Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

MANAJEMEN KASUS MPKP

Dosen Pembimbing :
Duwi Basuki M.Kep

Disusun Oleh :
Kelas D Semester 6
Nama Kelompok 3 :
1. Lilis Faiza Amaliati (201601120)
2. Nur Avi Al Chorida (201601132)
3. Galuh Novia Putri (201601135)
4. Erwin Putra Ardiansyah (201601142)
5. Nur Gita Kumalasari (201601143)
6. Della Erma Yuana (201601150)
7. Nirvana Faradiba (201601153)
8. Fina Ika Febrianti (201601155)
9. Syariar Rachman Palallo (201601156)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


TAHUN AKADEMIK 2019
STIKES BINA SEHAT PPNI KABUPATEN MOJOKERTO
DAFTAR ISI
Cover
Daftar Isi.................................................................................................................ii
Kata Pengantar.....................................................................................................iii
Bab 1........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................2
1.3 Tujuan...................................................................................................2
Bab 2........................................................................................................................3
2.1 Definisi..................................................................................................3
2.2 Pembahasan Umum...............................................................................3
2.3 Tujuan Manajemen Kasus.....................................................................4
2.4 Fungsi Manajemen Kasus.....................................................................5
2.5 Langkah Kegiatan.................................................................................7
2.6 Struktur Dalam Manajemen Kasus.......................................................8
2.7 Job Discription......................................................................................9
2.8 Case Reporting....................................................................................10
2.9 Case Recording...................................................................................10
2.10 Cara Mencatat Kasus...........................................................................10
2.11 Monitoring Dan Evaluasi....................................................................11
2.12 Kerangka Kerja Manajemen Kasus.....................................................11
2.13 Kelebihan Dan Kekurangan Manajemen Kasus.................................12
Bab 3......................................................................................................................16
Triger Case.............................................................................................................16
3.1 Kasus Manajemen MPKP...................................................................16
Bab 4 Penutup......................................................................................................17
4.1 Kesimpulan.........................................................................................17
4.2 Saran....................................................................................................17
Daftar Pustaka.....................................................................................................iv
Lampiran

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Swt. atas selesainya Makalah
yang berjudul MANAJEMEN KASUS MPKP atas dukungan moral dan materi
yang diberikan dalam menyusun makalah ini. Maka kami mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. M. Sajidin S.Kep, M.Kes. selaku ketua Stikes Bina Sehat PPNI
Mojokerto
2. Bu Ana Zakiyah M.Kep. selaku ketua program studi S1 ilmu keperawatan
3. Bu Duwi Basuki M.Kep selaku dosen pembimbing mata kuliah Manajemen
Keperawatan
4. Teman-teman Kelompok 3 kelas D program studi keperawatan S1 yang
telah membantu untuk menyelesaikan Tugas Makalah ini.
Terima kasih atas dukungannya, dalam penulisan ini sangat disadari bahwa
Tugas Makalah ini tentu masih jauh dari kata sempurna, dikarenakan sangat
terbatasnya pengetahuan penulis. Oleh sebab itu, kritik dan saran sangat
diharapkan oleh penulis untuk menyempurnakan Tugas Makalah ini.

Mojokerto, Mei 2019

Penulis

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan jaman menuntut perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan untuk
bersikap profesional. Profesionalisme perawat dapat diwujudkan dibidang
pelayanan kesehatan di rumah sakit. Salah satu usaha untuk memberikan
pelayanan yang berkualitas dan profesional tersebut adalah pengembangan model
praktek keperawatan profesional (MPKP) yang memungkinkan perawat
professional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk
menopang pemberian asuhan tersebut. MPKP sangat bermanfaat bagi perawat,
dokter, pasien dan profesi lain dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Dengan
MPKP, perawat dapat memahami tugas dan tanggung jawabnya terhadap pasien
sejak masuk hingga keluar rumah sakit. Implementasi MPKP harus ditunjang
dengan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang memadai.
Banyak metode praktek keperawatan yang telah dikembangkan selama 35
tahun terakhir ini, yang meliputi keperawatan fungsional, keperawatan tim,
keperawatan primer, praktik bersama, dan manajemen kasus. Setiap unit
keperawatan mempunyai upaya untuk menyeleksi model yang paling tepat
berdasarkan kesesuaian antara ketenagaan, sarana dan prasarana, dan kebijakan
rumah sakit. Katagori pasien didasarkan atas, tingkat pelayanan keperawatan yang
dibutuhkan pasien , Usia, Diagnosa atau masalah kesehatan yang dialami pasien
dan terapi yang dilakukan (Bron , 1987). Pelayanan yang profesional identik
dengan pelayanan yang bermutu, untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan
dalam melakukan kegiatan penerapan standart asuhan keperawatan dan
pendidikan berkelanjutan.
Dalam kelompok keperawatan yang tidak kalah pentingnya yaitu bagaimana
caranya metode penugasan tenaga keperawatan agar dapat dilaksanakan secara
teratur, efesien tenaga, waktu dan ruang, serta meningkatkan ketrampilan dan
motivasi kerja. Menurut Tappen (1995), model pemberian asuhan keperawatan
ada enam macam, yaitu: model kasus, model fungsional, model tim, model
primer, model manajemen perawatan, dan model perawatan berfokus pada pasien.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi manajemen MPKP kasus?
2. Apa tujuan manajemen MPKP kasus ?
3. Apa kelebihan MPKP manajemen kasus ?
4. Apa kekurangan MPKP manajemen kasus ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengatahui definisi dari MPKP kasus.
2. Untuk mengetahui tujuan dari manajemen MPKP kasus.
3. Untuk mengatahui kelebihan MPKP kasus.
4. Untuk mengetahui kekurangan MPKP kasus.

