disetujui/diterima
Pembimbing
Pembimbing
Akademik
Hari/Tanggal : Akademik
Hari/Tanggal :
Tanda Tangan : Hari/Tanggal
Tanda Tangan :
Tanda Tangan :
SEMINAR MANAJEMEN
Oleh :
Kelompok 4
1. Debby Christian, S.Kep
2. Desi Ratnasari, S.Kep
3. Nini Fartini, S.Kep
4. Siti Pitri, S.Kep
5. Susi Kurniatis, S.Kep
6. Tetean Junistini, S.Kep
7. Yeki, S.Kep
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya,
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam kepada nabi kita
Muhammad SAW, yang telah mengajarkan islam sebagai petunjuk kehidupan. Semoga
kelak syafaatnya sampai kepada kita semua, amin.
Makalah ini kami buat berpedoman dengan buku-buku dan informasi melalui
internet. Makalah ini kami susun untuk dapat di jadikan pedoman agar kita dapat
mengerti mengenai manajemen keperawatan.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan
sebagai sumber informasi maupun refrensi dan pedoman, khususnya bagi anggota
profesi keperawatan dan mahasiswa keperawatan. Maka kritik dan saran yang akan
membangun sangat kami harapkan.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan organisasi yang sangat komplek dan merupakan
komponen yang sangat penting dalam upaya peningkatan status kesehatan bagi
masyarakat. Salah satu fungsi rumah sakit adalah menyelenggarakan pelayanan dan
asuhan keperawatan yang merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan
dengan tujuan memelihara kesehatan masyarakat seoptimal mungkin.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan yang profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan
menjadi bagian terdepan dari pelayanan kesehatan yang menentukan kualitas
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
Kontribusi pelayanan keperawatan terhadap pelayanan kesehatan, yang
dilaksanakan di sarana kesehatan sangat tergantung pada manajemen pelayanan
perawatan. Manajemen pelayanan keperawatan merupakan suatu proses perubahan
atau transformasi dari sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan.
Manajemen keperawatan menurut Nursalam (2002), merupakan suatu
pelayanan keperawatan profesional dimana tim keperawatan dikelola dengan
menjalankan empat fungsi manajemen antara lain perencanaan, pengorganisasian,
motivasi, dan pengendalian. Keempat fungsi tersebut saling berhubungan dan
memerlukan keterampilan-keterampilan teknis, hubungan antar manusia,
konseptual yang mendukung asuhan keperawatan yang bermutu, berdaya guna dan
berhasil guna bagi masyarakat.
Hal ini menunjukkan bahwa manajemen keperawatan perlu mendapat
prioritas utama dalam pengembangan keperawatan di masa depan, karena berkaitan
dengan tuntutan profesi dan global bahwa setiap perkembangan serta perubahan
memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap
perubahan yang terjadi.
Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan
nyata di Rumah Sakit, sehingga perawat perlu memahami bagaimana konsep dan
aplikasinya di dalam organisasi keperawatan itu sendiri.
Ciri–ciri mutu asuhan keperawatan yang baik antara lain: memenuhi standar
profesi yang ditetapkan, sumber daya untuk pelayanan asuhan keperawatan
dimanfaatkan secara wajar, efisien, dan efektif, aman bagi pasien dan tenaga
keperawatan, memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan serta aspek sosial,
ekonomi, budaya, agama, etika dan tata nilai masyarakat diperhatikan dan
dihormati. Hal ini dapat dicapai dengan adanya manajemen yang baik.
Ruang Rawat Inap Zall Penyakit Dalam 1&2 merupakan bangsal perawatan
tediri dari ruang perawatan penyakit dalam dan ruang perawatan isolasi dengan
kapasitas 26 tempat tidur. Ruang rawat inap memiliki 29 orang perawat, yang
terdiri dari 9 orang profesi ners, 5 orang sarjana keperawatan dan 15 orang DIII
Keperawatan.
Sistem pemberian asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien di ruang
zall penyakit dalam 1&2 RSUD Hasanuddin Damrah Manna berdasarkan metode
tim. Metode tim yaitu sekelompok pasien dirawat oleh sekelompok perawat selama
dirawat di RS yang terdiri dari kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana
(PP).
Dalam rangka meningkatkan keterampilan manajerial peserta didik
keperawatan selain mendapatkan materi manajemen keperawatan juga melakukan
praktek langsung di lapangan. Mahasiswa Program Studi Profesi Ners, Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Dehasen melakukan praktek Manajemen
Keperawatan di RSUD Hasanuddin Damrah Manna guna untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam mengaplikasikan manajemen keperawatan
dengan arahan pembimbing lapangan dan pembimbing akademik.
B. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Praktek di lakukan selama 3 minggu dimulai dari tanggal 02-21
Oktober 2017.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan selama 3 minggu di ruang
Zall Penyakit Dalam 1&2 mahasiswa mampu mengelola asuhan keperawatan
dan bimbingan praktik klinik keperawatan di ruang rawat inap dengan
menggunakan keterampilan manajemen keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan di ruang mahasiswa
mampu :
a. Mengumpulkan data, menganalisis data dan memahami data masalah
dalam pengorganisasian asuhan keperawatan.
b. Mengorganisasaikan pelaksanaan kegiatan keperawatan
c. Melakukan usaha-usaha koordinasi kegiatan keperawatan
d. Memilih dan menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai di ruangan
e. Memperkenalkan perubahan kecil yang bermanfaat untuk ruangan
f. Mengidentifikasi masalah yang terjadi
g. Merencanakan beberapa alternatif pemecahan masalah
h. Mengusulkan dan menerapkan alternatif tersebut kepada manajer
keperawatan
D. Peserta Praktek
Praktek manajemen keperawatan ini dilaksanakan oleh mahasiswa Profesi
Keperawatan STikes Dehasen angkatan tahun 2017-2018, kelompok 4 yang
berjumlah 7 orang mahasiswa.
E. Manfaat
1. Institusi pendidikan
Peningkatan kualitas proses belajar mengajar yang melibatakan mahasiswa
secara aktif dalam kegiatan praktek manajemen secara nyata dirumah sakit.
A. Manajemen Keperawatan
Manajemen didefinisikan sebagai sutu proses dalam menyelesaikan masalah
pekerjaan melalui orang lain. Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja
melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan perawatan, pengobatan dan
bantuan terhadap pada pasien (Gillis, 1989).
Munijaya (2004) mengatakan bahwa manajemen mengandung tiga prinsip
pokok yang menjadi ciri utama penerapannya yaitu efisien dalam pemanfaatan
sumber daya, efektif dalam memilih alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan
organisasi dan rasional dalam pengambilan keputusan manejerial.
Seluruh aktivitas manajeman, kognitif, efektif dan psikomotor barada dalam
satu atau lebih dari fungsi-fungsi utama yang bergerak mengarah pada satu tujuan.
Sehingga selanjutnya, bagian akhir dalam proses Manajemen Keperawatan adalah
perawatan yang efektif dan ekonomis bagi semua kelompok.
B. Fungsi Manajemen
Manajemen keperawatan memiliki beberapa elemen utama berdasarkan
fungsinya yaitu planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), staffing
(kepegawaian), directing (pengarahan) dan controlling ( pengendalian/evaluasi).
1. Planning (Perencanaan)
Fungsi perencanaan adalah fungsi terpenting dalam manajemen karena
perencanaan merupakan tuntunan terhadap proses pencapaian tujuan secara
efektif dan efisien. Menurut Swanburg (2000), planing adalah memutuskan
seberapa luas akan dilakukan, bagaimana melakukannya dan siapa yang
melakukannya.
Didalam proses keperawatan perencanaan membantu untuk menjamin
bahwa klien atau pasien akan menerima pelayanan kesehatan yang mereka
butuhkan serta pelayanan ini diberikan oleh pekerja keperawatan agar
mendapat hasil yang memuaskan sesuai tujuan.
a. Tujuan perencanaan
1) Untuk menimbulkan keberhasilan dalam mencapai sasaran dan tujuan
2) Agar penggunaan personel dan fasilitas yang tersedia efektif
3) Membantu dalam koping terhadap situasi krisis
4) Efektif dalam hal biaya
5) Membantu menurunkan elemen perubahan, karena perencanaan
berdasarkan masa lalu dan akan datang
6) Dapat digunakan untuk menemukan kebutuhan untuk berubah
b. Tahapan dalam perencanaan
1) Menetapkan tujuan
2) Merumuskan keadaan sekarang
3) Mengidentifikasi kemudahan dan hambatan
4) Mengembangkan serangkaian kegiatan
c. Jenis perencanaan
1) Perencanaan stategi
Perencanaan yang sifatnya jangka panjang yang ditetapkan oleh
pemimpin dan merupakan arahan umum suatu organisasi. Digunakan
untuk mendapatkan dan mengembangkan pelayanan keperawatan
yang diberikan kepada pasien, juga digunakan untuk merevisi
pelayanan yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan masa kini.
