MANAJEMEN KEPERAWATAN
RUANG ASOKA 1 RS. TK. II 03.05.01 DUSTIRA
Disusun Oleh :
Kelompok 1 Profesi Ners Kemitraan Dustira
1. Ari Remara Nur’ulum 214121140
2. Muhamad Ardi Lazuardi 214121154
3. Wagiyanto 214121149
4. Cicilia Dewi Riyani 214121150
5. Meggi Gita Pratama 214121151
6. Siti Nuraeni 214121158
7. Ahmad Saparudin 214121153
8. Muhamad Suryana Rahmat 214121159
9. Tiana Ramdhani Gunawan 214121157
10. Ayu Chadra Kristanti 214121162
11. Semy Nurlaelasari 214121161
12. Hilmatu Dalfah 214121145
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena kami
atas berkat rahmat dan karunia-Nya peyusun dapat menyelesaikan Laporan Akhir
Manajemen Keperawatan di Ruang Asoka 1 RS. TK. II 03.05.01 Dustira Kota
Cimahi.
Dengan segala keterbatasan dan kemampuan, kami menyadari bahwa
laporan menajemen keperawatan ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan
dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :
1. Karumkit TK. II 03.05.01 Dustira Kota Cimahi beserta jajarannya.
2. Suharjiman, S. Kep., Ners., M. Kep selaku Ketua Program Studi Profesi Ners;
3. Lilis Rohayani, S.Kep., Ners., M.Kep sebagai koordinator sekaligus
pembimbing akademik kelompok I profesi ners kemitraan dustira;
4. Teman-teman seangkatan profesi ners khususnya kelompok I kemitraan
dustira terimakasih atas kekompakann dan rasa kekeluargaannya. Terimakasih
atas bantuannya.
Kami menyadari bahwa laporan akhir ini belum sempurna. Untuk itu kami
mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna penyusunan dan penulisan
yang lebih baik.
A. Latar Belakang
Manajemen adalah suatu proses merancang dan memelihara suatu
lingkungan dimana orang-orang yang bekerja sama didalam suatu kelompok
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan seefisien mungkin
(Weihrich dan Koontz dalam Suarli dan Bahtiar, 2019).
Keperawatan adalah salah satu profesi di rumah sakit yang berperan
penting dalam penyelenggaraan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Keperawatan sebagai profesi mengharuskan pelayanan keperawatan diberikan
secara profesional oleh perawat dengan kompetensi yang memenuhi standar dan
memperhatikan kaidah etik dan moral. Untuk menjadikan perawat sebagai tenaga
profesional maka perlu dilakukan pembinaan secara terus menerus secara
berkesinambungan, sehingga menjadikan perawat sebagai tenaga kerja yang
perlu diperhatikan, diakui dan dihargai keprofesionalannya melalui penerapan
sistem manajemen..
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional
(Nursalam, 2016). Fungsi manajemen keperawatan sejalan dengan fungsi
manajemen secara umum yaitu pengorganisasian, perencanaan, kepemimpinan,
dan pengawasan (Suarli dan Bahtiar, 2019).
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral pelayanan kesehatan
di rumah sakit yang tersedia selama 24 jam berkelanjutan selama masa perawatan
pasien. Pelayanan keperawatan memegang peranan penting dalam upaya menjaga
dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Kerangka konsep dasar manajemen dalam keperawatan adalah
manajemen partisipatif yang berlandaskan kepada paradigma keperawatan yaitu
manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan. Dengan demikian fokus telaah
perawatan adalah respon manusia dalam menghadapi masalah kesehatan baik
aktual maupun potensial, sehingga lingkup garapan perawat adalah
penyimpangan pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Proses manajemen satu unit
pelayanan kesehatan mencakup manajemen asuhan dan manajemen pelayanan,
dimana kedua manajemen tersebut saling terkait dan terintegrasi.
Pelayanan asuhan keperawatan dapat ditingkatkan melalui strategi
pengaturan pelaksanaan dalam pemberian asuhan keperawatan, dengan cara
melalui sistem pemberian pelayanan keperawatan profesional. Sistem Model
Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) merupakan suatu kerangka kerja yang
mengidentifikasi empat unsur yaitu standar, proses keperawatan, pendidikan
keperawatan dan praktik keperawatan. Keberhasilan suatu asuhan keperawatan
kepada pasien sangat ditentukan oleh pemilihan metode pemberian asuhan
keperawatan profesional. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat
akan pelayanan keperawatan dan tuntutan perkembangan IPTEK, maka metode
sistem pemberian asuhan keperawatan harus efektif dan efisien (Nursalam,
2014). Pengembangan MAKP, diharapkan mencapai nilai profesional dapat
diaplikasikan secara nyata dilapangan, sehingga akan meningkatkan mutu
asuhan dan pelayanan keperawatan yang professional.
Upaya yang dapat dilakukan salah satunya melalui praktik manajemen
keperawatan Program Profesi Ners yang dilakukan di Ruang Salak RS Tk. II
Dustira, rawa inap khusus untuk anak. Model layanan tim di Ruang Salak adalah
dengan pengelolaan klien dilakukan secara bersama sama dari beberapa disiplin
ilmu yaitu praktisi kedokteran, perawat, farmasi dan gizi. Masing – masing
disiplin ilmu tersebut memiliki peran dan fungsi sendiri yang akan diintegrasikan
dalam upaya memberikan asuhan yang paripurna kepada klien. Pada model
layanan terpadu, keberadaan praktikan juga diintegrasikan dengan praktisi
bersama-sama untuk mengelola dan memberikan layanan kepada klien. Pada
proses pembelajaran praktikan dapat ikut serta untuk melayani klien. Dalam
memberikan asuhan, praktisibisa bekerja sama dengan praktikan dan praktikan
pun bisa belajar secara bersamaan.
Sehingga dengan model layanan terpadu diharapkan dapat meningkatkan
kualitas layanan yang diberikan. Diharapkan dengan praktik manajemen
keperawatan ini praktikan menerapkan konsep, teori dan prinsip Model Praktik
Keperawatan Profesional dalam pengelolaan pelayanan keperawatan pada tingkat
instalasi rawat inap disuatu tatanan pelayanan kesehatan dan dapat berperan
sebagai pembaharuan dan model peran dalam kepemimpinan dan pengelolaan
keperawatan profesional.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikut kegiatan praktik ini diharapkan mampu melakukan
pengelolaan manajemen unit dan manajemen asuhan keperawatan di Ruang
Asoka 1 RS Tk. II Dustira Cimahi.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang hendak dicapai melalui laporan ini yaitu sebagai berikut:
a. Melakukan kajian situasi melalui analisa SWOT terhadap lima dimensi
manajemen yaitu man, methode, material, money, marketing di Ruang
Rawat Inap RS TK. II DUSTIRA Instalasi Ruang Asoka 1;
b. Mendiagnosa masalah-masalah terkait 5 M dalam proses pemberian
pelayanan keperawatan di Ruang Asoka 1;
c. Membuat plan of action untuk menjawab masalah-masalah yang
ditemukan.
d. Mengimplementasikan rencana tindakan untuk mengatasi masalah yang
ditemukan. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah
dilaksanakan.
C. Manfaat Penulisan
Manfaat dari hasil laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Rumah Sakit
Membantu meningkatkan kualitas manajemen di RS. TK. II Dustira
Instalasi Ruang Asoka 1 untuk mencapai tujuan organisasi dibidang
peningkatan pelayanan kepada masyarakat yang paripurna dan sebagai lahan
pendidikan, pelatihan tenaga kesehatan, penelitian, dan pengembangan
pengetahuan ilmu kesehatan klinis dan perawatan dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
2. Bagi Pasien
Diharapkan pasien mendapatkan pelayanan optimal dan mendapat
kenyamanan dalam pemberian asuhan keperawatan sehingga tercapai
kepuasanklien.
3. Bagi Perawat
a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal
b. Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat dengan
tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga
c. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat
d. Meningkatkan profesionalisme keperawatan
4. Bagi Mahasiswa
Dapat secara langsung menerapkan konsep, teori dan prinsip Model
Praktik Keperawatan Profesional dalam pengelolaan pelayanan keperawatan
pada tingkat instalasi rawat inap disuatu tatanan pelayanan kesehatan dan
dapat berperan sebagai pembaharuan dan model peran dalam kepemimpinan
dan pengelolaan keperawatan profesional.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
D. Tahapan Manajemen
1. Top Management (Manajemen Puncak)
Di kenal juga dengan istilah executive officer bertugas
merencanakan kegiatan dan startegi peusahaan secara umum dan
mengarahkan jalannya peusahan secara umum dan mengarahkan jalannya
perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO ( Chief Executive
Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial
Officer).
2. Middle Management (Manajemen Operasional)
Mencakup semua manajemen yang berada diantara manajemen
pertama dan manajemen puncak yang bertugas sebagai penghubung
antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah yaitu kepala
bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.
3. Firs Line Management (Manajemen Operasional)
Merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas
memimpim dan mengawasi karyawan non manajerial yang terlibat dalam
proses produksi. Mereka sering di sebut supervisor, manajer shift,
manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman).
b. Material
Peralatan dan perlengkapan medis dan non medis
1) Alat tenun
a) Alas baki
b) Alas blankar
c) Bantal
d) Barakshort
e) Duk bolong
f) Duk balutan
g) Duk alas
h) Gorden tebal
i) Gorden vitrase
j) Handuk
k) Kelambu
l) Laken
m) Selimut wol
n) Stik laken
o) Sarung bantal
p) Tutup mayat
q) Taplak meja klien
r) Waslap
2) Alat kedokteran dan kesehatan
a) Alat mandi : waskom mandi, standar Waskom
b) Alat eliminasi : pispot, urinal, irigator, gelas ukur
c) Alat oksigenasi: manometer oksigen, roda oksigen besar, kunci
inggris, ambu bag
d) Pengukuran tanda-tanda vital : tensimeter, stetoskop,
termometer, timbangan berdiri, timbangan biasa, tongue spatel
e) Alat transportasi : brankar, kursi roda, roda cucian. Machine :
suction portable, EKG, dviblator
f) Lain-lain : vena seksi set, dressing cart,perlak, buli-buli panas,
standar infus, standar BSE, windring, stabilisator listrik
g) Dressing set : pinset anatomis, pinset sirurgis, gunting benang,
gunting jaringan, kom besar tertutup, kom sedang, kom kecil,
korentang, gunting perban, bak instrumen besar, bak instrumen
sedang, bak instrumen kecil, baki besar, bengkok sedang,
gunting besar, benang, gunting jahitan.
c. Methode (Metode)
1) Konsep Metode praktek Keperawatan Profesional
a) Pengertian MPKP
Model praktik keperawatan adalah diskripsi atau gambaran dari
praktik keperawatan yang nyata dan akurat berdasarkan kepada
filosofi, konsep dan teori keperawatan. Era globalisasi dan
perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan menuntut perawat,
sebagai suatu profesi, memberi pelayanan kesehatan yang
optimal. Indonesia juga berupaya mengembangkan model
praktik keperawatan profesional (MPKP).
b) Tujuan MPKP
(1) Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
(2) Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan
pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim keperawatan
(3) Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan
keperawatan
(4) Memberikan pedoman dalam menetukan kebijaksanaan dan
keputusan
(5) Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan
keperawatan bagi setiap anggota tim keperawatan.
d. Money (Uang)
Sumber keuangan dan pengelolaannya/pengeluarannya harus
jelas, dalam arti harus transparan. Untuk pengeluaran ada perencanaan
pengeluaran seperti untuk pengembangan program, insentif perawat
dan untuk lain-lain (Supriyanto, 2015).
e. Marketing (Marketing)
1) Jumlah hari rawat inap
Indikator penilaian efisiensi pelayanan adalah :
a) Bed Occupancy Rate
Bed occupancy rate (BOR) atau Pemakaian Tempat Tidur
dipergunakanuntuk melihat beberapa banyak tempat tidur di
rumah sakit yang digunakan pasien dalam suatu masa.
BOR = Jumlah hari perawatan x100%
Jumlah TT x hari perawatan
Presentasi ini menunjukkan sampai berapa jauh pemakaian
tempat tidur yang tersedia di rumah sakit dalam jangka waktu
tertentu. Bila nilai ini mendekati 100 berarti ideal tetapi bila
BOR Rumah Sakit 60-80% sudah bisa dikatakan ideal. BOR
antara rumah sakit yang berbeda tidak bisa dibandingkan oleh
karena adanya perbedaan fasilitas rumah sakit, tindakanmedik,
perbedaan teknologi intervensi. Semua perbedaan tadi disebut
sebagai “case mix” .
b) Bed Turn Over
Turn Over Internal (TOI), waktu rata-rata suatu tempat tidur
kosong atau waktu antara satu tempat tidur ditinggalkan oleh
pasien sampai ditempati lagi oleh pasien lain.
TOI = ( Jumlah TT x 365 ) – hari perawatan
Jumlah semua pasien keluar hidup + mati
TOI diusahakan lebih kecil daripada 5 hari. Bed turn over
(BTO), berapa kali satu tempat tidur ditempatkan pasien dalam
satu tahun. Usahakan BTO lebih besar dari 40.
3) Length Of Stay
Length of stay yang baik 5-13 hari atau maksimum 12 hari, 6-10
hari. Infant mortality rate (angka kematian bayi). Standar 20%.
IMR= Jumlah kematian bayi yang lahir di x 100%
RS
Jumlah bayi yang lahir di RS dalam
waktu tertentu
Maternal Mortality Rate (MMR) atau angka kematian ibu
melahirkan. Standar 0,25% atau antara 0,1-0,2%.
IMR= Jumlah pasien obstetri yang meninggal x 100%
Jumlah pasien obstetri dalam jangka waktu
tertentu
Foetal Death Rate (FDR) atau angka bayi lahir mati. Standar
2%.
FDR= Jumlah kematian bayi dengan umur kandungan x
20 minggu 100%
Jumlah semua kelahiran dalam jangka waktu
tertentu
Post Operative Death Rate (FODR) atau angka kematian pasca
bedah. Standar 1%.
FDR= Jumlah kematian setelah operasi dalam satu x
periode 100%
Jumlah pasien yang dioperasi dalam periode
yang sama
Angka kematian sectio caecaria. Standar 5%.
G. Ronde Keperawatan
1. Pengertian Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah kegiatan bertujuan mengatasi masalah
keperawatan klien dilandasi perawat, pasien dilibatkan untuk membahas
dan melaksanakan asuhan keperawatan. Akan tetapi pada kasus tertentu
harus dilakukan oleh perawat primer atau konsuler, kepala ruangan,
perawat associate, yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim
(Nursalam, 2018).
Karakteristik :
a. Pasien dilibatkan secara langsung.
b. Pasien merupakan focus kegiatan.
c. PA, PP dan konselor melakukan diskusi bersama.
d. Konselor menfasilitasi kreatifitas.
e. Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA, PP dalam
meningkatkan kemampuan mengatasi masalah.
Sementara itu menurut Potter (2021), nursing rounds adalah
pertukaran informasi diantara 2 shift dimana dilaporkan tiap-tiap kondisi
dengan cara mengunjungi pasien satu persatu (berkeliling), kemudian
mendiskusikannya. Jadi pelaksanana ronde keperawatan ini berkaitan
dengan pergantian shift dimana terjadi diskusi pada kasus-kasus tertentu.
2. Tujuan
a. Menumbuhkan cara berpikir kritis serta menumbuhkan pemikiran
tentang asuhan keperawatan yang berasal dari masalah klien.
b. Meningkatkan validitas data klien.
c. Meningkatkan kemampuan justifikasi.
d. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
e. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan.
3. Manfaat
a. Masalah pasien dapat teratasi.
b. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi.
c. Terciptanya komunikasi yang profesional.
d. Terjalinnya kerja sama antar tim kesehatan.
e. Perawat dapat melaksanakan dan melakukan model asuhan
keperawatan dengan tepat dan benar.
4. Kriteria Pasien
a. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan.
b. Pasien dengan kasus baru atau langka.
5. Metode
Diskusi
6. Alat Bantu
a. Sarana diskusi: buku dan pulpen.
b. Status/dokumentasi keperawatan pasien.
c. Materi yang disiapkan secara lisan.
7. Kriterian dan Evaluasi
a. Struktur
1) Menentukan penanggung jawab ronde keperawatan.
2) Menerapkan kasus yang akan dirondekan.
3) Persiapan perlengkapan ronde keperawatan (klien yang akan
dirondekan informedconcent menghubungi konsultan).
4) Pembagian peran Karu, Katim dan PA.
b. Proses
1) Melakukan ronde keperawatan bersama-sama kepala ruangan, ketua
tim dan perawat pelaksana.
2) Penjelasan tentang klien oleh ketua tim dalam hal ini menjelaskan
difokuskan pada masalah keperawatan dan intervensi yang telah
dilaksanakan tetapi belum mampu mengatasi masalah pasien.
3) Diskusi antar anggota tim kesehatan tentang kasus tersebut.
4) Pemberian masukan solusi tindakan yang lain mampu mengatasi
klien tersebut.
c. Hasil
1) Dapat dirumuskan tindakan keperawatan untuk menyelasikan
masalah pasien.
2) Hasil diskusi yang disampaikan dapat ditindak lanjut dan
dilaksanakan.
8. Persiapan
a. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
b. Pemberian informed consent kepada klien/keluarga.
9. Pasca Ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta
menetapkan rencana tindakan selanjutnya.
H. Supervisi
1. Pengertian
Supervisi berasal dari kata super (bahasa latin yang berarti di atas)
dan videre (bahasa latin yang berarti melihat). Bila dilihat dari asalkata
aslinya,supervisi berarti “melihat dari atas” pengertian supervisi adalah
melakukan pengamatan secara langsung dan berkala oleh “atasan”
terhadap pekerjaan yang dilakukan “bawahan” untuk kemudian bila
ditemukan masalah, segera diberikan bantuan yang bersifat langsung guna
mengatasinya. Suarli & Bahtiar (2020).
2. Manfaat Supervisi
Apabila supervise dapat dilakukan dengan baik, akan diperoleh
banyak manfaat. Manfaat tersebut diantaranya sebagai berikut:
a. Supervisi dapat lebih meningkatkan efektifitas kerja. Peningkatan
efektifitas kerja ini erat hubungannya dengan peningkatan pengetahuan
dan keterampilan bawahan, serta makin terbinanya hubungan dan
suasana kerja yang lebih harmonis antara atasan dan bawahan.
b. Supervisi dapat lebih meningkatkan efisiensi kerja. Peningkatan
efisiensi kerja ini erat kaitannya dengan makain berkurangnya
kesalahan yang dilakukan bawahan,sehingga pemakaian sumber daya
(tenaga, harta dan sarana) yang sia-sia dan akan dicegah.
Apabila kedua peningkatan ini dapat diwujudkan, sama artinya
dengan telah tercapainya tujuan suatu organisasi. Sesungguhnya tujuan
pokok dari supervisi ialah menjamin pelaksannan berbagai kegiatan yang
telah direncanakan secara benar dan tepat, dalam arti lebih efektif dan
efisien, sehingga tujuan yang telah ditetapkan organisasi dapat dicapai
dengan memuaskan.
3. Unsur Pokok Dalam Supervisi
Unsur-unsur pokok dalam supervise adalah sebagai berikut:
a. Pelaksana
Yang bertanggung jawab melaksanakan supervise adalah atasan
(supervisesor) yang memiliki “kelebihan” dalam organisasi, karena
fungsi supervisi memang banyak terdapat pada tugas atasan. Namun,
untuk keberhasilan supervisi, yang lebih diutamakan adalah kelebihan
dalam hal keterampilan dan pengetahuan. Bertitik tolak dari ciri
tersebut, sering dikatakan bahwa keberhasilan supervisi lebih
ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
atasan dan untuk pekerjaan yang tidak di spervisi, bukan oleh
wewenangnya.
b. Sasaran
Sasaran atau objek dari supervisi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh
bawahan, serta bawahan yang melakukan pekerjaaan. Jika supervisi
mempunyai sasaran berupa pekerjaan yang dilakukan, maka disebut
supervisi langsung, sedangkan jika sasaran berupa bawahan yang
melakukan pekerjaan disebut supervisi tidak langsung.Disini terlihat
lebih jelas bahwa bawahan yang melaksanakan pekerjaan akan
disupervisi, tujuan utamanya adalah untuk menigkatkan
kinerjapekerjaan yang dilakukan oleh bawahan.
c. Frekuensi
Supervisi harus dilakukan dengan frekuensi yang berkala. Supervisi
yang dilakukan hanya sekali, bisa dikatakan bukan supervisi yang baik,
karena organisasi/lingkungan selalu berkembang. Oleh sebab itu,agar
organisasi selalu dapat mengikuti berbagai perkembangan dan
perubahan, perlu dilakukan berbagai penyesuaian. Supervisi dapat
membantu penyesuaian tersebut, yaitu melalui peningkatan
pengetahuan dan keterampilan bawahan. Tidak ada pedoman yang pasti
mengenai beberapa kali supervisi harus dilakukan. Yang di gunakan
sebagai pegangan umum, supervisi biasanya bergantung dari derajat
kesulitan pekerjaan yang di lakukan,serta sifat penyesuaian yang akan
dilakukan. Jika derajat kesulitan tinggi serta sifat penyesuaian yang
akandi kalukan. Jika derajat kesulitan tinggi serta sifat penyesuaiannya
mendasar, maka supervisi harus lebih sering dilakukan.
d. Tujuan
Memberikan bantuan kepada bawahannya secara langsung sehingga
dengan bantuan tersebut bawahan akan memiliki bekal yang cukup
untuk dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan hasil yang baik.
