Anda di halaman 1dari 20

Menghitung Jumlah Tenaga Dalam Satu Shift Menggunakanm Metode

Gillies, Menyusun Alokasi Penjadwalan Dinas Dan Skenario Overan

Dibuat untuk memenuhi tugas praktikum “Manajemen Keperawatan”

Dosen Pengampu:

Dr. Yulastri Arif, S.Kp., M.Kep

Disusun Oleh:
RPL Kelompok 2
Dwi Rahayu 2211316009
Lidia Warni 2211316011
Oktri Suryani 2311316004
Tassya Farhanni 2311316007
Lathifa Harsyah 2311316013

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Kami ucapkan
terimakasih kepada Ibu Dr. Yulastri Arif, S.Kp., M.Kep selaku dosen yang
membimbing mata kuliah Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan. Tidak
lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Kelompok sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 6 Mei 2024

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 5
BAB II ..................................................................................................................... 6
TINJAUAN TEORI ................................................................................................ 6
A. Konsep Teori Gillies..................................................................................... 6
B. Perhitungan Tenaga Perawat (Metode Gillies)............................................. 8
C. Pembagian Jadwal Dinas.............................................................................11
D. Konsep Overan ........................................................................................... 12
E. Manfaat Overan .......................................................................................... 12
F. Tahapan Overan ......................................................................................... 12
G. Roleplay Overan......................................................................................... 14
BAB III ................................................................................................................. 19
PENUTUP ............................................................................................................. 19
A. Kesimpulan ................................................................................................ 19
B. Saran ........................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 20

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Departemen Kesehatan RI pada tahun 2018 menjelasan, fasilitas pelayanan


kesehatan profesional yang bertanggung jawab terhadap kesejahteraan
masyarakat serta memberikan layanan kesehatan secara komprehensif bagi
individu adalah rumah sakit. Peran rumah sakit sangat penting dalam
meningkatkan tingkat kesehatan secara maksimal, di mana salah satu elemen
yang mendukungnya adalah praktik keperawatan (Atrivia, 2022).
Error yang terjadi selama praktik keperawatan sangat beresiko terjadi hal ini
dijelaskan dari, JCI (2012), mencatat bahwa 80% kesalahan dalam pemberian
obat berkaitan dengan kesalahan komunikasi antara penyedia layanan kesehatan.
Keterampilan dalam berkomunikasi saat memberikan pelayanan kesehatan
dimulai dari pengenalan pasien merupakan aspek yang sangat krusial untuk
mencapai hasil perawatan yang optimal, sekaligus mengurangi angka kesalahan
medis yang disebabkan oleh kegagalan komunikasi oleh tenaga kesehatan,
termasuk di dalamnya perawat (Simamora, 2018).
Menurut standar yang telah ditetapkan, salah satu langkah yang harus
dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan, termasuk
asuhan keperawatan, adalah bahwa rumah sakit diwajibkan untuk memastikan
pencapaian Sasaran Keselamatan Pasien (SKP). SKP meliputi beberapa hal
seperti akurasi identifikasi pasien, peningkatan komunikasi yang efektif,
peningkatan keamanan dalam penggunaan obat-obatan yang perlu diwaspadai,
kepastian lokasi yang tepat, pelaksanaan prosedur yang sesuai, pemastian pasien
yang tepat dalam operasi, pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan, serta pengurangan risiko pasien jatuh. Semua ini merupakan syarat
yang harus dipenuhi oleh rumah sakit yang telah diakreditasi dan telah diatur
oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit versi 2012. Penetapan sasaran ini mengacu
pada Nine Life-Saving Patient Safety Solutions dari WHO Patient Safety tahun
2007 (Permenkes RI No. 1691, 2010 dalam (Sally, 2018).

4
Overan atau biasa disebut dengan timbang terima, adalah tahapan dimana
perawat yang sedang bertugas sebelumnya memberikan informasi kepada
perawat yang akan bertugas selanjutnya. Komunikasi yang terjalin dalam proses
pergantian shift ini bertujuan untuk menjaga kelangsungan asuhan keperawatan
secara berkesinambungan (Fernanda, 2019)(Fernanda, 2019).

