(NHA419)
MODUL 2
Gangguan Pembekuan Darah
Praktikum Penerapan Askep & Tatalaksana Gangguan Pembekuan
Darah
DISUSUN OLEH
Ety Nurhayati, S.Kp.,M.Kep.,Ns.Sp.Kep.Mat
1. Pengertian
Gangguan pada faktor pembekuan darah adalah perdarahan yang terjadi karena adanya
kelainan pada proses pembekuan darah sang ibu,sehingga darah tetap mengalir. Pada
periode post partum awal, kelainan sistem koagulasi dan platelet biasanya tidak
menyebabkan perdarahan yang banyak, hal ini bergantung pada kontraksi uterus untuk
mencegah perdarahan. Abnormalitas sistem pembekuan yang muncul sebelum
persalinan yang berupa hipofibrinogenemia familial, dapat saja terjadi tetapi
abnormalitas yang didapat biasanya yang menjadi masalah. Kadar fibrinogen yang
meningkat pada saat kehamilan, sehingga kadar fibrinogen kisaran normal pada wanita
yang tidak hamil harus mendapatkan perhatian. DIC yaitu gangguan mekanisme
pembekuan darah yang umumnya disebabkan oleh hipo atau afibrinigenemia atau
pembekuan intravascular merata .
B. Etiologi
Gangguan pada faktor pembekuan darah (trombosit) adalah Pendarahan yang terjadi
karena adanya kelainan pada proses pembekuan darah sang ibu, sehingga darah tetap
mengalir.
Pada periode post partum awal, kelainan sistem koagulasi dan platelet biasanya tidak
menyebabkan perdarahan yang banyak, hal ini bergantung pada kontraksi uterus untuk
mencegah perdarahan. Deposit fibrin pada tempat perlekatan plasenta dan penjendalan
darah memiliki peran penting beberapa jam hingga beberapa hari setelah persalinan.
Kelainan pada memiliki peran penting beberapa jam hingga beberapa hari setelah
persalinan. Kelainan pada daerah ini dapat menyebabkan perdarahan post partun
sekunder atau perdarahan eksaserbasi dari sebab lain, terutama trauma.
Abnormalitas dapat muncul sebelum persalinan atau didapat saat persalinan.
Trombositopenia dapat berhubungan dengan penyakit sebelumnya, seperti ITP atau
sindroma HELLP sekunder, solusio plasenta, DIC atau sepsis. Abnormalitas platelet
dapat saja terjadi, tetapi hal ini jarang. Sebagian besar merupakan penyakit sebelumnya,
walaupun sering tak terdiagnosis.
Abnormalitas sistem pembekuan yang muncul sebelum persalinan yang berupa
hipofibrinogenemia familial, dapat saja terjadi, tetapi abnormalitas yang didapat
biasanya yang menjadi masalah. Hal ini dapat berupa DIC yang berhubungan dengan
C. Patofisiologi
Proses hemostasis tergantung pada faktor koagulasi, trombosit dan pembuluh darah.
Mekanisme hemostasis terdiri dari respons pembuluh darah, adesi trombosit, agregasi
trombosit, pembentukan bekuan darah, stabilisasi bekuan darah, pembatasan bekuan
darah pada tempat cedera oleh regulasi antikoagulan, dan pemulihan aliran darah
melalui proses fibrinolisis dan penyembuhan pembuluh darah.
Cedera pada pembuluh darah akan menyebabkan vasokonstriksi pembuluh
darah dan terpaparnya darah terhadap matriks subendotelial. Faktor von Willebrand
(vWF) akan teraktifasi dan diikuti adesitrombosit. Setelah proses ini, adenosine
diphosphatase, tromboxane A2 dan protein laintrombosit dilepaskan granul yang berada
di dalam trombosit dan menyebabkan agregasi trombosit dan perekrutan trombosit lebih
lanjut. Cedera pada pembuluh darah juga melepaskan tissue factor dan mengubah
permukaan pembuluh darah, sehingga memulai kaskade pembekuan darah dan
menghasilkan fibrin. Selanjutnya bekuan fibrin dan trombosit ini akan distabilkan oleh
faktor XIII.
Pada penderita hemofilia dimana terjadi defisit F VIII atau F IX maka
pembentukan bekuan darah terlambat dan tidak stabil. Oleh karena itu penderita
hemofilia tidak berdarah lebih cepat, hanya perdarahan sulit berhenti. Pada perdarahan
dalam ruang tertutup seperti dalam sendi, proses perdarahan terhenti akibat efek
tamponade. Namun pada luka yang terbuka dimana efek tamponade tidak ada,
E. Komplikasi
Komplikasi-komplikasi obstetric yang diketahui berhubungan dengan DIC (Koagulasi
Intravaskuler Diseminata) :
1. Sepesi oleh kuman gram negative, terutama yang mneyertai dengan abortus septic
2. Syok berat
3. Pemberian cairan hipertonik ke dalam uterus. (Schward, 2000)
F. Pencegahan
Klasifikasi kehamilan resiko rendah dan resiko tinggi akan memudahkan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk menata strategi pelayanan ibu hamil saat
perawatan antenatal dan melahirkan dengan mengatur petugas kesehatan mana yang
sesuai dan jenjang rumah sakit rujukan. Akan tetapi, pada saat proses persalinan, semua
kehamilan mempunyai resiko untuk terjadinya patologi persalinan, salah satunya adalah
perdarahan pascapersalinan. Antisipasi terhadap hal tersebut dapat dilakukan sebagai
berikut:
1. Persiapan sebelum hamil untuk memperbaiki keadaan umum dan mengatasi setiap
penyakit kronis, anemia dan lain-lain sehingga pada saat hamil dan persalinan pasien
tersebut ada dalam keadaan optimal.
2. Mengenal faktor predisposisi seperti multiparitas, anak beras, hamil kembar,
hidroamnion, bekas seksio, ada riwayat sebelumnya dan kehamilan resiko tinggi
lainnya yang resikonya akan muncul saat persalinan
3. Persalinan harus selesai dalam waktu 24 jam dan pencegahan partus lama
4. Kehamilan resiko tinggi agar melahirkan di fasilitas rumah sakit rujukan
5. Kehamilan resiko rendah agar melahirkan di tenaga kesehatan terlatih dan
menghindari persalinan dukun
6. Mengesuai langkah-langkah pertolongan pertama menghadapi dan mengadakan
rujukan sebagaimana mestinya. (Sarwono, 2008)
G. Pengobatan
Pasien perlu dirawat bila secara klinis ada gangguan pembekuaan darah atau dari
serangkaian pemeriksaan laboratorium diperlihatkan adanaya kemunduran fungsi
pemebekuan darah secara progresif.
I. LATIHAN
1. Jelaskan yang dimaksud pembekuan darah pada masa kehamilan?
2. Sebutkan penyebab pembekuan darah pada masa kehamilan:
3. Sebutkan tanda dan gejala pembekuan darah pada masa kehamilan !
4. Jelaskan dan Sebutkan dampak pembekuan pendarahan pada masa kehamilan !
5. Bagaimana pencegahan pada pembekuan darah pada masa kehamilan
J. KUNCI JAWABAN
1. Pengkajian
1. Identitas
Terdiri dari nama, usia, jenis kelamin, alamat, pendidikan, pekerjaan, diagnosa
medis, agama, suku bangsa pasien dan keluarga penanggungjawabnya.
2. KeluhanUtama :
o Tungkai eritema, edema atau teraba seperti tali
o Homan’s sign : nyeri pada dorsopleksi pasif kaki
3. Riwayat penyakit sekarang :
Pengumpulan data dilakukan untuk menentukan penyebab thrombosis vena.
Nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan dalam klien. Misalnya
dari riwayat: pasca operasi besar beberapa minggu sebelumnya, imobilisasi
selama > 3 hari.
4. Riwayat penyakit dahulu :
Pada pengkajian ini, perawat dapat menentukan kemungkinan penyebab DVT
adalah imobilisasi yang lama atau pernah DVT sebelumnya.
5. Riwayat penyakit keluarga: tidak ditemukan riwayat penyakit keluarga.
2. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik tanda – tanda klasik seperti edema kaki unilateral, eritema,
hangat, nyeri, pembuluh darah superficial teraba, dan Homan’s sign positif yaitu nyeri
pada daerah betis setelah dilakukan dorso fleksi pada kaki, tidak selalu ditemukan.
Bila thrombosis terjadi akibat thrombus vena superficial maka akan didapatkan data:
1. Nyeri
2. Tenderness
3. Redness
4. Teraba hangat pada daerah yang terkena
3. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko pendarahan berhubungan dengan koagulopati inheren (Trombositopenia)
Bleeding precautions
NOC
Kesimbangan cairan (Fluid Blance)
Dehidrasi (Hydration)
Status gizi (Nutrional Statution)
Pemasukan (Intake)
KRITERIA HASIL
1. Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan berat badan, berat jenis
urine normal, HT normal
2. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
3. Tidak ada tanda – tanda dehidrasi
4. Elesasitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus
yang berlebihan
NIC
Manajemen Hypovolemia :
2. Pelihara IV line