Anda di halaman 1dari 18

MASALAH YANG UMUM TERJADI PADA LANSIA DENGAN

MASALAH KOMUNIKASI

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan gerontik yang dibina
oleh :

Reny Tri Febriani, SST., M.Kes

Dibuat oleh :
Kelompok 3
1. Ariska F (1714314201003)
2. Khoirun nissa (1714314201015)
3. Rani wahyu (1714314201021)
4. Moch malik satria (1714314201035)
5. Daud narungu (1714314201011)

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN MAHARANI MALANG


PROGRAM STUDI SI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “MASALAH
YANG UMUM TERJADI PADA LANSIA DENGAN MASALAH KOMUNIKASI”
dengan baik dan tidak ada halangan apapun. Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata
kuliah keperawatan komunitas.

Dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
sehingga kami mengucapkan terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan. Tidak
lupa kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ns. Rahmawati Maulidia, M.Kep. selaku Kaprodi S1 Ilmu Keperawatan.
2. Reny Tri Febriani, SST., M.Kesselaku dosen pembimbing mata kuliah keperawatan
komunitas yang telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan
bimbingan dalam penyusunan makalah ini.
3. Kedua orang tua kami yang senantiasa memberi semangat dan dukungan kepada kami.
4. Dan semua pihak yang telah membantu serta membimbing kami dalam penyusunan
makalah dan asuhan keperawatan ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu jika tedapat kekurangan kami memohon maaf dan mengharapkan
kritik dan saran yang akan membangun makalah ini. Akhirnya, semoga tugas ini dapat
berguna bagi kita semua.

Malang, 18 september 2020

Kelompok 3

i
Daftar isi

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................i
Daftar isi................................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.2 Latar Belakang....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................2
1.1 Tujuan Penulisan..............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
2.1 Pengertian Komunikasi pada Lansia.................................................................................3
2.2 Manfaat Komunikasi Teraupetik.......................................................................................3
2.2 Komunikasi Teraupetik pada Lansia.................................................................................3
2.4 Faktor yang Menghambat Proses Komunikasi dengan Lansia........................................3
2.5 Hambatan dalam Melakukan Komunikasi dengan Lansia..............................................4
2.6 Gangguan yang sering dijumpai pada lansia...........................................................10
2.7 Prinsip Gerontologi Untuk Komunikasi.............................................................11
2.8 Teknik Komunikasi pada Lansia......................................................................................11
2.9 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi dengan lansia.........................11
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................13
3.2 Saran....................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang

Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan


seseorang untuk menetapkan, mempertahakan, meningkatkan kontrak dengan orang
lain karena komunikasi dilakukan oleh seseorang setiap harinya. Namun kemampuan
berkomunikasi bukanlah sesuatu yang mudah dan biasa, setiap orang memiliki teknik
pendekatan yang berbeda, termasuk lansia.

Kesulitan dalam berkomunikasi menimbulkan masalah lainnya karena


komunikasi adalah proses yang kompleks yang melibatkan tingkah laku dan
hubungn serta memungkinkan individu berasosiasi dengan orang lain dan
dengan lingkungan sekitarnya. Hal itu merupakan peristiwa yang terus
berlangsung secara dinamis.

Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-


lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti dengan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap
infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantinides, 2014). Pada
pasien lansia, perawat harus melakukan teknik khusus dalam berkomunikasi
karena pada lansia secara umum mengalami proses penurunan fungsi
tubuh termasuk pendengaran. Untuk memperbaiki intrepretasi pasien terhadap
pesan, perawat harus tidak terburu-buru dan mengurangi kebisingan dan
distraksi. Kalimat yang jelas dan mudah dimengerti dipakai dalam
berkomunikasi dengan pasien lansia.

Kemampuan berkomunikasi dengan baik pada lansia harus diimbangi


dengan empati yang akan membantu dalam keterbatasan kapasitas fungsional ,
ekonomi, sosial, dan emosi pasien lansia.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep komunikasi teraupetik efektif pada lansia
2. Apa masalah-masalah yang umum muncul saat berkomunikasi dengan
lansia

1.1 Tujuan Penulisan


Tujuan Umum
1. Agar menjadi sarana informasi bagi mahasiswa perawat untuk dapat diaplikasikan
kepada pasien lansia

Tujuan Khusus

1. Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai konsep komunikasi teraupetik efektif pada


lansia
2. Mahasiswa mengetahui masalah-masalah yang umum muncul saat berkomunikasi
dengan lansia

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi pada Lansia


Komunikasi teraupetik adalah hubungan kerja sama yang ditandai dengan tukar
menukar perilaku, perasaan, fikiran, dan pengalaman guna membina hubungan intim
teraupetik. Komunikasi dengan lansia harus mempertimbangkan faktor fisik,
psikologis, lingkungan, dan situasi individu harus mengaplikasikan keterampilan
komunikasi yang tepat, disamping itu juga memerlukan pemikiran penuh serta
memperhatikan waktu yang tepat (Stuard & Sudeen, 2013).

2.2 Manfaat Komunikasi Teraupetik


Manfaat komunikasi teraupetik adalah untuk mendorong dan menganjurkan kerja
sama antara perawat dan pasien melalui hubungan perawat dan pasien, mengidentifikasi
mengungkapkan perasaan dan mengkaji masalah serta mengevaluasi tindakan yang
dilakukan oleh perawat (Indrawati, 2013).

2.2 Komunikasi Teraupetik pada Lansia


Komunikasi dengan lansia adalah proses penyampaian pesan atas gagasan
dari petugas perawat kepada lansia dan diperoleh tanggapan (feedback)
sehingga diperoleh kesepakatan tentang isi pesan komunikasi. Komunikasi
yang baik pesannya singkat, jelas, lengkap, dan sederhana. Sarana komunikasi
meliputi panca indra manusia dan buatan manusia (media cetak, media radio,
media TV, dll). Penyampaian pesan pada lansia juga haru dalam jarak dekat
suara jelas dan tidak terlalu cepat dengan bahasa yang sederhana dan yang
dapat dimengerti lansia

2.4 Faktor yang Menghambat Proses Komunikasi dengan Lansia


Proses komunikasi antara petugas kesehatan dengan klien lansia akan
terganggu apabila ada sikap agresif dan sikap non asertif :

3
1. Agresif
Sikap agresif dalam berkomunikasi biasanya ditandai dengan perilaku-
perilaku dibawah ini :
- Berusaha mengontrol dan mendominasi orang lain (lawan bicara)
- Meremehkan orang lain
- Mempertahankan haknya dengan menyerang orang lain
- Menonjolkan diri sendiri
- Memperlakukan orang lain di depan umum, baik dengan perkataan maupun
tindakan
2. Non Asertif
Tanda-tanda dan sikap non asertif yaitu :
- menarik diri bila diajak bicara
- Merasa tidak sebaik orang lain atau rendah diri
- Merasa tidak berdaya
- Tidak berani mengungkapkan keyakinan
- Membiarkan orang lain membuat keputusan untuk dirinya
- Tampil diam atau pasif
- Mengikuti kehendak orang lain
- Mengorbankan kepentingan dirinya untuk menjaga hubungan baik dengan
orang lain

2.5 Hambatan dalam Melakukan Komunikasi dengan Lansia


Banyak hambatan komunikasi yang terjadi dalam melakukan komunikasi
pada lansia. Untuk lebih memahaminya, berikut beberapa faktor penghambat
komunikasi pada lansia :
1. Mendominasi pembicaraan
Karakter lansia yang terkadang merasa lebih tua dan mengerti banyak
hal menimbulkan perasaan bahwa ia mengetahui segalanya. Kondisi seperti
ini akan menyebabkan seorang lansia jadi lebih mendominasi pembicaraan
atau komunikasi. Selanjutnya adalah ia tidak akan merasa senang jika
lawan bicaranya memotong pembicaraan yang sedang ia lakukan. Hal ini
akan sangat menyulitkan pembicaraan yang terjadi.