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu konsep teori Gillies mengenai penghitungan tenaga keperawatan?


2. Apa itu konsep overan ?
3. Berapa jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan?
4. Pembagian jadwalan dinas per shift?
5. Skenario overan?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui teori konsep Gillies mengenai penghitungan tenaga


keperawatan
2. Untuk mengetahui konsep overan
3. Untuk mengetahui penghitungan kebutuhan tenaga perawat
4. Untuk mengetahui jadwal dinas per shift
5. Untuk mengetahui skenario overran

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Teori Gillies

Kebutuhan tenaga dapat ditinjau berdasarkan waktu perawatan langsung,


waktu perawatan tidak langsung dan waktu pendidikan kesehatan. Perkiraan
jumlah tenaga dapat dihitung berdasarkan waktu perawatan langsung yang
dihitung berdasarkan tingkat ketergantungan klien. Rata rata dari waktu yang
dibutuhkan untuk perawatan langsung (direct care) berkisar 4-5 jam/klien/hari.

Gillies (1994) menjelaskan rumus kebutuhan tenaga keperawatan di suatu unit


perawatan adalah sebagai berikut :

Jumlah jam keperawatan rata rata jumlah

Yang dibutuhkan klien/hari x klien/hari x hari/tahun


Jumlah hari/tahun - hari libur x jumlah jam kerja
Masing masing tiap perawat
Perawat

jumlah keperawatan yang dibutuhkan /tahun

= jumlah jam keperawatan yang di berikan perawat/tahun

= jumlah perawat di satu unit

A. Prinsip perhitungan rumus Gillies :

Jumlah Jam keperawatan yang dibutuhkan klien perhari adalah :

1) waktu keperawatan langsung (rata rata 4-5 jam/klien/hari) dengan


spesfiikasi pembagian adalah : keperawatan mandiri (self care) = ¼ x 4
= 1 jam , keperawatan partial (partial care ) = ¾ x 4 = 3 jam , keperawatan

6
total (total care) = 1-1.5 x 4 = 4-6 jam dan keperawatan intensif (intensive
care) = 2 x 4 jam = 8 jam.
2) Waktu keperawatan tidak langsung

• menurut RS Detroit (Gillies, 1994) = 38 menit/klien/hari

• menurut Wolfe & Young ( Gillies, 1994) = 60 menit/klien/hari = 1


jam/klien/hari

3) Waktu penyuluhan kesehatan lebih kurang 15 menit/hari/klien = 0,25


jam/hari/klien

4) Rata rata klien per hari adalah jumlah klien yang dirawat di suatu unit
berdasarkan rata rata biaya atau menurut Bed Occupancy Rate (BOR)
dengan rumus :
Jumlah hari perawatan RS dalam waktu
tertentu x 100 % Jumlah tempat tidur
x 365 hari

• Jumlah hari pertahun yaitu : 365 hari.

• Hari libur masing-masing perawat per tahun, yaitu : 73 hari ( hari


minggu/libur = 52 hari ( untuk hari sabtu tergantung kebijakan rumah
sakit setempat, kalau ini merupakan hari libur maka harus
diperhitungkan , begitu juga sebaliknya ), hari libur nasional = 13
hari, dan cuti tahunan = 8 hari).
• Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam per minggu (kalau hari
kerja efektif 6 hari maka 40/6 = 6.6 = 7 jam per hari, kalau hari kerja
efektif 5 hari maka 40/5 = 8 jam per hari)
• Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan disatu unit harus
ditambah 20% (untuk antisipasi kekurangan /cadangan ).
• Perbandingan profesional berbanding dengan vocasional = 55% : 45 %

7
B. Perhitungan Tenaga Perawat (Metode Gillies)

Kasus

Rumah Sakit Sayang ibu merupakan rumah sakit Tipe C, memiliki satu ruangan
rawat inap bedah dengan rata-rata BOR 80% dari total tempat tidur 40 bed. Pasien
yang dirawat dengan tingkat ketergantungan mandiri berjumlah 50%, Parsial care
30% dan Total care 20%. Rata-rata jam kerja perawat setiap shift adalah 7 jam diluar
jam istirahat. Jumlah tenaga perawat yang terampil dan ahli dengan komposisi 60
% banding 40%. Kepala ruangan adalah seorang lulusan ners dan telah bekerja
sebagai kepala ruangan sejak 2 tahun yang lalu. Silahkan dihitung berapa
kebutuhan tenaga keperawatan dalam 1 hari, jumlah perawat yang bertugas setiap
shift dan silahkan disusun jadwal dinas dengan memperhatikan komposisi perawat
ahli dan terampil.