2) Perencanaan operasional
Menguraikan aktivitas dan prosedur yang akan digunakan serta
menyusun jadwal waktu pencapaian tujuan, menentukan siapa orang-
orang yang bertanggung jawab untuk setiap aktivitas dan prosedur
serta menggambarkan cara menyiapkan orang-orang untuk bekerja
dan prosedur untuk mengevaluasi perawatan pasien.
d. Manfaat perencanaan
1) Membantu proses manajemen dalam menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan
2) Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi
lebih jelas
3) Membantu penetapan tanggung jawab lebih tepat
4) Memberikan cara pemberian perintah yang tepat untuk pelaksanann
5) Memudahkan koordinasi
6) Membuat tujuan lebih khusus, lebih terperinci dan lebih mudah
dipahami
7) Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
8) Menghemat waktu dan dana
e. Keuntungan perencanaan
1) Meningkatkan peluang sukses
2) Membutuhkan pemikiran analitas
3) Mengarahkan orang ketindakan
4) Memodifikasi gaya manajemen
5) Fleksibilitas dalam pengambilan keputusan
6) Meningkatkan keterlibatan anggota
f. Kelemahan perencanaan
1) Kemungkinan perkerjaan yang tercakup dalam perencaan berlebihan
pada konstribusi nyata
2) Cenderung menunda kegiatan
3) Terkadang kemungkinan membatasi inovasi dan inisiatif
4) Kadang-kadang hasil yang lebih baik didapatkan oleh penyelesaian
situasional individual dan penanganan suatu masalah pada saat
masalah itu terjadi
5) Terdapat rencana yang diikuti oleh/atau dengan rencana yang tiadak
konsisten
2. Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan,
mengelompokkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan tugas-
tugas dan wewenang seseorang, pendelegasian wewenang dalam rangka
mencapai tujuan. Fungsi pengorganisasian merupakan alat untuk memadukan
semua kegiatan yang beraspek personil, finansial, material dan tata cara dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
a. Manfaat pengorganisasian, akan dapat diketahui:
1) Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok
2) Hubungan organisatoris antara orang-orang didalam organisai tersebut
melalui kegiatan yang dilakukannya
3) Pendelegasian wewenang
4) Pemanfaatan staff dan fasilitas fisik
b. Tahapan dalam pengorganisasian
1) Tujuan organisasi harus dipahami staf, tugas ini sudah tertuang dalam
fungsi manajemen
2) Membagi habis pekerjaaan dalam bentuk kegiatan pokok untuk
mencapai tujuan
3) Menggolongkan kegiatan pokok kedalam satuan-satuan kegiatan yang
praktis
4) Menetapkan berbagai kewajiban yang harus dilakukan oleh saff dan
menyediakan fasilitas yang diperlukan
5) Penugasan personil yang tepat dalam melaksanakan tugas
6) Mendelegasikan wewenang
3. Staffing (Kepegawaian)
Staffing adalah metodologi pengaturan saff, merupakan proses yang
teratur, sistematis, berdasarkan rasional diterapkan untuk menentukan jumlah
dan jenis personal suatu organisasi yang dibutuhkan dalam situasi tertentu
(Aydelotte, dikutip oleh Swanburg, 2000)
Komponen yang termasuk dalam fungsi staffing adalah: prinsip
rekruitmen, seleksi, orientasi pegawai baru, penjadwalan tugas, dan
klarisifikasi pasien. Komponen tersebut merupakan suatu proses yang mana
nantinya berhubungan dengan penjadwalan siklus waktu kerja bagi semua
personel yang ada.
