PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Kehilangan dan Kedukaan?
2. Bagaimana Rentang Respons Emosi?
3. Bagaimana Tahapan Proses Kehilangan dan Berduka?
4. Bagaimana Tahapan Proses Kehilangan?
5. Bagaimana Bentuk Kehilangan?
C. Tujuan Penulisan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian kehilangan dan kedukaan.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui rentang respons emosi.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui tahapan proses kehilangan dan
berduka.
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui tahapan proses kehilangan.
5. Agar mahasiswa dapat mengetahui bentuk kehilangan.
D. Manfaat Penulisan
BAB II
TINJAUAN TEORI
Kesehatan Kepemilikan
Kemandirian Keamanan keuangan
Rasa mengontrol kehidupannya Makna produktivitas dan
sendiri pemenuhan diri
Privasi Gaya hidup
Kesopanan Rencana atau impian di masa
Gambar diri depan
Hubungan Impian untuk kekal
Peran di dalam dan luar rumah Uang
yang telah ada Rutinitas sehari-hari
Status social Tidur
Kepercayaan diri Fungsi seksual
Aktivitas di waktu luang
Adaptif Maladaptive
1. Fase akut
1. Fase awal
Pada fase awal seseoarang menunjukkan reaksi syok, tidak yakin, tidak
percaya, perasaan dingin, perasaan kebal, dan bingung.Perasan tersebut
d. Tahap Depresi
Tahap depresi merupakan tahap diam pada fase kehilangan. Pasien
sadar akan penyakitnya yang sebenarnya tidak dapat ditunda lagi. Individu
menarik diri, tidak mau berbicara dengan orang lain, dan tampak putus
asa. Secara fisik, individu menolak makan, susah tidur, letih, dan
penurunan libido.
Fokus pikiran ditujukan pada orang-orang yang dicintai, misalnya
Apa yang terjadi pada anak-anak bila saya tidak ada? atau Dapatkah
keluarga saya mengatasi permasalahannya tanpa kehadiran saya?.
Depresi adalah tahap menuju orientasi realitas yang merupakan
tahap yang penting dan bermanfaat agar pasien dapat meninggal
dalam tahap penerimaan dan damai. Tahap penerimaan
terjadi hanya pada pasien yang dapat mengatasi kesedihan
dan kegelisahannya.
E. BENTUK KEHILANGAN
1. Kehilangan orang bermakna, misalnya seseorang yang dicintai
meninggal atau dipenjara.
2. Kehilangan kesehatan bio-psiko-sosial, misalnya menderita suatu
penyakit, amputasi bagian tubuh, kehilangan pendapatan, kehilangan
perasaan tentang diri, kehilangan pekerjaan, kehilangan kedudukan, dan
kehilangan kemampuan seksual.
3. Kehilangan milik pribadi, misalnya benda yang berharga, uang, atau
perhiasan.
PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Faktor Predisposisi :
1. Genetik
Seorang individu yang memiliki anggota keluarga atau dibesarkan dalam
keluarga yang mempunyai riwayat depresi akan mengalami kesulitan
dalam bersikap optimis dan menghadapi kehilangan.
2. Kesehatan fisik
Individu dengan kesehatan fisik prima dan hidup dengan
teratur mempunyai kemampuan dalam menghadapi stres dengan lebih
baik dibandingkan dengan individu yang mengalami gangguan fisik.
3. Kesehatan mental
Individu dengan riwayat gangguan kesehatan mental memiliki tingkat
kepekaan yang tinggi terhadap suatu kehilangan dan berisiko untuk
kambuh kembali.
4. Pengalaman kehilangan sebelumnya
Kehilangan dan perpisahan dengan orang berarti di masa
kanak-kanak akan memengaruhi kemampuan individu dalam
menghadapi kehilangan di masa dewasa.
Faktor Presdipitasi
Perilaku
Mekanisme Koping
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Masalah keperawatan yang sering timbul pada pasien kehilangan adalah
sebagai berikut.
1. Berduka berhubungan dengan kehilangan aktual.
2. Berduka disfungsional.
3. Berduka fungsional.
C. RENCANA INTERVENSI
Prinsip intervensi :
1. Prinsip intervensi keperawatan pada tahap penyangkalan (denial) adalah
memberi kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaannya dengan
cara berikut.
a. Dorong pasien mengungkapkan perasaan kehilangan.
b. Tingkatkan kesadaran pasien secara bertahap tentang kenyataan
kehilangan pasien secara emosional.
c. Dengarkan pasien dengan penuh pengertian. Jangan
menghukum danmenghakimi.
d. Jelaskan bahwa sikap pasien sebagai suatu kewajaran pada individu
yang mengalami kehilangan.
e. Beri dukungan secara nonverbal seperti memegang tangan, menepuk
bahu, dan merangkul.
f. Jawab pertanyaan pasien dengan bahasan yang sederhana, jelas, dan
singkat.
g. Amati dengan cermat respons pasien selama bicara.
2. Prinsip intervensi keperawatan pada tahap marah (anger) adalah dengan
memberikan dorongan dan memberi kesempatan pasien untuk
mengungkapkan marahnya secara verbal tanpa melawan kemarahannya.
Perawat harus menyadari bahwa perasaan marah adalah ekspresi frustasi
dan ketidakberdayaan.
a. Terima semua perilaku keluarga akibat kesedihan (marah, menangis).
b. Dengarkan dengan empati. Jangan mencela.
c. Bantu pasien memanfaatkan sistem pendukung.
3. Prinsip intervensi keperawatan pada tahap tawar-menawar
(bargaining)adalah membantu pasien mengidentifikasi perasaan bersalah
dan perasaan takutnya.
1. Tujuan
a. Keluarga mengenal masalah kehilangan dan berduka.
b. Keluarga memahami cara merawat pasien berduka berkepanjangan.
c. Keluarga dapat mempraktikkan cara merawat pasien berduka
disfungsional.
d. Keluarga dapat memanfaatkan sumber yang tersedia di masyarakat.
2. Tindakan
a. Berdiskusi dengan keluarga tentang masalah kehilangan dan
berduka dan dampaknya pada pasien.
b. Berdiskusi dengan keluarga cara-cara mengatasi berduka
yang dialami oleh pasien.
c. Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat
pasien dengan berduka disfungsional.
d. Berdiskusi dengan keluarga sumber-sumber bantuan yang dapat
dimanfaatkan oleh keluarga untuk mengatasi kehilangan yang
dialami oleh pasien.
E. EVALUASI
1. Pasien mampu mengenali peristiwa kehilangan yang dialami.
2. Memahami hubungan antara kehilangan yang dialami dengan keadaan
dirinya.
3. Mengidentifikasi cara-cara mengatasi berduka yang dialaminya.
4. Memanfaatkan faktor pendukung.
5. Keluarga mengenal masalah kehilangan dan berduka.
6. Keluarga memahami cara merawat pasien berduka berkepanjangan.
7. Keluarga mempraktikkan cara merawat pasien berduka disfungsional.
8. Keluarga memanfaatkan sumber yang tersedia di masyarakat.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Ah. Yusuf, Rizky Fitryasari PK, Hanik Endang Nihayanti.2015. Buku Ajar
Keperawatan Kesehatan Jiwa.Jakarta : Salemba Medika
Yosep Iyus.2016. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung : PT. refrika aditama