2
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi
Menurut American Nurses Association (1988), Manajemen kasus adalah suatu
sistem pemberian pelayanan kesehatan yang didesain untuk memfasilitasi
pencapaian tujuan pasien yang diharapkan dalam kurun waktu perawatan di
rumah sakit.
ANA dalam Marquis dan Hutson (2000) mengatakan bahwa manajemen kasus
merupakan proses pemberian asuhan kesehatan yang bertujuan mengurangi
fragmentasi, meningkatkan kualitas hidup, dan efisiensi pembiayaan.
Focus pertama manajemen kasus adalah integrasi, koordinasi dan advokasi
klien, keluarga serta masyarakat yang memerlukan pelayanan yang ektensif.
Metode manajemen kasus meliputi beberapa elemen utama yaitu, pendekatan
berfokus pada klien, koordinasi asuhan dan pelayanan antar institusi, berorientasi
pada hasil, efisiensi sumber dan kolaborasi (Sitorus, 2006).

2.2 Pembahasan Umum


Manajemen kasus merupakan kegiatan yang memiliki prosedur untuk
mengkoordinasi seluruh aktivitas pertolongan yang diberikan kepada klien secara
perorangan maupun group.
Koordinasi disini dilakukan secara professional teamwork yaitu antara
pekerja sosial satu dengan yang lainnya atau dengan profesi lain sehingga
upayanya dapat diperluas terhadap peningkatan pelayanan sesuai kebutuhan klien.
Beberapa kaidah dalam manajemen kasus:
1) Tumbuhkan rasa perhatian terhadap klien
2) Ciptakan kepecayaan antar team
3) Tanggung jawab terhadap persoalan yang dihadapi klien
4) Terbuka
5) Focus pada tujuan pemecahan masalah.

3
Metode manajemen kasus keperawatan adalah bentuk pemberian asuhan
keperawatan dan manajemen sumber-sumber terkait yang memungkinkan adanya
manajemen yang strategis dari cost dan quality oleh seorang perawat untuk suatu
episode penyakit hingga perawatan lanjut
Pengembangan metode ini didasarkan pada bukti-bukti bahwa manajemen
kasus dapat mengurangi pelayanan yang terpisah-pisah dan duplikasi. Di sisi lain,
metode kasus keperawatan ini akan memberikan kesempatan untuk komunikasi di
antara perawat, dokter, dan tim kesehatan lain, efisien dalam manajemen
perawatan melalui monitoring, koordinasi dan intervensi.
Dalam manajemen kasus keperawatan, seorang perawat akan bertugas
sebagai case manager untuk seorang (mungkin lebih) pasien, sejak masuk ke
rumah sakit hingga pasien tersebut selesai dari masa perawatan dan pengobatan.
Sebagai case manager, perawat memiliki tanggung jawab dan kebebasan untuk
perencanaan, pelaksanaan, koordinasi, dan evaluasi. Untuk mencapai tujuan yang
diharapkan, dalam memberikan asuhan keperawatan dengan metode manajemen
kasus, case manager senantiasa mempertimbangkan dua rangkaian dari quality-
cost-access dan consumers-providers-funders.

2.3 Tujuan Manajemen Kasus


1. Menetapkan pencapaian tujuan asuhan keperawatan yang diharapkan sesuai
dengan standar.
2. Memfasilitasi ketergantungan pasien sesingkat mungkin
3. Menggunakan sumber daya seefisien mungkin.
4. Efisiensi biaya
5. Memfasilitasi secara berkesinambungan asuhan keperawatan melalui
kolaborasi dengan tim lainnya.
6. Pengembangan profesionalisme dan kepuasan kerja.
7. Memfasilitasi alih ilmu pengetahuan.

2.4 Fungsi Manajemen Kasus


Terdapat beberapa fungsi dasar manajemen kasus :

4
1.1.1 Identifikasi klien dan orientasi (Client Identification and Orientation).
Dalam hal ini manajer kasus terlibat identifikasi secara langsung dan
menyeleksi orang-orang yang menjadi tujuan pelayanan yang ingin
dicapai, kualitas hidup, atau berapa biaya untuk suatu perawatan dan
pelayanan yang dapat dipengaruhi dengan positif oleh manajemen
kasus.
1.1.2 Asesmen klien (Client Assessment).
Fungsi ini mengacu pada pengumpulan informasi dan perumusan
suatu asesmen dari kebutuhan-kebutuhan komprehensif klien, situasi
kehidupan, dan sumber-sumber. Dalam hal ini termasuk juga
melakukan penggalian atas potensi klien, baik kekuatan dan
kelemahannya, mana yang memerlukan pelayanan dan mana yang
tidak.
a. Menyadari kebutuhan komprehensif kliennya, termasuk kekuatan
dan kelemahannya.
b. Memahami hasil kontak dan pengkajian awal, walaupun belum
tentu harus terlibat secara langsung.
c. Selalu dekat dengan tenaga pelayanan langsung untuk meyakinkan
bahwa informasi mereka menyeluruh (komprehensif) dan terkini
(aktual).
d. Selalu kontak secara teratur dengan klien sehingga dapat
memahami perubahan kemampuan dan kebutuhannya.
1.1.3 Rencana Intervensi/Pelayanan.
Pekerja sosial sebagai manajer kasus mengidentifikasi pelayanan-
pelayanan atau sumber yang bervariasi yang dapat dijangkau untuk
membantu penanganan masalah klien.
a. Memiliki daftar lengkap tentang lembaga/organisasi pelayanan di
dalam masyarakat serta memahami pelayanan yang diberikan
masing-masing lembaga/organisasi, termasuk kebijakan dan
prosedurnya.

5
b. Memberikan informasi yang dimilikinya kepada perencanaan kasus
tentang sumber-sumber yang tersedia.
c. Menginterprestasikan tujuan dan fungsi rencana kasus kepada
pemberi pelayanan.
1.1.4 Koordinasi hubungan dan pelayanan.
Seorang manajemen kasus harus menghubungkan klien dengan
sumber-sumber yang sesuai. Selain itu juga harus menekankan adanya
koordinasi diantara sumber-sumber yang digunakan oleh klien dengan
menjadi sebuah saluran serta poin utama dari komunikasi yang
teriintegrasi.
1.1.5 Tindak lanjut dan Monitoring pelaksanaan pelayanan.
Seorang manajer kasus membuat peraturan dan kontak tindak lanjut
yang terus menerus dengan klien dan penyedia pelayanan untuk
menyaknkan baha pelayanan yang diperlukan memang benar-benar
diterima/diperoleh dengan baik, serta digunakan oleh klien secara
tepat. Apabila ditemukan adanya penyimpangan atau ketidaksesuaian,
manajer kasus harus segera mengambil tindakan perbaikan atau
memodifikasi rencana pelayanan. Manajer kasus juga menyelesaikan
laporan termasuk didalamnya dokumen klien, kemajuan yang dicapai
dalam perkembangan kasus klien, pelaksanaan pelayanan serta
kesesuaian terhadap rencana yang telah disusun.
1.1.6 Mendukung klien.
Selama masa pelayanan yang diberikan oleh berbagai jenis penyedia
pelayanan atau sumber, manajer kasus membantu klien dan
keluarganya pada saat mereka menghadapi masalah yang tidak
diharapkan dalam mendapatkan pelayanan. Kegiatan ini termasuk
mengatasi konflik pribadi, konseling, penyediaan informasi,
memberikan dukungan emosional, dan apabila sesuai, melakukan
pembelaan atas nama klien untuk menjamin bahwa mereka menerima
pelayanan sesuai dengan

6
2.5 Langkah Kegiatan

1.1.7 Orientasi dan identifikasi klien.


Manajemen kasus merupakan suatu pendekatan dalam pemberian
pelayanan yang ditujukan untuk menjamin agar klien yang
mempunyai masalah ganda dan kompleks dapat memperoleh semua
pelayanan yang dibutuhkannya secara tepat. Kasus di sini adalah
orang dalam situasi meminta atau mencari pertolongan. Dalam
masalah penyalahgunaan NAPZA, orang yang mencari pertolongan
dapat para penyalahguna NAPZA langsung, keluarga atau orang lain.
Dalam manajemen kasus ini, pekerja sosial melaksanakan peranan
sebagai manajer kasus (case manager). Manajemen kasus merupakan
suatu pendekatan dalam pemberian pelayanan yang ditujukan untuk
menjamin agar klien yang mempunyai masalah ganda dan kompleks
dapat memperoleh semua pelayanan yang dibutuhkannya secara tepat.
Kasus di sini adalah orang dalam situasi meminta atau mencari
pertolongan. Dalam manajemen kasus ini, pekerja sosial
melaksanakan peranan sebagai manajer kasus (case manager).
ntifikasi dan menyeleksi kepada individu untuk mendapatkan hasil
pelayanan , yang dapat berdampak positif pada kualitas hidup melalui
managemen kasus.
1.1.8 Assessment informasi dan memahami situasi klien.
Fungsi ini merujuk pada pengumpulan informasi dan
memformulasikan suatu asesment kebutuhan klien, situasi kehidupan
dan sumber-sumber yang ada serta penggalian potensi klien
1.1.9 Merencanakan program pelayanan.
Pekerja social mengidentifikasi berbagai pelayanan yang dapat
diakses untuk memenuhi kebutuhan klien. Klien dan keluarganya serta
orang lain yang berpengaruh secara bersama-sama merumuskan
tujuan dan merancangnya dalam suatu rencana intervensi yang
terintegrasi.

7
1.1.10 Menghubungkan dan Mengkoordinaksikan pelayanan.
Seperti peranannya sebagai broker, manaer kasus harus
menghubungkan klien dengan sumber-sumber yang tepat. Peranan
manager kasus dapat berbeda –beda walaupun pekerja social yang
utamanya sebagai partisipan aktif dalam menyampaikan pelayanan
kepada individu atau keluarga. Manager kasus menekankan pada
koordinasi dengan sumber sumber yang digunakan klien dengan
menjadi saluran dan berkomunikasi dengan sumber-sumber
pelayanan.
1.1.11 Memberikan pelayanan tindak lanjut dan monitoring.
Manager kasus secara regular menindaklanjuti hubungan dengan klien
dan penyedia pelayanan untuk menjamin bahwa pelayanan yang
dibutuhkan dapat diterima dan dimanfaatkan oleh klien.
1.1.12 Memberikan support pada klien.
Selama pelayanan berlangsung yang disediakan oleh berbagai sumber,
manager kasus membantu klien dan keluarganya yang meliputi
pemecahan konflik pribadi, konseling, menyediakan informasi,
memberi dukungan emosional dan melakukan pembelaan yang tepat
untuk menjamin bahwa mereka menerima pelayanan yang tepat.

2.6 Struktur dalam Manajemen Kasus

KARU

Manajer Kasus Manajer Kasus Manajer Kasus Manajer Kasus

Pasien
Keterangan : Pasien Pasien Pasien
Manajer Kasus adalah Perawat yang dipilih oleh kepala ruangan sebagai
pendamping pasien. Manajer kasus bertindak selaku pekerja utama (central
worker). Satu pasien ditangani satu perawat yang ditunjuk sebagai manager kasus.
Dalam semua kasus adalah tanggung jawab manajer kasus untuk memastikan

8
bahwa klien memperoleh dukungan yang dibutuhkan agar dapat mengendalikan
situasi yang dihadapi.

2.7 Job Discription


1.1.13 Peran Kepala Ruang
1) Berwenang memberi penugasan pada perawat primer atau
asisten/asosiat untuk menjadi manager kasus sesuai kasus pada
masing masing pasien.
2) Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawatan yang dpilih
sebagai manager kasus
3) Orientasi dan merencanakan karyawan baru
4) Menyusun jadwal dinas
5) Evaluasi kerja manager kasus
6) Merencanakan /menyelenggarakan pengembangan staf
1.1.14 Tugas Pendamping Pasien (Perawat) sebagai Manajer Kasus
1) Mengumpulkan informasi dan menilai situasi klien agar dapat
mengidentifikasi kebutuhan dan masalah serta apa yang dapat
dilakukan terhadap mereka.
2) Memformulasikan suatu rencana pelayanan yang memungkinkan
untuk pemenuhan kebutuhan dan masalah klien.
3) Menempatkan dan menyediakan pelayanan, menyusun dan
menyampaikan pelayanan yang dibutuhkan bagi kien serta
mengkoordianasikan bantuan dari pelayanan-pelyanan tersebut.
4) Memonitor keefektifan dari rencana pelayanan dalam memenuhi
kebutuhan klien, dan membuat penyesuaian yang dibutuhkan dalam
rencana untuk memberikan pelayanan yang lebih baik.
5) Pelayanan sebagai titik central dari tanggungjawab dan komunikasi
sehingga klien dan berbagai penyedia pelayanan akan mempunyai
akses yang cepat pada seseorang yang dapat membantu mereka
ketika muncul pertanyaan dan masalah selama pemberian
pelayanan.
6) Pembelaan bagi klien terutama apabila pelayanan yang ada menjadi
system yang sulit dimanfaatkan atau diakses.

9
7) Bekerja dengan orang-orang lain dalam masyarakat untuk
mengembangkan pelayanan dan program yang dibutuhkan oleh
klien tetapi tidak tersedia dalam masyarakat tersebut.

2.8 Case Reporting


Pekerja sosial dilembaga sosial melakkan pembuatan pelaporan kasus.
Aktivitas ini bertujuan agar semua data atau informasi dapat secara keseluruhan
tercatat dan dapat digunakan sebagai bahan untuk pemecahan masalah.
Pelaporan didalamnya mencakup pencatatan gabungan dari pencatatan kasus
hingga upaya penanganan. Pelaporan kasus dapat dibuat secara berkala seperti
setiap bulan, triwulan, semester hingga tahunan. Hal ini disesuaikan dengan
tingkat permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing klien.

2.9 Case Recording


Pencatatan kasus dibuat setiap hari, alasannya bahwa setiap klien atau
setiap manusia memiliki dinamika yang cukup tinggi dalam interaksi dengan
kelommpoknya dan lingkungannya, sehingga yang bersangkutan akan berhadapan
berbagai permasalahan dan cara menghadapinya.

2.10 Cara Mencatat Kasus


Pada prinsipnya dalam melakukan pencatatan kasus-kasus adalah tidak
terlepas dari prinsip-prinsip kasus yang dimiliki oleh Pekerja Sosial diantaranya
prinsip kerahasiaan”.

Mengacu pendapat di atas bahwa seluruh klien termasuk :


1) memiliki masalah sosial
2) memiliki potensi dan harapan hidup
3) memerlukan bantuan dan dukungan.
Oleh karena itu dalam proses pertolongannya dan terlebih dalam pecatatan
kasus-kasus bahwa pekerja sosial melakukan hal-hal diantaranya :

10
1) Nama klien ditulis dengan nama samaran atau dengan kode tertentu
sesuai dengan keinginan petugas atau kesepakatan lembaga atau tim..
Penulisan nama samaran atau dengan kode tertentu dimaksudkan agar
dapat menjaga rahasia masalah klien sehingga setiap orang tidak bisa
“mengetahui”. Dengan demikian klien merasa aman.
2) Setiap kasus hendaknya dibuat dengan buku tersendiri sehingga
memudahkan bagi petugas dan lembaga atau tim yang bertanggung
jawab.
3) Catatan kasus dibuat mulai dari :
a) Catatan Harian
b) Catatan mingguan hingga bulanan.

2.11 Monitoring dan Evaluasi


Cakupan kegiatan monitoring dan evaluasi dalam manajemen kasus
berbeda dengan manajemen secara makro.
Berdasarkan pengertian manajemen di atas, maka kegiatan monitoring dan
evaluasi dalam manajemen kasus meliputi kegiatan :
1) Pemahaman proses kegiatan mulai dari awal yaitu sejak membuat
perencanaan hingga pemberian pelayanan kepada klien.
2) Memahami pencapaian tujuan yaitu berdasarkan kesulitan yang dihadapi dari
fihak klien maupun pekerja sosial.
2.12 Kerangka Kerja Manajemen Kasus
1. Pasien masuk melalui “agency kesehatan”, manager mempunyai
kewenangan dan tanggung jawab dalam perencanaan sampai dengan
evaluasi pada episode tertentu tanpa membedakan pasien itu berasal
dari unit mana.
2. Dalam manajemen kasus menggunakan dua cara, yaitu:
a. Case Management Plan (CMP). Merupakan perencanaan bersama
dari masing-masing profesi kesehatan.
b. Critical Path Diagram (CPD). Merupakan penjabaran dari CMP dan
ada target waktunya.

11
3. Manager mengevaluasi perkembangan pasien setiap
hari, yang mengacu pada tujuan asuhan keperawatan yang telah
ditetapkan. Bentuk spesifik dari manajemen kasus ini tergantung dari
karakteristik
tatanan asuhan keperawatan.

2.13 Kelebihan dan Kekurangan Manajemen Kasus


1.1.15 Kelebihan
a. Kebutuhan pasien terpenuhi
b. Pasien merasa puas
c. Masalah Pasien dapat di pahami oleh perawat
d. Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai
1.1.16 Kekurangan
a. Kemampuan tenga perawat pelaksana dan siswa perawat yang
terbatas sehingga tidak mampu memberikan asuhan secara
menyeluruh.
b. Membutuhkan banyak tenaga
c. Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga
tugas rutin yang sederhana terlewatkan.
d. Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat
penaggung jawab klien bertugas.

12
BAB 3
TRIGER CASE

3.1 Kasus Manajemen MPKP


Pada tanggal 30 April 2019 datang seorang pasien yang bernama Nn.Lilis
bersama dengan keluarganya mendaftar di bagian administrasi RSUD.Bandung.
Pasien tersebut hendak kontrol di bagian poli umum, akan tetapi dari pihak
administrasi mengarahkan bahwa tujuan di bagian poli penyait dalam dan di
sarankan untuk rawat inap di ruang penyakit dalam melati RSUD Bandung
dengan diagnose medis Diabetes Melitus dengan ganggren di daerah kaki kanan.
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Model manajemen kasus merupakan generasi kedua dari model primary
nursing. Beberapa ahli seperti Sitorus, American Nurses Association dalam
Marquis dan Hutson berpendapat tentang model manajemen kasus yang berinti
bahwa manajemen kasus dibuat bersamaan dengan adanya pelayanan kesehatan
dan berfokus pada klien. Model ini cocok digunakan pada pasien dalam perawatan
intensive seperti di ruang ICU, ICCU, HCU, ISOLASI.

4.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat menjadikan
makalah sebagai referensi. Terutama untuk Rumah sakit dengan fasilitas
kesehatan yang cukup memadai sebaiknya menggunakan model praktek
keperawatan profesional dengan metode manajemen kasus, karena ini sangat
efektif diterapkan pada pasien dengan perawatan intensive.
DAFTAR PUSTAKA

Achir Yani, Model Praktek Keperawatan di Rumah Sakit, disampaikan pada


seminar keperawatan yang diselenggarakan DPD I PPNI, Jawa timur di
Surabaya, 11 Desember 1999.
Epi Supiadi, Manajemen Kasus, Modul RPAA, STKS 2005
Huber,. D., (2000). Leadershi~ and nursing care management Philadelpia: W.B.
Saunders Company.
Keliat, B.A., dkk (2000). Pedoman manajemen sumber daya manusia perawat
ruang model praktek keperawatan profesional rumah sakit Marzoeki Mahdi
Bogor. Makalah : tidak dipublikasikan
Manurung, I., (2001). Model Pemberian Asuhan Keperawatan Makalah. Bogor:
tidak dipublikasi
Marquis, BL & Huston, Cj (1998), Management Decision Making For Nurses,
124 Cases Studies, 3 Ed. Philadelphia : JB Lippincott
Nursalam (2007), Manajemen Keperawatan. Aplikasi dalam Praktek
Keperawatan Proffesional. Jakarta : Salemba Medika
Sitorus, R, Yulia (2006). Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit;
Penataan Struktur dan Proses (Sistem) Pemberian Asuhan Keperawatan di
Ruang Rawat, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta
Sudarsono, R.S. (2000). Berbagai model praktek keperawatan profesional di
rumah sakit. Makalah seminar dan semiloka MPKP II. Jakarta : tidak
dipublikasikan
Tappen, R.M., (l 995). Nursing Leadership and Management. Concepts and
Practice. (3 rd edition). Philadelpia: F.A. Davis Company.
Basuki, Duwi. 2018. Buku Ajar Manajemen Keperawatan Untuk Mahasiswa dan
Praktisi. Sidoarjo : Indomedia Pustaka.
JURNAL PENELITIAN KASUS MPKP

No Nama Peneliti Tahun Judul Hasil Penelitian


1. Kristin Wahyu Oktavi,Ngesti 2017 Hubungan pelaksanaan Makp kasus di Instalasi Rawat Intensif di laksanakan
W. Utami,Neni Maemunah makp kasus dengan dengan baik sehingga Kepuasan pasien di Instalasi Rawat
kepuasan pasien di Intensif RS Panti Waluya Sawahan Malang sebagian besar
instalasi rawat intensif menyatakan puas.Analisa hubungan pelaksanaan MAKP
(iri) Waluya Kasus dengan kepuasan pasien di Instalasi Rawat Intensif RS
Rs.Panti
Sawahan Malang Panti Waluya Sawahan Malang dinyatakan ada hubungan

2. Muhammad Afandi 2007 Evaluasi pengembangan pelaksanaan MPKP di


model praktik Ruang Dahlia RSU Djojonegoro
keperawatan profesional Temanggung berjalan dengan baik.Pelaksanaan tugas
(mpkp) kepala ruang berjalan dengan baik yaitu 88,9
Di RSUD %.Pelaksanaan tugas primary nurse di Ruang Dahlia
Djojonegoro,temanggung berjalan dengan sangat baik yaitu 92,1 %.
Pelaksanaan tugas associate nurse di Ruang Dahlia
berjalan juga sangat baik yaitu 85,9 %
Hubungan profesional antara tenaga keperawatan dengan
pasien dan keluarga mencapai 93,3 %
Hubungan kemitraan antara perawat dengan dokter dan
tim kesehatan lain berjalan dengan baik yaitu 90,5 %
Pelaksanaan serah terima operan jaga dilaksanakan oleh
perawat Ruang Dahlia dengan sangat baik sekali yaitu
mencapai 96,9 %.
Pelaksanaan preconference di Ruang Dahlia mencapai
80,6 %
Pelaksanaan post conference di Ruang Dahlia
mendapatkan nilai terendah diantara komponen yang lain
yaitu hanya mencapai 70,8 %.
Dalam menjalankan tugas nya di Ruang dahlia sebagai
ruang MPKP, Kepala ruang mencapai nilai kepuasan
hingga 91,7%,Sedangkan primery nursing mencapai nilai
kepuasan 90 %.Para associate nursing mencapai kepuasan
88,9 %.
Pelaksanaan morning report di Ruang Dahlia tidak pernah
tidak dilakukan.
3. Asriani,Mattalatta,Abubakar 2016 Pengaruh penerapan Ada pengaruh kepuasan kerja perawat sebelum dan
Betan model praktek sesudah terhadap penerapan Model Praktik
keperawatan profesional Keperawatan Profesional (MPKP) di ruang rawat inap
(mpkp) terhadap standar Rumah Sakit
asuhan keperawatan dan Bhayangkara Makassar.
Kepuasan kerja perawat Ada pengaruh kualitas pelaksanaan standar asuhan
di ruang rawat inap keperawatan sebelum dan sesudah terhadap penerapan
Rumah sakit Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) di ruang
bhayangkara makassar rawat
inap Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.
4. Astrib Firmanto, Akmal, 2013 Perbandingan penerapan Ada perbedaan antara mutu pelayanan pada
Adriani Kadir mpkp dengan non-mpkp dimensi kehandalan perawat dalam
terhadap mutu memberikan asuhan keperawatan,mutu pelayanan pada
Pelayanan keperawatan dimensi daya tanggap perawat,mutu pelayanan pada
di ruang rawat inap rsud dimensi jaminan pelayanan keperawatan, mutu pelayanan
H. Andi pada
Sulthan dg. Radja dimensi empati perawat,di ruang
bulukuumba rawat inap MPKP dan Non-MPKP RSUD H.
Andi Sulthan Dg. Radja Bulukumba.
5. Ibrahim Rahmat, Maulina 2016 Evaluasi kepuasan kerja Dari penelitian ini bisa diambil kesimpulan bahwa secara
Nugraheni, Sri Werdati perawat di ruang mpkp, keseluruhan, tidak
Persiapan mpkp dan non ada perbedaan signifikan di ketiga ruangan,namun
mpkp terdapat perbedaan bermakna kepuasan perawat terhadap
pekerjaan sebagai perawat dan kesempatan promosi di
ruang MPKP, persiapan MPKP, dan non-MPKP RS
Grhasia Yogyakarta.
6. Tukimin 2005 Analisis Tingkat Terdapat perbedaan tingkat kepuasan pasien yang
Kepuasan Pasien dalam mendapat implementasi MPKP dengan pasien tanpa
Implementasi model implementasi MPKP
pratek keperawatan
profesional (MPKP) Di
Ruang Penyakit Dalam
RSUD Gunung Jati
Cirebon
7. Nur Hidayah 2014 Manajemen Model Tanggung jawab perawat dalam penerapan MAKP Tim
Asuhan Keperawatan mempunyai hubungan yang sangat kuat terhadap kepuasan
Profesional (MAKP) Tim pasien. Semakin baik tanggung jawab perawat semakin
Dalam Peningkatan tinggi pula kepuasan pasien. Tanggung jawab kepala
Kepuasan Pasien Di ruangan berhubungan sangat kuat dengan kepuasan
Rumah Sakit pasien. Semakin baik tanggung jawab kepala ruangan
semakin tinggi kepuasan pasien. Tanggung jawab ketua
tim berhubungan sangat kuat dengan kepuasan pasien.
Melalui rasa tanggung jawab ketua tim yang tinggi
membuat mutu asuhan keperawatan meningkat dan
tentunya mengakibatkan tingginya kepuasan pasien.
Tanggung jawab anggota tim berhubungan sangat kuat
dengan kepuasan pasien. Tanggung jawab anggota tim
dijalankan dengan baik akan memberikan dampak kepada
kepuasan pasien semakin mening-kat pula. Model Asuhan
Keperawatan Profesional(MAKP) berbanding lurus
dengan peningkatan mutu pelayanan kesehatan serta
kepuasan pasien di Rumah Sakit. Dalam pelaksanaan
Model Asuhan Keperawatan Profesional Tim kegiatan
yang mutlak dan harus dilakukan serta dit-erapkan dengan
baik di Rumah Sakit yakni supervisi, timbang terima,
sentralisasi obat dan dokumentasi keperawatan yang baik.
Semakin baik pelaksanaan ke empat kegiatan tersebut
maka akan semakin baik
pula pelaksanaan MAKP Tim dan tentunya akan
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan serta
memberikan kepuasan pa-da pasien dalam pelayanan
keperawatan di Rumah Sakit
8. Arum Pratiwi dan Abi 2008 Kajian penerapan model MPKP di rumah sakit tempat penelitian belum
Muhlisin praktik keperawatan menggambarkan model MPKP yang normatif, gambaran
Profesional (mpkp) hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan asuhan
dalam pemberian asuhan keperawatan adalah model modifikasi tim dan modifikasi
Keperawatan di rumah MPKP pemula. pembinaan bangsal percontohan dengan
sakit evaluasi yang terus menerus belum dilakukan, selain itu
pimpinan rumah sakit sebagai pembuat kebijakan masih
kurang dalam pengetahuan tentang ilmu manajemen
keperawatan.
NASKAH ROLE PLAY MANAJEMEN KASUS MPKP

PEMERAN :
Kepala Ruangan : Syariar Rachman Palallo
Pasien : Lilis Faiza Amaliati
Keluarga Pasien : Fina Ika Febrianti
Perawat 1 : Nur Avi Al Chorida
Perawat 2 : Nirvana Faradiba
Perawat 3 : Nur Gita Kumalasari
Perawat 4 : Della Erma Yuana
Dokter : Erwin Putra Ardiansyah
Administrasi : Galuh Novia Putri

