DISUSUN OLEH :
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN 2022
Alamat : Jl. Ganesha I, Purwosari, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah 59316
Website: http://www.umkudus.ac.id Email: secretariat@umkudus.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Atas limpahan ramat serta
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Laporan Manajemen Keperawatan
di Klinik Ananda ini dengan lancar dan pada waktu yang telah ditentukan. Dalam
kesempatan ini tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada bapak/ibu
selaku dosen pembimbing, bapak/ibu selaku pembimbing di Klinik Ananda dan
kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Dalam penulisan laporan ini tentunya tidak lepas dari kekurangan dan
kelemahan sehingga saran dan kritik diharapkan untuk menambah wawasan kami.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih dan mohon maaf apabila ada
kekurangan atau kesalahan dalam mengerjakan tugas ini.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDULi
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................1
B. WAKTU PELAKSANAAN.........................................................................2
C. TUJUAN.......................................................................................................3
D. PESERTA.....................................................................................................3
BAB II HASIL KAJIAN.....................................................................................................4
A. Profil/Gambaran Umum Ruang Keperawatan..............................................4
B. Unsur Input/Masukan....................................................................................4
C. Unsur Proses...............................................................................................22
BAB III PERMASALAHAN DAN RENCANA KEGIATAN....................................................54
A. Permasalahan..............................................................................................54
B. Rencana Kegiatan.......................................................................................54
BAB IV PELAKSANAAN DAN EVALUASI.........................................................................57
A. Pelaksanaan.................................................................................................58
B. Evaluasi.......................................................................................................58
BAB V PENUTUP.........................................................................................................59
A. Kesimpulan.................................................................................................59
B. Saran ...........................................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................61
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Proses manajemen berlaku untuk semua orang yang mencari cara untuk
mempengaruhi perilaku orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Proses ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses manajemen
dengan melibatkan semua anggota untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan
kesehatan secara keseluruhan. Selain itu, pelayanan keperawatan merupakan
faktor penentu baik buruknya mutu dan citra dari rumah sakit, oleh karena itu
kualitas pelayanan keperawatan perlu dipertahankan dan ditingkatkan hingga
tercapai hasil yang optimal. Dengan memperhatikan hal tersebut, proses
manajemen yang baik perlu diterapkan dalam memberikan asuhan
keperawatan sehingga dicapai suatu asuhan keperawatan yang memenuhi
standar profesi yang ditetapkan, sumber daya untuk pelayanan asuhan
keperawatan dimanfaatkan secara wajar, efisien, efektif, aman bagi pasien
dan tenaga keperawatan, memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan
serta aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, etika dan tata nilai masyarakat
diperhatikan dan dihormati.
Manajemen keperawatan adalah salah satu menajemen pelayanan
kesehatan dan manajemen asuhan keperawatan. Manajemen pelayanan
keperawatan adalaha suatu pelayanan di rumah sakit yang dikelola oleh
bidang perawatan melalui 3 tingkatan manajerial yaitu manajemen puncak
(kepala bidang keperawatan, manajemen menengah ( kepala unit pelayanan
atau supervisior, dan juga manajemen bawah ( kepala ruang perawatan)
(Suyanto, 2012).
Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional
untuk dapat merencanakan, mengatur dan menggerakkan karyawan dalam
memberikan pelayanan keperawatan sebaik-baiknya pada pasien melalui
manajemen asuhan keperawatan. Agar dapat memberikan suatu pelayanan
keperawatan sebaik-baiknya kepada pasien, diperlukan suatu standar yang
akan digunakan baik sebagai target maupun alat pengontrol pelayanan
tersebut (Anonim, 2011).
Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan dan
menyediakan pelayanan medis dasar dan atau spesialistik, diselenggarakan
oleh lebih dai satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga
medis (premenkes RI No.9,2014).
Klinik Ananda berada di Kecamatan Pecangaan Kabupaten jepara
sebagai salah satu penyelenggara pelayanan kesehatan, pendidikan dan
penelitian serta usaha lain di bidang kesehatan, bertujuan untuk meningkatkan
derajat kesehatan dan senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat,
maka rumah sakit perlu didukung dengan adanya organisasi yang mantap dan
manajemen yang baik dengan berorientasi pada mutu pelayanan bagi
masyarakat.
