Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam keadaan normal darah senantiasa berada di dalam pembuluh
darah dan berbentuk cair. Keadaan ini dapat diperoleh bila terdapat
keseimbangan antara aktivitas koagulasi dengan aktivitas fibrinolisis pada
sistem hemostasis yang melibatkan endotel pembuluh darah, trombosit,
protein pembekuan, protein antikoagulan dan enzim fibrinolisis. Terjadinya
efek pada salah satu atau beberapa komponen ini akan menyebabkan
terjadinya
gangguan
keseimbangan
hemostasis
dan
menimbulkan
vasokonstriksi
lokal,
menghasilkan
faktor
koagulasi
2.
3.
4.
5.
2.
3.
4.
5.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Hemostasis
Hemostasis
atau
haemostasis
berasal
dari
bahasa Yunani: aimstasis, yang terdiri dari dua kata yaitu ama yang berarti
darah" dan stsis yang berarti "stagnasi". Hemostasis adalah mekanisme
menghentikan dan mencegah perdarahan. Bilamana terdapat luka pada
pembuluh darah, segara akan terjadi vasokonstriksi pembuluh darah
sehingga aliran darah ke pembuluh darah yang terluka berkurang. untuk
Kemudian trombosit akan berkumpul dan melekat pada bagian pembuluh
darah yang terluka untuk membentuk sumbat trombosit. Faktor pembekuan
darah yang diaktifkan, akan membentuk benang-benang fibrin yang akan
membuat sumbat trombosit menjadi non permeabel sehingga perdarahan
dapat dihentikan.
Dalam proses hemostasis terjadi 3 reaksi yaitu reaksi vascular
berupa vasokontriksi pembuluh darah, reaksi selular yaitu pembentukan
sumbat trombosit, dan reaksi biokimiawi yaitu pembentukan fibrin. Faktorfaktor yang memegang peranan dalam proses hemostasis adalah pembuluh
darah, trombosit, faktor pembekuan darah, dan sistem fibrinolisis. Selain itu
faktor lain yang juga mempengaruhi hemostasis adalah faktor inhibitor,
yaitu faktor penghambat yang menjaga agar aktivitas koagulasi dan
fibrinolisis berjalan secara seimbang. Perdarahan mungkin diakibatkan oleh
kelainan pembuluh darah, trombosit, ataupun sistem pembekuan darah. Bila
gejala perdarahan merupakan kelainan bawaan, hampir selalu penyebabnya
adalah salah satu dari ketiga faktor tersebut diatas kecuali penyakit Von
Willebrand. Sedangkan pada kelainan perdarahan yang bukan merupakan
kelainan bawaan, penyebabnya mungkin bersifat multiple. Oleh karena itu
pemeriksaan penyaring hemostasis harus meliputi pemeriksaan vasculer,
trombosit, dan koagulasi. Biasanya pemeriksaan hemostasis dilakukan
sebelum operasi. Beberapa klinisi membutuhkan pemerikasaan hemostasis
untuk semua penderita pra operasi, tetapi ada juga membatasi hanya pada
penderita dengan gangguan hemostasis. Yang paling penting adalah
anamnesis riwayat perdarahan. Walaupun hasil pemeriksaan penyaring
normal, pemeriksaan hemostasis yang lengkap perlu dikerjakan jika ada
riwayat perdarahan.
2.2 Proses Hemostasis
Proses hemostasis terjadi melalui tiga proses yaitu :
2.2.1 Fase vascular
Karena akibat dari adanya trauma pada pembuluh darah maka respon
yang pertama kali adalah respon dari vaskuler/kapiler yaitu terjadinya
kontraksi dari kapiler disertai dengan extra-vasasi dari pembuluh darah,
akibat dari extra vasasi ini akan memberikan tekanan pada kapiler tersebut
(adanya timbunan darah disekitar kapiler).
2.2.2 Fase Platelet / Trombosit
Pada saat terjadinya pengecilan lumen kapiler (vasokontriksi) dan
extra vasasi, ada darah yang melalui permukaan kasar (jaringan kolagen)
dengan trombosit. Akibat dari bertemunya trombosit dengan permukaan
kasar maka trombosit tersebut akan mengalami adhesi serta agregasi.
Setelah terjadinya adhesi maka dengan pengaruh ATP akan terjadilah
agregasi yaitu saling melekat dan disintegrasi sehingga terbentuklah suatu
massa yang melekat.
Peristiwa trombosit yang mulai pecah/lepas-lepas hingga menjadi
suatu massa yang melekat disebut Viscous metamorphosis. Akibat dari
terjadinya semua proses ini maka terjadilah gumpalan plug (sumbatan) baru
kemudian terjadi fase yang ketiga.
2.2.3 Fase Koagulasi
Fase ini terdiri dari tiga tahapan yaitu :
a) Pembentukan prothrombinase/prothrombin activator
b) Perubahan prothrombine menjadi thrombine
c)
Jaringan
Tromboplastin
penting
dalam
pembentukan
kecenderungan
berdarah
yang
langka
yang
disebut
kalsium,
fosfolipid,
dan
faktor
V,
yang
disebut
untuk
trombin.
Kekurangan
faktor
ini
dapat
Hemostasis Sekunder
Jika terjadi luka yang besar pada pembuluh darah akan melibatkan
perdarahan
merupakan
keadaan
perdarahan
yang
menghisap-hisap
Kumur-kumur yang berlebihan
Memakan makanan yang keras pada daerah ekstrasi
Setelah tindakan ekstrasi gigi yang menimbulkaan trauma pada
10
11
4. Sick Cell Anemia (SCA), kelainan darah dimana sel darah merah
12
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
3.2. Saran
Mahasiswa selaku calon profesional kesehatan harus mengenal
tentang hemostasis dan koagulasi dengan sebaik-baiknya sehingga mampu
menangani pasien dengan keluhan dan kondisi tubuh yang beragam. Metode
pemeriksaan yang sebaiknya dilakukan oleh dokter gigi saat
mengidentifikasi pasien dengan kelainan perdarahan adalah membuat
riwayat penyakit secara lengkap, pemeriksaan fisik, skrining laboratoris, dan
observasi terjadinya perdarahan yang luas setelah tindakan pembedahan.
Karena melalui anamnesis yang tepat, maka kita akan memperoleh
informasi yang sesuai dengan kondisi tubuh pasien, sehingga
menghindarkan dari kemungkinan adanya kesalahan dalam penanganan
pasien.
13
DAFTAR PUSTAKA
14