Pada tanggal 30 April 2019 datang seorang pasien yang bernama Nn.Lilis di ruang
penyakit dalam melati RSUD Bandung dengan diagnose medis Diabetes Melitus dengan
ganggren di daerah kaki kanan. Pasien dan keluarga mendaftarkan diri ke bagian
adminostrasi.
Administrasi : Selamat pagi ibu, ada yang bisa saya bantu ?
Keluarga : Iya mbak, ini mau daftarkan anak saya
Administrasi : Sebelumnya sudah pernah datang kesini ?
Keluarga : Sudah mbak
Administrasi : Boleh saya lihat kartu berobatnya
Keluarga : Ini mbak (sambil memberikan kartu)
Administrasi : Atas nama saudari Lilis Faiza ya?
Keluarga : Iya mbak
Administrasi : Ini mau ke poli bagian mana ya buk ?
Keluarga : Umum bukan mbak? ini mau kontrol luka di kaki soalnya
Administrasi : Oh kalau mau kontrol luka di poli bagian dalam bu, saya buatkan dulu kartu
registrasinya nanti ibu menunggu di depan ruangan saja dan akan dipanggil
oleh perawatnya
Keluarga : Jadi kami nunggu di depan ruangan ya mbak ?
Administrasi : Iya bu, ini kartu berobatnya silahkan dibawa lagi dan di simpan
Keluarga : Baik mbak, terimakasih
Administrasi : Sama-sama
Ruang penyakit dalam melati
Karu : Selamat Pagi Bu
Pasien : Selamat Pagi sus
Karu : Selamat datang di RS Bandung, saya perawat Aldi kepala ruangan di ruangan ini
dan ini perawat Avi yang bertugas pagi ini, mohon maaf dengan Ibu siapa ?
Pasien : Mbak Lilis sus.
Karu : Baik mbak, suster Avi akan bertugas membantu mbaknya pagi ini, kalau ada perlu
bantuan atau keluhan langsung saja sampaikan kepada suster Avi. Suster Avi ini
Mbak Lilis, untuk pagi ini kamu merawat Mbak Lilis tolong berikan pelayanan yang
terbaik kepada pasien kita.
PP1 : Baik Pak, saya akan memberikan pelayanan yang terbaik buatMbak Lilis.
Baik Mbak Lilis, apa yang anda keluhkan pada pagi hari ini ?”
Pasien : Lemas, dan pusing sekali sus.
PP1 : ada lagi selain itu mbak ?
Pasien : Tidak ada suster
Karu : Baik mbak, nanti dokter yang menangani Bapak akan segera datang, sambil
menunggu mbak dapat berbaring dahulu, dan saya permisi dulu ya pak. Suster Avi
tolong perhatikan mbak Lilis.
Pasien : Terimakasih sus’.
PP1 : Baik Pak.
Baik mbak, saya akan melakukan pengkajian terhadap mbak, sembari mengukur Tekanan
Darah mbak. (Selang 5 Menit kemudian). Baik mbak, disamping tempat tidur bapak ada bel,
jika mbak membutuhkan sesuatu atau jika keadaan darurat silahkan menekan bel, saya akan
datang untuk membantu mbak.Mbak istirahat dahulu 10 menit lagi dokter akan datang
memeriksa bapak.
Pasien : Terimakasih Sus”.
Setelah 10 menit kemudian dokter visite memeriksa pasien, setelah selesai diperiksa PP1
menyampaikan kemungkinan penyakit pasien, perkiraan lama pasien dirawat, intervensi
keperawatan/medis.

PP1 : Selamat Pagi mbak lilis”


Pasien : Selamat Pagi suster Novi
PP1 : Bagaimana perasaan mbak setelah diperiksa dokter ?”
Pasien : Pusing nya sedikit berkurang suster
PP1 : Baik lah mbak, disini saya akan menyampaikan kemungkinan penyakit mbak yaitu
DM, perkiraan perawatan mbak selama 1 minggu, untuk tindakan keperawatan yang
dilakukan adalah merawat luka di kaki mbak dan apabila tidak dirawat kondisi nya
akan semakin parah, apakah mbak bersedia dilakukan perawatan di RS ini ?
Pasien : iya suster, saya bersedia.
PP1 : Baik mbak, berhubung karena jadwal tugas saya sudah habis, nanti mbak akan
dirawat Perawat yang shift sore, dan saya akan kenal kan dengan mbak.
Pasien : Baik suster
Sebelum pulang PP1 mendokumentasikan tentang kondisi pasien, serta tindakan
keperawatan yang telah dilakukan dan rencana tindakan yang akan dilakuan. Saat shift sore
telah hadir, Karu meminta evaluasi tindakan perawat shift pagi atas pasien masing-masing
dan kembali membagi tugas-tugas tiap perawat dengan satu pasien akan ditanggungjawabi
oleh 1 perawat saja.
Karu : Selamat siang semua nya, seperti biasa nya saya akan membagi tugas kepada kita
semua yang ada disini, sebelum nya saya ingin meminta pendokumentasian dari
tiap-tiap perawat shift pagi agar dapat dilanjutkan oleh shift sore. Hari ini di
Ruangan kita ada 4 pasien dengan 3 pasien butuh perhatian khusus. Untuk itu saya
akan membagi tugas kepada kita semua.
Untuk pasien dengan Tn.M dengan diagnose Post.Op BHP,kamar 3.3 ditangani oleh
perawat Fara, Bagaimana dengan perawat Fara, apa bisa ?
PP2 : Iya pak, saya akan bertugas merawat Pasien Tn.M dengan baik.
Karu : Baiklah untuk suster Gita, kamu menangani pasien Tn.B dengan stroke
hemoragik di kamar 3.1.
PP3 : Baik Pak, saya akan membantu Tn.M yang kondisi nya total care dengan baik.
Karu : Dan untuk pasien kita Tn.S dengan DM+ganggren perawat Della yang akan
merawat nya.
PP4 : Baik Pak, saya akan memberikan perawatan yang terbaik kepada Tn.S
Karu : Baik kepada semua perawat saya harapkan setelah selesai bertugas untuk membuat
evaluasi akhir dari setiap kerja nya untuk melihat perkembangan status kesehatan
pasien kita.
Semua : Baik Pak!
Karu : Saya kira hanya itu saja untuk saat ini, terimakasih atas kerjasama rekan-rekan
semua, selamat bertugas dan tetap semangat.

Anda mungkin juga menyukai