Di lihat dari sudut pandang yang ada, sepertinya klinik ada keterbatasan
pada tenaga kesehatan, terutama pada perawat yang berkoordinasi ruang
rawat inap yang ada di Klinik Ananda. Perawat sebagai bagian integral dari
pelayanan kesehatan, dituntut untuk memiliki kemampuan manajerial yang
tangguh sehingga pelayanan yang diberikan mampu memuaskan kebutuhan
klien. Kemampuan manajerial yang dimiliki perawat dapat dicapai melalui
banyak cara. Salah satu cara untuk dapat meningkatkan ketrampilan
manajerial yang handal selain didapatkan di bangku kuliah juga harus melalui
pembelajaran di lahan praktik.
Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Kudus dituntut untuk dapat mengaplikasikan langsung pengetahuan
manajerialnya di Klinik Ananda yang berlangsung selama 1 minggu yaitu
tanggal 18 Juli 2022-23 Juli 2022 dengan arahan dari pembimbing lapangan
maupun dari pembimbing pendidikan yang intensif. Adanya praktik
manajemen ini diharapkan mahasiswa mampu menerapkan ilmu yang didapat
dan mengelola ruang perawatan dengan pendekatan proses manajemen.
B. WAKTU PELAKSANAAN
Pelaksanaan praktek manajemen keperawatan ini dilakukan di Klinik
Ananda berlangsung selama 1 minggu mulai tanggal 18-23 Juli 2022.
C. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan selama 1 minggu
di Klinik Ananda Jepara, mahasiswa mampu memahami manajemen
kegiatan keperawatan dalam tatanan klinik.
b. Tujuan Khusus
Secara kelompok dan individu mahasiswa dapat menunjukkan
kemampuan dalam hal manajemen keperawatan baik pengelolaan sarana
maupun kegiatan keperawatan dalam tatanan klinik. Kemampuan
managemen diantaranya meliputi :
1) Mengaplikasikan keterampilan dalam mengorganisasi dan
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan keperawatan secara efektif dengan
menggunakan fungsi-fungsi manajemen.
2) Menjalin kerjasama yang baik dalam tim.
3) Menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat, pendekatan dan strategi
untuk mempengaruhi individu atau kelompok untuk melakukan
perubahan yang positif dan pencapaian tujuan.
4) Menggunakan metode pendekatan pemecahan masalah yang efektif
dan konstruktif.
5) Menggunakan konsep penjaminan mutu dan penampilan kerja dalam
melakukan asuhan keperawatan.
D. PESERTA
Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Kudus yang sedang menjalani tahap klinik manajemen
periode 18-23 Juli 2022 di Klinik Ananda dengan anggota sejumlah 4
mahasiswa.
1.
BAB II
HASIL KAJIAN
B. Unsur Input/Masukan
1. Pasien, jumlah penyakit terbanyak, demografi, asal rujukan,dll
Kajian Teori
a. Man / Ketenagaan
Pada suatu pelayanan profesioal jumlah tenaga yang diperlukan
tergantung pada jumlah pasien dan derajat ketergantungan pasien.
Klasifikasi derajat ketergantungan pasien di bagi menjadi 3 yaitu :
perawatan minimal memerlukan waktu 1-2 jam/ 24 jam , perawatan
intermediate memerlukan waktu 3-4 jam /24 jam , perawatan maksimal
atau total memerluka waktu 5-6 jam / 24 jam (Swanburg, 2011).
Dalam penelitian Douglas (2011) tentang jumlah tenaga kesehatan
di rumah sakit/ klinik di dapatkan jumlah tenaga yang dibutukan pada
pagi,siang,sore, malam tergantung pada tingkat ketergantungan pasien.
b. Money
1. Prosedur pengangguran
Suatu pusat biaya adalah bidang tertentu yang di tunjuk
bertanggung gugat untuk baik pengeluaran belanja langsung atau
tidak langsung. Suatu divisi keperawatan adalah pusat biaya, pusat
seperti juga setiap unitnya, setiap klinik departemen pengembangan
staf, lingkungan bedah, dan bagian lain dengan misi keperawatan
dimana perawat memberikan pelayanan pada klien. Setiap pusat
biaya mempunyai manager, yang disebut manager pusat biaya untuk
mengidentiifikasi peralatan dan program yang perlu untuk
mempertahankan kemajuan dalam tingkat teknologi saat ini di
tingkat unit. Dalam pusat biaya, biaya yang dianggarkan di pecah
pecah menjadi sub kode. Departemen pengembangan staf dapat
menjadi pusat penghasil pendapatan (masukan). Anggaran untuk
setiap bidang pendapatan harus dievaluasi secara terpisah untuk
menunjukan biaya persus pendpatan (Sitorus, 2011).