Pemahaman seperti ini sangat penting, karena tujuan dari supervisi
bukan semata-mata untuk mencapai hasil yang baik. Oleh karena itu,
atasan jagan sampai mengambil alih tugas bawahan. Supervisi harusnya
memberikan “bekal” kepada bawahan, sehingga dengan bekal tersebut
bawahan seharusnya dpat melaksanakan tugas dan pekerjaanya dengan
baik.
e. Teknik
Teknik pokok supervise pada dasarnya mencakup 4 hal, yaitu :
1) Menetapkan masalahnya dan prioritasnya
2) Menetapkan penyebab, prioritas, dan jalan keluarnya
3) Melaksanakan jalan keluar
4) Menilai hasil yang dicapai untuk tindak lanjut
4. Prinsip pokok dalam supervise
Prinsip pokok supervise secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Tujuan utama supervise ialah untuk lebih meningkatkan kinerja
bawahan, bukan mencari kesalahan. Peningkatan kinerja ini dilakukan
dengan melakukan pengamatan langsung terhadap pekerjaan bawahan,
untuk kemudian apa bila ditemukan masalah, segera diberikan petunjuk
atau bantuan untuk mengatasinya.
b. Sejalan dengan tujuan utama yang ingin dicapai, sifat supervise harus
edukatif dan suportif bukan otoriter.
c. Supervise harus dilakukan secara teraturdan berkala. Supervise yang
hanya dilakukan sekali, bukan supervise yang baik.
d. Supervise harus dapat dilaksanakan sedemikian rupa sehingga terjalin
kerjasama yang baik antara atasan dan bawahan, terutama pada saat
proses penyelesaian masalah, dan untuk lebih mengutamakan
kepentingan bawahan.
e. Strategi dan tata cara supervise yang akan dilakukan harus sesuai
dengan kebutuhan masing-masing bawahan secara individu. Penerapan
strategi dan tata cara yang sama untuk semua kategori bawahan, bukan
merupakan supervise yang baik.
f. Supervise harus dilaksanakan secara pleksibel dan selalu disesuaikan
dengan perkembangan.
5. Pelaksanaan supervise
Yang bertanggung jawab melaksanakan supervise adalah atasan
yang memiliki “kelebihan” dalam organisasi. Idealnya, kelebihan tersebut
tidak hanya aspek status dan kedudukan, tetapi juga pengetahuan dan
keterampilan. Berdasarkan hal tersebut serta prinsip-prinsip pokok
supervise, maka untuk dapat melaksanakan supervise dengan baik, ada
beberapa syarat atau karakteristik yang harus dimiliki oleh pelakasana
supervise (supervisor). Karakteristik yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
a. Sebaiknya pelaksanaan supervise adalah atasan langsung dari yang
disupervise atau apabila hal ini tidak mungkin, dapat ditunjuk staf
khusus dengan batas-batas wewenang dan tanggung jawab yang jelas.
b. Pelaksanaan supervise yang harus dimiliki pengetahuan dan
keterampilan yang cukup untuk jenis pekerjaan yang akan disupervisi
c. Pekerjaan supervise harus memiliki keterampilan melkasanakan
supervise, artinya memahami prinsip-prinsip pokok serta teknik
supervise.
d. Pelaksanaan supervise harus memiliki sifat edukatif dan suportif bukan
otoriter.
e. Pelaksanaan supervise harus memiliki waktu yang cukup, sabar dan
selalu berupaya meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan prilaku
bawahan yang disupervisi
6. Teknik supervise
Teknik pokok supervise pada dasarnya identik dengan teknik
penyelsaian masalah (problem solving). Bedanya, pada supervise teknik
pengumpulan data untuk menetapkan masalah dan penyebab masalah
menggunakan teknik pengamatan langsung (direct observation) oleh
pelaksana supervise terhadap sarana supervise, serta pelaksanaan jalan
keluar. Dalam mengatasi masalah, tidak dapat dilakukan oleh pelaksana
supervise, bersama-sama dengan sarana supervise secara langsung
ditempat (on the spot). Dengan perbedaan seperti ini, jelaskan bahwa
untuk melaksanakan supervise yang baik, ada 2 hal yang perlu
diperhatikan.
a. Pengamatan langsung harus dilaksanakan sebaik-baiknya, untuk ini ada
beberapa hal lain yang harus diperhatiakan.
1) Sasaran pengamatan. Pengamatan langsung yang tidak jelas
sasarannya dapat terperangkap pada suatu yang bersifat detail. Untuk
mencegah keadaan yang seperti ini , maka pada pengamatan
langsung harus ditetapkan sasaran pengamatan, yakni hanya
ditunjukan pada sesuatu yang bersifat pokok dan strategis saja
(selective supervision).
2) Objektivitas pengamatan langsung yang tidak terstandarisasi dapat
mengganggu objektivitas. Untuk mencegah keadaan yang seperti ini
maka pengamatan langsung perlu dibantu dengan suatu daftar isi
(check list) yang telah dipersiapkan. Daftar isi tersebut ditunjukan
untuk setiap sasaran pengamatan secara lengkap dan apa adanya.
3) Pendekatan pengamatan
Pengamatan langsung sering menimbulkan berbagai dampak dan
kesan negative, misalnya rasa takut, tidak senang atau kesan
mengganggu kelancaran pekerjaan. Untuk mencegah keadaan ini
pengamatan langsung tersebut harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga berbagai dampak atau kesan negative tersebut tidak sampai
muncul. Sangat dianjurkan pengamatan tersebut dapat dilakukan
secara edukatif dan suportif, bukan menunjukan kekuasaan atau
otoriter.
b. Kerjasama
Tujuan pokok supervise adalah meningkatkan kinerja bawahan dengan
memberikan bantuan secara langsung ditempat, sesuai dengan
kebutuhannya. Untuk mengatasi masalah yang ditentukan, diperlukan
kerjasama antara pelaksana supervise dan yang disupervisi. Kerjasama
ini akan berhasil bila ada komunikasi yang baik antara pelaksana
supervise dan yang di supervise, serta mereka yang disupervisi
merasakan masalah yang dihadapi juga merupakan masalah mereka
sendiri (sense of belonging). Agar komunikasi yang baik dan rasa
memiliki ini dapat muncul, pelaksanaan supervise perlu kerjasama
dalam menyelesaikan masalah, sehingga prinsip-prinsip kerjasama
kelomok (team work) dapat diterapkan. Masalah, penyebab masalah
serta upaya alternative penyelesaian masalah harus dibahas secara
bersama-sama. Kemudian upaya penyelesaian masalah tersebut
dilaksanakan secara bersama-sama pula.
I. Timbang Terima
1. Pengertian Timbang Terima
Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan
keadaan klien. Timbang terima pasien harus dilaksanakan seeefektif
mungkin dengan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan
mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum dan
perkembangan saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat,
sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan
sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer (penanggung
jawab) dinas sore atau dinas malam secara tertulis dan lisan (Nursalam
2017).
2. Tujuan
a. Mengkomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi
yang penting
b. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus)
c. Menyampaikan hal-hal yang sudah/belum dilakukan dalam pemberian
asuhan keperawatan kepada pasien
d. Menyampaikan hal penting yang harus ditindaklanjuti oleh perawat
dina berikutnya
e. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya
3. Manfaat
a. Bagi perawat
1) Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat
2) Menjalin suatu hubungan kerjasama dan tanggung jawab antar
perawat
3) Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna
4) Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang
berkesinambungan
b. Bagi pasien
Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang
belum terungkap
4. Hal-hal yang perlu diperhatikan menurut Supriyanto (2015)
a. Dilaksanakan tepat pada saat pergantian shift
b. Dipimpin oleh kepala atau penanggung jawab pasien (Ka.tim)
c. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas
d. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, dan
mengabarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien
e. Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien
f. Pada saat timbang terima dikamar pasien, menggunakan volume suara
yang cukup sehingga pasien disebelahnya tidak mendengar sesuatu
yang rahasia bagi kilen. Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak
dibicarakan secara langsung didekat klien.
g. Sesuatu yang mungkin membuat klien terkejutdan shock sebaiknya
dibicarakan di nurse station
J. Sentralisasi Obat
1. Pengertian
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana obat yang akan diberikan
kepada pasien diserahkan pengelola sepenuhnya oleh perawat (Nursalam,
2018).
2. Tujuan
Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana
dan menghindari pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan
pasien dapat terpenuhi.
Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering mengapa
obat perlu disentralisasikan:
a. Memberikan macam-macam obat untuk satu pasien
b. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standar
yang lebih murah dengan mutu yang terjamin memiliki efektivitas
dan keamanan yang sama.
c. Meresepkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat “hanya untuk
mencoba”
d. Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang diperlukan
e. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan yang
akan membuang atau lupa untuk minum
f. Memesan obat lebih dari pada yang dibutuhkan sehingga banyak yang
tersisa sudah bantas kadaluarsa
g. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak
efektif
h. Meletakkan obat di tempat yang lembab, terkena cahaya atau panas
i. Mengeluarkan obat (dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada
suatu waktu sehinga dipakai berlebihan atau di curi.
3. Teknik Pengelolaan Obat (Sentralisasi)
Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat
a. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara
operasional dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjukkan.
b. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat
c. Penerimaan obat
1) Obat yang telah diresepkan ditunjukkan kepada perawat dan obat
yang telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan
menerima lembar obat
2) Perawat menuliskan nama pasien, register jenis obat, jumlah dan
sediaan obat (bila perlu) dalam kartu kontrol, dan diketahui (di
tanda tangan) oleh keluarga atau pasien dalam buku masuk obat.
Keluar pasien selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan atau bila
obat tersebut akan habis, serta penjelasan tentang 5B (benar obat,
benar jenis, benar waktu, benar cara pemberian, benar nama pasien)
3) Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang
harus di minum serta kartu sediaan obat
4) Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat
dalam kotak obat
4. Pembagian Obat
a. Obat telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam beku daftar
pemberian obat
b. Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya disimpan oleh perawat
dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar
pemberian obat. Dengan terlebih dicocokan dengan terapi yang
diinstruksikan dokter dan kartu obat yang pada pasien
c. Pada saat pemberian obat perawat mpat atau menjelaskan macam
obat,kegunaan obat jumlah obat dan efek samping . Usahakan tempat
atau wadah obat kembali ke perawat setelah obat di komsumsi serta
pantau efek samping pada pasien.
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala
ruangan atau petugas yang ditunjuk kepada dokter penanggung jawab
pasien.
5. Penambahan obat baru
a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis ,dosis atau
perubahan alur pemberian obat ,maka informasi ini akan dimasukan
dalam buku masuk obat dan sekaligius dilakukan perubahan dalam
kartu sediaan obat.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja ).
6. Obat khusus
a. obat dikatagorikan khusus apabila sediaan memiliki harga,yang cukup
mahal, menggunakan alur pemberian yang cukup ,besar atau hanya
diberikan dalam waktu/ sewaktu saja.
b. Pemberian obat khusus dilakukan menggunakan kartu khusus obat
dilaksanakan oleh perawat ketua tim.
c. Informasi yang diberikan oleh pasien atau keluarga, nama obat,
kegunaan obat,waktu pemberian obat, efek samping,penanggungjawab
pemberian dan wadah obat sebaliknya diserahkan atau ditunjukan
kepada keluarga setelah pemberian.
7. Menyimpan persediaan obat
a. Memeriksa ulang atau kebenaran obat dan jenis obat ,jumlah obat dan
alamat pasien. Penyimpanan stok (persediaan) yang teratur dengan baik
merupakan bagian penting dari manajemen obat. Obat yang diterima
dicatat dalam buku besar persediaan atau dalam kartu kesediaan .
b. Sistem kartu persediaan
Sebuah kartu persediaan (kartu stok) kadang kadang digunakan untuk
menggantikan buku besar persediaan.
c. Lemari obat periksa keamanan mekanisme kunci dan penerangan lemari
obat beserta lemari pendingin.
BTCLS
Kepala PK 3
1 Siti Heni,S S.Kep Ners 12 tahun PPI
Ruangan
APAR
Wakil BTCLS
Kepala & APAR PK 3
2 Mira meilani S.Kep Ners 17 tahun
Ruangan BCLS
Ketua Tim A CI
BTCLS
BCLS PK 3
3 Juwita Hapsah S.Kep Ners Ketua Tim B 11 tahun
APAR
Pelatihan Basic Trauma
BCLS
Perawat APAR PK 2
4 Sri rahmawati D3 Kep 9 tahun
Pelaksana Pelatihan Motivasi Pelatihan
Komunikasi Terapeutik
Perawat BCLS PK 2
5 Mega ayu D3 Kep 5 tahun
Pelaksana APAR
BCLS
7 PPGD PK 2
6 Nurul pangestu D3 Kep. Ketua Tim I
tahun APAR
BHD
PPGD
BCLS
Perawat PK 1
7 Tatang soleh D3 Kep 3 tahun APAR
Pelaksana
Pelatihan Orientasi Staff
Baru
BCLS
PPGD
Perawat APAR PK 2
8 Suneta Br barus S.Kep Ners 9 tahun
Pelaksana To Win Heart-share by
Optimizing complaints
Pelatihan Dasar ICU
Perawat BCLS PK 2
9 Anistya ayu S.Kep Ners 6 tahun
Pelaksana PPGD
APAR
Pedoman Program SPO
Peningkatan Mutu dan
keselamatan pasien
BPTLS
PPLT
Perawat PK 2
10 Wulandari D3 Kep 8 tahun BTCLS
Pelaksana
BTCLS
PPGD
BHD
Perawat PK 3
11 Yeti mulyati D3 Kep 8 tahun Servis
Pelaksana
Excellent
To Win Heart-share by
Optimizing complaints
BTCLS
Perawat PK 2
12 Anti dwi S1 Kep 5 tahun BHD
Pelaksana
APAR
BTCLS
Perawat BHD PK 2
13 Yani handayani S1 Kep 5 tahun
Pelaksana Servis
Excellent
BTCLS
BHD
Perawat PK 1
14 Husnu mubarok D3 Kep 3 tahun APAR
Pelaksana
Pelatihan Orientasi Staff
Baru
BTCLS
Perawat PK 3
15 Heni sri astuti D3 Kep 7 tahun BHD
Pelaksana
APAR
Perawat PK 2
16 Mela maesaroh D3 Kep 5 tahun BTCLS
Pelaksana
Perawat PK 1
17 Anafira nadiya D3 Kep 3 tahun BTCLS
Pelaksana
Uraian Tugas PK :
PK I
a) Memberikan keperawatan dasar
b) Memberikan askep dengan bimbingan dari perawat klinik lebih tinggi
c) Memberikan pendidikan kesehatan pada klien dan melakukan dokumentasi askep
d) Memberikan penyuluhan pada keluarganya
e) Melakukan kolaborasi dengan profesi lain
PK II
a) Memberikan keperawatan dasar dalam lingkup keperawatan : medikal bedah/ Maternitas/
Pediatrik/ Jiwa/ Komunitas/ gadar, tanpa komplikasi/ tidak komplek dengan bimbingan
terbatas dari perawat klinik yang lebih tinggi
b) Melakukan tindakan kolaborasi dengan profesi lain
c) Melakukan dokumentasi askep
d) Memberikan pendidikan kesehatan bagi klien dan keluarganya serta bagi perawat klinik
pada tingkat dibawahnya
e) Membimbing PK I
PK III
a) Memberikan keperawatan dasar pada klien dalam lingkup keperawatan : medikal bedah/
maternitas/ pediatrik/ jiwa/ komunitas/ gawat darurat dengan komplikasi/ kompleks
b) Melakukan tindakan keperawatan khusus dengan resiko
c) Melakukan konseling kepada klien
d) Melakukan rujukan keperawatan
e) Melakukan askep dengan keputusan secara mandiri (tanpa bimbingan)
f) Melakukan dokumentasi askep
g) Melakukan kolaborasi dengan profesi lain
h) Memberikan pendidikan kesehatan bagi pasien dan keluarga pasien
i) Membimbing PK II
j) Mengidentifikasi hal-hal yang perlu diteliti lebih lanjut
3) Jumlah Perawat Berdasarkan Pendidikan Terakhir di Ruang Asoka 1 Rumah Sakit
Dustira Tk. II Cimahi
Berdasarkan table di atas bahwa sebagian besar dari perawat di Ruang Asoka 1 Rumah Sakit TK II
Dustira memiliki pendidikan D3 Keperawatan dengan persentase 59%, hal ini juga sesuai dengan
standar departemen kesehatan bahwa perawat yang memiliki jenjang pendidikan strata 1 minimal
20%, dan di ruang Asoka 1 Rumah sakit TK II Dustira perawat dengan jenjang strata 1 ners sebanyak
29%.
4) Jumlah Perawat Berdasarkan Masa Kerja di Ruang Asoka 1 Rumah Sakit Tk.II Dustira
Cimahi
16-20 Tahun 1 6%
Total 17 100%
Berdasarkan hasil analisa tabel di atas bahwa sebagian besar perawat Ruang Asoka 1 Rumah
Sakit TK II Dustira bekerja selama 1-5 sampai sebanyak 7 perawat dengan presentase 41%
dan 6-10 tahun sebanyak 7 perawat dengan persentase 41%, dan yang bekerja selama 11-15
tahun sebanyak 2 perawat dengan presentase 12% dan yang bekerja selama 16-20 tahun
Tabel 3.4 Jumlah Perawat Berdasarkan Status Kepegawaian di Ruang Asoka 1 Rumah
Sakit TK II Dustira
Berdasarkan hasil tabel diatas bahwa sebagian besar dari perawat di Ruang Asoka 1
Rumah sakit TK II Dustira adalah Pegawai kontrak harian lepas lebih banyak dibandingkan
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tenaga perawat di Ruang Asoka 1
Rumah sakit TK II Dustira seluruh perawat yang telah mengikuti pelatihan dan seminar
keperawatan.
d. Gaya Kepemimpinan
Tabel dibawah ini merupakan hasil dari kuesioner gaya kepemimpinan yang dilakukan
Tabel 3.9 Persepsi Gaya Kepemimpinan di Ruang Asoka 1 Rumah Sakit TK II Dustira
Otoriter 2 20%
Demokrasi 3 30%
Liberal 5 50%
Total 10 100%
Dustira didapatkan dari 10 perawat diketahui bahwa lebih banyak responden yang memilih
gaya kepemimpinan liberal yaitu sebanyak 5 orang (50%), sedangkan gaya kepemimpinan
demokrasi sebanyak 3 orang (30%) dan gaya kepemimpinan otoriter sebanyak 2 orang
(20%).
Tabel dibawah ini merupakan hasil dari kuesioner Gaya Komunikasi dan Jenis Komunikasi
Tabel 3.10 Persepsi Gaya Komunikasi dan Jenis Komunikasi di Ruang Asoka 1
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Gaya Komunikasi antar perawat di ruang
Asoka 1 Rumah sakit Tk II Dustira memiliki keseimbangan antara PT-SR Partisipasi dan PT-
ST Delegasi dengan presentasi setuju 80% kurang setuju 20%.
f. Jenis Komunikasi
Tabel dibawah ini merupakan hasil dari kuesioner Jenis Komunikasi dari 10 perawat di
Baik 7 70%
Cukup 2 20%
Kurang 1 10%
Total 10 100%
Berdasarkan tabel diatas Gaya kepemimpinan di Ruangan Asoka 1 Rumah Sakit TK II
Dustira didapatkan dari 10 perawat diketahui bahwa lebih banyak responden yang memilih
jenis komunikasi baik yaitu sebanyak 7 orang (70%), sedangkan jenis komunikasi Cukup
sebanyak 2 orang (20%) dan jenis komunikasi Kurang sebanyak 1 orang (10%).
Tabel dibawah ini merupakan hasil dari kuesioner kepuasan kerja perawat dari 10 perawat di
Tabel 3.10 Persepsi Kepuasan Kerja Perawat di Ruang Asoka 1 Rumah Sakit TK II
Dustira
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja perawat di ruang Asoka 1
Rumah sakit Tk II Dustira memiliki keseimbangan antara puas dan tidak puas dengan
Berdasarkan hasil pengkajian selama 3 hari, observasi dilakukan mulai tanggal 15 Februari
2022 sampai 17 Februari 2022. Gambaran umum jumlah tempat tidur di ruang Asoka 1 :
jumlah bed 35 yang terdiri dari 30 tempat tidur kelas 2 dan 5 tempat tidur observasi.
1) Perhitungan Tenaga Keperawatan Menurut Douglass
Jumlah rata-rata pasien perhari berdasarkan tingkat ketergantungan pasien tanggal 15- 17
Februari 2022 didapatkan 78%.
