Anda di halaman 1dari 14

KEPERAWATAN MATERNITAS II

(NSA 417)

MODUL 2
GANGGUAN PERDARAHAN

DISUSUN OLEH

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2022/2023

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 1/
14
GANGGUAN PERDARAHAN

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :


1. Mahasiswa dapat mengetahui mengenai gangguan pembekuan darah
pada masa kehamilan
2. Mahasiswa dapat mengetahui terjadi gangguan pembekuan darah pada
masa kehamian
3. Mahasiswa dapat mengetahui mengenai permasalahan ganguan
pembekuan darah pada masa kehamilan

B. Uraian dan Contoh


A. Pengertian Gangguan Pembekuan Darah
Pembekuan darah adalah sejenis rumpun yang terjadi ketika darah
mengeras dan berubah menjadi semi padat atau padat. Bekuan darah biasanya
merupakan masalah kesehatan yangserius dan dapat menyebabkan berbagai
komplikasi selama kehamilan. Sementara gumpalan darah selama kehamilan
Anda dapat mempengaruhi bayi yang belum lahir juga, itu adalah kondisi yang
langka.
Pembekuan darah (juga disebut trombosis) adalah massa atau rumpun
darah yang terbentuk ketika darah berubah dari cairan menjadi padat. Tubuh
biasanya membuat gumpalan darah untuk menghentikan pendarahan setelah
kerokan atau luka. Tetapi kadang-kadang gumpalan darahdapat menghalangi
aliran darah di pembuluh darah, seperti pembuluh darah atau arteri. Ini
dapatmenyebabkan kerusakan pada organ tubuh dan bahkan
kematian.Sebagian besar wanita dengan kondisi pembekuan darah memiliki
kehamilan yang sehat. Namun kondisi ini dapat menimbulkan masalah bagi
sebagian ibu hamil. Dalam kasus yang parah, mereka dapat menyebabkan
kematian bagi ibu dan bayi.
Gangguan pada faktor pembekuan darah (trombosit) adalah
Pendarahan yang terjadi karena adanya kelainan pada proses pembekuan
darah sang ibu, sehingga darah tetap mengalir.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 2/
14
Perdarahan post partum juga dapat terjadi karena kelainan pada
pembekuan darah. Penyebab tersering PPPadalah atonia uteri, yang disusul dengan
tertinggalnya sebagian plasenta. Namun, gangguan pembekuan darah dapat pula
menyebabkan PPP. Hal ini disebabkan karena defisiensi faktor pembekuan dan
penghancuran fibrin yang berlebihan. Gejala-gejala kelainan pembekuan darah bisa
berupa penyakit keturunan ataupun didapat. Kelainan pembekuan darah dapat
berupa hipofibrinogenemia, rombositopenia, Idiopathic Thrombocytopenic
Purpura(ITP), HELLP syndrome (hemolysis, elevated liver enzymes, and low platelet
count), Disseminated Intravaskuler Coagulation(DIC),danDilutional coagulopathy
(Malau, 2017).

Kausal perdarahan pasca persalinan karena gangguan pembekuan darah


baru dicurigai apabila penyebab yang lain dapat disingkirkan apalagi disertai ada
riwayat pernah mengalami hal yang sama pada persalinan sebelumnya. Akan ada
tendensi mudah terjadi perdarahan setiap dilakukan penjahitan dan perdarahan akan
merembes atau timbul hematoma pada bekas jahitan, suntikan, perdarahan dari
gusi, rongga hidung, dan lain-lain (Prawirohardjo, 2008).
Pada pemeriksaan penunjang ditemukan hasil pemeriksaan faal
hemostasis yang abnormal. Waktu perdarahan dan waktu pembekuan memanjang,
trombositopenia, terjadi hipofibrinogenemia, dan terdeteksi adanya fibrin degradation
product (FDP) serta perpanjangan tes protrombin dan partial tromboplastin time
(PTT). Predisposisi untuk terjadinya hal ini adalah solusio plasenta, kematian janin
dalam kandungan, eklampsia, emboli cairan ketuban, dan sepsis. Terapi yang
dilakukan adalah dengan transfusi darah dan produknya seperti plasma beku segar,
trombosit, fibrinogen dan heparinisasi atau pemberian epsilon amino caproic acid
(EACA) (Anderson, 2008).

