Anda di halaman 1dari 127

LAPORAN AKHIR

PRAKTIK PRA PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI RUANG AZZARA 1 RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
JEMURSARI

Disusun Oleh:
1. Nurkhafsah Kholilah 1130018090
2. Rusliana 1130018091
3. Alivia Rochma Noor Haela 1130018095
4. Latifah 1130018095
5. Putri Ayu Nahdiyah 1130018098
6. Noviyanto Eka Putra 1130018113
7. Werodussifa 1130018115
8. Nadia Dwi Saputri 1130018117
9. Hanna Nabillah Nur Safitri 1130018118
10. Arum Rahmawati 1130018120
11. Akhmad Haniful Azhar 1130018122

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2022
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A Latar Belakang...................................................................................1
B Tujuan..................................................................................................3
C Manfaat...............................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN TEORI
A Konsep Teori Keperawatan...............................................................5
B Prinsip Manajemen keperawatan.....................................................15
C Fase-fase Manajemen keperawatan..................................................16
D Kegiatan Dalam Manajemen Keperawatan.....................................18
BAB 3 GAMBARAN UMUM
A Rumah Sakit.......................................................................................44
B Ruangan...............................................................................................48
BAB 4 HASIL DAN ANALISA DATA
A Hasil Pengkajiian................................................................................55
B Rumusan Masalah..............................................................................127
C Diagram laying...................................................................................131
D Alternative Penjelasan Masuk..........................................................133
BAB 5 PERENCANAAN (Plain Of Action).........................................137
BAB 6 PEMABAHASAN
A Penerimaan Pasien Baru....................................................................145
B Timbang Terima.................................................................................147
C Supervisi..............................................................................................149
D Discharge Planning.............................................................................149
E Sentralisasi Obat.................................................................................152
F Ronde Keperawatan...........................................................................153
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................158
LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen dan kepemimpinan sering diartikan hanya berfungsi padakegiatan
supervisi tetapi dalam keperawatan fungsi tersebut sangatlah luas. Manajemen
keperawatan merupakan pelimpahan pekerjaan melalui anggota staf keperawatan
untuk memberikan pelayanan asuhan keperawatan secara profesional. Pelaku
manajemen keperawatan atau manajer keperawatan diharapkan mampumenjalankan
fungsi manajemen meliputi: merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan
mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk dapat memberikan pelayanan
asuhan keperawatan yang efektif dan efisien bagi individu, keluarga, dan masyarakat
(Bakri, 2017).
Rumah sakit merupakan organisasi yang sangat kompleks danmerupakan
komponen yang sangat penting dalam upaya peningkatanstatus kesehatan bagi
masyarakat. Salah satu fungsi rumah sakit adalahmenyelenggarakan pelayanan dan
asuhan keperawatan yang merupakan bagiandari sistem pelayanan kesehatan dengan
tujuan memelihara kesehatan masyarakat seoptimal mungkin. Pelayanan keperawatan
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan,
keberadaan perawat merupakan posisi kunci yang dibuktikan oleh kenyataan bahwa
40-60%pelayanan rumah sakit merupakan pelayanan keperawatan dan hampir
semuapelayanan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit baik di rumah sakit
maupun tatanana pelayanan kesehatan lain dilakukan oleh perawat (Ria, 2019).
Keperawatan di Indonesia di masa depan sampai saat ini masih beradadalam proses
mewujudkan keperawatan sebagai profesi, maka akan terjadi beberapa perubahaan
dalam aspek keperawatan yaitu: penataan pendidikan tinggi keperawatan, pelayanan
dan asuhan keperawatan, pembinaan dan kehidupankeprofesian, dan penataan
lingkungan untuk perkembangan keperawatanpelayanan keperawatan melalui
pelaksanaan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengaturan ketenagaan,
pengarahan, evaluasi dan pengendalianmutu keperawatan (Asmuji, 2015). Manajemen
pelayanan keperawatan berfokuspada komponen 6 M (Man, Material, Method, Money,
Marketing, Machine) Dalam setiap kegiatan manajemen selalu diawali dari
perencanaan dan diakhiri dengan pengontrolan yang merupakan suatu siklus yang
berulang (Nursalam, 2016).
Manajemen keperawatan di Indonesia dimasa depan perlu mendapat prioritas
utama dalam mengembangkan proses keperawatan. Pengembangandalam berbagai
aspek keperawatan bersifat saling berhubungan, saling bergantung, saling
mempengaruhi, dan berkesinambungan. Oleh karena itu, manajemenkeperawatan
harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan keperawatanyang nyata, yaitu di
rumah sakit dan komunitas masyarakat sehingga perawat perlu memahami konsep dan
aplikasinya (Asmuji, 2015).
Ruangan atau bangsal sebagai salah satu unit terkecil pelayanan
kesehatanmerupakan tempat yang memungkinkan bagi perawat untuk menerapkan
ilmu dan kiatnya secara optimal. Namun perlu disadari, tanpa adanya tata kelola
yangmemadai, kemauan dan kemampuan yang kuat. Serta peran aktif dari semua
pihak, maka pelayanan keperawatan profesional hanya akan menjadi teori semata.
Untukitu, maka perawat perlu mengupayakan kegiatan penyelenggaraan model
MetodeAsuhan Keperawatan Profesional (MAKP). Sistem MAKP adalah suatu
kerangkakerja yang mendefinisikan 4 unsur yakni: standar, proses keperawatan,
pendidikankeperawatan, dan sistem MAKP. Dalam menetapkan suatu model, keempat
hal tersebut harus menjadi bahan pertimbangan karena merupakan suatu kesatuanyang
tidak dapat dipisahkan (Nursalam 2016).
Perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, dituntut untukmemiliki
kemampuan manajerial yang tangguh, sehingga pelayanan yangdiberikan mampu
memuaskan kebutuhan klien dan bertanggung jawab terhadapsemua aspek asuhan
keperawatan. Kemampuan manajerial dapat dimiliki melalui berbagai cara salah
satunya dapat ditempuh dengan meningkatkan ketrampilanmelalui bangku kuliah yang
harus melalui pembelajaran di lahan praktek (Asmuji, 2015).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses pembelajaran klinik manajemenkeperawatan diharapkan
mahasiswa mampu menganalisis pelaksanaankepemimpinan dan manajemen
keperawatan di ruangan Azzara1Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya,
berdasarkan teori yangtelahdipelajari dan menerapkan manajemen keperawatan
denganmenggunakan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) dengan
Model Keperawatan Tim.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan di ruanganmahasiswa mampu:
a. Melakukan kajian situasi di unit pelayanan (6 M= Man, Material, Methode,
Money, Marketing, Mechine).
b. Melakukan analisis SWOT
c. Mengidentifikasi permasalah dan menentukan prioritas masalah.
d. Menyusun strategi penyelesaian masalah dan menentukan prioritasstrategi
penyelesaian masalah.
e. Menyusun Plan Of Action (POA) strategi penyusunan masalah.
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa lebih terampil dalam penerapan aplikasi prinsip- prinsip
manajemen keperawatan di lapangan
b. Mahasiswa dapat pengalaman baru di lapangan dalamhal penerapan
manajemen keperawatan
c. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalampenerapan model yang
diaplikasikan di ruang Azzara 1 RSI Jemursari Surabaya.
d. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekuranganpenerapan model
MAKP di ruang Azzara 1 RSI Jemursari Surabaya.

2. Bagi Perawat
a. Membantu meringankan beban kerja perawat selama praktikberlangsung di
Ruang Azzara 1 RSI Jemursari Surabaya
b. Menambah pengetahuan tenaga perawat tentang manajemenpelayanan dan
manajemen asuhan keperawatan melalui peranoleh mahasiswa atau roleplay
dan inovasi baru sesuai denganmasalah yang ditemukan
c. Melalui praktik manajemen keperawatan dapat diketahui masalah-masalah
yang ada di ruangan Azzahra 1 yang berkaitandengan pelaksanaan MAKP dan
menentukan prioritas strategi penyelesaian masalah.
d. Terbinanya hubungan yang baik antar perawat, perawat dengantim kesehatan
lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.
3. Bagi Rumah Sakit
a. Memperoleh pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga dapat
memodifikasi metode penugasan yang akandilaksanakan
b. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.

BAB 2
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Manajemen Keperawatan
1. Definisi Manajemen Keperawatan
Manajemen adalah proses untuk melaksanakan kegiatan melalui
orang lain. Kegiatan manajemen keperawatan mengacu pada konsep
manajemen secara umum, dengan menggunakan pendekatan fungsi-fungsi
manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengontrolan (pengawasan dan Evaluasi). Manajemen pelayanan
keperawatan berfokus pada komponen 6 M (Man, Material, Method,
Money, Marketing, Machine). Dalam setiap kegiatan manajemen selalu
diawali dari Perencanaan dan diakhiri dengan Pengontrolan yang
merupakan suatu siklus yang berulang. Fokus pembelajaran dalam mata
kuliah manajemen dan kepemimpinan dalam praktik keperawatan ini
adalah memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang konsep
manajemen keperawatan dan manajemen asuhan keperawatan (Mugianti,
2016).
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui
anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara
profesional. Manajemen keperawatan dijelaskan sebagai tugas khusus
yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan,
mengorganisasikan, mengerakkan serta mengawasi sumber daya yang ada.
Sumber daya tersebut mencakup sumber daya manusia dan dana sehingga
dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif baik pada pasien,
keluarga dan masyarakat (Nursalam, 2015).
2. Fungsi Manajemen Keperawatan
Dalam manajemen secara umum maupun keperawatan dari masing-
masing fungsi tersebut di jabarkan sebagai berikut :
a) Perencanaan
Fungsi perencanaan menjadi tolak ukur terhadap tujuan yang ingin
dicapai dalam organisasi maupun pelayanan keperawatan, dan

menjadi indikator keberhasilan dari suatu tindakan keperawatan yang


diberikan kepada pasien. Perencanaan tersebut meliputi: visi, misi,
tujuan, kebijakan, prosedur, dan peraturan peraturan dalam
memberikan pelayanan keperawatan, proyeksi jangka panjang dan
pendek juga menentukan jumlah biaya dan mengatur adanya
perubahan berencana.
b) Pengorganisasian
Fungsi pengorganisasian dalam organisasi maupun dalam layanan
asuhan keperawatan fungsi ini menjalankan semua yang sudah
direncanakan, berupa pembagian tugas, alat dan fasilitas yang sesuai
peran dan fungsinya. Adapaun pengertian sebagai berikut: struktur
organisasi model penugasan keperawatan, pembagian tugas
memahami serta menggunakan kekuasaan otoritas yang sesuai.
c) Pengarahan
Fungsi pengarahan managemen berfungsi menjalankan organisasi agar
menjadi efektif, sehingga tercipta kondisi organisasi yang kondusif
elemen yang bekerja di dalamnya menjadi fokus, menggerakan orang
orang yang mau bekerja sama, loyal. Seorang manajer harus mampu
menciptakan suasana yang harmonis, sehingga membuat karyawan
bekerja tanpa ada unsur paksaan, melainkan kesadaran atas diri sendiri.
Adapun pengertian sebagai berikut: kegiatan yang berhubungan
dengan kepegawaian: rekruitmen, wawancara, mengorientasikan staf,
menjadwalkan dan mensosialisasikan pegawai baru serta
pengembangan staf.
d) Pengawasan dan Pengendalian
Fungsi pengendalian dalam organisasi merupakan hal cukup penting
dari seorang manager, karena tanpa adanya pengawasan yang
konsisten dan kontinyu, pengelolaan semua aktivitas dalam organisasi
menjadi tidak terarah, sehingga tujuan organisasi sulit tercapai sesuai
dengan perencanaan. Apabila ada kesalahan bisa segera dapat
dilakukan perbaikan sesuai dengan tujuan organisasi, misalnya
pemberian motivasi, supervisi, mengatasi jika adanya konflik

pendelegasian, dan komunikasi dan memfasilitasi untuk berkolaborasi


dalam pelaksanaan penilian kinerja staf, pertanggungjawaban
keuangan, mengendalikan mutu, pengendalian aspek legal dan etika
serta pengendalian profesionalisme asuhan keperawatan. (Sudarta,
Rosyidi, & Susilo, 2019).
3. Proses Manajemen Keperawatan
Proses manajemen merupakan rangkaian dari beberapa kegiatan yang
berkaitan secara utuh dan komprehensif, yang di lakukan manajemen
secara umum, dari proses perencanaan, proses pengorganisasian, proses
pelaksanaan dan proses pengendalian, dalam rangka mencapai tujuan
organisasi. Keempat proses itu merupakan ikhtisar dari berbagai pendapat
praktisi dan ahli mengenai manajemen Proses manajemen keperawatan
dilakukan menggunakan sistem terbuka, masing masing komponen saling
berkaitan, berinteraksi dan dipengaruhi oleh lingkungan yang terdiri dari
5 elemen yaitu:
a) Input
Input merupakan suatu proses manajemen keperawatan yang terdiri
dari informasi, personal, peralatan dan fasilitas.
b) Proses
Proses yaitu kelompok manajer atau dari tingkat pengelola
keperawatan tertinggi sampai perawat pelaksana yang mempunyai
tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan dalam pelaksana pelayanan keperawatan.
c) Output
Proses dari manajemen keperawatan merupakan asuhan keperawatan,
pengembangan staf dan riset.
d) Kontrol
Kontrol merupakan suatu proses manajemen keperawatan terdiri dari
budgeting keperawatan, evaluasi penampilan kerja perawat, standar
prosedur, dan akreditasi.
e) Umpan balik
Proses manajemen keperawatan berupa laporan finasnsial dari hasil
audit keperawatan (Goyena & Fallis, 2019).
4. Manajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen asuhan keperawatan yang baik sangat dibutuhkan dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada klien secara sistematis dan
terorganisir. Manajemen asuhan keperawatan merupakan pengaturan
sumber daya dalam menjalankan kegiatan keperawatan dengan
menggunakan metode proses keperawatan untuk memenuhi kebutuhan
klien atau menyelesaikan masalah klien.
a) Definisi MAKP
Manajemen asuhan keperawatan adalah suatu proses keperawatan
yang menggunakan konsep-konsep manajemen di dalamnya seperti:
perencanaan, pengorganisasan, implementasi, pengendalian dan
evaluasi. Manajemen asuhan keperawatan ini menekankan pada
penggunaan proses keperawatan dan hal ini melekat pada diri seorang
perawat. Setiap perawat dalam melaksanakan tugasnya harus
menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan pasien.
Proses Keperawatan merupakan proses pemecahan masalah yg
menekankan pada pengambilan keputusan tentang keterlibatan
perawat sesuai yang dibutuhkan pasien. Proses keperawatan terdiri
dari 5 tahapan yaitu: pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan,
intervensi keperawatan, implementasi dan evaluasi.
Manajemen sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari
terutama bagi suatu sistem yang memerlukan pengorganisasian,
termasuk dalam keperawatan. Manajemen keperawatan dapat
didefinisikan yaitu proses koordinasi dan integrasi sumber daya
keperawatan dengan menerapkan proses manajemen untuk mencapai
perawatan, tujuan pelayanan dan obejektif (Desanta, 2020).
b) Tujuan MAKP

Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan melalui penataan sistem


pemberian asuhan keperawatan baik struktur, proses dan nilai-nilai
yang diyakini dalam pemberian asuhan keperawatan.
c) Model MAKP
Berikut ini akan dijelaskan beberapa metode yang digunakan dan
bentuk struktur pengorganisasian kerja yang digunakan supaya efektif
dan efisien.
1) Fungsional
a) Definisi
Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan
asuhan keperawatan. Karena masih terbatasnya jumlah dan
kemampuan perawat, maka setiap perawat hanya melakukan satu
sampai dua jenis intervensi, misalnya merawat luka kepada
semua pasien di bangsal (Pratiwi, 2016).
b) Keuntungan dan Kerugian
Tabel 2.1 Keuntungan dan Kerugian MAKP Fungsional

Keuntungan Kerugian
Manajemen tradisional yang Tidak memberikan kepuasan
menekankan efisiensi, pada pasien dan perawat
pembagian tugas yang jelas
dan pengawasan yang baik.
Sangat baik untuk Rumah Pelayanan keperawatan sendiri-
Sakit yang kekurangan sendiri, tidak mampu
tenagakerja. menerapkan proses
keperawatan.
Perawat senior menyibukkan Persepsi perawat cenderung
diri dengan tugas manajerial, kepada tindakan yang berkaitan
sedangkan perawat pasien dengan keterampilansaja.
junior merawat pasien.
Perawat hanya melihat asuhan
keperawatan sebagai
keterampilan saja.
2) Tim
a) Definisi
Metode asuhan keperawatan seorang perawat profesional
memimpin sekelompok tenaga keperawatan dengan berdasarkan
konsep kooperatif & kolaboratif.
b) Tujuan Metode Tim
- Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif
- Menerapkan penggunaan proses keperawatan sesuai standar
- Menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda
c) Konsep Metode Tim
- Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu
menggunakan berbagai teknik kepemimpinan.
- Pentingnya komunikasi yang efektif agar
berkesinambungan rencana keperawatan
- Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim.
- Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim
akan berhasil baik jika didukung oleh kepala ruang.
d) Keuntungan dan Kerugian
Menurut Rakhmawati (2017) keuntungan dan kerugian dalam
MAKP tim sebagai berikut :
Tabel 2.2 Keuntungan dan Kerugian MAKP Tim

Keuntungan Kerugian
Memungkinkan pelayanan Komunikasi antar anggota tim
keperawatan yang terbentuk terutama dalam
komprehensif. bentuk konfernsi tim, yang
biasanya membutuhkan waktu,
yang sulit untuk dilaksanakan
pada waktu- waktu sibuk.
Medukung pelaksanaan Perawat yang belum terampil
proses keperawatan. dan kurang berpengalaman
cenderung untuk bergantung/
berlindung kepada perawat yang
mampu
Memungkinkan komunikasi Jika pembagian tugas tidak
antar tim, sehingga konflik jelas, maka tanggung jawab
mudah diatasi dan memberi dalam timakan kabur
kepuasan kepada anggota
tim.

- Ada tanggung jawab dan tanggung gugat


- Ada otonomi
- Ketertiban pasien dan keluarga

c) Keuntungan dan Kerugian


Tabel 2.3 Keuntungan dan Kerugian MAKP Primer

Keuntungan Kerugian
Model praktek profesional Hanya dapat dilakukan oleh
perawat yang memiliki
pengalaman danpengetahuan
yang memadai, kemampuan
mengambil keputusan yang
tepat,menguasai keperawatan
klinik, akontable serta
mampu berkolaborasi, dan
disiplin.
Bersifat kontinuitas dan Biaya lebih besar
komprehensif
Perawat primer mendapatkan
pertanggung jawaban yang
tinggi terhadap hasil dan
memungkinkan pengembangan
diri → kepuasan perawat
2) Kasus
a) Definisi
Setiap pasien ditugaskan kepada semua perawat yang melayani
seluruh kebutuhannya pada saat ia dinas. Pasien akan dirawat
oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak ada
jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama
pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa
diterapkan satu pasien satu perawat, umumnya dilaksanakan
untuk perawat privat atau untuk perawatan khusus seperti :
isolasi, intensive care (Desanta, 2020).
b) Keuntungan dan Kerugian
Tabel 2.4 Keuntungan dan Kerugian MAKP kasus

Keuntungan Kerugian
Perawat lebih memahami Belum dapatnya di
kasus per kasus identifikasi perawat
penanggung jawab
Sistem evaluasi dari Perlu tenaga yang cukup
manajerial menjadi lebih banyak dan mempunyai
mudah kemampuan dasar yang sama

3) Moduler
a) Definisi
Menurut Mugianti (2016) MAKP Modular yaitu
pengorganisasian pelayanan atau asuhan keperawatan yang
dilakukan oleh perawat profesional dan non profesional
(perawat trampil) untuk sekelompok klien dari mulai masuk
rumah sakit sampai pulang, disebut tanggung jawab total atau
keseluruhan. Untuk metode ini diperlukan perawat yang
berpengetahuan, terampil dan memiliki kemampuan
memimpin. Idealnya 2-3 perawat untuk 8-12 klien.
Aktifitas tim sebagai suatu Kesatuan mempunyai
pandangan yang holistik terhadap setiap kebutuhan pasien,
asuhan diberikan semenjak pasien masuk rumah sakit sampai
pasien pulang. Keuntungan pada metode modular mutu
pelayanan keperawatan meningkat karena pasien mendapat

pelayanan keperawatan secara komprehensif sesuai dengan


kebutuhan perawatan pasien. Tidak banyak tenaga perawat
register (Ners) yang dimanfaatkan sehingga biaya menjadi
lebih efektif.
Sekalipun dalam memberikan asuhan keperawatan dengan
menggunakan metode ini dilakukan oleh dua hingga tiga
perawat, tanggung jawab paling besar tetap ada pada perawat
professional. Perawat professional memiliki kewajiban untuk
memimbing dan melatih non professional. Apabila perawat
professional sebagaiketua tim dalam keperawatan modular ini
tidak masuk, tugas dan tanggung jawab dapat digantikan oleh
perawat professional lainnyayang berperan sebagai ketua tim.
b) Keuntungan dan Kerugian MAKP Moduler
Tabel 2.5 Keuntungan dan Kerugian MAKP Moduler

Keuntungan Kerugian
Tim mendukung Sedikit perawat register yang
pengembangan dan digunakan untuk mengatasi
produktifitas kelompok kondisi pasien yang tidak
diharapkan.
Asuhan keperawatan Diperlukan pengalaman dan
diberikan secara keterampilan ketua tim.
komprehensif.
Membaiknya kontinuitas dan Diperlukan campuran
koordinasi asuhan keterampilan yang tepat
Meningkatnya kepuasan
pasien.
Biaya efektif

Dari berbagai metode penugasan yang ada, setiap ruangan perawatan


dapat mempertimbangkan kemungkinan penerapan dari salah satu metode di
atas berdasarkan prinsip pemilihan penugasan yang tepat, efektif, dan efisien.
Namun dalam mengembangkan metode penugasan tim, maka perlu
diperhatikan hal-hal berikut di bawah ini.
Tanggung Jawab Kepala Ruangan (Karu), Ketua Tim (Katim) dan
Anggota Tim Secara umum, masing-masing kepala ruangan, ketua tim dan
anggota tim memiliki tanggung jawab yang berbeda beda, antara lain :

a. Tanggung Jawab Karu :


- Menetapkan standar kinerja yang diharapkan dari staf
- Membantu staf menetapkan sasaran dari ruangan
- Memberi kesempatan katim untuk mengembangkan keterampilan
kepemimpinan dan managemen
- Mengorientasikan tenaga baru
- Menjadi narasumber bagi tim
- Mendorong kemampuan staf untuk menggunakan riset keperawatan
- Menciptakan iklim komunikasi terbuka
b. Tanggung Jawab Katim
- Melakukan orientasi kepada pasien baru & keluarga
- Mengkaji setiap klien, menganalisa, menetapkan rencana keperawatan,
menerapkan tindakan keperawatan dan mengevaluasi rencana
keperawatan
- Mengkoordinasikan rencana keperawatan dengan tindakan medis melalui
komunikasi yang konsisten
- Membagi tugas anggota tim dan merencanakan berkesinambungan asuhan
keperawatan melalui konfrens
- Membimbing dan mengawasi pelaksanan asuhan keperawatan oleh
anggota tim
- Bertanggung jawab terhadap kepala ruangan
c. Tanggung Jawab Anggota Tim
- Melaksanakan perawatan sesuai rencana keperawatan yang dibuat
katim.
- Memberikan perawatan komprehensif pada sejumlah pasien.
- Bertanggung jawab atas keputusan keperawatan selama katim tidak ada
di tempat.
- Berkontribusi terhadap perawatan → observasi terus menerus → ikut
ronde keperawatan → berinterkasi dengan pasien & keluarga →
berkontribusi dengan katim/karu bila ada masalah.
B. Prinsip Manajemen Keperawatan

Ada 7 prinsip manajemen keperawatan menurut Agus, dkk (2020) yaitu


sebagai berikut :
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah fungsi dasar dan pertama dalam manajemen (the first
function of management). Semua fungsi manajemen tergantung dari
perencanaan. Perencanaan adalah suatu proses berpikir atau proses
mental untuk membuat keputusan dan peramalam (forecasting).
Perencanaan harus berorientasi ke masa depam dan memastikan
kemungkinan yang diharapkan (Agus 2020). Dalam perencanaan, salah
satu hal penting yang menjadi pusat perhatian adalah rencana pengaturan
sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya lain yang relevan.
2. Penggunaan Waktu Efektif (Effective Utilization of Time)
Penggunaan waktu efektif berhubungan dengan pola pengaturan dan
pemanfaatan waktu yang tepat dan memungkinkan berjalannya roda
organisasi dan tercapainya tujuan organisasi. Waktu pelayanan dihitung
dan kegiatan perawat dikendalikan.
3. Pengembalian Keputusan (Decision Making)
Pengambilan keputusan adalah suatu hasil atau keluaran dari proses
mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan diantara beberapa
alternatif yang tersedia yang dilakukan oleh seorang pembuat keputusan.
Keputusan dibuat untuk mencapai tujuan melalui pelaksanaan/
implementasi dari pilihan keputusan yang diambil.

