Anda di halaman 1dari 93

TUGAS MANAJEMEN KEPERAWATAN

MAKP METODE KASUS

OLEH : KELOMPOK 3
NI LUH ENI SURYANTINI (18C10029)
NI MADE FAJARINI GEMILANG (18C10030)
HENDRIKUS LENDE DAIRO (18C10031)
NI WAYAN IIN RAHAYU (18C10032)
NI PUTU INDAH CANDRA K.Y (18C10033)
IDA AYU PUTU INDRA YANI (18C10034)
JIHAN ULMA KHOTIMAH (18C10035)
NI KADEK KATARINA AYU D. (18C10036)
I GEDE KRISNA DIVA (18C10037)
NI PUTU KRISTIANI (18C10038)
NI WAYAN LINDA DARMA Y. (18C10039)
LUH SINDI KARTIKA DEWI (18C10040)
MALIKA AYU CAHYANI (18C10041)

PROGRAM STUDY SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulisdapat menyelesaikan Tugas
Manajemen Keperawatan.

Dalam penyelesaian tugas makalah yang berjudul “Makalah MAKP Metode


Kasus” tidak mungkin terwujud tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagi
pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Baik secara materi maupun
moral. Oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimaksih
kepada pihak yang telah memantu sehingga tersusunnya laporan ini terutama kepada
yang terhormat :

1. I Gede Putu Darma Suyasa,S.Kp.,M.Ng.,Ph.D. selaku rektor ITEKES BALI.


2. Ns. A.A Ayu Yuliati Darmini,S.Kep.,MNS.selaku kaprodi Sarjana
Keperawatan.
3. Ibu Ns. Made Dian Shanti Kusuma, S.Kep. MNS selaku koordinator mata ajar
Keperawatan Manajemen serta dosen pengampu mata kuliah ini.
4. Ibu Ns. Ni Putu Ayu J S, S.Kep.,M.Kep Selaku pembimbing dalam praktek
laboratorium manajemen keperawatan.
5. Temen- temen tingkat III kelas A Sarjana Keperawatan yang sudah
memberikan dukungan hingga makalah kami dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah


wawasan bagi pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan dari asuhan keperawatan yang kami buat.

Denpasar, 14 Juni 2021


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................
1.1 Latar Belakang ........................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................
1.3 Tujuan ....................................................................................
1.4 Manfaat ...................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI.....................................................................
2.1 MAKP Kasus ..........................................................................
2.2 Indikator Dalam Metode .........................................................
2.3 Formula Kebutuhan Tenaga Perawat.......................................
BAB III TINJAUAN KASUS...................................................................
3.1 Pencarian Indikator .................................................................
3.2 Perhitungan Kebutuhan Tenaga Perawat .................................
3.3Analisa SWOT..........................................................................
3.4 Analisa Fishbone......................................................................
3.5 Role Play Bermain Peran ........................................................
BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................
4.1 Timbang Terima.......................................................................
4.2 Supervisi..................................................................................
4.3 Sentralisasi Obat......................................................................
4.4 Ronde Keperawatan.................................................................
4.5 Discharge Planning..................................................................
BAB V KESIMPULAN............................................................................
5.1 Kesimpulan..............................................................................
5.2 Saran........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Suatu asuhan keperawatan kepada pasien sangat dipengaruhi oleh pemilihan
metode pemberian asuhan keperawatan profesional. Dengan semakin
meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan dan tuntutan
perkembangan iptek, maka metode system pemberian asuhan keperawatan harus
efektif dan efesien.

Beberapa metode system pemberian asuhan keperawatan pada pasien. Mc


Laughin, Thomas, dan Barterm (1995) mengidentifikasi delapan model
pemberian asuhan keperawatan, tetapi model yang umum digunakan di rumah
sakit adalah asuhan keperawatan total, keperawatan tim, dan keperawatan primer.
Dari beberapa metode yang ada, institusi pelayanan perlu mempertimbangkan
kesesuaian metode tersebut untuk diterapkan. Tetapi, setiap unit keperawatan
mempunyai upaya untuk menyeleksi model untuk mengelola asuhan keperawatan
berdasarkan kesesuaian antara ketenagaan, sarana dan prasarana, dan kebijakan
rumah sakit. Oleh karena setiap perubahan berakibat suatu stress sehingga perlu
adanya antisipasi. (Kurt Lewin, 1951 dikutip oleh Marquis dan Huston, 1998).

Terdapat enam unsur utama dalam penentuan pemilihan metode pemberiaan


asuhan keperawatan (Marquis dan Huston 1998 : 143). Dasar pertimbangan
pemilihan model metode asuhan keperawatan yaitu : sesuai dengan visi dan misi
institusi yaitu dasar utama penentuan model pemberian asuhan keperawatan harus
didasarkan pada visi dan misi rumah sakit. Dapat diterapkannya proses
keperawatan dalam asuhan keperawatan yaitu proses keperawatan merupakan
unsur penting terhadap kesinambungan asuhan keperawatan kepada pasien.
Efisien dan efektif dalam penggunaan biaya yaitu setiap perubahan harus selalu
mempertimbangkan biaya dan efektifitas dalam kelancaran pelaksanaannya.
Terpenuhinya kepuasan pasien, keluarga, dan masyarakat yaitu tujuan akhir
asuhan keperawatan adalah kepuasan pelanggan atau pasien terhadap asuhan yang
diberikan oleh perawat. Kepuasan dan kinerja perawat yaitu kelancaran
pelaksanaan suatu model sangat ditentukan oleh motivasi dan kinerja perawat.
Terlaksananya komunikasi yang adekuat antar perawat dan tim kesehatan lainnya
yaitu komunikasi secara profesional sesuai dengan lingkup tanggung jawab
merupakan dasar pertimbangan penentuan model.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.2.1 Bagaimana Penerapan Manajemen metode kasus di ruangan atau
bangsal ?

1.3 TUJUAN
1.2.2 Tujuan umum

Untuk mengetahui konsep metode kasus

1.2.3 Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui konsep teori tentang metode kasus.
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan metode kasus.
3. Untuk mengetahui struktur organisasi baik peran maupun tugas
dari metode kasus.
4. Untuk mengetahui pencapaian indikator dalam metode kasus.
5. Untuk mengetahui perhitungan beban kerja dan kebutuhan tenaga
keperawatan.
6. Untuk mengetahui bagaimana cara roleplay bermain peran
supervise, operan, discharge palinning, sentralisasi obat, ronde
keperawatan.

1.4 MANFAAT
1.2.4 Untuk Mahasiswa
a. Sebagai bahan pembelajaran dan materi pembelajaran.
b. Sebagai bekal saat melaksanakan praktik keperawatan.
c. Sebagai bekal saat bertugas dirumah sakit.
1.2.5 Untuk Tenaga Keperawatan
a. Sebagai penambah wawasan.
b. Sebagai bahan perbaikan kualitas dan asuhan keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 MAKP KASUS
2.1.1 Definisi Metode Kasus
Metode kasus adalah pengorganisasian pelayanan atau asuhan
keperawatan untuk satu atau beberapa klien oleh satu orang perawat
pada saat bertugas atau jaga selama periode waktu tertentu sampai
klien pulang. Kepala ruangan bertanggung jawab dalampembagian
tugas dan menerima semua laporan tentang pelayanan keperawatan
klien. Dalam metode ini staf perawat ditugaskan oleh kepala ruangan
untuk memberi asuhan langsung kepada pasien yang ditugaskan
contohnya di ruang isolasi dan ICU.
2.1.2 Kelebihan Dan Kekurangan Metode Kasus
a. Kelebihan Metode Kasus
1) Bersifat kontinue dan Komprehensif
2) Perawat dalam metode kasus mendapatkan akuntabilitas yang
tinggi terhadap pasien, perawat, dokter, dan rumah sakit
(Gillies,1998). Keuntungan yang dirasakan adalah pasien merasa
dimanusiawikan karena terpenuhinya kebutuhan secara individu.
Selain itu asuhan diberikan bermutu tinggi dan tercapai
pelayanan yang efektif terhadap. Pengobatan, dukungan,
proteksi, informasi dan advokasi sehingga pasien merasa puas.
3) Dokter juga merasakan kepuasan karena senantiasa
mendapatkan informasi tentang kondisi pasien yang selalu
diperbaharui dan komprehensif.
4) Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat.
5) Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai.
b. Kekurangan Metode Kasus
1) Kemampuan tenaga perawat pelaksana dan siswa perawat
terbatas sehingga tidak mampu memberikan asuhan secara
menyeluruh.
2) Membutuhkan banyak tenaga.
3) Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak
sehingga tugas rutin yang sederhana terlewatkan.
4) Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama
perawat penanggung jawab klien bertugas.

2.1.1 Struktur Organisasi Peran dan Tugas

Kepala Ruangan

Perawat Perawat Perawat

Pasien/Klien Pasien/Klien Pasien/Klien


Peran dan Tugas :

a. Kepala Perawat
1. Memimpin rapat
2. Evaluasi kinerja perawat
3. Membuat daftar dinas
4. Menyediakan material
5. Perencanaan, pengawasan, dan pengarahan
b. Perawat Jaga Kasus/ Penanggung Jawab Kasus
1. Membuat perencanaan asuhan keperawatan
2. Mengadakan tindakan kolaborasi
3. Memimpin timbang terima tugas
4. Memimpin ronde keperawatan
5. Evaluasi pemberian asuhan keperawatan
6. Bertanggung jawab terhadap pasien
7. Memberi petunjuk jika klien akan pulang
8. Mengisi resume keperawatan

2.2 INDIKATOR DALAM METODE


1. Perhitungan BOR (Bed Occupancy Rate)
Menurut Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase pemakaian
tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan
gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah
sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60 – 85 %
(Depkes RI. 2005, Kementerian Kesehatan 2011).

Rumus :

Jumlahhari perawatan rumah sakit


BOR = x 100%
Jumlah TT x jumlah hari dalam satu periode
2. Perhitungan ALOS (Average length of Stay)
Menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat inap pasien.
Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat
memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis
tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut.
Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes RI. 2005,
Kementerian Kesehatan 2011).

Rumus :
jumlah lama dirawat
ALOS =
jumlah pasien keluar ( hidup+mati )

3. Perhitungan TOI (Turn of Interval)


Menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur
tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini
memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya
tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. (Depkes RI. 2005,
Kementerian Kesehatan 2011).

Rumus :
( jumlah TT x hari )−hari perawatan rumah sakit
TOI =
jumlah pasienkeluar (hidup +mati)

4. Perhitungan BTO (Bath Turn Over)


Menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur
pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu
tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-
50 kali.

Rumus :
jumlah pasien keluar( hidup+mati)
BTO =
jumlah tempat tidur

5. Perhitungan NDR (Net Death Rate)


Menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat
untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran
mutu pelayanan di rumah sakit. Nilai ideal NDR yaitu <2,5%.

Rumus :
jumlah pasien mati> 48 jam dirawat
NDR = x 100 %
jumlah pasien keluar(hidup+mati )

6. Perhitungan GDR (Gross Death Rate)


Menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk setiap
1000 penderita keluar. Nilai ideal GDR yaitu < 3%.

Rumus :
jumlah pasien mati seluruhnya
GDR = x 100%
jumlah pasien keluar( hidup+mati)

2.3 FORMULA KEBUTUHAN TENAGA


1) METODE DOUGLAS
Douglas ( 1984 ) menyampaikan standar waktu pelayanan pasien rawat inap
sebagai berikut :

1) Perawatan minimal memerlukan waktu : 1-2 jam/ 24 jam


2) Perawatan intermediet memerlukan waktu : 3-4 jam/ 24 jam
3) Perawatan maksimal / total memerlukan waktu : 5-6 jam/ 24 jam
Penerapan system klasifikasi pasien dengan tiga katagori tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Katagori I : perawatan mandiri

a) Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, seperti mandi dan ganti


pakaian
b) Makan dan minum dilakukan sendiri
c) Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan
d) Observasi tanda vital setiap sif
e) Pengobatan minimal, status psikologi stabil
f) Persiapan prosedur pengobatan

2) Katagori II : Perawatan intermediate

a) Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum, ambulasi.


b) Observasi tanda vital setiap 4jam.
c) Pengobatan lebih dari 1kali.
d) Pakai kateter foley.
e) Pasang infus intake-output dicatat.
f) Pengobatan perlu diprosedur.

3) Katagori III : Perawatan local


a) Dibantu segala sesuatunya, posisi diatur.
b) Observasi tanda vital setiap 2jam
c) Pemakaian selang NGT
d) Therapy intravena
e) Pemakaian suction
f) Kondisi gelisah / disorientasi / tidak sadar

Catatan :
a. Dilakukan 1 hari sekali pada waktu yang sama dan sebaiknya
dilakukan oleh perawat yang sama selama 22hari :
b. Setiap pasien minimal memenuhi 3 kriteria berdasarkan
klasifikasi pasien;
c. Bila hanya memenuhi 1 kriteria maka pasien dikelompokan
pada klasifikasi diatasnya.

