Anda di halaman 1dari 53

PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN PEMBELAJARAN DARING DENGAN TINGKAT STRES


MAHASISWA TINGKAT SATU PROGRAM STUDI S1 DI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL BANDUNG
( Proposal ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana keperawatan )

oleh:
Affet Opat
43201420117001

SERJANA KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL
BANDUNG
2021

i
i
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat,kasih karunia dan keselamatan yang begitu besar sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal penilitian yang berjudul “
Hubungan Pembelajaran Daring Dengan Tingkat Stres Mahasiswa Tingkat Satu
Program Studi S1 di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung” Skripsi
penelitian ini di susun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung..
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi penelitian ini masih
terdapat kesalahan baik dari tata penulisan maupun penggunaan tata bahasa
sehingga kiranya masih banyak yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu penulis
mengharapkan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna
kesempurnaan penulisan skripsi ini.

Bandung, 06 Mei 2021

Penulis

iii
iv
DAFTAR ISI

Halaman Judul.....................................................................................................
Kata Pengantar.................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................. ii
BAB II PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 4
C. Tujuan..................................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian.................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN TEORI............................................................................... 6
A. Pembelajaran Daring............................................................................... 6
B. Stress....................................................................................................... 14
C. Mahasiswa............................................................................................... 17
D. Kerangka Teori........................................................................................ 18
E. Hipotesis.................................................................................................. 19
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................... 20
A. Kerangka Konsep.................................................................................... 20
B. Desain...................................................................................................... 21
C. Variabel................................................................................................... 21
D. Difinisi Operasional................................................................................ 22
E. Populasi dan Sampel............................................................................... 23
F. Instrumen Penelitian................................................................................ 23
G. Teknik Pengumpulan Data...................................................................... 27
H. Teknik Pengolahan Data Dan Analisa Data............................................ 27
I. Etika Penelitian....................................................................................... 29
J. Lokasi dan Waktu................................................................................... 30
K. Rencana Pelaksanaan.............................................................................. 31
Daftar Isi........................................................................................................ 32
Lampiran

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Akhir tahun 2019 dunia di heboh kan dengan berita yang tersebar
bahwa telah muncul wabah pneumonia yang tidak di ketahui sebab pastinya.
Wabah ini pertama kali di temukan di kota Wuhan Cina. Kebanyakan pasien
pneumonia ini berawal dari para pedagang Huanan yang menjual hewan hidup
yang terlertak di kota Wuhan. Pada 7 januari 2020 para peneliti berhasil
menemukan penyebab pneumonia ini yakni berjenis novel coronavirus.Secara
resmi WHO menamakan penyakit ini Corona Virus Disease 2019 dan nama
virus tersebut adalah SAES-CoV-2 ( Severe acute respiratory syndrome
coronavirus-2 ). ( LevaniYelvi, Dkk, 2021 ).
Di Indonesia kasus pneumonia ini pertama terkonfirmasi pada tanggal 2
maret 2020 yang berjumlah dua orang dan berasal dar Jakarta.Secara global
menurut WHO per 15 april 2021 telah terkonfirmasi kasus positif Covid- 19
sebanyak 1.589.359 orang, dengan Negara Amerika serikat penyumbang
kasus positif covid- 19 terbanyak yaitu 30.949.496 orang ( WHO, 2021 ). Di
Indonesia sendiri telah terkonfirmasi kasus positif sebanyak 1.557.526 orang,
dengan DKI Jakarta yang paling banyak terkonfirmasi kasus positif sebanyak
393.290 orang. Di Jawa barat telah terkonfirmasi kasus positif 260.048 orang,
dan di kota Bandung per 14 maret 2021 telah terkonfirmasi kasus positif
Covid- 19 sebanyak 16.268 orang. ( Kemenkes, 2021 ).
Penyebaran COVID-19 di indonesia yang begitu cepat menciptakan
kekhawatiran bagi Pemerintah, khususnya Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, kalangan orang tua dan peserta didik, serta para tenaga pengajar,
yaitu dengan keluarnya Surat Edaran Dirjen Dikti Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2020 Tentang Pencegahan Penyebaran
Corona Virus Disease (COVID19) di Perguruan Tinggi( Firman,F,& Rahayu
S.,2020)

1
tidak hanya .hanya perguruan tinggi yang menuntut mahasiswa baru
untuk berdaptasi,tetapi juga tantangan dari perkuliahan jarak jauh yang
membuat mereka harus bekerja keras dalam melakukan penyesuaian (Maulina
2018)
beberapa perguruan tinggi di Indonesia sesuai dengan arahan dan
ketentuan yang ditetapkan telah melakukan penghentian proses kegiatan
belajar-mengajar secara langsung atau tatap muka dan mengimbau agar
perguruan tinggi memantau dan membantu kelancaran para mahasiswanya
melakukan pembelajaran dari rumah (study from home) dan menggantinya
dengan kuliah daring (dalam jaringan) atau online (Pakpahan & Fitriani,
2020).
Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan Immanuel Bandung merupakan salah
satu perguruan tinggi, merespon penerapan belajar dan bekerja dari rumah
dengan mengeluarkan beberapa kebijakan yang ditetapkan oleh ketua Sekolah
Tinggi Ilmu kesehatan Immanuel Bandung
Pembelajaran secara daring merupakan pembelajaran yang dilakukan
dengan menggunakan perangkat elektronik yang disambungkan ke jaringan
internet. Pembelajaran secara daring bisa dijadikan sebuah strategi
perkuliahan bagi para mahasiswa karena dapat dilakukan dengan
menggunakan smartphone atau laptop (Suhartono,2020).
Aplikasi yang bisa digunakan untuk melakukan perkuliahan daring
dapat melalui aplikasi seperti Google Classroom, E-Learning, dan Whatsapp
(Abidah et al., 2020). Diskusi bisa d milakukan layaknya bertemu tatap muka
melalui beragam aplikasi yang banyak tersedia seperti Zoom dan Google
Meet. Aplikasi tersebut menjadikan dosen dan mahasiswa dapat bertemu dan
berinteraksi secara virtual dengan fasilitas pesan instans dan kegiatan
presentasi (Wiranda & Adri, 2019).
Beberapa hal yang menjadi masalah bagi mahasiswa dalam
impelementasi pembelajaran daring seperti ,pemahaman penggunaan
teknologi yang sangat minim,jaringan yang tidak stabil biaya yang di

2
kelurakan untuk internet,dan masalah psikologi yaitu Stres yang di hadapi
mahasiswa( rasyida,2020)
stress yang dialami mahasiswa berasal dari tuntutan eksternal maupun
internal. Tuntutan eksternal berasal dari tugas-tugas kuliah, beban pelajaran,
meningkatnya kompleksitas materi perkuliahan yang semakin berkembang.
Tuntutan internal bersumber dari kemampuan mahasiswa dalam mengikuti
perkuliahan (Agustiningsih, 2019).

(Penelitian Riazul Jannah & Harri Santoso (2021), berjudul Tingkat


Stres Mahasiswa Mengikuti Pembelajaran Daring pada Masa Pandemi Covid-
19. Dari hasil literature review ini diharapkan dapat menjelaskan gambaran
stress yang dialami oleh mahasiswa yang pada masa pandemi ini melakukan
pembelajaran memalui daring, dan juga dapat menjadi acuan literature untuk
peneliti yang akan melakukan penelitian serupa.
Hutomo Atman Maulana & Rosada Dwi Iswari (2020), Berjudul
analisis tingkat stress mahasiswa terhadap pembelajaran daring pada mata
kuliah statistic bisnis pendidikan vokasi, Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran daring mata kuliah statistik bisnis
mengakibatkan 3% mahasiswa memiliki tingkat stres kategori sangat berat,
13% kategori berat, 8% kategori sedang, 24% kategori ringan, dan 52% dalam
kategori normal
Nabila Hilmy Zhafira SM.,MBAa, Yenny Ertika SE.,M.Sib dan
Chairiyaton SE.,M.Sic (2020), Berjudul Persepsi mahasiswa terhadap
perkuliahan daring sebagai sarana pembelajaran selama masa karantina covid-
19, Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengolahan data
menunjukkan bahwa dari 165 orang mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas
Teuku Umar yang tergolong kelompok millenials berdasarkan usianya, lebih
nyaman untuk menggunakan aplikasi whatsapp dan google classroom untuk
digunakan dalam model pembelajaran daring ini.
Thawabieh (2012) telah melakukan penelitian yang berjudul “Menilai
Stres antara Mahasiswa”. Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat stres

3
yang dialami oleh mahasiswa. Pendekatan kuantitatif telah dilakukan untuk
menilai stres mahasiswa. Hasil menunjukkan bahwa siswa mengalami tingkat
moderat stres. Berdasarkan pemaparan penelitian tersebut, dapat dijelaskan
bahwa telah ada penelitian yang membahas tentang variabel kecenderungan
stres.
Hasil studi pendahuluan yang di lakukan oleh peneliti dengan
mewawancarai 10 mahasiswa tingkat satu program studi S1 di sekolah tinggi
ilmu kesehatan Immanuel, 7 di antaranya mengatakan merasakan stress
dengan metode pembelajaran daring yang terapkan sekarang , dosen
memberikan tugas secara dadakan, dan terkadang sulit memahami penjelasan
dari dosen. Stres akan makin meningkat ketika mereka bingung mengerjakan
tugas yang di berikan oleh dosen dan kuatir akan nilai yang mereka dapatkan
nantinya.
Namun, yang membedakan penelitian kali ini dengan penelitian
sebelumnya adalah penelitian kali ini ingin mengetahui Hubungan tingkat
stres dengan mahasiswa saat kuliah daring, dengan judul penelitian
“HUBUNGAN PEMBELAJARAN DARING DENGAN TINGKAT STRES
MAHASISWA TINGKAT SATU PROGRAM STUDI S1 DI STIK
IMMANUEL”

B. RUMUSAN MASALAH
Mengetahui penyebab stress pada mahasiswa S1 tingkat I dalam proses
pemebelajaran daring di STIK Immanuel Bandung.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pembelajaran daring pada mahasiswa dengan tingkat
stress yang di hadapi mahasiswa tingkat satu.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah mengetahui penyebab stres dalam
proses pembelajaran daring pada mahasiswa berdasarkan:

4
a. Mengidentifikasi pembelajaran daring pada mahasiswa tingkat satu di
STIK IMMANUEL BANDUNG
b. Mengidentifikasi tingkat stress pada mahasiswa tingkat satu di STIK
IMMANUEL BANDUNG
c. Menganalisis Perkuliahan Daring dan tingkat stress pada mahasiswa
tingkat satu di STIK IMANUEL BANDUNG

D. MANFAAT PENILITIAN
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dibedakan atas dua, yakni
manfaat teoretis dan manfaat praktis
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkuat teori yang telah ada
bahwa stres berhubungan dengan hasil belajar mahasiswa
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan dalam mengatasi
stres mahasiswa dalam proses belajar daring.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumber informasi terkait tingkat
stres mahasiswa dalam perkulihaan daring.
b. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan
bahan masukan serta dapat menjadi rujukan bagi peneliti lain yang
akan melakukan penelitian dengan tema yang serupa selanjutnya

5
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PEMBELAJARAN DARING
1. Pengertian Pembelajaran Daring
Istilah daring merupakan akronim dari “dalam jaringan“ yaitu suatu
kegiatan yang dilaksanakan dengan sistem daring yang memanfaatkan
internet. Menurut Bilfaqih & Qomarudin (2015, hlm. 1) “pembelajaran
daring merupakan program penyelenggaraan kelas pembelajaran dalam
jaringan untuk menjangkau kelompok target yang masif dan luas”. Thorme
dalam Kuntarto (2017,hlm.102) “pembelajaran daring adalah pembelajaran
yang menggunakan teknologi multimedia, kelas virtual, CD ROM,
streaming video, pesan suara, email dan telepon konferensi, teks online
animasi, dan video streaming online”. Sementara itu Rosenberg dalam
Alimuddin, Tawany & Nadjib (2015, hlm. 338) menekankan bahwa e-
learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan
serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan. Menurut Ghirardini dalam Kartika (2018, hlm. 27) “daring
memberikan metode pembelajaran yang efektif, seperti berlatih dengan
adanya umpan balik terkait, menggabungkan kolaborasi kegiatan dengan
belajar mandiri, personalisasi pembelajaran berdasarkan kebutuhan
mahasiswa dan menggunakan simulasi dan permainan”.
Sementara itu menurut Permendikbud No. 109/2013 pendidikan
jarak jauh adalah proses belajar mengajar yang dilakukan secara jarak jauh
melalui penggunaan berbagai media komunikasi. Dengan adanya
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi membawa perubahan dan
kemajuan diberbagai sektor terutama pada bidang pendidikan. Peranan

6
dari teknologi informasi dan komunikasi pada bidang pendidikan sangat
penting dan mampu memberikan kemudahan kepada guru dan siswa dalam
proses pembelajaran. Pembelajaran daring ini dapat diselenggarakan
dengan cara masif dan dengan peserta didik yang tidak terbatas. Selain itu
penggunaan pembelajaran daring dapat diakses kapanpun dan dimana pun
sehingga tidak adanya batasan waktu dalam penggunaan materi
pembelajaran daring atau e-learning merupakan suatu pembelajaran yang
memanfaatkan teknologi dengan menggunakan internet dimana dalam
proses pembelajarannya tidak dilakukan dengan face to face tetapi
menggunakan media elektronik yang mampu memudahkan siswa untuk
belajar kapanpun dan dimanapun.
2. Krateristik dan Ciri Ciri Pembelajaran Daring
Tung dalam Mustofa, Chodzirin, & Sayekti (2019, hlm. 154)
menyebutkan karakteristik dalam pembelajaran daring antara lain:
a. Materi ajar disajikan dalam bentuk teks, grafik dan berbagai elemen
multimedia
b. Komunikasi dilakukan secara serentak dan tak serentak seperti video
conferencing, chats rooms, atau discussion forums
c. Digunakan untuk belajar pada waktu dan tempat maya,
d. Dapat digunakan berbagai elemen belajar berbasis CD-ROM untuk
meningkatkan komunikasi belajar
e. Materi ajar relatif mudah diperbaharui
f. Meningkatkan interaksi antara mahasiswa dan fasilitator
g. Memungkinkan bentuk komunikasi belajar formal dan informal
h. Dapat menggunakan ragam sumber belajar yang luas di internet

Selain itu Rusma dalam Herayanti, Fuadunnazmi, & Habibi (2017, hlm.
211) mengatakan bahwa karaktersitik dalam pembelajaran daring antara
lain:
a. Interactivity (interaktivitas)
Pembelajaran yang tinggi mengindikasikan adanya keterampilan

7
berinteraksi social,kemampuan belajar mandiri dan membangun
pengetahuan sendiri oleh mahasiswa .
b. Independency (kemandirian)
Kegiatan belajar yang tujuan belajaran maupun cara mencapai tujuan
itu di tetapkan sendiri oleh pelajar
c. Accessibility (aksesibilitas)
Kegiatan belajar yang melibatkan siswa dengan beragam kebutuhan dan
gaya belajar nya
d. Enrichment (pengayaan)
Pembelajaran  tambahan dengan tujuan untuk memberikan
kesempatan pembelajaran baru bagi peserta didik yang memiliki
kelebihan sedemikain rupa sehingga mereka dapat mengoptimalkan
perkembangan minat, bakat, dan kecakapannya.

Pembelajaran daring harus dilakukan sesuai dengan tata cara pembelajaran


jarak jauh. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(PERMENDIKBUD) nomor 109 tahun 2013 ciri-ciri dari pembelajaran
daring adalah:
a. Pendidikan jarak jauh adalah proses belajar mengajar yang dilakukan
secara jarak jauh melalui penggunaan berbagai mendia komunikasi.
b. Proses pembelajaran dilakukan secara elektronik (e-learning), dimana
memanfaatkan paket informasi berbasis teknologi informasi dan
komunikasi untuk kepentingan pembelajaran yang dapat diakses oleh
peserta didik kapan saja dan dimana saja.
c. Sumber belajar adalah bahan ajar dan berbagai informasi
dikembangkan dan dikemas dalam bentuk yang berbasis teknologi
informasi dan komunikasi serta digunakan dalam proses pembelajaran.
d. Pendidikan jarak jauh memiliki karakteristik bersifat terbuka, belajar,
mandiri, belajar tuntas, menggunakan teknlogi informasi dan
komunikasi, menggunakan teknologi pendidikan lainnya, dan berbentuk

8
pembelajaran terpadu perguruan tinggi.
e. Pendidikan jarak jauh bersifat terbuka yang artinya pembelajaran yang
diselenggarakan secara fleksibel dalam hal penyampaian, pemilihan
dan program studi dan waktu penyelesaian program, jalur dan jenis
pendidikan tanpa batas usia, tahun ijazah, latar belakang bidang studi,
masa registrasi, tempat dan cara belajar, serta masa evaluasi hasil
belajar.
Dari penejelasan tentang karakteristik/ciri dari pembelajaran daring
maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik/ciri pembelajaran daring
yaitu dengan menggunakan media elektronik, pembelajaran yang
dilaksanakan menggunakan internet, pembelajaran dapat dilaksanakan
kapanpun dan dimanapun serta pembelajaran daring bersifat terbuka.
3. Manfaat Pembelajaran daring
Bilfaqih dan Qomarudin (2015, hlm. 4) menjelaskan beberapa manfaat dari
pembelajaran daring sebagai beikut :
a. Meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan dengan memanfaatkan
multimedia secara efektif dalam pembelajaran.
b. Meningkatkan keterjangkauan pendidikandan pelatihan yang bermutu
melalui penyelenggaraan pembelajaran dalam jaringan.
c. Menekan biaya penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang
bermutu melalui pemanfaatan sumber daya bersama
Selain itu Manfaat pembelajaran daring menurut Bates dan Wulf dalam
Mustofa, Chodzirin, & Sayekti (2019, hlm. 154) terdiri atas 4 hal, yaitu:
a. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan
guru atau instruktur (enhance interactivity),
b. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan
saja (time and place flexibility),
c. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach
a global audience),
d. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran
(easy updating of content as well as archivable capabilities)

9
Adapun manfaat pembelajaran daring menurut Hadisi dan Muna (2015,
hlm.127) adalah:
a. Adanya fleksibilitas belajar yang tinggi. Artinya, peserta didik dapat
mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang.
b. Peserta didik dapat berkomunikasi dengan guru setiap saat. Artinya,
peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi
pembelajaran.
Dapat disimpulkan bahwa manfaat dari proses pembelajaran daring
diantaranya yaitu adanya kemajuan dalam bidang teknologi yang mampu
meningkatkan mutu pendidikan serta mampu meningkatkan proses
pembelajaran dengan meningkatkan interaksi, mempermudah proses
pembelajaran karena dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun selain itu
mudahnya mengakses materi pembelajaran dan mampu menjangkau peserta
didik dengan cakupan yang luas.

10
4. Kelebihan dan Kekurangan pembelajaran daring
a. Kelebihan pembelajaran daring
Kelebihan pembelajaran daring menurut Hadisi dan Muna (2015, hlm.
130) adalah:
a) Biaya, pembelajaran daring mampu mengurangi biaya pelatihan.
Pendidikan dapat menghemat biaya karena tidak perlu mengeluarkan
dana untuk peralatan kelas seperti penyediaan papan tulis, proyektor
dan alat tulis.
b) Fleksibilitas waktu pembelajaran daring membuat pelajar dapat
menyesuaikan waktu belajar, karena dapat mengakses pelajaran
kapanpun sesuai dengan waktu yang diinginkan.
c) Fleksibilitas tempat pembelajaran daring membuat pelajar dapat
mengakses materi pelajaran dimana saja, selama komputer terhubung
dengan jaringan Internet.
d) Fleksibilitas kecepatan pembelajaran daring dapat disesuaikan
dengankecepatan belajar masingmasing siswa.
e) Efektivitas pengajaran daring merupakan teknologi baru, oleh karena
itu pelajar dapat tertarik untuk mencobanya juga didesain dengan
instructional design mutahir membuat pelajar lebih mengerti isi
pelajaran.
f) Ketersediaan On-demand pembelajaran daring dapat sewaktu-waktu
diakses dari berbagai tempat yang terjangkau internet, maka dapat
dianggap sebagai “buku saku” yang membantu menyelesaikan tugas
atau pekerjaan setiap saat.
Adapun kelebihan pembelajaran daring menurut Seno & Zainal (2019,
hlm. 183) adalah
a) Proses log-in yang sederhana memudahkan siswa dalam memulai
pembelajaran berbasis pembelajaran daring
b) Materi yang ada di pembelajaran daring telah disediakan sehingga
mudah diakses oleh pengguna.
c) Proses pengumpulan tugas dan pengerjaan tugas dilakukan secara

11
online melalui google docs ataupun form sehingga efektif untuk
dilakukan dan dapat menghemat biaya.
d) Pembelajaran dilakukan dimana saja dan kapan saja.
Sedangka kelebihan pembelajaran daring menurut Hendri (2014, hlm. 24)
diantaranya adalah
a) Menghemat waktu proses belajar mengajar
b) Mengurangi biaya perjalanan
c) Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur,
peralatan, buku-buku)
d) Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas
e) Melatih pembelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu
pengetahuan.
b. Kekurangan pembelajaran daring
Kekurangan pembelajaran daring menurut Hadisi dan Muna (2015, hlm.
131) antara lain:
a) Kurangnya interaksi antara guru dan siswa bahkan antar-siswa itu
sendiri yang mengakibatkan keterlambatan terbentuknya values dalam
proses belajar-mengajar.
b) Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan
sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis.
c) Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan dari pada
pendidikan.
d) Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung
gagal.
e) Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini
berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon, ataupun
komputer).
Adapun kekurangan pembelajaran daring menurut Seno & Zainal (2019,
hlm. 183) antara lain:
a) Tampilan halaman login yang masih membutuhkan petunjuk lebih
dalam.

12
b) Materi yang diberikan kurang luas dan disajikan dalam bentuk Bahasa
inggris sehinggga merepotkan dalam mempelajarinya.
c) Adanya pengumpulan tugas yang tidak terjadwal serta tidak adanya
pengawasan secara langsung atau face to face dalam pengerjaan tugas
yang membuat pengumpulan tugas menjadi molor.
d) Materi pembelajaran menjadi kurang dimengerti saat pembelajaran
tidak ditunjang dengan penjelasan dari guru secara langsung.
Sedangkan kekurangan pembelajaran daring menurut Munir dalam Sari
(2015, hlm. 28) adalah:
a) Penggunaan pembelajaran daring sebagai pembelajaran jarak jauh,
membuat peserta didik dan guru terpisah secara fisik, demikian juga
antara peserta didik satu dengan lainnya, yang mengakibatkan tidak
adanya interaksi secara langsung antara pengajar dan peserta didik.
Kurangnya interaksi ini dikhawatirkan bisa menghambat pembentukan
sikap, nilai (value), moral, atau sosial dalam proses pembelajaran
sehingga tidak dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
b) Teknologi merupakan bagian penting dari pendidikan, namun jika
lebih terfokus pada aspek teknologinya dan bukan pada aspek
pendidikannya maka ada kecenderungan lebih memperhatikan aspek
teknis atau aspek bisnis/komersial dan mengabaikan aspek pendidikan
untuk mengubah kemampuan akademik, perilaku, sikap, sosial atau
keterampilan peserta didik.
c) Proses pembelajaran cenderung ke arah pelatihan dan pendidikan yang
lebih menekankan aspek pengetahuan atau psikomotor dan kurang
memperhatikan aspek afektif.
d) Pengajar dituntut mengetahui dan menguasai strategi, metode atau
teknik pembelajaran berbasis TIK. Jika tidak mampu menguasai,
maka proses transfer ilmu pengetahuan atau informasi jadi terhambat
dan bahkan bisa menggagalkan proses pembelajaran.

13
e) Proses pembelajaran melalui daring menggunakan layanan internet
yang menuntut peserta didik untuk belajar mandiri tanpa
menggantungkan diri pada pengajar. Jika peserta didik tidak mampu
belajar mandiri dan motivasi belajarnya rendah, maka ia akan sulit
mencapai tujuan pembelajaran.
f) Kelemahan secara teknis yaitu tidak semua peserta didik dapat
memanfaatkan fasilitas internet karena tidak tersedia atau kurangnya
komputer yang terhubung dengan internet.
g) Jika tidak menggunakan perangkat lunak sumber terbuka, bisa
mendapatkan masalah keterbatasan ketersediaan perangkat lunak yang
biayanya relatif mahal.
h) Kurangnya keterampilan mengoperasikan komputer dan internet
secara lebih optimal
Dari penjelasan di atas maka kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran
daring yaitu mempermudah proses pembelajaran, pembelajaran dapat
dilakukan dimana saja, mudahnya mengakses materi, melatih pembelajar
lebih mandiri, serta pengumpulan tugas secara online. Tetapi ada juga
kekurangan dari pembelajaran daring yaitu tidak adanya pengawasan
karena pembelajaran dilaksanakan secara face to face, jika peserta didik
tidak mampu belajar mandiri dan motivasi belajarnya rendah, maka ia
akan sulit mencapai tujuan pembelajaran serta kurangnya pemahaman
terhadap materi, serta pengumpulan tugas yang tidak terjadwalkan.

14
B. STRES
1. Pengertian stress
Stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh
perubahan dan tuntutan kehidupan (Vincent Cornelli, dalam Jenita DT
Donsu, 2017). Menurut Charles D. Speilberger, menyebutkan stres adalah
tuntutantuntutan eksternal yang mengenai seseorang misalnya objek dalam
lingkungan atau sesuatu stimulus yang secara obyektif adalah berbahaya.
Stres juga bias diartikan sebagai tekanan, ketegangan, gangguan yang
tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang (Jenita DT
Donsu, 2017).
2. Dampak Stres
Dampak Stres Stres pada dosis yang kecil dapat berdampak positif bagi
individu. Hal ini dapat memotivasi dan memberikan semangat untuk
menghadapi tantangan. Sedangkan stres pada level yang tinggi dapat
menyebabkan depresi, penyakit kardiovaskuler, penurunan respon imun,
dan kanker (Jenita DT Donsu, 2017).
Menurut Priyono (2014) dampak stres dibedakan dalam tiga kategori, yaitu
a. Dampak fesiologik
1) Gangguan pada organ tubuh hiperaktif dalam salah satu system
tertentu
a) Muscle myopathy : otot tertentu mengencang/melemah.
b) Tekanan darah naik : kerusakan jantung dan arteri.
c) Sistem pencernaan : mag, diare.
2) Gangguan system reproduksi
a) Amenorrhea : tertahannya menstruasi.
b) Kegagalan ovulasi ada wanita, impoten pada pria, kurang produksi
semen pada pria.
c) Kehilangan gairah sex.
3) Gangguan lainnya, seperti pening (migrane), tegang otot, rasa bosan,
dll.

15
b. Dampak psikologik
1) Keletihan emosi, jenuh, penghayatan ini merpakan tanda pertama dan
punya peran sentral bagi terjadinya burn-out.
2) Kewalahan/keletihan emosi.
3) Pencapaian pribadi menurun, sehingga berakibat menurunnya rasa
kompeten dan rasa sukses.
c. Dampak perilaku
1) Manakala stres menjadi distres, prestasi belajar menurun dan sering
terjadi tingkah laku yang tidak diterima oleh masyarakat.
2) Level stres yang cukup tinggi berdampak negatif pada kemampuan
mengingat informasi, mengambil keputusan, mengambil klangkah
tepat.
3) Stres yang berat seringkali banyak membolos atau tidak aktif
mengikuti kegiatan pembelajaran.
3. Gejala Stres
Gejala stres juga diungkapkan oleh Robbins dan Timothy (2016: 434)
tentang gejala stres meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Gejala Fisiologis
Stres dapat menciptakan perubahan di dalam metabolisme,
meningkatkan fungsi jantung dan tingkat pernapasan dan tekanan darah,
membawa sakit kepala, serta menimbulkan serangan jantung.
b. Gejala Psikologis
Stres memperlihatkan dirinya sendiri dalam keadaan psikologis seperti
ketegangan, kecemasan, sifat lekas marah, kebosanan, dan penundaan.
c. Gejala Perilaku
Gejala stres yang terkait dengan perilaku meliputi penurunan dalam
produktivitas, ketidakhadiran, dan tingakt perputaran karyawan,
demikian pula dengan perubahan dalam kebiasaan makan,
meningkatnya merokok atau konsumsi alkohol, pidato yang cepat dan
gelisah, dan gangguan tidur.

16
4. Tingkat Stress
Menurut Priyoto (2014) stres dapat dibagi menjadi tiga tingkat, yaitu:
a. Stres Rendah
Stres rendah adalah stresor yang dihadapi setiap orang secara teratur,
seperti terlalu banyak tidur, kemacetan lalu lintas, kritikan dari atasan.
Situasi seperti ini biasanya berlangsung beberapa menit atau jam.
Stresor rendah biasanya tidak disertai dengan gejala yang berat. Ciri-
cirinya, yaitu semangat meningkat, penglihatan tajam, energi
meningkat, kemampuan menyelesaikan pekerjaan meningkat. Stres
yang rendah berguna, karena dapat memacu seseorang untuk berpikir
dan berusaha lebih tangguh untuk menghadapi tantangan hidup.
b. Stres Sedang
Berlangsung lebih lama dari beberapa jam sampai beberapa hari. Situasi
perselisihan yang tidak terselesaikan dengan rekan, anak yang sakit,
atau ketidakhadiran dari anggota keluarga merupakan penyebab stres
sedang. Ciri-ciri dari stres sedang, yakni sakit perut, otot-otot terasa
tegang, perasaan tegang, dan gangguan tidur.
c. Stres Tinggi
Stres pada kategori tinggi adalah situasi yang lama dirasakan oleh
seseorang dapat berlangsung beberapa minggu sampai beberapa bulan,
seperti perselisihan perkawinan secara terus menerus, kesulitan
finansial yang berlangsung karena tidak ada perbaikan, berpisah dengan
keluarga, berpindah tempat tinggal, dan memiliki penyakit kronis. Ciri
ciri dari stres pada kategori tinggi, yaitu sulit beraktivitas, gangguan
hubungan sosial, sulit tidur, negativistik, penurunan konsentrasi, takut
tidak jelas, keletihan meningkat, tidak mampu melakukan pekerjaan
sederhana, gangguan sistem meningkat, dan perasaan takut meningkat.

17
C. MAHASISWA
1. Pengertian Mahasiswa
Menurut Tangkudung (2014, dalam Abidah, 2020) Mahasiswa
merupakan insan-insan calon sarjana yang terlibat dengan institusi atau
perguruan tinggi, yang telah di didik dan di harapkan untuk menjadi calon-
calon individu intelektual.
Sedangkan menurut Ebtanastiti dan Muis(2014, dalam Abidah,
2020) Mahasiswa merupakan kelompok dalammasyarakat yang
memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi dan calon
intelektual atau cendekiawan muda yang seringkali memiliki berbagai
kualifikasi predikat di masyarakat.
Pada usia 18 - 25 tahunmahasiswa dapat dikategorikan pada tahap
perkembangan. Pada tahap ini terdapat dua digolongkan yakni remaja
akhir sampai dengan dewasa awal (Hulukati & Djibran, 2018,
dalamAbidah, 2020).Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, dapat
disimpulkan bahwa mahasiswa merupakan calon individu intelektualyang
berusia 18 hingga 25 tahun yang sedang menjalani pendidikan di institusi
maupun perguruan tinggi negeri maupun swasta.
2. Tahap Perkembangan Mahasiswa
Berdasarkan teori tahap perkembangan Erik Erikson, masa dewasa
awal merupakan masa dimana seseorang didak lagi berfokus pada individu
lain, melainkan hubungan indvidu dan dengan perasaannya terhadap orang
lain (Salkind, 2010, dalam Abidah, 2020).Pada perkembangan kognitif di
masa remaja akhir dan usia dewasa awal berada pada tahap proses berpikir
postformal yaitu cara berpikir yang reflektif, realistis, pragmatis dan
bervariasi dalam memecahkan berbagai permasalahan. Perkembangan
psikososial di masa remaja akhir dan usia dewasa awal ditandai adanya
eksplorasi relasi (Santrock, 2012, dalam Abidah, 2020).
Pada masa tersebut memiliki suatu keinginan untuk memiliki
hubungan yang akrab dengan sosialnya. Orang dalam masa tersebut
dipersiapkan untuk mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk

18
menjalin hubungan dekat dengan orang lain. Hubungan akrab dengan
orang lain pada masa inilah merupakan suatu hal yang penting.Melihat
karakterisitik perkembangan mahasiswa yang berada dalam masa remaja
akhir hingga dewasa awal yang mengalami ekplorasi dalam dunia relasi
dan individu dengan cara mencari di jaringan sosial hingga membangun
hubungan sosial yang lebiherat. Maka diwajarkan apabila pengguna media
sosial didominasi oleh mahasiswa, karena salah satu fungsi fasilitas yang
disediakan oleh media sosial adalah memudahkan dalam membentuk
hubungan sosial yang lebih erat atau intim (Abidah, 2020).
D. KESIAPAN
1. Pengertian Kesiapan Belajar
Kesiapan belajar mandiri dan mengerjakan tugas siswa yang tinggi
akan membuat siswa siap untuk memberikan respon atau jawaban yang
ada dalam pelajaran atau siap menerima pelajaran dengan baik.
Sehubungan dengan itu Slameto (2010: 113)
mengatakan kesiapan siswa sebagai keseluruhan kondisi seseorang
yang membuatnya siap untuk memberikan respon ataupun jawaban dalam
cara tertentu. Kesiapan belajar merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi proses belajar seseorang. Selanjutnya Nasution (2005)
mengemukakan kesiapan belajar adalah kondisi yang mendahului kegiatan
belajar itu sendiri. Tanpa kesipan yang matang proses belajar tidak akan
berjalan dengan baik.
Menurut Djamarah (2002) kesiapan belajar atau kesiapan dalam
mengerjakan tugas mencangkup tiga aspek yaitu
(1) kesiapan fisik, mental dan emosional.
Kondisi fisik yang dimaksud adalah bagaimana kesiapan jasmani
seseorang dalam belajar atau membuat tugas. Kondisi mental
adalah keadaan yang berhubungan dengan kecerdasan seseorang.
Sedangkan kondisi emosional adalah kondisi seseorang untuk dapat
mengatur emosinya saat belajar atau membuat tugas dalam
menjawab pertanyaanyang dianggapnya sulit.

19
(2) kebutuhan motif dan tujuan,
kebutuhan berarti segala sesuatu yang harus dipenuhinya dalam
belajar atau membuat tugas atau rasa membutuhkan terhadap
materi yang dipelajarinya. membutuhkan mendorong seseorang
untuk siap belajar atau mengerjakan tugasnya. Sehingga
kebutuhan sangat erat hubungannya dengan kesiapan belajar
siswa atau kesiapan dalam mengerjakan tugasnya.
(3) keterampilan,
pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah dipelajari.
2. Factor factor kesiapan belajar
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesiapan belajar
mahasiswa.
(1) Faktor kesiapan belajar mahasiswa meliputi kondisi fisik yang
tidak kondusif, seperti misalnya sakit, lesu, mengantuk dan
sebagainya pasti akan mempengaruhi faktor-faktor lain yang
dibutuhkan untuk belajar.
(2) Faktor selanjutnya adalah kondisi psikologis yang kurang baik,
seperti misalnya gelisah, tertekan, putus cinta, sampai ke
masalah yang sangat berat seperti harus menghadapi
perpisahan orangtua, dan lain sebagainya. Hal tersebut
merupakan kondisi awal yang tidak menguntungkan bagi
kelancaran belajar. Selain itu, faktor motivasi, dorongan dan
hasrat untuk belajar juga sangat penting dalam proses
pembelajaran.
(3) Faktor psikologis lain yang mempengaruhi adalah konsentrasi
dalam belajar, karena apabila mahasiswa tidak konsentrasi
selama mengikuti perkuliahan yang berlangsung maka
mahasiswa akan kesulitan untuk memahami materi yang
disampaikan oleh dosennya atau yang sedang dibahas di dalam
kelas. Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai dasar
indikator kesiapan belajar adalah kondisi fisik siswa, mental,

20
emosional, kebutuhan dan pengetahuan. Kondisi fisik yang
dimaksud misalnya pendengaran, penglihatan, kesehatan.
Kondisi mental menyangkut kepercayaan pada diri sendiri,
penyesuaian diri. Kondisi emosional meliputi konflik dan
suasana hati seperti tegang, sedih, senang dan sebagainya.
Selanjutnya, Kebutuhan terkait materiil seperti misalnya bahan
ajar atau materi perkuliahan, catatan perkuliahan, perlengkapan
alat tulis dan sebagainya. Selain itu, terdapat juga
(4) faktor yang terkait dengan pengetahuan mahasiswa, misalnya
membaca bahan ajar atau materi, membaca berita di Koran atau
internet, membaca artikel jurnal, atau membaca refernsi lain.
3. Prinsip prinsip kesiapan belajar
Prinsip-prinsip kesiapan belajar meliputi semua aspek
perkembangan berinteraksi (saling pengaruh mempengaruhi) di
dalam mengikuti perkuliahan. Selanjutnya, kematangan jasmani
dan rohani yang diperlukan untuk memperoleh manfaat dari
pengalaman dalam pembelajaran. Prinsip selanjutnya adalah
pengalaman-pengalaman mahasiswa yang mempunyai pengaruh
positif terhadap kesiapan belajar. Kesiapan dasar untuk kegiatan
tertentu terbentuk dalam periode tertentu selama masa
pembentukan dalam masa perkembangan.
Selain itu, prinsip bagi perkembangan kesiapan belajar juga
meliputi semua aspek pertumbuhan berinteraksi dan bersama
membentuk kesiapan belajar mahasiswa, pengalaman
seseorangyangn ikut mempengaruhi pertumbuhan fisiologis
individu. Pengalaman mempunyai efek kumulatif dalam
perkembangan fungsi-fungsi kepribadian individu, baik yang
jasmaniah maupun yang rohaniah. Apabila kesiapan belajar untuk
melaksanakan kegiatan perkuliahan mahasiswa terbentuk pada diri
seseorang, maka saat- saat tertentu dalam kehidupan seseorang
merupakan masa formatif bagi perkembangan pribadinya.

21
E. KERANGKA TEORI

Pembelajaran Tingkat stres


daring

Krateristik 1. Stress rendah


1. .Interactivity (interaktivitas) 2. Stress sedang
2. Independency (kemandirian), 3. Stress tinggi
3. Accessibility (aksesibilitas),
4. Enrichment (pengayaan).

Kelebihan Kekurangan
1. .menghemat waktu 1. Materi yang kurang
belajar luas
2. .menghemat biaya 2. Pengumpulan tugas
3. Melatih belajar mandiri yang tidak terjadwal
3. Tidak ada pengawasan

(sumber modivikasi Georgia institute of technology (2008),Potter and


perry(2010),Wong(2008))

F. HIPOTESIS
Hipotesis yang di ajukan adalah Hubungan Pembelajaran Daring
Dengan Tingkat Stres pada Mahasiswa Program Studi S1 Di Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung .

22
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian tersebut telah dinyatakan dala
bentuk pertanyaan. Disebut sementara kaarena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta yang
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2013).
Ho : tidak ada hubungan Pembelajaran Daring Dengan Tingkat Stres pada
Mahasiswa Program Studi S1 Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Immanuel Bandung .
Ha : adanya hubungan Pembelajaran Daring Dengan Tingkat Stres pada
Mahasiswa Program Studi S1 Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Immanuel Bandung .

23
BAB III
METODE PENILITIAN

A. KERANGKA KONSEP
Menurut Notoatmodjo (2018) yang dimaksud dengan kerangka konsep
penelitian yaitu suatu uraian dan visualisasi hubungan dan kaitan antara
konsep satu terhadap konsep yang lainnya atau antara variabel yang satu
dengan variabel yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti.

Pembelajaran daring Berhubungan

Mahasiswa

Tingkat stress
1. Stress rendah
2. Stress sedang Tidak
3. Stress tinggi berhubungan

(Sumber: modifikasi Georgia Institute of Technology (2008),; Judith,


Christiany (2011),;Przybylski et al. (2013))

Keterangan :

: variable yang di teliti

: variable yang tidak di teliti

: hubungan yang di teliti

24
B. DESAIN
Penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif non eksperimen, disain
yang digunakan adalah Deskriptif korelasional yaitu penelitian yang
bermaksud mencari hubungan antara dua faktor variabel bebas dan variabel
terikat. (Arikunto, 2002). Sedangkan rancangan penelitian yang digunakan
adalah cross sectional karena pengumpulan data variabel bebas dan variabel
terikat dilakukan dalam waktu bersamaan pada satu waktu (Nursalam, 2003).

C. VARIABEL
Menurut Sugiyono (2016 : 61) Variabel penelitian pada dasanya adalah
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel
dependent atau variabel terikat dan variabel independent atau variabel bebas
maka variabel dalam penelitian dapat di bedakan menjadi :
1. Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat adanya variable bebas. Variabel terikat yang
digunakan pada penelitian ini adalah (Y) pembelajaran daring.
2. Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya
variabel terikat (dependent variable). Dalam penelitian ini yang merupakan
Variabel bebas yang digunakan oleh penulis adalah (X) Tingkat Stres

25
D. DEFINISI OPERASIONAL
N Variabel Definisi Alat Ukur Skala Hasil Ukur
o Operasional Ukur
1 Tingkat Merupakan Menggunaka Ordin Normal =0-14
stress tingkat reaksi n Kuesioner al Stres Ringan = 15-
individu (Depression 18
terhadap Anxiety Stres Sedang = 19-
lingkungan Stress 25
dalam Scale). Stres berat = 26-33
menghadapi Kuesioner Sangat berat = lebih
situasi yang di terdiri dari dari 34
pengaruhi oleh 42
tuntutan yang pertanyaan (Mubarak ,2015)
ada. dengan
alternatif Indicator:
pilihan  sulit untuk santai
jawaban :  memunculkan
0 = tidak kegugupan
stres  mudah marah atau
1 = stres gelisah
ringan  mengangu atau
2 = stres lebih reaktif
sedang  tidak sabar
3 = stres
berat
4 =sangat
berat
2 Pembelaja Merupakan Pertanyaan Likert Sangat setuju=0-20
ra n proses mengunkan Setuju =21-40
daring pembelajaran Kuesioner Ragu ragu=41-60
yang 5 = sangat Kurang setuju=61-
berbasiskan setuju 80
penggunaan 4=setuju Tidak setuju =81-
sarana atau 3=ragu ragu 100
materi digital 2=kurang
yang dalam setuju (Sugiono,2018)
pelaksanaan 1=tidak
nya terdapat setuju Indicator :
interaksi online  .persiapan belajar
antara mahasiswa
penggunaanya.  Kompetensi
Dosen
 Sarana

26
E. POPULASI DAN SAMPEL
1. Populasi
(Riduwan, 2013) populasi adalah sebagai keseluruhan subjek
penelitian atau suatu wilayah yang generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah
seluruh Mahasiswa Tingkat I STIK Immanuel angkatan 2020 (S1 Gizi, S1
Kesehatan Masyarakat, S1-A keperawatan, S1-B Keperawatan) yang
berjumlah 73 mahasiswa

2. Sampel
Sampel merupakan jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
pupulasi tersebut (Sugiyono, 2017).Teknik pengambilan sampel
berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti. Teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan total sampling
yaitu dengan mengambil semua populasi mengambil semua jumlah
populasi. Sampel penilitian yang di ambil yaitu seluruh jumlah
Mahasiswa tingkat satu program studi S1 Sekolah Tinggi Kesehatan
Immanuel Bandung yang berjumlah 73

G. INSTRUMEN PENILITIAN
1. Instrumen
Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2017). Instrumen
penelitian digunakan sebagai alat pengumpulan data, dan instrument yang
lazim digunakan dalam penelitian adalah beberapa daftar pertanyaan serta
kuesioner yang disampaikan dan diberikan kepada masing-masing
responden yang menjadi sampel dalam penelitian. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

27
2. Pembelajaran Daring
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dalam
bentuk Google Form,peneliti akan menggunakan skala likert di
kemukakan oleh (Sugiono,2018) yang terdiri dari 13 pertanyaan dengan 5
pilihan jawaban ,SS(sangat setuju) ,S(setuju), RR(ragu- ragu), TS(tidak
setuju), STS(sangat tidak setuju) Pada setiap jawaban akan diberi skor
masing-masing yang berbeda ,SS(sangat setuju) diberi skor 5 ,S(setuju) di
beri skor 4, RR(ragu- ragu) di beri skor 3, TS(tidak setuju) di beri skor 2,
STS(sangat tidak setuju) diberi skore 1. Dengan hasil ukur 1-20 sangat
setuju, 21-40 setuju,ragu-ragu 41-60, tidak setuju 61-80, sangat tidak
setuju 81-100.
3. Tingkat Stress
Tingkat stres adalah hasil penilaian terhadap berat ringannya stres
yang dialami seseorang. Tingkat stres diukur dengan menggunakan
kuesioner baku Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42) oleh
Lovibond and Lovibond (1995). Depression Anxiety Stress Scale 42
(DASS 42) terdiri dari 42 pernyataan yang dibentuk untuk mengukur
status emosional yang negatif dari depresi, kecemasan dan stres. Peneliti
hanya memilih 14 pernyataan yang mengukur tingkat stres. Skor
minimal dari kuesioner ini yang berkaitan dengan stres adalah 0 dan skor
maksimal adalah 42. Kuesioner tingkat stres yang terdiri dari 14
pernyataan menggunakan skala 0, tidak sesuai dengan pribadi saya sama
sekali, atau tidak pernah. Skala 1, sesuai dengan pribadi saya sampai
tingkat tertentu atau kadang-kadang. Skala 2, sesuai dengan pribadi saya
sampai batas yang dapat dipertimbangkan atau lumayan sering dan skala
3, sangat sesuai dengan pribadi saya, atau sering sekali. Kategori skor
dalam kuesioner ini yaitu normal (0-14), ringan (15-18), sedang (19-25),
berat (26-33), dan sangat berat (≥34) (Mubarak dkk, 2015).

28
1. Uji Validitas
Validitas merupakan indikator yang menunjukkan bahwa alat ukur
benar-benar mengukur apa yang akan diukur. Suatu instrumen
dikatakan valid, jika alat itu mengukur apa yang harus diukur oleh alat
itu (Notoatmodjo, 2018).Jika seorang peneliti menggunakan kuesioner
dalam pengumpulan data, maka kuesioner yang disusunya harus dapat
mengukur yang harus diukurnya.
1. Pembelajaran daring
Kuesioner dapat dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
tersebut mampu mengungkapkan suatu yang akan diukur dalam
instrumen. Akan di lakukan uji validitas kuesioner pembelajaran
daring di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung
pada Mahasiswa tingkat satu Program Studi S1 dengan jumlah
Mahasiswa Sebanyak 73 0rang

2. Tingkat stress
Tingkat stress di ukur dengan menggunakan Depresion Anxiety
Stress Scale 42 (DASS 42) dari Lovinbond and Lovinbond (1995)
yang sudah teruji validitas secara internasional terdiri dari 42
pertanyaan

Rumus :
r xy =n ¿ ¿
Keterangan :
rₓᵧ : Jumlah penelitian antara variabel X dan Y
Σx² : Jumlah dari kuadrat nilai X
Σy² : Junlah dari kuadrat nilai Y
(Σx)² : Jumlah nilai X kemudian dikuadratkan
(Σy)² : Jumlah nilai Y kemudian dikuadratkan

2. Uji Realibilitas

29
Reabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya hal ini berarti menunjukkan sejauh
mana hasil pengukuran itu tetap konsisten(Notoatmodjo,
2018).Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. instrumen yang
baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk
memilih jawaban-jawaban tertentu(Arikunto, 2013)
1. Pembelajaran daring
Akan di lakukan uji reabilitas kuesioner kuesioner pembelajaran
daring di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung
pada Mahasiswa tingkat satu Program Studi S1 dengan jumlah
Mahasiswa Sebanyak 73 0rang

2. Tingkat stress
Kuesioner stress tidak akan dilakukan uji reabilitas karena
kuesioner sudah berlaku secara internasional.kuesioner ini di ukur
dengan menggunakan Depresion Anxiety Stress Scale 42 (DASS
42) dari Lovinbond and Lovinbond (1995) dan mempunyai nilai
reabilitas sebesar 0,91 yang di olah berdasarkan penilian cronbac’s
alpha.
Rumus :

∑ ∂2t
r 11 =(
n
n−1 (
) 1− ❑ 2
∂t )
Keterangan :
r11 : Reliabilitas yang dicari
n : Jumlah item pertanyaan yang di uji
Σɑt² : Jumlah varians skor tiap-tiap item
ɑt² : Varians total

30
H. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Terdapat beberapa teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti
dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai
berikut :
a) Data primer
Angket (Kuesioner) Menurut sugiyono (2013: 199) kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab. Dalam penelitian ini angket atau kuesioner
diberikan kepada mahasiswa angkatan I STIK Immanuel yang mengikuti
perkulihaan daring.
b) Data Sekunder
Studi pustaka, menurut Nazir (2013, h. 93) teknik pengumpulan data
dengan mengadakan studi penelaah terhadap buku-buku, literature
literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya
dengan masalah yang dipecahkan. Teknik ini digunakan untuk
memperoleh dasar-dasar dan pendapat secara tertulis yang dilakukan
dengan cara mempelajari berbagai literatur yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti. Hal ini juga dilakukan untuk mendapatkan data
sekunder yang akan digunakan sebagai landasan perbandingan antara teori
dengan prakteknya di lapangan. Data sekunder melalui metode ini
diperoleh dengan browsing di internet, membaca berbagai literatur, hasil
kajian dari peneliti terdahulu, catatan perkuliahan, serta sumber-sumber
lain yang relevan.

I. TEKNIK PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA


1. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data adalah proses penyederhanaan data dalam bentuk
yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan untuk mendapatkan
simpulan hasil evaluasi. Dalam proses pengolahan terdapat langkah-
langkah yang harus di tempuh diantaranya (Sugiyono, 2017) :

31
a) Editing
Dilakukan untuk memeriksa kelengkapan dan kebenaran data seperti
kelengkapan pengisian, kesalahan pengisian, dan konsistensi pengisian
jawaban koesioner.
b) Coding
Proses pengklarifikasian data dan pemberian kode jawaban responden
ini dilakukan pada pembuatan koesioner untuk mempermudah
pengolahan data selanjutnya, coding dilakukan pada seluruh bagian
dalam koesioner.
c) Processing (entry data)
Memasukan data dari hasil koesioner yang sudah diberikan kode pada
masing-masing variabel. Data dilakukan kedalam program SPSS untuk
dianalisis univariat dan bivariat.
d) Cleaning
Pengecekan kembali data yang telah dimasukan ke dalam SPSS untuk
memastikan kelengkapan data dan siap untuk diolah dan dianalisis.
2. Analisa Data
a) Analisa Univariat
Analisis ini bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2010). Analisa
univariat pada penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan masing-
masing variabel bebas (penerapan metode pembelajaran PBL) dan
Variabel terikat (tingkat kecemasan mahasiswa).
Rumus :
f × 100 %
p=
n