Diketahui :

• BOR = 80%
• Total tempat tidur = 40 bed
• Pasien Mandiri = 50 %
• Pasien Parsial Care = 30%
• Pasien Total Care = 20%
• Rata-rata jam kerja = 7 jam
• Komposisi Perawat
➢ Perawat Terampil = 60 %
➢ Perawat ahli = 40%

Ditanya :

1. Jumlah tenaga perawat yang bertugas setiap shift menurut Gilies


2. Menyusun Jadwal Dinas dengan memperhatikan komposisi perawat ahli
dan terampil

Jawaban

Jumlah Pasien berdasarkan BOR dengan Tingkat ketergantungan Pasien


= 𝐵𝑂𝑅 × 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑇𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑇𝑖𝑑𝑢𝑟 × 𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝐾𝑒𝑡𝑒𝑟𝑔𝑎𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛

8
a) Jumlah pasien mandiri = 80% × 40 × 50%
= 16 Pasien

b) Jumlah pasien parsial care = 80% × 40 × 30%


= 9,6 (10 Pasien)

c) Jumlah pasien Total care = 80% × 40 × 20%


= 6,4 (6 Pasien)

Total Keseluruhan pasien yang dirawat = 16 + 10 + 6 = 32 pasien

Rumus Perhitungan Kebutuhan tenaga keperawatan menurut Gillies

𝐴 × 𝐵 × 365
=
(365 − ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑙𝑖𝑏𝑢𝑟 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡) × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
Ket :
A = Jumlah jam keperawatan yang dibutuhkan klien per hari
B = Jumlah pasien rata rata per hari

➢ Waktu dibutuhkan dalam perawatan langsung


- Mandiri : 16 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 × 2 𝑗𝑎𝑚 = 32 𝑗𝑎𝑚
- Parsial Care : 10 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 × 4 𝑗𝑎𝑚 = 40 𝑗𝑎𝑚
- Total Care : 6 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 × 6 𝑗𝑎𝑚 = 36 𝑗𝑎𝑚
Keseluruhan = 108 jam

➢ Waktu yang dibutuhkan dalam perawatan tidak langsung


= Total Pasien × 60 menit ( 1 jam)
= 32 pasien × 1 jam = 32 jam

➢ Waktu Pendidikan kesehatan = Total Pasien × 15 menit

9
= 32 pasien × 15 menit = 480 menit ( 8 jam)

Total keseluruhan waktu perawatan = Perawatan langsung + Perawatan tidak


langsung + Penkes

= 108 jam + 32 jam + 8 jam

= 148 jam

Jumlah jam keperawatan yang dibutuhkan klien per hari (A)

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛


= 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛

148 𝑗𝑎𝑚
= = 4,62 𝑗𝑎𝑚⁄𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛
32 𝑝𝑎𝑠𝑒𝑖𝑛

Jumlah pasien rata-rata per hari (B) = 32 pasien

Hari libur tiap perawat 73 hari

𝐴 × 𝐵 × 365
=
(365 − ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑙𝑖𝑏𝑢𝑟 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡) × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎

4.62 × 32 × 365
=
(365 − 73 ℎ𝑎𝑟𝑖) × 7 𝑗𝑎𝑚

53961,6 53.961,6
= = = 26, 4 orang ( 26 orang)
292 ×7 2044

Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan adalah 26 orang/hari

❖ Penjadwalan dinas
• Komposisi Perawat
➢ Perawat Terampil = 60 % = 16 perawat
➢ Perawat ahli = 40% = 10 perawat

Pagi = 47 % × 26 perawat = 12 perawat

Siang = 36% × 26 perawat = 9 perawat

Malam = 17% × 26 perawat = 5 perawat

10
C. Pembagian Jadwal Dinas

11
D. Konsep Overan

Overan merupakan kegiatan rutin sebagai bentuk serah terima pasien yang
ditangani antara shift satu dengan shift lainnya sebelum dan sesudah perawat
melaksanakan tugasnya (Mugianti S, 2016). Kegiatan serah terima pasien
hendaknya dilakukan oleh perawat yang bertanggung jawab langsung dalam
memberikan pelayanan keperawatan perawatan kepada perawat yang akan
bertanggung jawab memberikan perawatan pada shift berikutnya. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari kelalaian atau kesalahan dalam kegiatan
pelayanan yang akan diberikan kepada pasien (Mugianti S, 2016). Overan yang
dilaksanakan dengan baik dapat membantu mengidentifikasi kesalahan dan
memperlancar keberlangsungan pelayanan pasien. Selain itu, komunikasi pada
handover mempunyai peranan yang sangat penting. hubungan dalam menjamin
kesinambungan, mutu dan keamanan pelayanan kesehatan bagi pasien (Morika,
2017).

E. Manfaat Overan

. Proses overan berkaitan dengan kualitas dalam memberikan perawatan


kepada klien Ada banyak manfaat yang diperoleh perawat dari kegiatan overan,
salah satunya adalah kemampuan perawat untuk terus memantau perkembangan
pasien dan mengurangi tingkat kesalahan saat memberikan tindakan
keperawatan. Hal ini memungkinkan asuhan keperawatan diberikan seoptimal
mungkin. Oleh karena itu, dalam overan, penting untuk memberikan informasi
yang sesuai dengan fakta-fakta yang terkait dengan kondisi pasien.

F. Tahapan Overan

Menurut Nursalam (2014) langkah-langkah dalam pelaksanaan timbang


terima adalah :
1) Kedua kelompok dinas dalam keadaan sudah siap

2) Dinas yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan


hal-hal apa yang akan disiapkan

3) Perawat primer menyampaikan kepada penanggung jawab dinas yang


selanjutnya meliputi :

12
a. Kondisi atau keadaan pasien secara umum

b. Tindak lanjut untuk dinas yang menerima timbang terima

c. Rencana kerja untuk dinas yang menerima timbang terima

d. Penyampaian timbang terima harus dilakukan secara jelas dan tidak


terburu-buru

e. Perawat primer dan anggota kedua dinas bersama-sama secara langsung


melihat keadaan pasien.

13
G. Roleplay Overan

ROLE PLAY OVERAN


RUANG RAWATAN BEDAH
Karu : Tassya Farhanni
Katim Pagi : Oktri Suryani
Katim A Siang : Lathifa Harsyah
Katim B Siang : Dwi Rahayu
Pa A1 Siang : Nabila Rifdha
Pa A2 Siang : Irma Lona
Pa B1 Siang : Lidia Warni
Pa B2 Siang : Saras Wulandari

Kasus :
Rumah Sakit Sayang ibu merupakan rumah sakit Tipe C, memiliki satu ruangan
rawat inap bedah dengan rata-rata BOR 80% dari total tempat tidur 40 bed. Pasien
yang dirawat dengan tingkat ketergantungan mandiri berjumlah 50%, Parsial care
30% dan Total care 20%. Rata-rata jam kerja perawat setiap shift adalah 7 jam diluar
jam istirahat. Jumlah tenaga perawat yang terampil dan ahli dengan komposisi 60
% banding 40%. Kepala ruangan adalah seorang lulusan ners dan telah bekerja
sebagai kepala ruangan sejak 2 tahun yang lalu. Silahkan saudara melakukan role
play pelaksanaan overan pada shift Sore.

Perawat pagi melakukan overan dengan perawat shift siang dan memberi tahukan
jumlah pasien pada pagi hari ini serta diagnosa medisnya. Kemudian setelah itu
perawat yang shift pagi dan shift siang langsung ke setiap ruangan pasien

Waktu : 14.00 WIB

Tempat : Ruang rawatan bedah

14
Penangung Jawab : Kepala Ruangan

Skenario

Kepala Ruangan : “Assalamualaikum wr.wb. Selamat siang semua. Puji


Syukur kita ucapkan
kepada Allah SWT. Yang telah memberikan Kesehatan
kepada kita semua sehingga kita dapat berkumpul di ruangan
Ranap Bedah ini. Dari anggota tim dinas siang, apakah sudah
berkumpul disini ?

Tim Dinas Siang : Sudah bu

Kepala Ruangan : Untuk yang shift pagi juga sudah lengkap?

Katim A B Pagi : Sudah bu

Kepala Ruangan : Baiklah berdasarkan laporan staff, hari ini pasien berjumlah
12 orang,
Pasien di Tim A 7 orang dengan tingkat ketergantungan
pasien : 1 Total Care, 2 Parsial Care, dan 4 Mandiri. Pasien
di Tim B 5 orang dengan tingkat ketergantungan pasien : 1
Total Care, 2 Parsial care, dan 2 mandiri. Bagaimana tim
pagi adakah perubahan?

Katim Pagi : Tidak bu, masih sama bu

Kepala Ruangan : Baiklah, selanjutnya apakah ada masalah untuk yang


berdinas pagi?.

Katim Pagi : Alhamdulillah sesuai bu

Kepala Ruangan : Baiklah kalau begitu. Mari kita mulai overan nya siang ini,
untuk Tim A
sebagai PP nya Ners….. dengan 7 pasien, dan Pa nya
Ners…… pasiennya Tn. AA, Tn.RA, Tn. FG, Ny. ER, untuk
Ners…. ada pasien Ny. IR, Ny. TF, Ny. KL sedangkan untuk
pasien di Tim B pasien ada 5 orang dengan PP nya Ners…..,

15
Pa nya ada Ners… dengan pasiennya Tn. RD, Ny. IK, Ny.
KN dan Ners….. dengan pasien Tn. RG dan Tn. FI.
Selanjutnya dipersilahkan untuk tim dinas pagi membecakan
kondisi pasiennya.

Katim Pagi : Baiklah, sebelumnya terimakasih kapada ibu karu atas


kesempatan yang
diberikan, saya akan membaca laporan terkait pasien kita.
Pasien pertama Ny. AA umur 54 tahun dengan tingkat
ketergantungan parsial care, siang ini pasien mengatakan
nyeri diarea luka operasi dengan skala nyeri 5 dan pasien
tampak lemas, pasien diagnosa medis post appendicitis.
Pasien sudah dilakukan pengukuran tanda vital dan sudah
diberikan terapi obat oral Parcetamol 500 mg di jam 12.00
WIB, untuk hasil TD : 100/70 mmHg, nadi 90x/I pernapasan
20x/I, suhu 37.1 `C. untuk mengurangi sakit pada pasien kita
dapat mengajarkan teknik relaksasi dan kolaborasi dalam
pemberian obat analgetik untuk mengurangi rasa nyerinya.

PP Tim A Siang : Untuk skala nyeri nya apakah berkurang setelah diberikan
obat ?

Katim Pagi : Belum ada di kaji setelah diberikan obat ners

Kepala ruangan : Baiklah, mungkin yang bertanggung jawab bisa melakukan


pengkajian
ulang ya

PP Tim A Siang : Baik bu

Katim Pagi : Oke saya lanjutkan, untuk pasien selanjutnya atas nama Ny.
IK umur 35
tahun, dengan tingkat ketergantungan total care, keluhan
siang ini pasien mual muntah dengan frekuensi 5x dengan
jumlah yang banyak dari jam 09.00 sampai 13.00 wib. Pasien
diagnosa medis post op. laparatomi pasien mengalami
penurunan kesadaran, sudah dilakukan pengukuran tanda

16
vital dengan hasil TD : 100/90 mmHg, nadi 50 x/I
pernapasan 20x/i suhu 37.1`C untuk terapi medis yang
sedang dijalan Inf. Nacl 0,9% 20 TPM, Inf. Levofloxacin
1gr/ 12jam, inj. Ondan 1 amp/ 12jam, inj. Dexametason 5ml
1 amp/ 12 jam. Pasien dilakukan pemeriksaan darah
elektrolit dan hasil belum keluar dari laboratorium, jika
sudah keluar hasilnya mohon konfirmasi ke DPJP untuk
penambahan terapi medis.

