Oleh:
2022
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun untuk memenuhi salah satu Tugas Kelompok Praktik Profesi Ners Stase
Manajemen Keperawatan
Mengetahui;
Ketua Prodi Profesi Ners
Universitas Muhammadiyah Klaten
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun Laporan Praktik Klinik Manajemen
Keperawatan di Ruang Anggrek RSUD Wonosari ini dapat terselesaikan dengan baik.
Proposal ini disusun dalam rangka untuk memenuhi salah satu tugas kelompok program
profesi Ners di stase Manajemen Keperawatan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
rasa terima kasih kepada:
a) Ibu Setianingsih, S.Kep, Ns, MPH selaku Ka Prodi Profesi Ners Universitas
Muhammadiyah Klaten
b) Ibu Retno Yuli Hastuti, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep Jiwa selaku pembimbing akademik
stase Manajemen Keperawatan Universitas Muhammadiyah Klaten
c) Ibu Zainal Arifin, S.ST.Ns selaku pembimbing klinik I di RSUD Wonosari
d) Teman-teman kelompok stase Manajemen Keperawatan yang telah berjuang dan
berusaha bersama-sama dalam suka maupun duka.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan,
namun penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat terhadap pembaca.
Klaten, 9 Mei 2022
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR BAGAN
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan praktik manajemen keperawataan ini,
Mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan ilmu manajemen
keperawatan dan mengelola sarana maupun kegiatan keperawatan sesuai
dengan konsep dan ketrampilan manajemen keperawatan dan ruangannya di
Ruang Rawat Inap Anggrek RSUD Wonosari.
2. Tujuan Khusus:
Setelah mahasiswa selesai mengikuti praktik profesi pada stase manajemen
keperawatan mahasiswa mampu :
a. Melakukan pengkajian dalam proses pengumpulan data di Ruang Rawat Inap
Anggrek di RSUD Wonosari.
b. Menganalisa data dan memahami masalah-masalah dalam pengorganisasian
asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap Anggrek di RSUD Wonosari.
c. Mengidentifikasi masalah yang berhubungan dengan masalah pelayanan
keperawatan di ruangan yang berhubungan dengan fungsi asuhan,perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian.
d. Memprioritaskan masalah yang sudah diidentifikasi.
e. Mahasiswa mampu membuat perencanaan untuk penanganan masalah yang ada
pada Ruang Rawat Inap Anggrek di RSUD Wonosari.
f. Merencanakan beberapa alternatif pemecahan masalah yang disepakati oleh
kepala ruangan.
g. Memilih dan menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai.
h. Melaksanakan role play sebagai Primary Nurse dan Associate Nurse secara
bergantian selama satu hari.
i. Melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan rencana kegiatan yang telah
disusun.
E. Kategori Penilaian
Standar penilaian yang digunakan untuk menilai mutu asuhan keperawatan
adalah menggunakan instrument A,B,dan C. Kriteria penilaian dengan menggunakan
acuan dari Arikunto (2013),dengan retang sebagai berikut :
1. Kriteria baik : (76-100%)
2. Kriteria cukup : (56-75,99%)
3. Kriteria kurang : (45-55,99%)
4. Tidak baik : (<45 % )
Arikunto (2013).
F. Peserta Praktik
Mahasiswa tahap Profesi Nurse angkatan XVIII Universitas Muhammadiyah
Klaten di lahan praktik RSUD Wonosari Gunung Kidul kelompok IV-VI dengan
anggota :
1. Bagas Wahyu Tri Setyawan (P2105035)
2. Elin Agenesa Oktavia (P2105009)
3. Moh Yuda Pratama (P2105021)
4. Rahma Putri Nur Aini (P2105025)
5. Triyawan Prasetyo Herlambang (P2105035)
6. Yanuario Burnama Putra (P2105036)
BAB II
HASIL KAJIAN
Rata- rata BOR selama bulan Februari- April 2022 adalah 36,42 % dimana
BOR Anggrek dibawah standar, hal ini disebabkan karena kondisi perekonomian
masyarakat dan kebijakan penggunaan BPJS hanya dapat naik satu tingkatan.
b. Mahasiswa Praktek
c. Ketenagaan
Dilihat secara kuantitas
1) Kajian Teori
Ketenagaan merupakan faktor penting dalam input instrumental.
Penetapan jumlah tenaga keperawatan adalah suatu proses membuat
perencanaan untuk menentukan alokasi SDM di ruangan agar pelayanan dan
proses managerial berjalan efektif dan efisien. Beberapa ahli telah
mengembangkan beberapa formula untuk menetapkan jumlah tenaga tersebut.
Rumus yang dimaksud antara lain adalah sebagai berikut :
a) Menurut Gillies (1999)
Kebutuhan tenaga perawat secara kuantitatif dapat dirumuskan dengan
perhitungan sebagai berikut :
Tenaga Perawat = A x B x 365
(365-C) x jam kerja/hari
Ket : A : Jam Perawatan/24 jam
B : (BOR x jumlah TT)
C : Jumlah hari libur (92 hari)
365: Jumlah hari selama 1 tahun
b) Menurut Douglas (1984)
Perhitungan jumlah tenaga perawat menurut Douglas dihitung
berdasarkan tingkat ketergantungan pasien untuk setiap shiftnya sebagai
berikut :
Tabel 2.4
Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan Klasifikasi Pasien Menurut
Formula Douglas
Waktu Kebutuhan perawat
Pagi Sore Malam
Klasifikasi
Minimal 0.17 0.14 0.07
Intermediate 0.27 0.15 0.10
Maksimal 0.36 0.30 0.20
Sumber : data primer
Sedangkan klasifikasi derajat ketergantungan pasien terhadap
keperawatan berdasarkan kriteria sebagai berikut :
(1) Perawatan minimal memerlukan waktu 1-2 jam/ 24 jam, dengan
kriteria:
(a) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri.
(b) Makan dan minum dilakukan sendiri.
(c) Ambulasi dengan pengawasan.
(d) Observasi tanda– tanda vital dilakukan tiap shift.
(e) Pengobatan minimal, status psikologi stabil
(f) Persiapan pengobatan memerlukan prosedur.
(2) Intermediate memerlukan waktu 3- 4 jam/24 jam, dengan kriteria:
(a) Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu.
(b) Observasi tanda – tanda vital tiap 4 jam.
(c) Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
(d) Folley kateter, intake – output dicatat.
(e) Pasien dengan pemasangan infus, persiapan pengobatan
memerlukan prosedur.
(3) Perawatan maksimal atau total memerlukan waktu 3- 4 jam/24 jam,
dengan kriteria:
(a) Segala diberikan atau dibantu.
(b) Posisi diatur, observasi tanda – tanda vital tiap dua jam.
(c) Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intra vena.
(d) Pemakaian suction.
(e) Gelisah/disorientasi
c) Menurut Depkes (2011)
Klasifikasi kategori asuhan keperawatan menurut Depkes:
(1) Asuhan Keperawatan Minimal:
(a) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri.
(b) Makan dan minum dilakukan sendiri.
(c) Ambulasi dengan pengawasan.
(d) Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap shift.
(e) Pengobatan minimal, status psikologi stabil
(f) Persiapan pengobatan memerlukan prosedur.
(2) Asuhan Keperawatan Sedang:
(a) Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu.
(b) Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap empat jam.
(c) Ambulansi dibantu, pengobatan lebih dari sekali.
(3) Asuhan Keperawatan Agak Berat:
(a) Sebagian besar aktivitas dibantu.
(b) Observasi tanda-tanda vital tiap 2-4 jam.
(c) Terpasang folley kateter, intake-output dicatat.
(d) Terpasang infus.
(e) Pengobatan lebih dari sekali.
(f) Persiapan pengobatan memerlukan prosedur.
(4) Asuhan Keperawatan Maksimal:
(a) Segala aktivitas dibantu perawat.
(b) Posisi diatur.
(c) Makan memerlukan NGT, terapi intra vena.
(d) Observasi tanda-tanda vital tiap dua jam.
(e) Penggunaan suction.
(f) Gelisah/disorientasi.
(5) Perhitungan tenaga perawat berdasarkan:
(a) Tingkat ketergantungan pada perawat berdasarkan jenis kasus.
(b) Rata-rata pasien perhari.
(c) Jam perawatan yang diperlukan per hari per pasien.
(d) Jam perawatan yang diperlukan per ruangan per hari.
(e) Jam efektif setiap perawat 8 jam/hari
Jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan
b.
Jumlah jam perawatan di ruangan /hari
c.
Jam efektif perawat
Faktor koreksi:
Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi)
dengan hari libur/cuti/hari besar (loss day):
Jumlah hari minggu dalam satu tahun + cuti + hr besar x jumlah perawat
Hari kerja efektif perawat
Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non keperawatan
(tenaga administrasi) seperti contohnya membuat perincian pasien pulang,
kebersihan ruangan, kebersihan alat-alat makan dan lain-lain diperkirakan 25% dari
jam pelayanan keperawatan:
100
Tabel 2.14
Standar Dan Inventarisasi Alat – alat Non Medis ruangan di Ruang Anggrek RSUD
Wonosari Tahun 2022
No Nama barang Jumlah Satuan Keterangan
1 Televisi 13 Buah
2 Kursi Sofa 9 Buah
3 Lemari es 5 Buah
4 Tempat tidur 10 Buah
5 Kursi pegawai 7 Buah
6 Meja pertemuan 1 Buah
7 Meja perawat 2 Buah
8 Lemari buku 2 Buah
9 APAR 3 Buah
10 Wastafel 2 Buah
11 Jam dinding 1 Buah
12 Pesawat telepon 1 Buah
13 Meja pasiean 18 Buah
14 Computer 1 Buah
15 Lemari kotak obat 2 Buah
16 Remote TV 13 Buah
17 Tiang infus 28 Buah
18 Troly emergency 1 Buah
19 Kotak obat 21 Buah
Tabel 2.15
Standar Dan Inventarisasi Alat – alat Medis dan Non medis di Ruang Anggrek (VIP B)
RSUD Wonosari Tahun 2022
No Nama barang Jumlah Satuan Keterangan
1 Bed 1 Buah
2 Sofa 1 Buah
3 Kasur 1 Buah
4 Tiang infus 1 Buah
5 AC 1 Buah
6 Ember 1 Buah
7 Gayung 1 Buah
8 Closet duduk 1 Buah
9 Bantal 1 Buah
10 Tempat sampah 2 Buah
11 O2 sentral 1 Buah
12 Dispenser 1 Buah
13 Foot step 1 Buah
14 Shower 1 Buah
15 Rak sepatu 1 Buah
16 Kulkas mini 1 Buah
17 Meja diit 1 Buah
18 Pispot 1 Buah
19 Jemuran 1 Buah
20 Guling 1 Buah
21 Hand soap 1 Buah
Tabel 2.16
Standar Dan Inventarisasi Alat – alat Medis dan Non medis di Ruang Anggrek (Kelas
Utama) RSUD Wonosari Tahun 2022
No Nama barang Jumlah Satuan Keterangan
1 Bed 1 Buah
2 Kursi 1 Buah
3 Kasur 1 Buah
4 Tiang infus 1 Buah
5 AC 1 Buah
6 Bantal 1 Buah
7 Tempat sampah 1 Buah
8 O2 sentral 1 Buah
9 Guling 1 Buah
10 Foot step 1 Buah
11 pispot 1 Buah
12 wastafel 1 Buah
13 Sofa 1 Buah
14 Hand soap 1 Buah
15 Shower 1 Buah
16 Ember + gayung 1 Buah
Tabel 2.17
Standar Dan Inventarisasi Alat – alat Medis dan Non medis di Ruang Anggrek (Kelas I)
RSUD Wonosari Tahun 2022
No Nama barang Jumlah Satuan Keterangan
1 Bed 2 Buah
2 Kursi 2 Buah
3 Kasur 2 Buah
4 Tiang infus 2 Buah
5 AC 1 Buah
6 Bantal 1 Buah
7 Tempat sampah 1 Buah
8 O2 sentral 1 Buah
9 Closed duduk 1 Buah
10 Foot step 1 Buah
11 pispot 2 Buah
12 Jemuran 1 Buah
13 wastafel 1 Buah
14 Hand soap 1 Buah
15 Shower 1 Buah
16 Ember + gayung 1 Buah
Tabel
Standar Dan Inventarisasi Alat – alat Medis dan Non medis di Ruang Anggrek (Kelas II)
RSUD Wonosari Tahun 2022
No Nama barang Jumlah Satuan Keterangan
1 Bed 18 Buah
2 Kursi 0 Buah
3 Kasur 18 Buah
4 Tiang infus 18 Buah
5 Bantal 18 Buah
6 Tempat sampah 18 Buah
7 Foot step 1 Buah
8 Pispot 32 Buah
9 wastafel 1 Buah
10 Closed duduk 1 Buah
14 Hand soap 1 Buah
15 Shower 1 Buah
16 Ember + gayung 1 Buah
3) Analisa
Ruang Anggrek telah memiliki monitor inventarisasi yang berisi daftar
inventarisasi fasilitas dan alat - alat kesehatan. Hasil wawancara dengan kepala
ruang Anggrek diketahui bahwa di ruang Anggrek sudah ada pedoman ruangan
untuk standar fasilitas dan alat - alat kesehatan. Dari tabel diatas, untuk standar
peralatan medis di ruang Anggrek sudah sesuai standar operasional prosedur
(SOP) yang dimiliki. Dari hasil observasi di ruang anggrek didapatkan alat-alat
kesehatan yang belum terdokumentasikan.
f. Metode / Standar / Pedoman / Prosedur Tetap
1) Kajian Teori
Keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan profesional merupakan
bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan kesehatan
secara keseluruhan. Selain itu pelayanan keperawatan merupakan salah satu
faktor penentu baik buruknya mutu dan citra rumah sakit, oleh karenanya
kualitas pelayanan keperawatan perlu diperhatikan dan ditingkatkan seoptimal
mungkin. Ciri - ciri mutu keperawatan yang baik salah satunya adalah
memenuhi standar profesi yang ditetapkan (Kemenkes RI, 2017).
UU RI No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan dalam penjelasan tentang
pasal 53 ayat 2 mendefinisikan standar profesi sebagai “pedoman yang harus
dipergunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik”. Atau
secara singkat dapat dikatakan standar adalah pedoman kerja agar pekerjaan
berhasil dan bermutu. Standar adalah suatu tingkat kinerja yang secara umum
dikenal sebagai suatu yang dapat diterima, adekuat, memuaskan dan digunakan
sebagai tolak ukur atau indikator yang dapat digunakan sebagai pembanding
(Nursalam, 2014). Standar profesi keperawatan yaitu standar asuhan
keperawatan, standar asuhan keperawatan merupakan pedoman yang
digunakan untuk mengukur keberhasilan dan mutu asuhan keperawatan
(Kemenkes RI, 2017).
Tujuan keperawatan dalam standar asuhan keperawatan menurut
Kemenkes (2017) sebagai berikut:
a) Memberi bantun yang paripurna dan efektif kepada semua orang yang
memerlukan pelayanan kesehatan sesuai dengan sistem keamanan
nasional.
b) Menjamin bahwa semua bantuan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan
pasien dan mengurangi atau menghilangkan kesenjangan.
c) Mengembangkan asuhan keperawatan yang ada
d) Memberikan kesempatan kepada semua tenaga keperawatan untuk
mengembangkan tingkat kemampuan profesionalnya.
e) Memelihara hubungan kerja yang efektif dengan semua anggota tim
kesehatan.
f) Melibatkan pasien dalam perencanaan dan pelaksanaan pelayanan
kegiatan pendidikan bagi perkembangan tenaga keperawatan
g) Menciptakan iklim yang menunjang proses belajar mengajar dalam
kegiatan pendidikan bagi perkembangan tenaga keperawatan
h) Menunjang program pendidikan berkelanjutan bagi pertumbuhan dan
perkembangan pribadi tenaga kesehatan.
Di indonesia standar keperawatan dipakai sebagai dasar pedoman dan
instrumentasi penerapan standar asuhan keperawatan yang tersusun oleh
Depkes tahun 2017 sebagai berikut: (Kemenkes RI, 2017).
a) Standar I : Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan kegiatan pengumpulan data tentang status
kesehatan. Pengkajian keperawatan diperoleh dari data anamnesa,
observasi yang paripurna dan lengkap serta dikumpulkan secara terus-
menerus tentang keadaan pasien untuk menentukan asuhan keperawatan
sehinga data keperawatan juga dapat dimanfaatkan semua angggota tim.
Data pengkajian meliputi pengumpulan data, pengelompokkan data dan
perumusan masalah.
b) Standar II : Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinis perawat tentang
respon pasien dan keluarga meliputi respon bio-psiko-sosial spiritual
pada setiap kondisi masalah kesehatan yang aktual, risiko dan sejahtera/
wellness. Diagnosa keperawatan yang ditegak kan merupakan dasar
penyusunan rencana keperawatan.
c) Standar III: Perencanaan Keperawatan
Rencana keperawatan merupakan langkah lanjutan dari diagnose
keperawatan yang disusun berdasarkan masalah yang muncul. Aktivitas
dalam rencana keperawatan meliputi penetapan tujuan dan intervensi
keperawatan
d) Standar IV: Impelementasi Keperawatan
Pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan perencanaan yang telah
disusun sesuai dengan lingkungan kewnangan dan kopetensi yang
ditandai dengan adanya sertifikasi yang dipersyaratkan. Tindakan
keperawatan dilakukan secara mandiri, kolaborasi, edukasi dan terapi
keperawatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan. Pencegahan
komplikasi, dan penatalaksanaan masalah kesehatan.
e) Standar V : Evaluasi Keperawatan
Perawat melakukan evaluasi secara komprehensif,sistemik dan
berkesinambungan sesuai dengan respon pasien dan keluarga. Evaluasi
merupakan kegiatan menilai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan
berdasarkan respon pasien.
f) Standar VI: Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan dilakukan secara individu oleh perawat
selama pasien dirawat inap maupun rawat jalan. Digunakan sebagai informasi,
komunikasi dan laporan, dilakukan setelah tindakan dilakukan sesuai dengan
pelaksanaan proses keperawatan. Setiap mencatat harus mencantumkan inisial
atau paraf/nama perawat, menggunakan standar yang baku dan disimpan sesuai
peratutan yang berlaku.
Standar keperawatan menurut Depkes RI meliputi:
(1) Standar Pelayanan Keperawatan (SPK)
(2) Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
Suatu ruang perawatan di dalam Rumah Sakit idealnya mempunyai
prosedur tetap yang berlaku secara resmi dan dipahami serta diterapkan oleh
seluruh staf di ruang perawatan. Prosedur tetap dan SAK minimal untuk 10
kasus terbesar pada ruang perawatan tersebut. Standar diperlukan untuk
menentukan mutu, bagaimana kegiatan-kegiatan akan dikerjakan, dan untuk
menilai mutu, seberapa baik kegiatan-kegiatan dikerjakan.
2) Kajian Data
Berdasarkan kajian didapatkan data bahwa di Ruang Anggrek sudah
memiliki PAK diagnosa penyakit yang dijadikan pedoman untuk melakukan
pelayanan keperawatan.
Tabel 2.18
Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
Di Ruang Anggrek RSUD Wonosari Tahun 2022
NO NOMOR DOKUMEN JUDUL TAHU
N
1 26/SAK/XII/2013 SAK DENGAN ANEMIA 2013
2 27/SAK/XII/2013 SAK DENGAN ASMA 2013
3 28/SAK/XII/2013 SAK DENGAN BPH 2013
4 29/SAK/XII/2013 SAK DENGAN CKR 2013
5 30/SAK/XII/2013 SAK DENGAN DEKOMPENASI KORDIS 2013
6 31/SAK/XII/2013 SAK DENGAN DIABETES MILITUS 2013
7 32/SAK/XII/2013 SAK DENGAN DEMAM TIPOID 2013
8 33/SAK/XII/2013 SAK DENGAN VERTIGO 2013
9 34/SAK/XII/2013 SAK DENGAN HIPERTENSI 2013
10 35/SAK/XII/2013 SAK DENGAN INFEKSI SALURAN 2013
PERNAPASAN AKUT
11 36/SAK/XII/2013 SAK DENGAN LUKA BAKAR 2013
12 37/SAK/XII/2013 SAK DENGAN STROKE 2013
13 38/SAK/XII/2013 SAK DENGAN TUBERCULOSIS PARU 2013
Tabel 2.19
Panduan Asuhan Keperawatan
Di Ruang Anggrek RSUD Wonosari Tahun 2022
NO Nama PAK Nomor PAK Tanggal
diterbitkan
1 Ansietas (D. 0080) 07/42.PAK-KP/III/2018 5 Maret 2018
2 Bersihan jalan napas tidak efektif (D. 0001) 07/19.PAK-KP/III/2018 2 Maret 2018
3 Defisit Nutrisi (D. 0020) 07/29.PAK-KP/III/2018 5 Maret 2018
4 Defisit pengetahuan tentang spesifikkan (D. 07/24.PAK-KP/III/2018 5 Maret 2018
0111)
5 Diare (D. 0020) 07/39.PAK-KP/III/2018 5 Maret 2018
6 Gangguan citra tubuh (D. 0083) 07/49.PAK-KP/III/2018 5 Maret 2018
7 Gangguan integritas kulit atau jaringan (D. 07/25.PAK-KP/III/2018 5 Maret 2018
0129)
8 Gangguan menelan (D. 0063) 07/47.PAK-KP/III/2018 5 Maret 2018
9 Gangguan mobilitas fisik (D. 0054) 07/17.PAK-KP/III/2018 5 Maret 2018
10 Gangguan Pertukaran gas (D. 0003) 07/41.PAK-KP/III/2018 5 Maret 2018
11 Gaangguan pertukaran spontan (D. 0007) 07/46.PAK-KP/III/2018 5 Maret 2018
12 07/37.PAK-KP/III/2018 5 Maret 2018
Gangguan tumbuh kembang (d. 0106)
13 Gangguan ventilasi spontan (D. 0004) 07/01.PAK-KP/III/2018 2 Maret 2018
14 Hipertermi (D. 0130) 07/18.PAK-KP/III/2018 2 Maret 2018
15 Hypervolemia (D. 0022) 07/23.PAK-KP/III/2018 5 Maret 2018
16 Hipotermi (D. 0131) 07/40.PAK-KP/III/2018 5 Maret 2018
17 Hypovolemia (D. 0023) 07/20.PAK-KP/III/2018 2 Maret 2018
18 Ikterik neonates (D. 0024) 07/38.PAK-KP/III/2018 5 Maret 2018
19 Intoleransi aktivitas (D. 0056) 07/35.PAK-KP/III/2018 5 Maret 2018
20 Ketidak stabilan glukosa darah (D. 0027) 07/32.PAK-KP/III/2018 5 Maret 2018
21 Ketidaknyamanan pasca partus (D. 0075) 07/26.PAK-KP/III/2018 5 Maret 2018
22 Manajemen Kesehatan tidak efektif (D. 0116) 07/16.PAK-KP/III/2018 2 Maret 2018
23 Menyusui efektif (D. 0028) 07/43.PAK-KP/III/2018 5 Maret 2018
24 Menyusui tidak efektif (D. 0076) 07/36.PAK-KP/III/2018 5 Maret 2018
25 Nyeri akut (D. 0077) 07/15.PAK-KP/III/2018 2 Maret 2018
26 Penurunan curah jantung (D. 0008) 07/21.PAK-KP/III/2018 3 Maret 2018
27 Perfusi perifer tidak efektif (D. 0009) 07/45. PAK-KP/III/2018 5 Maret 2018
28 Pola nafas tidak efektif (D. 0005) 07/48.PAK-KP/III/2018 5 Maret 2018
29 Resiko jatuh esiko jatuh (D. 0143) 07/22.PAK-KP/III/2018 5 Maret 2018
30 Resiko termoregulasi tidak efektifidak efektif 07/03.PAK-KP/III/2018 2 Maret 2018
(D. 0148)
31 Retensi urine (D. 0050) 07/33.PAK-KP/III/2018 5 Maret 2018
32 Resiko aspirasi (D. 0006) 07/44.PAK-KP/III/2018 5 Maret 2018
33 Resiko cedera (D. 0136) 07/05.PAK-KP/III/2018 2 Maret 2018
34 Resiko infeksi (D. 0142) 07/09.PAK-KP/III/2018 2 Maret 2018
35 Resiko ketidakseimbangan cairan (D. 0036) 07/06.PAK-KP/III/2018 2 Maret 2018
36 Resiko ketidak seimbangan elektrolit (D. 07/09.PAK-KP/III/2018 2 Maret 2018
0037)
37 Resiko perdarahan (D. 0012) 07/11.PAK-KP/III/2018 2 Maret 2018
38 Resiko perfusi miokard tidak efektif (D. 07/04.PAK-KP/III/2018 2 Maret 2018
0014)
39 Resiko perfusi serebral tidak efektif (D. 0017) 07/02.PAK-KP/III/2018 2 Maret 2018
40 Resiko syok (ko syok () ko syok () ko syok () 07/07.PAK-KP/III/2018 2 Maret 2018
ko syok (D. 0039)
41 Resiko syok (D. 0039) 07/10.PAK-KP/III/2018 2 Maret 2018
42 Abnormal uterus bleeding (AUB) 07/30.PAK-KP/III/2018 5 Maret 2018
43 Abortus imminens () 07/28.PAK-KP/III/2018 5 Maret 2018
44 Anemia dalam kehamilan 07/27.PAK-KP/III/2018 5 Maret 2018
45 Asuhan pasca SC 07/12.PAK-KP/III/2018 2 Maret 2018
46 Atonia uteri 07/14.PAK-KP/III/2018 2 Maret 2018
47 Hyperemesis gravidarum 07/13.PAK-KP/III/2018 2 Maret 2018
48 Perawat luka post sc 07/31.PAK-KP/III/2018 5 Maret 2018
49 Persalinan dengan kala 1 lama 07/34.PAK-KP/III/2018 5 Maret 2018
Tabel 2.20
Pedoman/Standart/Protap Kebijakan
di Ruang Anggrek RSUD Wonosari Tahun 2022
SPO PMKP
No Nomor Dokumen Judul Tahun
1 08/197. PMKP/II/2019 Identifikasi dan penerapan indicator mutu 2019
2 08/195. PMKP/II/2019 Penerapan area prioritas 2019
3 08/192. PMKP/II/2019 Pengumpulan data indicator mutu 2019
4 08/193. PMKP/II/2019 Analisis data mutu 2019
5 08/194. PMKP/II/2019 Validasi data indicator mutu 2019
6 08/211. PMKP/II/2019 Pelaporan data mutu internal 2019
7 08/200. PMKP/II/2019 Pelaporan data mutu eksternal 2019
8 08/212. PMKP/II/2019 Publikasi data mutu 2019
9 08/213. PMKP/II/2019 Design/redesign process indicator mutu 2019
10 08/201. PMKP/II/2019 Supervise 2019
11 08/205. PMKP/II/2019 Penyusunan clinical pathway (CP) 2019
12 08/196. PMKP/II/2019 Pelaporan insiden keselamatan pasien 2019
13 08/210. PMKP/II/2019 Tatalaksana pelaporan insiden keselamatan pasien 2019
14 08/209. PMKP/II/2019 risk grading matriks 2019
15 04/313. PMKP/II/2019 Penilaian dan penanganan risiko jatuh pada pasien 2019
anak
16 04/336. PMKP/II/2019 Penilaian dan penanganan risiko jatuh pada pasien 2019
dewasa
17 08/202. PMKP/II/2019 Investigasi sederhana 2019
18 08/207. PMKP/II/2019 Tatalaksana kejadian nyaris cidera (KNC) 2019
19 08/206. PMKP/II/2019 Tatalaksana kejadian tidak diharapkan (KTD) 2019
20 08/208. PMKP/II/2019 Tatalaksana kejadian sentinel 2019
21 08/204. PMKP/II/2019 RCA (root cause analysis) 2019
22 08/198. PMKP/II/2019 Manajemen risiko 2019
23 08/203. PMKP/II/2019 FMEA (failure mode effect and analysis) 2019
24 08/199. PMKP/II/2019 Pengukuran budaya keselamatan pasien 2019
25 04/314. PMKP/II/2019 Penilaan dan penanganan risiko jatuh pada pasien 2019
rawat jalan poliklinik dan IGD
26 04/315. PMKP/II/2019 Pencegahan risiko pasien jatuh 2019
27 04/315. PMKP/II/2019 Penanganan pasien jatuh 2019
SPO SKP
N Nomor Dokumen Judul Tahun
o
1 04/322. SKP/II/2019 Identifikasi pasien 2019
2 04/326. SKP/II/2019 Identifikasi sebelum transfuse darah 2019
3 04/321. SKP/II/2019 Identifikasi pasien sebelum melakukan prosedur 2019
Tindakan invasif
4 04/319. SKP/II/2019 Identifikasi sebelum pemberian obat 2019
5 04/326. SKP/II/2019 Identifikasi bay baru lahir 2019
6 04/335. SKP/II/2019 Identifikasi sebelum pengambilan spesimen 2019
7 04/331. SKP/II/2019 Pelepasan gelang identifikasi pasien 2019
8 04/329. SKP/II/2019 Pemasangan gelang identifikasi pasien 2019
9 04/662. SKP/II/2019 Iddentifikasi pasien dengan nama yang sama di ruang 2019
rawat
10 04/325. SKP/II/2019 Komunikasi media atau via telepon 2019
11 04/322. SKP/II/2019 Serah terima pasien (hand over) 2019
12 04/329. SKP/II/2019 Pelaporan nilai kritis laboratorium 2019
13 04/330. SKP/II/2019 Penetapan ambang nilai kritis laboratorium 2019
14 04/321. SKP/II/2019 Pelaporan nilai knilai kritis radiologi 2019
15 04/650. SKP/II/2019 Pentapan ambang nilai kritis radiologi 2019
16 04/660. SKP/II/2019 Pelaporan kritis pemeriksaan elektro kardio gram 2019
(EKG)
17 04/659. SKP/II/2019 Penetapan ambang nilai kriis elektrenetapan ambang 2019
nilai elektro kardio gram
18 04/661. SKP/II/2019 Komunikasi operan jaga (hand over) menggunakan 2019
sbar
19 04/324. SKP/II/2019 Edukasi pasien dengan metode speak up 2019
20 04/331. SKP/II/2019 Pelabelan obat high alert 2019
21 04/332. SKP/II/2019 Penyimpanan obat high alert 2019
22 04/333. SKP/II/2019 Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai 2019
(high-alert)
23 04/327. SKP/II/2019 Pengeceran elektrolit pekat (kalium klorida) 2019
24 04/334. SKP/II/2019 Pengelolaan obat emergency diruang pelayanan pasien 2019
25 04/316. SKP/II/2019 Penandaan lokasi operasi (site marking) 2019
26 04/318. SKP/II/2019 Prosesproses sign in 2019
27 04/328. SKP/II/2019 Proses time out 2019
28 04/319. SKP/II/2019 Proses sign out
29 04/317. SKP/II/2019 Pengisian check list : sign in, time out, sign out
30 04/336. SKP/II/2019 Penilaian dan penanganan risiko jatuh pada pasien
dewasa
31 04/313. SKP/II/2019 Penilaian dan penanganan risiko jatuh pada pasien anak
32 04/314. SKP/II/2019 Penilaian dan penanganan risiko jatuh pada pasien
rawat jalan poliklinik dan IGD
34 04/315. SKP/II/2019 Penanganan pasien jatuh
35 04/315. SKP/II/2019 Pencegahan risiko pasien jatuh
36 04/318. SKP/II/2019 Penggunaan label identifikasi risiko jatuh pada pasien
rawat inap
Spo Covid
No Nomor Dokumen Judul Tahun
1 03/52. lab/VI/2020 Usap/swab tenggorok pada kasus dugaan covid-19 2020
2 03/55. lab/VI/2020 Alur permintaan pemeriksaan tes cepat/rapid test anti sars 2020
cov-2
3 03/51. lab/VI/2020 Alur permintaan pengambilan usap/swab tenggorok pada 2020
kasus dugaan covid-19
4 05/45. Komdik/V/2020 Pelayanan persalinan pada ibu hamil dengan persangkaan 2020
terinfeksi virus covid-19 (odp,pdp,otg,pp)
5 07/01.KP/IV/2020 Panduan asuhan keperawatan (PAK) pada pasien covid- 2020
19
6 04/33.yanmedwat/III/2020 Alur penatalaksanaan pasien dengan kecurigaan covid-19 2022
7 04/32.yanmedwat/III/2022 Penempatan pasien dengan keluarga covid-19 ketika 2020
terjadi outbreak dan tidak ada ruangan isolasi bertekanan
negatif
8 04/31.yanmmedwat/III/2022 Mekanisme menerima dan rujukan psien covid-19 2022
9 04/28.yanmedwat/III/2020 Transfer pasien yang kecurigaan covid-19 dari igd ke 2020
ruang rawat inap
10 04/30.yanmedwat/III/2020 Mekanisme mengirim rujukan pasien covid-19 2020
11 04/29.yanmedwat/III/2020 Skrining awal covid-19 dirawat dalan 2020
SPO PPI
No Nomor Dokumen Judul Tahun
1 06/81. Komite ppi Desinfeksi dan penyimpanan urinal 2016
/IV/2016
2 06/84. Komite ppi Pencegahan dan pengendalian decubitus 2016
/IV/2016
3 06/72. Komite ppi Pelabelan jenzah penyakit menular 2016
/IV/2016
4 06/90. Komite ppi Skrining batuk 2016
/IV/2016
5 06/185. Komite ppi Surveilans infeksi rumah sakit 2016
/IV/2016
6 06/92. Komite ppi Transfer pasien di rs dengan airbone disease 2016
/IV/2016
7 06/98. Komite ppi Prosedur Tindakan lumbal pundie 2016
/IV/2016
8 06/83. Komite Pencegahan dan pengendalian pnemonia 2016
ppi/IV/2016
9 06/85. Komite Pencegahan dan pengendalian infeksi pada pasien 2016
ppi/IV/2016 imunocompromised
10 06/77. Komite Isolasi pasien airborn dicease 2016
ppi/IV/2016
11 06/78. Komite Pencegahan dan pengendalian ilo 2016
ppi/IV/2016
12 06/79. Komite Pengelolaan pasien diluar ruang perawatan bila terjadi 2016
ppi/IV/2016 bencana/kejadian luar biasa
13 06/70. Komite Penempatan pasien dengan penyakit penular melalui 2016
ppi/IV/2016 transmisi kontak
14 06/71. Komite Pembersihan ambulance 2016
ppi/IV/2016
15 06/76. Komite Kebersihan tangan 2016
ppi/IV/2016
16 06/73. Komite Skrining methicillin resistant staphyloco acus aureus 2016
ppi/IV/2016 (MRSA)
17 06/86. Komite Pencegahan dan pengendalian isk 2016
ppi/IV/2016
18 06/186. Komite Pembersihan laryngoskop 2016
ppi/IV/2016
19 06/73. Komite Alat sigle use yang di re use 2016
ppi/IV/2016
20 06/82. Komite Desinfeksi dan penyimpanan pispot 2016
ppi/IV/2016
21 06/89. Komite Pencegahan dan pengendalian sepsis 2016
ppi/IV/2016
22 06/80. Komite Etika batuk 2016
ppi/IV/2016
23 06/79. Komite Pencegahan dan pengendalian infeksi pada rekontruksi 2016
ppi/IV/2016 irenovasi bangunan rumah sakit
24 06/69. Komite Penempatan pasien dengan penyakit menular melalui 2016
ppi/IV/2016 transmisi droplet
25 06/91. Komite Praktek menyuntik aman 2016
ppi/IV/2016
26 06/187. Komite Skrining tuberculosis bagi petugas yang bertugas 2016
ppi/IV/2016 ditempat yang beresiko
27 06/188. Komite Penggunaan antibiotic rasional 2016
ppi/IV/2016
28 06/839. Komite Penempatan pasien menular melalui airborn apabila 2016
ppi/IV/2016 tidak ada ruangan isolasi bertekanan negative
29 06/838. Komite Penggunaan dan melepas alat pelindung diri 2016
ppi/IV/2016
30 06/015. Komite Pemulangan pasien obsgyn 2016
ppi/IV/2016
31 06/014. Komite Perawatan luka resiko sesaria 2016
ppi/IV/2016
32 06/100. Komite Penempatan ambang nilai kritis laboratorium 2016
ppi/IV/2016
33 06/113. Komite Pemilihan linen kotor 2016
ppi/IV/2016
34 259 Pencatatan dan pelaporan reaksi transfusi 1026
Spo Manakemen komunikasi dan edukasi (MKE)
No Nomor Dokumen Judul Tahun
1 01/422. MKE/III/2019 Pelaksanaan Edukasi kolaborasi pada pasien rawat 2019
inap
2 01/421. MKE/III/2019 Edukasi pasien dan keluarga dengan metode speak up 2019
3 01/423. MKE/III/2019 Persyaratan dan kompetensi pemberian informasi dan 2019
edukasi
4 01/411. MKE/III/2019 Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen nyeri 2019
5 01/416. MKE/III/2019 Edukasi tentang keamanan dan efektifitas penggunaan 2019
peralatan medis
6 01/415. MKE/III/2019 Edukasi pasien dan keluarga tentang penggunaan obat- 2019
obatan secara efektif dan aman
7 01/417. MKE/III/2019 Edukasi pasien dan keluarga tentang diet dan nutrisi 2019
yang memadai
8 01/420. MKE/III/2019 Edukasi pasien dan keluarga tentang teknik rehabilitasi 2019
9 01/419. MKE/III/2019 Pemberian informasi dan edukasi secara kelompok 2019
dalam rumah sakit
10 01/422. MKE/III/2019 Pelaksanaan edukasi kolaborasi pada pasien rawat inap 2019
11 01/424. MKE/III/2019 Rujuk pasien ke sumber sumber tersedia dikomunitas 2019
12 01/412. MKE/III/2019 Pemberian informasi dan edukasi secara kelompok 2019
diluar rumah sakit
13 01/414.MKE/III/2019 Pembuatan leaf leat 2019
14 01/431.MKE/III/2019 Penyiapan materi/konten webside 2019
PKPO (panduan pemberian obat pada pasien)
No Nomor Dokumen Judul Tahun
1 03/366. PKPO/XII/2018 Dekonsiliasi obat 2018
2 03/371. PKPO/XII/2018 Teknik pemotongan obat kemasan strip untuk 2018
pelayanan
3 03/369. PKPO/XII/2018 Penyusunan formularium rumah sakit umum daerah 2018
Wonosari
4 04/216. PKPO/XII/2018 Pelaporan kesalahan obat (medication eror) 2018
5 04/218. PKPO/XII/2018 Floorstok (persediaan farmasi di unit) 2018
6 04/215. PKPO/XII/2018 Pengawasan obat baru terhadap kejadian yang tidak 2018
diharapkan
7 03/348. PKPO/XII/2018 Pemantauan efek pengobatan pasien 2018
8 03/342. PKPO/XII/2018 Pemesanan obat ruangan 2018
9 03/341. PKPO/XII/2018 Penarikan obat 2018
10 03/340. PKPO/XII/2018 Persiapan 2018
11 03/338. PKPO/XII/2018 Persiapan pengelolaan obat kit emergency 2018
12 03/334. PKPO/XII/2018 Alergi 2018
13 03/335. PKPO/XII/2018 Pelayanan informasi obat 2018
14 03/333. PKPO/XII/2018 Bila resep tidak terbaca 2018
15 03/352.MKE/III/2018 Jika obat tidak tersedia pemberitahuan kepada staff 2018
medis serta saran suptitusinya
16 03/350.MKE/III/2018 Duplikasi ruangan 2018
17 03/349.MKE/III/2018 Pelayanan penyaluran obat resep individu/individual 2018
prescribing
18 03/352.MKE/III/2018 Pelayanan obat pasien rawat inap 2018
19 03/354.MKE/III/2018 Pencatatan pengeluaran obat 2018
20 03/355.MKE/III/2018 Pencampuran obat suntik di ruangan 2018
21 03/360.MKE/III/2018 Penggunaan obat sendiri oleh pasien 2018
22 03/361.MKE/III/2018 Penyerahan obat 2018
23 03/362.MKE/III/2018 Penyertaan formulir pencatatan obat dalam rekam 2018
medic pasien saat pasien dipindahkan atau
dipulangkan
24 03/347.MKE/III/2018 Pemberian obat dengan 7 benar 2018
SPO MATERNAL PONEK
No Nomor Dokumen Judul Tahun
1 04/284.Ponek/XI/18 Pelakasaan pelayanan obstetric dan neo natal 2018
emergency komprehensif (ponek)
2 04/283.Ponek/XI/18 Alur pelayanan pbsteyti dan neonatal emergency 2018
komprehensif (ponek)
3 04/282.Ponek/XI/18 Pembagian tugas dokter obgyn 2018
4 04/281.Ponek/XI/18 Pelimpahan delegasian pengangan kasus maternal 2018
kepada dokter residen atau peserta didik dokter
spesialis obgyn
5 04/280.Ponek/XI/18 Prosedur memondokan pasien kebidanan dan 2018
kandungan
6 04/285.Ponek/XI/18 Pemondokan dan pemulangan pasien onkologi 2018
7 04/286.Ponek/XI/18 Penanggulangan persalinan resiko tinggi 2018
8 04/287.Ponek/XI/18 Pendampingan keluarga atau suami pada pasien dalam 2018
persalinan
9 04/288.Ponek/XI/18 Penanganan rawat inap preeklamsi berat dan eklamsi 2018
10 04/289.Ponek/XI/18 Menyiapkan pasien untuk tindakan operatif di ruang 2018
bedah dari IGD
11 04/290.Ponek/XI/18 Merujuk pasien rawat inap dan IGD 2018
12 04/291.Ponek/XI/18 Prosedur memondokan pasien operasi sc elektrik 2018
13 04/292.Ponek/XI/18 Pemasanagan alat kontrasepsi dalam Rahim 2018
14 04/293.Ponek/XI/18 Pemasangan implant 2018
15 04/294.Ponek/XI/18 Pelayanan antenatal 2018
16 04/295.Ponek/XI/18 Pemeriksaan kehamilan 2018
17 04/296.Ponek/XI/18 Perawatan ibu hamil dengan penyakit yang menyertai 2018
kehamilan
18 04/297.Ponek/XI/18 Penanganan rawat jalan preeklamsi ringan 2018
19 04/299.Ponek/XI/18 Perawatan ibu postpartum 2018
20 04/300.Ponek/XI/18 Mengatur posisi litotomi 2018
21 04/302.Ponek/XI/18 Asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia 2018
(kurang dari 10gram)
22 04/303.Ponek/XI/18 Penatalaksanaan pada pasien pendarahan antepartum 2018
23 04/304.Ponek/XI/18 Penundaan kehamilan 2018
24 04/305.Ponek/XI/18 Pemeriksaan detak jantung bayi dengan stetoskop 2018
mono aural
25 04/306.Ponek/XI/18 Pemberian imunisasi teanus toksoid 2018
26 04/307.Ponek/XI/18 Persiapan tindakan section caesaria 2018
27 04/308.Ponek/XI/18 Perawatan ibu bersalin dengan hepatitis 2018
28 04/309.Ponek/XI/18 Perawatan luka dengan section caesaria 2018
29 04/310.Ponek/XI/18 Pemeriksaan ultrasonografi abdominal 2018
30 04/311.Ponek/XI/18 Pemeriksaan ginekologi 2018
32 04/312.Ponek/XI/18 PAPSMEAR 2018
33 04/313.Ponek/XI/18 Pemeriksaan Leopord 2018
34 04/314.Ponek/XI/18 Perawatan post natal 2018
35 04/315.Ponek/XI/18 Pemeriksaan kardiotokografi 2018
36 04/316.Ponek/XI/18 Pemeriksaan dalam 2018
37 04/317.Ponek/XI/18 Pengisian patograf 2018
38 04/318.Ponek/XI/18 Pemeriksaan dengan kertasp 2018
39 04/319.Ponek/XI/18 Perawatan luka perineum ( vulva hyegene) 2018
40 04/320.Ponek/XI/18 Seleksi dan keperawatan kehamilan resiko tinggi 2018
41 04/321.Ponek/XI/18 Induksi persalinan dengan folley cateter 2018
42 04/322.Ponek/XI/18 Dilaktasi servik sebelum curetase 2018
43 04/323.Ponek/XI/18 Pendampingan bayi baru lahir 2018
44 04/324.Ponek/XI/18 Manajemen partus lama 2018
45 04/325.Ponek/XI/18 Persalinan pada ibu dengan HIV dan HBsag positif 2018
46 04/326.Ponek/XI/18 Episiotomy 2018
47 04/327.Ponek/XI/18 Kompresi bimanual 2018
48 04/328.Ponek/XI/18 Senam nifas 2018
49 04/329.Ponek/XI/18 Embriotomy 2018
50 04/133.Ponek/XI/18 Resusitasi cairan 2018
51 04/134.Ponek/XI/18 Pemberian oksitosin untuk induksi dan stimulasi 2018
52 04/135.Ponek/XI/18 Ekstrasi bokong dan kaki 2018
53 04/136.Ponek/XI/18 Pencegahan kehamilan resiko tinggi 2018
54 04/137.Ponek/XI/18 Perawatan pasien pre eklamsi 2018
55 04/138.Ponek/XI/18 Pertolongan persalinan spontan 2018
56 04/139.Ponek/XI/18 Pertolongan pre term 2018
57 04/140.Ponek/XI/18 Pertolongan persalinan post term 2018
58 04/141.Ponek/XI/18 Pertolongan persalinan dengan plasenta previa 2018
59 04/142.Ponek/XI/18 Perawatan ibu bersalin dengan riwayat kebidanan 2018
yang jelek
60 04/143.Ponek/XI/18 Perawatan ibu bersalin dengan disproporsi kepala 2018
panggul (DKP)
61 04/144.Ponek/XI/18 Pertolongan ibu bersalin dengan solutio plasenta 2018
62 04/146.Ponek/XI/18 Penatalaksanaan kematian janin dalam kandungan 2018
63 04/147.Ponek/XI/18 Perawatan ibu bersalin dengan seksio caesaria 2018
64 04/148.Ponek/XI/18 Perawatan ibu bersalin dengan ketuban meconial 2018
65 04/150.Ponek/XI/18 Pertolongan persalinan dengan foital distress 2018
66 04/149.Ponek/XI/18 Perawatan partus premature iminens 2018
67 04/151.Ponek/XI/18 Ekstraksi vakum 2018
68 04/152.Ponek/XI/18 Pertolongan persalinan spontan pada gemelli 2018
69 04/153.Ponek/XI/18 Pertolongan persalinan secara bracht 2018
70 04/154.Ponek/XI/18 Distosia bahu 2018
71 04/155.Ponek/XI/18 Manual plasenta 2018
72 04/156.Ponek/XI/18 Histerektomi abdominal 2018
73 04/157.Ponek/XI/18 Evakuasi cafum uteri secara kuretase 2018
74 04/158.Ponek/XI/18 Biopsy servik 2018
75 04/159.Ponek/XI/18 Persiapan pasien pre operasi ginekologi 2018
/uroginekologi /onkologi
76 04/160.Ponek/XI/18 Kolforafi anterior 2018
77 04/161.Ponek/XI/18 Pemasangan tampon kondom 2018
78 04/162.Ponek/XI/18 Histerektomi vaginal 2018
79 04/163.Ponek/XI/18 Marsupialisasi kista bartholini 2018
80 04/164.Ponek/XI/18 Pemeriksaan hidrotubasi 2018
81 04/165.Ponek/XI/18 Seksio sesarea 2018
82 04/166.Ponek/XI/18 Tubektomi 2018
83 04/167.Ponek/XI/18 Penyuluhan ibu post partum 2018
84 04/168.Ponek/XI/18 Penjahitan jalan lahir 2018
85 04/169.Ponek/XI/18 Observasi pendarahan post partum 2018
86 04/170.Ponek/XI/18 Menerima bayi baru lahir 2018
87 04/171.Ponek/XI/18 Membantu ibu dengan putting datar/tenggelam 2018
88 04/172.Ponek/XI/18 Merawat tali pusat bayi 2018
89 04/173.Ponek/XI/18 Memberikan metode kangguru 2018
90 04/174.Ponek/XI/18 Membantu ibu dengan putting panjang dan besar 2018
91 04/175.Ponek/XI/18 Membantu ibu dengan putting lecet dan retak 2018
92 04/176.Ponek/XI/18 Memberi bantuan memelihara payudara 2018
93 04/177.Ponek/XI/18 Rawat gabung ibu dan bayi 2018
94 04/178.Ponek/XI/18 Pemberian asi eksklusif dan cara menyusui yang benar 2018
95 04/179.Ponek/XI/18 Cara mengeluarkan asi secara manual 2018
96 04/180.Ponek/XI/18 Penyimpanan asi 2018
97 04/181 .Ponek/XI/18 Penyajian asi setelah di simpan dalam lemari es 2018
/freezer
98 04/183.Ponek/XI/18 Cara menstimular reflex oksitosin 2018
99 04/184.Ponek/XI/18 Inisiasi menyusui pada gemelli 2018
10 04/185.Ponek/XI/18 Inisiasi menyusui dini post sc 2018
0
10 04/186.Ponek/XI/18 Membantu ibu dengan payudara bengkak 2018
1
10 04/187.Ponek/XI/18 Inisiasi menyusi dini 2018
2
10 04/182.Ponek/XI/18 Memandikan bayi 2018
3
10 03/228.Ponek/XI/18 Pelimpahan pedelegasian penanganan kasus maternal 2018
4 kepada bidan
10 03/229.Ponek/XI/18 Jika dpjp belum dapat di hubungi 2018
5
10 03/230.Ponek/XI/18 Mengukur respon time 2018
6
3) Analisa
Berdasarkan kajian didapatkan data bahwa di Ruang Anggrek sudah
terdapat SPK dan SPO instruksi kerja yang telah dibuat oleh RSUD Wonosari
Gunung Kidul dalam melakukan sebuah tindakan asuhan keperawatan kepada
pasien. Sebagian besar perawat dalam bekerja sudah menggunakan instruksi
kerja tersebut dan ada beberapa SPO yang tidak dilaksanakan dengan baik,
seperti Komunikasi operan jaga (hand over) menggunakan SBAR.
Berdasarkan tabel 2.20 ruang rawat inap Anggrek memiliki SPO
merupakan perangkat instruksi atau langkah-langkah yang dibakukan untuk
menyelesaikan suatu proses kerja rutin tertentu, dimana SPO memberikan
langkah yang benar dan terbaik berdasarkan consensus bersama untuk
melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan yang dibuat oleh sarana
pelayanan kesehatan berdasarkan standard profesi.
Perbaruan SPO di RSUD Wonosari dilakukan 3 tahun sekali. Sebagian
SPO di Ruang Anggrek terdapat tahun pembuatannya adalah tahun 2016 dan
tahun 2018, Sebagai usulan sehingga diperlukan revisi SPO lagi.
C. Unsur Proses
1. Penerapan Proses Keperawatan
a. Kajian Teori
Proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan terorganisasi
dalam pemberian asuhan keperawatan, yang difokuskan pada reaksi dan respons unik
individu pada suatu kelompok atau perorangan terhadap gangguan kesehatan yang
dialami, baik actual maupun potensial (Deswani, 2011).
Keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan professional merupakan
bagian integral yang dapat dipisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara
keseluruhan. Selain itu pelayanan keperawatan merupakan salah satu faktor penentu
baik buruknya mutu dan citra rumah sakit, oleh karenanya kualitas pelayanan
keperawatan perlu dipertahankan dan ditingkatkan seoptimal mungkin.
UU RI No.38 tahun 2014 tentang kesehatan dalam penjelasan tentang pasal 30
ayat 2 mendefinisikan standar profesi sebagai “pedoman yang harus dipergunakan
sebagai petunjuk dalam menjelaskan profesi secara baik”. Atau secara singkat dapat
dikatakan standar adalah pedoman kerja agar pekerjaan berhasil dan bermutu.
Berdasarkan ini maka kehadiran Standar Asuhan Keperawatan yang identik dengan
standar profesi keperawatan, berguna sebagai kriteria untuk mengukur keberhasilan
dan mutu asuhan keperawatan.
Standar Asuhan Keperawatan (SAK) terdiri sebagai berikut :
1) Standar Pengkajian Keperawatan
2) Standar Diagnosis Keperawatan
3) Standar Perencanaan Keperawatan
4) Standar Pelaksanaan Keperawatan
5) Standar Evaluasi
6) Standar Catatan Asuhan Keperawatan
Mutu asuhan keperawatan dapat dipertanggung jawabkan secara professional
apabila kriteria-kriteria tersebut dapat dipenuhi. Dengan memahami dan mematuhi
kriteria dalam Standar Asuhan Keperawatan, yang selanjutnya diterapkan dalam
pemberian asuhan keperawatan, maka bukan hanya keprofesian dijaga dan
ditingkatkan, tetapi juga meliputi aspek-aspek keamanan dan kenyamanan pasien.
Standar Asuhan Keperawatan tidak harus baku, melainkan sewaktu-waktu
dapat ditinjau kembali dan disesuaikan dengan perkembangan IPTEK kesehatan
khususnya keperawatan, serta sistem nilai masyarakat yang berlaku.
Sistematika penyusunan Standar Asuhan Keperawatan sebagai berikut :
1) STANDAR I : Pengkajian Keperawatan
Asuhan keperawatan paripurna memerlukan data yang lengkap dan
dikumpulkan secara terus menerus, tentang keadaannya untuk menetukan
kebutuhan asuhan keperawatan. Komponen pengkajian keperawatan meliputi :
a) Pengumpulan data :
Kriteria
(1) Menggunakan format yang ada
(2) Sistematis
(3) Diisi sesuai item yang tersedia
(4) Actual (baru)
(5) Abash (valid)
b) Pengelompokan Data :
Kriteria
(1) Data Biologis
(2) Data Psikologis
(3) Data Sosial
(4) Data Spiritual
c) Perumusan Masalah :
Kriteria
(1) Kesenjangan antara status kesehatan dengan norma dan pola fungsi
kehidupan
(2) Perumusan masalah ditunjang oleh data yang telah dikumpulkan.
2) STANDAR II :
Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data status kesehatan
pasien, dianalisis dan dibandingkan dengan norma fungsi kehidupan pasien.
Kriteria:
a) Diagnosa keperawatan dihubungkan dengan penyebab kesenjangan dan
pemenuhan kebutuhan pasien
b) Dibuat sesuai dengan wewenang perawat
c) Komponennya terdiri dari masalah, penyebab dan tanda/gejala (PES)
atau terdiri dari masalah dan penyebab (PE)
d) Bersifat actual apabila masalah kesehatan pasien sudah nyata terjadi
e) Bersifat potensial apabila masalah kesehatan pasien kemungkinan besar
akan terjadi
f) Dapat ditanggulangi oleh perawat
3) STANDAR III :
Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnose keperawatan
komponen perencanaan keperawatan meliputi :
a) Prioritas masalah :
Kriteria :
(1) Masalah-masalah yang mengancam kehidupan merupakan priopritas
pertama
(2) Masalah-masalah yang mengancam kesehatan seseorang adalah
prioritas kedua
(3) Masalah-masalah yang mempengaruhi perilaku merupakan prioritas
ketiga
b) Tujuan asuhan keperawatan :
Kriteria :
(1) Spesifik
(2) Bias diukur
(3) Bias dicapai
(4) Realistic
(5) Ada batas waktu
c) Rencana tindakan :
Kriteria :
(1) Disusun berdasarkan tujuan asuhan keperawatan
(2) Melibatkan pasien/ keluarga
(3) Mempertimbangkan latar belakang budaya pasien/ keluarga
(4) Menentukan alternative tindakan yang tepat
(5) Mempertimbangkan kebijaksanaan dan peraturan yang berlaku,
lingkungan, sumber daya dan fasilitas yang ada
(6) Menjamin rasa aman dan nyaman bagi pasien
(7) Kalimat perintah ringkas, tegas dengan bahasanya mudah dimengerti.
4) STANDAR IV :
Intervensi keperawatan adalah pelaksanaan rencana tindakan yang
ditentukan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara maksimal
yang mencakup aspek peningkatan, pencegahan, pemeliharaan serta pemulihan
kesehatan dengan mengikutsertakan pasien dan keluarganya
Kriteria :
a) Dilaksanakan sesuai dengan rencana keperawatan
b) Menyangkut keadaan bio-psiko-sosio spiritual pasien
c) Menjelaskan setiap tindakan keperawatan yang akan dilakukan kepada
pasien/ keluarga
d) Sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
e) Menggunakan sumber daya yang ada
f) Menerapkan prinsip aseptik dan antiseptic
g) Menerapkan prinsip aman, nyaman, ekonomis, privacy dan
mengutamakan keselamatan pasien
h) Melaksanakan perbaikan tindakan berdasarkan respon pasien
i) Merujuk dengan segera bila ada masalah yang mengancam keselamatan
pasien
j) Mencatat semua tindakan yang telah dilaksanakan
k) Merapikan pasien dan alat setiap selesai melakukan tindakan
l) Melaksanakan tindakan keperawatan berpedoman pada prosedur teknis
yang telah ditentukan.
Intervensi keperawatan berorientasi pada 14 komponen keperawatan
dasar yang meliputi :
a) Memenuhi kebutuhan oksigen
b) Memenuhi kebutuhan nutrisi, keseimbangan cairan dan elektrolit
c) Memenuhi kebutuhan eliminasi
d) Memenuhi kebutuhan keamanan
e) Memenuhi kebutuhan kebersihan dan kenyamanan fisik
f) Memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur
g) Memenuhi kebutuhan gerak dan kegiatan jasmani
h) Memenuhi kebutuhan spiritual
i) Memenuhi kebutuhan emosional
j) Memenuhi kebutuhan komunikasi
k) Mencegah dan mengatasi reaksi fisiologi
l) Memenuhi kebutuhan pengobatan dan membantu proses penyembuhan
m) Memenuhi kebutuhan penyuluhan
n) Memenuhi kebutuhan rehabilitasi
5) STANDAR V :
Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodic, sistematis dan
berencana untuk menilai perkembangan pasien.
Kriteria :
(1) Setiap tindakan keperawatan dilakukan evaluasi
(2) Evaluasi hasil menggunakan indicator yang ada pada rumusan tujuan
(3) Hasil evaluasi segera dicatat dan komunikasikan
(4) Evaluasi melibatkan pasien, keluarga dan tim kesehatan
(5) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar
6) STANDAR VI :
Catatan asuhan keperawatan dilakukan secara individual.
Kriteria :
(1) Dilakukan selama pasien dirawat inap dan rawat jalan
(2) Dapat digunakan sebagai bahan informasi, komunikasi dan laporan
(3) Dilakukan segera setelah tindakan dilaksanakan
(4) Penulisannya harus jelas dan ringkas serta menggunakan istilah yang
baku
(5) Sesuai dengan pelaksanaan proses keperawatan
(6) Setiap pencatatan harus mencantumkan intial/ paraf/ nama perawat yang
melaksanakn tindakan dan waktunya
(7) Menggunakan formulir yang baku
(8) Disimpan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Standard penilaian yang digunakan untuk menilai mutu asuhan
keperawatan adalah dengan menggunkan instrument A,B, dan C adalah :
(1) Kriteria baik : (76-100%)
(2) Kriteria Cukup : (56-75,99%)
(3) Kriteria Kurang : (45-55,99%)
(4) Tidak baik : (<45%)
b. Kajian data
Tabel 2.21
Hasil Evaluasi Pendokumentasian Asuhan Keperawatan dengan Instrumen Adi Ruang
Anggrek RSUD Wonosari Tanggal 09 - 11Mei 2022 (n=5)
Kode Pasien
P1 P2 P3 P4 P5
No Aspek yang dinilai
A. PENGKAJIAN
1 Mencatat data yang dikaji sesuai dengan
pedoman pengkajian
2 Data dikelompok (Bio-Psiko- Sosial - Spiritual)
Rata-rata: 17,4
Prosentase: 87%
B. DIAGNOSA
1 Diagnosa keperawatan ditulis sesuai prioritas
masalah pasien
2 Diagnosa keperawatan dirumuskan sesuai 12 12 12 12 12
dengan benar (PE/PES)
Rata-rata : 18
Prosentase: 75 %
E. EVALUASI
1 Diagnosa dievaluasi setiap hari sesuai dengan
SOAP Diagnosa keperawatan ditulis sesuai 7 7 7 7 7
prioritas masalah pasien
Rata-rata : 7
Prosentase: 85,7%
F. DOKUMENTASI
1 Menulis pada format yang baku
2 Pencatan dilakukan sesuasi dengan tindakan
yang dilakukan 17 18 18 18 20
3 Pencatatan yang ditulis dengan jelas, ringkas,
istilah baku dan benar.
Rata-rata: 18,2
prosentase: 91%
Tabel 2.23
Hasil Evaluasi Pelaksanaan Mencuci Tangan Dengan Benar di Ruang Anggrek RSUD
WonosariTanggal 09 - 11Mei 2022 (n:12)
Tindakan
No
Ya Tidak
1 Melepaskan jam tangan, perhiasan. 8 4
2 Membasuh lengan setinggi lengan bawah dengan air 12 0
menggalir
3 Letakkan antiseptic/ sabun di telapak tangan dan gosok 12 0
kedua telapak tangan
4 Ratakan dengan menggosokkan pada kedua telapak tangan 4 12 0
kali hitungan
5 Gosok kedua punggung tangan dan sela sela jari tangan kiri 12 0
dengan tangan kanan, pada kedua tangan.
6 Gosok kedua telapak dan sela sela jari kedua tangan 12 0
7 Gosok kedua kuku-kuku jari tangan bergantian dengan 12 0
posisi jari tangan saling mengunci
8 Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan 12 0
dan lakukan kedua tangan.
9 Gosokkan dengan memutar, ujung jari jari tangan kanan 12 0
pada telapak tangan kiri dan sebaliknya.
10 Membilas tangan,pergelangan tangan di bawah air mengalir 12 0
11 Keringkan tangan dengan menggunakan tissue 12 0
12 Menggunakan tissue tersebut untuk menutup kran dan buang 0 12
ditempat sampah
Jumlh nilai x 100% 128 16
Persentase % 88% 12%
Sumber Observasi tanggal 09-11 Mei 2022
c. Analisa Data
Telah dilaksanakan evaluasi cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
keperawatan selama 3 hari oleh seluruh perawat di Ruang Anggrek didapatkan hasil
88%. Dengan adanya evaluasi cuci tangan tersebut diharapkan menambah motivasi
meningkat kan pelaksanaan mengenai cuci tangan agar terhindar dari infeksi
nosokomial dan pencegahan penularan penyakit.
4. Pengelolaaan Sampah
a. Kajian Teori
Penanganan limbah medis padat
1) Pengertian
Penanganan limbah medis padat mulai pemisahan dan pewadahan sampai
pengadaan ke TPS Incinerator. Limbah medis padat adalah limbah padat yang
terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah
farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer
bertekenan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.
2) Tujuan
Untuk menjamin limbah medis padat tidak tercecer sehingga tidak
menimbulkan kontaminasi dan Infeksi Nosokomial di lingkungan RS.
3) Kebijakan
a) Kepmenkes No : 1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
b) Perawat di ruangan harus memasukkan semua limbah medis padat
yaitu : jarum suntik bekas, ampul, botol obat, plastik infus, perban, dan
lain-lain ke dalam kantong plastik kuning atau tempat peruntukan yang
disediakan.
c) Instalasi Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan mengambil limbah medis
padat setiap jam 06.30 WIB dan 12.30 WIB kemudian melakukan proses
Desinfeksi dan memusnahkan di incenerator.
4) Prosedur
a) Perawat di ruangan harus memasukkan limbah medis padat kedalam
Container yang dilapisi plastik kuning sesuai peruntukkannya :
(1) BD Hub cutter : Tempat jarum suntik ( Needles )
(2) Container limbah medis benda tajam dilapisi plastik kuning: Syringe,
ampul, jarum tranfusi, obyek glass, pisau, jarum infus.
(3) Container limbah medis benda non tajam dilapisi plastik kuning :
jaringan tubuh, darah, perban, plester, selang infuse, masker, kassa,
kantong tranfusi, urine bag, handscoon, kateter, pembalut/pampers,
abocat.
(4) Container botol infus : botol infus dan botol kaca, fial obat.
b) Kantong plastik setelah terisi 2/3 bagian limbah medis padat, diikat dan
diberi label asal ruangan oleh petugas ruangan.
c) Petugas instalasi sanitasi mengambil dan mengangkut limbah medis
padat dari ruangan penghasil limbah medis padat ke TPS incenerator
setiap jam 06.30 WIB dan 12.30 WIB
d) Limbah non medis Rumah sakit bekerjasama dengan DPU kabupaten
Gunung Kidul.
e) Container limbah medis padat di rungan pengahsil limbah medis padat
dibersihkan, dicuci oleh petugas Cleaning Service.
f) Proses penanganan limbah Botol Infus, Botol Kaca dan Fial Obat,
dikelola oleh pihak ketiga dari Rumah Sakit.
Tabel 2.24
Hasil Evaluasi Pengelolaan Sampahdi Ruang Anggrek RSUD WonosariTanggal 09 – 11
Mei 2022
Pelaksanaan
No Aspek yang dinilai
Ya % Tidak %
1 Perawat membuang jarum di safety
12 100 0 0
box
2 Perawat membuang limbah medis
benda tajam di tempat limbah medis 12 100 0 0
benda tajam
3 Perawat membuang limbah medis
benda non tajam di tempat limbah 12 100 0 0
medis benda non tajam
4 Perawat membuang vial obat dan
botol infus pada tempat sampah 12 100 0 0
medis
No Kegiatan Pelaksanaan
Ya Tidak
A. Tahap pre interaksi
1. Mengumpulkan data tentang klien 14 0
2. Membuat rencana pertemuan dengan klien 14 0
B Orientasi
1 Member salam dan tersenyum kepada klien 14 0
2 Memperkenalkan nama diri 0 14
3 Menanyakan nama panggilan kesukaan klien 0 14
4 Menanyakan perasaan klien 14 0
5 Menjelaskan peran perawat 7 7
6 Menjelaskan tugas perawat 7 7
7 Menjelaskan kegiatan (orientasi) yang akan dilakukan 14 0
8 Menjelaskan tujuan kegiatan 14 0
9 Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk penyuluhan 0 14
10 Menjelaskan kerahasiaan 0 14
C. Tahap kerja
1. Menanyakan keluhan utama klien 14 0
2. Memberikan kesempatan bertanya 14 0
3. Memulai dengan ajakan untuk berkonsentrasi 14 0
4. Melakukan orientasi 0 14
D. Tahap materi
1. Menjelaskan informasi mengenai penyakit 14 0
2. Menjelaskan informasi mengenai penyebab penyakit 14 0
3. Menjelaskan informasi mengenai tanda dan gejala
14 0
penyakit
4. Menjelaskan informasi mengenai cara perawatan di
14 0
rumah
5. Menjelaskan informasi mengenai cara pemberian obat 14 0
6. Menjelaskan informasi mengenai cara pencegahan
14 0
penyakit dan infeksi
7. Menjelaskan informasi mengenai program pengobatan
14 0
lanjutan
8. Menjelaskan informasi mengenai nutrisi yang sesuai
14 0
dengan program diet
9. Menjelaskan informasi mengenai aktivitas dan istirahat 14 0
10. Menjelaskan informasi mengenai control waktu,
14 0
tempat, cara control, persiapan control
E. Fase Terminasi
1. Menyimpulkan hasil kegiatan 14 0
2. Member pujian positif 14 0
3. Merencanakan tindak lanjut kepada pasien 14 0
4. Melakukan kontrak selanjutnya 14 0
5. Mengakhiri pertemuan dengan cara yang baik dan
14 0
tersenyum
Jumlah 350 84
Total 80.6% 19.4%
Sumber Observasi tanggal 09 -11 mei 2022
c. Analisa Data
Dari observasi yang dilakukan selama 3 hari di ruang Anggrek didapatkan data
19,4% perawat yang belum melakukan discharge planning secara maksimal,
sedangkan perawat yang melakukan discharge planning secara maksimal sebesar
80,6%. Dari hasil didapatkan bahwa perawat dalam menyampaikan penyuluhan
sudah baik dan pasien mengerti apa saja yang akan dilakukan ketika ada di rumah
dan perawatan selanjutnya. Tetapi hendaknya perawat lebih meningkatkan kualitas
dalam pemberian discharge planning saat pasien pulang terutama dalam item
memperkenalkan diri, menanyakan nama panggilan kesukaan klien, menanyakan
perasaan klien, menjelaskan peran perawat, menjelaskan tugas perawat, menjelaskan
waktu yang dibutuhkan untuk orientasi, memulai dengan ajakan untuk
berkonsentrasi, menjelaskan informasi mengenai cara pencegahan penyakit dan
infeksi, menyimpulkan hasil kegiatan, memberi pujian positif.
