Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN SEVEN JUMP

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Keperawatan

Dosen pengampu Lia Juniarni, M.Kep.,Sp.Kep.J

Oleh :

1. Armia Husni H (219053)


2. Dina Herlina (219058)
3. Imelda Dinesti (219065)
4. Novianti Isnaeni (219073)
5. Riska Aditia (219080)
6. Shinta Nurjanah (219083)
7. Siti Nurbaeti H (219084)
8. Tia Sopianti (219087)
9. Wulan Puspita A (219091)

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JABAR

BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang atas segala limpahan karunia-Nya kami (penulis) diberi kesempatan untuk menyusun
karya ilmiah yang berjudul “Laporan Seven Jump”

Adapun tujuan dari penyusunan laporan seven jump ini adalah untuk pemenuhan tugas
Komunikasi Keperawatan yang diampu oleh Ibu Lia Juniarni, M.Kep.,Sp.Kep.J Kami menyadari
bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dalam kesempurnaan baik dari segi
penyusunannya ataupun segi materinya oleh karena itu kami mengharapkan saran-saran, kritik,
dan juga masukan-masukan yang bersifat membangun demi sempurnanya makalah ini.

Walaupun demikian kami memiliki harapan yang sangat besar bahwa laporan ini bisa
memberikan manfaat kepada semua pihak, khususnya bagi para pembaca untuk memperluas
wawasan dan juga pengetahuan.

Bandung, 9 Juni 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................i

DAFTAR ISI ...............................................................................................................................ii

KASUS ........................................................................................................................................1

STEP 1 .........................................................................................................................................2

STEP 2 .........................................................................................................................................3

STEP 3 .........................................................................................................................................3

STEP 4 (Mind Mapping) ...........................................................................................................4

ii
KASUS

“KINI AKU TAK LAGI MUDA….”

Seorang perempuan berusia 69 tahun duduk dengan kursi roda ditepi teras rumah sambil
melamun, klien tinggal seorang diri hanya ditemani oleh perawat home care untuk membantu
dalam ADL dan perawatannya. Klien ditinggal meninggal oleh suaminya sejak 5 tahun yang lalu
namun sampai saat ini klien merasa kehilangan. Klien hanya memiliki seorang anak laki-laki
yang sekarang sedang bekerja di luar negeri. Raut muka klien tampak sedih, ekspresi datar
dengan muka dan kulit yang keriput, penglihatan mengalami hipermetropi dan pendengaran yang
mulai menurun karena diduga mengalami outosklerosis, mobilisasi pergerakan yang terbatas
dengan kekuatan ROM 4 pada ekstremitas bawah, sesekali klien sulit mengontrol buang air
kecil. Nafsu makan menurun akibat gigi geligi yang mulai berkurang, rambut yang sekarang
sudah memutih seluruhnya, sesekali klien sering mengeluh sulit memulai tidur dan terbangun
serta sulit untuk tidur kembali karena banyak hal yang klien pikirkan. Klien mengalami penyakit
gula dari sejak 12 tahun yang lalu. Setiap pagi perawat selalu duduk menemani klien untuk
berbincang-bincang, perawat membuat jadwal kegiatan klien agar penurunan klien tidak terjadi
sangat cepat, seperti olah raga pagi dengan senam pagi ringan, merajut atau bermain puzzle
untuk mempertahankan memori klien, dan tetap melibatkan klien dalam kegiatan yang berada
dilingkungan rumahnya untuk mempertahankan hubungan social.

1
STEP 1

1) Autoskelorosis
2) ADL
3) ROM
4) Hipermetropi
5) Mobilisasi

Jawaban :

1) Autoskelorosis
Autoskelorosis adalah penyakit dimana kondisi tulang-tulang di sekitar telinga
tengah dan telinga dalam tumbuh berlebihan. Akibatnya pergerakan tulang stapes
(tulang telinga tengah menempel pda telinga dalam). Kondisi ini menyebabkan tulang
stapes tidak bisa menghantarkan suara sebagaimana mestinya.
2) ADL
ADL atau Activity Daily Living adalah aktivitas perawatan diri yang harus pasien
lakukan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup sehari-hari
3) ROM
Range of Motion (ROM), merupakan istilah baku untuk menyatakan batas/besarnya
gerakan sendi baik normal.
4) Hipermetropi
Rabun dekat atau hipermetropi adalah gangguan penglihatan jarak dekat. Pada
penderita hipermetropi, objek yang jauh terlihat jelas, tetapi objek yang dekat justru
terlihat tidak jelas atau buram.
5) Mobilisasi
Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah, teratur,
mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup sehat, dan penting untuk kemandirian
(Barbara Kozier, 1995)

2
STEP 2

1) Bagaimana cara perawat melibatkan klien dalam mempertahankan hubungan sosial?


2) Apa yang harus dilakukan perawat untuk mengurangi kesedihan klien ?
3) Bagaimana caranya kita membantu klien agar tidak berlarut larut dalam kesedihan
atau selalu merasa kehilangan
4) Bagaimana cara membujukpasien agar nafsu makannya kembali

STEP 3 (Menjawab step 2)

1)
2) Dengan cara melakukan pengalihan perhatian(distraksi)seperti melakukan kegiatan
yang bisa di lakukan klien, perawat melakukan komunikasi terapeutik dengan cara
pendekatan agar klien dan perawat bisa menjalin trust sehingga pasien mau
terbuka,dan perawat membawa klien ke tempat yang disukainya agar
3) Dengan cara menemani dalam setiap kegiatannya,menemaninya berbincang bincang,
mendengarkan setiap keluh kesahnya, mengalihkan perhatiannya dengan melakukan
kegiatan seperti olahraga ringan, merajut atau bermain puzzle damn memberikan
motivasi bahwa dirinya tidak sendiri masih banyak sayang sama klien
4) Dengan cara memberikan edukasi kepada klien bahwasannya makan dan minum itu
merupakan kebutuhan dasar manusia , dan menerangkan sambil membujuk apabila
kita makan dan minum bisa membantu klien tetap sehat dan bugar karena kebutuhan
nutrisi nya terpenuhi, dikarena kan penyebab utama pasien tidak mau makan karena
gigi geligi pasien mulai berkurang untuk pemberian makannya bisa diberikan
makanan yang dapat larut tanpa dikunyah sepeti bubur dan sup

