus memfasilitasi
form KTD/KNC yang dikeluarkan oleh KKPRS

3. Dokumentasi indikator mutu pelayanan  keperawatan klinik. Poin-poin indikator mutu


pelayanan keperawatan adalah Keselamatan pasien (patient safety); Perawatan diri;
Kepuasan pasien; Kecemasan; Kenyamanan; Pengetahuan. Agar pelaporan indikator mutu
pelayanan keperawatan menjadi valid, maka sistem didesain agar data yang ditampilkan oleh
sistem dapat diklarifikasi mengenai sumber data dasarnya (nama pasien, ruang, tanggal
kejadian dll).

4. Dan yang terbaru untuk saat ini adalah Dashboard Keperawatan.

2.  Manajemen Pelayanan Keperawatan

1. Ketenagaan. Sistem didesain untuk memenuhi data base tenaga, standar ketenagaan
keperawatan, pola ketenagaan, jenjang karir, perencanan pengembangan tenaga, perencanaan
kebutuhan, kompetensi, rekrutmen, mutasi, rotasi, jadwal dinas, angka kredit perawat,
kinerja perawat. Sistem juga mampu menampilkan pelaporan ketenagaan sesuai kebutuhan
(customize).

2. Fasilitas keperawatan. Sistem didesain untuk memfasilitasi standar peralatan


keperawatan, perencanaan kebutuhan, pemakaian, mutasi dan pemeliharaan fasilitas
keperawatan

3. Metode. Sistem juga memfasilitasi Model Pelayanan Keperawatan, Standar Prosedur


Operasional, Standar Asuhan Keperawatan berdasarkan Evidance Base Nursing, Pedoman
pengelolaan etik, supervisi keperawatan

4. Keuangan.  Sistem mampu memfasilitasi remunerasi tenaga keperawatan, pembiyaan


pasien dari pelayanan keperawatan, analisis base costing, unit cost

5. Laporan Rawat Inap, Rawat Jalan dan Perawatan Khusus

6. Dokumen kinerja perawat

7. Dokumen efisiensi pembiayaan pasien

8. Akreditasi Rumah Sakit


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keperawatan dapat digambarkan sebagai kesatuan subsistem dan membentuk satu sistem
yang utuh. Sitem keperawatan ini memperoleh input dari suprasistem(masyarakat atau
lingkungan) dan memberikan output bagi suprasistem tersebut.Subsistem yang membentuk
sistem keperawatan adalah tujuan, klien, manajemen,struktur dan jadwal waktu, asuhan
keperawatan, tenaga perawat dan tim kesehatan lain,teknologi, fasilitas, kendali mutu, penelitian,
serta biaya perawatan.
Keuntungan dariintegrasi sistem ini adalah membaiknya suatu arus informasi dalam
sebuah organisasi.Suatu pelaporan biasanya memang memerlukan waktu, namun demikian akan
semakin banyak informasi yang relevan dalam kegiatan manajerial yang dapat diperoleh biladipe
rlukan. Keuntungan ini merupakan alasan yang kuat untuk mengutamakan(mengunggulkan)
sistem informsi terintegrasi karena tujuan utama dari sisteminformasi adalah memberikan
informasi yang benar pada saat yang tepat.

B. Saran
Perlu adanya perancangan sistem informasi asuhan keperawatan untukmenunjang
pencatatan tindakan perawat yang dilakukan dan perawat sebaiknyamengisi secara lengkap
dalam asuhan keperawatan supaya data dapat tersimpandengan baik.
 
Diberi keamanan akses untuk dapat membuka sistem informasi asuhankeperawatan, contohnya
password.3.
 
Analising / reporting mencetak laporan yang dihasilkan oleh perawat untuk bahan pelaporan ke
direktur.

DAFTAR PUSTAKA

Kepmenkes Nomor 932. 2002. Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Sistem LaporanInformasi

Kesehatan Pengurus pusat, 2000, Persatuan Perawat Nasional Indonesia, JakartaJtptunimus-gdl-


nitaamelia-5341-3-babii.pdf

Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. 1997.

PedomanPengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit Di Indonesia. JakartaKusnanto, Hari.

Pengantar Sistem Informasi Management Rumah Sakit, MagisterManagemen Rumah Sakit,


UGMFatansyah , Sistem Basis Data, 1999keperawatan.org [Diakses pada jam 04.00 tanggal 6
Agustus 2015]

Anda mungkin juga menyukai