2. Pelaksanaan Orientasi Pasien Baru
a. Kajian Teori
Orientasi pasien baru : Orientasi pasien baru merupakan kontrak antara perawat
dan klien / keluarga dimana terdapat kesepakatan antara perawat dengan
klien/keluarganya dalam memberikan Asuhan keperawatan (Ariyanti, 2015). Kontrak
ini diperlukan agar hubungan saling percaya antara perawat dan klien / keluarga
dapat terbina ( Trust ) Hal – hal yang perlu diperhatikan :
1) Orientasi dilakukan saat pertama kali oleh klien datang (24 jam pertama )
dan kondisi klien sudah tenang.
2) Orientasi dilakukan oleh PP. Bila PP tidak ada PA dapat memberikan
orientasi untuk klien dan keluarga, selanjutnya orientasi harus dilengkapi
kembali oleh PP sesegera mungkin. Hal ini penting karena PP yang
bertanggung jawab terhadap semua kontrak atau orientasi yang dilakukan.
3) Orientasi diberikan pada klien dan didampingi anggota keluarga yang
dilakukan dikamar klien dengan menggunakan format orientasi. Selanjutnya
klien diinformasikan untuk membaca lebih lengkap format orientasi yang
ditempelkan dikamar klien.
4) Setelah orientasi , berikan daftar nama tim atau badge kepada klien dan
keluarga kemudian gantungkan daftar nama tersebut pada laci klien.
5) Orientasi ini diulang kembali minimal setiap dua hari oleh PP atau yang
mewakili, terutama tentang daftar nama tim yang sudah diberikan, sekaligus
menginformasi kan perkembangan kondisi keperawatan klien dengan
mengidentifikasi kebutuhan klien.
6) Pada saat penggantian dinas ( dikamar klien ), ingatkan klien nama perawat
yang bertugas saat itu,bila perlu anjurkan klien atau keluarga melihat pada
daftar nama tim.
b. Kajian Data
Tabel 2.27
Hasil Evaluasi Pelaksanaan Orientasi Pasien Baru di Ruang Anggrek RSUD Wonosari
Tanggal 09 - 11Mei 2022 (n:15)
Observasi
No Variable yang diteliti Pre
Ya Tidak
A Pra Interaksi
1 Mengumpulkan data tentang pasien 15 0
2 Membuat rencana pertemuan dengan pasien 10 5
B Orientasi
1 Memberi salam dan tersenyum kepada pasien 15 0
2 Memperkenalkan diri 10 5
3 Menanyakan nama panggilan kesukaan pasien 0 15
4 Menanyakan perasaan pasien 0 15
5 Menjelaskan peran perawat 15 0
6 Menjelaskan tugas perawat 15 0
7 Menjelaskan kegiatan (orientasi) yang dilakukan 15 0
8 Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan orienatasi 0 15
9 Menjelaskan kerahasiaan 15 0
C Kerja
1 Menanyakan keluhan pasien 15 0
2 Memberikan kesempatan untuk bertanya 15 0
3 Memualai dengan berkonsentrasi 15 0
4 Melakukan orientasi 15 0
D Materi
1 Mengorientasikan tentang fasilitas yang ada di ruangan 15 0
2 Mengorientasikan tentang cara penggunaan fasilitas 15 0
3 Mengorientasikan tata tertib penggunaan fasilitas ruang tunggu 15 0
4 Mengorientasikan tempat-tempat penting, kamar mandi, ruang 15 0
tunggu, ruang konsultasi, ruang perawat, mushola dll
E Terminasi
1 Menyimpulkan hasil kegiatan 0 15
2 Memberikan pujian positif 0 15
3 Merencanakan tindak lanjut pada pasien 15 0
4 Melakukan kontrak selanjutnya 15 0
5 Mengakhiri pertemuan dengan cara yang baik dan tersenyum 15 0
Jumlah 279 85
77,5% 23,5%
Keinginan Perencanaan
kebutuhan
Pengorganisasian
Pengarahan Tujuan
Pengkoordinasian
Informasi Pengawasan
Gambar 2.3
Bagan Skema mekanisme kerja fungsi-fungsi manajemen
a.Harian √
b.Bulanan
c.Jenis Kelamin
a.Harian √
b. Mingguan
c. Bulanan
12 Apakah kepala ruang mengikuti
operan tugas perawat dari jaga malam √
secara rutin
Jumlah 3 12 1 0
B. Analisa data
Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari pada tanggal 09 – 11 Mei 2022, di
dapatkan data sebanyak 75% bahwa kepala ruang di ruang Anggrek sering
melakukan tugasnya dengan kategori baik sesuai dengan ceklis penilaian, 18,75%
selalu melakukan, dan 6,25% kadang kadang dalam elakukan tugasnya.
11. Pelaksanaan Tugas KaShif (PP)
a. Kajian Teori
Ketua tim adalah seorang perawat yang bertugas yang mengepalai
sekelompok tenaga keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan di
ruang rawat dan bertanggung jawab langsung kepada karu.
b. Kajian Data
Tabel 2.29
Hasil Evaluasi Pelaksanaan Tugas Katim di Ruang Anggrek RSUD
Wonosari.Tanggal 09 – 11 Mei 2022.
Observasi
No Uraian Tugas SLL K TP
(2) (1) (0)
1 Apakah PP melakukan operan tugas jaga malam
bersama dengan PA
√
2 Apakah PN melakukan konfirmasi atau supervisi
tentang kondisi pasien segera setelah operan √
tugas jaga setiap pasien
3 Apakah PP mengajak PA untuk melakukan doa
bersama pada waktu mengawali dan mengakiri √
tugas
4 Apakah PP melakukan prekonfren dengan semua
Pa yang ada dalam grupnya setiap awal dinas √
pagi
5 Apakah PP membagi tugas atau pasien kepada
PA sesuai kemampuan dan beban kerja √
c. Analisa Data
Analisa hasil observasi di Ruang Anggrek RSUD Wonosari tanggal 09 - 11
Mei 2022, didapatkan data bahwa koordinator shift baik dalam melaksanakan tugas
sesuai dengan tanggung jawabnya, dengan presentasi hasil 82%, tetapi masih 18%
perawat belum melakukan tugas sesuai dengan ceklis penilaian. Hal ini disebabkan
karena ruangan menerapkan MPKP (Model Praktek Keperawatan Profesional)
sehingga tugas koordinator shift yang hampir sama dengan KATIM bisa dilakukan
secara maksimal.
12. Pelaksanaan Tugas Perawat Associate
a. Kajian Teori
Perawat associate adalah seorang perawat yang diberi wewenang dan
ditugaskan untuk memberikan pelayanan keperawatan langsung kepada klien.
Berikut uraian tugas AN:
1) Memberikan pelayanan keperawatan secara langsung berdasarkan proses
keperawatan dengan sentuhan kasih sayang.
2) Melaksanakan program medis dengan penuh tanggungjawab.
3) Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, mental, sosial, dan
spiritual dari klien.
4) Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi tindakan
keperawatan dan pengobatan atau diagnosis.
5) Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai dengan
kemampuannya.
6) Memberikan pertolongan segara pada klien gawat atau sakaratul maut.
7) Membantu kepala ruangan dalam penatalaksanaan ruangan secara
administratif.
8) Mengatur dan menyiapkan alat-alat yang ada diruangan menurut fungsinya
supaya siap pakai.
9) Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan, dan kenyamanan dan
keindahan ruangan.
10) Melaksanakan tugas dinas pagi, sore, malam, atau hari libur secara
bergantian sesuai jadwal tugas.
11) Memberikan penyuluhan kesehatan sehubungan dengan penyakitnya
(PKMRS).
12) Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik secara lisan
maupun tulisan.
13) Membuat laporan harian klien.
b. Kajian Data
Tabel 2.30
Hasil Evaluasi Pelaksanaan Tugas Perawat Associate di ruang Anggrek RSUD
Wonosari Tanggal 9 - 11Mei 2022
Observasi
No Uraian Tugas Sll K TP
(3) (2) (1)
1 Apakah PA melaksanakan operan tugas
setiap awal dan akhir jaga dari dan kepada √
PA yang ada dalam satu grup
2 Apakah PA Melakukan konfirmasi atau
supervisi tentang kondisi pasien segera √
setelah selesai operan setiap Pasien
3 Apakah PAMelakukan do’a bersama setiap
awal dan akhir tugas yang dilakukan setelah √
selesai serah terima operan tugas jaga
4 Apakah PA Mengikuti pre conference yang
dilakukan PP setiap awal tugas √
5 Apakah PA Melaksanakan asuhan
keperawatan kepada pasien yang menjadi
√
tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam
keperawatan
6 Apakah PA Melakukan monitoring respon
pasien dan ada bukti di rekam keperawatan
√
7 Apakah PA Melakukan konsultasi tentang
masalah pasien/keluarga kepada PP
√
8 Apakah PA Membimbing dan melakukan
pendidikan kesehatan kepada pasien yang
√
menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di
rekam keperawatan
9 Apakah PA Menerima keluhan
pasien/keluarga dan berusaha untuk √
mengatasinya
10 Apakah PA Melengkapi catatan asuhan
keperawatan pada semua pasien yang √
menjadi tanggung jawabnya
11 Apakah PA Melakukan evaluasi asuhan
keperawatan pada semua pasien yang √
menjadi tanggung jawabnya
12 Apakah PA Mengikuti post conferance yang
diadakan oleh PP pada setiap akhir tugas
dan melaporkan kondisi dan perkembangan √
semua pasien yang menjadi tanggung
jawabnya kepada PP
13 Apakah PA Melaksanakan pendelegasian
tugas PN pada sore malam libur
√
14 Apakah PA Berkoordinasi dengan
PPJR/dokter/tim kesehatan lain bila ada √
masalah pasien pada sore malam libur
15 Apakah PA Mengikuti diskusi kasus dengan
dokter/tim kesehatan lain setiap seminggu √
sekali
16 Apakah PA Mengikuti diskusi kasus dalam
pertemuan rutin keperawatan di ruangan √
17 Apakah PA Melaksanakan tugas lain sesuai
√
uraian tugasPA
18 Apakah PA membantu melakukan
bimbingan PKK kepada peserta didik √
keperawatan.
Jumlah 16 2
Presentase 88.9% 11.1%
c. Analisa Data
Analisa hasil observasi di Ruang Anggrek RSUD Wonosari. Tanggal 29 – 31
Mei 2022, didapatkan data bahwa coordinator shift dalam kategori baik dalam
melaksanakan tugas dengan hasil presentasi 88.9% yang berarti perawat associate
selalu melaksanakan tugas dengan sesuai tanggung jawabnya. Tetapi ada 11.1%
perawat masih kadang kadang melakukan tugasnya.
13. Pelaksanaan Hubungan Profesional Antar Staf Keperawatan
a. Kajian Teori
Sebagai anggota profesi keperawatan, perawat harus dapat bekerja sama
dengan sesama perawat dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
terhadap klien. Dalam menjalankan tugasnya, perawat harus membina hubungan baik
dengan sesama perawat yang ada di lingkungan tempat kerjanya. Dalam membina
hubungan tersebut, sesama perawat harus mmpunyai rasa saling menghargai dan
saling toleransi yang tinggi agar tidak terjadi saling curiga dan benci. Dalam
memberikan pelayanan keperawatan pada pasien komunikasi antar tenaga kesehatan
terutama sesama perawat sangatlah penting.
Dalam membina hubungan antar sesama perawat yang ada baik dengan lulusan
sarjana keperawatan maupun ahli madya keperawatan diperlukan adanya sikap saling
menghargai dan saling toleransi sehingga sebagai perawat baru dapat mengadakan
pendekatan yang baik dengan kepala ruangan dan juga para perawat lainnya.
Kesinambungan informasi tentang klien dan rencana tindakan yang telah, sedang dan
akan dilakukan perawat dapat tersampaikan apabila hubungan atau komunikasi antar
perawat berjalan dengan baik. Hubungan perawat dengan perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan dapat diklasifikasikan menjadi hubungan
profesional, hubungan struktural, dan hubungan intrapersonal (Kuncoro, 2015).
b. Kajian Data
Tabel 2.31
Hasil Evaluasi Hubungan Profesional Antar Staf Keperawatan di Ruang Anggrek RSUD
Wonosari Tanggal 09–11 Mei 2022
Observasi
No Observasi SL K TP
(2) (1) (0)
1 Penanggung Jawab Pelayanan mengadakan V
pertemuan rutin Karu minimal 1x/minggu
2 Kepala ruang mengadakan pertemuan rutin dengan V
seluruh staf kep minimal sebulan sekali
3 Kepala ruang mengadakan pertemuan rutin dengan V
PP minimal 1x/minggu
4 PP mengadakan pre dan post conference pada setiap V
awal dan akhir jaga pagi
5 PP menerima serah terima dari PA yang tugas jaga V
sebelumnya
6 PP mendampingi serah terima tugas jaga antara PA V
pada tugas jaga berikutnya.
7 PA melaksanakan serah terima tugas jaga dari jaga V
sebelum dan kepada tugas jaga berikutnya.
8 PP melakukan dokumentasi askep terutama dalam V
pengkajian, menetapkan diagnosa dan penyusunan
rencana keperawatan.
9 PA melakukan dokumentasi askep terutama dalam V
hal pelaksanaan dan evaluasi keperawatan.
10 PP membuat laporan tugas pada Kepala Ruang setiap V
akhir tugas terutama keadaan umum pasien dan
permasalahan yang ada.
11 PP melakukan motivasi/ bimbingan/ reinforcement V
dengan PA setiap hari
12 PA menggantikan tugas PP bila PP tidak ada V
13 Apakah PA menggantikan tugas kepala ruang atau V
Penanggung jawab ruang pada tugas siang,malam
atau hari libur.
18 4
Jumlah
Total Presentase 84,6%
c. Analisa Data
Analisa hasil observasi di Ruang Anggrek RSUD Wonosari, tanggal 09 – 11 Mei
2022 didapatkan data sebanyak 84,6% antar staf keperawatan dalam kategori baik
dalam melaksanakan hubungan profesional di Ruangan, tetapi masih ada beberapa
point dalam ceklis masih dilakukan kadang kadang.
14. Evaluasi Pelaksanaan Profesional Antara Staf Keperawatan dengan
Dokter/Tim Kesehatan
a. Kajian Teori
Hubungan perawat dengan dokter telah terjalin seiring perkembangan kedua
profesi ini, tidak terlepas dari sejarah, sifat ilmu/pendidikan, latar belakang personal
dan lain-lain. Kedokteran dan keperawatan, walaupun kedua disiplin ilmu ini sama-
sama berfokus pada manusia, mempunyai beberapa perbedaan. Kedokteran lebih
bersifat paternalistik, yang mencerminkan figur seorang bapak, pemimpin dan
pembuat keputusan (judgment). Sedangkan keperawatan lebih bersifat
mothernalistik, yang mencerminkan figur seorang ibu (mother insthing) dalam
memberikan asuhan keperawatan, kasih sayang, dan bantuan (helping relationship)
(Kuncoro, 2010).
b. Kajian Data
Tabel 2.32
Hasil Observasi Hubungan Profesional Antara Staf Keperawatan dengan Dokter/Tim
Kesehatan di Ruang Anggrek RSUD Wonosari Tanggal 09 –11 Mei 2022
Observasi
No Variabel Yang Dinilai S K TP
c.
(2) (1) (0)
1 Apakah PP atau PA melakukan visite bersama dengan V
dokter/tim kesehatan lain yang merawat
2 Apakah PP melakukan diskusi kasus dengan dokter/tim V
kesehatan minimal 1x/minggu.
3 Apakah Hubungan profesional/kemitraan dengan V
dokter/tim kesehatan lain tercermin dalam dokumen rekam
medik.
4 Apakah PP atau PA dapat segera memberikan data pasien V
yang akurat dengan cepat dan tepat kepada dokter/tim
kesehatan lain bila dibutuhkan.
5 Apakah PP /PA menggunakan rekam medik sebagai sarana V
hubungan professional dalam rangka pelaksanaan program
kolaborasi.
6 Apakah Dokter/tim kesehatan lain menggunakan rekam V
keperawatan sebagai sarana hubungan professional dalam
rangka program kolaborasi.
7 Apakah Dokter/Tim kesehatan yang lain mengetahui setiap V
pasien siapa PP nya.
8 Apakah PP memfasilitasi pelaksanaan konsultasi V
pasien/keluarga dengan dokter/tim kesehatan lain.
Jumlah 16
100%
Analisa Data
Hasil observasi di ruang Anggrek RSUD Wonosari, tanggal 9 –11 Mei 2022
didapatkan hasil pelaksanaan profesional antara staf keperawatan dengan dokter / tim
kesehatan dengan jumlah presentase yang berarti sangat baik dalam melaksanakan
hubungan profesionalnya.
15. Evaluasi Pelaksanaan Profesional Antara Staf Keperawatan dengan
Pasien/Keluarga
a. Kajian Teori
Videbeck (2008) menyebutkan komunikasi terapeutik adalah suatu interaksi
interpersonal antara perawat dan klien yang selama interaksi berlangsung perawat
berfokus pada kebutuhan khusus klien untuk meningkatkan pertukaran informasi
yang efektif. Dalam menjalankan tugasnya perawat perlu memiliki keterampilan
khusus dalam melakukan komunikasi terapeutik agar tujuan yang diharapkan dapat
dicapai dengan optimal. Keberhasilan komunikasi terapeutik antara perawat dan
keluarga sangat menentukan hasil tindakan yang diharapkan. Kepuasan keluarga
terdiri dari beberapa aspek. Kinerja dan komunikasi merupakan aspek yang paling
berkaitan erat dengan perawat karena memiliki intensitas interaksi paling tinggi
dibandingkan petugas kesehatan lain. Kedua aspek tersebut seharusnya menjadi
fokus perhatian perawat ketika menolong pasien. kenyataan dilapangan menunjukkan
bahwa banyak perawat yang belum menunjukkan sikap-sikap tersebut. Perawat
bukan hadir untuk melayani, namun terkesan menyelesaikan tugas saja (Simamora,
2012). Perawat perlu memiliki keterampilan khusus untuk menambah nilai plus pada
dirinya. Salah satunya adalah dengan menguasai komunikasi terapeutik. Damaiyanti
(2010).
b. Kajian Data
Table 2.33
Hasil Evaluasi Hubungan Profesional Antar Staf Keperawatan dengan pasien/keluarga
di Ruang Anggrek RSUD Wonosari Tanggal 09 – 11Mei 2022
Observasi
Tid
Ka
Sel ak
No Variabel yang Dinilai da
alu Per
ng
(2) nah
(1)
(0)
1 Apakah Kepala ruang melakukan supervisi V
seluruh pasien yang ada di ruangan setiap awal
tugas
2 Apakah PP dan PA mensupervisi seluruh pasien V
yang menjadi tanggung jawabnya segera setelah
menerima operan tugas setiap pasien.
3 Apakah PP menginformasikan peraturan dan V
tata tertib RS yang berlaku kepada setiap pasien
atau keluarga baru`
4 Apakah PP memperkenalkan perawat dalam V
satu grup yang akan merawat selama pasien
dirawat di RS
5 Apakah PP atau PA melakukan visit atau V
monitoring pasien untuk mengetahui
perkembangan atau kondisi Pasien
6 Apakah PP memberikan penjelasan setiap V
rencana tindakan atau program pengobatan
sesuai wewenang dan tanggung jawabnya.
7 Apakah Setiap akan melakukan tindakan V
keperawatan PP atau PA memberikan
penjelasan atas tindakan yang akan dilakukan
kepada pasien atau keluarga
8 Apakah Kesediaan PP atau PA untuk menerima V
konsultasi/keluhan pasien/keluarga dan
berupaya mengatasinya.
9 Apakah Pasien atau keluarga mengetahui siapa V
PP atau perawat yang bertanggung jawab
selama ia dirawat dan ditulis pada papan nama
pasien.
10 Apakah PP atau PA memberitahukan dan V
mempersiapkan pasien yang akan pulang.
Jumlah 7 3
70% 30%
c. Analisa Data
Hasil observasi di ruang Anggrek RSUD Wonosari, tanggal 09 – 11 Mei 2022
didapatkan hasil pelaksanaan profesional antara staf keperawatan dengan Pasien/
Keluarga didapatkan hasil presentase 70% yang berarti cukup dalam melaksanakan
hubungan profesionalnya, tetapi masih ada beberapa ceklis yang belum dilaksanakan
oleh perawat kepasien.
16. Evaluasi Pelaksanaan Profesional Antara Staf Keperawatan dengan Peserta
Didik
a. Kajian Teori
Proses pembelajaran dengan menggunakan simulasi sangat efektif dan
tergantung pada interaksi pengajar dan peserta didik,peran masing-masing selama
simulasi dilaksanakan dan tujuan atau harapan yang di capai (Silvia et al, 2018). The
Nursing Education Simulation Frame Work (NESF) digunakan untuk memandu
proses dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi simulasi dalam
keperawatan yang bertujuan untuk mengidentifikasi pengajaran dan pembelajaran
praktik dengan simulasi yang berkontribusi terhadap hasil positif, peran guru dalam
simulasi, dan proses belajar mengajar (Lubbers & Rossman, 2017).
Lima komponen utama yang disajikan dalam kerangka kerja ini (Rauen, 2004)
adalah practices in education, student factors, teacher factors, simulation design
characteristics, and outcomes yaitu ;
1) Teacher Factors Pengajar memainkan peran penting dalam keberhasilan
simulasi sebagai pengalaman belajar alternatif. Selama latihan simulasi,
pengajar bertindak sebagai fasilitator dalam proses belajar mengajar,
pengaturan peserta didik tidak seperti kelas tradisional, di mana pengajar
adalah pembicara utama. Peran pengajar bervariasi tergantung pada
apakah simulasi dilakukan untuk tujuan pembelajaran atau evaluasi.
Pengajar harus siap dan merasa nyaman dengan kegiatan simulasi yang
dilakukan peserta didik. Pengajar memungkinkan butuh bantuan dalam
desain simulasi seperti apa, kemudian menyiapkan peralatan dan
menggunakan teknologi yang ada.
2) Student Factors Kegiatan simulasi, peserta didik harus diarahkan dan
termotivasi pada seluruh pengalaman pembelajaran. Di dalam simulasi,
yang dilakukan peserta didik dapat terlibat dalam memainkan peran.
Misalnya, salah satu peserta didik dapat memainkan perawat dan pasien
lain. Peserta didik lain dapat bertindak sebagai pengamat atau aktif
berpartisipasi dalam kegiatan lain seperti rekaman video. Berikutnya, para
peserta didik dapat memutar melalui peran untuk belajar pengalaman yang
berbeda.
3) Education Practice
a) Active Learning Peserta didik diharapkan untuk belajar lebih banyak
melalui kegiatan yang perlu mendapat tanggapan langsung. Misalnya,
kasus di mana pasien di intubasi yang dikembangkan dalam kondisi
gelisah dan batuk akan mempengaruhi status oksigenasinya, peserta
didik diminta untuk melakukan intervensi yang terbaik dan tepat dalam
kasus seperti ini.
b) Feedback Simulasi menawarkan peserta didik untuk berkesempatan
belajar dalam praktek keperawatan dengan umpan balik langsung
mengenai kinerja mereka, pengetahuan, dan pengambilan keputusan,
dalam rangka mencapai hasil pembelajaran yang diharapkan.
c) Student-Faculty Interavtion Peserta didik dan pengajar mendiskusikan
isi materi dan proses belajar yang akan dilakukan. Salah satu tujuan
simulasi adalah untuk memfasilitasi diskusi antara penagajar dan peserta
didik yang membantu mempromosikan pencapaian tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan.
d) Collaborative Learning Peserta didik bekerja sama sebagai sebuah tim
dalam pembelajaran kolaboratif untuk memecahkan masalah dan
berkontribusi dalam proses pengambilan keputusan. Dengan
menggunakan simulasi dapat mempromosikan pembelajaran kolaboratif
dalam upaya agar antara peserta didik , instruktur, dan praktisi
kesehatan lainnya dapat meniru situasi kehidupan nyata.
e) High Expectation Peserta didik dan pengajar harus memiliki harapan
yang tinggi untuk proses simulasi yang dilakukan sehingga akan
mencerminkan pada hasil akhir yang positif dan dapat dipertanggung
jawabkan.
f) Diserve Learning Meningkatnya keragaman peserta didik dapat
mengembangkan strategi pembelajaran , kurikulum, dan pengembangan
program yang akan dilakukan. g) Time on Task Sesi ini memberikan
sangat penting karena peserta didik diberi waktu pada awal sesi untuk
melakukan simulasi yang akan memungkinkan mereka focus pada
tujuan yang ingin dicapai.
4) Design characteristics & simulation
a) Objectives Tujuan sangat penting dituangkan dalam panduan ketika
kegiatan simulasi akan dilakukan, guna untuk memaparkan tujuan
pembelajaran dan hasil prestasi peserta didik. Rauen (2004)
mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran harus dicocokkan dengan
satu sama lain.
b) Planning Simulasi adalah pengalaman baru bagi peserta didik. Untuk
membiasakan peserta didik dengan kegiatan ini perencanaan yang tepat
sangat diperlukan. Mereka harus disajikan dengan informasi tentang
proses kegiatan, jumlah waktu yang diperlukan, peran dalam simulasi,
dan harapan hasil setelah simulasi dilakukan (Rauen, 2004).
c) Fidelity Simulasi klinis yang menirukan realitas perawatan kesehatan.
Simulasi bersifat otentik dan meyakinkan
d) Complexity Simulasi klinis berkisar dari yang sederhana sampai yang
kompleks. Kompleksitas tugas mungkin disajikan sebagai pasien
dengan kasus yang rumit dengan beberapa masalah seperti
kebingungan, jalan nafas tidak efektif, dan depresi. Semua masalah ini
saling terkait, tetapi informasi klinis yang tersedia tidak relevan.
e) Cues Di laboratorium simulasi, dosen yang ditugaskan dapat membantu
mahasiswa dalam memajukan seluruh kegiatan simulasi dengan
memberikan informasi tentang langkah mahaiswa saat ini dilakukan
atau mungkin mendekati tindakan yang diharapkan (Lubbers &
Rossman, 2017).
f) Debriefing Memperkuat aspek-aspek positif dari kegiatan dan
mendorong pembelajaran, yang memungkinkan peserta untuk
menggabungkan teori dalam praktek, critical thinking, dan membahas
bagaimana intervensi profesional dalam keadaan yang sangat kompleks.
Pembekalan terjadi pada akhir sesi dan biasanya melibatkan peserta
meninjau poin terkait intervensi yang telah dilakukan serta membahas
proses, hasil, dan penerapan scenario.
5) Outcome
a) Knowledge Menunjukkan bahwa pengetahuan diperoleh dari simulasi
yang dipertahankan lebih lama daripada pengetahuan yang diperoleh
melalui ceramah kelas tradisional.
b) Skill Performance Keterampilan prosedural membutuhkan perhatian
lebih karena kaitannya dengan proses perawatan pasien. Metode
simulasi kadangkadang akan menghasilkan akuisisi lebih cepat dari
keterampilan daripada metode pelatihan konvensional.
c) Learner Saticfaction Kegiatan simulasi dapat dievaluasi dengan
menggunakan instrument untuk mengukur persepsi pengalaman
simulasi mahasiswa. Secara keseluruhan penelitian menunjukkan
bahwa mahasiswa sangat puas dengan pengalaman simulasi.
d) Critical thinking Banyak studi menunjukkan bahwa keterampilan
critical thinking ditingkatkan saat pengalaman simulasi yang telah
digunakan dengan variasi alat ukur.
e) Self-sonfidence Merupakan kegiatan simulasi untuk membantu
mahasiswa dalam mentransfer keterampilan dari simulasi ke pengaturan
klinis yang berdampak pada peningkatan kepercayaan diri dan penilaian
klinis menjadi membaik.
b. Kajian Data
Table 2.34
Hasil Evaluasi Hubungan Profesional Antar Staf Keperawatan dengan peserta didik di
Ruang Anggrek RSUD Wonosari Tanggal 09 – 11 Mei2022
Observasi
No Variabel yang Dinilai Selalu Kadang Tidak
(2) (1) Pernah
1 Kepala Ruang menerima dan mengarahkan peserta didik V
2 Pembimbing klinik mengorientasikan peserta didik V
3 Pembimbing klinik membagi pasien kelolaan peserta V
didik
4 Pembimbing klinik mengikutkan peserta didik dalam V
kegiatan pelayanan keperawatan
5 Pembimbing klinik/perawat memfasilitasi kelengkapan V
dan bahan yang akan digunakan peserta didik dalam
memberikan asuhan keperawatan
6 Peserta didik mengkomunikasikan kepada pembimbing V
klinik sesuai kompetensi yang akan dicapai
7 Pembimbing klinik membimbing peserta didik dengan V
metode pre-post conferance
8 Pembimbing Klinik membimbing peserta didik dengan V
metode ronde keperawatan
9 Pembimbing Klinik membimbing peserta didik dengan V
metode bed side teaching
10 Pembimbing klinik memantau pelaksanaan praktek V
klinik peserta didik
11 Pembimbing klinik mengecek dokumentasi rekam medik V
pasien yang menjadi kelolaan peserta didik
12 Pembimbing klinik mengarahkan dan membimbing V
peserta didik dalam rangka pencapaian target kompetensi
yang diharapkan
13 Memotivasi minat dan semangat belajar untuk V
meningkatkan kemampuan peserta didik
14 Pembimbing klinik/perawat memantau kedisiplinan V
peserta didik
15 Pembimbing klinik mengesahkan pencapaian kompetensi V
Jumlah 30
100%
c. Analisa Data
Hasil observasi di ruang Anggrek RSUD Wonosari, tanggal 09 – 11 Mei 2022
didapatkan hasil pelaksanaan profesional antara staf keperawatan dengan Peserta
Didik dengan jumlah presentase 100% yang berarti sangat baik dalam melaksanakan
hubungan profesionalnya.
17. Evaluasi Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik
a. Kajian Teori
a. Analisa Data
Hasil observasi di ruang Anggrek RSUD Wonosari, tanggal 9-11 Mei 2022
didapatkan hasil pelaksanaan komunikasi terapeutik dilaksanakan sebesar 69,7% perawat
belum melakukan sesuai dengan ceklis penilaian. Perawat sudah melakukan komunikasi
terapeutik tetapi masih belum maksimal, masih ada beberapa yang belum dilakukan dalam
melakukan komunikasi dan dapat dikategorikan cukup baik.
18. Pelaksanaan Serah Terima Tugas Jaga(Operan)di Ruang Anggrek RSUD
Wonosari
a. KonsepTeori
Operan merupakan system kompleks yang didasarkan pada perkembangan
sosio-teknologi dan nilai - nilai yang dimiliki perawat dalam berkomunikasi. Operan
jaga berperan penting dalam menjaga kesinambungan layanan keperawatan selama
24 jam (Achmad, 2012). Tujuan komunikasi selama operan yaitu untuk membangun
komunikasi mengenai tugas - tugas yang akan dilanjutkan oleh staf pada shif
berikutnya agar layanan keperawatan bagi pasien berlangsung efektif dan
aman,menjaga keamanan,kepercayaan dan kehormatan pasien, mengurangi
kesenjangan dan ketidak akuratan perawatan, serta memberi kesempatan perawat
meninggalkan pelayanan langsung (Achmad, 2012).
Metode - metode dalam operan jaga, sebagai berikut:
1) Operan dengan metode tradisional
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kassesan dan Lestari
(2014), disebutkan bahwa operan jaga (handover) yang masih
tradisional adalah:
a) Dilakukan hanya di meja perawat.
b) Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak
memungkinkan munculnya pertanyaan atau diskusi.
c) Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan
kondisi secara umum.
d) Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga,
sehingga proses informasi dibutuhkan oleh pasien terkait status
kesehatannya tidak up todate.
2) Operan dengan metode bedsidehandover
Lestasi (2014), menyatakan operan yang dilakukan sekarang sudah
menggunakan model bedside handover yaitu handover yang dilakukan
di samping tempat tidur pasien secara langsung untuk mendapatkan
feedback. Berikut merupakan beberapa kelebihan dari metode ini, yaitu:
a) Meningkatkan keterlibatan pasien dalam mengambil keputusan
terkait kondisi penyakitnya secara up todate.
b) Meningkatkanhubungancaringdankomunikasiantaraperawatdanp
asien.
c) Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada
kondisi pasien secarakhusus.
Bedside handover juga tetap memperhatikan kerahasiaan pasien
jika ada informasi yang harus ditunda terkait adanya komplikasi
penyakit atau persepsi medis yang lainnya. Operan memiliki beberapa
meode pelaksanaan, diantaranya:
a) Menggunakan tape recorder, melakukan perekaman data tentang
pasien kemudian diperdengarkan kembali saat perawat jaga
selanjutnya telah datang. Metode ini berupa one
waycommunication.
b) Menggunakan komunikasioral.
c) Melakukan pertukaran informasi dengan berdiskusi.
d) Menggunakan pertukaran informasi dengan melihat pada
medicalrecord saja atau media tertulis lainnya
b. KajianData
Tabel 2.36
Hasil Evaluasi Pelaksanaan Serah Terima Tugas Jaga (Operan) Ruang Anggrek RSUD
Wonosari tanggal 09 - 11 Mei 2022 (n =15)
Observasi
No Variabel yang dinilai
Ya Tidak
1 Serah terima didahului dengan doa bersama 15 0
2 Komunikasi anatar pemberi tanggung jawab dan penerima 15 0
tanggung jawab dilakukan di depan pintu dengan suara
perlahan/ tidak rebut
3 Menyebutkan identitas pasien, dx medis, dx dan tindakan 15 0
keperawatan yang telah dilakukan beserta waktu
Pelaksanaannya
4 Menginformasikan jenis dan waktu rencana tindakan 15 0
keperawatan yang belum dilakukan
5 Menyebutkan perkembangan pasien yang ada selama shift 15 0
6 Menginformasikan pendidikan kesehatan yang telah 0 15
dilakukan (bila ada)
7 Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan 15 0
8 Menyebutkan terapi dan tindakan medis besertawaktunya 10 5
yang dilakukan selama shift
9 Menyebutkan tindakan medis yang belum dilakukan 15 0
selama shift
10 Menginformasikan kepada pasien/ keluarga nama perawat 10 5
shift berikutnya pada akhir tugas
11 Memberi salam kepada pasien, keluarga serta 10 5
mengobservasi dan menginspeksi keadaan pasien,
menanyakan keluhan- keluhan pasien (dalam rangka klarifikasi)
Jumlah 135 30
Prosentase 81,9% 18,1%
Sumber: Hasil observasi tanggal 09 - 11Mei 2022
c. AnalisaData
Berdasarakan hasil observasi pada tanggal 09 - 11 Mei 2022, didapatkan data
sebanyak 81,9% bahwa perawat di Ruang Anggrek sudah melakukan operan
dengan baik sesuai dengan ceklis dan bertanggung jawab sesuai masing-masing tim,
dalam kegiatan operan jaga perawat sudah menyampaikan hasil kegiatan pada
masing-masing tim pada perawat lain yang jaga pada shift tersebut dan perawat saat
operan sudah menyampaikan apa yang telah dilakukan selama jaga shift dan sudah
dilakukan didepan masing-masing bed pasien sehingga perawat yang bergantian jaga
mengetahui kondisi masing-masing pasien sebenarnya. Metode yang digunakan di
ruang anggrek ini sesuai dengan metode operan dengan metode bedside handover
sesuai dengan teori Lestasi (2014), menyatakan operan yang dilakukan sekarang
sudah menggunakan model bedside handover yaitu handover yang dilakukan
disamping tempat tidur pasien secara langsung untuk mendapatkan feedback.
19. Pelaksanaan Meeting Morning di Ruang Anggrek RSUD Wonosari
a. KajianTeori
Meeting morning yaitu suatu pertemuan yang dilakukan di pagi hari sebelum
dimulainya operan tugas jaga antara shift malam ke shift pagi. Tujuan dari
pelaksanaan kegiatan ini adalah koordinasi intern ruang perawatan sebagai wahana
informasi dan komunikasi. Salah satu aktifitas pengorganisasian di MKKP) adalah
adanya Morning Meeting yaitu suatu pertemuan yang dilakukan di pagi hari sebelum
dimulainya operan tugas jaga antara shift malam keshift pagi.Tujuan dari
pelaksanaan kegiatan ini adalah koordinasi intern ruang perawatan sebagaiwahana
informasi dan komunikasi.
b. KajianData
Tabel 2.37
Hasil Evaluasi Pelaksanaan Meeting Morning Kepala Ruang Ruang
Angrek tanggal 9 - 11Mei 2022
No Variabel yang dinilai Pelaksanaan
Ya Tidak
1. Ka. Ru menyiapkan tempat untuk melakukan 0 3hari
meeting morning
2. Ka. Ru memberikan arahan kepada staff dengan 0 3 hari
materi yang telah disiapkan sebelumnya
3. Ka. Ru melakukan klarifikasi apa yang telah 0 3
disampaikan kepada staff
4. Memberikan kesempatan staff untuk 0 3
mengungkapkan permasalahan yang muncul di
ruangan
5. Bersama - sama staff mendiskusikan pemecahan 0 3
masalah yang dapat ditempuh
6. Ka. Ru memberi motivasi dan reinforcement 0 3
kepada staff
Jumlah 0 18
Prosentase 0% 100%
Sumber: Hasil observasi tanggal 09 - 11 Mei 2022
c. AnalisaData
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 9 - 11 Mei 2022, didapatkan data
sebanyak 100% menunjukan bahwa kepala ruang Anggrek tidak melakukan meeting
morning selama observasi tiga hari dikarenakan ada tugas lain yang tidak bisa
ditinggalkan.
20. Pelaksanaan PreConference di Ruang Anggrek RSUD Wonosari
a. KajianTeori
Pre Conference merupakan komunikasi ketua tim dan perawat pelaksana
setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shif tersebut yang dipimpi oleh
ketua tim atau penanggungjawab tim. Isi dalam preconference adalah rencana tiap
perawat, dan tambahan rencana dari ketua tim dan penanggungjawab tim (Modul
SP2KP). Tujuannya yaitu untuk membantu mengindentifikasikan masalah - masalah
pasien, merencanakan asuhan dan merencanakan evaluasi hasil, mempersiapkan hal -
hal yang akan ditemui di lapangan, memberikan kesempatan untuk berdiskusi
tentang kondisi pasien. Waktu dilaksanakan pre conference yaitu setelah operan jaga
dilakukan, yang meliputi:
1) Ketua tim atau penanggungjawab tim membuka acara.
2) Ketua tim atau penanggungjawab tim membacakan rencana harian masing
- masing perawat pelaksana.
3) Ketua tim atau penanggungjawab tim memberikan masukan dan tindakan
lanjut terkait asuhan yang akan diberikan saatitu.
4) Ketua tim atau penanggung jawab tim memberikan reinforcement positif.
5) Ketua tim atau penanggungjawab tim menut upacara.
Tabel 2.38
Hasil Evaluasi Pelaksanaan Pre Conference di Ruang Anggrek RSUD Wonosari
Tanggal 9-11 Mei 2022
Pelaksanaan
No Variabel yang Dinilai
Ya Tdk
1 Menyiapkan ruang/ tempat 6 0
2 Menyiapkan rekam medic pasien yang menjadi tanggung 6 0
jawabnya
3 Menjelaskan tujuan dilakukan pre-conference 0 6
4 Memandu pelaksanaan pre-conference 6 0
5 Menjelaskan masalah keperawatan pasien dan rencana 6 0
keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya
6 Membagi tugas kepada AN sesuai kemampuan yang dimiliki 6 0
dengan memperhatikan keseimbangan kerja
57 Mendiskusikan cara dan strategi pelaksanaan asuhan pasien/ 6 0
tindakan
8 Memotivasi untuk memberikan tanggapan dan penyelesaian 6 0
masalah yang sedang didiskusikan
9 Mengklarifikasikan kesiapan AN untuk melaksanakan asuhan 6 0
keperawatan kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya
10 Memberikan reinforcement positif pada AN 6 0
11 Menyimpulkan hasil pre conference 0 6
Jumlah 54 12
Total (%) 81,8% 18,2%
Sumber: Hasil observasi tanggal 9 - 11 Mei 2022
b. AnalisaData
Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari pada tanggal 9-11 Mei 2022,
didapatkan bahwa 81,8% AN sudah melaksanakan tahapan pre conference seperti
yang ada diceklis di ruang Anggrek sesuai dengan prosedur dengan kriteria baik.
Berdasarkan wawancara dari perawat ruang Anggrek bahwa pre conference
dilakukan. hanya kadang kadang saja dilakukan sebab setelah operan jaga, biasanya
dokter spesialis bedah sudah berada diruangan anggrek karena sudah ada jadwal
operasi di ruang IBS ,sedangkan perawat jaga hanya 2 orang sehingga tidak dapat
melakukan pre conference.
21. Pelaksanaan Post Conferencedi Ruang Anggrek RSUD Wonosari
a. KajianTeori
Post Conference merupakan komukasi ketua tim dan perawat pelaksana
mengenai hasil kegiatan sepanjang shif dan sebelum operan kepada shif selanjutnya.
Isi post conference meliputi hasil askep tiap perawatan dan hal penting untuk
ditindak lanjuti. Post conference dipimpin oleh ketua tim atau penanggungjawab tim
(Modul MPKP).Tujuan dilakukannya post conference aitu untuk memberikan
kesempatan berdiskusi mengenai penyelesaian masalah dan membandingkan
masalah yang dijumpai. Waktu dilakukannya yaitu sebelum operan ke dinas
selanjutnya. Kegiatan yang dilakukan,meliputi:
1) Ketua tim atau penanggungjawab tim membuka acara.
2) Ketua tim atau penanggungjawab tim menanyakan kendala
dalam asuhan yang telah diberikan.
3) Ketua tim atau penanggungjawab tim menanyakan tindakan
lanjut asuhan pasien yang harus dioperkan kepada perawat shif
selanjutnya.
4) Ketua tim atau penanggungjawab tim menutup acara.
b. KajianData
Tabel 2.39
Hasil Evaluasi Pelaksanaan Post Conference Ruang Anggrek RSUD Wonosari tanggal
9 - 11 Mei 2022
No Variabel yang dinilai PreOrientasi
Ya Tidak
1. Menyiapkan ruang atau tempat 6 0
2. Menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi tanggung 6 0
jawabnya
3. Menjelaskan tujuan dilakukannya post conference 0 6
4. Menerima penjelasan dari PA tentang hasil tindakan atau 0 6
hasil asuhan keperawatan yang telah dilakukan PA
5. Mendiskusikan masalah yang ditemukan dalam memberikan 6 0
askep pasien dan mencari upaya penyelesaian masalah
6. Memberikan reinforcement kepada PA 6 0
7. Menyimpulkan hasil post conference 0 6
8. Mengklarifikasipasiensebelummelakukanoperantugasjagash 6 0
if jaga berikutnya (melakukan rondekeperawatan)
Jumlah 62,5% 37,5%
Total (%) 100%
Sumber: Hasil observasi tanggal 9 - 11 Mei 2022
c. AnalisaData
Analisa hasil observasi di ruang Anggrek pada tanggal 9 - 11 Mei 2022,
didapatkan bahwa hasil presentase Post Conference 62,5% perawat belum
melakukan sesuai dengan tahapan yang ada diceklis. Observasi ke perawat dilakukan
selama 3 hari pengkajian 2 shift. Teori yang disampaikan oleh Asmuji (2012) yang
memaparkan bahwa Post Conference merupakan salah satu bagian dari MPKP, yang
mana Post Conference bertujuan untuk memberikan kesempatan mendiskusikan
penyelesaian masalah dan membandingkan masalah yang dijumpai dalam kegiatan
MPKP.
D. Unsur Output
1. Efisiensi Ruang Rawat
a. Kajian Teori
Efisiensi pengelolaan rumah sakit secara garis besar dapat dilihat dari dua segi,
yaitu segi medis dengan meninjau efisiensi dari sudut mutu pelayanan medis dan segi
ekonomi meninjau efisiensi dari sudut pendayagunaan sarana yang ada. Grafik
Barber-Johnson adalah grafik yang secara visual dapat menyajikan dengan jelas
tingkat efisiensi kedua segi diatas. Grafik Barber-Johnson menggambarkan
bagaimana pemakaian empat parameter yaitu BOR (Bed Occupancy Rate), LOS
(Length Of Stay), TOI (Turn Over Internal), dan BTO (Bed Turn Over) sebagai salah
satu indikator efisiensi pengelolaan rumah sakit (Sudra, 2010).
Efisiensi pelayanan meliputi 4 (empat) indikator mutu pelayanan kesehatan
rumah sakit, yang meliputi :
1) BOR (Bed Occupancy Rate), merupakan indikator untuk menilai seberapa
efektifitas pemakaian tempat tidur yang ada disuatu ruangan atau rumah
sakit dalam jangka waktu tertentu. Standar nasional untuk RSU dalam satu
tahun adalah 75-85% (Sudra, 2010).
2) LOS (Length Of Stay), LOS menurut Sudra (2010) adalah rerata lama rawat
seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat
efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila
diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu
pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai LOS yang ideal antara 7-
10 hari (Sudra, 2010).