4
2. Mempertahankan hak dengan menyerang
Kebanyakan lansia memang bersifat agresif. Beberapa dari mereka
berusaha untuk mempertahankan haknya dengan menyerang lawan
bicaranya. Komunikasi yang efektif tentunya tidak akan tercapai jika lansia
berada dalam kondisi yang seperti ini. Bahkan meskipun lawan bicara
sudah berusaha keras untuk memberikan pemahaman bahwa ia
mendapatkan haknya, namun lansia terkadang tetap merasa tidak aman
sehingga terus melakukan penyerangan pada lawan bicaranya.
3. Acuh tak acuh
Acuh tak acuh oleh lansia ditandai dengan sikap menarik diri saat
akan diajak berbicara atau berkomunikasi. Sikap seperti ini biasanya diikuti
dengan perasaan menyepelekan orang lain. Banyak para lansia yang merasa
bahwa komunikasi dengan orang yang lebih muda dibandingkan dengan
dirinya adalah satu kegiatan yang sia-sia dan tidak bermanfaat sehingga ia
akan dengan mudah menarik diri dari pembicaraan.
4. Kondisi fisik
Para lansia yang akan diajak berkomunikasi tentunya memiliki
keterbatasan fisik yang membuatnya menjadi kesulitan dalam
berkomunikasi. Banyak masalah yang timbul akibat kondisi fisik yang tidak
baik pada lansia. Misalnya saja jika ia memiliki masalah pada pendengaran,
tentunya akan menjadi masalah juga dalam komunikasi. Lansia tersebut
akan membutuhkan alat bantu dengar agar ia dapat berkomunikasi dengan
baik dan lancar.
Jika ia tidak menggunakan alat bantu dengar, maka lawan bicaranya
harus menggunakan suara keras untuk bisa berbicara dengan lansia
tersebut. Sayangnya hal seperti ini sering disalahartikan oleh lansia sebagai
bentuk penghinaan dengan membentak. Disinilah berbagai masalah baru
muncul, maka dari itu sangat dibutuhkan pengertian dan pemahaman yang
baik oleh lawan bicara terhadap kondisi lansia agar komunikasi yang efektif
dapat berjalan dengan baik dan lancar.
5. Stress

5
Hal lain yang menjadi hambatan dalam komunikasi dengan lansia
adalah depresi atau tingkat stres yang dialami oleh lansia. Lansia sangat
mudah diserang oleh stres, baik akibat kondisi fisik yang ia alami, maupun
faktor lainnya. Jika seorang lansia sudah menderita stres, maka ia akan
selalu mudah marah dan tidak mau mendengar apapun yang dikatakan oleh
orang lain. Kondisi ini hanya bisa diperbaiki jika sumber dari beban
pikirannya telah diatasi.
6. Mempermalukan orang lain di depan umum
Faktor penghambat komunikasi dengan lansia yang satu ini merupakan
salah satu hal yang banyak dihadapi oleh orang yang berkomunikasi dengan
lansia. Lansia yang selalu merasa benar dan tahu segalanya biasanya juga
akan mempermalukan orang lain di depan umum.
Hal ini sering dilakukan untuk menutupi kekurangan yang terdapat
dalam diri mereka sendiri. Jika sudah terjadi, maka biasanya komunikasi
akan langsung berhenti dan tidak lagi dilanjutkan karena lawan bicara sudah
merasa tidak nyaman. Meskipun begitu, kebanyakan lansia menyadari
perbuatan mereka ini dan tidak merasa melakukan kesalahan dalam
komunikasi yang dilakukan.
7. Tertidur
Beberapa lansia mengalami masalah dengan sistem saraf mereka
sehingga banyak dari mereka yang mungkin akan tertidur ketika diajak
berbicara. Kelelahan yang amat sangat akan membuat mereka yang
tadinya begitu bersemangat dalam berbicara, tiba-tiba tertidur dan tidak
mengetahui apapun ketika bangun. Hal ini lebih banyak terjadi pada lansia
yang memiliki riwayat penyakit demensia atau Alzheimer. Lansia dengan
riwayat penyakit tersebut biasanya lebih mudah tertidur, bahkan ketika
sedang makan sekalipun.
8. Lupa
Lupa adalah salah satu ciri dari seorang lansia. Kebanyakan lansia akan
berkali-kali menanyakan hal yang sama meskipun sudah dijawab berulang
kali. Jika lawan bicaranya tidak sabar, maka komunikasi yang terjadi pun
menjadi tidak lancar. Menjadi sebuah kewajaran dimana lansia menjadi
sangat pelupa, sehingga sangat dibutuhkan pengertian dan kesabaran dari
lawan bicara dalam menghadapi lansia.
6
9. Gangguan penglihatan
Komunikasi pada lansia juga sering terkendala akibat adanya
gangguan penglihatan pada lansia. Gangguan penglihatan yang terjadi bisa
berupa rabun jauh, dekat, atau bahkan sulit melihat. Beberapa bahasa yang
menggunakan bahasa tubuh mungkin tidak akan terlalu dimengerti jika
lansia dalam kondisi seperti ini, maka dari itu diperlukan pengetahuan
yang cukup mengenai kondisi lansia yang diajak berkomunikasi
sehingga lawan bicara mengerti apa yang dibutuhkan lansia agar
komunikasi berjalan lancar.
Gangguan penglihatan yang dialami lansia dapat diatasi dengan
memberikan kacamata yang sesuai dengan kondisi matanya. Dengan
bantuan alat, maka lansia akan lebih memahami bahasa tubuh atau
komunikasi non verbal yang digunakan oleh lawan bicaranya.
10. Lebih banyak diam
Lansia yang diajak melakukan komunikasi namun lebih banyak diam
biasanya merupakan jenis lansia yang pasif. Lansia dengan kondisi seperti
ini akan menyerahkan setiap topik dan keputusan dalam sebuah
komunikasi pada lawan bicaranya. Mereka juga akan sulit untuk dimintai
pendapat karena lebih banyak mengiyakan dan mengikuti apa yang
dipikirkan oleh lawan bicara.
11. Cerewet
Bagi kebanyakan orang, lansia adalah pribadi yang cerewet yang
dihindari untuk diajak bicara. Beberapa lansia memang terkesan sangat
cerewet. Hal ini tidak terlepas dari pemikiran mereka untuk selalu
menasehati orang yang lebih muda. Keinginan untuk selalu berbicara juga
tidak terlepas dari rasa kesepian dan kebosanan yang mereka rasakan.
Salah satu cara mengatasi sifat cerewet yang banyak dihindari lawan
bicara ini adalah dengan berusaha menjadi pendengar yang baik. Dengan
melihat sikap lawan bicaranya yang menghargai apa yang ia katakan, maka
ia pun akan ikut memberikan kesempatan pada lawan bicaranya untuk
berbicara.

