Anda di halaman 1dari 50

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen keperawatan di Indonesia dimasa depan perlu mendapat prioritas
utama dalam mengembangkan proses keperawatan. Pengembangan dalam berbagai aspek
keperawatan bersifat saling berhubungan, saling bergantung, saling mempengaruhi, dan
berkesinambungan. Oleh karena itu, manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan
dalam tatanan pelayanan keperawatan yang nyata, yaitu di Rumah Sakit dan komunitas
masyarakat sehingga perawat perlu memahami konsep dan aplikasinya.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu keperawatan. Pelayanan tersebut
berupa pelayanan yang komprehensif, bio-psiko-sosio-spiritual ditujukan kepada
perorangan, keluarga dan masyarakat dan mencangkup seluruh proses kehidupan manusia
(WHO, 2000).
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan dalam suatu organisasi dimana dalam manajemen tersebut
mencangkup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana dan prasarana dalam
mencapai tujuan organisasi.Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja
melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara
profesionalisme. Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan
sebagai metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara profesional, sehingga diharapkan
keduanya saling bekerjasama(Nursalam, 2000).
Konsep yang harus dikuasi adalah konsep tentang pengelolaan perubahan, konsep
manajemen keperawatan, perencanaan yang berupa rencana strategi melalui pendekatan,
pengumpulan data, analisa SWOT, dan menyusun langkah-langkah perencanaan,
melakukan pengawasan dan pengendalian.Komponen utama dalam manajemen
keperawatan adalah fokus pada sumber daya manusia dan materi secara efektif. Tujuan
dari manajemen keperawatan untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas
pelayanan keperawatan, untuk kepuasan pasien melalui peningkatan produktifitas dan
kualitas kerja perawat (Nursalam, 2000).
Dalam melakukan asuhan keperawatan kepada pasien, pengkajian merupakan
item yang paling penting untuk melihat apa masalah yang dialami pasien sehingga
perawat dapat menegakkan diagnosa serta membuat rencana asuhan keperawatan
sehingga masalah-masalah yang dialami pasien dapat diatasi. Sedangkan untuk diagnosa
keperawatan, rencana tindakan keperawatan, serta catatan perkembangan tidak ditulis
didalam status pasien padahal rencana tindakan adalah modal awal perawat untuk
melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan masalah yang dialami pasien. Catatan
perkembangan adalah hal yang sangat penting untuk melakukan tindakan keperawatan
pada pasien dan mengetahui sejauh mana masalah keperawatan dapat teratasi.
Praktek keperawatan profesional yang diterapkan di rumah sakit diharapkan dapat
memperbaiki asuhan keperawatan yang diberikan untuk pasien dimana lebih diutamakan
pelayanan yang bersifat interaksi antar individu. Pernyataan tersebut juga sesuai dengan
ciri-ciri dari pelayanan keperawatan profesional yaitu memiliki otonomi, bertanggung
jawab dan bertanggung gugat (accountability), menggunakan metode ilmiah, berdasarkan
standar praktik dan kode etik profesi, dan mempunyai aspek legal. MPKP merupakan
suatu praktek keperawatan yang sesuai dengan kaidah ilmu menejemen modern dimana
kaidah yang dianut dalam pengelolaan pelayanan keperawatan di ruang MPKP adalah
pendekatan yang dimulai dengan perencanaan. Perencanaan di ruang MPKP adalah
kegiatan perencanaan yang melibatkan seluruh personil (perawat) ruang MPKP mulai
dari kepala ruang, ketua tim dan anggota tim (perawat asosiet). Dalam menerapkan
praktek keperawatan profesional karena bisa memberikan asuhan keperawatan yang
terbaik kepada klien namun karena berbagai kendala terutama reward yang belum
didapatkan dan dirasakan oleh perawat MPKP maka menjadikan motivasi dari perawat
menurun dan tidak bersemangat dalam menerapkan MPKP.
Asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien harus efektif dan efisien meliputi
pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual jadi meliputi segala aspek kehidupan dari pasien
tersebut baik dari kesehatan fisik/jasmaninya, pikirannya, interaksi sosialnya maupun
keagamaannya.Disamping jumlah perawat, perlu ditetapkan pula jenis tenaga di suatu
ruang rawat yaitu kepala ruangan, Clinical Care Manager (CCM), Perawat Primer (PP),
dan Perawat Asosiet (PA) sehingga peran dan fungsi masing-masing tenaga sesuai
dengan kemampuannya dan terdapat tanggung jawab yang jelas dalam sistem pemberian
asuhan keperawatan.Tugas pokok PP adalah mengkaji kebutuhan pasien secara
komprehensif, membuat tujuan dan rencana keperawatan, melaksanakan rencana yang
telah dibuat selama praktek bila diperlukan, mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan
pelayanan yang diberikan oleh disiplin ilmu lain maupun perawat lain.Sedangkan tugas
PA memberikan perawatan secara langsung berdasarkan proses keperawatan,
melaksanakan tindakan perawatan yang telah disususun, mengevalusai tindakan
keperawatan yang telah diberikan, mencatat dan melaporkan semua tindakan perawatan
dan repons klien pada catatan perawatan.
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24
jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari masuk sampai keluar rumah sakit.
Mendorong praktek kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat perencana
asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai denganadanya keterkaitan kuat dan
terus menerus antara pasien dengan perawat yangditugaskan untuk merencanakan,
melakukan, dan koordinasi asuhan keperawatanselama pasien dirawat(Nursalam cit
Gillies, 2007)
Mahasiswa/i program profesi Ners STIKES Bani Saleh dituntut mampu
mengaplikasikan langsung pengetahuan dan kemampuannya dalam bidang manjerial di
ruang Jasmin RSUD Ciawi Bogor, dengan bimbingan dari pembimbing akademik dan
pembimbing lapangan/klinik. Dengan adanya praktik di lapangan ini, mahasiswa
diharapkan mampu menerapkan ilmu yang sudah didapat di bangku kuliah untuk
mengelola ruang perawatan dengan pendekatan proses manajemen
B. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
Tempat praktek mahasiswa Profesi Ners Stase Manajemen Keperawatan
dilaksanakan di Ruang Yasmin, berlangsung mulai 21 November2016 sampai 12 Januari
2017.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah menempuh pendidikan tahap profesi di stase manajemen keperawatan
diharapkan mahasiswa mampu menerapkan fungsi manajemen (Perencanaan,
Pengorganisasian, pengelolaan staf, pengarahan dan pengendalian) dalam
memberikan manajemen pelayanan asuhan keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan praktek klinik profesi ini mahasiswa di harapkan
mampu:
a. Melaksanakan kajian situasi ruangan pelayanan ruangan perawatan sebagai
dasar dalam penetapan masalah untuk menyusun rencana operasional
ruanagan.
b. Menyusun operasional ruangan berdasarkan hasil kajian ruangan.
c. Mengimplementasikan model pengorganisasian pelayanan keperawatan
dengan Model Praktek keperawatan Professional (MPKP)
d. Melakukan evaluasi program pelaksanaan Model Praktek Keperawatan
Profesional (MPKP)
D. Cara Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengumpulan data yang digunakan untuk identifikasi masalah
dilakukan dengan metode:
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh data kondisi fisik ruangan, proses
pelayanan, keadaan inventaris ruangan, dan asuhan keperawatan yang
langsung dilakukan ke pasien.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada kepala ruangan, perawat primer, perawat
pelaksana, keluarga pasien untuk mengumpulkan data tentang pelayanan.
3. Studi Dokumentsi
Kegiatan dilakukan untuk pengumpulan data mengenai karakteristik pasien,
ketenagaan, dokumentasi proses keperawatan, manajemen ruangan, prosedur
tetap ruangan, dan inventaris ruangan.
4. Pengisian Kuesioner
Pengumpulan data ini dilakukan dengan membagikan lembar kuesioner yang berisi
pernyataan kepada seluruh tenaga perawat yang bertugas di ruang melati dan
meminta untuk mengisi lember kuesioner tersebut.
BAB II
TINJAUAN LAHAN

