Anda di halaman 1dari 22

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Rumah Sakit Bina Sehat


2.1.1 Motto
“Senyum, Cepat, Murah, Mutu” (SCMM).

2.1.2 Visi
Mewujudkan pelayanan swasta yang berkualitas sesuai kebutuhan dan
kemampuan masyarakat dan perkembangan IPTEK dilandasi IMAN
dan TAQWA.

2.1.3 Misi
a. Membangun Budaya Pelayanan yang sempurna dalam Penampilan,
Handal, Tanggap, Peka, Tulus
b. Menjadikan Rumah Sakit Swasta Kelas Madya
c. Menjadi Sarana Pendidikan dan Pengembangan SDM Kesehatan

2.1.4 Falsafah
Mengamalkan perbuatan baik terhadap sesama melalui pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit Bina Sehat Jember.

2.1.5 Tujuan
a. Meningkatkan Mutu Pelayanan melalui Sertifikasi Akreditasi
Rumah Sakit versi 2012.
b. Memberikan pelayanan secara profesional dan berbudaya
yang memuaskan pasien/ keluarganya.
c. Melengkapi sarana dan prasarana pelayanan kesehatan rujukan.
d. Menyediakan SDM yang berkualitas, profesional dan berbudaya.
e. Menyelengarakan Pendidikan dan Pelatihan SDM Kesehatan.
f. Turut serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Jember dan
sekitarnya.

3
2.2 Gambaran Umum Rumah Sakit Bina Sehat Jember
Rumah Sakit Bina Sehat terletak di Jalan Jayanegara No. 7 Jember.
Rumah Sakit Bina Sehat merupakan Rumah Sakit swasta yang juga melayani
pasien umum, asuransi kesehatan wajib maupun asuransi kesehatan lainnya.

Fasilitas yang ada di Rumah Sakit Bina Sehat diantaranya IGD 24 jam,
Laboratorium, Bank Darah, Instalasi Farmasi, Instalasi Gizi, Instalasi Rawat
Jalan (Poli Umum, Jantung, Penyakit Dalam, Bedah Umum, Orthopedi,
Syaraf, Paru, Gigi, KIA, Obgyn, Fisioterapi,Psikologi, Akupunktur,
Hemodialisa, THT, Mata, MCU ( Medical Check Up) dan Anak, Radiologi
(CT-Scan, USG, Rontgen dan pemeriksaan Radiologi lainnya ), IBS
( Instalasi Bedah Sentral ), CSSD ( Central Sterile Supply Department),
ICU,serta InstalasiRawat Inap yang memiliki kapasitas 182 tempat tidur,
(Ruang Syukur/Bersalin, Ruang Perinatologi, Ruang Iman, Ruang Sabar,
Ruang Ihsan, Ruang Aulia dan Ruang Stroke Center).

Dokter spesialis yang terdapat di RS Bina Sehat diantaranya adalah


Spesialis Jantung, Penyakit Dalam, Bedah Umum, Bedah orthopedic, Bedah
Mulut, Syaraf, Bedah Syaraf, Paru, Gigi, Obstetri Gynekologi, THT, Mata,
Anak, Jiwa, Psikolog,Anesthesi, Patologi Klinik dan Radiologi.

Rumah Sakit Bina Sehat Jember merupakan rumah sakit yang selalu
berkomitmen untuk menjaga kualitas sehingga pelayanan dan fasilitas rumah
sakit sehingga pasien merasa aman dan nyaman dalam menjalani proses
pengobatan di Rumah Sakit Bina SehatJember.

2.2.1 SEJARAH RUMAH SAKIT BINA SEHAT JEMBER

Bulan Maret tahun 1995, Yayasan Bina Sehat membuka Balai


Pengobatan (BP) Bina Sehat beralamat di Jalan Jayanegara No. 7
Jember, dengan jenis kegiatan pelayanan kesehatan rawat jalan pagi
dan sore yaitu Poli Umum dan Poli Gigi serta Medical Check Up (TKI
& Umum). Bulan Juli tahun 1995, BP Bina Sehat menjalin kerjasama
dengan PT. JAMSOSTEK (Persero) melayani Program Jaminan

4
Kesehatan (JPK) paket dasar (A) untuk wilayah Jember, Lumajang dan
Bondowoso.

Pada tahun 2000, Pelayanan BP Bina Sehat bertambah dengan


dibukanya Klinik Ibu dan Anak(KIA).Pada tahun2002,tepatnya pada
bulan Oktober, gagasan untuk meningkatkan pelayanan klinik menjadi
rumah sakit muncul. Pada tanggal 1 Maret tahun 2003, setelah
mendapat Ijin Bangunan dan HO ( Hinder Ordonantie) dari Pemerintah
Kabupaten Jember, maka status BP Bina Sehat ditingkatkan menjadi
Rumah Sakit Bina SehatJember. Rawat Inap pada awal beroperasi
jumlah tempat tidur terpasangadalah 12 TT, selanjutnya pada tahun
2004 menjadi 25 TT.

