Anda di halaman 1dari 13

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN

D
I
S
U
S
U
N
OLEH KELOMPOK 5 :

Rita Florensia Pasaribu (032019005)


Kresensia Anne Getrini Geba (032019014)
Grace Celline Putri (032019022)
Agustina Sabarni Tambunan (032019030)
Julia R. fransiska Siregar (032019038)

STIKES SANTA ELISABETH MEDAN


T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN”. Makalah ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah ILMU DASAR KEPERAWATAN (IDK) Program Studi
Keperawatan. Dalam menyusun makalah ini, kami banyak memperoleh bantuan dari
berbagai PIHAK. Oleh karena itu, kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini
masih jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 05 Oktober 2019

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................. 1
1.2 TUJUAN…………………………………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 ANATOMI SISTEM PERKEMIHAN ……………………………………… 3
2.2 FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN……………………………………… 4
2.3 FUNGSI GINJAL…………………………………………………………… 5
2.4 URETER…………………………………………………………................. 6
2.5 KANDUNG KEMIH……………………………………………………….. 7
2.6 URINE

BAB III PENUTUP


KESIMPULAN .................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berkemih merupakan suatu reflex spinalis yang dipermudah dan dihambat oleh saraf
pusat saraf yang lebih tinggi dikendalikan oleh saraf pusat saraf diotak. Reflex diawali
dengan peregangan otot vesika urinaria waktu terisi oleh urine. Impuls aferen berjalan
menuju nervus splangnikus dan sfingter ini melemas jika urine masuk ke pelvikus dank e
segmen sakralis II, III, dan IVmedula spinalis. Impuls aferen meninggalkan medulla spinalis
dari segmen yang sama, berjalan melalui serabut saraf preganglion parasimpatis menuju
nervus splangnikus pelvikus dan pleksus hipogastrikus inferior menuju dinding vesika
urinaria, bersinaps dengan neuron postganglion.
Pada anak muda, berkemih merupakan reflex sederhana dan berlangsung apabila vesika
urinaria tegang. Pada orang dewasa reflex regang sederhana dihambat oleh aktivitas korteks
serebri sampai waktu dan tempat tersedia.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui anatomi ginjal


2. Untuk memahami fisiologi ginjal
3. Untuk memahani proses pembentukan urine
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 ANATOMI SISTEM PERKEMIHAN


2.2 FISIOLOGI GINJAL
Ginjal

Ginjal merupakan organ penting dalam mempertahankan hemeostatis cairan tubuh secara baik.
Bentuk ginjal seperti biji kacang, jumlahnya ada dua dikiri dan kanan. Ginjal terletak dikedua
sisi medulla spinalis, dibalik rongga peritoneum. Ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan, pada
umunya ginjal laki-laki lebih panjang dari pada ginjal perempuan (syaifuddin, 1994). Ukuran
ginjal orang dewasa adalah panjang 10 cm; 5,5 cm pada sisi lebar; dan 3 cmn pada sisi sempit
dengan berat setiap ginjal berkisar 150 g.

ginjal terdiri dari satu juta unit fungsional nefron yang bertugas menyaring darah dan membuang
limbah metabolik. Ginjal bertugas mempertahankan homeostatis cairan tubuh melalui beberapa
cara yakni :

a) Pengaturan volume cairan. Jumlah cairan dan elektrolit dalam tubuh berfluktuasi.
Proses ekskresi ini diatur oleh ginjal. Jika seseorang minum banyak, urinnya akan
encer dan volumenya akan bertambah. Sebaliknya jika orang tersebut minum
sedikit, urinnya akan pekat dan volume berkurang.
b) Pengaturan jumlah elektrolit tubuh. Kandungan elektrolit dalam tubuh cenderung
konstan. Kondisi ini dipertahankan melalui dua proses, yaitu laju filtrasi
glomerulus (GFR) dan proses reabsorbsi yang selektif di tubulus ginjal akibat
pengaruh hormon. Saat jumlah ion Na⁺ meningkat, ginjal akan mengontrolnya
dengan meningkatakan GFR dan menghambat sekresi hormone aldosteron
sehingga reabsorsi Na⁺ berkurang, demikian pula sebaliknya.
c) Pengaturan keseimbangan asam basa tubuh. Ginjal merupakan mekanisme
pengatur keseimbangan asam- basa yang paling kuat. Dalam menjalankan
fungsinya, ginjal tidak hanya mengubah-ubah pengaturan H⁺, tetapi juga menahan
atau membuang HCO₃⁻ sesuai dengan status asam- basa tubuh.
d) Ekskresi sisa- sisa metabolisme. Ginjal mengekskresikan zat- zat racun ( mis,
ureum, asam urat, keratinin, sulfat, fosfat) dan obat- obatan dari tubuh.
e) Reabsorbsi bahan yang bersifat vital untuk tubuh. Normalnya, bahan- bahan
organic seperti glukosa dan asam amino direabsorpsi secara total kedalam darah,
dan biasanya tidak diekskresian ke dalam urine. Upaya ini mencegah hilangnya
nutrien – nutrien penting dari tubuh.
f) Fungsi hormonal dan metabolisme. Ginjal menyekresikan hormone rennin untuk
mempertahankan keseimbangan cairan – elektrolit dan tekanan darah ( sistem
renin- angiotensin- aldosteron). Selain itu,ginjal juga berperan dalam proses
metabolism zat – zat tertentu ( mis, obat).
Struktur ginjal

Ginjal ditutupi oleh kapsul tunika fibrosa yang kuat. Apabila kapsul dibuka terlihat permukaan
dari ginjal licin dengan warna merah tua.

Ginjal terdiri dari :

 Bagian dalam ( internal ) medula. Substansia medularis terdiri dari piramiid renalis
jumlahnya antara 8- 16 buah yang mempunyai basis sepanjang ginjal, sedangkan
apeksnya menghadap kesinus renalis.
 Bagian luar ( eksternal) korteks. Subtansia kortekalis berwarna coklat merah, konsistensi
lunak dan bergranula. Subtansia ini tepatdibawah tunika fibrosa, melengkung sepanjang
piramid yang berdekatan dengan sinus renalis, bagian dalam di anatara piramid
dinamakan kolumna renalis

1. Pembungkus ginjal

Ginjal dibungkus oleh suatu massa jaringan lemak yan disebut kapsula adiposa.
Bagian paling tebal terdapat pada tepi ginjal yang memanjang melalui hilus renalis. Ginjal dan
kapsula adipose tertutup oleh suatu lamina khusus dari fasia subserosa yang disebut fasia renalis
yang terdapat diantara lapisan dalam dari fasia profunda dan stratum fasia subserosa internus.
Fasia subserosa terpecah menjadi dua bagian yaitu lamella anterior (fasia prerenalis) dan lamella
posterior (fasia retrorenalis).

1. Pembungkus ginjal

Ginjal dibungkus oleh suatu massa jaringan lemak yan disebut kapsula adiposa.
Bagian paling tebal terdapat pada tepi ginjal yang memanjang melalui hilus renalis. Nefron
adalah masa tubulus mikroskopis ginjal yang merupakan satuan fungsional ginjal. Nefron
menyaring darah dan mengontrol komposisinya. Setiap nefron berawal dari berkas kapiler yang
terdiri dari :

a) Glomerolus, merupakan gulungan atau anyaman kapiler yang terletak di dalam kapsula
Bowman (ujung buntu tubulus ginjal yang bentuknya seperti kapsula cekung menutupi
glomerulus yang saling melilitkan diri). Glomerulus menerima darah dari arteriola aferen
dan meneruskan darah kesistem vena melalui arteriola aferen.
b) Tubulus proksimal konvulta, tubulus ginjal yang langsung berhubungan dengan
kapsula bowman dengan panajang 15 Mm dan diameter 55 Mm. bentuknya berkelok-
kelok menjalar dari korteks kebagian medulla dan kembali ke korteks.
c) Ansa henle, bentuknya lurus dan tebal diteruskan kesekmen tipis selanjutnya kesekmen
tebal, panjangnya 12 Mm, total panjang 2-14Mm
d) Tubulus distal konvulta, bagian tubulus ginjang yang berkelok-kelok dan jauh letaknya
dari kapsula bowmen, panjangnya 5 Mm. tubulus distal dari masing-masing nefron
bermuara ke duktus kalogens yang panjangnya 20Mm.
e) Duktus koligem medulla, bukan merupakan sluran metabolic tidak aktif, tetapi
pengaturan secara halus ekskresi natrium urin terjadi disini dengan aldosteron di
hubungkan dengan meningkatan reabsorbsi natrium.

2.3 APARATUS JUKSTA GLOMERULUS


Arteriol aferen dan ujung akhir ansa hanle assendens, nefron yang sama bersentuhan
untuk jarak yang pendek pada titik persentuhan sel tubulus atau ansa henley assendens
manjadi tinggi dinamakan akula densa, dinding arteriola yang bersentuhan dengan ansa
henley menjadi tebal karena sel-sel nya menganduk butir-butir sekresi renin yang besar yang
disebut sel juksta glomeolus

2.3 PEREDARAN DARAH GINJAL

Ginjal mendapat darah dari arteri renalis merupakan cabang dari aborta abdominalis, sebelum
masuk kedalam masa ginjal. Cabang anterior memberikan darah untuk ginjal anterior dan
ventral. Cabang posterior memberikan darah utnuk ginjal prosterior dan ventra.

a. Fasa averen glomerulus untuk 1-2 glomerulus


b. Pleksus kapiler sepanjang tubuh menlingkar dalam korteks tampak berhubungan
dengan glomeralis
c. Pembeluh darah menembus kapsula bowman

2.5 URETER

Ureter adalah tabung yang berasal dari ginjal dan bermuara di kandung kemih.Panjangnya
sekitar 25cm dan diameternya 1,25cm.bagian atas ureter berdilatasi dan melekat pada hilus
ginjal,sedangkan bagian bawahnya memasuki kandung kemih pada sudut posteriol dasar
kandung kemih.Urin didorong melewati ureter dengan gelombang veristalik yang terjadi sekitar
1-4 kali/menit.Pada pertemuan ureter dan kandung kemih,terdapat lipatan membran lukosa yang
bertindak sebagai katup guna mencegah repluks urine kembali ke ureter sehingga mencegah
penyebaran infeksi dari kandung kemih keatas.

2.6 KANDUNG KEMIH

Kandung kemih atau vesika urinaria adalah kantung muscular tempat urine bermuara dari
ureter. Ketika kosong atau setengah terisi, kandung kemih terletak dibelakang simfisis pubis.
Pada pria, kandung kemih terletak diantara kelenjar prostat dan rectum; pada wanita, kandung
kemih terletak diantara uterus dan vagina. Dinding kandung kemihsangat elastic sehingga
mampu menahan reganagn yang sangat besar. Saat penuh, kandung kemih bisa melebihi simfisis
pubis, bahkan bisa setinggi umbilikus.

2.7 URETRA

Uretra membentang dari kandung kemih sampai meatus uretra. Panjang uretra pada sekitar
20 cm dan membentang dari kandung kemih sampai ujung penis. Uretra pria terdiri atas tiga
bagian , yaitu uretra pars prostatika,uretra pars membranosa, dan uretra pars spongiosa. Pada
wanita, panjang uretra sekitar 3cm dan membentang dari kandung kemih sampai lubang diantara
labia minora, 2,5 cm dibelakang klitoris. Karena uretranya yang pendek, wanita lebih rentan
mengalami infeksi saluran kemih.

2.8 URINE
Ciri dari urine yang normal :
 Jumlah dalam 24 jam ±1500 cc, bergantung pada banyaknya asupan cairan
 Berwarna oranye bening, pucat, tanpa endapan
 Berbau tajam
 Sedikit asam ( pH rata – rata 6)

Proses pembentukan urine

Ada tiga proses dasar yang berperan dalam pembentukan urine : filtrasi glomerulus,
reabsorpsi tubulus, dan sekresi tubulus.

1. Filtrasi glomerulus. Proses ini terjadi karena permukaan aferen lebih besar dari
permukaan aferen sehingga terjadi penyerapan darah. Saat darah melalui glomerulus,
terjadi filtrasi plasma bebas protein menembus membran kapiler glomerulus kedalam
kapsula bowman. Filtrate yang lolos tersebut terdiri atas air, glukosa, natrium, klorida,
sulfat, dan bikarbonat yang kemudian diteruskan ke tubulus ginjal.
2. Reabsorpsi tubulus. Pada tubulus bagian atas, terjadi penyerapan kembali sebagian besar
zat- zat penting , seperti glukosa, natrium, klorida,sulfat, dan ion bikarbonat. Proses
tersebut berlangsung secara pasif yang dikenal dengan istilah reabsorpsi obligator.
Apabila diperlukan, tubulus bawah akan menyerap kembali natrium dan ion bikarbonat
melalui proses aktif yang dikenal dengan istilah reabsorpsi fakultatif. Zat- zat yang di
reabsorpsi tersebut akan diangkut oleh kapiler peritubulus ke vena kemudian kejantung
unuk kembali diedarkan.
3. Sekresi tubulus. Mekanisme ini merupakan cara kedua bagi darah untuk masuk kedalam
tubulus disamping melalui filtrasi glomerulus. Melalui sekresi tubulus, zat- zat tertentu
pada plasma yang tidak berhasil disaring di kapiler tubulus dapat lebih cepat dieliminasi.
2.9 FISIOLOGI BERKEMIH
Urine masuk ke kandung kemih. Terjadi peregangan serat otot dinding kandung kemih.
Impuls berjalan melalui serabut aferen menuju pars lumbalis medulla spinalis dan di
transmisikan ke korteks serebri, Timbul rangsangan ingin buang air kecil. Pengeluran urine
dibantu oleh kontraksi otot dinding abdomen dan diafragma, juga oleh peningkatan tekanan
kandung kemih yang sebelumnya telah berisi 170-230ml urine.
BAB III
KESIMPULAN
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang
dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi dalam tubuh larut dalam air dan
dikeluarkan berupa urin (air kemih).
DAFTAR PUSTAKA
Wahit Iqbal Mubarak, SKM & Ns. Nurul Chayatin, S.Kep. (2008) Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta

Drs. H. Syaifuddin, AMK. (2012) Antaomi Fisiologi. Jakarta


PERTANYAAN
1. Meihesti : Apa yang terjadi jika aliran urin tersumbat? (Grace Celline)
2. Pretty : Apa tanda tanda terjadinya penyakit ginjal? (Anne, Agustina)
3. Ngadina : Pada bagian mana zat yang mengatur warna pada urin? (Julia)
4. Elfis : Apa yang terjadi pada seseorang jika dia hanya mempunyai
satu ginjal (Rita)

Anda mungkin juga menyukai