TROMBOFOLIA
DISUSUN OLEH :
TANA TORAJA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
a. Definisi
b. Anatomi fisiologi
c. Etiologi
d. Manifestasi klinis
e. Patofisiologi
f. Pathway
g. Pemeriksaan penunjang
h. Penatalaksanaan
i. Farmakologi
a. Pengkajian
b. Analisa data
c. Diagnosa keperawatan
d. Intervensi Keperatan
BAB IV PENUTUP
1.1 Kesimpulan
1.2 Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
2.3 Etiologi
1. Mekanik
2. Hemostatik
c. Hiperkoagulabilitas
Resiko trombosis vena akan meningkat bila
keseimbangan antara kekuatan pro- dan antikoagulen-
terarah pada pembentukan bila ketidakseimbangan ini
merupakan efek bawaan, keadaan hiperkoagulibilitas yang
terjadi akan menjadi factor risiko seumur hidup untuk terjadi
thrombosis.
Gejala lebih lanjut dari thrombosis vena dalam adalah terjadinya perubahan
warna pada kulit di sekitar daersh yang terkena menjadi kecoklatan ini sangat
rentan terhadap cedera ringan seperti garukan atau benturan, menimbulkan suatu
borok (ulkus). Jika pembengkakkan makin berat dan persisten maka jaringan parut
akan memerangkap cairan di sekitarnya. Akibat tungkai akan membengkak
permanen dan mengeras sehingga memudahkan terjadinya ulkus yang sulit
sembuh.
2.5 Patofisiologi
2.7 Komplikasi
1. Emboli paru
2. Gangguan jantung dan organ penting seperti ginjal lainnya.
3. Nekrosis jaringan sampai dengan ampitasi.
4. Perdarahan akibat pemberian heparin dan trombositopenia.
5. Kematian
2.8 Pemeriksaan Penunjang
2.9 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada ibu hamil terdiri atas tromboprofilaksis primer
pada perempuan yang asimptomatik tromboprofilaksis sekunder pada
perempuan yang memiliki riwayat thrombosis, dan terapi episode akut.
Sejauh ini terapi antitrombotik pada kehamilan belum dapat ditetapkan
karena sedikitnya uji klinik yang relevan. Jadi, rekomendasi mengenai
strategi profilaktik sebagian besar di dasarkan pada uji klinik pada
populasi orang tidak hamil terapi pilihan pada pencegahan dan terapi
VTE dalam VTE adalah heparin.Terdapat dua jenis heparin yang
beredar saat ini, yaitu unfractionated hefarin (UH) dan low molecular
weight heparin. Antikoagulan oral hampir tidak pernah diberikan
kepada ibu hamil karena efek samping yang besar. Derivat kumarin
dapat melintasi plasenta dan terkait dengan embriopati pada 4
– 5 % janin yang terkena terutama pada trimester pertama.
Antikoagulan oral di cadangkan untuk kondisi-kondisi yang
membatasi aktivitas heparin dan LMWH seperti penatalaksanaan
ibu hamil dengan katup jantung buatan dank kasus-kasus dengan
kontraindikasi,heparin,LMWH dan derivate.
Tujuan terapi
1. Stop peningkatan thrombus
2. Batasi progresivitas edema tungkai
3. Lisis dan buang bekuan darah (trombektomi)
4. Cegah:disfungsi vena,emboli paru & past-thrombotic
syndhrome
2.10 Farmakologi
Pengobatan untuk penyakit trombofilia dilakukan bukan untuk
menghilangkan atau menyembuhkannya, melainkan untuk mencegah
thrombosis sebagai komplikasi trombofilia.Untuk mencegah thrombosis
di pembuluh darah, umumnya dokter akan memberikan anti-koagulan,
yaitu salah satu jenis pengencer darah yang berfungsi untuk mencegah
terbentuknya bekuan darah yang dapat menyumbat pembuluh darah.
Terdapat berbagai jenis anti-koagulan. Jika penderita membutuhkan
perawatan di rumah sakit, maka anti-koagulan yang diberikan adalah
heparin atau low molecular weight heparin (LMWH). Heparin diberikan
dengan cara di infus atau di suntikan di bawah kulit, sedangkan LMWH
diberikan dengan cara di suntikan di bawah kulit saja. Sementara itu
untuk kasus rawat jalan, pada umumnya antikoagulan tablet seperti
warfarin atau rivaroxaban yang akan di berikan. Hal yang penting untuk
di perhatikan saat mendapatkan pengobatan antikoagulan adalah
pemantauan darah agar darah agar tak terlalu encer, juga tak terlalu
kental. Untuk memastikan bahwa dosis obat yang diberikan sudah tepat,
maka dokter akan meminta pasien memeriksa kadar PTT dan PT secara
berkala.
