Anda di halaman 1dari 23

TUGAS PENGGANTI PRAKTIK LAPANGAN

RUMAH SAKIT AL ISLAM BANDUNG

Disusun oleh :
Putri Nur’afni Sa’adah G1A017093

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
JURUSAN KEDOKTERAN UMUM
PURWOKERTO
2020
A. LATAR BELAKANG PENDIRIAN

1. Sejarah
Pendirian RS Al Islam yang berlokasi di Jl. Soekarno-Hatta No. 644 Kota
Bandung adalah buah pemikiran ibu-ibu yang tergabung dalam organisasi Badan
Kerja Sama Wanita Islam (BKSWI) Jawa Barat yang anggotanya terdiri atas Ormas
Kewanitaan Islam yang ada di Jawa Barat. RS Al Islam mulai dioperasikan pada 1
Agustus 1990. Pada saat itu luas bangunan RS Al Islam Bandung masih sekitar 1.200
m2 dengan hanya memiliki 28 tempat tidur. Berangsur-angsur kepercayaan
masyarakat dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan jumlah donator
maupun pasien yang terus mengalir.
Pada tahun 1994 dibangun Gedung Firdaus, sehingga kapasitas tempat tidur
menjadi 90, menyusul kemudian Gedung Raudhoh untuk perawatan VIP. Kemudian,
RS Al-Islam mendapat bantuan pinjaman dari Islamic Development Bank (IDB)
sehingga pada tanggal 1 Nopember 1997 RSAI telah memiliki Gedung 6 Lantai Ibnu
Sina, sehingga RSAI memiliki kapasitas 275 tempat tidur. Pada rentang Juli 2002 –
Maret 2003 Gedung Rawat Jalan direnovasi menjadi tiga lantai. Di tahun 2003 pula,
RSAI memiliki fasilitas Medical Check Up Centre. Setahun kemudian (Tahun 2004)
Gedung Unit Gawat Darurat Direnovasi. Pada tahun 2007, dilakukan pembangunan
Rawat Inap Perinatologi dan Rawat Intensif (HCU). Pada awal 2008, dilakukan
pembangunan perkantoran, ruang dokter, dan ruang kantor perawatan. Pertengahan
2008, dilakukan renovasi dan refungsi gedung rawat inap Firdaus lantai 3.
Pertengahan 2008-2009, dibangun Gedung Pelayanan Rawat Jalan dan P3D UNISBA,
Gedung Pelayanan Rehabilitasi Medik dan Poliklinik Tumbuh Kembang Anak. Pada
2012 dibangun Gedung Pelayanan Hemodialisa dan Klinik Stroke.
Hingga saat ini, RS Al Islam Bandung memiliki luas Gedung 15.000 m2 dan
menempati tanah seluas 2.1 H yang dilengkapi dengan fasilitas medis dan penunjang
medis yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan dengan harapan dapat memberikan
kepuasan kepada seluruh pelanggan dengan melayani yang agniya dan menyantuni
yang dhu’afa. Saat ini RS Al-Islam masuk ke dalam rumah sakit tipe B.

2. Pihak yang Terlibat dan Bertanggung Jawab


Pihak yang bertanggung jawab dalam pendirian dan pengelolaan yaitu
Pengurus Yayasan Rumah Sakit Al-Islam Badan Kerja Sama Wanita Islam Jawa
Barat (RSAI BKSWI Jabar) yang diketuai oleh Prof. DR. Hj. Tati S. Joerson, SE. MSi
beserta jajarannya serta direktur Rumah Sakit Al Islam yaitu dr. Muhammad Iqbal,
Sp.PD beserta jajarannya.

3. Kondisi Keuangan
Kondisi keuangan RSAI secara umum tiap tahunnya meningkat namun, saat sedang
pandemic Covid-19 ini keuangan RSAI menurun. Meskipun begitu, menurut dr.
Guntur Septapati mengatakan pihak RSAI masih bertahan untuk tetap bisa
operasional. Kondisi BOR (Bed Occupancy Ratio) RSAI saat ini terbilang bagus yaitu
sekitar 70 – 80% dimana saat awal pandemi hanya mencapai sekitar 60%. Tetapi,
untuk kondisi rawat jalan masih menurun sekitar 40% saat pandemi.

4. Pengembangan
Rumah Sakit Al-Islam terus melakukan pengembangan terhadap pelayanan kesehatan
yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Saat ini layanan
kesehatan yang menjadi keunggulan RSAI adalah layanan Cath Lab, hemodialisa, dan
kemoterapi dimana pelayanan tersebut sudah berjalan cukup lama. Sebelum pandemi,
pihak RSAI memiliki perencanaan lebih jauh namun, karena terhambat pandemi
Covid-19 sehingga perencanaan yang sudah ada menjadi terhambat dan berubah. Oleh
karena itu, untuk saat ini pihak RSAI memperkuat layanan yang sudah ada. Pelayanan
hemodialisa direncanakan akan menambah bed yang sebelumnya memiliki 35 bed
akan ditambah 12 bed. Pihak RSAI pun berharap agar rencana yang tertunda dan
terhambat bisa dilaksanakan di tahun depan.

5. Produk atau Jasa yang Dihasilkan


RS Al-Islam memiliki visi menjadi rumah sakit yang Unggul. Terpercaya, dan Islami
dalam pelayanan dan pendidikan. Adapun pelayanan yang tersedia yaitu :
i. Pelayanan rawat jalan
ii. Pelayanan rawat inap
iii. Pelayanan kerohanian
iv. Home care
v. Diagnostik dan Medical Check-Up
vi. Penunjang
6. Usaha yang Dijalankan
Yayasan Kerja Sama Wanita Islam (KSWI) Jawa Barat memiliki pemikiran untuk
membangun usaha rumah sakit yang bernama Rumah Sakit Al-Islam Bandung. Usaha
dari rumah sakit ini merupakan pelayanan jasa kesehatan yang menerima pasien BPJS
(Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial) maupun pasien umum. Selain itu, RSAI
banyak menerima pasien baik dari dalam kota maupun luar kota.

