OLEH : KELOMPOK 3
NI LUH ENI SURYANTINI (18C10029)
NI MADE FAJARINI GEMILANG (18C10030)
HENDRIKUS LENDE DAIRO (18C10031)
NI WAYAN IIN RAHAYU (18C10032)
NI PUTU INDAH CANDRA K.Y (18C10033)
IDA AYU PUTU INDRA YANI (18C10034)
JIHAN ULMA KHOTIMAH (18C10035)
NI KADEK KATARINA AYU D. (18C10036)
I GEDE KRISNA DIVA (18C10037)
NI PUTU KRISTIANI (18C10038)
NI WAYAN LINDA DARMA Y. (18C10039)
LUH SINDI KARTIKA DEWI (18C10040)
MALIKA AYU CAHYANI (18C10041)
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulisdapat menyelesaikan Tugas
Manajemen Keperawatan.
HALAMAN JUDUL.................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................
1.1 Latar Belakang ........................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................
1.3 Tujuan ....................................................................................
1.4 Manfaat ...................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI.....................................................................
2.1 MAKP Kasus ..........................................................................
2.2 Indikator Dalam Metode .........................................................
2.3 Formula Kebutuhan Tenaga Perawat.......................................
BAB III TINJAUAN KASUS...................................................................
3.1 Pencarian Indikator .................................................................
3.2 Perhitungan Kebutuhan Tenaga Perawat .................................
3.3Analisa SWOT..........................................................................
3.4 Analisa Fishbone......................................................................
3.5 Role Play Bermain Peran ........................................................
BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................
4.1 Timbang Terima.......................................................................
4.2 Supervisi..................................................................................
4.3 Sentralisasi Obat......................................................................
4.4 Ronde Keperawatan.................................................................
4.5 Discharge Planning..................................................................
BAB V KESIMPULAN............................................................................
5.1 Kesimpulan..............................................................................
5.2 Saran........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1.2.2 Tujuan umum
1.4 MANFAAT
1.2.4 Untuk Mahasiswa
a. Sebagai bahan pembelajaran dan materi pembelajaran.
b. Sebagai bekal saat melaksanakan praktik keperawatan.
c. Sebagai bekal saat bertugas dirumah sakit.
1.2.5 Untuk Tenaga Keperawatan
a. Sebagai penambah wawasan.
b. Sebagai bahan perbaikan kualitas dan asuhan keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 MAKP KASUS
2.1.1 Definisi Metode Kasus
Metode kasus adalah pengorganisasian pelayanan atau asuhan
keperawatan untuk satu atau beberapa klien oleh satu orang perawat
pada saat bertugas atau jaga selama periode waktu tertentu sampai
klien pulang. Kepala ruangan bertanggung jawab dalampembagian
tugas dan menerima semua laporan tentang pelayanan keperawatan
klien. Dalam metode ini staf perawat ditugaskan oleh kepala ruangan
untuk memberi asuhan langsung kepada pasien yang ditugaskan
contohnya di ruang isolasi dan ICU.
2.1.2 Kelebihan Dan Kekurangan Metode Kasus
a. Kelebihan Metode Kasus
1) Bersifat kontinue dan Komprehensif
2) Perawat dalam metode kasus mendapatkan akuntabilitas yang
tinggi terhadap pasien, perawat, dokter, dan rumah sakit
(Gillies,1998). Keuntungan yang dirasakan adalah pasien merasa
dimanusiawikan karena terpenuhinya kebutuhan secara individu.
Selain itu asuhan diberikan bermutu tinggi dan tercapai
pelayanan yang efektif terhadap. Pengobatan, dukungan,
proteksi, informasi dan advokasi sehingga pasien merasa puas.
3) Dokter juga merasakan kepuasan karena senantiasa
mendapatkan informasi tentang kondisi pasien yang selalu
diperbaharui dan komprehensif.
4) Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat.
5) Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai.
b. Kekurangan Metode Kasus
1) Kemampuan tenaga perawat pelaksana dan siswa perawat
terbatas sehingga tidak mampu memberikan asuhan secara
menyeluruh.
2) Membutuhkan banyak tenaga.
3) Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak
sehingga tugas rutin yang sederhana terlewatkan.
4) Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama
perawat penanggung jawab klien bertugas.
Kepala Ruangan
a. Kepala Perawat
1. Memimpin rapat
2. Evaluasi kinerja perawat
3. Membuat daftar dinas
4. Menyediakan material
5. Perencanaan, pengawasan, dan pengarahan
b. Perawat Jaga Kasus/ Penanggung Jawab Kasus
1. Membuat perencanaan asuhan keperawatan
2. Mengadakan tindakan kolaborasi
3. Memimpin timbang terima tugas
4. Memimpin ronde keperawatan
5. Evaluasi pemberian asuhan keperawatan
6. Bertanggung jawab terhadap pasien
7. Memberi petunjuk jika klien akan pulang
8. Mengisi resume keperawatan
Rumus :
Rumus :
jumlah lama dirawat
ALOS =
jumlah pasien keluar ( hidup+mati )
Rumus :
( jumlah TT x hari )−hari perawatan rumah sakit
TOI =
jumlah pasienkeluar (hidup +mati)
Rumus :
jumlah pasien keluar( hidup+mati)
BTO =
jumlah tempat tidur
Rumus :
jumlah pasien mati> 48 jam dirawat
NDR = x 100 %
jumlah pasien keluar(hidup+mati )
Rumus :
jumlah pasien mati seluruhnya
GDR = x 100%
jumlah pasien keluar( hidup+mati)
Catatan :
a. Dilakukan 1 hari sekali pada waktu yang sama dan sebaiknya
dilakukan oleh perawat yang sama selama 22hari :
b. Setiap pasien minimal memenuhi 3 kriteria berdasarkan
klasifikasi pasien;
c. Bila hanya memenuhi 1 kriteria maka pasien dikelompokan
pada klasifikasi diatasnya.
Rumus Douglas
2) METODE GILLIES
AxBxC = F =H
(C-D)xE G
Keterangan :
A. = Rata-rata jumlah perawat/ pasien/ hari
B. = Rata - rata jumlah pasien / hari (BOR x Jumlah tempat tidur)
C. = Jumlah hari/ tahun (365 hari)
D. = Jumlah hari libur masing-masing perawat (86 hari)
E. = Jumlah jam kerja masing-masing perawat (7 jam)
F. = Jumlah jam perawat yang diberikan perawat per tahun
G. = Jumlah jam kerja efektif per tahun
H. = Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut
Tambahan tenaga :
5% x jumlah tenaga x jumlah jam kerja cuti hamil
Jumlah jam kerja efektif/tahun
Catatan :
a. Tahap I
Dihitung A = Jumlah perawatan pasien dalam 24jam per pasien
b. Tahap II
Dihitung B = Jumlah rata-rata jam perawatan untuk seluruh pasien
dalam satu hari. B = A x Tempat tidur
c. Tahap III
Dihitung C = Jumlah jam perawatan seluruh pasien selama setahun. C
= B x 365 hari
d. Tahap IV
Dihitung D = Jumlah perkiraan realistis jam perawatan yang
dibutuhkan selama setahun. D = C x BOR adalah nilai tetap untuk
perkiraan realistis jam perawatan.
80
e. Tahap V
Dihitung E = Jumlah tenaga perawat yang di perlukan.
E=D . Angka 1878 di dapatkan dari hari efektif per tahun
(365-52
1878 hari/minggu = 313 hari) dan dikalikan dengan jam kerja
efektif per hari (6 jam).
