KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB 1................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1. 1 Latar Belakang....................................................................................................4
1. 2 Rumusan Masalah...............................................................................................5
1. 3 Tujuan Penulisan.................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................6
2. 3 Asuhan Keperawatan........................................................................................25
BAB III............................................................................................................................30
PENUTUP.......................................................................................................................30
3. 1 Kesimpulan.......................................................................................................30
3. 2 Saran.................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................31
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Setiap makhluk hidup di bumi diciptakan berdampingan dengan alam
karena alam sangat penting untuk kelangsungan hidup. Karena itu setiap
makhluk hidup khususnya manusa harus daapat menjaga keseimbangan alam.
Untuk dapat menjaga keseimbangan alam dan dapat mengenali perubahan
lingkungan yang terjadi. Tuhan memberikan indra kepada setiap makhluk hidup.
Indra berfungsi untuk mengenali setiap perubahan lingkungan baik yang
terjadi di dalam maupun di luar tubuh. Indera yang ada pada makhluk hidup
memiliki sel-sel reseptor khusus. Sel-sel reseptor inilah yang berfungsi untuk
mengenali perubahan lingkungan yang terjadi. Berdasarkan fungsinya, sel-sel
reseptor ini dibagi menjadi dua, yaitu interoreptor dan eksoreseptor,
eksoreseptor adalah kebaikan dari intereseptor, eksoresepsor berfungsi untuk
mengenali perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi diluar tubuh. Yang
temasuk eksoreseptor salah satunya yaitu; indra penglihat (mata), indera ini
berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan seperti sinar, warna dan lain
sebagainya.
Kekerapan tumor di mata sangat kecil dibandingkan tumor di bagian
tubuh yang lain, sekitar satu persen saja. Tapi hal ini sangat penting karena mata
alat vital yang pengobatannya terkadang sulit sehingga harus mengorbankan
pengelihatan. Karena itu sering terjadi tawar-menawar antara dokter dengan
pasien untuk mengangkat tumor tersebut karena setiap pengangkatan tumor
ganas mengharuskan tepi sayatan bebas dan sel-sel tumor, artinya sayatan harus
dilakukan beberapa milimeter sampai beberapa centimeter di luar jaringan
tumor.
Bisa bayangkan, betapa sulinya mengatur sayatan yang bebas tumor
tanpa harus mengorbankan bola mata. Kebanyakan pasien tidak ingin kehilangan
2
matanya, sehingga yang diangkat hanya sebagian, hal inilah yang enimbulkan
kekambuhan dan menyebabkan kematian.
1. 2 Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Tumor Ocular Benigna?
2. Apa Klasifikasi Tumor Ocular Benigna?
3. Apa Etiologi Tumor Ocular Benigna ?
4. Bagaimana Manifestasi klinis Tumor Ocular Benigna?
5. Bagaimana Penatalaksanaan Tumor Ocular Benigna?
6. Bagaimana Asuhan keperawatan Tumor Ocular ?
7. Apa Definisi Tumor Ocular Maligna ?
8. Apa Klasifikasi Tumor Ocular Maligna ?
9. Apa Etiologi Tumor Ocular Maligna ?
10. Bagaimana Manifestasi klinis Tumor Ocular Maligna ?
11. Bagaimana Komplikasi Tumor Ocular Maligna ?
12. Bagaimana Penatalaksanaan Tumor Ocular Maligna ?
1. 3 Tujuan Penulisan
1. Mengidentifikasi Defenisi dari Tumor Ocular Benigna dan Maligna
2. Mengidentifikasi Menifestasi Klinis Tumor Ocular Benigna dan Maligna
3. Mengidentifikasi Penatalaksanaan Tumor Ocular Benigna dan Maligna
4. Mengidentifikasi Asuhan keperawatan Tumor Ocular
3
BAB II
PEMBAHASAN
Tumor adalah kumpulan sel yang tumbuh tidak normal, dan dapat
bersifat ganas (kanker) atau jinak (non-kanker).Tumor Ocular Benigna adalah
sejenis tumor yang berkembang di dalam atau sekitar mata yang bersifat tidak
menyerang jaringan di dekatnya atau menyebar ke bagian lain. Tumor Ocular
Benigna dapat muncul dibagian kelopak mata atau di dalam dinding mata. Ini
disebut choroidal nevi, yang merupakan lesi berpigmen yang ditemukan di
dalam mata. Tumor Ocular Benigna juga dapat berkembang dari pertumbuhan
abnormal pembuluh darah di dalam atau di sekitar mata, yang disebut
hemangioma. Dalam kebanyakan kasus, tumor ocular benigna tidak terlalu
berbahaya dibanding dengan tumor ocular maligna, tapi bisa menjadi serius jika
tumor ocular benigna menekan struktur vital seperti pembuluh darah atau saraf,
misalnya saraf optik.
B. Klasifikasi
1. Choroidal hemangioma
Definisi
4
menyebabkan ablasi retina atau perubahan kistik di retina). Namun, banyak
hemangioma koroid tidak pernah tumbuh atau mengeluarkan cairan dan
dapat diamati tanpa pengobatan. Hemangioma koroid bukanlah kanker dan
tidak pernah bermetastasis.
Manifestasi Klinis
2. Cavernous hemangioma
Definisi
5
Biasanya, tumor ini terjadi di ruang intrakonal: pada sekitar 20 persen,
mereka berada di lokasi intra dan ekstrakonal atau seluruhnya ekstrakonal,
lebih jarang, tumor ini melibatkan apeks orbital, kanal saraf optik, atau
keduanya dan mungkin muncul dengan gejala yang dalam. Cavernous
hemangioma lebih sering ditemukan antara usia 20-40 disebabkan karena
semakin bertambah usia maka akan menurun sistem imun dalam tubuh.
Manifestasi Klinis
3. Orbital pseudotumor
Definisi
6
menyebabkan mata menonjol keluar. Pseudotumor orbital dapat
memengaruhi satu atau kedua mata.
Manifestasi Klinis
Definisi
Manifestasi Klinis
C. Etiologi
7
Etiologi dari Tumor Benigna belum diketahui secara pasti penyebabnya.
Namun, Tumoor Ocular Benigna yang tumbuh pada kelopak mata atau selaput
mata diduga bisa disebabkan oleh :
Paparan Angin
Infeksi Virus
Faktor Usia
Faktor Genetik
Ras
Orang kulit putih juga punya risiko penyakit lebih tinggi dibandingkan
orang berkulit hitam karena kurangnya melanin pada kulit.
D. Manifestasi Klinis
8
3. Peradangan pada lesi
5. Gangguan penglihatan
E. Pathway
9
F. Penatalaksanaan
a. Farmakologi
2) Terapi radiasi
10
sekitarnya. Suatu jenis radiasi “benih” (seukuran beras) melekat pada
tumor.
Tumor maligna atau yang biasa disebut dengan kanker adalah kondisi
dimana sel tumbuh di luar kendali dan mengeluarkan sel normal. Hal ini
membuat tubuh sulit untuk bekerja sebagaimana mestinya. Kanker ini dapat
berkembang di mana saja di tubuh. Tumor ocular maligna atau kanker mata
dapat merujuk pada kanker apa pun yang dimulai di mata. Jenis kanker mata
yang paling umum adalah melanoma. Tetapi ada jenis kanker lain yang
mempengaruhi berbagai jenis sel di mata.
11
Mata memiliki 3 bagian utama:
Bola mata (globe) yang sebagian besar berisi bahan seperti jeli yang disebut
vitreous humor dan memiliki 3 lapisan utama (sklera, uvea, dan retina)
Struktur adneksa (aksesori) seperti kelopak mata dan kelenjar air mata.
Berbagai jenis kanker dimulai di masing-masing area ini.
B. Klasifikasi
Pada orang dewasa, kanker intraokular primer yang paling umum adalah
melanoma intraokular dan limfoma intraokular. Sedangkan pada anak-anak,
kanker intraokular primer yang paling umum adalah retinoblastoma dan
medulloepithelioma. Berikut urainnya :
1. Melanoma Intraokuler
12
Melanoma okuler biasanya dimulai di tengah tiga lapisan mata.
Lapisan luar mata adalah sklera, lapisan paling dalam adalah retina,
lapisan tengah antara sklera dan retina disebut uvea. Melanoma
intraokular merupakan kanker mata di mana sel-sel ganas muncul di
bagian mata yang disebut uvea. Uvea meliputi iris (bagian mata yang
berwarna), badan siliaris (otot di mata), dan koroid (lapisan jaringan di
bagian belakang mata). Uvea mengandung sel penghasil pigmen yang
disebut melanosit. Ketika sel-sel ini menjadi kanker, kanker itu disebut
melanoma. Melanoma intraokular paling sering terjadi pada orang yang
berusia paruh baya.
Kebanyakan
melanoma
mata awalnya
asimtomatik
sama sekali.
Namun, saat
tumor
membesar,
hal itu dapat menyebabkan distorsi pupil (melanoma iris), penglihatan
kabur (melanoma tubuh siliaris), atau penurunan tajam penglihatan
karena ablasi retina sekunder (melanoma koroid). Detasemen retina
serosa seringkali mempersulit pertumbuhan tumor. Jika ablasi retina
ekstensif terjadi, glaukoma sudut tertutup sekunder kadang-kadang
berkembang.
Melanoma Iris
13
Melanoma intraokular pada iris biasanya merupakan tumor kecil
yang tumbuh perlahan dan jarang menyebar ke bagian tubuh
lainnya
Melanoma Koroid
2. Limfoma Intraokuler
14
sangat jarang. Limfoma intraokular metastatik sekunder akibat metastasis
biasanya terbatas pada koroid. Limfoma uveal primer dapat timbul di
koroid, iris, dan badan siliaris.
3. Retinoblastoma
15
mata. Tidak diketahui apa yang menyebabkan perubahan ini.
Seorang anak yang menderita retinoblastoma sporadis (tidak
diturunkan) hanya mengembangkan satu tumor di satu mata.
Retinoblastoma jenis ini sering ditemukan pada usia anak sedikit
lebih tua dibandingkan dengan mereka yang memiliki bentuk
yang diturunkan. Anak-anak dengan retinoblastoma jenis ini tidak
memiliki peningkatan risiko kanker lain yang sama seperti anak-
anak dengan retinoblastoma kongenital.
4. Medulloepithelioma
16
Kanker intraokular sekunder adalah kanker yang bermula di tempat lain
di tubuh dan kemudian menyebar ke mata, sebenarnya bukan "kanker mata",
tetapi sebenarnya lebih umum daripada kanker intraokular primer. Kanker
paling umum yang menyebar ke mata adalah kanker payudara dan paru -
paru . Paling sering kanker ini menyebar ke bagian bola mata yang disebut
uvea.
C. Etiologi
Penyebab pasti dari sebagian besar kanker mata tidak diketahui. Tetapi
para ilmuwan telah menemukan bahwa penyakit ini terkait dengan beberapa
kondisi lain. Kanker dapat disebabkan oleh perubahan DNA yang mengaktifkan
onkogen atau mematikan gen penekan tumor. Beberapa orang dengan kanker
mengalami perubahan DNA yang mereka warisi dari orang tua yang
meningkatkan risiko penyakit tersebut.
Ras/ etnis
Risiko melanoma mata jauh lebih tinggi pada orang kulit putih daripada
orang Amerika Afrika, Hispanik atau Asia Amerika.
Warna mata
17
Orang dengan sindrom nevus displastik , yang memiliki banyak tahi lalat
abnormal pada kulit, berisiko lebih tinggi mengalami melanoma kulit.
Mereka juga tampaknya memiliki risiko lebih tinggi terkena melanoma
mata. Orang dengan bintik-bintik coklat abnormal pada uvea (dikenal
sebagai melanositosis okulodermal juga memiliki peningkatan risiko
mengembangkan melanoma mata uveal.
Tahi lalat
Berbagai jenis tahi lalat (nevi) di mata atau di kulit telah dikaitkan
dengan peningkatan risiko melanoma mata uveal. Di mata, ini termasuk
koroid, koroidal raksasa, dan iris nevi; pada kulit, nevi atipikal, nevi umum
pada kulit, dan bintik-bintik. Kondisi mata, yang dikenal sebagai melanosis
didapat primer (PAM), di mana melanosit di mata tumbuh terlalu banyak,
merupakan faktor risiko melanoma konjungtiva.
Sejarah keluarga
D. Manifestasi Klinis
E. Pathway
F. Komplikasi
18
Komplikasi mencakup penyebaran ke otak dan mata yang berlawanan,
dan juga bermetastasis ke nodus limfe, tulang, sumsum tulang, dan hati. Tumor
sekunder, paling sering sarcoma, dapat juga terjadi pada yang telah menjalani
terapi untuk retinoblastoma. Komplikasi lain yang dapat menyebabksan
morbiditas pada anak yang dapat dijumpai adalah katarak, optic neuropati,
vitreous dan hypoplasia tulang temporal dan faisal. Deformitas pada tulang
faisal diatasi dengan rekontruksi pada saat pertumbuhan tersebut.
G. Penatalaksanaan
Enuclation
19
Laser in intraocular tumors
Laser pada dasarnya diterapkan dalam dua cara. Metode pertama adalah
termoterapi transpupillary, yang melibatkan pemanasan massa tumor
selama beberapa menit untuk merusak kromosom dalam sel tumor dan
akhirnya menyebabkan atrofi. Yang lainnya adalah fotokoagulasi di atas
60º, yang melibatkan pembakaran vaskularisasi tumor untuk mencegah
massa tumor mencapai aliran darah dengan menyebabkan atrofi karena
kekurangan suplai darah. Pertama, laser diterapkan pada arteri yang
membawa darah ke basis tumor, kemudian, ke basis tumor, yang berhenti
berkembang, dan, terakhir, ke vena, yang mengembalikan darah dari basis
tumor ke aliran darah.
20
Tumor vaskular adalah tumor yang paling umum dirawat dengan laser,
karena tumor tersebut membutuhkan lebih banyak suplai darah dan, oleh
karena itu, sangat cocok untuk perawatan laser.
Photodynamic therapy
Saat ini, terapi ini tidak digunakan secara ekstensif seperti suntikan anti-
angiogenik untuk pengobatan AMD basah. Ini digunakan dalam beberapa
subtipe spesifik AMD basah dan, kadang-kadang, dalam kombinasi dengan
obat anti-angiogenik untuk mengobati bentuk AMD neovaskular yang
resisten.
21
diindikasikan untuk kasus tumor vaskular, seperti angioma kapiler retina
dan angioma kavernosa.
Resection of tumors
Eye exam
22
mata dengan bantuan ophthalmoscope tidak langsung binokular (BIO).
Instrumen ini menggunakan lensa dan cahaya terang untuk melihat ke
dalam mata. Slit-lamp juga dapat digunakan untuk melihat struktur interior
mata.
Eye ultrasound
Fluorescein Angiography
2. 3 Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
a) Pengkajian Identitas
23
Data klien berisi nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan ,
agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal masuk rumah sakit.
Keluhan Utama
c) Pemeriksaan Fisik
24
4. Pemeriksaan otot ekstraokuler.
25
konjungtiva, kornea, iris, dan pupil. Pemeriksaan slit lamp ini
memberikan pandangan yang diperbesar secara stereoskopik struktur
mata secara rinci, sehingga memungkinkan diagnosis anatomi secara
detail. Slit lamp ini juga dapat dipergunakan untuk mengetahui adanya
defek kornea, fistula kornea, dan kedalaman sudut bilik mata depan.
26
mendesak bola mata maju dan ke arah luar. Pengukuran eksoftalmos
proptosis ini dilakukan dengan alat eksoftalmometer. Ada 2 (dua) tipe
eksoftalmometer, yaitu eksoftalmometer hertel atau eksoftalmometer
naugle. Eksoftalmometer hertel ini digunakan untuk mengukur
proptosis secara unilateral, sedangkan eksoftalmometer naugle
digunakan untuk mengukur proptosis secara relatif dari sisi rima orbital
superior dan inferior. Ukuran penonjolan mata orang normal adalah
sekitar 12-20mm. Apabila terdapat perbedaan pengukuran lebih dari
2mm di antara kedua mata dan penonjolan mata lebih dari 20mm, maka
penderita dinyatakan proptosis. Selain itu, hal yang penting dalam
pemeriksaan dasar orbita adalah palpasi, inspeksi, dan auskultasi tumor.
Palpasi atau perabaan pada tumor memiliki hal penting yang dapat
dinilai, di antaranya: 1) tumor atau benjolan yang teraba dapat dinilai
konsistensinya; 2) benjolan tersebut mudah digerakkan atau lekat pada
dasar; 3) apakah terdapat nyeri saat ditekan atau tidak; dan 4)
permukaan benjolan tersebut rata atau tidak.
27
fistula arteri-vena atau defek dari atap orbita. Pemeriksaan adanya
pulsasi ini biasanya secara auskultasi atau menggunakan stetoskop
untuk mendengar adanya aliran darah fistula arteri-vena atau biasa
disebut “bruit”. Selain itu, biasanya juga muncul berupa gejala
“corkscrew”, yaitu adanya pelebaran pembuluh darah episklera dengan
dasar konjungtiva. (Soebagjo, 2019)
d) Pemeriksaan Penunjang
USG
28
CT scan melibatkan pencitraan sinar-X – mengambil
gambar bagian dalam mata anda dan juga struktur mata di
sekitarnya. Gambar-gaambar tersebut digabungkan dengan
komputer, memberikan gambaran 3D rinci dari are tersebut.
Biopsi
Eye exam
Mata akan diperiksa secara menyeluruh, baik di luar maupun di
dalam. Pembuluh darah yang membesar di bagian luar mata
biasanya merupakan tanda adanya tumor di dalam mata.
Kemudian dapat melihat jauh ke dalam mata dengan bantuan
ophthalmoscope tidak langsung binokular (BIO). Instrumen ini
menggunakan lensa dan cahaya terang untuk melihat ke dalam
mata. Slit-lamp juga dapat digunakan untuk melihat struktur
interior mata
Eye ultrasound
29
Ultrasonografi mata dapat digunakan untuk menghasilkan gambar
bagian dalam mata. Transduser ultrasound ditempatkan di
kelopak mata tertutup atau di dekat permukaan depan mata.
Optical Coherence Tomography (OCT)
Optical koherence tomography (OCT) adalah tes pencitraan non-
invasif. OCT menggunakan gelombang cahaya untuk mengambil
gambar penampang retina.Dengan OCT, dapat di melihat setiap
lapisan khas retina. Ini memungkinkan untuk memetakan dan
mengukur ketebalannya. Pengukuran ini membantu diagnosis.
OCT juga sering digunakan untuk mengevaluasi gangguan pada
saraf optik. OCT membantu untuk melihat perubahan pada serat
saraf optik. Misalnya, dapat mendeteksi perubahan yang
disebabkan oleh glaukoma.
Fluorescein Angiography
Fluorescein angiography (FA) menggunakan kamera khusus
untuk mengambil gambar retina. Gambar-gambar ini membantu
melihat pembuluh darah dan struktur lain di bagian belakang
mata dengan lebih baik.
B. Diagnosis Keperawatan
30
3. Risiko infeksi b.d tindakan invasif
C. Intervensi Keperawatan
31
meminimalkan
prosedur/tindakan
Kolaborasi pemberian
obat yang
mempengaruhi proses
stimulus
Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan tindakan Promosi Citra Tubuh
berhubungan dengan keperawatan Observasi :
pembesaran sel-sel tumor selama … x 24 jam Identifikasi harapan
diharapkan masalah citra tubuh
Definisi : keperawatan gangguan berdasarkan tahap
Perubahan persepsi tentang citra tubuh dapat teratasi perkembangan
penampilan, struktur dan dengan Monitor frekuensi
fungsi fisik individu. kriteria hasil: pernyataan kritik
Citra Tubuh terhadap diri sendiri
Batasan Karakteristik : Verbalisasi kecacatan Terapeutik :
Perubahan fungsi bagian tubuh Diskusikan kondisi
tubuh meningkat stres yang
Perubahan struktur Respon nonverbal pada mempengaruhi citra
tubuh perubahan dalam tubuh
Perasaan negatif bagian tubuh cukup Diskusikan cara
tentang tubuh baik mengembangkan
Menolak menerima Hubungan sosial cukup harapan citra tubuh
perubahan baik secara realistis
Diskusikan persepsi
pasien dan keluarga
tentang perubahan
citra tubuh
Edukasi :
Anjurkan
menggunakan alat
32
bantu
Latihan peningkatan
penampilan diri
Risiko cedera berhubungan Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Cedera
dengan lapang pandang keperawatan Observasi :
yang menurun selama … x 24 jam Identifikasi
diharapkan masalah lingkungan yang
Definisi : keperawatan risiko jatuh berpotensi
Berisiko mengalami dapat teratasi dengan menyababkan
kerusakan dan gangguan kriteria hasil: cedera
kesehatan akibat terjatuh Identifikasi
Tingkat Jatuh kesesuaian alas kaki
Faktor Risiko : Kejadian jatuh dari pada ekstremitas
Gangguan tempat tidur bawah
penglihatan menurun Terapeutik :
Kejadian jatuh saat Sediakan
berdiri menurun pencahayaan yang
Kejadian jatuh saat memadai
duduk menurun Gunakan lampu
Kejadian jatuh saat tidur selama jam
dikamar mandi tidur
menurun Sediakan alas kaki
anti slip
Sediakan pispot atau
urinal untuk
eliminasi di tempat
tidur jika perlu
Patikan barang-
barang pribadi
mudah dijangkau
Pertahankan posisi
33
tempat tidur diposisi
terendah saat
digunakan
Pastikan roda
tempat tidur atau
kursi roda dalam
kondisi terkunci
Gunakan pengaman
tempat tidur sesuai
dengan kebijakan
fasilitas pelayanan
kesehatan
Diskusikan bersama
anggota keluarga
yang dapat
mendampingi pasien
Edukasi :
Jelaskan alasan
intervensi
pencegahan jatuh ke
pasien dan keluarga
Anjurkan berganti
posisi secara
perlahan dan duduk
selama beberapa
menit sebelum
berdiri
34
NO. DIAGNOSA NOC NIC
1. Nyeri Akut (Domain 12. Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
Kelas 1. Kode diagnosis perawatan selama …x 24
000132) jam pasien dapat Observasi :
mengontrol nyeri dengan - Lakukan pengkajian
Definisi : pengalaman kriteria hasil : nyeri komprehensif
sensori dan emosional tidak - Mampu yang meliputi lokasi,
menyenangkan berkaitan mengenali kapan karakteristik,
dengan kerusakan jaringan nyeri terjadi onset/durasi,
aktual atau potensial, atau - Mampu frekuensi, kualitas,
yang digambarkan sebagai menggunakan intensitas atau
kerusakan ( International tindakan beratnya nyeri dan
Association for the Study of pencegahan factor pencetus
Pain); awitan yang tiba - - Mampu - Pastikan perawatan
tiba atau lambat dengan menggunakan analgesic bagi pasien
intensitas ringan hingga tindakan dilakukan dengan
berat, dengan berakhirnya pengurangan pemantauan yang
dapat diantisipasi atau [nyeri] tanpa ketat
diprediksi, dengan durasi analgesic - Gali bersama pasien
kurang dari 3 bulan. - Mampu factor – factor yang
menggunakan dapat menurunkan
Batasan Karakteristik : analgesic yang factor – factor yang
- Perilaku ekspresif direkomendasika dapat menurunkan
- Sikap tubuh n atau memperberat
melindungi nyeri
- Sikap melindungi
area nyeri Terapeutik :
- Perilaku protektif - Pilih dan
- Focus pada diri implementasikan
sendiri tindakan yang
beragam ( misalnya
Faktor yang berhubungan farmakologi, non-
- Agens cedera fisik farmakologi,
interpersonal) untuk
35
memfasilitasi
penurunan nyeri
sesuai dengan
kebutuhan
- Berikan klien
penurunan nyeri
yang optimal dengan
peresepan analgesic
Edukasi :
- Ajarkan penggunaan
teknik non-
farmakologi pada
klien untuk
menurunkan nyeri
- Ajarkan metode
farmakologi untuk
menurunkan nyeri
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan
pasien, orang
terdekat dan tim
kesehatan lainnya
untuk memilih dan
mengimplementasika
n tindakan penuruna
nyeri non-
farmakologi, sesuai
kebutuhan
36
jam klien dapat Observasi
Definisi : perasaan tidak mengontrol kecemasan - Kaji untuk tanda
nyaman atau kekhawatiran diri dengan hasil yang verbal dan non-
yang samar disertai respons diharapkan verbal kecemasan
otonom ( sumber sering kali - Mampu Terapeutik :
tidak spesifik atau tidak mengurangi - Gunakan pendekatan
diketahui oleh individu); penyebab yang tenang dan
perasaan takut yang kecemasa meyakinkan
disebabkan oleh antisipasi - Mampu - Berada disisi klien
terhadap bahaya. Hal ini menggunakan untuk meningkatkan
merupakan isyarat strategi koping rasa aman dan
kewaspadaan yang yang efektif mengurangi
memperingatkan individu - Mampu ketakutan
akan adanya bahaya dan menggunakan - Lakukan usapan
memampukan individu teknik relaksasi pada punggung /
untuk bertindak menghadapi untuk leher dengan cara
ancaman. mengurangi yang tepat
kecemasan
Batasan Karakteristik : - Mampu Edukasi :
Perilaku mempertahankan - Jelaskan semua
- Gerakan ekstra tidur yang prosedur termasuk
- Insomnia adekuat sensasi yang akan
- Gelisah - Mampu dirasakan yang
- Khawatir tentang memantau mungkin akan
perubahan dalam manifestasi fisik dialami oleh klien
peristiwa kehidupan dan perilaku dari selama prosedur
Afektif kecemasan [dilakukan]
- Gelisah - Berikan informasi
- Sangat khawatir factual terkait
- Gugup diagnosis,
- Ragu perawatan, dan
prognosis
Fisiologis
- Wajah tegang Terapi Relaksasi
37
- Peningkatan Observasi
keringat - Tentukan apakah ada
intervensi relaksasi
dimasa lalu yang
sudah memberikan
manfaat
- Identifiksi dan
temukan perilaku
yang menunjukkan
terjadinya relaksasi ,
misalnya bernafas
dalam, menguap,
pernafasan perut,
atau bayangan yang
menenankan
Terapeutik
- Gunakan suara yang
lembut dengan irama
yang lambat untuk
setiap kata
- Dorong klien untuk
mengulang praktik
teknik relaksasi , jika
memungkinkan
Edukasi :
- Berikan deskripsi
detail terkait
intervensi relaksasi
dimasa lalu yang
sudah memberikan
manfaat
- Tunjukkan dan
38
praktikkan teknik
relaksasi pada klien
39
- Berikan terapi
anntibiotik yang
sesuai
40
professional Terapeutik :
kesehatan - Gunakan strategi
untuk meningkatkan
pemahaman klien
- Dorong penggunaan
langkah – langkah
efektif untuk
[memiliki] koping
terhadap gangguan
kesadaran kesehatan
Edukasi :
- Berikan pendidikan
kesehatan satu per
satu atau konseling
juga memungkinkan
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Tumor adalah kumpulan sel yang tumbuh tidak normal, dan dapat
bersifat ganas (kanker) atau jinak (non-kanker). Tumor ocular benigna adalah
sejenis tumor yang berkembang di dalam atau sekitar mata yang bersifat tidak
menyerang jaringan di dekatnya atau menyebar ke bagian lain. Tumor Ocular
Benigna juga dapat berkembang dari pertumbuhan abnormal pembuluh darah di
dalam atau di sekitar mata, yang disebut hemangioma.
Tumor maligna atau yang biasa disebut dengan kanker adalah kondisi
dimana sel tumbuh di luar kendali dan mengeluarkan sel normal. Hal ini
membuat tubuh sulit untuk bekerja sebagaimana mestinya. Kanker ini dapat
berkembang di mana saja di tubuh. Tumor ocular maligna atau kanker mata
dapat merujuk pada kanker apa pun yang dimulai di mata. Kanker yang
41
mempengaruhi mata itu sendiri disebut kanker intraokular (di dalam mata).
Kanker yang dimulai di mata disebut kanker intraokular primer , dan kanker
intraokuler sekunder jika bermula di tempat lain dan menyebar ke mata.
3. 2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah yang
dibuat dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentu dapat di
pertanggungjawabkan.
42
Dalam Indian Journal of Clinical and Experimental Ophthalmology tahun 2020
yang ditulis oleh Rajendra P Maurya MS, Ph.D berjudul Ocular oncology practice
during SARS-CoV-19 related lockdown, dijelaskan bahwa selama pandemi SARS-
Covid 19 terjadi, proses pengobatan tumor ocular di rumah sakit turut mengalami
perubahan. Untuk meminimalisir penyebaran virus covid 19, proses pengobatan
dilakukan dengan memprioritaskan tumor ocular yang bersifat darurat atau emergensi.
Di dalam jurnal ditampilkan tabel daftar prioritas tumor ocular yang menjadi acuan
dalam penatalaksanaan tumor okular. Dalam situasi pandemi COVID-19, tumor ganas
dapat menyebabkan kematian atau kecacatan seperti retinoblastoma, melanoma uveal,
dan rhabdomyosarcoma, dll lebih diprioritaskan daripada tumor jinak yang
keganasannya kurang agresif seperti karsinoma sel basal (BCC) dan tumor jinak
lainnya. Pasien yang berisiko rendah, tumor jinak dan tidak mendesak diberikan pilihan
konsultasi telemedicine atau untuk menunda kunjungan dan pengobatan mereka. Survei
umum dengan mengacu pada pasien di India melaporkan bahwa 77,5% dokter mata
dapat menggunakan beberapa bentuk telemedicine yang bisa dalam bentuk panggilan
telepon sederhana atau video-call, layanan pesan singkat (SMS) dan obrolan whatsup
untuk melakukan konsultasi.
43
DAFTAR PUSTAKA
Char, H. D. (2001). Tumors of the Eye and Ocular Adnexa. London: American Cancer
Society
Duran, Brenda Pagan. (2020). What conditions can OCT help to diagnose?. American
Academy of Ophtalmology. Retrieved from https://www.aao.org/eye-
health/treatments/what-does-optical-coherence-tomography-diagnose (diakses 1
November 2020)
Finger, P. T. (n.d.). Choroidal Hemangioma. New York Eye Cancer Center. Retrieved
from https://eyecancer.com/eye-cancer/conditions/choroidal-tumors/choroidal-
hemangioma/ ( diakses 28 oktober 2020)
Haryono, F. T., Ibrahim, & Kusumastuti, E. (2014, Oktober). Penilaian Penonjolan Bola
Mata (Proptosis) pada Penderita Orbital Pseudotumor. FK UNSRI(4)
Jaafar, M., & Madigan, W. (2020). Pediatric Orbital and Ocular Tumor. Children's
National Hospital. Retrieved from https://childrensnational.org/visit/conditions-
and-treatments/eye-conditions/orbital-and-ocular-tumors (diakses 27 oktober
2020)
44
PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, ed.1. Dewan Pengurus Pusat PPNI: Jakarta Selatan.
PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, ed. 1. Dewan Pengurus Pusat PPNI: Jakarta Selatan.
Shiel Jr, W. C. (2018, Desember 21). MedicineNet. Diakses Oktober 2020, 2020, dari
Medical Definition of Intraocular Melanoma:
https://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=40565
The American Cancer Society medical and editorial content team. (2018, November
30). American Cancer Society. Diakses Oktober 31, 2020, dari American Cancer
Society; What Is Eye Cancer?: https://www.cancer.org/cancer/eye-cancer.html
The American Cancer Society medical and editorial content team. (2018, Desember 4).
American Cancer Society. Diakses Oktober 31, 2020, dari American Cancer
Society ; Retinoblastoma:
https://www.cancer.org/cancer/retinoblastoma/about.html
The American Cancer Society medical and editorial content team. (2018, November
30). The American Cancer Society. Diakses Oktober 31, 2020, dari The
American Cancer Society ; Cause Risk: https://www.cancer.org/cancer/eye-
cancer/causes-risks-prevention/what-causes.html
The American Cancer Society medical and editorial content team. (t.thn.). American
Cancer Society . Diakses Oktober 31, 2020, dari American Cancer Society :
What is Eye Cancer: https://www.cancer.org/cancer/eye-cancer.html
45
https://umiamihealth.org/en/sylvester-comprehensive-cancer-center/treatments-
and-services/eye-and-ocular-cancer/benign-eye-diseases
Yam, J. C., & Kwok, A. K. (2014). Ultraviolet Light adn Ocular Diseases. International
Ophthalmology, 34(2). Retrieved from
https://www.researchgate.net/publication/267033393_Ultraviolet_light_and_ocu
lar_diseases ( diakses 27 oktober 2020
46