proses mempersiapkan pasien untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit
yang lain di dalam atau di luar suatu agen pelayanan kesehatan umum. Discharge
pasien sesuai dengan apa yang dilakukan oleh pemberi pelayanan kesehatan (Kozier,
perlunya sebuah perawatan tindak lanjut dan seseorang untuk mengatur perawatan
tindak lanjut tersebut kepada pasien, baik perawatan diri yang diberikan oleh anggota
keluarga, perawatan dari tim profesional kesehatan atau kombinasi dari keduanya
untuk meningkatkan dan mempercepat kesembuhan pasien (Birjandi dan Lisa, 2008).
atau perawat lainnya untuk memastikan bahwa pasien mendapatkan home care yang
keperawatan pasien.
rumah.
pengobatan
8. Setelah pasien dipulangkan, pasien dan keluarga dapat mengetahui apa yang
telah dilaksanakan, apa yang harus dan tidak boleh dilakukan dan bagaimana
tahapan dari proses yang nantinya akan mengarah terhadap hasil yang diinginkan.
kondisinya
4. Turut serta dalam menangani masalah dan kesulitan yang mungkin akan
7. Membuat suatu arahan yang tepat dan tindak lanjut yang sesuai dengan hasil
bertanggung jawab untuk setiap tindakan, serta dalam kasusu yang kompleks
10. Meninjau dan selalu memperbarui rencana untuk progress yang lebih baik
11. Selalu memberikan informasi yang akurat terhadap semua yang terlibat.
Klasifikasi jenis pemulangan pasien menurut Nursalam (2011) adalah sebagai berikut:
dilakukan apabila kondisi pasien baik dan tidak terdapat komplikasi. Pasien
untuk sementara dirawat di rumah namun harus ada pengawasan dari pihak
dari hubungan pasien dengan rumah sakit. Namun apabila pasien perlu dirawat
terdekat.
F. Komponen Discharge Planning
didokumentasikan meliputi:
1. Peralatan atau barang yang diperlukan dirumah; pastikan bahwa keluarga dapat
3. Untuk diet, sarankan pada ahli nutrisi untuk mengajarkan pasien dan keluarga agar
Pada kondisi awal, prosedur harus didampingi oleh perawat supervisi dan klien
perawat supervisi
keluarga mendapatkan atau menyediakan obat atau alat yang dibutuhkan pasien
dirumah
8. Ajarkan mengenai aktivitas yang dianjurkan dan boleh dilakukan serta yang tidak
diperbolehkan
9. Dokumentasikan setiap edukasi yang telah diajarkan pada pasien dan keluarga
psikologis, sosial, budaya, dan ekonomi. Proses ini terdapat tiga fase, yaitu akut,
semua cangkupan pada fase akut dilaksankan tetapi urgensinya berkurang. Dan
setelah pemulangan.
1. Pengkajian
finansial, nilai kesehatan, latar belakang budaya dan etnis, pendidikan, serta
dengan kondisi yang akan diciptakan di rumah tempat tinggal pasien setelah
kesehatan yang diberikan bermanfaat dan dapat ditangkap oleh pasien maupun
seperti ukuran ruangan, kebersihan jalan menuju pintu, lebar jalan, fasilitas
kamar mandi, ketersediaan alat-alat yang berguna (seorang perawat perawatan
setelah pemulangan (seperti ahli gizi, pekerja sosial, perawat klinik spesialis,
(Nursalam, 2011)
2. Perencanaan
Perry dan Potter (2005) hasil yang diharapkan jika seluruh prosedur telah
rumah.
3. Penatalaksanaan
Perry dan Potter (2005) penatalaksanaan dapat dibedakan dalam dua bagian, yaitu
kebutuhan pasien.
rekaman video dapat diberikan kepada pasien muapun sumber yang yang
feeding pump).
4) Tawarkan bantuan untuk memakaikan baju pasien dan semua barang milik
pasien.
9) Bantu pasien menuju kursi roda atau usungan dan gunakan sikap tubuh
ruangan pasien.
I. Evaluasi
yang dibutuhkan, tanda-tanda fisik atau gejala yang harus dilaporkan kepada
dokter.
menganjurkan perbaikan.
a) Berikan pendidikan kesehatan tentang Thalasemia kepada orang tua atau orang
produk susu, daging, kacang-kacangan, sayuran berwarna hijau tua, jeruk, dan
biji-bijian
pengasuhnya
e) Mengajarkan teknik ileostomi dan manfaatnya bagi pasien kepada orang tua
g) Menjelaskan jadwal makan atau pola makan untuk dilakukan dan disesuaikan
h) Menjelaskan aktivitas yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh anak
pneumonia
b) Menjelaskan supaya anak tidak terpapar asap rokok karena asap rokok
d) Menganjurkan untuk pemberian gizi seimbang dan cukup sesuai usia anak
terjadinya dehidrasi
f) Menganjurkan pada orang tua atau pengasuh untuk menutup mulut anak saat
batuk karena penyebaran pneumonia banyak berasal dari batuk dan bersin
perut bergerak masuk dan keluar dengan cepat, mengisap atau di bawah tulang
dievaluasi kembali
h) Menjelaskan kepada orang tua atau pengasuh tentang jadwal kontrol anak.
a) Berikan pendidikan kesehatan tentang penyakit diare pada orang tua atau
pengasuh anak
d) Ajarkan pada orang tua mengenai pemberian makanan dan minuman yang
cukup
f) Ajarkan pada orang tua untuk mengenali tanda-tanda dehidrasi, seperti ubun-
Proses tahap akhir dalam case management merupakan satu rangkaian komunikasi
post-transisi pasien dari rumah sakit ke komunitas atau pihak yang melakukan perawatan
a. Transisi pelayanan
Proses peralihan perawatan pasien dari rumah sakit ke komunitas atau pihak yang
b. Evaluasi
Evaluasi dilakukan 2x24 jam pasca-transisi. Pada kondisi tertentu bisa dilakukan
home visite untuk memonitor apakah proses transisi pelayanan dari rumah sakit
Perencanaan manajemen transisi dimulai sejak kontak pertama dengan pasien serta
selalu dievaluasi dan disesuaikan dengan kondisi pasien selama di rumah sakit. Hal-hal yang
perlu dinilai dan dilakukan follow up post discharge adalah sebagai berikut:
a. Monitoring kepatuhan terhadap rencana terapi setelah keluar dari rumah sakit
Indikasi follow up post discharge adalah yang memenuhi kriteria pasien pemulangan kritis
yang meliputi:
a. Klinis pasien
a. Phone call
Alfajri, Novi Zain., Sugiarsih., dan Nurmastuti, Hafidzah. (2017). Implementasi Case
Manajemen System di Rumah Sakit. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Birjandi A, Lisa BM. (2008). Discharge Planning Handbook for Healthcare: Top 10 Secrets
to Unlocking a New Revenue Pipeline. London: CRC Press.
Kozier, dkk. (2011). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Konsep, Proses Dan Praktik. 7th
ed. Jakarta: EGC.
Lees L. (2012). Timely Discharge from Hospital. Birmingham: England NHS Foundation
Trust.
Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan
Profesional. (3, ed.). Jakarta: Salemba Medika.
Potter dan Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. 4th ed. Jakarta: EGC.