4. Pengelolaan/Pemimpin (Manager/Leader)
Manajer yang bertugas mengatur manajemen memerlukan keahlian dan
tindakan nyata agar para anggota menjalankan tugas dan wewenang
dengan baik. Adanya manajer yang mampu memberikan semangat,
mengontrol dan mengajak mencapai tujuan merupakan sumber daya yang
sangat menentukan.
5. Tujuan Sosial (Social Goal)
Manajemen yang baik harus memiliki tujuan yang jelas dan ditetapkan
dalam bentuk visi, misi, dan tujuan organisasi.

6. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah pengelompokan sejumlah aktivitas untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Penugasan pada masing-masing
kelompok dilakukan berdasarkan supervisi, ada koordinasi dengan unit
lain baik secara horizontal maupun vertical (Agus, 2020).
7. Perubahan (Change)
Perubahan adalah proses penggantian dari suatu hal dengan yang lainnya
yang berbeda dari sebelumnya (Agus 2020). Didalam manajemen
keperawatan perubahan dijadikan prinsip karena sifat layanan yang
dinamis mengikuti karakteristik pasien yang akan dilayani.
C. Fase-fase Manajemen Keperawatan
Berikut merupakan fase–fase dalam manajemen keperawatan :
1. Mengidentifkasi misi dan falsafah yang dikembangkan.
2. Menetapkan tujuan.
3. Mengumpulkan data-data, yang mencakup :
a) Sensus rata-rata harian pasien
b) Kapasitas tempat tidur
c) Beban kerja perawat
d) Rata-rata lama hari rawat (ALOS)
e) Angka kelahiran
f) Jumlah tindakan operasi
g) Kecenderungan populasi pasien, yang mencakup : diagnosa, kelompok
usia, keparahan penyakit, tingkat ketergantungan pasien
h) Kecenderungan dalam teknologi
i) Analisis SWOT
Pengertian analisis SWOT banyak macamnya. Secara sederhana dapat
diartikan sebagai suatu kajian yang dilakukan terhadap suatu organisasi
sedemikian rupa sehingga diperoleh keterangan yang akurat tentang
berbagai faktor kekuatan, kelemahan, kesempatan serta hambatan yang
dimiliki dan atau yang dihadapi oleh organisasi. Dalam analisis SWOT
ditemukan ada empat unsur pokok yang perlu dipahami diantaranya :
1) S (Strengeht) Kekuatan

Kekuatan (Strenght) disini adalah berbagai kelebihan yang bersifat


khas yang dimiliki oleh suatu organisasi, yang apabila dapat
dimanfaaatkan akan berperan besar tidak hanya dalam memperlancar
berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh organisasi, tetapi
juga dalam mencapai tujuan yang dimiliki oleh organisasi.
2) W (Weakness) Kelemahan
Kelemahan (Weaknesses) di sini adalah berbagai kekurangan yang
bersifat khas yang dimiliki oleh suatu organisasi, yang apabila
berhasil diatasi akan berperan besar, tidak hanya dalam
memperlancar berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
organisasi, tetapi juga dalam mencapai tujuan yang dimiliki oleh
organisasi.
3) O (Opportunity) Kesempatan
Kesempatan (opportunity) adalah peluang yang bersifat positif yang
dihadapi oleh suatu organisasi, yang apabila dapat dimanfaatkan
akan besar perannya dalam mencapai tujuan organisasi.
1) T (Threat) Hambatan
Hambatan (threat) adalah kendala yang bersifat negatif yang
dihadapi oleh suatu organisasi, yang apabila berhasil diatasi akan
besar peranannya dalam mencapai tujuan organisasi.
Pada analisis SWOT ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1) Pengisian Item Internal Factor (IFAS) dan External Factor (EFAS).
Cara pengisian data (bisa merujuk pada data fokus dan contoh
pengumpulan data pada bagian lain). Data tersebut dibedakan
menjadi dua yaitu: IFAS yang meliputi aspek kelemahan (weakness)
dan kekuatan (strength) dan EFAS yang meliputi aspek peluang
(opportunity) dan ancaman (trheat- ened).
2) Bobot.
Beri bobot masing-masing faktor mulai 1,0 (paling penting) sampai
dengan 0,0 (tidak penting).
3) Peringkat (rating).
Hitung peringkat masing-masing faktor dengan memberikan skala
mulai 4 (sangat baik) sampai dengan 1 (kurang) berdasarkan
pengaruh faktor tersebut. Data peringkat didapatkan berdasarkan
pengukuran baik secara wawancara. Faktor kekuatan dan peluang
menggambarkan nilai kinerja positif, sebaliknya faktor kelemahan
dan ancaman menggambarkan nilai kinerja yang negatif kemudian,
bobot dikali dengan peringkat untuk mendapat- kan nilai masing-
masing faktor.
4) Setelah didapatkan nilai masing-masing faktor maka untuk
mendapatkan nilai IFAS adalah: kekuatan dikurangi kelemahan (S-
W) dan EFAS adalah peluang dikurangi ancaman (O-T). Hasil dari
IFAS dan EFAS kemudian dimasukkan didalam diagram layang
untuk mengetrahui masalah dan strategi perencanaan berdasarkan
letak kuadaran.
a) Pada kuadran WO, strategi perencanaan bersifat progresif/ turn
around dengan tujuan meningkatkan kelemahan internal untuk
mendapatkan kesempatan (peluang).
b) Pada kuadran SO, strategi perencanaan bersifat agresif dengan
tujuan mengembangkan kekuatan internal yang ada untuk
mendapatkan peluang yang lebih dalam menghadapi persaingan.
c) Pada kuadran ST, strategi perencanaan bersifat diversifikasi
dengan tujuan merubah kekuatan internal yang ada untuk
mengantisipasi faktor ancaman dari luar.
d) Pada kekuatan WT, strategi perencanaan bersifat bertahan
dengan tujuan mempertahankan eksistensi supaya
institusi/perusahaan tetap ada dan dapat menjalankan fungsinya
secara minimal.
D. Kegiatan Dalam Manajemen Keperawatan

1. Timbang Terima
1) Proses timbang terima keperawatan (operan) adalah komunikasi yang
terjadi diantara dua shift keperawatan dengan tujuan khusus untuk
menyampaikan informasi tentang keadaan klien di bawah
perawatan/asuhan perawat. Proses operan keperawatan
merupakan cara komunikasi yang Ada informasi yang tertinggal, tidak
disampaikan perawat, atau informasi bukan dilaporkan secara
langsung oleh perawat yang bertanggung jawab terhadap klien.
2) Adanya distraksi berupa kegaduhan (berisik), interupsi, dan staf yang
tidak memperhatikan ada informasi yang tertinggal, tidak disampaikan
perawat, atau informasi bukan dilaporkan secara langsung oleh
perawat yang bertanggung jawab terhadap klien. Adanya digunakan
perawat dan tenaga kesehatan lain untuk menyampaikan informasi
kebutuhan asuhan keperawatan dan kondisi klien saat perubahan shift.
Timbang terima merupakan sistem kompleks yang didasarkan pada
perkembangan sosio-teknologi dan nilai-nilai yang dimiliki perawat
dalam berkomunikasi. Timbang terima dinas berperan penting dalam
menjaga kesinambungan layanan keperawatan selama 24 jam.
Timbang terima merupakan pengalihan tanggung jawab profesional
dan akuntabilitas untuk beberapa atau semua aspek perawatan pasien,
atau kelompok pasien, kepada orang lain atau kelompok profesional
secara sementara atau permanen (Wiwit, 2018 dalam Desanta, 2020).
a. Tujuan Timbang Terima
1) Untuk memastikan kelangsungan asuhan/perawatan klien dengan
aman, menyediakan informasi klien kepada perawat pada shift
selanjutnya.
2) Untuk menjaga kelangsungan laporan/perkembangan mengenai
klien.
3) Tersusunnya rencana kerja untuk shift berikutnya.
b. Masalah pada timbang terima keperawatan
1) Distraksi berupa kegaduhan (berisik), interupsi, dan staf yangtidak
memperhatikan Kurangnya kerahasiaan, tidak adanya privasi dinurse
station. (Desinta, 2020).
2) Pemilihan tempat untuk pelaksanaan timbang terima. Tempat yang
tepat pada saat akan dilakukan pelaksanaan timbang terima adalah
idealnya dilakukan di ruang perawat atau nurse station. Tempatnya
luas dan besar sehingga memberikan kenyamanan dan
memungkinkan semua staf menghadiri dalam pelaksanaan timbang
terima.
3) Bebas dari gangguan sehingga berkontribusi dalam meningkatkan
kesulitan untuk mendengar laporan dan dapat mengakibatkan
penerimaan informasi yang tidak tepat.
4) Terdapat hasil lab, X-ray, informasi klinis lainnya. (Desinta, 2020).
c. Jenis/ metode timbang terima
1) Verbal hand over
2) Tape recorded hand over
3) Bedside hand over
4) Written hand over Metode-metode tersebut akan dipengaruhi oleh
jumlah klien, tingkat ketergantungan, jumlah dan tingkat staf.
‘Mix and match‘ merode bisa dipakai dalam operan. (Desinta,
2020).
d. Proses timbang terima
1) Kedua kelompok dinas/shift sudah siap.
2) Perawat yang melaksanakan timbang terima mengkaji secara penuh
masalah, kebutuhan, dan segala tindakan yang telah dilaksanakan
sertahal-hal yang penting lainnya selama masa perawatan.
3) Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang
matang, sebaiknya dicatat khusus untuk kemudian diserah
terimakan kepada petugas berikutnya. (Mursidah, 2012 dalam
Desinta, 2020)
e. Hal-hal yang perlu disampaikan dalam timbang terima:
1) Identitas klien dan diagnosa medis.
2) Masalah Keperawatan yang masih muncul.
3) Tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan (secara umum)
4) Intervensi kolaboratif yang telah dilaksanakan
5) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan
operatif, pemeriksaan penunjang, persiapan untuk konsultasi atau
prosedur yang tidak rutin dijalankan.

6) Prosedur rutin yang biasa dijalankan tidak perlu dilaporkan.

7) Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan


klasifikasi tanya jawab dan dilakukan validaisi terhadap hal hal
yang telah ditimbang terimakan atau berhak terhadap keterangan-
keterangan yang kurang jelas.

8) Mengupayakan penyampaian yang jelas, singkat, dan padat.


(Desinta, 2020)
f. Hal-hal yang perlu diperhatikan
1) Dilaksanakan tepat waktu dan semua perawat yang sudah dan
akan bertugas hadir, serta siapkan hand over sheet.
2) Adanya unsur bimbingan dan pengarahan dari penanggung jawab
yang dilakukan pada awal serah terima tanggung jawab. Hal ini
seharusnya tidak memperpanjang waktu serah terima, hanya 2- 3
menit dan harus fokus isu-isu keselamatan klien tertentu.
3) Situation, Background, Assessment and Recommendation
(SBAR) model dapat digunakan oleh setiap tenaga kesehatan
profesional untuk mengkomunikasikan informasi klinis tentang
kondisi klien.
4) Untuk menetapkan standar kualitas pada verbal hand over
mengusulkan bahwa setiap serah terima harus ‘CUBAN‘, yaitu
Confidential : pastikan bahwa segala informasi tidak terbawa
keluar area keperawatan. Uninterrupted : Memanfaatkan daerah
yang tenang, tidak ada gangguan. Dimulai di awal shift. Brief :
Jaga informasi tetap relevan. Hindari pelabelan atau stereotip.
Accurate : Pastikan bahwa semua informasi benar dan tidak ada
klien yang terlewat. Named nurse : Perawat yang melapor adalah
perawat yang bertanggung jawab langsung terhadap
klienInformasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematik
dan menggambarkan kondisi klien pada saat ini serta kerahasiaan
klien

g. Alur Timbang terima

Gambar 2. Alur Prosedur Timbang Terima

2. Penerimaan Pasien Baru


a. Definisi Penerimaan Pasien Baru
Penerimaan pasien baru adalah metode dalam menerima
kedatangan pasien baru (pasien dan/atau keluarga) di ruang pelayanan
keperawatan, khususnya pada rawat inap atau keperawatan intensif.
Kegiatan pada saat penerimaan pasien baru, maka disampaikan
beberapa hal mengenai orientasi ruang, pengenalan ketenagaan
ners−medis, dan tata tertib ruang, serta penyakit (Nursalam, 2014).
b. Tujuan Penerimaan Pasien Baru
Pasien baru tentu saja membutuhkan orientasi atas lingkungan dan
tata cara pelayanan yang akan dia terima. Orientasi pada pasien baru
bertujuan agar pasien dan keluarga memahami tentang peraturan
rumah sakit dan memahami tentang semua fasilitas yang tersedia serta
cara penggunaannya.
Penerimaan pasien baru bertujuan untuk mengetahui keadaan
pasien dan keluarga, pasien bisa langsung menempati ruang perawatan,
untuk mengetahui kondisi dan keadaan pasien secara umum dan
membantu menurunkan tingkat kecemasan pasien saat masuk rumah
sakit (Nursalam, 2014).

c. Tahapan Penerimaan Pasien Baru


Penerimaan pasien baru dibagi menjadi 2 tahapan, yaitu tahap pra
penerimaan pasien baru dan tahap pelaksanaan penerimaan pasien
baru.
d. Tahap Pra Penerimaan Pasien Baru
Pada tahap penerimaan pasien baru, beberapa hal yang perlu
dipersiapkan sesuai standar operasional prosedur, yaitu :
a) Menyiapkan kelengkapan administrasi
b) Menyiapkan kelengkapan kamar sesuai pesanan
c) Menyiapkan format penerimaan pasien baru
d) Menyiapkan buku status pasien dan format pengkajian
keperawatan
e) Menyiapkan informed consent sentralisasi obat
f) Menyiapkan nursing kits
g) Menyiapkan lembar tata tertib pasien, keluarga dan
pengunjung ruangan.
e. Tahap Pelaksanaan Penerimaan Pasien Baru
a) Pasien datang diruangan diterima oleh kepala ruangan atau perawat
primer atau perawat yang diberi delegasi
b) Perawat memperkenalkan diri pada klien dan keluarganya
c) Perawat bersama dengan karyawan lain memindahkan pasien ke
tempat tidur (apabila pasien datang dengan berangkat atau kursi
roda) dan berikan posisi yang nyaman
d) Perkenalkan pasien baru dengan pasien yang sekamar
e) Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan perawat
memberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang
orientasi ruangan. perawatan (termasuk perawat yang
bertanggung jawab dan sentralisasi obat), medis (dokter yang
bertanggung jawab dan jadwal visit) dan tata tertib ruangan
f) Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan dan informasi
yang telah disampaikan
g) Perawat melakukan pengkajian terhadap pasien sesuai dengan
format
h) Perawat menunjukkan kamar atau tempat tidur klien dan
mengantarkan ke tempat yang telah ditetapkan
i) Apabila pasien atau keluarga sudah jelas, maka diminta untuk
menendatangani informed consent sentralisasi obat.
f. Hal – Hal Yang Perlu Diperhatikan Saat Penerimaan Pasien Baru
Hal–hal yang perlu diperhatikan saat pelaksanaan penerimaan pasien
baru, yaitu :
a) Pelaksanaan secara efektif dan efisien
b) Dilakukan oleh kepala ruangan atau perawat primer dan atau
perawat asosiete yang telah diberikan wewenang atau yang telah
didelegasikan
c) Saat pelaksanaan tetap menjaga privasi klien
d) Ajak pasien komunikasi yang baik dan beri sentuhan terapeutik.
g. Alur Penerimaan Pasien Baru

Gambar 2. Alur Penerimaan Pasien Baru


3. Sentralisasi Obat
a. Definisi
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan sepenuhnya kepada perawat,
pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat
(Nursalam, 2011).
Kontroling atau pengawasan terhadap penggunaan dan konsumsi obat
merupakan salah satu peran perawat sehingga perlu dilakukan dalam
suatu pola sistematis, sehingga penggunaan obat benar-benar dapat
dikontrol oleh perawat sehingga resiko kerugian secara materil maupun
non materil dapat dieliminir.
b. Tujuan

Tujuan sentralisasi obat adalah menggunakan obat secara bijaksana


dan menghindari pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan
keperawatan pasien dapat terpenuhi (Nursalam, 2011).
c. Alur Sentralisasi Obat

Gambar 2. Alur Sentralisasi Obat

4. Ronde Keperawatan

a. Definisi
Ronde keperawatan adalah kegiatan untuk mengatasi keperawatan klien
yang dilaksanakan oleh perawat dengan melibatkan klien untuk
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan, yang dilakukan oleh
perawat primer danatau konsuler, kepala ruang, dan perawat pelaksana,
serta melibatkan seluruh anggota tim.
b. Tujuan
a. Menumbuhkan cara berpikir secara kritis.
b. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berasal dari masalah klien.
c. Meningkatkan validitas data klien.
d. Menilai kemampuan justifikasi.
e. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
f. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana perawatan.
c. Karakteristik
a. Klien dilibatkan secara langsung.
b. Klien merupakan fokus kegiatan.
c. Perawat pelaksana, perawat primer, dan konsuler diskusi bersama.
d. Konsuler memfasilitasi kreativitas.
e. Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat
pelaksanadan perawat primer untuk meningkatkan kemampuan
dalam mengatasi masalah.
d. Peran perawat dalam ronde keperawatan
a. Peran perawat primer dan perawat pelaksana:
b. Menjelaskan keadaan dan data demografi klien
c. Menjelaskan masalah keperawatan utama.
d. Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan.
e. Menjelaskan tindakan selanjutnya
e. Peran perawat primer lain dan atau konsuler
a. Memberikan justifikasi.
b. Memberikan penguatan (reinforcement ).
c. Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan
serta tindakan yang rasional.
d. Mengarahkan dan koreksi.
e. Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari
f. Tahap ronde keperawatan
a. Tahap persiapan (pra ronde keperawatan)
b. Penetapan kasus minimal satu hari sebelum waktu pelaksanaan
ronde.
c. Pemberian informed consent kepada klien / keluarga.
d. Tahap pelaksanaan
e. Penjelasan tentang klien oleh perawat primer/ketua tim yang
difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakanyang
akan atau telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu
didiskusikan.
f. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
g. Pemberian justifikasi oleh perawat primer/perawat konselor/kepala
ruang tentang masalah klien serta rencana tindakan yang akan
dilakukan.
h. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang
akan ditetapkan
g. Tahap pasca ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien serta
menetapkan tindakan yang perlu dilakukan (Hendro Bidjuni
2017 dalam Desinta, 2020).

h. Alur Ronde Keperawatan

Bagan 2. Alur Ronde Keperawatan

5. Discharge Planning
a. Definisi
Discharge planning merupakan proses berkesinambungan guna
menyiapkan perawatan mandiri pasien pasca rawat inap.Proses
identifikasi dan perencanaan kebutuhan keberlanjutan pasien ditulis
guna memfasilitasi pelayanan kesehatan dari suatu lingkungan
kelingkungan lain agar tim kesehatan memiliki kesempatan yang
cukup untuk melaksanakan discharge planning (Dewi, 2021).
b. Tujuan Discharge Planning
Discharge planning bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan
spesifik untuk mempertahankan atau mencapai fungsi maksimal
setelah pulang (Carpenito, 1999 dalam Rahmi, 2011). Tindakan ini

juga bertujuan memberikan pelayanan terbaik untuk menjamin


keberlanjutan asuhan berkualitas antara rumah sakit dan komunitas
dengan memfasilitasi komunikasi yang efektif.
Discharge planning merupakan kolaborasi antara keperawatan,
pasien dan keluarga pasca rawat inap, yang bertujuan untuk
menyiapkan kemandirian pasien dan keluarga secara fisik, psikologis,
sosial, pengetahuan, keterampilan perawatan dan sistim rujukan
berkelanjutan. Hal tersebut dilaksanakan untuk mengurangi
kekambuhan, serta menukar informasi antara pasien sebagai penerima
layanan dengan perawat selama rawat inap sampai keluar dari rumah
sakit (Nursalam, 2016).
c. Manfaat Discharge Planning
Rosya, Vera dkk (2020) menyebutkan manfaat dari
pemberiandischarge planning secara terstruktur sejak pasien masuk di
ruang perawatan sampai rencana pemulangan adalah sebagai berikut :
a. Mengurangi pelayanan yang tidak terencana
b. Mengantisipasi terjadinya kegawatdaruratan selama berada
dirumah
c. Mengurangi LOS/AvLos
d. Meningkatkan kepuasan pasien
e. Menghemat biaya perawatan
f. Hasil kesehatan optimal yang tercapai.
d. Jenis Discharge Planning
Ada tiga jenis pemulangan pasien menurut Chesca dalam (Nursalam,
2016) yaitu:
a. Pulang sementara atau cuti (conditioning discharge)
Pulang sementara atau cuti (conditional discharge), keadaan pulang
ini dilakukan apabila kondisi klien baik dan tidak terdapat
komplikasi. Klien untuk sementara dirawat di rumah namun harus
ada pengawasan dari pihak rumah sakit atau puskesmas terdekat.
b. Pulang mutlak atau selamanya (absolute discharge)
Pulang mutlak atau selamanya (absolute discharge) merupakan
akhir dari hubungan klien dengan rumah sakit. Namun apabila
klien perlu dirawat kembali, maka prosedur perawatan dapat
dilakukan kembali.
c. Pulang paksa (judicial discharge)
Pulang paksa (judicial discharge) adalah kondisi klien
diperbolehkan pulang walaupun kondisi kesehatan tidak
memungkinkan untuk pulang, tetapi klien harus dipantau dengan
melakukan kerjasama dengan perawat puskesmas terdekat.
e. Prinsip Discharge Planning
Untuk menciptakan system pelayanan yang efektif dalam pelaksanaan
discharge planning terdapat prinsip-prinsip yang harus diterapkan
(Potter, P. A, & Perry, 2005; Nursalam, 2018):
a. Memulai discharge planning sebelum atau saat pasien mulai
masuk ruang perawatan.
Memulai pelaksanaan discharge planning sesegera mungkin
setelah pasien masuk ke ruang rawat agar proses perawatan
pasien dapat berjalan secara optimal. Pada saat pasien baru
masuk di ruang perawatan adapun hal yang harus di lakukan
oleh tenaga kesehatan adalah melakukan pengkajian risiko untuk
mengantisipasi adanya risiko serta situasi kegawatdaruratan
yang bisa saja timbul selama pasien di rawat.
b. Identifikasi kebutuhan pasien
Kebutuhan pasien dapat di kaitkan dengan masalah yang
mungkin muncul setelah pasien di pulangkan ke rumah maka
perlu di identifikasi secara baik sehingga jika ada masalah yang
muncul setelah pasien pulang dapat di antisipasi dengan baik.
c. Discharge planning di buat tidak lebih dari 24 jam setalah pasien
masuk di ruang perawatan. Secara garis besar pasien yang
di rawat tim medis akan memiliki rencana perawatan
kedepannya. Perencanaan juga harus di susun dengan
melibatkan berbagai disiplin llmu yang berbeda tetapi di
lakukan secara berkesinambungan.

d. Koordinasi terhadap pemindahan atau pemulangan pasien Saat


pasien akan di pindahkan ke unit perawatan lain, perlu adanya
persiapan dan koordinasi yang baik dalam pelaksanaan.
Koordinasi dilakukan dengan baik pada unit penerima pasien.
Koordinasi meliputi pengkajian kestabilan kondisi pasien,
menyiapkan rekam medis pasien, obat-obatan, barang pribadi
milik pasien serta orientasi pasien dan keluarga mengenai
prosedur pemindahan dan cara memindahkan pasien ke unit
perawatan yang baru.
e. Menetapkan waktu pemulangan pasien paling lambat 48 jam
pertama pada saat pasien masuk di ruang perawatan
Untuk mengefisiensikan manajemen perawatan pada pasien
maka pemulangan pasien sudah di rencanakan sedini mungkin.
f. Melakukan peninjauan kembali terhadap rencana perawatan
pasien setiap hari Peninjauan kembali rencana perawatan perlu
untuk di lakukan hal ini karena pasien mengalami kecendrungan
kondisi kesehatan yang sering berubah-ubah.
g. Melibatkan pasien dan keluarga
Pasien dan keluarga juga mempunyai keterlibatan dalam proses
discharge planning. Pelaksanaan discharge planning tidak hanya
sebatas kolaborasi tenaga kesehatan lain saja, akan tetapi
kolaborasi antara perawat, pasien dan keluarga juga sangat
penting. Bagaimana mempersiapkan perawatan pada pasien dan
keluarga setelah pulang dari rumah sakit seperti diet, obat-
obatan, aktivitas dan istirahat sebelum pasien dan keluarga
meninggalkan pusat pelayanan atau rumah sakit.
h. Melibatkan berbagai disiplin ilmu
Kolaboratif dalam proses perawatan pasien sangat penting untuk
di lakukan. Kolaborasi antar tenaga kesehatan sangat penting di
lakukan dan kerja sama tim sangat di butuhkan selama pasien di
rawat di rumah sakit untuk meminimalisir proses perawatan
secara tumpang tindih. Oleh karena itu kerja sama antar
profesi

lain juga sagat di butuhkan.


i. Tindakan atau rencana yang di lakukan setelah pulang dapat di
sesuaikan dengan pengetahuan dari tenaga atau sumber daya
maupun fasilitas yang tersedia di masyarakat.
Menurut (Nursalam, 2018) beberapa factor yang perlu dikaji
sebelum pasien pulang adalah: 1) Pengetahuan pasien dan
keluarga tentang penyakit; 2) Kebutuhan psikologis dan
hubungan interpersonal dalam keluarga; 3) Keinginan keluarga
pasien dalam menerima bantuan serta kemampuan mereka
memberi perawatan; 4) Bantuan yang di perlukan oleh pasien; 5)
Pemenuhan kebutuhan aktivitas sehari-hari seperti makan,
eliminasi, istirahat dan tidur, berpakaian, kebersihan diri,
keamanan dari bahaya, komunikasi, keagamaan, rekreasi dan
sekolah.; 6) Sumber dan system pendukung yang ada di
masyarakat; 7) Sumber finansial dan pekerjaan; 8) Fasilitas yang
ada di rumah dan harapan pasien setelah di rawat; 9) Kebutuhan
perawatan dan supervise di rumah.
j. Menggunakan format khusus untuk mencatat proses pelaksanaan
discharge planning sebagai bentuk pendokumentasian. Kegagalan
dalam pendokumentasian discharge planning terhadap beratnya
penyakit, ancaman hidup dan disfungsi fisik.
k. Hal-hal yang juga harus di perhatikan sebelum pasien pulang ke
rumah.
Ada enam hal yang harus di lakukan sebelum pasien pulang: 1)
Instruksi tentang penyakit yang di derita, pengobatan yang harus
di jalankan, serta masalah-masalah atau komplikasi yang terjadi;
2) Informasi tertulis tentang keperawatan yang harus di lakukan
di rumah; 3) Pengaturan diet khusus dan bertahap yang harus di
jalankan; 4) Jelaskan masalah yang mungkin timbul dan cara
mengantisipasi; 5) Pendidikan kesehatan yang di tujukan kepada
keluarga maupun pasien sendiri dapat di gunakan metode
ceramah, demonstrasi, dan lain-lain; 6) Informasi tentang nomor

telepon layanan keperawatan, medis, dan kunjungan rumah


apabila pasien memerlukan.
f. Hal yang Harus diketahui Pasien Sebelum Pulang
Menurut Nusalam (2018), adapun hal yang perlu diketahui pasien
sebelum pulang yaitu:
a. Intruksi tentang penyakit yang diderita, pengobatan yang harus
dijalankan, serta masalah atau komplikasi yang dapat terjadi
b. Informasi tertulis tentang keperawatan yang harus dilakukan
dirumah
c. Pengaturan diet khusus dan bertahap yang harus dijalankan
d. Jelaskan masalah yang mungkin terjadi dan cara
mengantisipasinya
e. Pendidikan kesehatan yang ditujukan kepada keluarga maupun
pasien sendiri dapat digunakan metode ceramah, demonstrasi, dan
lain-lain
f. Informasi tentang nomor telepon layanan keperawatan, medis, dan
kunjungan rumah apabila pasien memerlukan.

Alur Discharge Planning

Dokter dan tim Ners PP


kesehatan lain dibantu PA

Penentuan keadaan
pasien:

Klinis dan pemeriksaan


penunjang lain
Tingkat ketergantungan

Perencanaan
pulang

Penyelesaia Program HE Lain-lain


n
administrasi Kontrol dan obat/nersan
Nutrisi
Aktivitas dan istirahat
Perawatan diri

Monitor (sebagai program


service savety) oleh keluarga dan
petugas

Gambar 2.10 Alur Discharge Planning (Nursalam, 2018)


Keterangan :
1) Tugas Perawat Primer
a) Membuat rencana discharge planning
b) Membuat leaflet
c) Memberikan konseling
d) Memberikan pendidikan kesehatan
e) Menyediakan format discharge planning
f) Mendokumentasikan discharge planning
2) Tugas Perawat Associate
Melaksanakan agenda discharge planning (pada saat keperawatan dan
diakhiri ners)

6. Supervisi
a. Definisi
Supervisi menurut (Nursalam, 2015 dalam Angga dkk, 2020)
merupakan suatu bentuk dari kegiatan manajemen keperawatan yang
bertujuan pada pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada klien dan
keluarga yang berfokus pada kebutuhan, keterampilan, dan
kemampuan perawat dalam melaksanakan tugas. Kunci supervisi pra
(menetapkan kegiatan, menetapkan tujuan dan menetapkan
kompetensi yang akan di nilai), pelaksanaan (menilai kinerja,
mengklarifikasi permasalahan, melakukan Tanya jawab, dan
pembinaan), serta pascasupervisi 3F (fair yaitu memberikan penilaian,
feedback atau memberikan umpan balik dan klarifikasi, reinforcement
yaitu memberikan penghargaaan dan follow up perbaikan).
b. Tujuan
Tujuan supervisi keperawatan adalah sebagai berikut: (Nursalam,
2015 dalam Angga dkk, 2020)
1) Memperhatikan anggota unit organisasi disamping itu area kerja
dan pekerjaan itu sendiri.
2) Memperhatikan rencana, kegiatan dan evaluasi dari pekerjaannya.
3) Meningkatkan kemampuan individu melalui orientasi, latihan dan
bimbingan individu sesuai kebutuhannya serta mengarahkan
kepada kemampuan keterampilan keperawatan.
4) Mengusahakan lingkungan dan kondisi kerja seoptimal mungkin
termasuk suasana kerja diantara staf, dan memfasilitasi
penyediaan alat-alat yang dibutuhkan baik kuantitas maupun
kualitas sehingga memudahkan untuk melaksanakan tugas.
Lingkungan kerja harus diupayakan agar staf merasa bebas untuk
melakukan yang terbaik yang dapat dilakukan staf.

5) Meningkatan standar klinis dan kualitas perawatan pasien


Meningkatan dukungan dan kesejahteraan pribadi
6) Peningkatan kepercayaan diri, insiden penurunan ketegangan
emosional
7) Staf tinggi moral dan kepuasan mengarah ke penurunan staf
sakit/absen, meningkatkan kepuasan staf
8) Belajar melalui pengalaman dan terlibat dalam praktik reflektif
diskusi klinis, menjelajahi intervensi dan pengetahuan perawat
yang disupervisi dan keterampilan.
9) Dukungan emosional, mencoba untuk membantu yang
berhubungan dengan stres yang melayani pelayanan.
10) Pengembangan profesional, menjelajahi dengan perawat yang
disupervisi untuk dasar pengetahuan dan pengembangan
keterampilan
c. Manfaat
Manfaat supervisi yaitu dengan supervisi dapat meningkatkan
efektifitas kerja dan efisiensi kerja. Peningkatan efektifitas kerja ini
erat hubungannya dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan
bawahan, serta makin terbinanya hubungan dan suasana kerja yang
lebih harmonis antara atasan dan bawahan. Peningkatan efesiensi kerja
ini erat kaitannya dengan makin berkurangnya kesalahan yang
dilakukan bawahan, sehingga pemakaian sumber daya (tenaga, harta
dan sarana) yang sia-sia akan dapat dicegah (Nursalam, 2015 dalam
Angga dkk, 2020).
d. Cara Supervisi
Cara melakukan supervisi dapat berupa supervisi langsung dan tidak
langsung

1) Supervisi langsung. Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan


yang sedang berlangsung. Pada supervisi modern diharapkan
supervisor terlibat dalam kegiatan agar pembimbing dan pengarahan
serta pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai perintah.

2) Supervisi tidak langsung. Supervisi dilakukan melalui laporan


tertulis maupun lisan. Supervisor tidak melihat kejadian dilapangan
sehingga mungkin terjadi kesenjangan fakta
7. Conference
a. Definisi
Merupakan kegiatan berdiskusi kelompok untuk membahas hal-hal
yang telah dilakukan pada praktik klinik atau lapangan, tingkat
pencapaian tujuan praktik klinik hari tersebut, kendala yang dihadapi
dan cara mengatasinya, serta kejadian lain yang tidak direncanakan,
termasuk kejadian kegawatan klien yang harus dihadapi peserta didik.
Konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari.
Konferensi dilakukan sebelum atau setelah melakukan operan dinas,
sore atau malam sesuai dengan jadwal dinas perawatan pelaksanaan.
Konferensi sebaiknya dilakukan di tempat tersendiri sehingga dapat
mengurangi gangguan dari luar.
b. Klasifikasi
1) Pre Conference
Pre conference adalah komunikasi ka tim dan perawat pelaksana
setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut
yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim.
Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre
conference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap
perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari katim dan
penanggung jawab tim.
2) Post conference
Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana
tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada
shift berikut. Isi post conference adalah hasil askep tiap perawatan
dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference
dipimpin oleh katim atau penanggung jawab tim.

c. Tujuan
Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa masalah-
masalah secara kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah,
mendapatkan gambaran berbagai situasi lapangan yang dapat menjadi
masukan untuk menyusun rencana antisipasi sehingga dapat
meningkatkan kesiapan diri dalam pemberian asuhan keperawatan dan
merupakan cara yang efektif untuk menghasilkan perubahan non
kognitif. Juga membantu koordinasi dalam rencana pemberian asuhan
keperawatan sehingga tidak terjadi pengulangan asuhan, kebingungan
dan frustasi bagi pemberi asuhan.
1) Tujuan pre conference adalah :
a) Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien,
merencanakan asuhan dan merencanakan evaluasi hasil.
b) Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan.
c) Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan
pasien.
2) Tujuan post conference adalah :
Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian
masalah dan membandingkan masalah yang dijumpai.
d. Pelaksanaan
Menurut Sitorus (2011) menjelaskan panduan bagi PP dalam
melakukan konferensi adalah sebagai berikut:
1) Konferensi dilakukan setiap hari segera setelah dilakukan
pergantian dinas pagi atau sore sesuai dengan jadwal perawatan
pelaksana.
2) Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA dalam timnya
masing-masing.
3) Penyampaian perkembangan dan masalah klien berdasarkan hasil
evaluasi kemarin dan kondisi klien yang dilaporkan oleh dinas
malam. Hal hal yang disampaikan oleh perawat pelaksana
meliputi :
a) Keluhan utama klien
b) Keluhan klien
c) TTV dan kesadaran
d) Hasil pemeriksaan laboraturium atau diagnostic terbaru.
e) Masalah keperawatan
f) Rencana keperawatan hari ini.
g) Perubahan keadaan terapi medis.
h) Rencana medis.
4) Perawat pelaksana mendikusikan dan mengarahkan perawat asosiet
tentang masalah yang terkait dengan perawatan klien yang
meliputi : Klien yang terkait dengan pelayanan seperti :
keterlambatan, kesalahan pemberian makan, kebisikan
pengunjung lain, kehadiran dokter yang dikonsulkan
a) Ketepatan pemberian infuse
b) Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan
c) Ketepatan pemberian obat / injeksi
d) Ketepatan pelaksanaan tindakan lain
e) Ketepatan dokumentasi
f) Mengiatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan
g) Mengiatkan kembali tentangkedisiplinan,
ketelitian, kejujuran dan kemajuan masing-masing perawatan
asosiet
h) Membantu perawatan asosiet menyelesaikan masalaah yang
tidak dapat diselesaikan
8. Dokumentasi Keperawatan
Kegiatan dokumentasi dilakasanakan pada minggu ke I-II untuk uji coba
dan aplikasi dilaksanakan minggu ke III-IV. Secara garis besar model
pendokumentasian PIE meliputi:
a. Pengkajian keperawatan
Analisa data, kriteia – LARB: Lengkap, Akurat, Relevan dan Baru.
Pengelompokan data, Kriteria:
1)Data biologis: Hasil dari (1) observasi tanda-tanda vital dan
Pemeriksaan fisik melalui IPPA-Inspeksi, Perkusi, Palpasi,

Auskultasi; (2) pemeriksaan diagnostic/ penunjang; laboratorium


dan foto.
2)Data psikologis, sosial dan spiritual melalui wawancara
dan observasi.
3)Format pengkajian data awal menggunakan model ROS (Review
of System) yang meliputi data demografi pasien, riwayat
keperawatan, observasi dan pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan
penunjang/ diagnostik.
b. Diagnostik
Keperawatan Kriteria :
1)Status kesehatan dibandingkan dengan norma untuk menentukan
kesenjangan.
2)Diagnostik keperawatan dihubungkan denganpenyebab
kesenjangan dan pemeriksaan pasien.
3)Diagnosis keperawatan dibuat sesuai dengan wewenang perawat.
4)Komponen diagnosis terdiri atas P-E-S.
c. Perencanaan
Komponen perencanaan keperawatan terdiri atas :
1) Prioritas
masalah
Kriteria:
a) Masalah yang mengamcam kehidupan merupakan
prioritas utama.
b) Masalah yang mengancam kesehatan seseorang
merupakan prioritas kedua.
c) Masalah yang mempengaruhi perilaku merupakan
prioritas ketiga.
d. Tujuan asuhan keperawatan, memenuhi syarat-SMART
Kriteria SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
disesuaikan standar pencapaian:
1) Tujuan dirumuskan secara singkat.
2) Disusun berdasarkan diagnosis keperawatan.
3) Spesifik pada diagnosis keperawatan.
4) Dapat diukur.
5) Dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
6) Adanya target waktu pencapaian.

Rencana tindakan didasarkan pada SIKI (Standar Intervensi


Keperawatan Indonesia) yang telah ditetapkan oleh Instansi
Pelayanan setempat. Jenis rencana tindakan keperawatan
mengandung 3 komponen, meliputi DET tindakan keperawatan:
1) Diagnosis/ Observasi
2) Edukasi (HE)
3) Tindakan-independen, dependen dan
interdependen Kriteria :
a) Berdasarkan tujuan asuhan keperawatan
b) Merupakan alternatif tindakan secara tepat
c) Melibatkan pasien/ keluarga
d) Mempertimbangkan latar belakang social budaya pasien/
keluarga
e) Mempertimbangkan kebijaksanaan dan peraturan yang
berlaku
f) Menjamin rasa aman dan nyaman bagi pasien
g) Disusun dengan mempertimbangkan lingkungan, sumber
daya dan fasilitas yang ada
h) Harus berupa kalimat instruksi, ringkas, tegas dan penulisan
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
i) Menggunakan formulir yang baku
j) Intervensi/ implementasi Keperawatan
e. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan rencana tindakan
yang ditentukan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi
secara optimal yang mencakup aspek peningkatan, pemeriksaan dan
pemulihan kesehatan dengan mengikutsertakan pasien dan keluarga.
Intervensi keperawatan berorientasi pada 15 komponen dasar
keperawatan yang dikembangkan dengan prosedur teknis perawatan.

Kriteria:
1) Dilaksanakan sesuai dengan rencana keperawatan
2) Mengamati keadaan bio-psiko-sosio spiritual pasien
3) Menjelaskan setiap tindakan keperawatan kepada
pasien/ keluarga
4) Sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
5) Menggunakan sumber daya yang ada
6) Menunjukkan sikap sabar dan ramah dalam berinteraksi dengan
pasien/ keluarga
7) Mencuci tangan sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan
keperawatan
8) Menerapkan prinsip-prinsip aseptik dan antiseptik
9) Menerapkan etika keperawatan
10) Menerapkan prinsip aman, nyaman, ekonomis, privasi dan
mengutamakan keselamatan pasien
11) Melaksanakan perbaikan tindakan berdasarkan respon pasien
12) Merujuk dengan segera terhadap masalah yang mengancam
keselamatan pasien
13) Mencatat semua tindakan yang telah dilaksanakan
14) Merapikan pasien dan alat setiap selesai melakukan tindakan
15) Melaksanakan tindakan keperawatan pada prosedur teknis yang
telah ditentukan
f. Evaluasi
Dilakukan secara periodik, sistematis dan berencana untuk menilai
perkembangan pasien setelah tindakan keperawatan.
Kriteria:
1) Setiap tindakan keperawatan dilakukan evaluasi
2) Evaluasi hasil menggunakan indikator perubahan fisiologis dan
tingkah laku pasien
3) Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan untuk
diambil tindakan selanjutnya
4) Evaluasi melibatkan klien dan tim kesehatan lain
5) Evaluasi dilakukan dengan standar (tujuan yang ingin dicapai dan
standar praktik keperawatan)
Komponen Evaluasi mencakup aspek: K-A-P-P (kognitif-afektif-
psikomotor-perubahan biologis) yang meliputi:
1) Kognitif (Pengetahuan klien tentang penyakit dan tindakan).
2) Afektif (Sikap) klien terhadap tindakan yang dilakukan. 3)Psikomotor
(Tindakan/ perilaku) klien dalam upaya penyembuhan. 4)Perubahan
Biologis (tanda vital, sistem, dan imunologi).
BAB 3

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

A. Rumah Sakit

RS Islam Jemursari Surabaya merupakan salah satu unit usaha di bawah


Yayasan RS Islam Surabaya yang di bangun pada tahun 1992 dan mengawali
operasionalnya pada tanggal 25 Mei 2002 yang ditandai dengan soft opening. RS
Islam Jemursari Surabaya juga merupakan pengembangan dari RS Islam
A. Yani.Surabaya.

RS. Islam Jemursari Surabaya menempati lahan seluas 4,6 Ha, berlokasi di
Jalan Jemursari No. 51 – 57 Surabaya. Saat mulai beroperasi bulan Mei tahun 2002
sam- pai dengan akhir 2005, jumlah tempat tidur adalah 82 TT. Pada tahun 2006 RS
Islam Jemursari mulai dipercaya oleh masyarakat, sehingga perlu penambahan
tempat tidur menjadi 202 tempat tidur sesuai rumah sakit tipe B. Pada Maret 2007
dibuka Ruang Kemuning dan pada tahun 2011 dibuka ruang Dahlia untuk
menambah rawat inap bagi keluarga menengah kebawah dan instansi lain yang
membutuhkan fasilitas kelas II & III, dan kerjasama dengan Jamsostek dan Askes.
Dengan dibukanya Ruang Kemuning dan Ruang Dahlia kapasitas tempat tidur RS
Islam Jemursari meningkat dari 108 TT menjadi 136 TT.

Perkembangan pelayanan RS Islam Jemursari mulai tahun 2007 telah dapat


melayani pasien stroke secara terpadu dengan dibukanya Stroke Center.
Alhamdulillah, pada tahun 2009 RS Islam Jemursari telah mempunyai Depo
Farmasi di UGD, sehingga dapat melayani pembelian obat dari pasien UGD secara
maksimal dan memberikan pelayanan UDD (Unit Dose Dispensing) untuk pasien
rawat inap.

Pada akhir tahun 2011, Rumah Sakit Islam Jemursari mendapatkan pengakuan
menjadi Rumah Sakit tipe B oleh kementrian kesehatan RI. Pada akhir tahun 2011,
RS Islam Jemursari lulus Akreditasi 16 pelayanan dan tahun 2012 menambah
kapasitas tempat tidur dengan membuka Ruang Rawat Inap baru (Ru- ang Azzara)
sehingga kapasitas tempat tidur menjadi 172 buah.
Pada bulan April 2013, RS Islam Jemursari mempersiapkan pembukaan
ruang perawatan baru untuk kelas III dalam upaya pemenuhan jumlah tempat tidur
RS tipe B menjadi 202 tempat tidur. Kemudian seiring dengan program
pemerintah perihal Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), terjadi peningkatan fasilitas
rawat inap dan rawat jalan. Sehingga RS Islam Jemursari berbenah dengan
menambah TT sampai dengan awal Juni 2015 kapasitas TT menjadi 239. Adanya
ruang perawatan baru ini diharapkan dapat menambah kepercayaan masyarakat
untuk berobat ke RS Islam Jemursari. Pada tahun 2016 Rumah Sakit Islam
Jemursari mendapatkan gelar sebagai rumah sakit pendidikan dengan akreditasi
paripurna.

Pencapaian yang telah diraih ini merupakan bukti kerja keras kami untuk
memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan, khususnya pasien tidak
mampu dengan pelaksanaan pelayanan jamkesmas mulai tahun 2009 sampai dengan
sekarang.
1. Visi
Menjadi Rumah Sakit Islam Terkemuka dan Terpercaya dalam Pelayanan,
Pendidikan dan Penelitian.
2. Misi
a. Mengembangkan manajemen rumah sakit Islami, untuk mendukung pela-
yanan, pendidikan dan penelitian yang berkualitas, profesional dan ber-
sinergi.
b. Meningkatkat kinerja, kompetensi dan kesejahteraan karyawan secara
berkelanjutan.
c. Menyediakan sarana dan prasarana rumah sakit yang mendukung pening-
katan mutu berkelanjutan.
d. Meningkatkan kualitas dalam rangka menjamin kepuasan pemangku
kepentingan (Stake Holder).
3. Motto
Kami selalu melayani dengan ramah, senyum, ikhlas, dan salam.
4. Tujuan
Mewujudkan Rumah Sakit Islam Surabaya yang representatif dan dapat
dibanggakan dalam memberikan upaya Promotif, Preventif, Kuratif, Edukatif
dan Rehabilitatif demi tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh
masyarakat.
5. Budaya organisasi
Budaya organisasi di Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya adalah “SYIFA‟,
dimana itu merupakan singkatan dari:
a. S: Shiddiq
Dalam artian bahwa jujur dengan memiliki integritas dan kemandirian.
b. Y: Yaqin
Dalam artian bahwa yakin terhadap potensi diri dan optimis kesembuhan
pasien atas anugerah Allah SWT.
c. I: Iman
Dalam artian bahwa semua tindakan dilandasi keimanan, keikhlasan dan
pandangan kesetaraan terhadap semua orang.
d. F : Fathonah
Dalam artian bahwa cerdas dalam menangkap peluang, kreatif dan selalu
menambah ilmu pengetahuan.
e. A: Amanah
Dalam artian bahwa dapat diandalkan dan transparan dalam menjalankan
tugas yang menjadi tanggung jawabnya Sumber Daya Manusia.
6. Pelayanan Rawat Inap
a. Teratai
b. Dahlia
c. Azzara 1
d. Azzara 2
e. Melati
f. Zahira
7. Pelayanan Rawat Khusus
a. Ruang operasi (BS)
b. Ruang bersalin (VK)
c. Mawar (Ruang Nifas)
d. Neonatus
e. Hemodialisa
f. Kemoterapi
g. Cateterisasi jantung
h. RR (Recovery Room)
i. IPI
j. ICU
8. Fasilitas Umum
a. Kantin
b. Masjid
c. Mini market
d. ATM
e. Area Parkir
9. Pelayanan Rawat Jalan
a. Poli umum
b. Poli khusus, eksekutif dan reguler
c. KIA dan KB
d. Poli
10. Poli Klinik Spesialis
a. Spesialis anak
b. Spesialis penyakit dalam
c. Spesialis kebidanan dan kandungan
d. Spesialis bedah umum
e. Spesialis mata
f. Spesialis THT
g. Spesialis rehabilitasi medik
h. Spesialis kulit dan kelamin
i. Spesialis oethopedic
j. Spesialis gigi
k. Spesialis bedah mulut
l. Klinik deteksi dini dan tumbuh kembang
m. Klinik laktasi
11. Penunjang Medis
a. Laboratorium
b. Radiologi
c. Farmasi
d. Fisioterapi
e. Medical check up
f. Konsultasi gigi
g. Konsultasi kerohanian

12. Pelayanan 24 jam


a. Gawat darurat
b. Laboratorium
c. Radiologi
d. Farmasi
e. Ambulance 24 jam

B. Karakteristik Ruangan Azzahra 1


A. Visi Ruangan
Menjadikan ruangan yang dapat memberikan layanan kesehatan yang profesional
B. Misi Ruangan
1. Menyediakan pelayanan keperawatan yang professional
2. Memberikan pelayanan keperawatan secara holistik dan bermutu
3. Meningkatkan pelatihan secara berkesinambungan
C. Motto
Kami melayani dengan ramah, senyum, ikhlas, salam.
D. Sifat Kekaryaan Ruangan
1. Lingkup Ruangan
Lingkup Ruangan Azzahra 1 menyediakan pasien untuk kelas VIP, 1, 2, dan 3.
Ruang Azzahra 1 menangani pasien dengan semua peyakit dan membedakan
ruangan untuk pasien perempuan, laki-laki, dan anak-anak, namun apabila kamar
sudah penuh pasien di tempatkan sesuai dengan ketersediaan kamar.
2. Letak Ruangan
Ruang Azzahra 1 terletak di lantai 1 dibawah Ruang Azzahra 2, disebelah utara
berbatasan dengan Ruang Mawar atau VK, disebelah timur berbatasan dengan
Ruang Radiologi dan Laboratorium, disebelah barat berbatasan dengan Gudang
logistic, Gudang farmasi, dan laundry, dan disebelah selatan berbatasan dengan
Ruang Zahira dan Ruang Hemodialisa.
3. Kapasitas Unit Layanan
Ruang Azzahra 1 jumlah kamar ada 12. Ruang Azzahra 1 menyediakan ruangan
untuk kelas VIP yang terdiri dari 2 kamar yaitu kamar 101 dan 102. Kelas 1 terdiri
dari 4 kamar yaitu 103, 104, 105, dan 106. Kelas 2 terdiri dari 4 kamar yaitu 107,
108, 109, dan 110. Kelas 3 terdiri dari 2 kamar yaitu 111 dan 112.
4. Tata Tertib Ruangan Azzahra
a) Administrasi Pasien
1) Pada hari pertama dimohon untuk menyerahkan deposit biaya rawat inap
sebesar 10 kali biaya kamar perawatan.
2) Pasien yang akan menjalani operasi dimohon menyerahkan deposit sebesar
50% dari perkiraan biaya operasi dan biaya operasi mengikuti kelas
tertinggi yang ditempati.
3) Setiap 2-3 hari sekali akan diberikan surat pemberitahuan baiya rawat inap.
dimohon untuk menambah deposit sesuai dengan biaya rawat inap yang
terjadi
4) Jika pasien harus pindah rawat ke ruang ICU/Intermediate, rawat inap harus
dikosongkan. Jika keluarga ingin menempati kamar tersebut, maka akan
dikenakan biaya sesuai tarif kamar tersebut.
b) Waktu Berkunjung
Selama pasca pandemi dibolehkan berkunjung hanya 1 orang
c) Menunggu Pasien
1) Penunggu pasien maksimal 1 orang, dan harus memgang kartu tunggu
2) Kartu tunggu sebagai bukti izin menunggu dapat diperoleh pada perawat jaga
d) Keamanan
1) Mengingat berbagai kunjugan tamu di Rumah Sakit, dimohon untuk tidak
membawa barang-barang berharga atau menyimpan uang dalam jumlah
besar. Rumah Sakit tidak ikut bertanggung jawab atas kehilangan yang
terjadi.
2) Tidak diperkenankan membawa anak kecil, karena rawan penyakit menular.
3) Mohon tidak merokok di lingkungan Rumah Sakit karena dapat mengganggu
kesehatan
e) Ketertiban
1) Mohon tidak duduk/memakai tempat tidur pasien yang kosong
2) Mohon tidak membawa tikar atau alas, dan alas tidur dari rumah
3) Mohon tidak mencuci atau menjemur pakaian di lingkungan Rumah Sakit
f) Proses Pelayanan di RS Islam Jemursari Surabaya
1) Pasien akan dirawat oleh dokter spesialis
2) Dalam satu hari dokter lain akan melakukan visite atau kunjungan sebanyak
satu kali dalam satu hari
3) Sewaktu-waktu bila dibutuhkan selama 24 jam, jika pasien atau keluarga
merasa perlu, dapat berkonsultasi dengan perawat atau dokter jaga
4) Karena jam visite di ruang inap tidak tetap, maka pasien dan keluarga dapat
meminta informasi lebih lanjut kepada perawat ruang rawat inap
5) Jadwal jaga perawat atau dokter jaga
6) Informasi mengenai catatan perkembangan akan diberikan mengenai keadaan
umum saat ini, rencana program terapi, rencana perawatan, nutrisi pasien
saat ini, aktivitas pasien saat ini
7) Waktu berkunjung :
8) Larangan bagi pasien dan keluarga pasien
9) Kepulangan pasien rawat inap
a. Pasien dinyatakan pulang bila mendapat izin pulang dari dokter yang
merawat dan menyelesaikan administrasi pulang pada perawat jaga.
b. pasien dan keluarga yang memaksa pulang tanpa persetujuan dokter,
harus menandatangani surat pulang paksa atau permintaan sendiri.
1) Waktu pulang
2) Pembayaran dan pengurusan administrasi
3) Proses pasien pulang
Melapor ke perawat ruangan sebelum meninggalkan ruangan dengan
menunjukkan bukti pelunasan atau izin pulang dari bagian keuangan.
Selanjutnya mendapatkan penjelasan dari perawat mengenai obat yang
dibawa pulang dan waktu kontrol.
E. Hasil Pengkajian
Kepala Ruangan
1. Tenaga Dan Pasien (M1-Man)
a. Struktur organisasi Himayatul Khoiroh, S.Kep.,Ns
CE ( Clinical Education )

Rahmat Kurniawan. S.Kep.Ns Erike Egita Y.I S.Kep.Ns

Penanggung Jawab Shift

Ragil Ratu P, Amd.Kep., Silvi Rachmayanti, Amd. Kep Erike Egita Y.I S.Kep.Ns

Wahyu Pramoto, S.Kep.,Ns Andrik Prasetyo, S.Kep., Ns

Rafika dwi lestari, Amd Kep Ayu Widiawati, Amd, Kep Anik Umroatus S,Amd Kep Maya Erina Amd.Kep

Dwi Nur Cahyani Amd Kep Mashita Novelina, S.Kep,Ns Oni Purwanto, S.Kep.,Ns Hindun Kurniawati, S.Kep.,Ns
Perawat Pelaksana
Rahmad Kurniawa, S.Kep, Ns Imam Shofiyan, Amd.Kep Ismawati, S.Kep.,Ns Febriana Dwi P, Amd. Kep

Siti Robbiah, Amd. Kep Christu Putri Sandi, S.Kep.,Ns Mega Indah S, Amd. Kep Pepy Indah Cahyani,

Mafazatin Nailiyah

Pekarya
b. Tenaga Keperawatan dan non keperawatan
Ijazah Status
Umu Jabata Mulai Keteranga
No Nama Terakhi Sertifikat / Seminar Kepegawaia
r n Kerja n
r n
1. Himayatul 40 Th Karu S1 Kep., 1. BCLS, PPGD, Pelatihan CE Juni Tetap Pegawai
Khoiroh, Ns 2. Terapi cairan 2007 tetap ±
S.Kep., Ns 3. Seminar Empowering Nursing care tahun,
4. Workshop service execellence mulai 2010
5. Penyakit ginjal kronik sampai
6. Pelatihan dasar PPI dengan
7. Pelatihan manajemen bangsal sekarang
keperawatan
8. Pelatihan EKG
9. InHouseTrainingManagme n
Informasi
10. In House Training Informd Concent
11. In House Training Pemulasaran
Jenazah
12. In-Service Training Phlebotomy
13. Workshop pemberian transfusi darah
14. Pelatihan leadership
15. Pelatihan manajemen nyeri
16. Pelatihan second opinion
17. Pelatihan komunikasi efektif
18. Pelatihan manajemen pasien end of
life
19. Pelatihan manajemen resiko
20. Pelatihan hak pasien dan keluarga
21. Pelatihan PPI
22. Pelatihan manajemen penatalaksa-
naan HIV
23. Pelatihan pelayanan pasien dengan
risiko tinggi
24. Pelatihan pencampuran obat suntik
25. Pelatihan PMKP
In house training KPRS
2. Ragil Ratu 33 Th PJS D3 Kep 1. PPGD, ACLS Agustus Tetap Pegawai
P 2. Pel. Cairan 2011 tetap ± 8 th,
Amd.Kep 3. Workshop Service Excellence mulai 2014
4. Penyakit Ginjal Kronik s/d 2022
5. Pelatihan Dasar PPI
6. Workshop Keperawatan Invasive
Cathlab
7. Magang ICU
8. In House Training KPRS
9. Seminar Diabetic Food Summit
10. Workshop Managemen Wound
Clinic
11. Pelatihan EWS, Code Blue, BLS
12. Manajemen Stroke dan Implementasi
3. Rahmad 32 Th PJS/CE S1 Kep., 1. GELS, STOGELS, PPGD Desembe Tetap Pegawai
Kurniawa Ns 2. Tata Laksana Bedah Digestive r 2013 Tetap ± 6
n 3. Manajemen Penanganan Kegawatan th + 1 bln
S.Kep,Ns 4. Kebijakan Penertiban SIPP mulai 01-
5. Trauma Tulang Belakang 06-17 s/d
6. Palliative Care Nursing sekarang
7. Abnormalitas Kehamilan
8. Pelatihan CE
9. Penaggulangan Bahaya Kebakaran
10. Magang ICU
11. Seminar Profesionalisme Praktik
Mandiri
12. Workshop Update Wound Ostomy
13. Pelatihan EWS, Code Blue, BLS
4 Silvi 31 Th PJS D3 Kep 1. GELS, PPGD Desembe Tetap Pegawai
Rachmaya 2. Manajemen DM r 2013 Tetap ± 6
nti Amd. 3. Concept Emergency Management th + 1 bln
Kep 4. Kanker Serviks mulai 01-
5. Pelatihan Disaster 06-17 s/d
6. Dressing Luka Kronis sekarang
7. Pelatihan EWS, Code Blue, BLS
8. Magang ICU
9. Pelatihan Manajemen Nyeri
10. In House Training Informed Consent
11. Pelatihan Komunikasi Efektif
5. Eerike 32 Th PJS/CE S1 Kep., 1. GELS, PPGD Februari Tetap Pegawai
Egita Y.I Ns 2. Emergency Case Pre Hospital Care 2014 Tetap ± 6
S. Kep,Ns 3. Pelatihan Disaster Th + 9 bln
4. Stop Free Sex Doing Safety mulai 01-
5. Kanker Serviks 10-16 s/d
6. EKG & CODE BLUE sekarang
7. Workshop Insersi Kateter Intravena
8. Pelatihan CE
9. Penanggulangan Manajemen Nyeri
10. Pelatihan EWS, Code Blue, BLS
11. In House Training Indikasi Pasien ICU
12. Pelatihan Komunikasi Efektif
13. In House Training Informed Consent
14. Pelatihan Manajemen Penatalaksanaan
HIV
6. Rafika dwi 30 Th PLKS D3 Kep 1. GELS, PPGD Juli 2015 Tetap Pegawai
lestari,Am 2. Sertifikat Seminar Nasional Tetap ± 3th
d Kep Kesehatan + 11 bln
3. Persalinan Metode HypnoBirthing mulai 01-
4. Nursepreneur Yang Berkualitas 08-18 s/d
5. Sosialisasi Asi Eksklusif sekarang
6. Penatalaksanaan TB dg DOTS
7. In House Training Informed Consent
8. In House Training Indikasi Pasien
ICU
9. Pelatihan EWS, Code Blue, BLS
10. Workshop Pemberian Transfusi
Darah
11. Pelatihan Komunikasi Efektif
12. Pelatihan Manajemen
Penatalaksanaan HIV
13. Pelatihan Manajemen Nyeri
14. Pelatihan Anaflatik Syok
15. Pelatihan HPK
16. Pelatihan Second Opinion
7. Anik 32 Th PLKS S1 Kep., 1. GELS, PPGD Juni Tetap Pegawai
Umroatus Ns 2. Wound Care Managemen 2015 Tetap ± 3th
S,Amd 3. In House Training Suturing & Wound + 8 bln ulai
Kep Care 01-11-18
4. Pelatihan Komunikasi Efektif s/d
5. In House Training Informed Consent sekarang
6. In House Training Indikasi Pasien
ICU
7. Penanggulangan Bahaya Kebakaran
8. Pelatihan Manajemen NYeri
9. Pelatihan HPK
10. Pelatihan Manajemen Pasien End Of
Life
11. Pelatihan Anafilaktik Syok
12. Pelatihan PPI
13. Pelatihan Penatalaksanaan Kasus TB
8. Ayu 29 Th PLKS D3 Kep 1. GELS, PPGD Juli 2015 Tetap Pegawai
Widiawati, 2. Workshop Pemberian Transfusi Tetap ± 2th
Amd, Kep Darah + 6 bln
3. Pelatihan Komunikasi Efektif mulai 01-
4. In House Training Indikasi Pasien 01-20 s/d
ICU sekarang
5. Operational Training Of Syringe
Pump
6. In House Training Informed Consent
9. Maya 30 Th PLKS D3 Kep 1. PPGD, Homebirth Juni Tetap Pegawai
Erina 2. Concept Emergency Management 2014 Tetap ± 6
Amd.Kep 3. Recent Advances In The Treatment th + 1 bln
4. Sosialisasi Asi Eksklusif mulai 01-
5. Pelatihan Disaster 06-17 s/d
6. Kegawatdaruratan Trauma sekarang
7. Workshop Service Excellence
8. Penyakit Ginjal Kronik
9. Pelatihan Komunikasi Efektif
10. In House Training Indikasi Pasien
ICU
11. In House Training Infomed Consent
10. Dwi Nur 33 Th PLKS S1 Kep., 1. GELS, PPGD April Tetap Pegawai
Cahyanti Na 2. Seminar Kanker Serviks 2014 Tetap ± 5
Amd Kep 3. Neuro Emergencies Management th + 8 bln
4. Emergency Case Pre Hospital Care mulai 01-
5. Pandemic H1N1 Swine Flu 2009 11-16 s/d
6. Pelatihan EWS, Code Blue, BLS sekarang
7. Pelatihan PMKP
8. Pelatihan PPI
9. Pelatihan Manajemen Pasien End Of
Life
10. Pelatihan Komunikasi Efektif
11. Mashita 33 Th PLKS S1 Kep., 1. GELS, PPGD April Tetap Pegawai
Novelina, Na 2. Seminar Kanker Serviks 2014 Tetap ± 5
S.Kep,Ns 3. Neuri Emergencies Management th + 8 bln
4. Emergency Case Pre Hospital Care mulai 01-
5. Pandemic H1N1 Swine Flu 2009 11-16 s/d
6. Pelatihan EWS, Code Blue, BLS sekarang
7. Pelatihan PMKP
8. Pelatihan PPI
9. Pelatihan Manajemen Pasien End Of
Life
10. Pelatihan Komunikasi Efektif
12. Oni 31 Th PKLS S1 1. BT&CLS, PPGD
Purwanto, Kep.,Ns 2. Askep Pada Pasien Hipertensi
S.Kep,Ns 3. Perawat Dalam Penanganan Bencana
4. Interpretasi

c. Tenaga Medis

NO kUALIFIKASI JUMLAH
1. Dokter spesialis penyakit dalam 7
2. Dokter spesialis paru 2
3. Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah 5
4. Dokter spesialis saraf 2
5. Dokter spesialis penyakit dalam konsultasi 1
ginjal
6. Dokter spesialis orthopedy dan traumatology 1
7. Dokter spesialis anak 2
8. Dokter Umum 1
2. Sarana Prasarana (M2-Material)
a. Lokasi
Ruang Azzara 1 terletak di lantai 1 berdekatan dengan ruang
komkordik di depan ruangan CT Scan dan bersampingan
dengan ruang mawar, dan berada di dekat tangga menuju lantai
2 ruang azzara 2.
b. Denah
Lokasi penerapan proses manajerial keperawatan ini dilakukan pada ruang azzahra 1
RSI Jemursari Surabaya dengan uraian denah sebagai berikut :

c. Lingkungan kerja
Berdasarkan data yang dikaji dari tanggal 5-7 Juli 2022, didapatkan hasil. Didapat
gambaran kapasitas kamar dan tempat tidur diruangan Azzahra 1 dengan rincian sebagai
berikut :
1) Gambaran umum jumlah kamar diruangan azzara 1 terdapat 12 kamar
dengan 34 tempat tidur atau bed.
2) Gambaran umum jumlah kamar VIP diruangan Azzara 1 sebanyak 2
kamar dengan tempat tidur 1 atau bed disetiap kamarnya
3) Gambaran umum jumlah kamar kelas 1 diruangan Azzara 1 terdapat 4
kamar dengan 2 tempat tidur disetiap kamarnya.
4) Gambaran umum jumlah kamar kelas 2 diruangan Azzara 1 terdapat 4
kamar dengan 3 tempat tidur atau bed disetiap kamarnya
5) Gambaran umum jumlah kamar kelas 3 diruangan azzara 1 terdapat 2
kamar dengan 6 tempat tidur atau bed disetiap kamarnya.

d. Peralatan
1) Instrumen
No. Nama Alat Feb-22 Mar-22 Ket. Lokasi
1 Bad Pan + Tutup ( B ) 11 11 Baik Kamar
mandi
pasien
2 Bak Instrument + Tutup ( S ) 1 1 Baik Dapur
3 Bengkok 23 cm 3 3 Baik Trolley
injeksi
4 Gunting Ferban 5 5 Baik Almari
Alkes
5 Reflek Hummer 1 1 Baik Nurse
station
6 Tromol ( B ) 1 1 Baik Almari
Alkes
7 Tromol ( S ) 1 1 Baik Almari
Alkes
8 Baskom stenlis besar 37 37 Baik Spoel
Hock

2) Alat Kesehatan
No. Nama Alat Feb-22 Mar-22 Ket. Lokasi
1 ECG + Kabel 1 1 spare part rol paper Ruang Linen
hilang ,ECG rusak
2 GDA 1 1 Baik Ruang Linen
3 Kursi Roda 4 4 Baik Nurse station
4 Matras Angin 1 1 Baik Almari Alkes
5 Nebulizer 2 2 Baik Almari Alkes
6 O2 Dinding + 34 34 Baik Di kamar pasien
Humudifier
7 O2 Transfer + 3tbg,3reg 3tbg,3reg Baik Ruang b3
Regulator
+ Trolly
8 Standart Infus 14 14 Baik Di kamar pasien
9 Stetoscope 6 6 baik Nurse station
dewasa
10 Suction portable 1 1 Baik Ruang Linen
11 Skup pindah px 1 1 Baik Ruang b3
12 Syringe pump + 5 5 Baik Almari Alkes
kabel
13 Tensi Digital 4 4 baik Ruang Linen
14 Trolly Sedang 4 4 Baik Ruang Linen
15 Timbangan 1 1 Baik Nurse station
Berdiri
16 Trolly tindakan 2 2 Baik Ruang Linen
17 WWZ 1 1 Baik Spolhock
18 Martil Obat 1 1 Baik Dapur
19 Ambubag dewasa 1 1 Baik Trolly
emergency
20 Troly Emergency 1 1 Baik Nurse station
besi susun
21 berangkat merk 1 1 Baik Ruang b3
rise fall
22 trolly washen 2 1 1 Baik Spolhock
susun

23 saturasi (elitech) 2 2 Baik Nurse station


24 Termometer 2 2 Baik Ruang Linen
Infrared
25 Easy Move 1 1 Baik Ruang B3
26 UV 1 1 Baik Ruang
mahasiswa
27 Monitor Portable 1 1 Baik Ruang Linen

3) Mebeller
No. Nama Alat Feb-22 Mar-22 Ket. Lokasi
1 Almari Kaca 4 4 Baik Ruang Injeksi, Kpl
Ruangan, Nurse
stasion
2 Almari Besi 4 4 Baik Ruang Linen, Ruang
Mahasiswa
3 Bed Px 34 34 Baik kamar pasien
4 Kursi Kain 33 33 Baik kamar pasien
5 Kursi Lipat 16 16 Baik Nurse Station, ruang
VIP
6 Kursi Putar sandar 4 4 Baik Nurse Station
7 Kursi putar tanpa sandar 3 3 Baik Koridor
7 Locker 6 Pintu 3 3 Baik Ruang Perawat
8 Meja Kantor 6 6 Baik Ruang dokter, Nurse
Stasion, Mahasiswa
9 Meja Pasien 34 34 Baik Kamar Pasien
10 Nurse Station 1 1 Baik Ruang Perawat
11 Bancik 34 34 Baik kamar pasien
12 Spring Bed penunggu 2 2 Baik Kamar pasien (101,
pasien 102)
13 Meja makan pasien 2 2 Baik Kamar pasien
(101,102)
14 Locker 5 pintu 2 2 Baik Ruang Perawat
15 kursi meja lipat 6 6 Baik Ruang Mahasiswa
16 Helm face shield 5 5 Baik Ruang Mahasiswa
17 Almari besi obat px 2 2 Baik Ruang Injeksi
4) Rumah tangga
No. Nama Alat Feb-22 Mar-22 Ket. Lokasi
1 Jemuran Baju 3 3 Baik Di spoolhock, kamar 101, 102
2 Senter 2 2 Baik Emergency,Nerstation
3 Jam Dinding 12 12 Baik di kamar pasien, nerstation
4 Dispenser 1 1 Baik Dapur
5 Tempat Linen kotor INF & Non 1&1 1&1 Baik Spoolhock
INF
6 Rak baskom 2 2 Baik Spoolhock
7 trolyy handtrukc 1 1 Baik Di ruang alkes
8 Lemari makan piring kotor 1 1 Baik Spoolhock
9 Trolly Linen skort 1 1 Baik Spoolhock
3. Elektro

No. Nama Alat Feb-22 Mar- Ket. Lokasi


22
1 Kulkas obat 1 1 1 Baik Ruang Injeksi
pintu
2 Komputer 5 5 Baik Nerstation,Ruang Dokter,Kepala
ruangan
3 CPU 5 5 Baik Nerstation
4 Keyboard 5 5 Baik Nerstation,Ruang Dokter,Kepala
ruangan
5 Mouse 5 5 Baik Nerstation,Ruang Dokter,Kepala
ruangan
6 Printer 1 1 Baik Nerstation/R.dokter
7 TV LCD 11 11 Baik Kamar pasien dan Nerstation
8 Remote TV 7 7 7 baik,3 hilang Kamar pasien dan Nerstation
proses pencarian
9 AC 21 21 Baik Kamar pasien dan Nerstation
10 Remote AC 10 10 6 remote ac Nerstation
hilang proses
pencarian
11 Bel Pintu 1 1 Baik Pintu utama
12 Alat baca foto 1 1 Baik Ruang Dokter
13 Telfone Ezitel 1 1 Baik Nerstation
14 Nursecall 34 34 Baik Nerstation
15 Kulkas 1 Pintu 1 1 Baik Dapur
16 HP Samsung 1 1 Baik Nerstation
17 Kipas Angin 1 1 Baik Ruang Mahasiswa

