PENDAHULUAN
dapat memberikan asuhan keperawatan secara optimal kepada klien, untuk itu manajemen
secara komprehensif kepada klien yang nantinya akan mencerminkan mutu dan kualitas
dari perawat. Salah satu asuhan keperawatan yang dapat diberikan kepada pasien adalah
menciptakan lingkungan pasien bersih dan rapi, sehingga pasien akan merasa nyaman dan
tinggi terhadap pelayanan kesehatan saat ini memerlukan timbal balik positif dari perawat
perbaikan. Perubahan nyata yang dapat dilakukan oleh perawat salah satunya adalah
masyarakat. Menurt Huber ( 1996 ) pelayanan rumah sakit adalah pelayanan keperawatan
, sedangkan menurut Gillies ( 1994 ) sekitar 40% - 60% pelayanan rumah sakit adalah
mendapatkan perhatian yang lebih dan menyeluruh karena pelayanan keperawatan sangat
menentukan baik buruknya citra sumah sakit. Langkah-langkah tersebut dapat berupa
kesehatan yang terjadi di Indonesia, maka model sistem asuhan keperawatan harus
berubah mengarah pada suatu praktik keperawatan profesional. Dengan penerapan model
asuhan keperawatan profesional ini maka akan jelas peran dan fungsi perawat sesuai
dan misi rumah sakit tidak terlepas dari proses manajemen , yang merupakan satu
pendekatan dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan organisasi. Didalam
keperawatan.
keperawatan, kesehatan dan lingkungan. Dengan demikian fokus perawat ádalah respon
manusia dalam menghadapi masalah kesehatan baik aktual maupun potensial, sehingga
perubahan mendasar dalam memasuki abad ke 21. Perubahan tersebut sebagai dampak
Konsep yang harus dikuasai adalah konsep tentang pengelolaan bahan, konsep
(Nursalam, 2011).
Rumah Sakit Islam Fatimah adalah salah satu rumah sakit tipe c yang menerima
pasien dari berbagai daerah disekitarnya baik yang berasal dari daerah banyuwangi
sendiri atau pun yang berasal dari berbagai daerah perbatasan. Perlu menampilkan metode
pemberian ASKEP yang tepat sehingga dapat memberikan pelayanan yang berkwalitas.
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 25-29 Juni 2018 didapatkan bahwa di
Mina (utama) RSI Fatimah Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) yang
dilaksanakan adalah model tim tetapi dalam penerapannya belum dilaksanakan secara
optimal, dengan struktur yang sudah terbentuk. Jenis Model MAKP tim yang digunakan
di ruang Mina (utama) berdasarkan pada kelompok dimana model ini terdiri atas anggota
pasien, dan perawat tidak dapat menerapkan proses keperawatan dengan benar dan
persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan ketrampilan saja.
dengan teori yang ada, dimana pelaksanaannnya melibatkan tenaga perawat yang
Fatimah ?
1.3 Tujuan
a. Timbang Terima,
b. Ronde Keperawatan,
c. Sentralisasi obat,
d. Supervisi Keperawatan,
e. Discharge planning,
f. Dokumentasi Keperawatan,
5. Melaksanakan :
b. Timbang Terima,
c. Ronde Keperawatan,
d. Sentralisasi Obat,
e. Supervisi Keperawatan,
f. Discharge Planning
g. Dokumentasi Keperawatan,
6. Mengevaluasi pelaksanaan :
a. MAKP
b. Timbang Terima,
c. Ronde Keperawatan,
d. Sentralisasi Obat,
e. Supervisi Keperawatan,
f. Discharge planning,
g. Dokumentasi Keperawatan,
1.4 Manfaat
2.) Tercapainya kepuasan klien dan keluarga yang ada di ruang Mina (utama) RSI
2.) Terbinanya hubungan atau komunikasi yang adekuat antara perawat dengan
perawat, perawat dengan tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien
serta keluarga.
1.) Mengetahui masalah-masalah yang ada di ruang Mina (utama) RSI Fatimah
2.) Dapat menganalisa masalah yang ada dengan metode SWOT serta menyusun
rencana strategi.
pelayanan keperawatan.
2.) Dapat memperoleh pengalaman nyata dalam pengelolaan perawatan
professional.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 MAKP
Model Asuhan Keperawatan Profesional adalah sebagai suatu sistem (struktur, proses
dan nilai- nilai) yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan
& Woods, 2006). Model Asuhan keperawatan profesional (MAKP) adalah suatu sistem
Model Asuhan keperawatan profesional (MAKP) adalah suatu sistem (struktur, proses
struktur ditetapkan jumlah tenaga keperawatan berdasarkan jumlah klien sesuai dengan
derajat ketergantungan klien. Penetapan jumlah perawat sesuai kebutuhan klien menjadi
hal penting, karena bila jumlah perawat tidak sesuai dengan jumlah tenaga yang
dibutuhkan, tidak ada waktu bagi perawat untuk melakukan tindakan keperawatan.
Pada pembahasan praktik keperawatan akan dijabarkan tentang: (1) model praktik,
3. Model Praktik
Kegiatan ini dilakukan oleh perawat profesional rumah sakit atau melalui
berkelompok.
yang dihadapi oleh masyarakat. Bentuk praktik keperawatan ini dipandang perlu
di masa depan, karena adanya pendapat bahwa perawat rumah sakit perlu
meningkat.
Dengan pola pendekatan dan pelaksanaan yang sama seperti yang diuraikan
yang tinggal jauh terpencil dari fasilitas pelayanan kesehatan, khususnya yang
dikembangkan pemerintah.
4. Managerial Grid
Fokus metode manajemen ini menitik beratkan pada perilaku manager yang
menekankan pada produksi dan manusia. Adanya komitmen yang tinggi pada
sehingga akan dapat dicapai tujuan organisasi yang optimal (Blake & Mouton, 1964
pemberian asuhan keperawatan, tetapi model yang umum digunakan di rumah sakit
adalah asuhan keperawatan total, keperawatan tim dan keperawatan primer. Tetapi,
setiap unit keperawatan memiliki upaya untuk menyeleksi model untuk mengelola
asuhan keperawatan berdasarkan kesesuaian antara ketenagaan, sarana-prasarana,
dan kebijakan rumah sakit. Karena setiap kebijakan akan berakibat suatu stress,
ditunjang oleh biaya yang memadai maka tidak akan didapat hasil yang
sempurna.
terhadap asuhan yang diberikan oleh perawat. Oleh karena itu, model yang baik
pelaksanaannya.
lainnya
keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu,
karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat, maka setiap perawat
Kelebihannya:
berpengalaman.
Kekurangan:
keperawatan.
keterampilan saja.
b. MPKP Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda
ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/grup yang terdiri atas tenaga profesional,
teknikal dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu.
Kelebihannya:
Kelemahannya:
tim, yang biasanya membutuhkan waktu yang sulit untuk dilaksanakan pada
terjamin.
4) Peran kepala ruangan penting dalam model tim. Model tim akan berhasil
3) Memberikan laporan.
1) Membuat perencanaan.
ketergantungan pasien.
5) Manyelenggarakan konferensi.
c. Metode Primer
jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar
pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan
adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang
masyarakat.
4) Evaluasi kerja.
6) Membuat 1-2 pasien untuk model agar dapat mengenal hambatan yang
terjadi.
profesional.
Kelebihan:
3) Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter dan rumah sakit
(Gillies, 1989).
komprehensif.
Kelemahannya:
d. MPKP Kasus
dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda setiap shift, dan tidak ada
jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya.
Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat, umumnya
Kelebihan:
Kekurangannya:
2) Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang
sama.
3) Pasien dirawat oleh perawat yang berbeda pada tiap shift atau hari
berikutnya.
Pada model MAKP primer digunakan secara kombinasi dari kedua metode.
beberapa alasan:
a. Metode keperawatan primer tidak digunakan secara murni karena sebagai
b. Metode tim tidak digunakan secara murni karena tanggung jawab asuhan
samping itu karena saat ini jenis pendidikan perawat yang ada di RS,
sebagian besar adalah lulusan SPK, maka akan mendapat bimbingan dari
Operan sering disebut dengan timbang terima atau over hand. Operan adalah
suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan
dengan keadaan klien. Timbang terima (operan) merupakan tehnik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima suatu laporan yang berkaitan dengan keadaan pasien.
Pada saat timbang terima, diperlukan suatu komunikasi yang jelas tentang kebutuhan
klien terhadap apa yang sudah dilakukan intervensi dan yang belum, serta respon pasien
yang terjadi.
A. Tujuan.
berikutnya.
dengan mengunjungi klien satu persatu terutama pada klien- klien yang
keperawatan
1) Bagi perawat
2) Bagi pasien
Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum
terungkap.
1) Persiapan
b. Prinsip timbang terima, semua pasien baru masuk dan pasien yang dilakukan
umum).
6. Intervensi kolaboratif.
2) Pelaksanaan
petugas berikutnya.
3) Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas.
6) Pada saat timbang terima di kamar pasien, menggunakan volume suara yang
cukup sehingga pasien disebelahnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia bagi
klien. Suatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung
di dekat klien.
7) Sesuatu yang mungkin membuat klien terkejut dan shock sebaiknya dibicarakan
di nurse station.
untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus
dilakukan oleh perawat primer dan atau konselor, kepala ruangan, perawat assosiate
yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2002).
Karakteristik:
Tujuan:
1. Tujuan Umum:
2. Tujuan Khusus:
masalah klien.
Manfaat:
5. Perawat dalam melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat dan benar.
Kriteria Pasien:
Pasien yang dipilih untuk dilakukan ronde keperawatan adalah pasien yang
tindakan keperawatan.
Metode: Diskusi
Alat bantu:
Keterangan:
1. Pra Ronde
a. Menentukan kasus dan topik ( masalah yang tidak teratasi dan masalah yang
langkah).
d. Membuat proposal.
intervensi yang sudah dilakukan dan apa hambatan yang ditentukan selama
perawatan?
2. Pelaksanaan Ronde
a. Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan pada masalah
keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan dan atau telah
c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor tentang masalah pasien
3. Pasca Ronde
selanjutnya.
a. Memberikan justifikasi.
b. Memberikan reiforcement.
tindakan.
Kriteria Evaluasi
1. Struktur
2. Proses
b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah
ditentukan.
3. Hasil
c. Perawat dapat:
Penetapan Pasien
Persiapan Pasien :
Informed Concent
Hasil Pengkajian/
Validasi data
Validasi data
Lanjutan-diskusi di
Nurse Station
TAHAP PASCA RONDE Kesimpulan dan
rekomendasi solusi
masalah
1. Pengertian
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
(Nursalam, 2011).
terpenuhi.
Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering mengapa
2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standar yang lebih
murah dengan mutu yang terjamin memiliki efektivitas dan keamanan yang
sama.
3. Meresepkan obat sebelum diagnosa pasti dibuat “ untuk memberikan terapi awal
sesuai indikasi”.
6. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan sehingga banyak yang tersisa
7. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak efektif.
8. Tidak meletakkan obat di tempat yang lembab, terkena cahaya atau panas.
9. Mengeluarkan obat (dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu waktu
3) Penerimaan Obat
a. Obat yang telah diresepkan ditunjukkan kepada perawat / bidan dan obat
yang telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat / bidan dengan
b. Perawat / bidan menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan
sediaan ( bila perlu ) dalam kartu kontrol dan diketahui (ditanda tangani) oleh
keluarga atau pasien dalam buku masuk obat. Keluarga atau pasien
habis, serta penjelasan tentang 5 T (jenis, dosis, waktu, pasien dan cara
pemberian).