7. Detail Produk atau Jasa


Berikut adalah detail dari jasa yang dihasilkan RS Al-Islam Bandung :
i. Pelayanan rawat jalan
Pelayanan ini terdiri dari :
a) Poliklinik Eksekutif
Rumah sakit Al Islam Bandung kini menghadirkan klinik eksekutif untuk
dapat menjawab permasalahan yang selama ini di keluhkan oleh hampir
semua orang, jika memang ada pilihan yang lebih baik kenapa tidak.
Pelayanan ini memberikan layanan yang terbaik bagi pasien mulai dari
pendaftaran, pelayanan sampai pengambilan obat dilayani dalam 1 tempat
(one stop service). Dengan ruang tunggu yang lebih nyaman, menggunakan
Air Conditioner (AC), fasilitas Wifi, dan lahan parkir yang luas, diharapkan
para pengunjungnya dapat lebih nyaman dalam layanan kesehatan RSAI.
Berikut beberapa klinik eksekutif yang ada :
1) Anak
2) Penyakit Dalam
3) Jantung
4) Syaraf
5) Obgyn (Obstertri dan Ginekologi)
6) Gizi
7) Paru
8) Kulit dan Kelamin
9) Kesehatan Jiwa
10) Bedah Anak
11) Bedah Umum
12) Bedah Ortopedi
13) Bedah Urologi
14) Bedah Onkologi
15) Bedah Vaskuler
16) Bedah Syaraf
17) Bedah Digestif
b) Poliklinik Spesialis
Poliklinik ini terdiri dari berbagai klinik, diantaranya :
1) Klinik Anak
Klinik ini berisikan pelayanan kesehatan utnuk anak. Tak hanya itu, klinik
anak memiliki spesialisasi pada tumbuh kembang anak yaitu dengan
adanya Klinik Tumbuh Kembang.
2) Klinik Radiologi Intervensi
3) Klikik Mata
4) Klinik THT (Telinga, Hidung, dan Tenggorokan)
5) Poliklinik Bedah
 Klinik Bedah Umum
 Klinik Bedah Anak
 Klinik Bedah Thoraks Kardiovaskular
 Klinik Bedah Saraf
 Klinik Bedah Urologi
 Klinik Bedah Orthopedi
 Klinik Bedah Digestif
 Klinik Bedah Onkologi
6) Klinik Penyakit Dalam
7) Klinik Saraf
8) Klinik Jantung
9) Klinik Rehabilitasi Medik
10) Klinik Psikiatri
11) Klinik Gizi dan Nutrisi
12) Klinik Paru
13) Klinik Kebidanan dan Kandungan
14) Klinik Kulit & Kelamin dan Klinik Kecantikan
c) Poliklinik Gigi dan Mulut
Poliklinik ini terdiri dari berbagai klinik, diantaranya :
1) Klinik Gigi Umum
2) Klinik Pedodonti (Gigi Anak)
3) Klinik Bedah Mulut
Dokter gigi spesialis bedah mulut mempunyai kompetensi dalam hal
mengerjakan pencabutan gigi geligi yang tumbuh miring/terpendam
dalam tulang rahang, fraktur rahang, kista/tumor pada rongga mulut,
operasi bibir sumbing/celah langit, dan lain-lain.
4) Klinik Prostodonti (Gigi Palsu)
Dokter gigi spesialis prostodontia mempunyai kompetensi dalam hal
mengerjakan pembuatan gigi tiruan lepasan/cekat yang kasusnya tidak
bisa di tangani dokter gigi umum, dapat secara bedah/ non
bedah,pembuatan protesa mata, alat lepasan bagi bayi penderita celah
langit-langit, dan lain-lain.
5) Klinik Endodonti (Konservasi Gigi)
Klinik endodonti RS Al Islam Bandung mengerjakan perawatan syaraf
gigi “non vital” sebelum penambalan, permanen, perawatan “bedah
endodontik”, pemutihan gigi “bleaching” sesuai indikasi dan lainnya.
6) Klinik Ortodonti (Kawat Gigi)
Dokter gigi spesialis orthodonti mempunyai kompetensi dalam hal
merapikan gigi geligi yg susunannya tidak teratur, juga merapikan gigi
pada kasus sulit yang tidak bisa dilakukan dokter gigi umum. Masyarakat
mengenal dengan alat ortodonti sebagai cekat “behel”.
7) Klinik Periodonti (Perawatan Gigi)
Dokter gigi spesialis periodonti mempunyai kompetensi dalam hal
mengerjakan tindakan perawatan kelainan-kelainan yang menyerang
jaringan pendukung gigi yang mengakibatkan derajat kegoyangan gigi
semakin parah, baik secara bedah maupun non-bedah, pembersihan
karang gigi/kuretase akar gigi, mengikat gigi geligi yang mengalami
kegoyangan dan lain-lain.
d) Gawat Darurat
Instalasi Gawat Darurat RS Al-Islam Bandung siaga 24 jam melayani
berbagai masalah kegawatdaruratan dengan didukung oleh tenaga medis
dokter, perawat dan bidan yang handal, profesional, kompeten dan
tersertifikasi serta ditunjang oleh peralatan dan fasilitas yang lengkap.
Fasilitas yang juga dapat diakses siaga 24 jam antara lain layanan
laboratorium, layanan radiologi serta ambulan.
e) Klinik Dokter Umum
f) Klinik Khitan
g) Klinik Psikologi
ii. Pelayanan rawat inap
RS Al Islam Bandung adalah Rumah Sakit tipe B dengan tingkat pelayanannya
sesuai dengan tipe tersebut. Ruang Perawatannya memiliki ruang perawatan yang
terdiri dari :
a) Rawat Inap Umum
Ruang perawatan umum yang di maksud adalah ruang perawatan kelas 1,
kelas 2, kelas 3, utama, VIP dan VVIP. Dan ruang perawatan ini di tujukan
bagi pasien umum, pasien BPJS, maupun pasien kontraktor lainnya yang
bekerja sama dengan RSAI.
Fasilitas untuk ruang ini diantaranya :
1) VVIP A – Nuurush Shaalihaat : Kamar untuk 1 pasien, Bed pasien
paramount 3 Crank, Sofa bed, Overbed table, Bedside table, 1bh kursi +
meja kopi, Kursi pojok, TV LED 32″, AC, Kulkas, Telephone, Layanan
air mandi panas/dingin 24 jam
2) VVIP B – Nuurush Shaalihaat : Kamar untuk 1 pasien, Bed pasien
paramount 3 Crank, Sofa bed, Overbed table, Bedside table, 1bh kursi +
meja kopi, TV LED 32″, AC, Kulkas, Telephone, Layanan air mandi
Panas/dingin 24 jam
3) VVIP A – Raudhah : Kamar untuk 1 pasien, Bed pasien elektrik,
Sofa 1 set, Sofa bed, Overbed table, Bedside table, TV LED 41″, AC,
Kulkas, Telephone, Dispenser, Layanan air mandi panas/dingin 24 jam
4) VIP A – Raudhah : Kamar untuk 1 pasien, Bed pasien 3 Crank, Sofa
