Disusun Oleh :
Kelompok 2
Tingkat III B/Semester V
1. Aprila 2018.C.10a.0958
2. Dantini 2018.C.10a.0963
3. Fitrialiyani 2018.C.10a.0967
4. Fredrick Immanuel 2018.C.10a.0968
5. Melatia Paska 2018.C.10a.0977
6. Rama 2018.C.10a.0981
7. Sarpika Yena Amalia 2018.C.10a.0985
8. Yuni Elia Kartika 2018.C.10a.0993
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................i
DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN .....................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.............................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................1
2.1 Konsep Penyakit ...............................................................................................4
2.1.1 Definisi....................................................................................................4
2.1.2 Anatomi Fisologi.....................................................................................4
2.1.3 Etiologi....................................................................................................9
2.1.4 Klasifikasi..............................................................................................10
2.1.5 Fatofisiologi (WOC) .............................................................................12
2.1.6 Manifestasi Klinis .................................................................................13
2.1.7 Komplikasi ...........................................................................................13
2.1.8 Pemerikasaan Penunjang ......................................................................14
2.1.9 Penatalaksanaan Medis .........................................................................15
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan ..................................................................16
2.3.1 Pengkajian Keperawatan ........................................................................21
2.3.2 Diagnosa Keperawatan ...........................................................................25
2.3.3 Intervensi Keperawatan ..........................................................................25
2.3.4 Implementasi Keperawatan ....................................................................27
2.3.5 Evaluasi Keperawatan ............................................................................27
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN .................................................................28
3.1 Pengkajian ...................................................................................................28
3.2 Diagnosa ......................................................................................................40
3.3 Intervensi .....................................................................................................41
3.4 Implementasi ...............................................................................................45
3.5 Evaluasi .......................................................................................................45
BAB 4 PENUTUP ................................................................................................48
4.1 Kesimpulan .................................................................................................48
4.2 Saran ............................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Penyakit
2.1.1 DefinisiSindrom Nefrotik Akut
Sindrom nefrotik adalah penyakit dengan gejala edema,
proteinuria,hipoalbuminemia dan hiperkolesterolemia. Kadang-kadang
terdapathematuria, hipertensi dan penurunan fungsi ginjal ( Ngastiyah, 2005dalam
Rahma, 2012).
Sindrom nefrotik adalah suatu kumpulan gejala gangguan klinis, meliputi
proteinuria masif > 3,5 gr/hr, hipoalbuminemia, edema,
hiperlipidemia.Manifestasi dari keempat kondisi tersebut yang sangat merusak
membranekapiler glomerulus dan menyebabkan peningkatan
permeabilitasglomerulus (Muttaqin, 2012).
2.1.2 Anatomi Fisiologi
Terbentuknya autoimun
Sirkulasi ke glomerulus
Aktivitas jalur
komplemen( Chemotaksin
Lesi dan peradangan
glomerulus
Terbentuknya jaringat Kerusakan struktur Penurunan fungsi Penurunan fungsi ginjal Aktivitas PMN dan Difusi plasma
parut di korteks ginjal ginjal trombosit menuju lesi
MK : Pola Nafas
Tidak Efektif
2.1.6 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang menyertai sindrom nefrotik (Ngastiyah, 2005)
antara lain :
2.1.6.1 Proteunuria
2.1.6.2 Edema
2.1.6.3 Penurunan jumlah urine, urine gelap dan berbusa
2.1.6.4 Hematuria
2.1.6.5 Anoreksia
2.1.6.6 Diare
2.1.6.7 Pucat
2.1.7 Komplikasi
2.1.7.1 Penurunan volume intravascular
2.1.7.2 Pemburukan pernafasan
2.1.7.3 Kerusakan kulit
2.1.7.4 Infeksi sekunder akibat kadar immunoglobulin yang rendah
karenahipoalbumenia. (alimul aziz, 2009).
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang
2.1.8.1 Uji urine
1) Protein urin :>3,5 g/1,73 m2 luas permukaan tubuh
2) Berat jenis urin (normal : 285 mOsmol)
2.1.8.2 Uji darah
1) Albumin serum <3 g/dl
2) Kolesterol serum meningkat
3) Hemoglobin dan hematokrit meningkat
4) LED meningkat
2.1.8.3 Uji diagnostic
1) Rotgen dada menunjukan adanya cairan berlebih
2) USG ginjal dan CT scan
2.1.9 Penatalaksanaan
2.1.9.1 Penatalaksanaan medis
1. Istirahatkan sampai edema berkurang, batasi asupan natrium1g/hari
2. Diit protein tinggi sebanyak 2 – 3 g/kg BB dengan garam minimalbila
edema masihh berat dan bila edema berkurang dapat di berisedikit garam
3. Bila edema tidak berkurang dengan pembatasan garam sapatdigunakan
deuretik (furosemid 1mg/kg BB/hari)
4. Mencegah infeksi harus diperiksa, kemungkinan anak menderitatuberkolosis
2.1.9.2 Penatalaksanaan keperawatan
1. Tirah baring: Menjaga pasien dalam keadaan tirah baring selamabeberapa
hari mungkin diperlukan untuk meningkatkan diuresisguna mengurangi
edema.
2. Berikan alas bantal pada kedua kakinya sampai pada tumit (bantaldiletakkan
memanjang, karena jika bantal melintang maka ujungkaki akan lebih rendah
dan akan menyebabkan edema hebat).
3. Mempertahankan grafik cairan yang tepat, penimbangan harian,pencatatan
tekanan darah dan pencegahan dekubitus.
4. Bila pasien seorang anak laki-laki, berikan ganjal dibawah skrotumuntuk
mencegah pembengkakan skrotum karena tergantung(pernah terjadi
keadaan skrotum akhirnya pecah dan menjadipenyebab kematian pasien).
(Ngastiyah, 2005 dalam Niken, 2012).
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
2.2.1.1 Anamnesa, Indentitas pasien, riwayat penyakit,keluhan utama
2.2.1.2 Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama : Keluhan yang diungkapkan klien pada umumnya
yaitu adanya rasa nyeri. Lokasi luka biasanya terdapat pada daerah-
daerah yang menonjol, misalnya pada daerah abdomen , daerah
tangan , telapak kaki,.
2) Riwayat Penyakit Sekarang :Hal- hal yang perlu dikaji adalah mulai
kapan keluhan dirasakan, lokasi keluhan, intensitas, lamanya atau
frekuensi, faktor yang memperberat atau memperingan serangan, serta
keluhan- keluhan lain yang menyertai dan upaya- upaya yang telah
dilakukan perawat disini harus menghubungkan masalah kulit dengan
gejalanya seperti: gatal, panas, mati rasa, immobilisasi, nyeri, demam,
edema, dan neuropati
3) Riwayat Kesehatan masa lalu:
Apakah sebelumnya klien pernah menderita nyeri dada, darah tinggi,
DM, dan hiperlipidemia. Tanyakan obat-obatan yang biasa diminum
oleh klien pada masa lalu yang masih relevan. Catat adanya efek
samping yang terjadi di masa lalu. Tanyakan alergi obat dan reaksi
alergi apa yang timbul
4) Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit keluarga perlu ditanyakan karena penyembuhan luka
dapat dipengauhi oleh penyakit-penyakit yang diturunkan seperti :
DM, alergi, Hipertensi ( CVA ). Riwayat penyakit kulit dan prosedur
medis yang pernah dialami klien. Hal ini untuk memberikan informasi
apakah
perubahan pada kulit merupakan manifestasi dari penyakit sistemik
seperti : infeksi kronis, kanker, DM
2.2.1.3 Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Pada pemeriksaan keadaan umum, kesadaran klien biasanya baik atau
compos mentis (CM) dan umumnya penderita datang dengan keadaan
sakit dan gelisah atau cemas akibat adanya kerusakan integritas kulit
yang dialami.
2) B1 (Breathing)
Dapat ditemukan peningkatan frekuensi nafas atau masih dalam batas
normal.
3) B2 (Blood)
Tekanan darah biasanya mengalami peningkatan atau dalam batas
normal tidak ada bunyi jantung tambahan dan tidak ada kelainan
katup.
4) B3 (Brain)
Kaji adanya hilang gerakan atau sensasi, spasme otot, terlihat
kelemahan/kehilangan fungsi. Pergerakan mata atau kejelasan
penglihatan, dilatasi pupil. Agitasi berhubungan denan nyeri atau
ansietas.
5) B4 (Bladder)
Pengukuran volume output urine dengan intake cairan klien.
Perubahan pola kemih seperti inkontinesia urin, disuria, distensi
kandung kemih, warna dan bau urin, dan kebersihan.
6) B5 (Bowel)
Kaji adanya konstipasi, konsisten feses, frekuensi eliminasi, auskultasi
bising usus, anoreksia, adanya anoreksia abdomen, dan nyeri tekan
abdomen.
7) B6 ( Bone)
Aktivitas klien biasanya mengalami perubahan. Kaji adannya berat
tiba-tiba mungkin teralokasi pada area jaringan dapat berkurang pada
imobilisasi, kontraktur atrofi otot ,laserasi kulit dan perubahan warna.
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
2.2.2.1 Hipervolemia berhubungan dengan kelebihan asupan cairan SDKI
(D.0022. hal. 62)
2.2.2.2 Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kekurangan atau kelebihan
volume cairan SDKI (D0129. Hal 282)
2.2.2.3 Ansietas berhubungan dengan krisis situasional SDKI (D0080. Hal 180)
2.2.2.4 Deficit pengetahuan berhubungan dengan kurang nya terpapar informasi
SDKI (0111, hal 246)
2.2.2.5 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot(D.0056. Hal 128
2.2.3 INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
1. Hipervolemia Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Cairan SLKI ( I.03098 hal.159)
selama 1x8 jam diharapkan status nyeri Observasi :
berhubungan dengan
membaik dengan kriteria hasil : 1. Monitor stats hidrasi
kelebihan asupan cairan 2. Monitor berat badan harian
1. Turgor kulit meningkat dengan skor 5
3. Monitor hasil pemerikasaan labarotorium
SDKI (D.0022. hal. 62) 2. Output urine meningkat dengan skor 5
4. Monitor status hemodinamika
3. Pengisian vena meningkat dengan skor
5 Terapeutik :
4. Edema perifer menurun dengan skor 5 1. Catat intake-output dan hitung balance cairan 24 jam
5. Distensi vena jugularis menurun 2. Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
dengan skor 5 3. Berikan cairan intravena , jika perlu
6. Membrane mukosa membaik dengan Kolaborasi :
skor 5 1. Kolaborasi pemberian diuretic, jika perlu
2. Gangguan integritas Setelah dilakukan tindakan keperawatan ( Perawatan luka I.14564, Hal.328)
selama 1x8 jam diharapkan keutuhan kulit Observasi :
kulit berhubungan
meningkat dengan kriteria hasil : 1. Monitor karakteristik luka
dengan kekurangan atau 1. Suhu kulit membaik.(5) 2. Monitor tanda-tanda infeksi
2. Sensasi kulit membaik.(5) Terapeutik :
kelebihan volume cairan
3. Tekstur kulit membaik.(5) 1. Lepaskan balutan dan plester secara perlahan
SDKI (D0129. Hal 282) 4. Nyeri menurun.(5) 2. Cukur rambut disekitar daerah luka, jika perlu
5. Kemerahan pada kulit menurun.(5) 3. Bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih
6. Elastisitas kulit meningkat.(5) nontoksik, sesuai kebutuhan
4. Besihkan jaringan nekrotik
5. Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika perlu
6. Pasang balutan sesuai jenis luka
7. Pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan
luka
8. Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase
9. Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam atau sesuai
kondisi pasien
10. Berikan diet dengan kalori 30-35 kkal/kgBB/hari
dan protein 1,25-1,5 g/kgBB/hari
11. Berikan suplemen vitamin dan mineral
12. Berikan terapi TENS (stimulasi saraf
transcutaneous), jika perlu
Edukasi :
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
2. Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan
protein
3. Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi prosedur debridement
2. Kolaborasi pemberian antibiotik
3. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Reduksi ansietas (I.09314. Hal 200)
selama 1x8 jam diharapkan tingkat ansietas Observasi :
dengan krisis situasional
menurun dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi tingkat ansietas berubah (mis. kondisi,
SDKI (D0080. Hal 180) 1. Verbalisasi kebingungan menurun waktu, stressor)
dengan skor 5 2. Ciptakan suasana terapeutik untuk menimbulkan
2. Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang kepercayaan
dialami menurun dengan skor 5 Terapeutik :
3. Perilaku gelisah menurun dengan skor 5 3. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika
4. Anoreksia menurun dengan skor 5 perlu
5. Pola berkemih membaik dengan skor 5 4. Pahami situasi yang membuat ansietas
6. Pucat menurun dengan skor 5 5. Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu
7. Tekanan darah menurun dengan skor 5 kecemasan
Edukasi :
6. Jelaskan prosedur termasuk sensasi yang mungkin
dialami
7. Informasikan secara faktual mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
8. Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi
ketegangan
9. Latih tehnik relaksasi
Kolaborasi :
10. Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu
4. Deficit pengetahuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang
selama 1x8 jam diharapkan tingkat penyakitnya.