Keterangan : angka 86 merupakan jumlah hari libur atau lepas dinas dalam 1 tahun,
sedangkan angka 279 adalah jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun. Jadi, jumlah perawat
yang dibutuhkan menurut perhitungan menggunakan rumus douglas:
18,03 + 1 (kepala ruangan) + 1 (wakil kepala ruangan) + 3,4 orang lepas dinas = 23,43
orang atau dibulatkan menjadi 23 orang
Professional : vokasional = (55% x 23) : (45% x23)
= 12,6 : 10,3
= 12 Ners : 10 D3 Kep
Kebutuhan tenaga =
Jml jam perawatan di ruangan/ hari = 109 = 15,57
Jam efektif perawat 7
Loss day
86
X 15,57= 4,8
279
TP =
Dimana :
A : jam efektif/ 24 jam (waktu perawatan yang dibutuhkan klien)
B : sensus harian (jml pasien) → BOR x TT
C : jml hari libur
Menghitung A (jam efektif/ 24 jam)
Perawatan langsung :
Minimal care = 13 x 1 jam = 13jam
Partial care = 17 x 3 jam = 51 jam
Total care = 5 x 5 jam = 25 jam
Jumlah = 13+51 + 25 = 89/35 pasien = 2,5 jam
Perawatan tidak langsung :
60 menit = 1 jam
Penkes :
15 menit = 0,25 jam/ pasien
Maka :
Jam perawatan = 2,5 + 1 + 0,25 = 3,75 jam
Menghitung B (BOR x TT)
Selasa 15/02/2021 = 20 pasien
Rabu 16/02/2021 = 28 pasien
Kamis 17/02/2021 = 34 pasien
BOR =
= 20+28+34 x100 %
35 x 3
= 82 x 100 % = 78%
105
B = BOR x TT = 78 % x 35 = 27,3 bed = 27 bed
TP = A x B x 365
(365-C) x jam kerja per hari
= 3,75 x 27 x 365
(365 - 86) x 8
= 36956,25 = 16,55
2.232
Cadangan = 20% x 16,55 = 3,31
Maka :
Total = 16,55 + 3,31 + 1(kepala ruangan) = 20,86 = 20 perawat
Proporsi professional : vokasional = (55% x 20) : (45% x 20)
= 11 : 9 = 11 Ners : 9 D3.Kep
Kesimpulan : jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan menurut perhitungan
Gillis perhari 16,55 + 3,31 + 1(kepala ruangan) = 20,86 = 20 perawat.
e. Beban kerja
Tabel dibawah ini merupakan hasil observasi dari 10 orang perawat dari shif pagi, siang
dan malam.
DINAS
Pera PAGI Pera SIANG Pera MALAM KE
wat JK A BK% wat JK A BK% wat JK A BK% T
1 420 357 85 6 420 250 59.52 11 600 595 99.16
2
420 354 84.28 7 420 270 64.28 12 600 585 97.5
3
420 346 82.38 8 420 226 53.81 13 600 581 96.83
4
420 349 83.09 9 420 235 55.95 14 600 510 85
5
420 352 83.80 10 420 261 62.14 15 600 445 74.1
Total 2100 1758 418.55 2100 1242 295.7 3000 2716 452.59
Rata-
rata
351.6 83.71 248.4 59.14 543.2 90.5
jam
dinas
Keterangan :
JK : Jam Kerja Perawat
A : Aktivitas Perawat
BK : Beban Kerja
a) Pagi =
= 84%
Direct =
= 43%
Indirect =
= 41%
b) Siang =
= 59%
a) Direct =
= 28%
b) Indirect =
= 31%
c) Malam =
= 90%
a) Direct =
= 60%
b) Indirect =
= 30%
=79%
Hasil analisa:
Berdasarkan hasil pengkajian, struktur organisasi telah tersedia dan telah terpasang di ruang
asoka 1. Struktur organisasi yang ada di ruang Asoka 1 menggunakan Metode Penugasan
Tim. Adapun penentuan anggota tim disusun berdasarkan lama/masa tugas.
Jumlah Personil
1) Perawat
a) Kepala Ruangan : 1 orang
b) Ketua Tim : 2 orang
c) Perawat Pelaksana : 14 orang
2) Non Perawat
a) Administrasi : 1 orang
b. Uraian Job Description Dari Struktur Organisasi
1. Persyaratan Kewenangan Struktur Organisasi
a. Kepala Ruangan
(1) Pendidikan S1 Keperawatan Ners
(2) Sudah pernah mengikuti pelatihan manajemen kepala ruangan dan seminar serta
pelatihan komunikasi terapeutik.
(3) Pengalaman kerja menjadi kepala ruangan <10 tahun.
b. Ketua Tim
(1) Pendidikan S1 keperawatan dengan masa kerja >10 tahun
(2) Pendidikan D3 Keperawatan dengan pengalaman >10 tahun
(3) Sehat jasmani dan rohani
(4) Memiliki SIP
(5) Sudah pernah mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan managemen
ruangan dan pernah mengikuti pelatihan komunikasi teurapeutik.
c. Perawat Pelaksana
(1) Pendidikan minimal D3 Kep
(2) Sebanyak 16 orang perawat pelaksana pernah mengikuti atau memiliki
sertifikat yang berhubungan dengan keperawatan.
2. Job Description Dari Struktur Organisasi Kepala Ruangan
a. Kepala Ruangan
a) Melaksanakan fungsi perencanaan (P1) meliputi :
(1) Menyusun rencana kerja kepala ruangan
(2) Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan di
ruang bedah pria instalasi rawat inap yang bersangkutan
(3) Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi jumlah maupun
kualifikasi untuk di ruang bedah pria instalasi rawat inap, koordinasi dengan
kepala instalasi rawat inap
b) Melaksanakan fungsi pergerakan dan pelaksanaan (P2) meliputi :
(1) Melaksanakan serah terima dan tanggung jawab pasien dari dinas
sebelumnya dan dinas yang selanjutnya
(2) Mendelegasikan wewenang kepada wakil kepala ruangan apabila kepala
ruangan berhalangan
(3) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan di ruang
rawat, melalui kerja sama dengan petugas lain yang bertugas di ruang bedah
pria instalasi rawat inap
(4) Menyusun jadwal/daftar dinas tenaga keperawatan dan tenaga lain bersama-
sama dengan wakil kepala ruang bedah pria sesuai kebutuhan pelayanan dan
peraturan yang berlaku di rumah sakit
(5) Melaksanakan orientasi kepada tenaga keperawatan baru/tenaga lain yang
akan kerja di ruang bedah pria instalasi rawat inap
(6) Memberikan orientasi kepada siswa/mahasiswa keperawatan yang
menggunakan ruang rawatnya sebagai praktek
(7) Memberi orientasi kepada pasien atau keluarganya meliputi : penjelasan
tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruang rawat, fasilitas yang ada dan
cara penggunannya serta kegiatan rutin sehari-hari
(8) Membimbing tenaga keperawatan untuk melaksanakan pelayanan atau
asuhan keperawatan sesuai standar kompetensi
(9) Mengadakan pertemuan berkala/sewaktu-waktu dengan staf keperawatan dan
petugas lain yang bertugas di ruang bedah pria instalasi rawat inap
(10) Memberi kesempatan/izin kepada staf keperawatan untuk mengikuti kegiatan
ilmiah/penataran dengan koordinasi kepala instalasi rawat inap
(11) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat agar selalu dalam
keadaan siap pakai
(12) Mendampingi visite dokter dan mencatat instruksi dokter, khususnya bila ada
perubahan program pengobatan pasien
(13) Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di ruang rawat
menurut tingkat kegawatan, infeksi/non infeksi, kelas sesuai haknya untuk
kelancaran pemberian asuhan keperawatan
(14) Mengendalikan kualitas sistem pencatatan dan pelaporan asuhan
keperawatan dan kegiatan lain secara tepat dan benar. Hal ini penting untuk
tindakan keperawatan
(15) Memberi motivasi kepada petugas dalam memelihara kebersihan lingkungan
ruang bedah pria instalasi rawat inap
(16) Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien di ruang bedah pria instalasi
rawat inap
(17) Meneliti atau memeriksa pengisian daftar permintan makanan pasien
berdasarkan macam dan jenis diet pasien
(18) Meneliti atau memeriksa ulang pada saat penyajian makanan pasien sesuai
dengan program dietnya
(19) Menyimpan berkas catatan medic pasien dalam masa perawatan di ruang
bedah pria
(20) Mengembalikan berkas catatan medic bila pasien keluar atau pulang dari
ruang bedah pria instalasi rawat inap ke unit medical record
(21) Membuat laporan kejadian khusus yang berhubungan dengan pelayanan
asuhan keperawatan
(22) Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan asuhan keperawatan serta
kegiatan lainnya di ruang bedah pria instalasi rawat inap, disampaikan
kepada atasannya
(23) Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien atau keluarga sesuai
kebutuhan dasar dalam batas wewenangnya
c) Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penelitian (P3) meliputi :
(1) Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah
ditentukan
(2) Mengawasi atau menilai siswa atau mahasiswa keperawatan untuk
memperoleh pengalaman belajar sesuai tujuan program bimbingan yang telah
ditentukan
(3) Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan yang berada di bawah
tanggung jawabnya
(4) Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga keperawatan,
peralatan, dan obat-obatan
(5) Mengawasi dan menilai pelayanan asuhan keperawatan sesuai standar yang
berlaku secara mandiri dan koordinasi dengan sie mutu asuhan keperawatan
yang ada di komite keperawatan
b. Ketua Tim
a) Mengidentifikasi pesien-pasien yang membutuhkan koordinasi Case Manager
b) Mengkoordinasikan masalah pelayanan pasien dengan DPJP maupun bagian
ataupun instalasi atau unit terkait dengan rencana maupun tindakan medis
keperawatan
c) Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga mengenai perkembangan
pelayanan kesehatan
d) Ikut serta dalam rapat tim pelayanan pasien
e) Mengkaji setiap pasien dalam menetapkan rencana asuhan keperawatan
f) Mengkoordinasikan rencana asuhan keperawatan dengan tindakan medis
g) Membagi tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota kelompok dan
memberikan bimbingan melalui pre dan post conference
h) Membuat laporan perkembangan pasien
i) Melakukan koordinasi dengan kepala ruangan, kepala instalasi rawat inap,
komite keperawatan, komite medic, kepala pelayanan medis (YanMed) maupun
pelayanan masyarakat umum (Yanmasum)
j) Melaksanakan proses keperawatan yang meliputi : pengkajian, merumuskan
diagnosa keperawatan, menyusun rencana keperawatan atau intervensi,
melakukan tindakan keperawatan atau implementasi, membuat evaluasi
keperawatan
k) Membuat perencanaan pasien pulang atau discharge planning dan memberikan
pendidikan kesehatan yang dibutuhkan pasien dan keluarganya
l) Mengevaluasi pemberian asuhan keperawatan dan hasil yang dicapai serta
mendokumentasikannya
m) Menciptakan iklim yang kondusif
n) Mendorong staff untuk meningkatkan kemampuan melalui riset keperawatan
o) Membuat pelaporan PMKP, SKP, dan PPI ke instalasi rawat inap
p) Membuat laporan pasien DHF ke instalasi rawat inap
q) Membuat penilaian kinerja perawat pelaksana setiap satu tahun sekali dan
selanjutnya dilaporkan ke instalasi rawat inap.
c. Perawat Pelaksana
a) Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungan
b) Memelihara peralatan keperawatan rekam medik agar selalu dalam keadaan siap
pakai
c) Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan berlaku
d) Melakukan pengkajian keperawatan dan menentukan diagnosa keperawatan,
sesuai batas kewenangannya.
e) Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan kemampuannya.
f) Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai dengan kemampuannya,
antara lain:
(1) Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan SAK (Standar Asuhan
Keperawatan)
(2) Memberikan penyuluhan Kesehatan kepada pasien dan keluarganya tentang
proses pelayanan keperawatan sesuai kasus penyakitnya
g) Melatih/membantu pasien untuk melakukan latihan gerak, pasif/aktif ambulasi
dini
h) Melakukan tindakan darurat kepada pasien antara lain, panas tinggi, kolaps,
perdarahan, keracunan, henti nafas dan henti jantung sesuai SPO yang berlaku.
Selanjutnya segera melaporkan tindakan yang telah dilakukan kepada dokter
ruang rawat atau dokter jaga.
i) Melaksanakan tindakan kolaboratif dengan dokter dan tenaga kesehatan lain.
j) Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai SOP yang berlaku
k) Mengobservasi kondisi pasien, selanjutnya melakukan tindakan yang tepat
berdasarkan hasil observasi tersebut batas kemampuannya.
l) Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas kasus dan untuk
meningkatkan mutu asuhan keperawatan
m) Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan libur secara bergilir sesuai jadwal
dinas.
n) Mengikuti pertemuan berkala yang dia adalkan oleh kepala ruangan atau instalasi
rawat inap
o) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bidang keperawatan, antara lain
mengikuti keterampilan ilmiah, inservice Training dan penataran atas
izin/persetujuan ka install Rawat Inap
p) Melaksanakan sistem pencatatan pelaporan asuhan yang tepat dan benar sesuai
standar Asuhan Keperawatan.
q) Melaksanakan serah terima tugas kepada pengganti secara lisan maupun tertulis
pada saat penggantian dinas dengan melakukan kunjungan ke pasien
r) Melakukan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya sesuai dengan
keadaan dan kebutuhan pasien mengenai
(1) Program diet, kolaborasi dengan ahli gizi
(2) Perawatan lanjutan yang diperlukan sesuai dengan kondisi pasien
s) Melatih pasien menggunakan alat bantu sesuai yang dibutuhkan seperti:
(1) Rollstoel
(2) Tongkat penyangga
t) Melatih pasien untuk melaksanakan tindakan keperawatan dirumah misalnya:
(1) Merawat Luka
(2) Melatih anggota Gerak
u) Menyiapkan pasien yang akan pulang meliputi menyediakan formulir
penyelesaian administratif seperti :
(1) Surat izin pulang
(2) Surat keterangan istrahat sakit
(3) Petunjuk Diet
(4) Resep obat untuk dirumah, jika diperlukan
(5) Surat rujukan atau pemeriksaan ulang
(6) Dan lain-lain
v) Menyiapkan status Lyst pasien setiap awal dinas tenang
(1) Rencana tindakan pasien selanjutnya
(2) Resep yang diperlukan untuk program terapi pasien
(3) Kelengkapan lembar konsul sesuai rencana tindakan pasien
(4) Pencatatan dokumentasi perkembangan kondisi pasien.
w) Mengkoordinasikan dan komunikasikan dengan
(1) Dokter yang merawat pasien (rawat bersama)
(2) Dokter yang bertanggung jawab
(3) Unit penunjang pelayanan kesehatan
(4) Kontrol, bila diluar jam kerja.
Hasil analisa:
Berdasarkan hasil analisa, job deskripsi dari struktur organisasi telah tersedia, lengkap
dan sesuai dengan pembagian struktur organisasi
d. Pengetahuan Perawat
1. Metode Penugasan (Tim)
Tabel 1.1 menunjukan pengetahuan metode penugasan tim Ruang Asoka 1, dari hasil analisis
didapat bahwa perawat yang memiliki pengetahuan baik adalah sebanyak 8 orang (80%),
perawat yang memiliki pengetahuan cukup adalah sebanyak 1 orang (10%), sedangkan
perawat yang memiliki pengetahuan kurang adalah sebanyak 1 orang (10%). Dapat
disimpulkan bahwa mayoritas pengetahuan metode penugasan tim perawat ruang Asoka 1
adalah baik.
2. Supervisi
Tabel 1.2 menunjukan pengetahuan supervisi Ruang Asoka 1, dari hasil analisis didapat
bahwa perawat yang memiliki pengetahuan baik adalah sebanyak 2 orang (20%), perawat
yang memiliki pengetahuan cukup adalah sebanyak 7 orang (70%), sedangkan perawat
yang memiliki pengetahuan kurang adalah sebanyak 1 orang (10%). Dapat disimpulkan
bahwa mayoritas pengetahuan supervisi perawat ruang Asoka 1 adalah cukup.
3. Ronde Keperawatan
Tabel 1.4 menunjukan pengetahuan universal precaution Ruang Asoka 1, dari hasil analisis
didapat bahwa perawat yang memiliki pengetahuan baik adalah sebanyak 9 orang (90%),
perawat yang memiliki pengetahuan cukup adalah sebanyak 1 orang (0%), dan tidak ada
perawat (0%) yang memiliki pengetahuan kurang. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas
pengetahuan universal precaution perawat ruang Asoka 1 adalah baik.
5. Discharge Planning
Tabel 1.6 menunjukan pengetahuan timbang terima Ruang Asoka 1, dari hasil analisis
didapat bahwa perawat yang memiliki pengetahuan baik adalah sebanyak 9 orang (90%),
perawat yang memiliki pengetahuan cukup adalah sebanyak 1 orang (10%), dan tidak ada
perawat (0%) yang memiliki pengetahuan kurang. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas
pengetahuan timbang terima perawat ruang Asoka 1 adalah baik.
7. Sentralisasi Obat
Tabel 1.7 menunjukan pengetahuan sentralisasi obat Ruang Asoka 1, dari hasil analisis
didapat bahwa perawat yang memiliki pengetahuan baik adalah sebanyak 8 orang (80%),
perawat yang memiliki pengetahuan cukup adalah sebanyak 2 orang (20%), dan tidak ada
perawat (0%) yang memiliki pengetahuan kurang. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas
pengetahuan sentralisasi obat perawat ruang Asoka 1 adalah baik.
8. Dokumentasi Askep
Tabel 1.8 Pengetahuan Dokumentasi Keperawatan Ruang Asoka 1
Tabel 1.8 menunjukan pengetahuan dokumentasi asuhan keperawatan Ruang Asoka 1, dari
hasil analisis didapat bahwa perawat yang memiliki pengetahuan baik adalah sebanyak 9
orang (90%), perawat yang memiliki pengetahuan cukup adalah sebanyak 1 orang (10%),
dan tidak ada perawat (0%) yang memiliki pengetahuan kurang. Dapat disimpulkan bahwa
mayoritas pengetahuan dokumentasi keperawatan perawat ruang Asoka 1 adalah baik.
e. Observasi
1. Metode Penugasan Tim
Tabel 1.9 Hasil Observasi Metode Penugasan Tim Selama 3 Kali Di Ruang
Asoka 1
Tabel 1.9 menunjukan hasil observasi metode penugasan tim selama 3 kali di ruang Asoka 1, dari
hasil analisis didapat bahwa pada observasi pertama, kedua dan ketiga metode penugasan tim
dilakukan sesuai SOP (100%). (Observasi mencakup pengaturan shift, komunikasi dan uraian
tugas dalam metode penugasan tim)
2. Supervisi
Berdasarkan hasil observasi, supervisi di Ruang Asoka 1 belum berjalan. Berdasarkan
hasil wawancara dengan kepala ruangan, belum pernah ada pelatihan khusus terkait
pelaksanaan supervise di ruangan. Meskipun begtu, kepala ruangan akan mencoba
menyusun program supervisi di Ruang Asoka 1 pada tahun anggaran selanjutnya.
Rencananya kepala ruangan akan membuat jadwal rutin supervisi untuk seluruh perawat
sebanyak 2 kali dalam satu minggu dengan supervisor yang berjenjang. Hambatan dalam
pelaksanaan supervisi saat ini yaitu menumpuknya tugas perawat terlebih dengan adanya
program baru yaitu penginputanasuhan asuhan keperawatan ke sistem informasi, maka
dari itu perawat terkesan menjadi double dalam melakukan dokumentasi keperawatan. (-)
Namun dari bagian manajemen rawat inap rumah sakit (kes manager), rutin dilaksanakan
supervisi ke setiap ruangan dua kali dalam satu bulan. Hal-hal yang disupervisikan antara
lain jumlah pasien dan perawat yang bertugas, prosedur asuhan keperawatan, dokumentasi
keperawatan serta cara penyelesaian kendala-kendala yang dialami selama melakukan
asuhan keperawatan. (+)
3. Ronde Keperawatan
Berdasarkan hasil observasi selama pengkajian, tidak dilakukan ronde keperawatan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala dan kepala tim, pelaksanaan ronde
keperawatan belum pernah dilaksanakan karena hambatan-hambatan sistematika
dilapangan, seperti padatnya jadwal dinas dan tidak adanya jadwal khusus untuk
pelaksanaan ronde keperawatan di ruangan. (-) Tetapi dari bagian komite keperawatan
rumah sakit rutin dilaksanakan agenda Bedah Kasus setiap hari selasa dan kamis. Agenda
Bedah Kasus adalah pembahasan asuhan keperawatan yang terbanyak / komplikatif yang
membutuhkan perawatan dari berbagai tim medis yang diikuti oleh seluruh perwakilan
tenaga medis setiap ruangan. Bedah Kasus ini bertujuan untuk meningkatkan mutu
perawat dari segi keterampilan dan keilmuan. Dalam agenda ini juga dihadirkan pemateri-
pemateri yang sesuai dengan materi yang akan dibahas. (+)
4. Universal Precaution
Tabel 1.10 Hasil Observasi Universal Precaution Selama 3 Kali Pada 5 Perawat
Di Ruang Asoka 1
Tabel 1.11 Hasil Observasi Discharge Planning Selama 3 Kali Pada 5 Perawat Di
Ruang Asoka 1
Tabel 1.12 Hasil Observasi Timbang Terima Selama 3 Kali Di Ruang Asoka 1
Tabel 1.9 Hasil Observasi Tindakan Pengukuran TTV Selama 3 Kali Pada 5
Perawat Ruang Asoka 1
Tabel 1.10 Hasil Observasi Tindakan Pemberian Obat IV (Bolus) Selama 3 Kali
Pada 5 Perawat Ruang Asoka 1
Tabel 1.10 menunjukan hasil observasi tindakan pemberian obat IV (Bolus) selama 3 kali
pada 5 perawat ruang Asoka 1, dari hasil analisis didapat bahwa pada observasi pertama
seluruh perawat (100%) patuh terhadap SOP. Pada observasi kedua perawat yang patuh
SOP adalah sebanyak 3 orang (60%), dan yang tidak patuh SOP adalah sebanyak 2 orang
(40%). Pada observasi ketiga perawat yang patuh SOP adalah sebanyak 4 orang (80%),
dan yang tidak patuh SOP adalah sebanyak 1 orang (20%). Dapat disimpulkan bahwa, total
rata-rata persentase adalah 80% atau sebanyak 4 dari 5 perawat patuh SOP.
