Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH HEMATOLOGI II

TROMBOFILIA

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5 (17B) :
1. AHMAD JULIANTO (17 3145 353 074)
2. KHUSNUL MAESARAH (17 3145 353 068)
3. RIRIN NOVRILIA (17 3145 353 069)
4. GABRIELLA FEBY PALALLO (17 3145 353 071)
5. MIFTAHUL KHAIRIYAH ZAMZAM (17 3145 353 072)
6. RATRI SUKRA EKAWATI (17 3145 353 075)
7. NURWANA (17 3145 353 076)
8. VINDAH VERJINA NINGRUM (17 3145 353 077)

DIV ANALIS KESEHATAN


STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan, baik dari segi isi, penulisan maupun kata-kata yang digunakan. Oleh
karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan
makalah ini selanjutnya, akan kami terima dengan senang hati.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Karena tanpa bantuan dari mereka
makalah ini tak akan dapat kami selesaikan dengan baik. Semoga informasi yang
ada dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian.

Makassar, November 2018

Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Trombofilia atau keadaan pretrombotik adalah suatu keadaan yang
mempunyai dampak luas di masyarakat, bukan hanya karena menyebabkan
berbagai trombosis, tetapi juga dalam hal manajemen kesehatan guna
mencegah trombosis. Saat ini diperkirakan sekitar 200.000 penduduk di
Amerika Serikat mengalami Venous Thromboemboli (VTE) setiap tahunnya,
dengan angka kematian sekitar 30%, dan sekitar 40.000 kematian disebabkan
oleh emboli paru. Bila dihubungkan dengan manifestasi klinik trombosis,
antara lain stroke, infark miokard akut atau penyakit pembuluh darah perifer,
maka keadaan ini menjadi penyebab kematian yang utama di negara-negara
Barat.
Dalam hemostasis normal, interaksi yang kompleks antara endotel,
trombosit dan protein koagulasi akan menghasilkan respons hemostasis yang
cepat dan terlokalisir pada tempat trauma. Sebaliknya, pada trombofilia
terjadi bekuan tanpa adanya trauma, atau terjadi koagulasi yang berlebihan.
Trombofilia disebut juga hiperkoagulabilitas karena pada keadaan ini
darah menjadi lebih kental sehingga memudahkan terjadinya trombosis.
Trombofilia bisa terjadi akibat kelainan kongenital atau kelainan yang
didapat, yang akan menyebabkan gangguan keseimbangan hemostasis.
Sekitar 150 tahun yang lalu, Virchow telah mengemukakan teori mengenai
patogenesis trombosis, yang melibatkan pembuluh darah, aliran darah serta
kimiawi darah itu sendiri. Hal ini dikenal dengan Triad Virchow. Gangguan
pada setiap kompenen Triad Virchow ini dapat menyebabkan trombofilia,
baik karena aktivasi yang berlebihan, atau berkurangnya antikoagulan
alamiah dan/atau mekanisme fibrinolisis.
Sampai pertengahan tahun 1980, hanya sedikit yang dapat dilakukan
laboratorium dalam manajemen trombosis, walaupun pada tahun 1960 telah
diketahui hubungan antikoagulan lupus dengan thrombosis.
B. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian trombofilia.
2. Untuk mengetahui penyebab trombofilia.
3. Untuk mengetahui gejala trombofilia.
4. Untuk mengetahui cara pengobatan trombofilia

