Anda di halaman 1dari 151

LAPORAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG WIJAYAKUSUMA
RSUD BANYUMAS

Disusun Oleh:

KELOMPOK 29

Vita Cahyaningsih (2211040102)


Amelia Wardah (2211040153)
Eviyanti Khasanah (2211040192)
Fitri Dian Kumala (2211040161)
Hauzan Fadhil (2211040132)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telat melimpahkan rahmat dan hid
ayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal manajemen ini yang mer
upakan salah satu syarat memenuhi praktek klinik stase manajemen di RSUD Ban
yumas. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya proposal manajemen ini berka
t adanya bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak moril maupun material. Ole
h karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kris Linggardini, S.Kp. M.Kep selaku pembimbing akademik yang telah memb
erikan pengarahan dan bimbingan selama praktek stase manajemen

2. Ida Nur Setia BW. S.Kep. Ns selaku koordinator Rumah Sakit yang telah. mem
berikan arahan selama praktek stase manajemen

3. Dewi Natalia Husadayanti, S.Kep, Ns selaku pembimbing atau Cl klinik yang t


elah memberikan bimbingan selania praktek stase manajemen.

4. Endang Hastowati, S.Kep Ns selaku kepala ruang Wijayakusuma

5. Tri Agus Setyowati S.Kep.Ns dan Ngasirotun Jamilah, S Kep, selaku Ketua TI
M ruang Wijayakusuma

Kami menyadari bahwa proposal manajemen ini terdapat kekurangan dan


masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran d
an kritik yang membangun dari pembaca untuk penyempurnaan proposal manaje
men ini. Akhir kata, semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai sebuah profesi didefinisikan sebagai suatu bentuk
pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehata
n didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan biopsiko, so
sio, spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masy
arakat, baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan man
usia. Perawat sebagai profesi dalam bidang kesehatan dituntut untuk memberik
an pelayanan yang professional dan berorientasi pada paradigma sehat sesuai d
engan paradigma keperawatan yang dimiliki.

Pelayanan keperawatan di rumah sakit bertujuan untuk memenuhi kebu


tuhan dasar manusia, yang diberikan dalam bentuk asuhan keperawatan, dilaku
kan melalui proses pengkajian terhadap penyebab utama tidak terpenuhi kebutu
han dasar manusia, penentuan diagnosis keperawatan, perencanaan tindakan, p
elaksanaan tindakan dan pengevaluasian. Seluruh proses diatas disebut proses k
eperawatan Perawat sebagai salah satu profesi yang berperan penting dalam pe
nyelenggaraan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pelayanan keperawat
an di rumah sakit merupakan bagian dari integral dari pelayanan kesehatan yan
g mempunyai konstribusi yang sangat menentukan kualitas pelayanan rumah sa
kit. Sehingga setiap upaya untuk peningkatan pelayanan rumah sakit juga diiku
ti upaya peningkatan profesionalitas dan kualitas pelayanan keperawatan.

Untuk menjadikan perawat sebagai tenaga profesional maka perlu dilak


ukan pembinaan secara terus menerus secara berkesinambungan, sehingga men
jadikan perawat sebagai tenaga kerja yang perlu diperhatikan, diakui dan dihar
gai keprofesionalannya yang dapat dicapai melalui penerapan sistem manajeme
n keperawatan. Penerapan sistem manajemen keperawatan membutuhkan kema
mpuan manajerial yang tangguh dimana dapat dimiliki melalui berbagai cara sa
lah satunya dengan meningkatkan keterampilan melalui bangku kuliah yang ha
rus dilalui lewat pembelajaran di lahan praktik.

1
Praktek klinik adalah bagian penting dalam pendidikan keperawatan de
ngan tujuan utama menghasilkan perawat yang percaya diri, kompeten, memili
ki konsep diri yang sehat, berkomitmen melakukan asuhan keperawatan yang b
erpusat pada klien, dan menjadi pembelajar mandiri (Levett Jones et al., 2015).
Mahasiswa sarjana keperawatan di Indonesia melaksanakan praktek klinik setel
ah menyelesaikan program sarjana yaitu selama pendidikan profesi baik di rum
ah sakit maupun di komunitas. Pelayanan kesehatan paling banyak dibutuhkan
oleh masyarakat sehingga baik rumah sakit milik pemerintah maupun swasta, s
elalu berupaya untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien dan k
eluarganya melalui penyediaan peralatan pengobatan, tenaga medis yang berku
alitas sampai pada fasilitas pendukung lainnya seperti tempat penginapan, kanti
n, ruang tunggu, apotek dan sebagainya. ( Supriyanto dan Ernawati. 2010).

Kegiatan praktik klinik keperawatan ini bertujuan untuk meningkatkan


kemampuan dan kemandirian kami mahasiswa profesi ners dalam melakukan p
raktik management dalam penerapan model Metode Asuhan keperawatan Profe
sional (MAKP) dengan model keperawatan Tim dapat di terapkan di ruang kep
erawatan.

Manajemen keperawatan adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan


melalui upaya orang lain. Menurut P. Siagian manajemen berfungsi untuk
melakukan semua kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian
tujuan dalam batas yang telah ditentukan pada tingkat administrasi. Sedangkan
Liang Lie mengatakan bahwa manajemen adalah suatu seni dan ilmu
perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengontrol dari benda dan
manusia untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.

Konsep yang harus dikuasai adalah konsep tentang pengelolaan peruba


han, konsep manajemen keperawatan, perencanaan yang berupa rencana strateg
i melalui pendekatan, pengumpulan data, analisa SWOT dan menyusun langka
h-langkah perencanaan, melakukan pengawasan dan pengendalian (Nursalam,
2000). Komponen utama dalam manajemen keperawatan adalah focus pada su
mber daya manusia dan materi secara efektif. Tujuan dari manajemen keperaw
atann untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas pelayanann keperawa

2
tan, untuk kepuasaan pasien melalui penigkatan produktifitas dan kualiatas kee
rja perawat (Nursalam, 2000).

Proses manajemen keperawatan dilaksanakan melalui tahap – tahap yai


tu pengkajian ( kajian situasional ), perencanaan (strategi operasional), implem
entasi dan evaluasi. Untuk menciptkan pelayanan yang berkualitas, maka diperl
ukan berbagai sumber daya yang dapat mendukung system pelayanan kesehata
n. Dengan adanya system pengelolaan yang baik, kemungkinan untuk terwujud
nya suatu pemanfaatan atau pemberdayaan segala sumber daya yang ada secara
optimal.

Upaya dalam meningkatkan manajemen keperawatan bisa dilakukan de


ngan pembelajaran akademik maupun di lahan praktik. Melalui praktik tersebut
diharapkan mahasiswa dapat melakukan pendekatan melalui manajemn kepera
watan di ruang Wijayakusuma RSUD Banyumas.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum

Setelah melakukan praktek manajemen selama 3 minggu di Ruang


Wijayakusuma RSUD Banyumas, mahasiswa Ners mampu memahami man
ajemen keperawatan baik pengelolaan sarana prasarana maupun mutu pelay
anan keperawatan dalam tatanan klinik dan Mahasiswa Ners mampu menga
plikasikan kemampuan managerial untuk meningkatkan mutu serta kualitas
pelayanan keperawatan di Ruang Wijayakusuma RSUD Banyumas.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi masalah manajemen keperawatan di Ruang


Wijayakusuma RSUD Banyumas

b. Mengaplikasikan Standar manajemen di Ruang Wijayakusuma RSUD Ba


nyumas.

c. Mengevaluasi hasil dari Implementasi yang telah dilakukan oleh mahasis


wa Ners UMP di Ruang HCU RSUD Banyumas.

C. Waktu

3
Waktu pelaksanaan praktik manajemen mahasiswa profesi pendidikan
Ners Universitas Muhammadiyah Purwokerto dari tanggal 20 Maret – 8 April
2023.

D. Cara Pengkajian
Pengumpulan data pengkajian di Ruang Wijayakusuma RSUD Banyum
as dilakukan dengan cara:

1. Angket/kuesioner

Kegiatan dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada pasien,


kepala ruang, ketua tim dan perawat pelaksana yang ada di Ruang
Wijayakusuma RSUD Banyumas, yang berisi tentang mutu asuhan keperaw
atan yang terdapat di ruangan

2. Wawancara

Kegiatan dilakukan dengan cara melakukan wawancara kepada pasien,


yang berada di Ruang Wijayakusuma RSUD Banyumas mengenai proses
pelayanan perawat terhadap pasien.

3. Studi Dokumentasi

Pengumpulan data dengan cara studi dokumentasi dilakukan dengan c


ara melihat dokumen-dokumen yang terdapat di ruangan tentang data pasien
inventaris ruangan, Standar Operasional Prosedur (SOP), profil RS dan rua
ngan, serta sensus harian pasien.

4. Observasi

Pengumpulan data dengan cara observasi dilakukan dengan cara meli


hat langsung tentang kondisi fisik ruangan, barang-barang inventaris, proses
Pemberian asuhan keperawatan, pelaksanaan tindakan keperawatan yang dib
erikan kepada pasien, meeting morning, pre-post conference dan operan jag
a yang dilakukan di ruang Wijayakusuma RSUD Banyumas.

E. Manfaat

4
1. Bagi Rumah Sakit

a. Meningkatnya mutu RS terkait dengan pengelolaan ruangan dengan pela


ksanaan SP2KP.
b. Meningkatnya mutu RS terkait dengan pengelolaan ruangan dengan pela
ksanaan SKP.
c. Meningkatnya mutu RS terkait dengan pengelolaan ruangan dengan pela
ksanaan PPI
d. Tercapainya kepuasan kerja yang optimal.

2. Bagi Mahasiswa

a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat khususny


a diruang Wijayakusuma RSUD Banyumas, sehingga dapat mengelola m
anajemen ruang dan asuhan keperawatan pada pasien.
b. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan SP2KP, SKP dan
PPI ddi ruang Wijayakusuma RSUD Banyumas.
c. Mahasiswa dapat mengindentifikasi kelebihan dan kekurangan penerapan
SP2KP, SKP dan PPI di ruang Wijayakusuma RSUD Banyumas.
d. Mahasiswa dapat menganalisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity,
Threat) dan menyusun rencana POA (Plan Of Action).

F. Peserta

Mahasiswa praktik manajemen di Ruang Wijayakusuma RSUD Banyu


mas adalah mahasiswa program profesi ners Universitas Muhammadiyah Purw
okerto angkatan 2022/2023. Nama anggota kelompok yang melakukan praktek
di Ruang Wijayakusuma, meliputi :

Ketua : Hauzan Fadhil S.Kep


Wakil Ketua : Eviyanti Khasanah S.Kep
Bendahara : Amelia Wardah S.Kep
Sekretaris I : Fitri Dian Kumala S.Kep
Sekretaris II : Vita Cahyaningsih S.Kep

G. Kategori Penilaian

5
Kategori penilaian berdasarkan Arikunto yang akan diberikan pada
masing-masing komponen instrumen pengumpulan data. Kategori penilaian ini
digunakan untuk menentukan nilai atau analisa yang terbagi dalam 5 kategori
yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang, dengan rentang nilai
sebagai berikut:
1. Kategori sangat baik = 81-100%
2. Kategori baik = 61-80%
3. Kategori cukup = 41-60%
4. Kategori kurang = 21-40%
5. Kategori sangat kurang = 1-20%
Adapun kelompok menyepakati masalah yang akan diangkat berdasarkan:
1. Nilai <60%
2. Nilai mutlak 100% meliputi :
a. Identifikasi pasien
b. Peningkatan komunikasi yang efektif
c. Manajemen Pemberian Hight Allert
3. Nilai Kritis
Pada SOP yang tidak dilakukan di Ruang Wijayakusuma yang
merupakan intervensi penting perlu diperhatikan.

6
BAB II
KONSEP TEORI

A. Profil dan Gambaran Umum RS


1. Visi, Misi, Motto, Filosofi Rumah Sakit
a. Visi
Menjadi Rumah Sakit Pendidikan yang bermutu tinggi, seimbang dan
komprehensif
b. Misi
Menyelenggarakan pelayanan, pendidikan dan riset bidang
kesehatan yang bermutu tinggi, manusiawi dan terjangkau bagi
masyarakat.
1) Menyelenggarakan pelayanan, pendidikan dan riset bidang kesehatan
yang seimbang, komprehensif dan terintegrasi,
2) Mengembangkan profesionalisme Sumber Daya Manusia.
3) Meningkatkan kesejahteraan pihak-pihak yang terkait
c. Filosofi
Keselamatan, Kesembuhan dan Kepuasan Pelanggan adalah
Kebahagiaan Kami
d. Motto
Rumah Sakit Umum Banyumas memberikan Pelayanan Terbaik yang
“CEMERLANG” (Cepat, Efektif, Mudah, Efisien, Ramah, Lancar, Ama
n, Nyaman, Gairah).
2. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
a. Pelayanan Gawat Darurat (IGD)
b. Pelayanan Rawat Jalan
1) Klinik Umum/General Check Up
2) Klinik Spesialis Bedah Umum
3) Klinik Spesialis Bedah Ortopedi
4) Klinik Spesialis THT-KL
5) Klinik Spesialis Urologi
6) Klinik Spesialis Bedah Syaraf
7) Klinik Spesialis Kebidanan, Kandungan, dan Laktasi/KB

7
8) Klinik Spesialis Kulit Kelamin
9) Klinik Spesialis Syaraf
10) Klinik Gigi dan Mulut
11) Klinik Gigi Spesialis Protodonsi
12) Klinik Spesialis Bedah Mulut
13) Klinik Spesialis Gizi Klinis
14) Klinik Spesialis Anak dan Tumbuh Kembang Anak
15) Klinik Geriatri
16) Klinik Jiwa
17) Klinik Spesialis Mata
18) Klinik Spesialis paru dan TB DOTS
19) Klinik Spesialis Bedah Anak
20) Klinik Spesialis Penyakit Dalam
21) Klinik Spesialis Jantung
22) Klinik Spesialis Onkologi
23) Klinik VCT
24) Pelayanan Operasi/Bedah
25) Pelayanan Hemodialisa
26) Pelayanan Pasien Thalasemia
27) Pelayanan Fisioterapi
28) Pelayanan Psikologi
29) Klinik VIP
c. Rawat Inap
1) Rawat inap umum
(a) Ruang Arjuna (Ruang Rawat Inap Jiwa)
(b) Ruang Bima (Ruang Rawat Inap Jiwa)
(c) Ruang Nakula (Ruang Rawat Inap Jiwa)
(d) Ruang Sadewa (Ruang Rawat Inap Jiwa)
(e) Ruang (Ruang Rawat Inap Bedah Laki-Laki)
(f) Ruang Dahlia (Ruang Rawat Inap Bedah Perempuan)
(g) Ruang Edelwais
(h) Ruang Flamboyan

8
(i) Ruang Gardena (Ruang Rawat Inap Kelas 1)
(j) Ruang Kantil (Ruang Rawat Inap Anak)
(k) Ruang Melati
(l) Ruang Teratai
(m) Ruang Seruni
(n) Ruang Permata Hati (Ruang Rawat Inap pasca persalinan)
(o) Wijayakusuma (Ruang Rawat Inap VIP)
2) Rawat unit khusus
(a) Instalasi Bedah Sentral
(b) Instalasi Gawat Darurat
(c) Intensive Care Unit
(d) Hight Care Unit
(e) Unit Stroke
(f) ICCU
(g) IMC
(h) PICU/HCU Anak
(i) HCU
(j) Kamar Bersalin
(k) Pelayanan jiwa terpadu
(l) Unit Thalasemia
(m) Perinatology
3) Pelayanan penunjang
(a) Instalasi laboratorium
(b) Instalasi radiologi
(c) Instalasi farmasi
(d) Instalasi teknologi informatika (ITI)
(e) Instalasi pemasaran P2CSR
(f) Instalasi gizi
(g) Instalasi sterilisasi sentral
(h) Instalasi pemeliharaan sarana dan prasarana RS
(i) Instalasi rehabilitasi medik (IRM)
(j) Instalasi sanitasi dan penyehatan lingkungan

9
(k) Instalasi rekam medis
(l) Pelayanan bina rohani,
(m) Pemulasaran jenazah
(n) Pelayanan transportasi (ambulance)
3. Ruang Rawat Inap Wijayakusuma
a. Profil Ruang Wijayakususma
Pelayanan rawat inap di rumah sakit adalah pelayanan kepada
pasien, untuk observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik,
rehabilitasi mental dan pelayanan kesehatan lainnya di ruang rawat
inap.
Ruangan Wijayakusuma pada awalnya merupakan ruangan VIP
dan kelas 1, tetapi semenjak bulan Maret kemarin diubah menjadi
ruangan VIP dan Kelas 2.
Ruang Wijayakusuma merupakan ruangan untuk perawatan
penyakit dalam. Ruang Wijayakusuma berada di lantai 1 tepatnya di
gedung paling barat di RSUD Banyumas. Ruang Pavilun
Wijayakusuma adalah ruang rawat inap yang terdiri dari VIP sebanyak
12 tempat tidur dan kelas 2 sebanyak 20 tempat tidur, terdapat 6 ruang
kamar jaga residen dan 1 tempat bed.
Ruang Wijayakusuma RSUD Banyumas memberikan pelayanan
prima terutama untuk jenis pelayanan standar VIP. Ruang
Wijayakusuma menyelenggarakan fasilitas pelayanan untuk pasien
BPJS dan Umum. Ruang Wijayakusuma menyediakan kapasitas 30
kamar.
Ruang Wijayakusuma dipimpin oleh 1 kepala ruangan (KARU)
yang dibantu oleh 2 ketua tim (KATIM), 18 perawat pelaksana (PP), 1
petugas administrasi, dan 1 transporter. Bentuk pelayanan keperawatan
yang ditetapkan di Ruang Wijayakusuma adalah Sistem Pemberian
Pelayanan Keperawatan Profesional (SP2KP), dengan metode yang
digunakan Modular.

10
b. Struktur Organisasi Ruangan
DIREKTUR
dr. Dani Esti Novia

WADIR PELAYANAN
dr. Rudi Kristiyanto, Sp.B

KA INST RAWAT INAP


dr. Taufik Hidayanto, Sp.KJ

Wa Ka INST RAWAT INAP


Supriyanto, S.Kep,Ns

KEPALA RUANG Tansporter


Administrasi
Dina Khairani Endang Hastowati S.Kep, Ns Sutarman

KETUA TIM 1 PERAWAT SIAGA KETUA TIM 2


Tria Agus Setyowati, S.Kep., Ns Nur Istiqomah, S.Kep, Ngasirotun J, S.Kep., Ns
Ns

PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA


Eti Rochimah AMK Anifatul Faizah, AMK
Retno Setiowati, S Si T Kartika Ardana S.Kep., Ns
Sri Handayani S.Kep., Ns Riaka Tri I S.Kep., Ns
Ermawati L S.Kep., Ns Nur Janah S.Kep., Ns
A Ismoyo Dewo S.Kep., Ns Rizal Achmad N A.Md, Kep
Solikhun, Amd, Kep Fita Rizki A.Md, Kep
Arif Setyoko, STr, S.Kep., Ns Dyah Meitasari A.Md, Kep
Tri Enji Stafiani S.Kep., Ns Bayu Andre S A.Md, Kep
Ade Wahyu P E A.Md, Kep

Gambar 2.1
11
c. Denah Ruangan Wijayakusuma RSUD Banyumas
1 3 5 7 9 11 R. Perawat Kamar 13 15 17 19 21 23. 25. res 27. res 29. res
Nurse station jaga dokter
Kelas 2 res peny. saraf bedah
VIP
mata dalam anak
Pintu Pintu
depan
belakang
2 4 6 8 10 12 R. R. Dapur R. 16 18 20 22 24 26. 28. res 30. res
tindakan alat conferance
tempat urologi saraf
medis Kelas 2
VIP Gudang bed
R.
obat

Gambar 2.2
d. Fasilitas Pelayanan Ruang Perawatan
1) Fasilitas Petugas Kesehatan
a) Nurse Station
Kondisi nurse station kurang rapi karena banyaknya dokumen
dan arsip ruang Wijayakusuma yang tidak tertata. Nurse station
terletak ditengah kamar perawatan.
b) Kamar mandi
Kamar mandi ruang diskusi 1, kamar mandi petugas 1 diruang
perawat.
c) AC
2 Nurse Station dan 1 ruang obat.
d) Jam Dinding
2 jam dinding, di nurse station dan ruang perawat.
e) Telepon
Terdapat 1 telepon di ruang nurse station, dan 1 telepon antar
ruang pasien di nurse station.
f) Wastafel
Terdapat 2 wastafel berada di nurse station dan ruang tindakan.
2) Fasilitas pasien
a) Tempat Tidur
Terdapat 32 bed. Terdiri dari 12 di ruang VIP dan 20 diruang
kelas 2

12
b) Kamar Mandi
Untuk kamar mandi sendiri setiap kamar ada 1.
c) Almari
Terdapat 37 almari kecil.
e. Profil Tenaga Keperawatan
1) Distribusi Pendidikan Formal, Jabatan, Pelatihan tenaga Perawat di
Ruang Wijayakusuma :
Berdasarkan hasil pengkajian menggunakan studi
dokumentasi didapatkan data Pendidikan formal perawat di Ruang
Wijayakusuma sebagai berikut :
Table 2.1 Distribusi Pendidikan Formal Tenaga Keperawatan Di
Ruang Wijayakusuma
No Nama Jabatan Pendidikan Pelatihan
1. Endang Hastowati S.Kep, Ns KARU NERS M.Karu
2. Tria Agus Setyowati, S.Kep., Ns KATIM NERS BTCLS, PPI
3. Ngasirotun J, S.Kep., Ns KATIM NERS BTCLS, PPI
4. Sri Handayani S.Kep., Ns PJ NERS BTCLS, PPI
5. Ermawati L S.Kep., Ns PJ NERS BTCLS, PPI
6. Retno Setiowati, S Si T PJ DIV BTCLS, PPI
7. Eti Rochimah AMK PJ DIII BTCLS, PPI
8. Tri Enji Stafiani S.Kep., Ns PJ NERS BTCLS, PPI
9. Anifatul Faizah, AMK PJ DIII BTCLS, PPI
10. Fita Rizki A.Md, Kep PJ DIII BTCLS, PPI
11. Nur Janah A S.Kep., Ns PJ NERS BTCLS, PPI
12. A Ismoyo Dewo S.Kep., Ns AN NERS BTCLS, PPI
13. Solikhun, Amd, Kep AN DIII BTCLS, PPI
14. Arif Setyoko, STr, S.Kep., Ns AN NERS BTCLS, PPI
15. Kartika Ardana S.Kep., Ns AN NERS BTCLS, PPI
16. Riaka Tri I S.Kep., Ns AN NERS BTCLS, PPI
17. Rizal Achmad N A.Md, Kep AN DIII BTCLS, PPI
18. Dyah Meitasari A.Md, Kep AN DIII BTCLS, PPI

13
19. Bayu Andre S A.Md, Kep AN DIII BTCLS, PPI
20. Ade Wahyu P E A.Md, Kep AN DIII BTCLS, PPI
Sumber : jadwal dinas ruang Wijayakusuma bulan maret 2023

14
BAB III
KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN RUANAGAN
WIJAYAKUSUMA

B. Kajian Manajemen Input (5M)


1. Sumber Daya Manusia (MAN)
a. Perawat
1) Kuantitas
a) Kajian Teori
Perawat adalah seorang yang memberikan pelayanan
kesehatan secara profesional dimana pelayanan tersebut berbentuk
pelayanan biologis, psikologis, sosial, spritual yang ditunjukkan
pada inidividu, keluarga, dan masyarakat.
Keberhasilan suatu organisasi rumah sakit sangat tergantung
pada kemampuan manajemen dalam menyerasikan unsur-unsur
karyawan atau tenaga perawat dengan sistem, struktur organisasi,
teknologi, tugas, budaya kerja dan lingkungannya. Hal ini telah
disadari bahwa SDM seringkali menjadi penyebab kegagalan suatu
organisasi. Oleh karena itu penetapan SDM di Rumah Sakit dalam
hal ini tenaga perawat perlu diperhatikan. Penetapan jumlah tenaga
keperawatan adalah, proses membuat perencanaan untuk
menentukan berapa banyak dan dengan kriteria tenaga yang seperti
apa pada suatu ruangan tiap shiftnya. Untuk keperluan itu,
beberapa ahli telah, mengembangkan beberapa formula. Formula
tersebut juga dapat digunakan untuk menilai dan membandingkan
apakah tenaga yang ada saat ini cukup, kurang atau berlebih.
b) Menurut Gillies (1994)
Kebutuhan tenaga perawat secara kuantitatif dapat
dirumuskan dengan perhitungan sebagai berikut :

[ TP=
Jumlaℎjamperawatanyangdibutuℎkan /taℎun
Jumlaℎjamkerja /taℎunxjamkerja / ℎari ]
atau

15
[ TenagaPerawat ( TP )=
AXBX 365
( 365 −C ) XJamkerja / ℎari ]
Keterangan :
TP : Tenaga perawat
A : Jam efektif /24 jam (waktu perawatan yang dibutuhkan klien.
B : Sensus harian = BOR x jumlah tempat tidur.
C : Jumlah hari libur.
Prinsip perhitungan Gilles adalah sebagai berikut :
Jumlah jam keperawatan yang dibutuhkan klien per hari adalah:
 Waktu keperawatan langsung (rata-rata 4-5/klien/hari) dengan
spesifikasi pembagian adalah :
- Keperawatan mandiri/self care = ¼ x 4 = 1 jam
- Keperawatan partial/partial care = ¾ x 4 = 3 jam
- Keperawatan total/total care = (1-1,5) x 4 = 4 – 6 jam
- Keperawatan intensif/ intensif care = 2 x 4 = 8 jam
 Waktu perawatan tidak langsung
- Menurut RS detrolit (Gilles, 1994) = 38 menit/klien/hari
- Menurut wolfed an young = 60 menit/klien/hari = 1
jam/hari/klien
 Waktu penyuluhan kesehatan lebih kurang 15 menit/hari/klien =
0,25/jam/hari/klien
 Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam/minggu (kalau hari
kerja efektif 6 hari hari maka 40/6 = 6,6 dibulatkan menjadi 7
jam/hari, kalau hari kerja efektif 5 hari maka 40/5 = 8 jam/hari.
c) Menurut Douglas (1994)
Douglas menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan
dalam 1 unit perawatan berdasarkan klasifikasi klien, dimana
masing masing kategori mempunyai nilai standar/shiftnya.
Identifikasi jumlah pasien berdasarkan ketergantungan dengan
panduan.
Dilakukan 1x sehari pada waktu yang sama dan sebaiknya
dilakukan oleh perawat yang sama selama beberapa hari sesuai