Rumus Douglas

Minimal Parsial Total


Pagi 0,17 0,27 0,36
Siang 0,14 0,15 0,30
Malam 0,07 0,10 0,20

2) METODE GILLIES

1) Rumus kebutuhan tenaga keperawtan disatu unit perawatan adalah:

AxBxC = F =H
(C-D)xE G

Keterangan :
A. = Rata-rata jumlah perawat/ pasien/ hari
B. = Rata - rata jumlah pasien / hari (BOR x Jumlah tempat tidur)
C. = Jumlah hari/ tahun (365 hari)
D. = Jumlah hari libur masing-masing perawat (86 hari)
E. = Jumlah jam kerja masing-masing perawat (7 jam)
F. = Jumlah jam perawat yang diberikan perawat per tahun
G. = Jumlah jam kerja efektif per tahun
H. = Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut

2) Jumlah tenaga yang bekerja setiap hari :


Rata-rata jam perawatan/ hari x rata-rata jumlah jam perawatan/ hari
Jumlah jam kerja efektif/ hari

3) Asumsi jumlah cuti hamil 5% ( usia subur) dari tenaga yang


dibutuhkan maka jumlah jam kerja yang hilang karena cuti hamil =
5% x jumlah hari cuti hamil x jumlah jam kerja / hari

Tambahan tenaga :
5% x jumlah tenaga x jumlah jam kerja cuti hamil
Jumlah jam kerja efektif/tahun

Catatan :

1. Jumlah hari tak kerja/ tahun


Hari minggu ( 52 hari) + cuti tahunan ( 12 hari ) + hari besar ( 12 hari
) + cuti sakit/ izin (10hari) = 86 hari.
2. Jumlah hari kerja efektif/ tahunJumlah hari dalam 1tahun - jumlah
hari takkerja = 365 - 86 = 279 hari.
3. Jumlah hari efektif/ minggu = 279 : 7 = 40 minggu
4. Jumlah jam kerja perminggu= 40 jam

Prinsip penghitungan rumus Gillies :


Dalam memberikan pelayanan keperawatan ada 3 jenis bentuk pelayanan
yaitu sebagai berikut :
1. Perawatan langsung, adalah perawatan yang berhubungan dengan
pemenuhan kebutuhan pasien baik fisik, psikologis, social dan
spiritual. Berdasarkan tingkat ketergantungan pasien pada perawatn
dapat diklasifikasikan dalam 4 kelompok yaitu : self care, partial
care, total care, dan intensive care. Rata-rata kebutuhan perawatan
langsung setiap pasien adalah 4jam per hari. Adapun waktu
perawatan berdasarkan tingkat ketergantungan pasien adalah :
a) Self care dibutuhkan ½ x 4 jam = 2jam
b) Partial care dibutuhkan ¾ x 4jam :=3jam
c) Total care dibutuhkan 1-1 ½ x 4jam = 4-6 jam
d) Intensive care dibutuhkan 2x 4 jam = 8jam

2. Perawatan tak langsung, meliputi kegiatan-kegiatan membuat


rencana perawatan, memasang/ menyiapkan alat, konsultasi
dengan anggota tim, menulis dan membaca catatan kesehatan,
melaporkan kondisi pasien. Dari hasil penelitian RS Graha Detroit
= 38 menit/ klien / hari, sedangkan menurut Wolfed an Young =
60 menit/klien / hari dan penelitian dirumah sakit John Hopkins
dibituhkan 60 menit/ pasien ( Gillies 1996 ).
3. Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada pasien meliputi :
aktivitas, pengobatan serta tindak lanjut pengobatan. Menurut
Mayer dalam Gillies 1996, waktu yang dibutuhkan untuk
pendidikan kesehatan ialah 15 menit/pasien/ hari.

3) METODE FORMULASI NINA


Dalam metode ini terdapat lima tahapan dalam menghitung kebutuhan
tenaga :

a. Tahap I
Dihitung A = Jumlah perawatan pasien dalam 24jam per pasien
b. Tahap II
Dihitung B = Jumlah rata-rata jam perawatan untuk seluruh pasien
dalam satu hari. B = A x Tempat tidur
c. Tahap III
Dihitung C = Jumlah jam perawatan seluruh pasien selama setahun. C
= B x 365 hari
d. Tahap IV
Dihitung D = Jumlah perkiraan realistis jam perawatan yang
dibutuhkan selama setahun. D = C x BOR adalah nilai tetap untuk
perkiraan realistis jam perawatan.
80
e. Tahap V
Dihitung E = Jumlah tenaga perawat yang di perlukan.
E=D . Angka 1878 di dapatkan dari hari efektif per tahun
(365-52
1878 hari/minggu = 313 hari) dan dikalikan dengan jam kerja
efektif per hari (6 jam).

2.4 ANALISIS SWOT DAN FISHBONE


2.4.1 DEFINISI ANALISIS SWOT
Analisis SWOT adalah Suatu kajian yang dilakukan terhadap suatu
organisasi sedemikian rupa sehingga diperoleh keterangan yang akurat
tentang berbagai faktor kekuatan, kelemahan, kesempatan serta
hambatan yang dimiliki dan atau yang dihadapi oleh organisasi.

2.4.2 TUJUAN ANALISI SWOT


a. Untuk mengetahui kondisi faktor internal dan eksternal dari
perusahaan/organisasi
b. Untuk menemukan aspek-aspek penting dari kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman di dalam suatu perusahaan atau organisasi.
c. Agar organisasi dapat memaksimalkan kekuatan, meminimalkan
kelemahan, mengurangi ancaman, dan membangun peluang-peluang
di masa depan.
2.4.3 UNSUR - UNSUR ANALISIS SWOT
a. S (Strenght)
Berbagai kelebihan yang bersifat khas yang dimiliki organisasi, yang
bila dimanfaatkan berperanan besar tidak hanya memperlancar
kegiatan yang akan dilaksanakan organisasi, juga dalam mencapai
tujuan organisasi.
b. W (Weaknesses)
Berbagai kekurangan khas dari organisasi, yang bila dapat diatasi
berperanan besar, tidak hanya memperlancar kegiatan yang akan
dilaksanakan organisasi, juga mencapai tujuan organisasi.
c. O (Opportunity)
Peluang yang bersifat positif yang dihadapi organisasi, yang bila
dimanfaatkan akan besar peranannya dalam mencapai tujuan
organisasi.
d. T (Threat)
Kendala yang bersifat negatif yang dihadapi organisasi, yang bila
berhasil diatasi akan besar peranannya dlm mencapai tujuan
organisasi
2.4.4 TAHAPAN ANALISA SWOT
a. Melakukan analisis kekuatan dan kelemahan organisasi
b. Melakukan analisis kesempatan organisasi.
c. Melakukan analisis hambatan organisasi
2.4.5 PERENCANAAN STRATEGIS
a. ANALISA SITUASI EKSTERNAL
1. Tren dan isu
2. Politik
3. Ekonomi
4. Sosial budaya
5. Pendidikan
6. Teknologi
7. Epidemiologi
8. Kemitraan
9. Peristiwa-peristiwa yang terjadi
b. ANALISA SITUASI INTERNAL
1. Kelebihan atau kelemahan internal perusahaan atau organisasi
2. Keuangan atau Finansial
3. Sumber daya yang dimiliki
4. Pengalaman-pengalaman organisasi sebelumnya (baik yang
berhasil maupun yang gagal).
2.4.6 LANGKAH – LANGKAH ANALISI SWOT
Pada Analisis SWOT ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
A. Pengisian Item IFAS dan EFAS:
Cara pengisian faktor IFAS dan EFAS disesuaikan dengan komponen
yang ada dalam pengumpulan data. Data tersebut dibedakan menjadi
2, yaitu IFAS (internal factors) yang meliputi aspek Weakneses dan
Strength dan faktor EFAS (External factors) yang meliputi aspek
Opportunity dan Threath.

B. BOBOT:
Beri Bobot masing-masing faktor mulai 1,0 (paling penting) sampai
dengan 0,0 (tidak penting), berdasarkan seberapa besar pengaruh
faktor tersebut terhadap strategi perusahaan.

C. RATING:
Hitung rating, dengan masing-masing faktor dengan memberikan
skala mulai 4 (sangat baik / outstanding) sampai dengan 1 (kurang /
poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut. Data rating didapatkan
berdasarkan hasil pengukuran baik secara observasi, wawancara,
pengukuran langsung. Faktor Strength dan Opportunity
menggambarkan nilai kinerja positif, sebaliknya faktor Weakneses
dan Threatened menggambarkan nilai kinerja yang negatif.
Pemberian penilaian pada kolom Rating, untuk aspek:
1. Strength dan Opportunity
4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang/Tidak Baik
2. Weakness dan Treath
1 = Sangat Baik
2 = Baik
3 = Cukup
4 = Kurang/Tidak Baik
D. NILAI → S – W dan O – T
2. Setelah mendapatkan nilai di masing-masing komponen
(Strength, Weakness, Oppurtunity, dan Threat). kemudian
kalikan nilai bobot dengan rating untuk mendapatkan nilai
masing-masing faktor.
3. Setelah didapatkan nilai masing-masing faktor, maka untuk
mendapatkan nilai IFAS dan EFAS adalah:
a. S–W (IFAS) = Total nilai S dikurang total nilai W = S – W
= …….
b. O-T (EFAS) = Total nilai O dikurang total nilai T = O – T =
……
4. Setelah diperoleh nilai S – W dan O – T, hasil dari nilai tersebut
kemudian dimasukkan di dalam diagram layang (Kit Quadran)
untuk mengetahui masalah dan strategi perencanaan.
5. Berdasarkan letak quadran.
b. Pada quadran W-O, strategi perencanaan adalah
progressive / turn around dengan tujuan yang ingin dicapai
adalah “meningkatkan” kelemahan internal utuk
mendapatkan kesempatan (Opportunity).
c. Pada quadran S-O, strategi perencanaan adalah aggressive
dengan tujuan yang ingin dicapai adalah “megembangkan”
kekuatan internal yang ada untuk mendapatkan kesempatan
(Opportunity) yang lebih dalam menghadapi persaingan.
d. Pada quadran S-T, strategi perencanaan adalah
diversification dengan tujuan yang ingin dicapai adalah
“merubah” kekuatan internal yang ada untuk mengantisipasi
faktor Threatened (ancaman) dari luar.
e. Pada quadran W-T, strategi perencanaan adalah defensive
dengan tujuan yang ingin dicapai adalah “mempertahankan”
eksistensi agar instiusi / perusahaan tetap ada dan dapat
menjalankan fungsinya secara minimal.
2.4.7 Langkah-Langkah Pembuatan Fishbone Diagram
Ada 4 langkah dalam pembuatan fishbone diagram:
Langkah 1: Menyepakati pernyataan masalah
1. Sepakati sebuah pernyatakan masalah (problem statement).
Pernyataan masalah ini diinterprestasikan sebagai “effect”, atau
secara visual dalam fishbone seperti “kepala ikan”.
2. Tuliskan masalah tersebut di tengah whiteboard di sebelah paling
kanan,missal: “Bahaya potensial pembersihan kabut oli”
3. Gambarkan sebuah kotak mengelilingi tulisan pernyataan masalah
tersebutdan buat panah horizontal panjang menuju kea rah kotak.

Langkah 2 : Mengidentifikasi kategori-kategori

1. Dari garis horisontal utama, buat garis diagonal yang menjadi


“cabang”. Setiap cabang mewakili “sebab utama” dari masalah
yang ditulis. Sebab ini diinterpretasikan sebagai “cause”, atau secara
visual dalam fishbone seperti “tulang ikan”.
2. Kategori sebab utama mengorganisasikan sebab sedemikian rupa
sehingga masuk akal dengan situasi. Kategori-kategori ini antara
lain:
a. Kategori 6M yang biasa digunakan dalam industri
manufaktur:
1. Machine (mesin atau teknologi),
2. Method (metode atau proses),
3. Material (termasuk raw material, consumption, dan
informasi),
4. Man Power (tenaga kerja atau pekerjaan fisik) /
Mind Power (pekerjaan pikiran: kaizen, saran, dan
sebagainya),
5. Measurement (pengukuran atau inspeksi), dan
6. Milieu / Mother Nature (lingkungan).
b. Kategori 8P yang biasa digunakan dalam industri jasa :
1. Product (produk/jasa)
2. Price (harga)
3. Place (tempat)
4. Promotion (promosi atau hiburan)
5. People (orang)
6. Process (proses)
7. Physical Evidence (bukti fisik) dan
8. Productivity & Quality (produktivitas dan kualitas)

c. Kategori 5S yang bias digunakan dalam industry jasa:


1. Surroundings (lingkungan),
2. Suppliers (pemasok),
3. Systems (sistem),
4. Skills (keterampilan), dan
5. Safety (keselamatan).
 Kategori di atas hanya sebagai saran, kita bisa
menggunakan kategori lain yang dapat membantu mengatur
gagasan-gagasan.

Langkah 3: Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara brainstorming

1. Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan


melalui sesi brainstorming.
2. Saat sebab-sebab dikemukakan, tentukan bersama-sama di mana
sebab tersebut harus ditempatkan dalam fishbone diagram, yaitu
tentukan di bawah kategori yang mana gagasan tersebut harus
ditempatkan, misal: “Mengapa bahaya potensial? Penyebab:
Karyawan tidak mengikuti prosedur!” Karena penyebabnya
karyawan (manusia), maka diletakkan di bawah “Man”
3. Sebab-sebab ditulis dengan garis horisontal sehingga banyak
“tulang” kecil keluar darigaris diagonal.
4. Pertanyakan kembali “Mengapa sebab itu muncul?” sehingga
“tulang” lebih kecil (sub-sebab) keluar dari garis horisontal tadi,
misal: “Mengapa karyawan disebut tidak mengikuti prosedur?
Jawab: karena tidak memakai APD”

Langkah 4 : Mengkaji dan menyepakati sebab-sebab yang paling


mungkin

1. Setelah setiap kategori diisi carilah sebab yang paling mungkin di


antara semua sebab- sebab dan sub-subnya.
2. Jika ada sebab-sebab yang muncul pada lebih dari satu
kategori, kemungkinan merupakan petunjuk sebab yang paling
mungkin.
3. Kaji kembali sebab-sebab yang telah didaftarkan (sebab
yang tampaknya paling memungkinkan) dan tanyakan , “Mengapa
ini sebabnya?”
4. Pertanyaan “Mengapa?” akan membantu kita sampai pada
sebab pokok dari permasalahan teridentifikasi.
5. Tanyakan “Mengapa ?” sampai saat pertanyaan itu tidak bisa
dijawab lagi. Kalau sudah sampai ke situ sebab pokok telah
terindentifikasi.
6. Lingkarilah sebab yang tampaknya paling memungkin pada
fishbone diagram

2.4.8 PEMBUATAN ANGKET ATAU KUISIONER UNTUK


PENGKAJIAN
A. M1 = MAN (KETENAGAAN)
1. SDM
2. Struktur organisasi
3. Pembagian tugas
4. Pelatihan/pendidikan tambahan
5. Jumlah tenaga perawat
B. M2 = MATERIAL (SARANA dan PRASARANA)
Untuk M2 berkaitan dengan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh
suatu ruangan/perusahaan.
C. M3 = METHOD (METODE ASKEP)
1. Metode MAKP yang diterapkan
2. Dokumentasi keperawatan
3. Penerimaan pasien baru
4. Discharge planning
5. Supervisi
6. Sentralisasi obat
7. Ronde Keperawatan
8. Timbang terima
D. M4 = MONEY
Dana operasional suatu organisasi, manajemen pembayaran,
pengembangan, pengeluaran, dan lain-lain.
E. M5 = MUTU
1. Patient safety (medication error, flebitis, dicubitus, jatuh, restrains,
injuri, INOS, dll).
2. Kepuasan pasien.
3. Kenyamanan.
4. Kecemasan.
5. Perawatan diri.
6. Pengetahuan/perilaku pasien.

2.4.9 DIAGRAM LAYANG


1. GARIS S dan O bernilai POSITIF (dari nilai 0.1, 0.2 dst….)
2. GARIS W dan T bernilai NEGATIF (dari nilai -0.1, -0.2, dst…)
3. TITIK TENGAH NILAI 0
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 PENCAPAIAN INDIKATOR


Ilustrasi kasus di sebuah RS selama 6 bulan
Kasus :
Di Ruang ICU memiliki Kapasitas tempat tidur 28 TT, Jumlah hari
perawatan selama 6 bulan di rumah sakit = 1384 hari, Jumlah pasien
keluar (pasien hidup + mati) = 213 pasien, Periode 6 bulan dari 1 juli2019
– desember 2021 (184 hari), Jumlah pasien mati > 48 jam = 8 pasien,
Jumlah pasien mati seluruhnya = 12 Pasien

1. Perhitungan BOR (Bed Occupancy Rate

Jumlahhari perawatan rumah sakit


BOR = x 100%
Jumlah TT x jumlah hari dalam satu periode

1384
×100 %
= 28×184

1384
×100 %
= 5152

= 27%
2. Perhitungan ALOS (Average length of Stay)

jumlah lama dirawat


ALOS =
jumlah pasien keluar( hidup+mati)

= 1384
213
= 6,5 Hari = 6 Hari

3. Perhitungan TOI (Turn of Interval


( jumlah TT x hari )−hari perawatan rumah sakit
TOI =
jumlah pasienkeluar (hidup+mati)

( 96 x 180 ) −14309 ( 28×184 )−1384


= 2264 213

= 5152-1384 =3768
213 213

= 17,7 Hari= 18 Hari

e) Perhitungan BTO (Bath Turn Over)

jumlah pasien keluar( hidup+mati)


BTO =
jumlah tempat tidur

213
= 28 = 7,6

= 8 kali, dalam 6 bulan (idealnya 40-50 kali dalam satu tahun)

f) Perhitungan NDR (Net Death Rate)


jumlah pasien mati> 48 jam dirawat
NDR = x 100 %
jumlah pasien keluar(hidup+mati )
8
= 213 x 100 %
= 800
213
= 3,7 %
g) Perhitungan GDR (Gross Death Rate)

jumlah pasien mati seluruhnya


GDR = x 100%
jumlah pasien keluar( hidup+mati)
12
= 213 x 100 %
= 1200
213
= 5,63 %
3.2 PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT
ILUSTRASI KASUS :

1. Perhitungan Kebutuhan Perawat Berdasarkan Rumus Douglas

Di Ruang ICU kapasitas tempat tidur 18. Jumlah pasien yang dirawat
perhari 15 pasien. BOR 15 pasien x 100 = 83%. Rata-rata jam
perawatan

18 TT

adalah 4 jam perhari dan hari kerja efektif 6 hari dalam 1 minggu
dengan dengan tingkat ketergantungan : Minimal 8, Parsial 3 dan
Total 4.

Perhitungan Tingkat Kebutuhan Pasien


Ketergantungan :
- Minimal =8
-Parsial =3
-Total = 4

Minimal Care Parsial Care Total Care


Pagi 0,17 0,27 0,36
Siang 0,14 0,15 0,30
Malam 0,07 0,10 0,20

a. Kebutuhan Perawat Harian

Pagi : 8 x 0,17 = 1,36

3 x 0,27 = 0,81

4 x 0.36 = 1,44

Total = 3,61 dibulatkan menjadi 4

Sore : 8 x 0,14 = 1,12

3 x 0,15 = 0,45

4 x 0,30 = 1,2

Total = 2,77 dibulatkan menjadi 3

Malam : 8 x 0,07 = 0,56

3 x 0,10 = 0,3

4 x 0,20 = 0,8

Total = 1,66 dibulatkan menjadi 2

Total tenaga keseluruhan = 4 + 3 + 2 = 9

a. Kebutuhan Perawat Untuk Hari Libur/ Cuti/ Hari Besar Dan Tugas Non
Keperawatan.
Rumus :
Hari Libur/Cuti/Hari Besar =

tenaga
= 80 x 9
285
= 2,52 dibulatkan menjadi 3

b. Perawat yang mengerjakan tugas non profesi/perawat tidak langsung.


Rumus : (Tenaga perawat + Hari Libur) x 25%
= (9 + 3) x 25%
=3
Jadi perawat yang di butuhkan untuk hari libur dan tugas non keperawatan
adalah : 3 + 3 = 6 orang
c. Perhitungan Perawat Struktural
Karu : 1 orang
Wakaru : 1 orang
Katim : 2 orang
Penanggung jawab : 2 orang
Total : 6 orang

d. Total Kebutuhan Perawat


Rumus :
Rumus Douglas + L.day + Perawat no keperawatan + perawat structural
= 9 + 3 + 3 + 6 = 21 orang

2. Perhitungan Kebutuhan Perawat Berdasarkan Rumus Gillies

Di Ruang X kapasitas tempat tidur 18. Jumlah pasien yang dirawat perhari 15
pasien. BOR 15 pasien x 100 = 83%. Rata-rata jam perawatan.

18 TT
adalah 4 jam perhari dan hari kerja efektif 6 hari dalam 1 minggu dengan
dengan tingkat ketergantungan : Minimal 8, Parsial 3 dan Total 4

a. Jumlah kebutuhan keperawatan yang dibutuhkan pasien per hari

1) Keperawatan langsung :

-Minimal care 8 orang = 8 x 2 jam = 16 jam

-Parsial care 3 orang = 3 x 3 jam = 9 jam

-Total care 4 orang = 4 x 5 jam = 20 jam

Jumlah = 45 Jam

2) Keperawatan tidak langsung :


15 pasien x 1 jam = 15 jam
3) Waktu penyuluhan kesehatan :

15 pasien x 0,25 jam = 3,75 jam

Total jam secara keseluruhan adalah 68,75 jam

b. Menentukan jumlah total jam perawatan per pasien/hari

Rumus : Total jam perawatan yang diberikan perawat

Jumlah pasien

= 68,75 jam

15 Pasien

= 4,5 jam

c. Total kebutuhan tenaga keperawatan


= 425 jam x 15 Pasien x 365 hari
(365 hari-86 hari ) x 7 jam
= 23,368,75
1953
= 11,91 dibulatkan menjadi 12 orang
Nb: jumlah tenaga perawat harus di tambah 20% (antisifasi
kekurangan/cadangan)
12x 20% = 2,4 (2orang)
Jadi jumblah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 12+2 = 14
orang/hari

3. Perhitungan Kebutuhan Perawat Berdasarkan Rumus Nina

Di Ruang X kapasitas tempat tidur 18. Jumlah pasien yang dirawat


perhari 15 pasien. BOR 15 pasien x 100 = 83%. Rata-rata jam perawatan.

18 TT

adalah 4 jam perhari dan hari kerja efektif 6 hari dalam 1 minggu dengan
tingkat ketergantungan : Minimal 8, Parsial 3 dan Total 4.

a. Tahap I
Dihitung A = Jumlah jam perawatan pasien dalam 24 jam per pasien
Dari kasus diatas A = 4jam/hari.
b. Tahap II
Dihitung B = Jumlah rata-rata jam perawatan untuk seluruh pasien dalam
satu hari.
Rumus : B = A x Tempat Tidur
= 4 x 18
= 72
c. Tahap III
Dihitung C = Jumlah jam perawatan seluruh pasien selama setahun.
Rumus : C = B x 365hari
= 72 X 365
= 26.280
d. Tahap IV
Dihitung D = Jumlah perkiraan realistis jam perawatan yang dibutuhkan
selama setahun
Rumus : D = C x BOR

80

= 26.280 x 12,45 dibulatkan menjadi 12

80

= 26.280 x 12

80

= 3.942

Jadi, nilai 12,45 (dibulatkan menjadi 12) adalah total dari 15 pasien
dimana 83% x 15 = 12,45 (dibulatkan menjadi 12). Sedangkan 80
adalah nilai tetap untuk perkiraan realistis jam perawatan.

e. Tahap V

Dihitung E = Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan

Rumus : E= D

1878

= 3942

1878

= 2,09 dibulatkan menjadi 2 (2 Orang)


3.3 ANALISA SWOT

ILUSTRASI:

DI Ruang ICU rumah Sakit Pucuk Permata terdapat 4 pasien , 1 Pasien


dengan diagnosa Gagal Jantung dan akan dilakukan pemeriksaan EKG, 1
Pasien dengan diagnose gagal ginjal akan dilakukan Tindakan hemodialisa, 1
pasien dengan diagnosa diabetes akan dilakukan Tindakan rawat luka, dan 1
pasien dengan diagnosa Edema Paru akan dilakukan perawatan WSD. Pada
hari tersebut Kepala Ruangan akan melakukan supervisi terhadap Tindakan
yang di lakukan perawat. Saat Operan di ruang perawat Karu menyampaikan
maksud dan tujuan supervise yang akan dilakukan kepada perawat primer dan
perawat assosiasi.

Struktur Pengorganisasian :

Karu : Eni Suryantini

Wakaru : Fajarini

Perawat 1 : Hendrikus

Perawat 2 : Iin Rahayu

Perawat 3 : Indah Candra


Perawat 4 : Indra Yani

Pasien 1 : Jihan Ulma

Pasien 2 : Katarina

Pasien 3 : Kristiani

Pasien 4 : Linda Darmayanti

Paman pasien1: Krisna diva

Bibi Pasien 2 : Sindi Kartika

Ibu Pasien 4 : Malika ayu

1. Sumber Daya Manusia (MAN)


No Analisa SWOT Bobot Rating Bobot x Rating
1. Strength =
1. Perawat menyatakan
bahwa struktur organisasi 0,5 3 0,4 1,5
yang ada sesuai dengan
kemampuan perawat
yang ada.
2. Perawat menyatakan 0,3 3 0,8 0,9
kepada ruangan sudah
optimal dalam
melaksanakan tujuannya.
3. Perawat yang bertugas 0,2 2 0,8 0,4
berjumlah 4 orang.
TOTAL 1 2,8
2. Weakness = =S–W
1. Beban kerja perawat di = 2,8 – 2,4
ruangan terlalu banyak. 0,2 2 0,4 = 0,4
2. Jumlah Perawat masih
belum sebanding dengan 0,2 2 0,4
jumlah pasien
3. 2 orang perawat structural. 0,2 3 0,6
4. Beberapa perawat belum
memahami peran dan 0,2 2 0,4
fungsinya.
5. Penempatan tugas pada 0,2 3 0,6
saat bekerja belum jelas
TOTAL 1 2,4
3. Opportunities =
1. Perawat mempunyai
kemampuan untuk 0,4 2 0,8
melanjutkan pendidikan
ke jenjang lebih tinggi.
2. Perawat dapat
memperbanyak
pengalaman pada saat di 0,2 2 0,4
tempatkan di ruang ICU
3. Adanya kebijakan
pemerintah tentang
kemampuan yang 0,4 3 1,2
sewajarnya terdapat pada
atau dilakukan oleh
seseorang yang
professional.
TOTAL 1 2,4
4. Threats = =O–T
1. Adanya tuntutan tinggi = 2,4 - 2,5
dari masyarakat dengan 0,2 3 0,6 = - 0,1
pelayanan yang lebih
professional.
2. Rendahnya kesejahteraan 0,4 2 0,8
perawat.
3. Tanggung jawab dalam
memberikan pelayanan 0,1 2 0,2
maksimal
4. Adanya tanggung jawab
legalitas untuk pasien.
0,3 3 0,9

TOTAL 1 2,5

2. Sarana dan Prasarana (Material dan Machine)


No Analisa SWOT Bobot Rating Bobot x Rating
1. Strength =
1. Pada ruang ICU memiliki 0,4 2 0,8
alat EKG dan WSD dan
petugas mampu
menggunakannya.
2. Di ruangan terdapat nurse 0,3 3 0,9
station.
3. Tersedia fasilitas seperti 0,3 2 0,6
kursi, meja , monitor dll di
Ruang ICCU.
TOTAL 1 2,3
2. Weakness = =S–W
1. Nurse station belum 0,3 2 0,6 = 2,3 – 2
dapat dimanfaakan = 0,3
secara baik.
2. Di ruang ICCU terdapat
1 alat EKG dan 1 alat 0,4 2 0,8
WSD untuk pasien 4
pasien.
3. Kurangnya kelengkapan
kamar mandi seperti : 0,3 2 0,6
ember, plastic untuk
tempat sampah dll.
TOTAL 1 2
3. Opportunities =
1. Di ruang ICU pada 0,3 3 0,9
masing – masing tempat
tidurnya terdapat monitor
untuk memantau EKG
selama 24 jam.
2. Tersedia alat-alat yang di 0,4 2 0,8
butuhkan pasien.
3. Tersedia alat pengganti
apabila terdapat alat yang 0,3 2 0,6
rusak.
TOTAL 1 2,3
4. Threats = =O–T
1. Ada beberapaka = 2,3 – 2
kemungkinan alat – alat 1 2 2 = 0,3
yang digunakan oleh
pasien seperti EKG,
WSD dan monitor lain
rusak.
TOTAL 1 2
3. Metode (Method)
No Analisa SWOT Bobot Rating Bobot x Rating
1. Strength =
1. Terlaksana komunikasi 0,3 2 0,6
yang cukup baik antara
profesi.
2. Memiliki standar asuhan 0,2 2 0,4
keperawatan.
3. Kepala ruangan
melakukan penugasan 0,5 3 1,5
dengan metode kasus.

