PENDAHULUAN
BAB II
PENGKAJIAN
Bab ini menjelaskan tentang tahapan proses pengkajian yang meliputi pengumpulan
data, analisis SWOT, identifikasi dan prioritas masalah.
2.1 Orientasi Ruangan
A. Visi RSUD SK.Lerik Kota Kupang
“Terwujudnya Rumah Sakit yang Mandiri dengan pelayanan Paripurna dan Menjadi
Kebanggaan Bagi Masyarakat Kota Kupang”
B. Misi RSUD SK.Lerik Kota Kupang
1. Memberikan Pelayanan yang baik, benar, tepat waktu dan tepat sasaran.
2. Mewujudkan Pelayanan Kesehatan yang Profesional, berkualitas dan terjangkau
serta di landasi oleh KASIH.
3. Mewujudkan Pengelolaan Rumah Sakit yang Profesional, transparan dan Akuntabel.
4. Meningkatkan Kompetensi Sumber Daya Manusia.
C. MottoRSUD SK.Lerik Kota Kupang
Motto RSUD SK.Lerik Kota Kupang adalah “ Melayani dengan Kasih ’’
2.2 Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan pada hari Rabu,16 Maret 2022meliputi data M1 (Man), M2
(Materials), M3 (Method), M4 (Money), dan M5 (Mutu). Data yang didapat dianalisis
menggunakan analisis SWOT sehingga ditemukan beberapa prioritas masalah.
A. Struktur Organisasi Ruangan
Ruang Neonatologi dipimpin oleh kepala ruangan dan dibantu oleh wakil kepala
ruangan, 15 perawat pelaksana, 2 TPP (Tenaga Pembantu Perawat) serta 2 orang yang
bertugas sebagai pekarya rumah tangga, dan 1 orang administrasi. Adapun struktur
organisasi di ruang Neonatonologi.
Secara teori, bagan struktur organisasi dapat disusun dengan bentuk sebagai
berikut:
Perawat primer
Pasien/Klien
Pasien/ Klien
Tabel 2.3 Komposisi Ketenagaan Non Keperawatan Ruang Garuda di RSUD SK. Lerik
Kota Kupang pada Maret 2022
C. Pengaturan ketenagaan
Berikut akan dipaparkan penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan di ruang rawat
inap dengan menggunakan rumus Departemen Kesehatan (Depkes), Metode Gillies, dan
Metode Douglas (1984).
1) Perhitungan berdasarkan rumus Depkes (2011)
Kebutuhan tenaga keperawatan harus memperhatikan unit kerja yang ada di rumah
sakit.Secara garis besar terdapat pengelompokan unit kerja di rumahsakit salah
satunya adalah ruang rawat inap. Cara penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan
menurut Depkes (2011) berdasarkan: tingkat ketergantungan pasien, jumlah
perawatan yang diperlukan /hari /pasien, jam perawatan yang diperlukan /ruangan
/hari, dan jam kerja efektif tiap perawat 8 jam /hari.
a) Penghitungan tenaga ruang Garuda
Berdasarkan data pada hariSelasa15 Maret 2022 pada ruang Garuda dengan
jumlah pasien 20 orang
Jumlah jam perawatan pasien
(a) Perawatan langsung
(1) Minimal care = 14 x 2 jam = 28 jam
(2) Partial care = 4 x 3 jam = 12 jam
(3) Total care= 2 x 6 jam = 12 jam
(b) Perawatan tidak langsung : 12 x 30 menit = 360 menit = 6 jam
(c) Pendidikan kesehatan 15 menit : 12 x 0.25 jam = 3 jam
(1) Total jam perawatan yang dibutuhkan
Total=1+2+3=28+12+12=52+6+3=61 Jam
Total=1+2+3=28+12+12=52+6+3=61 Jam
(8+ 2 + 9) = 19 orang
Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan pada Ruang Garuda menurut Depkes
(2011) adalah 19 orang.
b) Pasien kelolaan
Berdasarkan data pada hariSelasa, 15Maret 2022 pada pasien kelolaan dengan jumlah pasien
20 orang, BOR 100 %.
Jumlah jam perawatan pasien:
(1) Perawatan langsung
(a) Minimal care = 14 x 2 jam = 28 jam
(b) Partial care = 4x 3 jam = 12 jam
(c) Total care = 2 x 6 = 12 jam
(2) Perawatan tidak langsung : 10 x 30 menit = 300 menit = 5 jam
(3) Pendidikan kesehatan 15 menit : 10 x 0.25 jam = 3 jam
(a) Total jam perawatan yang dibutuhkan;
( 52+12+1 6 ) ×15
=4,21=4 orang
285
80 x 10
Jumlah tenaga lepas dinas perhari: = 2,80= 3 orang
285
Jadi total perawat 10 + 2 (Karu dan WaKaru) + 3 = 15 orang
2. Anemia 15,33 %
3. LNH 12,25%
4. Sepsis 10,71 %
7. Pneumonia 6,97%
9. Thalasemia 5,87%
Pada periode bulan bulan Januari 2022 – Februari 2022 penyakit terbanyak di Ruang
Garuda adalah Kemoterapi DBD (20,03%).
F. Alur pasien masuk
Gambar dibawah menunjukkan tentang alur penerimaan pasien di Ruang Garuda
RSUD SK. Lerik Kota Kupang. Alur pasien masuk ke Ruang Garuda dapat melalui
beberapa alur, diantaranya adalah dari IGD. Pasien dengan keadaan umum baik dan sesuai
dengan kriteria ruangan (penyakit dalam khusus laki-laki), dapat langsung masuk ke Ruang
Garuda. Bila pasien dari IRJ, untuk mendapatkan perawatan di ruang Garuda harus terlebih
dahulu mengurus status pasien rawati nap di GDC dan mengurus BPJS maupun Askes di
pengendali. Sebelum dipindahkan keruangan Garuda, perawat harus mengsisi form
komunikasi antar unit pelayanan.
Pasien
IGD IRJ
MRS
Menurut perhitungan BOR pada tanggal 15Maret 2022 shift pagi sebesar 27,5 %,
shift sore 27,5 % %, dan shift malam 27,5 %.
Tabel 2.10 Jumlah Tempat Tidur Pasien Pre Kelolaan di Ruang Garuda RSUD SK.
Lerik Kota Kupang 15 – 16 Maret 2022
No. Shift Jumlah Bed BOR
Sesuai dengan tabel indeks perbandingan jumlah tempat tidur, toilet, dan jumlah
kamar mandi berdasarkan standart Kepmenkes No 1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Di Rumah Sakit yang menyatakan bahwa setiap
penambahan 10 tempat tidur harus ditambah 1 toliet & 1 kamar mandi. Di ruang
Neonatologi RSUD. S.K.Lerik Kupang sudah memiliki toilet dan kamar mandi, sebanyak
5.
Di Ruang Garuda RSUD. S.K.Lerik Kupang terdapat 15 Perawat dengan 4 kamar
mandi sekaligus toilet. Fasilitas toilet Garuda RSUD. S.K.Lerik Kupang sudah terpelihara
dengan bersih dan selalu dibersihkan minimal 1 kali sehari. Di bawah ini merupakan tabel
perbandingan jumlah karyawan dengan jumlah toilet berdasarkan Kepmenkes No
1204/Menkes/SK/X/2004.
Tabel 2.18 Indeks Perbandingan Jumlah Karyawan dengan Jumlah Toilet dan Jumlah
Kamar Mandi (Kepmenkes 2004)
No Jumlah karyawan Jumlah toilet Jumlah kamar mandi
1 1 s/d 20 1 1
2 21 s/d 40 2 2
3 41 s/d 60 3 3
4 61 s/d 80 4 4
5 81 s/d 100 5 5
Note Setiap penambahan 20 karyawan harus ditambah 1 toilet dan 1 kamar
mandi
Sumber: Data Primer Tahun 2022
Sesuai dengan tabel indeks perbandingan jumlah karyawan dengan jumlah toilet dan
jumlah kamar mandi berdasarkan standart Keputusan Menteri Kesehatan No
1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Di rumah Sakit,
menunjukkan bahwa ruang Garuda RSUD S. K. Lerik sudah memenuhi standart tentang
jumlah karyawan, toilet dan kamar mandi yaitu sejumlah 2.
3. Peralatan dan Fasilitas
a. Peralatan medis di ruang Garuda RSUD. S.K.Lerik Kupang
Tabel 2.19 Peralatan Medis di Ruang Garuda RSUD. S.K.Lerik Kupang (Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Nomor 340/MENKES/III/2010)
No Jenis alat Jumlah Jumlah ideal Kondisi Usulan
1 ECG 1 5/ruangan Baik Ditambah 4
2 Suction 2 4/ruangan Baik Ditambah 2
3 Nebuleser 1 4/ruangan Baik Ditambah 3
4 Ambubag 1 4/ruangan Baik Ditambah 3
5 Standar infuse 12 30/ruangan Baik Ditambah 18
6 Gunting verban 3 2/ruangan Baik -
9 Termometer 2 5/ruangan Kurang Ditambah 3
10 Tensi meter 2 5/ruangan Baik Ditambah 1
11 Stetoskop 4 5/ruangan Baik Ditambah 1
12 Bengkok stenlis 3 5/ruangan Baik Ditambah 3
13 Infus pump 2 5/ruangan Baik Ditambah 3
14 Kursi roda 2 5/ruangan Baik Ditambah 3
15 Kereta injeksi 1 3/ruangan Baik Ditambah 2
16 Oxigen kecil 1 5/ruangan Kurang Ditambah 3
17 Bak injeksi stenlis 1 2/ruangan Baik Ditambah 1
18 Bak instrument 1 2/ruangan Kurang Ditambah 1
20 Gliseri spuit 3 2 Baik -
21 Cuching 5 5 Baik -
25 Kulkas darah 1 1/rungan Baik -
26 Timbangan 1 4/ruangan Baik Ditambah 3
27 Rak Obat 1 1/ruangan Baik -
28 Kereta obat 1 2/ruangan Baik Ditambah 1
29 Troli Emergency 1 2/ruangan Baik Ditambah 1
Sumber: Garuda RSUD. S.K.Lerik Kupang 2022
Berdasarkan data di atas peralatan medis di ruang neonatologi sudah cukup baik
sesuai dengan standar Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes
RI) Nomor 340/MENKES/III/2010, namun perlu beberapa alat yang ditambah seperti
b. Sarana dan prasarana di Ruang Neonatologi RSUD. S.K.Lerik Kupang
Tabel 2.20 Sarana dan Prasarana di Ruang Garuda RSUD. S.K.Lerik Kupang
(Peraturan Menteri Kesehatan Republik Nomor 340/MENKES/III/2010)
N JENIS JUMLAH YANG JUMLAH KONDISI USULAN
O ALAT TERSEDIA IDEAL
9 Perlak 20 20 Baik -
11 Bantal 20 20 Baik -
dewasa
26 Kursi 20 20 Baik -
Alkes
Intubasi Set
11 Gunting 0 2 Baik
Consumable
2 NGT 12 0 1 - Ditambah 1
3 NGT 14 0 1 - Ditambah 1
4 NGT 16 0 1 - Ditambah 1
5 NGT 18 0 1 - Ditambah 1
9 IV canula 16 1 2 - Ditambah 1
10 IV canula 18 1 2 - Ditambah 1
11 IV canula 22 1 2 - Ditambah 1
12 IV canula 24 1 2 - Ditambah 1
13 IV canula 26 0 2 - Ditambah 2
20 Spuit 3 ml 5 8 Baik -
21 Spuit 5 ml 5 6 Baik -
22 Spuit 10 ml 5 5 Baik -
23 Spuit 25 ml 0 3 Baik -
25 Elektroda 0 1 Baik -
Cairan
1 Gelofusin 0 2 - Ditambah 2
2 Kcl 25 ml 0 5 Baik -
3 Koloid 0 3 - Ditambah 3
(Hemacel/HES)
7 NaBic 25 ml 0 5 - Ditambah 5
9 Ns 25 ml 0 5 - Ditambah 5
10 RL 500 ml 1 5 Baik -
Emergency Drugs
1 Adrenaline 5 - Baik -
7 D40% 25 ml 0 - - Ditambah
11 Diazepam 5 Baik -
18 Heparin 0 - - Ditambah
20 Lidocain 2% 20 5 - Baik -
mg/ml inj
25 Norepinephrine 4 mg 0 - - Ditambah
inj
30 Oksitosin 0 - - Ditambah
Berdasarkan hasil angket di atas dengan jumlah responden 15 orang perawat, 100%
responden menjawab lokasi dan denah ruangan sudah baik, 100% tidak berancana untuk
merenovasi, sarana dan prasarana perawatan diruangan sudah sesuai standart untuk
merawat pasien 95%, jumlah alat yang tersedia sesuai dengan rasio pasien (sesuai standar)
93%, 93% perawat mengerti cara menggunakan semua alat-alat perawatan, administrasi
penunjang yang dimiliki sudah memadai 90%.
JAWABAN
NO PERTANYAAN YA TIDAK
1 Apakah anda memahami MAKP ? 100 % -
2 Apakah anda mengetahui uraian tugas anda ? 100 % -
3 Apa model asuhan keperawatan yang digunakan di 100 % -
ruangan sudah sesuai dengan visi dan misi
ruangan ?
4 Apakah anda mengerti/memahami model asuhan 90 % 10 %
keperawatan yang digunakan ruangan saat ini ?
5 Berdasarkan Rasio perbandingan jumlah tenaga dan 100 % -
pasien model asuhan keperawatan tim yang
dilakukan diruangan sudah sesuai ?
6 Apakah model asuhan keperawatan yang digunakan - 100 %
saat ini memberikan beban kerja dan menyulitkan
bagi anda (perawat) ?
7 Apakah tugas anda sudah sesuai dengan model 100 % 0%
asuhan keperawatan yang diterapkan diruangan ?
Sumber Data: data Primer 2022
Dari hasil pengkajian yang kami lakukan menggunakan angket didapatkan hasil
perbedaan persepsi mengenai model asuhan keperawatan yang digunakan di ruangan
Garuda antara perawat.
B. Timbang Terima
Timbang terima pasien merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan
menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien (Nursalam, 2014).
Timbang terima merupakan kegiatan yang harus dilakukan sebelum pergantian shift.
Selain laporan antar shift, dapat disampaikan juga informasi-informasi yang berkaitan
dengan rencana kegiatan yang telah atau belum dilaksanakan. (Nursalam, 2011)
Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah Situation,
Background, Assessmentdan Recommendation.
Situation
Background
Riwayat Keperawatan
Assesment:
Kesadaran, TTV, GCS, skala nyeri,
skala resiko jatuh, dan ROS (poin
yang penting)
Recommendation:
Tindakan yang sudah
Dilanjutkan
Stop
Modifikasi
Strategi Baru
JAWABAN
NO PERTANYAAN SELALU KADANG- TIDAK
KADANG PERNAH
1 Apakah kegiatan overan 96 % 4% 0%
dipimpin oleh katim/kepala
ruangan ?
2 Apakah overan dilaksanakan 96 % 4% 0%
setiap waktu/shift ?
3 Apakah overan selalu dihadiri 96 % 4% 0%
oleh semua anggota shift yang
akan bertugas dan yang akan
pulang ?
4 Apakah dalam pelaksanaan 73 % 27 % 0%
overan ada interaksi yang
berlangsung antara pasien dan
petugas ?
5 Apakah masalah yang 100 % 0% 0%
disampaikan dalam overan
berfokus paada masalah
keperawatan pasien ?
Sumber Data: data Primer 2022
Hasil wawancara mengenai proses timbang terima disampaikan bahwa prinsip
timbang terima sudah sesuai dengan prosedur timbang terima, yaitu semua pasien
yang dirawat dioverkan dan dilanjutkan dengan validasi ke pasien, data yang
disampaikan sudah sesuai, serta masalah keperawatan sudah benar. Walaupun
sebagian perawat menyatakan operan tidak dilakukan 3kali, overan belum optimal dari
pelaksanaan timbang terima yaitu timbang terima shift siang dan malam dilakukan
secara individu antar perawat dengan cara validasi langsung dari satu pasien ke pasien
lain membawa buku laporan overan.
C. Ronde Keperawatan
Ronde Keperawatan merupakan suatu sarana bagi perawat baik perawat primer
maupun perawat associate untuk membahas masalah keperawatan dengan melibatkan
klien dan seluruh tim keperawatan termasuk konsultan keperawatan. Ronde
keperawatan juga merupakan suatu proses belajar bagi perawat dengan harapan dapat
meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Kepekaan dan cara
berpikir kritis perawat akan tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer pengetahuan
dan pengaplikasian konsep teori secara langsung pada kasus nyata (Nursalam, 2014).
Ronde keperawatan merupakan proses interaksi antara pengajar dan perawat
atau siswa perawat dimana terjadi proses pembelajaran. Ronde keperawatan dilakukan
oleh teacher nurse atau head nurse dengan anggota stafnya atau siswa untuk
pemahaman yang jelas tentang penyakit dan efek perawatan untuk setiap pasien
(Clement, 2011).
Peningkatan mutu asuhan keperawatan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan
perkembangan iptek maka perlu pengembangan dan pelaksanaan suatu model asuhan
keperawatan profesional yang efektif dan efisien (Nursalam, 2014).
Tabel M3.3 Ronde Keperawatan
NO PERTANYAAN JAWABAN
YA TIDAK
1 Apakah sebagian besar perawat diruangan mengerti 93 % 7%
dengan ronde keperawatan ?
2 Apakah ruangan sudaah mendukung adanya rone 93 % 7%
keperawatan ?
3 Apakah ronde keperawatan dilaksanakan setiap 1 bulan 33 % 67 %
secara rutin ?
4 Apakah pelaksanaan ronde keperawatan dapat 86 % 14 %
membantu mencegah masalah yang dialami pasien ?
5 Apakah pelaksanaan ronde keperawatan di ruangan 26 74 %
sudah optimal ?
Sumber Data: data Primer 2022
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa perawat ruang Garuda
didapatkan bahwa ruang Garuda mendukung untuk dilakukan ronde keperawatan.
Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan dalam mengatasi masalah keperawatan
pasien yang dilaksanakan disamping pasien, membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan pada kasus tertentu yang dilakukan oleh perawat primer, kepala ruangan,
perawat associate serta melibatkan seluruh anggota tim. Namun demikian, di ruang
Garuda dalam 1 bulan tidak dilakukan ronde keperawatan 67%, dan 74 % pelaksanaan
ronde keperawatan di ruangan tersebut belum optimal menurut keterangan perawat
dalam angket yang kami berikan pada tanggal 14-26 Maret 2022.
D. Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat (Nursalam,
2011). Sentralisasi adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang diberikan pada
klien diserahkan sepenuhnya pada perawat. Pengeluaran dan pembagian obat
sepenuhnya dilakukan perawat. Penanggung jawab dalam pengelolaan adalah kepala
ruangan diserahkan operasional dapat didegasikan pada staf yang di tunjuk (PP).
Tujuan dari pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan
menghindarkan pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat
terpenuhi.
Kontroling terhadap penggunaan dan konsumsi obat merupakan salah satu peran
perawat sehingga perlu dilakukan dalam satu pola/alur yang sistematis sehingga
penggunaan obat benar-benar dikontrol oleh perawat dan untuk meminimalisir resiko
kerugian baik material maupun nonmaterial. Upaya sistematik meliputi uraian terinci
tentang pengelolaan obat secara ketat oleh perawat, serta didukung peran keluarga
untuk mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat.
Dokter
Koordinasi dengan perawat
Pasien/ Keluarga
Farmasi/ Apotik
Pasien/Keluarga
Pasien/Keluarga
Diserahkan keluarga ke AA
Rekam pemberian obat lembar 1,2 Rekam pemberian obat lembar 3,4
diberikan ke perawat diambil oleh AA
Perawat memberikan obat oral dan injeksi ke pasien sesuai dengan jam pemberian
Prosedur penerimaan obat di sore atau malam hari serta pada hari libur, dengan
kondisi Depo Farmasi Garuda tutup, maka prosedur pengambilan obat yaitu bagian
depo farmasi menyiapkan obat yang akan diberikan pada hari selanjutnya.
JAWABAN
NO PERTANYAAN SELALU KADANG- TIDAK
KADANG PERNAH
1 Apakah semua perawat sudah 100 % 0% 0%
melakukan sentralisasi obat ?
2 Apakah selama ini anda pernah 100 % 0% 0%
diberi wewenang didalam
sentralisasi obat ?
3 Apakah dalam pelaksanaan 100 % 0% 0%
sentralisasi obat perawat selalu
meminta persetujuan sentralisasi
obat atau keluarga ?
4 Apakah selama ini perawat selalu 100 % 0% 0%
menginformasikan obat yang telah
digunakan dan sisanya kepada
pasien / keluarga ?
5 Apakah terjalin kerja sama yang 100 % 0% 0%
baik ( serh terima obat ) antara
farmasi dan perawat ?
Sumber Data: data Primer 2022
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat, sentralisasi obat sudah menjadi
wewenang farmasi. Depo farmasi Ruang Garuda melayani pasien selama hari aktif,
dan pada hari libur akan dilayani oleh Depo farmasi bersama lantai 2. Perawat hanya
akan menerima obat yang akan dimasukkan sesuai resep yang disiapkan oleh farmasi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas Depo Farmasi Ruang Garuda, obat
diserahkan pada perawat setiap hari pada pukul 07.00 WIB, 14.00 WIB, 19.00 WIB
dan 21.00 WIB.
Berdasarkan hasil observasi, didapatkan data bahwa sentralisasi obat di Ruang
Neonatologi dilakukan oleh Depo Farmasi Ruang Garuda dengan didukung kerjasama
yang baik antara farmasi, dokter dan perawat. Format Rencana Pemberian Obat (RPO)
didokumentasikan secara berkesinambungan sesuai kebutuhan pasien, ada lembar
serah terima obat dari farmasi ke perawat, dan belum ada form serah terima obat dari
perawat ke pasien atau sebaliknya. Sarana dan prasarana yang mendukung yaitu terdiri
atas almari cairan infus, emergency kit, kulkas obat/insulin.
Sentralisasi obat sangat membantu perawat dalam mengatur pemberian obat
pada pasien. Dokter memberikan RPO setiap hari sesuai kebutuhan pasien dan petugas
depo farmasi akan mengecek persediaan obat pasien. Selama ini semua perawat
melakukan pengecekan dan pemberian obat kepada pasien setiap hari. Namun, untuk
persiapan dan penyimpanan obat masih dilakukan oleh petugas farmasi.
E. Supervisi Keperawatan
Secara teori, supervisi keperawatan adalah salah satu fungsi pokok manager
berupa proses pemberian sumber-sumber yang dibutuhkan perawat dalam
menyelesaikan tugas-tugasnya untuk pencapaian tujuan, meliputi:
1. Langkah-langkah supervisi
2. Prinsip supervisi
3. Peran dan fungsi supervisi
4. Tugas supervisi
5. Teknik supervisi.
PP menyiapkan :
Lembar pasien masuk RS
Buku status dan lembar format pengkajian pasien
Nursing kit
Informed Concent sentralisasi obat
Lembar tata tertib pasien dan pengunjung
Lembar tingkat kepuasan pasien
Tempat tidur pasien baru
Terminasi
Evaluasi
G. Discharge Planning
Perencanaan pulang merupakan suatu proses yang dinamis dan sistematis dari
penilaian, persiapan, serat koordinasi yang dilakukan untuk memberikan kemudahan
pengawasan pelayanan keperawatan dan sosial sebelum dan sesudah pulang
(Nursalam, 2014:349). Menurut Hurts (1990) yang dikutip dari Nursalam (2011:336)
perencanaan pulang merupakan proses yang dinamis agar tim kesehatan
mendapatkan kesempatan yang cukup untuk menyiapkan pasien melakukan
perawatan mandiri di rumah.
NO PERTANYAAAN JAWABAN
YA TIDAK
1 Apakah anda sudah mengerti tentang perencanaan 100 % 0%
pulang ?
2 Apakah perawat selalu memberi promosi kesehatan / 100 % 0%
HE pada pasien yang pulang ?
NO PERTANYAAN JAWABAN
YA TIDAK
1 Apakah anda mengerti tentang cara pengisian 100 % -
format dokumentasi yang benar dan tepat ?
2 Apakah menurut anda format yang digunakan 100 % -
dalam dokumentasi bisa memudahkan perawat
dalam melakukan pengkajian pada pasien ?
3 Apakah anda sudah melaksanakan 100 % -
pendokumentasian tepat waktu ( segera setelah
melakukan tindakan ) ?
4 Apakah menurut anda model dokumentasi yang - 100 %
digunakan menambah beban kerja perawat ?
5 Apakah menurut anda model dokumentasi yang - 100 %
digunakan menyita banyak waktu perawat ?
Sumber Data: data Primer 2022
Berdasarkan hasil wawancara, perawat menyatakan bahwa format
dokumentasi dapat membantu perawat dalam melakukan pengkajian kepada pasien.
Akan tetapi, model pendokumentasian yang terdiri dari banyak form menyita waktu
perawat dalam mengisinya. Dengan pembagian tugas perawat antara melayani pasien
dan mengisi RM maka lembar RM baru dapat diisi setelah selesai tindakan dan tidak
selalu lengkap. Selain itu, cara pengisian berkas RM yang berubah- ubah dan hanya
disampaikan secara lisan juga membuat perawat mengalami hambatan dalam
pengisian RM. Sebagian perawat merasa model dokumentasi yang digunakan dapat
menyita waktu dan menambah beban kerja perawat.
2.2.3 Keuangan (M4-Money)
Pengelolaan pendanaan saat ini di RSUD S.K. Lerik Kupang sudah dikelola sendiri oleh
pihak RSUD S.K. Lerik Kupang dengan tetap menggunakan dana dari APBD, pasien
BPJS dan pasien umum. Pelaksanaan billing pasien di Ruang Garuda sudah dilakukan
oleh petugas administrasi.
Terdapat 2 jenis tenaga di RSUD S.K. Lerik yaitu tenaga PNS yang digaji dari APBN,
BLUD yang di gaji dari Pembiayaan ruangan dan pelatihan petugas ruangan berasal dari
rumah sakit yang diperoleh dari APBN (pemerintah) dan APBD. Sedangkan pembiayaan
pasien berasal dari pasien umum, Jamkesda, JKN, Jamkesmas, JKN ASKES, JKN
MANDIRI, JKN JAMSOSTEK, JKN TNI-POLRI. Pada bulan Januari dan februari 2021
terdapat 40,7% JKN Mandiri, 20,1% JKN Jamkesma, 12,6% JKN jamsostek, 26,6% dari
pembiayaan lain-lain. Besar biaya perawatan yang berlaku saat ini sesuai kelas
perawatan. Di Ruang Garuda, terdiri atas kelas I dan II. Berikut akan digambarkan rata-
rata penggunaan biaya dari pasien yang dirawat inap di Ruang Garuda pada Februari
2022:
Tabel 2.19 Tarif ruangan, tarif makan dan fasilitas di Ruang Garuda RSUD S.K. Lerik
Kelas Tarif ruangan Fasilitas
I 275.000 1 kamar 1 pasien, 1 bed, 1 meja, 1 kursi, 4
(kamar + makan) AC bersama.
II 125.000 1 kamar 2 pasien, 2 bed, 2 meja, 2 kursi, 4
(kamar + makan) AC bersama.
Sumber:Tarif Pelayanan Kesehatan dan Pelayanan Penunjang RSUD S.K. Lerik
1. K, Na, Cl Rp 57.200
2. BUN Rp 20.000
3. Albumin-serum Rp 20.000
4. GDA Rp 20.000
6. Kalsium-serum Rp 22.000
7. Kreatinin-serum Rp 19.800
8. SGOT Rp 21.000
9. SGPT Rp 21.000
10. Troponin I Rp 165.000
14 C4 Rp. 190.000
15 C3 Rp. 165.000
Sumber: Tarif Pelayanan Kesehatan dan Pelayanan Penunjang Ruang Neonatologi RSUD
S.K. Lerik
Tabel 2.22 Tarif Pemeriksaan Radiologi
NO Jenis Pemeriksaan Tarif
1. Pelvis Rp 103.000
2. Thorax Rp 103.000
Sumber: Tarif Pelayanan Kesehatan dan Pelayanan Penunjang Ruang Garuda RSUD S.K.
Lerik
Setiap bulan perawat mendapat gaji pokok selain itu juga mendapatkan remunerasi.
Remunerasi didapatkan berdasarkan total penghasilan ruangan yang bergantung dari
jumlah pasien rawat inap setiap harinya, kemudian dibagi secara merata berdasarkan
jabatan/golongan, pendidikan, dan lama pengabdian di rumah sakit. Selain itu, perawat
juga mendapatkan untuk PNS, uang makan dan minum berbeda dengan gaji pokok dan
gaji LP, namun untuk pegawai non-PNS tunjangan makan dan minum masuk jadi satu
dengan gaji pokok. Pengeluaran mengenai pembayaran listrik, air, telepon dan lainnya di
Ruang Garuda sudah terpusat langsung di bagian keuangan Garuda RSUD S.K. Lerik.
Pembayaran biaya pasien sudah terpusat di bagian keuangan Irna Medik. Semua
biaya tindakan dan perawatan pasien dientry oleh administrasi Ruang Garuda RSUD S.K.
Lerik. ke dalam komputer. Sistem komputer ruang Garuda berhubungan langsung dengan
sistem komputer di bagian keuangan Irna Medik. Hal ini membuat sistem administrasi
rumah sakit terintegrasi dengan baik.
Mayoritas pasien di Garuda RSUD S.K. Lerik adalah pasien BPJS. Apabila pasien
masuk dengan jatah BPJS mandiri kelas II tetapi menginginkan perawatan di kelas I
maka pasien wajib menandatangani form penambahan biaya kekurangan sesuai kelas I
karena biaya perawatan melebihi tanggungan BPJS yang dimiliki pasien. Pasien BPJS
kelas II tidak dapat naik ke kelas I.
Tanggal Total
No Variabel 1
20
9
1 Jumlah Pasien Plebitis 0 0 0
2 Jumlah pasien yang
0 0 0
terpasang iv cannule
Sumber : Data Primer Pengkajian pada Tanggal 15 – 16 Maret 2022
0
Angka kejadian pasien plebitis= ×100 %=0 %
0
Tanggal
No Variabel Total
19 20
1 Jumlah Pasien dengan decubitus 0 0 0
2 Jumlah pasien yang beresiko 0 0 0
decubitus
Sumber : Data Primer Pengkajian pada Tanggal 15 – 16 Maret 2022
0
Angka kejadian dekubitus= ×100 %=0 %
0
Tanggal
No Variabel Skor
15 16
1 Jumlah Pasien Jatuh 0 0 0
No Bulan Jumlah
1. Januari 2022 24 pasien
2. Februari 2022 19 pasien
Total 43 pasien
Berdasarkan data bulan Maret 2022, jumlah total lama pasien dirawat 59 hari
dengan total 43 pasien. Dari perhitungan, didapatkan hasil rata-rata lama rawat inap
TOTAL 1 3,00
Faktor Eksternal (EFAS) EFAS
Opportunity = O-T
1. Jumlah tenaga menurut 0,50 3 1,50 = 3,15-2,40
Depkes sebanyak 30 orang = 0,75
sedangkan yang ada
dilapangan 15 orang
2. Beberapa perawat 0,35 3 1,05
mempunyai kemauan untuk
melanjutkan ke jenjang lebih
tinggi
3. Adanya beberapa perawat 0,15 4 0,60