Pada Tanggal 13 September 2005, RS Bina SehatJember


mendapatkan Izin Penyelenggaraan Rumah Sakit dari Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor: YM.02.04.3.5.4019. Pada tahun
ini RS Bina SehatJember menambah jumlah TT terpasang menjadi 50
TT, tahun 2006 sebanyak 77 TT, tahun 2007 sebanyak 82 TT, tahun
2008 sebanyak 98 TT, tahun 2009 sebanyak 104 TT, dan tahun 2010
sebanyak 123 TT. Tahun 2011 kapasitas TT RS Bina SehatJember
menjadi 201 TT. Tahun 2012 kapasitas TT RS Bina SehatJember tetap
201 TT.Tahun 2013 sebanyak 201 TT, tahun 2014 sebanyak 202 TT ,
dan seiring dengan pelayanan terhadap peserta BPJS (Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial) dilakukan penambahan bed terutama
Kelas III dan jumlah TT RS menjadi 256 TT pada tahun 2015. Untuk
tahun 2016 sebanyak 255 tempat tidur.RS Bina SehatJember lulus
akreditasi 16 pelayanan dengan nilai “ Lulus Tingkat Lengkap” di akhir
tahun 2011.

2.2.2 RINGKASAN PENCAPAIAN/ KINERJA


Pencapaian / kinerja RS meningkat dengan bertambahnya :
a. Layanan kesehatan yang dapat diberikan kepada masyarakat berupa
peningkatan fasilitas layanan dan hunian (TT), dari awal berdiri RS
Bina Sehat hanya memiliki Poli Umum, KIA dan Gigi namun

5
hingga tahun 2010 RS Bina Sehat sudah mempunyai layanan poli
spesialis bahkan poli sub spesialistik yaitu bedah Orthopedi dan
Bedah Syaraf. Hunian TT dari awal berdiri 12 TT hingga tahun
2010 RS Bina Sehat Memiliki fasilitas 123 TT
b. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap layanan Rumah Sakit
Bina Sehat meningkat dari tahun ke tahun terbukti dengan adanya
peningkatan kunjungan pasien di unit rawat jalan, rawat inap dan
IGD.

2.2.3 RINGKASAN HAMBATAN


Secara garis besar tidak terdapat hambatan yang spesifik bagi
Rumah Sakit Bina Sehat Jember dalam beroperasional, namun posisi
RS Bina Sehat yang terletak di pemukiman padat penduduk
menyebabkan usaha perluasan RS sedikit terhambat.Namun hal ini
tidak mengurangi semangat RS Bina Sehat untuk dapat memberikan
layanan yang terbaik bagi pasien yang sudah mempercayakan layanan
kesehatannya kepada RS Bina Sehat. Pihak manajemen RS Bina Sehat
berusaha meningkatkan fasilitas layanan baik berupa peningkatan fisik/
gedung juga kualitas layanan dengan tetap memperhatikan lingkungan
sekitar.
2.2.4 RINGKASAN SOLUSI
RS Bina Sehat Berusaha menjadi Rumah sakit terbaik yang dapat
memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat luas terutama
diwilayah kerja Kabupaten Jember.Bina lingkungan tetap
dipertahankan dan ditingkatkan sehingga layanan RS Bina Sehat dapat
menjadi layanan yang paripurna baik bagi masyarakat luas maupun
masyarakat sekitar.
2.2.5 JENIS PELAYANAN
1. Pelayanan Medis Umum
a. Pelayanan Medik Dasar
b. Pelayanan Medik Gigi dan Mulut
c. Pelayanan KIA/KB

6
2. Pelayanan Gawat Darurat
a. 24 jam dan 7 hari seminggu
3. Pelayanan Medik Dasar
a. Penyakit Dalam
b. Kesehatan Anak
c. Bedah
d. Obstetri dan Ginekologi
4. Pelayanan Spesialis Penunjang Medik
a. Radiologi
b. Patologi Klinik
c. Anastesiologi
d. Rehabilitasi Medik
e. Patologi Anatomi
5. Pelayanan Medik Spesialis Lain
a. Mata
b. Telinga, Hidung dan Tenggorokan
c. Saraf
d. Jantung dan Pembuluh Darah
e. Kulit dan Kelamin
f. Kedokteran Jiwa
g. Paru
h. Orthopedi
i. Urologi
j. Bedah Saraf
6. Pelayanan Medik Spesialis Gigi dan Mulut
a. Bedah Mulut
b. Periodonti
c. Pedodonsi
7. Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan
a. Asuhan Keperawatan
b. Asuhan Kebidanan

