Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENTINGNYA APD SAAT BEKERJA

DI PABRIK TAHU DUSUN JETIS

Oleh

1. Anisa Rohayati,S.Kep.Ners (Perawat UKK)


2. Diah hidayatin,Amd.Kep (Perawat)
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Pentingnya APD saat bekerja


Sasaran : Karyawan pabrik tahu dusun Jetis
Tempat : Di dusun Jetis
Hari/tanggal : selasa, 09 juli 2019
Waktu : pukul 09.00 – selesai

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah penyuluhan selama 1x20 menit, peserta mampu
menjelaskan kembali pengertian, syarat, dan macam-macam APD
mampu memahami dan mengetahui tentang penyakit yang
ditimbulkan selama bekerja

B. TUJUAN ISTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mendapatkan penyuluhan, peserta mampu :
1. Menjelaskan pengertian APD
2. Menyebutkan kembali 5 dari 9 syarat-syarat APD
3. Menjelaskan macam-macam APD
4. Menyebutkan kembali macam-macam penyakit yang timbul
selama bekerja
5. Menyebutkan kembali 5 dari 7 upaya pencegahan penyakit
akibat kerja

C. MATERI (terlampir)

D. METODE
Ceramah
Tanya jawab / diskusi

E. MEDIA
Leflet
F. KEGIATAN PENYULUHAN
No Waktu Kegiatan penyuluh Kegiatan peserta
1 3 menit Pembukaan: a) Menjawab
a) Membuka kegiatan salam
dengan b) Mendengarkan
mengucapkan salam c) Memperhatikan
b) Memperkenalkan d) Memperhatikan
diri
c) Menjelaskan tujuan
dari penyuluhan
d) Menyebutkan
materi yang akan
diberikan

2 10 menit a) Menjelaskan materi Mendengarkan


penyuluhan dan
mengenai memperhatikan
pengertian, syarat,
dan macam-macam
APD
b) Menjelaskan materi
penyuluhan tentang
macam-macam
penyakit akibat
kerja dan upaya
pencegahannya