B. BOBOT:
Beri Bobot masing-masing faktor mulai 1,0 (paling penting) sampai
dengan 0,0 (tidak penting), berdasarkan seberapa besar pengaruh
faktor tersebut terhadap strategi perusahaan.
C. RATING:
Hitung rating, dengan masing-masing faktor dengan memberikan
skala mulai 4 (sangat baik / outstanding) sampai dengan 1 (kurang /
poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut. Data rating didapatkan
berdasarkan hasil pengukuran baik secara observasi, wawancara,
pengukuran langsung. Faktor Strength dan Opportunity
menggambarkan nilai kinerja positif, sebaliknya faktor Weakneses
dan Threatened menggambarkan nilai kinerja yang negatif.
Pemberian penilaian pada kolom Rating, untuk aspek:
1. Strength dan Opportunity
4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang/Tidak Baik
2. Weakness dan Treath
1 = Sangat Baik
2 = Baik
3 = Cukup
4 = Kurang/Tidak Baik
D. NILAI → S – W dan O – T
2. Setelah mendapatkan nilai di masing-masing komponen
(Strength, Weakness, Oppurtunity, dan Threat). kemudian
kalikan nilai bobot dengan rating untuk mendapatkan nilai
masing-masing faktor.
3. Setelah didapatkan nilai masing-masing faktor, maka untuk
mendapatkan nilai IFAS dan EFAS adalah:
a. S–W (IFAS) = Total nilai S dikurang total nilai W = S – W
= …….
b. O-T (EFAS) = Total nilai O dikurang total nilai T = O – T =
……
4. Setelah diperoleh nilai S – W dan O – T, hasil dari nilai tersebut
kemudian dimasukkan di dalam diagram layang (Kit Quadran)
untuk mengetahui masalah dan strategi perencanaan.
5. Berdasarkan letak quadran.
b. Pada quadran W-O, strategi perencanaan adalah
progressive / turn around dengan tujuan yang ingin dicapai
adalah “meningkatkan” kelemahan internal utuk
mendapatkan kesempatan (Opportunity).
c. Pada quadran S-O, strategi perencanaan adalah aggressive
dengan tujuan yang ingin dicapai adalah “megembangkan”
kekuatan internal yang ada untuk mendapatkan kesempatan
(Opportunity) yang lebih dalam menghadapi persaingan.
d. Pada quadran S-T, strategi perencanaan adalah
diversification dengan tujuan yang ingin dicapai adalah
“merubah” kekuatan internal yang ada untuk mengantisipasi
faktor Threatened (ancaman) dari luar.
e. Pada quadran W-T, strategi perencanaan adalah defensive
dengan tujuan yang ingin dicapai adalah “mempertahankan”
eksistensi agar instiusi / perusahaan tetap ada dan dapat
menjalankan fungsinya secara minimal.
2.4.7 Langkah-Langkah Pembuatan Fishbone Diagram
Ada 4 langkah dalam pembuatan fishbone diagram:
Langkah 1: Menyepakati pernyataan masalah
1. Sepakati sebuah pernyatakan masalah (problem statement).
Pernyataan masalah ini diinterprestasikan sebagai “effect”, atau
secara visual dalam fishbone seperti “kepala ikan”.
2. Tuliskan masalah tersebut di tengah whiteboard di sebelah paling
kanan,missal: “Bahaya potensial pembersihan kabut oli”
3. Gambarkan sebuah kotak mengelilingi tulisan pernyataan masalah
tersebutdan buat panah horizontal panjang menuju kea rah kotak.
1384
×100 %
= 28×184
1384
×100 %
= 5152
= 27%
2. Perhitungan ALOS (Average length of Stay)
= 1384
213
= 6,5 Hari = 6 Hari
= 5152-1384 =3768
213 213
213
= 28 = 7,6
Di Ruang ICU kapasitas tempat tidur 18. Jumlah pasien yang dirawat
perhari 15 pasien. BOR 15 pasien x 100 = 83%. Rata-rata jam
perawatan
18 TT
adalah 4 jam perhari dan hari kerja efektif 6 hari dalam 1 minggu
dengan dengan tingkat ketergantungan : Minimal 8, Parsial 3 dan
Total 4.
3 x 0,27 = 0,81
4 x 0.36 = 1,44
3 x 0,15 = 0,45
4 x 0,30 = 1,2
3 x 0,10 = 0,3
4 x 0,20 = 0,8
a. Kebutuhan Perawat Untuk Hari Libur/ Cuti/ Hari Besar Dan Tugas Non
Keperawatan.
Rumus :
Hari Libur/Cuti/Hari Besar =
tenaga
= 80 x 9
285
= 2,52 dibulatkan menjadi 3
Di Ruang X kapasitas tempat tidur 18. Jumlah pasien yang dirawat perhari 15
pasien. BOR 15 pasien x 100 = 83%. Rata-rata jam perawatan.
18 TT
adalah 4 jam perhari dan hari kerja efektif 6 hari dalam 1 minggu dengan
dengan tingkat ketergantungan : Minimal 8, Parsial 3 dan Total 4
1) Keperawatan langsung :
Jumlah = 45 Jam
Jumlah pasien
= 68,75 jam
15 Pasien
= 4,5 jam
18 TT
adalah 4 jam perhari dan hari kerja efektif 6 hari dalam 1 minggu dengan
tingkat ketergantungan : Minimal 8, Parsial 3 dan Total 4.
a. Tahap I
Dihitung A = Jumlah jam perawatan pasien dalam 24 jam per pasien
Dari kasus diatas A = 4jam/hari.
b. Tahap II
Dihitung B = Jumlah rata-rata jam perawatan untuk seluruh pasien dalam
satu hari.
Rumus : B = A x Tempat Tidur
= 4 x 18
= 72
c. Tahap III
Dihitung C = Jumlah jam perawatan seluruh pasien selama setahun.
Rumus : C = B x 365hari
= 72 X 365
= 26.280
d. Tahap IV
Dihitung D = Jumlah perkiraan realistis jam perawatan yang dibutuhkan
selama setahun
Rumus : D = C x BOR
80
80
= 26.280 x 12
80
= 3.942
Jadi, nilai 12,45 (dibulatkan menjadi 12) adalah total dari 15 pasien
dimana 83% x 15 = 12,45 (dibulatkan menjadi 12). Sedangkan 80
adalah nilai tetap untuk perkiraan realistis jam perawatan.
e. Tahap V
Rumus : E= D
1878
= 3942
1878
ILUSTRASI:
Struktur Pengorganisasian :
Wakaru : Fajarini
Perawat 1 : Hendrikus
Pasien 2 : Katarina
Pasien 3 : Kristiani
TOTAL 1 2,5
TOTAL 1 2,5
2. Weakness = S-W =
1. Memerlukan tenaga =2,5- 2,7
perawat yang kompeten 0,3 2 0,6 =-0,2
dan disiplin.
2. Memerlukan tenaga 0,7 3 2,1
perawat yang cekatan.
TOTAL 1 2,7
3. Opportunities =
1. Kepercayaan dari pasien 0,5 3 1,5
dan keluarga pasien baik
5. M5 (Mutu)
TOTAL 1 2
3. Opportunities =
1. Membantu dan melatih
pasien agar dapat duduk 0,5 2 1
dengan sendiri dan
melatih agar badan pasien
tidak kaku karena sakit.
2. Mengedukasi untuk dapat 0,5 2 1
merawat dan menjaga
kebersihin dri pasien.