18 telefon wirles 1 1 Baik Nurse Station


merk Panasonic
19 Kulkas 1 pintu 2 2 Baik Kamar pasien VIP
vip
20 Note Book Asus 1 1 Baik Nurse Station
21 TV LED LG 1 1 Baik Ruang Perawat
43’inc + bracket
22 Air purifier 1 1 Baik kooridor
23 Tablet Samsung 1 1 Baik Nurse station
3. Metode Asuhan Keperawatan (M3-Method)
1. Penerapan MAKP
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan Azzara 1 yang dilakukan diruangan
“Azzara 1” pada tanggal 4 Juli 2022 model asuhan keperawatan yang digunakan
diruangan tersebut adalah metode tim namun sudah mulai diterapkan metode
kombinasi moduler dimana apabila ada pasien baru maka yang menerima ada 1
perawat kemudian perawat tersebut yang bertanggung jawab atas pasien tersebut
hingga pasien pulang. Untuk sekarang setiap perawat masing-masing memegang
pasien 5-8 orang namun bisa juga 4 orang, Hal ini tergantung dengan jumlah pasien
diruangan apakah banyak atau tidak. Kepala ruangan di Azzara 1 lulusan Sarjana
Keperawatan Ners.
Kepala ruangan selaku narasumber menjelaskan sistem asuhan keperawatan
tersbut dengan baik karena memahami sistem tersebut yang akan digunakan dan
sedang digunakan diruangan Azzara 1. Dalam 1 sift terdiri dari 5 perawat yang
diantaranya ada perawat penanggung jawab atau disebut katim yang berpengalaman
dan membawahi 4 Perawat anggota tim.
Dari hasil observasi kami model asuhan keperawatan yang digunakan diruangan
Azzara 1 sudah sesuai dengan teori karena pembagian katim dan anggota tim
dilakukan oleh karu dan bergantian setiap hari sesuai jumlah pasien yang ada
diruangan.
2. Penerimaan Pasien Baru
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan Azzara 1 yang dilakukan diruangan
“Azzara 1” pada tanggal 4 Juli 2022 bahwa penerimaan pasien baru dilakukan dengan
cara TPPRI (Telp Peruangan Inden kamar) kemudian perawat IGD Mengkonfirmasi
kemudian perawat IGD mengirim keruangan dan ditaruh keruangan yang telah
dipesan.
Dari hasil observasi ketika pasien baru kebanyakan kurang diorientasi terkait cara
mencuci tangan dan beberapa ruangan disekitar kamar pasien.
3. Timbang Terima
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan Azzara 1 yang dilakukan diruangan
“Azzara 1” pada tanggal 4 Juli 2022 untuk timbang terima pasien baru jika dilakukan
oleh perawat maka timbang terima dilaksanakan di Ners Station namun apabila
dilakukan oleh helper maka timbang terinya dilakukan melalui telephone.
Dari segi alur timbang terima di Azzara 1 sudah sesuai dengan teori yaitu kedua
sift dalam keadaan siap (Shif yang mengoperkan hanya penanggung jawab,
sedangkan untuk perawat anggota tim tetap dimeja pelayanan). Operan dimulai
dengan pembacaan doa oleh penanggung jawab sift sebelumnya, setelah itu shif yang
akan menyerahkan laporan sudah mempersiapkan hal-hal yang akan disampaikan,
menyampaikan operan, setelah penyampaian operan telah dilakukan oleh perawat
pengganti melakukan operan keruangan pasien dan kembali lagi ke nurs station. Dari
segi isi timbang terima diruangan Azzara 1 pada saat timbang terima yang dibacakan
sesuai dengan SBAR yaitu mulai dari identitas pasien, diagnosa medis, asuhan medis,
diagnosa keperawatan, daan intervensi dilanjutkan.
Sedangkan dari segi pendokumentasian sudah ada format khusus untuk
mempermudah proses timbang terima, disertai adanya bukti berupa tanda tangan
antara kedua shif, laporan ini didokumentasi pada rekam medis pasien (Lembar
catatan perkembangan) dan dicatat pada buku timbang terima khusus sebagai bukti
telah dilakukan timbang terima antar shif. Ketika melakukan operan ke pasien ada
beberapa ruangan dimana perawat bertanggung jawab memperkenalkan diri kepada
pasien tersebut, sehingga saat dikonfirmasi pasien mengetahui perawat siapa yang
bertanggung jawab atas dirinya pada saat itu. Pada saat timbang terima dari shift
malam ke shift pagi maupun dari shift pagi ke shift siang dilakukan di ruang Azzahra
1 yang dipimpin oleh kepala ruangan. Saat melakukan timbang terima informasi yang
disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat
berjalan dengan sempurna (Nursalam, 2016).
4. Ronde Keperawatan
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan Azzara 1 yang dilakukan diruangan
“Azzara 1” pada tanggal 4 Juli 2022 menjelaskan bahwasanya ronde keperawatan
secara formal biasanya tidak pernah dilakukan namun secara non-formal sering
dilakukan dengan kata lain apabila ada dokter visite beliau bisa atau langsung
berkolaborasi dengan ahli gizi atau farmasi serta menjelaskan secara langsung kepada
keluarga pasien. Alasan tidak dilakukannya ronde keperawatan secara formal karena
tidak ada pasien yang dirawat dalam jangka waktu yang lama biasanya hanya dirawat
3-4 hari kemudian pulang namun kemungkinan akan dilakukan ronde keperawatan
apabila ada pasien dengan kasus komplikasi yang dirawat oleh beberapa dokter
dengan pengobatan yang sulit dan perawatan yang lama.
Dari hasil observasi yang kami amati selama pengkajian belum ada ronde
keperawatan yang dilakukan di ruang azzara 1 secara teori, dikarenakan sulit
mengumpulkan dokter dalam 1 ruangan karena setiap dokter memiliki jadwal yang
berbeda-beda, akan tetapi ronde keperawatan dilakukan jika ada komplikasi dan
kriteria khusus pada pasien maka perawat akan menkonsultasikan dan berdikusi
dengan dokter melalui via chat atau telepon (online), setelah itu dokter memutuskan
hasilnya dan tindakan apa yang akan dilakukan selanjutnya.
5. Sentralisasi Obat
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan Azzara 1 yang dilakukan diruangan
“Azzara 1” pada tanggal 4 Juli 2022 menjelaskan bahwa diruangan ini menggunakan
sistem UDD (Unit Dose Dispening) dimana farmasi sudah menyiapkan obat selama
1x24 jam untuk rawat inap. Distribusi obat pada pasien dilakukan oleh perawat
ruangan yang bertugas pada siang dan malam kecuali obat oral pagi karena
pendistribusiannya akan dilakukan oleh farmasi yang bertugas. Injeksi obat pada
pasien dilakukan oleh perawat dan petugas farmasi yang menyiapkan atau
menyediakan obat dalam sediaan ampul atau vial, sedangkan untuk penyiapan dan
pengaplikasian dilakukan oleh perawat.
Dari hasil observasi kami, di Ruang Azzahra 1 dalam penerapan sentralisasi obat
sesuai dengan UDD dimana petugas farmasi akan datang pada shift pagi dan
menuliskan pendokumentasian obat sesuai resep dokter, setelah itu perawat
menyiapkan obat injeksi, oral, dan yang lainnya diruang injeksi dengan
memperhatikan catatan dosis yang dibutuhkan setiap pasien, setelah obat siap perawat
memberikan pada pasien dengan tetap memperhatikan identitas pasien, mebgecek
obat yang akan dimasukkan, dan menjelaskan pada pasien serta keluarga obat apa
yang diberikan, setelah memberikan obat tersebut pada pasien maka perawat meminta
dokumentai dan validasi tanda tangan pada pasien atau kelurga pasien untuk bukti
telah dilakukan tindakan pemberian obat.
6. Supervisi
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan Azzara 1 yang dilakukan diruangan
“Azzara 1” pada tanggal 4 Juli 2022 menjelaskan bahwasanya sudah ada jadwal
setiap bulan juga ada SPO sendiri yang harus dicapai serta diseragamkan setiap unit.
Setiap bulan biasanya ada sekitar 25 unit, 5 SPO 25 SDM, kemudian supervisi
dilakukan langsung oleh kepala ruangan. Apabila terdapat tindakan yang seharusnya
dilakukan oleh supervisi namun sedang tidak ditempat bisa diwakilakan kepada
penanggung jawab shift.
Supervisi yang dilakukan yaitu mengenai beberapa tindakan keperawatan seperti
hand hygine, pemasangan kateter, kumbah lambung dan lainnya yang juga ditunjang
dengan adanya instrument supervisi. Proses supervisi pada Ruangan Azzahra 1 ini
sebelumnya dilakukan kontrak jadwal sebelum supervisi, kemudian pelaksanaan
supervisi dan kemudian diberikan penilaian dan selanjutnya kepala ruangan
memanggil perawat yang disupervisi tersebut untuk membahas hasil dari supervisi
tersebut. Kepala ruangan akan memberikan beberapa masukan yang mungkin
diperlukan serta pujian yang sekiranya pantas diterima oleh perawat tersebut.
Mengenai supervise ini fleksibel terkadang yang melakukan supervisi adalah ketua
tim dan terkadang juga kalau katim berhalangan hadir didelegasikan ke kepala
ruangan.
Di Ruang Azzara 1 telah memiliki SAK (standart Asuhan Keperawatan), SOP
(standart Operasional Prosedur) dan instrument supervisi yang digunakan sebagai
acuan untuk melaksanakan supervisi. Sehingga perawat ruangan memiliki bekal yang
cukup untuk dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan hasil yang baik.
7. Discharge Planing
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan Azzara 1 yang dilakukan diruangan
“Azzara 1” pada tanggal 4 Juli 2022 menjelaskan bahwa Discharge Planing biasanya
dilakuka saat pasien datang. Pemberian Health Education dilakukan pada saat pasien
datang meliputi tentang pantangan dan anjuran makanan dan untuk keluarga pasien
meliputi hal yang umum seperti fasilitas ruangan, tata tertib, siapa perawat
penanggung jawab dan lainnya.
Bagian penting dari program keperawatan klien yang dimulai segera setelah klien
masuk rumah sakit. Hal ini merupakan suatu proses yang menggambarkan usaha
kerjasama antar tim kesehatan, klien dan keluarga kien.
Format discharge planning terdiri dari identitas pasien, nomor rekam medis,
informasi kesehatan pasien (informasi kondisi kesehatan, tindakan medis/operasi,
rencana pemulangan, tanggal rencana pemulangan, tanda dan gejala dari penyakit
yang perlu diwaspadai, tindakan yang dapat dilakukan sebelum ke rumah sakit,
pemberian nomor telepon ruangan yang bisa dihubungi), informasi perawatan
dirumah (aktivitas yang boleh dilakukan, alat bantu yang digunakan, pelatihan untuk
aktivitas dan penggunaan alat bantu, edukasi tentang perawatan dirumah, pengaturan
diit dan nutrisi dirumah sakit dan dirumah, obat-obatan dirumah sakit dan dirumah),
persiapan pemulangan (tempat perawatan selanjutnya, hasil-hasil pemeriksaan yang
akan dibawa pulang, obat-obatan dirumah, alat bantu, rencana kontrol, alat
transportasi untuk pulang, pelepasan gelang pasien).
Dari hasil observasi dalam pemberian HE (Health Education) pada waktu pasien
pulang diberikan pada pasien atau keluarga pasien masih kurang, perawat hanya
memberitahu waktu kontrol dan pemberian obat saja kepada keluarga pasien di nurse
station tanpa adanya leaflet, terkadang diberikan leaflet jika kesediaaan sesuai
penyakit diruangan ada dan perawat hanya menyampaikan dengan lisan dan tidak
menjelaskan secara detail apabila terjadi keluhan lain untuk segera dikonsultasikan ke
dokter kembali, Pemberian leaflet sebenarnya sangat penting karena nanti saat
dirumah pasien bisa melihat kembali leaflet jika pasien lupa dengan informasi yang
diberikan perawat
8. Dokumentasi Keperawatan
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan Azzara 1 yang dilakukan di ruang
“Azzara 1” pada tanggal 24 Mei 2022 bahwa ruang Azzahra 1 terdapat sarana dan
prasarana untuk tenaga kesehatan (saran administrasi penunjang). Di ruang Azzahra 1
sistem pendokumentasian menggunakan sistem komputer (tidak manual) dan setiap
selesai pendokumentasian perawat memberi tanda tangan pada laporan yang tertera di
kumputer. Pendokumentasian menggunakan sistem SOR (Sources Oriented Record)
yang dimodifikasi. Untuk penulisan laporan ruang Azzahra 1 menggunakan sisitem
komunikasi SBAR (Situation, Background, Assesment, Recomendation), begitu juga
dalam proses timbang terima dalam ruangan Azzahra 1 menggunakan dokumentasi
SBAR.
4. Sumber Keuangan (M4-Money)
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan Azzara 1 yang dilakukan di ruang
“Azzara 1” bahwa sumber pembayaran pasien dikelola oleh pihak RS sesuai dengan
jaminan yang digunakan oleh pasien berupa BPJS/JKN/KIS/ASURANSI/INSTANSI dan
pembayaran mandiri (UMUM). Pasien dengan jaminan
BPJS/JKN/KIS/ASURANSI/INSTANSI memiliki aturan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah yaitu batas waktu kepengurusan selama 3 hari, jika melewati batas tersebut
maka dihitung sebagai pasien umum dan pasien umum seluruh biaya perawatannya
ditanggung oleh mandiri dan keluarga. Biaya perawatan disesuaikan dengan jaminan
kelas yang telah ditentukan. Berikut biaya dan tarif semua layanan, diantaranya:
a. Jasa layanan keperawatan
TARIF TINDAKAN PERAWATAN
NO JENIS TINDAKAN TARIF
1 Angkat Jahitan Rp 40.000
2 Asisten Double Lumen Rp 90.000
3 Asisten Intubasi Rp 90.000
4 Asisten Operasi Besar Rp 460.000
5 Asisten Operasi Kecil Rp 160.000
6 Asisten Operasi Khusus Rp 610.000
7 Asisten Operasi Sedang Rp 310.000
8 Asisten Pasang GIP Rp 60.000
9 Asisten Pertolongan Persalinan Rp 160.000
10 Asisten Pungsi Pleura Rp 60.000
11 Asisten Phaco Rp 500.000
12 Asisten Vena Sectie Rp 60.000
13 Breast Care / perawatan payudara & Rp 60.000
post partum
14 Buka Gips Rp 90.000
15 Combustio / Luka Bakar Besar (> Rp 90.000
18%)
16 Combustio / Luka Bakar Kecil (< 9%) Rp 40.000
17 Combustio / Luka Bakar Sedang (9% Rp 50.000
s/d 18%)
18 Corpus Alienum Hidung (satu) Rp 50.000
19 Corpus Alienum Kulit Rp 90.000
20 Corpus Alienum Laring Rp 90.000
21 Corpus Alienum Mata (satu) Rp 50.000
22 Corpus Alienum Telinga (satu) Rp 50.000
23 Crush Injury (Amputasi Jari) Rp 160.000
24 Exterpasi Aterom / Lipoma Rp 90.000
25 Exterpasi Clavus Rp 90.000
26 Extrasi Kuku Rp 70.000
27 Foto Bayi Rp 50.000
28 Imunisasi Khusus Rp 40.000
29 Incisi/Cross Rp 50.000
30 Injeksi Rp 30.000
31 Inspekulo Rp 30.000
32 Irigasi Rp 75.000
33 Jahit Luka 1 - 4 jahitan Rp 50.000
34 Jahit Luka Episiomy / Ruptur Rp 120.000
35 Kain Kafan Rp 30.000
36 Konsultasi laktasi Rp 90.000
37 Kontrol IUD Rp 40.000
38 Kumbah Lambung Rp 90.000
39 Kumbah Lambung (GC) + mandi + Rp 230.000
keramas
40 Lavement Rp 40.000
41 Lepas Chateter Rp 30.000
42 Makan/Minum personde Rp 30.000
43 Mantoux Test Rp 130.000
44 Manual Plasenta Rp 100.000
45 Melepas IUD Rp 130.000
46 Memasang IUD Rp 130.000
47 One Day Care Rp 130.000
48 Pasang Bidai Rp 30.000
49 Pasang Cervical Colar Rp 25.000
50 Pasang Chateter Rp 50.000
51 Pasang Darmbuis Rp 30.000
52 Pasang Elastic Bandage Rp 15.000
53 Pasang Implant Rp 380.000
54 Pasang Infus Anak Rp 60.000
55 Pasang Infus Dewasa Rp 40.000
56 Pasang LMA Rp 100.000
57 Pasang Maagslang Rp 40.000
58 Pasang Ransel Verban Rp 50.000
59 Pasang Skin Traksi Rp 50.000
60 Pasang Stopper Rp 40.000
61 Pasang Tampon Hidung Rp 55.000
62 Pasang Umbilikal Chateter Rp 90.000
63 Pelepasan Implant Rp 380.000
64 Penghisapan Lendir Bayi Rp 45.000
65 Penghisapan Lendir / Sekret (≤ 5 Rp 70.000
X/hari)
66 Penghisapan Lendir / Sekret (≥ 5 Rp 130.000
X/hari)
67 Perawatan Colostomi Rp 90.000
68 Perawatan Jenazah Rp 60.000
69 Perawatan Pasien Isolasi Rp 60.000
70 Perawatan Trakeostomy Rp 60.000
71 Rawat Luka Besar Rp 60.000
72 Rawat Luka Kecil Rp 30.000
73 Rawat Luka Khusus ( Gangren ) Rp 90.000
74 Rawat Luka Sedang Rp 40.000
75 Regulasi Insulin Rp 50.000
76 Reposisi Mandibula Rp 75.000
77 Reposisi Tertutup (pasang gips) Rp 90.000
78 RJPO / Resusitasi / Bagging Rp 90.000
79 Setting Ventilator (ICU) / Cpap Rp 90.000
80 Skin Test Rp 30.000
81 SUPP Rp 5.000
82 Tambahan @ jahitan Rp 20.000
83 Tindik (dengan alat/tembak) Rp 110.000
84 Tindik (manual) Rp 50.000
85 Torakosintesis Rp 110.000
86 Total Care Rp 90.000
87 Transfusi Rp 30.000
88 Transfusi Tukar Partial Rp 60.000
89 Transfusi Tukar Total Rp 230.000
90 VT / Vagina Toucher / Periksa dalam Rp 40.000

b. Tarif tindakan Keperawatan


TARIF TINDAKAN MEDIS
NO JENIS TINDAKAN TARIF
1 Cistotomi Rp 2.100.000
2 Incisie abscess superficial (lokal anestesi) Rp 500.000
3 Insisi tounge tie (lokal anestesi) Rp 500.000
4 Lepas WSD/bullow drain Rp 200.000
5 Pasang gips/traksi Rp 400.000
6 Pasang Infus Intra Oseus (dokter spesialis) Rp 500.000
7 Pasang Tampon Epistaksis Rp 400.000
8 Pasang Umbilikal Chateter Rp 250.000
9 Pasang WSD/bullow drain oleh dokter Spesialis Rp 3.850.000
BTKV
10 Pasang WSD/bullow drain oleh dokter Spesialis Rp 1.100.000
Paru/Bedah Umum
11 Pemasangan CVC, Double Lumen (dokter Spesialis Rp 900.000
Anestesi)
12 Pemasangan Double Lumen, Three Lumen oleh Rp 2.000.000
dokter Spesialis BTKV
13 Pemasangan Endotrachel Tube oleh dokter Spesialis Rp 1.060.000
Anestesi/Anak
14 Perawatan luka oleh Dokter Spesialis:  
a Rawat Luka Besar/Necrotomy Rp 400.000
b Rawat Luka Ringan Rp 100.000
c Rawat Luka Sedang Rp 250.000
15 Punksi pleura Rp 800.000
16 USG Vagina Rp 130.000
17 Vena sectie Rp 1.500.000
18 Punksi buli / sistostomi (tindakan dokter umum) Rp 300.000
19 Punksi buli / sistostomi (honor dokter spesialis) Rp 800.000
NB: Tindakan medis adalah tindakan yang dilakukan oleh dokter spesialis di
luar OK
c. Tarif perawatan rumah sakit
TARIF KAMAR DAN VISITE RAWAT INAP

N KELAS FASILITAS TARIF KETERANGA JASA  


O KAMAR N DOKTER
(VISITE)
1 PRESIDENT 1 TT pasien & TT Rp Spesialis Rp
SUITE penunggu pasien 1.500.000 400.000
AC
TV
Sofa
Meja makan lengkap
Lemari es
Pantry
Microwave
Almari
Kamar mandi dalam Guru Besar Rp
Mushola dalam 450.000
Pray set
Toiletries
Coffee set
Makan untuk penunggu
2 JUNIOR 1 TT pasien & TT Rp Spesialis Rp
SUITE penunggu pasien 1.300.000 350.000
AC
TV
Sofa
Lemari es
Almari Guru Besar Rp
Kamar mandi dalam 400.000
Pray set
Toiletries
Coffee set
Makan untuk penunggu
3 DELUXE 1 TT pasien & TT Rp Spesialis Rp
ROOM penunggu pasien 1.100.000 300.000
AC
TV
Sofa
Lemari es
Almari Guru Besar Rp
Kamar mandi dalam 350.000
Pray set
Toiletries
Coffee set
Makan untuk penunggu
4 VVIP 1 TT pasien & TT Rp Spesialis Rp
penunggu pasien 900.000 250.000
AC
TV
Lemari es
Kamar mandi dalam
Pray set Guru Besar Rp
Toiletries 300.000
Coffee set
Breakfast untuk penunggu
5 VIP 1 TT pasien & TT Rp Spesialis Rp
penunggu pasien 700.000 200.000
AC
TV
Lemari es Guru Besar Rp
Kamar mandi dalam 250.000
6 I 2 TT Pasien Rp Spesialis Rp
AC 500.000 175.000
TV Guru Besar Rp
Kamar mandi dalam 250.000
7 II 3 TT Pasien Rp Spesialis Rp
AC 350.000 150.000
TV Guru Besar Rp
Kamar mandi dalam 175.000
8 III 4 TT / 6 TT / 7 TT Pasien Rp Spesialis Rp
AC 200.000 125.000
Kamar mandi dalam Guru Besar Rp
150.000
9 Kamar Isolasi 2 TT Pasien Rp Spesialis Rp
Dewasa (Non AC 500.000 175.000
Airborne) TV Guru Besar Rp
Kamar mandi dalam 225.000
10 Kamar Isolasi 2 TT Pasien Rp Spesialis Rp
(Airborne) Kipas Angin 500.000 175.000
TV Guru Besar Rp
Kamar mandi dalam 225.000
11 Kamar Isolasi 2 TT Pasien Rp Spesialis Rp
(Anak) AC 500.000 175.000
TV Guru Besar Rp
Kamar mandi dalam 225.000
12 ICU / HCU 10 TT pasien Rp Spesialis Rp
1.250.000 350.000
Guru Besar Rp
400.000
13 ICU ISOLASI 1 TT pasien Rp Spesialis Rp
1.500.000 350.000
Guru Besar Rp
400.000
14 Ruang Level 3 (NICU) Rp Spesialis Rp
Neonatus 600.000 350.000
Guru Besar Rp
400.000
Level 2 (Patologis) Rp Spesialis Rp
400.000 300.000
Guru Besar Rp
350.000
Level 1 (Normal) Rp Spesialis Rp
200.000 200.000
Guru Besar Rp
250.000
NB 1. Tarif di atas belum termasuk obat, sewa alat, tindakan dan
: jasa

TARIF KAMAR OPERASI & RUANG PULIH SADAR


N RUANG TARIF
O PERAWATAN PS, JS, DR VVIP VIP & I II III RAWAT
JALAN
1 Kamar VK Rp
(Kasus 550.000
Obstetri &
Ginekologi)
2 Kamar Bedah  
(OK)
a. Operasi Rp Rp Rp 2.400.000 Rp Rp Rp
Khusus 3.200.000 2.800.000 2.100.000 1.700.000 -
b. Operasi Besar Rp Rp Rp 2.100.000 Rp Rp Rp
2.900.000 2.500.000 1.700.000 1.300.000 780.000
c. Operasi Rp Rp Rp 1.800.000 Rp Rp Rp
Sedang 2.500.000 2.100.000 1.400.000 1.100.000 600.000
d. Operasi Kecil Rp Rp Rp 460.000 Rp Rp Rp
580.000 520.000 410.000 320.000 260.000
3 Ruang Pulih  
Sadar
a. Perawatan s.d Rp Rp
3 jam 300.000 150.000
b. Perawatan 24 Rp
jam 550.000
d. Tarif sewa alat

TARIF SEWA ALAT MEDIS (ALKES)


N JENIS TINDAKAN TARIF
O

1 Ambubag Rp 50.000
2 Baby Term Rp 100.000
3 Bagging Otomatis Rp 120.000
4 Blender O2 Rp 120.000
5 Blood warmer Rp 90.000
6 Breast Pump ( Manual ) Rp 30.000
7 Breast Pump (elektrik ) Rp 60.000
8 Couter Rp 315.000
9 Buble CPAP Rp 460.000
10 DC Shock / Defibrilator Rp 350.000
11 Diatermi / Radiotom Rp 100.000
12 Doppler Rp 70.000
13 EKG/ECG Rp 90.000
14 Foto Bayi Rp 50.000
15 Fototerapi/24 jam (per alat) Rp 220.000
16 Gula Darah Acak Rp 40.000
(GDA/GDR)
17 Head Box Rp 100.000
18 Incubator Rp 230.000
19 Incubator Transport Rp 180.000
20 Infant Warmer Rp 130.000
21 Infus Pump Rp 110.000
22 Matras Decubitus / 24 jam Rp 130.000
23 Microscope Mata 580.000/jam
24 Microscope NS 580.000/jam
25 Micoscope Phaco 750.000/jam
26 Monitor ECG Rp 360.000
27 Monitor portable (BM3) Rp 100.000
28 Nebulizer Rp 60.000
29 Neo Puff Rp 130.000
30 Neo Tee Rp 50.000
31 NST Rp 170.000
32 O2 Ventilator Rp 170.000
33 Oksigen (O2) / hari Rp 100.000
34 Oksigen / 2 L / mnt / jam Rp 40.000
35 Oksigen Transport Rp 20.000
36 Phototherapy / 24 jam Rp 220.000
37 Respirator / Ventilator Rp 760.000
38 Sensor SP O2 Rp 100.000
39 Sewa Alat AV Shunt Rp 250.000
40 Sewa Alat Bedah Saraf Rp 6.960.000
Advance
41 Sewa Alat Bedah Saraf Rp 4.430.000
Spine
42 Sewa Alat Bedah Saraf Rp 5.700.000
Trepanasi
43 Sewa Alat Bedah Saraf Rp 5.200.000
Tumor
44 Sewa Alat Bor Bedah Saraf Rp 575.000
45 Sewa Alat Laparascopy Rp 3.450.000
46 Sewa Alat Rp 1.750.000
Phacoemulsifikasi
47 Sewa Alat Urologi Rp 1.730.000
48 Suction Rp 70.000
49 Syringe Pump Rp 110.000
50 Tensi Monitor (Electric) Rp 70.000
51 Tur-P Rp 1.000.000
52 USG Kandungan Rp 130.000
53 Vaccum Ekstraksi Rp 290.000
54 Vries Coup Rp 950.000
55 WSD (Bullow Drainage) Rp 130.000
56 Y Piece Rp 40.000
5. M5 Marketing
a. Pemasaran
Pelanggan yang menggunakan jasa pelayanan kesehatan di RSI Jemursari
Surabaya sebagian besar dari wilayah Surabaya, tetapi ada sebagian yang
berasal dari luar Surabaya atau luar kota. Rumah Sakit Islam Jemursari
merupakan rumah sakit tipe B dan sebagai RS pendidikan dengan fasilitas
sarana dan prasarana yang menunjang. Di lain pihak perawat tidak memiliki
tugas khusus tim mutu secara langsung untuk mencari klien dalam mencari
pelayanan jasa kesehatan. Perawat ruang Azzara 1 tidak memiliki tugas khusus
sebagai tim marketing untuk mencari pelanggan atau pasien, tetapi
memberikan pelayanan yang terbaik agar pasien merasa puas.
b. Mutu pelayanan keperawatan
Rumah sakit islam surabaya telah menerapkan mutu perawatan pasien,
terdapat beberapa aspek penilaian penting yang terdapat di dalamnya,
diantaranya:
Keselamatan pasien (patient Safety) berdasarkan sasaran keselamatan
pasien (SKP) yang dikeluarkan oleh standar akreditasi Rumah sakit Edisi 1
(Kemenkes, 2011) dan Acredition, maka sasaran tersebut meliputi 6 elemen
berikut:
1) Sasaran I: ketepatan identifikasi pasien.
2) Sasaran II: peningkatan komunikasi yang efektif
3) Sasaran III: peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai (high alert medications)
4) Sasaran IV: kepastian tepat- lokasi, tepat –prosedur, tepat pasien operasi
5) Sasaran V : pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan.
6) Sasaran VI: pengurangan risiko pasien jatuh.

Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya telah menerapkan mutu perawatan


pasien, terdapat beberapa aspek penilaian penting yang terdapat di dalamnya
dari bulan Maret 2022 - Mei 2022 :

1) Kejadian pasien jatuh di ruang Azzara 1


Berdasarkan data pada bulan Maret 2022 – Mei 2022 di dapatkan
hasil bahwa tidak ada kejadian pasien jatuh selama dilakukan perawatan di
ruang Azzahra 1. Meskipun sebagian pasien mempunyai kategori resiko
jatuh, akan tetapi hasil tabulasi menunjukkan tidak ada pasien yang
mengalami kejadian jatuh.
APJ pada Maret 2022 – Mei 2022:
Maret 2022 Angka Kejadian Jatuh : 0/77 x 1000 = 0
April 2022 Angka Kejadian Jatuh : 0/90 x 1000 = 0
Mei 2022 Angka Kejadian Jatuh : 0/119 x 1000 = 0
2) Kejadian salah pemberian obat di ruang Azzara 1
Kejadian kesalahan pemberian obat selama bulan Maret 2022 –
Mei 2022 tidak ditemukan atau tidak terjadi. Pemberian obat dilakukan
secara benar sesuai dengan indikasi yang diberikan oleh dokter.
3) Kejadian flebitis di ruang Azzara 1
Kejadian flebitis selama bulan Maret 2022 – Mei 2022 tidak
ditemukan atau tidak terjadi.
4) Kejadian decubitus di ruang Azzara 1
Kejadian decubitus selama bulan Maret 2022 – Mei 2022 tidak
ditemukan atau tidak terjadi.
5) Upaya pengurangan INOS (infeksi nosokomial) Indikator penilaian INOS
adalah:
1. ILO
Luka bersih, tidak ada. Luka bersih terkontaminasi, tidak ada. Luka
terkontaminasi, tidak ada.
2. ISK
Kejadian ISK selama bulan Maret 2022 – Mei 2022 tidak ditemukan
atau tidak terjadi.
c. Tingkat kepuasan pasien
Berikut akan dipaparkan mengenai kepuasaan pasien terhadap kinerja
petugas di ruang Azzahra 1 seperti perawat, dokter, ahli gizi, dan cleaning
service. Pelaksanaan evaluasi menggunakan kuesioner yang berisi 25
pertanyaan mengenai pelayanan yang diberikan kepada pasien. Kuesioner
dibagikan pada 30 orang pasien dan berdasarkan hasil presentase dari 30
pasien menyatakan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.
1) Tingkat kepuasan pasien di ruang Azzahra 1 RS. Islam
Surabaya Jemursari pada Bulan Maret 2022
No Kriteria Persentase %
1. Puas 97%
2. Tidak Puas 3%
Total 100%

2) Tingkat kepuasan pasien di ruang Azzahra 1 RS. Islam Jemursari Surabaya


pada Bulan April 2022
No Kriteria Persentase %
1. Puas 94%
2. Tidak Puas 6%
Total 100%
3) Tingkat kepuasan pasien di ruang Azzahra 1 RS. Islam
Jemursari Surabaya pada Bulan Mei 2022
No Kriteria Persentase %
1. Puas 95%
2. Tidak Puas 5%
Total 100%
TOTAL KUNJUNGAN RUANGAN RAWAT INAP RUANG AZZARA 1 MENURUT
SPESIALIS BULAN MARET-MEI 2022
NO KELOMPOK PENYAKIT MARET APRIL MEI
1 CARDIO 14 17 20
2 PARU 27 10 9
3 INTERNA 70 69 96
4 SARAF 17 22 21
5 UROLOGI 6 3 9
6 BEDAH SARAF 3 4 6
7 BEDAH UMUM 19 12 18
8 BEDAH KEPALA LEHER - 1 2
9 KULIT - - -
10 ORTOPEDI 11 7 2
11 BEDAH THORAX KARDIOVASKULER 2 - 1
12 MATA - - -
13 OBGYN - - -
14 THT - 1 1
15 BEDAH ONKOLOGI - - 1
16 BEDAH MULUT - - -
17 ANAK 13 21 23
18 REHAB MEDIK - - -
19 NEFROLOGI 4 7 5
20 ENDOKRIN DAN METABOLIK - - 4
21 KESEHATAN JIWA - - -
22 BEDAH ANAK - - -
23 HEPATOLOGI - 2 -
24 BEDAH PLASTIK - - 1
TOTAL 186 176 219
ANALISA : Pada bulan April 2022 total pasien dirawat sebanyak 176 (17,2%) dimana 6,7
% pasien interna, 2,1% pasien saraf dan 2,0 % pasien anak. Pada bulan Maret 2022 total
pasien dirawat sebanyak 186 (17,6%) dimana 6,6 % pasien interna, 2,5% pasien paru dan
1,8 % pasien bedah umum. Pada bulan Mei 2022 total pasien dirawat sebanyak 219 (20.7 %)
dimana 9,1 % pasien interna, 2,1% pasien anak dan 2,0 % pasien anak.
KUNJUNGAN PASIEN RUANG RAWAT INAP AZZAHRA 1 MENURUT
SPESIALISASI
JUMLAH PASIEN RUANG AZZAHRA 1 DENGAN 34 TT

KELOMPOK PENYAKIT BULAN

Maret April Mei


CARDIO 14 17 20
PARU 27 10 9
INTERNA 70 69 96
SARAF 17 22 21
UROLOGI 6 3 9
BEDAH SARAF 3 4 6
BEDAH UMUM 19 12 18
BEDAH KEPALA LEHER 0 1 2

KULIT 0 0 0
ORTOPEDI 11 7 2
BEDAH THORAX 2 0 1
KARDIOVASKULER
MATA 0 0 0
OBGYN 0 0 0
THT 0 1 1
BEDAH ONKOLOGI 0 0 1
BEDAH MULUT 0 0 0
ANAK 13 21 23
REHAB MEDIK 0 0 0
NEFROLOGI 4 7 5
ENDOKRIN DAN METABOLIK 0 0 4
KESEHATAN JIWA 0 0 0
BEDAH ANAK 0 0 0
HEPATOLOGI 0 2 0
BEDAH PLASTIK 0 0 1
TOTAL 186 176 219
BOR % 17,6 17,2 % 20.7 %
%
KUNJUNGAN PASIEN RUANG RAWAT INAP AZZAHRA 1 BERDASARKAN
DIAGNOSA
JUMLAH PASIEN RUANG AZZAHRA 1

No. Nama Penyakit Bulan Total


Maret Apr Mei
1 DHF 25 38 37 100
2 DM 13 11 19 43
3 TYPOID FEVER 9 10 15 34
4 GEA 3 9 14 26
5 CVA 9 8 9 26
6 OBS. FEBRIS 3 4 7 14
7 CHOLELITIASIS 0 0 5 5
CEREBROVASCULAR 0 3 8
8 4
DISEASE
9 DYSPEPSIA 2 2 4 8
10 PNEUMONIA 12 5 4 21
11 SEPSIS 0 0 4 4
12 BPH 1 0 3 4
CEREBRAL 0 0 3
13 3
INFRACTION
14 CHF 0 2 3 5
15 HHD 1 1 3 5
16 HIPOKALEMI 4 1 3 8
17 VERTIGO 1 0 3 4
18 AKI 0 0 2 2
19 ASMA EKSASERBASI 0 0 2 2
20 COR 2 2 2 6
21 DJ STENT SINISTRA 1 0 2 3
28 STEMI 0 0 2 2
29 SYOK HIPOFOLEMIK 1 0 2 3
30 SYOK SEPTIK 0 0 2 2
31 ABDOMINAL PAIN 0 0 2 2
32 ALO 0 1 2 3
33 ANEMIA 1 0 2 3
34 ANOREXIA 1 0 2 3
35 APPENDICITIS 0 0 2 2
APPENDICITIS 1 0 3
36 2
PERFORASI
37 ASMA ATTACK 0 0 1 1
38 BATU RENAL SINISTRA 0 0 1 1
39 BRAIN METASTASE 0 0 1 1
40 BRAIN NEOPLASMA 0 0 1 1
41 BRONKOPNEUMONI 0 1 1 2
42 CA. MAMMAE DEXTRA 0 0 1 1
39 BRAIN METASTASE 0 0 1 1
40 BRAIN NEOPLASMA 0 0 1 1
41 BRONKOPNEUMONI 0 1 1 2
42 CA. MAMMAE DEXTRA 0 0 1 1
CAD 0 1 1 2
CF. HUMERUS DEXTRA 0 0 1 1
CHOLEDOCHOLITIASIS 0 0 1 1
CKD 0 1 1 2
COLIC ABDOMEN 1 3 1 5
COLIC RENAL 0 0 1 1
DCFC 0 0 1 1
EDEMA PARU 2 1 1 4
EFUSI PLEURA 0 1
0 1
SINISTRA
ENDOMETRIOSIS 0 0 1 1
FISTULA PERIANAL 0 0 1 1
GANGREN DIABET 0 1
0 1
MANUS DEXTRA
HEMATEMESIS 1 2
0 1
MELENA
HEMATURIA 0 0 1 1
HEMIPARESE DEXTRA 0 0 1 1
HERNIA INCISIONAL 1 0 1 2
HERNIA WITH 0 0 1 1
GANGREN
HIL 0 0 1 1
HT URGENCY 0 0 1 1
IATROGENIC CHUSING 0 1
0 1
SYNDROME
ILEUS OBSTRUCTIF 0 0 1 1
ISCEMIC 0 1
0 1
CARDIOMIOPATI
MBD 0 0 1 1
NSTEMI 0 0 1 1
OLIGODENDROGLIOMA 0 0 1 1
PARAPARESE 0 0 1 1
PJK 0 0 1 1
SAH 0 0 1 1
SELULITIS PEDIS 0 1
0 1
SINISTRA
SKA 2 1 1 4
SKIN LOSS REG. 0 1
0 1
LANIALIS SUPERIOR
STT COLLI DEXTRA 0 0 1 1
SUSP POLICITEMIA 0 1
0 1
VERA
SUSP. CA. RECTUM 0 0 1 1
SUSP. HEPATOMA 0 0 1 1
SUSP. MASSA 0 1
0 1
MEDIASTINUM
TB PARU 0 2 1 3
TONSILITIS 0 0 1 1
TUMOR 0 1
0 1
SUBMANDIBULA
VASCULAR HEADACHE 0 0 1 1
VOMITING PROFUS 1 0 1 2

JUMLAH KASUS KEMATIAN RUANG AZZARA 1 BULAN MARET-MEI 2022


No. NO. NAMA DOKTER DIAGNOSA MENINGGAL PENJAMI
RM (DALAM N
WAKTU)
1. 274841 NY. DR. EFENDI, PNEUMONI <48 JAM BPJS
MASPUPAH SP.PD NON COVID
2. 400074 NY. RITA DR. HARRY, IMA <48 JAM BPJS
SULASTRI SP.PD
3. 400958 NY. SITI DR. HARRY, DM 2 DG <48 JAM BPJS
SUNDARI SP.PD KOMPLIKASI
ANALISA : Pada bulan Maret 2022, ada 3 pasien yang meninggal

4 373724 Ny. Noer dr. Nur Aisyah, Pneumonia


<48 jam BPJS
Saidah Sp.P
5 284853 Tn. Eddyono dr. Samsul Islam, Colic Renal
<48 jam BPJS
Sp.U Sinistra
6 402522 Ny. dr. Fanty, Sp.JP CHF
<48 jam BPJS
Rochimahh
7 394376 Ny. Siti dr. Adyan, Sp.P Efusi Pleura
<48 jam BPJS
Djunaikah Bilateral
8 231508 Ny. dr. Danny, Sp.PD Pneumoni Non UMUM
<48 jam
Musdolifah Covid
9 Ny. Khoirun dr. Adyan, Sp.P Efusi Pleura
379899 <48 jam BPJS
Nisa’ Bilateral
10 64997 Ny. Hj. dr. Artaria, Sp.PD Sepsis Berat
<48 jam BPJS
Muisnati
11 400330 Ny. Watini dr. Decsa, Sp.PD DM TP 2 <48 jam BPJS
ANALISA: Pada bulan April 2022, ada 8 pasien yang meninggal

12 DR.
NY. BRONKOPNEU
403788 ARDYARINI, <48 JAM BPJS
ARBAIJAH MONIA
SP.PD
13 STROKE
INFARK
403798 NY. PI’AH DR. DYAH, SP.S <48 JAM BPJS
TROMBOEMBO
LI
14 NY. DR. ARTARIA,
403050 SYOK SEPTIK <48 JAM BPJS
SUNARNIK SP.PD
15 TN. IBNU
BASUKI DR. ARTARIA,
404019 SEPSIS BERAT <48 JAM BPJS
RAHADI, SP.PD
BCKN
16 TN.
SARTOLO CEREBRAL
405080 DR. DYAH, SP.S <48 JAM BPJS
BROTOSIS INFRACTION
WOYO, DRS
17 405278 NY. RETNO DR. EFENDI,
SEPSIS <48 JAM BPJS
DUMILAH SP.PD
ANALISA: Pada bulan April 2022, ada 8 pasien yang meninggal, Pada bulan Mei 2022, ada 6 pasien yang
meninggal.

JUMLAH PASIEN DIRUJUK RUANG AZZARA 1 BULAN MARET-MEI 2022


N NO. NAMA DOKTER DIAGNOSA RS ALASAN PENJAM
O RM RUJUKAN RUJUK IN
1. 392716 JAKUB DR. PNEMONIA RSUD DR. BUTUH BPJS
KRISTANT ARDYARIN ASPIRASI dd SOETOMO PERAWAT
O TAN, TN I SP. PD PNEMONIA AN
LANJUTAN
2. 367433 KUSMIRA DR. ARIMBI PNEMONIA RSUD DR. BUTUH BPJS
N, TN SP. P MILD SOETOMO PERAWAT
AN
LANJUTAN
3. 369952 IMAM DR. ADYAN ANOREKSIA RSUD DR. BUTUH BPJS
SAMSUL, SP. P SOETOMO PERAWAT
TN AN
LANJUTAN
ANALISA: Pada bulan Maret 2022, 3 pasien yang dirujuk
4 Ny. Dahlia dr. Artaria, HT Butuh
RSUD dr.
401984 Haruna Sp.PD Perawatan BPJS
Soetomo
Lanjutan
5 An. dr. Marjono, Limfadenopati Butuh
RSUD dr.
403149 Nathanael Sp.BKL Colli Kiri Perawatan BPJS
Soetomo
Hendi Putra Lanjutan
ANALISA: Pada bulan April 2022, 2 pasien yang dirujuk
6 BUTUH
DR.
TN. SUSP. PERAWAT
403825 ROETHMIA, RSDS BPJS
SAMURI HEPATOMA AN
SP.PD
LANJUTAN
7 BUTUH
NY.
DR. TEDY, HEMIPARES PERAWAT
169115 AKROMA RSUA BPJS
SP.BS E DEXTRA AN
H
LANJUTAN
8 NINIEK DR.
TYPOID
137396 SUTRISNI ARDYARIN GRIU PINDAH RS BPJS
FEVER
NINGSIH I, SP.PD
9 BUTUH
NY. EKA
DR. TEDY, BARAIN PERAWAT
295155 SULISTIY RSUA BPJS
SP.BS METASTASE AN
AWATI
LANJUTAN
10 STROKE BUTUH
TN. DR. DYAH, INFARK PERAWAT
180392 RSDS BPJS
KANARIS SP. S THROMBOTI AN
K LANJUTAN
11 404646 NY. DR. HEMATEME RSDS BUTUH BPJS
TUNIKAH ARDYARIN SIS MELENA PERAWAT
I, SP.PD AN
LANJUTAN
ANALISA: Pada bulan Mei 2022, ada 6 pasien yang dirujuk
JUMLAH PASIEN PULANG APS (Atas Permintaan Sendiri ) R. AZZARA 1
BULAN MARET-MEI 2022

NO NO. NAMA DOKTER DIAGNOSA ALASAN PENJAMIN


. RM PULANG
APS
1. 399175 ARINDI DR. ISK TIDAK ADA BPJS
NURVITASA ARDYARINI PENUNGGU
RI, NY SP. PD ANAK
DIRUMAH
2. 385921 AGUS DR. ADYAN COVID NILAI CT BPJS
SUGIONO, SP. P GEJALA VALUE
TN BERAT MENDEKATI
NORMAL
3. 400685 PETRUS DR. DHF PINDAH BPJS
ERLIJANTO, ARDYARINI RUMAH
TN SP. PD SAKIT
4. 231493 LAURENTIU DR. DANNY PERIODIC PEKERJAAN BPJS
S REGEL SP. PD PARALYSIS TIDAK BISA
ROSOK, TN DITINGGAL
5. 222287 ALIEF DR. NUR EFUSI KEBERATAN   UMUM
SANGGRAM AISYAH SP. P PLEURA D BIAYA
A WIJAYA,
TN
ANALISA: Pada bulan Maret 2022, ada 5 pasien pulang atas permintaan sendiri (APS).

6 402280 Tn. Saidi dr. Firdaus, Sp.S Penurunan Keberatan UMUM


kesadaran e.c Biaya Selama
TIA Berobat
7 90952 Tn. Agus dr. Anton, Sp.B Dead Limb Ingin Pulang CAR
Santoso
Pada bulan April 2022, ada 2 pasien pulang atas permintaan sendiri (APS).

8 404271 TN. SUTEDJO DR. LEA, SP. GEA MERASA BPJS


PD DEHIDRASI SUDAH
SEDANG MEMBAIK
9 405177 NY. JARIAH DR. DANNY, PNEUMONIA KEBERATAN UMUM
SP. PD BIAYA
10 109735 NY. BAYATI DR. EFENDI, SEPSIS TIDAK ADA BPJS
SP.PD PENUNGGU
PASIEN
ANALISA: Pada bulan Mei 2022, ada 3 pasien pulang atas permintaan sendiri (APS).

JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN BERDASARKAN LAMA HARI DIRAWAT INAP


DI RUANG AZZARA 1 BULAN MARET-MEI 2022

Lama Hari Dirawat

< 24 Jam 1  3 4  7 Hari 8  10 11  15 16-20 >20 hari


Hari Hari Hari hari
MARET 2 98 78 5 2 1 0

APRIL 2 93 75 6 0 0 0

MEI 0 122 89 6 2 0 0

Berdasarkan data diatas di dapatkan hasil lama hari dirawat yaitu 1-3 hari dengan
rata-rata pasien berjumlah 94%.

Keselamatan dan keamanan pasien

1. BOR (Bed Occupacy Rate)

Rumus= Jumlah hari perawatan


X 100%
TT x Jumlah hari dari sebulan
N Bulanan Jumlah hari dalam 1 TT Hari perawatan Rumus Hasil
O bulan
1 Maret 31 34 942 hari 942 89.37%
100
34 x 31
2 April 30 34 866 hari 866 84,90%
1000
34 x 30
3 Mei 31 34 719 hari 719 68,21%
34 x 31 100

Berdasarkan hasil BOR di Ruang Azzahra 1 3 selama bulan (maret – mei) BOR
tertinggi pada bulan Mei 2022 berjumlah 89,37%, menurut Depkes RI 2017 Nilai BOR
yang ideal antara 60-85%.
2. AVLOS (Average Length of Stay)

Rumus= Jumlah lama perawatan

Jumlah pasien keluar (hidup + Mati)


N Bulanan Lama perawatan Jumlah Pasien Rumus Hasil
O Keluar
1 Maret 942
942 hari 220 4 Hari
220
2 April 866
866 hari 279 3 Hari
279
3 Mei 719
719 hari 262 3 Hari
262

3. TOI ( Turn Over Interval)

Rumus= Jumlah TT x hari dalam 1 bulan-hari rawat

Jumlah pasien keluar (hidup + Mati)


N Bulana Jumlah Jumlah hari Jumlah Jumlah Jumlah Rumus Hasil
O n TT dalam 1 hari rawat pasien hidup pasien
bulan mati
1 Maret 34 31 942 217 3 34x31 - 942 1 hari
220
2 April 34 30 866 271 8 34x30 - 866 1 hari
279
3 Mei 34 31 719 256 6 34x31 - 719 1 hari
262

4. BTO ( Bed Turn Over)

Rumus= Jumlah pasien keluar (H+M)

Jumlah TT
NO Jumlah Pasien TT Rumu Hasi
Bulanan Hidup Mati s l
1 Maret 217 3 34 220
6
34
2 April 271 8 34 279
8
34
3 Mei 256 6 34 262
8
34

6. M6 ( Machine )

Jenis Alat Bermesin Di Ruang Azahra 1 Rumah Sakit Islam Surabaya


Tahun 2022.
No Jenis Alat Jumlah Kondisi
1 Syring Pump + kabel 4 Baik
2 ECG + Kabel 1 Baik
3 Tensimeter Digital 4 Baik
4 Nebulizer 2 Baik
5 GDA 1 Baik
6 Suction portable 1 Baik
7 Pulse Oxymeter 1 Baik
8 Thermometer Infrared 1 Baik
9 Thermometer digital 4 Baik
10 O2 Dinding + Humudifier 2 baik
11 O2 Transfer + Regulator 3tbg, 4reg Baik
+ Trolly

1. Lingkungan Kerja
Berdasarkan data yang dikaji dari tanggal 22 -24 Juni 2022, didapatkan hasil.
Didapatkan gambaran kapasitas kamar dan temapt tidur di ruang Azzara 1 dengan rincian
sebagai berikut:
a. Gambaran umum jumlah kamar di ruang Azzara 1 terdapat 12 kamar dengan 34
tempat tidur atau bed
b. Gambaran umum jumlah kamar VIP di ruang Azzara 1 sebanyak 2 kamar dengan
1 tempat tidur atau bed disetiap kamarnya
c. Gambaran umum jumlah kamar kelas 1 di ruang Azzara 1 terdapat 4 kamar
dengan 2 tempat tidur atau bed disetiap kamarnya
d. Gambaran umum jumlah kamar kelas 2 di ruang Azzara 1 terdapat 4 kamar
dengan 3 tempat tidur atau bed disetiap kamarnya
e. Gambaran umum jumlah kamar kelas 3 di ruang Azzara 1 terdapat 2 kamar
dengan 6 tempat tidur atau bed disetiap kamarnya.
BAB IV
ANALISA DATA
No. Analisis SWOT Bobot Rating Bobot x Rating
1. M1 (MAN)
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength (kekuatan)
1. sistem pengembangan staf
berupa pelatihan dan adanya 0,4 4 1,6
perawat mengikuti pelatihan
Berupa (BLS, Aplikasi Modern
Dresing pada Luka, PPGD,
Service Excellent, Apar,
BMKP, Seminar Manajemen
Nyeri, GLES, ACLS).
2. Jenis Ketenagaan :
S1 Kepeperawatan sebanyak 7 0,4 4 1,6
orang dan D3 Keperawatan 5
orang
0,2 3 0.6 S-W=3,8-3,2= 0,6
3. Terdapat struktur organisasi

TOTAL
1 3,8
Weakness (kelemahan)
1. Perawat yang belum mengikuti
kegiatan sosialisasi MAKP
2. Sebagian besar perawat di
ruang Az-Zahra 1 masih 0,2 2 0,4
berpendidikan D3
Keperawatan
0,2 2 0,4
1. Kurangnya kemampuan
perawat untuk melanjutkan ke
jenjang selanjutnya
0,6 4 2,4
TOTAL
1 3,2

b. Eksternal Faktor (EFAS)


Opportunity (peluang)
1. Adanya program seminar
khusus tentang management 0,2 2 0,4
keperawatan.
2. kebijakan pemerintah
tentang profesionalisasi 0,3 4 1,2
perawat
3. Adanya program akreditasi
RS dimana MAKP 0,2 3 0,6
merupakan salah satu
penilaian. 0,3 4 1,2
4. Adanya mahasiswa s1
keperawatan yang sedang
praktik manajemen 1 3,4
keperawatan secara langsung

TOTAL

Treathened (Ancaman) 0,1 2 0,2


1. Ada tuntutan masyarakat
untuk pelayanan yang lebih O-T= 3,4-2,6=0,8
professional.
2. Makin tingginya kesadaran 0,1 2 0,2
masyarakat akan hukum.
3. Makin tingginya kesadaran
masyarakat akan pentingnya 0,1 3 0,3
kesehatan
0,1 2 0,2
4. Persaingan antar RS yang
semakin kuat.
0,2 3 0,6
5. Terbatasnya kuota tenaga
0,1 3 0,3
yang melanjutkan jenjang
1. Suasana RS yang membuat
jenuh
0,2 2 0,2
2. Meningkatkan pendidikan
berkelanjutan.
3. Memberikan reward 0,1 2 0,2

0,1 3 0,4
TOTAL
1 2,6
2. M2-MATERIAL
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH (Kekuatan)
1) sarana dan prasarana yang
memadai untuk memenuhi 0,5 4 2
kebutuhan pasien dan tenaga
kesehatan.
2) Terdapat administrasi
penunjang. 0,5 3 1,5
TOTAL
1 3,5
WEAKNESS (Kelemahan)
1. Di ruang APD belum ada
petunjuk pelepasan APD secara
berurutan.
b. Eksternal Faktor (EFAS) 1 3 3 S-W= 3,5-3= 0,5
OPPORTUNITY (Peluang)
1) Adanya tenaga atem IPS
(Instalasi Perbaikan Sarana)
untuk melakukan perbaikan
sarana dan prasarana yang
berada diruangan. 0,5 4 2
2) Administrasi penunjang sudah
menggunakan sistem online
berupa SIM Rumah Sakit dan
dapat diakses melalui komputer
yang sudah disediakan 0,5 4 2
diruangan.
TOTAL

THREATENED (Ancaman)
1 4
1) Adanya persaingan alat –
alat canggih dari rumah
sakit lainnya
1) Adanya tuntutan tinggi dari O-T= 4-3,5= 0,5
masyarakat untuk melengkapi
sarana dan prasarana yang masi 0,5 4 2
belum ada didalam ruangan
TOTAL