3 3 menit Memberikan Bertanya


kesempatan kepada
peserta untuk
bertanya
4 4 menit Mengucapakan Menjawab
salam penutup salam
G. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a) Semua peserta mengikuti kegiatan penyuluhan
b) Penyelenggaraan kegiatan pekegiatan penyuluhan di
pabrik tahu jetis
2. Evaluasi Prosese
a) Seluruh peserta mengikuti kegiatan penyuluhan
b) Peserta penyuluhan tidak ada yang meninggalkan
tempat penyuluhan sebelum kegiatan selesai
c) Seluruh peserta terlihat aktif dalam kegiatan penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
1. Menjelaskan pengertian APD
2. Menyebutkan kembali 5 dari 9 syarat-syarat APD
3. Menjelaskan macam-macam APD
4. Menyebutkan kembali macam-macam penyakit yang
timbul selama bekerja
5. Menyebutkan kembali 5 dari 7 upaya pencegahan penyakit
akibat kerja
H. PENGORGANISASIAN
Moderator :Diah Hidayatin
Pembicara : Anisa Rohayati
A. Pengertian
Alat Pelindung Diri adalah alat-alat yang mampu memberikan
perlindungan terhadap bahaya-bahaya kecelakaan. Alat Pelindung Diri harus
mampu melindungi pemakainya dari bahaya-bahaya kecelakaan yang
mungkin ditimbulkan, oleh karena itu, APD dipilih secara hati-hati agar dapat
memenuhi beberapa ketentuan yang diperlukan.
Menurut ketentuan Balai Hiperkes, syarat-syarat Alat Pelindung Diri adalah
1. APD harus dapat memberikan perlindungan yang adekuat terhadap bahaya
yang spesifik atau bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja
2. Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak
menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang berlebihan
3. Alat harus dapat dipakai secara fleksibel
4. Bentuknya harus cukup menarik
5. Alat pelindung tahan untuk pemakaian yang lama
6. Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya yang
dikarenakan bentuk dan bahayanya yang tidak tepat atau karena salah dalam
menggunakannya
7. Alat pelindung harus memenuhi standar yang telah ada
8. Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya
9. Suku cadangnya harus mudah didapat guna mempermudah
pemeliharaannya
Suma’mur (1994) menggolongkan alat pelindung diri menurut
bagian tubuh yang dilindunginya ke dalam 8 golongan yaitu :
1. Alat Pelindung Kepala
Tujuan dari penggunaan alat ini adalah melindungi kepala dari bahaya
terbentur dengan benda tajam atau keras yang menyebabkan luka tergores,
terpotong, tertusuk, terpukul oleh benda jatuh, melayang dan meluncur, juga
melindungi kepala dari panas radiasi, sengatan arus listrik, api, percikan
bahan-bahan kimia korosif dan mencegah rambut rontok dengan bagian mesin
yang berputar Jenisnya berupa topi pengaman yang terbuat dari plastik,
fiberglass, bakelite.
2. Alat Pelindung Mata
Masalah pencegahan yang paling sulit adalah kecelakaan pada mata, oleh
karena biasanya tenaga kerja menolak untuk memakai pengaman yang
dianggapnya mengganggu dan tidak enak dipakai. Kaca mata pengaman
diperlukan untuk melindungi mata dari kemungkinan kontak dengan bahaya
karena percikan atau kemasukan debu, gas, uap, cairan korosif partikel
melayang, atau kena radiasi gelombang elektromagnetik.
3. Alat Pelindung Muka
Alat Pelindung Muka digunakan untuk mencegah terkenanya muka oleh
partikel-partikel yang dapat melukai muka seperti terkena percikan logam
pada saat melakukan pengelasan. Alat pelindung muka sekaligus pula dapat
melindungi mata. Alat pelindung muka yang biasa digunakan berupa tameng
muka atau perisai muka seperti goggles, helm pengelas dan topi penutup.
4. Alat Pelindung Telinga
Hilangnya pendengaran adalah kejadian umum di tempat kerja dan sering
dihiraukan karena gangguan suara tidak mengakibatkan luka. Alat pelindung
telinga bekerja sebagai penghalang antara bising dan telinga dalam. Selain itu,
alat ini melindungi pemakainya dari bahaya percikan api atau logam panas
misalnya pada saat pengelasan. Alat pelindung telinga dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu :
 Sumbat telinga
Alat ini memberikan perlindungan yang paling efektif karena langsung
dimasukkan ke dalam telinga
 Tutup telinga
Alat ini dipakai di luar telinga dan penutupnya terbuat dari sponge untuk
memberikan perlindungan yang baik
5. Alat Pelindung Pernafasan
Secara umum alat pelindung pernafasan dapat dibedakan menjadi 2 alat yaitu :
 Respirator, yang berfungsi membersihkan udara yang telah terkontaminasi
yang akan dihirup oleh pemakainya
 Breathing Apparatus, yang mensuplay udara bersih atau oksigen kepada
pemakainya
6. Alat Pelindung Tangan
Alat Pelindung Tangan merupakan alat yang paling banyak digunakan karena
kecelakaan pada tangan adalah yang paling banyak dari seluruh kecelakaan
yang terjadi di tempat kerja. Pekerja harus memakai pelindung tangan ketika
terdapat kemungkinan terjadinya kecelakaan seperti luka tangan karena benda-
benda keras, luka gores, terkena bahan kimia berbahaya, luka sengatan dan
lain-lainnya.
7. alat pelindung Kaki
Sepatu keselamatan kerja dipakai untuk melindungi kaki dari bahaya
kejatuhan benda-benda berat, terinjak benda yang berputar melalui kjaki,
kepercikan larutan asam dan basa yang korosif atau cairan panas, menginjak
benda tajam. Sepatu pelindung dan boot harus memiliki ujung sepatu yang
terbuat dari baja dan solenya dapat menahan kebocoran. Ketika bekerja di
tempat yang mengandung aliran listrik, maka harus digunakan sepatu tanpa
logam yang dapat menghantarkan aliran listrik. Jika bekerja di tempat biasa
maka harus vdigunakan sepatu yang tidak mudah tergelincir, sepatu yang
terbuat dari karet harus digunakan ketika bekerja dengan bahan kimia.
8. Pakaian pelindung
Pakaian pelindung dapat berbentuk APRON yang menutupi sebagian dari
tubuh yaitu mulai dari dada sampai lutut dan overalla yang menutup seluruh
badan. Pakaian pelindung digunakan untuk melindungi pemakainya dari
percikan cairan, api, larutan bahan kimia korosif dan oli, cuaca kerja (panas,
dingin, dan kelembapan). APRON dapat dibuat dari kain, kulit, plastik, karet,
asbes atau kain yang dilapisi aluminium. Perlu diingat bahwa APRON tidak
boleh dipakai di tempat-tempat kerja yang terdapat mesin berputar.
Penyakit Akibat Kerja
Penyakit akibat kerja adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan atau lingkungan kerja. Beberapa kemungkinan penyakit yang
dapat terjadi dapat digolongkan menjadi 5 golongan yaitu :
a. Fisik : Kerusakan indera pendengaran, angioneorosis, heat rash,
kejang-kejang, panas, radang dingin, gangguan
penglihatan, kanker.
b. Kimia : pneumoconiosis, keracunan akibat zat kimia tersebut
c. Biologis/infeksi : antraksis, kulit
d. Fisiologis : luka, Flaktur/trauma
e. Psikologis : Stress

Upaya-upaya Pencegahan Penyakit Akibat kerja


 Substitusi
Substitusi yaitu mengganti bahan-bahan yang berbahaya dengan bahan-
bahan yang kurang berbahaya atau tidak berbahaya sama sekali, misalnya
karbon tetraklorida diganti triklor-etilen
 Ventilasi Umum
Yaitu mengalirkan udara sebanyak-banyaknya menurut perhitungan ke
dalam ruang kerja, agar bahan-bahan berbahaya ini lebih rendah dari
kadar yang membahayakan, yaitu kadar pada nilai ambang batas
 Ventilasi Keluar Setempat
Adalah alat yang dapat mengisap udara dari suatu tempat kerja tertentu,
agar bahan-bahan yang berbahaya dari tempat tersebut dapat dialirkan
keluar
 Isolasi
Adalah dengan cara mengisolasi proses perusahaan yang membahayakan,
misalnya isolasi mesin yang hiruk pikuk, sehingga kegaduhan yang
disebabkannya menurun dan tidak menjadi gangguan pada pekerja
 Pakaian/Alat Pelindung
Alat pelindung dalam pekerjaan dapat berupa, kacamata, masker, helm,
sarung tangan, sepatu atau pakaian khusus yang didesain untuk pekerjaan
tertentu
 Pemeriksaan Sebelum Bekerja
Yaitu pemeriksaan kesehatan pada calon pekerja untuk mengetahui
apakah calon pekerja tersebut sesuai dengan pekerjaan yang akan
diberikan baik fisik maupun, mentalnya
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pekerjaan Umum, 2005. Pedoman Penyelenggaraan Pemberdayaan


Penanggungjawab Teknik Badan Usaha Jasa Konstruksi Kualifikasi
Kecil, Jakarta: Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya
Manusia

Ervianto Wulfran I, 2005. Manajemen Proyek Konstruksi, Yogyakarta: CV. Andi


Offset

John Ridley, 2008. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Ikhtisar, Jakarta: Penerbit
Erlangga

Manahara R. Siahaan, 2006. K3 dan Lingkungan, Jakarta: Asosiasi Tenaga Ahli


Konstruksi Indonesia.
FOTO DAN DOKUMENTASI KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai