WARDAH
RSU AL-ISLAM H.M MAWARDI KRIAN
Disusun Oleh :
Kelompok II
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek manajemen keperawatan, mahasiswa
diharapkan dapat menerapkan manajemen keperawatan dan model pemberian
asuhan keperawatan yang sesuai dengan teori MAKP Primer.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktek klinik manajemen keperawatan di Ruang
Wardah RSU Al-Islam H.M Mawardi Krian , mahasiswa mampu:
1) Menganalisa kebutuhan tenaga keperawatan (SDM) di Ruang Wardah RSU
Al-Islam H.M Mawardi Krian .
2) Menganalisa kecukupan sarana dan prasarana di Ruang Wardah RSU Al-
Islam H.M Mawardi Krian .
3) Melaksanakan peran sesuai dengan model MAKP Primer yang telah
ditentukan:
a) Melakukan penerimaan pasien baru
b) Melakukan penerapan sentralisasi obat
c) Melakukan timbang terima keperawatan
d) Melakukan supervisi keperawatan
e) Melakukan ronde keperawatan
f) Melakukan Discharge Planning
g) Mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan salah satu model
penugasan asuhan keperawatan
4) Menganalisa standarisasi administrasi keuangan di RSU Al-Islam H.M
Mawardi Krian.
5) Menganalisa tingkat mutu di Ruang Wardah RSU Al-Islam H.M Mawardi
Krian.
C. Manfaat
1. Mahasiswa
1) Mahasiswa mampu menjalankan tugasnya sesuai dengan perannya masing-masing
dalam penerapan MAKP Primer.
2) Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan MAKP Primer di Ruang
Wardah RSU Al-Islam H.M Mawardi Krian.
3) Mahasiswa dapat mengetahui masalah dalam penerapan MAKP Primer di Ruang
Wardah RSU Al-Islam H.M Mawardi Krian.
4) Mahasiswa dapat menganalisa masalah dengan metode SWOT dan menyusun
rencana strategi (renstra).
5) Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model MAKP
Primer di Ruang Wardah RSU Al-Islam H.M Mawardi Krian.
6) Meningkatkan pelayanan keperawatan melalui praktik manajemen pelayanan
keperawatan profesional.
4. Institusi Keperawatan
1) Mampu menerapkan ilmu manajemen keperawatan khususnya terkait penerapan
model MAKP Primer.
2) Mampu menjalin kerjasama yang lebih baik antara institusi pendidikan dengan
institusi pelayanan di Ruang Wardah RSU Al-Islam H.M Mawardi Krian .
BAB2
TINJAUAN PUSTAKA
AxBxC F
= =H
(C–D)xE G
Keterangan :
A = rata – rata jumlah perawatan/ pasien / hari
P = rata – rata jumlah pasien / hari
C = jumlah hari / tahun
D = jumlah hari libur masing – masing perawat
E = jumlah jam kerja masing – masing perawat
F = jumlah jam perawatan yang dibutuhkan pertahun
G = jumlah jam perawatan yang diberikan perawat pertahun
H = jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut
1. Lokasi
Manajemen keperawatan dan kegiatan pembelajaran pada mahasiswa Praktek
Manajemen Keperawatan Program Profesi Ners Stikes Majapahit Mojokerto
mengambil tempat di Rawat Inap Ruang Wardah RSU Al-Islam H.M Mawardi,
Krian, dengan alamat Jl. Kyai Mojo 12A, Jeruk Gamping, Kec. Krian, Kabupaten
Sidoarjo, Jawa Timur . Pengkajian data awal dilakukan pada tanggal 10- 12
Februari 2022.
2. Ruang Wardah merupakan ruang kelas II dan III yang terbagi menjadi :
1) Ruang Yasmin 1,2 dan 3 untuk perawatan kelas III dengan kapasitas tempat
tidur sebanyak 12 bed.
2) Ruang Wardah 1,2,3 dan 4 untuk perawatan kelas II dengan kapasitas tempat
tidur sebanyak 12 bed.
3. Fasilitas dan Sarana Prasarana
Pada tanggal 10-12 Februari 2022 telah dilakukan observasi, di dapatkan hasil
ruang Wardah sudah memiliki fasilitas baik untuk pasien dan tenaga kesehatan.
Sumber listrik yang digunakan adalah dari PLN. Sumber air menggunakan air
PDAM.
c. Metode ( M3 / Methode )
1) Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)
Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) merupakan
penataan struktur dan proses system pemberian asuhan keperawatan
pada tingkat ruang rawat, sehingga memungkinkan pemberian asuhan
keperawatan professional (Menurut Sitorus & Panjaitan, 2011).
Sementara itu, menurut Hoffart & Woods, 1996. Menyatakan
bahwa MPKP merupakan suatu system (struktur, proses, dan nilai –
nilai professional) yang memungkinkan perawat professional
mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan untuk
menompang pemberian asuhan tersebut, yang terdiri atas 5 subsistem
berikut.
a) Nilai – nilai professional yang meliputi ekonomi, kesinambungan
asuhan, dan belajar sepanjang hayat untuk menompang praktik
ilmu yang bermutu.
b) Pendekatan manajemen menunjukkan bahwa pada MPKP
pembuat keputusan untuk klien adalah pada manajer asuhan klinik
atau perawat primer (PP). kepala ruang rawat berperan sebagai
fasilitator atau mentor
c) Pemberian asuhan keperawatan pada umumnya menggunakan
metode keperawatan primer.
d) Hubungan professional memungkinkan hubungan kolaborasi,
kosultasi antartim, dan konverensi antartim untuk penyelesaian
konflik.
c. Motto
Kabid Pelayanan
Ka Instalasi Rawat
Inap Keperawatan
PJ Ruang Wardah
Struktur MAKP ruang Wardah adalah sebagai berikut :
Kepala Perawat
Rila Nur Isma, S.Kep.,Ns
Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana
Rina Hendrayani,
Ratna Eka, S.Kep Riska Putri, S.Kep.,Ns Dinia Putri, Amd.Kep
Amd.Kep
Perawat Pelaksana
Kiki Fendi, S.Kep.,Ns
a) Jumlah Tenaga Perawat
Nama
No Pendidikan Pelatihan yang pernah diikuti JuJuml
Perawat ah
BTCLS,Komunikasi efektif, hak
1 Rila Nur Isma S.Kep,. Ns dan kewajiban, second opinion, 11
perceptorchif, PPI, BLS, Apar, Apd,
Pmkp, Rekonsitusi obat.
BTCLS,Komunikasi efektif, hak
2 Ririn Ismariyanti S.Kep,. Ns dan kewajiban, second opinion, 11
perceptorchif, PPI, BLS, Apar,
Apd, Pmkp, Rekonsitusi obat.
BTCLS, komunikasi efektif, PPI,BLS,
3 Ratna Eka S.Kep Apar,Apd, Pmkp, Rekonstitusi obat 8
Susanti
4 Jannatul Firdaus S.Kep BTCLS, komunikasi efektif, EWS, 9
PPI, BLS, Apar, Apd, in house training
code blue, rekonstitusi obat
Eva Yunita BTCLS, komunikasi efektif, PPI,
5 D3 Kep Apar, Apd, BLS, Code blue 7
No Kualifikasi Jumlah
1 S1 Keperawatan 9
2 D3 Keperawatan 5
TOTAL 14
Sumber :Data Ruangan Wardah (Oktober-Desember
2021)
Dinas
No Ruang Tenaga
Pagi Siang Malam
1 PP 2 3 2
Wardah PA 1 1 1
Total 3 4 3
Pokok dan Fungsi Kepala Ruangan Wardah
Tabel 3.5 Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Ruangan Wardah
Minimal 15 4 4 3
Parsial 3 3 4 3
Total 2 3 4 3
Jumlah 20 10 12 9
Total tenaga perawat yang bertugas
Pagi : 10 orang
Sore :12 orang
Malam: 9 orang +
Total : 31 orang
2. M2 (MATERIAL)
Penerapan proses praktik profesi keperawatan mahasiswa Program Studi Profesi
Ners STIKES Majapahit Mojokerto, mengambil tempat di Ruang Wardah Lantai
1 RSU Al-Islam H.M Mawardi Krian, Sidoarjo. Pengkajian data awal di lakukan
pada tanggal 10-12 Februari 2022. Adapun data yang di dapat adalah sebagai
berikut :
Secara umum Ruang Wardah memiliki alat yang mendukung untuk dipakai
menggunakannya.
R. ISOLASI
R. WARDAH 4
R. WARDAH 3
R. WARDAH 2
R. WARDAH 1
R. YASMIN 2
• R. Yasmin 1,2 dan 3 untuk kelas 3, tiap kamar terdapat 1 kamar mandi, wastafel
• R. Wardah 1,2,3,dan 4 untuk kelas 2, tiap kamar terdapat 1 kamar mandi dan
wastafel
• Ruang Yasmin dan Wardah untuk perawatan bedah umu, jantung, penyakit
syaraf dan paru yang tidak menular.
Gambaran umum jumlah tempat tidur di ruang Wardah, jumlah bed ruang Wardah
adalah 21 bed dan saat pengkajian ada 21 bed:
Total jumlah bed di ruang rawat inap Wardah adalah 21 tempat tidur.
Berdasarkan pengkajian pada tanggal 10-12 Februari 2022 pasien di ruang Wardah
di lengkapi fasilitas sebagai berikut:
Tabel 3. Peralatan di Ruang Wardah Kelas 2 dan 3 RSU Al-Islam H.M Mawardi
Krian bulan Januari-Februari 2022
Tahun KONDISI
NO NAMA Perolehan Jumlah KET
BARANG Baik Rusak (%)
1 AC 1 PK 2015,2020 7 7
2 TV 14 inch 2018,2021 6 6
3 Lemari linen 2015 1 1
4 Almari arsip 2015 2 2
5 Almari obat 2017 2 2
6 Container obat 2017 3 3
7 Kursi roda 2020 2 2
8 Kipas angin 2015,2018 17 17
9 Komputer 2016 3 3
10 Lemari B3 2017 1 1
11 Helm APAR 2017 4 4
12 Kulkas 2010 1 1
13 Tempat tidur 2017 21 21
14 Bed side 2017 31 31
15 Apar 5kg 2017 2 2
16 Telepon 2012 1 1
17 Kursi Besi 2015, 2020 25 25
18 Kursi plastik 2019 3 3
19 Lemari nampan kotor 2018 2 2
20 Standard infus 2017,2020 25 22 3
21 TV 2018,2020 7 7
22 Nurse call 2017 1 1
23 CCTV 2017 1 1
Berdasarkan hasil pengkajian observasi didapatkan bahwa di Ruang Wardah telah
tersedia kamar mandi dan WC perkamar, ada satu wastafel perkamar. Tidak terlihat
adanya sampah di wastafel dan tidak adanya WC yang kurang bersih. Sehingga tidak
menimbulkan adanya tuntutan dari pasien tentang kesediaan sarana yang kurang
memadai (WC berbau). Setiap tempat tidur pasien sudah terpasang manometer O2
pada tempat tidur. Standart infus berjumlah 25 sesuai jumlah tempat tidur pasien
yang ada. Hanya masih ada beberapa meja pasien yang belum rapi dan agak
berantakan (berisi makanan dan juga barang pasien).
a) Ruang rawat inap yang terdiri dari Ruang kelas II dan III
Tahun KONDISI
NO NAMA BARANG Perolehan Jumlah KET
Baik Rusak (%)
1 BVM dewasa 2015 1 1
2 Oxygen Transport 2018 1 1
3 Instrumen Rawat luka 2028,2019 2 2
4 Monitor ECG 2018,2021 2 2
5 Syringe pump 2018,2021 2 2
6 ECG 2020 1 1
7 Nebulizer 2015,2017 2 2 Durasi
nebul
lama
8 Gunting Perban 2020 1 1
9 Tensimeter digital 2017,2020 2 2
10 Tensimeter jarum 2017 1 1
11 Termometer digital 2020,2021 1 1
12 Termogun 2020 1 1
13 Suction pump 2019 1 1
14 Lampu baca foto 2018 1 1
15 Airpurifier 2021 1 1
16 Oxymeter 2021 2 2
17 Timbangan badan 2019 1 1
18 Trolly emergency 2017 1 1
19 Trolly injeksi 2018 1 1
20 Stetoscope 2019,2021 2 2
21 Chiller 2018 1 1
22 Lemari pendingin obat 2018 1 1
Berdasarkan hasil pengkajian dan informasi yang diperoleh dari perawat di Ruang
Wardah Lantai 1 pada tanggal 10-12 Februari 2022 didapatkan data fasilitas serta
peralatan medis di Ruang Wardah RSU Al-Islam H.M Mawardi Krian sudah cukup
baik sesuai standar dengan penggunaan yang optimal.
a) Lembar medikasi
b) Buku observasi
c) Lembar dokumentasi
d) SOP
f) Buku visite
g) Leafleat
h) Buku laboratorium
a) Apar
b) Tempat Sampah
d) Wastafel
e) Musholla
f) Handrub
Berdasarkan hasil dari pengkajian tanggal 10-12 Januari 2022 didapatkan bahwa
Peralatan dan fasilitas bagi pasien di ruang Wardah hampir seluruhnya dalam
kondisi baik dengan prosentase 95% tetapi ada beberapa barang yang perlu di
lengkapi lagi seperti jam dinding untuk setiap ruangan yang masih ada beberapa
tidak berfungsi dengan baik, sedangkan hasil pengkajian alat kesehatan di ruang
Wardah hampir seluruhnya dalam kondisi baik dengan pretentase 97%.
3. M3 (METHOD)
a) Penerapan Pemberian Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP)
NO PERTANYAAN JAWABAN
YA TIDAK
1. Apakah perawat mempersiapkan tempat tidur siap pakai ?
2. Apakah perawat mendengarkan keluhan dan melakukan pemeriksaan ketika pasien baru datang ?
6. Apakah anda mengetahui tentang hal – hal yang harus disampaikan saat timbang terima ?
7. Selama anda menjadi perawat ruang wardah, apakah anda telah menerapkan teknik timbang
terima sesuai standart ?
8. Apakah supervisi yang dilakukan oleh kepala ruangan bersifat membimbing ?
9. Apakah kepala ruangan memberikan arahan saat supervise sesuai dengan kebijakan rumah sakit terhadap
tugas perawat ?
10. Perawat pelaksana melakukan pengkajian awal untuk mendapatkan seluruh data perkembangan kesehatan
klien ?
11. Perawat pelaksana melakukan tindakan sesuai dengan rencana tindakan keperawatan ?
12. Melakukan ronde setiap satu bulan sekali atau saat ada pasien dengan penyakit langka ?
13. Apakah seluruh tim kesehatan harus hadir dalam ronde keperawatan ?
14. Apakah tujuan dari discharge planning adalah untuk meningkatkan pemahaman pasien tentang masalah
kesehatan yang dialaminya ?
15. Apakah menurut anda format dokumentasi yang digunakan ini bisa membantu (memudahkan) dalam
melakukan pengkajian pada pasien ?
16. Apakah menurut anda model dokumentasi yang digunakan ini menambah beban kerja ?
17. Apakah metode asuhan keperawatan professional (MAKP) primer digunakan saat ini?
18. Apakah anda menjalankan kegiatan sesuai tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI) ?
19. Apakah saat timbang terima disebutkan diagnosa keperawatan klien ?
20. Apakah perawat menjelaskan hak dan kewajiban pasien ?
Sumber : Data Primer (2022)
Gambar 3.1 Diagram MAKP (2022) Sumber: Ruangan Wardah
Berdasarkan hasil observasi, melalui wawancara kuesioner di ruag Wardah
Model Asuhan Keperawatan Primer, dari 14 perawat tenaga pegawai pada tanggal 10-
12 Februari 2022 sebagai berikut;. Hasil pengumpulan data dengan kuesioner
didapatkan 9 perawat yaitu (64,3%) memahami terkait model penerapan Metode
Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) sedangkan 5 perawat yaitu (35,7%) yang
kurang memahami terkait model penerapan Metode Asuhan.
IGD IRJ
MRS
Pelayanan
Rawat Jalan Terapi Medis
Diagnosa Medis
Keperawatan
KRS Penunjang Medis
Health Education
Instalasi Pemusaran Jen
Kontrol
YATIDAK
0%
100%
Gambar 3.2 Diagram Penerimaan Pasien Baru (PBB) (2022) Sumber: Ruang
nWardah
Berdasarkan hasil observasi, melalui wawancara kuesioner di ruang wardah,
Penerimaan Pasien Baru (PBB) dari 14 perawat tenaga pegawai pada tanggal 10-12
Februari 2022 sebagai berikut : Hasil pengumpulan data dengan kuesioner didapatkan
hasil seluruh (14) perawat yaitu (100%) memahami terkait tentang penerimaan pasien
baru (PPB) di Ruang Wardah sedangkan tidak ada perawat yang tidak memahami
terkait tentang penerimaan pasien baru (PPB).
2. Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan pada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya kepada perawat Di Ruang
Wardah,sentralisasi obat sudah dilaksanakan saat pasien datang keluarga sudah di
edukasi tentang sentralisasi obat yang ada di general concent. Dokter visite
menuliskan resep, kemudian resep akan di serahkan ke perawat dan diserahkan ke
apoteker. Apoteker yang akan menghantarkan resep ke apotik. Obat yang digunakan
sore, di antar apoteker. Di Ruangan Wardah, system sentralisasi obat yang digunakan
system odd (once daily dose), untuk mendistribusikan obat oleh instalasi farmasi yang
ada di faskes dengan batasan waktu tertentu. Pendistribusian dimana pasien mendapat
obat yang sudah di pisah – pisah untuk pemakaian sekali pakai tetapi obat di serahkan
untuk 24 jam.
YATIDAK
100%
3. Timbang Terima
Di Ruang Wardah, timbang terima dilakukan di nurse station, dibuka oleh kepala
ruangan jika tidak ada akan di gantikan perawat primer (PP) setelah pembukaan
dilakukan doa bersama kemudian, menyampaikan ketergantungan pasien, jumlah
pasien, dan pasien yang beresiko, sesuai dengan kelolaan. Timbang terima isinya
adalah nama, diagnosa medis, data S & data O, diagnosa keperawatan, tindakan yang
sudah dilakukan, dan tidakan yang belum dilakukan tersebut dalam penyampaian
timbang terima dan harus tersampaikan semua. Untuk validasi setiap pasien tidak
boleh lebih dari 1 menit, setelah validasi pasien, perawat kembali ke nurse station
untuk membicarakan hal – hal yang ada miss atau tidak sesuai dengan waktu timbang
terima akan di bicarakan di nurse station dan melakukan tanda tangan timbang terima
dari shift lama ke shift yang baru. Di Ruang Wardah ada buku timbang terima,
menggunakan rekam medisnya pasien serta ada buku bantu.
YATIDAK
0%
100%
YATIDAK
0%
5. Ronde Keperawatan
Di Ruang Wardah belum dilaksanakan. Namun setiap hari satu
bulan sekali akan ada visite besar yang dihadiri oleh setiap tim medis
kesehatan seperti, dokter, perawat, gizi, apoteker. Yang bertujuan
untuk membicarakan masalah yang terjadi pada pasien.Jika ada hal
yang penting atau perlu dibicarakan mnaka akan kembali ke nurse
station.
YATIDAK
48%
52%
6. Discharge Planning
Di Ruang Wardah Discharge planning di isi mulai pasien datang ,di isi kembali
waktu pasien pulang, adanya perencanaan hari perawatan yang isinya discharge
planning, jadi discharge planning harus di jelaskan hari perawatan sesuai dengan
klinical pathway ruang Wardah, sesuai dengan lembar perencanaan pulang (Discharge
Planning) yang berisi kriteria pasien membutuhkan perencanaan pulang kritis,
perawatan dan aktivitas di rumah , tindakan pengobatan yang diberikan ternasuk obat
yang masih diminum, rencana hari perawatan misal 5 hari harus dijelaskan,jadi
rencana hari perawatan harus sesuai dengan clinical pathway yang ada di Ruang
Wardah . Edukasi kesehatan dan rincian pemulangan. Apabila tidak sesuai dengan
clinical pathway, maka, pasien mempunyai penyakit penyerta.
YATIDAK
0%
100%
7. Dokumentasi
Dokumentai di Ruang Wardah, menggunakan system Problem Orientad
Record (POR) yaitu suatu model pendokumentasian system pelayanan kesehatan yang
masalah klien, dengan menggunakan multi disiplin dengan mengaplikasikan
pendekatan pemecahan masalah,mengarahkan ide-ide dan pikiran anggota tim.
Pendekatan berorientasi masalah ini dibuat untuk memudahkan pendokumentasian
dengan catatan perkembangan terintegrasi (CPPT). Dokumentasi yang bertujuan
mencatat data tentang pasien dan di dokumentasikan dan di susun menurut masalah
pasien. Di Ruang Wardah setiap profesi pemberi asuhan (PPA) akan terintegrasi
dalam dokumentasi di lembar CPPT (Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi)
yang berbentuk SOAP.
Pada saat ada kejadian dimana ada keluhan baru dari pasien, perawat
melaporkan pada DPJP dengan cara komunikasi SBAR :
S : SITUATION (kondisi terkini yang terjadi pada pasien)
- Sebutkan nama pasien, umur, tanggal masuk dan hari perawatan serta dokter
yang merawat
- Sebutkan diagnosis medis dan masalah keperawatan yang belum atau sudah
teratasi/kebutuhan utama
B : BACKGROUND (info penting yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini)
- Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dan respons pasien dari setiap
diagnosa keperawatan
- Sebutkan riwayat alergi, riwayat pembedahan penanganan alat invasif dan obat-
obatan termasuk cairan infus yang digunakan
- Jelaskan pengetahuan pasien dan keluarga terhadap penanganan
medis A : ASSESMENT (hasil pengkajian dari kondisi pasien saat ini)
YATIDAK
4%
96%
4. M4 (MONEY)
a. Persiapan
Pengawasan M-4 (Money) di Ruang Rawat Inap Mawar Kuning Bawah Lantai
1 RSUD Sidoarjo dilakukan pada bulan Oktober, November, dan Desember 2021
dengan mengamati jumlah pasien pengguna UMUM, JAMINAN KESEHATAN
MASKIN (JKMM), BPJS KETENAGAKERJAAN, BPJS KESEHATAN,
BIAKES MASKIN, dan JASA RAHARJA.
b. Pembiayaan (M4/Money)
Sebagian besar pembiayaan ruangan dan pelatihan petugas ruangan berasal
dari rumah sakit yang diperoleh dari BPJS. Biaya Perawatan yang berlaku saat ini
sesuai kelas perawatan di Ruang Wardah.
2544 100 %
Total
Tabel 3.26 Daftar Perincian Pembiayaan Perawatan Ruang Inap Wardah Bawah
Lantai 1 RSU AL-ISLAM H.M MAWARDI
5. M5 (MUTU)
0 X 100
=0%
158
Tabel 3.30 Data Pasien Beresiko Jatuh Dan Pasien Jatuh diRuang Wardah RSU
Al-Islam HM Mawardi pada tanggal 11 – 12 Februari 2022 :
N Tanggal Pasien Jatuh Pasien Beresiko Jatuh
o.
1. 11 Februari 2022 0 22
2. 12 Februari 2022 0 23
Jumlah 0 45
0 X100 %
= 0%
60
Dari hasil pengkajian yang didapatkan bahwa pada tanggal 11, dan 12 Februari
2022 sebanyak 0% pasien yang mengalami jatuh selama dilakukan perawatan oleh
perawat ruangan di Ruang Inap Wardah RSU Al-Islam H.M Mawardi Sidoarjo.
Meskipun sebagian pasien mempunyai resiko jatuh.
A. Kepuasan Pasien
Dari data pembagian angket yang dilakukan pada tanggal 11 februari 2022 di di
Ruang Inap Wardah RSU Al-Islam H.M Mawardi Sidoarjo mengenai kepuasan pasien
terhadap kinerja perawat dengan pelaksanaan evaluasi menggunakan kuesioner. Dari
kuesionar yang terdiri yaitu Reliability (keandalan) yaitu kemampuan untuk
menyediakan pelayanan yang terpercaya,akurat dan memuaskan.Asurance (jaminan)
yaitu berkaitan dengan kemampuan pengetahuan, keterampilan staf dalam menangani
setiap pelayanan yang diberikan sehingga mampu menumbuhkan kepercayaan dan
rasa aman. Tangibles (kenyataan) yaitu meliputi sarana dan prasarana. Emphaty
(empati) yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi
yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan
konsumen. Responsivenes (tanggung jawab) yaitu suatu kebijakan untuk memberikan
pelayanan yang cepat dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi
yang jelas.
Berdasarkan hasil kuesioner kepuasan pasien di Ruang Inap Wardah RSU Al-
Islam H.M Mawardi Sidoarjo sebagai berikut :
Tabel 3.31 Data Kepuasan Pasien di Ruang Inap Wardah RSU Al-Islam H.M
Mawardi Sidoarjo Sebagai Berikut :
Tidak Ya
KEPUASAAN PASIEN
YATIDAK
17%
83%
Tabel 3.32 Data Kecemasan Pasien di Ruang Inap Wardah RSU Al-Islam H.M
Mawardi Sidoarjo Sebagai Berikut:
KECEMASAN
PASIEN
YATIDAK
36%
64%
Dengan adannya mahasiswa praktika manajemen yang merupakan salah satu realisasi
dari visi dan misi RSU Al-Islam H.M Mawardi Sidoarjo sebagai mengembangkan
potensi sumber daya manusia yang bermutu dan inovatif. Hal ini juga dapat
membantu meningkatkan mutu pelayanan Ruang Inap Wardah RSU Al-Islam H.M
Mawardi Sidoarjo.
B. ALOS (Average Length of Stay)
Dari data pasien masuk – pulang ditemukan bahwa jumlah pasien pada tanggal 11
– 12 februari 2022 sebanyak 45 pasien dengan total lama pasien dirawat pada tanggal
11-12 Februari 2022 sebanyak 120 hari maka ALOS pada bulan februari 2022
diRuang Inap Wardah RSU Al-Islam H.M Mawardi Sidoarjo adalah :
Tabel 3.32 Data Pasien Masuk – Pulang Pada Tanggal 11 Februari 2022
DiRuang Inap Wardah RSU Al-Islam H.M Mawardi Sidoarjo
Tanggal
No Tanggal masuk Keluar Lama dirawat
1 6/1/2022 11/1/2022 5 hari
2 7/1/2022 11/1/2022 4 hari
3 5/1/2022 11/1/2022 6 hari
4 3/1/2022 11/1/2022 8 hari
5 7/1/2022 11/1/2022 4 hari
6 8/1/2022 11/1/2022 3 hari
7 7/1/2022 11/1/2022 4 hari
Total 34 hari
Tabel 3.33 Data Pasien Masuk – Pulang Pada Tanggal 12 februari 2022 di Ruang
Inap Wardah RSU Al-Islam H.M Mawardi Sidoarjo
Tanggal Tanggal
No masuk Keluar Lama dirawat
1 10/1/2022 12/1/2022 2 hari
2 10/1/2022 12/1/2022 2 hari
3 8/1/2022 12/1/2022 4 hari
4 7/1/2022 12/1/2022 5 hari
5 8/1/2022 12/1/2022 4 hari
6 6/1/2022 12/1/2022 6 hari
7 6/1/2022 12/1/2022 6 hari
8 5/1/2022 12/1/2022 7 hari
Total 36 hari
Tanggal
No Pulang Total
1 11/2/2022 7
2 12/2/2022 8
Total 15
Dapat disimpulkan rata-rata ALOS di Ruang Inap Wardah RSU Al-Islam H.M
Mawardi Sidoarjo per Tanggal 11-12 Februari 2022 adalah 15 hari.
Terdapat beberapa aspek penilaian penting dalam upaya penjaminan mutu
pelayanan pasien. Salah satu aspek yang menjadi indikator peningkatan mutu
pelayanan yaitu keamanan pasien dan kepuasan pasien.
C. ANALISIS SWOT
S-W
3,3 – 2 = 1,3
TOTAL 1 13 3,3
WEAKNESS
1. Jumlah tenaga perawat 0,5 2 1
yang kurang sehingga
penerapan MAKP Tim
Primer kurang primer
2. Sebagian perawat belum 0,5 2 1
mengikuti pelatihan
khusus
TOTAL 1 2
Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya peluang bagi 0,3 3 0,9
perawat untuk
melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih
tinggi
2. Adanya kebijakan RS 0,4 3 1,2
untuk meningkatkan
kemampuan (mengikuti
pelatihan/seminar)
3. Adanya kerjasama yang 0,3 3 0,9
baik antara mahasiswa
praktik dengan perawat
klinik
TOTAL 1 9 3
TREATHENED
1. Semakin tinggi tuntutan 0,2 2 0,4
dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
kesehatan yang lebih baik O-T
2. Makin tingginya 0,2 2 0,4 3–2=1
kesadaran masyarakat
akan hukum
3. Persaingan antar RS yang 0,2 2 0,4
semakin kuat
4. Makin tingginya 0,2 2 0,4
pengetahuan masyarakat
akan pentingnya
kesehatan
5. Terbatasnya kuota 0,2 2 0,4
perawat yang dapat
melanjutkan pendidikan
dengan rekomendasi dari
RS
TOTAL 1 10 2
TREATHENED
TOTAL
Adanya keluhan atau tuntutan 0,25 3 1,5
dari pasien tentang ketersedian
sarana yang kurang memadai
(atap kamar mandi bocor)
1. Tingginya tingkat 0,25 3 1,5
penularan penyakit melalui
barang yang digunakan
bersamaan
0,25 3
2. Adanya tuntutan yang
tinggi dari masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan
sehinggamemerlukanperalatan
medis yang memadai
3. Banyak berdiri RS 0,25 3
swasta di wilayah sekitar
4.
12. Tersedianya sarana dan 0,1 3 0,3
prasarana bagi pasien dan
tenaga kesehatan yang
masih berfungsi dengan
baik serta memenuhi
standart
TOTAL 1 5 2,5
a. Ekternal Faktor
(EFAS)OPPORTUNITY
TOTAL 1 6 2
NO ANALISI SWOT BOBOT RATING BOBOT x RATING
Ronde keperawatan S-W=
a. Internal Factor (IFAS) 2,9 – 2 = 0,9
STRENGTH
1) Bidang perawatan 0,3 4 1,2
mendukung adanya
kegiatan ronde
keperawatan.
TOTAL 1 11 2,6
WEAKNESS
1) Pelaksanaan ronde 0,5 2 1
keperawatan belum
optimal
TOTAL 1 4 2
a. External Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
1.Adanya mahasiswa praktek 0,4 3 1,2 O-T=
yang akan menerapkan ronde 3 – 2,5 = 0,5
keperawatan di ruang Wardah
TOTAL 1 9 3
TREATHENED
1. Adanya tuntutan yang lebih 0,3 2 0,6
tinggi dari masyarakat
untuk mendapatkan
pelayanan yang lebih
Profesional
2. Persaingan antar RSIM 0,3 2 0,6
semakin kuat dalam
pemberian pelayanan.
Total 1 23 3,5
WEAKNESS
1. Supervisi ruangan 0,5 2 1
hanya dilakukan sesuai
kebutuhan dan
kebijakan kepala
ruangan.
2. Pelaksasanan supervisi 0,5 3 1,5
yang tidak terjadwal
TOTAL 1 5 2,5
b. EksternalFaktor
(EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa 0,3 3 0,9 O-T = 3 - 2=
Keperawatan yang 1
praktik manajemen
Total 1 12 3
THREATENED.
1) Adanya kesadaran 1 2 2
masyarakat yang tinggi
terhadap mutu kesehatan
Total 1 2 2
TOTAL 1 12 4
WEAKNESS
1) Pelaksanaan timbang 1 2 3
trima masih tergolong
lama
TOTAL 1 3 3
a. External Factor
(EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa 0,4 4 1,6
PSIK yang akan
praktik manajemen
2. Adanya kerja sama yang 0,3 4 1,2
baik antara mahasiswa
PSIK dengan perawat
ruangan
TOTAL 1 11 3,7
THREATENED
TOTAL 1 6 2
NO ANALISI SWOT BOBOT RATING BOBOT
x
RATING
Discharge Planning
a. Internal Faktor
(IFAS) STRENGHT
1. Adanya kemauan untuk 0,4 3 1,2 S-W = 3,6 – 2,7 =
memberikan 0,9
pendidikan kesehatan
kepada
pasien/keluarga
2. Adanya surat control 0,3 4 1,2
dan format resume untuk
pasien pulang
3. HE terdokumentasi 0,3 4 1,2
TOTAL 1 11 3,6
WEAKNESS
1. Keterbatasan waktu 0,5 3 1,5
perawat dalam
memberikan Pendidikan
Kesehatan.
2. Pemberian pendidikan 0,5 2 1,2
kesehatan dilakukan
secara lisan setiap
pasien/keluarga
TOTAL 1 5 2,7
a. External Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa 0,25 4 1
PSIK yang sedang
melakukan praktik
manajemen
TOTAL 1 14 3,5
TREATHENED
1. Adanya tuntutan 0,4 2 0,8 O-T =3,5 - 3 = 0,5
masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
keperawatan yang
profesional
2. Makin tingginya 0,3 2 0,6
kesadaran masyarakat
akan pentingnya
kesehatan
TOTAL 1 15 3,3
TREATHENED
1. Adanya tuntutan 0,4 2 0,8
masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
keperawatan yang
profesional.
2. Makin tinggi kesadaran 0,3 2 0,6
masyarakat akan
pentingnya kesehatan.
3. Persaingan antar Rumah 0,3 2 0,6
Sakit yang semakin ketat
TOTAL 1 5 2
TOTAL 1 3 3 O-T=4-
3=1
S dan O : W dan T :
4 = sangat 1 = sangat baik
baik 3 = baik 2 = baik
2 = cukup 3 = cukup
1 = kurang/tidak baik 4 = kurang/tidak baik
D. Identifikasi Masalah
Prioritas Masalah :
3,3
3
2,6
M5
2,5
2,3 so
2
` 1,8
1,7
DOKUMENTASI
Timbang
M4
1,6 M2
1,3
1,2 PPB M1
1,0
0,8
0,6 MAKP
Ronde Suprevisi
0,4
0,2
DP
-1 -0,9-0,8 -0,6 -0,2 -0,1 0,20,4 0,6 0,8 1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2 2,3 2,6 2,83
M5
W S
-0,2
-0,4
-0,6
-0,8
-1
5. M5 (MUTU) 1.
1.Lama rata-rata Mampu meningkatkan 1.) Menyusun perencanaan 1.) Kepuasan pasien
perawatan pasien keselamatan pasien. keselamatan pasien sesuai terpenuhi
lebih dari 11 hari. standar akreditasi RS 2.) Tidak ada
(6 sasaran utama) complain dari
2.) Meningkatkan kembali pasien dan
edukasi kepada pasien tentang keluarga pasien
pentingnya kegunaan gelang
identitas untuk keselamatan
BAB4
PERENCANAAN
A. Pengorganisasian
Untuk efektifitas pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Profesional
dalam menentukan kebijakan-kebijakan internal yang sifatnya umum
kelompok menyusun struktur organisasi sebagai berikut:
Ketua :Jannatul firdaus, S.Kep
Wakil : Rina Muntaza, S.Kep
Sekretaris 1 : Riris Tristanti, S.Kep
Sekretaris 2 : Vivi Fitriyah, S.Kep
Bendahara 1 :Nurhayati, S.Kep
Humas : Ika Maria Yuana, S.Kep
Perlengkapan : Ahmad Mustagrfirin, S.Kep
Konsumsi : Rochmat Ardhiyanto,
S.Kep
Dokumentasi : Vivi fitriyah, S.Kep
B. Strategi Kegiatan
A) Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat menerapkan model MAKP Primary Nursing di
ruangan dengan baik.
b. Tujuan Khusus
1. MAKP Primary Nursing dapat diterapkan dalam asuhan keperawatan
2. Terpenuhinya kepuasan pasien dan keluarga pasien
3. Terpenuhinya kepuasan dan kinerja perawat
4. Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim
kesehatan lainnya
2. Indikator/Target
a. Kepuasan pasien dan keluarga 100%
b. Rasio perbandingan jumlah perawat dan pasien seimbang
c. Perawat bekerja sesuai dengan fungsi dan tanggung jawab yang diberikan
d. Terdapat komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim kesehatan
yang lain
e. Beban kerja perawat tidak terlalu tinggi
3. Teori MAKP Primary Nursing
Setelah dilakukan analisis dengan metode SWOT maka kelompok
praktik klinik manajemen keperawatan Ruang Wardah menerapkan Model
Asuhan Keperawatan Profesional Modular Nursing.
Model perawatan Modular Nursing merupakan salah satu Model
Asuhan Keperawatan Profesional dimana perawat bertanggung jawab penuh
terhadap asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien mulai dari
pasien masuk sampai keluar Rumah Sakit. Model ini mendorong
kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana asuhan
keperawatan dan pelaksanaan asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
Model ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara
pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan
koordinasi asuhan keperawatan selama pasien di rawat. Konsep dasar dan
model ini adalah tanggung jawab dan tanggung gugat. Berikut sistem
pemberian asuhan keperawatan Primary Nursing.