3. Pengambilan Darah Vena
Tabel 1.11 Hasil Observasi Tindakan Pengambilan Darah Vena Selama 3 Kali
Pada 5 Perawat Ruang Asoka 1
Tabel 1.12 Hasil Observasi Tindakan Pemasangan Infus Selama 3 Kali Pada 5
Perawat Ruang Asoka 1
Tabel 1.12 menunjukan hasil observasi tindakan pemasangan infus selama 3 kali pada 5
perawat ruang Asoka 1, dari hasil analisis didapat bahwa pada observasi pertama, kedua
dan ketiga seluruh perawat (100%) patuh terhadap SOP.
5. Bed Making
Tabel 1.13 Hasil Observasi Tindakan Bed Making Selama 3 Kali Pada 5 Perawat
Ruang Asoka 1
Total rata-rata persentase keseluruhan adalah 92% atau sebanyak 4 dari 5 perawat patuh
SOP.
g. Daftar Sop
Tabel 1.14 Daftar SOP Ruang Asoka 1 Rumah Sakit TK.II 03.05.01 Dustira
No Judul SOP
1 Pengukuran TTV
2 Pemberian Obat IV (Bolus)
3 Pengambilan Darah Vena
4 Pemasangan Infus
5 Bed Making
6 Pemeriksaan Fisik Kepala Dan Leher
7 Pemeriksaan Fisik Dada
8 Pemeriksaan Fisik (Abdomen)
9 Pemeriksaan Glas Glow’s Coma Scale (Gcs)
10 Pengukuran Tekanan Darah
11 Pengukuran Suhu Tubuh
12 Pemeriksaan Nadi Dan Pernafasan
13 Pemberian Obat Intra Vena
14 Pemberian Obat Intra Muscular
15 Pemberian Obat Sub Cutan
16 Pemberian Obat Intra Cutan
17 Pemberian Obat Supositoria
18 Perawatan Pasien Yang Baru Meninggal
19 Perawatan Yang Akan Meninggal
20 Huknah Rendah Dan Huknah Tinggi
21 Huknah Glycerin
22 Membimbing Relaksasi Dan Distraksi
23 Penyiapan Specimen Darah Vena
24 Latihan Nafas Dalam
25 Pemberian Oksigen Binasal
26 Perawatan Kateter Wanita
27 Perawatan Kateter Pria
28 Pemasangan Kateter Wanita
29 Pemasangan Kateter Pria
30 Pelepasan Kateter
31 Pemasangan Naso Gastric Tube (NGT)
32 Pemberian Makan Lewat NGT
33 Pemasangan Transfuse
34 Pemasangan Infus
35 Perawatan Infus
36 Cuci Tangan (Biasa Dan Antiseptic)
37 Mencuci Rambut
38 Memandikan Di Tempat Tidur
39 Oral Hygene Dengan Sikat Gigi
40 Menghisap Lender
41 Pemasangan Buli-Buli Panas
42 Pemberian Kibrat Es
43 Inhalasi Manual
44 Inhalasi Nembulizer
45 Batuk Efektif
46 Perawatan Luka Bakar
47 Perawatan Luka Kotor
48 Perawatan Luka Lecet
49 Perawatan Luka Perinium
50 Perawatan Luka Jahit
51 Perawatan Luka Jahitan
52 Penggunaan EKG Monitor
53 Penggunaan Alat Ventilator
54 Penggunaan Central EKG Monitor
55 Penggunaan Treadmill
56 Pemeriksaan Electro Cardio Graph
57 Penggunaan Ventilator
58 Menyiapkan Pasien Untuk Tindakan Intubasi
59 Menyiapkan Pasien Dan Alat Untuk Tindakan Extubasi
60 Fisioterapi Dada Diruang ICU
61 Menyiapkan Pasien Untuk Humidifikasi
62 Menyiapkan Pasien Dan Alat Untuk Tindakan Defibrilasi Dan Kardioversi
63 Memberikan Terapi Oksigen
64 Memantau Saturasi Oksigen (SP02) Dalam Darah
65 Trakheostomi
66 Mengukur Central Venous Pressure (CVP)
67 Melakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP)
68 Merawat Pasien Post Hemoroid /Rendam Duduk
69 Merawat Pasien Dengan WSD
70 Pemasangan Blood Line
71 Pembilasan Dializer Reuse (Priming)
72 Acces Pada Femoralis
73 Acces Pada AV-Shunt/Cimono
74 Pemberian Heparin
75 Mengakhiri Hemodialisa
76 Penanganan Pasien Dengan Kram
77 Penanganan Pasien Hipokalemik
78 Penanggulangan Pasien Dengan Mual Dan Muntah Pada Pasien HD
79 Penanganan Pasien Menggil Pada Pasien HD
80 Penerimaan Pasien Baru
81 Memasang Mancet/Fiksasi
82 Menyuapi Pasien
83 Memberikan Obat Melalui Mulut
84 Persiapan Hemodialisa
Hasil Analisa:
Jumlah SOP yang dimiliki yaitu sebanyak 84 SOP yang mencakup seluruh tindakan di
Ruang Asoka 1. Namun dari hasil observasi rata-rata tahun update SOP adalah tahun 2002.
(-)
h. Daftar Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
Tabel 1.14 Daftar SAK Ruang Asoka 1 Rumah Sakit TK.II 03.05.01 Dustira
No Judul SAK
1. Asuhan Keperawatan pada Gastroenteritis
2. Asuhan Keperawatan pada Bronchopnemonia
3. Asuhan Keperawatan pada Typoid
4. Asuhan Keperawatan pada Tuberkulosa Paru
5. Asuhan Keperawatan pada Demam Berdarah Dengue(DBD)
6. Asuhan Keperawatan pada Meningitis
7. Asuhan Keperawatan pada Pasien Post Operasi
8. Asuhan Keperawatan pada Asma Bronchiale
9. Asuhan Keperawatan pada Pasien PPOK
10. Asuhan Keperawatan pada Pasien Covid
Hasil Analisa:
Ruang Asoka 1 telah memiliki daftar SAK dan sudah sesuai dengan tindakan yang
dilakukan. Dari hasil observasi rata-rata tahun update SAK sudah 5 tahun terakhir yaitu
tahun 2017. (+)
3. Material
Dalam manajemen keperawatan sangat diperlukan adanya pengelolaan peralatan sebagai
factor pendukung dan penunjang terlaksananya keperawatan. Peralatan kesehatan untuk
pelayanan keperawatan adalah semua bentuk alat Kesehatan yang di pergunakan dalam
melaksanakan Tindakan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan asuhan keperawatan,
sehingga diperoleh tujuan keperawatan yang efisien dan efektif.
a. Sarana dan Prasarana Ruang Asoka1 Rumah Sakit Dustira Cimahi
Berdasarkan hasil studi dokumentasi dari prakarya, kepala ruangan dan berdasrakan hasil
observasi selama 3 hari, sarana dan prasarana dan peralatan di Ruang Asoka 1 sebagai
berikut :
Tabel 2.9 sarana dan prasarana ruang mahasiswa di ruang Asoka 1 Rumah Sakit TK. II Dustira
No Sarana Keadaan
1. Loker Baik
2. Tempat pertemuan Baik
Tabel 2.10 sarana dan prasarana Ruang Kepela Ruagan di ruangAsoka1 Rumah Sakit TK. II
Dustira
No Sarana Keadaan
1. Meja Baik
2. Kursi Baik
3. Lemari Baik
4. AC baik
Tabel 2.11 Sarana dan Prasarana Penunjang Pasien di Ruang Asoka 1 Rumah Sakit Tk.II
Dustira
Hasil Analisa:
Berdasarkan hasil observasi sarana dan prasarana dan wawancara dengan penanggung jawab
inventaris alat-alat Ruang Asoka1.
Hasil Analisis :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑦𝑎𝑘 24
𝑥 100% = 𝑥100% = 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑑𝑎 24
Dari hasil pengkajian data dari tabel diatas menunjukan persentase yang didapatkan sarana dan
prasarana alat kesehatan diruang Asoka 1 Rumah Sakit TK.II Dustira Cimahi sebanyak 100% ada
dan layak digunakan. Pada hasil observasi didapatkan hasil sarana dan prasarana alat kesehatan
Hasil Analisis :
Dari hasil pengkajian data dari tabel diatas menunjukan persentase yang didapatkan
sarana dan prasarana habis pakai diruang Asoka 1 Rumah Sakit TK.II Dustira Cimahi
Pada hasil observasi didapatkan hasil sarana dan prasarana alat kesehatan sudah sangat
menunjang.
Tabel 2.14 Alat Tenun Ruang Asoka 1 Rumah Sakit Tk.II Dustira
Tidak
No Nama Barang Ada Kondisi
ada
1 Gordyn Tidak ada
2 Sprei Besar 93
- Baik
buah
3 Selimut 96
- Baik
buah
4 Sarung Bantal
- Baik
buah
5 Boven laken - Baik
6 Baju tidur 62 - Baik
7 Celana tidur 62 - Baik
8 Sarung tidur 62 - Baik
9 Handuk 10 - Baik
10 Waslap 8 - Baik
11 Barak shot - Baik
Hasil Analisis :
Dari hasil pengkajian data dari tabel diatas menunjukan persentase yang didapatkan
sarana dan prasarana alat tenun diruang Asoka 1 Rumah Sakit TK.II Dustira Cimahi
sebanyak 92% ada dan layak digunakan dan untuk sarung tidur tidak disediakan
diruangan..
Pada hasil observasi didapatkan hasil sarana dan prasarana alat kesehatan sudah sangat
menunjang.
Hasil Analisa :
1. Di setiap kamar mandi sudah tersedia hand trail, namu masih ada beberapa hand
trail yang belum terpasang atau terlepas. Sesuai standar yang telah ditetapkan oleh
PERMENKES No. 24 tahun 2016 tentang persyaratan teknis bangunan dan
sarana prasarana di rumah sakit, disebutkan bahwa pada daerah yang dilalui
pasien, kamar mandi, dindingnya harus terpasang pegangan tangan (hand trail)
yang menerus dan dengan ketinggian berkisar 80-100 cm dari permukaan lantai.
Pegangan harus mampu menahan berat dan beban minimal 75 kg. kemudian
setelah melakukan wawancara dengan pihak K3RS pada bulan Februari belum
melakukan sweeping kembali terkait apa saja alat penunjang kesehatan yang
rusak yang belum dilaporkan dari ruangan ke pihak rumah sakit.
4. Money
1) Kajian Data
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 15-16 Februari 2022 di ruang Asoka 1
didapatkan hasil bahwa:
a. Memberikan yankes yang prima khususnya kepada satuan-satuan dan personel TNI
AD, PNS dan keluarganya umumnya kepada anggota TNI lainnya serta masyarakat
Menjadi rumah sakit kebanggaan prajurit, PNS dan keluarganya serta masyarakat
dan penelitian.
b. Misi
2. Motto
dan Aman
3. Falsafah
4. Nilai-nilai
a. Nondiskriminatif
b. Profesional
c. Solid
d. Komitmen
e. Transparan
f. Akuntabel
1. Profil Ruangan Asoka 1 Rumah Sakit Dustira TK II Cimahi
Ruang asoka 1 adalah salah satu ruangan rawat inap yang ada di RS Dustira TK II
Cimahi, dimana ruangan ini adalah ruangan khusus pasien dinas aktif baik militer, pns
2. Tujuan Pelayanan Keperawatan Ruang Rawat Inap (Ruang Asoka) Juga Mengacu
1. Membangun budaya organisasi yang kondusif dan sense of service mencegah dan
mengendalikan infeksi.
November :234
Desember : 237
Januari :245
6. 10 diagnosa keperawatan :
1. Hipertermi
2. Nyeri
3. Ansietas
4. Diare
8. Nausea
7. 10 penyakit terbanyak :
1. DHF
2. Typoid
3. GEA
4. Bacterial Infection
5. Stroke
6. DM
7. Fraktur
8. Hipertensi
9. Bronchopneumonia
10. Gerd
8. 10 tindakan terbanyak :
2. Pemberian obat IV
4. Pemasangan infus
5. Bed making
8. Ekg
9. Perawatan luka
9. Mutu Rs :
a. Tidak adanya pasien yang mengalami insiden jatuh ataupun mengalami kesalahan
1) Tidak ada pasien yang mengalami phlebitis kurun waktu 3 bulan terakhir
2) Tidak ada pasien yang mengalami ISK dalam perawatan 24 jam dalam kurun waktu
3 bulan terakhir
3) Tidak ada pasien yang mengalami dekubitus kurun waktu 3 bulan terakhir
10. HASIL PERHITUNGAN INDIKATOR BOR, BTO,TOI,LOS
Total Pasien yang dirawat tanggal 15-17 Februari 2022 diruang Asoka 1 adalah 87
Jumlah Pasien : 87
Lama Dirawat : 87
1. BOR
2. LOS
3. BTO
4. TOI
( 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑇𝑖𝑑𝑢𝑟 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒)−𝐻𝑎𝑟𝑖 𝑃𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛
TOI = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝐾𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (𝐻𝑖𝑑𝑢𝑝&𝑀𝑎𝑡𝑖)
= 1,05
1) BOR
Rata-rata BOR pada Ruang Asoka 1 selama 3 hari didapatkan yaitu 82,8 % artinya dalam
tingkat pemanfaa tempat tidur di Ruang Asoka 1 memenuhi standar Asuhan Keperawatan
2) LOS
Rata-rata LOS pada ruang Asoka 1 selama 3 hari didapatkan hasil yaitu sebanyak 5 hari .
hal tersebut belum memenuhi standar karena nilai rata-rata LOS menurut Departemen
3) TOI
Rata-rata TOI pada Ruang Asoka 1 selama 3 hari didapatkan hasil sebanyak 1 hari. Hal
4) BTO
Rata-rata BTO pada Ruang Asoka 1 selama 3 hari yaitu sebanyak 0,5 hari, hal tersebut
mengatakan cukup.
Diruang Asoka 1 hanya ada beberapa leaflet tentang 10 diagonas medis terbanyak
1) Promosi Kesehatan
Hasil observasi didapatkan bahwa ruang Asoka memiliki tempat leaflet sebagai media
2) Sarana Komunikasi
Hasil observasi didapatkan bahwa ruang Asoka 1 sudah memiliki kotak saran
yang ditujukan untuk menampung saran, keluhan, dan kritik yang ingin disampaikan
pasien, keluarga pasien maupun pengunjung sebagai bahan evaluasi yang diharapkan
16.
Datang Sendiri Pendaftaran
17.Dokter Praktek
Rujukan RS Lain
18.Rujukan Puskesmas
Pengantar dari Kesatuan Poliklinik Yang Dituju Pulang
19.Atau Poli Umum
Dirawat
MAN 1. Jumlah pegawai diruang 1. Sebagian besar perawat 1. Terdapat kesempatan 1. Akan adanya
Asoka 1 berjumlah 17 dengan status kepegawaian perawat untuk mengikuti peraturan Depkes
orang dengan pendidikan KHL sebanyak 14 orang tugas belajar dan pelatihan tahun 2019 bahwa
D3 berjumlah 10 orang dan (82%), dan PNS sebanyak 3 yang dibiayai oleh tenaga keperawatan
S1 + Ners berjumlah 5 orang (18%). PPSDM (Pengembangan minimal S.Kep.,
orang dan S1 Kep 2 orang 2. Jumlah perawat 17 orang, Potensi Sumber Daya Ners
Katim 1 S.Kep., Ners dan adanya kekurangan jumlah Manusia) 2. Akan adanya
katim 2 S.Kep., Ners. SDM diruangan, dimana 2. Adanya izin belajar pembatasan bagi
2. Pegawai PNS sebanyak 3 berdasarkan rumus douglas dengan kebijakan dari RS tenaga keperawatan
orang, 14 orang berstatus (23 perawat), dan rumus Tk II Dustira dengan pendidikan
sebagai KHL. Depkes (27 perawat) 3. Adanya kelas kemitraan D3
3. Lama kerja pegawai lebih 3. Pada shift malam 90% dari profesi ners antara RS.
dari 1-5 tahun sebanyak 7 60% direct dan 30% indirect, Dustira dengan Institusi
orang dan yang kurang dari artinya beban kerja shift Jenderal Achmad Yani
6-10 tahun sebanyak 7 malam di ruang Asoka 1 Cimahi
orang, 11-15 sebanyak 2 tinggi. 4. Adanya peluang KHL
orang, 16-20 sebanyak 1 menjadi PNS
orang.
4. Klasifikasi pasien yaitu 5
pasien total care, 17 pasien
dengan partial care, dan 13
pasien dengan minimal
care.
5. 17 orang perawat sudah
mengikuti pelatihan
keperawatan.
6. Gaya kepemimpinan
cenderung demokrasi dan
liberal
7. Gaya komunikasi yang
digunakan adalah telling
dan selling
8. Beban kerja perawat di
ruang Asoka 1 RS. Dustira
pada shift pagi 84% terdiri
dari 43% direct dan 41%
indirect, artinya beban
kerja shift pagi di ruangan
Asoka 1 rendah, sedangkan
pada shift siang 59% dari
28% direct dan 31%
indirect, artinya beban
kerja shift siang di ruang
Asoka 1 rendah
9. Kepuasan kerja perawat di
Ruang Asoka 1 Rumah
Sakit TK II Dustira
memiliki keseimbangan
antara puas dan tidak puas
dengan persentasi puas
60% tidak puas 40%
10. Ketua tim sudah pernah
mengikuti pelatihan yang
berkaitan dengan
manajemen ruangan
METODE 1. Struktur organisasi telah 1. Hasil observasi, supervisi di 1. Pihak manajemen rawat 1. Adanya risiko
tersedia dan telah terpasang Ruang Asoka 1 belum inap rumah sakit (kes ketidakpatuhan
di ruang asoka berjalan. manager), rutin terhadap SOP
2. Job deskripsi dari struktur 2. Hasil observasi dan melaksanakan supervisi karena supervisi di
organisasi telah tersedia, wawancara dengan kepala ke ruangan dua kali dalam Ruang Asoka
lengkap dan sesuai dengan dan kepala tim, pelaksanaan satu bulan. belum berjalan dan
pembagian struktur ronde keperawatan belum 2. Pihak komite keperawatan belum pernah ada
organisasi dilaksanakan karena rumah sakit rutin pelatihan khusus
3. Pengetahuan metode hambatan-hambatan melaksanakan agenda terkait pelaksanaan
penugasan tim perawat sistematika dilapangan. Bedah Kasus setiap hari supervisi di
ruang Asoka 1 adalah baik 3. Hasil observasi rata-rata selasa dan kamis yang ruangan.
dengan presentase 80%. tahun update SOP adalah diikuti oleh seluruh
4. Pengetahuan supervisi tahun 2002. (-) perwakilan tenaga medis
perawat ruang Asoka 1 setiap ruangan. Dalam
adalah cukup dengan agenda ini juga
presentase 70%. dihadirkan pemateri-
5. Pengetahuan ronde pemateri yang sesuai
keperawatan perawat ruang dengan materi yang akan
Asoka 1 adalah cukup dibahas.
dengan presentase 70%. 3. Adanya rencana kepala
6. Pengetahuan universal ruangan untuk membuat
precaution perawat ruang jadwal rutin supervisi
Asoka 1 adalah baik dengan untuk seluruh perawat
presentase 90%. sebanyak 2 kali dalam
7. Pengetahuan discharge satu minggu dengan
planning perawat ruang supervisor yang
Asoka 1 adalah cukup berjenjang pada tahun
dengan presentase 70%. anggaran selanjutnya.
8. Pengetahuan timbang terima
perawat ruang Asoka 1
adalah baik dengan
presentase 90%.
9. Pengetahuan sentralisasi
obat perawat ruang Asoka 1
adalah baik dengan
presentase 80%.
10. Pengetahuan dokumentasi
asuhan keperawatan perawat
ruang Asoka 1 adalah baik
dengan presentase 90%.
11. Hasil observasi metode
penugasan tim di ruang
asoka 1 dilakukan sesuai
SOP (100%).
12. Hasil observasi universal
precaution di ruang asoka 1
dilakukan sesuai SOP
(100%).
13. Hasil observasi discharge
planning di ruang asoka 1
dilakukan dengan tingkat
kesesuaian dengan SOP
sebesar (66,7%).
14. Hasil observasi timbang
terima di ruang asoka 1
dilakukan sesuai SOP
(100%).
15. Hasil observasi
penyusunan dokumentasi
asuhan keperawatan di
ruang asoka 1 dilakukan
sesuai SOP (100%).
16. Total rata-rata persentase
kepatuhan tindakan
perawat di ruang Asoka 1
terhadap SOP adalah
sebesar 92%.
17. Ruang Asoka 1 telah
memiliki daftar SOP yang
mencakup seluruh tindakan
di Ruang Asoka 1.
18. Ruang Asoka 1 telah
memiliki daftar SAK
Dan sudah sesuai dengan
tindakan yang dilakukan.
19. Dari hasil observasi rata-
rata tahun update SAK
sudah 5 tahun terakhir
yaitu tahun 2017. (+)
MATERIAL 1. Fasilitas Sarana Prasarana 1. Terdapat beberapa sarana dan 1. Adanya dana pembelian 1. Adanya rumah sakit
Penunjang Perawat Sudah prasarana yang sudah tidak alat–lat kesehatan berasal kompetitor yang
Terpenuhi dengan layak yaitu terdapat beberapa dari APBN. sarana dan
presentase 96% hand trail yang rusak/terlepas 2. Adanya dana alokasi dari prasarananya lebih
2. Fasilitas Sarana Prasarana rumah sakit untuk lengkap
Pasien Sudah Cukup pengadaan sarana dan
Mendukung Dengan prasarana
Persentase 88%
3. Fasilitas Sarana Prasarana
Alat Kesehatan Sudah
Cukup Lengkap Dengan
Persentase 100% dan
sesuai dengan standar
Depkes
4. Fasilitas Sarana dan
Prasarana Habis Pakai
Sudah Cukup Mendukung
Dengan Persentase 94%
5. Fasilitas Sarana dan
Prasarana alat tenun Sudah
Cukup Mendukung Dengan
Persentase 91%
6. Fasilitas Sarana dan
Prasarana Peralatan Non
Medis Sudah Cukup
Mendukung Dengan
Persentase 89%
7. Adanya alur untuk
pengajuan sarana dan
prasarana
8. Tersedianya handrub di
ruang perawat dan pasien
9. Terdapatnya penomoran
pada kamar pasien
10. Sudah tersedianya nurse
station
11. Tersedianya bel di setiap
kamar pasien
MONEY 1. Dana pengembangan 1. Belum adanya dana untuk 1. Izin belajar diberikan 1. Kebijakan pendanaan
berasal dari RUMAH jenjang karir pendidikan kepada karyawan kontrak program BPJS
SAKIT seperti adanya untuk karyawan kontrak dan dan PNS dengan syarat berubah-rubah
alokasi dana untuk PNS tidak meninggalkan 2. Jika terhambatnya
pelatihan bagi perawat 2. Belum adanya reward untuk pekerjaan dan proses pencairan
diruangan dari bidang perawat berprestasi menggunakan biaya subsidi APBN, dan
keperawatan, Komite 3. Gaji perawat status KHL di sendiri pencairan dana dari
keperawatan lingkungan Rumah Sakit 2. Adanya sumber dana yang BPJS akan berdampak
2. Sumber dana tetap (gaji) Dustira belum memenuhi berasal dari kerja sama pada kinerja rumah
untuk karyawan KHL standar UMR dengan pihak Institusi sakit sendiri
didapatkan setiap bulan Pendidikan (mahasiswa 3. Adanya
dari rumah sakit, dimana yang praktek klinik) persaingan rumah sakit
Rumah Sakit mendapatkan 3. Adanya program BPJS baik Negeri maupun
dana tersebut dari yang dapat diikuti oleh Swasta di kota Cimahi.
penghasilan rumah sakit semua warga indonesia,
sendiri dan biaya sehingga fasilitas
perawatan pasien Umum kesehatan dapat
dan BPJS PBI dan BPJS digunakan secara optimal
mandiri. Sedangkan gaji dan akan mempengaruhi
yang didapatkan oleh PNS pendapatan rumah sakit.
itu dari APBN. 4. Dana operasional ruangan
3. Pendanaan dari Rumah didapatkan dari APBN,
Sakit untuk ruangan dalam Rumah Sakit dan
bentuk alat didapatkan dari Kemenhumham.
Rumah sakit adapun ada 5. Adanya kerjasama
beberapa alat yang program kemitraan
didapatkan dari pemerintah pendidikan profesi ners
seperti ventilator. dan pendidikan sarjana
4. Sumber dana bagi keperawatan dengan
keperluan alat kesehatan intstansi pendidikan
yang ada diruangan berasal universitas jenderal
dari Rumah Sakit dan achmad yani sehingga
APBN meringankan karyawan
5. Insentif bagi karyawan dustira dalam
yang diberikan oleh meringankan biaya
ruangan yang berasal dari pendidikan.
RS sesuai dengan, jabatan,
status kepegawaian bagi
PNS dan karyawan kontrak
6. Terdapat uang kas di
ruangan , dan uang kas
tersebut hasil dari iuran
karu dan anggota ketika
dapat insentif, uang kas
tersebut digunakan ketika
ada yang sakit atau ada
yang beduka. Uang kas di
bagian rawat inap pun ada
dan itu ditujukan untuk
karyawan yg sakit,
melahirkan, dan berduka
juga.
7. Adanya dana tambahan
bagi karyawan saat idul
fitri , adanya dana untuk
rekreasi setiap tahunnya
dari rumah sakit dilakukan
per gelombang.
8. Adanya dana untuk
jaminan kesehatan berupa
BPJS bagi karyawan PNS
dan BPJS bagi karyawan
kontrak Rumah Sakit
9. Adanya tunjangan lauk
pauk bagi karyawan PNS
10. Adanya tunjangan
fungsional bagi karyawan
PNS
11. Jenis pembayaran yang
dilakukan pasien di rumah
sakit dustira jenis
pembayarannya ada
UMUM, BPJS PBI, BPJS
NON PBI, Jamkesda,
Jamsostek.
12. Adanya tunjangan dana
(remunerasi) bagi
karyawan PNS
13. Pengajuan perbaikan
sarana dan prasarana
rumah sakit di permudah
MARKETING 1. Terdapat poster visi dan 1. Belum terdapatnya 10 leaflet 1. Adanya kerjasama dengan 1. Makin tingginya
misi RS Tingkat II Dustira dengan diagnose medis instansi pendidikan untuk kesadaran
Cimahi penyakit terbanyak praktik keperawatan masyarakat akan
2. Tingkat Kepuasan pasien mahasiswa profesi kualitas pelayanan
dikategorikan baik 2. Adanya kerjasama dengan
3. Rumah Sakit Dustira sudah BPJS Sasaran marketing
terakreditasi paripurna Ruang Bedah Pria adalah
4. Tersedianya website RS pasien dinas baik militer,
Dustira (www.dustira.com) pns maupun keluarga
yang dapat menampung
saran dari pada konsumen
5. Sudah adanya pemetaan 10
besar penyakit di asoka 1
6. Tidak adanya pasien yang
mengalami insiden jatuh
ataupun mengalami
kesalahan dalam pemberian
obat
7. Sudah terdapatnya denah
ruangan, alur masuk pasien
dan jalur evakuasi
diruangan
8. Terdapat tempat
menyimpan leafleat
9. Indikator mutu ruang asoka
1 baik dan telah sesuai
dengan standar depkes
10. Keselamatan pasien (6
IPSG) Ruang Asoka 1 baik
TOWS MATRIX
S W
1. Jumlah pegawai diruang Asoka 1 berjumlah 1. Sebagian besar perawat dengan status
17 orang dengan pendidikan D3 berjumlah 10 kepegawaian KHL sebanyak 14 orang (82%),
orang dan S1 + Ners berjumlah 5 orang dan dan PNS sebanyak 3 orang (18%).
S1 Kep 2 orang Katim 1 S.Kep., Ners dan 2. Jumlah perawat 17 orang, adanya kekurangan
katim 2 S.Kep., Ners. jumlah SDM diruangan, dimana berdasarkan
2. Pegawai PNS sebanyak 3 orang, 14 orang rumus douglas (23 perawat), dan rumus
berstatus sebagai KHL. Depkes (27 perawat)
3. Lama kerja pegawai lebih dari 1-5 tahun 3. Hasil observasi, supervisi di Ruang Asoka 1
sebanyak 7 orang dan yang kurang dari 6-10 belum berjalan.
tahun sebanyak 7 orang, 11-15 sebanyak 2 4. Hasil observasi dan wawancara dengan kepala
orang, 16-20 sebanyak 1 orang. dan kepala tim, pelaksanaan ronde
4. 17 orang perawat sudah mengikuti pelatihan keperawatan belum dilaksanakan karena
keperawatan. hambatan-hambatan sistematika dilapangan.
5. Gaya kepemimpinan cenderung demokrasi 5. Hasil observasi rata-rata tahun update SOP
dan liberal adalah tahun 2002. (-)
6. Gaya komunikasi yang digunakan adalah 6. Terdapat beberapa sarana dan prasarana yang
telling dan selling sudah tidak layak yaitu terdapat beberapa
7. Beban kerja perawat di ruang Asoka 1 RS. hand trail yang rusak/terlepas
Dustira pada shift pagi 84% terdiri dari 43% 7. Belum adanya dana untuk jenjang karir
direct dan 41% indirect, artinya beban kerja pendidikan untuk karyawan kontrak dan PNS
shift pagi di ruangan Asoka 1 rendah, 8. Belum adanya reward untuk perawat
sedangkan pada shift siang 59% dari 28% berprestasi
direct dan 31% indirect, artinya beban kerja 9. Gaji perawat status KHL di lingkungan
shift siang di ruang Asoka 1 rendah Rumah Sakit Dustira belum memenuhi
8. Kepuasan kerja perawat di Ruang Asoka 1 standar UMR
Rumah Sakit TK II Dustira memiliki 10. Hanya ada beberapa leafleat dengan diagnosa
keseimbangan antara puas dan tidak puas medis terbanyak
dengan persentasi puas 60% tidak puas 40% 11. Pada shift malam 90% dari 60% direct dan
9. Ketua tim sudah pernah mengikuti pelatihan 30% indirect, artinya beban kerja shift malam
yang berkaitan dengan manajemen ruangan di ruang Asoka 1 tinggi.
10. Struktur organisasi telah tersedia dan telah
terpasang di ruang asoka
11. Job deskripsi dari struktur organisasi telah
tersedia, lengkap dan sesuai dengan
pembagian struktur organisasi
12. Pengetahuan metode penugasan tim perawat
ruang Asoka 1 adalah baik dengan presentase
80%.
13. Pengetahuan supervisi perawat ruang Asoka 1
adalah cukup dengan presentase 70%.
14. Pengetahuan ronde keperawatan perawat ruang
Asoka 1 adalah cukup dengan presentase 70%.
15. Pengetahuan universal precaution perawat ruang
Asoka 1 adalah baik dengan presentase 90%.
16. Pengetahuan discharge planning perawat ruang
Asoka 1 adalah cukup dengan presentase 70%.
17. Pengetahuan timbang terima perawat ruang
Asoka 1 adalah baik dengan presentase 90%.
18. Pengetahuan sentralisasi obat perawat ruang
Asoka 1 adalah baik dengan presentase 80%.
19. Pengetahuan dokumentasi asuhan keperawatan
perawat ruang Asoka 1 adalah baik dengan
presentase 90%.
20. Hasil observasi metode penugasan tim di
ruang asoka 1 dilakukan sesuai SOP (100%).
21. Hasil observasi universal precaution di ruang
asoka 1 dilakukan sesuai SOP (100%).
22. Hasil observasi discharge planning di ruang
asoka 1 dilakukan dengan tingkat kesesuaian
dengan SOP sebesar (66,7%).
23. Hasil observasi timbang terima di ruang
asoka 1 dilakukan sesuai SOP (100%).
24. Hasil observasi penyusunan dokumentasi
asuhan keperawatan di ruang asoka 1
dilakukan sesuai SOP (100%).
25. Total rata-rata persentase kepatuhan tindakan
perawat di ruang Asoka 1 terhadap SOP
adalah sebesar 92%.
26. Ruang Asoka 1 telah memiliki daftar SOP
yang mencakup seluruh tindakan di Ruang
Asoka 1.
27. Ruang Asoka 1 telah memiliki daftar SAK
Dan sudah sesuai dengan tindakan yang
dilakukan.
28. Dari hasil observasi rata-rata tahun update
SAK sudah 5 tahun terakhir yaitu tahun 2017.
(+)
29. Fasilitas Sarana Prasarana Penunjang Perawat
Sudah Terpenuhi dengan presentase 96%
30. Fasilitas Sarana Prasarana Pasien Sudah
Cukup Mendukung Dengan Persentase 88%
31. Fasilitas Sarana Prasarana Alat Kesehatan
Sudah Cukup Lengkap Dengan Persentase
100% dan sesuai dengan standar Depkes
32. Fasilitas Sarana dan Prasarana Habis Pakai
Sudah Cukup Mendukung Dengan Persentase
94%
33. Fasilitas Sarana dan Prasarana alat tenun
Sudah Cukup Mendukung Dengan Persentase
91%
34. Fasilitas Sarana dan Prasarana Peralatan Non
Medis Sudah Cukup Mendukung Dengan
Persentase 89%
35. Adanya alur untuk pengajuan sarana dan
prasarana
36. Tersedianya handrub di ruang perawat dan
pasien
37. Terdapatnya penomoran pada kamar pasien
38. Sudah tersedianya nurse station
39. Tersedianya bel di setiap kamar pasien
40. Dana pengembangan berasal dari RUMAH
SAKIT seperti adanya alokasi dana untuk
pelatihan bagi perawat diruangan dari bidang
keperawatan, Komite keperawatan
41. Sumber dana tetap (gaji) untuk karyawan
KHL didapatkan setiap bulan dari rumah
sakit, dimana Rumah Sakit mendapatkan dana
tersebut dari penghasilan rumah sakit sendiri
dan biaya perawatan pasien Umum dan BPJS
PBI dan BPJS mandiri. Sedangkan gaji yang
didapatkan oleh PNS itu dari APBN.
42. Pendanaan dari Rumah Sakit untuk ruangan
dalam bentuk alat didapatkan dari Rumah
sakit adapun ada beberapa alat yang
didapatkan dari pemerintah seperti ventilator.
43. Sumber dana bagi keperluan alat kesehatan
yang ada diruangan berasal dari Rumah Sakit
dan APBN
44. Insentif bagi karyawan yang diberikan oleh
ruangan yang berasal dari RS sesuai dengan,
jabatan, status kepegawaian bagi PNS dan
karyawan kontrak
45. Terdapat uang kas di ruangan , dan uang kas
tersebut hasil dari iuran karu dan anggota
ketika dapat insentif, uang kas tersebut
digunakan ketika ada yang sakit atau ada yang
beduka. Uang kas di bagian rawat inap pun
ada dan itu ditujukan untuk karyawan yg
sakit, melahirkan, dan berduka juga.
46. Adanya dana tambahan bagi karyawan saat
idul fitri , adanya dana untuk rekreasi setiap
tahunnya dari rumah sakit dilakukan per
gelombang.
47. Adanya dana untuk jaminan kesehatan berupa
BPJS bagi karyawan PNS dan BPJS bagi
karyawan kontrak Rumah Sakit
48. Adanya tunjangan lauk pauk bagi karyawan
PNS
49. Adanya tunjangan fungsional bagi karyawan
PNS
50. Jenis pembayaran yang dilakukan pasien di
rumah sakit dustira jenis pembayarannya ada
UMUM, BPJS PBI, BPJS NON PBI,
Jamkesda, Jamsostek.
51. Adanya tunjangan dana (remunerasi) bagi
karyawan PNS
52. Pengajuan perbaikan sarana dan prasarana
rumah sakit di permudah
53. Terdapat poster VISI dan MISI RS Tingkat II
Dustira Cimahi
54. Tingkat Kepuasan pasien dikategorikan baik
55. Rumah Sakit Dustira sudah terakreditasi
paripurna
56. Tersedianya website RS. Dustira
(www.dustira.com) yang dapat menampung
saran dari pada konsumen
57. Sudah adanya pemetaan 10 besar penyakit di
asoka 1
58. Tidak adanya pasien yang mengalami insiden
jatuh ataupun mengalami kesalahan dalam
pemberian obat
59. Sudah terdapatnya denah ruangan, alur masuk
pasien dan jalur evakuasi diruangan
60. Terdapat tempat menyimpan leafleat
61. Indikator mutu ruang asoka 1 baik dan telah
sesuai dengan standar depkes
62. Keselamatan pasien (6 IPSG) Ruang Asoka 1
baik
O SO WO
1. Terdapat kesempatan perawat untuk 1. Meningkatkan pelayanan keperawatan 1. Mengusulkan perekrutan SDM perawat
mengikuti tugas belajar dan pelatihan yang kepada pasien dengan mengoptimalkan sebanyak 10 orang perawat (sesuai kebutuhan
dibiayai oleh PPSDM (Pengembangan Potensi pengalaman pelatihan perawat yang pernah SDM menurut Depkes), atau 6 orang (sesuai
Sumber Daya Manusia) diikuti, kualifikasi pendidikan, masa kerja, kebutuhan SDM menurut Douglas) dengan
2. Adanya izin belajar dengan kebijakan dari RS sarana prasarana yang tersedia, manajemen memanfaatkan supervisi pihak manajemen
Tk II Dustira ruangan dan kerjasama yang telah dijalin. (S2, rawat inap RS (kes manager) yang berkunjung
3. Adanya kelas kemitraan profesi ners antara 3, 4, 7, 9, 10, 11, 31, 36, 37, 38, 39, 53, 55, 57, 58, 59, 60, 61 , ke ruangan (W2, 11, O5)
RS. Dustira dengan Institusi Jenderal Achmad O1,10, 12) 2. Mengusulkan untuk KHL masuk dalam data
Yani Cimahi 2. Menindaklanjuti saran konsumen yang base PNS (W1, O4)
4. Adanya peluang KHL menjadi PNS masuk melalui website RS. Dustira melalui 3. Mengadakan desiminasi supervisi dan ronde
5. Pihak manajemen rawat inap rumah sakit (kes penyampaian masukan kepada pihak keperawatan di ruang rawat inap. (W3, 4, O6, 7)
manager), rutin melaksanakan supervisi ke manajemen RS pada saat supervisi ke 4. Mengusulkan pada RS. untuk memenuhi
ruangan dua kali dalam satu bulan. ruangan (S56 , O5) sarana prasarana ruang rawat inap yang layak,
6. Pihak komite keperawatan rumah sakit rutin 3. Mengedepankan konsep keselamatan pasien lengkap dan nyaman bagi pasien (W5, O9)
melaksanakan agenda Bedah Kasus setiap hari khususnya bagi pasien dinas militer, pns 5. Mengusulkan pada RS untuk kesejahteraan
selasa dan kamis yang diikuti oleh seluruh maupun keluarga untuk meningkatkan karyawan (W7, 8, 9, O 3, 14, 15)
perwakilan tenaga medis setiap ruangan. kepuasan pasien (S29, 30, 32, 33, 34, 35, 54, 62, O16, 13) 6. Melengkapi leaflet 10 besar diagnosa kasus
Dalam agenda ini juga dihadirkan pemateri- 4. Mempertahankan metode dan sarana dan penyakit terbanyak di ruang perawatan (W 10,
pemateri yang sesuai dengan materi yang akan prasarana yang baik bagi kebutuhan praktik O3)
dibahas. klinik mahasiswa dengan memanfaatkan
7. Adanya rencana kepala ruangan untuk sumber dana yang berasal dari kerja sama
membuat jadwal rutin supervisi untuk seluruh dengan pihak Institusi Pendidikan
perawat sebanyak 2 kali dalam satu minggu (mahasiswa yang praktek klinik) (S20, 21, 23, 24,
dengan supervisor yang berjenjang pada tahun 26, 27, 28, 42, 43, 52, O8, 11)
anggaran selanjutnya.
8. Adanya dana pembelian alat–lat kesehatan
berasal dari APBN.
9. Adanya dana alokasi dari rumah sakit untuk
pengadaan sarana dan prasarana
10. Izin belajar diberikan kepada karyawan
kontrak dan PNS dengan syarat tidak
meninggalkan pekerjaan dan menggunakan
biaya sendiri
11. Adanya sumber dana yang berasal dari kerja
sama dengan pihak Institusi Pendidikan
(mahasiswa yang praktek klinik)
12. Adanya program BPJS yang dapat diikuti oleh
semua warga indonesia, sehingga fasilitas
kesehatan dapat digunakan secara optimal dan
akan mempengaruhi pendapatan rumah sakit.
13. Dana operasional ruangan didapatkan dari
APBN, Rumah Sakit dan Kemenhumham.
14. Adanya kerjasama program kemitraan
pendidikan profesi ners dan pendidikan
sarjana keperawatan dengan intstansi
pendidikan universitas jenderal achmad yani
sehingga meringankan karyawan dustira
dalam meringankan biaya pendidikan.