TOTAL 1 2
4. Threats = =O–T
1. Adanya tuntutan untuk = 2-3
perawat agar dapat 1 3 3 = -1
memberikan pelayanan
baik untuk kepuasan
pasien
TOTAL 1 3
DIAGRAM LAYANG AGGRESSIVE
O
PROGRESSIVE
1,0
0,7
0,6
M3 = -0,2 ; 0,5
0,5
0,4
M2 = 0,3 ; 0,3
0,3
0,2
0,1
-1,0 -0,9 -0,8 -0,7 -0,6 -0,5 -0,4 -0,3 -0,2 -0,1
W S
0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8. 0,9 1,0
- 0,1 M1 = 0,4 ; -0,1
M5 = 0,3 ; -0,1
- 0,2
- 0,3
- 0,4
- 0,5
- 0,6
- 0,7
- 0,8
- 0,9
T
MASALAH SKOR ANALISIS PRIORITAS KONDISI
SWOT
IFAS EFAS
1. M1 0,4 -0,1 Kedua Diversification (ST)
2. M2 0,3 0,3 Pertama Aggressive (SO)
3. M3 -0,2 0,5 Ketiga Progressive (WO)
4. M4 1 1 Pertama Aggressive (SO)
5. M5 0,3 -1 Kedua Diversification (ST)
3.4 FISHBONE
3.5 ROLE PLAY BERMAIN PERAN
3.5.1 Role Play Timbang Terima
ROLEPLAY
TIMBANG TERIMA
Karu : Krisna
1. Kristi
2. Dek erin
3. Indah
4. Iin
1. Linda
2. Sindi
3. Eni
4. Ulan
Pasien :
1. Jihan
2. Dayu
3. Malika
4. Hendri
Pada pagi hari pukul 07.40 WITA, Karu dan perawat dinas pagi
sudah tiba di ruangan
Perawat (pagi) : Selamat pagi semuanya.
Perawat (malam) : Selamat pagi.
Perawat 1 (malam) : Akhirnya sudah datang yang shift pagi
Perawat 2 (pagi) : Iya sus, kita memang rajin
Perawat 2 (malam) : Biasanya juga suster Sindi sedikit telat
Perawat 2 (pagi) : Syukurnya sekarang saya tidak telat sus
Karu : Iya sudah ditaruh dulu tasnya
Perawat 2 (pagi) : Iya pak.
Proses operan pun tiba pada pukul 08.00 WITA, setelah semua
lengkap Karu, Katim dan perawat pelaksana.
Perawat 1 (malam) : Selamat pagi ibu, apakah ibu ada keluhan hari
ini?
Px 1 : Baik suster.
Perawat 3 (malam) : sudah sus, tadi pagi sudah saya ganti o2 ibunya
jam 06:15 WITA
Struktur Pengorganisasian :
Karu : Ulan
Wakaru : Katarina
PJ1 : Sindi
PJ2 : Iin
PJ3 : Malika
PJ4 : Kristi
Pasien 1 : Linda
Pasien 2 : Hendrik
Pasien 3 : Dayu
Pasien 4 : Jihan
P2 :”sudah bu”
Karu : ya, pagi ini saya akan menyampaikan tentang supervisi yang
akan dilakukan pada hari ini. Jadi, tujuan untuk dilakukannya
supervisi adalah untuk mempelajari dan memperbaiki tindakan
yang akan dilakukan kepada pasien kita.