PERAWAT PRIMER
KLIEN
PERAWAT PERAWAT
PELAKSANA PELAKSANA
SORE MALAM
PERAWAT PELAKSANA PAGI
d. Kriteria Evaluasi :
1) Struktur :
a) Menentukan penanggung jawab MAKP
b) Mendiskusikan bentuk dan penerapan MAKP yaitu primary
nursing
c) Merencanakan kebutuhan tenaga perawat
d) Melakukan pembagian peran perawat
e) Menetukan diskripsi tugas dan tanggung jawab perawat.
f) Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga perawat.
2) Proses :
a) Tahap uji coba pada tanggal 19 Februari - 01Maret 2022
3) Tahap Aplikasi pada tanggal Februari 2022
4) Hasil :
Mahasiswa mampu menerapkan MAKP primary nursing sesuai
dengan job description.
6. Supervisi Keperawatan
a. Langkah – langkah supervise
1. Pra supervisi
a. Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi
b. Supervisor menetapkan tujuan dan kompetensi yang akan dinilai
2. Pelaksanaan supervisi
a. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan instrument / alat
ukur yang telah disiapkanSupervisor mendapatkan beberapa hal
yang memerlukan pembinaan
b. Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan pembinaan
dan klarifikasi permasalahan
c. Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara, dan
memvalidasi data sekunder.
d. Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada.
e. Supervisor melakukan Tanya jawab dengan Perawat katim dan
Perawat pelaksanaan
3. Pasca Supervisi-3F
a. Supervisor memberikan penilaian supervise (f-fair).
b. Supervisor memberikanFeed Back Klarifikasi (sesuai hasil laporan
supervise).
c. Supervisor memberikan reinforcement dan follow up perbaikan.
c. Manajemen anggaran
Manajemen keperawatan berperan aktif dalam membantu
perencanaan, dan pengembangan. Supervisor berperan dalam :
1) Membantu menilai rencana keseluruhan dikaitkan dengan dana
tahunan yang tersedia, mengembangkan tujuan unit yang dapat
dicapai sesuai tujuan RS.
2) Membantu mendapatkan informasi statistik untuk merencanakan
anggaran keperawatan.
3) Memberi justifikasi proyeksi anggaran unit yang dikelola.
Supervisi yang berhasil guna dan berdaya guna tidak dapat terjadi
begitu saja, tetapi memerlukan praktek dan evaluasi penampilan agar
dapat dijalankan dengan tepat. Kegagalan supervisi dapat menimbulkan
kesenjangan dalam pelayanan keperawatan.
d. Teknik Supervisi
1) Proses supervisi keperawatan terdiri dari 3 elemen kelompok, yaitu :
a) Mengacu pada standar asuhan keperawatan.
b) Fakta pelaksanaan praktek keperawatan sebagai pembanding
untuk menetapkan pencapaian.
c) Tindak lanjut dalam upaya memperbaiki dan mempertahankan
kualitas asuhan.
2) Area Supervisi
a) Pengetahuan dan pengertian tentang klien.
b) Ketrampilan yang dilakukan disesuaikan dengan standar.
c) Sikap penghargaan terhadap pekerjaan misalnya kejujuran,
empati.
3) Cara Supervisi
Supervisi dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu:
a) Langsung
Supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan yang
sedang berlangsung, dimana supervisor dapat terlibat dalam
kegiatan,feed back dan perbaikan. Adapun prosesnya adalah :
1) Perawat pelaksana melakukan secara mandiri suatu tindakan
keperawatan didampingi oleh supervisor.
2) Selama proses, supervisor dapat memberi dukungan,
reinforcement dan petunjuk.
3) Setelah selesai, supervisor dan perawat pelaksana melakukan
diskusi yang bertujuan untuk menguatkan yang telah sesuai
dan memperbaiki yang masih kurang. Reinforcement pada
aspek yang positif sangat penting dilakukan oleh
supervisor.
b) Supervisi secara tidak langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun
lisan. Supervisor tidak melihat langsung apa yang terjadi di
lapangan sehingga mungkin terjadi kesenjangan fakta. Umpan
balik dapat diberikan secara tertulis.
1. Supervisi dilakukan sesuai struktur organisasi
2. Supervisi memerlukan pengetahuan dan ketrampilan dasar
manajemen, kemampuan menerapkan prinsip manajemen dan
kepemimpinan
3. Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisir dan
sesuai standart
4. Supervisi merupakan proses kerjasama yang demokrasi
antara supervisor dan perawat pelaksana
5. Supervisi menerapkan visi, misi, falsafah, tujuan dan rencana
yang spesifik
6. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif,
komunikasi efektif, kreativitas dan motivasi
7. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil guna dan berdaya
guna dalam pelayanan keperawatan yang memberi kepuasan
e. Tujuan klien, perawat dan manajer.
Tujuan umum
Setelah disampaikan materi ini diharapkan mampu melaksanakan
supervisi di ruang Wardah
Tujuan khusus
1. Kepala ruangan mampu mengevaluasi dan menilai kinerja perawat
dalam pelaksanaan asuhan keperawatan dan pendokumentasian asuhan
keperawatan khususnya pemberian obat (injeksi intravena).
2. Kepala ruangan mampu melakukan evaluasi sikap perawat dalam
melakukan tugas.
3. Kepala ruangan mampu memberikan solusi terhadap permasalahan
yang ditemukan.
4. Mampu menjalin kerjasama dan keakraban antar perawat.
f. Target
1. Meningkatkan pelaksanaan supervisi secara terjadwal dan
terdokumentasi
2. Menentukan materi pelaksanaan supervisi keperawatan
3. Melaksanakan supervisi keperawatan bersama-sama perawat ruangan
4. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan.
g. Program Kerja
1. Materi supervisi
Pemberian obat melalui selang intra vena (per IV bolus).
2. Media supervisi
1) SOP
2) Format penilaian supervisi
3. Rencana strategi
Melaksanakan role play supervisi keperawatan
Tahap Perawat
KARU Perawat Primer Tempat
kegiatan Associate
Pra 1.Salam Pembuka Menguraikan tentang Ruang
Supervisi 2.Menyampaikan tujuan tindakan Pemberian Perawat
supervise Obat (Injeksi
3. Mengecek jadwal Intravena)
Pemberian Obat
(Injeksi Intravena)
4. Membacakan SOP
Supervisi
5.Mempersilahkan
Perawat Primer untuk
memberi tahu Perawat
Asosiet untuk
melakukan injeksi obat
(injeksi intravena)
6.Perawat Primer
mempersilahkan
Perawat Asosiet untuk
menyiapkan alat
tindakan yang akan di
supervisi
7.Perawat Asosiet
mempersiapkan alat
8.Perawat Asosiet
selesai menyiapkan alat
dan melaporkan ke
Perawat Primer
9.Perawat Primer
melaporkan ke Karu
bahwa superfisi siap
dilaksanakan
Supervisi 1. Melakukan 1. Melakukan cross Melakuka Ruang
15 menit pengawasan & cek kelengkapan n pasien
koordinasi 2. Melakukan persiapan
2. Menilai langkah-langkah dan
pelaksanaan pemberian obat pelaksanaa
pemberian obat dengan Benar. n
(injeksi intravena) a. menjelaskan pemberian
3. Mencatat bila kepada pasien obat sesuai
terdapat hal-hal dan keluarga dengan
yang perlu tentang tujuan rencana
didiskusikan dan prosedur Karu
bersama Perawat pemberian obat
Katim dan Perawat (injeksi
Pelaksana intravena) yang
4. Mengisi format/ akan dilakukan
instrumen penilaian prosedur
supervise b. Membawa alat ke
dekat pasien
3. Mendokumentasik
an tindakan
pemberian obat
(injeksi intravena)
pada lembar
observasi
4. Membereskan
alat-alat yang
digunakan
5. Mendengarkan
1. Menyampaikan Ruang
hasil penilaian Karu
supervise
2. Memberikan
feedback, reward,
follow up dan
konsep solusi
terhadap masalah
yang ditemukan.
