Anda di halaman 1dari 13

SHARING JOURNAL

“Intervention To Promote Teamwork, Delegation And Communication


Among Registered Nurse And Nursing Assistants”
(Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Manajemen Keperawatan)
Dosen Pengampu: Ns. Ike Nesdia Rahmawati, M. Kep

Oleh
Kelompok 3:

Anisa Febrina Cenderawasih 205070209111016


Dwita Galih Kirana 205070209111017
Amalia Febrianti 205070209111018
Bening Afri Dalilah 205070209111019
Mita Oktaviyani 205070209111020
Arintya Dewi Nur Azizah 205070209111021

SAP Ilmu Keerawatan


Semester 3

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan kar
unia-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan tugas makalah
sharing jurnal yang berjudul “Intervention To Promote Teamwork, Delegation
And Communication Among Registered Nurse And Nursing Assistants”. Tug
as makalah ini disusun guna melengkapi Tugas Mata Kuliah Manajemen
Keperawatan
Dalam penulisan makalah ini kami tidak terlepas dari hambatan dan kesulita
n yang berasal dari intrinsik maupun ekstrinsik. Namun atas dukungan dari berbag
ai pihak kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Selain bersyukur kepada Al
lah SWT. Melalui kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin m
engucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Ns. Ike Nesdia Rahmawati, M.Kep selaku Koordinator Mata Kuliah
Manajemen Keperawatan.
2. Bapak Dr. Ahsan, S. Kp., M.Kes selaku dosen pengajar Mata Kuliah
Manajemen Keperawatan.
3. Bapak Dr. Kuswantoro Rusca Putra, S.Kp., M. Kep selaku dosen pengajar Ma
ta Kuliah Manajemen Keperawatan.
4. Ibu Ns. Linda Wieke Noviyanti, M.Kep selaku dosen pengajar Mata Kuliah
Manajemen Keperawatan.
5. Ibu Ns. Evi Harwiati Ningrum, S. Kep., MHSM selaku dosen pengajar Mata
Kuliah Manajemen Keperawatan.
Kami menyadari, penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. O
leh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun unt
uk perbaikan kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pa
da umumnya.

Penyusun,

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................... 2
Daftar Isi..................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN................................................................................4
1.1 Topik/Masalah/Tema..................................................................... 4
1.2 Latar Belakang Masalah................................................................ 4
1.3 Metode Penelitian.......................................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian........................................................................... 5

BAB II ISI.................................................................................................. 6
2.1 Judul Jurnal.................................................................................... 6
2.2 Pengarang Tahun Terbit dan Penerbit........................................... 6
2.3 Metode Penelitian.......................................................................... 6
2.4 Hasil Penelitian dalam Jurnal........................................................ 8
2.5 Aplikasi Hasil Penelitian pada Setting Pelayanan di Indonesia.... 10
2.6 Implikasi untuk Manajemen Keperawatan.................................... 11

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 12

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Topik/Masalah/Tema
Interventions to promote teamwork, delegation and communication among
registered nurses and nursing assistants
Intervensi berupa promosi kerja tim, pendelegasian dan komunikasi antara
perwat dan asisten perawat