Karu : iya saya setuju, untuk tindakan pemasangan alat EKG dengan
benar
P4 : Baik bu
Karu : Baik, pada hari ini kita mempunyai 1 pasien yang akan
dilakukan perawatan WSD , 2 pasien dilakukan pemasangan
NGT dan 1 pasien dilakukan pemasangan EKG. Jadi, untuk
format penilaian yang akan dilakukan pada supervisi pada hari
ini adalah nanti saya akan melakukan beberapa penilaian
terhadap tindakan yang akan dilakukan dan nanti saya akan
memberikan penilaian terhadap beberapa instrument tindakan
seperti perawatn WSD, pemasangan NGT dan pemasangan
EKG . Mungkin ini ada beberapa format/instrument penilaian
silahkan dibaca dulu (sambil menyerahkan map)
P3 : tidak ada bu
P2 :bisa bu
P4 : belum bu
P4 : Baik bu
(kemudian perawat 2 langsung melakukan tindakan dan diawasi oleh Karu dan
Wakaru)
(kemudian PJ1 melakukan pemasangan selang NGT kepada pasien dan di awasi
oleh Karu dan Wakaru )
(kemudian PJ3 melakukan pemasangan selang NGT kepada pasien dan di awasi
oleh Karu dan Wakaru )
(Perawat 4 melakukan pemasangan EKG dan diawasi oleh Karu dan wakaru)
Px 4 : tidak sus
Karu : baik tadi saya sudah melakukan penilaian terhadap hasil kerja
dari perawatan WSD, pemasangan selang NGT, dan pemasangan
EKG pada hari ini. Untuk secara keseluruhan sudah baik.
Mohon di pertahankan dan ditingkatkan lagi . baik terimakasih
selamat pagi
Perawat : pagi bu
3.5.3 Role Play Discharge Planning
Narator : Jihan
Karu : Ulan
Wakaru : Malika
Katim : Iin
Dokter : Krisna
Anak pasien : Sindi
Pasien : Hendri
Istri pasien : Eni
Perawat 1 : Katharina
Perawat 2 : Kristi
Perawat 3 : Linda
Perawat 4 : Indah
Perawat 5 : Dayu
Pada tanggal 5 juni 2021 datang seorang pasien bernama Tn. Hendrik
diruangan penyakit dalam, ruang apel , Rs Mawar. Sengan diagnosa
medis Diabetes melitus dengan luka gangren di tungkai kaki sebelah kiri.
Dokter : Selamat pagi pak, saya dokter krisna yang akan menangani
Bapak, dengan bapak siapa ya ?
Pasien : Selamat pagi juga dok, saya hendri
Dokter : Baik Bapak hendri, saya periksa dulu ya, permisi
Pasien : Baik dok
(Setelah selesai diperiksa Perawat 2 menyampaikan : kemungkinan penyakit
pasien, perkiraan lama pasien dirawat, intervensi keperawatan/medis yang
biasa dilakukan di ruangan, biaya perawatan)
Karu : selamat pagi rekan-rekan, agenda kita pagi hari ini untuk
pasien hendri adalah melakukan Discharge Planning karena
kondisi pasien sudah membaik dan memungkinkan untuk
perawatan dirumah, Bagaimana persiapan katim/perawat 3 dari
pasien hendri?
Katim :baik, untuk persiapan discharge lanning pada pasien hendri
sudah siap. Status pasien dan format discharge planning sudah
dipersiapkan. Untuk masalah pada pasien saat ini adalah luka
pada kaki sebelah kiri pasien yang memungkinkan untuk
kambuh kembali sehingga perlu diinformasikan kepada pasien
dan keluraga mengenai diet, tempat kontrol, cara perawatan
kaki dirumah, dan tanda-tanda terjadi kekambuhan dan
kegawatan pada pasien
Karu : baik, terima kasih untuk katim. Untuk perawat 3 coba berkas-
berkasnya saya periksa dulu
Perawat 3 : baik bu, ini berkas-berkasnya beserta format discharge
planningnya
Karu : baik, terimakasih
Tahap Pelaksanaan
Perawat 3 : bagus sekali Bu, saya kira Ibu cukup paham dengan apa yang
disampaikan oleh perawat. Terima kasih atas kerjasamanya
Pasien : iya sus, sama-sama
Katim : baik pak hendri, saya kira semua sudah disampaikan dan
bapak serta Ibu sudah paham. Sekarang bapak sudah
diperbolehkan untuk pulang. Dan kami mohon maaf apabila
selama perawatan bapak disini ada yang kurang. Semoga bapak
sehat selalu
Pasien : iya sus, tidak apa-apa. Terima kasih banyak
wakaru : iya pak sama-sama. selamat pagi pak
Pasien : selamat pagi
Tahap penutup
Pra Ronde
Ronde
P2 : Baik bu.
Di bed pasien
Di ruang perawat
Dokter : Sus, ini saya beri resep untuk pasien atas nama
Pak Hendri , nanti jika hasil labnya sudah keluar
tolong beri tahu saya.
akan di cek.
dokter.
Dokter : 40 mg sus.
Di ruang perawat
Anak pasien : Selamat siang sus, saya anak Tn. Hendri tadi
di panggil ya ?
kepada perawat.
BAB IV
PEMBAHASAN
Prosedur timbang terima selama ini sudah dilakukan pada setiap pergantian
shift jaga, namun cara penyampaian isi timbang terima belum terungkap secara
komprehensif, meliputi isi timbang terima, (masalah keperawatan pasien lebih
fokus pada diagnosis medis), dilakukan secara lisan tanpa ada pendokumentasian
sehingga rencana tindakan yang belum dan sudah dilaksanakan, dan hal-hal
penting masih ada yang terlewati untuk disampaikan pada shif berikutnya. Selain
itu, mekanisme timbang terima belum sesuai dengan standar baku (Nursalam,
2009). (Terlampir)
4.2 Supervisi
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat di mana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat
(Nursalam, 2011). Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan
dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspons oleh perawat. Respons
yang ada harus bersifat kondusif dengan belajar banyak langkahlangkah konkret
dalam pelaksanaannya (Nursalam, 2002), salah satunya adalah pengelolaan
sentralisasi obat. Pengecekan terhadap penggunaan dan konsumsi obat, sebagai
salah satu peran perawat, perlu dilakukan dalam suatu pola atau alur yang
sistematis sehingga risiko kerugian baik secara materi maupun secara nonmateri
dapat dieliminasi. Kegiatan sentralisasi obat meliputi pembuatan strategi
persiapan sentralisasi obat, persiapan sarana yang dibutuhkan, dan membuat
petunjuk teknis penyelenggaraan sentralisasi obat serta pendokumentasian hasil
pelaksanaan sentralisasi obat. Pengelolaan sentralisasi yang optimal merupakan
salah satu usaha untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
Teori yang dikemukakan Yoga dalam Nursalam (2007), bagi rumah sakit atau
ruangan rawat inap yang belum menerapkan pengelolaan sentralisasi obat, alur
pemberian obat dari pemberian resep oleh dokter sampai obat diterima pasien
melalui banyak pihak sehingga kontrol terhadap pemberian obat dimungkinkan
menjadi bias atau tidak terkontrol dengan baik. Hal tersebut didukung dengan
hasil penelitian Nursalam (2007) yang menjelaskan bahwa sentralisasi obat dapat
menguntungkan bagi perawat dan pasien, sekaligus menunjang kualitas pelayanan
keperawatan. Keuntungan sentralisasi obat bagi perawat karena pemberian obat
dapat dilakukan secara berkesinambungan dan tepat sasaran. Sedangkan
keuntungan yang dirasakan pasien, adalah pemberian obat dapat dilakukan sesuai
prinsip 6T+1W (tepat tobat, tepat dosis, tepat cara pemberian, tepat waktu, tepat
pasien, tepat dokumentasi dan waspada). Sebaliknya, kerugian yang biasa timbul
bila pelaksanaan sentralisasi obat tidak dilakukan secara tepat adalah terjadinya
resiko resistensi kuman penyakit manakala penggunaan obat oleh penderita tidak
terkontrol dengan baik.
5. Discharge Planning
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Metode kasus adalah pengorganisasian pelayanan atau asuhan
keperawatan untuk satu atau beberapa klien oleh satu orang perawat pada saat
bertugas atau jaga selama periode waktu tertentu sampai klien pulang. Ada
beberapa kelebihan dan kekurangan dari metode kasus yaitu kelebihannya
bersifat kontinue dan komprehensif, mendapatkan akuntabilitas yang tinggi,
masalah pasien dapat dipahami oleh perawat dan kepuasan secara keseluruhan
dapat tercapai. Sedangkan kekurangannya yaitu : kemampuan perawat
pelaksana dan siswa perawat terbatas, membutuhkan banyak tenaga dan beban
kerja tinggi, pendelegasian perawatan klien hanya sebagian.
Timbang terima pasien adalah suatu cara dalam memberikan laporan
dari perawat setiap shift sebelumnya baik itu shift pagi, siang ataupun malam
kepada perawat shift selanjutnya tentang kejadian dan perawatan yang telah
diberikan dan dijalankan. Supervisi adalah suatu proses kemudahan untuk
penyelesaian tugas-tugas keperawatan. Kegiatan supervisi adalah kegiatan
yang terencana seorang menejer melalui aktivitas bimbingan, pengarahan,
observasi, motivasi, dan evaluasi pada stafnya dalam melaksanakan kegiatan
atau tugas sehari-hari. Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat di mana
seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan
sepenuhnya oleh perawat. Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan
untuk mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat
di samping melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan. Perencanaan pulang (discharge planning) akan menghasilkan
sebuah hubungan yang terintegrasi yaitu antara keperawatan yang diterima
pada waktu di rumah sakit dengan keperawatan yang diberikan setelah pasien
pulang.
5.2 Saran
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali
kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya penulis akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat
dipertanggung jawabkan nantinya. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, R. (2017). Optimalisasi pelaksanaan discharge planning melalui
pengembangan model discharge planning terintegrasi pelayanan
keperawatan. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 2(1), 91-99
Dedi, B. (2020). Kepemimpinan Dan Manajemen Pelayanan Keperawatan: Teori,
Konsep, Dan Implementasi. Jakarta: Trans Info Media
Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika
Ns. Erika, S.Kep.,M.Kep.(2019). Buku Materi Pembelajaran Manajemen
Keperawatan. Bmp.Uki: Es-040-Mkep-Pk-Vi.
Kasenda, A., Maramis, F., & Tumbol, R. (2013). Hubungan antara pelatihan dengan
kinerja perawat di ruang rawat inap RSUD Liunkendage
Patintingan, Y. M., Pasinringi, S. A., & Anggraeni, R. Gambaran Motivasi Kerja
Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Universitas Hasanuddin
Makassar. Description Of Nurse Work Motivation At In-Patient Of
Hasanuddin University Hospital
Rita. (2012). Makalah Metode Kasus. Diakses 29 Mei 2021.
Https://Www.Scribd.Com/Doc/101993558/Makalah-Metode-
Kasus#:~:Text=Pengertian%20metode%20kasus%20metode%20kasus,Waktu
%20tertentu%20sampai%20klien%20pulang
Sembiring, N. G. C. (2020). Relasi Antara Supervisi Dengan Kinerja Pelaksanaan
Asuhan Keperawatan Dalam Memaksimalkan Proses Keperawatan.
Saleh, Z., (2012), Pengaruh ronde keperawatan terhadap kepuasan kerja perawat
pelaksana di ruang rawat inap RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
Tesis Master Keperawatan UI.
Tazkiya, F. (2014). Analisis Penerapan Timbang Terima Perawat Pelaksana Di Rsud
Haji Makassar (Doctoral Dissertation, Uin Alauddin Makassar).
Dasi, M. A. (2015). Perbedaan Kualitas Pelayanan Keperawatan Pada Ruangan
Kelimutu Yang Telah Menerapkan Sentralisasi Obat Dan Ruangan Teratai
Yang Belum Menerapkan Sentralisasi Obat Di Rsud Prof. Dr. Wz Johannes
Kupang (Doctoral Dissertation, Universitas Citra Bangsa).