berhubungan dengan
pengetahuan meningkat dengan kriteria hasil : 2. Berikan penjelasan pada klien tentang kondisinya
kurang nya terpapar 1. Perilaku sesuai anjuran meningkat sekarang
dengan skor 5 3. Berikan informasi pada klien dan keluarga tentang
informasi SDKI (0111,
2. Perilaku sesuai dengan pengetahuan penyakitnya
hal 246) meningkat denga skor 5 4. Minta klien dan keluarga mengulangi kembali
3. Pertanyaan tentang masalah yang tentang materi yang telah diberikan.
dihadapi menurun dengan skor 5
4. Persepsi yang keliru terhadap masalah
menurun dengan skor 5
5. Perilaku membaik dengan skor 5
5. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan (Dukungan Mobilisasi I.05173, hal 30)
berhubungan dengan selama 1x8 jam diharapkan mobilisasi fisik Observasi :
kelemahan otot(D.0056. meningkat dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
Hal 128 ) 1. Kekuatan otot pasien cukup meningkat. 2. Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
(5) 3. Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah
2. Rentang gerak pasien cukup meningkat. sebelum memulai mobilisasi
(4) 4. Monitor kondisi umum selama melakukan
3. Nyeri menurun.(5) mobilisasi
4. Kecemasan pasien menurun. (5) Terapeutik :
5. Kelemahan fisik menurun. (5) 1. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
6. Gerakan terbatas pasien menurun. (5) 2. Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu
7. Kekakuan sendi menurun. (5) 3. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
2. Anjurkan melakukan mobilisasi dini
3. Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan
6 Resiko Syok Setelah dilakukan tindakan keperawatan ( Manajemen syok hipovolemik I.02050. hal. 222)
Hipovolemik selama 1x8 jam diharapkan Tingkat syok Observasi :
berhubungan dengan menurun dengan kriteria hasil : 1. Monitor status kardiopulmonal
perdarahan yang 1. Kekuatan nadi meningkat. (5) 2. Monitor status oksigenasi
berlebihan, pindahnya 2. Output urine meningkat. (5) 3. Monitor status cairan
cairan intravaskuler ke 3. Tingkat kesadaran meningkat. (5) 4. Periksa tingkat kesadaran dan respom pupil
ekstravaskuler. 4. Pucat pada wajah pasien menurun. (5) 5. Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap
(D.0039) 5. Tekanan nadi membaik. (5) adanya DOTS
6. Mean arterial pressure membaik.(5) Terapeutik :
7. Frekuensi napas membaik.(5) 1. Pertahankan jalan napas paten
8. Frekuensi nadi membaik. (5) 2. Berikan oksigen untuk mempertahankan
saturnasi oksigen >94%
3. Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis,jika
perlu
4. Lakukan penekanan langsung (direct pressure)
pada pendarahan eksternal
5. Berikan posisi syok
6. Pasang jalur IV berukuran besar
7. Pasang kateter urine untuk dekompresi lambung
8. Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah
lengkap dean elektrolit
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian infus cairan kristaloid 1-2
L pada orang dewasa
2. Kolaborasi pemberian infus cairan kristaloid 20
mL/kgBB pada anak
3. Kolaborasi pemberian transfuse darah, jika perlu
2.2.4 Implementasi Keperawatan
Pada langkah ini, perawat memberikan asuhan keperawatan yang
pelaksanaannya berdasarkan rencana keperawatan yang telah disesuaikan pada
langkah sebelumnya (intervensi).
2.2.5 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah mengkaji respon pasien setelah dilakukan
intervensi keperawatan dan mengkaji ulang asuhan keperawatan yang telah
diberikan (Deswani, 2009).
Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan untuk
menentukan apakah rencana keperawatan efektif dan bagaimana rencana
keperawatan dilanjutkan, merevisi rencana atau menghentikan rencana
keperawatan (Manurung, 2011). Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan
pendekatan SOAP.
25
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas Pasien dan Keluarga
Nama pasien : An.A
Tanggal lahir/umur : 9 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : Kelas 3 SD
Alamat : jalan menteng
3.1.2 Identitas Penangung jawab
Nama ayah : Tn.H
Umur : 34 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS
Pendidikan : SMA
Nama ibu : Ny.H
Umur : 32 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerajaan : IRT
3.1.2 Riwayat Kesehatan
3.1.2.1 Riwayat Kesehatan Saat Ini
1) Alasan Masuk Rumah Sakit :
Pasien masuk ke RSUD Abdul Muluk melalui IGD pada tanggal 30 mei 2016
dengan keluhan batuk, demam, tanda-tanda oedema dan kelemahan. Pasien
merupakan pasien rujukan dari RS Urip Sumoharjo Bandar Lampung.
2) Keluhan Utama : Oedema
Pasien mengalami oedema pada wajah, abdomen, ekstremitas atas dan
bawah. Turgor kulit pasien tidak elastis saat di tekan, kembali >5
detik, derajat oedema III. Oedema di alami pada saat pertama kali di
rujuk dari rumah sakit Urip Sumoharjo.
3) Riwayat Kesehatan Masa Lalu
26
a. Penyakit yang pernah di alami :
Orang tua pasien mengatakan dalam 1 tahun terakhir anaknya
6 kali mengalami demam dan 4 kali mengalami batuk/pilek.
Selain itu anaknya tidak pernah mengalami keluhan sakit
apapun, seperti kejang atau mimisan.
b. Riwayat di rumah sakit/alergi/kecelakaan
Orang tua pasien mengatakan anakanya pernah di rawat di
rumah sakit Urip Sumoharjo selama 10 hari, dengan keluhan
penyakit yang sama yaitu pada bulan april yang lalu.
Kemudian anaknya di rujuk ke RS abdul muluk pada tanggal
30 mei 2016. Orang tua pasien mengatakan anaknya tidak
memiliki riwayat operasi dan riwayat kecelakaan yang berat.
Orang tua paien juga mengatakan anaknya memliki alergi
terhadap udang.
4) Riwayat Keluarga
a. Penyakit yang pernah di derita : Keluarga mengatakan di dalam
keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit menular ataupun
penyakit keturunan jenis apapun.
3.1.3 Genogram
Keterangan :
= pasien
27
= garis keturunan
a. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran ( tidak terkaji )
b. Riwayat Imunisasi ( tidak terkaji )
c. Riwayat Pertumbuhan ( tidak terkaji )
d. Riwayat Psikososial : Orang tua pasien mengatakan interaksi anaknya dengan
orang tua, saudara-saudaranya baik, tidak ada masalah. Di dalam keluarga pasien
bahasa yang di gunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia. Lingkungan tempat
tinggal pasien adalah perkampungan dan jauh dari sumber polusi. Orang tua
pasien mengatakan menanamkan nilainilai religious dan hal-hal positip di dalam
kehidupan sosial pada anaknya.
e. Pola Kebiasaan Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari
1) Pola Nutirsi
Sebelum sakit : Orang tua pasien mengatakan anaknya makan sebanyak 3-4 kali
dalam sehari. Makanan pokok yang di makan adalah nasi putih. Pasien
mengatakan menyukai semua jenis makanan. Lauk pauk yang di konsumsi
meliputi daging, tahu/tempe, ikan, sayur dan buah-buahan. Pasien memiliki alergi
terhadap udang.
Saat sakit : Saat di rawat di RS pasien makan sebanyak 3x/hari dengan porsi
makan rumah sakit (10 sendok makan). Pasien selalu menghabiskan makanan
yang di berikan.
f. Pola Eliminasi
1. BAK
Sebelum sakit : Pasien BAK 5x/hari, warna urine kuning jernih, jumlah urine
±1200 cc/hari. Pasien mengatakan tidak ada keluhan saat berkemih.
Saat Sakit : Saat di RS pasien BAK 3x/hari, warna urine kuning pekat, jumlah
±300 cc/hari.
2. BAB
Sebelum sakit : Pasien BAB 2x/hari dengan konsistensi feses lembek, berwarna
kuning kecoklatan, bau khas.
Saat sakit : Pasien BAB 1x/hari dengan konsistensi lembek, berwarna kecoklatan,
bau khas.
g. Pola cairan dan elektrolit
28
Sebelum sakit : Jenis minuman yang di konsumsi adalah air mineral dan minuman
perasa manis. Dalam 1 hari pasien dapat minum sebanyak ± 1200 cc/hari.
Saat sakit :Pasien minum air mineral saja, yaitu sebanyak ± 820 cc/hari. Pasien
tidak terpasang infuse. IWL = 10xBB
= 10x30
= 300 cc/hari
Balance cairan = (total intake-total input)
= (minum+IVFD)-(IWL+urine)
= (820+0)-(300+300)
= 820+600
= +220 cc
h. Pola tidur
Sebelum sakit : Waktu tidur malam pasien 8 jam dan siang 3 jam. Tidak ada
gangguan dengan tidur pada pasien.
Saat sakit : Waktu tidur malam pasien 6 jam dan siang selama 2 jam. Pasien
mengatakan suasana di rumah sakit membuat pasien merasa tidak nyaman saat
tidur.
i. Pola hygine tubuh
Sebelum sakit : Pasien mandi sebanyak 2x/hari pagi dan sore hari. Pasien selalu
menggosok gigi dan mencuci rambut saat mandi.
Saat sakit : Saat di rawat pasien mengatakan mandi sebanyak 1-2x/hari, pasien
menggosok gigi dan mecuci rambutnya. Kuku pasien terlihat pendek dan bersih.
j. Pola aktivitas
Sebelum sakit : Akitivitas sehari-hari pasien adalah bersekolah selama 5 jam,
bermain sepeda dan lain-lain.
Saat sakit : Pasien saat ini hanya menghabiskan waktu di ruang rawat RS dengan
berbaring.
4. Kondisi Psikososial (Saat Sakit)
a. Psikologis
Pola interaksi dengan keluarga baik, kooperatif dengan tim kesehatan. Pasien
mengatakan tidak betah di rumah sakit, dan paisen terlihat murung.
b. Pola pertahanan
29
Keluarga selalu memberikan semangat dan dukungan untuk anaknya.
c. Pengetahuan keluarga
Orang tua pasien mengatakan tidak memahami tentang penyakit yang did derita
anaknya.
5. Pemeriksaan Fisik Umum
a. Pengukuran pertumbuhan
- Tinggi badan : 150 cm
- BB Sebelum sakit : 26 kg
- BB saat sakit : 30 kg
- Status gizi : 30/1,21 = 24,8
b. Perkembangan saat ini (tidak terkaji)
c. Reflek primitive (tidak terkaji)
d. Keadaan umum - Kesadaran : composmentis
- TTV :
TD = 90/60 mmHg RR =
23x/menit
=
S = 36,40c N 90x/menit
30
Pasien tidak mengalami pernafasan cuping hidung, jalan nafas bersih, klien
mengalami batuk tidak produktif, jenis pernafasan vasikuler, bentuk dada normal,
tidak ada tarikan dinding dada, irama nafas teratur, suara nafas vasikuler dan
pasien tidak terpasang selang O2. RR : 23x/menit.
d. Sistem kardiovaskuler
a) Sirkulasi perifer
N: 90x/menit dengan irama teratur, temperature kulit hangat, warna kulit pucat
CPR : < 2detik, terlihat odema, tidak ada distensi vena jogularis.
b) Sirkulasi jantung
Kecepatan denyut apical 87x/menit, irama teratur, tidak ada kelainan bunyi
jantung dan pasien tidak mengalami nyeri dada.
e. Sistem syaraf pusat
GCS : 15 (E:4, V:5, M:6). Respon pupil baik, pasien tidak mengalami
peningkatan TIK dan kejang.
f. Sistem pencernaan
Keadaan mulut bersih, kemampuan menelan baik, pasien tidak mual maupun
muntah. Tidak ada nyeri pada perut, bising usus 8x/menit. Pasien tidak mengalami
pemebesaran hati dan limfa. Pasien menglami asites, saat di lakukan perkusi
terdengar suara pekak.
g. Sistem endokrin
Tidak ada pemebesaran kelenjar tiroid.
h. Sistem urogenital
Pola berkemih pasien mengalami perubahan dan pasien tidak menggunakan
kateter urine.
i. Sistem integument
Rambut pasien mengalami kerontokan, kulit kepala bersih, kuku pendek dan
bersih. Turgor kulit tidak elastis, warna kulit pucat, pigmentasi tidak merata, kulit
teraba kering, pasien mengalami oedema anasraka. Derajat oedema III.
j. Sistem musculoskeletal
Pasien tidak mengalami keluhan. Kekuatan otot norma.
5555 5555
5555 5555
31
k. Sistem imunologi
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
7. Test Diagnostik
a. Hasil Laboratorium Urine
Tanggal 27 November 2020
Pemeriksaan Hasil Nilai normal satuan
Urine :
Warna kuning Kuning
Kejernihan Jernih jernih
Berat jenis 1.010 1.00-8.00
pH 6.0 5.00-800
Protein 100 Negative <30 Mg/dl
Glucose Negative Negative <30 Mg/dl
Bilirubin Negative Negative <2 Mg/dl
Darah samar Negative Negative <10 Ery/dl
Sedimen
Kristal 0-2/lpb 1-4
Silender Negative Negative
b. Pemeriksaan diagnostic
Tanggal pemeriksaan 27 November 2020
Pemeriksaan Hasil Nilai normal Satuan
Albumin 1,4 3,5-5,2 g/dl
8. Pengobatan
Nama Obat Dosis Waktu Cara pemberian
32
ANALISA DATA
N DATA MASALAH ETIOLOGI
O
1 DS : Kelebihan cairan Retensi albumin,
DO : volume protein, dan air
-Terlihat oedema pada wajah,
perut, ekstremitas atas dan bawah
klien
33
-Klien mengatakan ingin
cepat pulang DO :
PRIORITAS MASALAH
34
1. Kelebihan volume cairan b.d. Retensi albumin, protein, dan air
2. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit b.d Akumulasi cairan berlebih dalam
tubuh
3. Ansietas b.d. Hospitalisasi pada anak
4. Kurangnya informasi tentang penyakit b.d terbatasnya sumber informasi.
35
RENCANA KEPERAWATAN
Kriteria hasil :
1. Kemerahan menurun
36
2. Mampu memonitor faktor
resiko dari lingkungan
3. Membuat strategi untuk
mengendalikan resiko
infeksi
DX 3 Setelah dilakukan tindakan 5. Kaji tingkat pengetahuan klien dan 1. Mengetahui seberapa jauh
keperawatan selama 1x7 jam keluarga tentang penyakitnya. pengalaman dan pengetahuan klien
diharapkan pasien mengutarakan dan keluarga tentang penyakitnya.
pemahaman tentang penyakitnya 6. Berikan penjelasan pada klien 2. Dengan mengetahui penyakit dan
Kriteria hasil : tentang kondisinya sekarang kondisinya sekarang, klien dan
1. Pasien dan keluarga keluarganya akan merasa tenang dan
mengatakan sudah mengerti mengurangi rasa cemas.
tentang perawatan paska 7. Berikan informasi pada klien dan 3. Pengetahuan pasien dan keluarga
operasi keluarga tentang penyakitnya membantu mempercepat pemulihan
2. Pasien dan keluarga mampu pasien.
menjelaskan kembali tentang 8. Minta klien dan keluarga 4. Mengetahui seberapa jauh
perawatan paska operasi mengulangi kembali tentang materi pemahaman klien dan keluarga serta
dengan bahasa sederhana yang telah diberikan. menilai keberhasilan dari tindakan
yang dilakukan.