TOTAL 1 2,5
2. Weakness = S-W =
1. Memerlukan tenaga =2,5- 2,7
perawat yang kompeten 0,3 2 0,6 =-0,2
dan disiplin.
2. Memerlukan tenaga 0,7 3 2,1
perawat yang cekatan.

TOTAL 1 2,7
3. Opportunities =
1. Kepercayaan dari pasien 0,5 3 1,5
dan keluarga pasien baik

2. Kepala ruangan dan


wakil kepala ruangan
bertugas mendampingi 0,5 2 1
pasien jika ada tindakan
keperawatan yang akan
dilakukan
TOTAL 1 2,5
4. Threats = O-T =
1. Adanya tuntunan dari 1 2 2 2,5 – 2= 0,5
keluarga pasien untuk
pelayanan yang
maksimal
TOTAL 1 2

4. Keuangan dan Anggaran (Money)


No Analisa SWOT Bobot Rating Bobot x Rating
1. Strength =
1. Dana keuangan ruangan 1 4 4
ICU dari rumah sakit
TOTAL 1 4
2. Weakness = S-W =
1. Seluruh anggaran 1 3 3 4-3 = 1
berpusat pada
manajemen Rumah Sakit
TOTAL 1 3
3. Opportunities =
1. Pemakaian obat dan alat
kesehatan emergency 1 3 3
bias diambil langsung
oleh tenaga medis yang
bertugas di ruangan ICU
tanpa harus membuat
resep untuk keluarga dan
pasien
TOTAL 1 3
4. Threats = O-T =
1. Ada anggaran biaya pasien 1 2 2 3-2 = 1
lebih murah di Rumah Sakit
lain
TOTAL 1 2

5. M5 (Mutu)

No Analisa SWOT Bobot Rating Bobot x Rating


1. Strength =
1. Salah satu pasien
membutuhkan bantuan 0,3 2 0,6
perawat dalam
melakukan kegiatan
seperti : makan , minum
2. Ada salah satu pasien 0,4 2 0,8
yang sudah bisa duduk
dengan sendiri tanpa
bantuan.
3. Resiko jatuh sangat 0,3 3 0,9
riskan terjadi karena
pasien yang susah untuk
bangun dari tempat
karena kondisi lemah.
TOTAL 1 2,3
2. Weakness = = S-W
1. Beberaapa Pasien 0,5 2 1 = 2,3 – 2
Kurang Menjaga = 0,3
kebersihan pada diri .
2. Salah satu pasien prilaku 0,5 2 1
kurang baik

TOTAL 1 2
3. Opportunities =
1. Membantu dan melatih
pasien agar dapat duduk 0,5 2 1
dengan sendiri dan
melatih agar badan pasien
tidak kaku karena sakit.
2. Mengedukasi untuk dapat 0,5 2 1
merawat dan menjaga
kebersihin dri pasien.
TOTAL 1 2
4. Threats = =O–T
1. Adanya tuntutan untuk = 2-3
perawat agar dapat 1 3 3 = -1
memberikan pelayanan
baik untuk kepuasan
pasien
TOTAL 1 3
DIAGRAM LAYANG AGGRESSIVE
O
PROGRESSIVE
1,0

0,9 M4 = 1,0 ; 1,0


0,8

0,7

0,6
M3 = -0,2 ; 0,5
0,5

0,4
M2 = 0,3 ; 0,3
0,3

0,2

0,1
-1,0 -0,9 -0,8 -0,7 -0,6 -0,5 -0,4 -0,3 -0,2 -0,1
W S
0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8. 0,9 1,0
- 0,1 M1 = 0,4 ; -0,1
M5 = 0,3 ; -0,1
- 0,2
- 0,3
- 0,4
- 0,5
- 0,6
- 0,7
- 0,8
- 0,9

DEFENSIVE - 1,0 DIVERSIFICATION

T
MASALAH SKOR ANALISIS PRIORITAS KONDISI
SWOT
IFAS EFAS
1. M1 0,4 -0,1 Kedua Diversification (ST)
2. M2 0,3 0,3 Pertama Aggressive (SO)
3. M3 -0,2 0,5 Ketiga Progressive (WO)
4. M4 1 1 Pertama Aggressive (SO)
5. M5 0,3 -1 Kedua Diversification (ST)
3.4 FISHBONE
3.5 ROLE PLAY BERMAIN PERAN
3.5.1 Role Play Timbang Terima

ROLEPLAY

TIMBANG TERIMA

Karu : Krisna

Perawat Shift Malam :

1. Kristi
2. Dek erin
3. Indah
4. Iin

Perawat Shift Pagi :

1. Linda
2. Sindi
3. Eni
4. Ulan

Pasien :

1. Jihan
2. Dayu
3. Malika
4. Hendri

Di ruang Isolasi terdapat 4 pasien, yaitu 2 pasien yang


terdiagnosa Tuberkulosis dan 2 pasien terdiagnosa Pneumonia

Pada pagi hari pukul 07.40 WITA, Karu dan perawat dinas pagi
sudah tiba di ruangan
Perawat (pagi) : Selamat pagi semuanya.
Perawat (malam) : Selamat pagi.
Perawat 1 (malam) : Akhirnya sudah datang yang shift pagi
Perawat 2 (pagi) : Iya sus, kita memang rajin
Perawat 2 (malam) : Biasanya juga suster Sindi sedikit telat
Perawat 2 (pagi) : Syukurnya sekarang saya tidak telat sus
Karu : Iya sudah ditaruh dulu tasnya
Perawat 2 (pagi) : Iya pak.

Proses operan pun tiba pada pukul 08.00 WITA, setelah semua
lengkap Karu, Katim dan perawat pelaksana.

(Di Nurse Station)

Karu : Selamat pagi semuanya, sebelum kita melakukan timbang


terima, marilah kita panjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang
Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya kita bisa berkumpul disini.
Terlebih dahulu mari kita berdoa menurut kepercayaan masing-
masing. Berdoa dimulai…., berdoa selesai. Baik pada pagi hari ini
tanggal 5 Juli 2021 akan dilakukan kegiatan timbang terima yang
rutin kita lakukan setiap pergantian shift. Kepada perawat pelaksana
yang dinas malam dipersilahkan menjelaskan kondisi masing-masing
pasien saat ini ke perawat pelaksana yang dinas pagi. Baik saya
persilahkan untuk menvalidasi data yang sudah ada untuk
merencanakan tindakan keperawatan.

Perawat 1 (malam) : Selamat pagi, terimakasih atas kesempatan


yang diberikan kepada saya untuk menjelaskan kondisi pasien saat
ini. Pada kamar I Ny. Jihan (25 tahun) diagnosa Tuberkulosis.
Keadaan pasien compos mentis, pasien menyatakan keluhan batuk
berdarah, sesak, lemas, pusing, tampak lesu dan tidak dapat
melakukan aktivitas sehari-hari. Pasien juga mengeluh letih, merasa
energi tidak pulih walaupun sudah tidur, dan pasien tampak lesu.
Telah diberikan terapi O2 : 3 liter/menit dan telah diberikan terapi
IVFD RL 20tpm. Hasil TTV : Tekanan Darah : 130/80 mmHg, Nadi :
80x/menit, RR : 28x/menit, Suhu : 36,8oC, Sat O2 : 99%. Lanjutkan
pemberian terapi IVFD RL 20tpm dan lanjutkan pemberian O2 jika
sesak

Perawat 2 (malam) : Baik, untuk kamar II Ny. Dayu (28 tahun)


diagnosa Tuberkulosis. Pasien mengatakan nyeri dada hilang timbul
Pasien mengatakan berat badan menurun, nyeri otot dan berkeringat
waktu di malam hari, Telah diberikan terapi O2 2 liter/menit dan telah
diberikan terapi IVFD RL 20tpm, Pemeriksaan TTV : Tekanan Darah
: 120/80 mmHg, N : 88x/menit, RR : 30x/menit, S : 38ºC. Lanjutkan
pemberian terapi IVFD RL 20tpm, berikan obat penurun panas, dan
lanjutkan pemberian O2 jika sesak.

Perawat 3 (malam) : Untuk kamar III Ny. Malika (29 tahun )


Diagnosa Pnemonia, Pasien mengatakan batuk berdahak dengan
dahak yg kental dan sulit untuk dikeluarkan dan sesak napas, dengan
hasil TTV TD: 130/90 mmHg, N : 12x/i RR : 32x/i , Hasil rongent
menunjukan infiltrasi lobaris , Pemeriksaan Seputum ditemukan
kuman stapilococcus auerus dan diplococcus pnemonia. Telah di
berikan terapi latih napas dan batuk efetif dan pemberian o2.
Lanjutkan pemberian o2 jika masih sesak
Perawat 4 (malam) : Untuk kamar IV Tn. Hendri (31 tahun)
Diagnosa pnemonia, Pasien mengatakan nyeri dada, sakit kepala, dan
nyeri sendi dengan hasil TTV : TD : 130/90 mmhgs, N : 120x/i, RR :
32x/i . Lanjutkan pemberian analgesik dan pantau TTV jika masih
nyeri

(Di Ruangan Pasien ketika Dilangsungkan Operan)


Perawat 1 (malam) : (dikamar 1-4) Selamat pagi Ibu-ibu, kami akan
melakukan operan, ini teman saya Ulan, Sindi Eni dan Linda yang
dinas pagi akan merawat Ibu sampai jam14.00 siang dan ada juga
Karu, yaitu Pak Krisna di pagi hari ini
(Operan dimulai)
(Diruang Pasien kamar 1)

Perawat 1 (malam) : Selamat pagi ibu, apakah ibu ada keluhan hari
ini?

Px 1 : Ada sus, saya merasa letih dan sesak.

Perawat 1 (malam) : Baik, untuk suster Linda pantau TTV dan


lakukan terapi O2 ya sus.

Perawat 1 (pagi) : Baik sus, apa ada cek sputum?

Perawat 1 (malam) : Ada sus.

Perawat 1 (pagi) : Baik, nanti jika ibu batuk, dahaknya disimpan


diwadah ini ya (sambil menyerahkan sputum pot) untuk pemeriksaan
laboratorium.

Px 1 : Baik suster.

(Diruang Pasien kamar 2)

Perawat 2 (malam) : Selamat pagi ibu, bagaimana keadaan ibu hari


ini?

Px 2 : Saya merasa suhu tubuh saya naik turun sus


dan juga lemas.

Perawat 2 (malam) : Baik, untuk suster Sindi pantau suhu tubuhnya


setiap 4 jam ya.
Perawat 2 (pagi) : Baik sus, apakah tadi ibunya sudah minum
obat?

Perawat 2 (malam) : Sudah sus, tadi ibunya sudah minum obat


paracetamol jam 06.00 WITA.

Perawat 2 (pagi) : Baik suster.

(Diruang Pasien kamar 3)

Perawat 3 (malam) : Selamat pagi ibu bagaimaan keaadan ibu hari


ini?

Px 3 : Saya merasa sedikit sesak dan masih batuk sus

Perawat 3 (malam) : Baik untuk suster Eni bisa melanjutkan


pemberian o2 dan bantu teknik batuk efektif ya

Perawat 3 (pagi) : Baik sus, apakah tadi sudah ada mengganti


o2nya?

Perawat 3 (malam) : sudah sus, tadi pagi sudah saya ganti o2 ibunya
jam 06:15 WITA

Perawat 3 (pagi) : Baik suster

(Diruang Pasien kamar 4)

Perawat 4 (malam) : Selamat pagi pak, bagaimana keaadan bapak


hari ini?

Px 4 : pagi sus, keadaan saya hari ini masih sakit di


dada saya sus

Perawat 4 (malam) : Baik untuk suster Ulan bisa memantau TTV


dan memberikan analgesik, tadi pagi saya sudah memberikan
analgesik pada pukul 06:00 WITA
Perawat 4 (pagi) : Baik suster

Dan penandatanganan hasil operan dinas malam

Karu : Baik, kita tadi sudah bersama-sama melakukan kegiatan


timbang terima. Saya harap dengan adanya ekgiatan ini proses
pendelegasian tugas antara shift bias jelas dan terstruktur. Mungkin
ada yang didiskusikan lagi?

Perawat : Tidak pak, sudah cukup untuk hari ini.

Karu : Baik, terimakasih atas kerjasamanya yang telah bekerja


dengan baik. Demikian tadi timbang terima ini, tetap semangat dan
tunjukkan sikap profesionalisme kita sebagai perawat. Bagi yang
dinas pagi selamat bertugas, untuk yang dinas malam kalau mau
pulang silahkan, dan yang lain menyesuaikan. Dan sebelum kita
mengakhiri, mari kita berdoa dulu menurut kepercayaan masing-
masing, berdoa dimulai.. berdoa selesai. Terimakasih, selamat pagi.

Perawat : Selamat pagi, pak.


3.5.2 Role Play Supervisi

Struktur Pengorganisasian :

Karu : Ulan

Wakaru : Katarina

PJ1 : Sindi

PJ2 : Iin

PJ3 : Malika

PJ4 : Kristi

Pasien 1 : Linda

Pasien 2 : Hendrik

Pasien 3 : Dayu

Pasien 4 : Jihan

Bibi Pasien 1: Eni

Ibu paien 2 : Indah

Kakak pasien 3: Krisna

Di Ruang ICU Rs Padma Medika terdapat 4 pasien , 1 pasien dengan


diagnosa Edema Paru akan dilakukan perawatan WSD. 1 pasien dengan
diagnosa Stroke Non Hemoragik dan 1 pasien dengan diagnosa Meningitis akan
dilakukan pemasangan NGT, dan 1 pasien mengalami gagal jantung akan
dilakukan pemeriksaan EKG Pada hari yang sama Kepala Ruangan akan
melakukan supervisi terhadap tindakan yang akan dilakukan oleh perawat.
Diruang keperawatan, Karu menyampaikan maksud dan tujuan supervisi
kepada perawat primer dan perawat asosiasi

Karu : “Selamat pagi, apa semuanya sudah lengkap?”

P2 :”sudah bu”

Karu : ya, pagi ini saya akan menyampaikan tentang supervisi yang
akan dilakukan pada hari ini. Jadi, tujuan untuk dilakukannya
supervisi adalah untuk mempelajari dan memperbaiki tindakan
yang akan dilakukan kepada pasien kita.

P2 : baik , untuk supervisi sendiri tindakan apa bu yang akan


dilakukan supervisi?

Karu : Baik untuk supervisi sendiri apa yang sudah direncanakan


untuk dilakukan ? Saya sarankan melakukan perawatan WSD
dan pemasangan NGT dilakukan sesuai dengan prosedur SOP

Wakaru : Ya ners, saya juga merencanakan yang sama dilakukan


supervisi terhadap tindakan perawatan WSD, pemasangan NGT
dan saya tambahkan tindakan melakukan EKG bagaimana?
Kebetulan semua pasien akan dilakukan tindakan tersebut.

Karu : iya saya setuju, untuk tindakan pemasangan alat EKG dengan
benar

P2 : Untuk hari ini kami mendapat instruksi dari dokter untuk


delegasi tindakan perawatan WSD pada 1 pasien bernama Ny. L
umur 40 tahun di bed 1 dan pemasangan NGT pada 2 pasien Tn.
H umur 55 tahun dibed 2 dan Ny. D umur 50 tahun di bed 3 dan
akan dilakukan pemeriksaan rekam jantung (EKG) Ny. Jdi bed
4.
Karu : baik kalau begitu segera siapkan peralatannya terlebih dahulu

P4 : Baik bu

Karu : Baik, pada hari ini kita mempunyai 1 pasien yang akan
dilakukan perawatan WSD , 2 pasien dilakukan pemasangan
NGT dan 1 pasien dilakukan pemasangan EKG. Jadi, untuk
format penilaian yang akan dilakukan pada supervisi pada hari
ini adalah nanti saya akan melakukan beberapa penilaian
terhadap tindakan yang akan dilakukan dan nanti saya akan
memberikan penilaian terhadap beberapa instrument tindakan
seperti perawatn WSD, pemasangan NGT dan pemasangan
EKG . Mungkin ini ada beberapa format/instrument penilaian
silahkan dibaca dulu (sambil menyerahkan map)

P3 : iya bu (mengambil map)

Karu : ada yang ingin ditanyakan terkait format penilaian tersebut?

P3 : tidak ada bu

Wakaru : bisa saya cek langsung semua alat-alatnya?

P2 :bisa bu

Wakaru : apakah keluarga pasien sudah mengetahui tindakan yang akan


dilakukan kepada keluarganya?

P4 : belum bu

Wakaru : kalau begitu beritahu kepada keluarganya

P4 : Baik bu

(Kemudian P2 dan Karu dan wakaru keruangan pasien untuk meminta


persetujuan kepada keluarga akan dilakukan tindakan dan langsung
melakukan tindakan)
P2 : Selamat pagi bu, saya perawat Lestari. Disini saya
memberitahukan kepada ibu bahwa saya akan melakukan
tindakan perawatan WSD atau disini tujuannya untuk
mengeluarkan cairan dari paru-paru Ny. L saya memerlukan
waktu selama 15 menit. Apakah ibu bersedia Ny. Ldilakukan
tindakan ini?

Bibi px : bersedia sus, tolong berikan perawatan yang terbaik kepada


sodara saya sus

P2 : iyaa ibu, kami kan berusaha semampu kami untuk memberikan


perawatan kepada sodara ibu , ibu juga tetap mendoakan sodara
ibu agar cepat membaik

Bibi px : baik sus , terimakasih sus

(kemudian perawat 2 langsung melakukan tindakan dan diawasi oleh Karu dan
Wakaru)

P2 : baik bu saya sudah selesai melakukan tindakan perawatan pada


saudara ibuk, terimakasih atas kerjasamanya bu,30 menit lagi
saya akan kemari memeriksa keadaan ibuk , nanti jika ada
keluhan bisa panggil saya di nurse station bu

Bibi px : iyaa sus, terimakasih banyak sus

(Selanjutnya perawat 1 akan melakukan tindakan pemasangan NGT pada Tn.H


)

P1 : selamat pagi bu , perkenalkan saya perawat Sindi disini saya


akan melakukan tindakan pemasangan NGT karena anak ibu
dalam kondisi penurunan kesadaran tujuannya disini untuk
memenuhi nutrisi pada anak ibu

Ibu px : pagi sus , itu dipasangnya melalui apa sus ?


P1 : baik ibu, disini pemasangannya dengan menggunakan selang
steril melalui hidung kemudian selang ini akan dimasukan
sampai di lambung jadi nanti kami akan memberikan makanan
dan minuman melalui selang ini dan langsung masuk
kelambung bu

Ibu px : baik sus

P1 : baik bu disini saya akan melakukan tindakan kurang lebih 15


menit bu , apakah ibu bersedia?

Ibu px : bersedia sus,

(kemudian PJ1 melakukan pemasangan selang NGT kepada pasien dan di awasi
oleh Karu dan Wakaru )

P1 : baik bu saya sudah selesai melakukan tindakan pemasangan


NGT ya bu nanti jam makan siang akan saya berikan bubur cair
dan air ya bu

Ibu px : iya sus, terimakasih banyak ya sus.

(Selanjutnya perawat 3 akan melakukan tindakan pemasangan NGT pada


Ny.D)

P3 : selamat pagi bu , perkenalkan saya perawat Malika disini


saya akan melakukan tindakan pemasangan NGT karena adik
tidak sadarkan diri (koma) tujuannya disini untuk memenuhi
nutrisi pada adik ibu

Kakak px : pagi sus , itu dipasangnya melalui apa sus ?

P3 : baik ibu, disini pemasangannya dengan menggunakan


selang steril melalui hidung kemudian selang ini akan
dimasukan sampai di lambung jadi nanti kami akan
memberikan makanan dan minuman melalui selang ini dan
langsung masuk kelambung bu

Kakak px : baik sus

P3 : baik bu disini saya akan melakukan tindakan kurang lebih 15


menit bu , apakah ibu bersedia?

Kakak px : bersedia sus,

(kemudian PJ3 melakukan pemasangan selang NGT kepada pasien dan di awasi
oleh Karu dan Wakaru )

P3 : baik bu saya sudah selesai melakukan tindakan pemasangan


NGT ya bu

Kakak px : iya sus, terimakasih banyak ya sus.

(kemudian perawat 4 akan melakukan rekam jantung (EKG)

P4 : selamat pagi bu perkenalkan saya perawat Kristi, bagaimana


keadaan ibu hari ini?

Px 4 : selamat pagi sus, masih lemah hari ini sus

P4 : baik ibu, sesuai dengan intruksi dokter sekarang saya akan


melakukan rekam jantung ya bu ,disini prosedurnya ibu buka
baju bu, dan lepaskan kalung cincin atau jam tangan atau pun
yang berunsur logam bu, saya memerlukan waktu kurang lebi
15 menit bu , apakah ibu bersedia?

Px 4 : iya sus saya bersedia

(Perawat 4 melakukan pemasangan EKG dan diawasi oleh Karu dan wakaru)

P4 : baik ibu saya sudah selesai melakukan rekam jantungnya ,


sekarang saya bersihkan ya bu, dan saya bantu untuk
menggunakan baju nya
Px 4 : baik sus , bagaimana hasilnya sus?

P4 : mohon maaf ibu nanti hasilnya akan dibacakan oleh dokter


langsung ya bu, apakah ibu ada pertanyaan lagi ?

Px 4 : tidak sus

P4 : baik ibu terimakasih atas kerjasamanya ya bu, sekarang saya


permisi dulu

Px 4 : iyaa sus terimakasih juga sus

(Kemudian perawat 1,2,3,4 Karu dan wakaru berada di Nurse station)

Karu : baik tadi saya sudah melakukan penilaian terhadap hasil kerja
dari perawatan WSD, pemasangan selang NGT, dan pemasangan
EKG pada hari ini. Untuk secara keseluruhan sudah baik.
Mohon di pertahankan dan ditingkatkan lagi . baik terimakasih
selamat pagi

Perawat : pagi bu
3.5.3 Role Play Discharge Planning

 Narator : Jihan
 Karu : Ulan
 Wakaru : Malika
 Katim : Iin
 Dokter : Krisna
 Anak pasien : Sindi
 Pasien : Hendri
 Istri pasien : Eni
 Perawat 1 : Katharina
 Perawat 2 : Kristi
 Perawat 3 : Linda
 Perawat 4 : Indah
 Perawat 5 : Dayu

Pada tanggal 5 juni 2021 datang seorang pasien bernama Tn. Hendrik
diruangan penyakit dalam, ruang apel , Rs Mawar. Sengan diagnosa
medis Diabetes melitus dengan luka gangren di tungkai kaki sebelah kiri.

Karu : selamat pagi pak, bu?


Pasien : pagi sus
Karu : perkenalkan saya perawat ulan kepala ruangan di ruangan ini
dan ini perawat malika yang bertugas pada pagi ini beserta
perawat katharina, mohon maaf dengan bapak siapa ?
Pasien : bapak hendri
Wakaru : baik bapak hendri, apa ada keluhan pada pagi hari ini?
Pasien : lemas, dan sedikit pusing sus
Istri px : iya sus, dari tadi suami saya terlihat lemas, saya jadi khawatir
Wakaru : apakah ada keluhan lain selain pusing dan lemas?
Pasien : tidak ada sus
Wakaru : baik, jika tidak ada keluhan lagi nanti dokter yang akan
menangani bapak akan segera datang. Sambil menunggu dokter
datang, karena disini bapak baru datang perawat katharina akan
mengenalkan bapak dan keluarga mengenai peraturan dan
fasilitas yang ada di ruangan ini. Tujuannya untuk menjaga
kenyaman Ibu selama dirawat disini, apakah bapak bersedia?
Pasien : bersedia sus
Perawat 1 : baiklah bapak dan ibu, waktunya tidak lama sekitar 5 sampai
10 menit saja, bapak bisa dengan tetap berbaring ditemapt tidur
dan ibu bisa menyimak apa yang saya sampaikan. Sebelumnya
saya akan membacakan peraturan untuk ruangan ini terlebih
dahulu, pertama mengenai penunggu dan pengunjung pasien,
selama masa pandemi seperti sekarang ini penunggu pasien
dibatasi, yang menemani pasien hanya boleh 1 oarang saja, dan
untuk pengunjung saat ini tidak diperbolehkan demi
keselamatan dan kenyamanan kita semua. Sampai situ ada yang
ingin ditanyakan terlebih dahulu pak, bu?
Anak pasien : berarti sus hanya boleh satu orang saja yang menemani bapak
saya di RS?
Perawat 2 : iya adik, hanya boleh satu orang saja yang menemani. Boleh
adik saja atau ibu saja yang menemani bapak di RS
Anak pasien : baik sus
Perawat 2 : sebelum saya lanjut, apakah ada yang ingin ditanyakan lagi?
Anak pasien : tidak sus
Perawat 2 : baiklah kalau begitu kita lanjut ya Pak dan bu. Selanjutnya
saya akan mengenalkan lingkungan dan fasilitas yang ada
diruangan ini. Tempat tidur ini bisa dinaikkan bagian atas dan
bawahnya, ini ada pemutarannya yang sebelah kanan untuk
menaikkan bagian kaki dan yang kiri untuk menaikkan bagian
kepala. Disebelah kanan tempat tidur ada lemari kecil disana
nanti bisa dipakai untuk menyimpan pakaian ganti untuk bapak
dan ibu. Dibagian kiri dekat pintu ada kamar mandi, jadi nanti
bapak bisa mandi atau buang air disini. Diatas tempat tidur ada
bel, jika bapak membutuhkan sesuatu atau jika pada keadaan
darurat silahkan menekan bel. Selain itu diruangan ini tidak
diperkenankan merokok dan mohon bantuananya untuk
menjaga kebersihan ruangan untuk kenyamanan bersama.
Bagaimana ada yang ingin ditanyakan?
Istri pasien : tidak sus, sudah cukup jelas
Perawat 1 : baik bapak dan ibu jika tidak ada pertanyaan terimakasih atas
waktunya, untuk bapak silahkan istirahat kembali, terima kasih
atas kerjasamanya
Pasien : baik, terimakasih kembali sus

(Setelah 10 menit kemudian dokter visite memeriksa pasien hendri)

Dokter : Selamat pagi pak, saya dokter krisna yang akan menangani
Bapak, dengan bapak siapa ya ?
Pasien : Selamat pagi juga dok, saya hendri
Dokter : Baik Bapak hendri, saya periksa dulu ya, permisi
Pasien : Baik dok
(Setelah selesai diperiksa Perawat 2 menyampaikan : kemungkinan penyakit
pasien, perkiraan lama pasien dirawat, intervensi keperawatan/medis yang
biasa dilakukan di ruangan, biaya perawatan)

Perawat 2 : selamat pagi Pak hendri?


Pasien : selamat pagi sus
Perawat 2 : bagaimana perasaan bapak setelah diperiksa dokter?
Pasien : baik sus, pusingnya sedikit berkurang
Perawat 2 : Baik pak hendir dan keluarga, disini saya akan meyampaikan
kemungkinan penyakit bapak yaitu DM (kencing manis),
perkiraan perawatan bapak diruangan ini selama 1 minggu,
kemudian untuk tindakan yang biasanya dilakukan untuk pasien
seperti kondisi bapak adalah rawat luka karena luka dikaki
bapak apabila tidak dirawat akan semakin parah dan sulit
sembuh. Untuk biaya keperawatan dan lain-lain seperti obat dan
alat nanti akan direkap diruangan dan diserahkan ke keluarga
bapak untuk dilunasi, bagaimana Pak hendri dan Ibu, apakah
sudah jelas?
Pasien : iya sus sudah cukup jelas
Istri Pasein : iya sus sudah jelas, terimakasih
Perawat 2 : baik jika sudah jelas, terimakasih atas waktunya selamat pagi

(Setelah 6 hari dirawat pasien hendri diperbolehkan pulang karena


kondisinya sudah membaik. Untuk itu Karu beserta TIM di Ruang Apel akan
melakukan tindakan Discharge Planning)

Tahap Persiapan di ruang Karu

Karu : selamat pagi rekan-rekan, agenda kita pagi hari ini untuk
pasien hendri adalah melakukan Discharge Planning karena
kondisi pasien sudah membaik dan memungkinkan untuk
perawatan dirumah, Bagaimana persiapan katim/perawat 3 dari
pasien hendri?
Katim :baik, untuk persiapan discharge lanning pada pasien hendri
sudah siap. Status pasien dan format discharge planning sudah
dipersiapkan. Untuk masalah pada pasien saat ini adalah luka
pada kaki sebelah kiri pasien yang memungkinkan untuk
kambuh kembali sehingga perlu diinformasikan kepada pasien
dan keluraga mengenai diet, tempat kontrol, cara perawatan
kaki dirumah, dan tanda-tanda terjadi kekambuhan dan
kegawatan pada pasien
Karu : baik, terima kasih untuk katim. Untuk perawat 3 coba berkas-
berkasnya saya periksa dulu
Perawat 3 : baik bu, ini berkas-berkasnya beserta format discharge
planningnya
Karu : baik, terimakasih

(Setelah Karu dan wakaru memeriksa kelengkapan berkas, wakaru, Katim


beserta TIM ke ruangan pasien untuk melakukan discharge planning)

Tahap Pelaksanaan

Wakaru : selamat pagi bapak, bagaimana kabar bapak hari ini?


Pasien : selamat pagi sus, hari ini sudah semakin membaik
Wakaru : perkembangannya sudah sangat baik ya pak, hari ini saya
akan menyampaikan kabar gembira untuk bapak dan ibu. Hari
ini bapak sudah boleh pulang, tapi sebelumnya ibu harus
mengurus administrasinya selama suami ibu dirawat.
Istri pasien : maaf sebelumnya, untuk administrasinya sudah saya urus
semua. Dan ini untuk berkas-berkas administrasinya.
Wakaru : baik ibu, terimakasih. Sebelumnya ada beberapa hal yang
harus ibu ketahui dan ibu lekukan untuk merawat suami ibu
saat dirumah nanti. Apakah ibu bersedia?
Istri pasien : baik, bersedia
Wakaru : baik, nanti akan dijelaskan oleh perawat indah, dayu dan linda
ya bu
Istri pasien : baik
Perawat 4 : baik, sebelumnya perkenalkan saya perawat indah, disini saya
akan menjelaskan beberaapa hal, yang pertama :
 Bapak harus mematuhui diet yang sudah ditetapkan yaitu
rendah lemak, rendah glukosa, ini untuk mengendalikan
lemak darah, gula darah dan kolesterol. (beras merah,
hindari asin, jeroan, masakan bersantan, dan olah raga yang
teratur)
 Tanda-tanda hipoglikemi (kadar gula darah turun) seperti
mengantuk, binggung, lemas, keringat dingin, mual
muntah ,dan tanda hiperglikemi ( kadar gula darah naik)
seperti sering haus, sering lapar, sering buang air kecil,
pandanngan kabur, sakit kepala, maka bapak harus segera
mencari bantuan untuk segera ke yankes.
 Perawatan kaki dan mencegah luka baru seperti tidak
memakai sepatu yang sempit harus memakai alas kaki,
hindari kulit yang lembab/basah, ganti balutan luka dengan
kasa kering setiap pagi/pagi dan sore, sebelum itu luka
dibersihkan dulu ya Pak ,Bu.
 kontrol gula darah secara rutin, ibu bisa mengantar bapak
ke yankes terdekat
 jangan menghentikan terapi obat tanpa konsultasi dengan
dokter ,ini obat chlorpropamide 250mg diminum 1x sehari
dengan sarapan, minum secara teratur ya Pak.
 3 hari lagi, yaitu tanggal 18 juni 2021 kontrol di poli Dalam
ya Pak
Perawat 3 : bagaimana pak, bu apakah ada yang ingin ditanyakan?
Istri pasien : tidak sus
Perawat 5 : baik kalau tidak ada, kita lanjutkan ya pak, bu. Disini saya
perawat dayu yang akan melanjutkan apa yang disampaikan
oleh perawat indah tadi hal ini juga perlu Ibu dan keluarga
ketahui, yaitu:
 cara perawatan kaki bapak sendiri atau bisa dibantu ibu atau
keluarga yang lainnya. Jadi bapak atau siapapun yang akan
membantu bapak harus membersihkan kaki dengan sabun
terutama disela-sela jari · Potong kuku jari kaki mengikuti
lekukkan jari kaki jangan memotong kuku berbentuk lurus
pada tepinya karena dapat menyebabkan tekanan pada jari-
jari yang berdekatan
· Hati-hati saat mengikir tepi kuku yang kasar untuk
mencegah kerusakan kuku
· Hindari merendam kaki berlama-lama dan mengunakan air
panas
· Gunakan pelembab untuk kulit yang kering
· Pakai kaos kaki yang terawat dari bahan kualitas baik
· latihan kaki untuk mempertahankan sirkulasi
 mengenai alas kaki
· Hindari berjalan tanpa alas kaki
· Pakai sepatu yang pas, tidak sempit
· Periksa sepatu dari benda asing setiap hari
· Hindari memakai kaos kaki yang sempit
· Gunakan sepatu yang terbuat dari bahan yang menyerap
Perawat 3 : bagaimana pak, Bu sudah jelas?
Istri, pasien : sudah sus
Perawat 3 :coba Ibu ulangi lagi

(Keluarga Pasien menyampaikan kembali materi yang telah diajarkan


dengan baik)

Perawat 3 : bagus sekali Bu, saya kira Ibu cukup paham dengan apa yang
disampaikan oleh perawat. Terima kasih atas kerjasamanya
Pasien : iya sus, sama-sama
Katim : baik pak hendri, saya kira semua sudah disampaikan dan
bapak serta Ibu sudah paham. Sekarang bapak sudah
diperbolehkan untuk pulang. Dan kami mohon maaf apabila
selama perawatan bapak disini ada yang kurang. Semoga bapak
sehat selalu
Pasien : iya sus, tidak apa-apa. Terima kasih banyak
wakaru : iya pak sama-sama. selamat pagi pak
Pasien : selamat pagi

(Kemudian wakaru, katim dan TIM kembali keruangan)

Tahap penutup

Karu : terima kasih atas kerjasama rekan-rekan semua, saya kira


untuk kegiatan discharge planning pada pagi hari ini cukup
bagus, namun saya harap untuk kedepannya lebih ditingkatkan
lagi untuk kenyamanan dan kepuasan pasien dan keluarga
Katim dan perawat 1,2,3,4,5 : baik bu
Karu : baik selamat bertugas kembali, dan tetap jaga diri dan
semangat
Katim dan perawat 1,2,3,4,5 : baik bu
3.5.4 Role Play Ronde Keperawatan
ROLE PLAY
RONDE KEPERAWATAN

a. Topik : Ronde keperawatan


b. Hari/tanggal : Selasa, 8 Juli 2021
c. Waktu : 11.00 WITA
d. Tempat : Ruang ICU RS ITEKES BALI
e. Metode : Diskusi
f. Instrument : Status Klien, Form Persetujuan Ronde
Keperawatan
g. Pemain peran :
1. Karu : Fajarini
2. Wakaru : Sindi
3. Anak Pasien : Iin
4. Suami Pasien : Krisna
5. Dokter : Kristi
6. Ahli gizi : Linda
7. Fisioterapi : Katarina
8. Perawat 1 : Indah
9. Perawat 2 : Eni
10. Perawat 3 : Dayu
11. Perawat 4 : Jihan
12. Perawat 5 : Malika
13. Narator : Hendrik
Di Ruang ICU RS ITEKES Bali akan dilakukan ronde
keperawatan. Ronde keperawatan akan dilakukan pada pasien
atas nama Ny.S dengan diagnosa medis SNH.

Pra Ronde

P1 : Selamat pagi, permisi bu

Karu : Selamat pagi, silahkan masuk. Silahkan duduk, ada


perlu apa ?

P1 : Terimakasih bu, saya bersama perawat Eni ingin


mengkonsultasikan masalah pasien Ny.S dan meminta
saran ibu.

Karu : Iya silahkan. Apakah ada masalah dengan pasien


tersebut ?

P2 : Iya bu, pasien Ny. S datang dengan kelemahan


anggota gerak sebelah, bagian kanan. Pasien tidak dapat
berkomunikasi dengan baik, berbicara pelo, dan pasien
mengalami penurunan kesadaran. Rencananya kami
akan mengadakan ronde keperawatan.

Karu : Lalu, apakah kamu sudah mempersiapkan tim ronde ?


Siapakah yang kamu ajak untuk menjadi tim ronde
keperawatan serta kapan pelaksaannya?

P2 : Sudah bu, rencananya nanti jam 11.00 akan dilakukan


ronde keperawatan, kemudian saya mengajak dokter,
perawat, karu , wakaru, ahli gizi, fisioterapi, dan
konsultan.

Karu : Baiklah jika memang sudah siap, silahkan kamu


lanjutkan dan persiapkan yang perlu dipersiapkan.
P 1&2 : Baik bu, saya permisi dahulu.

Setelah masalah perijinan sudah selesai, kemudian P 1 dan P 2


diberi tugas untuk mengunjungi Tn.K untuk melakukan inform
consent dan meminta persetujuan untuk dilakukan ronde
keperawatan.

P1 : Selamat pagi pak, saya perawat Dayu dan ini perawat


Jihan. Bagaimana kondisi Ibu hari ini pak ?

Suami Px : Selamat pagi, masih sama seperti kemarin sus..

P2 : Begini ya pak, untuk menindak lanjuti masalah


penyakit yang masih dirasakan oleh Ny.S maka kami
berencana untuk mengadakan ronde keperawatan.

Suami Px : Apa itu ronde keperawatan sus ?

P2 : Ronde keperawatan adalah suatu pemecahan masalah


keperawatan yang belum terselesaikan yang nantinya
permasalahan ini akan diberikan solusi oleh perawat
konsultan dan tim medis lainnya. Tujuan untuk
menyelesaikan permasalahan yang masih dirasakan ibu
saat ini. Untuk itu saya meminta ijin kepada bapak
untuk mengadakan ronde keperawatan nanti siang jam
11.00 dan mohon bapak untuk mengisi formulir
persetujuan tindakan ronde keperawatan jika bapak
setuju.

Suami Px : Saya setuju asalkan istri saya bisa segera sembuh.


Untuk pengisian formulirnya bisa saya lihat dulu
formulirnya ?

P1 : Ini Pak. (menyerahkan formulir)


Suami Px : Baiklah, dimana saya harus tanda tangan ?

P1 : Di sudut kiri ini bu (sambil menunjuk kertas). Terima


kasih atas persetujuannya bapak dan ibu saya permisi
dahulu.

Setelah melakukan inform consent P 1 dan P 2 kembali ke nurse


station. Sesuai kesepakatan, pukul 11.00 WITA tim ronde
berkumpul di nurse station untuk melakukan ronde
keperawatan.

Ronde

Karu : Selamat pagi, terima kasih atas kehadirannya dan hari


ini kita akan mengadakan ronde keperawatan. Saya
akan memperkenalkan tim ronde, kali ini tim ronde
akan dilakukan oleh saya selaku karu, wakaru, PA, PP,
dokter, ahli gizi, fisioterapi, konsultan. Baiklah,
silahkan PP 1 menjelaskan masalah pada Ny. S.

P3 : Terima kasih atas waktunya. Permasalahan pada Ny.


S adalah px sudah dirawat selama 5 hari dengan
diagnose medis SNH, sudah dilakukan tindakan
keperawatan dan tindakan medis namun belum ada
kemajuan. Maka dari itu kami mengadakan ronde
keperawatan yang bertujuan untuk meminta saran
kepada semuanya untuk menyelesaikan masalah Ny. S.

Wakaru : Kalau begitu sebaiknya kita sekarang menuju bed


pasien untuk memvaidasi data.

Tim ronde : Baik bu

Tim ronde mendatangi bed pasien


Wakaru : Permisi, Selamat siang pak. Kami dari tim ronde
keperawatan ingin melihat kondisi Ibu S.

Sumi Px : Selamat siang, silahkan sus.

P1 : Seperti kesepakatan tadi pagi, bahwa siang ini akan


dilakukan ronde keperawatan pak. Adapun anggota tim
yang ikut yaitu saya sendiri perawat Dayu, perawat
Jihan, perawat Indah, Perawat Eni, Perawat Malika, Ibu
Fajarini sekalu karu, Ibu Sindi selaku wakaru, dokter
Kristi, dan Ahli gizi Linda, Fisioterapi Katarina.

Wakaru : Bagaimana kondisi ibu saat ini pak ?

Suami Px : Keadaan istri saya masih sama seperti kemarin sus,


masih belum sadar.

Wakaru : Perawat Jihan silahkan periksa vital sign pasien.

P2 : Baik bu.

P 2 memeriksa TTV pasien

Anak Px : Bagaimana hasilnya, sus?

P2 : Tekanan darah pasien 140/90 mmHg, Nadi :


70x/menit, RR : 16x/menit, Suhu : 38°C.

Dokter : Permisi ya bu, saya dokter Kristi akan memeriksa


keadaan ibu (dokter meletakkan stetoskop di atas dada
pasien untuk memeriksa suara jantung dan paru pasien,
dan memeriksa mata pasien).

Anak Px : Bagaimana dok ?

Dokter : Tidak ada masalah dengan jantung dan paru-paru


pasien, namun badan pasien hangat, nanti akan saya
resepkan penurun panas dan masalah yang lainnya akan
saya diskusikan terlebih dahulu dengan tim ronde.

Anak Px : Baik dok

Fisioterapi : Permisi pak dan adik, saya fisioterapi yang akan


menangani ibu S. Apakah selama dirawat ibu S hanya
tidur terlentang saja ? tidak diberi posisi tidur miring ?

Anak Px : tidak ada bu

Fisioterapi : Apakah ibu S pernah menggerakkan tangan atau kaki


sebelah kirinya ?

Anak Px : Sesekali ibu saya menggerakkan jari tangannya tetapi


tidak sering.

Fisioterapi : Baiklah dik, nanti saya akan rundingkan tindakan apa


yang harus diberikan.

Anak Px : baik bu.

Wakaru : Karena semua sudah melakukan pemeriksaan,


selanjutnya kami akan kembali ke ruang perawat,
permisi ya pak.

Suami Px : baik sus, terimakasih.

Setelah melakukan validasi data, tim ronde kembali ke nurse


station \

Karu : Baik tadi kita sudah sama-sama mengetahui keadaan


pasien dan melakukan validasi data, kepada anggota
tim saya persilahkan kepada anggota tim untuk
memberikan intervensi lanjutan kepada Ny. S.
Dokter : Sebaiknya diberikan terapi asetosal 75 / 100 mg/hari,
triclopidine 250mg 2 kali sehari, pentoksivilin 400mg
2-3 kali sehari dan paracetamol 500mg 3 kali sehari.

Fisioterapi : Untuk mencegah decubitus pada psien sebaiknya


pasien dimiringkan tiap 2 jam.

Ahli gizi : Kita lanjut diet susu saja.

Karu : Baiklah semua sudah mendapatkan solusi terkait


masalah yang dihadapi pasien, maka dari itu ronde
keperawatan hari ini sudah selesai. Terima kasih atas
partisipasinya, selamat siang.

Semua : Selamat siang.

Semua anggota ronde keperawatan meninggalkan ruangan dan


kembali melakukan tugas masing-masing.
3.5.5 Role Play Sentralisasi Obat

h. Topik : Sentralisasi obat


i. Hari/tanggal : Rabu, 9 Juli 2021
j. Waktu : 10.00 WITA
k. Tempat : Ruang ICU RS ITEKES BALI
l. Pemain peran :
14. Narator : Kristi
15. Perawat 1 : Fajarini
16. Perawat 2 : Indah
17. Perawat 3 : Iin
18. Perawat 4 : Sindi
19. Petugas 5 : Eni
20. Dokter Spesialis Jantung : Krisna
21. Pasien : Hendri
22. Istri Pasien : Linda
23. Anak Pasien : Dayu
24. Petugas laboratorium : Katarina
25. Apoteker 1 : Malika
26. Apoteker 2 : Jihan

Rabu pagi di ruang ICU, pukul 08:00 WITA. Perawat


sifht pagi mulai melakukan tugasnya. Perawat memeriksa
TTV pasien, setelah selesai memeriksa TTV kemudian
perawat memdokumentasikan di dalam buku askep pasien.
Pukul 10 : 00 WITA Dokter datang untuk melakukan visite di
ruang ICU.

Perawat 2 : Sus, bagaimana ya keadaan pasien di bed 1?


Perawat 3 : Berdasarkan timbang terima tadi, kondisinya
cukup baik

Perawat 2 : Kalau begitu tolong cek kembali Vital sign


pasien sus.

Perawat 3 : Baik sus, saya akan ke bed pasien.

Perawat 3 menuju ke bed pasien dan melakukan pemeriksaan


vital sign.

Perawat 3 : Selamat pagi, apa benar dengan pasien atas


nama bapak hendri?

Pasien : Selamat pagi sus, iya benar

Perawat 3 : Baik, tujuan saya kemari adalah untuk mengecek


tekanan darah, suhu, nadi dan respirasi bapak

Pasien : Iya sus...silahkan

(Perawat melakukan pengecekan TTV pada pasien)

Perawat 3 : Permisi ya pak saya periksa dulu

Pasien : Iya sus

(Setelah perawat melakukan pengecekan pada pasien)

Istri pasien : Bagaimana hasilnya sus?

Perawat 3 : Hasilnya normal bu, tekanan darahnya 120/70mmHG,


suhu 36,2 derajat celcius, Nadi 96x/menit, respirasi 22x/menit

Istri pasien : Syukurlah kalau hasilnya bagus

Istri pasien : Sus, suami saya mengeluh nyeri pada


dadanya, itu kenapa ya sus?

Perawat 3 : Kalau boleh tau sejak kapan ya merasa nyeri?


Istri pasien : Sejak tadi malam sus .

Perawat 3 : Baik, nanti sekitar jam 10.00 dokter akan


memeriksanya terlebih dahulu. Sebelum saya meninggalkan
ruangan ini, apakah ada yang ingin ditanyakan lagi?

Pasien, anak, istri : Tidak sus.

Perawat 3 : Baik jika tidak ada pertanyaan lagi saya


permisi dulu ya. Terimakasih atas waktunya, selamat pagi.

Setelah jam 10.00 dokter datang menuju ruang perawat

Dokter : Selamat pagi sus, hari ini saya akan mengecek


pasien atas nama bapak hendri ya

Perawat 4 : Selamat pagi dok, baik mari saya antarkan ke


bed bapak hendri

Di bed pasien

Dokter : Selamat pagi pak, apakah benar dengan bapak


Hendri?

Pasien : Selamat pagi dok, iya benar dok.

Dokter : Saya periksa dulu ya, pak.

Pasien : Iya, silahkan dok.

Dokter : Baik, sudah pak.

Pasien : Bagaimana keadaan saya, dok?

Dokter : Keadaan bapak cukup baik.

Pasien : Baik dok.

Perawat 4 : Dok, semalam pasien mengeluh nyeri pada


dada.
Dokter : Baik, untuk mengetahui lebih lanjut, tolong
nanti suster ambil sampel darahnya untuk
pemeriksaan laboratorium

Perawat 4 : Baik, dok.

Dokter : Pak, saya sudah selesai melakukan


pemeriksaan, kalau begitu saya permisi dulu ya
pak.

Pasien : Iya, dok terima kasih

Di ruang perawat

Dokter : Sus, ini saya beri resep untuk pasien atas nama
Pak Hendri , nanti jika hasil labnya sudah keluar
tolong beri tahu saya.

Perawat 4 : Baik dok

Dokter : Kalau begitu saya permisi dulu, sus.

Perawat 4 : Baik, dok.

Setelah dokter visite keluar dari ruang ICU perawat pun


mengambil

darah Tn. Hendri untuk pemeriksaan laboratorium.

Perawat 4 : Permisi pak, sekarang saya akan mengambil


sampel darah bapak y.a

Pasien : Baik sus

(Perawat mengambil sampel darah)

Perawat 4 : Sudah selesai pak, saya permisi ya.

Pasien : Baik sus.


Perawat menuju ruang perawat dan menelepon laboratorium

P. Lab : Hallo dengan Rina disini (mengangkat


telepon)

Perawat 4 : Hallo mbak, ini dari ruang ICU, tolong


keruangan ya ada sampel darah yang harus dicek

P. Lab : Iya, sus saya kesana sekarang (menutup


telepon)

Petugas Lab sampai di ruang perawat dan mengambil sampel


darah yang

akan di cek.

P. Lab : Permisi sus, saya mau mengambil sampel


darahnya

Perawat 4 : Ini mbak,

Setelah mengambil sampel darah, petugas laboratorium


memeriksa

sampel darah. Setelah selesai petugas laboratorium


menyerahkan hasil

laboratorium ke ruang ICU.

P. Lab : Sus, ini hasil labnya sudah keluar.


(memberikan hasil laboratorium)

Perawat 4 : Baik mbak terimakasih (menerima hasil


laboratorium)

P. Lab : Kalau begitu saya permisi dulu ya mbak.


Perawat 4 melihat hasil lab pasien, kemudian Perawat 4
menelepon

dokter.

Perawat 4 : Selamat siang dok, hasil lab pasien hendri


sudah keluar dok.

Dokter : Siang sus, bagaimana hasilnya ?

Perawat 4 : Hasilnya kadar kolesterol pasien 240 mg/dL


dok.

Dokter : Kalau begitu tolong diresepkan tambahan


Rosuvastatin ya sus.

Perawat 4 : Dosisnya berapa ya, dok ?

Dokter : 40 mg sus.

Perawat 4 : Baik dok

Tn. H kemudian diresepkan tambahan rosuvastatin 40mg,


Perawat

kemudian memberitahu keluarga pasien untuk membeli obat


di apotek.

Di ruang perawat

Anak pasien : Selamat siang sus, saya anak Tn. Hendri tadi
di panggil ya ?

Perawat 5 : Iya mbak, saya ingin memberikan resep Tn.


Hendri yang baru, mbak. (menyerahkan resep
obat)
Anak pasien : Jadi saya harus menebus obat di apotek
sekarang ya, sus ?

Perawat 5 : Iya mbak, mbak bisa menebusnya di apotek


depan.

Anak pasien : Baik sus.

Lalu anak pasien pergi untuk menebus obat di apotek rumah


sakit.

Anak pasien : Permisi mbak, saya mau menebus obat di


resep ini. (menyerahkan resep)

Apoteker 1 : Baik mbak, (mengambil resep). Bisa duduk


dulu sambil menunggu.

Anak pasien : Iya mbak.

Apoteker 1 : Jihan ini resep dari ICU tolong disiapkan


obatnya.

Apoteker 2 : Baik Mal.

(Apoteker 2 menyiapkan obat pasien)

Apoteker 2 : Ini Malika obat Tn. Hedri ruang ICU, obatnya


sama seperti sebelumnya tambahannya ada
rosuvastatin 40mg.

Apoteker 1 : Baik Jihan, terimakasih ya.

Apoteker 2 : Sama-sama Malika, saya kembali ke dalam


untuk menyiapkan obat pasien lain ya.

(Apoteker 1 memanggil keluarga pasien Tn. Hendri)

Apoteker 1 : Keluarga pasien Tn Hendri.


Anak pasien : Iya saya mbak.

Apoteker 1 : Ini obatnya mbak.

Anak pasien : Terimakasih mbak.

Kemudian anak pasien kembali ke ruang ICU untuk


memberikan obatnya

kepada perawat.

Anak pasien : Permisi sus, saya sudah membeli obatnya, ini


obat ayah saya.

Perawat 5 : Boleh saya bawa untuk sentralisasi obat ?

Anak pasien : Sebentar sus, suster bisa berbicara dulu dengan


ibu saya saja ya.

Perawat 5 : Baik mbak

Anak pasien dan Perawat 5 menuju bed pasien.

Perawat 5 : Permisi bu.

Istri pasien : Ya, ada apa sus ?

Perawat 5 : Begini bu, saya ingin melakukan sentralisasi


obat untuk obat bapak hendri ini. Yang mana
bertujuan untuk menghindari kesalahan pasien,
dosis obat, waktu pemberian obat, dan kesalahan
obat. Apakah bapak setuju ?

Istri pasien : Saya setuju sus, agar tidak terjadi kesalahan


seperti yang suster sebutkan itu, dan suami saya
bisa cepat sembuh.
Perawat 5 : Kalau begitu ibu selaku penanggung jawab
pasien bisa mengisi format persetujuan ini.

(istri pasien mengisi format persetujuan sentralisasi obat)

Istri pasien : Ini sus, sudah saya isi formatnya.

Perawat 5 : Baik bu, terimakasih. Saya akan membawa


obat Tn. Hendri. Kalau begitu saya permisi bu.

Istri pasien : Baik sus.

Perawat 5 meletakkan oabt Tn. Hendri di rak obat pasien.

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Timbang Terima

Timbang terima pasien termasuk pada sasaran keselamatan pasien yang


tertuang dalam PMK No. 1691/MENKES/ PER/VIII/2011 yang kedua yaitu
peningkatan komunikasi yang efektif. Timbang terima pasien adalah suatu cara
dalam memberikan laporan dari perawat setiap shift sebelumnya baik itu shift
pagi, siang ataupun malam kepada perawat shift selanjutnya tentang kejadian dan
perawatan yang telah diberikan dan dijalankan. The Joint Commission USA
antara tahun 1995-2006 mencatat dari 25.000-30.000 adverse events di Australia
11% adalah karena komunikasi yang salah dalam timbang terima (WHO, 2007).
Tahun 2009 Agency for Health care Research and Quality survey melaporkan
hampir setengah dari 176.811 (49%) staf rumah sakit yang jadi responden
mengatakan bahwa informasi penting tentang perawatan pasien sering hilang pada
saat pertukaran shift (Lee et al, 2005). Dari penelitian yang dilaporkan diatas,
dapat disimpulkan bahwa komunikasi efektif sangat penting dilakukan oleh
perawat pada saat timbang terima.

Hasil pengamatan penelitian yang ditemukan pada saat laporan residensi


periode 3 oktober 2011 sampai 30 nopember 2011 berkaitan dengan pelaksanaan
timbang terima pasien adalah seluruh perawat yang bertugas pada saat itu belum
semuanya mengikuti pelaksanaan timbang terima pasien sesuai standar. Selain itu,
pelaksanaan timbang terima diruangan belum melibatkan pasien untuk
merencanakan tindakan asuhan keperawatan melihat kecenderungan terjadinya
kesalahan asuhan keperawatan akibat pelaksanaan timbang terima yang kurang
optimal (Winani, 2012).

Prosedur timbang terima selama ini sudah dilakukan pada setiap pergantian
shift jaga, namun cara penyampaian isi timbang terima belum terungkap secara
komprehensif, meliputi isi timbang terima, (masalah keperawatan pasien lebih
fokus pada diagnosis medis), dilakukan secara lisan tanpa ada pendokumentasian
sehingga rencana tindakan yang belum dan sudah dilaksanakan, dan hal-hal
penting masih ada yang terlewati untuk disampaikan pada shif berikutnya. Selain
itu, mekanisme timbang terima belum sesuai dengan standar baku (Nursalam,
2009). (Terlampir)

4.2 Supervisi

Supervisi merupakan bagian dari fungsi pengarahan yang berperan untuk


mempertahankan segala kegiatan yang telah terprogram agar bisa dilaksankan
dengan baik dan lancer. Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan diperlukan
pengarahan dan pengawasan melalui kegiatan supervisi. Supervisi adalah suatu
proses kemudahan untuk penyelesaian tugas-tugas keperawatan (Swanburg &
Swansburg,1999). Kegiatan supervisi adalah kegiatan yang terencana seorang
menejer melalui aktivitas bimbingan, pengarahan, observasi, motivasi, dan
evaluasi pada stafnya dalam melaksanakan kegiatan atau tugas sehari-hari
(Arwani,2006). Menurut Deming dalam Robbins (2010) menyatakan bahwa
manajer bukan pekerja, manajer berperan melakukan supervise sebagai sumber
utama peningkatan produktifitas. Supervisi merupakan salah satu standar dari
praktik professional dalam organisasi. Supervisi adalah suatu strategi tata kelola
kualitas maupun kompetensi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan keperawatan (Dawson, Phillips, dan Leggat, 2012).

Kegiatan supervisi merupakan dorongan bimbingan dan kesempatan bagi


pertumbuhan dan perkembangan keahlian dan kecakapan para perawat (Suyanto,
2009). Supervisi keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan yang
dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor mencakup masalah
pelayanan keperawatan, masalah ketenagaan dan peralatan, agar pasien mendapat
pelayanan bermutu setiap saat (Depkes,2000 dalam Nursalam, 2012). Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Huton dan Gates (2008), menyatakan bahwa
kepuasan dengan supervisor berhubungan positif dengan produktivitas kerja.
Menurut Wegman dan McGee dalam Ledvak dan Buck (2008), perawat yang
kurang terlatih adalah masalah yang signifikan yang mempengaruhi produktivitas
kerja. Untuk mengatasi hal ini, manajer atau kepala ruangan ataupun supervisor
diharapkan mampu melaksanakan perannya sebagai perencana, pelatih, pemgarah
dan pengevaluasi serta sebagai role model yang dapat dilakukan pada saat
pelaksanaan supervisi. Hal ini dibuktikan dengan penelitian dari (Pantintingan,
Pasinringi, & Anggraeni, n.d.) Gambaran Motivasi Kerja Perawat di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Makasar. Diperoleh data bahwa
motivasi kerja perawat rawat inap Rumah Sakit Unhas, terkait dengan supervisi
memiliki presentase (83.1%). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa dengan
diadakannya supervisi pimpinan maka perawat termotivasi untuk meningkatkan
kinerja mereka. (Terlampir)

4.3 Sentralisasi Obat

Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat di mana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat
(Nursalam, 2011). Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan
dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspons oleh perawat. Respons
yang ada harus bersifat kondusif dengan belajar banyak langkahlangkah konkret
dalam pelaksanaannya (Nursalam, 2002), salah satunya adalah pengelolaan
sentralisasi obat. Pengecekan terhadap penggunaan dan konsumsi obat, sebagai
salah satu peran perawat, perlu dilakukan dalam suatu pola atau alur yang
sistematis sehingga risiko kerugian baik secara materi maupun secara nonmateri
dapat dieliminasi. Kegiatan sentralisasi obat meliputi pembuatan strategi
persiapan sentralisasi obat, persiapan sarana yang dibutuhkan, dan membuat
petunjuk teknis penyelenggaraan sentralisasi obat serta pendokumentasian hasil
pelaksanaan sentralisasi obat. Pengelolaan sentralisasi yang optimal merupakan
salah satu usaha untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

Teori yang dikemukakan Yoga dalam Nursalam (2007), bagi rumah sakit atau
ruangan rawat inap yang belum menerapkan pengelolaan sentralisasi obat, alur
pemberian obat dari pemberian resep oleh dokter sampai obat diterima pasien
melalui banyak pihak sehingga kontrol terhadap pemberian obat dimungkinkan
menjadi bias atau tidak terkontrol dengan baik. Hal tersebut didukung dengan
hasil penelitian Nursalam (2007) yang menjelaskan bahwa sentralisasi obat dapat
menguntungkan bagi perawat dan pasien, sekaligus menunjang kualitas pelayanan
keperawatan. Keuntungan sentralisasi obat bagi perawat karena pemberian obat
dapat dilakukan secara berkesinambungan dan tepat sasaran. Sedangkan
keuntungan yang dirasakan pasien, adalah pemberian obat dapat dilakukan sesuai
prinsip 6T+1W (tepat tobat, tepat dosis, tepat cara pemberian, tepat waktu, tepat
pasien, tepat dokumentasi dan waspada). Sebaliknya, kerugian yang biasa timbul
bila pelaksanaan sentralisasi obat tidak dilakukan secara tepat adalah terjadinya
resiko resistensi kuman penyakit manakala penggunaan obat oleh penderita tidak
terkontrol dengan baik.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dasi, M. A. (2015) terhadap 21


responden di ruangan Kelimutu yang telah menerapkan sentralisasi obat,
menunjukkan bahwa kebenaran kualitas pelayanan yang dilakukan perawat
dengan capaian indikator terbanyak pada kategori baik 74,29%, kategori sangat
baik 15,23% dan kategori kurang baik sebesar 10,48%. Sedangkan, hasil
penelitian terhadap 20 responden di ruangan Teratai yang belum menerapkan
sentralisasi obat, menunjukkan kebenaran kualitas pelayanan yang dilakukan
perawat dengan capaian indikator capaian tertinggi pada kategori baik 52,00%,
kategori kurang baik 35,00%, kategori sangat baik 8,00% dan kategori tidak baik
sebesar 5,00%. (Terlampir)

4.4 Ronde Keperawatan

Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah


keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat di samping melibatkan
pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus
tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan/atau konselor, kepala ruangan,
dan perawat associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan
(Nursalam, 2002).

Ronde keperawatan akan memberikan media bagi perawat untuk membahas


lebih dalam masalah dan kebutuhan pasien serta merupakan suatu proses belajar
bagi perawat dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif,
dan psikomotor. Kepekaan dan cara berpikir kritis perawat akan tumbuh dan
terlatih melalui suatu transfer pengetahuan dan pengaplikasian konsep teori ke
dalam praktik keperawatan. Penelitian Beniscova (2007) dalam Kasenda (2013),
menyatakan bahwa ronde keperawatan sangat penting dalam mengupayakan
pasien mendapat pelayanan yang berkualitas. Ronde keperawatan memungkinkan
pasien untuk mendapat informasi mengenai penyakit, kelanjutan pemeriksaan,
proses keperawatan, rehabilitasi dan lain-lain. Ronde keperawatan sangat penting
bagi pasien dan perawat karena di dalam kegiatannya terdapat kontak yang terus
menerus antara perawat dengan pasiennya.

Laporan dari Studer Group (2007) dalam Saleh (2012), menyatakan


berdasarkan hasil temuan pada tahun 2006 bahwa institusi yang melaksanakan
ronde keperawatan secara berkala dan sistematik meningkatkan kepuasan pasien
hingga mencapai 89% dan menurunkan angka jatuh hingga mencapai 60%. Selain
itu terdapat 2 dari 12 rumah sakit yang menerapkan ronde keperawatan secara
berkala dan sistematis memperoleh peningkatan rating pelayanan yang prima
mencapai 41.85%. Ronde keperawatan dapat meningkatkan kinerja perawat
dalam hal kognitif, afektif dan psikomotor. Penelitian ini juga melaporkan bahwa
dampak tidak dilaksanakan ronde keperawatan dapat menurunkan produktivitas
kerja serta menurunkan komunikasi teraupetik perawat dengan tenaga kesehatan
dan komunikasi perawat dengan pasien sehingga motivasi perawat dalam bekerja
akan menurun secara perlahan. Selanjutnya ada perbedaan motivasi kerja perawat
yang melaksanakan ronde keperawatan dan tidak melaksanakan ronde
keperawatan. (Terlampr)

4.5 Discharge Planning

Perencanaan pulang (discharge planning) akan menghasilkan sebuah


hubungan yang terintegrasi yaitu antara keperawatan yang diterima pada waktu di
rumah sakit dengan keperawatan yang diberikan setelah pasien pulang.
Keperawatan di rumah sakit akan bermakna jika dilanjutkan dengan ners di
rumah. Namun sampai dengan saat ini, perencanaan pulang bagi pasien yang
dirawat di rumah sakit belum optimal dilaksanakan, di mana peran keperawatan
terbatas pada kegiatan rutinitas saja yaitu hanya berupa informasi kontrol ulang.
Pasien yang memerlukan keperawatan kesehatan di rumah, konseling kesehatan
atau penyuluhan, dan pelayanan komunitas tetapi tidak dibantu dalam upaya
memperoleh pelayanan sebelum pemulangan sering kembali ke ruang kedaruratan
dengan masalah minor, sering kali diterima kembali dalam waktu 24 jam sampai
48 jam, dan kemudian pulang kembali. Discharge planning keperawatan
merupakan komponen yang terkait dengan rentang keners. Rentang keperawatan
sering pula disebut dengan keperawatan berkelanjutan yang artinya keperawatan
yang dibutuhkan oleh pasien di mana pun pasien berada. Kegagalan untuk
memberikan dan mendokumentasikan perencanan pulang akan berisiko terhadap
beratnya penyakit, ancaman hidup, dan disfungsi fisik. Dalam perencanan pulang
diperlukan komunikasi yang baik terarah, sehingga apa yang disampaikan dapat
dimengerti dan berguna untuk keperawatan di rumah.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Agustin, R. (2017). Pada penelitian


tahapan pertama, mengidentifikasi pelaksanaan discharge planning dan faktor-
faktor yang mempengaruhi pelaksanaannya dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan discharge planning dalam realitanya yang terlaksana hanya tahapan-
tahapan yang penting saja. Detail-detail kecil perencanaan pulang seringkali
diabaikan pelaksanaannya seperti melakukan pengkajian kebutuhan pemulangan
mulai dari mengkaji kebutuhan belajar pasien, menginformasikan mengenai
aktivitas di rumah, diet yang dianjurkan setelah berada di rumah, tanda dan gejala
yang harus dilaporkan. Kondisi tersebut disebabkan karena perawat tidak punya
cukup banyak waktu untuk menyampaikan informasi tersebut secara mendetail
sesuai dengan kebutuhan masing-masing pasien dan keluarga, tingginya beban
kerja perawat dan perbedaan persepsi antar perawat tentang pelaksanaan
discharge planningi juga turut menjadi faktor penyebab tidak terlaksananya
discharge planning sebagaimana mestinya. (Terlampir)
LAMPIRAN

1. Timbang terima 2. Supervisi


3. Sentralisasi Obat 4. Ronde Keperawatan

5. Discharge Planning
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Metode kasus adalah pengorganisasian pelayanan atau asuhan
keperawatan untuk satu atau beberapa klien oleh satu orang perawat pada saat
bertugas atau jaga selama periode waktu tertentu sampai klien pulang. Ada
beberapa kelebihan dan kekurangan dari metode kasus yaitu kelebihannya
bersifat kontinue dan komprehensif, mendapatkan akuntabilitas yang tinggi,
masalah pasien dapat dipahami oleh perawat dan kepuasan secara keseluruhan
dapat tercapai. Sedangkan kekurangannya yaitu : kemampuan perawat
pelaksana dan siswa perawat terbatas, membutuhkan banyak tenaga dan beban
kerja tinggi, pendelegasian perawatan klien hanya sebagian.
Timbang terima pasien adalah suatu cara dalam memberikan laporan
dari perawat setiap shift sebelumnya baik itu shift pagi, siang ataupun malam
kepada perawat shift selanjutnya tentang kejadian dan perawatan yang telah
diberikan dan dijalankan. Supervisi adalah suatu proses kemudahan untuk
penyelesaian tugas-tugas keperawatan. Kegiatan supervisi adalah kegiatan
yang terencana seorang menejer melalui aktivitas bimbingan, pengarahan,
observasi, motivasi, dan evaluasi pada stafnya dalam melaksanakan kegiatan
atau tugas sehari-hari. Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat di mana
seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan
sepenuhnya oleh perawat. Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan
untuk mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat
di samping melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan. Perencanaan pulang (discharge planning) akan menghasilkan
sebuah hubungan yang terintegrasi yaitu antara keperawatan yang diterima
pada waktu di rumah sakit dengan keperawatan yang diberikan setelah pasien
pulang.
5.2 Saran
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali
kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya penulis akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat
dipertanggung jawabkan nantinya. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.

DAFTAR PUSTAKA
Agustin, R. (2017). Optimalisasi pelaksanaan discharge planning melalui
pengembangan model discharge planning terintegrasi pelayanan
keperawatan. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 2(1), 91-99
Dedi, B. (2020). Kepemimpinan Dan Manajemen Pelayanan Keperawatan: Teori,
Konsep, Dan Implementasi. Jakarta: Trans Info Media
Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika
Ns. Erika, S.Kep.,M.Kep.(2019). Buku Materi Pembelajaran Manajemen
Keperawatan. Bmp.Uki: Es-040-Mkep-Pk-Vi.
Kasenda, A., Maramis, F., & Tumbol, R. (2013). Hubungan antara pelatihan dengan
kinerja perawat di ruang rawat inap RSUD Liunkendage
Patintingan, Y. M., Pasinringi, S. A., & Anggraeni, R. Gambaran Motivasi Kerja
Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Universitas Hasanuddin
Makassar. Description Of Nurse Work Motivation At In-Patient Of
Hasanuddin University Hospital
Rita. (2012). Makalah Metode Kasus. Diakses 29 Mei 2021.
Https://Www.Scribd.Com/Doc/101993558/Makalah-Metode-
Kasus#:~:Text=Pengertian%20metode%20kasus%20metode%20kasus,Waktu
%20tertentu%20sampai%20klien%20pulang
Sembiring, N. G. C. (2020). Relasi Antara Supervisi Dengan Kinerja Pelaksanaan
Asuhan Keperawatan Dalam Memaksimalkan Proses Keperawatan.
Saleh, Z., (2012), Pengaruh ronde keperawatan terhadap kepuasan kerja perawat
pelaksana di ruang rawat inap RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
Tesis Master Keperawatan UI.
Tazkiya, F. (2014). Analisis Penerapan Timbang Terima Perawat Pelaksana Di Rsud
Haji Makassar (Doctoral Dissertation, Uin Alauddin Makassar).
Dasi, M. A. (2015). Perbedaan Kualitas Pelayanan Keperawatan Pada Ruangan
Kelimutu Yang Telah Menerapkan Sentralisasi Obat Dan Ruangan Teratai
Yang Belum Menerapkan Sentralisasi Obat Di Rsud Prof. Dr. Wz Johannes
Kupang (Doctoral Dissertation, Universitas Citra Bangsa).

Anda mungkin juga menyukai