B. Etiologi
1. Etiologi pembekuan darah pada masa kehamilan:
Selama trimester pertama Tidak dapat dipungkiri bahwa perdarahan atau
bercak di trimester pertama bisa berartikeguguran (sejenis keguguran), tetapi juga
bisa menandakan masalah lain. Sekitar separuhwanita yang mengalami perdarahan
vagina trimester pertama mengalami keguguran. Itumungkin terdengar menakutkan,

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 3/
14
tetapi perlu diingat, itu juga berarti bahwa setengah dari wanitayang mengalami
pendarahan tidak mengalami keguguran.
Selama trimester kedua dan ketiga dalam beberapa kasus, perdarahan
vagina pada trimester kedua atau ketiga tidak serius.Misalnya, bercak coklat muda
dapat terjadi karena alasan yang sama seperti perdarahan trimester:

Pertama (bisa dari iritasi ringan pada leher rahim setelah hubungan seksul
atau dari pemeriksaanmedis). Namun, perdarahan vagina pada trimester kedua atau
ketiga biasanya berarti bahwaAnda perlu ke dokter segera, terutama jika perdarahan
berat dan merah atau disertai dengangejala lain (seperti sakit perut atau
kontraksi).Perdarahan pada trimester kedua atau ketiga bisa menunjukkan kondisi
serius, sepertisolusio plasenta atau plasenta previa .
Solusio plasenta adalah ketika semua atau sebagian plasenta tiba-tiba
terpisah dari uterussetelah minggu ke 20 kehamilan. Ini adalah kondisi langka, terjadi
pada sekitar satu dari setiap100 kehamilan, biasanya pada trimester ketiga, dan
dapat memicu kelahiran prematur ataukelahiran mati. Anda mungkin merasakan
kontraksi dan sakit perut bersamaan dengan pendarahan.
Placenta previa adalah suatu kondisi di mana plasenta berada di tempat
yang rendah danentah agak atau seluruhnya menutupi serviks. Dapat menyebabkan
pembatasan pertumbuhan pada bayi dan perdarahan fatal (kehilangan darah) pada
ibu, di antara komplikasi lainnya.Seorang wanita yang didiagnosis dengan plasenta
previa biasanya harus pergi ke tempat tidur,sering di rumah sakit. Placenta previa
juga langka, terjadi pada sekitar satu dari setiap 200 kehamilan.Kesimpulannya,
pendarahan vagina selama kehamilan dapat memiliki banyak penyebabyang
berbeda-beberapa serius dan beberapa tidak. Karena sulit untuk mengetahui
perbedaannya,selalu hubungi dokter Anda segera untuk meminta nasihat ketika
mengalami pendarahan pada titik mana pun selama kehamilan.
2. Etiologi Pembekuan Darah Pada Post Partum
Post partum awal, kelainan sistem koagulasi dan platelet biasanya tidak
menyebabkan perdarahan yang banyak, hal ini bergantung pada kontraksi uterus
untuk mencegah perdarahan. Deposit fibrin pada tempat perlekatan plasenta dan
penjendalan darah memiliki peran penting beberapa jam hingga beberapa hari
setelah persalinan. Kelainan pada daerah ini dapat menyebabkan perdarahan post
partun sekunder atau perdarahan eksaserbasi dari sebab lain, terutama trauma.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 4/
14
Abnormalitas dapat muncul sebelum persalinan atau didapat saat persalinan.
Trombositopenia dapat berhubungan dengan penyakit sebelumnya, seperti ITP atau
sindroma HELLP sekunder, solusio plasenta, DIC atau sepsis. Abnormalitas platelet
dapat saja terjadi, tetapi hal ini jarang. Sebagian besar merupakan penyakit
sebelumnya, walaupun sering tak terdiagnosis.
Abnormalitas sistem pembekuan yang muncul sebelum persalinan yang
berupa hipofibrinogenemia familial, dapat saja terjadi, tetapi abnormalitas yang
didapat biasanya yang menjadi masalah. Hal ini dapat berupa DIC yang
berhubungan dengan solusio plasenta, sindroma HELLP, IUFD, emboli air ketuban
dan sepsis. Kadar fibrinogen meningkat pada saat hamil, sehingga kadar fibrinogen
pada kisaran normal seperti pada wanita yang tidak hamil harus mendapat perhatian.
Selain itu, koagulopati dilusional dapat terjadi setelah perdarahan post partum masif
yang mendapat resusiatsi cairan kristaloid dan transfusi PRC.
IC, yaitu gangguan mekanisme pembekuan darah yang umumnya
disebabkan oleh hipo atau afibrinigenemia atau pembekuan intravascular merata
(Disseminated Intravaskular Coagulation) DIC juga dapat berkembang dari syok
yang ditunjukkan oleh hipoperfusi jaringan, yang menyebabkan kerusakan dan
pelepasan tromboplastin jaringan. Pada kasus ini terdapat peningkatan kadar D-
dimer dan penurunan fibrinogen yang tajam, serta pemanjangan waktu trombin
(thrombin time).