7
8. Pelayanan Penunjang Klinik
a. Perawatan Intensif
b. Pelayanan Bank Darah
c. Gizi
d. Farmasi
e. Sterilisasi Instrumen
f. Rekam Medik
9. Pelayanan Penunjang Non Klinik
a. Laundry/linen
b. Jasa Boga/Dapur
c. Teknik dan Pemeliharaan Fasilitas
d. Pengolahan limbah
e. Gudang
f. Ambulance
g. Komunikasi
h. Kamar Jenazah
i. Pemadam Kebakaran
j. Pengelolaan Gas Medik
k. Penampungan air bersih
2.2.6 LAYANAN UNGGULAN
Layanan Unggulan di RS Bina Sehat:
Layanan yang sudah ada
1) Pemeriksaan Canggih: CT Scan
2) Pelayanan Hemodialisa
3) Pelayanan 24 Jam:
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Farmasi
3. Laboratorium
4. Radiologi
5. Ambulance
4) Pelayanan One Day Care
5) Pelayanan Home Visite

8
6) Pelayanan Psikologi
7) Medical Check Up:
1. Uji Kesehatan Umum
2. Uji Kesehatan Calon Karyawan
3. Uji Kesehatan TKI

2.3 Orientasi di Ruang Anak (01 Februari s/d 28 Februari 2019)


2.3.1 Gambaran Umum RuangAnak
1. Kriteria pasien di Ruang Anak
Ruang Anak diperuntukkan bagi pasien – pasien anak, bayi dan dewasa
dengan kasus Jantung, Penyakit Dalam, Bedah, dan Syaraf serta penyakit
lainnya.

2. Sarana dan Fasilitas Ruang Anak


a. Sarana Ruang Anak :
 Ruang Kepala Urusan Ruang Anak : 1 Ruang
 Ruang Perawat : 1 Ruang
 Nurse Station : 1 Ruang
 Ruang Rawat Inap : 10 Ruang
 Kamar Mandi Pasien : 8 Ruang
 Ruang UDD : 1 Ruang
 Spoel Hoek : 1 Ruang
 Kamar Mandi Perawat : 1 Ruang
 Gudang : 1 Ruang
b. Fasilitas Ruang Anak :
1. Alat Rumah Tangga Ruang Anak
a) Hospital Furniture.
 Instrument Trolly : 1 Buah
 Dressing Trolly : 1 Buah
 Kursi Roda : 1 Buah
 Bed Pasien : 27 Buah
 Standart Infus : 27 Buah

9
 Kereta Dorong Oksigen : 1 Buah
b) Mebeler Nurse Station
 Meja Counter : 1 Buah
 Kursi : 8 Buah
 Almari Obat : 1 Buah
 Almari dokumentasi : 1 Buah
c) Mebeler Ruang Perawatan
 Meja : 1 Buah
 Kursi : 1 Buah
 Almari : 1 Buah
d) Electrical Nurse Station
 Pesawat Telepon : 1 Buah
 Jam Dinding : 1 Buah
 Nurse Call : 1 Buah
 Kipas Angin : 1 Buah
 Almari Pendingin : 1 Buah
e) Electrical Ruang Perawatan
 AC : 7 Buah
 TV : 4 Buah
 Remote TV/ AC : 4/5 Buah
f) Mebeler Ruang Kepala Urusan Ruang Anak
 Meja : 1 Buah
 Kursi : 1 Buah
g) Electrical Ruang Kepala Urusan Ruang Anak
 AC : 1 Buah
 PC Dokumentasi : 1 Buah
h) Kelontong
 Bak Mandi Pasien : 8 Buah
 Bak Obat : 27 Buah
 Nampan Obat : 2 Buah
 Sapu : 2 Buah

10
 Tempat Sampah : 10 Buah
 Tempat Botol Infus : 1 Buah
 Timba Linen kotor : 1 Buah
 Timba Linen bersih : 1 Buah
2. Instrument dan Diagnostik Ruang Anak
a. Alat Instrumen
WT Set :