4) Pembagian Obat
a) Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar
pemberian obat.
b) Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat / bidan
kegunaan obat, jumlah obat dan efek samping. Usahakan tempat/wadah obat
pada pasien.
d) Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala ruang
atau petugas yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat.
dan kemudian dimintakan resep (jika masih perlu dilanjutkan) kepada dokter
alur pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam buku
masuk obat dan sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu sediaan obat.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja), maka
tertentu/sewaktu saja.
c. Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga; nama obat, kegunaan
2002).
penggunaan dan efek samping, kemudian berikan salinan kepada semua staf.
gantungkan di dinding.
e) Aturlah kuliah atau program diskusi dan bahaslah mengenai satu jenis obat
Dokter Perawat
Informed
consent
PASIEN/ KELUARGA
APOTEK
Lembar serah
terima obat
Buku serah
terima obat
Kartu obat
PASIEN / KELUARGA
OBAT HABIS
Keterangan :
: Garis komando
: Garis Koordinasi
2.5 Discharge Planning
mempersiapkan pasien untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang lain
di dalam atau di luar suatu agen pelayanan kesehatan umum. The Royal Marsden
kepulangan pasien dan memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya tentang
pasca bedah.
agar tim kesehatan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk menyiapkan pasien
Tujuan utama adalah membantu klien dan keluarga untuk mencapai tingkat
kesehatan yang optimal. Discharge planning yang efektif juga menjamin perawatan
yang berkelanjutan di saat keadaan yang penuh dengan stress. Berikut adalah tujuan
discharge planning
diagnosa.
pengobatan.
lain, ada beberapa prinsip yang harus diikuti/diperhatikan. Berikut ini adalah
beberapa prinsip yang dikemukakan oleh The Royal Marsden Hospital (2004),
yaitu :
adekuat.
terutama.
a. Instruksi tentang penyakit yang diderita, pengobatan yang harus dijalankan serta
1. Pengkajian
b. Data pribadi
c. Pemberi perawatan
d. Lingkungan
2. Diagnosa
3. Perencanaan
a. Medication (obat)
b. Environment (lingkungan)
c. Treatment (pengobatan)
e. Diet
4. Implementasi
digunakan dirumah.
pulang sampai ke mobil atau alat transportasi lainnya (The Royal Marsden
mampu melakukan tindakan perawatan lanjutan yang aman dan realistis setelah
meninggalkan rumah sakit (Hou, 2001 dalam Perry & Potter, 2006). Hal ini
dapat dilihat dari kesiapan pasien untuk menghadapi pemulangan, yang diukur
dengan kuesioner.
6. Evaluasi
a. Derajat penyakit
e. Komplikasi tambahan
dan keluarga untuk perawatan dirumah tentang: aturan diet, obat yang harus
keluarga jika dapat melakukan dengan benar apa yang sudah dilaksanakan.
Perencanaan pulang
Pasien KRS
Program HE :
Penyelesaian
administrasi Pengobatan / controldokter Lain - lain :
Kebutuhan nutrisiahli gizi
Aktivitas& istirahatfisioterapis - Surat
Perawatan di rumahperawat kontrol
- Resep
- Sisa obat
- Foto
Pihak Monitoring oleh petugas
Askes ketiga umum
kesehatan & keluarga
Kasir
2.6 Supervisi
mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama (H. Burton, dalam Pier AS,
bantuan tersebut bawahan akan memiliki bekal yang cukup untuk dapat
melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan hasil yang baik (Suarli, 2009).
dan kepemimpinan.
5) Supervisi merupakan visi, misi, falsafah, tujuan dan rencana yang spesifik.
1) Kepala ruangan
ruang perawatan.
2) Pengawas perawatan
Supervisi Langsung :
Cara supervisi ini ditujukan untuk bimbingan dan arahan serta mencegah dan
1. Merencanakan
perencanaan tentang apa yang akan disupervisi, siapa yang akan disupervisi,
2. Mengarahkan
3. Membimbing
4. Memotivasi
pekerjaan.
· Memberikan kesempatan pada staf untuk menyelesaikan tugasnya dan
yang bermakna.
dan perilaku staf dalam menyelesaikan pekerjaan dan hasil pekerjaan yang
6. Mengevaluasi
pekerjaan sudah selesai dikerjakan oleh staf, maka diperlukan suatu evaluasi
sebelumnya.
laporan lisan seperti saat timbang terima dan ronde keperawatan. Pada
tidak melihat langsung kejadian dilapangan. Oleh karena itu agar masalah
dapat diselesaikan , perlu klarifikasi dan umpan balik dari supevisor dan staf.
Alur Supervisi
Kasi Perawatan
Pra Supervisi
Supervisi
Supervisi
Menilai kinerja Perawat
PP 1 PP 2
Delegasi
Pasca Supervisi
Fair PA PA
Feed Back
Follow Up
Kualitas Pelayanan
Meningkat
1) Pra supervisi
2) Supervisi
Associate.
Perawat Associate
Associate.
2.6.7 Peran supervisor dan fungsi supervisi keperawatan
tersedia.
B. Manajemen Anggaran
tujuan RS.
anggaran keperawatan.
Supervisi yang berhasil guna dan berdaya guna tidak dapat terjadi
begitu saja, tetapi memerlukan praktek dan evaluasi penampilan agar dapat
menetapkan pencapaian.
asuhan.
b. Area Supervisi.
c. Cara Supervisi
1. Langsung
dan petunjuk.
tertulis.
2.7 Dokumentasi
menghadapi tuntutan tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap segala tindakan
keperawatan dan standar asuhan keperawatan. Efektivitas dan efisien sangat bermanfaat
dokumentasi keperawatan
1. Tujuan
a. Tujuan umum
b. Tujuan khusus
keperawatan) :
1) Mendokumentasikan pengkajian keperawatan
pulang
2. Manfaat
Pelaksanaan
A. Pengkajian keperawatan
1. Pengumpulan data, kreteria – LARB; (a) lengkap; (2) akurat (3) relevan; dan
(4) baru
B. Diagnosis keperawatan
Kreteria:
pemenuhan pasien
C. Perencanaan
1. Prioritas masalah
Kriteria :
d. Dapat diukur
1) Diagnosis / Observasi
2) Edukasi (HE)
Kriteria:
yang ada
ditentukan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal yang
Kriteria :
keluarga.
keselamatan pasien
12. Merujuk dengan segera terhadap masalah yang mengancam keselamatan pasien.
ditentukan.
Prosedur keperawatan umum maupun khusus dilaksanakan sesuai dengan
E. Evaluasi
Kriteria :
pasien.
selanjutnya.
5. Evaluasi dilakukan dengan standart (tujuan yang ingin dicapai dan standart
praktik keperawatan).
1. Masalah teratasi
ulang.
3. Masalah teratasi sebagian, perlu modifikasi dari rencana tindakan.
PENGKAJIAN
Dalam bab ini akan disajikan tentang tahapan proses manajemen keperawatan yang
1. Visi
Menjadi rumah sakit dengan pelayanan prima dan sebagai sarana dakwah
2. Misi
3. Tujuan
4. Motto
Layananku ibadahku
3.2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan tanggal 25-29 Juni 2018 meliputi ketenagaan, sarana
supervisi, timbang terima dan discharge planning. Data yang didapat dianalisis menggunakan
analisis SWOT sehingga diperoleh beberapa rumusan masalah, kemudian dipilih satu sebagai
prioritas masalah.