C. Klarifikasi
Deep Vein Trombosis (DVT) Penggumpalan darah jenis ini terbentuk dari
jaringan di dalam vena dan umumnyamempengaruhi vena ekstermitas bawah.
Penggumpalan terjadi dalam pembuluh darahdan tidak dapat dilihat melalui kulit. Hal
ini terjadi terutama di betis kecuali selamakehamilan maka bekuan biasanya terletak
dalam panggul dan paha.
Portal Vein Trombosis (PVT) :Jenis trombosis mempengaruhi pembuluh darah
portal yang dapat menyebabkanhipertensi portal sehingga menghasilkan penurunan
aliran darah ke hati. Hal ini diketahuidapat menyebabkan gangguan pada splen.
Penyebab trombosis adalah karena kanker dihati, pankreas dan perut serta abses
hati. Infeksi pusar adalah penyebab umum daritrombosis vena portal pada bayi baru
lahir.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 5/
14
Renal Vein Trombosis (RVT)Hal ini terjadi terutama pada pasien dengan
sindrom nefritik. Pembentukan bekuan dalam jenis ini merupakan trombosis di vena
yang mengalirkan darah di ginjal.
Cerebral Venous Sinus Trombosis (CVST).Bentuk thrombosis yang parah dan
jarang terjadi pada anak-anak dan usia dewasa muda.Thrombosis ini paling sering
terjadi pada perempuan. Penyebabnya sulit ditentukan dantrombosis ini diyakini
menjadi penyebab umum dari stroke.
Jugular Vein Trombosis (JVT).Suatu bentuk trombosis di jugularis internal
atau eksternal. Thrombosis ini jarang terjadidan biasanya menyerang sebagian besar
pasien rumah sakit dan sebagian besar disebabkan intervensi intravena, infeksi dan
keganasan.
D. Penyebab
Banyak perubahan fisiologis terjadi selama kehamilan, Salah satunya:
Kompresi di panggul dari bayi ada juga perubahan faktor pembekuan darah
yang dimulai sejak awal kehamilan dan bertahan hingga seorang wanita enam
minggu pasca kelahiran. Hormon kehamilan memainkan peran, ada banyak estrogen
yang beredar selama kehamilan, dan estrogen meningkatkan risiko pembekuan
darah. Perempuan yang mengonsumsi pil KB yang mengandung estrogen memiliki
risiko peningkatan DVT yang sama. wanita dengangangguan pembekuan genetik,
yang disebut trombofilia, berada pada risiko yang lebih tinggiuntuk trombosis vena
dalam pada kehamilan. Stasis, bisa diakibatkan oleh imobilitas, operasi lama,
obesitas, gagal jantung dantrauma.
Jejas endotel (cedera pada dinding pembuluh darah) bisa diakibatkan oleh
trauma,kanul intralumen, inflamasi, dan infeksi .
Perubahan koagulasi darah (hiperkoagulasi) bisa diakibatkan oleh polisitemia,
trombositemia, leukemia, sepsis, trauma mayor, diabetes mellitus, kehamilan /
pilkontrasepsi oral kombinasi, merokok dan keganasan.

E. Gejala Klinis
Gangguan pembekuan pada masa kehamilan
Kelainan pembekuan darah kongenital dan didapat berperan signifikan pada
kejadian perdarahan postpartum primer tetapi jarang terjadi hanya sekitar 3%.
Penyakit von Willebrand merupakan contoh penyakit koagulopati yang penting yang
dapat meningkatkan risiko perdarahan postpartum. Gangguan pembekuan darah

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 6/
14
barudicurigai sebagai kausal apabila penyebab yang lain telah disingkirkan dan
disertai adanya riwayat pernah mengalami hal yang sama pada persalinan
sebelumnya.

Trombus yang kecil tidak menimbulkan gejala apapun. Namun bila trombus
Sudah menyumbat sehingga aliran darah menurun maka akan timbul gejala. Gejala
yang umum adalah rasa nyeri akibat sel-sel tubuh tidak mendapat suplai oksigen.
Gejala lainnya adalah kulit akan teraba dingin, juga nadi terasa lemah akibat
sumbatan.
Seorang wanita hamil yang sehat dapat kehilangan darah sebanyak 10%
dari volume total tanpa mengalami gejala-gejala klinik yang nyata. Gejala klinik baru
tampak apabila kehilangan darah telah mencapai 20%.9
Perdarahan tidak hanya terjadi pada mereka yang memiliki faktor risiko
tapi
pada setiap persalinan kemungkinan terjadi perdarahan selalu ada. Jika perdarahan
terus berlanjut akan menimbulkan tandatanda syok dengan gambaran klinisnya
berupa perdarahan terus-menerus dan keadaan pasien secara berangsur-angsur
menjadi jelek. Denyut nadi menjadi cepat dan lemah, tekanan darah menurun,
pasien berubah pucat dan ekstrimitas dingin, serta nafas menjadi sesak dan
terengah-engah.
Berdasarkan definisi dari perdarahan postpartum yaitu perdarahan yang
terjadi segera setelah partus (persalinan), sebanyak 500 ml pada persalinan per
vaginam atau lebih dari 1000 ml pada seksio sesarea. Cara yang paling tepat untuk
menentukan apakah seseorang mengalami perdarahan postpartum adalah dengan
menghitung kehilangan darah yang terjadi. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara
mengukur atau memperkirakan jumlah darah yang hilang saat persalinan.

Syok Hemoragik
Syok dapat didefinisikan sebagai adanya ketidaksesuaian antara sirkulasi volume
darah dan kapasitas bantalan vascular. Pada syok hemoragik, ketidaksesuaian ini
terjadi akibat perdarahan, yang pada mulanya menyebabkan hipotensi. Sebagai
respon terhadap penurunan tekanan darah, kelenjar adrenal melepaskan
Katekolamin, yang menyebabkan aliran darah dialihkan dari daerah yang tidak vital
seperti kulit, ginjal, usus, otot dan uterus dengan vasokontriksi, dan dialihkan ke otak

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 7/
14
dan jantung. Distribusi kembali tersebut dapat menyebabkan hipoksia janin bahkan
sebelum wanita mengalami hipotensi yang nyata. Oleh karena itu syok maternal
yang sangat signifikan sangat tidak mungkin terjadi apabila rekaman grafik denyut
jantung janin meyakinkan.
Peningkatan volume darah normal pada wanita hamil dapat memungkinkan
terjadinya kehilangan darah mutlak dalam jumlah lebih besar sebelum muncul
tandatanda klinis syok. Nadi dan tekanan darah mungkin tidak megalami perubahan
secara signifikan sampai terjadi kehilangan darah dalam jumlah besar. Kondisi dan
ukuran tubuh klien juga membantu menentukan jumlah kehilangan darah yang dapat
ditoleransi. Kelelahan akibat persalinan yang lama, anemia yang telah diderita, atau
penyakit kronis mengurangi kemampuan tubuh klien melakukan kompensasi. Ketika
perdarahan telah terjadi cukup hebat, mekanisme kompensasi, diaktifkan dan tanda
gejala syok muncul.
Tanda dan gejala syok dihubungkan dengan mekanisme kompensasi. Pada
mulanya nadi menjadi cepat, kulit pucat dan dingin, dan pernapasan mungkin dalam
dan cepat. Sebagai respon terhadap vasokonstriksi yang terjadi kemudian, frekuensi
terus meningkat dan menjadi sulit diraba, kulit dingin pucat dan lembab, tekanan
darah menurun, pernapasan menjadi lebih cepat, haluan urin menurun, mual dan
muntah, serta peningkatan kegelisahan juga dapat terjadi. Seiring dengan
memberatnya syok terjadi perubahan tingkat kesadaran dari mental berkabut,
sampai letargi, koma dan kematian.
Syok hemoragik adalah kondisi syok yang disebabkan oleh perdarahan yang
banyak, dimana syok disebabkan gangguan sirkulasi darah ke jaringan sehingga
tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan dan tidak mampu
mengeluarkan hasil metabolism. Gejala yang muncul pada pasien syok berupa
hipotensi, nadi cepat dan halus, pucat, keringat dingin, sianosis jari-jari, sesak nafas,
gelisah, dan oliguria.

F. Komplikasi
Pembekuan darah di plasenta . Plasenta tumbuh di rahim Anda (rahim) dan
memasok bayi dengan makanan dan oksigen melalui tali pusat. Bekuan darah di
plasenta dapatmenghentikan aliran darah ke bayi Anda dan membahayakan bayi
Anda.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 8/
14
Serangan jantung . Ini biasanya terjadi ketika gumpalan darah menghalangi
aliran darahdan oksigen ke jantung. Tanpa darah dan oksigen, jantung tidak bisa
memompa darahdengan baik, dan otot jantung yang terkena bisa mati. Serangan
jantung dapatmenyebabkan kerusakan jantung atau kematian yang abadi.
Pembatasan pertumbuhan intauterine (juga disebut IUGR) . Ini adalah ketika
bayi Andatumbuh buruk di dalam rahim.
Keguguran adalah ketika bayi meninggal di dalam kandungan
sebelumkehamilan 20 minggu.
Insufisiensi plasenta. Ini adalah ketika plasenta tidak bekerja sebaik
seharusnya sehingga bayi Anda mendapat lebih sedikit makanan dan oksigen.
Preeklampsia . Preeklampsia adalah kondisi yang dapat terjadi setelah
minggu ke-20kehamilan atau tepat setelah kehamilan. Itu ketika seorang wanita
hamil memilikitekanan darah tinggi dan tanda-tanda bahwa beberapa organnya,
seperti ginjal danhatinya, mungkin tidak berfungsi dengan baik. Beberapa tanda-
tanda ini termasuk memiliki protein dalam urin, perubahan penglihatan dan sakit
kepala yang parah.
Kelahiran prematur . Ini adalah saat bayi Anda lahir sebelum 37 minggu
kehamilan.
G. Dampak
Resiko terbentuknya gangguan pembekuan darah dapat meningkat oleh
faktor-
faktor berikut:
Obesitas – Hingga saat ini, ahli kesehatan masih tidak mengetahui bagaimana
obesitas meningkatkan resiko pembekuan darah. Tetapi mereka yakin bahwa gaya
hidup yang banyak duduk, kurang bergerak, perubahan pada kimia darah, dan
sebagainya, dapatmembentuk suatu hubungan yang menyebabkan pembekuan
darah.
Pil Keluarga Berencana (KB) – Pil KB meningkatkan kadar estrogen pada tubuh.
Tetapi, pil KB juga meningkatkan produksi faktor koagulasi yang menyebabkan
peningkatanresiko pembekuan darah.
Aterosklerosis – Kondisi di mana arteri mengeras karena timbunan plak.
Timbunan plak (kolesterol) memiliki tutup yang pada akhirnya akan pecah. Ketika itu
terjadi, tubuh akanmengirim trombosit dan faktor koagulasi ke daerah tersebut untuk
memperbaiki robekan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 9/
14
Kemudian, hal itu akan menyebabkan pembentukan gumpalan darah yang dapat
semakinmempersempit jalan aliran darah.