Post Dokumantasi hasil Tanda tangan hasil Ruang
Supervisi supervise Salam supervisi Karu
10 menit penutup
h. Alur Supervisi
Ka Bidang Perawatan
Ka Per IRNA
PP1 PP2
Menilai kinerja perawat
PELAKSANAAN
responsibility-Accountabillity
– Authority (R-A-A)
PA PA
PEMBINAAN (3-F)
Keterangan : Supervisi
c. Proses
1) Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
2) Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan supervisi sesuai peran yang
telah ditentukan
d. Hasil
Pelaksanaan supervisi sesuai dengan yang direncanakan.
i. Timbang Terima
a) Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengkomunikasikan segala informasi yang berkaitan dengan kondisi
klien.
2. Tujuan Khusus
1) Menyampaikan kondisi atau keadaan pasien (Data Fokus) di Ruang
Wardah
2) Menyampaikan askep dan tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan
kepada klien
3) Menyampaikan askep dan tindakan kolaboratif yang belum dilakukan
kepada klien
4) Menyampaikan hal penting yang harus ditindak lanjuti oleh dinas
berikutnya di Ruang Wardah
5) Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya di Ruang Wardah
b) Langkah-langkah
1. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap
2. Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan
hal-hal apa yang akan disampaikan
3. PP menyampaikan kepada tanggung jawab shift yang selanjutnya
meliputi :
Kondisi atau keadaan klien secara umum
Tindak lanjut atau dinas menerima operan
Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan
Penyampaian operan diatas harus dilakukan secara jelas dan tidak
terburu-buru
Karu dan anggota kedua shift dinas bersama-sama secara langsung
melihat keadaan klien
1) Pelaksanaan
Kegiatan timbang terima dilaksanakan pada minggu II tanggal
bulan. Kegiatan ini dilaksanakan oleh mahasiswa praktik profesi
menajemen keperawatan di Ruang Wardah.
2) Rencana strategi
1) Menyusun materi timbang terima
2) Membuat format timbang terima dan juknis
3) Melaksanakan timbang terima bersama dengan kepala ruangan dan
staf keperawatan
c) Mendokumentasikan hasil timbang terima penderita.Prosedur Timbang
trima
Timbang Terima
SITUATION
background
Riwayat keperawatan
Assessment :
KU; TTV;GCS;Skala Nyeri;Skala Resiko Jatuh ; dan ROS (poin yang penting )
Rekomendation :
Tindakan yang sudah
Dilanjutkna 3.Stop
Modifikasi
Strategi Baru
f) Evaluasi
1. Struktur timbang terima . sarana dan prasarana yang menunjang telah
tersedia antara lain : catatan timbang terima, status pasien dan kelompok
shif timbang terima. kepala ruangan/ Nurse is charge (NIC) memimpin
kegiatan timbang terima yang dilakukan pada pergantian shif yaitu malam
ke pagi, pagi ke sore. kegiatan timbang terima pada shif sore ke malam
dipimpin oleh perawat primer yang bertugas saat itu
2. Proses
Proses timbang terima dimpimpin oleh karu dan dilaksanakan oleh seluruh
perawatan yang bertugas maupun yang akan mengganti shif. perawat
primer mengoperkan ke perawat primer berikutnya yang akan mengganti
shif . timbang terima pertama dilakukan di nurse station kemudian di
ruangan perawatan pasien dan kembali ke nurse station. Isi timbang terima
mencakup jumlah pasien, diagnosis keperawatan , intervensi yang belum/
sudah dilakukan.
3. Hasil
Timbang terima dapat dilakukan setiap pergantian shif. Setiap
perawat dapat mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi
antarperawat berjalan dengan baik
j. Ronde Keperawatan
a) Tujuan
Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berpikir kritis
dan diskusi.
Tujuan Khusus
1) Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistematis dalam pemecahan
masalah keperawatan klien
2) Memberikan tindakan yang berorientasi pada masalah keperawatan
klien
3) Meningkatkan kemampuan validitas data klien
4) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan
5) Meningkatkan kemampuan justifikasi
6) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
b) Manfaat
1) Masalah pasien dapat teratasi
2) Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
3) Terciptanya komunitas perawatan yang profesional
4) Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan
5) Perawat dapat melaksanakan model keperawatan dengan tepat dan
benar
c) Kriteria Pasien
Pasien yang dipilih untuk yang dilakukan ronde keperawatan adalah
pasien yang memiliki kriteria sebagai berikut :
(1) Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan.
(2) Pasien dengan kasus baru atau langka.
d) Alur Pelaksanaan Ronde Keperawatan
PP
TAHAP
PRA
RONDE Penetapan Pasien
Persiapan Pasien :
a. Inform Concent
b. Hasil Pengkajian/Validasi Data
Validasi data di
bed pasien
TAHAP RONDE
PADA BED
KLIEN
Diskusi PP,
Konselor, KARU
Keterangan :
1. Pra-Ronde
a. Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah
yang langkah)
b. Menetukan tim ronde
c. Mencari sumber atau literature
d. Membuat proposal
e. Mempersiapkan pasien : informed consent dan pengkajian
f. Diskusi : apa diagnosis keperawatan ? Apa data pendukung ?
Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan ? Dan apa hambatan yang
ditemukan selama perawatan ?
2. Pelaksanaan Ronde
a. Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan pada
masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan
dan atau telah dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu
didiskusikan
b. Diskusi antar anggota tim (PP, dokter, ahli gizi) tentang kasus tersebut
c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepala
ruangan tentang masalah pasien serta rencana tindakan yang akan
dilakukan
3. Pasca-Ronde
a. Evaluasi, revisi, dan perbaikan
b. Kesimpulan dan rekomendasi penegakan diagnosis dan intervensi
keperawatan selanjutnya.
k. Discharge Planning
a) Tujuan Discharge Planning
Menurut Nur Salam 2015 perencanaan pulang bertujuan (Elviani, dkk.,
2020) :
1. Menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikologis dan sosial.
2. Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga.
3. Meningkatkan perawatan yang berkelanjutan pada pasien.
4. Membantu rujukan pasien pada sistem pelayanan yang lain.
5. Membantu pasien dan keluarga memiliki pengetahuan dan
keterampilan serta sikap dalam memperbaiki serta mempertahankan
status kesehatan pasien.
6. Melaksanakan rentang perawatan antar rumah sakit dan masyarakat.
Perencanaan pulang
Program HE :
Penyelesaian Pengobatan / kontrol.
administrasi Kebutuhan nutrisi
Aktivitas & istirahat
g) Jenis Pemulangan
Chesca (1982) dalam Supriyo (2006), mengklasifikasikan jenis
pemulangan pasien sebagai berikut:
1. Conditioning discharge (pulang sementara atau cuti), keadaan pulang
ini dilakukan apabila kondisi pasien baik dan tidak terdapat
komplikasi. Pasien untuk sementara dirawat di rumah namun harus ada
pengawasan dari pihak rumah sakit atau Puskesmas terdekat.
2. Absolute discharge (pulang mutlak atau selamanya), cara ini
merupakan akhir dari hubungan pasien dengan rumah sakit. Namun
apabila pasien perlu dirawat kembali, maka prosedur perawaatan dapat
dilakukan kembali.
3. Judical discharge (pulang paksa), kondisi ini pasien diperbolehkan
pulang walaupun kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk
pulang, tetapi pasien harus dipantau dengan melakukan kerjasama
dengan perawat Puskesmas terdekat.
h) Dokumentasi
Menurut Iyer dan Camp (2005) dalam Supriyo (2006), sebuah format yang
memuat petunjuk yang mengingatkan pemberi pelayanan kesehatan yang
mengimplementasikan dan mendokumentasikan perencanaan pemulangan
merupakan hal yang sangat membantu. Perencanaan pemulangan sering
dicantumkan dalam format terpisah dalam rekam medis, format ini biasanya berisi
hal-hal berikut :
1. Pengkajian awal terhadap kebutuhan perencanaan pulang.
2. Usaha untuk menempatkan pasien pada fasilitas yang tepat agar
mendapatkan perawatan yang kontinyu atau untuk mengatur pasien
agar mendapatkan perawatan di rumah sesuai kebutuhan.
2. Perawat primer
1) Membuat rencana discharge planning (Perencanaan Pulang)
2) Memberikan konseling
3) Memberikan pendidikan kesehatan
4) Menyediakan format discharge planning (Perencanaan Pulang)
5) Mendokumentasikan discharge planning (Perencanaan Pulang)
3. Perawat associate
Ikut membantu dalam melaksanakan discharge planning (Perencanaan
Pulang) yang sudah direncanakan oleh perawat primer.
i) Materi
1. Penjelasan tentang penyakit
2. Penatalaksanaan pada pasien di rumah dan di rumah sakit
3. Aktifitas dan istirahat
j) Metode
Metode : Diskusi dan tanya jawab
Media :Status pasien, Format discharge planning(Perencanaan Pulang).
k) Instrumen
1. Lembar Discharge Planing(Perencanaan Pulang)
l) Mekanisme Kegiatan
i. Sentralisasi Obat
a) Tujuan Sentralisasi Obat
Menurut Nursalam (2002) sentralisasi obat bertujuan untuk (Elviani,
dkk., 2020) :
1. Meningkatkan mutu pelayanan kepada klien terutama dalam pemberian
obat.
2. Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat secara hukum maupun
secara moral.
3. Mempermudah pengelolahan obat secara efektif dan efisien.
4. Menyeragamkan pengelolaan obat.
5. Mengamankan obat-obat yang dikelola.
6. Mengupayakan ketepatan pemberian obat dengan tepat klien, dosis,
waktu, cara, dan waspada efek samping.
b) Teknik Pengelolahan Sentralisasi Obat
1. Penanggung jawab pengelolahan obat adalah kepala ruangan yang
secara optimal dapat didelegasikan kepeda staf yang di tunjuk.
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta dalam mengontrol
penggunaan obat.
3. Penerimaan Obat:
1) Keluarga menyerahkan resep dan persyaratan yang diperlukan
kepada depofarmasi.
2) Perawat menerima obat dari kurir farmasi setiap hari untuk kebutuhan
dalam kemasan.
3) Perawat menuliskan nama pasien, registrasi, jenis obat, dan jumlah
(sediaan) dalam format pemberian obat dan memeinta tanda tangan
petugas farmasi.
4) Obat yang telah diterima dari farmasi selanjutnya disimpan oleh
perawat dalam kotak obat.
5) Keluarga klien selanjutnya mendapatkan informasi bila mana obat
tersebut akanhabis.
4. Pembagian Obat :
1) Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam lembar
daftar pemberianobat.
2) Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat
dengan
3) Memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar pemberian
obat,dengan terlebih dahulu di cocokan dengan terapi di dalam advis
dokter.
4) Pada saat pemberian obat perawat menjelaskan macam obat,
kegunaan obat,jumlah obat, efek samping obat, pantau adanta efek
samping pasien.
5) Sediaan obat yang ada selanjutnya di cek setiap pagi oleh kepala
ruangan/petugas yangditunjuk dan didokumentasikan dalam
formatpemberian obat pada kolom sisa.
5. Penambahan obat :
Bila ada penambahan/perubahan jenis, dosis atau perubahan rute
pemberianobat,maka informasi ini akan di masukkan dalam format
pemberian obat padakolom terima.
6. Obat Khusus
1) Obat disebut khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup
mahal, menggunakan rute pemberian yang cukup sulit, memiliki efek
samping yangcukup besar atau hanya di berikan pada waktu tertentu.
2) Pemberian obat khusus didokumentasikan di format pemberian obat
khusus.
3) Informasi yang di berikan pada klien/keluarga yaitu nama obat
kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab
pemberian dan tempat obat sebaiknya diserahkan/ditunjukkan pada
keluarga setelah pemberian.
4) Usahakan terdapat saksi dari keluarga saat pemberian obat.
c) Pengorganisasian Peran
1. Kepala Ruangan
1) Memberikan perlindungan pada pasien terhadap tindakan malpraktik.
2) Memotivasi klien untuk mematuhi program terapi.
3) Menilai kepatuhan klien terhadap program terapi.
2. Perawat Primer
1) Menjelaskan tujuan dilaksanakanya sentralisasi obat.
2) Menjelaskan manfaat dilaksanakan sentralisasi obat.
3) Melakukan tindakan kolaborasi dalam pelaksanaan program terapi.
4) Melakukan pendelegasian tentang pemberian obat kepada perawat
associate.
3. Perawat Associate
1) Melaksanakan tindakan perawatan sesuai dengan rencana.
2) Melaksanakan program medis pemberian obat dengan
penuh tanggung jawab.
3) Melakukan pencatatan dan kontrol terrhadap pemakaian obat
selama klien dirawat.
d) Instrumen
1. Surat persetujuan pengelolaan sentralisasi obat.
2. Lemari/kotak sentralisasi obat.
3. Format pemberian obat
4. Format serah terima obat.
PASIEN/KELUARGA
PASIEN/KELUARGA
Keterangan :
: Garis Komando
: Garis Koordinasi
Gambar : Diagram alur pelaksanaan sentralisasi obat (Nursalam,
2002) dalam buku edisi tahun 2015.
e) Pelaksanaan Kegiatan
PP menyiapkan
Terminasi
Terminasi
Evaluasi
i) Evaluasi
Evaluasi
struktur
1. Persiapan dilakukan selama 5 hari mulai dari pembuatan proposal, undangan,
berlatih role play sampai dengan kegiatan penerimaan pasien baru dilakukan.
2. Acara dilakukan tepat waktu sesuai dengan jadwal pada Gann Chart.
3. Kegiatan role play dimulai pada pukul 09.00 WIB, sesuai dengan jadwal yang
ditentukan
4. Pasien yang dilakukan penerimaan pasien baru adalah teman sendiri sebagai
peran
5. Penerimaan pasien baru pada shift pagi dilakukan oleh KARU, PP, dan PA.
Evaluasi proses
1. Pasien baru disambut oleh KARU, PP, dan PA.
2. PP melakukan anamnesa dengan dibantu oleh PA.
3. Pasien baru diberi penjelasan tentang orientasi ruangan, perawatan (termasuk
Sentralisasi obat), medis, serta tata tertib ruangan.
4. Perawat melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan keluarga
Evaluasi hasil
1. Hasil penerimaan pasien baru didokumentasikan dengan benar.
2. Pasien mengetahui tentang fasilitas ruangan, perawatan, medis, serta tata tertib
ruangan
3. Pasien sudah menandatangani persetujuan sentralisasi obat
4.