Keterangan :
p : Presentase
f : Jumlah penetapan yang sesuai prosedur (nilai 1)

32
n : Jumlah item observasi
Hasil presentase dari pengolahan data, diinterpretasikan menggunakan
kriteria sebagai berikut(Arikunto, 2013):
0% = tidak seorang pun dari responden
1%-25% = sebagian kecil dari responden
26%-49% = hampir setengah dari responden
50% = setengah dari responden
51%-75% = sebagian besar dari responden
76%-99% = hampir seluruhnya dari responden
100% = seluruhnya dari responden

b) Analisa Bivariat
Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua variabel
yang diduga berhubungan atau berkolerasi (Notoatmojo, 2010). Uji
statik yang digunakan adalah Uji Chi Square
Rumus :

x ²=
∑ ( 0−E)
E
Keterangan :
X : Chi-square yang di can
O : Hasil observasi
E : Nilai yang diterapkan

J. ETIKA PENILITIAN
Etika penelitian merupakan salah satu bentuk integritas yang
ditanamkan oleh peneliti utama kejujuran dalam penggunaan metode, baik
yang didapatkan data yang diperoleh, prosedur sampai pada publikasi.
Dengan demikian, jelas bahwa kegunaan etika penelitian memang diperlukan
untuk melindungi kepentingan semua pihak yang terlibat dalam penelitian,
dan mereka menggunakan hasil-hasil penelitian. Standar etika penelitian di
indonesia yang melibatkan manusia sebagai subjek didasarkan pada azas

33
perikemanusiaan yang merupakan salah satu dasar falsafah bangsa indonesia,
yaitu pacasila. Hal tersebut diatur dalam UU Kesehatan no 23/1992, PP no
39/1995 tentang penelitian dan pengembangan kesehatan mengenai
perlindungan dan hak-hak manusia sebagai subjek peneliti dan saksi bila
penyelenggara peneliti melanggar ketentuan dalam PP tersebut. Sehingga
peneliti terdapat beberapa tahap, diantaranya (Stiki, 2018).
1. Lembar Persetujuan (informed Consent)
Merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan sampel, dengan
memberikan lembar persetujuan (Informed Consent). IC tersebut diberikan
sebelum peneliti dilaksanakan dengan memberikan lembar persetujuan
untuk menjadi sampel, tujuan IC adalah agar partisipan mengerti maksud
dan tujuan peneliti, mengenai dampaknya jika partisipan bersedia maka
mereka harus menandatangani lembar persetujuan serta bersedia untuk
direkam dan jika sampel bersedia maka peneliti harus menghormati hak
sampel.
2. Ijin Etika (Ethical Clearance)
Ethical Clearance adalah pernyataan, bahwa rencana kegiatan peneliti
yang tergambar dalam protocol, telah dilakukan kajian dan telah
memenuhi kaidah etika, sehingga layak dilaksanakan. Seluruh
penelitian/riset yang menggunakan manusia sebagai subjek peneliti harus
mendapatkan EC, baik penelitian yang melakukan pengambilan spesimen.
Ataupun yang tidak melakukan pengambilan spesimen, penelitian/ riset
yang dimaksud adalah penelitian biomedik yang mencangkup riset
farmasetik, alat kesehatan, radiasi dan pemotretan, prosedur bedah, rekam
medik, sample biologi, serta epidemiologik, sosial dan psikososial.

K. LOKASI DAN WAKTU


1. Lokasi Penelitian
Lokasi pelaksanaan penilitian dilakukan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Immanuel Bandung.

34
2. Waktu
Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dengan melakukan survey awal
sampai seminar akhir yaitu dari Maret 2021 - Juli2021

L. RENCANA PELAKSANAAN
No Kegiatan Pelakasanaan
1 Pengajuan Rencana Judul Penelitian 15 Maret 2021
2 Mengurus Surat Keterangan Kesedian 29 Maret 2021
Dosen Pembimbing 1 dan 2
3 Bimbingan Proposal 30 Maret 2021-
4 Melakukan Studi Pendahuluan 17 April 2021-18 April 2021
5 Pengajuan Seminar Proposal 24 April 2021
6 Revisi Seminar Proposal 30 April 2021
7 Penelitian 17 Mei 2021-juli2021

35
DAFTAR PUSTAKA

Maulana, H. A., & Iswari, R. D. (2020). Analisis Tingkat Stres Mahasiswa


Terhadap Pembelajaran Daring Pada Mata Kuliah Statistik Bisnis Di
Pendidikan Vokasi. Khazanah Pendidikan, 14(1).XKamayanthy, D. Y.
(2020). Analisis Pembelajaran Menggunakan Edmodo Pada Mata
Pelajaran Kewirausahaan Kelas Xii Dpib Di Smkn 1 Majalengka Tahun
Ajaran 2020-2021. Journal of Chemical Information and Modeling, 1689–
1699.
Gusty, S., Nurmiati, N., Muliana, M., Sulaiman, O. K., Ginantra, N. L. W. S. R.,
Manuhutu, M. A., ... & Warella, S. Y. (2020). Belajar Mandiri:
Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19. Yayasan Kita
Menulis.
Tyna Yunita, T. Y., Murti Wijayanti, M., & Agus Dharmanto, A. D. (2020). Pembelajaran
Perguruan Tinggi Dalam Jaringan (Daring) Masa Pandemi Covid-
19. Pembelajaran Perguruan Tinggi Dalam Jaringan (Daring) Masa Pandemi
Covid-19, 1(1), 31-38.
Fitriasari, A., Septianingrum, Y., & Budury, S. (2020). Stres pembelajaran online
berhubungan dengan strategi koping mahasiswa selama pandemi covid-
19. Jurnal Keperawatan, 12(4), 985-992.
Kartika, R. (2020). ANALISIS FAKTOR MUNCULNYA GEJALA STRES
PADA MAHASISWA AKIBAT PEMBELAJARAN JARAK JAUH DI
MASA PANDEMI COVID-19.
Reski, D. J. (2019). Konsep Kesiapan Siswa dalam Mengerjakan Tugas. SCHOULID:
Indonesian Journal of School Counseling, 4(1), 33-38.

Kamayanthy, D. Y. (2020). Analisis Pembelajaran Menggunakan Edmodo Pada


Mata Pelajaran Kewirausahaan Kelas Xii Dpib Di Smkn 1 Majalengka
Tahun Ajaran 2020-2021. Journal of Chemical Information and Modeling,
1689–1699.
Sejati, B. L. (2020). Hubungan antara Stres dengan Kepuasan Mahasiswa
Pendidikan Klinik pada Universitas di Kota Malang (Doctoral

36
dissertation, Universitas Brawijaya).
Argaheni, N. B. (2020). Sistematik Review: Dampak Perkuliahan Daring Saat
Pandemi COVID-19 Terhadap Mahasiswa Indonesia. PLACENTUM:
Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, 8(2), 99-108.
Putri, D. C. Y. (2021). Perkuliahan Daring di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal
PTK dan Pendidikan, 6(2).
Sutjiato, M. (2015). Hubungan faktor internal dan eksternal dengan tingkat stress
pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Manado. JIKMU, 5(1).
Lawless, N., & Allan, J. (2004). Understanding and reducing stress in
collaborative e-learning. Electronic Journal of E-learning, 2(1), 121-127.
Sugiarto, D. (2012). Hubungan kecerdasan emosi dengan daya tahan stres
mahasiswa Uni Sunan Kalijaga Yogyakarta (Doctoral dissertation, Tesis
Sarjana, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta).
Kemenkes RI ( 2019 ). Badan PPSDM Kesehatan Informasi Sumber Daya
Manusia kesehatan .Tersedia
pada :http://bppsdmk.kemkes.go.id/info_sdmk/info/index?rumpun=3 ( di
akses 7 april 2021 ).
Riazul Jannah (2021) Tingkat Stres Mahasiswa Mengikuti Pembelajaran Daring
pada Masa Pandemi Covid. Jurnal Riset dan Pengabdian Masyarakat Vol.
1, No. 1. file:///C:/Users/toshiba/Downloads/638-Article%20Text-1597-4-
10-20210204.pdf
Fatihah, W. M. (2021). PENGARUH STUDY FROM HOME (SFH) PADA
STRES PESERTA DIDIK DI MASA PANDEMI COVID-19.
Al Aziz, A. A. (2020). Hubungan Antara Intensitas Penggunaan Media Sosial dan
Tingkat Depresi pada Mahasiswa. Acta Psychologia, 2(2), 92-107.
Nursalam, (2003).Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika, hal:57,97,212
Hutomo Atman Maulana , Rosada Dwi Iswari (2020) ANALISIS TINGKAT
STRES MAHASISWA TERHADAP PEMBELAJARAN DARING
PADA MATA KULIAH STATISTIK BISNIS DI PENDIDIKAN

37
VOKASI. Jurnal Ilmiah Kependidikan volume XIV, no. 1
file:///C:/Users/toshiba/Downloads/8479-21198-1-SM%20(1).pdf
Nabila Hilmy Zhafira SM.,MBAa , Yenny Ertika SE.,M.Sib dan Chairiyaton
SE.,M.Sic (2020) PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP
PERKULIAHAN DARING SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN
SELAMA MASA KARANTINA COVID-19. Jurnal Bisnis dan Kajian
Strategi Manajemen Volume 4 Nomor 1.
file:///C:/Users/toshiba/Downloads/1981-4444-1-PB.pdf
NUZULUL RAHMI (2013) HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN
PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TINGKAT II PRODI D-III
KEBIDANAN BANDA ACEH JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES
KEMENKES NAD TA. 2011/2012. Jurnal Ilmiah STIKes U’Budiyah
Vol.2, No.1 https://www.ejournal.uui.ac.id/jurnal/Nuzulul_Rahmi-hqv-6-
jurnal_nuzulul.pdf

38
Buku

Riduwan, A. d. (2013). Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika. bandung:


Alfabeta
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian (Mix Methods) . Bandung : Alfabeta.
Notoatmodjo. (2018) .Metodologi penilitian kesehatan. Jakarta : Rineka cipta

39
KESEDIAAN UNTUK MENJADI RESPONDEN

Kepada:
Yth. Saudara/i

Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Immanuel Bandung:
Nama : Affet Opat, NIM : 432051420117001 , Program Studi : S1 Keperawatan
Dalam rangka penyusunan tugas akhir, saya mohon kesediaan dan bantuan
Saudara/i untuk berpartisipasi dalam penelitian yang akan dilakukan dengan judul
“Hubungan Pembelajaran Daring Dengan Tingkat Stres Mahasiswa Tingkat Satu
Program Studi S1 di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel”.
Saya mohon kesediaan untuk mengisi kuesioner yang saya bagikan serta
menjawab pertanyaan sejujur-jujurnya, karena saya akan menjaga kerahasiaan
Anda.
Apabila Saudara/i berkenan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, maka saya
mohon kesediaannya menandatangani lembar persetujuan. Atas perhatian dan
kerjasamanya, Saya mengucapkan terimakasih.
Peneliti

(Affet Opat)

40
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Alamat :

Setelah mendapatkan penjelasan dari peneliti tentang maksud, tujuan, dan


memungkinkan terjadi hal-hal yang tidak menyenangkan selama pelaksanaan
penelitian mengenai judul “Hubungan Pembelajaran Daring Dengan Tingkat Stres
Mahasiswa Tingkat Satu Program Studi S1 di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Immanuel”.

maka dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden penelitian yang
dilakukan oleh Affet Opat , mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel
Bandung.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sukarela dan tanpa paksaan dari
pihak manapun, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandung, 2021

Responden

41
LAMPIRAN 1
Pembelajaran daring
(Diadopsi dan dimodifikasi dari (sugiyono ,2018)

INSTRUMEN
A. Identitas
Nama :
Umur :

B. Petunjuk pengerjaan
Dalam kuesioner ini terdapat sejumlah pernyataan.Berikan penilaian terhadap
pernyataan-pernyataan berikut yang menurut anda paling sesuai dengan diri
anda sendiri dengan memberikan tanda (√) pada kotak yang tersedia.
Adapun pilihan jawaban tersebut adalah:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
RR : Ragu Ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

C. Blue Print Pembelajaran Daring

No Aspek Favorable Unfavorable Jumlah


1. Kesiapan 1,2,3,4,5 5
pembelajaran
daring
2. dosen 6,7,8,9 6
3. sarana 10,11,12,13 2
Total 13 0 13

D. Kuesioner

42
No Aspek penilain SS S RR TS STS
1. Mahasiswa senang dalam mengikuti
pembelajaran daring
2 Pelaksanan pembelajaran daring tepat
waktu dan sesuai dengan jadwal
3 Mahasiswa selalu siap mengikuti
pembelajaran daring kapan saja
4 Mahasiswa menerima setiap perubahan
pada tugas harian dalam pelajaran yang
terjadi saat mengimplementasikan
pembelajaran daring dalam proses belajar
mengajar
5 Mahasiswa dapat meluangkan waktu nya
(15,30atau 60 menit) untuk belajar
menggunakan daring
6 Dosen selalu menemani ketika
pembelajaran secara daring hingga selesai
7 Dosen menjelaskan arah dan tujuan dalam
setiap pembelajaran secara daring
8 Dosen memberikan kesempatan mahasiswa
untuk bertanya dan berdiskusi
9 Dosen memberikan respon terhadap
pertanyaan yang muncul selama
pembelajaran secara daring
10 Mahasiswa rata rata memiliki computer
atau laptop yang dapat di gunakan untuk
belajar dengan menggunakan daring
11 Jaringan internet selalu mendukung atau
cukup dalam pembelajaran daring
12 mahasiswa dapat mengakses internet di luar
kampus (misalnya di rumah,warnet dll)
13 Mahasiswa wajib memiliki perangkat atau
peralatan untuk melakukan praktikum di
rumah sesuai dengan petunjuk yang di
berikan

43
LAMPIRAN 2
stres
(Diadopsi dan dimodifikasi dari (Dass)

INSTRUMEN
A. Identitas
Nama :
Umur :
B. Petunjuk pengerjaan
Dalam kuesioner ini terdapat sejumlah pernyataan.Berikan penilaian terhadap
pernyataan-pernyataan berikut yang menurut anda paling sesuai dengan diri
anda sendiri dengan memberikan tanda (√) pada kotak yang tersedia.
Adapun pilihan jawaban tersebut adalah:
SR: Sangat Ringan
SS: Stres sedang
SB : Stres berat
SSB: Stres sangat berat

C. Blueprint Stress
No Aspek Favorable Unfavorable Jumlah
1. Skala 2,4,7,9,15,19,20,23,25,28,30,36,40,41 14
Cemas
2. Skala 3,5,10,13,16,17,21,24,26,31,34,37,38,42 14
Depresi
3. Skala 1,6,8,11,12,14,18,22,27,29,32,33,35,39 14
Stress
Total 42 0 42

44
D. Kuesioner
No Aspek penilaian SR SS SB SSB
1 Menjadi marah karena hal hal kecil atau sepele
2 Mulut terasa kering
3 Tidak dapa melihat hal positif dari suatu kejadian
4 Merasakan ganguan dalam bernapas (napas cepat
sulit bernapas)
5 Merasa sepertinya tidak kuat lagi untuk
melakukan suatu kegiatan
6 Cenderung bereaksi berlebihan pada situasi
7 Kelemahan pada anggota tubuh
8 Kesulitan untuk relaksasi atau bersantai
9 Cemas yang berlebihan dalam suatu situasi
namun bisa lega jika hal atau situasi itu berakhir
10 Pesimis
11 Mudah merasa kesal
12 Merasa banyak menghabiskan energy karena
cemas
13 Merasa sedih dan depresi
14 Tidak sabaran
15 Kelelahan
16 Kehilangan minat pada banyak hal (misal:
makan,ambulasi,sosialisasi)
17 Merasa diri tidak layak
18 Mudah tersinggung
19 Berkeringat( misal:tangan berkeringat )tanpa
stimulasi oleh cuaca maupun lstihsn fisik
20 Ketakutan tanpa alas an yang jelas
21 Merasa hidup tidak berharga
22 Sulit untuk beristirahat
23 Kesulitan dalam menelan
24 Tidak dapat menikmati hal hak yang saya
lakukan
25 Perubahan kegiatan jantung dan denyut nadi
tanpa stimulus oleh latihan fisik
26 Merasa hilang harapan dan putus asa
27 Mudah marah
28 Mudah panic
29 Kesulitan untuk terhambat oleh tugas tugas yang
tidak biasa di lakukan
30 Takut diri terhambat oleh tugas tugas yang tidak
biasa di lakukan
31 Sulit untuk antusias pada banyak hal
32 Sulit mentoleransi ganguan ganguan terhadap hal
yang sedang di lakukan

45
33 Berada pada keadaan tegang
34 Merasa tidak berharga
35 Tidak dapat memaklumi hal apapun yang
menghalangi anda untuk menyelesaikan hal yang
sedang anda lakukan
36 Ketakutan
37 Tidak ada harapan untuk masa depan
38 Merasa hidup tidak berarti
39 Mudah gelisah
40 Kwatir dengan situasi saat diri anda mungkin
menjadi panic dan mempermalukan diri sendiri
41 Gemetar
42 Sulit untuk meningkatkan inisiatif dalam
melakukan sesuatu

46

Anda mungkin juga menyukai