A. GambaranUmumRSUD Ciawi dan Ruang Praktek


1. Sejarah RSUD Ciawi Bogor
Diawali sebagai Rumah Sakit kelas D dengan 40 Tempat Tidur dan pada tahun
1993, Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi resmi sebagai rumah sakit milik Pemerintah
Daerah Kabupaten Bogor kelas C berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor: 009D/MENKES /1993 dengan 111 tempat tidur (TT), berkembang
menjadi 125 tempat tidur (TT) dan 14 Pelayanan Spesialis, 10 Pelayanan Penunjang
Medis dan Non Medis.
Pada tahun 2006 dibangun gedung A berfungsi sebagai IGD, VK, ruang
perawatan bayi, perawatan kelas utama dan perawatan kelas VIP. Gedung ini
dioperasionalkan pada pertengahan tahun 2007 dan menunjang pelayanan kepada pasien
menjadi semakin baik terutama untuk fasilitas pelayanan kegawat daruratan, rawat inap
kelas Utama dan rawat inap kelas VIP.
RSUD Ciawi meningkat statusnya menjadi Rumah Sakit Kelas B non Pendidikan
berdasarkan SK Menteri Kesehatan Nomor: 1215/ MENKES /SK /XI/2007 tanggal 28
Desember 2007 dengan layanan 174 tempat tidur (TT) dan memiliki peralatan medis
yang cukup lengkap dan modern serta SDM yang cukup standar dari jumlah dan
kemampuannya.
Tahun 2010 RSUD Ciawi ditetapkan sebagai PPK BLUD RSUD Ciawi dengan
SK Bupati Nomor: 445/571/KPTS/Huk/2010 tanggal 25 November 2010 dengan
pengakuan terhadap Standar Pelayanan Minimal (SPM), Hospital By Law (HBL), dan
Standar Akutansi yang tersusun dengan baik.
Sejak bulan September 2011 terjadi perubahan tarif pelayanan yang mengacu
kepada Peraturan Daerah (PERDA) Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pelayanan Kesehatan
Kelas III dan Peraturan Bupati (PERBUP) Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pelayanan
Kesehatan Non Kelas
Pada Tahun 2012 dengan kekuatan sumber daya manusia (SDM) yang profesional
dan kompak, Standard Operating Procedure (SOP) yang terlaksana dan lengkap, serta
sarana dan alat medis yang cukup canggih dan sekaligus penyempurnaan mutu
pelayanan, RSUD Ciawi berhasil mendapatkan sertifikat akreditasi 16 pelayanan dan
lulus dengan nilai baik, dengan nomor sertifikat KARS-SERT/277/1/2012 pada bulan
Januari 2012.
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi berada diatas tanah seluas 22.008 M² dan 22
jenis bangunan seluas 19680 M² dan salasar seluas 1.550 M². Dengan kekuatan daya
listrik 1.100 KVA dan 2 GENSET 950 KVA, sarana jaringan telepon sebanyak 6 nomor
telepon, saluran aiphone sebanyak 108 buah dan 1 nomor faxcimili. Sarana PDAM dan
sumur artesis sebagai sumber air bersih, sedangkan untuk pengelolaan limbah cair
infeksius dan berbahaya dilakukan dengan Instalasi Penanggulangan Air Limbah
(IPAL). RSUD Ciawi juga memiliki incinerator sebagai pemusnah sampah medis. Untuk
mendukung percepatan kerja dan pelayanan yang optimal kepada pasien RSUD Ciawi
juga mempunyai fasilitas kendaraan mobil sebanyak 7 buah untuk manajemen,
ambulance rujukan 2 buah, ambulance bencana 1 buah dan ambulance jenazah 1 buah.
Dasar Hukum Keputusan Menteri Kesehatan No. 1215/MENKES/SK/XI /2007
tentang status RSUD Ciawi adalah Rumah Sakit tipe B non Pendidikan dan Peraturan
Daerah Kabupaten Bogor No. 13 Tahun 2008 tentang Pembentukan Badan Rumah Sakit
Ciawi Kabupaten Bogor, dijabarkan sebagai berikut:

Kepemimpinan RSUD Ciawi Bogor

Nama Jabatan Tugas dan Wewenang


drg.Hesti Iswandari, M.Kes Direktur Utama RSUD
Ciawi
Wakil Direktur Utama Berdasarkan Perda no. 13 Tahun 2008,
dr. Eulis Wulantari, Wakil Direktur Administrasi mempunyai
M.Epid RSUD Ciawi tugas membantu Direktur dalam
melaksanakan pengelolaan ketatausahaan
dan keuangan.Wakil Direktur Administrasi
membawahi 2 Bagian yaitu:
- Kepala Keuangan
- Kepala Tata usaha

Dra. Fernandez Itha Kepala bagian Tata Kepala Bagian Tata Usaha membawahi 3
Sub Bagian yaitu :
Margaretha, Apt usaha - Sub. Bagian Kepegawaian
- Sub. Bagian Rekam Medis
- Sub. Bagian Umu

Ani Bersari K. H., SKM, Kepala Bagian Kepala Bagian Keuangan membawahi 3 Sub
MKM Bagian yaitu :
Keuangan - Sub. Bagian Anggaran
- Sub. Bagian Verifikasi & Pelaporan
- Sub. Bagian Perbendaharaan

drg. Achmad Zaenudin, Wakil Direktur Berdasarkan Perda no. 13 Tahun 2008,
MARS Wakil Direktur Pelayanan mempunysi tugas
Pelayanan membantu Direktur dalam melaksanakan
pengelolaan pelayanan dan penunjang medik
serta perawatan. Wakil Direktur Pelayanan
membawahi 2 Bidang yaitu :
- Kepala bidang Medik
- Kepala bidang Keperawatan
Ners. Cucu Juhariah, S.Kep Kepala Bidang Kepala Bidang Keperawatan membawahi 2
Seksi yaitu :
Keperawatan - Seksi Asuhan dan Mutu Keperawatan
- Seksi Penunjang Keperawatan

2. Visi Misi Tujuan dan Nilai-nilai Budaya


Dalam rangka mendukung visi Kabupaten Bogor dan sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi serta masukan-masukan dari stakeholders, maka Rumah Sakit Umum Daerah
Ciawi Kabupaten Bogor menetapkan Visi :
“Menjadi Rumah Sakit Terpercaya Pilihan Masyarakat”

Wadah atau tempat dimana kegiatan pemberian dan penerimaan


jasa pelayanan kesehatan saling berinteraksi, dilengkapi dengan
Rumah Sakit
sarana dan prasarana penunjang pelayanan serta pengelolaan
administrasi kesehatan khusus.

Nilai terbaik yang ingin dicapai dan diwujudkan dalam pelaksanaan


Terpercaya
kegiatan pelayanan kesehatan kepada publik.

Nilai terbaik yang ingin dicapai dan diwujudkan dalam pelaksanaan


Pilihan
kegiatan pelayanan kesehatan kepada publik.

Berarti warga Negara yang menerima, menilai dan mendukung


Masyarakat
kegiatan pelayanan kesehatan yang terselenggara di Rumah Sakit.
MISI RSUD CIAWI
Guna perwujudan visi yang di tetapkan maka langkah tahapan realisasi yang akan di
lakukan terkandung dalam Misi Rumah Sakit:
a. Meningkatkan pengelolaan manajemen yang profesional
dan akuntabel
b. Meningkatkan kualitas pelayanan dan fasilitas
pendukung pelayanan rumah sakit
c. Meningkatkanpotensi layanan kesehatan dengan
manggalang kerjasama
d. Meningkatkan kapasitas sumber daya rumah sakit

Nilai-Nilai Budaya RSUD Ciawi


1. Ramah
2. Peduli
3. Jujur
4. Profesional
5. Kerja sama
6. Inovatif

TUPOKSI RSUD Ciawi :


RSUD Ciawi merupakan unsur pendukung penyelenggaraan pemerintahan daerah
yang dipimpin oleh seorang Direktur yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
RSUD Ciawi mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam
menyelenggarakan tugas-tugas Pemerintah Daerah di bidang pelayanan kesehatan dengan
mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilakukakan secara serasi dan
terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.
Dalam melaksanakan tugas pokoknya, RSUD mempunyai fungsi :
a. Penyelenggaraan kebijakan operasional pelayanan medik;
b. Penyelenggaraan kebijakan operasional pelayanan penunjang medik dan
non medik;
c. Penyelenggaraan kebijakan operasional pelayanan dan asuhan keperawatan;
d. Penyelenggaraan kebijakan operasional administrasi umum dan keuangan;
e. Penyelenggaraan kebijakan operasional pelayanan rujukan;
f. Penyelenggaraan kebijakan operasional pendidikan dan pelatihan; dan
g. Penyelenggaraan kebijakan operasional penelitian dan pengembangan.
Dalam pelaksanaan teknis tugas dan fungsi pelayanan kesehatan , RSUD mempunyai
hubungan koordinatif, kooperatif dan fungsional dengan satuan kerja perangkat daerah
lain serta mempunyai hubungan jaringan pelayanan dengan rumah sakit lainnya.
3. Jenis-jenis Pelayanan
Pelayanan di RSUD Ciawi :
1. Pelayanan Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat
3. Instalasi Gawat Darurat

4. Instalasi Intensive care Unit (ICU)

5. Instalasi Bedah Central (IBS)

6. Instalasi Maternal dan Neonatal

7. Instalasi Hemodialisa

8. Instalasi Medical Check Up

9. Instalasi Rehabilitasi Medik

10. Instalasi Radiologi

11. Instalasi Laboratorium

12. Instalasi Farmasi’

13. Instalasi Bank Darah

14. Instalasi Pemulasaran jenazah

15. Instalasi CSSD ( Central Steril Suply Departement)

16. Instalasi Gas Medis

17. Instalasi Gizi

18. Instalasi Laundry


19. Instalasi Pemeliharaan Rumah Sakit

10. Instalasi Diklat

11. Instalasi Perekam Medis

12. Instalasi SIMRS

B. GambaranUmumRuang Yasmin
Ruang Yasmin merupakan salah satu bangsal Perawatan Bedah. Ruang Yasmin
merupakan bangsal rawat inap kelas II, kelas III untuk dewasa dan anak, baik yang Pre
operasi maupun yang Post operasi. Memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 34 tempat tidur,
BOR bulan November berkisar 58 - 65%.

TUJUAN UMUM
Memberikan asuhan keperawatan secara konprehensif untuk meningkatkan perawatan pasien
dengan kasus-kasus pembedahan.

TUJUAN KHUSUS:
1. Memperhatikan keselamatan pasien dengan :
a. Menurunkan angka kejadian IDO (infeksi daerah operasi) menjadi 0%
b. Pasien jatuh 0%
c. Menurunkan angka kesalahan dalam pemberian obat menjadi 0%
2. Memenuhi kebutuhan perawatan diri sesuai dengan tingkat ketergantungan pasien
( 80-90%). Terpenuhi kebutuhan perawatan diri pasien (makan,personal hygiene dan
ADL)
3. Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan keperawatan
( komunikasi,sikap,asuhan keperawatan, Caring )
4. Meningkatkan kenyamanan pasien dengan indikator:
a. Angka tata laksana pasien nyeri
b. Angka kenyamanan pasien dengan nyeri terkontrol
c. Angka IDO tidak ada
d. ALOS 2-3 hari pasca operasi
5. Meminimalkan angka kejadian cemas pada pasien dan keluarga
a. Angka kejadian cemas 0%
b. Jumlah pasien cemas yang terdokumentasi 100%
6. Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga tentang perawatan penyakitnya dan
perawatan pasca operasi
a. Pengetahuan tentang perawatan penyakit 80%
b. Jumlah pasien yang dibuat perencanaan pulang ( discharge planning 100%)
c. Perawatan Luka operasi di rumah 80%
7. Meminimalkan tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit
a. Angka kejadian infeksi lnfus kurang dari 1,5%
b. Angka kejadian luka tertusuk benda tajam 0%
Ruang Yasmin mempunyai kapasitas 36 tempat tidur dan mempunyai beberapa ruang, yaitu:
1. Yasmin 1 mempunyai 7 tempat tidur kelas 3 untuk laki-laki
2. Yasmin 2 mempunyai 4 tempat tidur kelas 2 laki-laki
3. Yasmin 3 mempunyai 7 tempat tidur kelas 3 untuk perempuan
4. Yasmin 4 mempunyai 4 tempat tidur kelas 2 untuk perempuan
5. Yasmin 5mempunyai 2 tempat tidur untuk pasien ESWL
6. Yasmin 6 mempunyai 5 bed untuk kelas 3 (fleksibel)
7. Yasmin 7 mempunyai 5 tempat tidur kelas 3 anak
DENAH RUANGAN YASMIN

Ruang Yasmin Yasmin Yasmin Yasmin


Linen,ATK,Pencucian I 2 3 4
alat Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan

Ruang
Perawa
t

Ruang Ruang Pintu Yasmin Yasmin Yasmin


Pantry linen Masuk 7 6 5
kotor Anak-anak Perempuan ESWL
(Fleksibel) (fleksibel)

C. Pengumpulan data
1. Fungsi manajemen Keperawatan Ruang Yasmin
a. Fungsi Perencanaan
1) Falsafah
Di ruangan terdapat tulisan falsafah “Melayani dengan hati dan senyum” di
tempat yang mudah dibaca oleh pasien dan pengunjung.
2) Visi Ruangan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan, disampaikan bahwa
ruang Yamin belum memiliki visi.
3) Misi Ruangan
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan, disampaikan bahwa ruang
Yasmin belum memiliki misi.
4) Standar Operasional Prosedur
Operasional Ruang Yasmin
Berdasarkan hasil pengkajian di ruang Yasmin terdapat komponen SOP (Standar
Oparasional Prosedur) terbitan tahun 2014-2015 dan beberapa revisi dan
tambahan tahun 2016 . Secara keseluruhan sudah mencakup seluruh tindakan-
tindakan keperawatan pada klien. Berikut standar operasional prosedur yang
terdapat di ruang Yasmin :
1. Mencuci tangan
2. Memandikan pasien di atas tempat tidur
3. Perawatan mulut
4. Melakukan Vital Sign
5. Memakai masker
6. Memakai APD
7. Perawatan luka
8. Mengganti balutan
9. Pengangkatan jahitan luka
10. Pemasangan infus
11. Pemasangan NGT
12. Pemasangan kateter urin
13. 5 benar dalam pemberian obat
14. Pemberian obat IV
15. Pemberian obat IM
16. Pemberian obat subkutan
17. Pemberian obat intrakutan
18. Pemberian obat melalui mulut
19. Pengukuran intake output
20. Mengantar pasien operasi
21. Pemberian tranfusi darah
22. Pemberian makan dan minum melalui NGT
23. Menjemput pasien Operasi
24. Pengukuran derajat nyeri
25. Perawatan kolostomi
26. Pengukuran VP Shunt
27. Melakukan bed making
28. Visit Pra bedah
29. Resusitasi Jantung Paru
30. Pemakaian Syring Pump
31. Penggunaan APAR
32. Pemberian makan dan minum secara oral
33. Timbang terima pasien
34. Identifikasi pasien risiko jatuh pada anak
35. Pembersihan instrumen
36. Memindahkan pasien dari barankar ke tempat tidur
37. Operan pasien pasien di OK
38. Inform consent tindakan operasi
39. Site Marking
40. Persiapan pasien operasi
41. Mengganti kantong colostomy
42. Mengangkat benang jahitan
43. Melepas selang drain
44. Merawat kulit pada area yang tertekan
45. Memasang Bidai
5) Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
Berdasarkan hasil pengkajian di ruang Yasmin dan wawancara dengan kepala
ruangan, bahwa sudah dokumen atau bukti fisik Standar Asuhan Keperawatan
berdasarkan 9 penyakit terbanyak sebagai berikut :
1. Appendiktomi
2. Hemoroid
3. Hernia
4. Ileus Paralitik
5. Ileus Obstruktif
6. Fibro adenoma Mamae
7. BPH (hiopertropi prostat)
8. Katarak
9. Cedera kepala berat
Masalah : Berdasarkan hasil uraikan pengkajian di atas (fungsi managemen
perencanaan, didapatkan masalah belum adanya visi ruangan, misi ruangan)
Berdasarkan pengamatan ditemukan catatan perkembangan perawat masih berupa
catatan per jam bukan SOAP.
b. Fungsi Pengorganisasian
1) Struktur Organisasi

Kepala Ruangan

TIM I TIM II

Anggota 7 Anggota 8
7
perawat PA perawat PA

SHIF 1 SHIF 2 SHIF 3

2) Uraian Tugas
Berdasarkan buku pedoman ruang rawat inap di ruang Yasmin didapatkan uraian
tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Uraian tugas Kepala ruangan adalah sebagai berikut:
1. Menyususn rencana kegiatan kerja
2. Menyususn rencana kebutuhan SDM (tenaga, fasilitas dan alat)
keperawatan bersama dengan kepala keperawatan
3. Menyususn rencana pengembangan staf
4. Menyususn rencana kegiatan pengendalian mutu
5. Melaksanakan bimbingan terhadap staf pelaksana keperawatan
6. Menyususn SPO tindakan bersama staf dan hasilnya dilaporan ke kepala
bidang keperawatan
7. Merencanakan jumlah jenis peralatan yang dibutuhkan
8. Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan asuhan keperawatan yang
dibutuhkan oleh pasien
9. Mengorganisir pembagian tim dan pasien
10. Memberi pengarahan kepada seluruh kegiatan yang ada di ruangannya,
11. Melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan yang ada di ruangan
12. Melaksanakan program orientasi perawat baru
13. Melaksanakan kinerja staf
14. Memberikan pengarahan dan motivasi
15. Mengadakan pertemuan berkala
16. Melaksanakan tugas lain yang diberikan dari kepala bidang keperawatan.
b. Ketua Tim (Katim)
1. Mengatur jadwal dinas timnya yang dikordinasikan dengan kepala
ruangan
2. Membuat perencanaan berdasarkan tugas dan kewenangan yang
didelegasikan oleh kepala ruangan
3. Melakukan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi asuhan
keperawatan bersama sama anggota tim
4. Mengkordinasikan rencana keperawatan dengan tindakan medik
5. Membuat penugasan kepada setiap anggota tim dan memberikan
bimbingan melalui comferns.
6. Mengevaluasi asuhan keperawatan baik proses ataupun hasil yang
diharapkan serta mendokumentasikannya
7. Memberikan pengarahan pada perawat pelaksana tentang pelaksanaan
asuhan keperawatan
8. Menyelenggarakan comferensi
9. Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya dalam pelaksanaan
askep
10. Melakukan audit asuhan keperawatan yang menjadi tanggung jawab
timnya
11. Melakukan perbaikan pemberian askep
c. Penanggung Jawab Shif (PJ)
1. Melaksanakan Asuhan keperawatan dan menjaga kelancaran
pelayanan di Rawat Inap
2. Melaksanakan fungsi perencenaan, penggerakan, pelaksanaan dan
pengawasan
3. Bertanggung jawab atas kelancaran pelayanan
4. Bertanggung jawab terhadap kesiapan ruangan, kelengkapan obat, dan
kelengkapan alat-alat
5. Memberikan bimbingan, pengawasan dan pembinaan kepada pelaksana
dan petugas yang berada dibawah tanggung jawabnya
6. Memberi penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang pengobatan dan
perawatanya
7. Menerima laporan dan menindaklanjuti permasalahan yang dioverkan
dari shift sebelumnya
8. Mengatur dan mengkoordinasikan ketenagaan
9. Mengontrol kebersihan ruangan
10. Membuat laporan PJ sesuai standar
d. Anggota Tim (Perawat Pelaksana)
1. Melaksanakan tugas berdasarkan asuhan keperawatan
2. Mencatat dengan jelas dan tepat askep yang telah diberikan
berdasarkan respon
3. Berpartisipasi dalam setiap memberikan masukan untuk
meningkatkan asuhan keperawatan
4. Menghargai bantuan dan bimbingan dari ketua tim
5. Melaporkan perkembangan kondisi klien kepada ketua tim
6. Memberikan laporan
3) Pengaturan Jadwal Dinas
Pengaturan jadwal dinas disusun oleh kepala ruangan 1 minggu sebelum akhir
bulan.Jadwal di berlakukan untuk satu bulan dan kepala tim dilibatkan.
4) Pengaturan daftar Klien
Pengaturan daftar klien sesuai dengan pembagian Ruangan.
5) Pengorganisasian perawatan Klien
Pengorganisasian perawatan klien di tempatkan berdasarkan kelompok Tim
6) Sistem penghitungan tenaga
a. Berdasarkan rumus Depkes RI 2005, kebutuhan tenaga perawat di Ruang
Rawat Inap Yasmin dari hasil pengkajian pada tanggal 21 November 2016
adalah sebagai berikut:
Pedoman cara perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan (DepKes RI,
2005)
Pengelompokan unit kerja rumah sakit
kerja yang ada di rumah sakit. Secara garis besar terdapat pengelompokan
unit kerja di rumah sakit sebagai berikut Kebutuhan tenaga keperawatan
(perawat dan bidan)harus memperhatikan unit:
 Rawat inap dewasa
 Rawat inap anak/perinatal
 Rawat inap intensif
 Gawat darurat (IGD)
 Kamar bersalin
 Kamar operasi
 Rawat jalan
b. Model pendekatan dalam perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan
Beberapa model pendekatan yang dapat dipergunakan dalam perhitungan
kebutuhan tenaga keperawatan (perawat dan bidan) di ruang rawat inap
rumah sakit.
 Cara perhitungan berdasarkan klasifikasi pasien :
1) Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus
2) Rata pasien per hari
3) Jam perawatan yang diperlukan/hari/pasien
4) Jam perawatan yang diperlukan/ruangan/hari
5) Jam efektif setiap perawat/bidan adalah tujuh jam per hari
Tingkat Ketergantungan Pasien :
Pasien diklasifikasikan dalam beberapa kategori yang didasarkan pada kebutuhan
terhadap asuhan keperawatan/kebidanan.
1) Asuhan keperawatan minimal (minimal care), dengan kriteria:
a) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri;
b) Makan dan minum dilakukan sendiri;
c) Ambulasi dengan pengawasan;
d) Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap sif;
e) Pengobatan minimal, status psikologis stabil;
2) Asuhan keperawatan sedang, dengan kriteria:
a) Kebersihan diri dibantu, makan, minum, dibantu;
b) Observasi tanda-tanda vital setiap 2-4 jam sekali;
c) Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali;
3) Asuhan keperawatan agak berat, dengan kriteria:
a) Sebagian besar aktivitas dibantu;
b) Observasi tanda-tanda vital setiap 2-4 jam sekali;
c) Terpasang folley chateter, intake output dicatat;
d) Terpasang infus;
e) Pengobatan lebih dari sekali;
f) Persiapan pengobatan memerlukan prosedur.
4) Asuhan keperawatan maksimal, dengan kriteria:
a) Segala aktivitas dibantu oleh perawat;
b) Posisi pasien diatur dan diobservasi tanda-tanda vital setiap dua jam ;
c) Makan memerlukan NGT dan menggunakan suction;
d) Gelisah/disorientasi
Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non-keperawatan (non-
nursing jobs), seperti : membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, antar
jemput pasien, kegiatan biling, memasukan tindakan ke komputer,dan sebagainya
diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan

Tabel.Perhitungan dalam satu ruangan Berdasarkan Klasifikasi pasien


Di ruang yasmin
Rumus teori Douglas

No. Klasifikasi Rata-rata Rata-rata jam Jumlah


pasien/har perawatan/pasien/hari perawatan/hari
i
a b c d e
1 Minimal 8 2 16
2 Sedang 9 3,08 27,72
3 Agak berat 4 4,15 16,60
4 Maksimal 2 6,16 12,30
Jumlah 23 72,62

Jumlah jam perawatan pershift : 7 jam


Maka = 72,62 : 7 = 10,37 jam
Faktor koreksi
Rumus : jumlah hari minggu pertahun+jumlah cuti+jumlah tanggal merah
Jumlah efektif dalam setahun
Loss day= 52 +12+18 = 72 x 10,37 = 746,365= 2,63
365-82 283 283
Rumus Non Job Nursing : Jumlah perawatan/hari +Loss day ) X 25%
Tugas-tugas Non job Nursing = (10,37 + 2,63) x 25% = 3,25
Rumus kebutuhan tenaga : Jumlah jam perawatan/hari+Loss day+ Non job Nursing
Jadi, Tenaga yang dibutuhkan dengan BOR 65 % dengan rata-rata klasifikasi pasien
tiap hari seperti adalah sebagai berikut :
 13 + 2,63 + 3,25 = 18,88 = 19 perawat.
Ketenagaan saat ini di ruang Yasmin ada : 18 perawat.
Perhitungan dengan metode Douglas
Klasifikasi pasien (hitungan berdasarkan jumlah pasien pd tgl 29 Des 2016 ) :
No Shift Self care Partial care Total care Jumlah
Total
Jumlah Pasien 14
1. pagi 0,17 x 14 = 2,38 0,27 x 6 = 1,62 0,36 x 3 = 1,08 5,08
2. Siang 0,14 x 14 = 1,96 0,54 x 6 = 3,24 0,30 x 3 = 0,9 6,1
3. Malam 0,07 x 14 = 0,98 0,81 x 6 = 4,86 0,20 x 3 = 0,6 6,44
Total 17,62 ( 18 )