15. Adanya kerjasama dengan instansi pendidikan
untuk praktik keperawatan mahasiswa profesi
16. Adanya kerjasama dengan BPJS Sasaran
marketing Ruang Bedah Pria adalah pasien
dinas baik militer, pns maupun keluarga
T ST WT
1. Akan adanya peraturan Depkes tahun 2019 1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan 1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM,
bahwa tenaga keperawatan minimal S.Kep., perawat dengan memanfaatkan kesempatan sarana prasarana dan metode untuk
Ners mengikuti seminar, pelatihan, izin belajar dan menghadapi rumah sakit kompetitor dan
2. Akan adanya pembatasan bagi tenaga pendapatan perawat. (S1, 5, 6, 8, 12, 13, 14, 15, 16, 17, memenuhi kualitas pelayanan (W6, T4,7)
keperawatan dengan pendidikan D3 18, 19, 40, 41, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 51. T1, 2)
3. Adanya risiko ketidakpatuhan terhadap SOP 2. Mengusulkan pada RS pengadaan program
karena supervisi di Ruang Asoka belum supervisi rutin di ruang perawatan untuk
berjalan dan belum pernah ada pelatihan peningkatan kepatuhan SOP (S22, 25, T3)
khusus terkait pelaksanaan supervisi di 3. Meningkatkan pelayanan kepada pasien
ruangan. dengan mengoptimalkan pengelolaan BPJS
4. Adanya Rumah Sakit Kompetitor yang sarana (S50, T5, 6, 8)
dan prasarananya lebih lengkap
5. Kebijakan pendanaan program BPJS
berubah-rubah
6. Jika terhambatnya proses pencairan subsidi
APBN, dan pencairan dana dari BPJS akan
berdampak pada kinerja rumah sakit sendiri
7. Adanya persaingan rumah sakit baik Negeri
maupun Swasta di kota Cimahi.
8. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan
kualitas pelayanan
RENSTRA
1. INTERNAL FACTOR EVALUATION (IFE) MATRIX
NO CRITICAL SUCCES FACTOR BOBOT RATING SCORE
KEKUATAN 0,… 1-4
1. Jumlah pegawai diruang Asoka 1 berjumlah 17 orang dengan pendidikan D3 berjumlah 10
orang dan S1 + Ners berjumlah 5 orang dan S1 Kep 2 orang Katim 1 S.Kep., Ners dan
katim 2 S.Kep., Ners. 0.013 3 0.039
2. Pegawai PNS sebanyak 3 orang, 14 orang berstatus sebagai KHL. 0.013 3 0.039
3. Lama kerja pegawai lebih dari 1-5 tahun sebanyak 7 orang dan yang kurang dari 6-10 tahun
sebanyak 7 orang, 11-15 sebanyak 2 orang, 16-20 sebanyak 1 orang. 0.014 4 0.056
4. 17 orang perawat sudah mengikuti pelatihan keperawatan. 0.014 4 0.056
5. Gaya kepemimpinan cenderung demokrasi dan liberal 0.013 3 0.039
6. Gaya komunikasi yang digunakan adalah telling dan selling 0.013 4 0.052
7. Beban kerja perawat di ruang Asoka 1 RS. Dustira pada shift pagi 84% terdiri dari 43%
direct dan 41% indirect, artinya beban kerja shift pagi di ruangan Asoka 1 rendah,
sedangkan pada shift siang 59% dari 28% direct dan 31% indirect, artinya beban kerja shift
siang di ruang Asoka 1 rendah 0.015 4 0.060
8. Kepuasan kerja perawat di Ruang Asoka 1 Rumah Sakit TK II Dustira memiliki
keseimbangan antara puas dan tidak puas dengan persentasi puas 60% tidak puas 40% 0.012 3 0.036
9. Ketua tim sudah pernah mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan manajemen ruangan 0.013 4 0.052
10. Struktur organisasi telah tersedia dan telah terpasang di ruang asoka 0.011 3 0.033
11. Job deskripsi dari struktur organisasi telah tersedia, lengkap dan sesuai dengan pembagian
struktur organisasi 0.012 3 0.036
12. Pengetahuan metode penugasan tim perawat ruang Asoka 1 adalah baik dengan presentase 80%. 0.017 4 0.068
13. Pengetahuan supervisi perawat ruang Asoka 1 adalah cukup dengan presentase 70%. 0.014 4 0.056
14. Pengetahuan ronde keperawatan perawat ruang Asoka 1 adalah cukup dengan presentase 70%. 0.014 4 0.056
15. Pengetahuan universal precaution perawat ruang Asoka 1 adalah baik dengan presentase 90%. 0.017 4 0.068
16. Pengetahuan discharge planning perawat ruang Asoka 1 adalah cukup dengan presentase 70%. 0.014 4 0.056
17. Pengetahuan timbang terima perawat ruang Asoka 1 adalah baik dengan presentase 90%. 0.017 4 0.068
18. Pengetahuan sentralisasi obat perawat ruang Asoka 1 adalah baik dengan presentase 80%. 0.017 4 0.068
19. Pengetahuan dokumentasi asuhan keperawatan perawat ruang Asoka 1 adalah baik dengan
presentase 90%. 0.017 4 0.068
20. Hasil observasi metode penugasan tim di ruang asoka 1 dilakukan sesuai SOP (100%). 0.017 4 0.068
21. Hasil observasi universal precaution di ruang asoka 1 dilakukan sesuai SOP (100%). 0.017 4 0.068
22. Hasil observasi discharge planning di ruang asoka 1 dilakukan dengan tingkat kesesuaian
dengan SOP sebesar (66,7%). 0.014 4 0.056
23. Hasil observasi timbang terima di ruang asoka 1 dilakukan sesuai SOP (100%). 0.017 4 0.068
24. Hasil observasi penyusunan dokumentasi asuhan keperawatan di ruang asoka 1 dilakukan
sesuai SOP (100%). 0.017 4 0.068
25. Total rata-rata persentase kepatuhan tindakan perawat di ruang Asoka 1 terhadap SOP 0.017 4 0.068
adalah sebesar 92%.
26. Ruang Asoka 1 telah memiliki daftar SOP yang mencakup seluruh tindakan di Ruang Asoka
1. 0.014 4 0.056
27. Ruang Asoka 1 telah memiliki daftar SAK 0.013 4 0.052
Dan sudah sesuai dengan tindakan yang dilakukan. 0.013 4 0.052
28. Dari hasil observasi rata-rata tahun update SAK sudah 5 tahun terakhir yaitu tahun 2017. (+) 0.014 4 0.056
29. Fasilitas Sarana Prasarana Penunjang Perawat Sudah Terpenuhi dengan presentase 96% 0.014 4 0.056
30. Fasilitas Sarana Prasarana Pasien Sudah Cukup Mendukung Dengan Persentase 88% 0.015 4 0.060
31. Fasilitas Sarana Prasarana Alat Kesehatan Sudah Cukup Lengkap Dengan Persentase 100%
dan sesuai dengan standar Depkes 0.014 4 0.056
32. Fasilitas Sarana dan Prasarana Habis Pakai Sudah Cukup Mendukung Dengan Persentase
94% 0.014 4 0.056
33. Fasilitas Sarana dan Prasarana alat tenun Sudah Cukup Mendukung Dengan Persentase 91% 0.014 4 0.056
34. Fasilitas Sarana dan Prasarana Peralatan Non Medis Sudah Cukup Mendukung Dengan
Persentase 89% 0.013 3 0.039
35. Adanya alur untuk pengajuan sarana dan prasarana 0.009 3 0.027
36. Tersedianya handrub di ruang perawat dan pasien 0.011 3 0.033
37. Terdapatnya penomoran pada kamar pasien 0.010 3 0.030
38. Sudah tersedianya nurse station 0.010 3 0.030
39. Tersedianya bel di setiap kamar pasien 0.013 4 0.052
40. Dana pengembangan berasal dari RUMAH SAKIT seperti adanya alokasi dana untuk
pelatihan bagi perawat diruangan dari bidang keperawatan, Komite keperawatan 0.013 3 0.039
41. Sumber dana tetap (gaji) untuk karyawan KHL didapatkan setiap bulan dari rumah sakit,
dimana Rumah Sakit mendapatkan dana tersebut dari penghasilan rumah sakit sendiri dan
biaya perawatan pasien Umum dan BPJS PBI dan BPJS mandiri. Sedangkan gaji yang
didapatkan oleh PNS itu dari APBN. 0.013 3 0.039
42. Pendanaan dari Rumah Sakit untuk ruangan dalam bentuk alat didapatkan dari Rumah sakit
adapun ada beberapa alat yang didapatkan dari pemerintah seperti ventilator. 0.013 3 0.039
43. Sumber dana bagi keperluan alat kesehatan yang ada diruangan berasal dari Rumah Sakit
dan APBN 0.013 4 0.052
44. Insentif bagi karyawan yang diberikan oleh ruangan yang berasal dari RS sesuai dengan,
jabatan, status kepegawaian bagi PNS dan karyawan kontrak 0.013 3 0.039
45. Terdapat uang kas di ruangan , dan uang kas tersebut hasil dari iuran karu dan anggota
ketika dapat insentif, uang kas tersebut digunakan ketika ada yang sakit atau ada yang
beduka. Uang kas di bagian rawat inap pun ada dan itu ditujukan untuk karyawan yg sakit,
melahirkan, dan berduka juga. 0.013 4 0.052
46. Adanya dana tambahan bagi karyawan saat idul fitri , adanya dana untuk rekreasi setiap
tahunnya dari rumah sakit dilakukan per gelombang. 0.013 4 0.052
47. Adanya dana untuk jaminan kesehatan berupa BPJS bagi karyawan PNS dan BPJS bagi 0.013 4 0.052
karyawan kontrak Rumah Sakit
48. Adanya tunjangan lauk pauk bagi karyawan PNS 0.013 4 0.052
49. Adanya tunjangan fungsional bagi karyawan PNS 0.015 4 0.060
50. Jenis pembayaran yang dilakukan pasien di rumah sakit dustira jenis pembayarannya ada
UMUM, BPJS PBI, BPJS NON PBI, Jamkesda, Jamsostek. 0.013 3 0.039
51. Adanya tunjangan dana (remunerasi) bagi karyawan PNS 0.014 4 0.056
52. Pengajuan perbaikan sarana dan prasarana rumah sakit di permudah 0.010 3 0.030
53. Terdapat poster VISI dan MISI RS Tingkat II Dustira Cimahi 0.017 4 0.068
54. Tingkat Kepuasan pasien dikategorikan baik 0.014 4 0.056
55. Rumah Sakit Dustira sudah terakreditasi paripurna 0.014 4 0.056
56. Tersedianya website RS. Dustira (www.dustira.com) yang dapat menampung saran dari
pada konsumen 0.011 3 0.033
57. Sudah adanya pemetaan 10 besar penyakit di asoka 1 0.013 4 0.052
58. Tidak adanya pasien yang mengalami insiden jatuh ataupun mengalami kesalahan dalam
pemberian obat 0.010 3 0.030
59. Sudah terdapatnya denah ruangan, alur masuk pasien dan jalur evakuasi diruangan 0.010 3 0.030
60. Terdapat tempat menyimpan leafleat 0.015 4 0.060
61. Indikator mutu ruang asoka 1 baik dan telah sesuai dengan standar depkes 0.015 4 0.060
62. Keselamatan pasien (6 IPSG) Ruang Asoka 1 baik 0.013 3 0.039
KELEMAHAN
1. Sebagian besar perawat dengan status kepegawaian KHL sebanyak 14 orang (82%), dan
PNS sebanyak 3 orang (18%). 0.013 2 0.026
2. Jumlah perawat 17 orang, adanya kekurangan jumlah SDM diruangan, dimana berdasarkan
rumus douglas (23 perawat), dan rumus Depkes (27 perawat) 0.013 1 0.013
3. Hasil observasi, supervisi di Ruang Asoka 1 belum berjalan. 0.013 1 0.013
4. Hasil observasi dan wawancara dengan kepala dan kepala tim, pelaksanaan ronde
keperawatan belum dilaksanakan karena hambatan-hambatan sistematika dilapangan. 0.013 1 0.013
5. Hasil observasi rata-rata tahun update SOP adalah tahun 2002. 0.015 1 0.015
6. Terdapat beberapa sarana dan prasarana yang sudah tidak layak yaitu terdapat beberapa hand
trail yang rusak/terlepas 0.013 2 0.026
7. Belum adanya dana untuk jenjang karir pendidikan untuk karyawan kontrak dan PNS 0.014 2 0.028
8. Belum adanya reward untuk perawat berprestasi 0.013 2 0.026
9. Gaji perawat status KHL di lingkungan Rumah Sakit Dustira belum memenuhi standar
UMR 0.015 1 0.015
10. Hanya ada beberapa leafleat dengan diagnosa medis terbanyak 0.013 2 0.026
11. Pada shift malam 90% dari 60% direct dan 30% indirect, artinya beban kerja shift malam di
ruang Asoka 1 tinggi. 0.017 1 0.017
JUMLAH TOTAL 1 3.377
2. EXTERNAL FACTOR EVALUATION (EFE) MATRIX
Kuat
I II III
E
F 3.0
E
Sedang
IV V VI
2.0
Lemah
VII VIII IX
1.0
Pada IE matrix di atas menunjukan kondisi ruang rawat tersebut pada Sel 1. Simbol sel ini +/+. Sel 1 menggambarkan kondisi
Grow dan Build. Strategi yang disarankan pada sel 1 yaitu : Strategi Intensif (Market Penetration, Market Development dan
Product Development) dan Strategi Integratif (Backward Integratif, Forward Integration dan Horizontal Integration)
4. MATRIX SPACE TABLE
FAKTOR KUNCI RATING
FAKTOR INTERNAL +1 sampai +4
A. Kekuatan Keuangan (FS)
1. Dana pengembangan berasal dari rumah sakit seperti adanya alokasi dana untuk 4
pelatihan bagi perawat diruangan dari bidang keperawatan, komite keperawatan
2. Sumber dana tetap (gaji) untuk karyawan KHL didapatkan setiap bulan dari rumah
sakit, dimana Rumah Sakit mendapatkan dana tersebut dari penghasilan rumah
sakit sendiri dan biaya perawatan pasien Umum dan BPJS PBI dan BPJS mandiri. 4
Sedangkan gaji yang didapatkan oleh PNS itu dari APBN.
3. Pendanaan dari rumah sakit untuk ruangan dalam bentuk alat didapatkan dari
Rumah sakit adapun ada beberapa alat yang didapatkan dari pemerintah seperti 3
ventilator.
4. Sumber dana bagi keperluan alat kesehatan yang ada diruangan berasal dari rumah 4
sakit dan APBN
5. Insentif bagi karyawan yang diberikan oleh ruangan yang berasal dari RS sesuai 4
dengan, jabatan, status kepegawaian bagi PNS dan karyawan kontrak
6. Terdapat uang kas di ruangan , dan uang kas tersebut hasil dari iuran karu dan
anggota ketika dapat insentif, uang kas tersebut digunakan ketika ada yang sakit
atau ada yang beduka. Uang kas di bagian rawat inap pun ada dan itu ditujukan 4
untuk karyawan yg sakit, melahirkan, dan berduka juga.
7. Adanya dana tambahan bagi karyawan saat idul fitri, adanya dana untuk rekreasi 4
setiap tahunnya dari rumah sakit dilakukan per gelombang.
8. Adanya dana untuk jaminan kesehatan berupa BPJS bagi karyawan PNS dan BPJS 4
bagi karyawan kontrak Rumah Sakit
9. Adanya tunjangan lauk pauk bagi karyawan PNS 4
10. Adanya tunjangan fungsional bagi karyawan PNS 4
11. Adanya tunjangan dana (remunerasi) bagi karyawan PNS 4
12. Jenis pembayaran yang dilakukan pasien di rumah sakit dustira jenis 4
pembayarannya ada UMUM, BPJS PBI, BPJS NON PBI, Jamkesda, Jamsostek.
13. Adanya dana pembelian alat–lat kesehatan berasal dari APBN. 4
14. Adanya dana alokasi dari rumah sakit untuk pengadaan sarana dan prasarana 4
15. Adanya program BPJS yang dapat diikuti oleh semua warga indonesia, sehingga
fasilitas kesehatan dapat digunakan secara optimal dan akan mempengaruhi 4
pendapatan rumah sakit.
16. Dana operasional ruangan didapatkan dari APBN, Rumah Sakit dan 4
Kemenhumham.
17. Adanya sumber dana yang berasal dari kerja sama dengan pihak Institusi 4
Pendidikan (mahasiswa yang praktek klinik)
B. Kekuatan Industri (IS)
1. Ketua tim sudah pernah mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan manajemen 3
ruangan
2. Struktur organisasi telah tersedia dan telah terpasang di ruang asoka 3
3. Job deskripsi dari struktur organisasi telah tersedia, lengkap dan sesuai dengan 3
pembagian struktur organisasi
4. Ruang Asoka 1 telah memiliki daftar SOP yang mencakup seluruh tindakan di 4
Ruang Asoka 1.
5. Ruang Asoka 1 telah memiliki daftar SAK dan sudah sesuai dengan tindakan yang 4
dilakukan.
6. Dari hasil observasi rata-rata tahun update SAK sudah 5 tahun terakhir yaitu tahun 4
2017. (+)
7. Fasilitas Sarana Prasarana Penunjang Perawat Sudah Terpenuhi dengan presentase 4
96%
8. Fasilitas Sarana Prasarana Pasien Sudah Cukup Mendukung Dengan Persentase 4
88%
9. Fasilitas Sarana Prasarana Alat Kesehatan Sudah Cukup Lengkap Dengan 4
Persentase 100% dan sesuai dengan standar Depkes
10. Fasilitas Sarana dan Prasarana Habis Pakai Sudah Cukup Mendukung Dengan 4
Persentase 94%
11. Fasilitas Sarana dan Prasarana alat tenun Sudah Cukup Mendukung Dengan 4
Persentase 91%
12. Fasilitas Sarana dan Prasarana Peralatan Non Medis Sudah Cukup Mendukung 4
Dengan Persentase 89%
13. Pengajuan perbaikan sarana dan prasarana rumah sakit di permudah 4
14. Rumah Sakit Dustira sudah terakreditasi paripurna 4
15. Sudah adanya pemetaan 10 besar penyakit di asoka 1 2
16. Sudah terdapatnya denah ruangan, alur masuk pasien dan jalur evakuasi diruangan 2
17. Indikator mutu ruang asoka 1 baik dan telah sesuai dengan standar depkes 4
18. Keselamatan pasien (6 IPSG) Ruang Asoka 1 baik 4
19. Jumlah pegawai diruang Asoka 1 berjumlah 17 orang dengan pendidikan D3 2
berjumlah 10 orang dan S1 + Ners berjumlah 5 orang dan S1 Kep 2 orang Katim
1 S.Kep., Ners dan katim 2 S.Kep., Ners.
20. Lama kerja pegawai lebih dari 1-5 tahun sebanyak 7 orang dan yang kurang dari 2
6-10 tahun sebanyak 7 orang, 11-15 sebanyak 2 orang, 16-20 sebanyak 1 orang.
21. 17 orang perawat sudah mengikuti pelatihan keperawatan. 4
22. Gaya kepemimpinan cenderung demokrasi dan liberal 2
23. Gaya komunikasi yang digunakan adalah telling dan selling 2
24. Beban kerja perawat di ruang Asoka 1 RS. Dustira pada shift pagi 84% terdiri 4
dari 43% direct dan 41% indirect, artinya beban kerja shift pagi di ruangan Asoka
1 rendah, sedangkan pada shift siang 59% dari 28% direct dan 31% indirect,
artinya beban kerja shift siang di ruang Asoka 1 rendah
25. Adanya alur untuk pengajuan sarana dan prasarana 2
26. Tersedianya handrub di ruang perawat dan pasien 1
27. Terdapatnya penomoran pada kamar pasien 1
28. Sudah tersedianya nurse station 1
29. Tersedianya bel di setiap kamar pasien 1
30. Terdapat poster VISI dan MISI RS Tingkat II Dustira Cimahi 1
31. Tersedianya website RS. Dustira (www.dustira.com) yang dapat menampung 4
saran dari pada konsumen
32. Terdapat tempat menyimpan leafleat 2
FAKTOR EXTERNAL Rating -1
A. Stabilitas Lingkungan (ES) sampai -4
1. Hasil observasi metode penugasan tim di ruang asoka 1 dilakukan sesuai SOP -1
(100%).
2. Hasil observasi universal precaution di ruang asoka 1 dilakukan sesuai SOP -1
(100%).
3. Hasil observasi discharge planning di ruang asoka 1 dilakukan dengan tingkat -1
kesesuaian dengan SOP sebesar (66,7%).
4. Hasil observasi timbang terima di ruang asoka 1 dilakukan sesuai SOP (100%). -1
5. Hasil observasi penyusunan dokumentasi asuhan keperawatan di ruang asoka 1 -1
dilakukan sesuai SOP (100%).
6. Pengetahuan metode penugasan tim perawat ruang Asoka 1 adalah baik dengan -1
presentase 80%.
7. Pengetahuan supervisi perawat ruang Asoka 1 adalah cukup dengan presentase 70%. -1
8. Pengetahuan ronde keperawatan perawat ruang Asoka 1 adalah cukup dengan -1
presentase 70%.
9. Pengetahuan universal precaution perawat ruang Asoka 1 adalah baik dengan -1
presentase 90%.
