Anda di halaman 1dari 13

PENERAPAN KEADILAN TERHADAP

PEJABAT GUNA MEMBERANTAS


KORUPSI

Nama kelompok 5
1. Moch.Malik satria
2. Maria Florentina R
3. Cholifatun Nisa A
4. Nurrahmi
PENGERTIAN
 Keadilan dalam bahasa sebenarnya adalah memberikan
sesuatu pada tempatnya, adil bukan berarti sama rata,
melainkan memberikan sesuatu pada orang yang tepat
sesuai dengan aturan yang berlaku
MACAM – MACAM KEADILAN
 Keadilan menurut Aristoteles
1. Keadilan Komunikatif
2. Keadilan Distributif
3. Keadilan Konvensional
4. Keadilan Perbaikan
5. Keadilan Kodrat Alam
Keadilan menurut Plato
6. Keadilan Moral
7. Keadilan Prosedural
PENGERTIAN KORUPSI
 Korupsi atau rasuah (bahasa latin: corruptio dari kata
kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak,
menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) adalah
tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai
negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu
yang secara tidak wajar dan tidak legal
menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan
kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak.
TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM
PERSPEKTIF NORMATIF
 Memperhatikan Undang-undang nomor 31 tahun 1999
Undang-undang Nomor 20 tahun 2001,maka tindak
Pidana Korupsi itu dapat dilihat dari dua segi yaitu
korupsi Aktif dan Korupsi Pasif.
TINDAK PIDANA KORUPSI AKTIF
1. memperkaya diri sendiri atau orang lain (Pasal 2
Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999)
2. menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau
Korporasi yang menyalahgunakan
kewenangan,kesempatan (Pasal 3 Undang-undang
Nomor 31 Tahun 1999)
3. Memberi hadiah Kepada Pegawai Negeri dengan
mengingat kekuasaan atau wewenang yang melekat
pada jabatan atau kedudukannya,atau oleh pemberi
hadiah atau janji dianggap melekat pada jabatan atau
kedudukan tersebut (Pasal 4 Undang-undang Nomor
31 Tahun 1999)
 Percobaan pembantuan,atau pemufakatan jahat untuk
melakukan Tindak pidana Korupsi (Pasal 15 Undang-
undang Nomor 20 tahun 2001)
 Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada Hakim
dengan maksud untuk mempengaruhi putusan perkara
yang diserahkan kepadanya untuk diadili (Pasal 6 ayat
(1) huruf a Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001)
TINDAK PIDANA KORUPSI PASIF
 Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang
menerima pemberian atau janji karena berbuat atau tidak
berbuat sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan
dengan kewajibannya (pasal 5 ayat (2) Undang-undang
Nomor 20 tahun 2001)
 Hakim atau advokat yang menerima pemberian atau janji
untuk mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan
kepadanya untuk diadili atau untuk mepengaruhi nasihat
atau pendapat yang diberikan berhubung dengan perkara
yang diserahkan kepada pengadilan untuk diadili (Pasal
6 ayat (2) Undang-undang nomor 20 Tahun 2001)
 Hakim yang enerima hadiah atau janji,padahal diketahui
atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut
diberikan untuk mempengaruhi putusan perkara yang
diserahkan kepadanya untuk diadili (pasal 12 huruf c
Undang-undang nomor 20 tahun 2001)
UPAYA YANG DAPAT DITEMPUH
DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI
Ada beberapa upaya yang dapat ditempuh dalam
memberantas tindak korupsi di Indone-sia, antara lain
sebagai berikut :
 Upaya pencegahan (preventif).

 Upaya penindakan (kuratif).

 Upaya edukasi masyarakat/mahasiswa.

 Upaya edukasi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat).


PENERAPAN KEADILAN TERHADAP
PEJABAT GUNA MEMBERANTAS KORUPSI.
 Landasan memperjuangkan keadilan
 Dalam Pembukaan UUD 1945 dikatakan bahwa menciptakan
keadilan social merupakan salah salah satu tugas utama RI dijabarkan
dalam pasal 33 dan 34 .
 Seorang pemimpin harus mengabdi kepada kepentingan umum yang
meliputi kepentingan individu maupun kepentingan kelompok dalam
upaya mensejahterakan seluruh rakyat.pemimpin juga harus berperan
sebagai pemikir bagi kelompoknya sehingga dia dapat mempersatukan
dan memotivasi orang lain untuk berkarya.seorang pemimpin harus
dapat pula menyatu dengan masyarakat atau rakyatnya sehingga dia
dapat mengetahui pasti persoalan yang dihadapi
masyarakatnya.seorang pemimpin harus bijak,jujur,berwawasan,
Sorang pemimpin harus memiliki konsep kepemimpinan sbb:
1. Berketuhanan YME
2. Pemimpin dan rakyat mmiliki kedudukan yang sama dihadapan
Tuhan.
3. Hing ngarsa sung tulada ( Pemimpin di depan memberi teladan)
4. Hing madya mangun karsa ( detengah-tengah ) memberi dorongan)
5. Tut wuri handayani ( dibelakan g memberi kekuatan ).
6. Waspada purba wisesa seorang pemimpin memiliki wibawa,
kelebihan dan kemampuan Prasaja seorang pemimpin bersahaja
atau sederhana
7. Satya, seorang pemimpin selalu setia.
8. Terbuka, seorang pemimpin mau mendengar pendapat dan kritik
orang lain.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai