Dosen Pembimbing :
Duwi Basuki M.Kep
Disusun Oleh :
Kelas D Semester 6
Nama Kelompok 3 :
1. Lilis Faiza Amaliati (201601120)
2. Nur Avi Al Chorida (201601132)
3. Galuh Novia Putri (201601135)
4. Erwin Putra Ardiansyah (201601142)
5. Nur Gita Kumalasari (201601143)
6. Della Erma Yuana (201601150)
7. Nirvana Faradiba (201601153)
8. Fina Ika Febrianti (201601155)
9. Syariar Rachman Palallo (201601156)
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Swt. atas selesainya Makalah
yang berjudul MANAJEMEN KASUS MPKP atas dukungan moral dan materi
yang diberikan dalam menyusun makalah ini. Maka kami mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. M. Sajidin S.Kep, M.Kes. selaku ketua Stikes Bina Sehat PPNI
Mojokerto
2. Bu Ana Zakiyah M.Kep. selaku ketua program studi S1 ilmu keperawatan
3. Bu Duwi Basuki M.Kep selaku dosen pembimbing mata kuliah Manajemen
Keperawatan
4. Teman-teman Kelompok 3 kelas D program studi keperawatan S1 yang
telah membantu untuk menyelesaikan Tugas Makalah ini.
Terima kasih atas dukungannya, dalam penulisan ini sangat disadari bahwa
Tugas Makalah ini tentu masih jauh dari kata sempurna, dikarenakan sangat
terbatasnya pengetahuan penulis. Oleh sebab itu, kritik dan saran sangat
diharapkan oleh penulis untuk menyempurnakan Tugas Makalah ini.
Penulis
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan jaman menuntut perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan untuk
bersikap profesional. Profesionalisme perawat dapat diwujudkan dibidang
pelayanan kesehatan di rumah sakit. Salah satu usaha untuk memberikan
pelayanan yang berkualitas dan profesional tersebut adalah pengembangan model
praktek keperawatan profesional (MPKP) yang memungkinkan perawat
professional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk
menopang pemberian asuhan tersebut. MPKP sangat bermanfaat bagi perawat,
dokter, pasien dan profesi lain dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Dengan
MPKP, perawat dapat memahami tugas dan tanggung jawabnya terhadap pasien
sejak masuk hingga keluar rumah sakit. Implementasi MPKP harus ditunjang
dengan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang memadai.
Banyak metode praktek keperawatan yang telah dikembangkan selama 35
tahun terakhir ini, yang meliputi keperawatan fungsional, keperawatan tim,
keperawatan primer, praktik bersama, dan manajemen kasus. Setiap unit
keperawatan mempunyai upaya untuk menyeleksi model yang paling tepat
berdasarkan kesesuaian antara ketenagaan, sarana dan prasarana, dan kebijakan
rumah sakit. Katagori pasien didasarkan atas, tingkat pelayanan keperawatan yang
dibutuhkan pasien , Usia, Diagnosa atau masalah kesehatan yang dialami pasien
dan terapi yang dilakukan (Bron , 1987). Pelayanan yang profesional identik
dengan pelayanan yang bermutu, untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan
dalam melakukan kegiatan penerapan standart asuhan keperawatan dan
pendidikan berkelanjutan.
Dalam kelompok keperawatan yang tidak kalah pentingnya yaitu bagaimana
caranya metode penugasan tenaga keperawatan agar dapat dilaksanakan secara
teratur, efesien tenaga, waktu dan ruang, serta meningkatkan ketrampilan dan
motivasi kerja. Menurut Tappen (1995), model pemberian asuhan keperawatan
ada enam macam, yaitu: model kasus, model fungsional, model tim, model
primer, model manajemen perawatan, dan model perawatan berfokus pada pasien.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi manajemen MPKP kasus?
2. Apa tujuan manajemen MPKP kasus ?
3. Apa kelebihan MPKP manajemen kasus ?
4. Apa kekurangan MPKP manajemen kasus ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengatahui definisi dari MPKP kasus.
2. Untuk mengetahui tujuan dari manajemen MPKP kasus.
3. Untuk mengatahui kelebihan MPKP kasus.
4. Untuk mengetahui kekurangan MPKP kasus.
2
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Menurut American Nurses Association (1988), Manajemen kasus adalah suatu
sistem pemberian pelayanan kesehatan yang didesain untuk memfasilitasi
pencapaian tujuan pasien yang diharapkan dalam kurun waktu perawatan di
rumah sakit.
ANA dalam Marquis dan Hutson (2000) mengatakan bahwa manajemen kasus
merupakan proses pemberian asuhan kesehatan yang bertujuan mengurangi
fragmentasi, meningkatkan kualitas hidup, dan efisiensi pembiayaan.
Focus pertama manajemen kasus adalah integrasi, koordinasi dan advokasi
klien, keluarga serta masyarakat yang memerlukan pelayanan yang ektensif.
Metode manajemen kasus meliputi beberapa elemen utama yaitu, pendekatan
berfokus pada klien, koordinasi asuhan dan pelayanan antar institusi, berorientasi
pada hasil, efisiensi sumber dan kolaborasi (Sitorus, 2006).
3
Metode manajemen kasus keperawatan adalah bentuk pemberian asuhan
keperawatan dan manajemen sumber-sumber terkait yang memungkinkan adanya
manajemen yang strategis dari cost dan quality oleh seorang perawat untuk suatu
episode penyakit hingga perawatan lanjut
Pengembangan metode ini didasarkan pada bukti-bukti bahwa manajemen
kasus dapat mengurangi pelayanan yang terpisah-pisah dan duplikasi. Di sisi lain,
metode kasus keperawatan ini akan memberikan kesempatan untuk komunikasi di
antara perawat, dokter, dan tim kesehatan lain, efisien dalam manajemen
perawatan melalui monitoring, koordinasi dan intervensi.
Dalam manajemen kasus keperawatan, seorang perawat akan bertugas
sebagai case manager untuk seorang (mungkin lebih) pasien, sejak masuk ke
rumah sakit hingga pasien tersebut selesai dari masa perawatan dan pengobatan.
Sebagai case manager, perawat memiliki tanggung jawab dan kebebasan untuk
perencanaan, pelaksanaan, koordinasi, dan evaluasi. Untuk mencapai tujuan yang
diharapkan, dalam memberikan asuhan keperawatan dengan metode manajemen
kasus, case manager senantiasa mempertimbangkan dua rangkaian dari quality-
cost-access dan consumers-providers-funders.
4
1.1.1 Identifikasi klien dan orientasi (Client Identification and Orientation).
Dalam hal ini manajer kasus terlibat identifikasi secara langsung dan
menyeleksi orang-orang yang menjadi tujuan pelayanan yang ingin
dicapai, kualitas hidup, atau berapa biaya untuk suatu perawatan dan
pelayanan yang dapat dipengaruhi dengan positif oleh manajemen
kasus.
1.1.2 Asesmen klien (Client Assessment).
Fungsi ini mengacu pada pengumpulan informasi dan perumusan
suatu asesmen dari kebutuhan-kebutuhan komprehensif klien, situasi
kehidupan, dan sumber-sumber. Dalam hal ini termasuk juga
melakukan penggalian atas potensi klien, baik kekuatan dan
kelemahannya, mana yang memerlukan pelayanan dan mana yang
tidak.
a. Menyadari kebutuhan komprehensif kliennya, termasuk kekuatan
dan kelemahannya.
b. Memahami hasil kontak dan pengkajian awal, walaupun belum
tentu harus terlibat secara langsung.
c. Selalu dekat dengan tenaga pelayanan langsung untuk meyakinkan
bahwa informasi mereka menyeluruh (komprehensif) dan terkini
(aktual).
d. Selalu kontak secara teratur dengan klien sehingga dapat
memahami perubahan kemampuan dan kebutuhannya.
1.1.3 Rencana Intervensi/Pelayanan.
Pekerja sosial sebagai manajer kasus mengidentifikasi pelayanan-
pelayanan atau sumber yang bervariasi yang dapat dijangkau untuk
membantu penanganan masalah klien.
a. Memiliki daftar lengkap tentang lembaga/organisasi pelayanan di
dalam masyarakat serta memahami pelayanan yang diberikan
masing-masing lembaga/organisasi, termasuk kebijakan dan
prosedurnya.
5
b. Memberikan informasi yang dimilikinya kepada perencanaan kasus
tentang sumber-sumber yang tersedia.
c. Menginterprestasikan tujuan dan fungsi rencana kasus kepada
pemberi pelayanan.
1.1.4 Koordinasi hubungan dan pelayanan.
Seorang manajemen kasus harus menghubungkan klien dengan
sumber-sumber yang sesuai. Selain itu juga harus menekankan adanya
koordinasi diantara sumber-sumber yang digunakan oleh klien dengan
menjadi sebuah saluran serta poin utama dari komunikasi yang
teriintegrasi.
1.1.5 Tindak lanjut dan Monitoring pelaksanaan pelayanan.
Seorang manajer kasus membuat peraturan dan kontak tindak lanjut
yang terus menerus dengan klien dan penyedia pelayanan untuk
menyaknkan baha pelayanan yang diperlukan memang benar-benar
diterima/diperoleh dengan baik, serta digunakan oleh klien secara
tepat. Apabila ditemukan adanya penyimpangan atau ketidaksesuaian,
manajer kasus harus segera mengambil tindakan perbaikan atau
memodifikasi rencana pelayanan. Manajer kasus juga menyelesaikan
laporan termasuk didalamnya dokumen klien, kemajuan yang dicapai
dalam perkembangan kasus klien, pelaksanaan pelayanan serta
kesesuaian terhadap rencana yang telah disusun.
1.1.6 Mendukung klien.
Selama masa pelayanan yang diberikan oleh berbagai jenis penyedia
pelayanan atau sumber, manajer kasus membantu klien dan
keluarganya pada saat mereka menghadapi masalah yang tidak
diharapkan dalam mendapatkan pelayanan. Kegiatan ini termasuk
mengatasi konflik pribadi, konseling, penyediaan informasi,
memberikan dukungan emosional, dan apabila sesuai, melakukan
pembelaan atas nama klien untuk menjamin bahwa mereka menerima
pelayanan sesuai dengan
6
2.5 Langkah Kegiatan
7
1.1.10 Menghubungkan dan Mengkoordinaksikan pelayanan.
Seperti peranannya sebagai broker, manaer kasus harus
menghubungkan klien dengan sumber-sumber yang tepat. Peranan
manager kasus dapat berbeda –beda walaupun pekerja social yang
utamanya sebagai partisipan aktif dalam menyampaikan pelayanan
kepada individu atau keluarga. Manager kasus menekankan pada
koordinasi dengan sumber sumber yang digunakan klien dengan
menjadi saluran dan berkomunikasi dengan sumber-sumber
pelayanan.
1.1.11 Memberikan pelayanan tindak lanjut dan monitoring.
Manager kasus secara regular menindaklanjuti hubungan dengan klien
dan penyedia pelayanan untuk menjamin bahwa pelayanan yang
dibutuhkan dapat diterima dan dimanfaatkan oleh klien.
1.1.12 Memberikan support pada klien.
Selama pelayanan berlangsung yang disediakan oleh berbagai sumber,
manager kasus membantu klien dan keluarganya yang meliputi
pemecahan konflik pribadi, konseling, menyediakan informasi,
memberi dukungan emosional dan melakukan pembelaan yang tepat
untuk menjamin bahwa mereka menerima pelayanan yang tepat.
KARU
Pasien
Keterangan : Pasien Pasien Pasien
Manajer Kasus adalah Perawat yang dipilih oleh kepala ruangan sebagai
pendamping pasien. Manajer kasus bertindak selaku pekerja utama (central
worker). Satu pasien ditangani satu perawat yang ditunjuk sebagai manager kasus.
Dalam semua kasus adalah tanggung jawab manajer kasus untuk memastikan
8
bahwa klien memperoleh dukungan yang dibutuhkan agar dapat mengendalikan
situasi yang dihadapi.
9
7) Bekerja dengan orang-orang lain dalam masyarakat untuk
mengembangkan pelayanan dan program yang dibutuhkan oleh
klien tetapi tidak tersedia dalam masyarakat tersebut.
10
1) Nama klien ditulis dengan nama samaran atau dengan kode tertentu
sesuai dengan keinginan petugas atau kesepakatan lembaga atau tim..
Penulisan nama samaran atau dengan kode tertentu dimaksudkan agar
dapat menjaga rahasia masalah klien sehingga setiap orang tidak bisa
“mengetahui”. Dengan demikian klien merasa aman.
2) Setiap kasus hendaknya dibuat dengan buku tersendiri sehingga
memudahkan bagi petugas dan lembaga atau tim yang bertanggung
jawab.
3) Catatan kasus dibuat mulai dari :
a) Catatan Harian
b) Catatan mingguan hingga bulanan.
11
3. Manager mengevaluasi perkembangan pasien setiap
hari, yang mengacu pada tujuan asuhan keperawatan yang telah
ditetapkan. Bentuk spesifik dari manajemen kasus ini tergantung dari
karakteristik
tatanan asuhan keperawatan.
12
BAB 3
TRIGER CASE
4.1 Kesimpulan
Model manajemen kasus merupakan generasi kedua dari model primary
nursing. Beberapa ahli seperti Sitorus, American Nurses Association dalam
Marquis dan Hutson berpendapat tentang model manajemen kasus yang berinti
bahwa manajemen kasus dibuat bersamaan dengan adanya pelayanan kesehatan
dan berfokus pada klien. Model ini cocok digunakan pada pasien dalam perawatan
intensive seperti di ruang ICU, ICCU, HCU, ISOLASI.
