KOMUNITAS
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Komunitas I
Dosen :
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat-Nya sehingga makalah dengan judul “Program Evaluasi
Keperawatan Komunitas” dapat terselesaikan dengan baik. Maksud dan tujuan
dari penulisan makalah ini tidak lain untuk memenuhi salah satu mata kuliah
Keperawatan Komunitas I serta merupakan bentuk langsung tanggung jawab
penulis pada tugas yang diberikan.
Pada kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada Ibu Tresna…..selaku dosen pengampu serta semua pihak yang telah
membantu penyelesaian makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi referensi
bagi pembaca.
Terimakasih.
WassalamualaikumWr. Wb
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,
rencana tindakan dan pelaksanaan sudah berhasil dicapai. Menurut
Griffith & Christensen (1968) evaluasi sebagai suatu yang direncanakan
dan perbandingan yang sistemik pada status kesehatan klien. Dengan
mengukur perkembangan klien dalam mencapai suatu tujuan, maka
perawat bisa menentukan efektivitas tindakan keperawatan. Meskipun
validasi diletakkan pada akhir proses keperawatan, evaluasi merupakan
bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan. Diagnose juga perlu
di evaluasi dalam hal keakuratan dan kelengkapannya, tujuan dan
intervensi adalah untuk menentukan apakah tujuan tersebut dapat dicapai
secara efektif. (Tayibnafis, 2000).
Evaluasi mengacu pada penilaian, tahapan dan perbaikan. Pada
tahap ini perawat menemukan penyebab mengapa suatu proses
keperawatan dapat gagal atau berhasil. Perawat menemukan reaksi klien
terhadap intervensi keperawatan yang telah diberikan dan menetapkan apa
yang menjadi sasaran dari rencana keperawatan.
Evaluasi berfokus pada individu klien dan kelompok dari klien itu
sendiri. Proses evaluasi memerlukan beberapa keterampilan dalam
menetapkan rencana asuhan keperawatan, termasuk pengetahuan
mengenai standar asuhan keperawatan, respon klien yang normal terhadap
tindakan keperawatan, dan pengetahuan konsep teladan dari keperawatan.
(Nursalam, 2001).
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi program evaluasi dalam keperawatan komunitas?
2. Apa tujuan program evaluasi dalam keperawatan komunitas?
3. Apa manfaat program evaluasi dalam keperawatan komunitas?
4. Bagaimana tahapan program evaluasi dalam keperawatan komunitas?
5. Apa saja metode/alat program evaluasi dalam keperawatan
komunitas?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi program evaluasi dalam keperawatan
komunitas.
2. Untuk mengetahui tujuan program evaluasi dalam keperawatan
komunitas.
3. Untuk mengetahui manfaat program evaluasi dalam keperawatan
komunitas.
4. Untuk mengetahui tahapan program evaluasi dalam keperawatan
komunitas.
5. Untuk mengetahui metode/alat program evaluasi dalam keperawatan
komunitas.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
program keperawatan yang dilaksanakan. Adapun alasan-alasan tentang
pentingnya sebuah pelaksanaan program evaluasi adalah sebagai berikut :
1. Untuk mendemonstrasikan bahwa program evaluasi berjalan sesuai
dengan tujuan awal yang telah ditetapkan.
2. Untuk menentukan apakah hasil dari pelaksanaan program sejalan
dengan tujuan.
3. Untuk menentukan apakah kebutuhan yang diidentifikasi dari program
yang di desain telah terpenuhi atau sebaliknya tidak ada perubahan.
4. Untuk menentukan biaya yang digunakan pada program tersebut
meliputi keuangan, orang yang terlibat dan juga waktu yang
digunakan.
5. Untuk emnentukan apakah prioritas utama dari program yang
dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan.
6. Untuk menggalang bantuan untuk ekspansi program.
7. Untuk membandingkan jenis-jenis program yang berbeda dalam hal
metode, efek dan biaya yang digunakan. (Ervin, 2002).
4
mengenai status kesehatan klien, yang terdiri dari beberapa komponen
meliputi : KAPP (Kognitif, afektif, psikomotor, perubahan fungsi
tubuh dan gejala yang spesifik).
a. Kognitif (Pengetahuan)
Tujuan mengidentifikasi yang diperlukan setelah klien diajarkan
tentang teknik-teknik tertentu. Lingkup evaluasi pada kognitif
meliputi : pengetahuan klien terhadap penyakitnya, mengontrol
gejala-gejalanya, pengobatan, diet, aktifitas, persediaan alat-alat,
resiko komplikasi, gejala yang harus dilaporkan, pencegahan,
pengukuran, dll. Evaluasi kognitif diperoleh melalui interview
atau tes tulis.
b. Affektif (Status Emosional)
Affektif klien cenderung ke penilaian yang subjektif dan sangat
sukar di evaluasi. Hasil penilaian emosi ditulis dalam bentuk
perilaku yang akan memberikan suatu indikasi terhadap status
emosi klien, hasil tersebut meliputi : tukar menukar perasaan
tentang sesuatu, cemas yang berkurang ada kemauan
berkomunikasi dan seterusnya.