0,5 3 1,5

1 3,5
3. M3-METHOD
MAKP
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH (Kekuatan)
1) Ruang az-zhara 1 memiliki
model MAKP yaitu team 0,3 3 0,9
2) Ketenagaan keperawatan
sudah memenuhi syarat S-W= 3-0= 3
MAKP (SI Keperawatan) 0,4 3 1,2
3) Terlaksananya komunikasi
yang adekuat antara perawat
dan tenaga kesehatan lain. 0,3 3 0,9
TOTAL

1 3
b. Eksternal Faktor(EFAS)
OPPORTUNITY (Peluang)
1) Adanya kebijakan rumah
sakit tentang pelaksanaan
MAKP
TOTAL
1 4 4
THREATEDED (Ancaman)
1) Adanya tuntutan yang
semakin tinggi terhadap 1 4
peningkatan pelayanan
keperawatan yang
profesional.
2) Persaingan masuknya
perawat asing . O-T= 4-2,7= 2,3
3) Makin tingginya kesadaran 0,4 3 1,2
masyarakat akan pelayanan
yang profesional.
TOTAL
0,3 2 0,6

0,3 3 0,9

1 2,7
Timbang Terima
c. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH (Kekuatan)
1) Timbang terima dilaksanakan 0,3 3 0,5
tiga kali dalam sehari.
2) Adanya laporan jaga setiap
pergantian shift. 0,3 3 0,6
3) Ada klarifikasi, tanya jawab dan
validasi terhadap semua yang 0,2 4 0,8
dioperkan saat pergantin shift.
4) Selalu ada interaksi dengan
pasien saat akan mengakhiri
timbang terima. 0,1 2 0,4
5) Semua perawat mengetahui
prinsip-prinsip tentang teknik
0,1 3 0,3
penyampaian timbang terima
didepan pasien
TOTAL 1 2,6
S-W= 2,6-2= 0,6
WEAKNESS (Kelemahan)
1) Pelaksanaan timbang terima
masih dilakukan hanya oleh
perawat primer saja kepada
petugas dinas selanjutnya. 1 2 2
TOTAL

a. Eksternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY (Peluang) 1 2
1) Adanya kerjasama yang baik
antara mahasiswa ners yang
praktik manajemen
keperawatan dengan perawat
ruangan sebagai agen
pembaharu. 1 4 4
TOTAL

THREATENED (Ancaman)
1) Adanya tuntunan yang lebih
tinggi dari masyarakat 1 4
sebagai pasien untuk
menerima komunikasi dalam
pelayanan keperawatan yang
0,5 3 1,5
profesional
O-T= 4-3= 1
2) Meningkatnya kesadaran
masyarakat tentang
tanggung jawab dan
tanggung gugat perawat
sebagai pemberi asuhan
keperawatan. 0,5 3 1,5
TOTAL

1 3
Ronde Keperawatan
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH (Kekuatan)
1) Bidang perawatan dan
ruangan mendukung adanya 1 4 4
kegiatan ronde keperawatan.
TOTAL
1 4
WEAKNESS (Kelemahan)
1) Kesusahan untuk
menyamakan jadwal dengan 0,5 3 1,5 S-W= 4-3= 1
dokter, ahli gizi, karu,
perawat untuk dilakukannya
ronde.
2) Dilakukan diskusi dan
konsultasi online apabila 0,5 3 1,5
terjadi komplikasi atau
kriteria khusus pada pasien
TOTAL 1 3

b. Eksternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY (Peluang)
1) Kesempatan dari kepala
ruangan untuk mengadakan 0,6 3 1,8
ronde keperawatan pada
perawat.
2) kemudahan melakukan 0,4 3 1,2 O-T= 3-2= 1
ronde keperawatan.
1 3
TOTAL

THREATENED (Ancaman)
1) Adanya tuntutan yang lebih
1 2 2
tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
yang profesional.
TOTAL 1 2
Sentralisasi Obat
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH (Kekuatan)
1) Adanya dokumentasi injeksi 0,5 4 2
dan obat oral.
2) Adanya lembar S-W= 3,5-0= 3,5
pendokumentasian obat 0,5 3 1,5
yang diterima di setiap
status pasien.
TOTAL 1 3,5

b. Eksternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY (Peluang)
1) Adanya kebijakan akreditasi
yang dilakukan rumah sakit 0,5 4 2
mengenai sentralisasi obat.
2) Kerja sama yang baik antar
perawat. 0,5 2 1
TOTAL 1 3

THREATENED
1) Tuntutan sentralisasi obat
yang maksimal yang harus 0,4 3 1,2
tersedia di setiap rumah
sakit.
2) Adanya tuntutan pasien T-O= 3-2= 1
untuk mendapatkan 0,3 3 0,9
pelayanan obat yang lebih
baik.
3) Semakin tinggi kesadaran
masyarakat akan manfaat
obat. 0,3 3 0,9
TOTAL
1 2
Supervisi
a) Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1) Di ruang Az-zhara 1 supervisi 0,5 4 2
dilakukan oleh oleh Karu atau
Katim setiap 1 bulan 1 kali.
2) Telah ada format penilaian 0,5 4 2
supervisi sesuai SOP. S-W= 4-2= 2
TOTAL 1 4

WEAKNESS
1) Metode supervisi hanya
dilakukan 1 bulan sekali.
TOTAL
1 2 2
A. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1) Hasil supervisi dapat 1 2
dilakukan sebagai pedoman
untuk daftar penilaian
prestasi pegawai (DP3). 0,5 4 2
2) Adanya kemauan dari
petugas di ruangan untuk
melakukan pelaksanaan
0,5 3 1,5
tindakan sesuai dengan SOP.
TOTAL
1 3,5
THREATENED
1) Semakin banyaknya lulusan
tenaga profesional perawat
yang dapat menggeser
keberadaan perawat yang 1 2 2 O-T= 3,5-2= 1,5
tidak kompeten dalam
melaksanakan tindakan
sesuai dengan SOP.
TOTAL

1 2
Penerimaan Pasien Baru
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1) BHSP yang dilakukan antara 0,3 4 1,2
perawat kepada pasien
meningkatkan kepercayaan
pasien terhadap pelayanan 0,2 3 0,6
perawat.
2) Sudah ada dan dilakukannya
sistem/lembar pengkajian pasien 0,2 3 0,6
baru.
3) Adanya orientasi dan edukasi 0,3 4 1,2 S-W= 3,6-2= 1,6
pada keluarga dan pasien baru.
4) Dilakukannya timbang terima 1 3,6
antara perawat pengantar pasien
baru dengan perawat penerima
1 2 2
pasien diruangan.
TOTAL
1 2
WEAKNESS
1) Tidak diberikan leaflet
kepada pasien baru.
TOTAL

b. Eksternal Faktor (EFAS)


0,4 3 1,2
OPPORTUNITY
1) Memberi kesempatan mahasiswa
untuk melakukan anamnesa 0,6 4 2,4
dan observasi ke pasien.
2) Adanya rasa saling percaya 1 3,6
antar pasien dan perawat
TOTAL
1 3 3 O-T= 3,6-3= 0,6
THREATENED (Ancaman)
1) Persaingan dengan rumah
sakit swasta yang semakin 1 3
ketat.
TOTAL

Discharge Planning
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH (Kekuatan)
1) Adanya surat kontrol 0,3 3 0,9
berobat.
2) Perawat memberikan
pendidikan kesehatan secara
informal kepada 0,4 4 1,6
pasien/keluarga selama
dirawat atau pulang (diit,
terapi medis, pantangan dan
anjuran serta waktu kontrol).
3) Tersedianya sarana dan
prasarana dischard planning S-W= 3,4-3=0,4
di ruangan untuk pasien 0,3 3 0,9
pulang (format atau kartu
DP).
TOTAL
1 3,4
WEAKNESS (Kelemahan)
1) Perawat sudah memberikan
pendidikan kesehatan akan
tetapi kurangnya media HE
0,6 3 1,8
sehingga tidak semua pasien
KRS mendapatkan media
HE seperti leaflet.
2) Keterbatasan waktu dan
tenaga perawat dalam
memberikan HE pasien 0,4 3 1,2
pulang.
TOTAL
1 3
b. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY (Peluang)
1) Adanya kerjasama yang baik
antar perawat klinik 1 4 4
TOTAL
O-T= 4-3= 1
THREATENED (Ancaman) 1 4
1) Dilakukannya proses
discharge planning yang
kolaboratif di rumah sakit 0,3 3 0,9
lain.
2) Adanya tuntutan masyarakat
untuk mendapatkan
pelayanan keperawatan yang 0,4 3 1,2
profesional.
3) Adanya persaingan antar
rumah sakit yang semakin
ketat.
TOTAL 0,3 3 0,9

1 3
Dokumentasi
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1) Tersedianya sarana dan
prasarana dokumentasi
untuk tenaga kesehatan 0,4 3 1,2
(sarana administrasi
penunjang).
2) Sudah ada sistem 0,3 4 1,2
pendokumentasian SBAR.
3) Format asuhan keperawatan 0,3 3 0,9
sudah ada.
TOTAL 1 3,3 S-W= 3,3-2= 1,3

WEAKNESS
1) Pengawasan terhadap
sistematika 1 2 2
pendokumentasian belum
dilaksanakan secara optimal.
TOTAL
1 2
b. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1) Adanya program pelatihan
manajemen keperawatan.
0,5 4 2
2) Peluang perawat untuk
meningkatkan pendidikan
(pengembangan SDM). 0,5 4 2 O-T= 4-3= 1
TOTAL

THREATENED 1 4
1) Tingkat kesadaran
masyarakat (pasien dan
keluarga) akan tanggung 0,5 3 1,5
jawab dan tanggung gugat.
2) Adanya persaingan rumah
sakit dalam memberikan
pelayanan keperawatan dan 0,5 3 1,5
pendokumentasian
menggunakan
komputerisasi.
TOTAL
1 3
4. M4-MONEY
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1) Adanya pendapatan dana dari
jasa tindakan medik untuk 0,5 4 2
pegawai dengan biaya dari
pasien selama dirawat di RS
mitra keluarga kenjeran.
2) Adanya pendapatan jasa 0,5 4 2
pelayanan dari rumah sakit dan
jaminan lainnya 1 4 S-W= 4-2= 2
TOTAL

WEAKNESS
1) Berkurangnya pasien umum 0,5 2 1
menjadi pasien BPJS sehingga
peningkatan jasa medik
menurun.
0,5 2 1
2) Tidak terdapat kas ruangan
TOTAL
1 2
b. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1) Banyaknya kebutuhan klien, dan
seringnya ruangan digunakan
0,4 3 1,2
sebagai lahan praktik mahasiswa
keperawatan dapat menjadi
peluang bagi rumah sakit 0,6 3 1,8
2) Sistem pembayaran yang
dilakukan secara non tunai dapat
meningkatkan kefektifan dalam 1 3 O-T= 3-3= 0
administrasi
TOTAL

THREATENED
3) Semakin pedulinya rumah sakit 1 3 3
lain untuk meningkatkan
pelayanan terpadu terhadap
pelayanan yang membutuhkan
pelayanan lebih baik.
TOTAL 1 3

5. M5-MARKETING
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1). BOR di Ruang Azzahra 1 3 0,1 3 0,3
selama bulan (maret – mei)
BOR tertinggi pada bulan Mei 0,2 3 0,6 S-W= 2,9-0= 2,9
2022 berjumlah 89,37%,
menurut Depkes RI 2017 Nilai
BOR yang ideal antara 60-85%. 0,2 4 0,8
2). Banyaknya varian pasien (BPJS,
umum).
0,2 4 1,2
3). Data kepuasaan pasien
menunjukkan nilai 100% klien
0,9 2,9
puas dengan pelayanan perawat.
4). Perawat mampu dalam
melaksanakan patient safety.
5).
TOTAL 0,6 4 2,4
b. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1). Kerja sama yang baik antar O-T= 4-3= 1
perawat ruangan untuk 0,4 4 1,6
meningkatkan mutu pelayanan
dan pemasaran pelayanan
1 4
ruangan.
2). Kemajuan teknologi dalam
bidang marketing.
0,4 3 1,2
TOTAL
THREATENED
1). Semakin banyaknya rumah sakit
di surabaya yang sudah 0,6 3 1,8
berstandar internasional.
2). Adanya peningkatan standar
masyarakat yang harus dipenuhi
1 3
tentang mutu dan pelayanan.

TOTAL
6. M6-MACHINE
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1) Tersedianya alat-alat kesehatan
canggih.
2) Perawat ruangan mampu 0,4 4 1,6
mengoperasionalkan alat-alat
canggih.
3) Terdapat SOP untuk 0,3 3 0,9
penggunaan alat-alat canggih.

TOTAL 0,3 3 0,9

WEAKNESS 1 3,4
1) Tingginya jumlah pasien masih S-W= 3,4-3= 0,4
ada sebagian alat canggih yang
belum terpenuhi.
TOTAL 1 3 3

a. Eksternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY 1 3
1) Adanya pengadaan alat-alat
canggih.
2) Mudahnya mendapatkan
informasi tentang
pengoperasian alat/machine
melalui kemajuan teknologi.
3) Adanya pengadaan machine 0,4 4 1,6
sesuai dengan RAT (Rencana
Anggaran Tahunan) rumah
sakit. 0,4 3 1,2
O-T= 3,4-2,5= 0,9
TOTAL

THREATENED 0,2 3 0,6


1) Terdapat alat yang lebih
canggih yang sudah
dioperasikan oleh rumah sakit 1 3,4
lain.
2) Semakin tingginya teknologi
untuk memperbarui
kecanggihan alat. 0,5 3 1,5
TOTAL

0,5 2 1

1 2,5

A. Rumusan Masalah
Berdasarkan analisa SWOT diatas, analisa masalah yang kami dapat antara lain:
Skor Analisis
Masalah SWOT Jumlah Prioritas
IFAS EFAS
M1-Man 0,6 0,8 1,4 III
M2-Material 0,5 0,5 1 I
M3-Method
a. MAKP 3 2,3 5,5 XIII
b. Timbang Terima 0,6 1 1,6 V
c. Ronde 1 1 2 VII
Keperawatan
d. Sentralisasi Obat 3,5 1 4,5 XII
e. Supervisi 2 1,5 3,5 X
f. Penerimaan 1,6 0,6 2,2 VIII
Pasien Baru
g. Discharge 0,4 1 1,4 IV
Planning
h. Dokumentasi 1,3 1 2,3 IX
M4-Money 2 0 2 VI
M5-Marketing 2,9 1 3,9 XI
M6-Machine 0,4 0,9 1,3 II
B. Diagram Layang
BAB 5
PERENCANAAN
A. Prioritas Masalah

Prioritas masalah di Ruang Azzahra 1 dapat dilakukan dengan melibatkan aspek :


1. Kecenderungan besar dan seringnya kejadian masalah tersebut (Magnitude)
2. Besarnya kerugian yang ditimbulkan (Serverity)
3. Bisa dipecahkan (Managebality)
4. Nursing Concern
5. Ketersediaan sumber daya (Affordability)

Nilai yang diberikan dari aspek 1 sampai 5 (nilai 1 = sangat sedikit, nilai 2 = sedikit, nilai 3 =
cukup, nilai 4 = besar, nilai 5 = sangat besar).
M
No Masalah Mg Sv Nc Af Total Skor Prioritas
n
1. Ronde Keperawatan 5 4 4 3 5 21 I
2. Discharge Planning 4 4 3 3 2 16 IV
3. Penerimaan Pasien
3 3 2 2 2 12 VI
Baru
4. Supervisi 2 3 2 1 3 11 VII
5. Timbang Terima 4 4 3 3 3 17 III
6. Sentralisasi Obat 3 2 2 1 1 19 IX
7. M6-Marchine 1 1 2 1 1 6 XII
8. Dokumentasi
1 2 3 4 5 15 V
Keperawatan
9. M4-Money 1 2 2 1 1 7 XI
10. M3- Mehode 4 4 3 4 3 18 II
11. M5-Market 2 1 1 2 2 8 X
12. M2-Material 1 1 1 1 1 6 XIV
13. M1-Man 1 1 1 3 4 10 VIII
B. Alternatif Penyelesaian Masalah

Cara pemecahan masalah dilakukan dengan memperhatikan beberapa aspek :


1. Besarnya masalah yang diselesaikan (Magnitude = M)
2. Pentingnya cara penyesaian masalah (Importancy = 1)
3. Sensifitas penyelesaian masalah (Vulnerability = V)
4. Biaya (cost = C)

Nilai yang diberikan dari aspek 1 sampai 5 (nilai 1 = sangat sedikit, nilai 2 = sedikit, nilai 3 =
cukup, nilai 4 = besar, nilai 5 = sangat besar).
Total
No Masalah M I V C Prioritas
MxlxV/C
Ronde Keperawatan
Analisis masalah
Belum ada pelaksanaan ronde
keperawatan secara formal di ruang
1 5 5 3 3 5x5x3/3 = 25 I
Azzahra 1
Pemecahan masalah
Mengusulkan pelaksanaan ronde
keperawatan.
Discharge Planning
Analisis masalah
a. Discharge planning dilakukan 4 4 3 2 4x4x3/2 = 24 I
oleh perawat yang jaga tanpa
ada pembagian tugas. 4 3 3 2 4x3x2/2 = 18 II
b. Beberapa petugas tidak
2 memberikan leaflet pada pasien
yang akan pulang.

Pemecahan masalah
Mengusulkan kepada kepala
ruangan untuk dilakukan supervise
tentang discharge planning.
Penerimaan Pasien Baru
Analisis masalah
Pasie baru tidak dilakukan HE
(Edukasi Kesehatan) cuci tangan 6
langkah, resiko jatuh, jalur evakuasi,
3 4 3 3 2 4x3x3/2 =18 I
fasilitas ruangan & etika batuk.
Pemecahan masalah
Mensosialisasikan kepada karu dan
katim tentang orientasi ruangan
secara detail kepada semua pasien.
4 Supervisi 4 4 3 3 4x4x3/3 = 16 I
Analisis masalah
Ketidak pastian jadwal supervise
yang akan dilakukan.
Pemecahan masalah
Lebih ditingkatkan lagi dalam
kedisiplinan melakukan supervise
sesuai SOP
Timbang Terima
Analisis masalah
Validasi dilakukan perawat ke
ruangan pasien tetapi setelah
5 4 4 3 4 4x4x3/4 = 12 I
validasi tidak ada diskusi
Pemecahan masalah
Mengkonsulkan untuk berdiskusi
setelah validasi dari ruangan
Sentralisasi Obat
Analisis masalah
a. Ketika penerimaan obat pasien 4 4 3 4 4x4x3/4 = 12 I
tidak dijelaskan nama, rincian
4 4 3 5 4x4x3/5 = 9 II
jumlah, dan efek samping obat
hanya kegunaan.
b. Pada pasien umum rinian billing
6 diketahui saat meelang
kepulangan.

Pemecahan masalah
Perawat menyampaikan rincian
billing obat setiap tiga hari sekali,
sehingga pasien mengetahui
perkiraan biaya yang harus
dibayarkan.
M6-Machine
Analisis masalah
Ketidakseimbangan antara jumlah
alat yang dibutuhkan dengan alat
7 yang tersedia. 3 2 3 2 3x2x3/2 = 9 I

Pemecahan masalah
Mengusulkan pengadaan jumlah alat
medis ke kepala unit.
8 Dokumentasi Keperawatan 3 3 2 2 3x3x2/2 = 9 I
Analisis masalah
Pendokumentasian belum
seluruhnya secara online.
Pemecahan masalah
Mensosialisasikan
pendokumentasian secara online
yang lebih optimal.
M4-Money
Analisis masalah
Tidak ada pendapatan tambahan
9 seperti koprasi ruangan. 3 3 2 2 3x3x2/2 = 9 I
Pemecahan masalah
Mengusulkan untuk membuat unit
kprasi ruangan.
M3-Methode
Analisis masalah
Metode MAKP Tim sudah
dijalankan tetapi belum ada
10 sosialisasi antar anggota tim tentang 3 3 2 3 3x3x2/3 = 6 I
Model MAKP.
Pemecahan masalh
Mensosialisasikan MAKP kepada
seluruh anggota.
M5-Market
Analisis masalah
11 LOS yang memanjang karena 4 3 2 2 4x3x2/2 = 12 I
perawatan lama 1-3 hari
Pemecahan masalah
M2-Material
Analisis masalah
Beberapa alat ada yang rusak belum
ada perbaikan.
12 4 3 3 3 4x3x2/2 = 9 I
Pemecahan masalah
Mengusulkan kepada karu untuk
meninjau kembali peralatan yang
membutuhkan perbaikan.
M1-Man
Analisis masalah
Model MAKP yang digunakan yaitu
MAKP Tim dengan kombinasi
13 4 3 3 2 4x3x3/2 = 18 I
modular.
Pemecahan masalah
Mensosialisasikan metode MAKP
Tim sesuai teori.
C. Plan of action (POA)

No Data/Masalah Tujuan Rencana Kegiatan Indikator Penanggung Jawab Waktu


Keberhasilan
1 Ronde Keperawatan Ronde 1. Mengusulkan 1. Penerapan Semua Mahasiswa Minggu
1. Belum terlaksananya keperawatan pelaksaan ronde 2. pelaksanaan ronde yang sedang praktik ke II
ronde keperawatan secara dapat keperawatan keperawatan dapat manajemen Juli
maksimal di ruang dilakukan secara formal dilakukan secara keperawatan rotasi 3 2022
Azzara 1 dikarenakan secara formal, sesuai dengan formal dan sesuai di Ruang Azzara 1
Sulit mengumpulkan optimal, dan SOP dan format dengan SOP yang
tenaga ahli seperti dokter ruangan. berlaku
terdokumentasi
spesialis dan tenaga 2. Memberikan Tenaga ahli dapat
dengan baik
kesehatan yang lainnya masukan tentang hadir mengikuti
karena jadwal yang pentingnya ronde keperawatan
berbeda melaksanakan sesuai dengan
2. Ronde keperawatan ronde keluhan dan kriteria
dilakukan secara informal keperawatan jika khusus pada pasien
apabila terdapat keluhan terdapat kasus
dan kriteria khusus pada yang memerlukan
pasien dikonsulkan ketika kegiatan tersebut.
ada dokter visit dan 3. Melakukan
secara online melalui via pelaksanaan ronde
chat keperawatan
3. Ronde keperawatan baru dengan
dilakukan ketika ada mahasiswa praktik
mahasiswa praktik 4. Membuat bagan
di ruangan alur sesuai dengan
ruangan berdasarkan
teori dan SOP yang
diserahkan pada
ruangan dan
ditempelkan untuk
109
memudahkan
pemahaman semua
staff dan pasien
mengenai
ronde keperawatan
2 Discharge Planning Terlaksananya 1. Mengusulkan 1. Peningkatan Mahasiswa Pr Minggu
1. Dilakukan oleh perawat discharge 2. sosialisasi 2. pemahaman dan profesi yang sedang Ke II
yang sedang dinas tanpa planning pelaksanaan pengetahuan pasien praktik manajemen Juli
adanya pembagian tugas secara optimal discharge tentang penyakitnya keperawatan rotasi 3 2022
2. Belum optimal karena dan planning sesuai dan cara di Ruang Azzara 1
hanya dilakukan pada terdokumentas dengan SOP mengatasinya sesuai peran
saat pasien akan pulang. Membuat media Perawat lebih masing-masing
i dengan baik
3. Masih ada beberapa health education memhamai dan
pasien yang tidak diberi seperti leaflet disiplin terhadap
leaflet ketika pulang Dalam pemberian HE
mengenai penyakit dan pelaksanaan dengan
pencegahan infeksi Discharge melampirkan leaflet
dikarenakan kurangnya planning agar
kesediaan leaflet lebih efektif
diruangan. 3. Membuat
bagian alar sesuai
dengan ruangan
berdasarkan teori
dan SOP yang
diserahkan pada
ruangan dan
ditempelkan untuk
memudahkan
pemahaman
semua staff dan
Pasien

110
3 Penerimaan Pasien Baru Terlaksananya 1. Mensosialisasikan Peningkatan pemahaman Mahasiswa Pr Minggu
Sudah dilakukan secara baik penerimaan 2. kepada kepala atau pengetahuan pasien profesi yang sedang ke II
namun tidak semua perawat pasien baru ruangan dan PJ tentang cuci tangan, praktik manajemen juli
memberikan edukasi tentang secara optimal Shift/Katim tentang resiko jatuh, halur keperawatan rotasi 3 2022
orientasi ruangan secara detail dan orientasi ruangan evakuasi, dan fasilitas di Ruang Azzara 1
kepada semua pasien, yang terdokumentas secara detail kepada ruangan lainnya. sesuai peran
i dengan baik semua pasien dan masing-masing
meliputi: cuci tangan, resiko
keluarga. (Sari,
jatuh, jalur evakuasi, dan
2017)
fasilitas ruangan lainnya.
Membuat bagan
alur sesuai dengan
ruangan
berdasarkan teori
dan SOP yang
diserahkan pada
ruangan dan
ditempelkan untuk
memudahkan
pemahaman semua
staff dan pasien

4 Supervisi Terlaksananya 1. Memberikan usulan 1. Peningkatan mutu Mahasiswa Pr Minggu


Supervisi di ruangan sudah supervisi 2. untuk menerapkan 2. pelayanan dalam segi profesi yang sedang ke II
dilakukan oleh karu dan secara optimal supervisi refelktif keterampilan perawat praktik manajemen Juli
sudah terdapat instrumen dan interaktif (Basri, sesuai SOP keperawatan rotasi 3 2022
penilaian supervisi dan terdokumentasi 2018) Peningkatan label di Ruang Azzara 1
pendokumentasian secara dengan baik Membuat bagan akreditais ruangan sesuai peran
alur sesuai dengan masing-masing
tertulis, tetapi terkadang
ruangan
supervisi dilakukan diluar
berdasarkan teori

111
jadwal yang sudah ditentukan. dan SOP yang
diserahkan pada
ruangan dan
ditempelkan untuk
memudahkan
pemahaman semua
staff dan pasien
5 Timbang Terima Terlaksananya 1. Memberikan usulan 1. Adanya isi timbang Mahasiswa Pr Minggu
Dalam diskusi timbang terima timbang terima untuk melakukan terima tentang profesi yang sedang ke II
kurangnya pendapat dari secara optimal monitoring dan penjelasan intervensi praktik manajemen Juli
perawat lain dankomunikasi dan evaluasi tindakan yang sudah keperawatan rotasi 3 2022
kurang efektif dalam terdokumentasi komunikasi efektif dan belum dilakukan di Ruang Azzara 1
penyampaian timbang terima. dengan baik dalam timbang dan timbang terima sesuai peran
terima, masing-masing
Validasi dilakukan perawat ke terdokumentasi
meningkatkan
ruangan pasien tetapi setelah dengan baik.
2. Advokasi
validasi tidak ada diskusi
perawat (Hendra &
Kembali ke ruangan sehingga
Nikma 2019).
kurang jelas tindakan apa
Membuat bagan
yang telah dilakukan dan
alur sesuai dengan
belum dilakukan
ruangan
berdasarkan teori
dan SOP

112
validasi tidak ada diskusi 2. advokasi 2. Komunikasi efektif
kembali ke ruangan, sehingga perawat dalam timbang
kurang jelas tindakan apa (Hendra & Nikma, terima optimal dan
yang telah dilakukan dan 2019). terlaksana.
belum dilakukan. Membuat bagan
alur sesuai dengan
ruangan
berdasarkan teori
dan SOP yang
diserahkan pada
ruangan dan
ditempelkan untuk
memudahkan
pemahaman semua
staff dan pasien
6 Sentralisasi Obat Terlaksananya 1. Memberikan saran Peningkatan mutu Mahasiswa Pr Minggu
Ketika pemenerimaan obat sentralisasi untuk pelayanan dalam segi profesi yang sedang ke II
beberapa pasien tidak obat secara meningkatkan keselamatan pasien praktik manajemen Juli
dijelaskan nama, rincian optimal dan pengawasan dan selama di rumah sakit keperawatan rotasi 3 2022
jumlah, dan efek samping terdokumentas pengendalian baik dengan cara di Ruang Azzara 1
obat tetapi dijelaskan hanya i dengan baik dalam hal menjelaskan dengan sesuai peran
administrasi masing-masing
kegunaan. Dan pada pasien lengkap dalam
umum rincian billing maupun pelayanan, pemberian obat kepada
diketahui saat melakukan serta pasien.
kepulangan. mengupayakan
terlaksananya
kebijakan satu pintu
guna meningkatkan
pelayanan

113
kesehatan (Rana,
2019).
2. Membuat bagan
alur sesuai dengan
ruangan
berdasarkan teori
dan SOP yang
diserahkan pada
ruangan dan
ditempelkan untuk
memudahkan
pemahaman semua
staff dan pasien
7 M6-Machine Penyediaan 1. Perlunya kegiatan Meningkatnya kinerja Mahasiswa Pr Minggu
Ketidakseimbangan antara alat mechine 2. evaluasi dan perawat di ruangan agar profesi yang sedang ke II
jumlah alat yg dan kalibrasi mesin lebih efektif dengan alat praktik manajemen
dibutuhkan dengan alat peningkatan dalam waktu yang dan mesin penunjang keperawatan rotasi 3
yg tersedia. alat yang ditentukan sesuai ynag memadai dan di Ruang Azzara 1
modern dapat dengan kebutuhan sesuai. sesuai peran
meningkatkan dan pemakaian masing-masing
kualitas Mengusulkan
pelayanan kepada sarana
prasaranan
ruangan untuk
mengkontrol alat
dan mesin ynag
rusak dan segera
dilaporkan

114
8 Dokumentasi Keperawatan Terlaksananya 3. Mensosialisasikan Peningkatan Mahasiswa Pr Minggu
Pendokumentasian belum dokumentasi 4. sistem pendokumentasian profesi yang sedang ke II
seluruhnya secara online. keperawatan pendokumentasian secara online praktik manajemen
secara optimal Agar dapat keperawatan rotasi 3
dan dilakukan di Ruang Azzara 1
terdokumentas keseluruhan secara sesuai peran
online agar lebih masing-masing
i dengan baik
efisien (Sulastri,
2019) Membuat
bagan alur sesuai
dengan ruangan
berdasarkan teori
dan SOP yang
diserahkan pada
ruangan dan
ditempelkan untuk
memudahkan
pemahaman semua
staff dan pasien
9 M4-Money Mengolah 1. Mengusulkan Meningkatkan Mahasiswa Pr Minggu
Tidak ada pendapatan pendapatan kepada kepala pendapatan tambahan profesi yang sedang ke II
tambahan ruangan seperti tambahan ruangan untuk untuk kualitas pelayanan praktik manajemen
koperasi ruangan ruangan untuk membuat sebuah di ruangan keperawatan rotasi 3
meningkatkan program di Ruang Azzara 1
kualitas dalam pendapatan sesuai peran
tambahan seperti masing-masing
ruangan
koperasi kecil

untuk keluarga
pasien dan

115
mahasiswa yang
sedang praktik
10 M3-Methode Penerapan 1. Mensosialisasikan Meningkatnya kualitas Mahasiswa Pr Minggu
Metode MAKP Tim sudah MAKP MAKP TIM pelayanan dalam profesi yang sedang ke II
dijalankan tetapi belum ada dilakukan Moduler sesuai ruangan berdasarkan praktik manajemen
sosialisasi antar anggota tim sesuai teori teori dan penerapan MAKP yang keperawatan rotasi 3
tentang Model MAKP dan penerapannya sesuai dengan kondisi di Ruang Azzara 1
model MAKP yang (Kanang,dkk,2020). ruangan sesuai peran
masing-masing
digunakan masih belum tahap
modular karena terkendala
oleh pendidikan staff yang
belum memadai

116
117
BAB 6
PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan aplikasi model asuhan keperawatan profesional (MAKP)
yang dilaksanakan dalam praktek manajemen keperawatan diruangan Az-zhara 1 RSI Jemursari
surabaya. Pada tanggal 04-17 Juli 2022 b]titik pelaksana MAKP ditekankan pada metode asuhan
keperawatan profesional yang digunakan dan pembagian pasien untuk perawat dalam satu shift,
namun tetap melaksanakan komponen lainnya yaitu penerimaan pasien baru, timbang terima,
sterilisasi obat, ronde keperawatan, supervisi, dokumentasi keperawatan, discharger planing dan
MAKP.
A. Penerimaan Pasien Baru
penerimaan pasien baru dilakukan di Ruang Az-zahra 1 sudah sesuai dengan alur penerimaan
pasien baru, meliputi persiapan (pre penerimaan pasien baru), pelaksanaan, dan evaluasi (post
penerimaan pasien baru).
1. Persiapan

Tahap penerimaan pasien baru dimulai dari menyiapkan kelengkapan


administrasi, menyiapkan kelengkapan kamar sesuai pesanan, menyiapkan format
penerimaan pasien baru, menyiapkan format pengkajian, menyiapkan informed consent
sentralisasi obat, menyiapkan nursing kit, dan menyiapkan lembar tata tertib pasien dan
pengunjung ruangan.

2. Pelaksanaan
Tahap pelaksaan penerimaan pasien baru dilakukan pada saat pasien masuk ruangan
yang diantar oleh perawat IGD/poli/Perawat ruang lain. Setelah pasien masuk kamar
sesuai pesanan, perawat melakukan perkenalan kepada pasien dan keluarga, melakukan
pengkajian sesuai format, memberikan informasi kepada pasien tentang orientasi
ruangan, perawatan (termasuk perawat yang bertanggung jawab dan sentralisasi obat),
medis (dokter yang bertanggung jawab) dan tata tertib ruangan.

3. Evaluasi
Perawat ruangan melakukan hand over dengan perawat IGD/Poli/Perawat ruang lainnya.
Mendokumentasikan hasil pengkajian pada form assesment awal kepetawatan. setelah itu
melaporkan hasil pengkajian kepada DPJP menggunakan teknik SBAR dan

118
didkumentasikan pada lembar Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT).
Kemudian memberikan informasi kepada pasien dan keluarga terkait terapi dari dokter.

4. Dukungan
saat mahasiswa melakukan roleplay penerimaan pasien baru, perawat memberikan
kesempatan serta memfaisilitasi dalam melakukan penerimaan pasien baru.

5. Hambatan
Tidak ada hambatan apapun. Karena pada saat kami melakukan penerimaan pasien baru
semua perawat di uang Azzahra 1 mendukung dan memfasilitasi.

B. TIMBANG TERIMA

Pelaksanaan timbang terima dilakukan di ruang Azzahra 1 sesuai dengan alur


timbang terima yaitu persiapan, pelaksanaan (pre conference, pelaksanaan, post
conference)

1. Persiapan
Metode tim yang dipakai oleh mahasiswa diruang Azzahra 1 yaitu metode primer
terdiri dari kepala ruangan yang bertugas mengawasi dan mengendalikan kegiatan
pelayanan keperawatan di ruang rawat yang berada di wilayah tanggung jawabnya,
perawat primer bertugas mengkaji kenutuhan pasien secara komprehensif, membuat
tujuan dan rencana keperawatan, melaksanakan rencana yang telah dibuat selama
dinas , mengkomunikasikan dan mengoordinasikan pelayanan yang diberikan dan
perawat asosiate yang memberikan perawatan secara langsung berdasarkan proses
keperawatan dengan sentuhan kasih sayang. Tujuan dilakukan timbang terima yaitu
mengkomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan beberapa informasi yang
penting tentang kondisi pasien. Dalam pelaksanaan timbang terima mahasiswa
melakukan persiapan alat (alat tulis, format timbang terima, rekam medik pasien),
persiapan perawat (perawat dalam keadaan siap, perawat yang akan bertugas
menyiapkan buku catatan), persiapan pasien (pasien dalam kondisi stabil atau butuh
pemantauan). Lembar serah terima pasien berisi tentang identitas pasien, catatan
perkembangan pasien, keluhan pasien, rencana perawatan, catatan obat,
keseimbangan cairan, penilaian resiko jatuh atau ulkus, hasil penunjang medis,

119
perencanaan keuangan, tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilakukan, juga
informasi yang sensitive seperti HIV.

2. Pelaksanaan
Pada saat pelaksanaan timbang terima di nurse station mahasiswa
menyampaikan identitas pasien dan diagnosa medis, masalah keperawatan, keluhan,
kondisi dan keadaan pasien, tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilakukan,
rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan selanjutnya
seperti operasi, pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan penunjang lainnya,
persiapan untuk konsultasi atau prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan secara
rutin. Semua itu perlu dsampaikan secara jelas untuk perlunya tindak lanjut
mengenai apa saja yang akan dilakukan ketika shif jaga nanti.

Setelah timbang terima di nurse station, perawat yang bertugas dan yang akan
bertugas mengklarifikasi pasien atau menghampiri pasien dalam visite keperawatan.
Dalam visite keperawatan perawat menanyakan keluhan yang dirasakan pasien dan
menjelaskan bahwasannya setelah ini perawat jaga akan diganti oleh perawat yang
jaga selanjutnya. Setelah itu perawat kembali ke nurse station.

Di nurse station perawat melakukan diskusi jika ada kondisi pasien yang perlu
didiskusikan lagi. Bila tidak ada diskusi maka perawat jaga menutup timbang terima
dengan berdo’a.

3. Dukungan
Pada saat mahasiswa melakukan timbang terima, perawat Ruang Azzahra 1
mendukung penuh dan memberikan kesempatan serta memfaisilitasi dalam
melakukan timbang terima, seperti hal-hal yang dipersiapkan untuk timbang terima,
menyiapkan lembar timbang terima dan dibimbing cara penyampaian informasi
timbang terima.

4. Evaluasi
Hasil dari timbang terima ditulis oleh mhasiswa lain dan ditulis dibuku laporan
tindakan apa yang belum dilakukan dan akan dilakukan pada shift tersebut.

5. Hambatan

120
Pada saat mahasiswa melakukan timbang terima persiapan, waktu, dan informasi
penyampaian kurang.

C. SUPERVISI
Pelaksanaan supervisi dilakukan di ruang Azzahra 1 meliputi 3 tahapan yaitu
Pra-supervisi, Pelaksanaan, Pasca-Supervisi
1. Pra-supervisi
a. Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi
b. Supervisor menetapkan tujuan
2. Pelaksanaan
a. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur atau instrumen yang
telah disiapkan
b. Supervisor mendapat beberapa hal yang memerlukan pembinaan
c. Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan pembinaan dan klarifikasi
permasalahan
d. Pelaksanaan supervisi dengan inspkesi, wawancara, dan memvalidasi data
sekunder
3. Pasca-supervisi
Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan
4. Dukungan
Pada saat mahasiswa melakukan supervisi, perawat Ruang Azzahra 1 mendukung
penuh dan memberikan kesempatan serta memfaisilitasi dalam melakukan supervisi,
seperti hal-hal yang dipersiapkan untuk supervisi, menyiapkan lembar supervisi.

5. Evaluasi
Hasil dari evaluasi supervisi langsung diberikan saran dan masukan yang kurang
oleh supervisior.

6. Hambatan
Pada saat mahasiswa melakukan supervisi kurang persiapan terhadap tindakan yang
akan disupervisi, seperti cara menyiapkan obat, observasi sebelum tindakan,
identitas pasien dan kegunaan obat tidak divalidasi.

121
D. Dischargir Planning

Pelaksanaan pada saat discharge planning di ruang Azzahra 1 sesuai,alur ronde


keperawatan yang meliputi:

1. Persiapan
Pada tahap persiapan mahasiswa mempersiapkan leaflet sesuai dengan kasus
yang ada di ruangan Azzahra 1 konsultasi dan koordinasi dengan pembimbing klinik
dan akademik. Discharge planning dilakukan oleh mahasiswa jika ada pasien yang
keluar rumah sakit (KRS) atau jika ada pasien yang pulang. Tujuan utama dilakukan
discharge planning pada saat pasien pulang adalah menyiapkan pasien dan keluarga
secara fisik, psikologi, dan social, dapat meningkatkan kemandirian pasien dan
keluarga, dapat meningkatkan perawatan yang berkelanjutan pada pasien.

2. Pelaksanaan
Perawat melengkapi format discharge planning identitas pasien, nomer rekam
medis, informasi kesehatan pasien (Informasi kondisi kesehatan, tindakan medis/
opearasi, rencana pemulangan, tanggal rencana pemulangan, tanda dan gejala. Dari
penyakit yang perlu di waspadai, tindakan yang dapat dilakukan sebelum kerumah
sakit, pemberian no Telepon ruangan yang bisa di hubungi) informasi perawatan di
rumah (aktivitas yang boleh dilakukan alat bantu yang digunakan pelatihan untuk
aktivitas dan penggunan alat bantu, edukasi tentang perawatan dirumah, pengaturan
diit dan nutrisi di Rumah sakit dan di rumah, obat-obatan di rumah sakit dan di
rumah) persiapan pemulangan (tempat perawatan selanjutnya hasil- hasil
pemeriksaan yang akan dibawa pulang, obat-obatan dirumah, alat bantu, rencana
control, alat transportasi untuk pulang, pelepasan gelang pasien). Dukungan

Pada saat mahasiswa melakukan discharge planning, perawat Ruang Azzahra 1


mendukung penuh dan memberikan kesempatan serta memfaisilitasi dalam
melakukan discharge planning, seperti hal-hal yang dipersiapkan untuk discharge
palnning, menyiapkan lembar discharge planning dan leaflet, dan mengajarkan
mahasiswa cara penyampaian discharge planning yang baik.

3. Evaluasi

122
Setelah dilakukan discharge planning dicatat di buku catatan keperawatan persiapan
pasien pulang.

E. STERILISASI OBAT

Pelaksanaan pada saat sentralisasi obat di ruang Azzahra 1 sesuai demham alur
ronde keperawatan yang meliputi:

1. Persiapan
a. Nama, bentuk, dan jumlah obat yang diresepkan dokter dicatat oleh perawat di
dalam buku serah terima obat.
b. Perawat menerima obat dari farmasi.
c. Obat yang telah diterima selanjutnya disimpan oleh perawat dalam lemari kotak
obat sesuai identitas pasien.
2. Pelaksaan
a. Nama obat beserta dosis, cara pemberian dan jadwal pemberian (sesuai instruksi
dokter) dicatat didalam buku program terapi.
b. Obat dipersiapkan diruang obat dengan terlebih dahulu mencocokkan dengan
buku program terapi.
c. Obat-obat injeksi antibiotika yang baru pertama kali diberikan agar dilakukan
skin test.
d. Obat diberikan kepada pasien sesuai jadwal dibuku program terapi.
e. Pada saat pemberian obat, perawat melakukan validasi dengan mencocokkan
nama, no.RM dan tanggal lahir pasien. Selanjutnya perawat menjelaskan macam
obat, kegunaan obat, jumlah obat, efek samping obat seperti menimbulkan mual
dan muntah pada pemberian dan pantau adanya efek samping ada pasien.
f. Setelah obat diberikan, perawat meminta tanda tangan pada keluarga pasien
dibuku program terapi.
3. Pasca
a. Membuang spuit setelah melakukan injeksi obat ke safety box dan membuang
bekas alkohol swab ke tempat sampah.
b. Mengembalikan kotak obat sesuai dengan identitas pasien.

123
c. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis, atau cara pemberian
obat maka informasi ini akan dimasukkan buku program terapi.
d. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (waktu saja) maka
didokumentasikan hanya dilakukan pada status pasien (dilembar catatan obat)
saja.
4. Dukungan
Pada saat mahasiswa melakukan sentralisasi obat, perawat Ruang Azzahra 1
mendukung penuh dan memberikan kesempatan serta memfaisilitasi dalam
melakukan sentralisasi obat.

5. Evaluasi
Setelah dilakukan sentralisasi obat dicek kembali sesuai buku dan dokumentasi obat
untuk pasien sesuai identitas dan advice dokter di buku renpra.

6. Hambatan
Pada saat mahasiswa melakukan sentralisasi obat waktu terhambat tidak sesuai
rencana awal karena dilakukan secara mendadak.

F. Ronde keperawatan

Pelaksanaan pada saat ronde keperawatan di ruang Azzahra 1 sesuai,alur ronde


keperawatan yang meliputi

1. Persiapan (Pra Ronde Keperawatan)


Tahap persiapan pra ronde keperawatan antara lain :
a. Menetapkan kasus minimal satu hari sebelum waktu ronde dilaksanakan
b. Memberikan informed consent kepada pasien
2. Pelaksanaan
Ronde Keperawatan dilaksanakan oleh perawat primer untuk menjelaskan tentang
masalah keperawatan, rencana tindakan yang akan dilaksanakan dan memilih prioritas
yang telah didiskusikan. Perawat primer mendiskusikan tentang kasus keperawatan
kepada perawat asosiate di nurse station lalu perawat primer datang ke bed pasien
untuk memvalidasi data. Kemudian Kembali ke nurse station untuk mendiskusikan
dengan konselor, karu, dokter, dan gizi.

124
Kemudian mahasiswa memberikan Video ronde keperawatan karya mahasiswa
UNUSA untuk diberikan kepada Ruang Azzahra 1 sebagai bukti telah melakukan
praktik manajemen keperawatan.
Ronde keperawatan dilakukan di Nurse Station di pimpin oleh perawat penanggung
jawab pasien di mulai ketua tim mempersilahkan perawat berdoa terlebih dahulu,
setelah berdoa Ketua tim mempersilahkan perawat penanggung jawab untuk
memvalidasi data pasien. Ketua tim datang ke bed pasien menjelaskan tentang
masalah keperawatan dan rencana Tindakan yang akan dilakukan. Kemudian ketua
tim memberikan inform consent sebagai bentuk persetujuan keluarga kepada perawat.
Ketua tim Kembali ke nurse station untuk berdiskusi dengan perawat pelaksana, karu,
dokter kemudian karu dan dokter datang ke bed pasien untuk memastikan pasien
untuk dilakukan ronde keperawatan, dokter menjelaskan masalah medis yang di alami
oleh pasien dan memberi solusi. Karu dan dokter Kembali ke nurse station untuk
berdiskusi Kembali dengan ketua tim, perawat pelaksana, ahli gizi, farmasi.
Kemudian karu memberi kesimpulan tentang pemberian tindakan yang akan diberikan
oleh pasien.

3. Tahap Pasca Ronde Keperawatan


Katim memberi simpulan dan solusi terhadap masalah lalu mengaplikasikan hasil
analisis dan diskusi

4. Hambatan
Ruang Azzahra 1 tidak pernah dilakukan ronde keperawatan karena tidak terdapat
form ronde keperawatan. Namun ronde keperawatan dilakukan apabila ada
komplikasi dan kriteria khusus pada pasien dan ketua tim akan berdiskusi dengan
dokter melalui lewat telepon atau via chat whatapps. Ronde keperawatan tidak
dilakukan diruangan Azzahra 1 dikarenakan sulitnya mengumpulkan atau
mempertemukan dokter dan tenaga Kesehatan lainnya.

5. Evaluasi
a. Evaluasi struktur

125
Perawat pelaksana menetapkan kasus minimal satu hari sebelum waktu ronde
keperawatan pada tanggal 08 Juni 2022. Ketua tim memberikan inform cosent dan
menjelaskan rencana tindakan keperawatan kepada pasien dan keluarga pasien.

b. Evaluasi proses
1) Ketua tim, karu, dokter, perawat pelaksana, ahli gizi, dan farmasi mengikuti
kegiatan dari awal hingga akhir
2) Seluruh mahasiwa mendapatkan peran dalam kegiatan ronde sesuai peran yang
telah ditentukan.
3) Ronde keperawatan yang dilakukan mahasiswa sudah dilakukan dengan baik
setelah perawat memberikan penjelasan dan memberi inform consent terhadap
pasien atau keluarga pasien mengenai masalah diagnose medis dan rencana
tindakan yang diberikan ke pasien.
c. Evaluasi hasil
1) Kegiatan dilakukan oleh mahasiswa
2) Masalah pasien dapat teratasi
3) Mahasiswa dapat menumbuhkan cara berpikir yang kritis danmeningkatkan cara
pikir yang sistematis
4) Mahasiswa dapat kemampuan menentukan diagnose keperawatan
5) Mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan untuk memvalidasi data pasien.
6) Masing-masing mahasiswa dapat memodifikasi rencana asuhankeperawatan yang
diberikan untuk pasien.
7) Mahasiswa dapat mampu menilai hasil kerja secara individu.

BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model asuhan keperawatan profesional (MAKP) di ruang Azzahra 1 menggunakan metode
TIM karena beberapa tenaga kerja masih belum memenuhi syarat dalam bidang pendidikan.

126
D Ruang Azzahra 1 ronde keperawatan tidak dilakukan karena sulit mengumpulkan dan
menyamakan jadwal dengan dokter, sehingga jika ada kriteria khusus pasien dikonsulkan
secara online atau sewaktu dokter visite. Di Ruang Azzahra 1 discharge planning dilakukan
dengan baik dan sesuai prosedur tetapi dilakukan saat pasien keluar rumah sakit dan tidak
diberikan leaflet ringkasan mengenai penyakitnya. Pada saat penerimaan pasien baru
dilakukan dengan baik diruang Azzahra1, tetapi tidak dilakukan orientasi awal kepada pasien
dan keluarga terkait cuci tangan, fasilitas ruang serta peraturan ruangan. Pelaksanaan
timbang terima dilakukan dengan baik diruang Azzahra 1 dan sesuai prosedur, tetapi tidak
dilakukan diskusi ulang saat setelah validasi. Supervisi dilakukan dengan baik dan sesuai
prosedur, tetapi jadwal tidak sesuai dengan yang telah ditentukan karena ada suatu hal yang
harus didahulukan. Sentralisasi obat dilakukan dengan baik dan sesuai prosedur, tetapi helper
pengirim obat dari farmasi terkadang sangat lama dalam mengirim obat sehingga perawat
ruangan sering menunggu obat yang akan diberikan ke pasien.

B. Saran
Ronde keperawatan tetap dilakukan dan berjalan sesuai prosedur, dan tetap berdiskusi
melalui online via whatsapp dan telepon jika darurat. Pada saat discharge planning sebaiknya
dilakukan kepada pasien baru ketika masuk rumah sakit dan keluar rumah sakit dengan
menyertakan leaflet sesuai dengan penyakit yang diderita. Penerimaan pasien baru sebaiknya
dilakukan orientasi lengkap kepada pasien dan keluarga terkait cuci tangan dan fasilitas
ruangan lainnya. Pada saat timbang terima sebaiknya setelah melakukan validasi pada pasien
melakukan diskusi kembali.

127

Anda mungkin juga menyukai