BAB III
PROSES KEPERAWATAN
A. Pengkajian
A. Biodata
1. Nama :
2. Usia :
3. Jenis kelamin :
4. Alamat :
5. Suku :
6. Status pernikahan :
7. Agama :
8. Pekerjaan :
9. Diagnosa medic :
10. No medical record :
11. Tanggal masuk :
12. Tanggal pengkajian :
B. Penanggung jawab
1. Nama :
2. Usia :
3. Jenis kelamin :
4. Pekerjaan :
5. Hubungan dengan klien :
B. Keluhan utama
Mis: beristirahat,menenangkan,piker,berobat,
Radiation: penyebarannya
D.RIWAYAT SPIRITUAL
1. Kaji ketaatan klien beribadah dan menjalanan kepercayaannya
2. Support system dalam keluarga
3. Ritual yang biasa di jalankan
E. PENGKAJIAN
a) Umur : Sering terjadi usia 60 tahun/ usia tua
b) Jenis kelamin tidak membedakan, akan tetapi pada wanita hamil dan
sehabis melahirkan rentan terjadi thrombosis vena dalam
c) Keluhan utama : hampir 50% mengeluh nyeri pada daerah tungkai/betis
disertai pembengkakan kemerahan
d) Riwayat penyakit sekarang : perlu diperhatikan sejak kapan mulai terjadi
thrombosis vena tersebut sedang hamil apa tidak, sedang menjalani
pengobatan ganas/tidak.
e) Riwayat penyakit terdahulu : Apakah mempunyai penyakit seperti :
DM,HT, penyakit jantung dll.
f) Faktor lingkungan : Imobilisasi yang lama, duduk yang lama yg
menyebabkan gerak yang minimal menimbulkan statis aliran darah
g) Pengalaman pembedahan : Pembedahan pada ekstremitas bawah
pembedahan jantung
h) Faktor kebiasaan lain : perokok, obesitas, dehidrasi, dehidrasi riwayat
penyakit sekarang.
F. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum Klien
1. Tanda –tanda dari distress
2. Penampilan dihubungkan gengan usia
3. Ekspresi wajah, bicara, mood
4. Berpakaian dan kebersihan umum
5. Tinggi Badan, Berat Badan, Gaya berjalan
C. Sistem Pernafasan
1. Hidung
Inspeksi : kesimetrisan, pernafasan Cuping hindung, adanya
secret / polip, passase udara
Palpasi :
E. System Pencernaan
1. Sklera (Ikterus/tidak)
2. Bibir (lembab, kering, pecah-pecah, labio skizis)
3. Mulut (stomatitis, apakah ada palato skizis, jumlah gigi,
kemampuan menelan, gerakan lidah)
4. Gaster (kembung, gerakan peristaltis)
5. Abdomen (Periksa sesuai dengan orgam dalam tiap kuadran)
6. Anus (kondisi, spincter ani, koordinasi)
F. System Indra
1. Mata
a. Kelopak mata, bulu mata, alis, lipatan epikantus dengan ujung
atas telinga
b. Visus (Gunakan snellen chard)
c. Lapang Pandang
- Inspeksi : bentuk kesimetrisan, alis mata, bulu mata, kelopak mata, bola
mata, warna konjungtif, sclera dan respon terhadap cahaya.
- Palpasi : Dengan menekan-nekan bola mata,periksa nilai konsistensinya dan
nyeri tekan.
2. Hidung
a. Penciuman, perih di hidung, trauma, mimisan.
b. Sekret yang menghalangi penciuman
- Inspeksi : Hidung eksternal (bentuk, ukuran, warna, kesemetrisan), rongga
hidung (Lessi, secret, sumbatan dan pendaran)
- Palpasi : Adanya bengkak, nyeri atau sektum defiasi
3. Telinga
a. Keadaan daun telinga, operasi telinga
b. Kanal auditoris
c. Membrana Tympani
d. Fungsi pendengaran
- Inspeksi : Bentuk dan ukuran telinga, kesimetrisan, integritas, posisi telinga,
warna, liang telinga.
- Palpasi : nyeri tekan arikules mastoit dan tragus
G. System Syaraf
1. Fungsi Cerebral
a. Status Mental (Orientasi, Daya Ingat, Perhatian dan
perhitungan, Bahasa)
b. Kesadaran (Eyes, Motorik, verbal) dengan GCS
c. Bicara (Ekspresive dan Resiptive)
2. Fungsi cranial (Syaraf Cranial I s/d XII)
3. Fungsi Motorik (massa, Tonus dan kekuatan otot)
4. Fungsi Sensorik (Suhu, nyeri, getaran posisi dan diskriminasi)
5. Fungsi cerebellum (Koordinasi dan keseimbangan)
6. Reflex (Ekstremitas atas, bawah dan superficial)
7. Iritansi Meningen (Kaku kuduk, lasaque sign, kernig sign,
brudzinki sign)
I. System Integumen
1. Rambut (distribusi di tiap bagian tubuh, texture, kelembaban,
kebersihan)
2. Kulit (perubahan warna, temperatue, kelembaban, bulu kulit,
erupsi, tahi lalat, ruam, texture)
3. Kuku (warna, permukaan kuku, mudah patah, kebersihan)
J. System Endokrin
1. Kelenjar Thyroid
2. Percepatan pertumbuhan
3. Gejala creatinisme atau gigantisme
4. Ekskresi urine berlebihan, podypsi, polyphagi.
5. Suhu tubuh yang tidak seimbang, keringat berlebihan, leher kaku
6. Riwayat bekas air seni dikelilingi semut
- Palpasi : hanya bisa dilakukan pada kelenjar tiroid dan testis:
Pada kondisi normal: kelenjar tiroid tidak teraba
Pada kondisi normal testis teraba, lembut peka terhadap sinar, kenyal
seperti karet
- Auskultasi :
Pada daerah leher, diatas kelenjar tiroid dapat terdengar bunyi bruit
Bruit adalah bunyi yang dihasilkan oleh karna turbulensi pada pembulu
darah tiroidea
Normal: bunyi ini tidak terdengar
Dapat terdengar apabila terjadi peningkatan sirkulasi darah kekelenjar
tiroid sebagai dampak peningkatan aktivitas kelenjar tiroid
Auskultasi: untuk mengidentifikasi perubahan pada pembulu darah dan
jantung
K. System Perkemihan
1.Odema palpebra
2.Moon face
3.Odema anasarka
4.Keadaan kandung kemih
5.Nocturia, dysuria, kencing batu
6.Penyakit hubungan sexual
L. System Reproduksi
1. Wanita
a. Payudara (Putting, areola mamae, besar, perbandingan kiri
dan kanan)
b. Labia mayora dan minora
c. Keadaan hymen
d. Haid Pertama
e. Siklus haid
2. Laki laki
a. Keadaan gland penis (Urethra)
b. Testis (sudah turun/belum)
c. Pertumbuhan rambut (Kumis, Janggut, ketiak)
d. Pertumbuhan jakun
e. Perubahan suara
f. Wet Dream
M. System Imun
1.Allergi (Cuaca, dubu, bulu binatang, zat kimia)
2.Immunisasi
3.Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca
4.Riwayat tranfusi dan reaksinya.
- Inspeksi : mata kuning (ikterus) terdapat steruma dileher, kulit kebiruan
(sianosis) dan lain-lain.
- Palpasi : temperature, turber bentuk, kelembapan, fibrasi, ukuran.
- Perkusi : apakah ada suara sonor, redup, pekak, hipersonor/timpani
- Auskultasi : apakah ada suaran tidak normal seperti rales, ronchi, wheezing,
pleura friction rub.
N. Paru-paru
- Inspeksi : pengembangan paru kanan kiri simetris
- Palpasi : ada tarikan intercocte
- Perkusi : wheezing
- Auskultasi: nafas pendek, bunyi napas tambahan wheezing
O. Abdomen
- Inspeksi : kuadran, warna kulit, lesi, scar, distensi, caputmedusae hernia
umbilikalis gerakan dinding perut
- Auskultasi : suara peristaltic disemua kuadran dan suara pembuluh darah
dan friction rub
- Perkusi semua kuadran : mulai dari kuadran kanan atas bergerak searah
jarum jam, perhatikan jika klien merasa nyeri dan bagaimana kualitas
bunyinya.
- Perkusi hepar : batas
- Perkusi limfa : ukuran data dan batas
- Perkusi ginjal : nyeri.
-
G. Diagnosa Keperawatan
Masalah keperawatan yang bisa terjadi
1. Bersihan jalan napas tidak efektif s/d sekret
2. Penurunan curah jantung s/d CO menurun
3. Perfusi perifer tidak efektif
H. Intervensi Keperawatan
SDKI HAL 18
D.0001
4). Oliguria
4. Perubahan
kontraktilitas
DS :
1.Perubahan preload
(tidak tersedia)
2.Perubahan afterload
(tidak tersedia)
3.Perubahan
kontraktilitas
(tidak tersedia)
4.Perilaku/emosional
1).Cemas
2).Gelisah
DO :
1.Perubahan preload
2. Perubahan afterload
1). Pulmonary
vascular resistance
(PVR)
mreningkat/menurun
3. Perubahan
kontraktilitas
4. Perilaku/emosional
(tidak tersedia)
SDKI HAL 34
D.0008
D.0015
BAB IV
PENUTUP