Terdapat beberapa langka yang diambil untuk menentukan waktu kerja
dan istirahat pegawai, yaitu:
a. Menganalisa jadwal kerja dan rutinitas unit
b. Memberikan waktu masuk dan libur pekerjaan
c. Memeriksa jadwal yang telah selesai
d. Menjamin persetujuan jadwal yang dianjurkan dari manajemen
keperawatan
e. Memasang jadwal untuk memberitahu anggota staf
f. Memperbaiki dan memperbaharui jadwal tiap hari
4. Directing (pengarahan)
Kepemimpinan adalah penggunaan proses komunikasi untuk
mempengaruhi kegiatan-kegiatan seseorang atau kelompok ke arah pencapaian
satu atau beberapa tujuan dalam suatu kegiatan yang unik dan tertentu.
Didalam kepemimpinan selalu melibatkan semua elemen dalam sistem
pelayanan kesehatan dan yang mempengaruhi elemen tersebut adalah seorang
pemimpin.
Menurut Kurt Lewin, terdapat beberapa macam gaya kepemimpinan,
yaitu:
a. Autokratik
Pemimpin membuat keputusan sendiri, mereka lebih mementingkan
penyelesaian tugas dari pada perhatian karyawan sehingga menimbulkan
permusuhan dan sifat agresif atau sama sekali apatis dan menghilangkan
inisiatif
b. Demokratis
Pemimpin melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan, mereka
berorientasi pada bawahan. Kepemimpinan ini meningkatkan produktivitas
dan kepuasan kerja.
c. Laissez faire
Pemimpin memberikan kebebasan dan segala serba boleh dan pantang
memberikan bimbingan kepada staf. Hal ini dapat mengakibatkan
produktivitas kerja rendah dan staf frustasi.
5. Controlling ( Pengendalian/evaluasi)
Controlling adalah proses pemeriksaan apakah segala sesuatu yang terjadi
sesuai dengan rencana yang telah disepakati, instruksi yang dikeluarkan, serta
prinsip-prinsip yang ditetapkan, yang bertujuan untuk menunjukkan
kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki dan tidak terjadi lagi (Fayol,
1949 dikutip Swanburg, 2002)
Tugas seorang manajerial dalam usaha menjalankan dan mengembangkan
fungsi pengawasan manajerial perlu memperhatikan beberapa prinsip berikut:
a. Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staf dan hasilnya
mudah diukur.
b. Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang amat penting dalam upaya
mencapai tujuan organisasi.
c. Standard untuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada semua
staf, sehingga staf dapat lebih meningkatkan rasa tanggung jawab dan
komitmen terhadap kegiatan program.
d. Kontrol sebagai pengukuran dan koreksi kinerja untuk meyakinkan bahwa
sasaran dan kelengkapan rencana untuk mencapai tujuan telah tersedia,
serta alat untuk memperbaiki kinerja.
4. Standard Dokumentasi
Standar dokumentasi merupakan standar yang dapat digunakan untuk
memberikan pengarahan dan panduan dalam melakukan dokumentasi proses
keperawatan. Dalam standar dokumentasi terdapat beberapa karakteristik,
diantaranya:
a. Perawat. Karakteristik ini memberikan panduan dalam
pertanggungjawaban profesional. Selain itu karakteristik ini dapat
meningkatkan kepuasan perawat dengan adanya protokol dalam praktek
keperawatan. Karakteristik ini juga memberikan kriteria hasil yang dapat
mengevaluasi asuhan keperawatan, serta memberikan kerangka kerja bagi
pendekatan sistematis untuk pengambilan keputusan dan praktek
keperawatan (Hidayat, 2000).
b. Klien. Karakteristik ini dapat memberitahu klien tentang ide-ide
mengenai; tanggung jawab kualitas asuhan keperawatan, meningkatkan
kepuasan klien dan merefleksikan hak klien. Selain itu, karakteristik ini
memberikan batasan pada klien tentang suatu model pelayanan
keperawatan, penetapan kebutuhan pelayanan keperawatan dan
keuntungan bagi klien (Hidayat, 2000).
2. Tujuan
a. Pasien mendapatkan perawatan optimal.
b. Untuk pemulihan kesehatan pasien dengan kasus penyakit dalam
c. Merawat pasien dan terhindar dari faktor infeksi.
d. Memberikan pelayanan maksimal pada pasien dengan kasus penyakit
dalam
e. Memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan standar keperawatan.
f. Meningkatkan status kesehatan pasien.