3
STEP 4 ( MIND MAPPING)

Konsep lansia

LANSIA

pengertian
lansia

ciri perubahan kondisi fisik


ciri-ciri lansia
fisik pada lansia lansia

masalah
kesehatan pada
lansia
penyakit yang
biasa diderita
lansia

faktor yang harus pemenihan


kebutuhan gizi
di perhatikan kebutuhan
lansia
pada lansia istirahat

4
A. Pengertian Masa Tua (Lansia)
Lansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan bagian dari proses kehidupan
yang tak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh setiap individu. Pada tahap ini individu
mengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun mental, khususnya kemunduran dalam
berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya. Perubahan penampilan fisik sebagian
dari proses penuaan normal, seperti rambut yang mulai memutih, kerut-kerut ketuaan di wajah,
berkurangnya ketajaman panca indera, serta kemunduran daya tahan tubuh, merupakan acaman
bagi integritas orang usia lanjut.
1. Pengertian Lansia Menurut Para Ahli
Belum lagi mereka harus berhadapan dengan kehilangan-kehilangan peran diri,
kedudukan sosial, serta perpisahan dengan orang-orang yang dicintai. Semua hal tersebut
menuntut kemampuan beradaptasi yang cukup besar untuk dapat menyikapi secara bijak.
(Soejono, 2000)
Pengertian lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang
di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di ketahui, ketika
manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi dan melahirkan anak.
(Darmojo, 2004)
2. Pengertian Lansia Menurut UU no 4 tahun 1965
Seseorang yang mencapai umur 55 tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk
keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain (Wahyudi, 2000)
sedangkan menuru UU no.12 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia (lanjut usia) adalah
seseorang yang telah mencapai usia diatas 60 tahun (Depsos, 1999). Usia lanjut adalah
sesuatu yang harus diterima sebagai suatu kenyataan dan fenomena biologis. Kehidupan itu
akan diakhiri dengan proses penuaan yang berakhir dengan kematian (Hutapea, 2005).
3. Pengertian Lansia Menurut BKKBN 1998
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam mendefinisikan
batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ada
tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial
(BKKBN 1998).
4. Pengertian Lansia Secara biologis
Penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus
menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya
terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya
perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ.
5. Pengertian Lansia Secara ekonomi
Penduduk lanjut usia lebih dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumber daya.
Banyak orang beranggapan bahwa kehidupan masa tua tidak lagi memberikan banyak
manfaat, bahkan ada yang sampai beranggapan bahwa kehidupan masa tua, seringkali
dipersepsikan secara negatif sebagai beban keluarga dan masyarakat.

5
B. Ciri-ciri Lansia
Menurut Hurlock (Hurlock, 1980, h.380) terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut usia,
yaitu:
1) Usia lanjut merupakan periode kemunduran.
2) Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas.
3) Menua membutuhkan perubahan peran.
4) Penyesuaian yang buruk pada lansia.

C. Ciri-Ciri Perubahan Fisik Pada Lansia


Adapun perubahan tersebut yang antara lain seperti:
1) Perubahan pada sistem pernafasan.
2) Perubahan pada pendengaran.
3) Perubahan pada penglihatan.
4) Perubahan pada indera pengecap, pembau dan peraba.
5) Perubahan pada sistem syaraf.
6) Perubahan sistem kardiovaskuler.
7) Sistem genito urinaria.
8) Sistem endokrin/metabolik.
9) Sistem pencernaan.
10) Sistem muskoleskeletal.
11) Sistem kulit dan jaringan ikat.
12) Sistem reproduksi dan kegiatan seksual.
13) Sistem reproduksi dan kegiatan seksual.

D. Kondisi fisik pada lansia


Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi fisik
yang bersifat patologis berganda (multiple pathology), misalnya tenaga berkurang, energi
menurun, kulit mulai keriput, gigi mulai rontok, tulang makin rapuh, dan sebagainya. Secara
umum kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki masa lansia mengalami penurunan secara
berlipat ganda.Ini semua dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi fisik, psikologis
maupun social, yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan ketergantungan kepada orang
lain.
Beberapa kemunduran organ tubuh pada lansia, di antaranya adalah :
1) Kulit : kulit berubah menjadi tipis, kering, keriput dan tidak elastic lagi. Dengan
demikian, fungsi kulit sebagai penyekat suhu lingkungan dan perisai terhadap masuknya
kuman terganggu. Tipis dan keriput disebabkan oleh hilanganya lapisan lemak dibawah
kulit, tidak elastic lagi karena terbentuk jaringan ikat baru dibawahnya.
2) Rambut : rontok, warna menjadi putih, kering, dan tidak megkilat ini berkaitan dengan
perubahan degeneratif kulit.
3) Seks : produksi hormon seks pada pria dan wanita menurun dengan bertambahnya umur,
selain itu, produksi hormon pada pria dan wanita yang menurun juga dipengaruhi oleh
menopause pada wanita dan andropause pada pria.

6
4) Otot : jumlah sel otot berkurang, ukurannya atrofi, sementara jumlah jaringan ikat
bertambah, volume otot secara keseluruhan menyusut, fungsinya menurun, dan
kekuatannya berkurang.
5) Jantung dan pembuluh darah : pada manusia usia lanjut kekuatan mesin pompa jantung
berkurang. Berbagai pembuluh darah penting khusus yang di jantung dan otot mengalami
kekakuan. Lapisan inti menjadi kasar akibat merokok, hipertensi, diabetes mellitus, kadar
kolesterol tinggi, dan lain-lain. Yang memudahkan timbulnya penggumpalan darah dan
trombosit.
Tulang : ada proses menua kadar kapur atau kalsium dalam tulang menurun, akibatnya
tulang menjadi kropos atau osteoporosis dan mudah patah. Dengan bertambahnya usia,
terdapat peningkatan hilang tulang secara linear.

Adapun perubahan - perubahan fisik yang terjadi pada lanjut usia, antara lain :

1) Sel
a. Lebih sedikit jumlahnya
b. Lebih besar ukurannya
c. Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler.
d. Menurunnya proporsi protein di otak, otot, darah, dan hati.
e. Jumlah sel otak menurun.
f. Terganggunya mekanisme perbaikan sel.
g. Otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%.
2) Sistem persarafan :
a. Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel otaknya dalam setiap
harinya).
b. Cepatnya menurun hubungan persarafan.
c. Lambat dalam respond an waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stress.
d. Mengecilnya saraf pancaindra. Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran,
pengecilnya saraf pencium dan rasa, lebih sensitive terhadap perubahan suhu dengan
rendahnya ketahanan terhadap dingin.
e. Kurang sensitive terhadap sentuhan.
3) Sistem pendengaran
Presbiakuisis (gangguan pada pendengaran). Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran
pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada – nada yang tinggi, suara
yang tidak jelas, sulit di menegerti kata – kata, 50 % terjadi pada usia diatas 60 tahun.
a. Membaran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.
b. Terjadi pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkatkan keratin.
c. Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa
atau stres.
4) Sistem penglihatan
a. Sfingter pupil timbul skelerosis dan hilangnya respon terhadap sinar
b. Kornea lebih berbentuk sferis
c. Lensa lebih suram (kekeruhanpada lensa) menjadi katarak. Jelas menyebabkan
gangguan penglihatan.
d. Meningkatnya amabang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih
lamabat, dan susah melihat dalam cahaya gelap.
e. Hilangnya daya akomodasi.

7
f. Menurunnya lapangan pandang; berkurang luas pandangannya
g. Berkurangnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.
5) Sistem kardiovaskuler
a. Elastisitas didnding aorta menurun.
b. Katup jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung untuk memompa menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20
tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elatisitas pembuluh darah; kurang efektivitas pembuluh darah perifer
untuk oksigenisasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa
menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg (menyebabkan pusing
mendadak).
e. Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh
darah perifer; sistolis normal 170 mmHg, diastolis normal 90 mmHg.
6) Sistem pengaturan temperatur tubuh
Pada sistem pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu termosta, yaitu
menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi sebagai faktor yang
mempengaruhinya. Yang sering ditemui antara lain:
a. Temperatur tubuh menurun (hiportemia) secara fisiologik 350 ini akibat metabolisme
yang menurun.
b. Keterbatasan refleks menggil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak
sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.
Kemunduran terjadi sebagai faktor yang mempengaruhinya. Yang sering ditemui antara
lain:

a. Temperatur tubuh menurun (hiportemia) secara fisiologik 350 ini akibat metabolisme
yang menurun.
b. Keterbatasan refleks menggil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak
sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.

E. Masalah Kesehatan pada lansia


Penampilan penyakit pada lanjut usia (lansia) sering berbeda dengan pada dewasa muda,
karena penyakit pada lansia merupakan gabungan dari kelainan-kelainan yang timbul akibat
penyakit dan proses menua, yaitu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri serta mempertahankan struktur dan fungsi
normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki
kerusakan yang diderita.
Menurut Kane dan Ouslander sering desebut dengan istilah 14 I, immobility (kurang
bergerak), instability (berdiri dan berjalan tidak stabil atau mudah jatuh), incontinence (beser
buang air kecil / air besar), infection (infeksi), impairment of vision and hearing, taste, smell,
communication, convalescence, skin integrity (gangguan panca indera, komunikasi,
penyembuhan, dan kulit), impaction (sulit buang air besar), isolation (depresi), inanition (kurang
gizi), impecunity (tidak punya uang), iatrogenesis (menderita penyakit akibat obat-obatan),
insomnia (gangguan tidur), immune deficiency (daya tahan tubuh yang menurun), dan impotence
(impotensi).

8
F. Penyakit Yang Biasa Diderita Lansia
Usia lanjut memiliki banyak masalah dengan kesehatan yang terkait dengan menurunnya
fungsi tubuh dan faktor-faktor sekitar seperti makanan dan lingkungan sekitar. Penyakit-penyakit
yang biasa diderita oleh usia lanjut antara lain:
1) Jantung dan Serangan Jantung
Untuk mencegah dari serangah jantung, bisa dilakukan dengan cara-cara berikut yaitu makan
makanan yang sehat untuk menurunkan tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol dalam
darah, kurangi berat badan jika kita termasuk memiliki berat yang berlebih (overweight),
berhenti merokok, kurangi stress, cukup berolahraga (misalnya jogging dan jalan kaki) atau
melakukan aktifitas fisik yang lain, kurangi konsumsi garam sampai 5 mg (atau sekitar 1
sendok teh dalam 24 jam) dan hindari makanan gorengan dan bergaram.
2) Tekanan darah Tinggi
Untuk mencegah terjadi penyakit tekanan darah tinggi , lakukan aktifitas fisik seperti
olahraga secara teratur, jalan kaki, yoga, atau aerobik yang ringan; jaga berat tubuh agar pada
kondisi ideal, ikuti pola makan sehat seperti makan makanan yang berasal dari buah dan
sayuran, susu rendah kalori, minyak ikan, hindari minuman beralkohol dan soft drink,
berhenti merokok dan kurangi konsumsi garam atau diganti dengan garam diet.
3) Arthritis (reumatik)
Untuk mencegah penyakit reumatik ini biar tidak kumat antara lain: lakukan latihan fisik dan
berjalan kaki secara teratur, pola makan yang seimbang dan gaya hidup yang sehat dapat
mencegah penyakit ini, minumlah suplemen berupa kalsium dan vitamin D secara teratur bila
tidak tercukupi dari makanan yang dikonsumsi, lakukan olahraga angkat beban ringan secara
teratur, hindari merokok dan alkohol, lakukan tes tulang untuk melihat kondisi tulang kita.
4) Osteoporosis (tulang rapuh)
Berikut adalah langkah-langkah untuk mencegah tulang menjadi cepat lemah dan rapuh, yaitu
dengan cukup konsumsi kalsium setiap hari; cukup vitamin D setiap hari (dapat diperoleh
dari makanan/minuman atau sinar matahari); makan makanan yang sehat yang mengandung
vitamin A, Vitamin C, magnesium, seng dan protein , yang dapat berasal dari susu, buah-
buahan dan sayuran hijau dan berdaging; selalu aktif secara fisik dapat membantu kesehatan
tulang; jangan merokok karena bisa merusak tulang dan menurunkan kadar estrogen dalam
tubuh; dan hindari pekerjaan-pekerjaan atau aktifitas yang beresiko besar untuk terjatuh.
5) Diabetes
Untuk mengontrol diabetes, lakukan latihan setiap pagi misalnya berjalan pagi, jogging
dengan intensitas kecil atau sedang, atau aerobik ringan; pilihlah makanan-makanan yang
sehat (rendah lemak, rendah kalori dan rendah garam); hindari konsumsi gula dan sirup,
pilihlah gula diet; konsumsi sayuran dan buah segar, ganti soft drink dengan jus buah tanpa
gula atau air putih; makan makanan dan snack yang sesuai (rendah gula) pada waktu-waktu
tertentu dalam sehari agar kadar gula darah bisa terjaga; dan yang terakhir yaitu selalu
lakukan kontrol ke dokter.
6) Kanker
Untuk mencegah kanker: berhentilah merokok, konsumsi buah dan sayur secukupnya yang
dapat mempunyai efek melindungi dari kanker (sebagai antioksidan), konsumsi teh hijau
secangkir sehari secara teratur dapat mencegah kanker dan juga melindungi jantung, aktifitas

9
fisik secara teratur dan menjaga berat badan, juga menghindari bahan-bahan makanan yang
mempunyai efek karsinogenik dan menghindari dari bahan-bahan atau sumber radiasi.
7) Ginjal
Sakit ginjal dapat dicegah dengan menjaga tekanan darah di batas normal, menjaga berat
badan, kurangi makanan berlemak, minum air yang cukup, kurangi minum kopi, hindari
minuman beralkohol, tidak merokok atau menggunakan produk tembakau.
8) Pembesaran prostat
Untuk mencegahnya yaitu dengan teratur melakukan olahraga ringan, makan makanan yang
bergizi seperti sayuran dan buahan (kubis-kubisan, alpukat, kacang-kacangan, labu, tomat,
ikan dan minyak ikan), mengikuti pola makan sehat, tidak merokok, tidak begadang, kurangi
makanan pedas yang berlebihan, dan memeriksakan ke dokter secara berkala.

9) TBC
TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh mikroba. Untuk pencegahannya yaitu
hidup bersih dan sehat, mencuci tangan setelah berada di sekitar orang yang mengidap
penyakit batuk kronik, konsumsi makanan yang kaya akan vitamin, mineral, kalsium, protein
dan serat, hindari berada cukup dekat dengan orang yang sedang batuk, olahraga teratur di
tempat yang berudara segar dan sejuk. Lakukan pemeriksaan jika menderita batuk agak lama.
10) Penyakit mata
Penyakit mata atau katarak adalah salah satu penyakit yang menyerang lansia.
Pencegahannya yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang kaya vitamin A, C dan E seperti
buah-buahan, sayur-sayuran, dan ikan. Kandungan katekin dalam teh hijau juga membantu
mencegah terjadinya katarak. Istirahatkan mata selama selama 5-30 menit jika kita sedang
membaca (caranya: menutup mata atau menghadap ke suatu arah tertentu, bernapas dalam
dan menutup mata dengan telapak tangan). Gunakan kacamata gelap jika sedang berada di
luar di siang hari.
11) Alzheimer (penyakit pikun)
Agar tidak pikun, mulailah rajin berolahraga yang ringan, konsumsi makanan yang bergizi
seperti serealia utuh (yang banyak kandungan vitamin B nya), ikan dan minyak ikan, teh,
sayuran dan buahan (misalnya buah delima), makanan yang mengandung vitamin D
(misalnya telur, susu), selalu aktif berpikir, tidur teratur dan cukup, serta melindungi otak dari
ancaman cedera atau yang lainnya.

G. Faktor-faktor yang harus di perhatikan pada lansia


1. Lingkungan Sosial
Sosialisasi terhadap lingkungan sekitarnya untuk menghindari terjadinya depresi, stres,
paranoia, dan gangguan lain dengan cara :
a. Melakukan komunikasi dengan keluarga, teman maupun tetangga sekitar.
b. Melakukan aktivitas yang sesuai minat dan kemampuannya untuk mengisi waktu luang.
c. Berkumpul bersama teman-teman semasa sekolah/kerja dan membuat teman baru untuk
menggantikan mereka yang telah meninggal atau yang telah pindah.
Adapun bagi keluarga yang mempunyai anggota keluarga yang lanjut usia :
a. Memberikan kenyamanan dengan suasana keluarga yang bahagia dan harmonis.
b. Memberikan semangat dalam diri lansia untuk tetap berproduktivitas dalam hidupnya.

10
c. Memberikan semangat dalam hal spiritual untuk mengurangi perasaan takut/khawatir
dalam diri lansia.
2. Gizi (Suplemen)
a. Untuk menjaga kondisi kesehatan yang prima dan tetap produktif di hari tua, butuh zat
gizi yang cukup sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu, sehingga kesadaran
akan perlunya menjaga konsumsi yang bergizi seimbang seharusnya memang dimulai
sejak usia muda sehingga setelah di usia lanjut masalah gizi dapat di tanggulangi dengan
baik.
b. Makana yang bervariasi dengan sekurang-kurangnya tiga sajian sayur-sayuran, dua sajian
buah-buahan dan enam sajian hasil padi-padian setiap hari dapat di berikan untuk
memenuhi kebutuhan zat gizi lansia dan pemilihan makanan yang berbeda dari setiap
kelompok makanan merupakan metode yang paling baik untuk memastikan masukan zat
gizi yang cukup.
c. Untuk mengatasi perubahan fungsi saluran pencernaan maka di sarankan untuk
mengonsumsi makanan berserat tinggi setiap hari dan minum paling sedikit delapan gelas
cairan seperti air, jus, dan lain-lain setiap haru untuk melembutkan feces.
d. Untuk suplementasi tidak ada suplemen kecuali kalsium yaitu 1.000-1.500 mg/hari yang
membutuhkan secara rutin oleh manula atau orang dewasa. Namun jika penilaian
menunjukan defisiensi spesifik maka suplemen mungkin dibutuhkan untuk
mengoreksinya.
Dalam memenuhi kebutuhan nutrisi lansia maka perlu memerhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1) Maka yang diberikan/disajikan harus cukup memenuhi kebutuhan gizi.
2) Pemberian makanan pada waktunya secara teratur serta dalam porsi kecil tapi sering.
3) Memberikan makanan terhadap dan bervariasi terutama bila nafsu makanya
berkurang
4) Memperhatikan makanan agar sesuai dengan selera.
5) Memberikan makanan lunak untuk menghindari obstipasi dan memudahkan
mengunyah.
6) Melakukan terapi gizi untuk usia lanjut yang menderita sakit yang dilakukan oleh
ahli gizi
3. Pola Hidup
Pada usia lanjut 90% tingkat kesegaran jasmaninya rendah terutama pada komponen daya
tahan kardio respirasi dan kekuatan otot. Maka hal yang dapat dilakukan lansia untuk
memperbaiki fungsi kardiovaskular dan menimbilkan perasaan segar adalah melakukan
olahraga adalah satu bentuk latihan fisik yang memberikan pengaruh yang baik/positif
terhadap kemampuan fisik seseorang apabila dilakukan secara baik dan benar. Melakukan
latihan fisik yang baik dapat bermanfaat sebagai upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif dan apabila ditinjau secara fisiologi, psikologi dan social memberikan dampak
secara langsung dan jangka panjang.
a. Manfaat Fisiologi :
1) Dampak langsung dapat membantu :
 pengaturan kadar gula rendah;
 merangsang adrenalin dan nonadrenalin;
 peningkatan kualitas dan kuantitas tidur;
2) Dampak jangka panjang dapat meningkatkan :