7
12. Mudah marah
Lansia identik dengan berbagai macam penyakit dan komplikasi. Rasa
sakit yang dirasakan tentu saja akan membuatnya tidak nyaman dan menjadi
mudah marah, bahkan meskipun tidak ada penyebabnya. Rasa mudah marah
ini membuat banyak orang menjadi malas untuk melakukan cara
berkomunikasi dengan baik dengan lansia karena akan selalu disalahkan
atas segala sesuatu yang ada.
13. Pasien dengan defisit sensorik
Beberapa pasien menunjukkan defisit pendengaran dan penglihatan
yang terkait dengan usia, keduanya memerlukan adaptasi dalam
berkomunikasi. Penelitian mengindikasikan bahwa 16%  – 24% individu
berusia lebih dari 65 tahun mengalami pengurangan pendengaran yang
mempengaruhi komunikasi.
Bagi mereka yang berusia diatas 80 tahun, jumlah gangguan sensorik
meningkat menjadi lebih dari 60%. Aging/penuaan mengakibatkan
penurunan fungsi pendengaran yang dikenal sebagai presbyacussis, yang
terutama berkenaan dengan suara berfrekuensi tinggi. Suara berfrekuensi
tinggi adalah suara konsonan yang berdampak pada pemahaman pasien
diawal dan akhir kata. Sebagai contoh, jika anda berkata “Take the pill in
the morning (Minumlah pil dipagi hari)”,  pasien akan mendengar vokal
dalam kata tetapi pasien dapat berpikir anda berkata “Rake the hill in the
morning (Dakilah bukit d ipagi hari)”.
Gangguan visual yang berhubungan dengan usia meliputi reduksi
diameter pupil; lensa mata menguning, yang mempersulit untuk
membedakan warna dengan  panjang gelombang pendek seperti lavender,
biru, dan hijau; dan menurunkan elastisitas ciliary muscles, yang
mengakibatkan penurunan akomodasi ketika bahan cetakan dipegang
diberbagai jarak. Kebanyakan pasien lanjut usia mengalami penyakit mata
yang menurunkan ketajaman penglihatan (mis. katarak, degenerasi
macular, glaucoma, komplikasi ocular pada diabetes). Lebih dari 15%

8
orang tua berusia lebih dari 70 tahun melaporkan penglihatannya yang
buruk, dan 22% lagi melaporkan penglihatannya hanya cukup untuk
jarak tertentu. Bagi mereka yang berusia diatas 80 tahun, 30%
melaporkan penglihatannya yang terganggu.
14. Pasien dengan demensia
Amerika Serikat pada tahun 2008 diprediksi memiliki lebih kurang
5,2 juta penduduk berusia lanjut yang diantaranya menderita beberapa
bentuk demensia, dan jumlahnya diprediksi akan meningkat dua kali lipat
pada 30 tahun yang akan datang. Sebagai akibatnya, dokter dapat berharap
untuk menemui lebih banyak pasien demensia dan pasien tersebut datang
berkunjung ke dokter ditemani oleh anggota keluarga atau perawat
nonformal lain (istilah caregiver digunakan dari point ini untuk merujuk
pada setiap orang yang menemani kunjungan yang merupakan informal
caregiver). Penilaian dan pengobatan pasien lanjut usia dengan demensia
juga akan sangat membantu bila melibatkan caregiver.
Ada banyak tingkatan demensia, yang memiliki berbagai kesulitan
komunikasi. Pasien pada stadium awal sering mengalami masalah untuk
menemukan kata yang ingin disampaikan, pasien banyak menggunakan
kata-kata yang tidak memiliki makna, seperti “hal ini”, “sesuatu”, dan
“anda tahu”. Pada demensia parah, pasien dapat menggunakan jargon yang
tidak dapat dipahami atau bisa hanya berdiam diri.
Demensia memiliki efek yang merugikan pada penerimaan dan
ekspresi komunikasi pasien. Sebagian besar pasien mengalami kehilangan
memori dan mengalami kesulitan mengingat kejadian yang baru terjadi.
Sebagian pasien demensia memiliki rentang konsentrasi yang sangat singkat
dan sulit untuk tetap berada dalam satu topik tertentu.
15. Pasien yang ditemani oleh caregiver
Karakteristik utama kunjungan poliklinik geriatri adalah adanya orang
ketiga, dengan seorang anggota keluarga atau caregiver informal lainnya
yang hadir sedikitnya pada sepertiga kunjungan geriatrik. Meskipun
caregiver dapat mengasumsikan berbagai peran, termasuk pendukung,
peserta pasif, atau antagonis, pada sebagian besar kasus, caregiver
menempatkan kesehatan orang yang mereka cintai sebagai prioritasnya.

9
Caregiver sangat penting untuk sistem perawatan kesehatan lanjut usia.
Mereka tidak hanya membantu dengan nutrisi, aktivitas kehidupan sehari-
hari, tugas rumah tangga, pemberian obat, transportasi, dan perawatan lain
untuk pasien lanjut usia, caregiver membantu memudahkan komunikasi
antara dokter dan pasien serta mempertinggi keterlibatan pasien dalam
perawatan mereka sendiri. Juga merupakan hal penting untuk
memperlakukan pasien lanjut usia dalam konteks atau sudut pandang
caregiver-nya agar didapatkan hasil terbaik bagi keduanya.

2.6 Gangguan yang sering dijumpai pada lansia


1. Gangguan neurology sering menyebabkan gangguan bicara dan
berkomunikasi dapat juga karena pengobatan medis, mulut yang kering dan
lain-lain.

2. Penurunan daya pikir sering menyebabkan gangguan dalam


mendengarkan, mengingat dan respon pada pertanyaan seseorang.
3. Perawat sering memanggil dengan “nenek”, “sayang”, dan lain-lain. Hal
tersebut membuat tersinggung harga dirinya dianjurkan memanggil nama
panggilannya.
4. Dianjurkan menegur dan mendengarkan dengan penuh perhatian.

5. Perbedaan budaya hambatan komunikasi, dan sulit menjalin hubungan


saling percaya.

6. Gangguan syaraf dalam pendengarannya

7. Gangguan penglihatan sehingga sulit menginterprestasikan pesan - pesan


non-verbal.

8. “Overload”  dari sensoris : terlalu banyak informasi dalam satu waktu atau
banyak orang berkomunikasi dalam yang sama sehingga kognitif berkurang.
9. Gangguan fisik yang menyebabkan sulit berfokus dalam pembicaraan
misalnya focus pada rasa sakit, haus, lapar, capai, kandung kemih penuh,
udara yang tidak enak, dan lain-lain.
10. Hambatan pada pribadi : penurunan sensoris, ketidaknyamanan fisik, efek
pengobatan dan kondisi patologi, gangguan fungsi psikososial, karena

10
depresi atau dimensia, gangguan kontak dengan realita.

11. Hambatan dalam suasana/lingkungan tempat wawancara : ribut/berisik,


terlalu banyak informasi dalam waktu yang sama, terlalu banyak orang
yang ikut bicara, peerbedaan budaya, perbedaan, bahasa, prejudice, dan
strereotipes

2.7 Prinsip Gerontologi Untuk Komunikasi


Menurut Wahyudi (2008) lansia mengalami penurunan daya ingat
mngalami kesulitan untuk mengerti apa yang dikatakan orang lain. Hal ini
sangat membingungkan lansia dan perawat oleh karena itu perlu diciptakan
komunikasi yang mudah antara lain :
1. Buat percakapan yang akrab
a. Sebutkan nama orang tersebut untuk menarik perhatiannya
b. Bicara langsung kepada orang tersebut dan bertatap muka dan fokus
kepada matanya
c. Sentuh lengan atau tangan agar ia terfokus kepada pembicara
2. Pakailah kalimat yang pendek dan sederhana
a. Gunakan kalimat yang singkat dan mudah dimengerti
b. Bicara dengan singkat dan jelas
3. Ulangi kalimat secara tepat
a. Apabila orang tersebut tidak mengerti suatu kata dapat diganti dengan
kata lainnya dan diulang
4. Beri pilihan yang sederhana
a. Ajukan pertanyan yang memerlukan jawaban “iya” atau “tidak”
b. Batasi pilihan dalam pertanyaan seperti, “Apakah kakek mau teh?” 
bukan, “Apakah kakek mau mium sesuatu?”

2.8 Teknik Komunikasi pada Lansia


1. Kenali segera reaksi penolakan manusia
2. Membiarkan lansia bertingkah laku dalam tenggang waktu tertentu
3. Orientasikan klien lansia pada pelaksanaan perawatan diri sendiri

2.9 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi dengan lansia


11
1. Tunjukan rasa hormat, seperti “Bapak” atau “Ibu” atau panggilan
sebelumnya.
2. Hindari menggunakan istilah yang merendahkan pasien
3. Pertahankan kontak mata denga pasien
4. Pertahankan langkah yang tidak tergesa-tega dan mendengarkan adalah
kunci komunikasi efektif
5. Beri kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya
6. berbicara dengan jelas, intonasi jelas dan tidak tergesa-gesa serta sederhana
7. Mnggunakan bahasa yang dimengerti pasien
8. gunakan sentuhan lembut sebagai wujud kehangatan
9. Jangan mengabaikan pasien ketika berinteraksi

12
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Lanjut usia adalah proses penurunan dalam segala aspek kehidupan,


mencakup fisiologis, biologis, dan psikologis. Penurunan ini kemudian
ditandai dengan kesulitan berkomunikasi yang disebabkan berbagai faktor,
seperti gangguan pendengaran, gangguan penurunan kognitif, dan
penurunan kesehatan. Gangguan komunikasi ini dapat menjadi hambatan
dalam menyampaikan pesan antara perawat dengan pasien lansia.

Penurunan komunikasi yang dialami lansia perlu diperhatikan perawat


agar proses penyampaian pesan dapat diterima dengan baik. Dengn teknik
pendekatan yang baik serta mengetahui kelemahan pasien lansia, kita akan
dengan mudah untuk menyeimbangkan diri dalam berkomunkasi dengan
lansia.

3.2 Saran

Sebagai perawat kita perlu memahami penurunan keterampilan


komunikasi bagi lensia. Maka daripada itu kita perlu melakukan
pendekatan secara hangat serta menjalin kepercayaan dengan pasien agar
pasien menjadi percaya dan mudah untuk berkomunikasi. Hambatan dalam
komunikasi dengan lansia dapat diatasi dengan teknik-teknik khusus
seperti, teknik sentuhan hangat, memanggil dengan nama yang disukai dan
pandangan terfokus dengan pasien.

13
DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Wahyudi, 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriatri. Jakarta : EGC

Azizah, Lilik. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta : Graba Ilmu

Kushariyadi. 2017. Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta :


Salemba Medika

Indrawati. 2016. Komunikasi Untuk Perawat.  Jakarta : EGC

14
15

Anda mungkin juga menyukai