Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen keperawatan merupakan suatu proses menyelesaikan suatu


pekerjaan melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
dengan menggunakan sumber daya secara efektif, efisien dan rasional dalam
memberikan pelayanan bio-psiko-sosial-spiriutal yang komprehensif pada
individu, keluarga, dan masyarakat, bak yamg sakit mapn yang sehat melalui
proses keperawatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Asmuji, 2012).
Manajemen keperawatan didefinisikan sebagai suatu proses bekerja melalui
anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara
profesional (Gillies, 1986; Nursalam, 2011). Rachman (2006) mengemukakan
bahwa keperawatan sebagai profesi mengharuskan pelayanan keperawatan
diberikan secara profesional oleh perawat dengan kompetensi yang memenuhi
standar dan memperhatikan kaidah etik dan moral. Berdasarkan hal tersebut
manajemen keperawatan di Indonesia perlu mendapatkan prioritas utama dalam
pengembangan keperawatan pada masa mendatang. Hal ini juga berkaitan dengan
tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan
memerlukan pengelolaan secara professional, dengan memperhatikan setiap
perubahan yang terjadi di Indonesia.

Profesionalisasi keperawatan merupakan proses dinamis dimana profesi


keperawatan yang telah terbentuk mengalami perubahan dan perkembangan
karakteristik sesuai dengan tuntutan profesi dan kebutuhan masyarakat.
Profesionalisasi merupakan proses pengakuan terhadap sesuatu yang dirasakan,
dinilai, dan diterima secara spontan oleh masyarakat. Keperawatan Indonesia
smpa saat ini masih berada dalam proses mewujudkan keperawatan sebagai
profesi. Sebagai profesi, keperawatan dituntut ntk memiliki kemampan
intelektual, interpersonal, kemampuan teknis, dan moral. Keperawatan sebagai
pelayanan/asuhan profesional bersifat humanistis, menggunakan pendekatan
holistis, dilakukan berdasarkan ilm dan kiat keperawatan, berorientasi pada
kebutuhan objektif klien, mengacu pada standar profesional keperawatan dan
menggunakan etika keperawatan sebagai tuntutan utama. Perawat dituntut untuk

1
selalu melaksanakan asuhan keperawatan dengan benar atau rasional dan baik
atau etis (Nursalam, 2011).

Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus menjadi tuntutan


bagi organisasi pelayanan kesehatan. Proses registrasi dan legislasik keperawatan
mulai terjadi sejak diakuinya keperawatan sebagai profesi, sejak tumbuhnya
pendidikan tinggi keperawatan (S1 Keperawatan dan Ners), serta sejak berlakunya
Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan dan Permenkes No.
1239/2001 tentang Registrasi dan Praktek Perawat. Namun pelaksanaan
Permenkes No. 1239/2001 tersebut masih perlu mendapatkan persiapan-persiapan
yang optimal oleh profesional keperawatan. Hal ini disebabkan adanya beberapa
kendala yang dihadapi, meliputi: belum ada pengalaman dalam memberikan
pengakuan terhadap praktik keperawatan profesional: dan jenis serta praktik
keperawatan profesional yang hars dikembangkan. Menurut Grant dan Massey
(1997) dan Marquis dan Huston (1998), jenis metode pemberian asuhan
keperawatan yang profesional ada 4 metode yaitu metode fungsional, metode
kasus, metode tim, dan metode primer. Keempat metode tersebt dikenal dengan
Model Praktik keperawatan Pofesional (Nursalam, 2011). Dalam pelayanan,
kadang kita sulit membedakan tatanan pelayanan dan manajerial. Prinsip dasar
dalam tatanan pelayanan adalah memberikan asuhan keperawatan yang bertujuan
untuk pemenuhan kebutuhan dasar manusia pasien sedangkan dalam tatanan
manajerial seorang perawat haruslah dapat mengelola sumberdaya yang ada di
ruangan untuk dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada pasien
(Arwani, 2005). Penataan bentuk pelayanan di ruang perawatan sangatlah penting
untuk dapat memberikan pelayanan yang berkualitas, dengan kata lain penerapan
manajemen yang baik diharapkan pelayanan yang diberikan juga akan berkualitas.
Konsep yang harus dikuasai adalah konsep tentang pengelolaan bahan, konsep
manajemen keperawatan, perencanaan, yang berupa rencana strategis melalui
pendekatan: pengumpulan data, analisis SWOT dan penyusunan langkah-langkah
perencanaan, pelaksanaan secara operasional, khususnya dalam pelaksanaan
Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) dan melakukan pengawasan
dan pengendalian (Nursalam, 2011).

1
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 09 s.d 10 Mei 2022di Ruang
Rawat Inap Tulip Rumah Sakit Dr. H Moh. Anwar Sumenep didapatkan bahwa
Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) yang dilaksanakan adalah
MAKP Primer. Model perawatan primer ini merupakan metode penugasan
dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap
asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit.
Tenaga perawat di Ruang Rawat Inap Tulip Rumah Sakit Dr. H Moh. Anwar
Sumenep berjumlah 18 orang yang terdiri dari 3 perawat primer dan 15 perawat
pelaksana, dan terdiri 2 ahli gizi, 4 cs, 1 transport, dan 1 non perawat. Kualifikasi
pendidikan perawat 100% adalah lulusan S1 Keperawatan sehingga pemahaman
tentang MAKP cukup memadai.
Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus menjadi tuntutan
bagi organisasi pelayanan kesehatan. Kualitas pelayanan keperawatan pada saat
ini melibatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku dari para praktisi, pasien,
keluarga dan dokter. Untuk mewujudkan pelayanan keperawatan yang berkualitas,
pengelolaan pelayanan keperawatan haruslah mendapat perhatian secara
menyeluruh. Kualitas pelayanan keperawatan dalam tatanan pelayanan di Rumah
Sakit dipengaruhi banyak faktor. Faktor-faktor tersebut haruslah dapat dikelola
secara efektif dan efisien dengan menggunakan proses manajemen, khususnya
manajemen keperawatan Model pemberian asuhan keperawatan yang saat ini
sedang menjadi trend dalam keperawatan Indonesia adalah Model Praktek
Keperawatan Profesional dengan metode pemberian asuhan keperawatan primer.
Mengenai model keperawatan ini salah satu kritik yang dikemukakan adalah
bentuk yang terlalu komplek dan teoritis sehingga akan dapat memotivasi perawat
untuk memperjelas keyakinan dan pekerjaannya, selain itu dapat meningkatkan
kemampuan perawat dalam mendiskusikan masalah dengan lebih terbuka untuk
membantu para perawat lebih bertanggung gugat secara profesional terhadap
tindakan.
Berdasar atas fenomena diatas, maka kami mencoba menerapkan Model
Praktek keperawatan Profesional dengan metode pemberian asuhan keperawatan
Primary Nursing, dimana pelaksanaanya melibatkan pasien kelas 3 di Ruang
Rawat Inap Tulip Rumah Sakit Dr. H Moh. Anwar Sumenep bekerjasama dengan

1
perawat yang bertugas di ruang tersebut.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan program profesi manajemen keperawatan, mahasiswa


diharapkan mampu menerapkan prinsip-prinsip manajemen keperawatan dalam
melaksanakan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) di tatanan rumah
sakit.

1.2.2 Tujuan Khusus


Dalam program profesi Manajemen Keperawatan diharapkan mahasiswa
mampu:

1. Melaksanakan pengkajian situasi ruangan di Ruang Rawat Inap Tulip Rumah


Sakit Dr. H Moh Anwar Sumenep
2. Melaksanakan analisis situasi berdasarkan analisa SWOT.
3. Menentukan prioritas masalah berdasarakan diagram layang.
4. Menyusun rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil pengkajian
Model Asuhan Keperawatan Profesional meliputi (1) Timbang Terima, (2)
Ronde Keperawatan, (3) Sentralisasi Obat, (4) Supervisi Keperawatan, (5)
Discharge Planning (6) Dokumentasi Keperawatan (7) Penerimaan Pasien
Baru dan (8) ketenagaan, (9) sarana prasarana, (10) keuangan, (11) mutu
5. Melaksanakan rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil
pengkajian Model Asuhan Keperawatan Profesional: ((1) Timbang Terima,
(2) Ronde Keperawatan, (3) Sentralisasi Obat, (4) Supervisi Keperawatan,
(5) Discharge Planning (6) Dokumentasi Keperawatan (7) Penerimaan
Pasien Baru dan (8) ketenagaan, (9) sarana prasarana, (10) keuangan, (11)
mutu
6. Mengevaluasi pelaksanaan rencana strategi operasional ruangan berdasarkan
hasil pengkajian ketenagaan, sarana dan prasarana, Model Asuhan
Keperawatan Profesional: (1) Timbang Terima, (2) Ronde Keperawatan, (3)
Sentralisasi Obat, (4) Supervisi Keperawatan, (5) Discharge Planning (6)
Dokumentasi Keperawatan (7) Penerimaan Pasien Baru dan (8) ketenagaan,
(9) sarana prasarana, (10) keuangan, (11) mutu

1
1.3 Manfaat

1. Bagi pasien
Tercapainya kepuasan pasien yang optimal selama perawatan.

2. Bagi rumah sakit


Dapat menerapkan model asuhan keperawatan profesional yang mencakup
timbang terima, ronde keperawatan, sentralisasi obat, supervisi
keperawatan, discharge planning, dan dokumentasi keperawatan.

3. Bagi perawat
a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
b. Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat dengan
tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.
c. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.
d. Meningkatkan profesionalisme keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai