PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Darah mengangkut oksigen, karbondioksida, nutrisi dan hasil metabolisme ke seluruh tubuh.
Darah juga berfungsi sebagai alat keseimbangan asam basa, perlindungan dari infeksi,dan
merupakan pemelihara suhu tubuh.Volume plasma meningkat kira-kira 40-45% pada minggu
ke-6 kehamilan hingga terjadi pengenceran darah (hemodilusi) dengan puncaknya pada umur
kehamilan 32 – 34 minggu dengan perubahan kecil setelah minggu tersebut, hal ini
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme ibu hamil dan janinnya. Peningkatan
ini erat hubungannya dengan berat badan bayi.Ibu dengan kehamilan ganda akan mengalami
peningkatan volume plasma yang lebih besar dari pada ibu dengan kehamilan biasa. Serum
darah (volumedarah) bertambah 25 – 30 % dan sel darah bertambah 20 %. Massa sel darah
merah terus naik sepanjang kehamilan. Hemotokrit meningkat dari TM I – TM III. Angka
kematian ibu hamil di Puskesmas Dempet Kec. Dempet Kab. Demak pada tahun 2017
sebesar 0,1%. Kematian ibu hamil disebabkan oleh perdarahan dengan diagnosis plasenta
previa dan anemi dengan rata-rata kadar Hb 8,7 gr/dl. (Cunningham et al,2005).
Ibu hamil trimester III untuk memprediksi beberapa komplikasi yang dapat dikaitkan dengan
perdarahan, dimana diagnosis tepat waktu adanya gangguan koagulasi untuk dapat dilakukan
pengobatan tindakan yang tepat untuk melindungi ibu dan bayi saat melahirkan. Sistem
pembekuan darah secara fisiologis akan membentuk sirkulasi ureto plasenta kehamilan
merupakan kegiatan normal sistem pembekuan darah secara keseluruhan membaik, apabila
1
proses kelahiran pada ibu hamil trimester III terjadinya kehilangan darah pada saat
melahirkan, diperlukan fungsi sistem koagulan baik. Proses pembekuan darah terjadi dalam
beberapa tahap yaitu primer, sekunder, tersier. Pemeriksaan screening koagulasi Clooting
Time, Bleeding Time, PT, APTT, jumlah trombosit, fibrinogen dan lain-lain. Pemeriksaan
diatas tidak bisa dilakukan di semua pelayanan kesehatan, yang bisa dilakukan adalah
B. Tujuan
untuk memahami dan mengaplikasikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Gangguan
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. INHERITED COAGULOPATHY
1) Definisi
Perdarahan pada obstetrik dapat timbul akibat gangguan koagulasi bawaan seperti
hemofilia dan von Willebrand disease. Inherited coagulopathy adalah kelainan genetik
yang disebabkan oleh hilangnya atau kurangnya faktor pembekuan darah. Secara besar
inherited coagulopathy dibagi menjadi dua yaitu hemofilia dan von Willebrand disease.
kelainan genetik autosomal resesif yang disebabkan oleh hilangnya faktor koagulan yaitu
faktor VIII. Sedangkan hemofilia B adalah kelainan genetik autosomal resesif yang
menyebabkan hilangnya faktor koagulan yaitu faktor IX dapat disebut juga sebagai
christmas disease. von Willebrand disease adalah kelainan genetik yang dapat bersifat
ausomal dominan (tipe 1 dan 2) atau resesif (tipe 3) yang disebabkan oleh kurang lebih
20 gangguan fungsional yang berhubungan dengan kompleks faktor VII dan disfungsi
platelet.
2) Etiologi
Hemofilia disebabkan oleh kelainan genetik yang diturunkan secara X-linked resesif.
Setiap ibu dengan hemofilia A atau B maka semua anak laki-laki nya akan memiliki
hemofilia dan anak perempuannya menjadi karier. Ibu dengan karier hemofilia, setengah
anak laki-lakinya akan memiliki hemofilia dan setengah anaknya menjadi karier.
3
Sedangkan von Willebrand disease juga diturunkan secara genetik autosomal dominan
3) Klasifikasi
Von Willebrand disease adalah kelainan genetik yang dapat bersifat ausomal dominan
(tipe 1 dan 2) atau resesif (tipe 3) yang disebabkan oleh kurang lebih 20 gangguan
fungsional yang berhubungan dengan kompleks faktor VII dan disfungsi platelet.
hilangnya faktor koagulan yaitu faktor IX dapat disebut juga sebagai christmas
disease
4) Komplikasi
Komplikasi pada ibu dengan hemofilia atau von Willebrand disease adalah perdarahan
pasca persalinan. Pada janin yang memiliki penyakit serupa juga ditakutkan mengalami
perdarahan intracranial.
5) Pemeriksaan penunjang
4
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis dan
ArnoldHilgartner.
informasi tentang distribusi perdarahan otot yang terjadi. Untuk kepentingan ini,
frekuensi ultrasound yang digunakan 712 Mhz dengan transduser jenis linear array
transducer.
6) Penanganan Hemofilia
kadar plasma spesifik, yakni kadar faktor pembekuan VIII/IX dalam darah. Pada kasus
hemartrosis, bila tidak didapatkan respons dengan pemberian terapi hematologi, perlu
dipikirkan tindakan joint aspiration (arthrocentesis). Tindakan ini harus dilakukan 3-4
hari setelah onset hemartrosis untuk mengistirahatkan sendi yang terkena, sehingga pada
saat joint aspiration dilakukan, inflamasi yang terjadi tidak terlalu hebat (joint aspiration
sendiri sudah bersifat invasif). Joint aspiration ditujukan untuk membantu mengurangi
nyeri dan meningkatkan lingkup gerak sendi. Kontraindikasi joint aspiration ialah adanya
proses infeksi baik sistemik maupun lokal yang sedang berlangsung. Pemilihan ukuran
jarum sekitar 25-30G untuk mengurangi nyeri saat penusukan dan inflamasi setelah joint
5
Penanganan rehabilitasi medik ini dimulai dari pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik
harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak memicu terjadinya perdarahan; dalam hal ini,
a. Observasi
Observasi meliputi respons pasien terhadap terapi faktor pembekuan darah VIII atau
IX; respons pasien terhadap aktivitas fungsional seperti duduk, berdiri, atau berjalan;
dan gangguan postur atau pola berjalan, dan ada tidaknya perbedaan panjang kedua
tungkai.
Mengenai lingkup gerak sendi dan fungsi otot, perlu dilakukan pencatatan keadaan
sendi dan otot sebelum dan selama follow up (edema, nyeri, lingkup gerak sendi,
berat.
1) Definisi
6
penurunan konsentrasi platelet akibat pengunaan faktor koagulan pada darah tepi secara
2) Etiologi
c. Ruptur uterus
e. Kematian mudigah
f. Abruptio placenta
g. Sepsis
3) Patofisiologi
Ada beberapa metode aktivasi dari sistem pembekuan darah pada kehamilan. Pertama,
pelepasan tromboplastin kedalam sirkulasi maternal dari plasenta dan jaringan desidua.
Hal ini dapat terjadi pada kasus-kasus dimana terjadi abruptio placenta, emboli cairan
amnion, ataupun ruptur uterus, dan juga dapat terjadi secara tersembunyi dan sangat
membahayakan yaitu pada kasus- kasus kematian intrauterina dan kematian mudigah.
Metode kedua adalah perlukaan pada sel endotelial sehingga mencetuskan terjadinya
koagulasi. Ini mungkin adalah faktor pencetus pada beberapa kasus pre-eklampsia
maupun eklampsia. Terakhir, kerusakan pada sel darah merah atau platelet dapat
7
Pada koagulasi intravaskular diseminata terdapat koagulasi yang luas akibat pelepasan
tromboplastin pada sirkulasi maternal. Hal ini berujung pada konsumsi dan penurunan
faktor koagulasi yang pada akhirnya menyebabkan perdarahan. Sebagai respon terhadap
koagulasi dan deposisi fibrin yang meluas pada mikrovaskular, sistem fibrinolitik juga
memecah fibrin menjadi produk degradasi fibrin. Produk tersebut memiliki sifat
antikoagulan dengan menghambat fungsi platelet dan kerja dari trombin, sehingga
4) Komplikasi
Komplikasi yang paling sering terjadi pada koagulasi intravaskular diseminata adalah
perdarahan yang terjadi akibat kurangnya faktor koagulasi yang disebabkan oleh
hiperkoagulasi. Namun, komplikasi lain yang dapat terjadi adalah trombosis pada
mikrovaskular secara luas yang dapat mengakibatkan iskemik dan juga infark pada organ
5) Penatalaksanaan
mungkin hasil laboratorium tidak dapat menunjukkan kondisi terkini pasien. Penangan
juga harus dilakukan dengan cepat dan sesuai dengan kondisi pasien. Pertama, yang perlu
seperti abruptio placenta, atau pre-eklampsi maupun eklampsia. Kedua, menjaga perfusi
organ karena akhir dari koagulasi intravaskular diseminata adalah perdarahan, maka
8
menjaga perfusi organ secara cepat merupakan prinsip terpenting yang harus dilakukan
dengan cara infusi cepat menggunakan ringer laktat atau normal saline, penggantian cepat
dengan whole blood. Setelah penyebab utama dihilangkan makan hepar akan
menghasilkan faktor pembekuan yang adekuat dalam 24 jam. Level platelet mungkin
membutuhkan 5-6 hari untuk kembali normal, namun sudah dapat mencapai level yang
Bila terdapat sarana yang memadai berikan oksigen menggunakan masker atapun
ventilasi tekanan positif untuk mencapai oksigenasi yang memuaskan. Monitor output
urin kira-kira 30-60mL/jam, monitor darah lengkap dengan monitor tanda vital
Penggantian prokoagulan dapat menggunakan fresh frozen plasma 1 unit setelah 4-6 unit
whole blood dan 1 unit untuk setiap 2 unit whole blood yang diperlukan. Penggunaan
heparin baik digunakan untuk kasus-kasus koagulasi kronik seperti yang terjadi pada
IUFD.
3. TROMBOFILIA
1) Definisi
Trombofilia adalah suatu keadaaan dimana darah suka membentuk trombus yang
faktor koagulan dan antikoagulan (terlalu banyaknya faktor koagulan atau terlalu
sedikitnya antikoagulan)
9
2) Etiologi
Penyebab dari pada trombofilia adalah kelainan genetik, inflamasi yang kronik,
3) Klasifikasi
4) Komplikasi
efek samping heparin yaitu osteoporosis. Transfusi merupakan pilihan untuk pasien-
10
DAFTAR PUSTAKA
Alltree J. Acute muscle bleeds. In: Kareen, B. Alltree J, Cornwall J. Rehabilitation of Muscle
http://themedicalbiochemistrypage.org/blood-coagulation.php
https://www.hemophilia.org/Bleeding-Disorders/Types-of-Bleeding- Disorders/Hemophilia-B
https://www.hemophilia.org/Bleeding-Disorders/Types-of-Bleeding- Disorders/Hemophilia-A
11