C. Rumusan Masalah
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah pengertian trombofilia?
2. Apakah penyebab terjadinya trombofilia?
3. Apakah gejala yang terjadi pada trombofilia?
4. Bagaimana cara pengobatan trombofilia?
BAB II
ISI
A. Pengertian Trombofilia
Trombofilia adalah suatu keadaan dimana darah menjadi lebih mudah
membeku, atau kekentalan darah yang meningkat. Keadaan ini disebut juga
hiperkoagulabilitas. Mudahnya darah membeku menyebabkan lebih mudah terjadi
sumbatan dalam pembuluh darah yang disebut trombosis.
Trombofilia adalah kondisi di mana proses alami pembekuan darah
dalam tubuh menjadi meningkat. Trombofilia kerap disebut dengan penyakit
darah kental. Gumpalan darah yang terbentuk akibat pembekuan darah yang
berlebih dapat membahayakan. Pembekuan darah dapat terjadi pada arteri dan
vena. Arteri merupakan pembuluh darah yang berfungsi sebagai saluran
untuk mengalirkan darah ke organ dan jaringan tubuh, sedangkan vena
merupakan pembuluh darah yang berfungsi sebagai saluran untuk
mengembalikan darah dari organ atau jaringan tubuh ke jantung.
Gumpalan darah yang terjadi pada vena, atau yang biasa disebut deep
vein thrombosis,merupakan permasalahan yang paling sering ditemui. Gejala
yang biasanya muncul adalah pembengkakan dan nyeri pada tungkai, serta
kulit tampak kemerahan. Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi berupa
emboli paru, yaitu ketika gumpalan darah lepas ke pembuluh darah arteri
paru-paru. Gejala yang timbul saat terjadi emboli paru adalah nyeri dada,
sakit saat batuk, sesak napas, atau bahkan penurunan kesadaran.
Gumpalan darah juga dapat terjadi pada bagian-bagian tubuh lain,
seperti otak dan jantung, sehingga mengakibatkan stroke atau serangan
jantung di usia muda. Selain itu, trombofilia berisiko menimbulkan masalah
saat kehamilan, seperti keguguran berulang atau preeklamsia.
Trombofilia adalah sekelompok kelainan pada darah yang memicu
pembentukan bekuan darah (trombosis). Keadaan ini dapat terjadi karena
kelebihan faktor-faktor pembekuan darah (prokoagulan) atau kekurangan
faktor-faktor yang menghambat pembekuan darah atau memecah bekuan
darah (fibrinolisis). Banyak bukti menunjukkan bahwa perempuan
trombofilia memiliki peningkatan resiko tromboemboli vena dan komplikasi
vaskular lainnya dalam kehamilan seperti keguguran, preeklampsia dan
pertumbuhan janin terhambat atau IUGR.

B. Penyebab Trombofilia
Trombofilia muncul karena adanya ketidakseimbangan zat alami
tubuh yang berperan pada proses pembekuan darah, salah satunya akibat
faktor genetik yang diturunkan (herediter). Adapun penyebab dari penyakit
ini adalah :
a. Defisiensi protein C, protein S, atau anthitrombin III. Protein C, protein S,
dan anthitrombin III adalah zat alami tubuh yang bersifat antikoagulan
atau berfungsi mencegah pembekuan darah yang terjadi. Ketika jumlah
zat-zat tersebut berkurang, maka proses pencegahan pembekuan darah
akan turut terganggu. Dampaknya, pembekuan darah akan meningkat.
Selain karena faktor keturunan, kondisi tersebut juga dapat disebabkan
oleh suatu penyakit, misalnya penyakit ginjal.
b. Protrombin 20210. Protrombin merupakan protein yang membantu proses
pembekuan darah. Pada kondisi ini, produksi protrombin meningkat
sehingga pembekuan terjadi secara berlebihan.
c. Faktor V Leiden. Serupa dengan protrombin 20210, Faktor V Leiden juga
merupakan tipe trombofilia yang disebabkan oleh kelainan genetik.
Namun, letak mutasi gen yang terjadi pada faktor V Leiden dan
protrombin 20210 berbeda.
d. Stasis pembuluh darah. Stasis vena merupakan faktor patogenesis yang
penting dalam terjadinya trombosis, hal ini telah diamati pada pasien-
pasien dengan spinal cord injury dan berbagai bentuk paralisis. Penelitian
telah membuktikan bahwasebagian besar trombus vena berasal dari daerah
dengan aliran darah yang lambat, seerti sinus-sinus vena besar yang ada di
kaki atau pada kantung yang ada dibelakang katup vena. Hal ini terutama
terlihat pada keadaan fisik yang tidak aktif, misalnya tirah baring,
perjalanan dengan pesawat terbang yang lama, dimana berkurangnya
kontraksi otot-otot yang besar akan menyebabkan aktivasi sistem
koagulasi yang menyebabkan aktivasi sistem koagulasi.
e. Trauma pembuluh darah. Trauma pada pembuluh darah dapat terjadi
akibat trauma fisik, inflamasi, atau aktivasi faktor koagulasi yang ada di
sel endotel. Manipulasi pada pembedahan merupakan penyebab utama
trauma dinding pembuluh darah dan aktivasi vaskuler. Contohnya
kerusakan endotel pembuluh darah pada operasi panggul lutut merupakan
faktor predisposisi terjadinya trobosis vena.
f.  Hiperkoagulabilitas. Resiko trombosis vena akan meningkat bila
keseimbangan antara kekuatan pro- dan anti- koagulen terarah pada
pembentukan bekuan. Bila ketidakseimbangan ini merupakan efek
bawaan, keadaan hiperkoagulibilitas yang terjadi akan menjadi faktor
risiko seumur hidup untuk terjadinya trombosis.