H. Pencegahan
Bergerak (Darah bisa menumpuk di kaki saat Anda duduk dalam waktu lama.
Bila pekerjaan Anda menuntut untuk duduk dalam waktu lama, sebaiknya luangkan
waktu berjalan-jalan setiap 1 atau 2 jam)
Hidup sehat (Segera ubah kebiasaan buruk seperti merokok atau makan
berlebih agar berat badan tetap normal. Selain itu, minumlah banyak air untuk
mengurangi risiko penggumpalan darah). Hati-hati dengan obat-obatan tertentu
(Risiko DVT juga dapatmeningkat saat mengonsumsi pil kontrasepsi. DVT juga bisa
diturunkan dari keluargayang telah mengalami penyakit ini).
Mengetahui tanda dan gejala (DVT terkadang sulit diidentifikasi karena gejala
yangditunjukkan hampir sama dengan gangguan lain. Perhatikan bila kaki
menunjukkangejala seperti membengkak, sakit, kemerahan, mengalami perubahan
warna, dan kulitterasa hangat saat dipegang. Bila gumpalan darah sudah menjalar
ke paru-paru biasanyadapat menimbulkan sesak napas secara tiba-tiba).
Lebih proaktif (Bila tubuh menunjukan gejala pembekuan darah, cedera, atau
akanmelakukan operasi, maka segeralah berkonsultasi ke dokter. Informasikan
kepada ahlimeida bila sedang mengonsumsi pil kontrasepsi, pernah menjalani
operasi, melakukan perjalanan panjang, atau cedera dalam 8 minggu sebelumnya
I. Latihan
1. Jelaskan yang dimaksud pembekuan darah pada masa kehamilan?
2. Sebutkan penyebab pembekuan darah pada masa kehamilan:
3. Sebutkan tanda dan gejala pembekuan darah pada masa kehamilan !
4. Jelaskan dan Sebutkan dampak pembekuan pendarahan pada masa
kehamilan !
5. Bagaimana pencegahan pada pembekuan darah pada masa kehamilan

D. Kunci Jawaban
1. Pembekuan darah (juga disebut trombosis) adalah massa ataurumpun darah

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 10 /
14
yang terbentuk ketika darah berubah dari cairan menjadi padat. Tubuh biasanya
membuat gumpalan darah untuk menghentikan pendarahan setelah kerokan atau
luka. Tetapi kadang-kadang gumpalan darahdapat menghalangi aliran darah di
pembuluh darah, seperti pembuluh darah atau arteri. Ini dapatmenyebabkan
kerusakan pada organ tubuh dan bahkan kematian.Sebagian besar wanita
dengan kondisi pembekuan darah memiliki kehamilan yang sehat. Namun kondisi
ini dapat menimbulkan masalah bagi sebagian ibu hamil. Dalam kasus yang
parah, mereka dapat menyebabkan kematian bagi ibu dan bayi.
2. Perubahan koagulasi darah (hiperkoagulasi) bisa diakibatkan oleh polisitemia,
trombositemia, leukemia, sepsis, trauma mayor, diabetes mellitus, kehamilan /
pilkontrasepsi oral kombinasi, merokok dan keganasan.
3. Trombus yang kecil tidak menimbulkan gejala apapun. Namun bila trombus
Sudah menyumbat sehingga aliran darah menurun maka akan timbul gejala. Gejala
yang umum adalah rasa nyeri akibat sel-sel tubuh tidak mendapat suplai oksigen.
Gejala lainnya adalah kulit akan teraba dingin, juga nadi terasa lemah akibat
sumbatan.
4. Obesitas – Hingga saat ini, ahli kesehatan masih tidak mengetahui bagaimana
obesitas meningkatkan resiko pembekuan darah. Tetapi mereka yakin bahwa gaya
hidup yang banyak duduk, kurang bergerak, perubahan pada kimia darah, dan
sebagainya, dapatmembentuk suatu hubungan yang menyebabkan pembekuan
darah.Pil Keluarga Berencana (KB) – Pil KB meningkatkan kadar estrogen pada
tubuh. Tetapi, pil KB juga meningkatkan produksi faktor koagulasi yang
menyebabkan peningkatanresiko pembekuan darah.Aterosklerosis – Kondisi di
mana arteri mengeras karena timbunan plak. Timbunan plak (kolesterol) memiliki
tutup yang pada akhirnya akan pecah. Ketika itu terjadi, tubuh akanmengirim
trombosit dan faktor koagulasi ke daerah tersebut untuk memperbaiki robekan.
Kemudian, hal itu akan menyebabkan pembentukan gumpalan darah yang dapat
semakinmempersempit jalan aliran darah.
5. Bergerak (Darah bisa menumpuk di kaki saat Anda duduk dalam waktu lama.
Bila pekerjaan Anda menuntut untuk duduk dalam waktu lama, sebaiknya luangkan
waktu berjalan-jalan setiap 1 atau 2 jam)
Hidup sehat (Segera ubah kebiasaan buruk seperti merokok atau makan berlebih
agar berat badan tetap normal. Selain itu, minumlah banyak air untuk mengurangi
risiko penggumpalan darah). Hati-hati dengan obat-obatan tertentu (Risiko DVT juga

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 11 /
14
dapatmeningkat saat mengonsumsi pil kontrasepsi. DVT juga bisa diturunkan dari
keluargayang telah mengalami penyakit ini).
Mengetahui tanda dan gejala (DVT terkadang sulit diidentifikasi karena gejala
yangditunjukkan hampir sama dengan gangguan lain. Perhatikan bila kaki
menunjukkangejala seperti membengkak, sakit, kemerahan, mengalami perubahan
warna, dan kulitterasa hangat saat dipegang. Bila gumpalan darah sudah menjalar
ke paru-paru biasanyadapat menimbulkan sesak napas secara tiba-tiba).
Lebih proaktif (Bila tubuh menunjukan gejala pembekuan darah, cedera, atau
akanmelakukan operasi, maka segeralah berkonsultasi ke dokter. Informasikan
kepada ahlimeida bila sedang mengonsumsi pil kontrasepsi, pernah menjalani
operasi, melakukan perjalanan panjang, atau cedera dalam 8 minggu sebelumnya

E. Daftar Pustaka
1. Baughman, Diane C. 2000. Keperawatan Medikal-Bedah: Buku Saku dari
Brunner &Suddarth. Hal. 184. Jakarta: EGC.
2. Bulechek, Gloria M. 2013. Nursing Intervention Classification (NIC) 6th ed.
Missouri:Elsevier Inc.
3. Corwin Elizabeh.J.2009 Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 9 Alih
bahasa
Tim penerbit PSIK UNPAD, Jakarta: EGC.
4. Damayanti. Ika Putri. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Komperehensif
pada
Ibu Bersalin dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: DeepublishDino W.
5. Ramzi, M.D., C.M., And Kenneth V. Leeper, M.D. 2004. DVT and Ppart
II.Treatment and Prevention. American Academy of Family.Geinberg at al. 1998.
Critical Decisions in Thrombosis and Hemostatis. London:
6. B. CDecker IncGrace, Pierce A. dan Borley, Neil R. 2006. At a Glance Ilmu
Bedah. Ed. 3. Hal. 156-157.Jakarta: Penerbit Erlangga.Hamilton, Persis Mary.
1995.
7. Dasar – dasar keperawatan Maternitas. Jakarta:EGC
http://healthosphere.com/thrombosis/#venous-thrombosis.diakses padatanggal
15 Maret2016.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 12 /
14
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 13 /
14
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 14 /
14

Anda mungkin juga menyukai