3. Indikasi
Indikasi pasien dirawat di ruangan rawat inap penyakit dalam antara lain :
a. Pasien memerlukan penanganan medik penyakit dalam baik akut maupun
kronis.
b. Pasien yang mengalami penyakit dalam kronik maupun akut yang
membutuhkan perawatan khusus.
c. Pasien yang menderita penyakit organ dalam tubuh yang membutuhkan
perawatan intensive.
d. Pasien memerlukan penangan medik penyakit dalam
e. Pasien yang mengalami penyakit dalam kronik yang membutuhkan
perawatan khusus
b. Alat Tenun
NO NAMA ALAT JUMLAH
1 Kasur 25
2 Laken 75
3 Bantal 23
4 Handuk lap tangan 2
5 Sarung bantal 75
6 Stek laken 5
7 Perlak 5
8 Selimut 75
9 Sampiran 8
(Depkes RI ,2007)
c. Alat Rumah Tangga
NO NAMA ALAT JUMLAH
1 Kulkas 2
2 Lemari kayu besar 1
3 Lemari kaca 1
4 Meja perawat 2
5 Kursi plastik segi empat 29
6 Locker/Lemari Pasien 23
7 TV 4
8 Dispenser 5
9 Kotak saran 1
10 Baki plastik 3
11 Jam dinding 7
12 Kalkulator 1
13 Kotak sampah 8
14 Kursi stenlis/Lipat 1
15 Dorongan Oksigen 2
16 Keset kaki 5
17 Apar 2
18 Tabung oksigen 6
19 AC 4
20 Nebulizer 2
(Depkes RI ,2007)
G. Sistem Penugasan
Sistem penugasan merupakan suatu metode yang digunakan oleh manajer
keperawatan untuk memutuskan metode penugasan pegawai di dalam masing-
masing unit keperawatan. Di dalam sistem penugasan terdapat 5 model: model
fungsional, model TIM, model utama, model manajemen kasus dan model
modifikasi tim primer.
1. Model fungsional
Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan
keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia ke dua. Pada saat itu
karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap perawat
hanya melakukan 1-2 jenis intervensi (misalnya merawat luka) keperawatan
kepada semua pasien di bangsal.
a. Kelebihan model fungsional :
1) Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas yang
jelas dan pengawasan yang baik
2) Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga
3) Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan
perawatan pasien diserahkan kepada perawat junior dan atau belum
berpengalaman
b. Kelemahan model fungsional :
1) Tidak memberikan kepuasan kepada pasien maupun perawat
2) Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses
keperawatan
3) Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan
keterampilan saja
KEPALA RUANGAN
KATIM A KATIM B
2. Misi
a. Menyelenggarakan pembangunan SDM yang profesional, visioner,
inovatif dan berakhlak mulya serta menguasai teknologi informasi melalui
penempatan yang berdasarkan profisionalitas dan pemberdayaaan melalui
pelatihan.
b. Membangun sistem akuntabilitas keuangan yang informatif dan akuntabel
melalui penguasaan tekhnologi sistem akuntansi instansi (SAI) dan sistem
keuangan Badan Layanan Umum (BLU).
c. Menumbuhkembangkan sinergi pengawasan internal yang solid melalui
penciptaan sistem supervisi kinerja berbasis reward dan funishman yang
balence.
d. Membangun askses informasi yang mudah bagi custumer dengan
menciptakan teknologi informasi yang modern.
3. Motto
“Melayani dengan sepenuh hati, kepuasan anda kebanggan kami”
3. Unsur Input/Masukan
a. Pasien
Dari rekam medik jumlah pasien yang di rawat di ruang Zall Penyakit
Dalam 1, 2 RSUD Hasanuddin Damrah Manna pada bulan Januari - Juni
2017 berjumlah 341 orang. Terdiri dari pasien BPJS sebanyak 315 dan
pasien umum 26 orang. Pasien di ruang Zall Penyakit Dalam 1, 2 yang
meninggal selama bulan Januari - Juni 2017 berjumlah 22 orang. Adapun
10 penyakit terbanyak yang ada di ruang Zall Penyakit Dalam 1, 2 yaitu
penyakit jantung, hipertensi, DM, TBC, anemia, dispepsia, pneumonia,
hepatitis, malaria, dan anoreksia.
b. Mahasiswa Praktek
Berdasarkan wawancara dengan karu dan observasi, mahasiswa praktek di
ruang Zall Penyakit Dalam 1, 2 dalam satu bulan terakhir tidak ada. Hanya
mahasiwa ners dehasen yang melaksanakan praktek manajemen di ruang
Zall Penyakit Dalam 1, 2.