bed, Overbed table, Bedside table, TV LED 32″, AC, Kulkas, Telephone,
Dispenser,Layanan air mandi panas/dingin 24
jam
5) RG VVIP (Rawat Gabung Dewasa) – Raudhah : Bed pasien 3 Crank,
Sofa 1 set, Sofa bed, Overbed table, Bedside table, TV LED 32″, AC,
Kulkas, Telephone,Dispenser,Layanan air mandi panas/dingin 24 jam
6) VIP B : Kamar untuk 1 pasien), Bed pasien 3 Crank, Sofa, Overbed
table, Bedside table, TV LED 32″, AC, Dispenser
7) Utama A : Kamar untuk 1 pasien, bed pasien 3 crank, sofa, overbed
table, bedside table, TV led 32″, AC dan kulkas.
8) Utama B : Kamar untuk 2 pasien, bed pasien 3 crank, sofa, overbed
table, bedside table, TV led 32″ dan  AC.
9) Kelas 1 : Kamar untuk 2 pasien, bed pasien 1 crank, overbed table,
bedsite table, TV LED 32″ dan standing fan.
10) Kelas 2 : Kamar untuk 3 pasien, bed pasien 1 crank, bedside table
dan kipas angin
11) Kelas 3 : Kamar untuk 4-6 pasien, bed pasien 1 crank, bedside table
12) Kelas 3 (Kamar 309D) : Kamar untuk 4-6 pasien, bed pasien 2 crank,
bedside table dan AC
b) Rawat Inap Anak
Rawat Inap Anak adalah ruang perawatan khusus anak-anak, mulai dari usia 1
bulan sampai dengan usia 18  tahun. Dengan kasus penyakit bervariasi,
termasuk perawatan pasien ALL untuk kemoterapi. Terdiri dari Kelas I, Kelas
II, Kelas III, Utama dan VIP B. Dan untuk dokternya sendiri terdiri dari dokter
spesialis anak, bedah anak, dan spesialis kardiolog anak, dengan pemeriksaan
lengkap sampai dengan pemeriksaan EEG.
c) Rawat Inap Kebidanan
Rawat Inap Kebidanan adalah ruang perawatan untuk pasien setelah
melahirkan atau pasien yang mengalamin kehamilan dengan mual muntah,
kehamilan besar belum cukup bulan yang perlu perawatan lebih lanjut. Dan
perawatan untuk psien ginekologi yaitu bukan kasus kehamilan seperti kuret,
pengangkatan rahim karena kanker atau lainnya.
d) Rawat Inap Khusus
Ruang Rawat Inap Khusus terdiri dari ruang perawatan Perinatologi, NICU,
HCU Maternal, HCU Anak, HCU Dewasa, PICU, HCCU, ICU dan Isolasi.
Ruang ini diperuntukan untuk pasien-pasien yang harus di rawat inap secara
khusus atau kasus penyakit yang butuh ruang perawatan khusus.
iii. Pelayanan kerohanian
Misi RS Al Islam yang pertama yaitu melaksanakan dan menerapkan nilai-
nilai Islam ke dalam seluruh aspek pelayanan maupun pengelolaan rumah sakit.
Misi ini menjadi dasar RSAI untuk menerapkan nilai-nilai Islam baik untuk
pasien, keluarga pasien dan untuk semua karyawan RS Al Islam Bandung,
diantaranya bimbingan Ruhani.
Pelayanan bimbingan rohani adalah kegiatan pelayanan kerohanian untuk
membantu memelihara atau menjaga keagamaan pasien  dan keluarga yang
meliputi aspek aqidah, ibadah dan akhlak pada saat pasien dirawat di RS Al Islam
Bandung.
Jenis pelayanan bimbingan ruhani pasien RSAI sebagai berikut :
1) Santunan Kerohanian Pasien adalah edukasi kerohanian bagi semua pasien
yang dirawat di RS Al Islam untuk memberikan motivasi keagamaan, dzikir
dan doa.
2) Penyuluhan Ruhiah Pasien adalah pelaksanaan penyuluhan tentang ruhiah bagi
pasien dan keluarga dimana pasien/keluarga akan mendapatkan pencerahan
dan penyadaran tentang kewajiban ibadah dan amal shaleh lainnya serta
meningkatkan keagamaannnya sesuai dengan tuntunan ajaran Islam.
3) Konsultasi Kerohanian adalah pelayanan konsultasi dengan pendekatan nilai-
nilai ajaran Islam, bagi pasien yang memerlukan bantuan dalam
menyelesaikan masalah-masalah kehidupan sehingga pasien mendapatkan
penyelesaian masalah yang baik, jelas dan mampu memperbaiki
kehidupannya.
4) Bimbingan Husnul Khotimah adalah bimbingan bagi pasien terminal (pasien
yang tidak memiliki harapan hidup atau pasien menuju kematian) agar kembali
kepada Allah SWT dengan khusnul khotimah (akhir kehidupan yang baik).
5) Ceramah Audio Line adalah penyampaian bahasan ruhiah bagi para
pasien/penunggu/pengunjung atau kastemer lainnya yang ada di rumah sakit
Al Islam Bandung baik rawat inap maupun rawat jalan, melalui audio line agar
pasien mendapatkan ilmu keagamaan, mampu memelihara kesabaran dalam
menghadapi ujian sakit, memelihara keimanan dan ketakwaannya.
6) Ceramah Ruhiah Pasien Hemodialisa adalah penyampaian bahasan ruhiah
ilahiyyah yang bersumberkan pada Al Qur’an dan As Sunnah oleh para ustadz
kepada pasien dan keluarga hemodialisa, agar pasien dan keluarga memiliki
ketenangan dan ketentraman bathiniah , terpelihara keimanan dan istiqamah
dalam menunaikan shalat, dzikir dan do’a walaupun dalam kondisi
menghadapi ujian sakitnya.
7) Bimbingan Ruhiah Pasien Operasi adalah bimbingan ruhiah bagi pasien-pasien
yang akan dilakukan tindakan operasi elektif agar pasien mendapatkan
motivasi ruhiah, bimbingan dzikir dan bimbingan shalat dengan baik dan benar
sebelum menjalani tindakan operasi.
8) Bimbingan Ibadah Pasien adalah bimbingan tata cara ibadah wajib seperti
shalat, wudlu, tayamum bagi pasien-pasien rawat inap di RS Al Islam agar
pasien mengetahui dan memahami tatacara ibadah serta dapat menunaikannya
dengan baik dan benar.
9) Bimbingan Audio Al Qur’an adalah bimbingan bagi pasien yang dinyatakan
secara medis tidak bisa disembuhkan, pasien yang immobilitas serta kesulitan
komunikasi verbal, dan pasien yang mengalami penurunan kesadaran dengan
memasangkan alat pendengaran berupa audio yang berisikan bacaan Al Qur’an
bagi pasien agar selama masa perawatannya pasien senantiasa mendengar
ayat-ayat Al Quran sehingga pasien terpelihara keimanan dan ketakwaannya.
10) Bimbingan Ruhiah Pasien Ibu Melahirkan adalah bimbingan keagamaan yang
terdiri dari motivasi ruhiah, bimbingan dzikir bagi ibu sebelum melahirkan
agar pasien siap secara lahir dan bathin menghadapi persalinannya dan bayi
yang dilahirkan senantiasa berada dalam lindungan Allaah SWT.
11) Pelayanan Bimbingan Ruhani Pasien Non Muslim adalah pelayanan holistik
yang diberikan bagi pasien non muslim bekerjasama dengan Kementrian
Agama Kota Bandung untuk merekomendasikan ruhaniawan non muslim agar
terpenuhinya hak pasien dalam menjalankan keyakinannya sesuai dengan
agama dan kepercayaannya.
iv. Home care
Home care merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang
berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan
keluarga di rumah mereka bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan dan
memulihkan kesehatan, memaksimalkan kemandirian dan meminimalkan
kecacatan akibat penyakit.
Perkembangan yang terjadi saat ini telah menjadikan masyarakat semakin sibuk
dan sulit untuk membagi waktu, sehingga bila ada salah satu anggota keluarga
yang sakit, tidak memungkinkan untuk melakukan rawat inap yang lama, maka
home care bisa menjadi solusi untuk mengatasi masalah ini dengan catatan masa
pasien tersebut sudah lewat.
Pelayanan home care ada sejak tahun 2000, merupakan unit kerja tersendiri yang
mengelola kegiatan pelayanan pasca rawat tidak hanya pasca di RS Al Islam
Bandung tetapi juga menerima pasien pasca rawat rumah sakit lain. Pelayanan
yang diberikan tidak hanya pelayanan keperawatan tetapi terintegrasi antar semua
profesi yang terlibat di rumah sakit yaitu :
1) Pelayanan keperawatan
2) Medis (dokter umum dan spesialis)
3) Penunjang medis (Rehab Medis)
4) Ahli gizi, laboratorium, kerohanian dan ambulans
Jenis layanan yang diberikan terdiri dari :
1) Home stay sesuai indikasi/kondisi pasien
2) Home visite untuk melakukan suatu tindakan medis tertentu
v. Diagnostik dan Medical Check-Up
1) Katerisasi Jantung (Cath Lab)
Layanan kateterisasi jantung (cath lab) di RS Al Islam Bandung adalah suatu
pelayanan yang di lakukan di laboratorium kateterisasi jantung & angiografi
untuk menentukan Diagnostik penyakit jantung dan pembuluh darah dan
untuk selanjutnya dilakukan Intervensi Non Bedah sesuai indikasi secara
invasive melalui pembuluh darah dengan menggunakan kateter atau elektroda.
Layanan Cath Lab RS Al Islam Bandung dapat menggunakan fasilitas BPJS
sesuai prosedur yang berlaku dengan ditangani oleh dokter-dokter spesialis
Jantung yang telah tersertifikasi untuk penanganan tindakan kateterisasi
jantung.
2) Radiologi dan Diagnostik
Radiologi adalah ilmu kedokteran untuk melihat bagian rama tubuh manusia
menggunakan pancaran atau radiasi gelombang, baik gelombang
elektromagnetik maupun gelombang mekanik.
Adapun jenis-jenis pemeriksaan radiologi dan diagnostik yang ada di RS Al
Islam Bandung diantaranya :
a) Audiometri
b) Arthroscopy
c) C Arm
d) MSCT
e) Echocardiography
f) Electrocardiography (EKG)
g) Endoscopy
h) Laparoscopy
i) Laserscope
j) Mammography
k) Panoramic
l) Rontgen Kontras & Non Kontras
m)Treadmill
n) Ultrasonography (USG) 4 Dimensi
o) X Ray Konvensional
3) Radiologi Intervensi
4) Medical Check Up
Rumah sakit Al Islam Bandung saat ini sudah memiliki berbagai fasilitas yang
diperlukan untuk check up kesehatan anda.
Sarana Penunjang Medical Check Up :
a) Laboratorium Klinik, yaitu proses pemeriksaan sample darah, urine feses,
dilengkapi dengan alat Auto Analyzer sehingga hasil pemeriksaan lebih
cepat dan akurat.
b) USG (Ultrasonografi), untuk mendeteksi kelainan organ dalam seperti
hati, pankreas, kandung empedu, ginjal, kandung kemih, rahim dan
prostat.
c) Thorax Photo, untuk mendeteksi kelainan pada organ paru seperti adanya
TB Paru, Bronchitis, PPOK (Penyakit Paru Ontruksi Kronis).
d) Echocardhiography, yaitu pemeriksaan organ jantung dengan
menggunakan alat Ultrasound untuk mendeteksi adanya kelainan organ
jantung seperti adanya kebocoran katup jantung.
e) ECG (Elektrocardiography), Pemeriksaan screening awal terhadap
gangguan irama jantung dengan menggunakan mesin disebut Elektro
Kardio Gram sehingga gangguan irama jantung
dapat terdeteksi secara dini.
f) Threadmill Test, Pemeriksaan Cardio Diagnostik untuk memperjelas
kelainan gambaran irama jantung dengan cara memberikan
stressor/rangsangan berupa latihan beban fisik jalan dan lari di alat yang
disebut Treadmill dengan mengikuti protokol tertentu.
g) Holter Monitoring, Pemeriksaan media dengan memakai alat yang disebut
Holter yang berguna untuk medeteksi gangguan irama jantung selama
kurun waktu 24 jam.
h) Audiometri, Suatu pemeriksaan untuk mengukur tingkat dan kemampuan
pendengaran seseorang, sehingga dapat ditentukan seseorang sudah perlu
menggunakan alat bantu pendengaran ataupun belum dari hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan.
i) Spirometri, Untuk mengetahui fungsi faal paru, sehingga dapat terdeteksi
pola nafas masih efektif atau sudah ada gangguan.
j) Pap’s Smear, Pemeriksaan ini khusus untuk wanita yang sudah menikah
yang berguna untuk mendeteksi secara dini adanya kemungkinan
cancer/kanker leher rahim.