11
 Daya tahan aerobik/kardiovaskular;
 Kekuatan otot rangka;
 Kelenturan;
 Keseimbangandan koordinasi gerak;
 Kelincahan gerak;
b. Manfaat Psikologis :
1) Dampak langsung dapat membantu :
 Member perasaan santai;
 Mengurangi ketegangan dan kecemasan;
 Meningkatkan perasaan senang.
2) Dampak jangka panjang dapat meningkatkan :
 Kesegaran jasmani dan rohani secara utuh;
 Kesehatan jiwa;
 Fungsi kognitif;
 Penampilan dan fungsi motorik;
 Keterampilan.

c. Manfaat Sosial :
1) Dampak langsung dapat membantu :
 Pemberdayaan usia lanjut;
 Peningkatan integritas social dan kultur.
2) Dampak jangka panjang dapat meningkatkan :
 Keterpaduan;
 Hubungan kesetiakawanan social;
 Jaringan kerja sama social budaya;
 Pertahanan peran dan pembentukan peran baru;
 Kegiatan antargenerasi.
Macam-macam olahraga/latihan yang baik bagi usia lanjut dalam memelihara kebugaran
kesegaran fisik antara lain:

1) Pekerjaan rumah dan berkebun dapat memberikan suatu latihan yang dibutuhkan untuk
menjaga kesegaran jasmani.
2) Berjalan-jalan. Baik untuk meregangkan otot-otot kaki dan untuk meningkatkan daya
tahan tubuh.
3) Jalan cepat. Berguna untuk mempertahankan kesehatan dan kesegaran jasmani dan
merupakan cara yang aman, murah, menyenangkan, mudah dan berguna apabila
dilakukan dengan benar.
4. Pola Makan
Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai macam dan
jumlah bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas
masyarakat tertentu. Pola makan yang tidak seimbang akan menyebabkan ketidakseimbangan
zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan terjadinya kekurangan gizi atau
sebaliknya pola konsumsi yang tidak seimbang juga mengakibatkan zat gizi tertentu berlebih
dan menyebabkan terjadinya gizi lebih. Asupan zat gizi yang tepat berperan dalam

12
menciptakan kesehatan lansia secara optimal, kecukupan gizi akan terpenuhi jika para lansia
memerhatikan pola makan yang beragam dan bergizi seimbang. Pengurangan waktu makan
dapat menyebabkan zat gizi menjadi tidak seimbang. Dengan demikian, adanya lansia yang
tidak teratur makannya dapat menyebabkan tidak seimbang konsumsi zat gizi yang akan
berpengaruh pada status gizinya. Pengaturan makan untuk usia lanjut sebagai berikut :
a. Jadwal waktu makan dibuat lebih sering dengan porsi kecil.
b. Banyak minum dan kurangi garam.
c. Membatasi asupan makanan sumber kalori untuk menjaga berat badan tetap dalam batas
normal.
d. Memilih jenis makan yang mengandung serat agar buang air besar menjadi mudah dan
teratur.
e. Bagi mereka yang proses penuaannya sudah lebih lanjut perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
 Makanlah makanan yang mudah dicerna;
 Hindari makanan yang terlalu manis dan gurih;
 Bila ada kesukaan mengunyah, makanan harus lunak/dicicang.
 Makanan selingan diberikan pada jam 10.00 pagi dan jam 16.00 sore.
f. Membatasi Minum Kopi dan Teh, sebaiknya pada usia lanjut minum kopi atau teh yang
diencerkan. Teh dan kopi encer baik pula untuk merangsang gerakan usus dan menambah
nafsu makan.

H. Pemenuhan Kebutuhan Istrahat


Biasanya pada usia lanjut terjadi gangguan pola tidur sehingga dapat menyebabkan
perubahan fisik. Maka untuk dapat memberikan kebutuhan istrahat yang cukup untuk menjaga
kesehatan lansia maka dapat dilakukan:
1. Memberikan tempat tidur yang nyaman.
2. Mengatur lingkungan yang cukup ventilasi, bebas darai bau-bauan.
3. Memberikan minum hangat sebelum tidur misalnya susu hangat.

I. Kebutuhan Gizi
Kebutuhan gizi bagi setiap manusia berbeda-beda tergantung dari jenis kelamin, umur,
aktivitas, ukuran dan susunan tubuh,iklim atau suhu udara,kondisi fisik tertentu (sakit) serta
unsure lingkungan. Kecukupan atau konsumsi gizi manula berbeda dengan kecukupan gizi pada
usia muda. Namun kebutuhan nutrisi manusia sama pada usia 40, 50, 60, dan sesudahnya seperti
ketika masih berusia sedikit muda dengan sedikit variasi.
1. Energi
Pada manusia , kebutuhan energi menurun sehubungan dengan meningkatnya usia. Hal ini
disebabkan banyak sel,yang sudah kurang aktif yang mengakibatkan kegiatan fisik juga
menurun. Dalam “Widya Karya Pangan Dan Gizi Tahun 1988” disebut kecukupan gizi yang
dianjurkan untuk pria manula adalah sebesar 2.100 kalori dan wanita 1.700 kalori. Kebutuhan
kalori akan mulai menurun pada usia 40-49 tahun sekitar 5%,pada usia 50-59 tahun dan usia
60-69 tahun menurun 10%.
Dengan penurunan ini berarti jumlah makanan yang seharusnya dikonsumsi juga
menurun.Kebutuhan energy pada usia 40 tahun sekitar 35 kkal/kg BB ideal. Setiap usia 10

13
tahun perkembangan usia, kebutuhan energy akan menurun 10 g. Tetapi, pembagian ke dalam
zat-zat gizi tetap berprinsip pada pola gizi seimbang.
2. Protein
Fungsi protein pada manula tidak lagi untuk pertumbuhan, tetapi untuk pemeliharaan dan
pengganti sel-sel yang rusak,serta pengaturan fungsi fisiologis tubuh. Pada usia tua tubuh
lebih tergantung pada asam-asam amino esensial. Dianjurkan kecukupan protein usia lanjut
dipenuhi dari protein yang berkualitas baik seperti susu, telur, daging karena kecukupan asam
amino yang pentingnya pada usia lanjut meningkat. Jumlah protein pada usia lanjut
meningkat. Jumlah protein yang diperlukan bagi laki-laki lanjut adalah 49 g per hari dan
perempuan sebesar 41 g perhari. Pada usia lanjut tidak diperlukan jumlah konsumsi protein
yang berlebih karena akan memberikan fungsi ginjal dan hati,sebaiknya konsumsi protein
asal hewani atau nabati adalah 10 % dari total kebutuhan total kalori perhari.
3. Hidrat Arang
Penggunaan hidrat arang relatif menurun pada manula karena kecukupan kalori juga
menurun. Dianjurkan 50% dari total energy berasal dari hidrat arang.
4. Lemak
Lemak merupakan sumber tenaga selain hidrat arang. Lemak yang berlebih dapat disimpan
dalam tubuh sebagai cadangan tenaga, dan bila sangat berlebih akan disimpan sebagai lemak
tubuh. Konsumsi yang berlebih pada manula dihindari karena dapat meningkatkan kadar
lemak tubuh,khususnya kadar kolesterol darah. Dianjurkan konsumsi lemak hewani dikurangi
dan banyak menggunakan lemak nabati. Jumlah lemak yang dianjurkan diatur tidak melebihi
25 % dari total kecukupan energy sehari , karena kebutuhan lemak pada lansia hanya berkisar
antara 20-25% dari total kalori/hari.
5. Vitamin
Kebutuhan vitamin pada manula tidak jauh berbeda dengan kebutuhan pada waktu
muda,kecuali niasin,riboflavin,dan tiamina. Kecukupan ketiga vitamin itu tergantung dari
jumlah yang diperlukan. Pada manula, konsumsi vitamin seperti riboflavin ,tiamina,vitamin
B6 asam folat, Vitamin C dan D, dan vitamin E dari makanan perlu mendapat perhatian yang
khusus terutama bagi mereka yang menginjak usia menopause (50 tahun ke atas) memerlukan
vitamin-vitamin antioksidan seperti Vitamin A dan Vitamin E (400-600 unit/hari).
6. Mineral
Pada prinsipnya, mineral memang dibutuhkan sedikit,tetapi pada manula sering dijumpai
masukan makanan kurang dalam beberapa jenis mineral seperti zat besi, kalsium. Kalsium
yang dibutuhkan pada usia 19-50 tahun 1.000 mg, sedangkan untuk usia lebih dari 51
tahun,kebutuhan kalsium sebesar 1.200 mg. Organisasi kesehatan menyarankan bagi manusia
yang sudah pasca menopause untuk mengonsumsi harian, kalsium sebesar 1.500 mg, lebih
tinggi dari kebutuhan biasa sebesar 1.200 mg. suplemen kalsium hingga 1.000 mg/hari juga
disarankan bagi mereka yang tidak mendapatkan mineral yang lebih cukup dari makanan.
Adapun kecukupan yodium yang dianjurkan untuk orang Indonesia untuk usia 10-59 tahun
dan lebih dari 60 tahun baik pria maupun wanita adalah sebanyak 150 mg.
7. Air dan Serat
Kebutuhan air meningkat dengan bertambahnya usia. Dengan berkurangnya kemampuan
ginjal maka air punya peranan penting sebagai pengangkut sisa pembakaran tubuh dan
mendorong peristaltic usus. Dianjurkan manula mengonsumsi cairan minimum 6-8 gelas

14
sehari. Serat dalam makanan akan membantu mendorong peristaltic usus dan dapat mencegah
konstipasi pada manula.

STEP 5

a. Klasifikasi umur lansia


Menurut Depkes RI (2013) klasifikasi lansia terdiri dari:
1) Pra lansia yaitu seseorang yang berusia antara 45-59 tahun
2) Lansia ialah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
3) Lansia resiko tinggi ialah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan
masalah kesehatan.
4) Lansia potensial ialah lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan
kegiatan yang dapat menghasilkan barang atau jasa.
5) Lansia tidak potensial ialah lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga
hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.
b. Perubahan fisik pada lansia
Berbagai perubahan tubuh lansia seiring bertambahnya usia
1) Penuaan kulit
Kulit manusia akan menjadi lebih keriput akibat berkurangnya produksi
kolagen. Kolagen adalah salah satu protein yang berfungsi untuk menjaga
kekenyalan kulit. Kelenjar keringat di kulit juga dapat berkurang,
menyebabkan seorang lansia lebih rentan mengalami kulit kering.
2) Fungsi jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler)
Penuaan memengaruhi struktur jantung dan pembuluh darah, yang turut
memengaruhi fungsinya. Pembuluh darah arteri akan menebal dan menjadi
keras karena proses aterosklerosis. Selain itu, katup jantung juga dapat
menjadi lebih kaku. Hal ini dapat menyebabkan daya tahan jantung berkurang
saat berolahraga maupun beraktivitas.
3) Sistem pernapasan
Elastisitas paru dan aktivitas sel pembersih paru akan berkurang seiring
bertambahnya usia. Akibatnya, kapasitas paru dan jumlah oksigen maksimal
yang dapat dihirup akan berkurang. Demikian pula refleks batuk yang
semakin berkurang.

15
4) Sistem pencernaan
Lambung akan memproduksi asam lambung dalam jumlah yang lebih sedikit.
Akibatnya, tubuh lansia akan rentan terhadap infeksi dari makanan.Sedangkan
pada lidah, pengecap rasa akan bekurang jumlahnya sehingga makanan terasa
lebih hambar. Usus juga bergerak lebih pelan sehingga Anda memerlukan
waktu yang lebih lama untuk mencerna makanan.
5) Fungsi ginjal
Seiring bertambahnya usia, struktur pada ginjal akan berubah. Proses
aterosklerosis juga dapat menyerang ginjal, menyebabkan menurunnya fungsi
ginjal.
6) Tulang dan sendi
Tulang akan mulai kehilangan strukturnya, yang mana dapat menyebabkan
osteoporosis jika tidak dilakukan tindakan pencegahan. Sendi juga mengalami
penipisan dan sering meradang. Akibatnya dapat timbul nyeri yang
mengganggu pada tulang maupun sendi.
7) Penglihatan
Lensa mata akan menjadi lebih keras. Akibatnya, mata akan sulit melihat pada
kondisi remang-remang. Kemampuan akomodasi juga akan berkurang,
sehingga lansia umumnya memerlukan bantuan kacamata ganda untuk melihat
dengan fokus. Ketajaman penglihatan, kepekaan warna, dan persepsi
kedalaman juga berkurang.
8) Pendengaran
Terjadi berbagai perubahan pada sistem pendengaran di usia tua. Mulai dari
berkurangnya saraf pendengaran hingga melemahnya struktur telinga. Pada
lansia, gejala yang paling mudah dirasakan adalah hilangnya pendengaran
pada nada tinggi serta kesulitan membedakan nada bicara.
9) Sistem imun
Menurunnya aktivitas sel T pada sistem imun (kekebalan tubuh) akan
menyebabkan lansia mudah mengalami infeksi. Selain itu, ketika sedang
terserang penyakit pun tubuh lansia pun jadi lebih sulit untuk
mempertahankan dan memulihkan diri.