c. Ketenagaan
1) Ketenagaan Ruang Perawatan Zall Penyakit Dalam 1, 2
No Nama petugas Pendidikan Jabatan Pelatihan
1 Ns. Puspa Kencana, S. Kep Ners Kepala Ruangan BTCLS, TB
2 Ns. Heppi Susana Fitri, S. Kep Ners Ketua Tim 1 BTCLS
3 Yeyen Aprianti, S.Kep Sarjana Ketua Tim 2 -
4 Ns. Firlina Susanti, S. Kep Ners Perawat Pelaksana BTCLS
5 Yesi Herawati, Amd. Kep Diploma III Perawat Pelaksana -
4 Meri Nayarti, Amd. Kep Diploma III Perawat Pelaksana -
5 Aprilisa, S. Kep Sarjana Perawat Pelaksana -
6 Hepti Suneta, Amd. Kep Diploma III Perawat Pelaksana -
7 Yanuar Yogianto, Amd. Kep Diploma III Perawat Pelaksana -
8 Mensi Fitriana, Amd. Kep Diploma III Perawat Pelaksana -
9 Yessi Rusmana, Amd. Kep Diploma III Perawat Pelaksana -
10 Putri Andi Atik, Amd. Kep Diploma III Perawat Pelaksana -
11 Ns. Isti Marlena, S. Kep Ners Perawat Pelaksana BTCLS
12 Pindar mansyah, Amd. Kep Diploma IV Perawat Pelaksana -
13 Elsa Purnama Sari, S. Kep Diploma III Perawat Pelaksana -
14 Rudy Hartono, S. Kep Diploma III Perawat Pelaksana -
15 Gustian Suheri, S. Kep Sarjana Perawat Pelaksana -
16 Renni Supeliyani, Amd. Kep Diploma III Perawat Pelaksana -
17 Iksan Hadinata, S. Kep Sarjana Perawat Pelaksana -
18 Zelvi Voli Vera, Amd. Kep Diploma III Perawat Pelaksana -
19 Elza Perawati, Amd. Kep Diploma III Perawat Pelaksana -
20 Alwis Novian Zahari, Amd. kep Diploma III Perawat Pelaksana -
21 Ns. Yeipa Utami, S. Kep Ners Perawat Pelaksana BTCLS
22 Detri Emilya, Amd. Kep Diploma III Perawat Pelaksana -
23 Ns. Ripi Anita, S. Kep Ners Perawat Pelaksana BTCLS
24 Ns. Septro Erawan, S. Kep Ners Perawat Pelaksana BTCLS
25 Ns. Ollan Tricandra, S. Kep Ners Perawat Pelaksana BTCLS
26 Ns. Isti Marlina, S. Kep Ners Perawat Pelaksana -
27 Metri Wahyuni, Amd. Kep Diploma III Perawat Pelaksana -
28 Leka Apriani, Amd. Kep Diploma III Perawat Pelaksana -
29 Dini Komala Sari, S. Kep Sarjana Perawat Pelaksana -
KARU
Ns. Puspa Kencana, S. Kep Administrasi
Meri Nayarti, Amd. Kep
Ns. Firlina Susanti, S. Kep
KATIM I KATIM II
Ns. Heppi Susana Fitri, S. Kep Yeyen Aprianti, S.Kep
4) Prasarana
Prasarana untuk pasien secara keseluruhan ruang Unit Keperawatan
zall penyakit dalam 1, 2 memiliki 3 kelas ruang rawat inap yang
masing-masing memiliki beberapa prasarana yang berbeda.