c. Psikomotor
Psikomotor biasanya lebih mudah di evaluasi debandingkan
dengan lainnya jika perilaku yang dapat di observasi sudah di
identifikasi pada tujuan (kriteria hasil). Hal ini biasanya dilakukan
melalui observasi secara langsung, dengan melihat apa yang
dilakukan klien sesuai dengan yang diharapkan adalah suatu cara
yang terbaik untuk mengevaluasi psikomotor klien.
d. Perubahan fungsi tubuh dan gejala
Evaluasi pada komponen fungsi tubuh mencakup beberapa aspek
status kesehatan klien yang bisa di observasi. Untuk mengevaluasi
perubahan fungsi tubuh maka perawat memfokuskan pada
bagaimana fungsi kesehatan klien berubah setelah dilakukan
tindakan keperawatan. Evaluasi pada gejala yang spesifik
digunakan untuk menentukan penurunan atau peningkatan gejala
5
yang mempengaruhi status kesehatan klien. Evaluasi tersebut bisa
dilakukan dengan cara observasi secara langsung, interview, dan
pemeriksaan fisik.
2. Penentuan Keputusan pada Tahap Evaluasi
Setelah data terkumpul tentang status keadaan klien, maka
perawat membandingkan data dengan outcomes, tahap berikutnya
adalah membuat keputusan tentang pencapaian klien terhadap
outcomes. Ada 3 kemungkinan keputusan pada tahap ini :
a. Klien telah mencapai hasil yang ditentukan dalam tujuan. Pada
keadaan ini perawat akan mengkaji masalah klien lebih lanjut dan
mengevaluasi outcomes yang lain.
b. Klien masih dalam proses mencapai hasil yang telah ditentukan.
Perawat mengetahui keadaan klien pada tahap perubahan kearah
pemecahan masalah. Penambahan waktu, resources dan intervensi
mungkin diperlukan sebelum tujuan tercapai.
c. Klien tidak dapat mencapai hasil yang telah ditentukan. Pada
situasi ini, perawat harus mencoba untuk mengidentifikasi alas an
mengapa keadaan atau masalah ini timbul.
6
evaluasi. System penulisan tahap evaluasi ini bisa menggunakan
system SOAP atau metode dokumentasi lainnya.
2. Hasil (Sumatif)
Fokus evaluasi hasil adalah perubahan perilaku atau status
kesehatan klien pada akhir tindakan perawatan klien. Tipe evaluasi ini
dilaksanakan pada akhir tindakan keperawatan secara paripurna.
Sumatif evaluasi adalah obyektif, fleksibel dan efisien.
Adapun metode penatalaksanaan evaluasi sumatif terdiri dari
closed-chart audit, interview akhir pelayanan, pertemuan akhir
pelayanan dan pertanyaan pada klien dan keluarga. Meskipun
informasi pada tahap ini tidak secara langsung berpengaruh terhadap
klien yang di evaluasi, sumatif evaluasi bisa menjadi suatu metode
dalam memonitor kualitas dan evaluasi tindakan yang telah diberikan.
Komponen evaluasi dibagi menjadi 5 komponen menurut
Wilkinson, 2006.
a. Menentukan kriteria, standard an pertanyaan evaluasi.
b. Mengumpulkan data mengenai keadaan klien terbaru.
c. Menganalisa dan membandingkan data terhadap kriteria dan
standar.
d. Merangkum hasil dan membuat kesimpulan.
e. Melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan dan kesimpulan.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Evaluasi adalah langkah akhir dari proses keperawatan. Tugas
selama tahap ini termasuk pencatatan evaluasi dan revisi rencana
tindakan keperawatan dan intervensi jika perlu. Pernyataan evaluasi
memberikan informasi yang penting tentang pengaruh intervensi yang
direncanakan pada keadaan kesehatan klien, suatu pernyataan evaluasi
terdiri dari dua komponen yaitu :
1. Pencatatan data mengenai status klien saat itu
2. Pernyataan kesimpulan mengidentifikasi penilaian perawat
sehubungan dengan pengaruh intervensi terhadap status kesehatan
klien.
B. Saran
1. Perawat kesehatan komunitas kiranya dapat bekerja sama dengan
komunitas dan populasi untuk memperbaiki kembali kesehatan.
2. Perawat kesehatan komunitas kiranya dapat memperhatikan standar
evaluasi atau penilaian dalam memberikan asuhan keperawata
komunitas.
3. Perawat kesehatan komunitas kiranya dapat terlibat dalam koordinasi
dan organisasi dalam merespon isu-isu yang berhubungan dengan
kesehatan.
4. Semoga makalah ini menjadi satu bahan untuk menambah wawasan
mengenai standar evaluasi keperawatan kesehatan komunitas.
8
DAFTAR PUSTAKA
Gosyen Publishing
2: Jakarta: EGC
http://samoke2012.wordpress.com/2012/komunitas