 Bak Instrumen : 1 Buah


 Cucing : 1 Buah
 Pinset Chirugis : 1 Buah
 Pinset Anatomis : 1 Buah
 Gunting Jaringan : 1 Buah
 Gunting Benang : 1 Buah
 Gunting AJ : 1 Buah
b. Alat Diagnostik
 Thermometer : 6 Buah
 Tensimeter : 2 Buah (untuk anak dan dewasa)
 Stetoskop : 4 Buah
 Flashlight : 1 Buah
c. Alat Medis
 Manometer : 4 Buah
 Tourniquet : 2 Buah
 Bengkok : 1 Buah
3. Pengelompokan kamar dibagi menjadi beberapa ruang :
a. Kelas I
Kelas I terdiri dari 2 TT/ 2 Pasien. Fasilitasnya adalah TV, AC,
kursi, meja, kamar mandi dalam (kloset duduk, wastafel). Ruang Kelas
terdapat di ruang :C2 dan C3 khusus untuk pasien anak dan bayi

b. Kelas 2

11
Kelas 2 terdiri dari 3 TT/3 pasien. Fasilitasnya adalah TV, AC,
kursi, meja, kamar mandi dalam (kloset duduk, wastafel).

Ruang Kelas 2 terdapat di ruang :C4 dan C5 khusus untuk pasien anak
dan bayi.

c. Kelas 3
Kelas 3 terdiri dari 4 TT/4 pasien.Ruang kelas 3 khusus untuk
pasien anak dan bayi terdapat di ruang : C1, C7 dan C10, sedangkan
kelas 3 yang terdiri dari 3 TT/ 3 pasien khusus untuk pasien dewasa
terdapat di ruang C6. Fasilitasnya adalah kipas angin, kursi, meja,
kamar mandi dalam (kloset duduk dan wastafel).

d. Ruang Isolasi
Ruang Isolasi terdiri dari 1 TT/1 pasien. Fasilitasnya adalahk ipas
angin, kursi, meja. Ruang isoalsi terdapat di ruang :C8 dan C9 khusus
untuk pasien yang memiliki penyakit menular.

4. Denah Ruang Anak

C1 spoolhok Ruang C10 Tempat linen kotor


dan tabung O2
Kaur

C5 C9
C7
C4 C8

Nurse
C3 C2 Station C6

Keterangan:

Kelas 1: C2 dan C3

Kelas 2: C4 dan C5

Kelas 3: C1, C6, C7 dan C10

12
Isolasi : C8 dan C9

2.3.2 Standar Prosedur Operasional (sesuai SK No.


162J/RSBS/SK/IV/2009)
1. Prosedur Pasien Masuk Rumah Sakit
a. Permintaan dirawat pasien baru masuk ruang Anak atas
permintaan unit gawat darurat, rawat jalan, ICU, maupun dari
bangsal lain melalui admisi diterima per telepon oleh perawat
Ruang Iman.
b. Perawat pelaksana menyiapkan tempat tidur atau perlengkapan
tambahan lain sesuai informasi tentang pasien dari admission
(oksigen, tiang infuse dll).
c. Dilakukan serah terima pasien dan status dari perawat
pengirim (UGD, rawat jalan atau bangsal lain) kepada perawat
ruang iman. Perawat penerima mendengarkan operan terapi
atau tindakan perawatan yang sudah dan yang belum dilakukan
sekaligus menanyakan hal yang tidak dipahami.
d. Setelah pasien dibawa masuk ke bangsal, dicatat pada sensus
RM 01, buku register, diet, tanda vital. Diperiksa keadaan
umum beserta tanda vital. Dibuatkan bon makan pasien baru
sesuai diet lalu konfirmasi ke bagian gizi. Meresepi alkes
sesuai perintah medis. Instruksi rutin dokter dilanjutkan.
Segera menghubungi dokter yang merawat atau dokter
konsulan jika ada perintah konsul. Hubungi juga jika ada hasil
pemeriksaan penunjang lain seperti hasil foto rontsen,
labolatorium.
e. Motivasi keluarga tentang tindakan medis jika ada
f. Untuk pasien askes, segera mintakan kartu askes pada
keluarga.
2. Prosedur pasien keluar rumah sakit (izin dokter)
a. Pasien pulang atas izin dokter ditentukan setelah ada
pemeriksaan dokter yang merawat pasien bersangkutan.
b. Memintakan obat oral KRS ke dokter yang merawat jika ada.