16
Maka, penting bagi lansia untuk rutin cek kesehatan dan segera periksa ke
dokter setiap kali memiliki keluhan atau gejala penyakit apa pun.
10) Sistem saraf
Sistem saraf dan otak juga akan mengalami perubahan. Kemampuan
intelektual, kecepatan belajar, dan psikomotor juga akan berkurang seiring
bertambahnya usia. Lansia juga akan mengalami perubahan pola tidur,
membutuhkan waktu tidur yang lebih sedikit tapi lebih sering.
11) Sistem hormon
Sistem endokrin (hormon) juga akan mengalami perubahan. Hormon seks
akan berkurang (esterogen maupun testoteron). Hormon lainnya bisa saja
meningkat, berkurang, atau pun tidak terpengaruh faktor usia. Proses penuaan
juga secara tidak langsung memengaruhi risiko peningkatan resistensi
hormon, misalnya insulin.

Secara umum juga seorang lansia akan mengalami penurunan tinggi badan
dikarenakan kompresi tulang belakang dan perubahan postur tubuh. Lemak
tubuh akan semakin meningkat sementara massa otot berkurang. Demikian
pula total cairan tubuh yang umumnya berkurang.
c. Komunikasi verbal dan non verbal
1) Komunikasi non verbal
1. simbol, contohnya cara berpakaian menentukan identitas pribadi
seseorang.
2. nada suara (tone voice), bisa menunjukkan emosi seseorang,
mengindikasikan emosi pada lansia. Pada lansia saat kita
berkomunikasi hendaknya menggunakan nada yang rendah.
3. body language, dapat digunakan untuk memvalidasi maksud atau
tujuan komunikasi. Body language pasien harus diperhatikan karena
body language yang tidak sesuai dapat menjadi barier komunikasi.
Oleh karena itu perawat harus menempatkan diri untuk berkomunikasi
dengan lansia.

17
4. Space or distance, and position. public space, area tidk ada hubungan
dengan orang lain (>12 kaki). social space, komunikasi terjadi dalam
tahap interpersonal (4-12 kaki). personal space, seberapa dekat orang
dapat berkomunikasi dengan kita dan kita merasa nyaman (18 inci – 4
kaki). intimate space, hanya orang tertentu yang boleh masuk.
5. gesture, digunakan untuk membantu menyampaikan maksud dari
komunikasi. gesture sangat membantu pada orang yang tidak dapat
mendengar.
6. ekspresi wajah, digunakan untuk komunikasi antarbudaya dan bangsa.
karena ekspresi takut, marah, sedih, senang, dll bisa ditunjukkan lewat
ekspresi wajah.
7. kontak mata, posisi sejajar menunjukkan respect terhadap lawan
bicara
8. kecepatan komunikasi, jangn tergesa-gesa ketika berkomunikasi
dengan lansia, karena menyebabkan kebingingan dan frustrasi.
9. waktu, terlalu menyampaikan di awal membuat lansia lupa. dan
menyampaikan diakhir membuat stress atau frustrasi. komunikasi di
malam hari mengganggu waktu tidur lansia.membutuhkan yang lebih
lama dan sabar untuk komunikasi dengan lansia.
10. sentuhan, metode untuk mengungkapkan perhatian dan caring.
sentuhan terapeutik dapat menurunkan ansietasn depresi, dapat
meningkatkan keberadaan dan rasa penghargaan bagi lansia.
11. silence, bentuk komunikasi yang ditunjukkan ketika lansia berduka,
cemas, sakit.

2) Komunikasi verbal
secara formal digunakan untuk menunjukkan maksud dan tujuan tertentu.
secara informal untuk bersosialisasi. komunikasi efektif harus diawali dengan
bahasa verbal yang tepat, seperti memanggil nama.
Teknik komunikasi verbal :

18
1. teknik informing. Bahasa singkat danjelas, mudah dimenerti, pada
teknik ini perawat bersifat aktif dan pasien pasif. akan tetapi metode
ini tidak efektif.
2. bertanya, Bertanya langsung: membantu untuk mendapat informasi
spesifik. jika berlebihan dapat menyebabkan lansia defensif.
(menggunakan pertanyaan tertutup ya/tidak). bertanya terbuka-tertutup
: meliputi pertanyaan reflektif, klarifikasi, parafrase, ex : anda sedang
sedih, mengapa?
3. berhadapan langsung (confronting). Ketika respon verbal dan non
verbal pada lansia tidak sama, teknik ini dapat dialkukan. tidak
dianjurkan pada klien lansia yang sedang gelisah atau bingung.
4. social communication. Tujuannya untuk lebih membina hubungan
saling percaya dengan lansia. untuk memperoleh informasi lain diluar
info kesehatan lansia.
Tips Berkomunikasi dengan Lansia :
1. menyediakan waktu ekstra
2. mengurangi kebisingan
3. duduk berhadapan
4. menjaga kontak mata
5. mendengar aktif
6. berbicara pelan, jelas dan keras
7. gunakan kata-kata atu kalimat yang sederhana dan pendek
8. menetapkan satu topik dalam satu waktu
9. awali percakapan dengan topik sederhana
10. bicarakan tentang topik yang familiar dan menarik bagi lansia.
11. beri kesempatan lansia untuk mengenang masa lalu.
12. menyampaikan instruksi secara tertulis dan sederhana.

d. Komunikasi terapeutik pada lansia dengan masalah lansia fisik dan mental
Pendekatan Psikis

19
Perawat harus mempunyai peranan penting untuk mengadakan pendekatan edukatif
pada lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai supporter, interpreter terhadap segala
sesuatu yang asing, dan sebagai sahabat yang akrab. Perawat hendaknya memiliki
kesabaran dan ketelitian dalam memberikan kesempatan dan waktu yang cukup
banyak untuk menerima berbagai bentuk keluhan agar para lanjut usia merasa puas.
Perawat harus selalu memegang prinsip “Triple S”, yaitu sabar, simpatik, dan service.
e. Hambatan komunikasi dengan lansia
1. Mendominasi pembicaraan
Karakter lansia yang terkadang merasa lebih tua dan mengerti banyak hal
menimbulkan perasaan bahwa ia mengetahui segalanya. Kondisi seperti ini akan
menyebabkan seorang lansia jadi lebih mendominasi pembicaraan atau komunikasi.
Selanjutnya adalah ia tidak akan merasa senang jika lawan bicaranya memotong
pembicaraan yang sedang ia lakukan. Hal ini akan sangat menyulitkan pembicaraan
yang terterjadi

2. Cuek
Cuek oleh lansia ditandai dengan sikap menarik diri saat akan diajak berbicara atau
berkomunikasi. Sikap seperti ini biasanya diikuti dengan perasaan menyepelekan
orang lain.
Banyak para lansia yang merasa bahwa komunikasi dengan orang yang lebih muda
dibandingkan dengan dirinya adalah satu kegiatan yang sia-sia dan tidak bermanfaat
sehingga ia akan dengan mudah menarik diri dari pembicaraan.

3. Kondisi fisik
Para lansia yang akan diajak berkomunikasi tentunya memiliki keterbatasan fisik
yang membuatnya menjadi kesulitan dalam berkomunikasi.
Banyak masalah yang timbul akibat kondisi fisik yang tidak baik pada lansia.
Misalnya saja jika ia memiliki masalah pada pendengaran, tentunya akan menjadi

20
masalah juga dalam komunikasi. Lansia tersebut akan membutuhkan alat bantu
dengar agar ia dapat berkomunikasi dengan baik dan lancar.
Jika ia tidak menggunakan alat bantu dengar, maka lawan bicaranya harus
menggunakan suara keras untuk bisa berbicara dengan lansia tersebut.
Sayangnya hal seperti ini sering disalahartikan oleh lansia sebagai bentuk penghinaan
dengan membentak. Disinilah berbagai masalah baru muncul, maka dari itu sangat
dibutuhkan pengertian dan pemahaman yang baik oleh lawan bicara terhadap kondisi
lansia agar komunikasi yang efektif dapat berjalan dengan baik dan lancar.

4. Stress
Hal lain yang menjadi hambatan dalam komunikasi dengan lansia adalah depresi atau
tingkat stres yang dialami oleh lansia.
Lansia sangat mudah diserang oleh stres, baik akibat kondisi fisik yang ia alami,
maupun faktor lainnya.
Jika seorang lansia sudah menderita stres, maka ia akan selalu mudah marah dan tidak
mau mendengar apapun yang dikatakan oleh orang lain. Kondisi ini hanya bisa
diperbaiki jika sumber dari beban pikirannya telah diatasi.

5. Mempermalukan orang lain di depan umum


Faktor penghambat komunikasi dengan lansia yang satu ini merupakan salah satu hal
yang banyak dihadapi oleh orang yang berkomunikasi dengan lansia. Lansia yang
selalu merasa benar dan tahu segalanya biasanya juga akan mempermalukan orang
lain di depan umum.
Hal ini sering dilakukan untuk menutupi kekurangan yang terdapat dalam diri mereka
sendiri. Jika sudah terjadi, maka biasanya komunikasi akan langsung berhenti dan
tidak lagi dilanjutkan karena lawan bicara sudah merasa tidak nyaman. Meskipun
begitu, kebanyakan lansia menyadari perbuatan mereka ini dan tidak merasa
melakukan kesalahan dalam komunikasi yang dilakukan.

6. Tertidur

21
Beberapa lansia mengalami masalah dengan sistem saraf mereka sehingga banyak
dari mereka yang mungkin akan tertidur ketika diajak berbicara.
Kelelahan yang amat sangat akan membuat mereka yang tadinya begitu bersemangat
dalam berbicara, tiba-tiba tertidur dan tidak mengetahui apapun ketika bangun. Hal
ini lebih banyak terjadi pada lansia yang memiliki riwayat penyakit demensia atau
Alzheimer. Lansia dengan riwayat penyakit tersebut biasanya lebih mudah tertidur,
bahkan ketika sedang makan sekalipun.

7. Lupa
Lupa adalah salah satu ciri dari seorang lansia. Kebanyakan lansia akan berkali-kali
menanyakan hal yang sama meskipun sudah dijawab berulang kali.
Jika lawan bicaranya tidak sabar, maka komunikasi yang terjadi pun menjadi tidak
lancar. Menjadi sebuah kewajaran dimana lansia menjadi sangat pelupa, sehingga
sangat dibutuhkan pengertian dan kesabaran dari lawan bicara dalam menghadapi
lansia.

8. Gangguan penglihatan
Komunikasi pada lansia juga sering terkendala akibat adanya gangguan penglihatan
pada lansia. Gangguan penglihatan yang terjadi bisa berupa rabun jauh, dekat, atau
bahkan sulit melihat.
Beberapa bahasa yang menggunakan bahasa tubuh mungkin tidak akan terlalu
dimengerti jika lansia dalam kondisi seperti ini, maka dari itu diperlukan pengetahuan
yang cukup mengenai kondisi lansia yang diajak berkomunikasi sehingga lawan
bicara mengerti apa yang dibutuhkan lansia agar komunikasi berjalan lancar.
Gangguan penglihatan yang dialami lansia dapat diatasi dengan memberikan
kacamata yang sesuai dengan kondisi matanya. Dengan bantuan alat, maka lansia
akan lebih memahami bahasa tubuh atau komunikasi non verbal yang digunakan oleh
lawan bicaranya.

9. Lebih banyak bicaranya

22
Lansia yang diajak melakukan komunikasi namun lebih banyak diam biasanya
merupakan jenis lansia yang pasif. Lansia dengan kondisi seperti ini akan
menyerahkan setiap topik dan keputusan dalam sebuah komunikasi pada lawan
bicaranya.
Mereka juga akan sulit untuk dimintai pendapat karena lebih banyak mengiyakan dan
mengikuti apa yang dipikirkan oleh lawan bicara.

10. Cerewet
Bagi kebanyakan orang, lansia adalah pribadi yang cerewet yang dihindari untuk
diajak bicara. Beberapa lansia memang terkesan sangat cerewet.
Hal ini tidak terlepas dari pemikiran mereka untuk selalu menasehati orang yang lebih
muda. Keinginan untuk selalu berbicara juga tidak terlepas dari rasa kesepian dan
kebosanan yang mereka rasakan.
Salah satu cara mengatasi sifat cerewet yang banyak dihindari lawan bicara ini adalah
dengan berusaha menjadi pendengar yang baik. Dengan melihat sikap lawan
bicaranya yang menghargai apa yang ia katakan, maka ia pun akan ikut memberikan
kesempatan pada lawan bicaranya untuk berbicara.

11. Mudah marah


Lansia identik dengan berbagai macam penyakit dan komplikasi. Rasa sakit yang
dirasakan tentu saja akan membuatnya tidak nyaman dan menjadi mudah marah,
bahkan meskipun tidak ada penyebabnya.
Rasa mudah marah ini membuat banyak orang menjadi malas untuk melakukan cara
berkomunikasi dengan baik dengan lansia karena akan selalu disalahkan atas segala
sesuatu yang ada.

Berkomunikasi dengan lansia memang membutuhkan kesabaran dan pengertian yang


luar biasa, namun akan menjadi komunikasi yang menyenangkan jika berjalan dengan
baik.

23

Anda mungkin juga menyukai