Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan hikmat serta hidayah-Nya. terutama hikmat
kesempatan dan kesehatan sehingga TIM penyusun dapat menyelesaikan makalah prinsip
komunikasi dalam perawatan paliatif. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada
Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawakan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah
untuk keselamatan umat di dunia. Akhirnya, Tim menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-
kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari para pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN...........................................................................................................5
1.4 MANFAAT.......................................................................................................5
BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN...........................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
‘Paliatif Care’ atau Perawatan paliatif berasal dari kata palliate (bahasa inggris) berarti
meringankan, dan ‘Palliare’ (bahasa latin yang berarti ‘menyelubungi’) merupakan jenis
pelayanan kesehatan yang berfokus untuk meringankan gejala klien, bukan berarti
menyembuhkan. Perawatan paliatif care adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas
hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah berhubungan dengan penyakit yang dapat
mengancam jiwa, melalui pencegahan dan membantu meringankan penderitaan, identifikasi dini
dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah lain baik fisik, psikososial dan
spiritual (WHO 2011).
Perawatan paliatif adalah semua tindakan aktif guna meringankan beban penderita, terutama yang
tak mungkin disembuhkan. Tindakan kuratif yang dimaksud antara lain menghilangkan nyeri dan
keluhan lain, serta mengupayakan perbaikan dalam aspekpsikologis, sosial dan spiritual. Paliatif
care (Perawatan paliatif) adalah pendekatan yang meningkatkan kualitas hidup pasien dan
keluarga mereka dalam menghadapi masalah yang terkait dengan penyakit yang mengancam jiwa,
melalui pencegahan-pencegahan sempurna dan pengobatan rasa sakit, fisik, psikososial, spiritual
(kemenkes RI Nomor 812, 2007). Menurut Dadang Hawari (1977,53), orang yang mengalami
penyakit terminal dan menjelang sakaratul maut lebih banyak mengalami penyakit kejiwaan, krisis
spiritual, dan krisis kerohanian sehingga pembina kerohanian saat klien menjelang ajal perlu
mendapatkan perhatian khusus.
Pasien biasanya mengalami rasa depresi yang berat, perasaan marah dan ketidakberdayaan dan
keputusasaan. Dalam fase akhir kehidupannya ini, pasien tersebut selalu berada disamping
perawat. Karena peran perawat yang komprehensif tersebut pasien senantiasa mendudukan
perawat dalam tugas mulia mengantarkan pasien diakhir hayatnya dan perawat juga dapat
bertindak sebagai fasilitator agar pasien tetap melakukan yang terbaik seoptimal mungkin sesuai
dengan kondisinya. Namun peran spiritual ini sering sekali diabaikan oleh perawat. Padahal aspek
spiritual ini sangat penting terutama untuk pasien terminal yang didiagnosa harapan sembuhnya
sangat tipis dan mendekati sakaratul maut.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
1. Mahasiswa mampu memahami prinsip dan teknik komunikasi dalam perawatan paliatif
2. Mengetahui jenis-jenis perawatan paliatif
3. Mengetahui model/tempat perawatan paliatif
1.4 MANFAAT
I. Mahasiswa mengetahui lebih dalam mengenai perawatan paliatif terutama dari pola
komunikasi, karena komunikasi dalam keperawatan secara umum akan beda dengan
komunikasi pada pasien paliatif
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP DASAR
Komunikasi adalah pertukaran informasi, pikiran, ide, dan perasaan diantara dua atau lebih
individu.Komunikasi Terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar,
bertujuan dan kegiantannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Purwanto,1994).
a) Komunikasi Verbal
Menggunakan kata-kata yang diungkapkan atau ditulis. Hal yang harus diperhatikan yaitu
Komunikasi yang menyangkut ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan sikap tubuh.Hal yang perlu
diperhatikan :
a. Sikap tubuh dan cara berjalan : Sikap tubuh dan cara berjalan dapat menunjukan suasana
hati dan kondisi fisik seseorang. Sikap tubuh yang tegak, aktif, dan jalannya mempunyai
tujuan menunjukan bahwa orang tersebutu merasa nyaman dan aman secara fisik maupun
emosionalnya.
b. Ekspresi wajah : Wajah, terutama mata, otot-otot disekitar mata dan mulut dapat
mengekspresikan macam-macam emosi seperti kegemberiaan, kesedihan, kemarahan,
kekecewaan, ketakutan, malu, dan seterusnya.
c. Gerakan Tangan : Gerakan tangan adalah suatu komunikasi yang penuh arti. Gerakan
tangan bisa mengkomunikasikan macam-macam perasaan.
a. Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti menghayati, memahami dirinya
sendiri serta nilai yang dianut.
b. Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling percaya, dan saling
menghargai.
c. Perawat harus memahami, menghayati nilai yang dianut pasien.
d. Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien baik fisik maupun mental.
e. Perawat harus menciptakan suasanan yang memungkinkan pasien memiliki motivasi
untuk mengubah dirinya baik sikap maupun tingkah lakunya sehingga tumbuh makin
matang dan dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.
f. Perawat mampu menguasai perasaan sendiri secara bertahap untuk mengetahui dan
mengatasi perasaan gembira, sedih, marah, keberhasilan maupun masalah.
g. Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan dapat mempertahankan konsistensinya.
h. Memahami arti empati sebagai tindakan yang terapetik.
i. Kejujuran dan komunikasi terbuka.
j. Mampu berperan sebagai role mode agar dapat menunjukan dan menyakinkan orang lain
tentang kesehatan.
k. Altruisme, mendapatkan kepuasaan dengan menolong orang lain secara manusiawi
l. Bertanggung jawab.
2.4 Teknik Komunikasi
1. Mendengarkan (Listening).
Mendengarkan orang lain dengan penuh perhatian akan menunjukan bahwa apa yang
dikatakannya adalah penting Pertanyaan Terbuka (Broad Opening).
2. Memberikan inisiatif kepada klien, mendorong klien untuk menyeleksi topic yang akan
dibicarakan.
3 Mengulang (Restarting)
Berguna untuk memvalidasi untuk menguatkan ungkapan klien dan memberi indikasi
perawat untuk mengikuti pembicaraaan.
4 Penerimaan (Acceptance)
Mendukung dan menerima informasi dengan tingkah laku yang menunjukan ketertarikan
dan tidak menilai
5 Klarifikasi
Merupakan teknik yang digunakan bila perawat ragu, tidak jelas, tidak mendengar atau
klien malu mengemukakan informasi dan perawat mencoba memahami situasi yang
digambarkan klien.
6 Refleksi
Refleksi ini dapat berupa refleksi isi dengan cara memvalidasi apa yang didengar, refleksi
perasaan dengan cara memberi respon pada perasaan klien terhadap isi pembicaraan agar
klien mengetahui dan menerima perasaannya.
7 Asertif
Asertif adalah kemampuan dengan cara menyakinkan dan nyaman mengekspresikan
pikiran dan perasaan diri dengan tetap menghargai hak orang lain.
8 Memfokuskan
Teknik untuk menjaga pembicaraan tetap menuju tujuan yang lebih spesifik, lebih jelas,
dan berfokus pada realitas.
9 Membagi persepsi
Teknik dengan cara meminta pendapat klien tentang hal-hal yang dirasakan dan
difikirkan.
10 Identifikasi “tema”
Teknik dengan mencari latar belakang masalah klien yang muncul dan berguan untuk
meningkatkan pengertian dan eksplorasi masalah yang penting.
11 Diam
Teknik yang bertujuan untuk mengorganisir pemikiran, memproses informasi, menunjukan
bahwa perawat bersedia menunggu respon.
12 Informing
Teknik yang menyediakan informasi dengan tujuan untuk mendapatkan respon lebih lanjut.
13 Humor
Teknik yang digunakan utnuk membantu mengurangi ketegangan dan rasa sakit yang
disebabkan oleh stress, dan meningkatkan keberhasilan perawat dalam memberikan
dukungan emosional terhadap klien.
14 Saran
Teknik yang bertujuan memberi alternative ide untuk pemecahan masalah.
Penyakit kronik adalah suatu penyakit yang perjalanan penyakit berlangsung lama sampai
bertahun-tahun, bertambah berat, menetap dan sering kambuh. (purwaningsih dan karbina, 2009)
Ketidakmampuan/ketidakberdayaan merupakan persepsi individu bahwa segala tindakannya tidak
akan mendapatkan hasil atau suatu keadaan dimana individu kurang dapat mengendalikan kondisi
tertentu atau kegiatan yang baru dirasakan. (purwaningsih dan karbina, 2009).
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa penyakit kronis yang dialami oleh
seorang pasien dengan jangka waktu yang lama dapat menyebabkan seseorang pasien mengalami
ketidakmampuan contohnya saja kurang dapat mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang
baru dirasakan.
PENUTUP
4.I KESIMPULAN
Hubungan dan komunikasi antara perawat dan klien bersifat trapeutik, artinya hubungan yang
dibangun hanya sebatas memberi asuhan dan menghilangkan keluhan klien. Komunikasi
trapeutik adalah isntrumen holistik yang digunakan disetiap lini keperawatan begitu pula untuk
pasien dengan keperawatan paliatif. Pemahaman mendalam mengenai komunikasi trapeutik
secara umum akan membantu perawat memahami komunikasi dalam perawatan paliatif secara
khusus, yang membedakan komunikasi paliatif dengan yang lain salah satunya adalah perawat
melibatkan segenap support system dalam berkomunikasi untuk menunjang paliatif care tersebut.
DAFTAR PUSTAKA