No Nama Barang Jumlah
1 Bed Pasien 26 unit
2 Hand Scrub 3 boks per minggu
3 Kulkas 1 unit
4 Lemari Pasien 26 unit
5 Kursi Penunggu 10 unit
6 Kipas Angin 2 unit
7 AC -
8 Kamar Mandi 11 buah
9 Lampu 35 buah
10 Meja Pasien -
4. Unsur Output
Berdasarkan hasil pengkajian dari data rekam medik pada bulan
September 2017, didapatkan gambaran BOR, LOS, BTO, dan TOI, yaitu :
a. Efisiensi ruang rawat BOR (Bed Occupancy Ratio yaitu Angka
penggunaan tempat tidur)
Rumus =
Hasil =
Rumus =
Hasil =
Rumus =
Hasil =
Rumus =
Hasil =
BAB IV
ANALISA KASUS
Tahap persiapan dari kegiatan ini adalah melakukan survey awal, tentang
permasalahan manajemen keperawatan yang ada di Ruangan Zall Penyakit Dalam 1&2
RSUD HD Manna pada tanggal 2 s.d 5 Oktober 2017. Kelompok menemukan
beberapa permasalahan dalam proses pengkajian ruangan ini. Setelah data terkumpul
dilakukan pemilihan data untuk menentukan beberapa prioritas masalah
Adapun masalah yang menjadi prioritas utama adalah belum maksimalnya
sistem manajemen ruangan dan pelaksanaan untuk asuhan keperawatan pasien, belum
terlaksanya metode penugasan dengan metode tim dan tidak berdasarkan pada tingkat
ketergantungan klien, kurangnya sarana dan prasarana, resiko penularan pasien isolasi
pulmonal, serta belum terdapat gelang identifikasi pasien dan penomoran tempat tidur.
Selanjutnya di susun rencana kerja (Planning Of Action) untuk mengatasi
masalah yang ada di ruangan Zall Penyakit Dalam 1&2. Setelah menyusun POA
kelompok kemudian langsung melaksanakan implementasi dari POA yang telah disusun
sebelumnya. Dalam melaksanakan implementasi ini kelompok sangat di bantu oleh
perawat-perawat di ruangan Zall Penyakit Dalam 1&2 karena mereka sangat menerima
implementasi yang kami lakukan. Adapun faktor penunjang dalam persiapan kegiatan
adanya bimbingan dari pembimbing klinik, pembimbing akademik dan tenaga kerja di
ruangan Zall Penyakit Dalam 1&2, sehingga kelompok dapat menjalankan atau
memberikan masukan yang berguna untuk ruangan.
Berdasarkan hasil dari POA (Planning Of Action), dari masalah yang ada
berikut adalah hasil laporan kegiatan yang sudah dilakukan, yaitu :
Indikator Hasil Kegiatan
No Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Keberhasilan (Inovasi)
1 Belum maksimalnya Memberi contoh pada staf yang bertugas Ruang 4 s/d 5 Indikator keberhasilan Sudah dilakukan, setiap hari
sistem manajemen untuk melakukan pre dan post conference Zall Oktober 90%, karena dari mulai dinas, pada tanggal
ruangan dan setiap pergantian shif agar terlaksananya Penyakit 2017 mencontohkan pre dan 18 Agustus 2017 (tercapai)
pelaksanaan untuk manajemen keperawatan yang baik. Dalam post sudah dilakukan
asuhan keperawatan 1. Mencontohkan melakukan pre 1&2 setiap hari, sementara
pasien . conference kalo mengusulkan
2. Mencontohkan melakukan post untuk mengikutti
conference pelatihan hanya
3. Mengusulkan untuk mengikuti pelatihan dilakukan pada saat
yang berhubungan dengan manajemen pemaparan seminar
keperawatan pertama.
2 Belum terlaksanya Memberikan contoh kepada perawat di Ruang 6 s/d 7 Indikator keberhasilan Sudah di laksanakan dan
metode penugasan ruang zall penyakit dalam 3 agar dapat Zall Oktober 50%, karena kami dibuat konsep tentang metode
dengan metode tim melaksanakan asuhan keperawatan dengan Penyakit 2017 membuat makalah MTKP bagi staf ruangan zall
dan tidak metode tim dengan optimal. Dalam tentang MPKP akan penyakit dalam 3 , tapi belum
berdasarkan pada 1. Membuat konsep tentang MPKP 1&2 tetapi karena di share karena keterbatasan
tingkat 2. Sharing tentang MPKP keterbatasan waktu waktu, tetapi memberi contoh
ketergantungan belum di sharing. asuhan keperawatan
klien. menggunakan metode tim
sudah dilakukan setiap hari.