5) Laboratorium
vi. Penunjang
1) Pelayanan Gizi
Instalasi gizi merupakan salah satu unit penunjang medis yang memberikan
pelayanan gizi untuk membantu proses penyembuhan pasien di rumah sakit.
Pelayanan gizi rumah sakit adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan menu sampai pendistribusian makanan kepada pasien yang
disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi
dan status metabolisme tubuh pasien. Kegiatan pelayanan gizi rumah sakit
meliputi pelayanan penyelenggaraan makanan, asuhan gizi rawat inap,
asuhan gizi rawat jalan, serta penelitian dan pengembangan gizi terapan.
a) Penyediaan Makanan Diet, Non Diet dan Menu Pilihan
Penyediaan makanan yang di lakukan oleh Instalasi Gizi sebagai upaya
kuratif bagi pasien di rawat inap, UGD, dan Hemodialisa dengan
memberikan makanan yang sesuai dengan kondisi pasien, baik
bentuk/konsistensi makanan, jenis diet, jumlah porsi, jam makan, rute
makan, frekuensi pemberian, jenis makanan, dan kelas perawatan.
Menu diet diberikan pada pasien yang membutuhkan diet khusus
sesuai dengan jadwal menu yang sudah ditetapkan. Bentuk makanan
diberikan sesuai kondisi pasien dan diet yang diberikan, baik berupa
makanan biasa, makanan lunak (tim/bubur nasi), makanan saring ataupun
makanan cair. Contoh menu diet yang disediakan oleh Instalasi Gizi RSAI
diantaranya menu diet rendah garam, diet jantung, diet DM dan masih
banyak lagi menu diet yang disesuaikan dengan kondisi pasien.
Menu non diet diberikan pada pasien yang tidak memerlukan diet
khusus. Bentuk makanan diberikan dalam bentuk makanan biasa (nasi)
dengan jadwal makan yang sudah ditentukan.
Menu pilihan adalah menu makanan selain menu diet/non diet,
diberikan sesuai dengan diet yang telah ditetapkan. Contoh menu pilihan
yang disediakan oleh Instalasi Gizi RSAI diantaranya bihun kuah, siomay
kuah, bubur ayam, chees sandwich, beef burger, chicken Maryland,
spaghety bolognaise, dan masih banyak lagi.
b) Kunjungan dan Edukasi Pasien
Kunjungan dan edukasi gizi dilakukan oleh Ahli Gizi ruangan setiap
hari bagi pasien baru di rawat inap untuk mengetahui riwayat
makanan sebelum masuk rumah sakit, alergi makanan, status gizi
awal masuk rumah sakit yang bertujuan untuk mengetahui potensi
resiko pasien yang bermasalah gizi atau tidak, serta menjadi bahan
pertimbangan dalam penentuan / penyesuaian diet pasien. 
c) Konsultasi Gizi
Menyediakan konsultasi gizi bagi pasien dewasa/anak yang
bermasalah kesehatan, seperti kolesterol tinggi, diabetes mellitus,
obesitas, overweight, malnutrisi, gangguan jantung, stroke, asam urat,
gangguan saluran cerna, penyakit ginjal, anemia, pre/post operasi,
penyakit hati, osteoporosis, autis, kanker, hipertensi, dan lain-lain.
Konsultasi gizi diberikan bagi pasien rawat inap dan rawat
jalan untuk menginformasikan jumlah makanan (termasuk jumlah
kalori, protein, lemak, karbohidrat, natrium, kolesterol, kalium, purin,
dan lain-lain, serta ukuran rumah tangga bahan makanan), jenis bahan
makanan,/ makanan yang boleh/tidak boleh dimakan, jam makan
yang disesuaikan kondisi pasien serta cara pengolahan dan variasi
menu.
 Konsultasi gizi pasien rawat inap dapat dilakukan oleh Ahli Gizi
setiap hari pada jam dinas
 Konsultasi Gizi Pasien rawat Jalan dilakukan oleh Ahli Gizi pada
hari senin-sabtu pada jam dinas
 Pelayanan Konsultasi Gizi baik rawat inap maupun rawat jalan
diberikan dengan tarif khusus
d) Penyuluhan Gizi
Penyuluhan Gizi dilakukan sebagai upaya preventif dan
promotif bagi pasien, penunggu, pengunjung, karyawan dan
masyarakat di sekitar RSAI untuk menambah pengetahuan dan
membantu mengubah perilaku yang kurang baik menjadi perilaku
yang sehat. Penyuluhan Gizi dilakukan oleh tenaga professional di
bidangnya baik ahli gizi, ahli boga, koki, ataupun penyaji makanan.
2) Farmasi
3) Fisioterapi
4) Hemodialisa
Seseorang yang menderita gangguan ginjal membutuhkan terapi
pengganti fungsi ginjal untuk mempertahankan hidup, salah satunya adalah
cuci darah/hemodialisa. Tindakan hemodialisa ini akan dilakukan terus-
menerus (rutin) pada orang yang menderita penyakit ginjal kronik yang
sudah mencapai fase gagal ginjal terminal/GGT (fungsi ginjal kurang dari
15%).
Hemodialisa adalah pengobatan/terapi pengganti fungsi ginjal yang
rusak dengan jalan membersihkan darah dari zat-zat racun sisa pembakaran
tubuh dengan menggunakan mesin cuci darah, dimana darah ayang
mengandung zat racun akan dikeluarkan dan darah yang bersih kembali ke
dalam tubuh. Cuci darah biasanya dilakukan di rumah sakit. Tindakan cuci
darah dilakukan 2-3 kali/minggu lamanya 4-5 jam. Seseorang dengan
hemodialisa rutin bisa hidup normal sampai waktu cuci darah berikutnya
tiba.
Pelayanan Hemodialisa di RS Al Islam Bandung saat ini memiliki 31
Bed. Jadwal Operasional Pelayanan Senin – Sabtu, terbagi menjadi 2 shift,
yaitu shift pagi dari pukul 06:30 – 12:00 dan shift siang mulai pukul 13:00 –
selesai. Alat yang digunakan memakai alat pencuci darah yang berteknologi
tinggi.
8. Lokasi Bisnis
Rumah Sakit Al-Islam (RSAI) Bandung terletak di Jalan Soekarno Hatta No.644
Mahjalega, Kecamatan Rancasari Kota Bandung 40286. Lokasi tersebut merupakan
tempat strategis karena berada di jalan utama Soekarno Hatta sehingga masyarakat
mudah mengaksesnya.