37
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
S:-
1. Atur Masukan Cairan Secara Cermat
O:
R : Pasien kooperatif
- Pengeluaran belum adekuat
Jumat, 27 H : minum pasien di batasi
- BB Pasien 30kg
November Menimbang BB setiap hari
- Oedema anasarka
2020 R : pasien kooperatif H : BB
07.00-14.00 pasien 30kg kolaborasi dengan
A : Masalah teratasi sebagian
dokter dalam pemberian
Dx. 1 kortikosteroid
P : Intervensi dilanjutkan
R : pasien kooperatif
- Atur masukan cairan secara cermat
H : klien mau minum obat prednison
- Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian kortikosteroid
38
R : pasien kooperatif
H : pasien mengukuti
1. Mempertahankan kontak dengan pasien S:
R : pasien kooperatif Pasien mengatakan rasa bosan yg di
H : pasien masih percaya terhadap alaminya berkurang
perawat
Rabu, 28 Mengupayakan pasien selalu ditemani O:
Okober 2020 oleh keluarga - Klien terlihat rileks dan tidak tegang
07.00-14.00 R : kluarga kooperatif
Dx. 3 H : ibu pasien selalu menemani pasien A : Masalah belum teratasi
Menganjurkan kepada keluarga untuk
memberikan mainan P : Intervensi dilanjutkan
R : keluarga kooperatif - Validasi perasaan cemas
H : orang tua pasien bersedia - Pertahankan kontak dengan pasien
S:
Orang tuan mengatakan sudah mengerti
dan paham akan penjelasan perawat
Mengkaji tingkat pengetahuan orang tua O:
tentang penyakit anaknya 1. Orang tua kooperatif
2. Orang tua pasien tidak bisa menjawab
keluarga kooperatif 3. orang tua pasien memahami apa yang
di jelaskan perawat
H: 4. Orang Tua Klien Mampu Menjelaskan
Kembali
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
39
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sindrom nefrotik adalah penyakit dengan gejala edema,
proteinuria,hipoalbuminemia dan hiperkolesterolemia. Kadang-kadang terdapat
hematuria, hipertensi dan penurunan fungsi ginjal ( Ngastiyah, 2005dalam Rahma,
2012).Sindrom nefrotik adalah suatu kumpulan gejala gangguan klinis, meliputi
proteinuria masif > 3,5 gr/hr, hipoalbuminemia, edema,
hiperlipidemia.Manifestasi dari keempat kondisi tersebut yang sangat merusak
membrane kapiler glomerulus dan menyebabkan peningkatan
permeabilitasglomerulus (Muttaqin, 2012). Menurut Mansjoer, 2010 Penyebab
sindrom nefrotik yang pasti belumdiketahui, akhir- akhir ini dianggap sebagai
suatu penyakit autoimun,yaitu suatu reaksi antigenantibodi.
4.2 Saran
Penderita Sindrom Nefrotik Akut (SNA) pada anak harus mendapat
perawatan yang cukup selama di rumah sakit. Perawatan anak di rumah sakit
merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan bagi anak, hal ini disebabkan
oleh lingkungan fisik rumah sakit seperti bangunan/ruang rawat, alat-alat, bau
yang khas, pakaian putih petugas rumah sakit. Lingkungan sosial rumah sakit
seperti interaksi dengan sesama pasien anak ataupun interaksi dan sikap petugas
kesehatan menimbulkan perasaan takut, cemas, tegang dan perasaan tidak
menyenangkan lainnya yang sering dialami oleh anak. Maka dari itu, anak perlu
mendapatkan perhatian khusus dalam proses tumbuh kembangnya.
40
DAFTAR PUSTAKA
Yuliani, Rita. 2007. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi 2. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Edisi 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Suharyanto, Toto , Abdul Madjid. 2009. Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan
Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta : Salemba Medika.
Israr, Yayan Akhar. 2008. Sidroma Nefrotik (SN). http://www.Belibis17.com.
diakses tanggal 29 Mei 2016.
Marloviana, Niken F. 2014. “Asuhan Keperawatan pada An.A Usia Toddler
(1,5tahun)Dengan Diagnosa Medis Nefrotik Sindrom di Ruang Alamanda
RSUD. dr. Hi. Abdoel Moeloek Provinsi Lampung”. Studi Kasus. STIKes
Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
41