yang sedang menempuh
Pendidikan lanjutan
TOTAL 1 3,15
Theatred
1. Ada tuntutan tinggi dari 0,30 3 0,90
masyarakat untuk pelayanan
yang lebih profesional
2. Makin tinnginya kesadaran 0,30 3 0,90
masyarakat akan pentingnya
kesehatan
3. Adanya persaingan dengan 0,20 2 0,40
rumah sakit lain
4. Adanya pertanggungjawaban 0,20 2 0,40
legalitas bagi pasien
Strength = S-W
TOTAL 1 3,1
Weakness
TOTAL 1 3,00
melanjutkan pendidikan
c. Adanya kebijakan RS
tentang pelaksanaan
MAKP 0,3 3 0,9
d. Adanya kewenangan
tersendiri bagi masing
0,3 3 0,9
masing tenaga medis
TOTAL 1 4
Theatred
yang optimal
TOTAL 1 3
2. Timbang terima
Analisa SWOT Bobot Rating Bobot x Rating
Strength = S-W
Weakness
Opportunity = O-S
TOTAL 1 3,00
Theatred
3. Ronde
Analisa Swot Bobot Rating Bobot x Rating
Strength IFAS
Weakness
Opportunity = O-T
keperawatan
c. Adanya kesempatan dari
Karu untuk mengadakan
ronde keperawatan pada 0,2 2 0,4
perawat dan mahasiswa
Praktik
TOTAL 1 2,60
Theatred
4. Sentralisasi obat
Analisa Swot Bobot Rating Bobot x Rating
Strength = S-W
Weakness
Opportunity = O-T
Theatred
5. Discharge planning
Analisa SWOT Bobot Rating Bobot x Rating
Strength = S-W
TOTAL 1 3,00
Weakness
TOTAL 1 2,2
Opportunity = O-T
baik
TOTAL 1 3,00
Theatred
6. Supervisi
Analisa Swot Bobot Rating Bobot x Rating
Internal Faktor (IFAS) IFAS
Strength = S-W
Weakness
TOTAL 1 2,00
Opportunity = O-T
Theatred
7. Dokumentasi
Analisa SWOT Bobot Rating Bobot x Rating
Strength = S-W
Weakness
Opportunity = O-T
TOTAL 1 2,75
Theatred
TOTAL 1 2,5
Strength IFAS
Weakness
Opportunity =O–T
TOTAL 1 3,00
Theatred
Stregth IFAS
Weakness
kapasitas ruangan
TOTAL 1 3,00
Opportunity = O-T
sakit lain
TOTAL 1 2,55
2,60
2,40−
2,20−
2,00−
1,80−
1,60−
1,40−
1,20−
1,00−
0,80−
0,60−
0,40−
0,20−
-0,10−
׀׀׀׀׀׀׀׀׀׀׀׀׀׀׀׀׀׀׀׀׀׀׀׀ -0,15−
-0,20−
-0,55-0,50-0,45-0,40-0,35-0,30-0,25-0,20-0,15-0,10-0,050,200,400,600,801,001,201,401,601,802,002,202,40
-0,25−
-0,30−
-0,35−
-0,40−
-0,45−
-0,50−
-0,55−
-,0,60−
W S
Keterangan :
T
AGRESIF
Penyebab :
B. MAKP (M3)
Penerapan Model
Masalah :
a. Model asuhan keperawatan yang digunakan adalah MAKP TIM namun belum
optimal
Penyebab :
Timbang Terima
Masalah :
Penyebab :
Sentralisasi Obat
Masalah :
a. Selama ini belum ada format persetujuan sentralisasi obat untuk pasien
b. Pelaksanaan sentralisasi obat belum dilakukan sementara ini
Penyebab :
Discharge Planning
Masalah :
a. Discharge planning belum terlaksana sesuai standar baku, diantaranya:
pemberian pendidikan kesehatan dilakukan secara lisan kepada pasien/keluarga,
dan belum semua diberikan lieflet.
Penyebab :
Supervisi Keperawatan
Masalah :
Dokumentasi Keperawatan
Masalah :
a. Rasio antara perawat dan pasien membuat perawat tidak mempunyai banyak
waktu untuk melengkapi rekam medis milik pasien.
b. Keterbatasan jumlah perawat dalam merawat jumlah pasien yang begitu banyak,
membuat perawat tidak sempat melengkapi catatan perkembangan pasien.
Ronde Keperawatan
Masalah :
Penyebab:
A. Money (M4)
Masalah :
a. Alokasi dana untuk penunjang kepuasan pasien masih belum optimal dalam hal
pemenuhan fasilitas ruangan dan managemen pengembangan perawat
Penyebab :