16
dengan kebutuhan, dengan format klasifikasi menurut derajat
ketergantungan. Sedangkan klasifikasi derajat ketergantungan klien
terhadap keperatawatan menurut Douglas berdasarkan kriteria
sebagai berikut ;
 Perawatan minimal memerlukan waktu selama 1-2 jam per 24
jam, dengan kriteria :
- Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri.
- Makan dan minum dilakukan sendiri
- Ambulasi dengan pengawasan
- Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap shift
- Pengobatan minimal, status psikologi stabil
- Persiapan pengobatan memerlukan prosedur
 Perawatan intermediate memerlukan waktu 3-4 jam per 24 jam
dengan kriteria :
- Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
- Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam
- Folley catheter/intake output dicatat
- Klien dengan pemasangan infus, persiapan pengobatan
memerlukan prosedur.
 Perawatan maksimal atau memerlukan waktu 5-6 jam / 24 jam
dengan kriteria :
- Segalanya diberikan / dibantu
- Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam.
- Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intravena
- Pemakaian suction.
- Gelisah / disorientasi.
Kategori tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Kebutuhan Tenaga Perawat Berdasarkan Tingkat
Ketergantungan Pasien
Tingkat Kebutuhan tenaga perawat
ketergantungan pasien Pagi Sore Malam
Minimal 0.17 0.14 0.07
Partial 0.27 0.15 0.10

17
Total 0.36 0.30 0.20

d) Menurut Depkes (2001)


Beberapa model pendekatan pendapat yang dilakukan
dalam perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan adalah:
 Berdasarkan klasifikasi pasien menurut Depkes RI, rata-rata
jam keperawatan ialah:
- Bedah 4 jam/hari/klien
- Penyakit dalam 3.5 jam/hari/klien
- Gawat 10 jam/hari/klien
- Kebidanan 2.5 jam/hari/klien
- Pasien anak 4.5 jam/hari/klien
 Berdasarkan tingkat ketergantungan jumlah jam perawatan
menurut Depkes:
1) Askep minimal 2 jam
- Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
- Makan dan minum dilakukan sendiri
- Ambulasi dengan pengwasan
- Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift
- Pengobatan minimal, status psikologis stabil
2) Askep sedang 3.08 jam
- Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
- Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
- Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
3) Askep agak berat 4.15 jam
- Sebagian besar aktivitas dibantu
- Observasi tanda-tanda vital setiap 2-4jam sekali
- Terpasang folly cateter, intake output dicatat
- Terpasang infus
- Pengobatan lebih dari sekali
- Persiapan pengobatan perlu prosedur
4) Askep berat 6.16 jam

18
- Segala aktivitas diberikan perawat
- Posisi tidur, observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam
- Makan memerlukan NGT, terapi intravena
- Penggunaan suction
- Gelisah/disorientasi
Formula perhitungan tenaga keperawatan menurut Depkes adalah:
1) Jumlah perawat yang tersedia:
jumlaℎ jam perawatan per ℎari
jam efektif perawat
2) Loss day
( jumlaℎ ℎari minggu per taℎun+ cuti+ ℎari besar ) x jumlaℎtenaga
jumlaℎ ℎari kerja efektif selama setaℎun
3) Non nursing job
Jumlah perawat yang tersedia + (loss day x 25%)
4) Faktor koreksi
Loss day + non nursing job
5) Jumlah tenaga perawat
Tenaga perawat yang tersedia + faktor koreksi
e) Kajian data
Berdasarkan hasil pengkajian data jumlah pegawai di Ruang
Wijayakusuma ini adalah 23 orang, dengan rincian 1 orang kepala
ruang, 2 orang ketua tim, 17 orang perawat pelaksana, 2 orang
perawat siaga, 1 orang dibagian administrasi dan 1 transporter. Dari
jumlah tersebut, dibagi menjadi 3 shift jaga yaitu:
 Shift pagi: 1 KARU, 2 KATIM, 2 PJ, 1 PP
 Shift sore: 2 PJ, 2 PP
 Shift malam: 2 PJ, 2 PP
 Lepas: 2
 Libur: 2
 Cuti: 1
Perawat yang bertugas dalam shift pagi secara menetap
adalah kepala ruang, ketua tim, perawat pelaksana dan

19
administrasi. Kapasitas tempat tidur di Wijayakusuma adalah 32
tempat tidur dengan tipe kelas VIP dan 2. Berikut ini adalah
perhitungan jumlah kebutuhan tenaga di ruang Wijayakusuma:
Akumulasi jumlah pasien di tanggal 23 Maret 2023 setelah
penerbitan SK bahwa ruang Wijayakusuma dibagi menjadi 2 kelas
yaitu tipe kelas VIP dan kelas 2 :
Jumlah perawat yang tersedia menurut Depkes di Ruang
Wijayakusuma RSUD Banyumas

Rata-rata pasien perhari = 560:30 = 18,67 ≈ 19

a. Jumlah perawat yang tersedia :


Pasien anak
jumlaℎ jam perawatan perℎari
jam efektif perawat
4 ,5 x 1 9
=
7
85,5
=
7
= 12,21
Pasien bedah
4 x 19
=
7
76
=
7
=10,86
Pasien penyakit dalam
3,5 x 1 9
=
7
66,5
=
7
=9,5
Passien kebidanan
2,5 x 1 9
=
7

20
47,5
=
7
=6,79
= 12,21 +10,86+9,5+6,79
=39,36
=40
b. Loss day
=
( jumlaℎ ℎari mingu per taℎun+ cuti+ ℎari besar ) x jumlaℎtenaga
jumlaℎ ℎari kerja efektif selama setaℎun
( 52+12+16 ) x 39,36
=
285
80 x 39,36
=
285
= 11.04
c. Non nursing job
= ( Jumlaℎ perawat yang tersedia +loss day ) x 25 %
= ( 39,36 + 11,22) x 25%
= 12,64
d. Faktor koreksi
= Loss day + non nursing job
= 11.04 + 12,64
= 23.68
e. Jumlah tenaga perawat
= Tenaga perawat yang tersedia + faktor koreksi
= 39,36 + 23.68
= 63,04
≈ 64
Analisa : berdasarkan perhitungan data menurut
DepKes RI di Ruang Paviliun Wijayakusuma
membutuhkan 64 perawat. Pada saat ini di Ruang
Paviliun Wijayakusuma terdapat 21 perawat tetapi yang
aktif hanya 19 perawat termasuk 1 kepala ruangan, dan

21
2 kepala tim. Sehingga saat ini ruangan wijayakusuma
memerlukan tambahan perawat agar Jumlah antara
perawat dan pasien seimbang, sehingga pelayanan yang
diberikan dapat maksimal.
Jumlah tenaga perawat yang diperlukan di Ruang
Wijayakusuma menurut Douglas
Menurut Douglas jumlah tenaga perawat keseluruhan ditambah 1/3
sehingga perhitungannya pda tabel berikut:
Tabel 3.2 Tabel Perhitungan Jumlah Perawat Menurut Douglas
Hari 1 Tanggal 21 Maret 2023

Pagi Siang Malam


Minimal 0,17 x 0 = 0 0,14 x 0 = 0 0,07 x 0 = 0
care
Partial care 0,27 x 26 = 7,02 0,15 x 17 = 2,55 0,10 x 21 = 2,1
Total care 0,36 x 0 = 0 0,30 x 0 = 0 0,20 x 0 = 0
Jumlah 7,02 2,55 2,1
Hasil 8 3 2
Tabel 3.3
Tabel Perhitungan Jumlah Perawat Menurut Douglas Hari 2 Tanggal 22
Maret Pagi Siang Malam
2023 Minimal 0,17 x 0 = 0 0,14 x 0 = 0 0,07 x 0 = 0
care
Partial care 0,27 x 21 = 5,67 0,15 x 20 = 3 0,10 x 20= 2,0
Total care 0,36 x 0 = 0 0,30 x 0 = 0 0,20 x 0 = 0
Jumlah 5,67 3 2,0
Hasil 6 3 2
Tabel 3.4 Tabel Perhitungan Jumlah Perawat Menurut Douglas
Hari 3 Tanggal 23 Maret 2023

Pagi Siang Malam


Minimal 0,17 x 0 = 0 0,14 x 0 = 0 0,07 x 0 = 0,
care
Partial care 0,27 x 20 = 5,4 0,15 x 19 = 2,85 0,10 x 22 = 2,2
Total care 0,36 x 0 = 0 0,30 x 0 = 0 0,20 x 0 = 0
Jumlah 5,4 2,85 2,2
Hasil 6 3 3 22
Rata-rata hari 1,2,3 = 36/3 = 12= 12
Jadi tenaga perawat yang dibutuhkan sehari sebanyak 12 orang ,
perawat libur atau cuti adalah 1/3 x 12 = 4 . Sehingga keseluruhan
tenaga perawat dalam sehari adalah 12 + 4 = 16 perawat.

Analisa : berdasarkan kajian daa menggunakan perhitungan Douglas


di Ruang Wijayakusuma selama observasi 3 hari pada tanggal 21-23
Maret 2023 membutuhkan 14 orang perawat dalam satu hari. Pada
saat ini di Ruang Wijayakusuma terdapat 4 orang perawat yang
bertugas dalam 1 hari sudah termasuk 1 kepala ruang dan 2 kepala tim
dengan shift pagi (6-7 orang), shift siang (4 orang), shift malam (4
orang).

Tabel 3.5 Tabel Jumlah tenaga perawat yang diperlukan di Ruang


Wijayakusuma menurut Gillies

Rata-rata jam
Jumlah Jumlah
No Bulan perawatan pasien BOR %
Pasien tempat tidur
/hari
1. Maret 560 3,5 62,5 % 32
Total 560 3,5 62,5 % 32
Rata-rata 60 3,5 62,5 % 32

Tenaga perawat
A x B x 365
=
( 365− C ) x jam kerja/ ℎari
3,5 x 62,50 % x 32 x 365
=
( 365 −80 ) x 7
255,50
=
1995
= 12,80
≈ 13 orang

23
Analisa :
Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus Gillies di Ruang
Wijayakusuma, membutuhkan 13 perawat tiap hari. Pada saat ini di
Ruang Wijayakusuma terdapat 21 perawat sudah termasuk 1 kepala
ruang, dan 2 kepala tim. Pada shift pagi 6 perawat, siang 4 perawat,
dan malam 4 perawat. Dalam sehari ruang wijayakusuma dengan 13
perawat sehingga menurut Gillies tanaga perawa di ruang
wijayakusuma kelebihan 1 perawat
Kualitas
a) Kajian Teori
Keberhasilan organisasi rumah sakit sangat bergantung
pada kemampuan manajemen dalam menyelaraskan unsur-unsur
karyawan yaitu tenaga perawat dengan sistem, struktur, organisasi,
teknologi, tugas, budaya kerja, dan lingkungannya. Hal-hal
demikian dapat memberikan pelayanan keperawatan yang
berkualitas diperlukan sumber daya yang cukup dengan kualitas
yang tinggi dan profesional sesuai dengan tugas fungsinya
b) Kajian Data
Hasil pengkajian yang telah di lakukan didapatkan staff
karyawan di Ruang Wijayakusuma sebagai berikut:

Tabel 3.6 Data Perawat di Ruang Wijayakusuma Tahun 2023


No Nama TMT PK Jabatan Pendidikan Pelatihan
Endang Hastowati, M. Karu,
1. 1994 III KARU NERS
S.Kep, Ns BTCLS, PPI
Tri Agus Setyowati, BTCLS, PPI
2. 1998 III KATIM NERS
S.Kep, Ns
Sri Handayani, BTCLS, PPI
3. 2019 III KATIM NERS
S.Kep, Ns
Ermawati L, S.Kep, BTCLS, PPI
4. 2019 I PJ NERS
Ns
Solikhun, Amd. BTCLS, PPI
5. 2020 I AN DIII
Kep

24
Retno Setiowati, BTCLS, PPI
6. 2008 II PJ DIV
S.Si T
Arif Setyoko, STr, BTCLS, PPI
7. 2020 I AN NERS
S.Kep, Ns
Efi Rochimah , BTCLS, PPI
8. 2007 II PJ DIII
AMK
A. Ismoyo Dewo, BTCLS, PPI
9. 2020 I AN NERS
S.Kep, Ns
Tri Enji Stafiani, BTCLS, PPI
10. 2019 II PJ NERS
S.Kep, Ns
Ngasirotun Jamilah, BTCLS, PPI
11. 2004 III KATIM NERS
S.Kep, Ns
Anifatul Faizah, BTCLS, PPI
12. 2009 II PJ DIII
AMK
Kartika Ardana, BTCLS, PPI
13. 2019 I AN NERS
S.Kep, Ns
Nur Istiqomah, BTCLS, PPI
14. 2022 I AN NERS
S.Kep, Ns
Rizal Achmad BTCLS, PPI
15. Nurdiyanto, A.Md, 2019 I AN DIII
Kep
Riska Tri I, S.Kep, BTCLS, PPI
16. 2021 I AN NERS
Ns
17. Fita Rizki A, AMK 2014 II PJ DIII BTCLS, PPI
Dyah Meitasari, BTCLS, PPI
18. 2019 I AN DIII
A.Md, Kep
Bayu Andre BTCLS, PPI
19. Setiawan, A.Md, 2022 II AN DIII
Kep
Ade Wahyu Putri E,
20. 2021 I AN DIII BTCLS, PPI
A.Md, Kep
Nur Janah Agustini,
21. III PJ NERS BTCLS, PPI
S.Kep, Ns
22. Dina Khairani 2020 ADM S1

25
23. Sutarman 1989 TRP SMA

Analisa :
Setelah di observasi selama 3 hari di ruang Wijayakusuma tenaga
perawat sebagian besar adalah lulusan DIII yang berjumlah 8 orang dan
11 orang perawat yang berpendidikan S1 Ners. Sehingga kualitas tenaga
perawat dipengaruhi oleh faktor tingkat Pendidikan. Dimana diharapkan
bahwa perawat yang berpendidikan S1 Ners akan lebih dapat
mengkoordinasi sistem pelayanan rumah sakit dengan baik. Banyaknya
perubahan baik yang akan menimbulkan dampak baik bagi kemajuan
ruangan yang telah dikelola. Namun, pengalaman dengan lamanya
bekerja di RS dengan rata-rata pengalaman kerja lebih dari 10 tahun
tersebut juga dapat mempengaruhi pola pikir perawat untuk menciptakan
perubahan baik bagi ruangan tanpa dilihat dari sisi jabatan perawat
tersebut.
b. Pasien
1) Kajian Teori
Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah
kesehatannya untuk memperoleh pelayanan Kesehatan yang
diperlukan, baik secara langsung maupun tidak langsung di Rumah
sakit.
2) Kajian Data
- Data demografi pasien
Tabel 3.6 Jumlah pasien yang dirawat di Ruang Wijayakusuma
Berdasarkan Demografi Tanggal 1-23 Maret 2023
No. Kabupaten Jumlah Presentase (%)
1 Banyumas 299 65 %
2 Cilacap 89 19,35 %
3 Banjarnegara 38 8,26 %
4 Purbalingga 28 6,09%
5 Bandung 3 0,65%
6 Tegal 1 0,21%
7 Brebes 2 0,43%
Total 460 100%

26
Sumber : hasil data tertulis dari ruang Wijayakusuma oleh
mahasiswa ners UMP

Analisa : Berdasarkan data yang sudah di rekap dari Maret 2023


didapatkan hasil bahwa presentase pasien terbanyak berasal dari
kabupaten banyumas, yaitu 65% sedangkan presentase pasien paling
sedikit berasal dari kabupaten bandung, tegal, dan brebes.
 Data Kasus di Ruang Wijayakusuma

Tabel 3.7 Data Diagnosa Keperawatan Yang Sering Muncul Di


Ruang Wijayakusuma (Tanggal 1-23 Maret 2023)
No Diagnosa Presentase %
1 Nyeri akut 40,9%
2 Hipertermia 22,72%
3 Ketidakstabilan kadar glukosa darah 9,09%
4 Pola nafas 9,09%
5. Penurunan curah jantung 4,54%
6. Perfusi jaringan 9,09%
7. Diare 4,54%

Sumber : hasil data tertulis dari ruang Wijayakusuma oleh


mahasiswa ners UMP
Analisa : Berdasarkan studi dokumentasi yang didapatkan pada
Rekam Medik, diagnose keperawatan paling banyak ditemukan yaitu
nyeri akut dengan presentasi 40,9%.

2. MONEY
a. Kajian Teori
Money atau uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat di
abaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-keciln
ya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam peru
sahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk
mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasio
nal. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan

27
untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus d
ibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.

Menurut UU No 28 Tahun 2009, pendapatan asli daerah adalah su


mber keuangan daerah yang digali dari wilayah daerah yang bersangkuta
n yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelo
laan kekayaan daerah yang dipisah-pisahkan dan lain-lain pendapatan asl
i daerah yang sah.

b. Kajian Data

Berdasarkan hasil data subyektif di Ruang Wijayakusuma terdap


at beberapa sumber pendapatan rumah sakit umum daerah Banyumas, ant
ara lain :

1) Daftar Isian Proyek pemerintah pusat dari APBN.

2) Daftar Isian Kegiatan dari APBN.

3) Pendapatan Fungsional dan Non fungsional dari pendapatan pelayanan


Rumah Sakit

4) Pendapatan rumah sakit : Tarif ruangan

Paket tarif harian meliputi akomodasi, jasa visit 1 dokter DPJP, asuhan / t
indakan keperawatan, jasa pelayanan BPJS, jasa pelayanan makanan. Di l
uar pelayanan tersebut dikenakan tarif sesuai ketentuan.

Tabel 3.8 Tarif Ruang Wijayakusuma Rsud Banyumas Periode 1 Ma


ret 2023 – 23 Maret 2023
NO KELAS PAKET

1 VIP 500.000

2 Kelas 2 220.000

Sumber : Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Ruang Wijayakusu


ma 2023
Tabel 3.9 Laporan Pendapatan Total Ruang Wijayakusuma
Berdasarkan Payor
Periode 1 Maret 2023 – 23 Maret 2023

28
BPJS NON PBI Rp. 113,671,360,00

UMUM Rp. 22.533.984,00

TOTAL Rp. 136.205.344,00

Sumber : Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Ruang Wijaya Kusu


ma 2023
Analisa :

Berdasarkan system informasi manajemen rumah sakit ruang Wijaya Kus


uma pendapatan tertinggi di ruang Wijayakusuma diperoleh dari BPJS P
BI yaitu Rp. 113.671.360,00, dan paling sedikit diperoleh dari Umum yai
tu Rp. 22.533.98,00

3. MATERIAL (SARANA DAN PRASARANA)


a. Kajian Teori
Material terdiri dari bahan setengah jadi (row material) dan
bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik,
selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat
menggunakan bahan atau materi-materi sebagai alat atau sarana. Sebab
materi dan manusia tidak dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan
tercapai hasil yang dikehendaki (Kesmas, 2015).
Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau
mengubah energi untuk melakukan atau membantu pelaksanaan tugas
untuk mencapai tujuan. Alat-alat yang digunakan sebagai penunjang
bagi pelaksanaan tindakan keperawatan pada setiap ruangan (Brantas,
2009).
Mebeler memiliki definisi perabot yang diperlukan, berguna,
atau disukai, seperti barang atau benda yang dapat dipindah-pindah,
digunakan untuk melengkapi rumah, kantor, dan instansi rumah sakit.
Mebeler adalah istilah yang digunakan untuk perabot rumah tangga
yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan barang, tempat duduk,
tempat tidur, tempat mengerjakan sesuatu dalam bentuk meja atau
tempat menaruh barang di permukaannya (Postell, 2009).

29
Terdiri dari bahan setengah jadi dan bahan jadi. Dalam dunia
usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik selain manusia yang ahli
dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan atau materi
sebagai salah satu sarana. Standar peralatan keperawatan adalah
penetapan peralatan material yang meliputi kebutuhan (jumlah, jenis,
spesifikasi) serta pengelolaannya dalam upaya mewujudkan pelayanan
keperawatan yang berkualitas. Pengertian dan ruang lingkup standar
yaitu:
1) Pengertian
Standar peralatan keperawatan adalah perawatan keperawatan
yang meliputi penentuan kebutuhan (jumlah jenis dan spesifikasi)
serta pengelolaannya dalam upaya mewujudkan pelayanan
keperawatan yang berkualitas.
2) Ruang Lingkup
Perawatan keperawatan yang dimaksud dalam standar ini terdiri dari
(a) Alat tenun
(b) Alat kesehatan
(c) Alat rumah tangga
(d) Alat pencatatan dan pelaporan keperawatan
Pengelolaan peralatan keperawatan yang meliputi: standar
perencanaan, standar pengadaan, standar distribusi, standar
penggunaan, standar pemeliharaan, standar penggantian, standar
penghapusan dan standar pengawasan dan pengendalian.
(e) Jenis Standar
a) Standar 1 : alat tenun
(a) Pernyataan
Penetapan kebutuhan alat tenun berdasarkan
jumlah, jenis dan spesifikasi menjamin tersedianya alat
tenun yang memadai untuk mencapai tujuan pelayanan
keperawatan.
(b) Rasional

30
Terpenuhinya kebutuhan alat tenun untuk
mendukung pelayanan keperawatan yang lebih efektif
dan efisien.
(c) Kriteria Struktur :
- Adanya kebijakan rumah sakit tentang pengelolaan
alat tenun.
- Adanya mekanisme pengelolaan alat tenun di rumah
sakit.
- Adanya SOP/ protap penggunaan alat tenun.
- Adanya SOP/ protap pemeliharaan alat tenun.
- Adanya standar alat tenun yang meliputi jumlah,
jenis, dan
- spesifikasi.
- Adanya pedoman menghitung alat tenun.
- Adanya tempat penyimpanan alat tenun yang
memadai.
- Adanya pengelolaan alat tenun.
(d) Kriteria Proses:
- Mengidentifikasi kebutuhan alat tenun sesuai
jumlah, jenis dan spesifikasi.
- Menyusun rencana kebutuhan alat tenun sesuai
beban kerja dan jenis pelayanan.
- Pelaksanaan pendistribusian, pemeliharaan, dan
penyimpanan alat tenun sesuai SOP/ protap.
- Melaksanakan koordinasi antara bidang keperawatan
dengan unit kerja terkait dalam pengelolaan alat
tenun.
- Mengoptimalkan alat tenun menurut fungsi dan
masa pakai.
- Melaksanakan pencatatan dan pelaporan
penggunaan alat tenun secara teratur dan berkala.
(e) Kriteria Hasil :

31
- Tersedianya alat tenun sesuai standar.
- Tersedianya dokumen meliputi jumlah, jenis,
spesifikasi, kondisi dan masa pakai alat tenun.
Tabel 3.10 Teori Kebutuhan Linen
No Nama barang Ratio
1 Gordyn 1:2
2 Baju perawat 1:5
3 Seprai besar 1:5
4 Manset dewasa 1:4
5 Topi 1:3
6 Penutup seprai 1:5
7 Piyama 1:5
8 Selimut wool 1:1
9 Selimut biasa 1:5
10 Seprai kecil 1 : 6-8
11 Sarung bantal 1:6
12 Sarung guling 1:3
13 Sarung kasur 1:1
14 Sarung buli buli panas 1:4
15 Sarung eskap 1 :4
16 Sarung windring 1 : 10
17 Sarung oksigen 1:3
18 Taplak meja pasien 1:3
19 Taplak meja teras 1:3
20 Vitrase 1:2
21 Tutup alat 1:2
22 Stik laken 1 : 6-8
23 Handuk 1:3
24 Waslap 1:5
25 Banak short 1:2
26 Handuk fontanin 1:5
27 Lap piring 1:4
28 Lap kerja 1:2
29 Masker 1:2
30 Duk 1:3
31 Duk lubang 1:3
Sumber : Depkes RI 2001
b) Standar 2: Alat kesehatan
(a) Pernyataan:
Penetapan kebutuhan alat keperawatan baik dari segi ju
mlah, jenis dan spesifikasi menjamin tersedianya alat k
eperawatan yang memadai untuk mencapai tujuan pelay
anan keperawatan.
(b) Rasional:

32
Terpenuhinya alat keperawatan yang memadai untuk m
endukung pelayanan keperawatan yang efektif dan efisi
en.
(c) Kriteria struktur:
- Adanya kebijakan RS tentang pengelolaan alat
keperawatan.
- Adanya mekanisme pengelolaan alat keperawatan
dan kebidanan di RS.
- Adanya SOP/Protap penggunaan alat keperawatan.
- Adanya SOP/Protap pemeliharaan alat keperawatan.
- Adanya standar alat meliputi jumlah, jenis dan
spesifikasi
- Adanya pedoman menghitung kebutuhan alat
keperawatan
- Adanya tempat penyimpanan alat keperawatan yang
memadai
(d) Kriteria proses:
- Mengidentifikasi kebutuhan alat keperawatan sesuai
dengan jumlah, jenis dan spesifikasi
- Menyusun rencana kebutuhan alat keperawatan yang
meliputi jumlah, jenis dan spesifikasi
- Melaksanakan pendistribusian, pemeliharaan dan pe
nyimpanan alat keperawatan SOP
- Melaksanakan koordinasi antara bidang keperawatan
dengan unit kerja terkait dalam pengelolaan alat
untuk pelayanan keperawatan.
- Mengoptimalkan alat menurut fungsi dan masa
pakai sesuai dengan SOP
- Melaksanakan pencatatan dan pelaporan
penggunaan alat keperawatan secara teratur dan
berkala
(e) Kriteria hasil:

33
- Tersedianya alat keperawatan sesuai dengan standar
- Adanya dokumen meliputi frekuensi penggunaan
alat tertentu, kondisi dan masa pakai alat
keperawatan.
- Adanya daftar inventaris alat keperawatan ditiap unit
kerja secara teratur dan berkala.
- Alat keperawatan di ruang rawat inap umum dengan
kapasitas 11 kamar dengan 1 pasien per ruangan.
Tabel 3.11 Teori Kebutuhan Alat kesehatan
NO Nama Barang Ratio : Alat
1 Tensi meter 2 / Ruangan
2 Stetoskop 2 / Ruangan
3 Timbangan berat badan/ tinggi badan 1 / Ruangan
4 Irigator set 2 / Ruangan
5 Sterilisator 1 / Ruangan
6 Tabung oksigen 12 / Ruangan
7 Slym zuiger 2 / Ruangan
8 V C set 2 / Ruangan
9 Gunting verban 2 / Ruangan
10 Korentang dan semptung 2 / Ruangan
11 Bak instrumen besar 2 / Ruangan
12 Bak instrumen sedang 2 / Ruangan
13 Bak instrumen kecil 2 / Ruangan
14 Blas spuit 2 / Ruangan
15 Gliserin spuit 2 / Ruangan
16 Bengkok 2 / Ruangan
17 Pispot 1 Pasien : 2
18 Urinal 1 Pasien : 2
19 Set angkat jahit 2 / Ruangan
20 Set ganti balutan 5 / Ruangan
21 Termometer 5 / Ruangan
22 Standar infus 1:1
23 Eskap atau ice bag 1 Pasien : 4
24 Masker oksigen 12 / Ruangan

34
25 Nasal kanul 12 / Ruangan
26 Reflek hammer 1 / Ruangan
Sumber: Departemen Kesehatan RI Tahun 2001
c) Standar 3: Alat rumah tangga
(a) Pernyataan:
Penetapan kebutuhan alat rumah tangga rawat inap baik
dari segi jumlah, jenis dan spesifikasi menjamin tersedi
anya alat rumah tangga yang memadai untuk mencapai
tujuan pelayanan keperawatan.
(b) Rasional:
Terpenuhinya kebutuhan alat rumah tangga rawat inap
yang memadai dalamupaya mendukung pelayanan kepe
rawatan yang efektif dan efisien.
(c) Kriteria Struktur:
- Adanya kebijakan RS tentang pengelolaan alat
rumah tangga rawat inap
- Adanya mekanisme pengelolaan alat rumah tangga
rawat inap di RS.
- Adanya SOP penggunaan alat rumah tangga rawat
inap.
- Adanya SOP pemeliharaan penggunaan rumah
tangga rawat inap.
- Adanya standar meliputi jumlah, jenis dan
spesifikasi alat rumah tangga rawat inap.
- Adanya pedoman menghitung kebutuhan alat rumah
tangga rawat inap
- Adanya tempat penyimpanan alat rumah tangga
rawat inap yang memadai
Tabel 3.12 Teori Kebutuhan Alat Rumah Tangga

35
No Jenis barang Ratio
1 Kursi roda 2-3/ Ruangan
2 Lemari obat emergency 1 / Ruangan
3 Meja pasien 1:1
4 Over bed table 1:1
5 Standar infus 2-3 / Ruangan
6 Standar Waskom double 4-6 / Ruangan
7 Waskom mandi 8-12 / Ruangan
8 Lampu sorot 1 / Ruangan
9 Lampu senter 1-2 / Ruangan
10 Lampu kunci duplikat 1 / Ruangan
11 Nampan 2-3 / Ruangan
12 Tempat tidur fungsional 1:1
13 Tempat tidur biasa 1:2
14 Troli obat 1 / Ruangan
15 Troli balut 1 / Ruangan
16 Troli pispot 1 / Ruangan
17 Troli suntik 1 / Ruangan
18 Timbangan BB/TB 1 / Ruangan
19 Dorongan oksigen 1 / Ruangan
20 Piring makan 1:1
21 Piring snack 1:1
22 Gelas 1:1
23 Tatakan dan tutup gelas 1:2
24 Sendok 1:2
25 Garpu 1:2
26 Kran air 1:1
27 Baki 5 / Ruangan
28 Tempat sampah pasien 1:1
29 Tempat sampah besar 4 / Ruangan
30 tertutup 2 / Ruangan
Senter

Sumber: Departemen Kesehatan RI Tahun 2001


d) Standar 4: Alat pencatatan dan pelaporan

36
(a) Pernyataan:
Penetapan kebutuhan alat pencatatan dan pelaporan bai
k dari segi jumlah dan jenisnya yang dapat menjamin p
elaksaan dan pelaporan dalam menunjang tercapainya t
ujuan pelayanan keperawatan.
(b) Rasional:
Terpenuhinya alat pencatatan dan pelaporan yang
diperlukan dalam upaya mendukung pelayanan
keperawatan yang efektif dan efisien.
(c) Kriteria struktur:
- Adanya kebijakan RS tentang pengelolaan alat
pencatatan dan pelaporan keperawatan.
- Adanya mekanisme pengelolaan alat pencatatan
pelaporan di RS
- Adanya petunjuk teknis pengisian alat pencatatan
dan pelaporan
- Adanya SOP/Protap penyimpanan alat pencatatan
dan pelaporan
- Adanya standar alat pencatatan dan pelaporan
meliputi jumlah, jenis dan spesifikasi
- Adanya pedoman menghitung kebutuhan alat
pencatatan dan pelaporan.
- Alat pencatatan dan pelaporan di ruang rawat inap
dengan kapasitas 30 orang pasien per ruangan.
b. Kajian Data
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama 1 hari (20 Maret
2023), berikut kami sampaikan hasil sebagai berikiut :
a) Data Alat Tenun
Tabel 3.14 Data Alat Tenun di Ruang Wijayakusuma
Periode 1 – 23 Maret 2023
No Nama Jumlah Kondisi
1 Gaun gown 74 Baik

37
2 Baju Perawat (Tindakan) 23 Baik
3 Celana perawat 26 Baik
4 Kerudung 23 Baik
5 Perlak 31 Baik
6 Baju pasien 43 Baik
7 Sarung guling 64 Baik
8 Sarung bantal 20 Baik
9 Sprei 60 Baik
10 Linen kotor 9
11 Stik Laken 109 Baik
12 Set(sprei,sarban, 39 Baik
sargul,selimut)
13 Gorden - Tidak ada

Sumber : observasi mahasiswa profesi ners UMP

Analisa Alat Tenun :


Berdasarkan hasil observasi didapatkan data bahwa semua kondisi
alat tenun masih dalam keadaan baik. Kebutuhan alat tenun di
ruang Wijayakusuma sudah terpenuhi sesuai dengan ketentuan dari
DepKes RI, namun pasien mengeluhkan tidak ada gorden penyekat
yang ada diruang kelas 2.

b) Data Alat Keperawatan


Tabel 3.15 Data Alat Kesehatan di Ruang Wijayakusuma
Periode 1 – 23 Maret 2023
No Nama Jumlah Kondisi

38
1 Tensimeter
-Tensimeter manual 31 Baik
-tensimeter digital 3 Baik

2 Stetoskop 4 Baik
3 Timbangan
-Dewasa 1 Baik
-Bayi 1 Baik
4 Bak instrument besar 4 Baik
Kecil 1
5 Bengkok - -
6 Pispot 32 Baik
7 Termometer digital 3 Kondisi baik 2,
rusak 1
8 Standar infus 32 Baik
9 Set ganti balut 2 Baik
12 Torniquet 4 Baik
13 Kursi roda 3 Baik
14 Troly obat 3 Baik
15 Kasur dekubitus 1 Baik
21 Safety box jarum/ 3 Baik
derigen
22 APAR 2 Baik
23 Oksigen portable 2 Baik
24 Tempat sampah 6 Baik
infeksius
25 Oxymetri 2 Baik
28 Glukotest 1 Baik
29 Kerangjang sampel 1 Baik
30 Tremos darah 1 Baik

Sumber : Observasi mahasiswa profesi Ners UMP


Analisa Alat Keperawatan : Berdasarkan hasil observasi
keadaan alat keperawatan dalam kondisi baik dan telah
sesuai dengan ketentuan dari panduan DepKes RI, kecuali
termometer terdapat 1 yang tidak berfungsi.

39
c) Data Alat Rumah Tangga
Tabel 3.16 Data Alat Rumah Tangga di Ruang Wijayakusuma
Periode 1-23 Maret 2023
No Nama Jumlah Kondisi
1 Over bed table 11 Baik
Meja pasien 32 Baik
2 Lemari obat emergency 1 Baik
3 Bed pasien 32 Baik
4 Standar infuse 32 Baik
5 Tempat sampah besar Tidak ada
tertutup - diruangan
- Infeksius
- Bersih
6 Piring 45 Baik
7 Baskom 2 Baik
9 Lemari Linen 2 Baik
10 Lemari loker 4 Baik
11 Lemari RM 2 Baik
12 Etalase 2 Baik
14 Kursi Perawat 16 Baik
15 Jam dinding 20 Baik
16 Kursi Tunggu 32 Baik
17 Meja Tulis 2 Baik
18 Ember 31 Baik

Sumber : Observasi mahasiswa profesi Ners UMP

Analisa Alat Rumah Tangga : Berdasarkan hasil


observasi keadaan alat rumah tangga dalam kondisi baik
dan telah sesuai dengan pedoman ketentuan dari DepKes
RI.
d) Inventaris Daftar Mebeler

40
Tabel 3.17 Daftar Mebeler di Ruang Wijayakusuma
Periode 1-23 Maret 2023
No Jenis Alat/Fasilitas Jumlah Keterangan
Saat Ini
1 Meja kayu 4 Baik
2 Kursi busa 16 Baik
3 Troli stenlis 3 Baik
4 Almari obat 1 Baik
5 Rak piring 1 Baik
6 Tempat tidur pasien 32 Baik
7 Brangkar 1 Baik
8 Etalase 2 Baik
9 Meja pasien 32 Baik
10 Sofa perawat 4 Baik
Sumber: Observasi Mahasiswa Ners universitas muhammadiyah
purwokerto 2023

Analisa:
Berdasarkan observasi yang dilakukan kondisi alat
mebeler di Ruang Wijayakusuma dalam keadaan baik dan
sesuai dengan ketentuan dari DepKes RI.
e) Inventaris Alat Elektronik

Tabel 3.18 Inventaris Alat Elektronik di Ruang Wijayakusuma


periode 1-23 Maret 2023

Mutasi Ʃ
No. Nama Alat Ʃ awal Ket.
Tambah Kurang akhir
1 Kulkas 15 - - 15 Baik
2 AC 35 - - 35 Baik
Jam 20 - - 20 Baik
3
Dinding
4 Telepon 32 - - 32 Baik
5 TV 30 - - 1 Baik
Kipas - - - - Baik
7
Angin
8 Komputer 5 - - 5 Baik
9. Printer 2 - - 2 Baik
Sumber: Observasi Mahasiswa Ners universitas muhammadiyah pu
rwokerto 2023

41
Analisa :
Berdasarkan tabel diatas kondisi alat mesin di Ruang
Wijayakusuma dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi
kebutuhan alat medis masing-masing pasien.
f) Tata Letak Ruang

Ruang Wijayakusuma merupakan ruang perawatan kelas vip


dan kelas 2 mempunyai kamar berjumlah 32 kamar. Masing-
masing kamar vip mempunyai fasilitas yaitu 1 bed pasien, AC, tv,
kulkas, 1 kursi penunggu, 1 meja pasien,1over bed table, 1 set sofa,
1 telfon, 1 tensi manual,1 sofa bed lipat, 1 jam dinding. Dan untuk
kamar kelas 2 mempunyai fasilitas 2 bed pasien,2 meja pasien,
2kursi penunggu pasien,1 AC, 1jam dinding. Sarana pendukung
yang ada di Ruang Wijayakusuma ada nurse station, dapur, kamar
mandi, gudang, ruang obat, ruang tindakan, ruang linen dan ruang
conferens.
Analisa:
a) Ruang Nurse Station

Terletak di tengah antara kamar ruang vip dan kelas 2.


Pencahayaan pada siang dan malam hari cukup terang, sirkulasi
udara cukup baik terdapat AC. Penempatan alat kerja diruangan
sudah rapi namun akan lebih rapi bila memanfaatkan tempat
atau rak yang kosong untuk menyimpan barang-barang atau
dokumen sehingga memudahkan untuk pencarian.
b) Ruang Tindakan
Terletak di tengah antara kamar ruang vip dan kelas 2,
letak penyimpanan dekat dengan ruang perwat dan kamar
pasien. Pencahayaan ruangan kurang sehingga memerlukan
lampu saat siang dan malam hari namun kondisi saat ini lampu
yang digunakan sudah cukup baik. Terdapat 2 etalase, 1 lemari,
1 kulkas, di dalam ruangan tidak terdapat troli karena troli
diletakan di depan ruang tindakan, tidak dilengkapi alat-alat

42
yang menunjang dan tidak ada bed pasien sehingga tidak dapat
mendukung untuk tindakan.
c) Ruang Obat
Terdapat lemari khusus obat untuk masing-masing pasien
sehingga memudahkan saat mencari dan mempersiapkan obat u
ntuk pasien. Terdapat etalase untuk meletakkan infus diletakkan
sesuai kamar pasien dan terdapat kulkas untuk penyimpanan oba
t.

4. MACHINE
a. Kajian Teori
Machine atau mesin adalah alat yang digunakan untuk mencapai
tujuan. Alat-alat yang akan digunakan sebagai penunjang bagi
pelaksanaaan tindakan keperawatan pada setiap ruangan. Machine atau
mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan
keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efisiensi kerja.
b. Kajian Data
Tabel 3.19 Daftar Mesin di Ruang Wijayakusuma periode 1-
23 Maret 2023
No Nama Alat Jumlah Kondisi

1 Nebulizer 3 Baik

2 EKG 3 Baik

3 Suction 3 Baik

4 Syringe pump 5 Baik

5 Infus Pump 5 Baik

Sumber : Hasil observasi mahasiswa profesi Ners UMP


Analisa : Berdasarkan data di ruang Wijayakusuma kondisi
mesin yang berada di ruangan masih baik dan cukup memadai
untuk kebutuhan pasien.

5. METODE

43
a. Kajian Teori
a) Metode Penugasan
Metode penugasan adalah suatu cara untuk membagi pekerjaan
yang ada di suatu unit perawatan kepada tenaga yang ada di unit
tersebut. Terdapat metode penugasan yang sering digunakan di
ruangan sebagai berikut :
1) Metode Fungsional
Metode fungsional penugasan asuhan keperawatan terdiri
dari pemisahan tugas keperawatan yang terlibat di dalam setiap
perawatan pasien dan penugasan masing-masing anggota staf
keperawatan untuk melakukan satu atau dua fungsi bagi semua
pasien di sebuah unit.
Kelebihannya :
Masing-masing anggota staf memiliki kesempatan untuk
menjadi sangat terampil di dalam melakukan satu atau dua tugas
yang merupakan spesialisnya.
Kekurangannya :
Perawatan setiap pasiennya dipilah pilah, tidak total sehingga
proses keperawatan sulit diterapkan dan perawat melihat askep
hanya sebagai ketrampilan saja.
2) Metode Tim
Konsep :
- Ketua tim adalah perawat yang berpendidikan luas dan
berpengalaman.
- Komunikasi efektif diperlukan untuk kelanjutan askep.
- Dokumentasi harus selalu divalidasi.
- Pelaksanaan metode tim harus fleksibel, dapat dilakukan
pada shift pagi, sore, malam.
Kelebihannya :
- Pelayanan keperawatan yang komprehensif.
- Memungkinkan penerapan proses keperawatan.

44
- Konflik atau perbedaan pendapat antar staf dapat di tekan
melalui rapat tim.
- Memberi kepuasan bagi anggota tim melalui hubungan
interpersonal.
Kekurangannya :
- Rapat tim memerlukan waktu.
- Tidak dapat dilakukan bila perawat belum terampil atau
berpengalaman.
- Pertanggunggugatan dalam tim tidak jelas.
3) Metode Primary
Metode penugasan utama bekerja baik di dalam sebuah
organisasi dengan staf perawat yang semuanya berijazah.
Masing-masing perawat diberikan seluruh tanggungjawab bagi
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian perawatan pasien untuk
semua beban tugas kecil. Dalam metode ini, seorang perawat
bertanggung jawab dalam askep klien yang menjadi tanggung
jawabnya selama 24 jam terus-menerus dari datang sampai
pulang. Keperawatan tim merupakan sebuah metode penugasan
perawatan yang dimaksudkan untuk menghasilkan sekelompok
perawat professional, teknis dan penyokong. Kelompok ini
dipimpin oleh perawat yang berijazah dan berpenglaman serta
punya pengetahuan di bidangnya.
4) Metode Modular
Metode modular adalah pengorganisasian pelayanan/askep
yang dilakukan perawat professional untuk sekelompok klien
semenjak masuk rumah sakit sampai pulang (tanggung jawab
total). Untuk metode ini perlu perawat yang berpengatuan,
terampil, dan punya kemampuan kepemimpinan. Keuntungan
dan kerugian metode ini merupakan gabungan metode primer
dan tim.

45
b. Kajian Data :
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan didapatkan
jumlah staf Ruang Wijayakusuma 23 orang, dengan perincian 1 orang
Kepala Ruang, 2 orang Ketua Tim, 18 orang Perawat Pelaksana 1 orang
dibagian Administrasi, dan 1 orang Transporter.
c. Analisa Data :
Metode penugasan yang digunakan di Ruang menggunakan metode
modular. Alurnya dimulai dengan membaca laporan yang dibuat shift
malam kepada perawat shift pagi, selanjutnya melakukan timbang terima,
setelah timbang terima kemudian secara langsung dari pasien satu ke
pasien lainnya, setelah semua dioperkan dilanjutkan dengan pre
conference yang tujuannya adalah pembagian tugas dan Menyusun
rencana kegiatan, pada akhir pelayanan dilakukan pre cpnference (belum
efektif), selanjutnya dilakukan operan sore (dari jaga pagi ke jaga sore)
dan seterusnya.

5) Metode Asuhan

1) Kajian Teori

Standart adalah suatu tingkat kinerja yang secraa umum dikenal


sebagai sesuatu yang dapat diterima, adekuat, memuaskan dan digunakan
sebagai tolak ukur atau titik acuan yang digunakan sebagai pembanding.
Standart praktek keperawatan merupakan norma atau penegasan tentang
mutu pekerjaan seorang perawat yang dianggap baik, tepat dan benar, ya
ng merumuskan sebagai pedoman pemberian asuhan keperawatan serta s
ebagai tolak ukur dalam penilaian penampilan kerja seorang perawat. Sta
ndart asuhan keperawatan mempunyai 3 tujuan, yaitu :

(a) Meningkatkan mutu asuhan keperawatan dengan memusatkan upaya


meningkatkan motivasi perawat terhadap pencapaian tujuan.

(b) Mengurangi biaya asuhan keperawatan dengan mengurangi kegiatan


asuhan keperawatan yang tidak penting.

46
(c) Memberikan landasan untuk menentukan kelainan keperawatan denga
n mengantisipasi suatu hasil yang tidak memenuhi standar dalam ashu
an keperawatan.

Tujuan dilakukan SOP pada saat tindakan adalah sebagai berikut :

(a) Petugas atau pegawai menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas
/pegawai atau tim dalam organisasi atau unit kerja. Memenuhi 53 alur
tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas atau pegawai terkai
t.

(b) Mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam orga
nisasi.

(c) Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas
dan pegawai terkait.

(d) Melindungi organisasi atau unit kerja dan petugas/pegawai dari malpr
aktek atau kesalahan administrasi lainnya.

(e) Untuk menghindari kegagalan atau kesalahan, keraguan, dipublikasik


an dan efisiensi.

Fungsi SOP adalah sebagai berikut :

(a) Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim atau unit kerja

(b) Sabagai dasar hukum, bila terjadi penyimpangan

(c) Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak

(d) Mengarahkan petugas atau pegawai untuk sama-sama disiplin dalam


bekerja.

Keuntungan adanya SOP adalah sebagai berikut :

(a) SOP yang baik akan menjadi pedoman bagi pelaksana, menjadi alat k
omunikasi dan pengawasan dan menjadikan pekerjaan diselesaikan se
cara konsisten

47
(b) Para pegawai akan lebih memiliki percaya diri dalam bekerja dan tau
apa yang harus dicapai dalam setiap pekerjaan SOP juga bisa dipergun
akan sebagai salah satu alat training dan bisa digunakan untuk menguk
ur kinerja pegawai

2) Kajian Data

Tabel 3.20 Daftar SPO Di Ruang Wijayakusuma

1. Pemantauan pengobatan pasien TB


2. Pelayanan pasien TB rawat jalan
3. Pengumpulan dahak
4. Pelayanan pasien tahap terminal
5. Pelayanan OAT pasien TB rawat inap
6. Identifikasi pasien melalui TemPO
7. jejaring eksternal TB DOTS
8. Jejaring eksternal
9. Jejaring internal
10. Pelacakan kasus mangkir
11. Pelayanan pasien TB di IGD
12. Penatalaksanaan suspek MDR TB
13. Penatalaksanaan pasien TB HIV
14. Pencatatan dan pelaporan pasien TB
15. Penegakan diagnosa TB anak
16. Penegakan diagnosis pasien tuberkulosis
17. Penetapan klasifikasi dan tipe pasien TB
18. Pengobatan pasien TB
19. Pengawas menelan obat
20. Pengelolaan obat kadaluarsa
21. Pengumpulan dahak
22. Perencanaan pengadaan dan penyimpanan OAT
23. Rujukan pasien TB

48
24. Penerimaan rujukan pasien dari UPK lain
25. Screening batuk
26. Tes mantoux atau tuberculin
27. Penegakan diagnosis pasien TB
28. Penggantian obat emergency
29. Penyimpanan obat emergency
30. Pendidikan kesehatan: konseling obat
31. Rekonsiliasi obat
32. Verifikasi obat sebelum pemberian
33. Permintaan darah untuk pelaksanaan transfusi darah
34. Pengambilan spesimen urine
35. Resusitasi jantung paru lanjut
36. Penatalaksanaan pasca pajanan
37. Penyimpanan bahan berbahaya dan beracun (B3) golong
an gas medik
38. Penyimpanan bahan berbahaya dan beracun (B3) golong
an cairan mudah menyala
39. Monitoring saturasi oksigen
40. Cara penentuan hasil kritis
41. Perlindungan kelompok berisiko
42. Pengambilan Spesimen sputum
43. Pengiriman spesimen
44. Pemasangan asistensi intubasi endotracheal tube
45. Resusitasi jantung paru lanjut
46. Melakukan challenge test
47. Melepas alat CVC dan PICC di pasien
48. Koreksi albumin
49. Pelayanan laboratorium rujukan satu pintu
50. Pengambilan spesimen feses
51. Pengambilan bahan pemeriksaan kultur dan sensitifitas
52. Pemberian obat inotropik positif ( dopamin, dobutamin,

49
norepinerin) secara drip kontinyu dengan sering pump
53. Lembar observasi dan implementasi harian ICU
54. pemasangan peripherally inserted central Catheters (PIC
C)
55. Pemindahan pasien dari ICU je rawat inap
56. Melakukan pengalihan ventilator dengan T-PIECE
57. monitoring saturasi oksigen
58. Pemakaian infus pump
59. Suctioning melalui endotracheal tube
60. Pemberian obat inhalasi pada pasien terpasang ventilator
61. Pemantauan pasien dengan bedside monitor
62. Do not resuscitate (DNR)
63. Perawatan pasien terpasang ventilator
64. Perawatan balon (cuff) di endotrachea (ETT)
65. Pengambilan darah arteri
66. Koreksi kalium
67. Prosedur pasien pulang atas permintaan sendiri
68. Melakukan bronchial washing endotracheal tube
69. Melakukan extubasi endotracheal
70. Kriteria pasien masuk dan keluar instalasi pelayanan int
ensife
71. Penerimaan pasien ICU
72. perawatan pasien terpasang tracheostomi tube
73. Prosedur pasien pulang rawat
74. Prosedur catatan perkembangan pasien
75. Permintaan pemeriksaan laboratorium di ICU
76. Kebersihan tangan
77. Penatalaksanaan pasca pajanan limbah tajam terkontami
nasi (cairan tubuh)
78. Catatan terintegrasi
79. Penatalaksanaan tertusuk jarum atau benda tajam

50
80. Prosedur konsul pasien
81. Permintaan pemeriksaan radiologi di ICU
82. Cara penentuan hasil kritis
83. Prosedur pencatatan rekam medis
84. Pemberian edukasi
85. Pemantauan central venous pressure (CVP)
86. Monitoring dan perawatan pasien di layanan intensife
87. Koreksi albumin
88. Pengambilan instrumen on steril
89. Dekontaminasi alat medis logam
90. Peminjaman instrumen steril
91. Penerimaan kemasan on steril
92. Pelayanan kerohanian
93. Pengumpulan linen kotor
94. Pengambilan atau pengangkutan linen kotor
95. Pengadaan atau bon linen baru
96. Serah Terima linen baru
97. Distribusi linen baru
98. Distribusi linen bersih
99. Melepas alat CVC dan PICC di pasien
100. Penerimaan pasien HCU
101. pencatatan dan pelaporan pasien TB
102. pemantauan pengobatan tuberkulosis
103. Bantuan tim code blue di rumah sakit
104. Pembuangan sampah benda tajam
105. Pembuangan sampah infeksius
106. Pembuangan sampah
107. Pengambilan penitipan kemasan steril
108. Pengendalian barang kadaluwarsa
109. Pemakaian syringe pump

51
110. Penatalaksanaan TB - HIV
111. Etika batuk
112. Penanganan komplain pelanggan secara lisan melalui t
elepon
113. Penanganan komplain pelanggan secara terbuka di uni
t-unit kerja
114. Pemberian kartu Identitas pengunjung di luar jam besu
k
115. Penanganan komplain pelanggan secara terbuka melalu
i media masa
116. Penetapan klasifikasi dan type pasien TB
117. Pemberian informed consent
118. Perlindungan terhadap kekerasan fisik
119. Pemasangan kanulasi vena sentral (CVC)
120. pencegahan terhadap penculikan bayi dan anak
121. Perlindungan kerahasiaan informasi pasien
122. Penjelasan hak psien dalam pelayanan
123. Perlindungan barang berharga
124. Admision care
125. Permintaan untuk tidak dilakukan resusitasi (DNR)
126. dukungan spiritual
127. Perawatan menghadapi kematian
128. Perlindungan kelompok berisiko
129. Penggunaan alat pelindung diri (APD)
130. penanganan spesimen khusus (LCS, cairan pleura, cair
an drain dan cairan asites)
131. Penanganan kecelakaan kerja
132. Laporan kecelakaan kerja
133. Penyimpanan bahan berbahaya dan beracun (B3)
134. Penggunaan APAR
135. pengamanan pasien bila banjir masuk ruang rawat
136. Pencegahan dan pengendalian infeksi saluran kencing
(ISK)

52
137. Penempatan pasien dengan penyakit menular atau susp
ek
138. Dekontaminasi tingkat tinggi (DTT) dengan kimia
139. Pembersihan permukaan lingkungan tercemar tumpaha
n darah atau cairan tubuh
140. Perawatan peralatan pasien
141. ICRA renovasi bangunan
142. Pencegahan dan pengendalian infeksi daerah operasi (I
DO)
143. Screening dan penanganan methicilin resistent Staphyl
ococcus Aereus (MRSA)
144. pencegahan dan pengendalian infeksi aliran darah prim
er (IADP)
145. Transfer pasien di RS dengan pasien air bone disease
146. Pencedan dan pengendalian phlebitis
147. Pencegahan dan pengendalian luka tekan (dekubitus)
148. Menyuntik aman
149. Pengambilan spesimen pada dugaan infeksi akibat pem
asangan infus dan CVL
Sumber : SPO Ruang HCU RSUD Banyumas

Analisa : Berdasarkan data diatas Ruang Wijayakusuma mempunyai S


PO kebijakan tentang tindakan pelayanan. Tetapi dalam peny
usunan SPO masih belum rapih, belum ada daftar isi, dan ma
sih kesulitan dalam mencari SPO yang akan digunakan di rua
ngan saat akan melakukan tindakan keperawatan. Berdasarka
n tindakan keperawatan yang paling sering dilakukan di ruan
g Wijayakusuma adalah Mengukur tanda-tanda vital,
Mengambil sampel darah, Memeriksa gula darah sewaktu,
pemasangan infus.

6) PAK ( Panduan Asuhan Keperawatan )

53
1) Kajian Teori

Panduan Asuhan Keperawatan (PAK) meliputi pengkajian, diagnosa,


perencanaan, implementasi, evaluasi dan catatan asuhan keperawatan. (Dep
kes,2001). Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan
praktik keperawatan langsung pada klien di berbagai tatanan pelayanan kese
hatan yang 58 pelaksanaannya berdasarkan kaidah profesi keperawatan yan
g merupakan inti ptaktik keperawatan (Ali,2009).

Penerapan proses keperawatan dalam standar asuhan keperawatan un


tuk klien merupakan salah satu tanggung jawab dan tanggung gugat perawat
terhadap klien. Pada akhirnya peerapan proses keperawatan ini akan mening
katkan kualitas layanan keperawatan pada klien (Asmadi,2008)

Panduan asuhan keperawatan (PAK) RSUD Banyumas disusun berd


asarkan standar asuhan keparawatan internasional. Standar acuhan yang dip
akai adalah standarized nursing language yaitu NANDA taksonomi II untuk
diagnosa keperawatan, NOC (Nursing Outcome Classification) untuk tujuan
dan outcome yang ingin dicapai, dan NIC (Nursing Intervension Classificati
on) untuk rencana tindakan dan intervensinya.

2) Kajian Data

Tabel 3.21 PAK (Panduan Asuhan Keperawatan) Di Ruang Wijayakusuma R


SUD Banyumas Periode 1 – 23 Maret 2023

1. Panduan Asuhan Keperawatan Diabetes Militus


2. Panduan Asuhan Keperawatan Congestive Heart Failure
3. Panduan Asuhan Keperawatan Dispneu
4. Panduan Asuhan Keperawatan Bronkopneumoni
5. Panduan Asuhan Keperawatan Sepsis
6. Panduan Asuhan Keperawatan Hipertensi
7. Panduan Asuhan Keperawatan Cgronic Kidney Disease
8. Panduan Asuhan Keperawatan Anemia
9. Panduan Asuhan Keperawatan Trombositopeni

54
10. Panduan Asuhan Keperawatan syok hipovolemik
11. Panduan Asuhan Keperawatan endopalitis
12. Panduan Asuhan Keperawatan TBC
13. Panduan Asuhan Keperawatan trauma medulla spinalis
14. Panduan Asuhan Keperawatan Epileptikus
15. Panduan Asuhan Keperawatan CKR
16. Panduan Asuhan Keperawatan KAD
17. Panduan Asuhan Keperawatan Stroke
18. Panduan Asuhan Keperawatan GEA
19. Panduan Asuhan Keperawatan Cedera Kepala
Sumber : Buku PAK Ruang Wijayakusuma 2023

Analisa : Berdasarkan observasi yang dilakukan di Ruang Wijayakusuma memili


ki 19 panduan asuhan keperawatan (PAK) yang dapat digunakan perawat dalam m
elakukan asuhan keperawatan pada klien – klien yang memiliki penyakit yang dira
watd di ruang Wijayakusuma.

C. PROSES
1. Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan Profesional (SP2KP)
Proses pelayanan Keperawatan adalah upaya untuk dapat menilai
mutu dari hasil asuhan keperawatan telah ditetapkan indikator klinik
keperawatan. SP2KP adalah sitem pemberian pelayanan keperawatan
professional yang merupakan pengembengan dari MPKP (Model Praktik
Keperawatan Profesional) dimana dalam SP2KP ini terjadi kerja sama
professional antara perawat primer (PP) dan perawat associated (PA) serta
tenaga Kesehatan lainnya.
a. Kepala Ruang
1) Kajian Teori
Kepala ruanag adalah seorang perawat professional yang diberi
wewenang dan tanggung jawab dan mengelola kegiatan pelayanan
perawatan di satu ruang rawat.
Uraian tugas kepala Ruang, diantara yaitu :
a) Perencanaan

55
(1) Menunjuk perawat primer dan tugasnya masing-masing
(2) Mengikuti serah terima di shift sbelumnya
(3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien dibantu perawat
primer
(4) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
aktivitas dan tingkat ketergantungan pasien oleh perawat peimer
b) Peorganisasian
(1) Merumuskan metode penugasan yang digunakan
(2) Merumuskan tujuan metode penugasan
(3) Membuat rincian tugas perawat primer dan perawat asosiatif
secara jelas
(4) Membuat rencana kendali kepala ruangan membawahi dua
perawat primer (PP). Perawat primer membawahi dua perawat
pelaksana
(5) Memberi pengarahan tentang penugasan kepada perawat primer
(6) Memberikan pujian kepada perawat yang mengerjakan tugas
dengan baik
(7) Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan
dan sikap
(8) Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan
berhubungan dengan askep klien
c) Pengawasan
(a) Melalui komunikasi yaitu mengawasi berkomunikasi langsung
dengan perawat primer mengenai asuhan keperawatan yang
diberikan kepada klien.
(b) Melalui supervise :
i) Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamai sendiri
atau melalui laporan langsung secara lisan dan
memperbaiki/mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada
saat ini.
ii) Pengawaan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir,
membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan

56
yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan
dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar laporan dari
perawat primer.
d) Evaluasi
(a) Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah disusun Bersama.
(b) Audit keperawatan.
2) Kajian Data
Berdasarkan observasi pelaksanaan uraian tugas kepala ruang di
Ruang Wijayakusuma yang dilakukan pada tanggal 21-23 Maret
2023 didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 3.22 Pelaksanaan Tugas Kepala Ruang di Ruang Wijayakusuma
periode 21-23 Maret 2023
N= 3 hari
Observasi
NO Indikator
Ya Tidak
1 Melakukan pengkajian lengkap dan mencatatnya pad 3
a formulir rekam keperawatan untuk digunakan seba
gai dasar perencanaan asuhan keperawatan lebih lanj
ut.
2 Membuat rencana asuhan keperawatan berdasarkan 3
diagnosa keperawatan dan rencana terapi yang
ditetapkan oleh dokter.
3 Melakukan asuhan dan pelayanan keperawatan sesuai 3
dengan rencana keperawatan serta membuat rencana
pulang ( resume )
4 Membagi tugas kepada semua anggota timnya 3
dengan mempertimbangkan kemampuan anggota dan
kebutuhan pasien yang harus dipenuhi.
5 Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan 3
keluarga sesuai kebutuhan klien.
6 Mengadakan serah terima tugas kepada perawat yang 3
jaga sore dan menerima laporan tugas dari perawat
jaga malam.
7 Memberikan bimbingan kepada perawat yang telah 3
jadi anggota tim dan melakukan evaluasi hasil
kerjanya
8 Menyusun data yang berhubungan dengan asuhan ke 3
perawatan berdasar laporan anggota tim sebagai mas
ukan untuk membuat laporan kerja pertanggung jawa

57
ban ruangan.
9 Menghadiri pertemuan klinik dengan dokter dan tim 3
kesehatan lain untuk membicarakan dan membahas
kasus – kasus dalam rangka meningkatkan mutu
asuhan dan pelayanan keperawatan. (NA)
10 Melakukan kunjungan keliling ruangan bersama 3
anggota tim, dokter dan tim kesehatan lain untuk
mengetahui keadaan pasien dalam rangka
memberikan asuhan dan pelayanan keperawatan.
11 Memberikan bimbingan kepada siswa / mahasiswa 3
praktek yang ada didalam tim dalam rangka orientasi
dan pelaksanaan praktek keperawatan.
12 Mengadakan konferensi keperawatan dengan anggota 3
tim untuk mengetahui masalah dalam tim keperawata
n yang menjadi tanggung jawabnya untuk mendapatk
an cara penyelesaian agar pelaksanaan perawatan klie
n berjalan sesuai dengan tujuan
13 Melakukan tugas lain yang diberikan oleh atasan 3
dalam rangka memperlancar pelaksanaan kegiatan
TOTAL 39
PRESENTASE 100%
Sumber: berdasarkan observasi mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Purwokerto
Analisa :
Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari di ruang diperoleh hasil sebesar
100% untuk item Ya. Hal ini menyatakan bahwa uraian tugas kepala ruang
di ruang telah dilakukan dalam kategori sangat baik. Kepala ruang sudah
mengaplikasikan tugasnya sesuai kemampuan dan beban kerja.
b. Ketua tim
1) Kajian teori
Ketua tim adalah seorang perawat yang bertugas mengepalai sekelo
mpok tenaga keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan di ru
nag rawat dan bertanggung jawab langsung kepada karu.
Uraian tugas Ketua Tim, diantara adalah sebagai berikut:
a) Menerima klien dan mengkaji kebutuhan klien secara komprehensif
b) Membuat tujuna dan rencana keperawatan
c) Melaksanakan rencana yang telah dibuat selam praktik

58
d) Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang
diberikan oleh disiplin lain maupun perawat lain
e) Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai
f) Menerima dan menyesuaikan rencana
g) Melakukan rujukan kepada pekerja sosial dan kontak dengan
lembaga sosial di masyarakat
h) Membantu jadwal perjanjian klinik
2) Kajian data
Berdasarkan observasi pelaksanaan uraian tugas Ketua Tim di ruang
Wijayakusuma yang dilakukan selama periode 21-23 Maret 2023
didapatkan hasil sebagai berikut: n = 2
Tabel 3.23 Tugas Ketua Tim di Ruang Wijayakusuma
periode 21-23 Maret 2023

No. Variabel yang dinilai Terlaksana

H1 H2 H3

1. Katim melakukan pengkajian lengkap d 2 2 2


an mencatatnya pada formulir rekam me
dis keperawatan untuk digunakan sebag
ai dasar perencanaan askep lebih lanjut

2. Membuat rencana askep berdasarkan 2 2 2


diagnosa keperawatan dan rencana
terapi yang ditetapkan oleh dokter

3. Melaksanakan askep sesuai dengan renc 2 2 2


ana keperawatan serta membuat rencana
ulang (resume)

4. Memberikan pendidikan kesehatan 2 2 2


kepada pasien dan keluarga sesuai
kebutuhan klien

5. Mengadakan serah terima petugas 2 2 2


kepada perawat yang jaga sore dan
menerima laporan tugas dari perawat
jaga malam

6. Memberikan bimbingan kepada perawat 2 2 2


yang telah menjadi anggota tim dan

59
mengevaluasi hasil kerja

7. Menyusun data yang berhubungan deng 2 2 2


an askep berdasarkan laporan anggota ti
m sebagai masukan untuk membuat lap
oran kerja pertanggungjawaban ruangan

8. Menghadiri pertemuan klinik dengan 0 0 0


dokter dan tim kesehatan lain untuk
membicarakan dan membahas kasus-
kasus dalam rangka meningkatkan mutu
asuhan dan pelayanan keperawatan

9. Katim melakukan kunjungan keliling 2 2 2


ruangan bersama anggota tim, dokter,
dan tim kesehatan lain untuk
mengetahui keadaan pasien dalam
memberikan asuhan keperawatan dan
pelayanan keperawatan

10. Memberikan bimbingan kepada siswa 2 2 2


atau mahasiswa praktek yang ada di
dalam tim dalam rangka orientasi dan
pelaksanaan praktek keperawatan

Jumlah 54

Persentase 90%

Sumber: berdasarkan observasi mahasiswa Universitas


Muhammadiyah Purwokerto
Analisa:
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama 3 hari
mengenai uraian pelaksanaan ketua tim di ruang Wijayakusuma ba
nyumas sebanyak 90%. Ketua tim telah melaksanakan tugasnya
dengan kategori baik, namun ketua tim tidak melakukan evaluasi
hasil kerja perawat pelaksana setiap hari. Sehingga ketua tim perlu
meningkatkan pelaksanaan tugasnya sedangkan point menghadiri
pertemuan klinik dengan dokter dan tim Kesehatan lain untuk
membicarakan dan membahas kasus-kasus dalam rangka
meningkatkan mutu asuhan dan pelayanan keperawatan tidak dapat

60
terkaji karna selama waktu observasi dari tanggal 21-23 Maret
2023 tidak ada pertemuan klinik.
c. Perawat pelaksana
1) Kajian teori
Perawat pelaksana adalah seorang perawta yang diberi wewenang
dan ditugaskan untuk memberikan pelayanan perawatan langsung
kepada klien
Uraian tugas perawat pelaksana adalah sebagai berikut:
a) Memberikan pelayanan keperawatan secara langsung berdasarkan
proses keperawatan dengan sentuhan kasih sayang yaitu:
 Menyusun rencana perawatan sesuai dengan masalah klien
 Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana
 Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan
 Mencatat atau melaporkan semua tindakan perawatan dan
respon klien pada catatan perawatan
b) Melakasanakan program medik dengan penuh tanggung jawab
yaitu:
 Pemberian obat
 Pemeriksaan laboratorium
 Persiapan klien yang akan dioperasi
c) Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, mental, sosial, dan
spiritual klien yaitu:
 Memelihara klien dan lingkungan
 Mengurangi penderitaan klien dengan memberi rasa aman,
nyaman dan ketenangan
 Pendekatan dan komunikasi terapeutik
d) Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi
tindakan keperawatan dan pengobatan atau diagnosis
e) Melatih klien untuk menolong dirnya sendiri sesua dengan
kemampuannya
f) Memberikan pertolongan segera kepada klien gawat taua sakaratul
maut

61
g) Membantu kepala ruangan dalam penatalaksanaan runagan secara
administratif
h) Menyiapkan data klien baru, pulang, atau meninggal
i) Sensus harian atau formulir
j) Rujukan harian atau formulir
k) Mengatur dan menyiapkan alat-alat yang ada di ruangan menurut
fungsinya supaya siap pakai
l) Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan,
dan keindahan ruangan
m) Melaksanakan tugas dinas pagi, sore, malam atau hari libur secara
bergantian sesuai jadwal tugas
n) Memberikan penyuluhan kesehatan sehubungan dengan
penyakitnya (PKMRS)
o) Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik secara
lisan maupun tulisan
p) Membuat laporan harian klien
2) Kajian Data
Berdasarkan observasi pelaksanaan uraian tugas Perawat Pelaksana di
ruang Wijayakusuma yang dilakukan selama periode 21-23 Maret
2023 didapatkan hasil sebagai berikut: n = 6
Tabel 3.24 Pelaksanaan Tugas Perawat Pelaksana di Ruang
Wijayakusuma

No. Variabel yang dinilai Terlaksana

Ya Tidak

1. Mengerjakan tugas yang diberikan katim 6

2. Melakukan konfirmasi/supervisi tentang 6


kondisi pasien segera setelah operan

3. Melakukan doa pada awal dan akhir dinas 6

4. Mengikuti pre conference yang diadakan oleh 6


katim tiap shift sesuai jadwal kerja

5. Melaksanakan asuhan keperawatan kepada 6

62
pasien yang menjadi tanggung jawab dan ada
bukti rekam medik

6. Melakukan monitoring respon pasien dan ada 6


bukti direkam perawatan

7. Melakukan konsultasi tentang masalah 6


klien/keluarga kepada katim

8. Membimbing dan melakukan pendidikan kese 6


hatan kepada pasien yang menjadi tanggung ja
wabnya dan ada bukti di rekam keperawatan

9. Menerima keluhan/keluarga dan berusaha 6


mengatasinya

10. Melengkapi catatan askep pada semua pasien 6


yang menjadi tanggung jawabnya

11. Melakukan evaluasi askep setiap akhir tugas p 6


ada semua pasien yang menjadi tanggungjawa
bnya dan ada bukti di rekam keperawatan

12. Mengikuti post conference yang dilakukan ole 6


h katim pada akhir tugas dan melaporkan kon
disi dan perkembangan semua pasien yang me
njadi tanggungjawabnya pada katim

13. Bila katim butuh bantuan, wajib mengenalkan 6


anggota grup yang ada dalam satu grup yang
akan memberikan askep pada jaga berikutnya
kepada klien atau keluarga

14. Berkoordinasi dengan tim/koordinator 6


ruang/dokter/tim kesehatan lain bila ada
masalah pada pasien

15. Mengikuti diskusi kasus dengan tim kesehatan 6


lain tiap satu minggu sekali

16. Melaksanakan tugas pendelegasian katim 6


pada sore, malam, dan atau hari libur

17. Mengikuti diskusi kasus dalam pertemua rutin 6


keperawatan di ruangan

18. Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas 6

63
anggota tim

Jumlah 108

Persentase 100%

Sumber: berdasarkan observasi mahasiswa Ners Universitas


Muhammadiyah Purwokerto
Analisa : Berdasarkan hasil observasi di ruang Wijayakusuma dida
patkan bahwa perawat pelaksana sudah melakukan tugasnya denga
n baik dan pengisian formulir memperoleh hasil 100% (sangat
baik).
d. Meeting Morning
1) Kajian teori
a) Pengertian
Suatu pertemuan yang dilakukan di pagi hari sebelum
dimulainya operan tugas jaga antara shift malam ke shift pagi
b) Tujuan
Koordinasi intern ruang perawatan (wahana informasi dan
komunikasi.
c) Kebijakan
(1) Dilakukan disemua ruang rawat inap/instalasi yang ada
kaitannya dengan pelayanan keperawatan agar tercapai
dalam memberikan askep yang optimal dan tepat
(2) Dilakukan tiap pagi hari sebelum operan jaga. Waktu pela
ksanaan kurang lebih 15 menit
(3) Diikuti oleh perawat jaga malam, perawat jaga pagi,
pramusaji, tenaga, administrasi ruang dan house keeping
d) Prosedur
(1) Karu mempersiapkan materi dan informasi mengenai
kegiatan-kegiatan non keperawatan di rung tersebut
(2) Karu menyiapkan tempat untuk melakukan morning
meeting
(3) Mempersiapkan salah satu staf untuk menjadi notulen

64
(4) Meeting morning diikuti oleh seluruh staf yang jaga pagi
dan jaga malam
e) Pelaksanaan
(1) Karu membuka meeting morning dilanjutkan dengan doa
bersama
(2) Spiritual corner (membaca Al-Quran/kultum/membaca hadi
st)
(3) Melakukan repetitve magce power (budaya kerja dan keyaki
nan dasar) dibacakan oleh salah satu peserta ditirukan
(4) oleh semua peserta meeting morning
(5) Karu memberikan informasi dan arahan kepada staf dengan
materi yang telah disiapkan sebelumnya
(6) Karu melakukan klarifikasi apa yang telah disampaikan
kepada staff
(7) Memberikan kesempatan kepada staff untuk
mengungkapkan permasalahan yang muncul di ruangan
(8) Bersama-sama staf mendiskusikan pemecahan masalah
yang dapat di tempuh
(9) Karu memberikan motivasi dan reinforcement kepada staf
f) Penutup
(1) Karu menutup meeting morning
(2) Karu dan peserta meeting morning menandatangani
notulensi
(3) Meeting morning dilanjutkan dengan operan jaga
2) Kajian data

Berdasarkan observasi pelaksanaan uraian meeteng morning di


ruang Wijayakusuma yang dilakukan selama periode 21-23 Maret
2023 didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 3.26 Meeting Morning Ruang Wijayakusuma periode 21-23 Maret 2023
n = 3 hari
No Prosedur Meeting Morning Observasi 21-23 Maret 2023

65
H1 H2 H3
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1 Karu sudah mempersiapkan mater 
i dan informasi mengenai kegiata
 
n-kegiatan non keperawatan di rua
ngan tersebut

2 Karu sudah menyiapkan tempat u


  
ntuk melakukan meeting morning

3 Karu sudah mempersiapkan salah


  
satu staf untuk menjadi notulen

4 Meeting morning diikuti oleh selu


  
ruh staf yang jaga pagi dan malam

5 Karu memulai meeting morning d 


engan salam dilanjutkan dengan d  
oa pembuka

6 Karu memberikan arahan kepada 


staf dengan materi yang telah disi  
apkan sebelumnya

7 Karu melakukan klarifikasi apa ya


  
ng telah disampaikan kepada staf

8 Memberikan kesempatan kepada s


taf untuk mengungkapkan permas  
alahan yang muncul di ruangan

9 Bersama-sama staf mendiskusikan


pemecahan masalah yang dapat di  
tempuh

10 Karu memberi motifasi dan reinfo


  
rcement kepada staf

11 Karu menutup meeting morning   

12 Karu menandatangani catatan not


  
ulensi

Total 8 4 6 6 8 4
Presentase 67% 33% 50% 50% 67% 33%
Presentase Akhir 65%
Sumber: berdasarkan observasi mahasiswa Ners Universitas Muhammadiyah
Purwokerto

66
Analisa: Berdasarkan data observasi selama 3 hari, meeting morning
memperoleh hasil 65%, yang artinya meeting morning di ruang Wijayakusuma
masuk dalam kategori baik.

e. Timbang Terima
1) Kajian teori
a) Pengertian
Timbang terima (operan) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan
dengan keadaan klien
b) Tujuan
 Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna
 Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat
 Akan terjalin suatu hubungan kerjasama yang
bertanggungjawab antar anggota tim perawat
 Terlaksananya asuhan keperawatan terhadap klien yang
berkesinambungan
c) Manfaat
 Dapat menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak
lanjuti oleh perawat pada shift berikutnya
 Dapat melakukan cross check ulang tentang hal-hal yang
dilaporkan dengan keadaan klien yang sebenarnya
 Klien dapat menyampaikan masalahnya secara langsung bila
ada yang belum terungkap
d) Metode pelaporan
 Perawat yang bertanggung jawa terhadap pasien melaporkan
langsung kepada perawat penanggungjawab berikutnya. Cara
ini memberikan kesempatan diskusi yang maksimal untuk
kelanjutan dan kejelasan rencana keperawatan

67
 Pelaksanaan timbnag terima dapat juga dilakukan di ruang
perawat kemudian dilanjutkan dengan berkeliling mengunjungi
klien satu persatu
e) Prosedur pelaksanaan
 Kedua kelompok dinas sudah siap
 Perawat yang melaksanakan timbang terima mengkaji secara p
enuh terhadap masalah, kebutuhan dan segenap tindakan yang
telah dilaksanakan serta hal-hal yang penting lainnya selama m
asa perawatan (tanggung jawab)
 Hal-hal yang sifatnya khusus, memerlukan perincian yang mat
ang sebaiknya dicatat khusus untuk kemudian dserah terimaka
n kepada petugas berikutnya
 Hal-hal yang perlu disampaikan dalam timbang terima:
- Identitas klien dan diagnosa medis
- Masalah keperawatan yang masih muncul
- Tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan
- Intervensi kolaboratif yang telah dilaksanakan
- Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam k
egiatan operatif, pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan pe
nunjang lain, persiapan untuk konsultasi atau prosedur yang
tidak rutin dijalankan
- Prosedur rutin yang biasa dijalankan tidak perlu dilaporkan
 Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan
klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-
hal yang telah ditimbang terimakan atau berhak terhadap
keterangan-keterangan yang kurang jelas
 Sedapat-dapatnya, mengupayakan penyampaian yang jelas,
singkat, dan padat
 Lama timbang terima tiap pasien tidak lebih dari 5 menit,
kecuali dalam kondisi khusus dan memerlukan keterangan
yang rumit
 Hal-hal yang perlu diperhatikan

68
- Dilaksanakan tepat waktu pada saat pergantian dinas yang
disepakati
- Dipimpin oleh penanggung jawab klien/perawat primer
- Diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan dinas
- Adanya unsur bimbingan dan pengarahan dari
penanggungjawab
- Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat,
sistematik dan menggambarkan kondisi klien pada saat ini
serta kerahasiaan klien
- Timbang terima harus berorientasi pada masalah
keperawatan yang ada pada klien, dengan kata lain
informasi yang diberikan berawal dari masalahnya terlebih
dahulu, baru kemudian terhadap tindakan yang telah
dilakukan dan belum dilakukan serta perkembangan
setelah dilakukan tindakan
- Timbang terima dilakukan didekat pasien, menggunakan
volume suara yang pelan dan tegas agar klien
disebelahnya tidak mendengarkan apa yang dibicarakan
untuk menjaga privacy klien, terutama mengenai hal-hal
yang perlu dirahasiakan sebaiknya tidak dibicarakan
secara langsung didekat klien
- Jika ada informasi yang mungkin membuat klien terkejut
sebaiknya jangan dibicarakan didekat klien tetapi diruang
perawat

2) Kajian Data

Berdasarkan observasi pelaksanaan uraian timbang terima


(operan jaga) di ruang Wijayakusuma yang dilakukan
selama periode 21-23 Maret 2023 didapatkan hasil sebagai
berikut:

69
Tabel 3.27 Hasil Penilaian Pelaksanaan Timbang Terima di Ruang
Wijayakusuma Tanggal 21-23 Maret 2023

No. Kriteria Penilaian Tanggal Ket


21 22 23
A. Tahap pre interaksi
1. Mempersiapkan buku laporan shift dan   
melengkapi buku laporan jaga
2. Menyiapkan tempat untuk serah terima tugas   
jaga. Operan dilakukan di nurse station dengan
suara perlahan untuk menjaga privasi pasien
3. Mempersiapkan anggota untuk dimulai timbang   
terima (karu, katim, anggota)
B. Tahap Kerja
4. Mempersiapkan perawat jaga shift sebelumnya   
untuk melaporkan pasiennya
5. Menyebutkan kondisi pasien sesuai buku   
laporan shift
6. Melakukan kunjungan ke pasien sambil X X 
menanyakan review kondisi pasien
7. Menginformasikan kepada pasien dan keluarga, X X X
serta mengobservasi dan menginspeksi keadaan
pasien serta menanyakan keluhan-keluhan
pasien
C. Penutup
8. Menutup operan di nurse station dengan  X 
memberikan ucapan terima kasih kepada
perawat jaga sebelumnya dan motivasi untuk
perawat jaga sebelumnya
9. Menutup dengan doa pulang untuk perawat shift X X 
sebelumnya dan doa untuk mengawali kegiatan
bagi perawat shift baru
10. Menandatangani buku laporan jaga oleh X X 
penanggung jawab kedua shiift
Total 6 5 9 20
Persentase 60% 50% 90% 67%
Sumber: berdasarkan observasi mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Purwokerto
Analisa : berdasarkan observasi mahasiswa selama 3 hari di ruang
Wijayakusuma didapatkan kesimpulan bahwa tindakan timbang terima

70
(operan jaga) ruangan mendapatkan kategori baik dengan nilai prosentase
66%.

f. Pre conference
1) Kajian teori
Preconference, yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana set
elah selesai operan yang dipimpin oleh katim atau penanggung jawa
b tim. Isi preconference adalah rencana tiap perawat (rencana harian)
dan tambahan rencana dari katim atau PJ tim
(1) Persiapan
(a) Ketua tim menyiapkan ruangan
(b) Ketua tim menyiapkan rekam medik dan buku laporan shift p
asien dalam tanggung jawab serta buku berita acara timbang t
erima perawat jaga yang telah diisi
(2) Pelaksanaan
(a)Ketua tim/PJ membuka pre conference dengan salam dan doa
(b)Ketua tim/PJ menjelaskan tujuan dilakukannya pre
conference
(c)Ketua tim/PJ memandu pelaksanaan pre conference
(d)Ketua tim/PJ menjelaskan masalah keperawatan pasien, renca
na tindakan keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya
(e)Ketua tim/PJ membagi tugas kepada anggota tim dengan
memperhatikan keseimbangan kerja
(f) Ketua tim/PJ mendiskusikan dengan kelompok tentang cara
dan strategi pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien
(g)Ketua tim/PJ memotivasi untuk memberikan tanggapan dan
penyelesaian masalah yang sedang didiskusikan
(h)Ketua tim/PJ mengklarifikasi kesiapan anggota tim untuk
melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang
menjadi tanggung jawabnya
(i) Ketua tim/PJ menympulkan hasil pre conference
(3) Penutup
(a) Ketua tim/PJ mengakhiri pre conference

71
(b) Ketua tim/PJ mendokumentasikan hasil pre conference
2) Kajian Data
Berdasarkan observasi pelaksanaan uraian pre conferance di ruang
Wijayakusuma yang dilakukan selama periode 21-23 Maret 2023
didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 3.28 PreConference Ruang Wiayakusuma RSUD Banyumas Period


e 21-23 Maret 2023
N= 3 hari

No Prosedur pre conference Observasi 21-23 Maret 2023


Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
Persiapan
1. Ketua tim dan perawat/bidan pelaksana √ √ √
2. Status pasien √ √ √
3. Buku catatan pribadi/log book √ √ √
4. Alat tulis √ √ √
Pelaksanaan
1. Buka kegiatan pre conference dengan bacaan √ √ √
salam oleh ketua tim/PJ shift
2. Semua perawat/bidan pada shift saat itu sesuai √ √ √
timnya berkumpul di nurse station
3. Ketua tim merencanakan asuhan √ √ √
keperawatan/kebidanan pada tiap pasien yang
menadi tanggungjawabnya kepada anggota
Timnya
4. Anggota tim menuliskan semua asuhan √ √ √
keperawatan/kebidanan yang direncanakan oleh
ketua tim di buku log book masing-masing.
5. Tutup kegiatan pre conference dengan bacaan √ √ √
salam oleh ketua tim/PJ shift
Total 7 2 7 2 8 1
Presentase 77, 22,2 77, 22,2 88,89 11,1
77 2% 77 2% % 1%
%
Presentase Akhir 21 77,77% 6 22,22%

Sumber: berdasarkan observasi mahasiswa Universitas Muhammadiyah


Purwokerto

72
Analisa: berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan selama 3 hari terhadap
pelaksanaan preconference di Ruang Wiayakusuma, didapatkan presentase 77,77
%, pada hari 1 dan 2 sedangkan hari ke 3 mendapatkan hasil 88,89%. terdapat
kenaikan presentase pada hari ke 3 dikarenakan pada point Buka kegiatan pre conf
erence dengan bacaan salam oleh ketua tim/PJ shift dilaksanakan.

g. Post Conference
1) Kajian teori
Post conference yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana tenta
ng hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan
(1) Persiapan
(a) Ketua tim menyiapkan ruangan
(b) Ketua tim menyiapkan rekam medik dan buku laporan shift
pasien dalam tanggung jawabnya
(2) Pelaksanaan
(a) Ketua tim/PJ membuka post conference dengan salam dan do
a
(b) Ketua tim/PJ menjelaskan tujuan dilakukannya post conferen
ce
(c) Ketua tim/PJ menjelaskan tentang hasil tindakan asuhan kepe
rawatan yang telah dilakukan
(d) Ketua tim/PJ mendiskusikan dengan anggota tentang masalah
yang ditemukan dalam pemberian asuhan keperawatan pada p
asien dan mencari upaya untuk penyelesaian masalah
(e) Ketua tim/PJ memberika reinforcement positif pada anggota t
im
(f) Ketua tim/PJ menyimpulkan hasil post conference
(g) Ketua tim/PJ mengklarifikasi informasi pasien sebelum
dilakukan tindakan operan tugas jaga shift berikutnya
(3) Penutup
(a) Ketua tim/PJ mengakhiri post conference
(b) Ketua tim/PJ mendokumentasikan hasil post conference

73
2) Kajian Data
Berdasarkan observasi pelaksanaan uraian post conferance di ruang
Wijayakusuma yang dilakukan selama periode 21-23 Maret 2023
didapatkan hasil sebagai berikut:

74
Tabel 3.29 Post Conference Ruang Wiayakusuma RSUD Bany
umas Periode 21 - 23 Maret 2023
N: 3 hari

Observasi 21-23 Maret 2023


No Variabel yang dinilai H3
H1 H2
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1 Menyiapkan tempat untuk post conference √ √ √
Menyiapkan rekam medic pasien yang √
2 √ √
menjadi tanggung jawabnya
Menjelaskan tujuan dilakukan
3 √ √ √
post conference
Menerima penjelasan dari PA tentang hasil √ √ √
4 tindakan/hasil asuhan keperawatan yang telah
dilakukan
Mendiskusikan masalah yang telah √ √ √
ditemukan dalam memberikan askep pada
5
pasien dan mencari upaya penyelesaian
masalah
6 Memberi reinforcement pada PA √ √ √
7 Menyimpulkan hasil post conference √ √ √
Mengklarifikasi pasien sebelum melakukan √ √
8 operan tugas jaga shift berikutnya √
(melakukan ronde keperawatan)
Memotivasi untuk memberikan tanggapan √ √ √
9 dan penyelesaian masalah yang sedang
didiskusikan
Jumlah 5 4 9 9
Presentasi 55% 44,44 100% 100%
%

Total presentasi IYA TIDAK

Presentasi (%) 55%

Sumber: berdasarkan observasi mahasiswa Universitas Muhammadiyah


Purwokerto

Analisa: berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan selama 3 hari terhadap
pelaksanaan post conference di Ruang Wiayakusuma, didapatkan presentase
55,56%, pada hari 1 sedangkan hari ke 2 dan 3 tidak terkaji karena di ruangan
tidak melakukan post conference .

75
h) Discharge Palanning
Berdasarkan observasi pelaksanaan uraian discharge planing di ruang
Wijayakusuma yang dilakukan selama periode 21-23 Maret 2023 didapatkan hasil
sebagai berikut:

76
Tabel 3.30 Pelaksanaan Discharge Planning Di Ruang Rawat Wijayakusuma
Tanggal 21-23 Maret 2023

77
No Kegiatan Observasi
Ya Tidak
A. PRE INTERAKSI
Mengidentifikasi data pasien (tingkat pendidikan dan 3
1.
pengetahuan pasien/keluarga)
Mengidentifikasi kebutuhan perawatan 3
2.
lanjutan pasien di rumah
3 Membuat rencana interaksi 3
Menyiapkan tempat untuk memberikan 3
4.
discharge planning
Menyiapkan bahan untuk memberikan (pedoman 3
5 pemberian discharge planning, leaflet), surat control,
surat pulang, obat-obatan
B. ORIENTASI
1. Memberi salam dengan senyum. 3
2 Memperkenalkan diri (nama, dan peran perawat) 3
3 Menanyakan perasaan pasien/keluarga 3
4 Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan 3
5 Menjelaskan tujuan kegiatan 3
Menjelaskan perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk 3
6
kegiatan pemberian discharge planning
C. KERJA
Memberikan kesempatan pasien/keluarga untuk 3
1.
mengklarifikasi informasi
Menjelaskan informasi Menyiapkan tempat untuk 3
2. memberikan discharge planning secara urut
sesuai pedoman:
Masalah keperawatan yang perlu tindak lanjut di 3
rumah
Penyuluhan/pendidikan kesehatan: 3

Cara pemakaian obat 3

Cara makan dan minum/pengaturan diet 3

Cara pengaturan aktivitas dan istirahat 3

Periksa ulang/control 3

3 Mengklarifikasi informasi yang telah diberikan 3

Menanyakan kejelasan informasi discharge 3


4
planning yang telah disampaikan pada
pasien/keluarga
D. TERMINASI
Mengevaluasi pengetahuan pasien/keluarga tentang 3
1.
informasi discharge planning yang diberikan.
Memberi reinforcement positif (terima kasih, atas 3
2.
kerjasamanya, dsb) dan
3 Mengakhiri pertemuan dengan salam 3
E. DOKUMENTASI
Perawat dan pasien/keluarga menandatangani 3 78
1. bukti pemberian discharge planning pada blangko
rekam medic yang telah tersedia.
TOTAL 54 21
PERSENTASE 70,83% 29,17%
Sumber: berdasarkan observasi mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Purwokerto

Analisa: berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan selama 3 hari terhadap
pemantauan Pelaksanaan Discharge Planning di Ruang Wiayakusuma, didapatka
n presentase 70,83%, karena terdapat 7 point yang belum dilaksanakan.

i) Admission Care
Berdasarkan observasi pelaksanaan uraian admission care di ruang
Wijayakusuma yang dilakukan selama periode 21-23 Maret 2023 didapatkan hasil
sebagai berikut:
Tabel 3.31 Hasil Penialain Admission Care Di Ruang Wijayakusuma
periode 21-23 Maret 2023

OBSERVASI
ASPEK YANG DINILAI KETERANGAN
21 22 23
A. PERSIAPAN ALAT :
1. Alat Pelindung Diri (APD) sesuai
kebutuhan   
2. Formulir pengkajian Keperawatan   
3. Formular penerimaan pasien baru
4. Buku informasi pasien baru   
2Alat tulis
  
B. PELAKSANAAN :
1. Kebersihan tangan
2. Gunakan APD sesuai indikasi
3. Ucapkan salam   
4. Perkenalkan diri   
5. Pastikan identitas pasien
6. Sediakan privasi untuk pasien   
7. Orientasikan klien dan keluarga pada
lingkungan dan fasilitas pelayanan x  
8. Lakukan pengkajian Riwayat penyakit
x x x
9. Lakukan pengkajian fisik awal
10. Lakukan pengkajian terkait pembiayaan   
dengan cera tepat : umum,bpjs,asuransi
lain   
11. Lakukan pengkajian psikososial awal
x x x
dengan tepat
12. Lakukan pengakajian religus awal dengan   
tepat
13. Jelaskan hak dan kewajiban pasien   
14. Dokumentasikan informasi yang didapatk

79
an   
15. Lakukan pengkajian awal sesuai usia
(anak/dewasa)   
16. Lakukan pengkajijan resiko (resiko jatuh,
  
nutrisi,nyeri, alergi)
17. Lakukan kebersihan tangan sesuai prosed   
ur
18. Buat diagnose keperawatan   
19. Buat discharge planning
20. Lakukan pencegahan keamanan dengan   
cara tepat   
21. Dapatkan order dari dokter untuk
perawatan pasien   
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
  
1. Pemeliharaan kerahasiaan pasien
2. Kenali resiko pasien untuk masuk   
Kembali ke unit perawatan
  
  

 
  

Total 25 26 26
Presentase 89, 92, 10 94%
2% 8% 0%
Sumber: Berdasarkan observasi mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Purwokerto
Analisa:
Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari di Ruang Wijayakusuma RSUD
Banyumas didapatkan hasil presentasi total 94%.
2. Standar Keselamatan Pasien (SKP)
(1) Kajian Teori
(a) Pengertian
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu
sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi: assessmen risiko, identifikasi dan

80
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan
dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya
dilakukan.
(b) Tujuan
 Terciptanya budaya keselamatan pasien di RS
 Meningkatnya akutanbilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat
 Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.
 Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak
terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.
(c) Enam sasaran
Patient Safety meliputi :
 Ketepatan identifikasi pasien
 Peningkatan komunikasi yang efektif
 Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
 Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
 Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
 Pengurangan risiko pasien jatuh
1) Ketepatan Identifikasi Pasien
a) Kajian Teori
(a) Pengertian
Menurut teori identifikasi artinya adalah pengumpulan
data dan pencatatan segala keterangan dengan bukti-bukti dari
seseorang sehingga kita dapat mendapatkan dan mempersamakan
keterangan tersebut dengan individu seseorang dengan kata lain
bahwa dengan identifikasi kita dapat mengetahui identitas
seseorang dan dengan identitas tersebut kita dapat mengenal

81
seseorang dengan membedakan dari orang lain. Setiap pasien
yang berobat ke rumah sakit akan diberikan gelang identitas.
Identitas pasien terdiri dari 3 hal, yaitu nama lengkap pasien,
tanggal lahir pasien dan no rekam medis pasien. gelang identitas
juga dibedakan warnanya yaitu gelang warna biru untuk pasien
laki-laki, gelang warna pink untuk pasien perempuan. Terdapat
dua warna gelang tambahan yaitu gelang warna merah untuk
pasien yang memiliki riwayat alergi, dan gelang warna kuning
untuk pasien yang berisiko jatuh.

(b) Pelaksanaan Identifikasi Pasien Dilakukan Pada Saat :

 Sebelum memberikan obat kepada pasien


 Sebelum memberikan transfusi darah dan produk darah
 Sebelum mengambil sampel darah, atau sample lainnya untuk
pemeriksaan
 Sebelum melakukan tindakan prosedur

b) kajian Data

Berdasarkan observasi pelaksanaan uraian identifikasi pasien di


ruang Wijayakusuma yang dilakukan selama periode 21-23 Maret
2023 didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 3.32 Hasil Penialaian Ketepatan Identifikasi Pasien Tanggal 21-23


Maret 2023
n = 9 perawat
Observasi
NO INDIKATOR
21 22 23
1 Pemberian gelang identitas pasien 9 9 9
2 Identitas gelang pasien sesuai nama pasien 9 9 9
3 Identitas gelang pasien ditulis sesuai no RM pasien 9 9 9
4 Identitas gelang pasien sesuai dengan tanggal lahir 9 9 9
pasien.

82
5 Identitas gelang pasien sesuai dengan label obat 9 9 9
pasien

6 Perawat menanyakan nama pasien saat memberikan 9 9 9


obat pasien

7 Perawat mencocokan di gelang identitas pasien saat 9 9 9


memberikan obat pasien

8 Perawat menanyakan nama pasien saat melakukan 9 0 0


tindakan invasif.

9 Perawat mencocokan di gelang identitas pasien saat 9 9 9


melakukan tindakan invasif.

10 Perawat menanyakan nama pasien saat mengambil 0 0 0


sampel darah.

11 Perawat mencocokan di gelang identitas pasien saat 0 0 0


mengambil sampel darah.

Total 81 72 72
Persentase 81% 72% 72%

Total presentase 75%


Sumber : hasil observasi mahasiswa ners UMP
Analisa : berdasarkan hasil observasi selama 3 hari, diperoleh hasil 75% yang
berarti perawat ruang Wijayakusuma masih kurang dalam kategori kritikal yang
harus 100%. Karena dari observasi 9 perawat jarang menanyakan nama pasien
dengan pertanyaan terbuka dan lebih sering menanyakan dengan pertanyaan
tertutup

2) Komunikasi Efektif
a) Kajian Teori
Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku
dan memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan
dunia sekitarnya. Komunikasi terjadi pada tiga tingkatan yaitu intrapersonal,
interpersonal dan publik. Suatu komunikasi yang tidak efektif adalah hal
paling sering disebutkan sebagai penyebab dalam kasus-kasus sentinel.

83
Suatu komunikasi harus tepat pada waktunya, akurat, komplit, tidak rancu
dan dimengerti oleh sang penerima informasi.
Penelitian menunjukkan bahwa penundaan dan menanggapi hasil yang
penting dapat mempengaruhi secara negatif hasil yang penting dapat
mempengaruhi secara negatif hasil akhir pasien. Menerapkan sebuah
proses/prosedur untuk perintah yang disampaikan melalui telpon (lisan),
atau penyampaian hasil uji klinis penting, yang harus diverifikasi dengan
“mengulang” selengkap-lengkapnya perintah ataupun hasi, uji klinis yang
diterima, yang harus dilakukan oleh orang yang menerima informasi
tersebut.
b) Kajian Data
Berdasarkan observasi pelaksanaan uraian komunikasi efektif di ruang
Wijayakusuma yang dilakukan selama periode 21-23 Maret 2023 didapatkan
hasil sebagai berikut:

Tabel 3.33 Komunikasi Efektif Perawat di Ruang Wijayakusuma periode 21-


23 Maret 2023
n=9
Observasi
N
ASPEK YANG DINILAI H1 H2 H3
O
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1 Komunikasi dalam catatan pera 9 9 9
wat menggunakan SOAP
2 Jika pasien ada program puasa, 9 9 9
pasien diberi penjelasan puasa.
(NA)
3 Komunikasi dalam catatan inte 9 9 9
grasi dokter menggunakan SO
AP
4 Setelah mengisi catatan integra 9 9 9
si perawat menulis ttd dan nam
a terang
5 Setelah mengisi catatan integra 9 9 9
si dokter menulis ttd dan nama

84
terang
6 Setelah mengisi catatan integra 9 9 9
si profesi lain menulis ttd dan n
ama terang
7 Dokumentasi setelah konsul di 9 9 9
catatan terintegrasi menggunak
an SBAR (NA)
Total 63 63 63
Presentase 100% 100% 100%
Presentase Akhir 100%
Sumber : observasi mahasiswa ners UMP 2023
Analisis : berdasarkan hasil observasi mahasiswa selama 3 hari diruang
Wijayakusuma didapatkan presentase komunikasi efektif seniali 100% yang
artinya komunikasi di ruang Wijayakusuma sudah sangat baik.

3) Keamanan Obat High Alert


(a) Kajian Teori
Menurut PerMenKes 917/Menkes/Per/x/1993, obat (jadi) adalah sediaa
n atau paduan-paduan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau men
yelidiki secara fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan dia
gnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan
kontrasepsi.
Obat merupakan sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap untuk digu
nakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan
patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pe
mulihan, peningkatan, kesehatan dan kontrasepsi (Kebijakan Obat Nasiona
l, Departemen Kesehatan RI, 2005).
Perawat dalam memberikan obat juga harus memperhatikan resep obat
yang diberikan harus tepat, hitungan yang tepat pada dosis yang diberikan
sesuai resep dan selalu menggunakan prinsip 6 benar. Begitu banyaknya
pasien yang berobat ke rumah sakit, banyaknya petugas kesehatan dari
berbagai disiplin ilmu, dan begitu banyaknya prosedur tindakan,

85
memungkinkan dalam pemberian pengobatan, untuk mencegah hal ini,
diperlukan beberapa cara, yaitu :
(a) Mensosialisasikan dan meningkatkan kewaspadaan obat Look Alike
Sound Alike (LASA) atau istilah Indonesianya nama obat rupa ucapan
dan mirip (NORUM).
(b) Menerapkan double check dan counter sign setiap distribusi dan pemb
erian obat.
(c) Perhatikan agar obat high alert berada di tempat yang aman.
(d) Perhatikan prinsip 7 benar dalam pemberian obat, yaitu : benar obat,
benar dosis, benar waktu pemberian obat, benar cara dan tempat
pemberian (rute), benar pasien dan benar dokumentasi.
(2) Kajian Data
Berdasarkan observasi pelaksanaan uraian penggunaan obat hight allert di
ruang Wijayakusuma yang dilakukan selama periode 21-23 Maret 2023
didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 3.34 Keamanan Obat High Alert Ruang Wijayakusuma


periode 21-23 Maret 2023
n = 3 Hari
Observasi
H1 H2 H3
No Variabel
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

1 Tersedianya loker pemisah obat  



antar pasien
2 Pemisah obat norum (nama obat, rupa  

dan ucapan mirip)
3 Penyimpanan obat sesuai indikasi 
 
tempat penyimpanan
4 Tersedia obat emergency   
5 Penyimpanan obat emergency   
6 Penyimpanan obat High Alert
 Tempat penyimpanan terkunci
 Jauh dari tempat pasien   
 Memiliki daftar obat dan jumlah
obat – obatan high alert
7 Adanya etiket obat oral maupun  

parenteral saat pemberian
8 Etiket obat parenteral terdiri dari nama   

86
pasien, nama obat dan waktu
pemberian
9 Pemberian obat oral dan parenteral  

diletakkan pada tempat khusus obat
TOTAL 7 8 8
PRESENTASE 78% 89 89
% %

PERSENTASE AKHIR 85%

Sumber :Observasi Mahasiswa Ners universitas muhammadiyah purwokerto 202


3
Analisa : Berdasarkan observasi di Ruang Wijayakusuma pada tanggal 21-23 M
aret tentang keamanan obat high alert sudah termasuk kategori sangat baik denga
n presentase 85%, namun masih kurang kritikal, karena seharusnya presentasenya
100%.

4) Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi


a) Kajian teori
Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan dengan
menggunakan prosedur invasif, dengan tahapan membuka atau
menampilkan bagian tubuh yang dilakukan tindakan pembedahan pada
umumnya dilakukan dengan membuat sayatan, setelah yang ditangani
tampak, maka akan dilakukan perbaikan dengan penutupan serta penjahitan
luka (Sjamsuhiddayat & Jong, 2016). Pembedahan dilakukan untuk
mendiagnosis atau mengobati suatu penyakit, cacat atau cidera, serta
mengobati kondisi yang tidak mungkin disembuhkan dengan tindakan atau
obat-obatan sederhana (Potter, P.A,Perry, 2016).

b) Kajian Data
Berdasarkan observasi pelaksanaan uraian kepastian tepat lokasi di ruang
Wijayakusuma yang dilakukan selama periode 21-23 Maret 2023
didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 3.35 Penilain Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien


operasi di Ruang Wijayakusuma periode 21-23 Maret 2023

87
No. Kriteria Penilaian Hari Ket
H1 H2 H3
1. Klinik menggunakan suatu tanda yang √ x √ X = tidak
jelas dan dimengerti untuk identifikasi ada
lokasi operasi bedah minor dan tindakan op
melibatkan pasien didalam proses pada hari
penandaan itu
2. Klinik menggunakan suatu prosedur √ x √
untuk memverifikasi saat preoperasi
tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat
pasien dan semua dokumen serta
peralatan yang diperlukan tersedia,
tepat dan fungsional
3. Setiap tim menerapkan dan mencatat √ x √
prosedur sebelum tindakan tepat
sebelum dimulainya suatu
prosedur/tindakan pembedahan
4. Kebijakan dan prosedur dikembangkan √ x √
untuk mendukung proses yang
seragam untuk memastikan tepat
lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien
termasuk prosedur medis dan dental
Total 4 4
Persentase 100%
Sumber: berdasarkan observasi mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Purwokerto
Analisa: berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan selama 3 hari terhadap
pelaksanaan Penilain Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi
di Ruang Wijayakusuma, didapatkan presentase 100% pada hari ke 1 dan ke 3,
sedangkan pada hari ke 2 tidak terkaji karena pada hari itu di ruangan tidak ada
pasien dengan program operasi.

5) Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan


a) Kajian teori
Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan tantangan terbesar
dalam tatanan pelayanan kesehatan, dan peningkatan biaya untuk mengatasi
infeksi yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan merupakan
keprihatinan besar bagi pasien maupun para prooesional pelayanan

88
kesehatan. Infeksi biasanya dijumpai dalam semua bentuk pelayanan
kesehatan termasuk infeksi saluran kemih, infeksi pada aliran darah (blood
steam infection) dan pneumonia (seringkali dihubungkan dengan ventilasi
mekanis).
Pusat dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi-infeksi lain adalahcuci
tangan (hand hygine) yang tepat. Rumah sakit mempunyai proses
kolaboratif untuk mengembangkan kebijakna dan/ atau prosedur yang
menyesuikan atau mengadopsi petunjuk hand hygine yang diterima secara
umum dan untuk implementasi petunjuk itu di rumah sakit.
b) Kajian data
Berdasarkan observasi pelaksanaan uraian resiko infeksi di ruang
Wijayakusuma yang dilakukan selama periode 21-23 Maret 2023
didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.36 Hasil Penilaian Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan di Ruang Wijayakusuma 21-23 Maret 2023
No. Kriteria Penilaian Tanggal Ket
21 22 23
1. Klinik mengadaptasi pedoman hand   
hygiene terbaru yang diterbitkan dan
sudah diterima secara umum
2. Klinik menerapkan program hand  X X
hygiene yang efektif
3. Kebijakan/prosedur dikembangkan   
untuk mengarahkan pengurangan secara
berkelanjutan risiko dari infeksi yang
terkait pelayanan kesehatan
Total 3 2 2 7
Presentase 100% 66% 66% 77%
Sumber : hasil observasi mahasiswa ners UMP
Analisa : berdasarka hasil observasi yang mahasiswa lakukan selama 3 hari, dapat
dsimpulkan bahwa ruangan Wiajayakusuma mendapatkan kategori baik dalam
upaya pengurangan resiko infeksi dengan nilai presentase 77%.

6) Pengurangan risiko pasien jatuh


a) Kajian teori

89
Jumlah kasus jatuh cukup bermakna sebagai penyebab cedera
bagi pasien rawat inap. Dalam konteks masyarakat yang dilayani,
pelayanan yang disediakan, dan fasilitasnya rumah sakit perlu
mengevaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil tindakan untuk
mengurangi risiko cedera bila sampai jatuh. Evaluasi bisa termasuk
riwayat jatuh, obat dan telaah pasien yang bermkemungkinan
mengkonsumsi alkohol, gaya jalan dan keseimbangan, serta alat bantu
berjalan yang digunakan oleh pasien

Tabel 3.37 Skore Tingkatan Risiko Jatuh


Ketentuan Skala Morse

Tingkatan Resiko Nilai MPS Tindakan


Tidak Beresiko 0 – 24 Perawatan Dasar
Resiko Rendah 25 – 50 Pelaksanaan Intervensi Pencegahan Jatuh Standar.
Resiko Tinggi ≥51 Pelaksanaan Intervensi Pencegahan Jatuh resiko tinggi

b) Kajian data
Berdasarkan observasi pelaksanaan uraian resiko jatuh di ruang Wijayakusuma
yang dilakukan selama periode 21-23 Maret 2023 didapatkan hasil sebagai
berikut:

Tabel 3.38 Pengurangan risiko pasien jatuh di Ruang Wijayakusuma periode


21-23 Maret 2023

No. Kriteria Penilaian Tanggal Ket


21 22 23
1. Klinik menerapkan proses assesmen awal   
atas pasien risiko jatuh dan melakukan
assesmen ulang pasien bila diindikasikan
terjadi perubahan kondisi atau
pengobatan dan lain-lain
2. Langkah-langkah yang diterapkan untuk   
mengurangi risiko jatuh bagi mereka yan
g pada hasil asessmen dianggap beresiko

90
jatuh
3. Langkah-langkah dimonitor hasilnya, bai X X X
k keberhasilan pengurangan cedera akiba
t jatuh dan dampak dari kejadian tidak di
harapkan
4. Kebijakan dan/atau prosedur X X X
dikembangakn untuk mengarahkan
pengurangan berkelanjutan risiko pasien
cedera akibat jatuh di klinik
Total 2 2 2 6
Presentase 50% 50% 50% 50%

Tabel 3.39 Tindakan Pasien Jatuh Di Ruang Wijayakusuma


No Tindakan penilaian pasien resiko jatuh rawat inap dewasa Observasi

Ya Tidak

1 Perawat melakukan pengkajian resiko jatuh menggunakan SPO 


RSUD Banyumas

2 Memasang gelang resiko jatuh berwarna kuning pada pergelangan 


tangan pasien, jika penilaian SPOhasilnya >45

3 Memasang label segitiga merah untuk resiko tinggi dan segitiga 


kuning untuk resiko rendah ditempat tidur

4 Menuliskan tanda resiko jatuh di white board pada nurse station 


(NA)

5 Mengatur tinggi rendahnya tempat tidur sesuai dengan prosedur 


pencegahan pasien jatuh

6 Memastikan pagar pengaman tempat tidur dalam keadaan 


terpasang saat pasien sendiri

Total 4 2

Presentase 66% 34%

Sumber : hasil observasi mahasiswa ners UMP

Analisa: berdasarkan hasil observasi mahasiswa selama 3 hari, didapatkan total


nilai presentase 50% (cukup), yang berarti pengurangan resiko jatuh pasien masih
kurang efektif dengan dibuktikan tidak terpasangnya stiker kuning di gelang
identitas pada 1 pasien dan kurang tepatnya waktu pengkajian ulang sesuai dengan
kriteria resiko jatuh.

91
3. PPI
a) Kajian Teori
(1) Kebersihan tangan
Tangan merupakan media transmisi patogen tersering di Rumah
Sakit. Menjaga kebersihan tangan dengan baik dan benar dapat
mencegah penularan mikroorganisme dan menurunkan frekuensi
infeksi nosokomial. Kepatuhan terhadap kebersihan tangan
merupakan pilar pengendalian infeksi. Teknik yang digunakan
adalah teknik cuci tangan 6 langkah. Dapat memakai antiseptik, dan
air mengalir atau handrub berbasis alkohol.
Kebersihan tangan merupakan prosedur terpenting untuk
mencegah transmisi penyebab infeksi (orang ke orang;objek ke
orang). Banyak penelitian menunjukkan bahwa cuci tangan
menunjang penurunan insiden MRSA, VRE di ICU.
Cuci tangan adalah menggosok air dengan sabun secara
bersama-sama seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan
ringkas kemudian dibilas di bawah aliran air (Larsan, 2005).

Kapan Mencuci Tangan


(a) Sebelum kontak dengan pasien.
(b) Sebelum tindakan aseptik.
(c) Setelah kontak dengan pasien.
(d) Setelah terkena cairan tubuh
(e) Setelah kontak dengan lingkungan pasien.
Alternatif Kebersihan Tangan
Handsrub berbasis alkohol 70%:
- Pada tempat dimana akses wastafel dan air bersih terbatas.
- Tidak mahal, mudah didapat dan mudah dijangkau.

92
- Dapat dibuat sendiri (gliserin 2 ml  100 ml alkohol 70 %)
- Jika tangan terlihat kotor, mencuci tangan  air bersih mengalir dan
sabun harus dilakukan.
- Handrub antiseptik tidak menghilangkan kotoran atau zat organik,
sehingga jika tangan kotor harus mencuci tangan  sabun dan air
mengalir.
- Setiap 5 kali aplikasi Handrub harus mencuci tangan  sabun dan air
mengalir.
- Mencuci tangan sabun biasa dan air bersih mengalir sama
efektifnya  mencuci tangan  sabun antimikroba (Pereira, Lee dan
Wade 2007).
- Sabun biasa mengurangi terjadinya iritasi kulit.
Enam langkah kebersihan tangan :
(a) Langkah 1 : Gosokkan kedua telapak tangan
(b) Langkah 2 : Gosok punggung tangan kiri dengan telapak
tangan kanan, dan lakukan sebaliknya.
(c) Langkah 3 : Gosokkan kedua telapak tangan dengan jari-jari
tangan saling menyilang.
(d) Langkah 4 : Gosok ruas-ruas jari tangan kiri dengan ibu jari
tangan kanan dan lakukan sebaliknya.
(e) Langkah 5 : Gosok Ibu Jari tangan kiri dengan telapak tangan
kanan secara memutar, dan lakukan sebaliknya.
(f) Langkah 6 : Gosokkan semua ujung-ujung jari tangan kanan di
atas telapak tangan kiri, dan lakukan sebaliknya.
(2) Penggunaan APD
Penggunaan secara rasional dan konsistensi APD yang
tersedia serta higiene sanitasi tangan yang menandai juga akan
membantu mengurangi penyebaran infeksi. Meskipun memakai
APD dalah langkah yang paling kelihatan dalam upaya

93
pengendalian dan penularan infeksi, namun upaya ini adalah yang
terakhir dan paling lemah dalam hirarki kegiatan IPC. Oleh karena
itu jangan mengandalkan sebagai strategi utama pencegahan. Bila
tidak ada langkah pengendalian administratif dan rekayasa teknis
yang efektif, maka APD hanya memiliki manfaat yang terbatas
(3) Pengolahan sampah/limbah
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan,
pemrosesan, pendaurulangan, atau pembuangan dari material
sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yang
dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk
mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan, atau
radioaktif dengan metode dan keahlian khusus untuk masing-
masing jenis zat. Praktek pengelolaan sampah berbeda beda antara
negara maju dan negara berkembang, berbeda juga antara daerah
perkotaan dengan daerah pedesaan, berbeda juga antara daerah
perumahan dengan daerah industri.
Pengelolaan sampah yang tidak berbahaya dari pemukaan
dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab
pemerintah daera, sedngkan untuk sampah dari area komersial dan
industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.
Metode pengelolaan sampah berbeda-beda tergantung banyak hal,
diantaranya tipe zat sampah, tanah yang digunakan untuk
mengolah dan ketersediaan area.
Tujuan Pengelolaan sampah yaitu
- Mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai
ekonomis.
- Mengolah sampah agar menjadi material yang tidak
membahayakan bagi lingkungan hidup.
(4) Penatalaksanaan linen
Pengertian linen adalah bahan / kain yang digunakan di rumah
sakit untuk kebutuhan pembungkus kasur, bantal, guling dan alat
instrument steril lainnya.

94
(5) Perlindungan kesehatan petugas
Keselamatan dan kesehatan adalah suatu pemikiran dan
upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, hasil
karja dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
Keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mencari dan
menggungkapkan kelemahan yang memungkinkan terjadinya
kecelakaan.
(6) Etika batuk
Batuk bukanlah suatu penyakit, batuk merupakan mekanisme tubuh
pernapsan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh
terhadap iritasi ditenggorokan karena adanya lendir, makanan, debu,
asap dan sebagainya. Etika adalah teori tentang tingkah laku
perbuatan manusia dari segi baik dan buruk sejauh yang dapat
ditentukan oleh akal. Etika batuk adalah tata cara batuk yang baik
dan benar, dengan cara menutup hidung dan mulut dengan tisu atau
lengan baju. Jadi bakteri tidak menyebar ke udara dan tidak menular
ke orang lain.

(7) Teknik menyuntik yang aman


Jarum suntik adalah perangkat yang paling banyak
menyebabkan luka bagi petugas kesehatan .
a. Intruksi penyuntikan oleh dokter.
b. Persiapan meja suntik dengan tersedia diatasnya seperti kapas
alkohol 70% dalam wadah tertutup.
c. Persiapan pasien, cek ulang identitas pasien dan cek ulang
riwayat alergi.
d. Persiapan obat, cek jenis obat, dosis obat, cara pemberian
dengan intruksi penyuntikan.
e. Lakukan tindakan aseptik antiseptik.
f. Lakukan penyuntikan.

95
g. Cara penyuntikan secara intravena langsung, tentukan vena
mana yang akan disuntik.
b) Kajian data
Berdasarkan observasi pelaksanaan uraian penatalaksanaan
linen di ruang Wijayakusuma yang dilakukan selama periode
21-23 Maret 2023 didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 3.39 Penatalaksanaan Linen Ruangan Wijayakusuma periode 21-23


Maret 2023
NO INDIKATOR Observasi
YA Tidak
1 Penyimpanan linen bersih dalam almari bersih, 3
kering, tertutup
2 Pemakaian linen bersih dengan system FIFO 3
3 Troly linen bersih dan siap pakai 3
4 Buang limbah yang ada di tempat tidur sebelum 3
linen digulung dan dimasukan ke kantong plastic
5 Linen kotor masuk kantong plastik putih 3
6 Linen terkontaminasi masuk kantong plastic kuning 3
7 Tidak meletakan linen kotor / terkontaminasi dilantai, 3
meja, kursi atau yang lainnya. Linen kotor/terkontami
nasi.
8 Penyimpanan linen kotor dan terkontaminasi dalam 3
plastik diikat dan dimasukan dalam ember tertutup
Total Jumlah 24 0
Presentase 100%
Sumber : Hasil observasi mahasiswa ners UMP
Analisa : Bedasarkan hasil observasi didapatkan kesimpulan bahwa
penempatan linen sudah sangat baik karna mendapat presentase 100%.
c) Kajian Data
Berdasarkan observasi pelaksanaan uraian menyuntik yang aman di ruang
Wijayakusuma yang dilakukan selama periode 21-23 Maret 2023
didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.40 Praktek menyuntik aman di Ruang Wijayakusuma tanggal 21-23
Maret 2023
Observasi
No Praktek menyuntik yang aman
21 22 23
1. Suntikan disiapkan menggunakan t   
eknik septic di daerah yang bersih bebas dari kontamin
asi atau kontak dengan darabh, cairan tububh ,atau pera
lataan yang terkontaminasi

96
2. Jarum dan jarum suntik digunakan hanya untuk satu   
pasien (termasuk jarum suntik insulin)
3. Septum karet pada botol obat didesineksi dengan X X X
alkohol sebelum di tusuk
4. Obat botol dimasukan dengan jarum baru dan   
jarum ,suntik baru ,meskipun saat untuk mendapatkan
dosis tambah untuk pasien yang sama (NA)
5. Obat-obatan dosis tunggal (single use) ampul dan   
botol larutan intrasvena digunakan banya untuk satu
pasien
6. Botol multi dosis diberi tanggal oleh perawat saat perta   
ma kali dibuka dan dibuang dalam waktu 28 hari kecua
li pabrik mencantumkan tanggal yang berbeda (lebih p
endek/lebih lama)
Catatan : tanggal tersebut berbeda dengan tanggal
kadaluarsa yang tercetak pada botol (NA)
7. Bila memungkinkan botol multi dosis di peruntukan   
untuk satu pasien (NA)
8. Botol multi dosis yang akan digunakan untuk lebih dari   
satu pasien disimpan di area pengobatan terpusat dan ti
dak memasuki area pengobatan terpusat dan tidak me
masuki area perawatan pasien segera (misalnya : ruang
operasi ,,ruang pasien/ bilik (NA)
TOTAL 7 7 7
Presentase 87,5 87,5 87,5
% % %
Sumber : hasil observasi mahasiswa ners UMP
Analisa : berdasarkan hasil observasi selama 3 hari didapatkan presentase sebesar
87,5% yang berarti praktek menyuntik aman di ruang Wijayakusuma sudah
dilaksanakan dengan sangat baik.

d) Kajian Data
Berdasarkan observasi pelaksanaan uraian pengendalian lingkungan di ruang
Wijayakusuma yang dilakukan selama periode 21-23 Maret 2023 didapatkan hasil
sebagai berikut:
Tabel 3.41 Formulir Pemantauan Pengendalian Lingkungan di ruang
Wijayakusuma periode 21-23 Maret 2023
KETERA
TANGGAL
NO INDIKATOR NGAN
21 22 23
I. Nurse Station
1. Ruangan bersih √ √ √

97
KETERA
TANGGAL
NO INDIKATOR NGAN
21 22 23
2. Tertata rapi √ √ √
II. Kamar Jaga
1. Bersih dan tertata rapi √ √ √
2. Tidak ada baju petugas tergantung √ √ √
III. Kamar /Ruangan Pasien
1. Bersih dan tertata rapi √ √ √
2. Barang-barang tertata rapi √ √ √
IV. Ruang Obat

1. Ruangan bersih dan tertata rapi √ √ √


2. Suhu ruangan <25°C, X X X
3. Kelembaban ruangan 60-70% X X X
4. Suhu dan kelembaban dipantau setiap hari/ X X X
dibuat grafik
5. Tidak ada obat kadaluarsa √ √ √
6. Kulkas tempat penyimpanan obat bersih d √ √ √
ari bunga es
V. Dapur
1. Dapur bersih dan tertata rapi √ √ √
2. Lemari tempat penyimpanan alat makan b √ √ √
ersih dan terawat
VI. Gudang

1. Bersih dan tertata rapi √ √ √


2. Tersedia spilkit infeksi lengkap √ √ √
VI Lain-lain
I.
1. Tidak ada binatang pengganggu, pengerat √ √ √
atau serangga
2. Kamar mandi bersih dan tidak berbau √ √ √

3. Dinding dan langit-langit tidak berjamur X X X

98
KETERA
TANGGAL
NO INDIKATOR NGAN
21 22 23
4. APD (masker N95, face shield, goggle, se √ √ √
patu boot, sarung tangan, topi) tersimpan r
api
5. APD kotor diletakkan pada tempat yang t √ √ √
elah disediakan
6. Lantai dipel 2 kali sehari atau bila kotor √ √ √
Total jumlah
Sumber: berdasarkan observasi mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Purwokerto

Keterangan : √ = dilakukan, X = tidak dilakukan

Penghitungan : IPCN/IPCLN

18
= X 100%
18 + 4 (81,81%)

Analisa: berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan selama 3 hari terhadap
pemantauan kesehatan lingkungan di Ruang Wiayakusuma, didapatkan presentas
e 81,81%, karena terdapat 3 point yang belum dilaksanakan
e) Kajian Data
Berdasarkan observasi pelaksanaan uraian Penggunaan APD di ruang
Wijayakusuma yang dilakukan selama periode 21-23 Maret 2023 didapatkan
hasil sebagai berikut:

Tabel 3.42 Formulir Kepatuhan Penggunaan APD di Ruang Wijayakusuma


periode 21-23 Maret 2023

99
TANGGAL KET
NO INDIKATOR
21 22 23

1. APD digunakan sesuai indikasi   

2. Pemakaian APD benar   

3. Pelepasan APD benar   

4. Pengelolaan APD bekas pakai benar   

5. Menggunakan satu handscoon untuk satu pasien   

6. Menggunakan satu handscoon untuk satu tindakan X X X


Menggunakan handscoon pada saat akan melakuka
7. X X X
n tindakan (didepan pasien)
Penghitungan : IPCN

= 5
X 100%
5+2 (71,42%)
Sumber: berdasarkan observasi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Analisa: berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan selama 3 hari terhadap
kepatuhan petugas terhadap penggunaan apd di Ruang Wiayakusuma, didapatkan
presentase 71,42%, karena pada point Menggunakan satu handscoon untuk satu ti
ndakan dan Menggunakan handscoon pada saat akan melakukan tindakan (didepa
n pasien) belum dilaksanakan.

f) Kajian Data
Berdasarkan observasi pelaksanaan uraian penempatan pasien di ruang
Wijayakusuma yang dilakukan selama periode 21-23 Maret 2023 didapatkan hasil
sebagai berikut:

Tabel 3.43 Formulir Pemantauan Penempatan Pasien di ruang


Wijayakusuma periode 21-23 Maret 2023

100
TANGGAL KETERANGAN
NO INDIKATOR
21 22 23
1 Penempatan pasien non infeksius √ √ √
terpisah dengan pasien infeksius
2 Penempatan pasien disesuaikan dengan √ √ √
pola trasmisi infeksi penyakit kontak
3 Bila ruang tersendiri penuh, menerapkan √ √ √
sistem cohorting, jarak antara tempat
tidur minimal 1 meter.
4 Ruangan dengan sistem cohorting diberi √ √ √
tanda kewaspadaan berdasarkan
trasmisinya
5 Pasien yang tidak dapat menjaga √ √ √
kebersihan diri atau lingkungannya
dipisahkan
Jumlah 5 5 5
Presentase
Keterangan : √ = dilakukan, X = tidak dilakukan
Penghitungan : IPCN/IPCLN

5
= X 100%
5 (100%)
Sumber: berdasarkan observasi mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Purwokerto

Analisa: berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan selama 3 hari terhadap
pelaksanaan penempatan pasien di Ruang Wiayakusuma, didapatkan presentase
100% , karena setiap point dilaksanakan dengan baik oleh ruangan .
g) Kajian Data
Berdasarkan observasi pelaksanaan uraian pengelolaan limbah di ruang
Wijayakusuma yang dilakukan selama periode 21-23 Maret 2023 didapatkan hasil
sebagai berikut:

Tabel 3.44 Formulir Pemantauan Pengelolaan Limbah di ruang


Wijayakusuma periode 21-23 Maret 2023

101
N TANGGAL KET
INDIKATOR
O 21 22 23
VII. KETERSEDIAAN
3. Tempat sampah kuning (infeksius) ber   
sih dan berpedal/injak
4. Tempat sampah hitam (non infeksius)   
bersih dan berpedal/injak
5. Safety box berlogo biohazard   
6. Tempat sampah besar bersih dan berpe   
dal/injak
7. Tempat penampungan sampah sement   
ara bersih dan tertutup rapat
KEPATUHAN PEMBUANGAN LIMB
VIII.
AH NON BENDA TAJAM
3. Plastik sesuai jenis tempat sampah   
4. Sampah infeksius (Diapers, Pembalut,   
Kassa, blood set, selang infus, kateter,
sarung tangan, dll) dibuang ketempat s
ampah infeksius / kantong kuning)
5. Sampah non infeksius (kertas, tissue,   
plastik, pembungkus spuit, pembungk
us sarung tangan, dll) dibuang ketemp
at sampah non infeksius / kantong hita
m)
6. ¾ penuh diikat dan diganti   
KEPATUHAN PEMBUANGAN LIMB
III
AH BENDA TAJAM
1 Membuang sampah benda tajam (jaru   
. m, pisau, ampulan, cutter, dll) ke safet
y box
2 Safety box isi ¾ penuh segera diganti   
.
3 Safety box dibawa ke TPS infeksius d   
. alam 1x24 jam

4 Limbah benda tajam diangkut dari TP   


. S infeksius ke tempat pemusnahan ses
uai jadwal

5 Proses pengangkutan menerapkan prin   


sip-prinsip PPI

102
N TANGGAL KET
INDIKATOR
O 21 22 23
.
100 100 100 100%
Total jumlah
% % %
Sumber : Hasil observasi dan wawancara mahasiswa ners UMP
Analisa : Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari didapatkan presentase 100%.

Tabel 3.45 Formulir Monitoring


Transport Pasien Airborne diruang Wijayakusuma
NO KEGIATAN Tanggal
Keterangan
21 22 23
1 Menginformasikan kepada pasien d
an keluarga tentang rencana transfer
yang akan dilakukan
2 mengkoordinasikan dengan perawat
/petugas unit yang dituju
3 Memeriksa kelayakan kondisi pasie
n yang akan ditransfer
4 Petugas melakukan kebersihan tang
an
5 Petugas pengantar menggunakan m Diruangan W
asker N 95
6 Pasien menggunakan masker bedah ijayakusuma ti
selama dalam perjalanan ke ruanga dak terdapat r
n yang dituju
7 Anjurkan untuk tidak banyak berger uangan Airbor
ak selama perjalanan n sehingga ka
8 Formulir pemindahan pasien antar r
uangan diiisi dengan lengkap mi tidak dapat
9 Kedaan umum dantanda-tanda vital memonitoring.
diobservasi sebelum pasien ditransf
er
10 Hasil observasi dicatat pada catatan
perawatan
11 Kondisi pasien dimonitor selama tr
ansfer
12 Dilakukan serah terima dengan pera
wat unit yang dituju
13 Petugas menandatangani formulir s
erah terima
Skore

103
h) Kajian Data

Berdasarkan observasi pelaksanaan uraian paska pajanan di ruang


Wijayakusuma yang dilakukan selama periode 21 Maret 2023 didapatkan hasil
sebagai berikut:

Tabel 3.46 Formulir Monitoring Paska Pajanan diruang Wijayakusuma


periode 21 Maret 2023

NO INDIKATOR YA TDK KET

1. Petugas mengetahui alur terpajan 


2. Petugas segera mencuci daerah terpajan dengan air mengali 
r
3. Petugas segera lapor jika terpajan 
4. Status pasien segera diketahui (Hepatitis B, Hepatitis C, da 
n HIV/ AIDS)
5. Petugas terpajan konsul dokter jaga IGD atau dokter penya 
kit dalam
6. Petugas terpajan segera melakukan pemeriksaan status Hep 
atitis B, Hepatitis C, dan HIV/ AIDS jika diperlukan
7. Petugas terpajan segera mendapatkan profilaksis jika diperl 
ukan
8. Petugas terpajan konseling dengan PPI (IPCN/ IPCD) 
9. Petugas terpajan segera imunisasi jika diperlukan 
10. Petugas terpajan melaporkan kondisinya pada bulan ke 1 p 
aska pajanan
11. Petugas terpajan melaporkan kondisinya pada bulan ke 3 p 
aska pajanan
12. Petugas terpajan melaporkan kondisinya pada bulan ke 6 p 
aska pajanan
Jumlah 15 2
Presentase 88,23 %
Sumber : Hasil Observasi Mahasiswa Ners UMP

Analisa : Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari didapatkan kesimpulan


bahwa didapat hasil presentasi 88,23 % artinya masuk kategori sangat baik.

104
i) Kajian Data

Berdasarkan observasi pelaksanaan uraian sarana kebersihan tangan di ruang


Wijayakusuma yang dilakukan selama periode 21 Maret 2023 didapatkan hasil
sebagai berikut:

Tabel 3.47 Sarana Kebersihan Tangan di Ruang Wijayakusuma 21 Maret 202


3
No ITEM HASIL
YA TDK
A Kebersihan tangan dengan handrub

1. Handrub di setiap pintu √


2. Handrub di setiap tempat tidur √
3 Tertulis tanggal di buka pada kemasan handrub √
4 Tersedia poster 6 langkah kebersihan tangan √
di tempat handrub
5 Tersedia poster 5 moment cuci tangan di √
tempat handrub
B Kebersihan tangan dengan air mengalir
1. Tersedia wastafel berfungsi baik √
2. Wastafel tampak bersih, bebas dari perawatan lainnya √
3. Gagang kran air berbentuk panjang √
4. Tersedia sabun cair pada tempatnya √
5. Tersedia handuk sekali pakai √
6. Tersedia tempat handuk kotor di samping wastafel √
7. Tersedia poster 6 langkah kebersihan tangan √
di wastafel
8. Tersedia 5 poster momen cuci tangan √
Total 13
Persentase 100%
Observasi Mahasiswa Ners universitas muhammadiyah purwok
erto 2023
Analisa: Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan disimpulkan bahwa saran
a kebersihan tangan mencapai 100 % dengan kategori baik.

j) Kajian Data

Berdasarkan observasi pelaksanaan uraian 5 momen cuci tangan planing di


ruang Wijayakusuma yang dilakukan selama periode 21-23 Maret 2023
didapatkan hasil sebagai berikut:

105
Tabel 3.48 Kepatuhan 5 Momen Cuci Tangan di Ruang Wijayakusuma
periode 21-23 Maret 2023
N : 10 perawat

Handw handrub MOMENT Sblm Sdh prese


Tgl No Profesi ash ntase
HS HS
Ya Tidak 1 2 3 4 5
21/3/23 1 Perawat 1 X x X √ √ √ x √ 44%
2 Perawat 1 √ √ √ √ X √ x √ 66%
3 Perawat 2 √ x X √ √ √ X √ 55%
4 Perawat 2 √ x X X √ X X √ 33%
5 Perawat 3 √ x X X X X X √ 22%
6 Perawat 3 √ x X √ √ √ X X 44%
7 Perawat 4 √ x X X X X X √ 22%
8 Perawat 4 X x X √ X X X X 11%
9 Perawat 5 X x X X X √ X √ 22%
10 Perawat 5 √ x X √ √ X x X 33%
7 3 1 1 6 5 5 0 7
Presentas1 70 % 30 % 10% 10% 60% 50% 50% 0% 70% 44%

Observasi Mahasiswa Ners universitas muhammadiyah purwokerto 2


023
Keterangan :
√: Ya X: Tidak

Moment :

1 : sebelum kontak dengan pasien


2 : sebelum melakukan tindakan aseptik
3 : setelah kontak dengan cairan tubuh
4 : setelah kontak dengan pasien
5 : setelah kontak dengan lingkungan pasien

Analisa:
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan disimpulkan bahwa kepatuhan
5 momen cuci tangan dari 10 petugas yaitu 44 % hal ini berada di kategori cukup,
yang melakukan cuci tangan, pada moment cuci tangan setelah kontak dengan
pasien perawat sudah banyak yang melakukan moment tersebut, namun untuk

106
moment sebelum kontak dengan pasien perlu ditingkatlan lagi dengan
mendapatkan presentasi 10% begitu juga dengan sebelum pengguanaan handscoon
perawat tidak melakukan cuci tangan namun pada setelah menggunakan
handscoon beberapa perawat sudah melakukana kebersihan mencuci tangan.

4. MUTU PELAYANAN
a. Instrumen A
Identifikasi data dilakukan selama 3 hari pada tanggal 21 Maret 2023
– 21 Maret 2023 dengan cara wawancara dan melihat rekam medik pasien.
Semua data tentang semua asuhan keperawatan yang terekam mulai dari
pengkajian, diagnosa masalah, intervensi, implementasi, dan evaluasi
semuanya disimpan pada E-RM dan masing-masing petugas memiliki
akun tersendiri.
E-RM merupakan suatu sistem rekam medik yang menggunakan
elektronik berdasarkan lembaran atau berkas rekam medik. E-RM
merupakan catatan perkembangan pasien selama dirawat di rumah sakit.
E-RM dituliskan oleh satu atau leih petugas kesehatan yang bekerja di
rumah sakit.

1. ASKEP SIM RS
Berdasarkan observasi pelaksanaan uraian ASKEP SIM RS di ruang
Wijayakusuma yang dilakukan selama periode 21-23 Maret 2023 didapatkan
hasil sebagai berikut:

Tabel 3.49 Askep SIM di Ruang Wijayakusuma RSUD Banyumas Period


e 21-23 Maret 2023

N : 3 Hari

Observasi Maret 2023


No Aspek yang dinilai
H1 H2 H3

Pengkajian YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK


1. Mencatat data yang dikaji sesuai dengan √ √ √
pedoman pengkajian

107
2. Data dikelompokkan (Bio-psiko-sosial- √ √ √
spiritual)
3. Data yang dikaji sejak pasien masuk √ √ √
sampai pulang
4. Masalah dirumuskan berdasarkan √ √ √
kesenjangan antara status kesehatan
dengan norma dan pola fungsi
kehidupan
Total 4 3 1 3 1
Presentase SIM 100 75%25% 75% 25%
%
Diagnosa
1. Diagnosa keperawatan berdasarkan √ √ √
masalah yang telah dirumuskan
2. Diagnosa keperawatan mencerminkan √ √ √
PES
3. Merumuskan diagnosa keperawatan √ √ √
aktual/potensial
Total 2 1 2 1 2 1
Presentase SIM 66,6 33,33% 66,6 33,33% 66,67 33,33%
7% 7% %

Intervensi
1. Berdasarkan diagnosa keperawatan √ √ √
2. Disusun menurut urutan √ √ √
Prioritas
3. Rumusan tujuan mengandung komponen √ √ √
pasien perubahan, perilaku,
kondisi, pasien atau kriteria
4. Rencana tindakan mengacu pada tujuan √ √ √
dengan kalimat perintah, terinci dan jelas
5. Rencana tindakan menggambarkan √ √ √
keterlibatan pasien/ keluarga
6. Rencana tindakan menggambarkan kerja √ √ √
sama, dengan tim kesehatan lain
Total 6 6 6

Presentase SIM 100 100 100%


% %
Implementasi

108
1. Tindakan dilaksanakan mengacu pada √ √ √
rencana Tindakan
2. Perawat mengobservasi respon pasien √ √ √
terhadap tindakan keperawatan
3. Revisi tindakan berdasarkan hasil √ √ √
evaluasi
4. Semua tindakan yang telah dilaksanakan √ √ √
dicatat ringkas dan jelas
Total 4 4 4

Presentase SIM 100 100 100%


% %
Evaluasi

1. Evaluasi mengacu pada tujuan √ √ √

2. Hasil evaluasi dicatat √ √ √

Total 2 2 2

Presentase SIM 100 100 100%


% %
Catatan Asuhan Keperawatan

1. Menulis pada format yang baku √ √ √

2. Pencatatan dilakukan sesuai dengan √ √ √


tindakan yang dilaksanakan
3. Pencatatan ditulis dengan jelas, ringkas, √ √ √
istilah yang baku dan benar
4. Setiap melakukan tindakan, perawat √ √ √
mencantumkan paraf/ nama jelas
dan tanggal jika dilakukannya
Tindakan
5. Berkas catatan keperawatan √ √ √
disimpan sesuai dengan ketentuan
yang baku
Presentase SIM 5 5 5

Total presentase SIM 100 100 100%


% %
Sumber : Observasi Mahasiswa Ners UMP 2023

Analisa :

109
Askep yang ada di ruang Wijayakusuma sangat baik dengan nilai presentase 95%, hanya
di bagian pengkajian masih sedikit kurang.

b. Instrumen B (Kepuasan Perawat dan Pasien)

Instrumen B mengevaluasi tentang persiapan pasien terhadap mutu yang


memenuhi kriteria yaitu suda dirawat inap minimal 3 hari, bersedia mengisi
kuisioner, atau pasien rawat inap yang hendak pulang.
Askpek mutu pelayanan di dalam ruah sakit dapat dilihat dari aspek yang
berpengaruh, sebagai berikut:
1. Sumber daya dimensi mutu pelayanan
Dimensi mutu pelayanan untuk mengukur sejauh mana suatu pelayanan
kesehatan telah dicapai standar pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut
:
a. Kompetisi teknis
b. Akses terhadap pelayanan
c. Efektifitas
d. Hubungan antar manusia
e. Efisiensi
f. Kelangsungan pelayanan
Kajian Data
Berdasarkan observasi pelaksanaan uraian kepuasan perawat di ruang
Wijayakusuma yang dilakukan selama periode 21-23 Maret 2023
didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.50 Survei Kepuasan Perawat di Ruang Wijayakusuma
periode 21-23 Maret 2023
N=5

No. Pernyataan 1 2 3 4 5
1. Saya puas dengan     
sistem pemberian
gaji ditempat saya
kerja
2. Gaji yang diterima     

110
sesuai dengan
pendidikan saya
3. Saya merasa puas     
dengan kondisi
lingkungan kerja
saya
4. Kondisi kerja     
sangat
menyenangkan dan
nyaman
5. Saya merasa tidak X X X X X
puas dengan cara
rumah sakit
menerapkan
kebijakan yang
berlaku
6. Sanksi yang   X  
diterapkan oleh
rumah sakit tidak
merugikan
karyawan
7. Tingkat     
kebersamaan
diantara rekan kerja
lebih memuaskan
saya
8. Rekan kerja saya     
dirumah sakit ini
menyenangkan
9. Komunikasi dengan     
atasab sangat baik
10. Atasan membantu     

111
dalam
permasalahan yang
menyangkut
pekerjaan
11. Saya puas dengan     
prestasi kerja saya
saat ini
12. Saya mendapatkan     
pengakuan yang
selayaknya atas
prestasinya
13. Saya sangat     
dihargai ditempat
kerja
14. Atasan saya sangat     
menghargai hasil
kerja saya
15. Pekerjaan yang X X  X X
saya lakukan tidak
sesuai dengan job
description
16. Saya bisa   X  
menyelesaikan
tugas-tugas saya
selama jam kerja
17. Saya merasa puas     
dengan tingkat
tanggungjawab
dalam pekerjaan
yang saya emban
18. Sebagai perawat     
saya

112
bertanggungjawab
atas pekerjaan yang
diberikan kepada
saya
19. Saya puas karea     
mendapat pelatihan
yang sesuai untuk
mendukung
pelaksanaan
pekerjaan saya
20. Kenaikan     
poisi/promosi/gaji
ditandai dengan adil
memperhatikan
masa kerja, kinerja
dan kemampuan
Total YA : 18 YA : 18 YA : 17 YA: 18 YA: 18
TDK :2 TDK :2 TDK :3 TDK :2 TDK :2
Presentase 90% 90% 85% 90% 90%
Total presentase 89%
Sumber: instrument di isi oleh perawat Wijayakusuma

Analisis : berdasarkan kuesioner yang kami bagi, kepuasan perawat masuk dalam
kategori sangat baik dengan nilai presentase 89%.

Kajian Data
Berdasarkan observasi pelaksanaan uraian dkepuasan pasien di ruang
Wijayakusuma yang dilakukan selama periode 21-23 Maret 2023 didapatkan hasil
sebagai berikut:

Tabel 3.51 Survei kepuasan pasien diruang Wijayakusuma


periode 21-23 Maret 2023
n : 6 Pasien

113
N Kriteria Observasi
o Ya Tidak

1 Apakah perawat selalu memperkenalkan diri 5 1


2 Apakah perawat melarang anda atau pengunjung merokok 4 2
diruangan
3 Apakah perawat selalu menanyakan bagaimana nafsu makan 6 0
anda/ keluarga anda
4 Apakah perawat menanyakan pantangan dalam hal makanan 6 0
anda/ keluarga anda
5 Apakah perawat menanyakan/ memperhatikan berapa jumlah 5 1
makanan dan minuman yang bisa anda/ keluarga anda habiskan
6 Apakah anda/ keluarga anda tidakmampu makan sendiri, apakah 1 5
perawat membantu menyuapinya
7 Pada saat anda/ keluarga anda dipasang infuse, apakah perawat 6 0
selalu memriksa cairan/ tetesanya dan area sekitar jarum infuse
8 Apabila anda atau keluarga anda mengalami kesulitan buang air 4 2
besar, apakah perawat menganjurkan makan buah-buahan, atau
sayur-sayuran dan minum yang cukup
9 Pada saat perawat banyak membantu anda/ keluarga anda saat 1 5
buang air besar atau buat air kecil apakah perawat memasang
sampiran atau selimut, menutup pintu atau jendela,
mempersilahkan pengunjung keluar ruangan
10 Apakah ruangan tidur anda/ keluarga anda selalu dijaga 6 0
kebersihanya dengan disapu dan dipel setiap harinya
11 Apakah lantai kamar mandi/ WC selalu bersih, tidak licin, tidak 6 0
berbau dan cukup terang
12 Selama anda atau keluarga anda belum mampu mandi (istirahat 1 5
total), apakah dimandikan oleh perawat
13 Apakah anda/ keluarga anda dibantu oleh perawat jika tidak 1 5
mampu : menggosok gigi, membersihkan mulut, atau mengganti
pakaian atau menyisir rambut
14 Apakah alat-alat tenun seperti sprei, selimut diganti setiap kotor 5 1

114
15 Apakah perawat pernah memberikan penjelasan akibat dari : 2 4
kurang gerak, berbaring terlalu lama
16 Pada saat anda/ keluarga anda masuk rumah sakit apakah perawat 6 0
memberikan tentang fasilitas yang tersedia dan cara
penggunaanya, peraturan atau tata tertib yang erlaku dirumah
sakit
17 Selama anda/ keluarga anda dalam perawatan, apakah perawat 6 0
memanggil nama dengan benar
18 Selama anda/ keluarga anda dalam perawatanapakah perawat 6 0
mengawasi keadaan anda secara teratur pagi, sore, maupun
malam hari
19 Dalam perawatan apakah perawat segera memberi bantuan bila 6 0
diperlukan
20 Apakah perawat bersikap sopan dan ramah 6 0
21 Apakah perawat selalu memberi penjelasan sebelum melakukan 5 1
tindakan perawatan dan pengobatan
22 Apakah anda/ keluarga anda mengetahui perawat yang 6 0
bertanggung jawab setiap kali pergantian dinas
23 Apakah perawat selalu bersedia mendengarkan dan 6 0
memperhatikan setiap keluhan anda/ keluarga anda.
24 Dalam hal memberikan obat, apakah perawat membantu 4 2
menyiapkan atau meminumkan obat
25 Selama anda/ keluarga andadirawat apakah diberikan penjelasan 6 0
tentang perawatan/ pengobatan/ pemeriksaan lanjutan setelah
anda/ keluarga anda diperbolehkan pulang
Total 116 34
Presentase 77% 23%
Sumber : di isi oleh pasien ruangan Wijayakusuma
Analisa : berdasarkan observasi yang dilakukan selama 3 hari didaptkan kepuasan
pasien terhadap ruan Wijayakusuma dalam kategori baik dengan nilai presentasi
77%.
c. Instrumen C

115
1. SPO Memberikan obat intravena
Berdasarkan observasi pelaksanaan uraian SPO obat intravena di ruang
Wijayakusuma yang dilakukan selama periode 21-23 Maret 2023 didapatkan hasil
sebagai berikut:
Tabel 3.52 SPO Memberikan Obat Melalui Intravena periode 21-23 Maret
2023
No. Prosedur 21 22 23
1 Lakukan kebersihan tangan 3 3 3
2. Gunakan APD sesuai indikasi 3 3 3
3. Ucapkan salam 3 3 3
4. Perkenalkan diri - - -
5. Identifikasi pasien 3 3 3
6. Ambil obat sesuai prinsip: benar obat, benar
pasien, benar dosis, benar waktu, benar cara 3 3 3
pemberian, benar indikasi dan dokumentasi
7. Pakai sarung tangan 3 3 2
8. Posisikan pasien dengan nyaman 3 3 3
9. Tentukan vena yang akan ditusuk, syarat
3 3 3
vena tidak bercabang, bukan bekas tusukan
10. Pasang perlak/pengalas di bawah area yang
- - -
akan disuntik
11. Bila vena sudah ditemukan misal vena
brakhialis , atur lengan lurus dan pasang
2 2 1
turniquet sampai vena benar-benar dapat
dilihat dan diraba
12. Siapkan spuit yang sudah berisi obat, bila
masih terdapat udara dalam spuit maka 3 3 3
udara harus dikeluarkan
13. Bersihkan arera tempat penyuntikan dengan
alkohol swab dengan cara memutar dari 2 2 2
dalam keluar
14. Tusukan jarum ke dalam vena dengan posisi 3 3 3

116
jarum sejajar dengan vena dengan sudut 15-
30 derajat
15. Lakukan aspirasi dengan cara menarik
plunger spuit, bila darah sudah terhisap
3 3 3
lepaskan tourniquet dan dorong pelan-pelan
ke dalam vena
16. Setelah obat masuk vena, segera tarik spuit,
usap dengan alkohol swab dengan sedikit 3 3 3
menekan
17. Kembalikan pasien pada posisi yang
nyaman, tutup dan buang spuit, ampul/vial 3 3 3
di tempat yang telah tersedia (safety box)
18. Lepas sarung tangan dan cuci tangan sesuai
3 3 3
prosedur
19. Lakukan evaluasi respon pasien 1 1 1
20 Ucapkan salam 3 3 3
21. Rapikan perairan - - -
22. Lakukan kebersihan tangan 3 3 3
23. Dokumentasikan tindakan 3 3 3
Total 56 56 54
Presentase 80,18%

Analisis : berdasarkan observasi yang dilakukan mahasiswa profesi


ners ump pada spo memberikan obat melalui intravena didapatkan
hasil 80,18 % artinya masuk kategori sangat baik.
2. SPO pemeriksaan tanda-tanda vital

Berdasarkan observasi pelaksanaan uraian TTV di ruang Wijayakusuma yang


dilakukan selama periode 21-23 Maret 2023 didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 3.53 SOP Pemeriksaan TTV di Ruang Wijayakusuma


Periode 21-23 Maret 2023
N PROSEDUR Observasi

117
H1 H2 H3
O
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Persiapan alat
1 Buku catatan tanda-tanda vital √ √
dan alat tulis
2 Arloji √ √
3 Spignomanometer √ √
4 Stetoskope √ √
5 Termometer dan alat pembersih √ √
6 Tissue √ √
7 Bengkok √ √
8 Handscoon √ √
Pelaksanaan
1 Salam terapeutik, beritahu klie √ √ √
n prosedur yang akan dilakuka
n dan menutup tirai
2 Atur posisi klien senyaman mu √ √ √
ngkin dan dekatkan alat ke pasi
en
3 Cuci tangan dan memakai hand √ √ √
scoon
4 Mengukur suhu tubuh
1) Bersihkan ketiak pasien den √ √ √
gan tissue
2) Pasang termometer di tenga √ √ √
h ketiak, tangan diletakan di at
as dada klien selama 5-10 meni
t
3) Lepaskan termometer, baca i √ √ √
ndicator suhu
4) Bersihkan termometer (sesu √ √ √
ai jenis termometer)
5 Mengukur nadi

118
1) Letakan kedua lengan telent √ √ √
ang di sisi tubuh klien
2) Tentukan letak arteri ( denyu √ √ √
t nadi yang akan di hitung )
3) Meletakan ujung jari telunju √ √ √
k, jari tengah dan jari manis pa
da arteri/nadi yang akan diuku
r, tekan dengan lembut. Tentuk
an frekwensi permenit, keteratu
ran irama dan kekuatan denyut
an
4) Menghitung frekwensi nadi √ √ √
mulai hitungan nol (0) selama s
atumenit/30 detik dikalikan 2, j
ika tidak teratur dilakukan satu
menit
6 Mengukur pernafasan dengan √ √ √
menghitung naik turunnya dad
a dan perut jika Teratur 30 deti
k dikalikan 2, jika tidak teratur
dilakukan satu menit penuh
7 Mengukur tekanan darah
1) Buka lengan baju jika perlu √ √ √
2) Pasang manset pada lengan √ √ √
yang sudah disiapkan (Kanan/k
iri) sekitar 3 cm di atas fossa k
ubiti jangan terlalu ketat/longg
ar
3) Pegang denyut nadi radialis, √ √ √
pompa sampai denyut nadi tida
k teraba kemudian 20 mmHg d
ari nilai normal
8 Catat hasil pengukuran suhu, n √ √ √
adi, pernafasan, dan tekanan da
rah pasien pada buku Catatan T
TV
9 Rapihkan pasien dan alat √ √ √
10 Lepas handscon dan cuci tanga √ √ √

119
n
Total 17 17 17
Presentase 65,3 65,3 65,3
% % %
Presentase Akhir 65,3
%
Analisis : berdasarkan observasi yang dilakukan mahasiswa profesi
ners ump pada spo pemeriksaan tanda-tanda vitasl didapatkan hasil
65,3 % artinya masuk kategori baik.
3. SPO pemasangan infus
Berdasarkan observasi pelaksanaan uraian pemasangan infus di ruang
Wijayakusuma yang dilakukan selama periode 21-23 Maret 2023 didapatkan hasil
sebagai berikut:

Tabel 3.54 SOP Pemasangan Infus di Ruang Wijayakusuma


Periode 21-23 Maret 2023
Observasi
H1 H2 H3
N
PROSEDUR
O Ti Ti
Ya da Ya Tidak Ya da
k k
Persiapan alat
1 Standart infus. √ √ √
2 Cairan infus √ √ √
3 Infus set √ √ √
4 Alkohol swab √ √ √
5 Transparan dresing √ √ √
6 Gunting √ √ √
7 Plester √ √ √
8 Pengalas dan perlak √ √ √

120
9 Bengkok √ √ √
10 Handscoon √ √ √
Pelaksanaan
1 cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan) √ √ √
2 Identifikasi pasien(sesuai SPO identifi √ √ √
kasi pasien)
3 Jelaskan pada pasien tindakan yang ak √ √ √
an dilakukan
4 Bawa peralatan kepasien √ √ √
5 Atur posisi pasien dengan posisi supin √ √ √
e( terlentang).
6 Siapkan set infus dan cairan infus untu √ √ √
k siap digunakan - Lepaskan penutup
botol cairan lalu didesinfeksi dengan a
lkohol swab dan tusukkan pipa saluran
udara dan saluran infus.
7 Isi selang infus : tekan bilik drip dan le √ √ √
paskan, biarkan terisi 1/3 sampai ½ pe
nuh
8 Tutup jarum dibuka, cairan dialirkan s √ √ √
ampai keluar sehingga udara tidak ada
pada selang infus, lalu klem ke posisi
off, pastikan slang bersih dari udara da
n gelembung udara, ujung slang ditutu
p kembali
9 Pakai sarung tangan √ √ √
10 Periksa ulang cairan yang akan diberik √ √ √
an
11 Siapkan area yang akan dipasang infus √ √ √
12 Pasang perlak dan pengalas di bawah a √ √ √
nggota badan yang akan dipasang infu
se
13 Lakukan fixasi √ √ √
14 Tentukan vena yang akan ditusuk √ √ √

121
15 Desinfeksi area yang akan ditusuk den √ √ √
gan diameter 5 – 19 cm melingkar dari
arah dalam keluar
16 Tusukkan jarum infus/abocath pada ve √ √ √
na yang telah ditentukan
17 Tutup bagian yang ditusuk dengan teg √ √ √
aderm
18 Tulis tanggal dan ukuran jarum infus/a √ √ √
bocath pada plester bagian luar
19 Hitung jumlah tetesan infus sesuai den √ √ √
gan kebutuhan
20 Perhatikan reaksi pasien √ √ √
21 Rapikan pasien √ √ √
22 Rapikan peralatan dan kembalikan pad √ √ √
a tempatnya
23 Cuci tangan √ √ √
24 Catat waktu pemasangan, jenis cairan √ √ √
dan jumlah cairan serta peralatan habis
pakai pada status pasien
Total 28 29 29
Presentase 82,3 85, 85,2
% 2% %
Presentase Akhir 84,2
%

Analisis : berdasarkan observasi yang dilakukan mahasiswa profesi


ners ump pada spo pemasangan infus didapatkan hasil 84,2 % artinya
masuk kategori sangat baik.
4. SPO pengecekan GDS

Berdasarkan observasi pelaksanaan uraian pemeriksaan GDS di ruang


Wijayakusuma yang dilakukan selama periode 21-23 Maret 2023 didapatkan hasil
sebagai berikut:

Tabel 3.55 SOP Pengecekan GDS di Ruang Wijayakusuma

122
Periode 21-23 Maret 2023
Observasi
N
PROSEDUR H1 H2 H3
O
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Persiapan alat
1 Glukometer / alat monitor kada √ √ √
r glukosa darah
2 Kapas Alkohol √ √ √
3 Handscoon √ √ √
4 Stik GDA / strip tes glukosa da √ √ √
rah
5 Lanset / jarum penusuk √ √ √
6 Bengkok √ √ √
Tahap Pra Interaksi
1 Melakukan verifikasi data sebe √ √ √
lumnya bila ada
2 Mencuci tangan √ √ √
3 Menempatkan alat di dekat pas √ √ √
ien dengan benar
Tahap Orientasi
1 Memberikan salam sebagai pen √ √ √
dekatan terapeutik
2 Cek identitas klien dengan gela √ √ √
ng pasien
3 Menjelaskan tujuan dan prosed √ √ √
ur tindakan pada keluarga/klien
4 Memberikan kesempatan berta √ √ √
nya
5 Menanyakan kesiapan klien se √ √ √
belum kegiatan dilakukan
Tahap Kerja

123
1 Menjaga privacy klien √ √ √
2 Mencuci tangan √ √ √
3 Memakai sarung tangan √ √ √
4 Atur posisi pasien senyaman m √ √ √
ungkin
5 Pastikan alat bisa digunakan √ √ √
6 Pasang stik GDA pada alat glu √ √ √
kometer dan otomatis Alat gluk
ometer akan hidup
7 Mengurut jari yang akan ditusu √ √ √
k (darah diambil dari salah satu
ujung jari telunjuk, jari tengah,
jari manistangan kiri / kanan)
8 Desinfeksi jari yang akan ditus √ √ √
uk dengan kapas alkohol
9 Menusukkan lanset di jari tang √ √ √
an pasien, dan biarkandarah me
ngalir secara spontan
10 Tempatkan ujung strip tes gluk √ √ √
osa darah (bukan diteteskan ) s
ecara otomatis terserap ke dala
m strip
11 Menutup bekas tusukkan lanset √ √ √
menggunakan kapas alkohol
12 Alat glukometer akan berbunyi √ √ √
dan bacalah angka yangtertera
pada monitor
13 Keluarkan strip tes glukosa dar √ √ √
i alat monitor
14 Matikan alat monitor kadar glu √ √ √
kosa darah
Tahap Terminasi
1 Melakukan evaluasi tindakan √ √ √
2 Berpamitan dengan klien √ √ √

124
3 Membereskan alat-alat √ √ √
4 Melepas sarung tangan √ √ √
5 Mencuci tangan √ √ √
6 Mencatat kegiatan dalam lemb √ √ √
ar catatan keperawatan
Total 31 31 32
Presentase 91,1 91,1 94,1
% %
Presentase Akhir 92,1
%

Analisis : berdasarkan observasi yang dilakukan mahasiswa profesi


ners ump pada spo pengecekan GDS didapatkan hasil 92,1 % artinya
masuk kategori sangat baik.
A. OUTPUT
1. Mutu Asuhan Keparawatan ( ABC)
Hasil penilaian mutu pelayanan dari instrumen A, B, dan C di Ruang
Wijayakusuma RSUD Banyumas selama hasil observasi bulan Maret 202
3:
Tabel 3.56
Hasil Penilaian Mutu Pelayanan (Instrumen A, B, C) di Ruang
Wijayakusuma RSUD Banyumas periode Maret 2023
No Instrumen Tercapai Rata rata
1 Instrumen A 88%
2 Instrumen B
a. kepuasan pasien 77%
83,56%
b. kepuasan 89%
perawat
3 Instrumen C 80,25%

2. Efisiensi Ruang Rawat


a. Kajian Teori

125
1) Bed Occupation Rate (BOR)
BOR adala presentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan
waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi
rendahnyatingkat pemantauan dari tempat tidur rumah sakit.
Nilai parameter dari BOR ini idealnya 60-85%.
Rumus =
Jumlaℎ ℎari perawatan rumaℎ sakit
x 100
jumlaℎtempat tidur x jumlaℎ ℎari dalam satu satuanwaktu
2) Average Length of Stay (Av LOS)
Menurut DepKes RI, Av LOS yaitu rata-rata lama rawatan
seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran
tingkat efisiensi juga dapat memberikan gambaran mutu
pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu yang
dijadikan tracer (yang perlu pengamatan lebih lanjut). Menurut
DepKes RI ideal dari Av LOS adalah 6-9.
jumlaℎ ℎari lama dirawat pasien keluar
Rumus =
Jumlaℎ pasien keluar (ℎidup+ mati)
3) Bed Turn Over (BTO)
Menurut DepKes RI (2015), BTO yaitu frekuensi pemakaian
tempat tidur, berapa kali dalam satu satuan waktu tertentu
(biasanya 1 tahun) tempat tidur rumah sakit dipakai. Indikator
ini memberikan gambaran tingkat efisiensi dari pada
pemakaian tempat tidur. Idealnya selama satu tahun, 1 tempat
tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.
Jumlaℎ pasienkeluar ( ℎidup +mati)
Rumus =
jumlaℎtempat tidur
4) Tun Over nterval (TOI)
TOI yaitu rata-rata hari, tempat tidur tidak ditempati dari saat
terisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini juga memberikan
gambaran tingkat efisiensi daripada penggunaan tempat tidur.
Idealnya tempa tidur kosong hanya dalam waktu 1-3 hari.

126
Rumus =
( Jumlaℎ tempat tidur x ℎari ) − ℎari perawatan rumaℎ sakit
x 100
Jumlaℎ pasien keluar( ℎidup+ mati)

b. Kajian Data
Tabel 3.57 Situasi Pasien di Ruang Wijayakusuma
Periode taggal 1-23 Maret 2023

Keterangan Maret Total


2023
Jumlah pasien 95 95
dirawat
Jumlah pasien 73 73
keluar
Sembuh 73 73
Meninggal 0 0
Jumlah hari lama 241 241
rawat pasien keluar
Sumber : Data Ruang Wijayakusuma RSUD Banyumas tahun 2023
Tabel 3.58 Efisiensi Ruang Wijayakusuma
Periode 1-23 Maret 2023

Rata –
Indikator Maret 2023
rata
BOR 62,5 % 62,5 %
Av LOS 4 4
TOI 1 1
BTO 2,2 2,2
Sumber : Data Ruang Wijayakusuma RSUD Banyumas tahun 2023
Analisa :
Jika dilihat dari BOR bulan maret 2023 pada ruang Wijayakusuma
termasuk ideal yaitu menurut DepKes RI dikatakan ideal jika 60 – 80
%. Av Loss (lama rata-rata hari keperawatan) pasien di Ruang

127
Wijayakusuma selama bulan Maret 2023 adalah 4 hari selama 1 bulan
tidak ideal, karena menurut DepKes RI idealnya adalah 6-9 hari. TOI
(lama rata-rata 1 tempat tidur kosong) di Ruang Wijayakusuma 1 hari
selama sebulan ideal, menurut DepKes RI ideal TOI adalah 1-3 hari.
BTO atau frekuensi pemakaian tempat tidur di Ruang selama periode
1-23 maret adalah 2 tempat tidur tidak ideal, menurut DepKes RI
Idealnya 40-50 tempat tidur.

128
BAB IV
PERENCANAAN

A. Identifikasi Masalah
Berdasarkan Identifikasi masalah proses managemen keperawatan di ruang
Wijayakusuma diperoleh seperti terangkum dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 4.1 Identifikasi Masalah
Tema Analisa Data Presentas Kategori Rata-rat
e a
SP2KP Meeting Morning 65 % baik
Timbang Terima 65 % baik
Pre Conference 77 % baik
Post Conference 55 % Cukup
Pelaksanaan tugas kepala ruang 100% Sangat baik
Pelaksanaan tugas ketua tim 90% Sangat baik
Pelaksanaan tugas perawat pelaksana 100% Sangat baik
Admission Care 94 % Sangat baik
Discharge Planning 70,83% Baik

PPI 1. Kepatuhan 5 Moment Hand Hygine 44 % kurang


- Moment 1
- Momen 2
- Momen 3
- Momen 4
- Momen 5
- Sebelum memakai Handscone
- Sesudah memakai Handscone
- Handwash
- Handrub
- Sarana kebersihan tangan 100% Sangat baik
2. Penempatan Pasien 100% Baik
3. Penggunaan APD 71,4%
4. Monitor dekontaminasi peralatan 72,7% Baik
perawatan pasien
5. Pengendalian lingkungan 81% Sangat baik
6. Pengelolaan limbah 100% Sangat baik
7. Penatalaksanaan linen 100% Sangat baik
8. Perlindungan Kesehatan Petugas 85,7% Sangat baik
9. Etika batuk 100% Sangat baik

129
10. Menyuntik dengan aman 87,5% Sangat baik
SKP Ketepatan identifikasi pasien 75% Kritikal
kurang
Komunikasi efektif 100% Sangat baik
Keamanan obat yang perlu diwaspadai 85% Sangat baik
Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, 100% Sangat baik
tepat pasien operasi
Pengurangan risiko infeksi 77% Sangat baik
Pengurangan risiko jatuh 50 % Kurang
Instrume Proses Asuhan Keperawatan 100% Sangat baik
nA Sangat baik
Baik
Instrume Survei kepuasan pasien 77% Sangat baik
nB Survei kepuasan perawat 89% Sangat baik
Instrume Pemasangan infus 80,4 % Sangat Baik
nC Pemberian obat intravena
TTV
Cek Gula Darah

Berdasarkan data diatas, masalah yang muncul sesuai kategori


penilaian di bab I, maka kami mengambil masalah dengan presentase <60%
dan <100 untuk kritikal thingking sebagai berikut :

1. Pengurangan resiko jatuh (50%)


2. Post Conference (55%)
3. Kepatuhan 5 moment cuci tangan (44%)
4. Identifikasi Pasien (kritikal ) (75%)
5. Keamanan obat yang perlu diwaspadai (kritikal) (85%)

B. Prioritas Masalah

Prioritas utama dilakukan dengan metode CARL (Capability,


Accesibility, Readness, Leverage) dengan menggunakan skore nilai 1-5.
Kriteria CARL mempunyai arti :
C : ketersediaan sumber daya (dana dan sarana/peralatan)
A : kemudahan masalah yang ada diatasi atau tidak, kemudahan dapat
didasarkan pada ketersediaan metode / cara / teknologi serta penunjang
pelaksanaan seperti peraturan

130
R : kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran seperti
keahlian/ kemampuan dan motivasi
L : seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain
dalam pemecahan yang dibahas
1. Berdasarkan kesepakatan bersama
a. Nilai 1 : sangat tidak menjadi masalah
b. Nilai 2 : tidak menjadi masalah
c. Nilai 3 : Cukup menjadi masalah
d. Nilai 4 : sangat menjadi masalah
e. Nilai 5 : sangat menjadi masalah
2. Nilai total merupakan hasil perkalian C x A x R x L, urutan rangking at
au prioritas adalah nilai tertinggi sampai terendah

Tabel 4.2 Prioritas Masalah Di Ruang Wijayakusuma RSUD Banyumas


Masalah C A R L Total Prioritas
Pengurangan resiko jatuh (50 %) 3 3 4 4 144 2
Kepatuhan 5 momen hand hygine 3 3 5 5 225 1
(44%)
Post conference (55%) 2 2 5 5 100 5
Identifikasi Pasien (75%) 2 2 3 3 36 3
Keamanan obat yang perlu 2 3 2 2 24
4
diwaspadai (85%)

131
C. Analisa SWOT
Masalah 1 : Kepatuhan 5 momen hand hygine
STRENGHT WEAKNESS

INTERNAL 1. Tersedianya wastafel, sabun cuci t Perawat kurang sadar sehingga tidak m
angan, handuk cuci tangan sekali
elakukan cuci tangan sesuai dengan 5
pakai dan juga handrub.
2. Terdapatnya poster 6 langkah cuci Moment Cuci Tangan
tangan disamping wastafel dan di
dekat semua handrub
3. Sebagian besar perawat sudah me
EKSTERNAL ndapatkan pelatihan dari PPI
OPPOTUNITIES STRATEGI S-O STRATEGI W-O

1. Rumah sakit mengutamakan peng 1. Review pentingnya 5 moment keb


etahuan perawat tentang 5 momen ersihan tangan
t cuci tangan 2. Lakukan evaluasi pelaksanaan 5 m
2. Dukungan dari PPI terhadap pelak oment kebersihan tangan
sanaan 5 moment cuci tangan 3. Motivasi perawat dalam melakuka
n edukasi kebersihan tangan
kepada keluarga pasien
THREATENING STRATEGI S-T STRATEGI S-O

Peningkatan resiko infeksi karena belu Sosialisasikan kembali tentang 6 langk 1. Selalu mengingatkan perawat u
m optimalnya kepatuhan 5 momen han ah cuci tangan yang benar dalam 5 mo ntuk melakukan 5 momen kebe
d hygiene ment rsihan tangan.
2. Sosialisasikan dampak tidak ter

132
laksananya 5 moment cuci tang
an

Masalah 2 : Pengurangan resiko jatuh (50 %)

133
STRENGHT WEAKNESS
INTERNAL 1. Adanya SDM yang terampil yaitu 1. Perawat belum melakukan asessm
ketua tim dan perawat pelaksana en awal dan/atau asesmen ulang re
yang sudah mempunyai pengalam siko jatuh pada semua pasien
an kerja yang cukup 2. Belum optimalnya pemasangan pe
2. Terdapat perawat lulusan S1 dan nanda risiko jatuh pada gelang pas
D3 keperawatan ien dan di tempat tidur pasien
3. Tersedianya fasilitas untuk penan 3. Belum optimalnya edukasi kepada
daan resiko jatuh pasien dan/atau keluarga pasien te
4. Tersedia SPO penatalaksanaan res rkait resiko jatuh
iko jatuh
5. Terdapat bed dengan safety rail

EKSTERNAL
OPPOTUNITIES STRATEGI S-O STRATEGI W-O
1. Dukungan dari management dalam 1. Lakukan asessmen awal dan 1. Lebih mengoptimalkan penilaian r
pelaksanaan pasien resiko jatuh asessmen ulang untuk pelaksanaan isiko jatuh
2. Adanya jumlah perawat yang kelengkapan pengisian lembar 2. Mengoptimalkan management risi
mencukupi penilaian resiko jatuh dan ko jatuh pada pasien
3. Kemampuan perawat untuk memah pemberian penanda resiko jatuh 3. Sosialisasikan tentang patient safe
ami pentingnya melakukan pengisia 2. Ajak perawat untuk memasang ty serta identifikasi pasien beresik
n lembar penilaian resiko jatuh dan tanda resiko jatuh di tempat tidur o.
pemberian penanda resiko jatuh pasien yang sudah disediakan
3. Ajak perawat untuk mengedukasi
kepada pasien dan keluarga pasien
terkait resiko jatuh
4. Evaluasi terkait pemberian label

134
pada pasien resiko jatuh
THREATENING 5. STRATEGI S-T STRATEGI S-O
1. Pasien tidak tahu perawatan 1. Tingkatkan kualitas pelayanan ruma 1. Berikan informasi kepada perawat
secara mandiri terkait penyakit h sakit dengan menurunkan angka ri mengenai pentingnya penandaan r
2. Peningkatan resiko jatuh siko jatuh pada pasien isiko jatuh pada gelang pasien dan
3. Tuntutan pasien akan keselamatan 2. Edukasi terkait perawatan penyakit tempat tidur pasien
dan kenyamanan dalam proses dan resiko jatuh 2. Observasi kelengkapan pengisian
keperawatan lembar resiko jatuh pada setiap
rekam medis pasien

135
Masalah 3: Post Conference
STRENGHT WEAKNESS
INTERNAL 1. Adanya SDM yang terampil yaitu 1. Jarang terlaksannya kegiatan post
ketua tim dan perawat pelaksana conference pada setiap shift
yang sudah mempunyai pengalam 2. Keterbatasan waktu perawat melak
an kerja yang cukup ukan post conference
2. Terdapat perawat lulusan S1 dan
D3 keperawatan
3. Tersedianya fasilitas untuk post
conference
4. Telah tersedianya tempat untuk di
lakukan post conference di ruanga
n
5. Tersedia SPO Post conference
EKSTERNAL
OPPOTUNITIES STRATEGI S-O STRATEGI W-O
1. Dukungan dari Karu dan Katim 1. Adanya dukungan dari Katim dan 1. Melakukan sosialisasi tentang post
2. Dukungan dari management SP2 perawat pelaksana yang dapat mel conference
KP RSUD Banyumas akukan post conferece 2. Lebih mengoptimalkan pelaksanaa
3. Pemberdayaan perawat pelaksana 2. Adanya perawat lulusan S1 dan D n Post Conference di ruangan
untuk terlibat dalam kegiatan post 3 yang telah mendapatkan pengeta
confernce huan tentang managemen sehingg
4. Pemberdayaan katim untuk mengi a dapat mengaplikasikan post conf
ngatkan perawat pelaksana dalam erence di ruangan
melakukan post conference 3. Adanya fasilitas yang tersedia unt
uk post conference sehingga fasilit

136
as yang ada dapat dimanfaatkan d
engan baik
4. Dukungan dari management SP2K
P untuk berjalannya proses post c
onference
THREATENING 1. STRATEGI S-T STRATEGI S-O
Kurangnya motivasi untuk melakukan 1. Adanya SDM yang terampil sehing 1. Kurangnya motivasi untuk
post conference ga mampu memotivasi perawat lain melakukan post conference untuk
untuk melakukan post conference s efisiensi waktu tindakan asuhan
ehingga keperawatan pasien
2. Adanya kemauan dari petugas untu 2. Memberikan informasi mengenai
k memperbaiki kekurangan ruangan pentingnya dilakukan post confere
serta kemampuan untuk memanfaat nce
kan fasilitas yang ada untuk terlaks
ananya post conference sehingga se
hingga tidak terjadi perbedaan beba
n kerja anta perawat pelaksana

Masalah 4: Identifikasi Pasien

137
STRENGHT WEAKNESS
INTERNAL 1. Adanya SDM yang terampil yaitu k 1. Sebagian perawat menyebutkan na
etua tim dan perawat pelaksana yang s ma, tidak menanyakan nama kepada p
udah mempunyai pengalaman kerja ya asien dan mencocokan digelang pasie
ng cukup n.
2. Terdapat perawat lulusan S1 dan D3 2. Beberapa perawat tidak mendokum
keperawatan entasikan identifikasi pasien di SIM.
3. Tersedianya fasilitas untuk Mengide
ntifikasi Pasien
4. Tersedia SPO penatalaksanaan Ident
ifikasi Pasien

EKSTERNAL
OPPOTUNITIES STRATEGI S-O STRATEGI W-O
1. Dukungan dari management dalam p 1. Lakukan asessmen awal dan 1. Lebih mengoptimalkan penilaian ri
elaksanaan Identifikasi Pasien asessmen ulang untuk pelaksanaan siko jatuh
2. Adanya jumlah perawat yang kelengkapan pengisian Identifikasi 2. Mengoptimalkan management risik
mencukupi pasien di SIM. o jatuh pada pasien
3. Kemampuan perawat untuk memaha 2. Ajak perawat untuk menanyakan 3. Sosialisasikan tentang patient safety
mi pentingnya melakukan identifikasi identifikasi pasien dan mencocokan di serta identifikasi pasien beresiko.
pasien agar tidak adanya kesalahan keti gelang pasien.
ka melakukan tindakan. 3. Ajak perawat untuk mengisi
dokumentasi di SIM
4. Evaluasi terkait pemberian label
pada pasien resiko jatuh
THREATENING STRATEGI S-T STRATEGI S-O

138
1. Pasien tidak tahu perawatan secara 1. Tingkatkan kualitas pelayanan ruma 1. Berikan informasi kepada perawat
mandiri terkait penyakit h sakit dengan melakukan identifikasi p mengenai pentingnya
2. Pasien tidak tau obat apa yang diber asien sesuai sop dan mendokumentasik Mengidentifikasi pasien dan
ikan perawat an. mendokumentasikan.
3. Tuntutan pasien akan keselamatan 2. Observasi kelengkapan pengisian
dan kenyamanan dalam proses identifikasi pasien.
keperawatan

139
Maslaah 5 : High Alert

STRENGHT WEAKNESS
INTERNAL 6. Adanya SDM yang terampil yaitu 4. Lemari keamanan high aler tidak
ketua tim dan perawat pelaksana dikunci.
yang sudah mempunyai pengalam 5. Belum terdapat form daftar obat d
an kerja yang cukup. an jumlah obat high alert.
7. Terdapat perawat lulusan S1 dan
D3 keperawatan.
8. Tersedianya fasilitas untuk penyi
mpanan obat high alert.
9. Tersedia SPO penatalaksanaan O
bat High Alert.
10. Tersedianya sarana penyimpanan
obat high alert.
EKSTERNAL
OPPOTUNITIES STRATEGI S-O STRATEGI W-O
5. Dukungan dari management dalam 2. Lakukan asessmen awal dan 4. Lebih mengoptimalkan penilaian
pelaksanaan keamanan high alert. asessmen ulang untuk pelaksanaan keamanan hight alert.
6. Adanya jumlah perawat yang kelengkapan pengisian dan 5. Mengoptimalkan management kea
mencukupi. penetapan ataupun pemberian obat manan high alert.
7. Kemampuan perawat untuk memah high alert. 6. Sosialisasikan dan mereview tenta
ami pentingnya melakukan keaman 3. Ajak perawat untuk melakukan ng lemari terkunci untuk keamana
a high alert agar tidak adanya kesal double cek ketika akan melakukan n high alert serta daftar obat dan j
ahan ketika melakukan tindakan. pemberian obat high alert kepada umlah obat high alert.
pasien.

140
4. Evaluasi terkait keamanan high
alert.
THREATENING 5. STRATEGI S-T STRATEGI S-O
4. Belum tersedia lemari terkunci 3. Tingkatkan kualitas pelayanan ruma 3. Berikan informasi kepada perawat
keamanan high alert. h sakit dengan melakukan keamana mengenai pentingnya double cek
5. Diruangan belum terdapat daftar o n high alert sesuai sop dan mendoku dan melakukan keamanan high
bat dan jumlah obat high alert. mentasikan. alert dan mendokumentasikan.
6. Perawat tidak melakukan double 4. Observasi keamanan high alert.
cek ketika akan memberikan obat
high alert kepada pasien.

141
D. POA
Masalah Sub masalah Prioritas Target Perencanaan-pelaksanaan-evaluasi Waktu Sasaran Penanggung j
awab
PPI Kepatuhan 1 Meningkatkan Kepatuhan 5 1. Koordinasi dengan ketua Senin, 27 Semua perawa Amelia ward
5 moment h moment hand hygine 56% ruang, dan team standar Maret 202 t di ruang pavi ah
keselamatan pasien 3
and hygine (dari 44% menjadi 100%) liun wijayakus
(44%) dengan kriteria hasil : 2. Mencari literatur terkait 5 uma
Senin, 27
momen cuci tangan
1. Petugas melakukan Maret
3. Menyediakan sarana cuci 2023
moment ke 1 ( sebelum tangan (handwash, tisu
kontak dengan pasien) kering) Senin, 27
2. Petugas melakukan 4. Melakukan sosialisasi Maret
moment ke 2 ( sebelum kembali 5 momen cuci 2023
melakukan tindakan tangan
aseptik) 5. Observasi perawat dalam Selasa, 28
3. Petugas melakukan melakukan 5 momen cuci maret202
hand hygiene sebelum tangan 3
memakai handscoon 6. Evaluasi dan dokumentasi
observasi pelaksanaan 5
Selasa, 28
momen cuci tangan maret
2023

SKP Pencegahan r 2 Meningkatkan pencegahan 1. Koordinasi dengan ketua ruang, Senin, 27 Semua perawat Vita Cahyani
esiko jatuh resiko jatuh 50% (dari 50% dan team standar keselamatan Maret 202 di ruang Wijaya ngsih
(50 %) menjadi 100% dengan kriteria pasien 3 Kusuma
hasil :
1. Perawat mau mengapl 2. Mencari litertur untuk Senin, 27

142
ikasikan kembali pen mengurangi resiko jatuh pasien Maret
gidentifikasian resiko 2023
jatuh
3. Merapikan sarana Senin, 27
2. Memasang safety rail Maret
(memberikan tanda untuk
untuk bed yang terdap 2023
pasien dengan indikasi resiko
at safety railnya
jatuh dengan menggunakan
tanda resiko jatuh berupa tanda
segitiga berwarna kuning dan
stiker fall risk di gelang
identifikasi pasien )
Selasa, 28
4. Melakukan sosilisasi kepada maret202
perawat tentang pentingnya 3
mengurangi resiko jatuh pada
pasien terindikasi resiko jatuh
Selasa, 28
5. Melakukan roleplay tindakan maret
untuk mengurangi resiko jatuh 2023
(memberi penilaian atau
assessment resiko jatuh,
memasang tanda segitiga
kuning, memberi stiker fall risk
pada gelang identifikasi pasien,
memasang pengaman tempat
tidur pasien, mengunci roda
tempat tidur mendekatkan
barang-barang berharga pasien,
menjauhkan barang berbahaya,

143
memberikan penerangan yang
cukup dan memastikan lantai
dalam keadaan kering )
6. Memberikan kesempatan Selasa, 28
perawat diruangan untuk maret
mengaplikasikan tindakan 2023
untuk mengurangi resiko jatuh
(memberi penilaian atau
assessment resiko jatuh,
memasang tanda segitiga
kuning dan memberi stiker fall
risk pada gelang identifikasi
pasien, memasang pengaman
tempat tidur pasien, mengunci
roda tempat tidur, mendekatkan
barang-barng berharga pasien,
menjauhkan barang berbahaya,
memberikan penerangan yang
cukup dan memastikan lantai
dalam keadaan kering)
7. Monitor perawat dalam Selasa, 28
tindakan mengurangi kejadian maret
resiko jatuh 2023
8. Observasi tindakan perawat Rabu, 29
untuk penanganan pasien resiko maret
jatuh 2023

144
9. Observasi kelengkapan Rabu, 29
dokumen penilaian resiko jatuh maret
di setiap rekam medis pasien 2023
Rabu, 29
10. Evaluasi dan dokumentasi maret
tindakan perawat dalam 2023
penanganan resiko jatuh

SKP Identifikasi 3 Meningkatkan Identifikasi 1. Koordinasi dengan Kepala Senin, 27 Semua perawa Eviyanti
Pasien Pasien (dari menjadi Ruang tentang masalah yang Maret 202 t di ruang Khasanah
100%) dengan kriteria hasil ditemukan 3 Paviliun
: Wijayakusuma
1. Selalu menanyakan terle 2. Cari literatur dan SOP Identifi Senin, 27
Maret
bih dahulu kepada pasien te kasi Pasien 2023
ntang identitas “Nama” dan
setelah itu mencocokan den 3. Persiapkan sarana Senin, 27
gan gelang pasien. mengidentifikasi pasien Maret
2. Perawat melakukan doku 2023
mentasi/ mengisi SIM
4. Sosialisasikan SOP Selasa, 28
Identifikasi Pasien ke perawat ru maret202
angan 3
5. Rolplaykan pelaksanaan SOP
Identifikasi Pasien ke perawat ru
Selasa, 28
angan dalam melakukan tujuan maret
Identifikasi Pasien 2023

S2KP Post Confer 4 Meningkatkan pelaksanaan 1. Koordinasi dengan Kepala Rabu, 29 Semua perawa Fitri Dian

145
ence Post Confrence 45,5% (dari Ruang tentang masalah yang maret t di ruang Kumala
55,56%, 54,5% menjadi 100%) ditemukan 2023 Paviliun
dengan kriteria hasil : Wijayakusuma
1. post conference dilakuka 2. Cari literatur dan SOP Post C Rabu, 29
maret
n setiap menjelang akhir onference
2023
shift
2. Post Conference dibuka 3. Persiapkan sarana untuk post Rabu, 29
oleh perawat primer/kati conference yaitu SOP post co maret
m dengan salam dan doa nference yang disesuaikan ol 2023
3. Perawat primer/katim eh ruangan
melakukan klarifikasi
kepada pasien sebelum 4. Sosialisasikan SOP post conf Rabu, 29
dilakukan operan jaga erence ke perawat ruangan maret
berikutnya 5. Rolplaykan pelaksanaan SOP 2023
Perawat primer/katim menu post conference ke perawat ru
Rabu, 29
tup post conference dengan angan dalam melakukan tujua
maret
doa setelah dari pasien n post conference, anggota m 2023
enjelaskan hasil tindakan, me
mberikan reinforcement, dan
menyimpulkan hasil post con
ference
6. Motivasi perawat
pelaksanaan post conference
Rabu, 29
maret
7. Berikan kesempatan untuk pe 2023
rawat ruang untuk melaksana
an SOP post conference dala Rabu, 29

146
m tujuan post conference, an maret
ggota menjelaskan hasil tinda 2023
kan, memberi reinforcement,
dan menyimpulkan hasil post
conference
8. Melakukan observasi
terhadap perawat ruangan
dalam melakukan post confer
ence Rabu, 29
Mereview pelaksanaan post maret
conference Evaluasi kegiatan 2023
post conference

Masalah Sub masalah Prioritas Target Uraian kegiatan Waktu Sasaran Penanggung j

147
awab
SKP High Alert 85 5 Meningkatkan High 9. Koordinasi dengan Kepala Ruang Semua perawa Eviyanti
% Alert (dari .... menjadi tentang masalah yang ditemukan t di ruang Khasanah
100%) dengan kriteria 10. Cari literatur dan SOP mengenai Paviliun
hasil : obat high alert Wijayakusuma
4. Lemari High Alert se 11. Persiapkan sarana obat high
lalu terkunci alert
5. Menempatkan obat h 12. Sosialisasikan SOP High Alert k
igh alert di tempatny e perawat ruangan
a (lemari high alert) 13. Rolplaykan pelaksanaan SOP
6. Perawat menyiapka High Alet ke perawat ruangan
n form daftar obat da
n jumlah obat high al
ert
7. Membuat inovasi
lemari terkunci untuk
obat high alert

148

Anda mungkin juga menyukai