1.2 Latar Belakang Maslah


Kolaborasi antara perwat dan asisten perawat sangat penting dalam
memberikan perawatan berkualitas tinggi kepada pasien. Asuhan
keperawatan yang terlewatkan adalah konsep yang pertama kali dikemukakan
oleh Kalisch pada tahun 2006. Asuhan keperawatan yang terlewat
didefinisikan sebagai setiap bagian dari perawatan yang diberikan kepada
pasien yang dihilangkan, tidak lengkap atau tertunda (Kalisch, Landstrom, &
Hinshaw, 2009). Melalui wawancara perawat di rumah sakit, perawat praktis
berlisensi dan asisten perawat di Amerika Serikat, sembilan elemen asuhan
keperawatan yang sering terlupakan untuk diidentifikasi yaitu; ambulasi,
penyusunan, pemberian makan yang tertunda atau terlewatkan, pemebrian
edukasi kepada pasien, perencanaan pemulangan, dukungan emosional,
kebersihan, dokumentasi asuhan keperawatan, dan pengawasan (Kalisch,
2006; Kalisch & Williams, 2009). Ada beberapa alasan mengepa hal tersebut
bisa terjadi, yaitu; beberapa alasan terkait dengan tekanan waktu dan
kekurangan sumber daya (Needleman, 2017) termasuk tantangan kerja tim,
komunikasi, dan delegasi (Kaiser & Westers, 2018; Dewan Nasional Dewan
Negara Keperawatan, 2016). Sebagaimana dicatat oleh The Joint Commission
(2018) peningkatan komunikasi dapat mengurangi kejadian yang tidak
terduga. Untuk menyelesaikan perawatan pasien dengan aman, perawat dan
asisten perawat harus bekerja sebagai unit holistik dengan kerja tim yang
hebat dan memiliki komunikasi yang biak. Pentingnya kerja tim, komunikasi,
dan delegasi antara perwat dan asisten perwat telah menjadi fokus beberapa

4
studi penelitian dalam perawatan kesehatan (Bellury, Hodges, Camp, &
Aduddell, 2016; Kalisch, 2011). Sehingga studi sangat penting dalam proses
mempromosikan kolaborasi dan memberikan omunikasi yang baik antara
perawat dan asisten perawat untuk mengurangi kejadian yang tidak
diinginkan.

1.3 Tujuan Penelitian


Mengetahui efektivitas intervensi yang meningkatkan kerja tim, delegasi dan
komunikasi antara perawat dan asisten perawat yang bekerja di lingkungan
perawatan akut dalam mempengaruhi hasil pasien.

5
BAB II
ISI
2.1 Judul Jurnal
“Interventions to promote teamwork, delegation and communication among
registered nurses and nursing assistants”

2.2 Pengarang Tahun Terbit dan Penerbit


1. Pengarang : Amy Richmond Campbell PhD, RN, LSBB, Quality
Nurse Specialist III, Diana Layne PhD, RN, CPHQ, Assistant Professor,
Elaine Scott PhD, RN, NE-BC, Professor, Holly Wei PhD, RN, CPN,
NEA-BC, Associate Professor
2. Tahun Terbit : 2020
3. Penerbit : Journal Of Nursing Management

2.3 Metode Penelitian


Peneliti menerapkan metodologi tinjauan integratif lima langkah
Whittemore dan Knafl (2005), yang meliputi identifikasi masalah, pencarian
literatur, evaluasi data, analisis data dan presentasi. Pencarian dipandu oleh
pernyataan Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta-
Analyses (PRISMA) (Moher, Liberati, Tetzlaff, & Altman, 2009). Basis data
yang dicari termasuk Indeks Kumulatif untuk Keperawatan dan Literatur
Kesehatan Sekutu (CINAHL), MEDLINE dan PubMed. Kategori pencarian
setiap variable. Daftar pencarian literatur sesuai variable penelitian:
Perawat Asisten Metode Intervensi
Perawat Keperawatan
 Perawat  Personel  Kerja tim  Strategi dan
 Mantri tidak  Delegasi praktek
kesehatan berlisensi  Komunikasi terbaik
 Asisten (strategi  Intervensi
perawat komunikasi, yang
 Bantuan kolaborasi, mempengaruhi
keperawatan pendelegasian kerja tim

6
 Asisten ke personel  Intervensi
perawat pembantu tidak yang
bersertifikat berlisensi, mempengaruhi
pendelegasian delegasi
wewenang, dan  Intervensi
mendelegasikan) yang
mempengaruhi
komunikasi
Kriteria inklusi untuk pencarian adalah artikel diterbitkan dalam
bahasa Inggris dalam jurnal akademik, jurnal, majalah, dan publikasi
perdagangan atau profesional. Publikasi perdagangan dirancang untuk
kelompok profesional atau industri, tetapi tidak memiliki persyaratan bahwa
artikel adalah penelitian berbasis data.
Pencarian awal menghasilkan 435 artikel yang diimpor ke RefWorks,
sebuah perangkat lunak referensi. Setelah menghapus 48 duplikat, penulis
pertama dan kedua menyaring abstrak dan judul. Kriteria inklusi dan
eksklusi diterapkan kembali ke teks lengkap yang tersisa, dan studi
dikeluarkan jika:
a) mereka tidak memasukkan intervensi (n = 41)
b) teks lengkap tidak tersedia (n = 8)
c) studi tidak terfokus pada delegasi, kerja tim atau komunikasi (n =
28),
d) studi bukan pengaturan akut (n = 8)
e) sampel tidak termasuk perawat/asisten perawat (n = 3)
f) penelitian tidak ditulis dalam bahasa Inggris (n = 2).
Tujuh studi memenuhi kelayakan untuk dimasukkan dan dilaporkan
studi intervensi yang berkaitan dengan kerja tim, delegasi dan komunikasi.
Kedua pengulas menggunakan Mixed Methods Appraisal Tool
(MMAT) untuk mengevaluasi kualitas studi empiris dan SQUIRE 2.0
(Ogrinc et al., 2016) untuk mengevaluasi studi peningkatan kualitas.
MMAT dirancang untuk tahap penilaian tinjauan studi campuran sistematis
untuk menentukan nilai artikel. Alat SQUIRE 2.0 digunakan untuk

7
mengevaluasi artikel peningkatan kualitas. Kerangka teoritis termasuk
model FOCUS-PDCA (Godlock et al., 2016), Salas (Kalisch et al., 2015),
asuhan keperawatan/kerja tim yang tidak terjawab (Kalisch et al., 2013) dan
model perubahan Lewin (Costello, 2010).
Ukuran sampel penelitian berkisar antara 43 hingga 242 peserta
dengan jumlah rata-rata peserta 87 dengan standar deviasi 87. Pengaturan
penelitian meliputi: unit rawat inap akut (Wagner, 2018), dua unit onkologi
medis (Howard & Becker, 2016), enam unit medis-bedah (Costello, 2010;
Kalisch et al., 2015; Kalisch et al., 2013) dan unit onkologi medis di rumah
sakit komunitas (Kalisch, Curley, & Stefanov, 2007).

2.4 Hasil Penelitian dalam Jurnal


1. Intervensi yang Mempengaruhi Kerja Tim
Intervensi yang ada bertujuan untuk meningkatkan kerja tim
termasuk pelatihan dan simulasi (TeamSTEPPS); pelatihan manajemen
sumber daya kru; dan simulasi atau kegiatan peningkatan kerja sama tim
lainnya. Simulasi ditentukan agar efektif untuk proyek peningkatan
kualitas berbasis tim dan dapat diterapkan pada situasi keselamatan pasien
apa pun (Godlock et al., 2016). Dalam proyek ini, tim memilih kegiatan
simulasi untuk mengurangi kegagalan melalui kesadaran situasional dan
kerja tim. Artikel juga mengidentifikasi beberapa hambatan keberhasilan
pelaksanaan intervensi yang mempengaruhi kerja sama tim. Hambatan
termasuk kebingungan peran, kurangnya kepercayaan dan bekerja dalam
silo (Kalisch, 2011; Kalisch & Lee, 2011).
2. Intervensi yang Mempengaruhi Komunikasi
Intervensi yang bertujuan untuk meningkatkan komunikasi antara
perawat dan asisten perawat juga mencakup setidaknya konstruksi lain,
seperti kerja tim atau delegasi. Intervensi difokuskan pada peningkatan
komunikasi dan delegasi menggunakan pendidikan untuk meningkatkan
kesiapan delegasi dari perawat ke asisten perawat (Wagner, 2018). Dalam
intervensi ini, Wagner (2018) menggunakan format kuliah dengan
beberapa modalitas termasuk berbasis Web, unit iPad dan flip chart. Dua

8
studi intervensi tambahan menjelaskan modifikasi dalam proses laporan
shift untuk memasukkan asisten perawat, yang meningkatkan komunikasi
(Costello, 2010; Howard & Becker, 2016).
Pendidikan diberikan kepada asisten perawat terkait dengan laporan
shift samping tempat tidur, dan bantuan pekerjaan dengan SBART
(Situasi, Latar Belakang, Penilaian, Rekomendasi, Terima kasih). Skenario
disediakan untuk meningkatkan kepercayaan diri dan kenyamanan dengan
laporan shift samping tempat tidur (Howard & Becker, 2016). Defisit
pengetahuan perawat dan asisten perawat dapat ditemukan melalui role-
play, simulasi, dan pelatihan virtual. Skenario ini menyediakan lingkungan
yang aman bagi perawat dan asisten perawat untuk bekerja melalui
hambatan dan mengidentifikasi peluang.
3. Intervensi yang mempengaruhi delegasi
Dua studi termasuk intervensi yang berfokus pada peningkatan
delegasi: satu termasuk komunikasi sebagai konstruksi tambahan (Wagner,
2018), dan yang lainnya termasuk kerja tim sebagai konstruksi tambahan
(Kalisch et al., 2013). Kedua intervensi tersebut memanfaatkan pendidikan
untuk meningkatkan pendelegasian. Kalisch dkk. (2015) menggunakan
avatar di rumah sakit virtual untuk meningkatkan delegasi dan kerja tim.
Pendekatan ini termasuk rumah sakit virtual delapan tempat tidur dengan
peralatan medis dan pasien untuk mensimulasikan lingkungan hidup. Ada
skenario berbeda yang disimulasikan untuk mendorong kerja tim dan
komunikasi antara perawat dan asisten perawat.
Wagner (2018) menggambarkan kuliah tradisional berdasarkan
prinsip delegasi Asosiasi Perawat Amerika (ANA & NCSBN, 2012).
Kalisch dkk. (2013) menggunakan desain kuasi-eksperimental untuk
meningkatkan kerja tim dan mengurangi asuhan keperawatan yang
terlewat. Pelatihan difokuskan pada membangun kerjasama tim antar staf
untuk mengurangi asuhan keperawatan yang terlewatkan. Anggota tim
akan bermain peran, bertanya dan berpartisipasi dalam sesi pelatihan
selama 3 jam terkait dengan peningkatan kerja tim. Hasil post-test

9
menunjukkan peningkatan kerjasama tim dan penurunan miss asuhan
keperawatan (Kalisch et al., 2013).
2.5 Aplikasi Hasil Penelitian pada Setting Pelayanan di Indonesia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa intervensi-intervensi dalam artikel
ini berfokus pada membangun fondasi kepercayaan dan rasa hormat melalui
simulasi, pendidikan, dan komunikasi yang penuh perhatian dimana
intervensi tersebut berpengaruh terhadap kerja tim, komunikasi, dan delegasi.
Poin yang pertama adalah kerja tim. Intervensi yang ada bertujuan
untuk meningkatkan kerja tim termasuk pelatihan dan simulasi; pelatihan
manajemen sumber daya kru; dan simulasi atau kegiatan peningkatan kerja
sama tim lainnya. Dalam proyek ini, tim memilih kegiatan simulasi untuk
mengurangi risiko jatuh melalui kesadaran situasional dan kerja tim. Simulasi
ini diharapkan dapat efektif untuk proyek peningkatan kualitas berbasis tim
dan dapat diterapkan pada situasi keselamatan pasien. Aplikasi intervensi
pada bidang keperawatan di Indonesia, sesuai dengan jurnal milik Yarnita dan
Efitra (2020) terdapat hubungan yang bermakna antara tim kerja dengan
budaya keselamatan pasien di ruang Rawat Inap RSUD Arifin Achmad
Provinsi Riau dimana kerjasama tim antar unit akan mempermudah suatu
program keselamatan pasien, pelaksanaanya serta hasil, tindak lanjut kegiatan
tersebut. Dengan adanya sistem yang menyeluruh maka budaya keselamatan
akan dapat terbentuk dengan sendirinya pada pelayanan kesehatan.
Poin yang kedua adalah komunikasi. Intervensi difokuskan pada
peningkatan komunikasi dan delegasi menggunakan pendidikan untuk
meningkatkan kesiapan delegasi dari registered nurses (RN) ke nursing
assistants (NA). Pendidikan diberikan kepada NA terkait dengan laporan shift
di samping tempat tidur, dan bantuan pekerjaan dengan SBART (Situasi,
Latar Belakang, Penilaian, Rekomendasi, dan Terima kasih). Skenario
disediakan untuk meningkatkan kepercayaan diri dan kenyamanan dengan
laporan shift samping tempat tidur. Aplikasi intervensi pada bidang
keperawatan di Indonesia, sesuai dengan jurnal milik Harduni dan Wahyuni
(2019) menjelaskan bahwa perawat merasakan manfaat dalam menggunakan
komunikasi SBAR sudah cukup baik. Selain dari pemanfaatan komunikasi

10
SBAR untuk meningkatkan komunikasi yang baik dan lebih efektif,
sistematik dan sesuai standar sesuai, manfaat komunikasi SBAR juga untuk
untuk meningkatkan efisien, akurasi saat pelaporan.
Poin yang ketiga adalah delegasi. Intervensi yang digunakan
menggunakan avatar atau metode role model di rumah sakit virtual untuk
meningkatkan delegasi dan kerja tim. Di Indonesia sendiri pada jurnal dari
Pohan, et al (2018) di Rumah Sakit Roemani Semarang, fungsi manajerial
kepala ruang yang menerapkan delegasi keperawatan dengan efektif dapat
memberikan pengaruh yang positif terhadap kinerja perawat. Kepala ruang
yang menerapkan delegasi keperawatan secara disiplin, merupakan role
model yang positif dalam tindakan kedisiplinan kinerja. Ketua tim sebagai
perawat penerima delegasi sebaiknya meningkatkan diri dan menambah
wawasan dan informasi tentang tentang pendelegasian tugas kepala ruang
yang efektif baik tugas fungsional maupun manajerial agar perawat dapat
melaksanakan proses delegasi dengan baik sehingga persepsi perawat tentang
pendelegasian menjadi lebih baik.

2.6 Implikasi untuk Manajemen Keperawatan


Beberapa intervensi ada untuk meningkatkan kerja tim dan komunikasi
antara RN dan NA. Intervensi yang ditujukan untuk meningkatkan
pendelegasian dari RN ke NA untuk memastikan efisiensi tindakan asuhan
keperawatan yang maksimal dalam memberikan perawatan kepada pasien.
Kegiatan untuk meningkatkan kerja tim secara langsung berkaitan
dengan menurunnya asuhan keperawatan yang terlewatkan dan meningkatnya
kualitas asuhan. Manajer perawat harus memfokuskan intervensi pada
penanganan elemen asuhan keperawatan yang terlewatkan yang paling sering
membutuhkan koordinasi antara RN dan NA seperti tindakan ambulasi,
manajemen makanan, dukungan emosional, kebersihan, dokumentasi input
output, dan pengawasan. Manajer perawat dan peneliti juga harus
mempertimbangkan untuk mengeksplorasi simulasi atau role model sebagai
intervensi potensial untuk meningkatkan asuhan keperawatan yang

11
terlewatkan oleh RN ke NA karena metode ini berpengaruh dalam
meningkatkan kerja tim dan kolaborasi.

12
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, A. R., Layne, D., Scott, E., & Wei, H. (2020). Interventions to promote
teamwork, delegation and communication among registered nurses and
nursing assistants: An integrative review. Journal of Nursing
Management, 28(7), 1465-1472.

Hardini, S., & Wahyuni, F. S. (2019). Studi Fenomenologi: Pelaksanaan


Komunikasi SBAR pada saat Timbang Terima di Bangsal Bedah dan
Interne RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Medika
Saintika, 10(2), 53-63.

Pohan, V. Y., Gayatri, D., & Hidayati, E. (2018). Pengalaman Perawat Kepala
Ruang Tentang Pelaksanaan Model Delegasi
Keperawatan’Relactor’(MDK’R’). Jurnal Keperawatan Indonesia, 21(3),
189-198.

Yarnita, Y., & Efitra, E. (2020). Analisis Faktor yang Berhubungan dengan
Budaya Keselamatan Pasien pada Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD
Arifin Achmad Provinsi Riau. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari
Jambi, 20(3), 827-833.

13

Anda mungkin juga menyukai