Lama hari perawatan
LOS=
Jumlah pasien keluar hidup atau mati
Tabel 2.41
Efisiensi Ruang Kelas I Rawat Inap Anggrek Periode Februari- April 2022
No Bulan Indikator
BOR LOS TOI BTO
1 Februari 22,4% 3 4,7 3,5
2 Maret 21,7% 4 4,1 3
3 April 19,5% 4 7,2 4
Rata-rata 20.60% 3.66 5.33 3.5
Tabel 2.42
Efisiensi Ruang Kelas II Rawat Inap Anggrek Periode Februari- April 2022
No Bulan Indikator
BOR LOS TOI BTO
1 Februari 47% 3,94 4,9 3,5
2 Maret 72,6% 3,76 2,2 5,7
3 April 51,42% 3,75 6,4 3,4
Rata-rata 57% 3.816 4.5 4.2
c. Analisa Data
Tabel 2.43
Hasil Evaluasi Pendokumentasian Asuhan Keperawatan dengan Instrumen A di Ruang
Anggrek RSUD Wonosari Tanggal 09 - 11 Mei 2022 (n=5)
Kode Pasien
No Aspek yang dinilai P1 P2 P3 P4 P5
A. PENGKAJIAN
1 Mencatat data yang dikaji sesuai dengan
pedoman pengkajian
2 Data dikelompok (Bio-Psiko- Sosial -
Spiritual)
3 Data dikaji lengkap dalam waktu 24 jam
sejak pasien masuk
4 Data dikaji sejak pasien masuk sampai 17 16 17 18 19
pulang
5 Pengkajian yang dilakukan, disertai nama
dan tanda tangan perawat yang mengkaji.
Rata-rata: 17,4
Prosentase: 87%
B. DIAGNOSA
1 Diagnosa keperawatan ditulis sesuai
prioritas masalah pasien
2 Diagnosa keperawatan dirumuskan sesuai 12 12 12 12 12
dengan benar (PE/PES)
3 Merumuskan diagnosa keperawatan
aktual/resiko/potensial
Rata-rata : 12
Prosentase: 100%
C. PERENCANAAN
1 Rencana askep berdasarkan diagnosa
keperawatan
2 Rencana Askep disusun oleh perawat yang
bertanggung jawab
3 Rumusan tujuan mengandung komponen
SMART
31 32 31 32 31
4 Rencana askep disusun menurut urutan
prioritas
5 Rencana tindakan mencakup tindakan
observasi keperawatan
6 Rencana tindakan mencakup tindakan terapi
keperawatan
7 Rencana tindakan mencakup pendidikan
kesehatan.
8 Rencana tindakan mencakup tindakan
kolaborasi
9 Rencana tindakan mencakup tindakan yang
menggambarkan keterlibatan klien/ keluarga
Rata-rata : 31,4
Prosentase: 87,2 %
D. TINDAKAN/IMPLEMENTASI
1 Tindakan observasi keperawatan yang
dilakukan didokumentasikan
2 Tindakan terapi keperawatan yang dilakukan 16 19 17 19 19
didokumentasikan.
3 Tindakan pendidikan kesehatan yang
dilakukan didokumentasikan
4 Tindakan kolaborasi yang dilakukan
didokumentasikan
Tindakan yang dilakukan dengan melibatkan
5 keluarga didokumentasikan
6 Respon klien terhadap tindakan keperawatan
didokumentasikan.
7. Tindakan keperawatan dilakukan sesuai
dengan rencana keperawatan
Rata-rata : 18
Prosentase: 75 %
E. EVALUASI
1 Diagnosa dievaluasi setiap hari sesuai
dengan SOAP Diagnosa keperawatan ditulis 7 7 7 7 7
sesuai prioritas masalah pasien
Tabel 2.44
Hasil Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan Di Ruang Anggrek tanggal 09-
11Mei 2022
c. Analisa Data
Berdasarkan kajian di atas yang dinilai dari pembagian angket kepada 12
orang keluarga pasien di ruang perawatan Anggrek pada tanggal 09-11 Mei 2022 di
dapatkan hasil pasien yang menjawab selalu sebanyak dengan prosentase 48 %, yang
menjawab sering sebanyak dengan prosentase 48 % yang menjawab kadang-kadang
sebanyak dengan prosentase 3 % dan yang menjawab tidak pernah 0 % dari hasil
diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan pelanggan terhadap pelayanan asuhan
keperawatan ruang Anggrek di kategorikan cukup.
Tabel 2.46
Observasi SOP yang dilakukan Perawat selama 3 hari pengkajian (9-11 Mei 2022) di Ruang
Anggrek RSUD Wonosari
INJEKSI INTRA VENA (IV)
N Kegiatan Pelaksanaan
O YA TIDAK
A FASE ORIENTASI
1 Mengucapkan salam : Assalamualaikum wr.wb 8 0
2 Memperkenalkan diri 8 0
3 Menjelaskan tujuan tindakan 3 5
4 Menjelaskan langkah prosedur 3 5
5 Menanyakan kesiapan klien 7 1
6 Mencuci tangan 8 0
Jumlah 37 11
Presentase 77% 23%
B FASE KERJA
1 Mengatur posisi pasien dengan memilih vena dari 8 0
arah distal
2 Pasang perlak dengan pengalasnya 3 5
3 Mendekatkan bengkok 3 5
4 Memakai sarung tangan steril 5 3
5 Mendesinfeksi area injeksi 8 0
6 Menusuk vena dengan kemiringan 30 ° dan lubang 8 0
jarum menghadap ke atas
7 Melakukan aspirasi dan pastikan tidak ada 8 0
gelembung masuk ke spuit
8 Memasukkan obat secara perlahan di selang infus 7 1
9 Mencabut spuit sambil menekan daerah tusuksn 8 0
jarum dengan kapas alkohol
10 Menutup area selang infus yang di pakai untuk 7 1
memasukkan obat
Jumlah 65 14
Presentase 81,25% 18,75%
C FASE TERMINASI
1 Merapikan klien 8 0
2 Merapikan alat 7 1
3 Mengucapkan hamdalah 6 2
4 Melakukan evaluasi tindakan 8 0
5 Mencuci tangan 8 0
6 Berpamitan, mengucapkan salam 7 1
Jumlah 44 4
Presentase 91,6% 8,3%
D PENAMPILAN SELAMA TINDAKAN
1 Ketenangan 8 0
2 Ketelitian 8 0
3 Melakukan komunikasi terapeutik 8 0
4 Keamanan perawat dan pasien 8 0
Jumlah 32 0
Presentase 100% 0%
Rata-rata 87,46% 12,51%
Analisa Data
Jadi SOP tindakan yang di terapkan di ruang Anggrek di dapatkan fase
orientasi yang di dapatkan melakukan tindakan 77%, lalu yang tidak dilakukan
sebanyak 23%, fase kerja yang di dapatkan melakukan tindakan 81,25% lalu yang
tidak melakukan 18,75%, fase terminasi yang dapat melakukan tindakan 91,6%
lalu yang tidak melakukan 8,3% kemudian fase penampilan selama tindakan yang
melakukan tindakan 100% yang tidak melakukan 0%. Kemudian rata-rata
keseluruhan yang melakukan 87,46% yang tidak melakukan 12,51%.
OBSERVASI TINDAKAN PERAWATAN LUKA BERSIH
Aspek yang diilai Kompeten
0 1 2
A. Tahap Pra Interaksi
1. Kaji kebutuhan pasien 15
2. Cuci tangan 15
3. Persiapan alat: 15
a. Pinset Sirurgis 15
b. Pinse anatomi 15
c. Kassa steril 15
d. Bantalan jika diperlukan 15
e. Handuk 15
f. Handscoon 15
g. Betadine 15
h. NaCl 0,9% 15
i. Alkohol 70% 15
j. Korentang 15
k. Bengkok (Neirbeken) 15
l. Baki instrumen/meja dorong 15
m. Perlak dan pengalas 15
n. Kom 15
o. Disinfektan 15
p. Bengkok 15
B. Tahap orientasi
4. Salam pembuka dan perkenalkan diri 15
5. Lakukan identifikasi pasien, minimal 2 dari identitas 15
yang 15
tercantum dgelang pasien (nama, tanggal lahir/umur, 15
No RM) 15
6. Jelaskan tujuan tindakan pada pasien dan keluarga 15
7. Jelaskan prosedur tindakan 15
8. Kontrak waktu 15
9. Tanyakan keluhan saat ini
10. Berikan kesempatan pasien untuk bertanya sebelum
kegiatan 15
dilakukan 15
C. Tahap kerja 15
11. Jelaskan pada pasien tentang prosedur kerja yang 15
akan dilakukan 15
12. Jaga privasi pasien 15
13. Cuci tangan
14. Kaji kondisi luka 15
15. Gunakan handscoon bersih 15
16. Tutup bagian privasi pasien dengan kain steril atau 15
selimut pasien jika luka berdekatan dengan organ 15
vital
17. Letakkan perlak dibawah luka 15
18. Atur posisi pasien senyaman mungkin 15
19. Basahi plester dengan kassa alcohol
20. Buka secara perlahan dan berhati-hati, buang 15
balutan kotor pada bengkok 15
21. Lepas handscoon bersih dan ganti dengan handscoon
steril 15
22. Bersihkan luka satu arah dengan teknik sirkuler 15
menggunakan cairan NaCl 0,9% 15
23. Tutup luka dengan dressing sesuai indikasi
24. Tutup dengan kassa kering dan fiksasi menggunakan
plester, jika diperlukan penggunaan perban, lakukan 15
fiksasi dengan perban 15
25. Rapikan pasien dan area pasien 15
26. Lepaskan handschoen 15
27. Cuci tangan 15
D. Tahap terminasi
Evaluasi hasil yang didapat sebagai berikut 15
28. Evaluasi hasil kegiatan (subjektif dan objektif)
29. Berikan reinforcement positif pada pasien
30. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
31. Berikan salam penutup
32. Cuci tangan
E. Tahap dokumentasi
33. Lakukan pendokumentasian pada catatan
keperawatan pasien
Jumlah 0 0 495
presentase 0% 0% 100%
Analisa Data
Jadi SOP tindakan perawatan luka bersih yang di terapkan di ruang Anggrek di
dapatkan rata-rata keseluruhan yang melakukan sesuai SOP sebesar 100 % dari hasil
diatas dapat dismpulkan bahwa penerapan SOP tindakan keperawatan luka bersih di
ruang Anggrek RSUD Wonosari dikategorikan baik.
1. Evaluasi Pelaksanaan Profesional Antara Staf Keperawatan dengan Peserta
Didik
a. Kajian Teori
Proses pembelajaran dengan menggunakan simulasi sangat efektif dan
tergantung pada interaksi pengajar dan peserta didik,peran masing-masing selama
simulasi dilaksanakan dan tujuan atau harapan yang di capai (Silvia et al, 2018). The
Nursing Education Simulation Frame Work (NESF) digunakan untuk memandu
proses dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi simulasi dalam
keperawatan yang bertujuan untuk mengidentifikasi pengajaran dan pembelajaran
praktik dengan simulasi yang berkontribusi terhadap hasil positif, peran guru dalam
simulasi, dan proses belajar mengajar (Lubbers & Rossman, 2017).
Lima komponen utama yang disajikan dalam kerangka kerja ini (Rauen, 2004)
adalah practices in education, student factors, teacher factors, simulation design
characteristics, and outcomes yaitu ;
1) Teacher Factors Pengajar memainkan peran penting dalam keberhasilan
simulasi sebagai pengalaman belajar alternatif. Selama latihan simulasi,
pengajar bertindak sebagai fasilitator dalam proses belajar mengajar,
pengaturan peserta didik tidak seperti kelas tradisional, di mana pengajar
adalah pembicara utama. Peran pengajar bervariasi tergantung pada apakah
simulasi dilakukan untuk tujuan pembelajaran atau evaluasi. Pengajar harus
siap dan merasa nyaman dengan kegiatan simulasi yang dilakukan peserta
didik. Pengajar memungkinkan butuh bantuan dalam desain simulasi seperti
apa, kemudian menyiapkan peralatan dan menggunakan teknologi yang ada.
2) Student Factors Kegiatan simulasi, peserta didik harus diarahkan dan
termotivasi pada seluruh pengalaman pembelajaran. Di dalam simulasi,
yang dilakukan peserta didik dapat terlibat dalam memainkan peran.
Misalnya, salah satu peserta didik dapat memainkan perawat dan pasien
lain. Peserta didik lain dapat bertindak sebagai pengamat atau aktif
berpartisipasi dalam kegiatan lain seperti rekaman video. Berikutnya, para
peserta didik dapat memutar melalui peran untuk belajar pengalaman yang
berbeda.
3) Education Practice
a) Active Learning Peserta didik diharapkan untuk belajar lebih banyak
melalui kegiatan yang perlu mendapat tanggapan langsung. Misalnya,
kasus di mana pasien di intubasi yang dikembangkan dalam kondisi
gelisah dan batuk akan mempengaruhi status oksigenasinya, peserta didik
diminta untuk melakukan intervensi yang terbaik dan tepat dalam kasus
seperti ini.
b) Feedback Simulasi menawarkan peserta didik untuk berkesempatan
belajar dalam praktek keperawatan dengan umpan balik langsung
mengenai kinerja mereka, pengetahuan, dan pengambilan keputusan,
dalam rangka mencapai hasil pembelajaran yang diharapkan.
c) Student-Faculty Interavtion Peserta didik dan pengajar mendiskusikan isi
materi dan proses belajar yang akan dilakukan. Salah satu tujuan simulasi
adalah untuk memfasilitasi diskusi antara penagajar dan peserta didik
yang membantu mempromosikan pencapaian tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan.
d) Collaborative Learning Peserta didik bekerja sama sebagai sebuah tim
dalam pembelajaran kolaboratif untuk memecahkan masalah dan
berkontribusi dalam proses pengambilan keputusan. Dengan
menggunakan simulasi dapat mempromosikan pembelajaran kolaboratif
dalam upaya agar antara peserta didik , instruktur, dan praktisi kesehatan
lainnya dapat meniru situasi kehidupan nyata.
e) High Expectation Peserta didik dan pengajar harus memiliki harapan
yang tinggi untuk proses simulasi yang dilakukan sehingga akan
mencerminkan pada hasil akhir yang positif dan dapat dipertanggung
jawabkan.
f) Diserve Learning Meningkatnya keragaman peserta didik dapat
mengembangkan strategi pembelajaran , kurikulum, dan pengembangan
program yang akan dilakukan. g) Time on Task Sesi ini memberikan
sangat penting karena peserta didik diberi waktu pada awal sesi untuk
melakukan simulasi yang akan memungkinkan mereka focus pada tujuan
yang ingin dicapai.
4) Design characteristics & simulation
a) Objectives Tujuan sangat penting dituangkan dalam panduan ketika
kegiatan simulasi akan dilakukan, guna untuk memaparkan tujuan
pembelajaran dan hasil prestasi peserta didik. Rauen (2004)
mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran harus dicocokkan dengan
satu sama lain.
b) Planning Simulasi adalah pengalaman baru bagi peserta didik. Untuk
membiasakan peserta didik dengan kegiatan ini perencanaan yang tepat
sangat diperlukan. Mereka harus disajikan dengan informasi tentang
proses kegiatan, jumlah waktu yang diperlukan, peran dalam simulasi,
dan harapan hasil setelah simulasi dilakukan (Rauen, 2004).
c) Fidelity Simulasi klinis yang menirukan realitas perawatan kesehatan.
Simulasi bersifat otentik dan meyakinkan
d) Complexity Simulasi klinis berkisar dari yang sederhana sampai yang
kompleks. Kompleksitas tugas mungkin disajikan sebagai pasien dengan
kasus yang rumit dengan beberapa masalah seperti kebingungan, jalan
nafas tidak efektif, dan depresi. Semua masalah ini saling terkait, tetapi
informasi klinis yang tersedia tidak relevan.
e) Cues Di laboratorium simulasi, dosen yang ditugaskan dapat membantu
mahasiswa dalam memajukan seluruh kegiatan simulasi dengan
memberikan informasi tentang langkah mahaiswa saat ini dilakukan atau
mungkin mendekati tindakan yang diharapkan (Lubbers & Rossman,
2017).
f) Debriefing Memperkuat aspek-aspek positif dari kegiatan dan
mendorong pembelajaran, yang memungkinkan peserta untuk
menggabungkan teori dalam praktek, critical thinking, dan membahas
bagaimana intervensi profesional dalam keadaan yang sangat kompleks.
Pembekalan terjadi pada akhir sesi dan biasanya melibatkan peserta
meninjau poin terkait intervensi yang telah dilakukan serta membahas
proses, hasil, dan penerapan scenario.
5) Outcome
a) Knowledge Menunjukkan bahwa pengetahuan diperoleh dari simulasi
yang dipertahankan lebih lama daripada pengetahuan yang diperoleh
melalui ceramah kelas tradisional.
b) Skill Performance Keterampilan prosedural membutuhkan perhatian
lebih karena kaitannya dengan proses perawatan pasien. Metode simulasi
kadangkadang akan menghasilkan akuisisi lebih cepat dari keterampilan
daripada metode pelatihan konvensional.
c) Learner Saticfaction Kegiatan simulasi dapat dievaluasi dengan
menggunakan instrument untuk mengukur persepsi pengalaman simulasi
mahasiswa. Secara keseluruhan penelitian menunjukkan bahwa
mahasiswa sangat puas dengan pengalaman simulasi.
d) Critical thinking Banyak studi menunjukkan bahwa keterampilan critical
thinking ditingkatkan saat pengalaman simulasi yang telah digunakan
dengan variasi alat ukur.
e) Self-sonfidence Merupakan kegiatan simulasi untuk membantu
mahasiswa dalam mentransfer keterampilan dari simulasi ke pengaturan
klinis yang berdampak pada peningkatan kepercayaan diri dan penilaian
klinis menjadi membaik.
b. Kajian Data
Tabel 2.46
Hasil Evaluasi Hubungan Profesional Antar Staf Keperawatan dengan peserta
didik di Ruang Anggrek RSUD Wonosari Tanggal 9 - 11 Mei 2022
Observasi
No Variabel yang Dinilai Tidak
Selalu Kadang Pernah
c. Analisa Data
Berdasarkan kajian data yang didapatkan dari pembagian kuesioner pada 15
orang perawat di ruang Anggrek didapatkan gambaran bahwa sebagian perawat di
ruang Anggrek menyatakan sangat tidak puas 0% , sedangkan yang menyatakan
tidak puas sebesar 4 % yang menyatakan cukup puas 42%, yang menyatakan puas
49%, yang menyatakan sangat puas 5%.
BAB III
MASALAH DAN PERENCANAAN
A. Permasalahan
1. Identifikasi masalah
Berdasarkan analisa dari hasil pengkajian yang telah dilakukan dapat
diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari pada tanggal 9 – 11 Mei 2022 di
ruang Anggrek didapatkan dalam kamar mandi pasien tidak ada informasi
mengenai tanda gejala dehidrasi, yang digunakan sebagai sarana edukasi pasien
dan keluaraga.
b. Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari di ruang Anggrek pada tanggal 9 –
11 Mei 2022 didapatkan saat melakukan pemberian obat / injeksi ke pasien
tidak disertakan identitas pasien melainkan hanya nomor ruangan saja. Hal
seperti ini dapat berpengaruh pada keselamatan pasien dan penerapan prinsip 7
benar dalam pemberian obat.
c. Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari di ruang Anggrek pada tanggal 9 –
11 Mei 2022 didapatkan hasil kurang dilakukannya penandaan label resiko
jatuh pada pasien-pasien yang berisiko jatuh.
d. Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari di ruang Anggrek pada tanggal 9 –
11 Mei 2022 didapatkan hasil dalam manajemen penaataan file belum seperti
standar akreditasi rumah sakit.
e. Berdasarkan hasil observasi sebagian besar masih D3 Keperawatan yaitu
sebanyak 60% dari jumlah keseluruhan pegawai di ruang Anggrek.
Sehubungan dengan temuan tersebut, jumlah perawat profesional di ruang
Anggrek belum memenuhi rasio perbandingan standar akreditas.
f. Berdasarkan hasil observasi pada ruang Anggrek,sebagaian besar perawat di
ruang Anggrek belum memiliki sertifikat pelatihan keperawatan bedah maupun
perawatan luka. Dengan adanya temuan tersebut dapat menjadi masukan dan
pertimbangan untuk diadakan pelatihan atau seminar untuk mengoptimalkan
kinerja perawat di ruang khusus bedah.
g. Di ruang Anggrek terdapat 36 SKP dan 1 SAK dari 10 besar penyakit yang
sering terjadi. Pada bulan Februari – April 2022 ada kasus baru yang ditemui
yaitu tumor mamae dengan nilai 3,43%. Pada draft standar asuhan keperawatan
yang telah disusun, beberapa belum terdapat dalam draft tersebut.
h. Pembaruan SPO di RSUD Wonosari dilakukan 3 tahun sekali, sebagian SPO
yang terdapat di ruang Anggrek tahun pembuatannya tahun 2016 dan tahun
2018, sebagai usulan untuk dilakukan revisi SPO kembali.
i. Diruang Anggrek selama 3 hari pengkajian didapatkan hasil observasi pada
tanggal 9 – 11 Mei 2022, didapatkan data sebanyak 100% menunjukan bahwa
kepala ruang Anggrek tidak melakukan meeting morning selama observasi tiga
hari.
j. Analisa hasil observasi di ruang Anggrek pada tanggal 9 – 11 Mei 2022,
didapatkan bahwa hasil presentase Post Conference 37,5% tidak dilakukan
selama 3 hari pengkajian 2 shift dan hasil presentase Post Conference 62,5%
dilakukan selama 3 hari pengkajian 2 shift, sehingga hasil observasi
menunjukkan kategori cukup. Teori yang disampaikan oleh Asmuji (2012)
yang memaparkan bahwa Post Conference merupakan salah satu bagian dari
MPKP, yang mana Post Conference bertujuan untuk memberikan kesempatan
mendiskusikan penyelesaian masalah dan membandingkan masalah yang
dijumpai dalam kegiatan MPKP.
k. Komunikasi Terapeutik di Ruang Anggrek berdasarkan hasil observasi di
ruang Amarilis RSUD Wonosari, tanggal 9 – 11 Mei 2022 didapatkan hasil
pelaksanaan komunikasi terapeutik dilaksanakan sebesar 69,7% termasuk
dalam kategori cukup.
l. Analisa hasil observasi di ruang Anggrek pada tanggal 9 – 11 Mei 2022,
didapatkan bahwa hasil nilai BOR di ruang Anggrek periode februari-april
2022 rata-rata 36,42%. Hal ini menunjukkan penggunaan tempat tidur ruang
anggrek tidak efektif dengan standar rasional untuk RSUD yaitu 75-85%.
m. Analisa hasil observasi di ruang Anggrek pada tanggal 9 – 11 Mei 2022,
didapatkan bahwa hasil nilai LOS (lama dirawat) di ruang Anggrek periode
februari-april 2022 rata-rata 4 hari. Hal ini menunjukkan lama rata-rata hari
perawatan di ruang anggrek tidak sesuai dengan standar rasional untuk RSUD
yaitu 7-10 hari.
n. Analisa hasil observasi di ruang Anggrek pada tanggal 9 – 11 Mei 2022,
didapatkan bahwa hasil nilai TOI di ruang Anggrek periode februari-april 2022
rata-rata 9 hari. Hal ini menunjukkan waktu rata-rata tempat tidur yang kosong
terlalu lama di ruang anggrek tidak sesuai dengan standar rasional untuk RSUD
yaitu 1-3 hari.
o. Analisa hasil observasi di ruang Anggrek pada tanggal 9 – 11 Mei 2022,
didapatkan bahwa hasil nilai BTO (frekuensi pemakaian TT) di ruang Anggrek
periode februari-april 2022 rata-rata 2,84 kali. Hal ini menunjukkan pemakaian
tempat tidur sangat kurang di ruang anggrek tidak sesuai dengan standar
rasional untuk RSUD yaitu 40-45 kali.
2. Prioritas Masalah
a. Selama pengkajian 3 hari tidak dilakukan meeting morning sebanyak 100%,
pre post conference
b. Penerapan komunikasi terapeutik belum optimal
c. Pembuatan SAK fraktur dan ckr
d. Peningkatan penerapan K3 ( pemberian obat, penandaan resiko jatuh, label
tanda & gejala dehidrasi)
e. Manajemen penataan file tidak sesuai standar akreditasi rumah sakit
B. Rencana Kegiatan
Tabel 3.1
PLAN OF ACTION
N MASALAH URAIAN KEGIATAN TUJUAN SASARAN TARGET WAKTU PENANGGUNG PEMBIMBING
O JAWAB
1 Sebanyak 100% 1. Pembahasan (review) Meningkatkan RuangAnggrek 100% Minggu Yanuario & Yuda Zainal Arifin,
menunjukan bahwa tentang meeting pelaksanaan II S.ST.,Ns
kepala ruang Anggrek morning, pre meeting morning di
tidak melakukan conference dan post bangsal anggrek
meeting morning conference
selama observasi tiga 2. sosialisasi ke perawat
hari. bangsal
3. melakukan role model
4. melakukan evaluasi
5. melakukan
dokumentasi
2 pelaksanaan 1. Pembahasan tentang Meningkatkan Perawat ruang 90% 24 Mei Rahma Putri Zainal Arifin,
komunikasi komunikasi terpeutik kualitas komunikasi Anggrek 2022 S.ST.,Ns
terapeutik 2. Sosialisasi perawat ke terpeutik
dilaksanakan sebesar bangsal
3. Meningkakan
69,7% termasuk
pelaksanaan
dalam kategori komunikasi efektif
cukup. 4. Melakukan CNE
5. Role model
6. Melakukan evaluasi
7. Melakukan
dokumentasi
3 Pembuatan PAK 1. Cari referensi Meningkatkan Perawat ruang 83% 19 Mei Elin & bagas Zainal Arifin,
2. Konsultasi kualitas pemberian Anggrek 2022 S.ST.,Ns
Konstipasi 3. Pelaksanaan asuhan keperawatan
4. pembuatan
4 Peningkatan 1. Konsultasi dengan Meningkatkan Perawat dan 87% Minggu wawann Zainal Arifin,
kepala ruang, PN dan standar kualitas Ruang Anggrek II S.ST.,Ns
penerapan K3 AN penerapan
2. Melakukan pengkajian keselamatan pasien
penerapan resiko jatuh di ruang Anggrek
dan K3 dalam
pemberian obat
(identitas pasien)
3. Usulan penambahan
label risiko jatuh ke
PKRS
4. Melakukan
peningkatan penerapan
K3 dalam pemberian
obat (identitas pasien)
5. Pelaksanaan
5 Manajemen file 1. Mendiskusikan dengan Meningkatkan Perawat Ruang 90% 26 Mei Kelompok Zainal Arifin,
kepala ruangan, PN, standar manajemen Anggrek 2022 S.ST.,Ns
dan AN file berdasarkan
2. Mencari susunan akreditasi RSUD
manajemen file sesuai Wonosari
standar akreitas RSUD
Wonosari
3. Mengidentifikasi
berkas-berkas file
4. Menyusun manajemen
file
5. Melakukan evaluasi
6. Melakukan
dokumentasi
PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN ANGGREK
BAB IV
PELAKSANAAN DAN EVALUASI
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Ya Tidak Ya Tidak
Observasi Evaluasi
c. Analisa Data
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 30 - 31 Mei 2022, didapatkan data
sebanyak 100% menunjukan bahwa kepala ruang Anggrek sudah melakukan
meeting morning selama observasi dua hari.
2. Pelaksanaan Pre Conference di Ruang Anggrek RSUD Wonosari
a. KajianTeori
Pre Conference merupakan komunikasi ketua tim dan perawat pelaksana
setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shif tersebut yang dipimpi oleh
ketua tim atau penanggung jawab tim. Isi dalam preconference adalah rencana tiap
perawat, dan tambahan rencana dari ketua tim dan penanggungjawab tim (Modul
SP2KP). Tujuannya yaitu untuk membantu mengindentifikasikan masalah - masalah
pasien, merencanakan asuhan dan merencanakan evaluasi hasil, mempersiapkan hal -
hal yang akan ditemui di lapangan, memberikan kesempatan untuk berdiskusi
tentang kondisi pasien. Waktu dilaksanakan pre conference yaitu setelah operan jaga
dilakukan, yangmeliputi:
1) Ketua tim atau penanggungjawab tim membuka acara.
2) Ketua tim atau penanggungjawab tim membacakan rencana harian masing -
masing perawat pelaksana.
3) Ketua tim atau penanggungjawab tim memberikan masukan dan tindakan
lanjut terkait asuhan yang akan diberikan saatitu.
4) Ketua tim atau penanggung jawab tim memberikan reinforcement positif.
5) Ketua tim atau penanggungjawab tim menutup acara.
b. Kajian data
Tabel 4.2
Hasil Evaluasi Pelaksanaan Pre Conference di Ruang Anggrek RSUD
Wonosari Tanggal 30-31 Mei 2022
No Variabel yang Dinilai Observasi Evaluasi
Pelaksanaan Pelaksanaan
Ya Tidak Ya Tidak
1 Menyiapkan ruang/ tempat 6 0 6 0
2 Menyiapkan rekam medic pasien yang menjadi 6 0 6 0
tanggung jawabnya
3 Menjelaskan tujuan dilakukan pre-conference 0 6 6 0
4 Memandu pelaksanaan pre-conference 6 0 6 0
5 Menjelaskan masalah keperawatan pasien dan 6 0 6 0
rencana keperawatan yang menjadi tanggung
jawabnya
6 Membagi tugas kepada AN sesuai kemampuan 6 0 6 0
yang dimiliki dengan memperhatikan
keseimbangan kerja
7 Mendiskusikan cara dan strategi pelaksanaan 6 0 6 0
asuhan pasien/ tindakan
8 Memotivasi untuk memberikan tanggapan dan 6 0 6 0
penyelesaian masalah yang sedang didiskusikan
9 Mengklarifikasikan kesiapan AN untuk 6 0 6 0
melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien
yang menjadi tanggung jawabnya
10 Memberikan reinforcement positif pada AN 6 0 6 0
11 Menyimpulkan hasil pre conference 0 6 6 0
Jumlah 54 12 66 0
Total (%) 81,8% 18,2% 100% 0%
Sumber: Hasil observasi tanggal 30 - 31 Mei 2022
Grafik 4.2
Pelaksanaan Pre Conference di Ruang Anggrek
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Ya Tidak Ya Tidak
Observasi Evaluasi
c. AnalisaData
Berdasarkan hasil evaluasi selama 2 hari pada tanggal 30-31 Mei 2022,
didapatkan bahwa 100% AN sudah melaksanakan tahapan pre conference seperti
yang ada diceklis di ruang Anggrek sesuai dengan prosedur dengan kriteria baik.
3. Pelaksanaan Post Conference di Ruang Anggrek RSUD Wonosari
a. KajianTeori
Post Conference merupakan komukasi ketua tim dan perawat pelaksana
mengenai hasil kegiatan sepanjang shif dan sebelum operan kepada shif
selanjutnya.Isi post conference meliputi hasil askep tiap perawatan dan hal penting
untuk ditindak lanjuti. Post conference dipimpin oleh ketua tim atau
penanggungjawab tim (Modul MPKP). Tujuan dilakukannya postconference yaitu
untuk memberikan kesempatan berdiskusi mengenai penyelesaian masalah dan
membandingkan masalah yang dijumpai. Waktu dilakukannya yaitu sebelum operan
ke dinas selanjutnya. Kegiatan yang dilakukan,meliputi:
1) Ketua tim atau penanggung jawab tim membuka acara.
2) Ketua tim atau penanggung jawab tim menanyakan kendala dalam asuhan
yang telah diberikan.
3) Ketua tim atau penanggung jawab tim menanyakan tindakan lanjut asuhan
pasien yang harus dioperkan kepada perawat shif selanjutnya.
4) Ketua tim atau penanggung jawab tim menutup acara.
b. Kajian Data
Tabel 4.3
Hasil Evaluasi Pelaksanaan Post Conference
Ruang Anggrek RSUD Wonosari tanggal 30 - 31 Mei 2022
N Variabel yang dinilai Observasi Evaluasi
o Pre Orientasi Pre Orientasi
Ya Tidak Ya Tidak
1. Menyiapkan ruang atau tempat 6 0 6 0
2. Menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi tanggung 6 0 6 0
jawabnya
3. Menjelaskan tujuan dilakukannya post conference 0 6 6 0
4. Menerima penjelasan dari PA tentang hasil tindakan atau hasil 0 6 6 0
asuhan keperawatan yang telah dilakukan PA
5. Mendiskusikan masalah yang ditemukan dalam memberikan 6 0 6 0
askep pasien dan mencari upaya penyelesaian masalah
6. Memberikan reinforcement kepada PA 6 0 6 0
7. Menyimpulkan hasil post conference 0 6 6 0
8. Mengklarifikasi pasien sebelum melakukan operan tugas jaga 6 0 6 0
shif jaga berikutnya (melakukan ronde keperawatan)
Jumlah 30 18 48 0
Total (%) 62,5% 37,5% 100% 0%
Sumber: Hasil observasi tanggal 30 - 31 Mei 2022
Grafik 4.3
Pelaksanaan Post Conference di Ruang Anggrek
100,00%
90,00%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
Ya Tidak Ya Tidak
Observasi Evaluasi
c. Analisa Data
Analisa hasil observasi evaluasi di ruang Anggrek pada tanggal 30 - 31 Mei
2022, didapatkan bahwa hasil presentase Post Conference 100% perawat sudah
melakukan sesuai dengan tahapan yang ada diceklis. Observasi ke perawat dilakukan
selama 2 hari evaluasi . Teori yang disampaikan oleh Asmuji (2012) yang
memaparkan bahwa Post Conference merupakan salah satu bagian dari MPKP, yang
mana Post Conference bertujuan untuk memberikan kesempatan mendiskusikan
penyelesaian masalah dan membandingkan masalah yang dijumpai dalam kegiatan
MPKP.
3. EVALUASI
Tabel 4.5
Materi dan Pembicara CNE
Di ruang Anggrel 28 Maret 2022 –09 April 2022
No PELAKSANAAN PERIODE
MARET APRIL
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
PERSIAPAN
Menganalisis hasil
1
pengkajian
2 Melakukan studi pustaka
Melakukan koordinasi
3
dengan Ka Ru, Ka Tim, AN
4 Pembuatan proposal kegiatan
Pembuatan undangan
5
kegiatan
6 Koordinasi dengan pemateri
7 Koordinasi dengan ruangan
Mensosialisasikan rencana
kegiatan pada perawat
8
dengan membagikan
undangan
PELAKSANAAN
1 Melaksanakan CNE
2 Evaluasi CNE
5. Anggaran
Tabel 4.6
Anggaran Pelaksanaan CNE Di ruang Anggrel 24 Mei 2022
No Kegiatan Jumlah Harga Anggaran
1 Continuing Nursing Education
Narasumber 1 1 Rp 200.000,. Rp. 200.000,.
Kesekretariatan
- Print proposal + revisi 40 Rp. 500,. Rp. 20.000,.
- Print surat (permohonan pemateri + 16 Rp. 500,. Rp. 8.000,.
undangan + lampiran)
- Amplop 8 Rp. 500,. Rp. 4.000,.
Total Rp. 232.000,.
6. Evaluasi
a. Ketentuan Evaluasi
Tabel 4.7
Ketentuan Evaluasi Pelaksanaan CNE Di Ruang Anggrek Tanggal 27-28 Mei
2022
Komponen
No Keterangan
Evaluasi
Kehadiran, antusias peserta CNE, penerapan di ruang
1 Hal yang dievaluasi
perawatan
2 Evaluator Rahma Putri Nur Aini
3 Sasaran Perawat ruang Anggrek
4 Metode Observasi
5 Waktu 27-28 Mei 2022
6 Tempat Ruang Anggrek
b. Evaluasi Pelaksanaan
Tabel 4.8
Ketentuan Evaluasi Pelaksanaan CNE Di Ruang Anggrek
No Kegiatan Y Tidak
a
1 Pembuatan proposal √
2 Konsul proposal √
3 Menghubungi narasumber √
4 Pelaksanaan CNE √
5 Evaluasi √
Total Pelaksanaan 100%
Dari tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa program CNE dapat dilaksanakan
100% mulai persiapan sampai evaluasi.
c. Evaluasi Kehadiran Peserta
Tabel 4.9
Evaluasi kehadiran CNE Ruang Anggrek
Tanggal 24 Mei 2022
Jumlah Peserta
Item Evaluasi %
Undangan Hadir
Jumlah kehadiran 15 12 80
Dari tabel 4.6 menunjukkan bahwa perawat yang mengikuti CNE 80% dari
undangan CNE, hal ini menunjukkan bahwa kegiatan CNE belum berhasil dan
mencapai target sasaran perawat ruang Anggrek. Hal ini menunjukkan kurangnya
antusias perawat ruang Anggrek untuk mengikuti kegiatan CNE, diharapkan perawat
Anggrek lebih meningkatkan antusiasnya dalam mengikuti seminar maupun
pelatihan untuk menambah pengetahuan dalam memberikan asuhan keperawatan
pada pasien anak secara komprehensif.
d. Evaluasi Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik
Tabel 4.10
Ketentuan Evaluasi Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik
Di Ruang Anggrek RSUD Wonosari 27 – 28 Mei 2022
NO Komponen Evaluasi Keterangan
1 Hal yang dievaluasi Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik
2 Pihak yang dievaluasi Perawat Ruang Anggrek RSUD Wonosari
3 Evaluator Rahma Putri Nur Aini
4 Jumlah Sampel Jumlah sampel yang digunakan adalah yang telah
mengikuti kegiata Continuing Nursing Education
(CNE)
5 Instrumental evaluasi Ceklist Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik
6 Metode evaluasi Oberservasi
7 Tempat evaluasi Ruang Amarilis RSUD Wonosari
8 Waktu evaluasi 27-28 Mei 2022
9 Kriteria hasil Pencapaian target Pelaksanaan Komunikasi
Terapeutik 90%
e. Hasil Evaluasi
Tabel 4.11
Hasil Evaluasi Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik setelah Implementasi
Di Ruang Anggrek RSUD Wonosari 27 – 28 Mei 2022 (n=14)
Pelaksanaan
Obser
Evaluasi
vasi
27-28
No Kegiatan 9-11
Mei
Mei
2022
2022
Y T Y T
a i a i
d d
a a
k k
A. Tahap pre interaksi
1. Mengumpulkan data tentang pasien 14 0 14 0
2. Menyiapkan alat 14 0 14 0
3. Cuci tangan 14 0 14 0
B Pelaksanaan
4. Memberi salam dan tersenyum pada 14 0 14 0
pasien
5. Melakukan validasi 14 0 14 0
6 Memperkenalkan nama perawat 9 5 14 0
7. Menanyakan nama panggilan kesukaan 0 14 14 0
pasien
8. Menjelaskan tanggung jawab perawat 0 14 14 0
9. Menjelaskan peran perawat 0 14 14 0
10. Menjelaskan kegiatan yang akan 14 0 14 0
dilakukan
11. Menjelaskan tujuan 14 0 14 0
12. Menjelaskan waktu yang dibutuhkan 0 14 14 0
untuk kegiatan
13. Menjelaskan kerahasiaan 0 14 14 0
C. Tahap kerja
14. Memberikan kesempatan klien untuk 14 0 14 0
bertanya
15. Menanyakan keluhan pasien 14 0 14 0
16. Memulai kegiatan dengan cara yang baik 14 0 14 0
17. Melakukan kegiatan sesuai dengan 14 0 14 0
rencana
D. Tahap Terminasi
18. Menyimpulkan hasil kegiatan 14 0 14 0
19. Memberikan reinforcement positif 14 0 14 0
20. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya 0 14 14 0
21. Mengakhiri kegiatan dengan cara yang 14 0 14 0
baik
Jumlah 205 89 294 0
69,7% 30,3% 100% 0%
Sumber: Data primer Ruang Anggrek 2022
Grafik 4.4
Pelaksanaan Komunikasi Terapetik di Ruang Anggrek
100,00%
90,00%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
Ya Tidak Ya Tidak
observasi Evaluasi
3. Pelaksanaan PAK
Tabel 4.13
Gambaran Rencana Kegiatan PAK
Di Ruang Anggrek 19 Mei 2022
No. Kegiatan Perencanaan Sasaran Tujuan Waktu Tempat
1. PERENCANAAN
3. EVALUASI
4. Tahapan Kegiatan
Tabel 4.14
Tahapan Kegiatan Pelaksanaan PAK
di Ruang Anggrek 19 Mei 2022
Mei
No Kegiatan
18 19
1. Penyusunan Perencanaa PAK
3. Evaluasi PAK
5. Evaluasi Pelaksanaan
Tabel 4.15
Ketentuan Evaluasi Pelaksanaan PAK Ruang Anggrek
Tanggal 17-19 Mei 2022
No Komponen Evaluasi Keterangan
1 Hal yang dievaluasi Pembuatan PAK ( Panduan Asuhan
Keperawatan ) Konstipasi
Tabel 4.16
Ketentuan Evaluasi Pembuatan PAK di Ruang Anggrek
No Kegiatan Ya Tidak
1 Pembuatan proposal √
2 Konsul proposal dengan CI √
3 Konsultasi dengan perawat ruang anggrek √
4 Pelaksanaan pembuatan PAK √
5 Evaluasi √
Total Pelaksanaan 100%
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa pembuatan PAK konstipasi dapat
dilaksanakan 100% mulai persiapan sampai evaluasi.
6. Pembahasan
Dari evaluasi menunjukkan bahwa perawat yang menyetujui penambahan PAK
konstipasi yang belum ada di buku PAK ruangan anggrek, hal ini menunjukkan
bahwa penambahan PAK berhasil dan mencapai target sasaran perawat ruang
Anggrek. Hal ini menunjukkan akan menambah antusias perawat ruang Anggrek
untuk memberikan asuhan keperawatan terhadap pasien, diharapkan perawat
Anggrek lebih meningkatkan antusiasnya dalam memberikan pelayanan Kesehatan
terhadap pasien maupun untuk menambah pengetahuan dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien yang terdiagnosa konstipasi secara komprehensif.
Panduan Asuhan Keperawatan (PAK) adalah istilah teknis sebagai pengganti
Standar Asuhan Keperawatan dan Panduan Asuhan Keperawatan (PPK) adalah
istilah teknis sebagai pengganti Standar Prosedur Operasional (SPO) dalam Undang-
undang Praktik Kedokteran 2004 dan Undang-Undang Keperawatan yang
merupakan istilah administratif.
Keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan profesional merupakan
bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara
keseluruhan. Selain itu pelayanan keperawatan merupakan salah satu faktor penentu
baik buruknya mutu dan citra rumah sakit, oleh karenanya kualitas pelayanan
keperawatan perlu dipertahankan dan ditingkatkan seoptimal mungkin Ciri-ciri mutu
keperawatan yang baik antara lain: (1) memenuhi standar profesi yang ditetapkan,
(2) sumber daya untuk pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan secara wajar,
efisiensi dan efektif, (3) aman bagi pasien dan tenaga keperawatan sebagai pemberi
jasa pelayanan, (4) memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan serta, (5) aspek
sosial, ekonomi, budaya, agama, etika dan tata nilai masyarakat diperhatikan dan
dihormati.
7. Faktor Pendukung
a. Dukungan dari prodi Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Klaten
b. Dukungan dari pembimbing akademik dan pembimbing klinik stase
Manajemen Keperawatan
c. Dukungan dan peran serta dari bidang Keperawatan RSUD Wonosari Gunung
Kidul
d. Dukungan dan peran serta dari staf ruang Anggrek dalam berlangsungnya
kegiatan penambahan diagnosa konstipasi
8. Kesinambungan
Hasil penambahan Penambahan PAK (Panduan Asuhan Keperawatan)
diharapkan mampu menambah ilmu pengetahuan untuk para mahasiswa maupun
perawat RSUD Wonosari Gunung Kidul. Dalam melakukan Tindakan asuhan
keperawatan terhadap pasien diruang anggrek.
D. Peningkatan K3
1. 6 Sasaran Keselamatan Pasien
a. Kajian Teori
Solusi keselamatan pasien adalah sistem atau intervensi yang dibuat, mampu
mencegah atau mengurangi cedera pasien yang berasal dari proses pelayanan
kesehatan. Berdasarkan sasaran keselamatan pasien (SKP) yang dikeluarkan oleh
Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi I (Kemenkes, 2017) dan JCI
Acreditation, maka sasaran tersebut meliputi 6 elemen berikut:
1) Ketepatan identifikasi pasien
Meliputi beberapa standar yaitu:
a) Pasien diidentifikasikan menggunakan dua identitas pasien yaitu nama
dan nomer RM
b) Pasien diidentifikasikan sebelum pemberian obat, darah, atau produk
darah
c) Pasien diidentifikasi sebelum pengambilan darah dan specimen lain
untuk pemeriksaan klinis
d) Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan
tindakan/prosedur
e) Kebijakan dan prosedur mendukung praktek identifikasi yang konsisten
pada semua situasi dan lokasi
2) Peningkatan komunikasi yang efektif (SBAR)
a) Perintah lisan dan yang melalui telepon atau hasil pemeriksaan dituliskan
secara lengkap oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut
b) Perintah lisan dan melalui telepon atau hasil pemeriksaan secara lengkap
dibacakan kembali oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan
tersebut
c) Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang
memberi perintah atau hasil pemeriksaan tersebut
d) Kebijakan dan prosedur yang mendukung praktek yang konsisten dalam
melakukan verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan dari telepon
e) Formulir dan metode ditetapkan untuk mendukung proses terima pasien(
hand over)
f) Ada bukti dilakukan evaluasi tentang catatan komunikasi yang terjadi
waktu serah terima pasien( hand over)
3) Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high alert medications)
a) Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan untuk mengatur identifikasi,
lokasi, pemberian obat dan penyimpanan obat yang perlu diwaspadai.
b) Kebijakan dan prosedur diimplementasikan
c) Elektrolit dan konsentrat tidak diunit pelayanan pasien kecuali jika
dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah
pemberian yang tidak sengaja ditempat tersebut, bila diperkenankan
kebijakan
d) Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit pelayanan pasien diberi label
yang jelas disimpan dengan cara yang membatasi akses
4) Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
a) Rumah sakit menggunakan tanda yang segera dikenali untuk identifikasi
lokasi operasi dan melibatkan pasien dalam proses penandaan atau
pemberian tanda
b) Rumah sakit menggunakan checklist atau proses lain untuk melakukan
verifikasi pra operasi, tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien dan semua
dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia,tepat/benar, dan
fungsional
c) Tim operasi yang lengkap menetapkan dan mencatat atau
mendokumentasikan prosedur sign in (sebelum induksi); sebelum
insisi/time out tepat sebelum dimulainya suatu prosedur/tindakan
pembedahan dan sign out (sebelum meninggalkan kamar operasi)
d) Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung keseragaman
proses guna memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien,
termasuk prosedur medis dan tindakan pengobatan gigi/dental yang
dilaksanakan diluar kamar operasi
5) Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
a) Rumah sakit mengadopsi pedoman hand hygiene terbaru yang baru-baru
ini diterbitkan dan sudah diterima secara umum (antara lain dari WHO
Patient Safety).
b) Rumah sakit menerapkan program hand hygiene yang efektif.
c) Kebijakan atau prosedur dikembangkan untuk mendukung pengurangan
secara berkelanjutan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
6) Pengurangan risiko pasien jatuh
a) Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal risiko pasien jatuh dan
melakukan pengkajian ulang terhadap pasien bila diindikasikan terjadi
perubahan kondisi atau pengobatan
b) Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi rissiko jatuh bagi mereka
yang pada hasil asesmen dianggap berisiko
c) Langkah-langkah dimonitor hasilnya baik tentang keberhasilan
pengurangan cidera akibat jatuh maupun dampak yang berkaitan secara
tidak sengaja
Kebijakan dan atau prosedur mendukung pengurangan berkelanjutan dari
cidera pasien akibat jatuh dirumah sakit
d. Kajian Data
Tabel 4.17
Hasil Evaluasi 6 Sasaran Keselamatan Pasien di Ruang Anggrek RSUD Wonosari
Tanggal 30 -31 Mei 2022
Pelaksanaan
NO Komponen Yang Di Nilai
Ya Tidak
1 Ketepatan identifikasi pasien
f. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identifikasi V
yaitu nama dan nomor RM
g. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, V
atau produk darah
h. Pasien diidentifikasi sebelum pengambilan darah dan V
specimen lain untuk pemeriksaan klinis
i. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan V
dan tindakan/prosedur
j. Kebijakan dan prosedur mendukung praktek V
identifikasi yang konsisten pada semua situasi dan
lokasi
2 Peningkatan komunikasi yang efektif (SBAR)
e. Perintah lisan dan yang melalui telepon atau hasil
pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima V
perintah atau hasil pemeriksaan tersebut
f. Perintah lisan dan melalui telepon atau hasil
pemeriksaan secara lengkap dibacakan kembali oleh
penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut V
g. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh
individu yang memberi perintah atau hasil pemeriksaan V
tersebut
h. Kebijakan dan prosedur yang mendukuung praktek
yang konsisten dalam melakukan verifikasi terhadap V
akurasi dari komunikasi lisan dari telepon
3 Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (High
Alert Medications)
e. Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan untuk
mengatur identifikasi, lokasi, pemberian obat, dab V
penyimpanan obat yang perlu diwaspadai
f. Kebijakan dan prosedur diimplemengtasikan V
g. Elektrolit dan konsentrat tidak diunit pelayanan pasien
kecuali jika dibutuhkan secara klinis dan tindakan
diambil untuk mencegah pemberian yang tidak V
disengaja ditempat tersebut, bila diperkenankan
kebijakan
h. Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit pelayanan
pasien diberi label yang jelas disimpan dengan cara V
yang membatasi akses
4 Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
e. Rumah sakit menggunakan tanda yang segera dikenali
untuk identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien V
dalam proses penandaan atau pemberian tanda.
f. Rumah sakit menggunakan checklist atau proses lain
untuk melakukan verifikasi pra operasi, tepat lokasi, V
tepat prosedur, tepat pasien dan semua dokumen serta
peralatan yang diperlukan tersedia,tepat/benar, dan
fungsional
g. Tim operasi yang lengkap menerapkan dan V
mencatat/mendokumentasikan prosedur sign in
(sebelum induksi);”sebelum insisi/time out tepat
sebelum dimulainya suatu prosedur/tindakan
pembedahan dan sign out (sebelum meninggalkan
kamar operasi) V
h. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk
mendukung keseragaman proses guna memastikan tepat
lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien, termasuk
prosedur medis dan tindakan pengobatan gigi/dental
yang dilaksanakan diluar kamar operasi.
5 Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
d. Rumah sakit mengadopsi pedoman hand hygiene V
terbaru yang baru-baru ini diterbitkan dan sudah
diterima secara umum ( antara lain dari WHO Patient
Safety) V
e. Rumah sakit menerapkan program hand hygiene yang
efektif V
f. Kebijakan atau prosedur dikembangkan untuk
mendukung pengurangan secara berkelanjutan risiko
infeksi terkait pelayanan kesehatan
6 Pengurangan risiko pasien jatuh
e. Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal risiko V
pasien jatuh dan melakukan pengkajian ulang terhadap
pasien bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau
pengobatan V
f. Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko
jatuh bagi mereka yang pada hasil assesmen dianggap V
berisiko
g. Langkah-langkah dimonitor hasilnya baik tentang
keberhasilan pengurangan cidera akibat jatuh maupun V
dampak yang berkaitan secara tidak sengaja
h. Kebijakan dan atau prosedur mendukung pengurangan
berkelanjutan dari cidera pasien akibat jatuh dirumah
sakit
Jumlah 24
Nilai = jumlah nilai x 100% 100% 0%
Jumlah item/ N total
e. Pelaksanaan
Tabel 4.18
Gambaran Rencana Kegiatan Peningkatan K3 dengan 6 sasaran keselamatan pasien Di Ruang
Anggrek 19 Mei 2022
Kegiatan
No. Perencanaan Sasaran Tujuan Waktu Tempat
1. PERENCANAAN
Triyawan Perawat untuk mencegah 19 Mei Rua
Melakukan sosialisasi Prasetyo atau mengurangi 2022-25 ng
untuk meningkatkan Herlambang cidera pasien Mei An
K3 pada saat menjadi yang berasal 2022 ggr
Katim di ruang dari proses ek
Anggrek pelayanan
kesehatan.
Triyawan Perawat Mendapatkan 19 Mei Ruang
Prasetyo untuk 2022 Anggrek
Menambahkan tanda
Herlambang mendukung, dan
risiko jatuh di
mengoptimalka
ruangan Anggrek
n peningkatan
K3
Triyawan Perawat, Untuk mendapat 19 Mei Rua
Prasetyo kepala saran, dan 2022 ng
Koordinasi dengan Herlambang ruang, bantuan terkait An
kepala ruang dan kepala jalannya ggr
bidang perawatan bidang peningkatan K3 ek
keperawata di ruang
n Anggrek
2. PELAKSANAAN
Pelaksanaan Triyawan Katim, Memberitahu 19 Mei Ruang
sosialisasi Prasetyo Perawat akan 2022-25 Anggrek
peningkatan K3 Herlambang dilaksanakan Mei
kegiatan 2022
sosialisasi
3. EVALUASI
f. Tahapan Kegiatan
Tabel 4.19
Tahapan Kegiatan Pelaksanaan K3 di Ruang Anggrek
No Kegiatan
1. Melakukan sosialisasi untuk meningkatkan K3 pada saat menjadi √
Katim di ruang Anggrek
2. Penambahan tanda risiko jatuh √
3. Evaluasi peningkatan K3 √
g. Evaluasi Pelaksanaan
Tabel 4.20
Ketentuan Evaluasi Pelaksanaan PAK Ruang Anggrek
Tanggal 17-19 Mei 2022
No Komponen Evaluasi Keterangan
1 Hal yang dievaluasi peningkatan K3 di ruang Anggrek
2 Evaluator Triyawan Prasetyo Herlambang
3 Sasaran Perawat ruang Anggrek
4 Metode Observasi peningkatan K3
5 Waktu 19 – 26 Mei 2022
6 Tempat Ruang Anggrek
Tabel 4.21
Ketentuan Evaluasi Peningkatan K3 di Ruang Anggrek
N Kegiatan Ya Tidak
o
1 Pembuatan proposal √
2 Konsul proposal dengan CI √
3 Konsultasi dengan perawat ruang √
anggrek
4 Pelaksanaan sosialisasi peningkatan K3 √
5 Evaluasi √
Total Pelaksanaan 100%
h. Pembahasan
Dari evaluasi menunjukkan bahwa perawat di ruang Anggrek yang berjumlah
15 orang sudah melakukan upaya peningkatan K3 ditandai dengan sudah
dilakukannya penerapan pemberian label obat pada setiap obat yang akan diberikan
kepada pasien, serta sudah adanya penerapan tanda resiko jatuh pada pasien yang
memiliki risiko jatuh dan sudah adanya pengisian form risiko jatuh pada RM pasien,
hal ini menunjukkan bahwa peningkatan K3 berhasil dan mencapai target sasaran
perawat ruang Anggrek, dan diharapkan perawat Anggrek bisa menjadi lebih baik
dalam memberikan pelayanan Kesehatan terhadap pasien . Untuk mendukungnya
kegitan tersebut juga sudah ada penambahan tanda risiko jatuh berjumah 19 yang
akan diberikan kepada bangsal Anggrek.
i. Faktor Pendukung
1) Dukungan dari prodi Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Klaten
2) Dukungan dari pembimbing akademik dan pembimbing klinik stase
Manajemen Keperawatan
3) Dukungan dan peran serta dari bidang Keperawatan RSUD Wonosari
Gunung Kidul
4) Dukungan dan peran serta dari staf ruang Anggrek dalam berlangsungnya
kegiatan peningkatan K3
j. Faktor kesulitan
Kesulitan yang kami alami selama melakukan upaya penigkatan K3 antara lain
ialah faktor untuk melakukan sosialisasi kepada setiap perawat dalam satu kali
waktu, jadi kami melakukannya secara bertahap pada setiap perawat pada saat
menjadi katim pada setiap sift.
k. Kesinambungan
Dengan dilakukannya sosialisasi peningkatan K3 diharapkan mampu
meningkatkan pencegahan atau mengurangi cidera pasien yang berasal dari proses
pelayanan kesehatan, dan mampu mengoptimalkan pelayanan kesehatan diRSUD
Wonosari Gunung Kidul dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan terhadap
pasien diruang anggrek.
2. Analisa data
Berdasarkan pada tabel diatas, bagan struktur organisasi yang dimiliki ruang
Anggrek ada yang belum diperbaruhi / belum ter-update.Dari hasil pengkajian saat
ini bagan struktur organisasi yang terbaru sebagai berikut :
Gambar 4.1
Bagan Struktur Organisasi di Ruang Perawatan Anggrek RSUD Wonosari
3. Pelaksanaan
Tabel 4. 22
Rencana Kegiatan Pembuatan Bagan Struktur Organisasi
di ruang Anggrek RSUD Wonosari April 2022
No. Kegiatan Pelaksanaan Sasaran Tujuan Waktu Tempat
1. Persiapan
6. Pembahasan
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa penyusunan struktur organisasi di
ruang Anggrek sudah baik dan mencapai target yang di harapkan yaitu 100% karena
struktur organisasi di ruang Anggrek itu dapat menjadi acuan dalam manajemen
organisai di dalam ruangan Anggrek. Penyusunan struktur organisasi dilakukan oleh
mahasiswa dengan didampingi oleh pembimbing klinik di ruang Anggrek dan
pembimbing di bidang keperawatan. Penyusunan struktur organisasi sudah melalui
beberapa tahapan yang telah direncanakan yaitu mulai dengan pengumpulan data-
data untuk pembuatan struktur organisasi yaitu seperti foto perawat-perawat yang
ada diruangan beserta nama dan gelarnya.
7. Evaluasi Hasil
Setelah disusun dan di tempel bagan stuktur organisasi diharapkan perawat-
perawat mengerti tentang pembagian tugas yang telah di terapkan oleh Karu di
ruangan Anggrek. tercapaiannya pembaharuan bagan ruang Anggrek.
8. Faktor Pendukung
a. Dukungan Kepala Ruang Anggrek RSUD Wonosari
b. Dukungan dan kerjasama yang baik dengan para perawat dan staf di ruang
Anggrek RSUD Wonosari
c. Adanya HP untuk pengumpulan foto
d. Adanya dukungan dan kerjasama seluruh Co-Ners
9. Faktor penghambat
Kendala dalam pembuatan bagan struktur organisasi ini yaitu dalam proses
pengumpulan foto staff di ruang Anggrek sehingga dalam pembuatan desain tertunda
dari rencana yang telah dirancang
10. Kesinambungan
Upaya dalam pembuatan bagan struktur organisasi diperlukan bagi para
perawat termasuk kepala ruang, serta staf yang ada di Ruang Anggrek RSUD
Wonosari, oleh karena itu diharapkan bahwa dengan adanya upaya pembuatan
struktur organisasi dapat berupa :
a. Dijadikan panduan dalam melakukan koordinasi di Ruang Anggrek antara
kepala ruang dengan perawat dan staf lain.
b. Adanya pemeliharaan papan struktur organisasi di Ruang Anggrek RSUD
Wonosari
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan praktik manajemen keperawatan yang dilakukan di Ruang Anggrek
RSUD Wonosari telah berlangsung selama 4 minggu dimulai tanggal 9 Mei 2022
sampai dengan 4 Juni 2022. Berdasarkan hasil pengkajian hingga evaluasi selama
praktik manajemen keperawatan di ruang Anggrek, mahasiswa dapat memperoleh
gambaran secara umum tentang managemen keperawatan di ruang Anggrek dan
dapat menerapkan proses managemen keperawatan diruangan. Untuk dapat
mengidentifikasi masalah, maka mahasiswa melakukan pengumpulan data dengan
cara observasi, wawancara, maupun studi dokumentasi di ruang rawat inapAnggrek.
Adapun masalah yang dapat diidentifikasi adalah:
1. Penerapan MPKP di ruang Anggrek
a. Meeting Morning
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 30 - 31 Mei 2022, didapatkan data
sebanyak 100% menunjukan bahwa kepala ruang Anggrek sudah melakukan meeting
morning selama observasi dua hari.
b. Pre Conference
Berdasarkan hasil evaluasi selama 2 hari pada tanggal 30-31 Mei 2022,
didapatkan bahwa 100% AN sudah melaksanakan tahapan pre conference seperti
yang ada diceklis di ruang Anggrek sesuai dengan prosedur dengan kriteria baik.
c. Post Conference
Analisa hasil observasi evaluasi di ruang Anggrek pada tanggal 30 - 31 Mei
2022, didapatkan bahwa hasil presentase Post Conference 100% perawat sudah
melakukan sesuai dengan tahapan yang ada diceklis. Observasi ke perawat dilakukan
selama 2 hari evaluasi.
2. Penerapan Komunikasi Terapeutik dengan CNE
Dari hasil evaluasi terhadap pelaksanaan komunikasi terapeutik dengan n=14
yang telah dilaksanakan 27-28 Mei 2022 dari item yang dinilai didapatkan hasil dari
sebelum sosialisasi 69,7% menjadi 100% terdapat peningkatan terhadap pelaksanaan
di Ruang Anggrek sebelum dilakukan dan setelah dilakukan sosialisasi. Dengan
adanya evaluasi komunikasi terapeutik tersebut diharapkan menambah motivasi
perawat untuk meningkatkan pelaksanaan komunikasi terapeutik di Ruang Anggrek.
3. Peningkatan K3
4. Pembuatan PAK
Evaluasi menunjukkan bahwa perawat yang menyetujui penambahan PAK
konstipasi yang belum ada di buku PAK ruangan anggrek, hal ini menunjukkan
bahwa penambahan PAK berhasil dan mencapai target sasaran perawat ruang
Anggrek.
B. Saran
1. Bagi RSUD Wonosari
a. Diharapkan rumah sakit dapat menyediakan sarana dan prasarana bagi tiap-tiap
ruangan sehingga tidak menjadi hambatan dalam memberikan pelayanan kepada
pasien.
b. Diharapkan rumah sakit agar merencanakan atau menjadwalkan secara intens dalam
mengikuti pelatihan-pelatihan workshop atau seminar keperawatan sesuai standar
asuhan keperawatan.
2. Bagi Kepala Bidang Keperawatan
a. Format pengkajian asuhan keperawatan hendaknya disusun secara komprehensif
dan ringkas sehingga bisa menghasilkan data kajian yang lengkap dan dalam
pengerjaannya tidak memerlukan waktu yang lama.
b. Format diagnosa keperawatan sudah baik dan sesuai dengan masalah yang sering
muncul pada pasien, akan tetapi ada beberapa diagnose keperawatan yang
sebaiknya disesuaikan dengan diagnose keperawatan menurut SDKI.
c. Lembar implementasi sebaiknya disesuaikan berdasarkan rencana keperawatan
yang sudah dibuat sebelumnya, sehingga tindakan keperawatan yang dilakukan
berkesinambungan dengan rencana tindakan dan dapat mengatasi masalah
keperawatan yang dialami pasien.
d. Lembar evaluasi sudah dibuat dalam bentuk SBAR/catatan pasien pada catatan
terintegrasi. Akan tetapi sebaiknya dibuat lembar evaluasi akhir untuk melihat
catatan perkembangan pasien.
e. Mengusulkan dan mengembangkan sistem pendokumentasian asuhan keperawatan
dengan sistem komputerisasi.
3. Bagi Ruang Anggrek
a. Pelaksanaan pre dan post conference perlu ditingkatkan lagi, agar dalam
pemberian asuhan keperawatan dilakukan dapat berkesinambungan mana yang
sudah dilakukan dan mana yang belum dilakukan.
b. Menyediakan tempat tersendiri untuk pemberian informasi dan menjelaskan
lembar balik penerimaan pasien baru.
LAMPIRAN
a. Kegiatan MPKP
b.
(Katim: Rahma Putri Nur Aini, S.Kep) (Katim: Moh Yuda Pratama, S.Kep)
b. CNE (Continuing Nursing Education)
Lampiran daftar hadir
No Nama Peserta Jabatan Instansi
1 Zainal Arifin S, ST.Ns. Perawat RSUD Wonosari
2 Dwi Novita S, A.Md.Keb Bidan RSUD Wonosari
3 Alfian Layli P, A.Md.Keb Bidan RSUD Wonosari
4 Riza Rahmawati, A.Md.Keb Bidan RSUD Wonosari
5 Febrika Agri A, S.Kep.,Ns Perawat RSUD Wonosari
6 Dwi Pawit A, A.Md.Kep Perawat RSUD Wonosari
7 Nosia I, A.Md.Kep Perawat RSUD Wonosari
8 Meyfa Lutfi Nurdita Administrasi RSUD Wonosari
9 Ana Puji Lestari, A.Md.Kep Perawat RSUD Wonosari
10 Etty Prihatiningsih, S.Tr.Keb Bidan RSUD Wonosari
11 Herlina, A.Md.Kep Perawat RSUD Wonosari
12 Aura Nailul Muna, A.Md.Kep Perawat RSUD Wonosari
13 Riza Rahmawati, A.Md.Keb Bidan RSUD Wonosari
14 Fitrotin Nisa Mahasiswa Poltekes Yogyakarta
15 Lili Nurindahsari Mahasiswa Poltekes Yogyakarta
16 Arif Yoga Setyawan, S.Kep.Ns Perawat Lampung
17 Deny Kurniawan Mahasiswa Universitas Muh Klaten
18 Erwin Setyo S Mahasiswa Universitas Muh Klaten
19 Indah M Mahasiswa Universitas Muh Klaten
20 Qorry Setyarini Mahasiswa Universitas Muh Klaten
21 Elsha Nurmalasari Mahasiswa Universitas Muh Klaten
22 Melinda Setyowati Mahasiswa Universitas Muh Klaten
23 Ida Jahidatul F Mahasiswa Universitas Muh Klaten
24 Erina Puspitasari Mahasiswa Universitas Muh Klaten
25 Heni Cahyani Mahasiswa Universitas Muh Klaten
26 Rahma Putri Nur Aini Mahasiswa Universitas Muh Klaten
27 Moh Yuda Pratama Mahasiswa Universitas Muh Klaten
28 Elin Agenesa Oktavia Mahasiswa Universitas Muh Klaten
29 Yanuario Burnama P Mahasiswa Universitas Muh Klaten
30 Triyawan Prasetyo H Mahasiswa Universitas Muh Klaten
31 Bagas Wahyu Tri S Mahasiswa Universitas Muh Klaten
32 Lathifah Nuur Aisyah Mahasiswa Poltekes Yogyakarta
c. Surat permohonan narasumber
CONTINUING NURSING EDUCATION (CNE) STASE
MANAJEMEN KEPERAWATAN RSUD WONOSARI PROGRAM
PROFESI NERS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KLATEN
Jl. Taman Bakti No.6, Purbosari, Wonosari, Kec. Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul,
Daerah Istimewa Yogyakarta 55813
Kepada Yth.
Ibu Arlina Dhian S., S.Kep.,Ns., M.Kep
Di Tempat
Dengan Hormat,
Sesuai dengan implementasi POA praktik klinik stase manajemen keperawatan
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Klaten di RSUD Wonosari, kami akan
melaksanakan CNE (Continuing Nursing Education) yang bertema “Komunikasi
Terapeutik Yang Berfokus Pada Keperawatan Bedah” Adapun kegiatan tersebut
akan dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal : Selasa, 24 Mei 2022
Waktu : 13.30 WIB - Selesai
Tempat : Via Zoom Meeting
Sehubungan dengan ini kami memohon kerjasama dan bantuan dari Bapak/Ibu
untuk menjadi Narasumber CNE agar terselenggaranya acara tersebut. Bersama ini
kami lampirkan proposal kegiatan. Demikian surat permohonan ini kami sampaikan,
atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Hormat Saya,
Ketua Pelaksana
h. PAK Konstipasi
KONSTIPASI
RSUD WONOSARI
Direktur
NIP.197002061999032004
PENGERTIAN Penurunan defekasi normal yang disertai pengeluaran feses
sulit dan tidak tuntas serta fases kering dan banyak
3. Ketidakcukupan diet
Psikologis
1. Konfusi
2. Depresi
3. Gangguan emosional
Situasional
1. Perubahan kebiasaan makan (mis. jenis makanan, jadwal
makan)
2. Ketidakadekuatan toileting
4. Penyalahgunaan laksatif
8. Perubahan lingkungan
FAKTOR RESIKO
2. . Manajemen Konstipasi
Observasi
a. Periksa tanda dan gejala konstipasi
b. Periksa pergerakan usus, karakteristik
feses (konsistensi, bentuk, volume dan
warna)
c. Identifikasi faktor risiko konstipasi (mis.
obat-obatan, tirah baring, dan diet rendah
serat)
d. Monitor tanda dan gejala ruptur usus
dan/atau periotinitis
Terapeutik
a. Anjurkan diet tinggi serat
b. Lakukan masase abdomen, jika perlu
c. Lakukan evaluasi feses secara manual, jika
perlu