10. Pengetahuan discharge planning perawat ruang Asoka 1 adalah cukup dengan -1
presentase 70%.
11. Pengetahuan timbang terima perawat ruang Asoka 1 adalah baik dengan presentase -1
90%.
12. Pengetahuan sentralisasi obat perawat ruang Asoka 1 adalah baik dengan presentase -1
80%.
13. Pengetahuan dokumentasi asuhan keperawatan perawat ruang Asoka 1 adalah baik -1
dengan presentase 90%.
14. Total rata-rata persentase kepatuhan tindakan perawat di ruang Asoka 1 terhadap -1
SOP adalah sebesar 92%.
15. Tingkat Kepuasan pasien dikategorikan baik -1
16. Tidak adanya pasien yang mengalami insiden jatuh ataupun mengalami kesalahan -4
dalam pemberian obat
17. Adanya kerjasama dengan instansi pendidikan untuk praktik keperawatan -4
mahasiswa profesi
B. Keuntungan Kompetisi (CA)
1. Adanya rencana kepala ruangan untuk membuat jadwal rutin supervisi untuk -1
seluruh perawat sebanyak 2 kali dalam satu minggu dengan supervisor yang
berjenjang pada tahun anggaran selanjutnya.
2. Adanya kerjasama dengan BPJS Sasaran marketing Ruang Bedah Pria adalah -3
pasien dinas baik militer, pns maupun keluarga
3. Adanya Rumah Sakit Kompetitor yang sarana dan prasarananya lebih lengkap -1
4. Adanya persaingan rumah sakit baik Negeri maupun Swasta di kota Cimahi. -1
Ancaman
Lingkungan
Yang besar
Kesimpulan :
Pada Matrix Space di atas menunjukan kondisi ruang rawat tersebut pada Sel 1. Simbol sel ini +/+. Sel ini memberikan ususlan
beberapa startegi. Strategi yang disarankan pada sel 1 yaitu : Strategi Intensif (Market Penetration, Market Development dan Product
Development) dan Strategi Integratif (Backward Integratif, Forward Integration, Horizontal Integration, Conglomerate Diversification,
Concentric Diversification, Horizontal Diversification)
5. ALTERNATIF STRATEGI
SPACE
ALTERNATIF STRATEGI TOWS MATRIX IE MATRIX
MATRIX
1. Mengadakan desiminasi supervisi -/+ +/+ +/+
dan ronde keperawatan di ruang
rawat inap.
2. Melengkapi leaflet 10 besar diagnosa -/+ +/+ +/+
kasus penyakit terbanyak di ruang
perawatan
3. Membuat proposal pengembangan -/+ +/+ +/+
ruangan untuk :
a. Mengusulkan pada RS. untuk
memenuhi sarana prasarana
ruang rawat inap yang layak,
lengkap dan nyaman bagi pasien
b. Mengusulkan perekrutan SDM
perawat sebanyak 10 orang
perawat (sesuai kebutuhan SDM
menurut Depkes), atau 6 orang
(sesuai kebutuhan SDM menurut
Douglas) dengan memanfaatkan
supervisi pihak manajemen
rawat inap RS (kes manager)
yang berkunjung ke ruangan
c. Mengusulkan untuk KHL masuk
dalam data base PNS
d. Mengusulkan pada RS untuk
kesejahteraan karyawan
6. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING METHODE MATRIX (QSPM)
PLANNING OF ACTION
5W1H
NO TUJUAN KEGIATAN 5M PENANGGUNG JAWAB WAKTU INDIKATOR KEBERHASILAN
1 Membuat rancangan, Melakukan desiminasi Mahasiswa 27 Terdapat leaflet 10 besar kasus penyakit di
perangkat, mengundang dan supervisi dan ronde 1. Ari Remara Nur’ulum Februari ruangan yang telah diperbanyak
melakukan pre serta post keperawatan di ruang 2. Cicilia Dewi Riyani 2022
test untuk melakukan rawat inap 3. M. Ardi Lazuardi
desiminasi supervise dan
ronde keperawatan sebagai
peningkatan kinerja perawat
professional dalam
memberikan asuhan
keperawatan
2 Membuat leaflet 10 besar Melengkapi leaflet 10 Mahasiswa 26 Terdapat peningkatan pengetahuan post test
diagnosa kasus penyakit besar diagnosa kasus 1. Meggi Gita Pratama Februari dari pre test desiminasi sebanyak 10%
terbanyak di ruang penyakit terbanyak di 2. Ayu Chandra Kristanti 2022
perawatan yang dapat ruang perawatan 3. Hilmatu Dalfah
dijadikan dasar dalam
meningkatkan pelayanan
keperawatan.
3 Menyusun dan membuat Membuat proposal Mahasiswa 28 Terdapat proposal pengembangan ruangan
proposal pengembangan pengembangan ruangan 1. Siti Nuraeni Februari yang dapat dilanjutkan oleh kepala ruangan
ruangan yang mencakup untuk 2. Ahmad Saparudin 2022 yang didalamnya terdapat hasil analisa
kebutuhan sarana prasarana, 3. Tiana Ramdhani kebutuhan dan pembahasannya yang rasional
jumlah perawat, pengusulan Gunawan sesuai dengan standar depkes, yang meliputi:
KHL untuk masuk dalam 4. Wagiyanto a. Pengusulan sarana prasarana ruang rawat
data base PNS, dan 5. Semy Nurlaelasari inap yang layak, lengkap dan nyaman
kesejahteraan karyawan 6. M. Suryana Rahmat bagi pasien
b. Pengusulan perekrutan SDM perawat
sebanyak 10 orang perawat (sesuai
kebutuhan SDM menurut Depkes), atau
6 orang (sesuai kebutuhan SDM menurut
Douglas) dengan memanfaatkan
supervisi pihak manajemen rawat inap
RS (kes manager) yang berkunjung ke
ruangan
c. Pengusulan untuk KHL masuk dalam
data base PNS
d. Pengusulan pada RS untuk kesejahteraan
karyawan
BAB IV
PEMBAHASAN
a. Adanya sarana prasarana Menyusun dan Membuat proposal pengembangan Tersusunnya proposal Kebutuhan sarana
di ruang Asoka 1 yang membuat proposal ruangan untuk pengembangan ruangan prasarana, jumlah
sudah tidak layak pengembangan yang mencakup : perawat,
b. Kurangnya SDM ruangan yang kebutuhan sarana pengusulan KHL
perawat di ruang Asoka mencakup prasarana, jumlah untuk masuk dalam
1 sebanyak 10 orang kebutuhan sarana perawat, pengusulan data base PNS, dan
perawat (sesuai prasarana, jumlah KHL untuk masuk kesejahteraan
kebutuhan SDM menurut perawat, dalam data base PNS, karyawan
Depkes), atau 6 orang pengusulan KHL dan kesejahteraan ditindaklanjuti
(sesuai kebutuhan SDM untuk masuk dalam karyawan yang telah
menurut Douglas) data base PNS, dan diterima oleh kepala
c. KHL belum difasilitasi kesejahteraan ruangan Asoka 1
untuk masuk dalam data karyawan
base PNS
d. Adanya usulan gaji KHL
disesuaikan dengan
UMR Kota Cimahi
B. ANALISA
1. Renstra Methode
a. Pelaksanaan Desiminasi Supervisi Dan Ronde Keperawatan Di
Ruang Asoka 1
1) Supervisi
Supervisi berasal dari kata super (bahasa latin yang berarti
di atas) dan videre (bahasa latin yang berarti melihat). Bila dilihat
dari asalkata aslinya, supervisi berarti “melihat dari atas”
pengertian supervisi adalah melakukan pengamatan secara
langsung dan berkala oleh “atasan” terhadap pekerjaan yang
dilakukan “bawahan” untuk kemudian bila ditemukan masalah,
segera diberikan bantuan yang bersifat langsung guna
mengatasinya (Suarli & Bahtiar, 2020).
Berdasarkan hasil observasi, supervisi di Ruang Asoka 1
belum berjalan. Hambatan dalam pelaksanaan supervisi saat ini
yaitu menumpuknya tugas perawat terlebih dengan adanya
program baru yaitu penginputanasuhan asuhan keperawatan ke
sistem informasi, maka dari itu perawat terkesan menjadi double
dalam melakukan dokumentasi keperawatan. Sedangkan apabila
supervisi dapat dilakukan dengan baik, akan diperoleh banyak
manfaat. Manfaat tersebut diantaranya sebagai berikut (Suarli &
Bahtiar, 2020).:
c. Supervisi dapat lebih meningkatkan efektifitas kerja.
Peningkatan efektifitas kerja ini erat hubungannya dengan
peningkatan pengetahuan dan keterampilan bawahan, serta
makin terbinanya hubungan dan suasana kerja yang lebih
harmonis antara atasan dan bawahan.
d. Supervisi dapat lebih meningkatkan efisiensi kerja.
Peningkatan efisiensi kerja ini erat kaitannya dengan makain
berkurangnya kesalahan yang dilakukan bawahan,sehingga
pemakaian sumber daya (tenaga, harta dan sarana) yang sia-sia
dan akan dicegah.
Apabila kedua peningkatan ini dapat diwujudkan, sama
artinya dengan telah tercapainya tujuan suatu organisasi.
Sesungguhnya tujuan pokok dari supervisi ialah menjamin
pelaksannan berbagai kegiatan yang telah direncanakan secara
benar dan tepat, dalam arti lebih efektif dan efisien, sehingga
tujuan yang telah ditetapkan organisasi dapat dicapai dengan
memuaskan.
Pelaksanaan diseminasi supervisi di ruang perawatan
Asoka 1 berjalan dengan cukup baik dan lancar. Tabel dibawah ini
adalah rincian capaian hasil kuesioner pengetahuan supervisi pre dan
post diseminasi pada 10 orang perawat Asoka 1 :
Tabel. 1.1 Rincian Capaian Hasil Kuesioner Pengetahuan
Supervisi Pre Dan Post Diseminasi Pada 10 Orang Perawat
Asoka 1
Pengetahuan Pre Post
Pengertian supervisi 70% 100%
Tujuan supervisi 90% 100%
Prinsip supervisi 70% 100%
Poin prinsip supervisi 60% 100%
Teknik supervisi 80% 100%
Pelaku supervisi 50% 100%
Elemen proses supervisi80% 100%
perawatan
Cara supervisi 70% 100%
Peran Karu ketika Katim70% 100%
akan mengsupervisi PP
Peran Katim dalam supervisi 70% 100%
Tugas PP selama proses60% 100%
supervisi
Tahapan pertama fase80% 100%
evaluasi supervisi
Hal yang harus dilakukan70% 100%
sebelum melakukan
supervisi
Prinsip evaluasi supervisi 90% 100%
Kegiatan pengorganisasian60% 100%
supervisi
Kegiatan evaluasi supervisi 90% 100%
Cara menggali perasaan60% 100%
perawat dalam supervisi
Hal yang harus disampaikan60% 100%
dalam evaluasi penilaian
Area supervisi keperawatan 70% 100%
Tanggung jawab supervisor 50% 100%
Total Rata-Rata Persentase70% 100%
Sesuai SOP
4. Renstra Man
a. Pengusulan Perekrutan SDM Perawat
Pengusulan perekrutan SDM perawat sebanyak 10 orang
perawat (sesuai kebutuhan SDM menurut Depkes), atau 6 orang
(sesuai kebutuhan SDM menurut Douglas) dengan memanfaatkan
supervisi pihak manajemen rawat inap RS (kes manager) yang
berkunjung ke ruangan
Kekurangan SDM menurut Samidjo (2019) merupakan
kendala yang cukup signifikan karena menyebabkan adanya tupoksi
yang saling tumpang tindih. Akibatnya muncul stress kerja pada
tenaga medis dan perawat serta program kesehatan perorangan
maupun program kesehatan masyarakat tidak dapat dilakukan secara
maksimal.
Sumber daya manusia (SDM) merupakan elemen utama
dalam suatu organisasi karena manusia yang mengendalikan
perangkat-perangkat lain untuk menjalankan suatu organisasi.
Perencanaan tenaga kesehatan harus tepat sesuai dengan beban kerja
karena merupakan unit pelayanan kesehatan terdepan.
b. Pengusulan untuk KHL masuk dalam data base PNS
Rumah Sakit Tingkat II Dustira merupakan rumah sakit
negeri kebanggaan prajurit tentara nasional Indonesia angkatan darat
di wilayah Kodam III/Siliwangi. Maka dari itu, terdapat peluang bagi
para perawat disana untuk menjadi PNS dibawah kementerian
pertahanan (Kemhan). Hal ini menjadi poin plus untuk para perawat
yang bekerja di RS. Dustira karena mendapatkan kesempatan dan
perluang untuk mendapatkan status pekerjaan yang tetap yaitu PNS.
Maka dari itu, program pengusulan untuk KHL masuk dalam data
base PNS merupakan ide yang cemerlang yang dapat membantu
pengembangan karier perawat Asoka 1.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melakukan praktik keperawatan manajemen di Ruang
Asoka 1 selama 17 hari mulai tanggal 15 Februari - 03 Maret 2022 mahasiswa
mendapatkan gambaran dari manajemen unit dan manajemen asuhan
keperawatan dan didapatkan hasil analisa diantaranya :
1. Belum Berjalannya Supervisi Dan Ronde Keperawatan Di Ruang Asoka 1
Dengan demikian kelompok melakukan diseminasi supervisi dan ronde
Keperawatan Di Ruang Asoka 1.
2. Belum Terdapatnya 10 Leaflet Dengan Diagnosa Medis Penyakit
Terbanyak
Dengan demikian kelompok menyediakan 10 leaflet diagnosa medis
penyakit terbanyak di Ruang Asoka 1.
3. Adanya Masalah Dalam Pengembangan Ruangan
Masalah pengembangan ruangan tersebut meliputi kebutuhan sarana
prasarana, jumlah perawat, pengusulan KHL untuk masuk dalam data base
PNS, dan kesejahteraan karyawan. Dengan demikian kelompok menyusun
proposal pengembangan ruangan yang mencakup solusi bagi masalah-
masalah di Ruang Asoka 1 tersebut.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisa manajemen keperawatan di ruangan
Asoka 1 yang telah diuraikan diatas, berikut ini merupakan saran yang kami
berikan untuk kemudian dapat menjadi masukan yang bermanfaat bagi semua
pihak:
1. Bagi Rumah Sakit
Rumah Sakit Dustira diharapkan dapat menganalisa ulang data-data yang
kelompok peroleh sehingga dapat menyelesaikan masalah yang
ditemukan dengan tujuan memberikan pelayanan yang lebih berkualitas.
2. Bagi Ruang Asoka 1
a. Mengoptimalkan lingkungan ruangan yang dapat membuat pasien
merasa nyaman.
b. Mengoptimalkan metode tim.
c. Meningkatkan promosi pelayanan kesehatan salah satunya dengan
pengadaan leaflet.
d. Memotivasi para perawat di ruangan untuk memberikan pelayanan
asuhan keperawatan yang terbaik.
3. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa menganalisis dan kritis dalam melakukan analisa situasi
dengan melihat dari berbagai aspek tidak hanya mempertimbangkan
konsep ideal.
b. Mahasiswa memodifikasi dan menyederhanakan aplikasi dari konsep
teori yang didapat kedalam kenyataan di lapangan disesuaikan
dengan keadaan situasi, kondisi, kebijakan dan nilai yang telah
dianut di tempat praktik tersebut.
c. Mahasiswa mendapatkan manfaat baik berupa keterampilan, ilmu,
kepemimpinan, manajerial dan pelajaran moral dari tempat
mahasiswa Ners praktik.
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta: Depkes RI
Ilmu
LAMPIRAN
FOTO DOKUMENTASI IMPLEMENTASI POA
PELAKSANAAN DISEMINASI SUPERVISI DAN RONDE KEPERAWATAN BERSAMA KARU, KATIM DAN
PERAWAT PELAKSANA RUANG ASOKA 1
MANAJEMEN ASUHAN (KEPATUHAN SOP)
RUANG ASOKA 1 RS. TK. II 03.05.01 DUSTIRA
OBSERVASI
NO PROSEDUR 1 2 3
D TD D TD D TD
1 Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan dengan teknik aseptic, membaca etiket obat
dan dosis obat sesuai 6 prinsip pemberian obat benar.
2 Mencuci tangan
3 Memasang sarung tangan.
4 Mengambil obat dalam tempatnya dengan spuit sesuai dengan takaran / dosis yang akan
diberikan. Bila obat dalam sediaan bubuk makan larutkan dengan cairan pelarut (aquades
steril). Tempatkan obat yang telah diambil pada bak injeksi
5 Observasi tempat pemasangan infuse terhadap plebitis jika tidak ada plebitis dan jalan
infuse masih lancar
6 Memasang perlak / pengalas di bawah vena yang akan dilakukan penyuntikan (pada
daerah pemasangan infuse)
7 Turunkan drak infuse sehingga tetesan infuse terhenti.
8 Desinfeksi daerah infuse yang akan diinjeksi
9 Melakukan penusukkan dengan lubang jarum menghadap keatas pada tempat injeksi
pada infuse set.
10 Menyemprotkan obat hingga habis dengan pelan-pelan
11 Setelah obat habis, tarik spuit dan desinfeksi daerah tempat injeksi pada infuse set
dengan kapas alcohol . Masukkan spuit yang telah digunakan ke dalam bengkok
12 Mencuci tangan setelah prosedur dilakukan
13 Mencatat prosedur dan reaksi pemberian obat
2. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGUKURAN TANDA-TANDA VITAL
OBSERVASI
NO PROSEDUR 1 2 3
D TD D TD D TD
1 Persiapan alat
2 Persiapan perawat
3 Persiapan lingkungan
PENGUKURAN TEMPERATUR TEMPORAL
4 Jelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan pada klien
5 Cuci tangan dan persiapkan alat-alat di dekat klien
6 Pakai sarung tangan
7 Lepaskan topi/penutup kepala klien, sibak dahi klien, bersihkan dengan menggunakan kapas
8 Letakkan sisi lensa thermometer pada bagian tengah dahi klien antara alis dan batas rambut
9 Tekan dan tahan tombol SCAN, geser perlahan menyamping dari dahi hingga bagian atas telinga
(terdengar bunyi „BIP‟ dan lampu merah akan menyala)
10 Lepaskan tombol SCAN, angkat thermometer dari dahi klien (Termometer akan secara otomatis
mati dalam 30 detik, untuk mematikannya segera, tekan dan lepaskan tombolSCAN dengan
cepat)
11 Baca hasil pengukuran pada layar
PEMERIKSAAN FREKUENSI NAFAS
12 Posisikan pasien untuk berbaring/duduk, pastikan klien merasa nyaman
13 Lakukan inspeksi atau palpasi dengan kedua tangan pada punggung / dada untuk menghitung
gerakan pernapasan selama minimal 1 menit
PEMERIKSAAN NADI
14 Gunakan ujung dua atau tiga jari (jari telunjuk, jari tengah dan jari manis ) untuk meraba salah
satu dari 9 arteri.
15 Tekan arteri radialis untuk merasakan denyutan
16 Kaji jumlah, kualitas, dan ritme nadi
17 Gunakan jam tangan, untuk menghitung frekuensi nadi selama minimal 30 detik
18 Hitung frekuensi nadi selama 1 menit penuh apabila ditemukan kondisi abnormal
PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH
19 Pilih manset tensimeter/sphygmomanometer sesuai dengan ukuran lengan pasien
20 Tempatkan pasien dalam posisi nyaman (duduk/berbaring) dengan lengan rileks, sedikit
menekuk pada siku dan bebas dari tekanan oleh pakaian
21 Palpasi arteri brachialis.
22 Pasang manset melingkari lengan atas dimana arteri brachialis teraba, secara rapi dan tidak
terlalu ketat (2,5 cm di atas siku) dan sejajar jantung
23 Raba nadi radialis atau brachialis dengan satu tangan.
24 Tutup bulb screw tensimeter
25 Pasang bagian diafragma stetoskop pada perabaan pulsasi arteri brachialis
26 Pompa tensimeter/sphygmomanometer dengan cepat sampai 30mmHg di atas hilangnya pulsasi
27 Turunkan tekanan manset perlahan-lahan sampai pulsasi arteri teraba
28 Dengarkan melalui stetoskop, sambil menurunkan perlahan-lahan 3mmHg/detik dan
melaporkan saat mendengar bising „dug‟ pertama (tekanan sistolik)
29 Turunan tekanan manset sampai suara bising “dug‟ yang terakhir (tekanan diastolik)
30 Rapikan alat-alat yang telah digunakan
31 Rapikan dan berikan posisi yang nyaman pada pasien
32 Dokumentasikan hasil pemeriksaan
OBSERVASI
NO PROSEDUR 1 2 3
D TD D TD D TD
1 Melakukan verifikasi program pengobatan pasien
2 Persiapan alat
3 Mencuci tangan
4 Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
5 Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
6 Melakukan Identifikasi pasien
7 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga / pasien
8 Menanyakan kesiapan pasien sebelum kegiatan dilakukan
9 Pasang Sarung tangan
10 Mengatur posisi pasien dan pilih vena dari arah distal
11 Memasang perlak dan alasnya
12 Membebaskan daerah yang akan diinjeksi
13 Meletakkan tourniquet 5 cm proksimal yang akan ditusuk
14 Desinfektan permukaan kulit yang akan disuntik / usap dengan kapas betadhin tunggu
hingga kering
15 Desinfektan permukaan kulit yang akan disuntik / usap dengan kapas alcohol dari tengah
keluar melingkar sekiar 5 cm (tunggu sampai alcohol mengering)
16 Mempertahankan vena pada posisi stabil
17 Memegang spuit dengan sudut 30 º
18 Menusuk vena dengan kemiringan 30 º , dan lubang jarum menghadap ke atas
19 Melakukan aspirasi dan pastikan darah masuk spuit, ambil darah sesuai kebutuhan
20 Membuka tourniquet
21 Mencabut jarum sambil menekan daerah tusukan dengan kapas
22 Menutup daerah tusukan dengan “plester luka “
23 Memasukkan darah kedalam botol specimen
24 Beri label berisi nama, No. RM, tgl dan jam
25 Melakukan Evaluasi tindakan
26 Berpamitan dengan pasien
27 Membereskan alat-alat
28 Mencuci tangan
29 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
OBSERVASI
NO PROSEDUR 1 2 3
D TD D TD D TD
1 Persiapan alat
2 Menjaga Privaci Pasien
3 Mengatur Pencahayaan
4 Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman
5 Melakukan Identifikasi Pasien
6 Komunikasi dengan PASIEN untuk kontrak waktu
7 Menjelaskan tujuan
8 Cuci tangan
9 Menggunakan alat pelindung diri (APD)
10 Mengkaji ulang Kebutuhan Pasien
11 Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan
12 Berikan inform consent ke pasien
13 Cek cairan yang digunakan dengan menggunakan 6 prinsip benar pemberian obat
(medikasi, warna, kejernihan, tanggal kadaluarsa)
14 Cuci Tangan, Dekatkan alat kedekat pasien
15 Periksa kembali cairan IV
16 Buka Set Infuse, Pasang roller klem/klem putar selang infuse 2-5 cm dibawah kantung
tetesan infus. Roller klem dalam posisi off/ tutup
17 Buka segel/ tutup pelindung pada botol cairan infuse
18 Masukan ujung set infuse ke dalam botol cairan infuse tanpa harus menyentuh area steril
19 Isi ruang udara dengan cara memijit ruang udara sehingga terisi 1/3 sampai ½ bagian.
20 Buka roller klem dan alirkan cairan infuse sehingga cairan mengalir dari kantung tetesan
ke selang hingga ke adapter jarum, putar kembali roller klem ke posisi off
21 Periksa adanya udara dan gelembung di sepanjang selang dengan menepuk menepuk
selang IV pada bagian gelembung udara berada
22 Gunakan sarung tangan bersih atau APD lainnya sesuai kebijakan institusi
23 Pasang pengalas
24 Identifikasi vena yang dapat diakses untuk kanula IV, Pasang tourniquet ±10-15 cm
diatas lokasi penusukan, jangan terlalu ketat, untuk mencegah cedera dan memar pada
kulit, minta pasien untuk mengepalkan tangannya
25 Pilih vena yang akan ditusukan,
- Utamakan sisi yang paling distal
- Cegah era yang nyeri saat dipalpasi
- Pilih vena yang cukup besar untuk di palpasi
- Pilih sisi yang tidak mengganggu aktivitas
- Palpasi vena dengan telujuk, pilih yang lentur, lembut dan elastis
- Pilih vena yang berdilatasi baik
26 Lepaskan tourniquet
27 Letakkan penghubung set infus atau selang infus pada tempat yang terjangkau untuk
mempertahankan sterilitas (simpan pada bak steril)
28 Bersihkan area penusukan dengan menggunakan apusan antiseptik dengan
menggosokkan secara horizontal, kemudian vertical diikuti gerakan memutar dari sisi
tengah ke arah luar, biarkan mengering, jangan menyentuh kembali area yang telah di
bersihkan
29 Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas alcohol dari arah dalam kearah
luar (gerakan sirkuler) tunggu hingga kering, jangan menyentuh area yang telah
dibersihkan
30 Pasang kembali torniquet 10-12 cm di atas sisi insersi yang diinginkan
31 Tahan vena dengan menggunakan ibu jari menggunakan ibu jari dan tarik kulit kearah
distal 4-5 cm berlawanan dengan arah penusukan agar vena semakin terlihat dan tidak
berubah posisi. Jangan menyentuh area steril.
32 Beri tahu pasien bahwa pasien akan merasakan tusukan. Masukan IV catheter secara
perlahan kelokasi penusukan dengan sudut 10-30 derajat
33 Jika terlihat darah masuk kedalam IV kateter maka mengindikasikan posisi IV kateter
sudah masuk kedalam pembunuh darah vena rendahkan kanula hingga semua melekat
pada kulit (masukkan kanula sekitar ¼ inchi dari panjang vena dan kemudian lepaskan
stilet. Terus pegang kulit dan masukkan kanula ke dalam vena hingga berada pada sisi
vena fungsi
34 Stabilisasi kanula dengan satu tangan, dan lepaskan tourniquet dengan tangan yang lain.
35 Tekan sisi yang berada 3 cm dari sisi insersi menggunakan jari telunjuk tangan yang tidak
dominan. Lepaskan stilet, letakkan stilet ke tabung pembuangan benda tajam
36 Hubungkan ujung penghubung set infus atau selang infus ke ujung kanula. Jangan
meyentuh ujung adapter
37 Pasang roller klem dalam posisi on sehingga cairan infuse dapat mengalir melalui selang
infuse kearah pembuluh darah. Tetesan cairan infuse hanya sebagai maintenance dan
memastikan insersi tepat.
38 Fiksasi kanula (prusedur tindakan dapat berbeda)
- Balutan transfaran : lepaskan pelindung perekat plester, letakkan ujung salah satu
balutan kemudian lanjutkan ke sisi IV, letakkan plester secra perlahan diatas sisi yang
telah dibalut balutan transfaran
- Balutan kasa steril : letakkan plester kecil di bawah penghubung kanula sisi kanan dan
kiri dan letakkan secara menyilang diatas penghubung kanula. Lipat dua kasa steril
2x2 letakkan dia atas penghubung kanula .
39 Bentuk lengkungan pada selang di sepanjang lengan dan letakkan plester diatas balutan
transparan atau diatas kasa 2x2
40 Menghitung dan mengatur Tetesan Infus sesuai Indikasi atau menghubungkan dengan
peralatan infus elektronik
41 Catat tanggal dan waktu pemasangan IV, observasi pasien setelah dilakukan pemasangan
(kecepatan infus, dan kepatenan kanula)
42 Bereskan alat-alat dan rapikan pasien
43 Cuci tangan
44 Dokumentasikan tindakan dalam format yang telah ditetapkan.
45 Evaluasi hasil tindakan
OBSERVASI
NO PROSEDUR 1 2 3
D TD D TD D TD
1 Persiapan alat
2 Melakukan identifikasi pasien
3 Komunikasi dengan pasien untuk kontrak waktu
4 Menjelaskan tujuan dan prosedur
5 Atur posisi pasien
6 Petugas mencuci tangan
7 Memakai masker
8 Menggunakan sarung tangan
9 Angkat kasur dan lap seluruh kerangka kasur dengan kain lap
10 Letakan alas kasur dan kasur
11 Pasang sprei besar / laken dengan ketentuan : Garis tengah lipatan diletakan tepat di
tengah kasur
12 Bentangkan sprei, masukan sprei bagian kepala ke bawah kasur 30 cm, tarik setengah
mungkin
13 Pada ujung setiap sisi kasur bentuk 90 derajat, lalu masukan seluruh tepi sprei ke bawah
kasur dengan rapih dan tegang
14 Letakan perlak pelintang pada kasur 50 cm dari bagian kepala
15 Letakan stik laken diatas sprei melintang kemudian masukan sisi-sisinya ke bawah kasur
bersama dengan perlak
16 Pasang boven pada kasur bagian kaki, pada baian atas yang terbalik masukkan ke bawah
kasur 10 cm kemudian ujung sisi dengan bawah (kaki) di bentuk 90 derajat dan masukan
ke bawah kasur tarik sisi atas sampai terbentang
17 Pasang selimut pada kasur bagian kaki, pada bagian atas terbalik dimasukan ke bawah
kasur 10 cm kemudian ujung sisi-sisinya di betuk 90 derajat dan dimasukan ke bawah
kasur. Tarik sisi atas sampai terbuang
18 Lipat ujung boven sampai tempak garis / pita
19 Masukan bantal ke dalam sarungnya dan letakan di atas tempat tidur dengan bagian yang
terbuka di bagian bawah
20 Pasang sprei penutup (over laken)
21 Lepas masker
22 Rapikan alat-alat
23 Petugas cuci tangan
Nama :…………………….
KUESIONER SUPERVISI
Petunjuk Pengisian
a. Bacalah pertanyaan di bawah ini dengan teliti.
b. Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling benar dengan cara memberi tanda silang (x) pada
huruf a, b, c atau d
c. Tanyakan langsung pada peneliti bila ada yang tidak pahami.
PERTANYAAN
1. Ronde Keperawatan (studi kasus) adalah ?
a. Merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang
berkaitan dengan pasien
b. Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilaksanakn
oleh perawat yang melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan.
c. Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilaksanakn
oleh perawat tanpa melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan
d. Suatu kegiatan pelayanan keperawatan yang bertujuan untuk mempelajari dan memperbaiki
secara bersama-sama
2. Yang bukan termasuk dari tujuan Ronde Keperawatan adalah ?
a. Menjelaskan masalah keperawatan yang utama
b. Menumbuhkan cara berpikir kritis
c. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
d. Meningkatkan kemampuan validitas data pasien
3. Dibawah ini yang bukan termasuk peran dari perawat pelaksana dalam Ronde Keperawatan adalah
?
a. Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah pasien
b. Menjelaskan intervensi yang dilakukan
c. Inform consent pada klien
d. Menjelaskan data perawat yang mendukung masalah pasien
Petunjuk Pengisian
a. Bacalah pertanyaan di bawah ini dengan teliti.
b. Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling benar dengan cara memberi tanda silang (x) pada
huruf a, b, c atau d
c. Tanyakan langsung pada peneliti bila ada yang tidak pahami.
PERTANYAAN
1. Di bawah ini yang termasuk dalam pengertian dari sentralisasi obat adalah ?
a. Pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan di berikan kepada pasien diserahkan
pengelolaan sepenuhnya oleh perawat
b. Pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan di berikan kepada perawat diserahkan
pengelolaan sepenuhnya oleh pasien
c. Penyediaan obat dimana seluruh obat yang akan di berikan kepada perawat
d. Penyediaan obat dimana seluruh obat yang akan di berikan kepada pasien
2. Yang di maksud dari tujuan sentralisasi obat adalah ?
a. Menggunakan obat secara bijakasana dan menghindarkan pemborosan sehingga kebutuhan
asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi
b. Menghindari obat secara bijakasana dan menghindarkan pemborosan sehingga kebutuhan
asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi
c. Menggunakan obat secara bijakasana dan menghindarkan pemborosan sehingga kebutuhan
asuhan keperawatan pasien tidak dapat terpenuhi
d. Pemakaian obat secara teratur sehingga pasien dapat menggunakan obat secara bijakasana
3. Hal – hal berikut ini yang termasuk alasan yang paling sering, mengapa obat perlu di sentralisasi,
kecuali ?
a. Memberikan satu obat untuk satu pasien
b. Memberikan bermacam –macam obat untuk satu pasien
c. Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang di perlukan
d. Meletakan obat di tempat yang lembab terkena cahaya atau panas
4. Di bawah ini yang bukan termasuk dalam teknik pengelolaan obat (sentralisasi) adalah ?
a. Pemakaian obat secara tidak teratur
b. Penanggung jawab pengelolaan obat
c. Keluarga ikut serta mengontrol pengelolaan sentrelasisasi obat
d. Penerimaan obat
5. Yang termasuk kedalam pembagian obat yang benar adalah, kecuali :
a. Sediaan obat yang ada selanjutnya disimpan dan tidak diperiksa
b. Obat yang telah di terima untuk selanjutnya di salin dalam buku daftar pemberian obat
c. Obat yang telah di simpan untuk selanjutnya di simpan oleh perawat dengan memperhatikan
alur yang tercantum dalam buku daftar pemberian obat
d. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan obat, jumlah obat, dan
efek samping
6. Seorang manager keperawatan dapat mendidik staf mengenai obat dengan cara yang benar adalah
:
a. Mengadakan pertemuan staf untuk membahas penyebab pemborosan obat
b. Tidak membuat catatan mengenai obat – obatan yang sering dipakai
c. Tidak menuliskan dosis yang tepat, obat – obatan yang sering di gunakan
d. Tidak memberitahukan kepada semua staf mengenai harga macam obat
7. Berikut ini cara menyimpan persediaan obat yang benar adalah, kecuali:
a. Obat yang di terima tidak di catat dalam buku besar, persediaan atau dalam kartu persediaan
b. Memeriksa ulang atas kebenaran obat dan jenis obat, jumlah obat, menulis etiket, dan alamat
pasien
c. System kartu persediaan kadang – kadang di gunakan untuk menggantikan buku besar
persediaan
d. Memriksa keamanan mekanisme kunci dan penerangan lemari obat serta lemari pendingin obat
8. Langkah-langkah penerimaan obat
1) Obat yang diresepkan diserahkan kepada perawat
2) Obat disimpan oleh perawat
3) Pasien atau keluarga mendapatkan salinan obat yang harus diminum
4) Perawat melakukan pendataan obat
Urutkan langkah-langkah diatas ?
a. 1-2-3-4
b. 1-4-3-2
c. 4-3-2-1
d. 4-3-1-2
9. Sebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam penambahan obat baru ?
a. Jenis obat, dosis obat dan cara pemberian obat
b. Jenis obat dan dosis obat
c. Cara pemberian obat, waktu pemberian, jenis obat
d. Waktu pemberian dan jenis obat
10. Dikategorikan obat khusus apabila ?
a. Harga mahal, susah dicari dan khusus buat pasien penyakit kronik
b. Harga mahal, cara pemberian sulit dan susah dicari
c. Harga mahal, cara pemberian sulit, memiliki efek samping yang berbahaya/hanya diberikan
dalam waktu tertentu
d. Harga mahal, cara pemberian sulit, memiliki efek samping yang berbahaya/hanya diberikan
dalam waktu tertentu dan susah dicari
INTRUMEN UNIVERSAL PRECAUTION
Nama :
Petunjuk Pengisian
a. Bacalah pertanyaan di bawah ini dengan teliti.
b. Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling benar dengan cara memberi tanda silang (x) pada
huruf a, b, c atau d
c. Tanyakan langsung pada peneliti bila ada yang tidak pahami.
PERTANYAAN
14 Karu menutup
LEMBAR OBSERVASI DISCHARGE PLANNING
Dilakukan
No. Tindakan
Ya Tidak
1. Perawat memeriksa kelengkapan administrasi pasien
2. Perawat menjelaskan bahwa pasien sudah bisa pulang
Ada surat pernyataan tertulis dari dokter yang merawat
3.
pasien bahwa pasien boleh pulang karena sudah sembuh
Memberikan penyuluhan tentang keadaan kesehatan pasien
4.
saat pulang
Memberikan penyuluhan tentang perawatan yang harus
5.
dilakukan di rumah
Memberikan penyuluhan tentang obat – obatan yang masih
6.
terus diberikan dan cara pemakaiannya
Memberikan penyuluhan tentang pentingnya control ulang ke
7.
klinik sesuai kasus
8. Memberikan penyuluhan tentang diet pasien
Memberikan penyuluhan tentang kegiatan / aktivitas yang
9.
boleh dan tidak boleh di kerjakan setelah sembuh
10. Pasien disiapkan untuk pulang dalam keadaan rapih
Pasien dipersilahkan pulang dan diberikan kesempatan
11. kepada keluarga untuk berpamitan dan mengucapkan terima
kasih kepada sesame pasien dan petugas
12. Pasien dan keluarga diantar sampai pintu keluar
Perawat mengucapkan salam perpisahan dan terima kasih
13.
atas kepercayaan pasien
14. Pasien pulang dicatat dalam buku register pasien
15. Tempat tidur pasien dibereskan
LEMBAR OBSERVASI UNIVERSAL PRECAUTION
A. Mencuci tangan
Tdk
No. Pertanyaan Dilakukan
dilakukan
1. Universal precautions/kewaspadaan menyeluruh dilakukan
kepada setiap klien tanpa memandang status infeksinya
2. Mencuci tangan selalu disarana air mengalir
3. Mencuci tangan higienis selama 10 detik
4. Mencuci tangan setelah memberi savlon/desinfektan
5. Mencuci tangan dengan antiseptik setelah melakukan
prosedur yang menyebabkan kontak / percikan darah atau
cairan tubuh
6. Lap tangan sekali pakai
Mencuci tangan dengan 7 langkah :
7. Telapak dan telapak kanan dan kiri
11.
Putar ibu jari dalam telapak tangan yang berlawanan
12. Gosok ujung jari di telapak tangan yang berlawanan,
kanan dan kiri bergantian
13.
Tdk
No. Pertanyaan Dilakukan
dilakukan
1. Menggunakan sarung tangan untuk mencegah
kontak tangan nakes dengan darah dan cairan tubuh
klien, mukosa, kulit luka / alkes/ permukaan yang
terkontaminasi
2. Menggunakan masker untuk mencegah kontak droplet
dari mulut & hidung saat napas, bicara, batuk, bersin
3. Kacamata pelindung untuk mencegah mukosa kontak
dengan percikan darah / droplet dll
4. Baju pelindung/ celemek untuk mencegah kontak dengan
percikan darah dll
Tdk
No. Pertanyaan Dilakukan
dilakukan
1. Menutup jarum pada spuit bekas pakai dengan
menggunakan satu tangan
2. Menutup spuit bekas pakai menggunkan dua tangan
3. Jarum pada spuit bekas pakai dibengkokan terlebih
dahulu sebelum dibuang
4. Alat – alat tajam bekas pakai dibuang ditempat
pembuangan khusus benda tajam
5. Membuang tempat penampungan alat – alat tajam bekas
pakai (jarum, pemecahan ampul bisturi, dan lain–lain )
ketika mencapai ¾ penuh
6. Jarum bekas pakai sebelum dibuang dekontaminasi dulu
E. Pengelolaan Limbah
Tdk
No. Pertanyaan Dilakukan
dilakukan
1. Pemilihan limbah medis dan non medis
2. Limbah padat medis dibuang ke tempat sampah mana
saja
3. Limbah medis seperti kassa, verband dibuang dan dibakar
bersama sampah rumah tangga
4. Limbah medis dibuang di sarana sampah medis
LEMBAR OBSERVASI
HASIL OBSERVASI
No KEGIATAN D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 HASIL
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
PENGKAJIAN ∑ ͞x
1. Data Biodata
2. Data Riwayat Kesehatan Sekarang
3. Data Riwayat Kesehatan Dahulu
4. Data Riwayat Kesehatan Keluarga
5. Data Biologis (Fisik)
6. Data Psikososial-spiritual
7. Pola hidup/pola aktivitas sehari-hari
8. Data Respon klien terhadap nyeri
9. Data ditulis secara lengkap dalam waktu
24 jam setelah pasien masuk
HASIL OBSERVASI
No KEGIATAN D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 HASIL
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
DIAGNOSA ∑ ͞x
1. Sesuai dengan prioritas masalah klien saat
itu
2. Mancangkup seluruh dimensi individu
(Bisopsikososiospiritual)
3. Mencangkup tentang masalah kurangnya
pengetahuan klien/keluarga
4. Dirumuskan dengan benar (PE/PES)
HASIL OBSERVASI
No KEGIATAN D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 HASIL
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
PERENCANAAN ∑ ͞x
1. Rencana keperawatan disusun menurut
prioritas masalah
2. Terdapat tujuan yang harus dicapai oleh
perawat
3. Tujuan mengandung kriteria evaluasi
4. Dirumuskan dengan benar (SMART)
5. Mencangkup tindakan mandiri
keperawatan
6. Mencangkup tindakan kolaborasi
7. Mencakup tindakan pendidikan kesehatan
8. Rencana tindakan menggambarkan
keterlibatan pasien/keluarga
HASIL OBSERVASI
No KEGIATAN D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 HASIL
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
PELAKSANAAN ∑ ͞x
1. Tindakan mandiri keperawatan
2. Tindakan kolaborasi
3 Tercatatanya hasil observasi /respon
pasien terhadap tindakan keperawatan
yang sudah dilaksanakan
4 Setiap tindakan dicatat sesuai waktu
pelaksanaan
5 Tercantum nama dan paraf perawat setiap
tindakan keperawatan yang dilaksanakan
6. Rencana tindakan menggambarkan
keterlibatan pasien/keluarga
HASIL OBSERVASI
No KEGIATAN D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 HASIL
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
EVALUASI ∑ ͞x
1. Diagnosa keperawatan dievaluasi setiap
2. Tindakan evaluasi terlihat dalam
dokumentasi
3. Diagnosa keperawatan yang sudah teratasi
maupun yang belum teratasi terlihat
dalam dokumentasi
4 Tercantum tanggal dan waktu pelaksanaan
evaluasi
5 Tercantum nama dan paraf perawat yang
melaksanan evaluasi