2. Tahapan-tahapan untuk anggaran menurut Sitorus (2011) :
Tahapan formulasi
Selama periode tersebut prosedur ini digunakan untuk
mendapatkan perkiraan adana yang diperlukan, dana yang tersedia,
pengeluaran dan pendapatan. prosdur ini dan instruksi untuk
melakukannya harus di komunikasikan pada administrator
keperawatan dan unit atau managerpusat biaya melalui kantor
anggaran.
Tahap tinjauan dan pembuatan
Tinjauan dan pembuatan adalah proses pengembangan
anggaran yang menempatkan semua bagian bersama untuk
pembuktian yang menempatkan semua bagian bersama untuk
pembuktian tentan anggaran akhir. Bila manager pusat biaya
menunjukkan anggaran mereka pada dewan anggaran rumah sakit,
eksekutif perawat kepala aka mengkonsuldasikan kedalam
anggaran organisasi oleh kantor anggaran.
Tahapan pelaksanaan
Pelaksanaan anggara mencakup evaluasi dan pengarahan.
Anggaran dilaksanakan oleh administrator dan manager perawat
ang merencanakannya.
c. Material
Manajemen fasilitas adalah suatu program lengkap yang
direncanakan untuk menjamin lingkungan yang aman bagi pasien, staf
dan pengunjung. Biasanya departemen tehnik memikul tanggung jawab
yang besar dlam menejemen fasilitas, akan tetapi tidak bisa di abaikn
pentingnya kontribusidan kerjasama dengan fungsional yang
lain.trmasuk layanan lingkungan dan keselamatan serta keamanan
(Rosmary, 2011).
d. Metode
Model yang digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan
sehari – hari adalah dengan menggunakan metode tim pada pagi hari
dan fungsional, untuk dinas siang dan dinas malam perawat yang
bertugas menjalankan asuhan keperawatan secara menyeluruh
(memberikan pemenuhan kebutuhan dasar klient), mulai pengkajian
sampai evaluasi dalam pemberian pelayanan kesehatan, belum
ditemukan pembagian peran, tugas dan wewenang dengan jelas,
terdapat konflik peran/peran ganda bagi perawat (Nurssalam, 2013).
e. Mesin
Rumah sakit / puskesmas / klinik menghabiskan sejumlah besar
uang untuk perlengkapan yang sangat canggih yang digunakan untuk
diagnose dan pengobatan bermacam macam gangguan kesehaan.
Biasanya perlengkapan ini meliputi instrument instrument seperti
piranti pencitraan, monitor fisiologis, peralatan bedah listrik,
spektrofometer, defribillator, respirator, dan penganalisa darah
otomatis. Karena akurasi, presisi, dan kehandalan perlengkapan ini
sangat penting, maka semua rumah sakit/ klinik/ puskesmas mempunyai
program manajemen perlengkapan biomedis dari jenis tertentu. Pada
rumah sakit yang kecil, program ini mungkin berbentuk layanan
kontrak dengan para pabrik, dengan organisasi pemeliharaan
perlengkapan medis luar, atau organisasi layanan bersama. Pada
fasilitas yang sangat besar, semuanya kecuali peralatan pencitraan
dengan teknis mutakhir, bias di pelihara oleh staf dalam. Pada rumah
sakit/ klinik/ puskesmas yang berukuran sedang, pemelihara dalam
menjadi semakin lazim sebab biaya kontrak layanan terus meningkat.
Harus diingat bahwa rumah sakit di haruskan mempunyai program
manajemen perlengkapan biomedis yang lengkap untuk lulus akreditasi
dari the joint commission (Nurssalam, 2013).
1. Pasien
Klinik Ananda sebagai klinik Faskes Umum. Klinik Ananda
adalah klinik yang merawat pasien dengan berbagai kasus. Pada
Tanggal 18-23 Juli 2022 kasusnya terbanyak berupa:
1) Febris : 44
2) Ispa : 32
Kajian Data
Jumlah Pasien Masuk di klinik Ananda pada minggu terakhir
Bulan juli mulai tanggal 18 sampai 23 Juli 2021 terdapat pasien.
Tabel 1.1 Kasus Penyakit di Klinik Ananda tanggal
18-23 Juli 2022
a. Tanggal 18 Juli 2022
No. Na J
ma u
Dia m
gno la
sa h
1. Post 2
jatu
h
2. Feb 1
ris 5
3. Ispa 1
1
4. Bro 5
nkit
is
5. Imp 1
erti
go
6. Konjungtifa hemorgen 1
7. My 2
algi
a
8. Diar 5
e
9. Sca 2
bies
10.Dermatitis 1
11.Disminore 1
12.Gerd 3
13.Vomitus 2
14.PPOK 1
15.Colic abdomen 2
16.Vertigo 1
17.Dyspepsia 3
Analisis
Jumlah pasien di Klinik Ananda mulai tanggal 18 sampai 23 Juli
2022 semua data pasien masuk sudah tercatat didalam buku
keperawatan Klinik Ananda. Pada tanggal 18 sampai 23 Juli 2022
kasus terbanyak yang sering muncul adalah penyakit febris dan ispa .