B. STRATEGI DAN TARGET PEMASARAN

1. Konsumen Pakai
Konsumen yang menjadi sasaran Rumah Sakit Al Islam adalah semua kalangan
masyarakat umum mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang tua.

2. Analisa Kuantitatif dan Kualitatif


Jalan Soekarno-Hatta dikenal juga dengan jalan By Pass Soetta merupakan bagian
dari jalan nasional no.3 yang menghubungkan kota-kota di selatan pulau Jawa. Jalan
Soekarno Hatta merupakan nama satu jalan terpanjang di Kota Bandung yang
memanjang dimulai dari Bundaran Cibiru hingga Jalan Sudirman. Berdasar hal
tersebut, jalan ini banyak dilalui oleh kendaraan yang berasal dari dalam maupun luar
kota Bandung sehingga penting untuk menyediakan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat. Kecamatan Rancasari memiliki luas wilayah 7,33 km2 dengan jumlah
penduduk pada 2017 yaitu 75.500 penduduk. Letak strategis RSAI menjadikan rumah
sakit ini menjadi salah satu pelayanan kesehatan yang memadai di kota Bandung yang
memiliki luas wilayah 167,7 km2 dengan jumlah penduduk mencapai 2,5 juta jiwa
pada 2018.

3. Profil dan Karakteristik Konsumen


RSAI menjadi salah satu rumah sakit di kota Bandung memiliki pelayanan kesehatan
yang cukup lengkap dan berlokasi di tempat strategis. Hal tersebut menjadikan RSAI
menerima pasien yang sebagian besar berasal dari penduduk dalam kota dan dari
perbatasan kota seperti Bandung Timur (Rancaekek, Majalaya, dll), serta dari luar
kota seperti Sumedang, Garut, Tasik, dan sebagainya. Jika melihat sisi pembiayaan,
pada layanan rawat jalan jumlah pasien BPJS sekitar 40%, pasien kontraktor sekitar
10%, dan pasien umum sekitar 50%. Sedangkan jika layanan rawat inap jumlah
pasien BPJS lebih banyak yaitu sekitar 60%, pasien kontraktor sekitar 10%, dan
pasien umum sekitar 30%.

4. Potensi Pasar
Potensi pasar dari Rumah Sakit Al Islam Bandung, khususnya di Bandung Timur
sedang berkembang seperti akan ada wacana pembangunan kereta api cepat,
perumahan-perumahan besar, dan perkembangan lainnya namun menjadi tantangan
pula bahwa saingan pun akan semakin banyak. Di sisi lain, hal ini pun dapat menjadi
kesempatan yang bagus untuk RSAI dalam melihat potensi pasar.

5. Tingkat Persaingan
Tingkat persaingan RSAI ini cukup ketat karena di Bandung sendiri banyak sekali
rumah sakit yang memiliki pelayanan-pelayanan yang lengkap juga. Meskipun begitu,
RSAI tetap memiliki keunggulan, seperti bahwa rumah sakit ini berbasis syariah (di
Bandung sendiri belum banyak rumah sakit berbasis syariah) sesuai visinya bahwa
RSAI yaitu menjadi rumah sakit yang unggul, terpercaya, dan Islami dalam pelayanan
dan pendidikan, dalam hal ini yaitu RSAI Bandung harus memiliki keunggulan dalam
berbagai faktor baik secara fisik maupun non fisik. Contohnya dari sisi fisik unggul
dalam hal gedung/bangunan, maupun peralatan yang dimiliki baik medis maupun non
medis. Selain itu, RSAI juga memiliki poliklinik eksekutif yang dapat membantu
pelayanan kesehatan lebih cepat bagi orang-orang yang sibuk dimana pelayanan ini
dilayani dalam 1 tempat (one stop service).

6. Image Product
Produk dari RSAI Bandung merupakan pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan
rawat jalan maupun rawat inap dan telah bekerjasama dengan BPJS. Pelayanan
kesehatan di RSAI Bandung ini berbasis syariah Islam seperti salah satu misi RSAI
Bandung yaitu melaksanakan dan menerapkan nilai-nilai Islam ke dalam seluruh
aspek pelayanan maupun pengelolaan rumah sakit. Hal tersebut diimplementasikan
mulai dari bimbingan staf hingga prosedur pelayanan kesehatan sudah terintegrasikan
dengan layanan syariah sehingga SOP (Standar Operasional Prosedur) jelas dan
terarah. Contohnya bimbingan pasien untuk shalat, mulai dari hal dasar dalam islam
untuk membimbing pasien yang dirawat, bimbingan husnul khotimah, prosedur
tindakan seperti pemeriksaan EKG dan pemasangan kateter dilakukan dengan
berbasis syariah yaitu dilayani sesuai gender pasien (yang lainnya menyesuaikan
ketersediaan tenaga medis) dan kegiatan lainnya diterapkan nilai-nilai Islam.

7. Penampilan Produk
Rumah Sakit Al Islam Bandung merupakan salah satu rumah sakit swasta tipe B (SK
Menteri Kesehatan RI No. 754/Menkes/SK/VI/2010 tentang Penetapan Kelas Rumah
Sakit Al Islam Bandung Milik Yayasan RSI KSWI Jabar). Motto Rumah Sakit Al
Islam Bandung untuk internal “Bekerja Terbaik 100%” dan eksternal “Sahabat Anda
Menuju Bermanfaat”. RSAI Bandung memiliki beberapa pelayanan, antara lain :
Bidang Pelayanan Medis I, Bidang Pelayanan Medis II, Bidang Pelayanan
Keperawatan, Bidang Pelayanan Penunjang Medis I, Bidang Pelayanan Penunjang
Medis II, Bidang Pelayanan Umum, Bidang Administrasi Umum, Bidang Sumber
Daya Insani, Bidang Keuangan dan Akutansi, dan Bidang Rumah Tangga & PSPP.

8. Strategi Harga dan Penjualan Produk


Pihak RSAI akan melihat in cost terlebih dahulu kemudian melihat harga rumah sakit
pesaing, terkhusus RS dengan tipe B. Kemudian, In Cost dihitung lalu melihat
perbandingan dengan pesaing. Setelah itu melihat harga BPJS juga dan setelah
disesuaikan makan dilakukan penentuan harga.

9. Strategi dan Media Promosi


Sebelum pandemi Covid-19 fokus promosi dari RSAI yaitu melakukan promosi ke
pembina wilayah, majelis ta’lim, dan perusahaan-perusahaan. Segmen yang menjadi
target sasaran pun yaitu masyarakat muslim, menegah dan hal tersebut biasanya
dilakukan dengan mendatangi atau mengisi kegiatan dari pihak-pihak tersebut lalu
melakukan promosi. Hal tersebut menjadi strategi paling efektif untuk melakukan
promosi. Namun, saat pandemi Covid-19 ini, pihak RSAI fokus melakukan promosi
melalui digital yaitu di media sosial seperti web, instagram, facebook, dan sejenisnya.
C. ANALISIS PRODUK

1. Detail Produk atau Jasa


Pelayanan gawat darurat RSAI Bandung buka 24 jam. Sedangkan pelayanan
untuk rawat jalan buka pada pukul 08.00 – 16.00 WIB sesuai jadwal dokter.
Tabel Produk/Jasa beserta Harga Pelayanan Rawat Jalan dan Rawat Inap
No Produk atau Jasa Harga
1. Poliklinik Eksekutif Rp. 200.000 - 220.000
(pendaftaran dan konsultasi)
2. Pendaftaran Klinik (Reguler) Rp. 155.000 - 170.000
3. Rawat Inap Kelas 3 Rp. 250.000
4. Rawat Inap Kelas 2 Rp. 400.000
5. Rawat Inap Kelas 1 Rp. 550.000
6. Rawat Inap VIP Rp. 950.000
7. Rawat Inap VIP B Rp. 1.200.000
8. Rawat Inap VIP A Rp. 1.300.000
9. Rawat Inap VVIP B Rp. 1.400.000
10. Rawat Inap VVIP A Rp. 1.500.000
Besar biaya tersebut belum termasuk obat-obatan ataupun tindakan medis
(hanya dokter dan ruangan)

2. Pembuatan Produk
Produk yang dihasilkan RSAI Bandung adalah jasa berupa layanan kesehatan.
Pelayanan jasa ini dilakukan oleh ahli-ahli di bidangnya masing-masing. Dalam
menghasilkan produknya ini, RSAI melakukan perekrutan dari luar untuk
mempekerjakan tenaga medis yang ahli di bidangnya dan menyekolahkan dokter
umum yang sudah bekerja di RSAI untuk melanjutkan studi sesuai spesialistik yang
dibutuhkan RSAI. Contohnya saja saat ini sudah ada dokter spesialis radiologi yang
telah kembali dari studinya dan bekerja kembali di RSAI dan ada juga yang sedang
disekolahkan untuk menjadi spesialis bedah.
D. MANAJEMEN

1. Struktur Organisasi

Yayasan RSI KSWI

Direksi

Direktur

Wakil Direktur Umum Wakil Direktur Medis


dan Keuangan dan Keperawatan

Bidang SDI & Biklit Bidang Yanmed

Bidang Administrasi Bidang Keperawatan


Umum dan Rawat Inap

Bidang Informasi dan Bidang Penunjang


Pemasaran Medis

Bidang Akuntansi Bidang Penunjang


Keuangan Non Medis

Instalasi & Instalasi &


Seksi Seksi

Unit Unit

2. Struktur Manejemen
Struktur manajemen berada di bawah komando langsung dari direktur, yang
terdiri dari :
a. Komite Medis
b. Komite Keperawatan
c. Komite Nakes Lain
d. Komite Etik Hukum & Syariah
e. Komite Kerohanian
f. Komite Etik Penelitian
g. Komite Koordinasi Pendidikan
h. SPI (Satuan Pengawas Internal)

3. Detail manajemen
Jumlah karyawan RSAI (di luar direksi) berjumlah 946 karyawan tetap dan
kontrak. Selain itu, ada tenaga tidak tetap dan honorer. Sistem penggajian karyawan
RSAI sudah berada di atas UMK, gaji pokok disesuaikan dengan pangkat dan
golongan yang dipengaruhi oleh pendidikan dan jenis kerja. Tunjangan pun
diberikan pada karyawan seperti pada umumnya yaitu berupa tunjangan keluarga,
tunjangan transportasi, dan tunjangan BPJS.
Selain itu, Pak Firman sebagai Kepala Seksi Pendidikan dan Penelitian
menjelaskan bahwa dalam manajemen RSAI memiliki sistem insentif. Sistem ini
berdasarkan penilaian kerja dimana setiap bulan para struktural menyetorkan hasil
penilaian kerja karyawannya. Insentif ini bagi menjadi dua porsi nominal yaitu fix
dan variabel. Variabel ini dipengaruhi oleh kehadiran dan VPI, contohnya berapa
banyak seorang karyawan dalam satu bulan terlambat bekerja akan sangat
mempengaruhi nilai insentifnya. Hasil penilaian ini pun akan mempengaruhi
nominal insentifnya. Insentif ini diberikan setiap bulan seperti sistem penggajian
yaitu diberikan setiap tanggal 20 untuk insentif dan setiap tanggal 28 untuk
pembagian gaji.
Manajemen yang diterapkan di RSAI memiliki kelebihan maupun kekurangan.
Misal karyawan yang terlibat dalam struktural sekaligus klinisi disesuaikan dengan
profesinya seperti dr. Guntur Septapati, MMRS yang menjabat sebagai Kepala
Bidang Informasi dan Pemasaran sekaligus menjadi dokter jaga di poli umum.
Seperti yang dikatakan Pak Firman, apabila setingkat kedudukannya seorang kepala
bidang, maka kepala bidang tersebut akan memiliki staf sehingga waktu yang
dibutuhkan seorang kepala bidang sebagian besar hanya sebagai konseptor dan
apabila rapat pun bisa disesuaikan dengan jadwal kliniknya. Menurut beliau, seorang
dokter tidak bisa dipungkiri pada saat ini banyak yang memiliki jabatan rangkap
yaitu sebagai klinik dan pejabat struktural, seperti direksi di RSAI dimana ketika
jabatannya itu membutuhkan kehadiran dokter tersebut, mau tidak mau tugas
kliniknya bisa dialihkan kepada yang lain.

E. KEUANGAN

1. Kondisi Keuangan dan Proyeksi Keuangan


Kondisi keuangan RSAI secara umum tiap tahunnya meningkat namun, saat
sedang pandemic Covid-19 ini keuangan RSAI menurun. Meskipun begitu, menurut
dr. Guntur Septapati mengatakan pihak RSAI masih bertahan untuk tetap bisa
operasional. Kondisi BOR (Bed Occupancy Ratio) RSAI saat ini terbilang bagus
yaitu sekitar 70 – 80% dimana saat awal pandemi hanya mencapai sekitar 60%.
Tetapi, untuk kondisi rawat jalan masih menurun sekitar 40% saat pandemi.
Proyeksi keuangan untuk kedepannya RSAI berharap dapat meningkat lagi dan akan
melakukan ekspansi jika pandemi Covid-19 ini mulai mereda karena jika melihat
tren pun sudah naik.

2. Pendapatan
dr. Guntur Septapati, MMRS menjelaskan secara umum pendapatan yang
biasanya didapat RSAI adalah sekitar 20 Milyar per bulannya. Namun, karena
sedang pandemi Covid-19 ini beliau mengakui RSAI mengalami penurunan
pendapatan yaitu menjadi sekitar 16 Milyar.

3. Modal yang Dimiliki


Menurut dr. Guntur Septapati, MMRS modal awal yang dimiliki pihak RSAI
dengan melihat proposal awal yaitu berkisar 200 Milyar.

4. Besar Dana dan Biaya Operasional Bulanan


Besar dana yang dibutuhkan RSAI dijelaskan oleh dr. Guntur Septapati,
MMRS termasuk ke dalam biaya operasional bulanan yaitu sekitar sekitar 5-8
Milyar setiap bulan. Beliau pun menjelaskan bahwa dengan jumlah biaya
operasioanl tersebut di masa pandemi Covid-19 ini Sebagian karyawan RSAI
dirumahkan.
REFERENSI

1. Website : https://www.rsalislam.com/
2. Narasumber :
a) dr. Guntur Septapati, MMRS selaku Kepala Bidang Informasi dan Pemasaran
RSAI Bandung
b) Bapak Firman Aulia, S. Kep., Ners selaku Kepala Seksi Pendidikan dan
Penelitian RSAI Bandung

Anda mungkin juga menyukai