13
c. Melengkapi status. Resume keperawatan di RM 11 dan
perencanaan pasien pulang di RM 38.
d. Melengkapi kartu anamnesa/kontrol pasien (tgl KRS, no. Hp,
Diagnosa, dan oral KRS).
e. Alkes sisa (obat injeksi, cairan infuse, spuit, needle, dll) milik
pasien yang ada di ruangan ditulis resep pengembalian dan
dicek apakah ada pinjaman. Obat lalu dikembalikan ke apotek
beserta resep oral KRS jika ada.
f. Foto radiologi dan obat sisa diambil jika ada untuk dibawakan
pulang
g. Blangko billing diisi, diperiksa kelengkapannya lalu dibawa ke
bagian rekening. Bila sudah selesai rekening menelepon ruang
anak tentang besaran biaya perawatan. Perawat memberitahu
keluarga pasien untuk membayar ke kasir.
h. Setelah keluarga menyerahkan kwitansi, perawat memberikan
obat untuk pulang dengan menjelaskan pemakaian, foto
radiologi, maupun kartu askes jika ada. Menjelaskan waktu
kontrol.
i. Perawat melepas infuse, dower catheter, NGT dll. Pasien
diantar menuju kendaraan.
j. Setelah pasien pulang, kamar di UV bila diperlukan kemudian
segera menghubungi petugas cleaning service untuk
membersihkan bed beserta ruangan. Lalu disiapkan kembali
untuk pasien baru.
3. Prosedur pasien pulang paksa (atas permintaan sendiri)
a. Pasien pulang paksa adalah pasien yang pulang atas
permintaan sendiri sebelum kondisi kesehatannya
memungkinkan untuk dilakukan rawat jalan.
b. Keluarga dan pasien diberi penjelasan tentang pengertian,
akibat beserta resiko dari pulang paksa.

14
c. Jika keluarga atau pasien sudah paham tetapi masih tetap
menginginkan pulang paksa, maka keluarga diminta membaca
format pernyataan pulang paksa RM 17
d. Jika keluarga sudah paham isi RM 17, perawat anak meminta
keluarga mengisi surat peryataan tersebut lalu memintakan
tanda tangan dan nama terang keluarga.
e. Format RM 17 dijadikan satu dengan status pasien untuk
diserahkan ke bagian rekam medis.
4. Prosedur pasien menolak tindakan medis
a. Keluarga dan pasien diberi penjelasan tentang pengertian
tindakan medis yang akan dilakukan, akibat beserta resiko dari
menolak tindakan tersebut.
b. Jika keluarga atau pasien sudah paham tetapi masih tetap
menolak, maka keluarga diminta membaca format pernyataan
penolakan tindakan medis RM 16.
c. Jika keluarga sudah paham isi RM 16, perawat anak meminta
keluarga mengisi surat peryataan tersebut lalu memintakan
tanda tangan dan nama terang keluarga.
d. Format RM 16 dijadikan satu dengan status pasien.
5. Prosedur memindah pasien ke ruang lain dalam RS Bina Sehat
Jember
a. Pemindahan pasien dilakukan jika alasan medis, atas instruksi
dokter, permintaan pasien atau keluarga.
b. Jika telah terjadi kesepakatan kepindahan, maka keluarga
wajib mendaftar kepindahan ke admission.
c. Menunggu konfirmasi dari admisi.
d. Konfirmasi kesiapan kamar ke admisi dan ruangan yang dituju.
e. Menulis tanggal dan jam pindah di RM. 04 dan billing yang
ditanda tangani pasien atau keluarga pasien.
f. Memindahkan pasien ke kamar yang dituju dengan membawa
status lengkap, obat-obatan, serta pemeriksaan penunjang.

15
g. Operan dengan perawat ruangan mengenai terapi dan
perkembangan pasien
6. Prosedur pasien rujuk
a. Dokter spesialis yang merawat, memberi perawatan dan
pengobatan kepada pasien
b. Memberikan pemeriksaan penunjang diagnostik atau
konsultasi dokter spesialis lain bila diperlukan
c. Penderita yang perlu dirujuk dibuatkan surat rujukan (rangkap
tiga) dengan blanko yang sudah disiapkan bagi penderita
umum maupun peserta asuransi kesehatan.
d. Ambulance disiapkan dengan seorang perawat mengantar
pasien ke rumah sakit yang dituju dengan membawa
perlengkapan kesehatan penunjang, seperti emergency box,
monitor tanda-tanda vital dan tabung oksigen.
7. Prosedur pemeriksaan penunjang.
a. Foto radiologi : Foto CT Scan, USG abdomen dan urologi,
ronten BOF, Colon inlope dll.
 Setelah dokter menulis di SP Radiologi RM 03 dan keluarga
pasien setuju
 Menghubungi dan mengirimkan SP ke radiologi
 Persiapan pasien (jika dibutuhkan)
 Menunggu konfirmasi radiologi untuk mengirim pasien
 Jika sudah ada konfirmasi dari radiologi, kirim pasien untuk
dilakukan tindakan
b. Pemeriksaan sample cairan tubuh di labolatorium
 Memberikan SP ke laboratorium
 Konfirmasi jika ada persiapan
 Petugas laboratorium mengambil sampel
 Petugas labratorium mengirimkan hasil
8. Prosedur persiapan operasi
a. Informed Concent pada pasien dan keluarga pasien.

16
b. Jika sudah mendapat persetujuan dari pihak keluarga dan
pasien maka perawat meminta tanda tangan pada surat
persetujuan operasi (SPO) dari pihak keluarga atau pasien itu
sendiri.
c. Lakukan periksaan penunjang operasi sesuai dengan keadaan
umum misalnya:
 Laboratorium
 EKG, USG, dl
 Rontgen
d. Konsultasi keadaan pasien pada dokter spesialis yang
dibutuhkan untuk memastikan apakah pasien layak untuk
dilakukan operasi atau tidak.
e. Jika dokter spesialis yang diperlukan setuju, maka hubungi tim
OK untuk jadwal operasi pasien.
f. Selanjutnya persiapan fisik pasien jika diperlukan, yang
meliputi :
 Skirent pada daerah operasi.
 Pasang cateter.
 Lavement.
 Lepas perhiasan, gigi palsu dan hapus cat kuku pasien.
 Jika dilakukan operasi elektif, pasien dipuasakan 6-8 jam.
 Untuk operasi emergency atau cyto pasien tidak puasa
pasang maag slang.
 Siapkan darah jika memang diperlukan.
g. Ganti baju pasien dengan baju OK.
h. Lengkapi catatan pre-op yang ditanda tangani oleh kepala piket
ruangan dan perawat OK yang meliputi:
 Keadaan umum, meliputi :
a) Kesadaran
b) Tekanan darah, Suhu,Nadi dan RR
c) BB
d) Skirent

17
e) DK
f) Lavement
g) Premedikasi (pemberian obat sebelum induksi
anesthesia, dengan tujuan untuk melancarkan induksi,
pemeliharaan dan anastesia)
h) SPO
i) Gelang identitas pasien (2 buah gelang identitas pasien
sesuai dengan jenis kelamin, yang berisi nama
pasien,nomor rekam medis dan tanggal lahir)
j) Gigi palsu, perhiasan, dan cat kuku
k) Baju ok
 Pemeriksaan penunjang
a) HB
b) Leukosit
c) Golongan darah
d) Rontgen
e) EKG
f) Puasa
i. Jika perawat OK sudah menghubungi ruangan untuk segera
mengirim pasien maka sebelum berangkat pasien ditensi dulu,
kemudian pasien dikirim ke OK dengan membawa status
pasien dan data pemeriksaan penunjang lainnya.
j. Setelah pasien tiba di OK, lakukan serah terima antara perawat
OK dan perawat ruangan
9. Prosedur menghadapi pasien kritis/sakaratul maut
a. Perawat pelaksana Rawat Inap mengukur tanda vital, memberi
penanganan seperlunya dan segera melaporkan kepada dokter
jaga ruang Rawat Inap.
b. Dokter jaga ruang Rawat Inap memeriksa pasien, bisa
memberikan terapi simptomatis seperlunya dan segera
melaporkan dokter spesialis yang merawat, bila memang betul
kritis/ perlu perhatian

18
c. Dokter/ perawat pelaksana Rawat Inap memberitahukan/
menjelaskan keadaan pasien kepada keluarganya
d. Perawat Pelaksana Rawat Inap memberiatahu petugas
Kerohanian untuk memberikan penyuluhan kepada pasien
maupun keluarganya.
10. Prosedur penanganan pasien meninggal
a. Pada pasien yang sudah dinyatakan meninggal oleh dokter:
kelopak mata ditutup, infus, dower cateter, maag slang, dsb
dilepas, balutan– balutan diikatkan ringan, dagu diikat dengan
kepala, kedua kaki dan tangan diikat, kemudian ditutup
seluruhnaya dengan kain/ selimut.
b. Dilaporkan pada Urusan Kerohanian.
c. Setelah selesai/ siap, 2 ( dua ) jam kemudian jenazah bisa
diambil keluarganya, hal ini ditujukan untuk memastikan
kematin secara biologis.
d. Ka Urusan Ruang atau yang mewakilinya/ perawat pelaksana
Rawat Inap menyelesaikan status pasien dan menyiapkan surat
kematian.
e. Surat kematian dibuat oleh dokter yang merawat / dokter jaga
yang menangani.
f. Bila keluarga pasien akan menyelesaikan rekening di rumah,
diperkenankan dengan persetujuan Petugas Rekening dan
dibayarkan pada petugas yang ditunjuk.
11. Prosedur dokumentasi asuhan keperawatan
a. Asuhan keperawatan ditulis pada RM 35
b. Format penulisan menggunakan format “SOAP”
S = keluhan yang diutaraan pasien secara lisan
O = data objektif yang menunjang keluhan dan keadaan pasien
meliputi B1sampai B6
A = penampilan pasien (masalah teratasi atau belum)
P = planning/ intervensi lanjut yang harus dikerjakan oleh shift
berikutnya

19
c. Penulisan dilakukan tiap sift.
d. Pengisian dilakukan secara jelas, lengkap diakhiri tanda tangan
perawat sebagai bentuk tanggung gugat profesi.
12. Prosedur visite dokter spesialis di ruang rawat inap
a. Kepala Urusan Ruang Rawat Inap atau Perawat Pelaksana
Rawat Inap yang diserahi, menyiapkan status pasien dan hasil-
hasil pemeriksaan penunjang (Lab, EKG, Rontgen baru, dll)
yang belum dilihat dokter dan menyiapkan alat-alat yang
diperlukan (stetoskop, senter dsb).
b. Pada lembar CPPT (catatan perkembangan pasien terintegrasi)
harus ditulis, nama pasien, nomor rekam medis, tanggal lahir
dan keterangan lainnya seperti nama terang dokter, tanda
tangan serta stempel, jam perlu ditulis bila konsultasi bersifat
cito.
c. Permintaan konsul tertulis pada lembar CPPT (catatan
perkembangan pasien terintegrasi)dan disampaikan oleh
perawat pelaksana Rawat Inap per telepon pada dokter
spesialis yang jaga konsulan atau menunggu visite dokter yang
diminta, sesuai sifat konsultasinya (cito atau biasa).
d. Perawat pelaksana Rawat Inap menulis konsultasi tersebut
pada papan Kegiatan Ruangan serta jika dokter telah visite
segera tulis dilembar billing.
e. Dokter konsulan (Intern RS Bina Sehat maupun dari luar)
harus datang ke Ruang Rawat Inap.
f. Bila diperlukan dokter konsultasi bisa membawa pasien ke
tempat tertentu (ruang tindakan, ruang periksa dengan alat
khusus).
13. Prosedur serah terima dan tanggung jawab keperawatan.
Dinas pagi:

1.Kepala Ruangan Penanggung Jawab

a. Evaluasi daftar hadir, sensus harian, dan daftar makanan

20
b. Mengikuti visite dokter bersama pelaksana keperawatan
c. Evaluasi status pasien dan program dokter
d. Evaluasi kebersihan lingkungan
2. Pelaksana Keperawatan
a. Kerapian dan kebersihan tempat tidur pasien.
b. Kebersihan lingkungan.
c. Menyiapkan kelengkapan pasien yang akan operasi (bila ada).
d. Menyiapkan dan melaksanakan perawatan pasien.
e. Menyiapkan dan memberikan obat pasien.
f. Mencatat dan membagi obat pasien.
g. Melaksanakan instruksi dokter.
h. Membantu mengantar pasien ke OK (bila ada)
i. Menerima pasien baru/ lama pindahan dari OK.
j. Evaluasi pasien.
k. Membuat bon makan tambahan.
l. Membuat data pasien di buku regrister ruangan.
m. Membuat asuhan keperawatan.
n. Mengukur tanda-tanda vital (tekanan darah, suhu, nadi dan
RR)
o. Mengurus obat ke IFRS.
p. Mengambil bon dan mengambil obat yang diperlukan.
q. Inventarisasi.
r. Membuat laporan.
s. Timbang terima
Dinas sore:

Timbang terima laporan dan pasien serta mengisi daftar


hadir

a. Timbang terima inventaris dan kelengkapan persediaan dinas


sore dan malam.
b. Membantu menyiapkan dan memandikan pasien serta merawat
luka untuk pasien yang membutuhkan perawatan luka 2 x/hari.