C. Gejala Trombofilia
Berbagai gejala yang akan muncul antara lain: Trombosis vena terjadi
di pembuluh darah kaki dan menyebabkan pembengkakan, nyeri, kemerahan,
serta rasa panas pada kaki. Trombosis arteri sering terjadi di sekitar pembuluh
darah utama (aorta, arteri karotis), menyebabkan gejala stroke seperti bicara
melantur, mati rasa, tubuh lemas, hilang penglihatan, dan sulit menelan.
Selain itu, beberapa kondisi juga dapat menyebabkan trombosis dari masalah
kehamilan seperti keguguran, kelahiran prematur, serta adanya kandungan
antibodi antifosfolipid dalam darah seseorang. Pasien sindrom antibodi
antifosfolipid sering mengalami pembekuan darah yang tidak normal.
Kemungkinan terdapat beberapa tanda atau gejala yang tidak tercantum di
atas.
Trombus yang kecil tidak menimbulkan gejala apapun. Namun bila
trombus sudah menyumbat sehingga aliran darah menurun maka akan timbul
gejala. Gejala yang umum adalah rasa nyeri akibat sel-sel tubuh tidak
mendapat suplai oksigen. Gejala lainnya adalah kulit akan teraba dingin, juga
nadi terasa lemah akibat sumbatan.
D. Pengobatan Trombofilia
Obat yang digunakan untuk mengatasi pembekuan darah berlebih pada
tubuh adalah obat pengencer darah, seperti warfarin atau heparin.
Warfarin merupakan obat pengencer darah yang banyak dipengaruhi
oleh makanan dan obat-obatan lain yang turut dikonsumsi. Agar pengobatan
efektif, dokter akan meningkatkan atau menurunkan dosis warfarin yang
disesuaikan dengan hasil tes darah INR. INR berfungsi untuk menilai waktu
pembekuan darah seseorang. Konsultasikan dengan dokter mengenai nilai
INR yang dianjurkan, untuk mencegah terbentuknya gumpalan darah
kembali.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Trombofilia adalah kondisi di mana proses alami pembekuan darah dalam
tubuh menjadi meningkat. Trombofilia kerap disebut dengan penyakit darah kental.
Trombofilia adalah sekelompok kelainan pada darah yang memicu pembentukan
bekuan darah (trombosis). Keadaan ini dapat terjadi karena kelebihan faktor-faktor
yang menghambat pembekuan darah atau memecah pembekuan darah (fibrinosis).

B. Saran
Masyarakat perlunya aktif memeriksakan penyakit-penyakit seperti
trombofilia ini terutama untuk ibu hamil, diharapkan aktif melakukan pemeriksaan
antenatal untuk mengetahui perkembangan kehamilannya dan mengantisipasi
terjadinya tanda bahaya kehamilan seperti trombofilia.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2017. Gangguan Pembekuan Pada Masa Kehamilan (Trombofilia).
Jakarta : Kampus
https://www.alodokter.com/trombofilia
https://hellosehat.com/penyakit/trombofilia-darah-kental-hiperkoagulasi/

Anda mungkin juga menyukai