3 Kuragnya sarana dan Mengusulkan kepada pihak rumah sakit Ruang 4 s/d 14 Indikator keberhasilan Sudah melakukan dan
prasarana untuk melengkapi sarana dan prasarana Zall Oktober 20%, karena dari menyampaikan usulan kepada
yang kurang. Penyakit 2017 semua poin yang manajemen rumah sakit
1. Mengusulkan melengkapi peralatan yang Dalam sudah direncanakan, RSUD HD Manna.
kurang 1&2 yang belum terlaksana
karena merupakan
kewajiban pihak
RSUD HD Manna
4 Resiko penularan Mengajarkan perawat ruangan Ruang 9 s/d 10 Indikator keberhasilan Sudah dilakukan hampir
isolasi pulmonal kewaspadaan isolasi Zall Oktober 90%, karena setiap hari selama dinas
1. Pengunaan APD yang tepat Penyakit 2017 konsepnya melakukan
2. Pemisahan dan pembatasan jumlah Dalam tindakan
pengunjung 1&2 melaksanakan
3. Pengaturan sirkulasi udara dan kewaspadaan isolasi
pencahayaan ruangan kepada staf di ruangan
Zall Penyakit Dalam
1&2
5 Tidak terdapat Memberitahukan kepada pihak rumah sakit Ruang 11 s/d Indikator keberhasilan Sudah melakukan dan
gelang identifikasi melalui kepala ruangan zall penyakit dalam Zall 12 35%, karena kami menyampaikan usulan kepada
pasien 3 bahwa setiap pasien wajib memekai Penyakit Oktober hanya menyampaikan manajemen rumah sakit
gelang identifikasi untuk mencegah Dalam 2017 usulan karena gelang RSUD HD Manna.
kesalahan identifikasi. 1&2 pasien merupakan
1. Mengusulkan kepada pihak manajemen kebijakan rumah sakit
rumah sakit pengadaan gelang yang tidak bisa
identifikasi pasien dipaksakan segera ada
oleh mahasiswa
Tetapi pemberian
penomoran tempat
tidur bisa dilaksanakan
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dalam memberikan asuhan keperawatan yang optimal diperlukan adanya
suatu sistem pengorganisasian keperawatan yang baik. Pengorganisasian
keperawatan yang baik dapat dilihat dari sistem manajemen keperawatan yang
digunakan dalam pemberian asuhan keperawatan sehingga dapat meningkatkan
peran perawat terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan.
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan di ruang Zall
Penyakit Dalam 1&2, yang menjadi prioritas masalah adalah belum maksimalnya
sistem manajemen ruangan dan pelaksanaan untuk asuhan keperawatan pasien,
belum terlaksanya metode penugasan dengan metode tim dan tidak berdasarkan
pada tingkat ketergantungan klien, kurangnya sarana dan prasarana, resiko
penularasn pasien isolasi pulmonal, serta belum terdapat gelang identifikasi pasien
dan penomoran tempat tidur.
Setelah dilakukan implementasi selama ± 2 minggu, beberapa permasalahan
diatas sudah kami berikan dan kami lakukan solusi pemecahan masalahnya demi
terbentuknya manajemen keperawatan ruang Zall Penyakit Dalam 1&2 yang lebih
baik.
B. Saran
1. Untuk ruangan Zall Penyakit Dalam 1&2:
a. Agar dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dari implementasi yang sudah
dilakukan mahasiswa/i Profesi Ners Stikes Dehasen
b. Agar dapat memanfaatkan dan mengembangkan inovasi-inovasi yang telah
dilakukan oleh mahasiswa/i Profesi Ners Stikes Dehasen
Depkes, RI. 2007. Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Tipe C.
Jakarta: Depkes RI
Gillies, D. A., 1998, Manajemen keperawatan: Suatu Pendekakatan Sistem, Edisi II,
Chicago, Illionis: W. B Saunders Company
Nursalam. Februari 2014. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik
Keperawatan Profesional.Jakarta : Salemba Medika.
Hansen R.I., & Washburn M.J., 2001, Kecakapan Pendelegasian Klinis: Pedoman
untuk Perawat, Jakarta: EGC
Hastuti, Apriyani Puji. 2012. Konsep Dasar Manajemen Keperawatan. Dikutip dari
http://apriyanipujihastuti.wordpress.com. Pada tanggal 20 Agustus 2017.
Menkes, RI. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340 Tahun
2010. Jakarta
Raymond H. Simamora. 2012. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Jakarta: EGC
Swanburg R.C., 2002, Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan untuk
Perawat Klinis, Jakarta: EGC