PP Tim B Siang : Jadi hanya menunggu hasil darah elektrolit dan lapor ke
DPJP

Katim Pagi : ya ners,

Kepala Ruangan : Baik berarti penanggung jawab pasien nya tolong


disegerakan melaporkan hasil darah nya ke DPJP agar pasien
dapat penambahan terapi medis nya.

PP Tim B Siang : Baik bu

Katim Pagi : Sekian laporan kami dinas pagi selanjutnya saya


kembalikan lagi kepada
ibu karu.

Kepala Ruangan : Baik terimakasih untuk shift pagi sudah menjelaskan


laporannya, untuk
shift siang apakah ada yang ingin ditanyakan ?

PP Tim A dan B : Sudah cukup bu

Kepala Ruangan : Baiklah jika sudah cukup berdasarkan hasil laporan tadi,
selanjutnya mari
kita lanjutkan ke ruangan pasien, jangan lupa perkenalkan
diri yang bertanggung jawab terhadap pasiennya,
terimakasih untuk dinas pagi, setelah overan ke ruangan
pasien, silahkan pulang dan selamat beristirahat.

Katim Pagi : Baik bu

17
(Kemudian semua perawat melakukan overan ke ruangan pasien)

PP Tim A Siang : Selamat siang bu

Pasien : iya selamat siang

Katim Pagi : bu saya dari perawat shift pagi disini saya kan melakukan
pergantian shift
dengan shift siang. Yang akan merawat ibu pagi ini adalah
ners…. ya bu dan penanggung jawab pada siang ini ada
ners…. ya bu

PP Tim A Siang : Baiklah ibu saya ners………., siang hari ini saya yang
merawat ibu dari
jam 2 siang sampai jam 8 malam dan perawat yang bertugas
diruangan ibu ada ners…..

Pa Tim A : Selamat siang bu, saya ners…… ya bu, bagaimana kondisi


ibu siang ini ?

Pasien : Siang ini tidak ada keluhan ners, tapi cairan infus saya

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Peran rumah sakit sangat penting dalam meningkatkan tingkat kesehatan


secara maksimal, di mana salah satu elemen yang mendukungnya adalah praktik
keperawatan. Overan, adalah tahapan dimana perawat yang sedang bertugas
sebelumnya memberikan informasi kepada perawat yang akan bertugas
selanjutnya. Kebutuhan tenaga dapat ditinjau berdasarkan waktu perawatan
langsung, waktu perawatan tidak langsung dan waktu pendidikan kesehatan.
Proses overan berkaitan dengan kualitas dalam memberikan perawatan kepada
klien. Hal ini memungkinkan asuhan keperawatan diberikan seoptimal mungkin

B. Saran

Kami berharap agar pembaca, terutama mahasiswa, dapat memahami dengan


baik konsep overan sebagai pedoman bagi kita sebagai mahasiswa keperawatan.
Dengan pemahaman tentang overan, diharapkan dapat meningkatkan kualitas
proses belajar yang melibatkan partisipasi aktif mahasiswa dalam kegiatan
overan yang diterapkan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Atrivia. (2022). Gambaran Pelaksanaan Handover Perawat Di Ruang Rawat Inap


Rumah Sakit. JIM FKep, 6(3).
Fernanda. (2019). Pelaksanaan operan keperawatan menggunakn teknik
komunikasi Sbar di ruang Azzahrawi RSI Yarsi Bukittinggi tahun 2019.
Universitas Perintis Indonesia.
Morika. (2017). Hubungan Beban Kerja Perawat dengan Timbang
Terima (Overan) Pasien di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Ibnu
Sina. The Indonesian Journal Of Health Sciene, 9(1).
Mugianti S. (2016). Manajemen dan Kepemimpinan dalam Praktek
Keperawatan. Kementrian Republik Indonesia.
Sally, P. (2018). Evaluasi Timbang Terima Pasien Oleh Perawat Di Ruang Rawat
Inap Rumah Sakit. Jurnal Keperawatan Suaka Insan, 5.
Simamora. (2018). Buku Ajar Keselamatan Pasien Melalui Timbang Terima
Pasien Berbasis Komunikasi Efektif: SBAR. USU Press.

20

Anda mungkin juga menyukai