A. Tenaga
1. Struktur Organisasi
Ruang Mina (utama) RSI Fatimah dipimpin oleh seorang kepala ruangan, 2 katim,
perawat, kebutuhan tenaga perawat berdasarkan tingkat ketergantungan pasien dan alur
Puji Astuti
A. Kepala Ruangan
Pengertian : seorang tenaga keperawatan / kepetugasan yang diberi tanggung jawab dan
Kepala ruangan mempunyai beberapa tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:
10. Mendelegasikan tugas pada katim pada saat Karu tidak ada.
B. Ketua Tim
Pengertian : seorang perawat yang diberi wewenang dan tanggung jawab dalam
Uraian tugas:
10. Melakukan tindakan keperawatan / kepetugasan yang tidak dapat dilakukan oleh
15. Menyelenggarakan diskusi apabila ada masalah pasien setiap shift jaga.
C. Perawat Pelaksana
Uraian tugas:
3. Menerima pasien baru dan memberikan informasi tentang pasien dan keluarga.
8 Saipin Amd.kep PP
9 Niko A Ners PP
10 Mia N Ners PP
12 Isnafiyah SMA AP
4 Ali M PPGD
8 Saipin PPGD
10 Mia N PPGD
11 Sulis S BTCLS
Keterangan :
CI : Clinical Instructor
EKG : Elektrokardiografi
yaitu:
1. Minimal Care: dimana pasien bisa mandiri atau hampir tidak memerlukan bantuan
i.Operasi ringan
2. Partial Care: pasien memerlukan bantuan perawat sebagian dan (memerlukan waktu
dan kriteria tingkat ketergantungan pasien berdasarkan Orem, yaitu teori Self Care
Deficit. Sedangkan untuk mengetahui jumlah tenaga yang dibutuhkan, kelompok
Rata-rata pasien per hari di Ruang Mina RSI Fatimah Banyuwangi adalah sebanyak 14
orang.
Perhitungan jumlah tenaga perawat di Ruang Mina RSI Fatimah Banyuwangi menurut
𝐴𝑥𝐵𝑥𝐶 F
𝑟𝑢𝑚𝑢𝑠 = = =H
(C − D)xE G
C : jumlah hari/tahun
1) Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Petugasdi Ruang Mina RSI
Fatimah 26 2018
Fatimah27Juni 2018
Fatimah29Juni 2018
Kesimpulan: dari penghitungan didapatkan BOR Ruang MINA dari tanggal 25-29Juni 2018
adalah 97%,sedangkan indikator mutu pelayanan kesehatan 70-85% maka BOR Ruang
MINAsudah memenuhi indikator mutu pelayanan kesehatan.
7) Alur Pasien Masuk
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada tanggal 25-29 Juni 2018 di ruang
MINA didapatkan alur pasien masuk dari UGD dan Poli menuju ke ruang MINA.
Berdasarkan hasil observasi mulai tanggal 25-29 Juni 2018, didapatkan bahwa ruang
MINA dipimpin oleh kepala ruangan dan di bantu oleh 2 ketua tim, 8 perawat/petugas
pelaksana. Di ruangan MINA di bagi dalam 3 shift (waktu/gilir dinas) yakni shift pagi
Data diagnosis kasus terbanyak di ruangan MINA pada bulan Juni 2018, antara lain:
1. Colic Abdomen
2. Ca Paru
3. SC
4. Hipoglikemia
5. GEA
2. Bagaimana kesesuaian pembagian tugas yang dilakukan di ruangan? Apakah anda merasa
puas sesuai dengan struktur organisasi yang telah ada?
(8%) Sangat Puas (75%) Puas
(17%) Cukup Puas ( ) Tidak Puas
4. Apakah anda puas dengan kinerja ketua tim/PP yng berkompetensi sesuai dengan
tugasnya?
( ) Sangat Puas (42%) Puas
(58%) Cukup Puas ( ) Tidak Puas
5. Bagaimana kebijakan rumah sakit mengenai pemberian beasiswa atau pelatihan
pendidikan keperawatan? Apakah anda merasa puas?
(8% ) Sangat Puas (75%) Puas
(17%) Cukup Puas () Tidak Puas
6. Bagaimana jumlah pendapatan yang anda terima sesuai dengan latar
pendidikan anda? Apakah anda merasa puas?
(8% ) Sangat Puas
(25%) Cukup Puas
(67%) Puas
( ) Tidak Puas
bidangnya sebanyak 17% dan 10 orang perawat menyatakan puas dengan struktur
83%, 1 orang pearawat menyatakan sangat puas dengan struktur organisasi yang
ada diruangan sebanyak 8%, dan 2 orang perawat menyatakan cukup puas dengan
struktur yang ada diruangan sebanyak 17% dan 9 orang perawat menyatakan
puas dengan struktur yang ada diruangan sebanyak 75%, 2 orang perawat
menyatakan sangat puas dengan kinerja kepala ruangan dala melakukan tugas-
tugasnya sebanyak 17% dan 4 orang perawat menyatakan cukup puas dengan
orang perawat menyatakan puas dengan kinerja kepala ruangan dalam melakukan
kinerja ketua tim/PP yang berkompetensi sesuai dengan tugasnya sebanyak 58%
dan 5 orang perawat menyatakan puas dengan kinerja ketua tim/PP yang
orang perawat menyatakan sangat puas dengan jumlah pendapatan yang diterima
menyatakan cukup puas dengan jumlah pendapatan yang diterima sudah sesuai
dengan latar pendidikan sebanyak 25% dan 8 orang perawat menyatakan puas
dengan jumlah pendapatan yang diterima sudah sesuai dengan latar pendidikan
diruangan sebanyak 33% dan 8 orang perawat menyatakan puas dengan peran
RSI FATIMAH. Pengkajian data awal dilakukan pada tanggal 25-29 Juni 2018.
B
poli apt inf UGD
k
rdg RM Jalan
J sofa
S
U
A
mus OK Jalan
L
Arofah
jnz Marwah T
gizi Minadan
ICU
MPKU raudoh
2. Fasilitas pasien
1 AC panasonic 1 PK 14 14 Baik
2 Aiphone 15 15 Baik
3 Almari kayu 3 3 Baik
11 TV 14 14 Baik
13 Regulator 02 14 14 Baik
20 Streples 1 1 Baik
21 Kalender 1 1 Baik
23 Gayung 15 15 Baik
24 Remot TV 14 14 Baik
Rusak
satu remot
ac di mina
25 Remot AC 14 13 1 14
26 Hand soap dan tempat 15 15 Baik
27 kalkulator 1 1 Baik
28 Kater 1 1 Baik
30 Lem 1 1 Baik
35 Bantal 28 28 Baik
39 Kulkas 1 1 Baik
43 Penggaris 1 1 Baik
44 Penghapus 1 1 Baik
48 urinal 14 14 Baik
52 Resep 1 1 Baik
1 Baik
Kursi roda 3 3
2 Baik
Termometer Axila 2 2
3 Baik
Stetoscope 6 6
4 Baik
Troli tindakan 3 3
5 Baik
Perlak 1 1
6 Baik
Gunting lurus nekrotomi 2 2
7 Baik
Gunting lurus 2 2
8 Baik
Cucing 2 2
9 Baik
Pinset anatomi 2 2
10 Baik
Pinset chirurgi 2 2
11 Baik
Bak instrumen sedang 2 2
12 Baik
ECG 1 1
13 Baik
Infus pump - -
14 Baik
Spiring pump 3 3
15 Baik
Nebulizer dan tempat 1 1
16 Baik
Suction dan tempat 1 1
17 Baik
Gunting verband 4 4
18 Timbangan Dewasa 2 2 Baik
21 Tromol 20 Cm 1 1 Baik
24 Nebulezer 1 1 Baik
tersedia
sesuai
pasien
yang ada
1 Baik
Dokumen 14 14
2 Baik
Buku ekspedisi 1 1
3 Baik
Buku tulis 1 1
4 Baik
Formulir asuhan keperawatan 1 1
5 Baik
Formulir informed consent 1 1
6 Baik
Formulir permntaan foto 1 1
7 Baik
Formulir pemintaan laborat 1 1
8 Baik
Formulir observasi 1 1
9 Baik
Formulir konsul 1 1
10 Baik
buku ttv 1 1
11 Baik
buku diit 1 1
a. Hasil Angket Sarana Prasarana
perawat, yang menjawab iya untuk ruangan dan denah ruangan baik sebanyak
100%, 8 orang (66%) tidak setuju untuk direncanakanya merenovasi ruangan dan
tidak untuk menambah peralatan ruangan, 7 orang (58%) mengatakan alat yang
tersedia belum sesuai dengan ratio pasien diruangan, 5 orang (41%) mengatakan
alat sudah sesuai dengan ratio pasien, 11 orang (91%) mengerti cara
persediaan habis pakai selalu tersedia diruangan sesuai yang dibutuhkan pasien.
menggunakan model tim, dengan pemilihan ketua tim berdasarkan lama kerja,
karena banyak perawat yang masih belum terbiasa dengan penerapan model
tim. Komunikasi antar tim terjalin dengan baik, jika ada masalah yang tidak
perawat, Menyatakan model yang digunakan ruangan saat ini adalah MAKP100%
.12 perawat memahami asuhan keperawatan yang di gunakan saat ini sebanyak
keperawatan saat ini cocok untuk di gunakan saat ini 100%Perawat menyatakan
menyatakan model yang d gunakan saat ini tidak menyulitkan dan memberikan
beban kerja pada perawat sebanyak 30% model yang di gunakan saat ini
mendapat banyak kritikan dari pasien dan ruangansebanyak 50%.6 orang perawat
menyatakan model yang di gunakan mendapat kritikan dari apsien dan ruangan
antara perawat dan tim kesehatan lain sebanyak 100%.12 perawat menyatakan
sering mendapat teguran dari ketua tim sebnyak 20%.10 perawat menyatakan
tidak sering mendapat teguran dari ketua tim sebanyak 80%.12 perawat
model asuhan keperawatan yang saat ini di gunakan sesuai di ruaangan sebanyak
pasien. Pada saat timbang terima, diperlukan suatu komunikasi yang jelas
tentang kebutuhan klien terhadap apa yang sudah dilakukan intervensi dan
Berdasarkan observasi yang kami lakukan pada tanggal 25-29 Juni 2018
lakukan timbang terima ke pasien, timbang terima di lakukan dari sift jaga ke
sift selanjutnya. Namun ketika operan dari sift pagi ke sift sore, dan sift sore
menit perawat yang bertugas selanjutnya datang lebih awal. Rencana tindakan
selanjutnya untuk klien juga tidak di tuliskan di papan yang ada di petugas
station, namun dibuku laporan saja. Dalam proses timbang terima di ruang
dan melaporkan tindakan yang sudah dilakukan dan yang belum dilakukan,
operan sudah lengkap dan sudah menyebutkan dari poin-poin yang meliputi :
1. Jumlah pasien.
umum).
6. Intervensi kolaboratif.
Saran : Sebaiknya perawat yang bertugas selanjutnya harus datang lebih awal
yaitu 15 menit sebelum operan. Pada timbang terima di ruang Mina, perawat
shift berikutnya kepada keluarga pasien dan petugas tercipta hubungan yang
lebih dekat tidak terjadi kesenjangan dalam komunikasi. Serta prosedur operan
yang sudah terbentuk sistemnya bias di jalankan di setiap sift, meskipun itu
No Pertanyaan Ya Tidak
(100%), timbang terima selalu di pimpin oleh PJ Unit, seluruh perawat sudah
mengetahui apa saja yang hasur disampaikan dalam laporan timbang terima
belum optimal dari pelaksanaan timbang terima yaitu timbang terima shift
siang dan malam dilakukan secara individu antar perawat dan tidak melakukan
pada tanggal 25-29 Juni 2018 di ruang MINA belum pernah kami mengikuti
keperawatan di ruang perawatan namun kegiatan ini tidak rutin dan juga tidak
mempunyai format supervisi dan tidak menganut alur dari supervisi yang
perawat.
minimal satu kali setiap bulan sebanyak 33% dan 8 orang perawat menyatakan
supervisi tidak dilakukan minimal satu kali setap bulan sebanyak 58%, 8
orang perawat menyatakan supervisi diruangan sudah sesuai dengan alur yang
ada sebanyak 67% dan 4 orang perawat menyatakan supervisi diruangan tidak
sesuai alur yang ada sebanyak 33%, 5 orang perawat menyatakan supervisi
setiap tindakan sudah ada format baku sebanyak 42% dan 7 orang perawat
menyatakan supervisi setiap tindakan tidak ada format baku sebanyak 58%, 5
untuk supervisi tidak tersedia secara lengkap sebanyak 58%, 9 orang perawat
kepada perawat sebanyak 25%, 9 orang perawat menyatakan selalu ada feed
back dari supervisor untuk setiap tindakan sebanyak 75% dan 3 orang perawat
menyatakan tidak ada feed back dari supervisor untuk setiap tindakan
sebanyak 25%, 5 orang perawat menyatakan puas dengan hasil dari feed back
sebanyak 42% dan 7 orang perawat menyatakan tidak puas dengan hasil dari
feed back sebanyak 58%, 9 orang perawat menyatakan ada follow up untuk
setiap hasil dari supervisi sebanyak 75% dan 3 orang perawat menyatakan
tidak ada follow up untuk setiap hasil dari supervisis sebanyak 25%, 6 orang
4. Discharge Planning
dan keluarga yang masuk di MINA, yang sedang dalam perawatan dan yang
Planning saat pengkajian tanggal 25-29 Juni 2018 yang sudah dijalankan
dengan baik, sudah ada form discharge planning yang diisi pada saat pasien
akan pulang. Hal-hal yang disampaikan meliputi cara meminum obat yang
diresepi dokter dan waktu untuk kontrol ulang. Kegiatan ini sudah dilakukan
oleh Karu dan seluruh anggotanya secara lisan dan tulisan dalam bentuk
terdiri dari 3 yaitu resume medik yang diisi oleh dokter dan resume
keperawatan yang diisi oleh perawat / petugas dan surat kontrol. Sarana yang
melakukan discharge planning sebanyak 75% dan 3 orang perawat yang tidak
perawat telah melakukan discharge planning dengan SOP yang ada sebanyak
100%, 6 orang perawat telah menggunakan bahasa yang mudah di pahami saat
melakukan discharge planning sebanyak 50% dan 6 orang perawat yang tidak
5. Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat diruang MINA sudah dilakukan. Obat yang di kelola
yaitu obat oral, injeksi ataupun cairan diberikan kepada perawat. Alur
sentralisasi obat pada ruang MINA yaitu resep obat yang diresepkan oleh
Saat obat sudah ada diruangan oleh petugas obat injeksi disimpan di dalam
lemari obat sesuai nama pasien. Pada sentralisasi obat di ruang MINA tidak
ada buku dokumentasi keluar masuk obat. Dengan kata lain ruangan MINA
orang perawat belum mengerti tentang sentralisasi obat yaitu sebanyak 33%
diruangan belum terdapat sentralisasi obat yaitu 8%.11 orang perawat sudah
melakukan sentralisasi obat secara optimal yaitu sebanyak 92% dan 1 orang
ruangan khusus untuk sentralisasi obat yaitu sebanyak 67% dan 4 orang
perawat menyatakan belum ada ruangan khusus untuk sentralisasi obat yaitu
antar obat pasien dengan pasien yang lainnya yaitu 100%, 12 orang perawat
sudah memberikan etiket dan alamat pada obat-obat pasien yaitu sebanyak
menyatakan sudah ada format tiap jenis obat sebelum diberikan kepada
pasien yaitu sebanyak 67% dan 4 orang perawat menyatakan tidak ada format
tiap jenis obat sebelum diberikan kepada pasien yaitu sebanyak 33%.
6. Dokumentasi Keperawatan (kepetugasan)
yang digunakan ini menyita banyak waktu. Sedangkan 4 orang merasa model
adanya alur penerimaan pasien baru di ruang MINA. Dan ada protap pelayanan di
rawat inap.
8. Ronde Keperawatan
dan baru serta langka maupun kasus yang sudah mendapatkan terapi namun
manajemen, tapi setelah itu tidak dilakukan secara berkelanjutan. Di ruang ini
memiliki kasus dan bervariasi sehingga perlu diadakan ronde keperawatan untuk
lagi, dengan jenis kasus yang sangat bervariasi sehingga untuk pelaksanaan ronde
sangat dianjurkan untuk rutin dilaksanakan agar semakin banyak kasus penyakit
salah satu cara untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Sebenarnya ronde
dengan tim medis seperti : perawat, petugas, dokter, laborat. Sehingga dapat
dalam bekerja. Maka ketika kualitas hidup perawat jadi prioritas rumah sakit,
perawat, 100% Responden memiliki tujuan dan sasaran yang jelas untuk
tidak diberikan fasilitas dan fleksibilitas yang cukup untuk bekerja dan
kehidupan keluarganya oleh atasannya sebanyak 8%, 12 orang perawat
merasa jam kerja atau jadwalnya sesuai dengan kondisinya saat ini
sebanyak 100%, 3 orang perawat merasa tertekan saat ini sebanyak 25%
dan 9 orang perawat yang merasa tidak tertekan sebanyak 75%, 12 orang
beberapa waktu yang lalu merasa kecewa dan tertekan sebanyak 25% dan
9 orang yang tidak merasa kecewa dan tertekan, 12 orang perawat puas
perawat merasa diberikan jadwal atau jam kerja yang fleksibel oleh
sebanyak 33% dan 8 orang yang tidak merasakan tekanan yang berlebihan
saat bekerja sebanyak 67%, 12 orang perawat merasa puas dengan
sebanyak 100%, 12 orang perawat merasa bahagia atas semua hal yang
orang lain dalam lingkungan kerjanya sebanyak 50% dan 6 orang yang
sebanyak 100%.
Kepuasan pasien adalah hal pertama atau prioritas dalam hal ini. Karena
rumah sakit tidak hanya memikirkan tentang kesehatan pasien, tetapi juga
pemasukannya lebih banyak. Untuk mencapai hal tersebut kepuasan pasien jadi
pasien terpenuhi.
Tidak Puas
Karakteristik Pernyataan Puas
Ners/Bidan mampu menangani masalah perawatan anda dengan tepat 100%
Pelayanan
dan professional
Tenaga
Ners/Bidan mampu memberikan informasi tentang staf tenaga yang 7% 93%
Kesehatan
merawat, sarana prasarana RS, peraturan RS, dan penyakit anda
Ners/Bidan mampu memberikan pelayanan yang berkualitas 100%
Ners/Bidan dapat dipercaya dalam memberikan pelayanan 100%
Ners/Bidan selalu menjaga kerapian dan penampilannya 100%
Ners/Bidan memberi perhatian terhadap keluhan yang anda rasakan 100%
Ners/Bidan mudah ditemui dan dihubungi bila anda membutuhkan 100%
Pelayanan yang diberikan Ners/Bidan tidak memandang 100%
pangkat/status tapi berdasarkan kondisi anda
Ners/Bidan perhatian dan memberi dukungan terhadap kebutuhan 100%
pelayanan anda
Kesopanan dan keramahan Ners/Bidan dalam pelayanan 100%
Ners/Bidan bersedia menawarkan bantuan kepada anda ketika 100%
mengalami kesulitan
Ners/Bidan memberikan pelayanan tepat waktu 100%
Ners/Bidan segera menangani anda ketika sampai di rumah sakit 7% 93%
Keyamanan dan keamanan fasilitas gedung RS 100%
Ketersediaan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pelayanan 100%
Sarana Kebersihan dan kesiapan alat-alat kesehatan yang digunakan 100%
Prasarana Ketersediaan petunjuk informasi ruangan dan lokasi 100%
Kebersihan fasilitas umum, toilet, tempat ibadah, ruang tunggu 100%
Menu makanan RS: rasa, penyajian, ketepatan 7% 93%
tidak puas.
Analisa Swot
WEAKNESS
TOTAL 0 0
THREATENED
1) Ada tuntutan tinggi dari 0,3 3 0,9
masyarakat untuk
pelayanan yang lebih
profesional
2) Makin tingginya kesadaran 0,3 3 0,9
masyarakat akan hukum
3) Makin tinggi kesadaran 0,2 2 0,4
masyarakat akan
pentingnya kesehatan
4) Persaingan antar RS yang 0,1 1 0,1
semakin kuat
5) Terbatasnya kuota tenaga 0,1 1 0,1
keperawatan yang
melanjutkan pendidikan
tiap tahun
TOTAL 1 2,4
4
0.5
0.5 2
WEAKNESS 2 2
TOTAL 4
TOTAL
1
THREATENED
3
1 orang perawat (8%) belum
mengerti cara menggunakan
semua alat-alat perawatan
1
pasien
3
TOTAL
3
3.
M3 (Method)
Penerapan MAKP
STRENGTH
0.085 4 0.34
1) Mode asuahan keperawatan
di ruangan mina sudah
MAKP 100%
2) Perawat memahami
asuahan keperawatan yang 0.085 4 0.34
di gunakan 100%
3) model keperawatan yang di 0.085 4 0.34
gunakan d ruangan 100%
4) model yang di gunakan
sesuai visi dan misi ruangan 0.085 4 0.34
100%
5) Model yang di gunakan saat 0.085 4 0.34
ini menjadikan semakin
pendek lama rawat inap
bagi pasien 100% 0.085 0.34
4
6) Terjadi peningkatan
kepercayaan pasien dengan
0.081 0.243
ruangan 100% 3
7) Komunikasiyang adekuat
antara perawat dan tim 0.081 0.243
kesehatan lain sudah 3
terlaksana 70%
8) Kontunitas rencana 0.076 0.152
keperawatan sudah 2
terlaksana 70% 0.085 0.34
9) Perawat sudah menjalan 4
kan tugas sesuai setandar
50% 0.085 0.34
10) Job discription untuk 4
perawat sudah jelas 100%
0.082 0.246
11) Model asuhan
kepertawatan saat ini di 3
ruangan sudah sesuai
dengan tugas perawat 100%
12) Perawat sudah mengenal
atau mengetahui kondisi
pasien dan dapat menilai
tingkat kebutuhan pasien
80%
1 3.604
TOTAL
WEAKNESS
1
Model yang di gunakan di 2
gunakan di ruangan mina 2
banyak mendapatkan kritikan
dari pasien dan di dapat kan
pasien mengatakan
TOTAL 1 2
Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1 3 3
1) Kepercayaan dari pasien
dan masyarakat yang
cukup baik.
1 3
TOTAL
THREATENED
TOTAL
1 3
BAB 4
PERENCANAAN
4.1 PENGORGANISASIAN
Sie Dokumentasi :
Sie Humas :
Sie Perlengakapan :
M. Febri R.P
PERAWAT
PERAWAT PERAWAT
PELAKSANA
PELAKSANA PELAKSANA
1. Ainul Akodah
1. Sona Ariyanti 1. Riska Dewi W
2. Hendro Widyo H
2. Yulico Dicky K 2. Bayu Tirta S
3. Lia Agustin
a. MAKP Tim
Kelebihannya:
Kelemahannya:
keperawatan terjamin.
4. Peran kepala ruangan penting dalam model tim. Model tim akan
a. Perencanaan
masing
penugasan / penjadwalan.
baru masuk
10. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit
b. Pengorganisasian
3. Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas
proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari, dan lain-
lain
administrasi pasien
c. Pengarahan
dengan baik
melaksanakan tugasnya.
d. Pengawasan
2. Melalui supervisi :
c. Evaluasi
d. Audit keperawatan.
Peran dan Tanggung jawab anggota tim:
tanggung jawab.
3. Memberikan laporan.
1. Membuat perencanaan.
5. Menyelenggarakan konferensi.
RSI Fatimah.
Rencana Strategi :
Kriteria Evaluasi
1. Struktur
Menerapkan MAKP
3. Hasil
pasien. Pada saat timbang terima, diperlukan suatu komunikasi yang jelas
tentang kebutuhan klien terhadap apa yang sudah dilakukan intervensi dan
Rencana strategi :
a. Isi dari timbang terima tidak hanya mengenai tindakan medis, tetapi
A. Metode Pelaporan
1) Bagi perawat
perawat.
berkesinambungan.
2) Bagi pasien
1) Persiapan
1. Jumlah pasien.
(secara umum).
6. Intervensi kolaboratif.
3) Pelaksanaan
3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas.
pasien.
Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan atau konselor,
3. Rencana strategi :
5. Manfaat
dan benar.
6. Kriteria Pasien:
Metode: Diskusi
Alat bantu:
Keterangan:
4. Pra Ronde
d. Membuat proposal.
5. Pelaksanaan Ronde
didiskusikan.
6. Pasca Ronde
keperawatan selanjutnya.
a. Memberikan justifikasi.
b. Memberikan reiforcement.
Kriteria Evaluasi
4. Struktur
keperawatan.
5. Proses
6. Hasil
c. Perawat dapat:
keperawatan.
Penetapan Pasien
Persiapan Pasien :
Informed Concent
Hasil Pengkajian/
Validasi data
Validasi data
Lanjutan-diskusi di
Nurse Station
Kesimpulan dan
TAHAP PASCA RONDE rekomendasi solusi
masalah
4.1.4 Sentralisasi Obat
d. Rencana strategi :
obat
diperlukan.
atau panas.
Mahon, 1999).
perawat.
ditunjuk .
2) Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol
penggunaan obat.
3) Penerimaan Obat
4) Pembagian Obat
2002).
6) Obat Khusus
2002).
gantungkan di dinding.
obat.
obat.
Dokter Perawat
Informed
consent
PASIEN/ KELUARGA
APOTEK
Lembar serah
terima obat
Buku serah
terima obat
PENGELOLAAN OLEH PERAWAT Kartu obat
PASIEN / KELUARGA
OBAT HABIS
Keterangan :
: Garis komando
: Garis Koordinasi
kondisi/penyakitnya.
4. Rencana Strategi :
5. Kriteria Evaluasi :
a. Struktur
b. Proses
c. Hasil
pesan khusus.
Lain - lain :
Program HE :
- Surat
Penyelesaian Pengobatan / controldokter kontrol
administrasi Kebutuhan nutrisiahli gizi - Resep
Perawatan di rumahperawat - Sisa obat
- Foto
UPP
Kontrol RS Homecare
Kasir
4.1.6 Supervisi
Tujuan Supervisi
Prinsip Supervisi
spesifik.
manajer.
Pelaksana Supervisi
4) Kepala ruangan
5) Pengawas perawatan
1) Pra supervisi
2) Supervisi
Perawat Associate.
3) Pasca supervisi
Perawat Associate
Alur Supervisi
Kasi Perawatan
Pra Supervisi
Supervisi
Supervisi
Menilai kinerja Perawat
PP 1 PP 2
Delegasi
Pasca Supervisi
Fair PA PA
Feed Back
Follow Up
Kualitas Pelayanan
Meningkat
tersedia.
diberikan.
B. Manajemen Anggaran
anggaran keperawatan.
Tehnik Supervisi
yaitu:
kualitas asuhan.
d. Area Supervisi.
empati.
e. Cara Supervisi
1.Langsung
f. Penerapan Supervisi
2018
4. Rencana Strategi :
ruangan
a. Struktur
b. Proses
dan supervisor
c. Hasil
4.1.7 Dokumentasi
dibutuhkan.
3. Rencana strategi :
4. Manfaat
keperawatan
5. Pelaksanaan
F. Pengkajian keperawatan
dan observasi
pemeriksaan penunjang/diagnostic
G. Diagnosis keperawatan
Kriteria:
menentukan kesenjangan
perawat
H. Perencanaan
1.Prioritas masalah
Kriteria :
a.Masalah yang mengancam kehidupan merupakan prioritas
utama
prioritas kedua.
ketiga.
pencapaian.
4.Dapat diukur
1.Diagnosis / Observasi
2.Edukasi (HE)
4.Kolaborasi.
Kriteria:
keluarga.
berlaku
Kriteria :
pasien/ keluarga.
keperawatan.
keselamatan pasien.
telah ditentukan.
J. Evaluasi
Kriteria :
tindakan selanjutnya.
1.Masalah teratasi
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Sarana Prasarana
Sarana prasarana telah dilengkapi dengan beberapa alat berupa alat pen
light, torniquet, gunting, alkohol swep, nomer kamar pasien, leaflet (cuci
tangan, batuk efektif, five moment), serta pemberian tempat obat yang
keluarga dan pasien setelah dilakukan MAKP oleh mahasiswa semua bisa
terlaksanakan.
Supervisi
dilaksanakan setiap hari oleh ketua tim atas perintah dari kepala ruangan.
Timbang Terima
lebih rinci dan bila diperlukan keluarga untuk tau maka keluarga di
Mina dihadiri oleh sebagian perawat dari shif yang bertugas dan perawat
yang singkat sesuai dengan kondisi pasien, petugas sift yang menerima
tentang pasien.
tanggung jawab tiap pasien di tuliskan dibuku laporan yang sudah ada.
Sentralisasi Obat
kelola hanya obat injeksi ,cairan infus dan obat oral. Alur sentralisasi obat
di ruang mina yaitu resep obat yang diresepkan oleh dokter diserahkan
kepada perawat, kemudian resep obat oral, injeksi dan cairan diberikan
perawat ruangan ke petugas apoteker. Setelah resep diberikan petugas
apoteker kermudian ditunggu lalu dibawa keruangan . Saat obat sudah ada
diruangan oleh petugas obat injeksi dan cairan infus disimpan di dalam
lemari obat sesuai nama pasien. Pada sentralisasi obat di ruang mina sudah
Di ruangan sudah ada lemari penyimpan obat baik untuk obat injeksi
maupun cairan infus dan oral sesuai dengan nama tiap-tiap pasien. Dan
jika sudah jadwal minum obat, obat akan di berikan langsung ke pasien.
Discharge planning
kegiatan MAKP agar klien dan keluarga yang masuk di Ruang Mina yang
sedang perawatan dan yang akan pulang atau yang akan direncanakan
dan yang akan keluar RS (perawatan dirumah) sehingga klien dan keluarga
yang diberikan agar mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan yang telah
yang meliputi aturan diet, obat, perawatan mandiri dirumah, serta kontrol
ulang. Kegiatan ini sudah dilakukan oleh Karu dan seluruh anggotanya
secara lisan dan tulisan dalam bentuk Dischard Planning. Sarana leaflet
di Ruang Mina.
Ronde keperawatan
dihadiri oleh ahli gizi, dokter sedangkan apoteker tidak hadir karena
a. SARAN