c. Fungsi Pengarahan
1) Operan
Timbang terima (operan) selama ini telah dilakukan setiap pertukaran shift,
substansi atau isi materi timbang terima diruang Yasmin sudah terfokus terhadap
permasalah keperawatan yang di alami pasien dan rencana tindakan yang akan
dilakukan. Belum menggunakan metode SBAR secara konsisten.
2) Motivasi Pada Perawat
Berdasarkan hasil wawancara, perawat mendapatkan berbagai hal yang dapat
meningkatkan motivasi kinerja diantaranya dinobatkan menjadi karyawan terbaik
diumumkan pada acara ulang tahun rumah sakit dan mendapatkan reward di kirim
untuk pelatihan-pelatihan.
3) Pendelegasian
Tindakan asuhan keperawatan didelegasikan dari Kepala Tim kepada penanggung
jawab shift dan selanjutnya di serah terimakan kepada perawat pelaksana masih
berupa sistem lesan.
4) Supervisi dan Ronde Keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan maupun hasil observasi
selama pengkajian, supervisi diruang Yasmin belum dilakukan secara rutin dan
terjadwal. Ronde Keperawatan belum maksimal dilakukanYasmin. Untuk kasus
khusus biasanya dilakukan seminar di ruangan.
Masalah : Pelaksanaan supervisi dan ronde keperawatan belum dilakukan dengan
Maksimal
d. Pengendalian
1) Indikator Mutu
Indikator mutu adalah sebagai berikut :
a. Memperhatikan keselamatan pasien dengan :
1. Menurunkan kejadian angka IDO(infeksi daerah operasi) menjadi 0%,
dengan cara melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien, melakukan tehnik septik antiseptik saat menganti
balutan dan perawatan luka. Mengunakan alat saat perawatan luka satu
set untuk satu pasien, kolaborasi dengan Tim CSSD untuk penyediaan
alkes steril yang diperlukan setiap saat. Pencucian dan transportasi
alat-alat sesuai prosedur dan dilakukan tidak lagi di ruangan tetapi
dilakukan secara sentralisasi di CSSD.
2. Pasien jatuh 0%, fasilitas tempat tidur diruang Yasmin dilengkapi
handrell, keluarga dijelaskan terlebih dahulu cara melepas dan
memasang handrell, sehingga resiko pasien jatuh bisa dicegah.
Keluarga pasien juga dilibatkan dalam pengawasan pasien selama
dalam masa perawatan.
3. Safety pasien saat antar jemput Pre dan post Operasi 100%
Meningkatkan pengawasan secara ketat terhadap pasien yang dibawa
ke ruang operasi atau yang dijemput di ruang operasi karena pasien
masih dalam keadaan lemah.Waktu yang dibutuhkan untuk antar
jemput pasien ± 30 menit
4. Menurunkan angka kesalahan dalam pemberian obat menjadi 0%,
Obat-obatan klien disimpan diruang perawat, setiap pasien mempunyai
loker obat masing-masing, perawat melakukan cek and ricek di catatan
obat dalam mempersiapkan obatperawat melakukan prinsip 7 benar
dalam mempersiapkan obat( Benar pasien, benar obat, benar dosis,
benar waktu, benar cara pemberian, benar dokumentasi, benar exspire
date), dan obat disimpan ditroli obat. Penyimpanan obat high alert
disimpan ditempat terpisah.
b. Memenuhi kebutuhan perawatan diri sesuai dengan tingkat ketergantungan pasien
Terpenuhi kebutuhan perawatan diri pasien (nutrisi,personal hygiene, ADL), dengan
melibatkan keluarga, 75%
c. Meningkatkan kepuasan pasien dan keluargaterhadap pelayanan keperawatan
(komunikasi,sikap,asuhan keperawatan) 95%
d. Meningkatkan kenyamanan pasien dengan indikator:
1. Angka tata laksana pasien nyeri, diruangan terdapat alat pengukur skala
nyeri, berbentuk seperti penggaris bergambar skala nyeri, tetapi untuk
anak-anak tidak bisa menanyakan langsung skala nyerinya, perawat untuk
mengukur skala nyeri harus melakukan observasi langsung dan melihat
apakah anak tersebut rewel atau menangis terus menerus (rewel), atau
tidak bisa tidur.
2.Angka kenyamanan pasien dengan nyeri terkontrol, untuk mengatasi
nyeri pada anak dengan mengalihkan perhatian pasien seperti dengan
memberikan alat mainan yang dibawa orang tuanya dari rumah,
menggendong pasien,tetapi jika nyeri berlanjut perawat konsultasi dengan
dokter untuk pemberian therapi analgetik. Untuk pasien dewasa nyeri bisa
dengan mengajarkan tehnik relaksasi.
e. Meminimalkan angka kejadian cemaspada pasien dan keluargayang akan dilakukan
tindakan operasi dengan cara memberikan informasi dengan jelas dan lengkap kepada
pasien, dan keluarga. Mengisi formulir informed consent jika pasien akan dilakukan
tindakan seperti operasi, atau tindakan medis lain. Sehingga diharapkan :
1. Angka kejadian cemas 0%
f. Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga mengenai penyakitnya dengan cara
menjelaskan hasil pemeriksaan radiodiagnostik, laboratorium, tindakan operasi yang akan
dilakukan pada saat dokter visite, memberikan informasi lengkap pada saat keluarga
bertanya.
1.Pengetahuan tentang perawatan penyakit dan tindakan yang akan
dilakukan (Operasi) 90%
2.Jumlah pasien yang dibuat perencanaan pulang (discharge planing
100%)
g. Meminimalkan tindakan pencegahan dan pengendalian infeksirumah sakit
Di ruang Yasmin sudah disediakan sarana hand hygiene berupa handrub disetiap lorong
dekat pintu masuk dan di setiap bed pasien` Untuk penggunaan lebih sering digunakan
oleh tim medis yaitu perawat ruangan dan mahasiswa. Kebanyakan pengunjung jarang
menggunakan handrub, ada sebagian saja yang mau menggunakan handrub ini.
Data yang didapatkan diruang Yasmin yaitu :
1. Angka kejadian infeksi luka operasi di bulan November 1 orang
2. Angka kejadian luka tertusuk benda tajam tidak ada
Perawat sudah aktif melakukan sosialisasi kepada keluarga pasien untuk cuci
tangan saat masuk dan keluar ruang perawatan.
h. Angka ALOS 2-3 hari Pasca Operasi
di ruang Yasmin dilakukan perawatan dan pengobatan setepat mungkin dan menjaga
tingkat komplikasi seminimal mungkin dengan selalu menjaga tehnik septik antiseptik
dalam setiap tindakan.
Data yang didapatkan dari ruang Yasmin :
1. Untuk pasien bedah-bedah kecil ALOS hanya 1 hari
2. Untuk pasien operasi sedang ALOS hanya 3 hari
3. Untuk bedah besar dengan komplikasi masih di rawat kurang lebih 1 minggu.
4. Untuk operasi katarak hanya 1 hari saja
Masalah :
1. Pasient Safety (Keselamatan Pasien)
Sarana Prasarana di ruang Yasmin seperti tempat tidur, sudah cukup tua,
sebagian sudah ada yang rusak dan rapuh, sehingga ini dapat mengancam
keselamatan pasien
2. Pasien jatuh
Fasilitas brankar yang tersedia di ruangan Yasmin sudah cukup tua, tidak
cukup kuat handrelnya, tidak lancar saat dibawa dan menimbulkan
ketidaknyaman pasien karena terdengar bunyi berisik pada roda-rodanya. Ada
getaran saat diperjalanan. Brankar yang dipakai masih tipe lama.
3. Memenuhi kebutuhan Pasien
Dari hasil observasi, kegiatan antar jemput pasien pre dan post operasi semua
dilakukan oleh perawat sehingga dari beberapa jam tugas perawat dipakai untuk
melakukan transportasi pasien. Sedangkan rata-rata pasien yang dilakukan
tindakan ke kamar operasi 7-8 pasien perhari. Ruang perawatan dan ruang operasi
dengan jarak tempuh yang sangat jauh sangat tidak ideal untuk efisiensi waktu
dan efektifitas tenaga. Apalagi tidak tersedianya porter yang dapat meringankan
beban perawat. Dampaknya waktu yang dipakai untuk melakukan kegiatan
asuhan keperawatan dan memenuhi kebutuhan pasien tidak optimal.
4. Meningkatkan kepuasan pasien
Kepuasan pasien masih belum dicapai dengan maksimal karena ketika perawat
melakukan antar-jemput bersama-sama ke ruang operasi, ruang perawatan tersisa
1 orang perawat. Apabila terjadi sesuatu yang dibutuhkan pasien, harus menunggu
beberapa waktu. Ruangan perawatan yang hampir kosong karena perawat sedang
mengantar atau menjemput pasien sangat rentan terhadap komplain pasien.
Ditambah lagi perawat banyak melakukan tugas Non Nursing job seperti kegiatan
billing, memasukan tindakan, klarifikasi bpjs, dan komputerisasi diluar kegiatan
keperawatan yang sebenarnya bisa dilakukan oleh seorang administrator.
2) . Audit Dokumentasi asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan sudah terdokumentasi dengan baik.. Dimana perawat selalu
mencatat Apa yang dikerjakan dan dilakukan terhadap pasien. Perawat selalu
melakukan pendokumentasian di catatan perawatan pasien. Kepala ruangan
memeriksa kelengkapan dokumentasi keperawatan sebelum diserahkan ke bag
RM. Apabila ada yangkurang lengkap maka bagian RM akan mengembalikan ke
ruangan
3) Survey Kepuasan
Berdasarkan hasil wawancara dengan keluarga pasien yang di rawat pada saat ini 12
keluarga pasen 5 keluarga pasien (40%) mengatakan bahwa masih ada perawat yang
kurang memberi penjelasan tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan setelah
operasi, bahwa masih ada perawat apabila dipanggil lama datang. Dari hasil observasi
yang di lakukan masih ada beberapa perawat setelah menjemput pasien tidak diberi
penjelasan apa selanjutnya yang harus dilakukan oleh pasien.
4) Survei Masalah Pasien
Berdasarkankan hasil observasi, keluarga sangat mandiri dan kooperatif dalam membantu
melakukan perawatan keluarga karena keluarga sangat mengerti perawat yang sangat
sibuk antar jemput pasien. Sehingga keluarga harus selalu siaga menjaga keluarganya.
Keluarga tidak dapat meninggalkan keluarganya yang di rawat karena kwatir kebutuhan
pasien tidak terpenuhi dengan baik.Padahal Untuk pasien 1-8 jam post operasi
memerlukan perawatan total. Ini dikarenakan sebagaian waktu perawat dipakai untuk
melakukan tindakan yang semestinya bukan pekerjaan perawat ( Non Job Nursing )
seperti mengurus administrasi pasien pulang, mengantar pasien/menjemput pasien
pre/post operasi, klarifikasi bpjs, Memasukan tindakan ke billing pasien. Padahal Untuk
pasien 1-8 jam post operasi memerlukan perawatan total
Masalah :Belum optimalnya Caring perawat terhadap pasien karena sebagian waktunya
terpakai untuk melakukan Non job Nursing

Ruangan Yasmin

a. Tenaga dan Pasien (M1 – Man)


Analisis ketenagaan perawat mencakup jumlah tenaga keperawatan dan non
keperawatan. Ruang Yasmin memiliki tenaga kerja sebanyak 18 orang, 1 kepala
ruangan. S1 Ners 3 orang (16,6 %), tenaga DIII Keperawatan sebanyak 14 orang
(77,7%), tenaga S1 Keperawatan dari DIII keperawatan 1 orang (5,5%), dan jumlah
tenaga perawat dari SPK sudah tidak ada. Berdasarkan klasifikasi perawat di lihat
dari jenjang karir terdiri dari Perawat Klinis I berjumlah 13 perawat (72,2 %),
Perawat Klinis II berjumlah 3 perawat (16,6 %) dan Perawat Klinis III berjumlah 2
perawat (11,1%). Sedangkan klasifikasi perawat berdasarkan pengalaman kerja terdiri
dari<5 tahun sebanyak 10 orang (55,5 %), 5 – 10 tahun sebanyak 5 orang (27,7 %)
dan >10 tahun 3 orang (16,6%). Berdasarkan hasil kuesioner yang menjawab sudah
mengikuti pelatian sebanyak 7 orang.
b. Bangunan, Sarana dan prasarana (M2 Material)
Berdasarkan observasi di ruang Yasmin sudah memiliki ners station, memiliki meja
administrasi, memiliki ruang perawat dan ruang makan dan tersedia toilet.Belum
mempunyai ruang khusus edukasi terutama paasien yang akan pulang. Belum
mempunyai leaflet yang cukup untuk diberikan kepada pasien setelah dilakukan
edukasi. Kamar rawat inap, tersedia antiseptik,belum tersedianya wastapel di setiap
kamar pasien, tidak tersedianya ruang tindakan dan ruang isolasi, belum tersedianya
bel di setiap bed pasien.Bed pasien sudah tua bahkan ada yang sudah keropos, fungsi
manual yang sudah rusak sehingga sulit untuk mengatur posisi pasien. Fasilitas
brankar yang sudah tua dan model lama pula. Kemudianakses untuk menuju ruang
Yasmin melewati lorong yang panjang dan berliku-liku bila di liat dari posisi depan
rumah sakit, bangunan ruang Yasmin yang merupakan gedung lama sehingga sudah
seharusnya di renovasi. Kemudian Jarak tempuh kamar operasi yang sangat jauh
dengan jalan yang tidak nyaman. Sehingga relatif tidak aman untuk pasien.
Jumlah tempat tidur di ruang Yasmin sebayak 34 tempat tidur, rata- rata pasien
perhari yang dirawat di bulan November 2016 sebanyak 15-23 orang, setiap pasien
yang dirawat di ruang Yasmin diberikan gelang atau peneng sebagai identitas agar
lebih mudah mengenali pasien dan mengurangi kesalahan dalam pemberian terapi
atau tindakan keperawatan.Terdapat Formulir khusus untuk penilaian nyeri dan resiko
jatuh.Belum terdapat gelang khusus untuk penandaan pasien alergi, resiko jatuh atau
DNR. Tempat tidur yang sudah lama dan banyak yang sudah rusak, nakas-nakas
pasien yang sebaiknya harus sudah diganti karena sudah terlihat pudar dan kotor.
Serta kasur pasien yang sangat tipis.
Masalah : Belum optimalnya fasilitas yang layak untuk pasien
c. Metode pemberian Asuhan Keperawatan (M3 Methode )
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di ruang Yasmin metode pelaksanaan
asuhan keperawatan yang di pakai adalah metode TIM, di ruang Yasmin terbagi atas
2 tim,yaitu Tim 1 dan Tim 2.Metode tim ini sudah berjalan baik sesuai fungsi
pengorganisasian yang sudah dibuat di shif pagi, sore maupun malam.
d. Pembiayaan ( M4- Money)
Sumber pembiayaan di RSUD Ciawi adalah dari pasien subsidi pemerintah (BPJS,
Jamkesda,KISS) hampir 95%, dan 5 % diantaranya pasien Pribadi
e. Pemasaran (M5 – Marketing)
Sudah memiliki SIMRS, menerima rujukan dari puskesmas, Rumah Sakit pemerintah
dan Swasta, memiliki WEB khusus RSUD Ciawi Bogor.
C.Analisa swot

No SWOT FUNGSI FUNGSI FUNGSI FUNGSI


PERENCANAAN PENGORGANISASIAN PENGARAHAN PENGENDALIAN
1. STRENGH 1.Di ruangan 1.Sudah terbentuk 1.Timbang 1.Memiliki
/KEKUATAN terdapat tulisan struktur organisasi terima (operan) indikator mutu
falsafah “Melayani yang jelas meskipun sudah
dengan hati dan penulisanya belum dilakukan. 2.Asuhan
senyum” di tempat terdapat foto dan keperawatan
yang mudah dibaca ukuranya sangat kecil 2.Perawat sudah
oleh pasien dan mendapatkan terdokumentasi
pengunjung. 2.Berdasarkan buku motivasi yang dengan baik
pedoman rawat inap dapat
2.Memiliki ruang Yasmin, meningkatkan 3.Berdasarkan
komponen SOP memiliki uraian tugas kinerjanya hasil survei
(Standar Oparasional dan tanggung jawab langsung ke
Prosedur) terbitan dari masing-masing pasien dan
tahun 2014-2015 tenaga keperawatan. keluarga pada
dan revisi tahun saat pengkajian
2016. Secara 3.Jumlah tenaga menyimpulkan
keseluruhan sudah sudah seimbang bahwa dari
mencakup seluruh dengan kebutuhan seluruh pasien
tindakan-tindakan pasien di ruangan, yang berjumlah
keperawatan pada hanya perlu 12 pasien, 9 orang
klien baik SOP penambahan tenaga (70%)
umum maupun SOP non medis seperti : diantaranya
khusus di ruang - administrasi mengatakan
bedah - Porter bahwa perawat
ramah.
2. WEAKNES 1.Belum memiliki Kepala ruangan 1.Handovers 1.Hasil
/KELEMAHAN visi dan misi belum masih mempunyai belum wawancara
ada peran ganda, kadang menggunakan langsung terhadap
masih harus Metode SBAR 12 pasien, 5
2.Sudah memiliki terlibatmenjadi secara konsisten keluarga pasien
dokumen atau bukti pelaksana mendorong diantaranya
fisik Standar Asuhan pasien ke ruang 2.Supervisi dan menyatakanada
Keperawatan (SAK) operasi atau Ronde perawat yang
menjemput pasien Keperawatan belum
dari ruang operasi belum memberikan
apabila kekurangan dilakukan penjelasan
tenaga. secara rutin dan tentang hal yang
terjadwal harus dilakukan
setelah selesai
operasi
3. Berdasarkan
hasil observasi
belum optimalnya
sarana prasarana
yang nyaman
untuk pasien
karena gedung
dan peralatan
sudah lama, tata
letak ruang
perawatan dengan
ruang operasi
yang relatif jauh
3. OPORTUNITY 1.Sebagai salah satu Memiliki 18 tenaga Adanya Semakin
(PELUANG) ruang rawat inap di keperawatan yang kesempatan tingginya tingkat
salah satu Rumah terdiri dari S1 Ners untuk mengikuti kesadaran
Sakit rujukan sebanyak 3 orang pelatihan dan masyarakat akan
(16,6%), S1 pendidikan ke pentingnya
2.Terdapat kerja keperawatan dari DIII jenjang yang kesehatan dan
sama dengan banyak keperawatan 1 orang lebih tinggi Kemudahan
Institusi Pendidikan (5,5%) dan tenaga masyarakat untuk
DIII Keperawatan berobat karena
sebanyak 15 orang pembiayaan ada
(77,7%). subsidi dari
pemerintah
4. THREAT Semakin banyaknya Adanya jaminan Semakin Adanya
(ANCAMAN) persaingan dengan jaminan kesehatan tingginya Peraturan
Rumah Sakit sekitar nasional kesadaran Perundang-
masyarakaan Undangan
akan hukum Tentang Perumah
dan semakin Sakitan PMK No.
mudahnya 11tahun 2016
masyarakat tentang pelayanan
memperoleh Rumah sakit, UU
informasi No.38 tahun 2016
kesehatan dari Tentang
sosial media Keperawatan, UU
No.36 Tahun
2014 tentang
tenaga kesehatan.
D. Identifikasi Masalah

Data Masalah
a. Supervisi selama ini diruang Yasmin belum Belum optimalnya pelaksanaan supervisi dan
dilakukan secara rutin dan terjadwal. Ronde keperawatan
b. Ronde Keperawatan masih merupakan
sesuatu yang belum terbiasa diruang
Yasmin, sehingga para perawat
memerlukan banyak beradaptasi dengan
program tersebut.
a. Handovers baru menyampaikan masalah dan Handovers belum menggunakan metode
rencana yang akan dan sudah dilakukan saja SBAR yang konsisten
a. Pendelegasian tugas masih secara lesan Belum tersedia form pendelegasian secara
tertulis
a. pendokumentasian belum menggunakan SOAP Pencatatan SOAP masih manual dan belum
di Komputer (karena terra tidak support) sempurna
a. Hasil pengamatan mahasiswa, petugas Belum optimalnya fasilitas sarana dan
pelaksana telah melakukan edukasi saat prasarana untuk pasien
pulang namun belum tersedia tempat khusus
karena keterbatasan sarana dan prasarana
b. Keseluruhan edukasi di sampaikan melalui
lisan sebagian diberi leaflet tapi sebagian
belum ada leaflet.
c. Perawat sangat menjaga keselamatan pasien
namun terkendala dengan Ruang perawatan
dengan alat-alat yang sudah sebagian rusak
serta sudah tidak nyaman dipakai
d. Ruang perawatan yang jauh dari kamar operasi
dan tata letak yang kurang strategis sehingga
menimbulkan beban kerja perawat yang
meningkat
a. Berdasarkan Hasil Observasi tidak ada Belum optimal nya Caring perawat terhadap
bantuan porter untuk mengantar jemput pasien pasien karena harus melakukan Non Job
ke ruang operasi sehingga harus memerlukan 2 Nursing
orang perawat
b. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
ruangan dan beberapa perawat bahwa selain
tugas rutin Askep perawat harus melakukan
tugas-tugas non keperawatan yang sebenarnya
bisa dilakukan oleh tenaga non keperawatan
c. Dari hasil observasi yang di lakukan beberapa
perawat harus melakukan antar jemput pasien
operasi, memasukan tindakan ke billing
pasien, klarifikasi bpjs, mempersiapkan
administrasi pasien pulang, dll.
a. Belum mempunyai visi dan misi ruangan Belum memiliki visi dan misi ruangan
Yasmin, namun aturan RS visi misi ruangan
harus mengacu kepada Visi Misi RS Struktur organisasi masih belum terlihat jelas
b. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala oleh pasien dan keluarga karena ukuranya
ruangan mengatakan bahwa visi dan misi yang kecil
sudah ada adalah visi Rumah Sakit, sedangkan
visi dan misi ruangan belum ada
c. Berdasarkan observasi, struktur organisasi
ruangan masih belum ideal
E. Prioritas Masalah

Aspek Penilaian
No Masalah Manageabili Nursing Afforda Skor
Magnitude Severity
ty Concern bility
Metode Handoffers atau
overan dinas belum
1 4 5 5 5 4 2000
menggunakan metode
SBAR
Belum optimalnya Caring
perawat terhadap pasien
4 5 5 4 4 1600
karena harus melakukan
2. Non Job Nursing
Pendokumentasian belum
menggunakan SOAP di
3 4 3 5 5 3 900
computer, masih manual di
catatan perkembangan
Pendelegasian masih
bersifat lesan belum
4. 4 3 5 4 3 750
mempunyai form secara
tertulis
Belum optimalnya

5. pelaksanaan supervisi dan 3 5 4 5 2 600


Ronde keperawatan

Ada struktur organisasi


ruangan tapi belum terlihat
6. oleh pasien/keluarga karena 4 4 3 3 3 450

ukuran kecil
Keterangan :
Magnitude : Kecenderungan besar dan seringnya kejadian masalah
Severity : Besar kerugian yg ditimbulkan dari masalah
Manageability : Bisa dipecahkan
Nursing Concern : Melibatkan pertimbangan & perhatian perawat
Affordability : Ketersediaan sumber daya

F. Rencana Strategis

No Kagiatan Capability Accesability Readness Leverage Skor


Seminar dan Sosialisasi Metode
1. Handovers menggunakan Metode SBAR 5 5 4 4 400
Kepala ruangan mengajukan tenaga
tambahan Administrasi dan porter untuk
mengurangi dampak kurangnya Non Job
Nursing kepada pasien (Sosialisasi
Analisa beban kerja perawat dan Analisa
2. kebutuhan Porter) 5 4 4 4 350
Penyempurnaan pendokumentasian
menggunakan SOAP di Catatan
3. perkembangan 5 5 4 3 300
Pemberian contoh formulir Pendelegasian
4. secara tertulis
Sosialisasi dan role play supervisi dan
5. ronde keperawatan 4 4 4 4 250
Perbaikan struktur Organisasi dibuat lebih
besar sehingga dapat di liat oleh
6. pasien/keluarga 5 5 4 2 200
Keterangan :
Capability : Kemampuan melaksanakan alternatif penyelesaian masalah
Accesability : Kemudahan dalam melaksanakan alternatif penyelesaian masalah
Readness : Kesiapan dalam melaksanakan alternatif penyelesaian masalah
Leverage : Daya ungkit alternatif tersebut dalam menyelesaikan masalah
Rentang Nilai :
5 : Sangat Mampu
4 : Mampu
3 : Cukup
2 : Kurang
1 : Tidak Mampu
BAB 3

IMPLEMENTASI

A. Fase Persiapan

Berdasarkan hasil seminar pengkajian yang dihadiri dosen pembimbing pendidikan, kepala
ruangan serta mahasiswa yang dilaksanakan pada tanggal 09 Januari 2016, didapatkan
kesepakatan bahwa masalah utama yang diangkat adalah diruang Yasmin adalah “Metode
Timbang Terima dan Metode Komunikasi Pada Timbang Terima”. Melihat masalah utama
yang diangkat, selanjutnya dibuat perencanaan keperawatan yang juga sudah disepakati
bersama diantaranya seminar dan Role play tentang Metode Handovers menggunakan
komunikasi efektif SBAR dengan sasaran utama adalah kepala ruangan, Kepala Tim dan
perawat pelaksana di Ruang Yasmin.

B. Fase Pelaksanaan
1. Melaksanakan seminar tentang materi Timbang Terima dan Metode komunikasi saat
timbang terima dalam hal ini penjelasan tentang Komunikasi efektif menggunakan
metode SBAR yang disampaikan pada tanggal 10 Januari 2016 jam 14.00 dengan
pemateri Nur Miladiyah R, M.Kep.
Yang menjadi sasaran atau target seminar ini adalah kepala ruangan, kepala Tim dan
perawat pelaksana ruangan diseluruh ruang perawatan Rumah sakit Ciawi. Materi yang
disampaikan lebih berfokus pada pola timbang terima dengan menggunakan metode
SBAR diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang Timbang Terima (Operan)
yang bener dan ideal sehingga dapat diaplikasikan di ruangan.
2. Role play tentang Handovers (timbang Terima/operan) yang dilaksanakan pada tanggal
10 Januari 2016 jam 15.30 oleh mahasiswa.
Role play dilaksanakan bersamaan pada saat seminar, dengan harapan sosialisasi bukan
bagi perawat ruang Yasmin saja, tetapi dapat di lihat oleh seluruh perawat ruangan yang
hadir saat Seminar. Perawat ruangan yang hadir adalah dari ruang Teratai (Perawatan
penyakit dalam), Yasmin (ruang perawatan Bedah) dan Lili (Ruang perawatan campuran
kelas I).
3. Mensosialisasikan materi tentang Timbang terima menggunakan Metode SBAR kepada
perawat ruang Yasmin yang dilaksanakan oleh mahasiswa pada tanggal 12 Januari 2016
jam 14.00.
Selain seminar yang dilaksankan pada tanggal 10 November 2016, juga dilaksanakan
sosialisasi materi tentang Timbang Terima langsung pada perawat ruangan yang
bertujuan untuk mengingatkan kembali dan meningkatkan pengetahuan perawat tentang
Timbang Terima (Handovers). Selain itu memotivasi perawat untuk melaksanakan
kegiatan operan dengan lengkap sehingga kesalahan-kesalahan dan Missunderstanding
dapat dihindari. Bermanfaat juga untuk pasien agar mendapatkan perawatan yang
optimal, rencana tindakan yang tepat dan informasi secara jelas.
4. Sosialiasi dan membantu pembuatan draf analisa beban kerja perawat dan analisa
kebutuhan tenaga bantuan porter atau administasi untuk meminimalkan Non job Nursing
yang masih dilakukan oleh perawat sehingga waktu untuk melakukan caring tersita.
5. Sosialisasi kepada kepala ruangan dengan memberikan contoh draf formulir
pendelegasian tulisan sehingga pendelegasian secara lesan dapat dipertanggungjawabkan
6. Penyempurnaan pendokumentasian SOAP secara manual di catatan perkembangan
karena sistem teramedik yang tidak support.

C. Evaluasi
Setelah rencana tindakan dilaksanakan, didapatkan hasil evaluasi sebagai berikut :
1. Peserta seminar menyatakan bahwa sudah paham akan materi Timbang Terima yang
disampaikan terutama metode komunikasi efektif SBAR dan perawat akan berusaha
untuk melaksankannya di ruangan.
2. Role play yang dilaksanakan di ruang aula diklat setelah seminar cukup maksimal
karena bukan hanya sasaran untuk perawat Yasmin, tetapi dapat dihadiri oleh perawat di
ruangan lain seperti : Ruang Teratai dan Lili. Namun saat Role play hanya dilakukan oleh
mahasiswa, perawat ruangan tidak dapat dilibatkan mengingat waktu yang terbatas.
3. Hampir semua perawat ruang Yasmin yang berdinas pada saat dilakukan sosialisasi
tentang Timbang terima menggunakan SBAR , perawat menyatakan mengerti dan
selama ini memang sudah pernah dilakukan namun akan berusaha melaksanakan konsep
SBAR dengan lebih optimal lagi terutama dalam menjalankan tugasnya sebagai perawat.
4. Untuk mengurangi Non Job Nursing kepala ruangan sudah diberikan draft analisa beban
kerja dan analisa kebutuhan Porter/administasi.
BAB 4

PEMBAHASAN

Pengertian Handover berdasrkan materi yang disampaikan pada saat seminar oleh
nara sumber yaitu Ibu Nur Miladiyah R, M.Kep, Timbang Terima didefinisikan suatu
cara dalam menyampaikan sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien,
Nursalam (2008).
Timbang terima atau Handovers merupakan komunikasi oral pada pergantian
shift jaga perawat mengenai pasien yang diberikan asuhan keperawatan.
Handovers adalah transfer tentang informasi (termasuk tanggung jawab dan tanggung
gugat) selama perpindahan perawatan yang berkelanjutan yang mencakup peluang
tentang pertanyaan, klarifikasi dan konfirmasi tentang pasien, Friesen (2008).
Sedangkan Tujuan timbang Terima menurut Nursalam (2008) :
1. Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klien
2. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh shift berikutnya
3. Untuk menjaga kelangsungan laporan data perkembangan klien
4. Tersusunya rencana kerja untuk shift berikutnya
Tipe Timbang Terima :
1. Verbal handovers
2. Tape recorder handovers
3. Beside Handovers
4. Writen Handovers
Metode Komunikasi dalam Timbang Terima
Banyak metode komunikasi yang digunakan dalam timbang terima. Namun, metode
SBAR adalah metode yang paling sering digunakan.
Komunikasi SBAR ( Situation, Bakground,Assesment,Recommendation) adalah
kerangka tehnik yang disediakan untuk petugas kesehatan dalam penyampaian kondisi
pasien. SBAR juga sebagai alat komunikasi dalam melakukan indentifikasi terhadap
pasien sehingga mampu meningkatkan kemampuan komunikasi antara perawat-dokter
dan juga perawat-perawat.
Komunikasi SBAR terdiri dari 4 komponen yaitu :
1. S (Situation): Suatu gambaran yang terjadi saat itu
2. B (Background) : Suatu tindakan yang melatarbelakangi situasi terjadi
3. A (Assesment) : Suatu pengkajian terhadap suatu masalah
4. R (Recommendation) : Suatu tindakan dimana meminta saran untuk tindakan yang
baru atau yang seharusnya dilakukan pada permasalahan tersebut.
SBAR terbukti sebagai alat komunikasi yang efektif dalam pengaturan perawat akut
untuk tingkatan komunikasi urgen, terutama antara dokter-perawat, perawat-perawat, pasien-
keluarga.
Ruang Yasmin adalah Ruang Rawat Inap Bedah dewasa dan anak serta ESWL yang juga
sangat membutuhkan Handovers yang jelas dari seluruh petugas kesehataan terutama
perawat yang bertugas di ruangan tersebut. Karena setiap pasien mempunyai rencana
tindakan/operasi yang akan dilakukan dan apa saja yang telah dilakukan. Sangat rentan
sebuah kesalahan apabila disaat handovers tidak dilakukan dengan jelas. Beresiko terjadi
kesalahan dalam melakukan sebuah tindakan kepada pasien. Berdasarkan hal tersebut, maka
dilakukan beberapa implementasi dari rencana tindakan keperawatan yang sudah dibuat
sebelumnya.
Seminar dan sosialisasi tentang Handovers dengan menggunakan metode komunikasi
efektif SBAR diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan memotivasi para perawat
untuk bisa menjalankan timbang terima dengan baik, benar dan lengkap sesuai dengan
kebutuhan klien. Hal ini dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Dapat menyampaikan hal-hal yang perlu ditindaklanjuti perawat untuk shift selanjutnya
2. Dapat melakukan cross-check ulang tentang hal-hal yang dilaporkan sebelumnya
3. Pasien dapat menyampaikan masalahnya secara langsung bila ada yang belum terungkap.
Perawat juga dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna, meningkatkan
kemampuan komunikasi efektif antara sejawat, akan terjalin suatu kerjasama yang
bertanggung jawab antara anggota tim perawat, dan terlaksana asuhan keperawatan yang
berkesinambungan.
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Praktek Manajemen keperawatan ini diawali dengan melakukan pengkajian yang


dilaksankan di ruang Yasmin mulai tanggal 27 Desember 2016 sampai 2 Januari
2017. Pengkajian dapat terlaksana dengan lancar karena semua pihak mendukung
baik mahasiswa, kepala ruangan dan semua petugas di ruang Yamin, pihak
Manajemen RSUD Ciawi Bogor, pasien maupun keluarga pasien. Pengumpulan data
didapatkan melalui pengkajian yang dilakukan dengan metode wawancara, observasi,
kuesioner sebagai data primer dan pengkajian pada dokumen yang sudah ada di ruang
Yasminsebagai data sekunder. Berdasarkan hasil pengkajian yang dilaksanakan
selama 7 hari, diperoleh data yang setelah dianalisa menunjukan bahwa pada
umumnya manajemen ruang Yasmin sudah berjalan dengan baik, tetapi ada beberapa
data juga yang menunjukan belum optimalnya pelaksanaan manajemen di ruang
Yasmin. Dari beberapa masalah yang muncul, masalah utama yang diangkat adalah
“Handovers yang belum menggunakan metode komunikasi efektif SBAR”.
Berdasarkan masalah utama yang diangkat, dibuat perencanaan berupa seminar
materi tentang Handovers perawat, role play handovers, dan sosialisasi materi
Handovers dengan menggunakan metode komunikasi efektif SBAR langsung pada
perawat ruangan. Tiga perencanaan dapat dilaksanakan dengan lancar dan 1
perencanaan yaitu role play handoverss dapat dilaksanakan di aula diklat setelah
seminar dan dapat dihadiri bukan hanya perawat Yasmin tetapi dihadiri pula oleh
perawat-perawat di ruangan lainnya seperti Teratai dan Lili. Role play tidak hanya
dilakukan oleh mahasiswa tetapi pada dasarnya dapat dimengerti oleh semua audien.
Hasil yang diperoleh untuk meningkatkan pengetahuan perawat dalam melakukan
handovers menggunakan metode SBAR cukup memuaskan. Semua Perawat sangat
kooperatif, dan kepala ruangan sangat mendukung dalam pelaksanaanya.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, disarankan kepada :
1. Institusi Pendidikan STIKES Bani Saleh, diharapkan terus meningkatkan
pendidikan dan pengetahuan kepada mahasiswanya tentang manajemen
keperawatan khususnya tentang Handovers perawat.
2. RSUD Ciawi Bogor khususnya ruang rawat inap bedah dewasa dan anak yaitu
Ruang Yasmin, diharapkan dapat meningkatkan metode handovers yang jelas dan
lengkap. Dan hal-hal yang sudah dilaksanakan agar ditingkatkan lebih optimal
dalam menjalankan tugasnya sebagai perawat.
Non-job Nursing dapat di minimalis dengan penambahan tenaga
Porter/administasi,. Diharapkan saat kepala ruangan mengajukan ketenagaan
dengan membuat analisa beban kerja perawat, manajemen dapat menerima dan
mengabulkan permintaan tersebut.
3. Bagi mahasiswa diharapkan untuk terus belajar dan meningkatkan pengetahuan
tentang manajemen keperawatan khususnya tentang Handovers menggunakan
metode komunikasi efektif SBAR dan mampu mengaplikasikannya ketika terjun
di lapangan dalam menjalankan tugasnya, sehingga benar-benar lulus menjadi
seorang Ners yang berkualitas dan profesional.
LAMPIRAN :

Plan Of Action

1. Plan Of Action ( POA ) Seminar tentang Handovers dan Metode Timbang Terima
dengan metode SBAR

No Kegiatan Pelaksana Sasaran Tujuan Waktu Tempat


A Persiapan Mahasiswa Karu, Mempersiapkan 5 Ruangan
a.Kolaborasi dengan Katim acara Sosialisasi Januari Yasmin
Karu untuk seluruh tentang 2017
mengatur jadwal perawat Handovers dan
pertemuan pelaksana Metode timbang
seminar terima
b.Membuat menggunakan
undangan metode
pertemuan komunikasi
seminar efektif SBAR
c.Mempersiapkan
materi seminar
B Pelaksanaan Dosen Karu, Karu, katim dan 10 Aula
Penyampaian materi pembimbing Katim dan seluruh perawat Januari Diklat
seminar Manajemen seluruh pelaksana 2017 lantai 4
Keperawatan perawat memahami RSUD
Ibu pelaksana tentang konsep Ciawi
Nurmiladiyah Handovers dan
,M.Kep Metode SBAR
C Evaluasi Mahasiswa Karu, Terlaksananya 10 Aula diklat
Mengawasi proses Katim dan seminar Januari lantai 4
seminar tentang seluruh 2017 RSUD
Handovers dan perawat Ciawi
Metode SBAR pelaksana
2. Plan Of Action ( POA ) Role play handovers menggunakan Metode SBAR

No Kegiatan Pelaksana Sasaran Tujuan Waktu Tempat

A Persiapan Mahasiswa Karu, katim, Mengetahui 9 Januari Ruang


Melakukan role play pelaksana role play 2017 Yasmin
tentang
Handovers
menggunakan
metode SBAR
B Pelaksanaan Seluruh Karu, Untuk 10 Januari Ruang
Role play mahasiswa Katim, mengurangi 2017 Yasmin
Pelaksana dampak
ketidakpuasan
pasien dan
keluarga
C Evaluasi Mahasiswa, Tenaga Terlaksanany 10 Januari Ruang
Mengawasi Kepala perawat a Role play 2017 Yasmin
proses ruangan & diruangan yang tepat
pelaksanaan Role Ketua Tim
Play yang
dilakukan
perawat
2. Plan Of Action ( POA ) Melakukan Supervisi dan Ronde keperawatan

No Kegiatan Pelaksana Sasaran Tujuan Waktu Tempat

A Persiapan Mahasiswa Ruangan yang Mengurangi 10 Ruang


Kolaborasi belum dilakukan dampak Januari tindakan
dengan Karu supervisi dan kekurangan 2017 Yasmin
untuk mengatur ronde /kesalahan
ketenagaan keperawatan dalam
perawatan
B Pelaksanaan Seluruh Tenaga perawat Optimalisasi 12 Ruang Yasmin
Role play di mahasiswa ruangan fungsi sebagai Januari
ruangan kepala 2017
ruangan
C Evaluasi Mahasiswa Mahasiswa Terlaksananya 12 RuangYasmin
Mengawasi Role play Januari
proses supervisi dan 2017
pelaksanaan ronde
role play keperawatan
3. Plan Of Action ( POA ) Sosialisasi Handovers dan Metode SBAR di Ruangan Yasmin

No Kegiatan Pelaksana Sasaran Tujuan Waktu Tempat

A Persiapan Mahasiswa Seluruh Mengetahui 11 Ruang


Kolaborasi perawat konsep Januari Yasmin
dengan Katim yang handovers 2017
untuk sedang dan metode
mensosialisasikan dinas siang SBAR
Caring
B Pelaksanaan Mahasiswa Semua Untuk 12 Ruang
Sosialisasi perawat mengetahui Januari Yasmin
Handovers dengan yang dinas format 2017
menggunakan siang penilaian
metode SBAR metode SBAR

C Evaluasi Mahasiswa Mahasiswa Terlaksanany 12 RuangYasmin


Mengawasi a Januari
proses Sosialisasi 2017
pelaksanaan Handover
Sosialisasi dengan
Metode
SBAR dengan
baik
4. Plan Of Action ( POA ) Sosialisasi Analisa beban kerja dan Analisa kebutuhan tenaga
Porter untuk membantu perawat mengurangi Non Job nursing

No Kegiatan Pelaksana Sasaran Tujuan Waktu Tempat

A Persiapan Mahasiswa Karu Mengetahui 4 Januari Ruang


Kolaborasi dengan dan Karu cara membuat 2017 Yasmin
Karu analisa
ketenagaan dan
analisa
kebutuhan
B Pelaksanaan Mahasiswa Karu Untuk 11 Januari Ruang
Perhitungan mengetahui 2017 Yasmin
ketenagaan, analisa Beban kerja
beban kerja dan perawat
analisa kebutuhan

C Evaluasi Mahasiswa Karu Terlaksananya 11 Januari Ruang


Merekomendasika Permintaan 2017 Yasmin
n terlaksananya tenaga porter
proses permintaan yang
tenaga porter ditembuskan
(waktu diserahkan kepada Kepala
kepada karu) bidang
5. Plan Of Action ( POA ) Sosialisasi Formulir Pendelegasian tugas secara tertulis

No Kegiatan Pelaksana Sasaran Tujuan Waktu Tempat

A Persiapan Mahasiswa Karu Mengetahui 11 Ruang


Kolaborasi dengan dan Karu Contoh form Januari Yasmin
Karu pendelegasian tugas 2017
secara tertulis
B Pelaksanaan Mahasiswa Karu Untuk 12 Ruang
Membawa contoh mempertanggungkan Januari Yasmin
form pendelegasian secara legal sebuah 2017
tugas delegasi tugas

C Evaluasi Mahasiswa Karu Terlaksananya 12 Ruang


Merekomendasikan Permintaan tenaga Januari Yasmin
terlaksananya porter yang 2017
pembuatan form ditembuskan kepada
delegasi secara Kepala bidang dan
tertulis (harus ada rekam medis
proses persetujuan
manajemen)
6. Plan Of Action ( POA ) Sosialisasi Pencatatan mengunakan SOAP

No Kegiatan Pelaksana Sasaran Tujuan Waktu Tempat

A Persiapan Mahasiswa Pelaksana Mengetahui 10 Januari Ruang


Kolaborasi dan Katim Metode yang 2017 Yasmin
dengan Katim benar tentang
dan pelaksana penulisan SOAP

B Pelaksanaan Mahasiswa Katim dan Untuk 12 Januari Ruang


Memperbaiki dan pelaksana menyempurnakan 2017 Yasmin
menyempurnakan penulisan SOAP
yang sudah berjalan yang ideal
(Karena sistem
terramedik tidak
support)

Anda mungkin juga menyukai