Anda di halaman 1dari 6

RESUME GANGGUAN PEMBEKUAN PADA

MASA KEHAMILAN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas

Mata Ajar Keperawatan Maternitas II

Dosen Pembimbing : :R. Nety Rustikayanti, S.Kp., M.kep

Disusun oleh:

Putri Dewi Lestari 191FK03054

2B-Keperawatan

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA

MARET 2021
GANGGUAN PEMBEKUAN DARAH
PADA KEHAMILAN

1. Pengertian
Gangguan pada faktor pembekuan darah (trombosit) adalah
Pendarahan yang terjadi karena adanya kelainan pada proses pembekuan
darah sang ibu, sehingga darah tetap mengalir.
2. Etiologi
Pada periode post partum awal, kelainan sistem koagulasi dan
platelet biasanya tidak menyebabkan perdarahan yang banyak, hal ini
bergantung pada kontraksi uterus untuk mencegah perdarahan. Deposit
fibrin pada tempat perlekatan plasenta dan penjendalan darah memiliki
peran penting beberapa jam hingga beberapa hari setelah persalinan.
Kelainan pada daerah ini dapat menyebabkan perdarahan post partun
sekunder atau perdarahan eksaserbasi dari sebab lain, terutama trauma.
Abnormalitas dapat muncul sebelum persalinan atau didapat saat
persalinan. Trombositopenia dapat berhubungan dengan penyakit
sebelumnya, seperti ITP atau sindroma HELLP sekunder, solusio
plasenta, DIC atau sepsis. Abnormalitas platelet dapat saja terjadi, tetapi
hal ini jarang. Sebagian besar merupakan penyakit sebelumnya,
walaupun sering tak terdiagnosis.
Abnormalitas sistem pembekuan yang muncul sebelum
persalinan yang berupa hipofibrinogenemia familial, dapat saja terjadi,
tetapi abnormalitas yang didapat biasanya yang menjadi masalah. Hal
ini dapat berupa DIC yang berhubungan dengan solusio plasenta,
sindroma HELLP, IUFD, emboli air ketuban dan sepsis. Kadar
fibrinogen meningkat pada saat hamil, sehingga kadar fibrinogen pada
kisaran normal seperti pada wanita yang tidak hamil harus mendapat
perhatian. Selain itu, koagulopati dilusional dapat terjadi setelah
 perdarahan post partum masif yang mendapat resusiatsi cairan kristaloid
dan transfusi PRC.
DIC, yaitu gangguan mekanisme pembekuan darah yang
umumnya disebabkan oleh hipo atau afibrinigenemia atau pembekuan
intravascular merata (Disseminated Intravaskular Coagulation)
DIC juga dapat berkembang dari syok yang ditunjukkan oleh
hipoperfusi jaringan, yang menyebabkan kerusakan dan pelepasan
tromboplastin jaringan. Pada kasus ini terdapat
 peningkatan kadar D-dimer dan penurunan fibrinogen yang tajam, serta
pemanjangan waktu trombin (thrombin time).
3. Patofisiologi
Kelainan koagulasi generalisata ini dianggap sebagai akibat dari lepasnya

substansi  - substansi serupa tromboplastin yang berasal dari produk

konsepsi ke dalam sirkulasi darah ibu atau akibat aktivasi factor XII oleh
endotoksin. Setelah itu mulailah serangkaian reaksi berantai yang
mengaktifkan mekanisme pembekuan darah, pembentukan dan
pengendapan fibrin dan, sebagai konsekuensinya, aktivasi sistem
fibrinolitik yang normalnya sebagai proteksi. Gangguan patofisiologi
yang kompleks ini menjadi suatu lingkaran setan yang muncul sebagai

diathesis perdarahan klinis dengan berubah  –   ubahnya hasil rangkaian

tes pembekuan darah sehingga membingungkan.


4. Tanda dan gejala
a. Pendarahan berlangsung terus
b. Merembes dari tempat tusukan (chapman,2006)
5. Komplikasi
Komplikasi-komplikasi obstetric yang diketahui berhubungan dengan DIC
( Koagulasi Intravaskular Deseminata) :
a. Spesi oleh kuman gram negative terutama yang menyertai
dengan abortus septic
b. Syok berat
c. Pemberian cairam hepertonik kedalam uterus (Schward,2000)
6. Diagnosis

 Umum
- Data subjektif : Keluar darah bergumpal dari alat kemaluan
- Infeksi : Adanya pengeluaran darah > 400cc, pasien tampak pucat .
- Kehilangan darah lebih dari 25% dijumpai TTV
Tensi: Turun
Nadi: Lemah dah cepat
RR: Meningkat
Suhu: Turun

 Khusus

- Perdarahan dari tempat lain, missal vagina, hidung, gusi, kulit, dll
- Darah yang keluar sama sekali tidak ada gumpalan, walau sudah
terkena udara
Klausal PPP karenan gangguan darah baru dicurigai bila
penyebab yang lain dapat disingkirkan apalagi disertai ada riwayat
pernah mengalami hal yang sama pada persalinan sebelumnya. Akan
ada tedensi mudah terjadi perdarahn setiap dilakukan penjahitan dan
 perdarahan akan merembes atau timbul hematoma pada bekas
jahitan, suntikan, perdarahan digusi, rongga hidung dan lain-lain.
Pada pemeriksaan penunjang ditemukan hasilpemeriksaan
faal hemostatis yang abnormal. Waktu perdarahan dan waktu
pembekuan memanjang, trombositopenia, terjadi hipofibriogenemia
dan terdeteksi adanya FDP ( fibrin degradation product) serta
 perpanjangan tes protombin dan PTT ( PARTIAL
THROMBOPLASTIN TIME) (Sarwono, 2008)
7. Pencegahan
Antisipasi terhadap hal tersebut dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Persiapan sebelum hamil untuk memperbaiki keadaan umum dan
mengatasi setiap penyakit kronis, anemia dan lain-lain sehingga
pada saat hamil dan persalinan pasien tersebut ada dalam keadaan
optimal.
b. Mengenal faktor predisposisi PPP seperti multiparitas, anak beras,
hamil kembar, hidroamnion, bekas seksio, ada riwayat PPP
sebelumnya dan kehamilan resiko tinggi lainnya yang resikonya
akan muncul saat persalinan
c. Persalinan harus selesai dalam waktu 24 jam dan pencegahan partus
lamaa
d. Kehamilan resiko tinggi agar melahirkan di fasilitas rumah sakit
rujukan
e. Kehamilan resiko rtendah agar melahirkan di tenaga kesehatan
terlatih dan menghindari
 persalinan dukun
f. Mengesuai langkah-langkah pertolongan pertama menghadapi PPP
dan mengadakan rujukan sebagaimana mestinya.

8. Pengobatan

Pasien perlu dirawat bila secara klinis ada gangguan


pembekuaan darah atau dari serangkaian pemeriksaan laboratorium
diperlihatkan adanaya kemunduran gungsi pemebekuan darah secara
progresif. Tujuan utama pengobatan adalah menghilngkan sumber
material serupa tromboplastin, tetapi evalusai produk konsepsi akan
mendatangkan resiko perdarahan vaginal atau bedah. Dengan alasan
inilah, proses pembekuaan normal harus dipulihkan lebih dahulu
sebelum melakukan persalina operatif.

Anda mungkin juga menyukai