Kajian Pustaka
Pendidikan dan praktik keperawatan profesional merupakan aspek
yang tidak dapat dipisahkan dalam mengembangkan calon perawat
profesional secara komprehensif dalam hal pengetahuan, sikap, dan
keterampilan. Pengetahuan yang didapat dari pendidikan, baik di kelas
maupun di laboratorium akan digunakan pada situasi nyata di
lapangan/klinik, sehingga keselarasan antara pendidikan dan praktik
klinis sangatlah penting.
Klinik Ananda merupakan klinik yang digunakan sebagai lahan
praktik klinik untuk mahasiswa keperawatan. Pendidikan dan praktek
keperawatan profesional merupakan aspek yang tidak bisa dipisahkan
dalam mengembangkan calon perawat, bidan, dan dokter secara
komprehensif dalam hal pengetahuan. Mahasiswa praktikan berhak
mendapatkan bimbingan yang optimal dari pembimbing, baik
pembimbing klinik maupun pembimbing akademik (Pusdiknakes).
Data mahasiswa keperawatan yang praktik di Klinik Ananda periode
18-23 Juli 2022 berjumlah 4 orang.
Kajian Data
Data mahasiswa keperawatan yang praktik di Klinik Ananda bulan
Juli 2022 dari Universitas Muhammadiyah Kudus berjumlah 4 orang
yang dibagi dalam 2 shif yaitu pagi dan siang.
Analisis Data
Berdasarkan hasil kajian data, klinik Ananda baru kali ini
digunakan sebagai lahan praktek bagi mahasiswa S1 Keperawatan.
2. Ketenagaan
Kualitas
Salah satu indikator keberhasilan Klinik dalam memberikan
pelayanan kesehatan ditentukan oleh pelayanan kesehatan yang
baik. Pelayanan kesehatan yang baik di dukung oleh pelayanan
yang meningkat dan sebagai pengobatan rujukan terakhir.
Tabel.4 Jumlah SDM Klinik Ananda
No Kategori Tenaga Jumlah Keterangan
1 i. Dokter Jumlah dokter
- Dokter 1 Penanggung
Penanggung jawab jawab ,
- Dokter Fungsional 2 Fungsional dan
- Dokter pengganti 3 dokter pengganti
di Klinik Ananda
ii. Tenaga Medis
2 dapat di hitung
- D3 Keperawatan
2 dengan pasti
- S1 Keperawatan
disetiap
Ners
1 waktunya karena
- Bidan
1 jumlah dokter
- Apoteker
disesuaikan
- Farmasi 3
dengan kasus
- Laborat
2 yang terjadi.
iii. lain-lain
- Admin 2
- OB
1
Analisis
Berdasarkan kajian data diatas dapat dilihat bahwa kualitas
tenaga keperawatan di Klinik Ananda masih kurang karena hanya
ada4 orang dan setiap sift hanya 1-2 orang.
Kuantitas
Penetapan jumlah tenaga keperawatan merupakan suatu
proses membuat perencanaan untuk menentukan berapa
banyak tenaga yang dibutuhkan dan dengan kriteria seperti
apa pada suatu unit untuk setiap shiftnya. Untuk penetapan ini
ada beberapa rumus yang dikembangkan oleh para ahli. Selain
untuk menetapkan rumus ini juga dapat digunakan untuk
menilai dan membandingkan apakah tenaga yang ada saat ini
cukup, kurang atau berlebih. Kebutuhan tenaga perawat
secara kuantitatif dapat dirumuskan dengan perhitungan
sebagai berikut:
Tenaga Perawat (TP) = jumlah jam perawatan yang
dibutuhkan/tahun jumlah hari kerja
perawat/tahun x jam kerja perawat/hari
atau
Keterangan :
C. Unsur Proses
1. Proses Asuhan Keperawatan
Proses asuhan keperawatan adalah metode ilmiah dalam pemberian
asuhan keperawatan. Proses asuhan keperawatan juga merupakan proses
terapeutik yang melibatkan hubungan kerja sama antara perawat dengan
klien, keluarga dan atau masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan
yang optimal (Keliat 2012). The Washington State Board Of Nursing
(Swansburg, 2011) menyebutkan definisi legal praktek keperawatan
meliputi observasi, pengkajian, diagnosis, asuhan atau konseling, dan
penyuluhan kesehatan kepada individu yang sakit, cedera,
ataupemeliharaan kesehatan atau pencegahan sakit yang dilaksanakan
olehperawatberlisensi. Pelaksanaannya diterima dan disepakati oleh
profesi keperawatan dankedokteran.
UU RI No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan dalam penjelasan pada
Pasal 93 ayat 2 mendefinisikan standar profesi sebagai “pedoman yang
harus dipergunakan sebagaipetunjuk dalam menjalankan profesi secara
baik” atau secara singkat dapat dikatakan standar adalah pedoman kerja
agar pekerjaan berhasil dan bermutu. Berdasarkan alasan ini maka
kehadiran Standar Asuhan Keperawatan yang identik dengan standar
profesi keperawatan, berguna sebagai criteria untuk mengukur
keberhasilan dan mutu asuhan keperawatan. SAK terdiri dari 6 standar:
Standar Pengkajian Keperawatan
Standar Diagnosis Keperawatan
Standar Perencanaan Keperawatan
Standar Pelaksanaan / Intervensi
Standar Evaluasi
Standar Catatan Asuhan Keperawatan (Depkes RI, 2013).
Standar Asuhan Keperawatan tidak harus baku, melainkan sewaktu-
waktu dapat ditinjau kembali dan disesuaikan dengan perkembangan
IPTEK Kesehatan khususnya keperawatan, serta sistem nilai masyarakat
yang berlaku.
Sistematika penyusunan Standar Asuhan Keperawatan (SAK) sebagai
berikut:
1. Standar Pengkajian Keperawatan
Asuhan keperawatan paripurna memerlukan data yang lengkap dan
dikumpulkan secara terus menerus, tentang keadaannya untuk
menentukan kebutuhan asuhan keperawatan. Data kesehatan harus
bermanfaat bagi semuaanggota tim kesehatan.
2. Standar Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data status kesehatan
pasien, dianalisis dan dibandingkan dengan norma fungsi kehidupan
pasien dengan kriteria:
Diagnosa keperawatan dihubungkan dengan penyebab
kesenjangandanpemenuhan kebutuhan pasien.
Di buat sesuai dengan wewenang perawat.
Komponennya terdiri dari masalah, penyebab dan gejala/tanda
(PES) atau terdiri dari masalah dan penyebab (PE).
Bersifat aktual apabila masalah kesehatan pasien sudah nyata
terjadi.
Bersifat potensial apabila masalah kesehatan pasien kemungkinan
besar akan terjadi.
Dapat ditanggulangi oleh perawat.
3. Standar Perencanaan Keperawatan
Perencanaan Keperawatan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan.
Komponen perencanaan keperawatan meliputi:
a. Prioritas masalah dengan kriteria:
Masalah-masalah yang mengancam kehidupan merupakan
prioritas pertama
Masalah-masalah yang mengancam kesehatan seseorang
adalah prioritas kedua
Masalah-masalah yang mempengaruhi perilaku merupakan
prioritas ketiga
b. Tujuan asuhan keperawatan dengankriteria :
Spesifik
Bisa diukur
Bisa dicapai
Realistik
Ada batas waktu
c. Rencana tindakan dengankriteria;
Disusun berdasarkan tujuan asuhankeperawatan
Melibatkan pasien/keluarga
Mempertimbangkan latar belakang budayapasien/keluarga
Menentukan alternatif tindakan yang tepat
Mempertimbangkan kebijaksanaan dan peraturan yang
berlaku,lingkungan, sumber daya dan fasilitas yang ada
Menjamin rasa aman dan nyaman bagipasien
Kalimat perintah ringkas, tegas dengan bahasanya mudah
dimengerti.
4. Standar Intervensi Keperawatan
Intevensi keperawatan adalah pelaksaaan rencana tindakan yang
ditentukan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara
maksimal yang mencakup aspek peningkatan, pencegahan,
pemeliharaan serta pemulihan kesehatan dengan mengikutsertakan
pasien dankeluarganyadengan kriteria:
a. Dilaksanakan sesuai dengan rencana keperawatan
b. Menyangkut keadaan bio-psiko-sosio spiritual pasien
c. Menjelaskan setiap tindakan keperawatan yang akan
dilakukan kepada pasien/keluarga
d. Sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
e. Menggunakan sumber daya yang ada
f. Menerapkan prinsip aseptik dan antiseptic
g. Menerapkan prinsip aman, nyaman, ekonomis, privacy dan
mengutamakan keselamatan pasien
h. Melaksanakan perbaikan tindakan berdasarkan respon
pasien
i. Merujuk dengan segera bila ada masalah yang mengancam
Keselamatan pasien
j. Mencatat semua tindakan yang telah dilaksanakan
k. Merapikan pasien dan alat setiap selesai melakukan
tindakan
l. Melaksanakan tindakan keperawatan berpedoman pada
prosedur teknis yang telah ditentukan.
Intervensi keperawatan berorientasi pada 14 komponen
keperawatan dasar yang meliputi :
• Memenuhi kebutuhan oksigen
• Memenuhi kebutuhan nutrisi, keseimbangan cairan dan
elektrolit
• Memenuhi kebutuhan eliminasi
• Memenuhi kebutuhan keamanan
• Memenuhi kebutuhan kebersihan dan kenyamanan fisik
• Memenuhi kebutuhan istirahat dantidur
• Memenuhi kebutuhan aktivitas dan kegiatan jasmani
• Memenuhi kebutuhan spiritual
• Memenuhi kebutuhan emosional
• Memenuhi kebutuhan komunikasi
• Mencegah dan mengatasi reaksi fisiologis
• Memenuhi kebutuhan pengobatan dam membantu
prosespenyembuhan
• Memenuhi kebutuhan penyuluhan
• Memenuhi kebutuhan rehabilitasi
5. Standar Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodik,
sistematis dan berencana untuk menilai perkembangan pasien,
dengan kriteria;
a. Setiap tindakan keperawatan dilakukan evaluasi
b. Evaluasi hasil menggunakan indikator yang ada pada
rumusan tujuan
c. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan
d. Evaluasi melibatkan pasien, keluarga dan tim kesehatan
e. Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar
6. Standar Catatan Asuhan Keperawatan
Catatan asuhan keperawatan dilakukan secara individual
dengan kriteria:
a. Dilakukan selama pasien dirawat inap dan rawatjalan
b. Dapat digunakan sebagai bahan informasi, komunikasi dan
laporan
Kajian Teori
Pengertian organisasi dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu
pengertian secara statis dan pengertian secara dinamis. Jika dilihat
secara statis, organisasi merupakan wadah kegiatan sekelompok orang
untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan secara dinamis, organisasi
merupakan suatu aktivitas dari tata hubungan kinerja yang teratur dan
simetris untuk mencapai tujuan tertentu (Nurssalam, 2013).
Setiap organisasi kemungkinan mempunyai prinsip- prinsip dalam
menjalankan tugasnya, prinsip-prinsip organisasi antara lain :
a. Tujuan yang jelas ( clear objective )
b. Pertanggungjawaban ( responsibility)
c. Pembagian kerja (devision of work)
d. Rentang kendali ( span of control)
e. Fungsionalisasi (funcionalization)
f. Fleksible / kelenturan (flexibility)
g. Keseimbangan (balance)
Model praktik keperawatan professional (MPKP) adalah suatu
system (struktur, proses, nilai-nilai professional) yang memungkinkan
perawat professional mengatur pemberian asuhan keperawatan
termasuk lingkungan untuk menmdukung pemberian asuhan
keperawatan. MPKP terdiri dari elemen subsistem yaitu:
a. Nilai-nilai professional atau inti MPKP
b. Pendekatan management
c. Metode pemberian asuhan keperawatan
d. Hubungan profesional
e. System kompensasi dan penghargaan
Dalam sistem pemberian asuhan keperawatan delivery system, ada
beberapa teori mengenai metode asuhan keperawatan. Adapun
metode dalam asuhan keperawatan metode tim, kasus, fungsional
dan keperawatan primer.
Penerapan Model Praktek Keperawatan Profesional di Klinik
Ananda
Planning
o Merencanakan koordinasi.
Organizing
o Kebenaran diagnosis
3. Actuating
Kajian Teori
Menurut Nurssalam, (2013) pengarahan yaitu perencanaan dalam
bentuk tindakan dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang telah di
tetapkan sebelumnya. Istilah lain yang di gunakan sebagai padanan
pengarahan adalah pengkoordinasian, pengaktifan. Apapun istilah yang
di gunakan pada akhirnya akan bermuara pada “melaksanakan”
kegiatan yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengarahan,
pekerjaan di uraikan dalam tugas tugas yang mampu kelola, jika perlu
di lakukan pendelegasian. Untuk memaksimalkan pelaksanaan
pekerjaan oleg staf, seorang manajer harus melakukan upaya upaya
sebagai berikut:
a. Menciptakan iklim motivasi
b. Mengelola waktu secara efisien
c. Mendemonstrasikan keterampilan komunikasi yang terbaik
d. Mengelola konflik dan memfasilitasi kolaborasi
e. Melaksanakan system pendelegasian dan supervise
f. Negosiasi.
4. Controlling
Kajian Teori
Pengawasan adalah suatu proses untuk mengetahui apakah
pelaksanaan kegiatan / pekerjaan sesuai dengan rencana, pedoman,
ketentuan, kebijakan, tujuan, dan sasaran yang sudah ditentukan
sebelumnya. Melalui supervise, menurut Nurssalam, (2013):
1. Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau
melalui laporan langsung secara lisan dan memperbaiki atau
mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga
2. Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua Tim.
Membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang
dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan (di
dokumentasikan), mendengar laporan ketua Tim tentang pelaksanaan
tugas
3. Evaluasi merupakan upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim
4. Audit keperawatan dilakukan untuk keperluan mengevaluasi hasil
kerja diperlukan terlebih dahulu persiapan:
1) Standar operasional prosedur
2) Standar / pedoman diagnosis dan terapi
3) Indicator penilaian penampilan
Fungsi pengawasan dan pengendalian merupakan fungsi terakhir dari
proses manajemen. Ada 3 macam pengawasan yaitu :
a. Pengendalian pendahuluan, yaitu pengendalian ini dipusatkan
pada permasalahan pencegahan timbulnya penyimpangan-
penyimpangan dari bawahan terhadap kinerja pemberi pelayanan
keperawatan, baik sumber daya, SDM, bahan/alat maupun dana.
b. Concurent control, pengendalian ini berlangsung saat pekerjaan
berlangsung guna memastikan sasaran tercapai
c. Feedback control. Pengendalian ini untuk mengontrol terhadap
hasil dari pekerjaan yang telah diselesaikan, jika ada
penyimpangan akan merupakan pelajaran untuk aktifitas yang
sama di masa yang akan dating.
Analisa Data
18 Juli 2022 2
19 Juli 2022 2
20 Juli 2022 3
21 Juli 2022 3
22 Juli 2022 3
12 x 3 hari
= 13 x 100 % = 36 %
36
Dengan hasil di atas diketahui bahwa BOR ruang Rawat Inap
pada tanggal 18-22 Juli 2022 adalah 36%. Apabila dengan
BOR 36% maka BOR ruang Rawat inap termasuk rendah
karena standar internasional BOR dianggap baik adalah 80-
90% sedangkan standar nasional BOR adalah 60-85%.
b. AVLOS (Average Length of Stay= Rata – rata Lamanya Pasien
Di Rawat )
AVLOS (Average Length of Stay) adalah rata-rata lama
rawat seorang pasien sehingga dapat digunakan sebagai
indikator gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan
gambaran mutu pelayanan
Rumus AVLOS: Jumlah lama rawat
Jumlah pasien keluar (hidup/mati)
Dari pengkajian pada tanggal 18-22 Juli 2022 ditemukan
data sebagai berikut :
- Pasien An. A pulang dan dirawat selama 2 hari
- Pasien Tn. K pulang dan dirawat selama 2 hari
- Pasien Ny. N pulang dan dirawat selama 3 hari
- Pasien Ny. L pulang dan dirawat selama 3 hari
- Pasien Sdr. H pulang dan dirawat selama 3 hari
Dari data diatas diketahui bahwa total pasien yang
pulang adalah 5 pasien dengan total perawatan selama 13 hari
dan dengan data ini dapat dimasukan kedalam rumus AVLOS
dibawah ini
AVLOS = Jumlah lama dirawat
Jumlah pasien keluar (hidup dan mati)
= 13 hari
5 pasien
AVLOS = 2,6 hari.
Setelah dimasukan dalam rumus AVLOS didapatkan hasil
AVLOS ruang rawat inap adalah 2,6 hari dan dapat disimpulkan
bahwa tingkat efisien dan mutu pelayanan tersebut termasuk dalam
skala tidak ideal karena batas skala ideal adalah 6-9 hari
(Nursalam, 2012).
c. BTO (Bed Turn Over = Angka Perputaran Tempat Tidur )
BTO (Bed Turn Over) adalah frekuensi pemakaian tempat
tidur pada periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu
satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun , satu tempat tidur
rata – ratadipakai 40-50 kali (9-10x/3 bulan)
Rumus BTO: Jumlah pasien keluar
Jumlah tempat tidur
Pada pengkajian tanggal 05-07 Mei 2021 didapatkan data sebagai
berikut:
- Pasien An. A pulang dan dirawat selama 2 hari
- Pasien Tn. K pulang dan dirawat selama 2 hari
- Pasien Ny. N pulang dan dirawat selama 3 hari
- Pasien Ny. L pulang dan dirawat selama 3 hari
- Pasien Sdr. H pulang dan dirawat selama 3 hari
Dengan jumlah ruang dengan jumlah tempat tidur adalah 12 tempat
tidur. Dari data tersebut dapat dimasukan kedalam rumus BTO
sebagaimana dibawah ini
BAB III
PERMASALAHAN DAN RENCANA KEGIATAN
A. Permasalahan
1. Intervensi Masalah
Persentase proses asuhan keperawatan di Klinik Ananda didapat
data analisis sebagai berikut: Diagnosa dan intervensi keperawatan
secara umum sudah berdasarkan NANDA NIC NOC. Perencanaan
sudah ditetapkan sesuai dengan diagnosa yang ditetapkan maksimal
1x24 jam, namun rencana tersebut belum mampu mengukur sejauh
mana masalah terselesaikan. Observasi terhadap tindakan yang
dilakukan, rata-rata penilaian tindakan sebesar 90 %. Hal tersebut
menunjukkan hasil yang sangat baik.
2. Prioritas Masalah
a. Ruang tunggu pasien kurang memadai
b. Alur pembayaran pemeriksaan pasien baru menuju administrasi
belum ada
c. Lemari untuk penyimpanan rekam medis kurang memadai
d. Fasilitas kamar periksa pasien kurang memadai (handsrub)
B. Rencana Kegiatan
Ma Ura Tuj Sas Targ Waktu Pena O
sal ian uan ara Pelaks nggu ra
ah Ke n anaan gjaw n
giat g
an T
er
k
ai
t
A. Pelaksanaan
1. Nama kegiatan
Praktik Manajemen Keperawatan
2. Waktu dan Tempat
Waktu : 18-23 Juli, 2022
Tempat : Klinik Ananda
3. Pengorganisasian Kelompok
Pengorganisasian kelompok ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
kelompok selama melaksanakan praktek manajemen keperawatan.
Pengorganisasian ini dilakukan dengan membentuk struktur organisasi
kelompok.
4. Pengorganisasian pengololaan ruangan
Ditujukan untuk pelaksanaan peran dan fungsi pengelola ruang
perawat selama praktek. Struktur organisasi pengelolaan ruangan
dibentuk berdasarkan rencana pelaksanaan model keperawatan primer
yang terdiri dari: kepala ruang, perawat primer dan perawat asosiate.
Penetapan tugas perawat diatas dilakukan secara bergantian dengan
prinsip setiap mahasiswa akan mendapat kesempatan yang sama
menduduki posisi dalam struktur organisasi tersebut.
5. Pendaftaran sumber materi
Pendanaan dalam penyelenggaraan model keperawatan primer
bersumber dari swadaya kelompok dengan cara iuran setiap ada
kebutuhan. Yang dalam pengelolaannya berdasarkan kebutuhan,
akomodasi, kelengkapan pelaksanaan dan pelaporan
B. Evaluasi
Evaluasi keberhasilan dari pemberian asuhan keperawatan dengan
MPKP metode asuhan keperawatan modifikasi primer, dilakukan langsung
kepada penerima asuhan yaitu pasien.
a. Sentralisasi obat
Pada dasarnya sentralisasi obat sudah mulai berjalan, akan tetapi masih
mengalami kendala, antara lain bila dokter tidak masuk (cuti),
pemberian obat dengan menggunakan lembar daftar obat yang harus
ditanda-tangani oleh dokter belum berjalan, sehingga seakan-akan
selama beberapa jam klien tidak mendapatkan terapi.
b. Timbang terima
Timbang terima sudah berjalan dengan baik. Hal ini dimungkinkan
adanya kerjasama dari perawat di Klinik Ananda dan mahasiswa
praktek manajemen keperawatan. Beberapa hal yang harus dibiasakan
adalah menyampaikan masalah keperawatan yang walaupun terasa
masih asing tetapi harus tetap disebutkan.
c. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 06 April
2021 dengan hasil yang baik. Beberapa masukan yang diberikan oleh
pembimbing adalah mekanisme ronde keperawatan sebaiknya
disertakan dalam proposal dan laporan.
C. Faktor Kesulitan dan pendukung yang di alami oleh mahasiswa selama
pelaksanaan praktek.
1. Kesulitan : Kurangnya penyediaan handscrub di ruang tunggu rawat jalan
dan ruang pemeriksaan
2. Pendukung : Pihak Klinik mendukung tentang rencana penyediaan
handscrub di ruang tunggu rawat jalan dan ruang pemeriksaan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut ;
B. Saran
Berdasarkan pada kesimpulan di atas, maka sebagai saran yang
dapat diberikan oleh kelompok lain ;