4.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat menjadikan
makalah sebagai referensi. Terutama untuk Rumah sakit dengan fasilitas
kesehatan yang cukup memadai sebaiknya menggunakan model praktek
keperawatan profesional dengan metode manajemen kasus, karena ini sangat
efektif diterapkan pada pasien dengan perawatan intensive.
DAFTAR PUSTAKA
PEMERAN :
Kepala Ruangan : Syariar Rachman Palallo
Pasien : Lilis Faiza Amaliati
Keluarga Pasien : Fina Ika Febrianti
Perawat 1 : Nur Avi Al Chorida
Perawat 2 : Nirvana Faradiba
Perawat 3 : Nur Gita Kumalasari
Perawat 4 : Della Erma Yuana
Dokter : Erwin Putra Ardiansyah
Administrasi : Galuh Novia Putri
Pada tanggal 30 April 2019 datang seorang pasien yang bernama Nn.Lilis di ruang
penyakit dalam melati RSUD Bandung dengan diagnose medis Diabetes Melitus dengan
ganggren di daerah kaki kanan. Pasien dan keluarga mendaftarkan diri ke bagian
adminostrasi.
Administrasi : Selamat pagi ibu, ada yang bisa saya bantu ?
Keluarga : Iya mbak, ini mau daftarkan anak saya
Administrasi : Sebelumnya sudah pernah datang kesini ?
Keluarga : Sudah mbak
Administrasi : Boleh saya lihat kartu berobatnya
Keluarga : Ini mbak (sambil memberikan kartu)
Administrasi : Atas nama saudari Lilis Faiza ya?
Keluarga : Iya mbak
Administrasi : Ini mau ke poli bagian mana ya buk ?
Keluarga : Umum bukan mbak? ini mau kontrol luka di kaki soalnya
Administrasi : Oh kalau mau kontrol luka di poli bagian dalam bu, saya buatkan dulu kartu
registrasinya nanti ibu menunggu di depan ruangan saja dan akan dipanggil
oleh perawatnya
Keluarga : Jadi kami nunggu di depan ruangan ya mbak ?
Administrasi : Iya bu, ini kartu berobatnya silahkan dibawa lagi dan di simpan
Keluarga : Baik mbak, terimakasih
Administrasi : Sama-sama
Ruang penyakit dalam melati
Karu : Selamat Pagi Bu
Pasien : Selamat Pagi sus
Karu : Selamat datang di RS Bandung, saya perawat Aldi kepala ruangan di ruangan ini
dan ini perawat Avi yang bertugas pagi ini, mohon maaf dengan Ibu siapa ?
Pasien : Mbak Lilis sus.
Karu : Baik mbak, suster Avi akan bertugas membantu mbaknya pagi ini, kalau ada perlu
bantuan atau keluhan langsung saja sampaikan kepada suster Avi. Suster Avi ini
Mbak Lilis, untuk pagi ini kamu merawat Mbak Lilis tolong berikan pelayanan yang
terbaik kepada pasien kita.
PP1 : Baik Pak, saya akan memberikan pelayanan yang terbaik buatMbak Lilis.
Baik Mbak Lilis, apa yang anda keluhkan pada pagi hari ini ?”
Pasien : Lemas, dan pusing sekali sus.
PP1 : ada lagi selain itu mbak ?
Pasien : Tidak ada suster
Karu : Baik mbak, nanti dokter yang menangani Bapak akan segera datang, sambil
menunggu mbak dapat berbaring dahulu, dan saya permisi dulu ya pak. Suster Avi
tolong perhatikan mbak Lilis.
Pasien : Terimakasih sus’.
PP1 : Baik Pak.
Baik mbak, saya akan melakukan pengkajian terhadap mbak, sembari mengukur Tekanan
Darah mbak. (Selang 5 Menit kemudian). Baik mbak, disamping tempat tidur bapak ada bel,
jika mbak membutuhkan sesuatu atau jika keadaan darurat silahkan menekan bel, saya akan
datang untuk membantu mbak.Mbak istirahat dahulu 10 menit lagi dokter akan datang
memeriksa bapak.
Pasien : Terimakasih Sus”.
Setelah 10 menit kemudian dokter visite memeriksa pasien, setelah selesai diperiksa PP1
menyampaikan kemungkinan penyakit pasien, perkiraan lama pasien dirawat, intervensi
keperawatan/medis.