21
c. Memberikan suntikan pada pasien dan melaksanakan skin test
untuk pasien yang akan di operasi jika diperlukan.
d. Membuat bon makan sore.
e. Membuat asuhan keperawatan.
f. Membantu melaksanakan huknah untuk pasien yang akan
dioperasi.
g. Mengukur tanda-tanda vital (tekanan darah, suhu, nadi dan
RR).
h. Inventarisasi obat.
i. Membuat laporan
j. Timbang terima dengan dinas malam
Dinas malam:

Timbang terima laporan dan pasien serta mengisi daftar


hadir

a. Timbang terima kelengkapan inventaris dan persiapan


b. Evaluasi pasien dan absensi.
c. Membuat daftar pemerikasaan laborat lengkap.
d. Membuat daftar makan di buku dan lembar gizi.
e. Membuat sensus harian (mencatat dan melihat kelengkapan
status pasien).
f. Evaluasi pasien.
g. Membantu memandikan pasien dan merawat decubitus.
h. Membantu melaksanakan huknah, pasien yang akan dioperasi.
i. Mengukur tanda-tanda vital (tekanan darah, suhu, nadi dan
RR).
j. Mengambil pemeriksaan laborat.
k. Membuat laporan.
l. Timbang terima laporan dan inventaris
14. Prosedur Pelayanan Keperawatan
a. Hubungan bagian pelayanan perawatan dengan bagian rekening

22
1 Alur: Instruksi Dokter - Kepala Urusan/ Ka. Shift -
Keluarga Pasien - Perawat Pelaksana Bangsal - Petugas
Rekening - Perawat Pelaksana Bangsal.
2 Perawat pelaksana bangsal: Meneliti lembaran Billing
(kelas perawatan, O2, visite dokter, jaminan Askes pada
pasien Askes, operasi/tidak dan lain sebagainya) bila sudah
lengkap perawat membawa lembar Billing ke bagian
rekening.
3 Keluarga pasien: Membayar rekening pasien
pulang/rujuk/meninggal/APS di bagian rekening.
4 Petugas rekening: Memberikan bukti pembayaran kepada
keluarga dan memberitahu kepada keluarga untuk
menunjukkan bukti pembayaran kepada perawat pelaksana
bangsal.
5 Keluarga: Membawa bukti pembayaran ke bangsal dan
ditunjukkan kepada perawat.
b. Hubungan bagian pelayanan perawatan dengan fisiotherapi

1. Alur: Dokter - Kepala Urusan/Kepala shift - Perawat


Pelaksana Bangsal - Petugas Fisiotherapi - Perawat
Pelaksana Bangsal.
2. Ka.Ur/Ka.Shift:
a) Menerima instruksi dokter bahwa pasien akan dilakukan
fisiotherapi
b) Melaporkan kepada fisiotherapi
c) Perawat pelaksana bangsal:
1. Mengantar/mendampingi petugas Fisiotherapi ke
kamar pasien yang akan dilakukan pemeriksaan
(latihan)
2. Mengantar pasien ke poliklinik Fisiotherapi bila alat
tidak bisa di bawa ke kamar pasien.
3. Mengambil peasien bila pemeriksaan latihan telah
selesai

23
c. Hubungan bagian pelayanan perawatan dengan rekam medik.

1. Alur: kepala Urusa/kepala shift - Dokter Ahli/bangsal -


perawat Pelaksana Bangsal - Petugas Rekam Medik
2. Ka.Ur/Ka.Shift: Kepala Urusan/ Ka Shift memintakan
diagnosa akhir dan resume medis pasien yang telah
diperbolehkan pulang (APS, meninggal, atau di rujuk) dan
meneliti kelengkapan status.
3. Dokter ahli/bangsal: Dokter Ahli/bangsal menulis diagnosa
akhir dan resume medis pada status pasien dan tanda
tangan.
4. Perawat pelaksana bangsal: Perawat pelaksana bangsal
mencatat status pasien yang lengkap dan mencatat jumlah
status yang akan dikembalikan di buku expedisi.
5. Petugas rekam medik: Setiap pagi petugas RM mengambil
status ke bangsal dan mengambil sensus harian, serta tanda
tangan pada buku expedisi.
d. Hubungan bagian pelayanan perawatan dengan petugas
informasi

1. Alur: kepala Urusa/kepala shift - Petugas informasi -


Perawat Pelaksana Bangsal.
2. Ka.Ur/Ka.Shift: Kepala Urusan/ Ka Shift memberitahu
bahwa:
a) Ada pasien baru
b) Ada pindahan/memindahkan pasien dari bangsal lain
c) Pasien pindah kamar dalam satu unit
d) Ada pasien meninggal
e) Ada Pasien pulang
f) Akan mengirim pasien k rumah sakit lain (rujukan)
3. Perawat pelaksana bangsal: Meneruskan perintah dari
Kepala Urusan/kepala shift.

24

Anda mungkin juga menyukai