Anda di halaman 1dari 197

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan sebagai
suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Oleh karena itu pelayanan
keperawatan ini perlu mendapat prioritas utama dalam pengembangan ke masa depan.
Perawat harus mampu mengembangkan ilmu pengetahuannya dan berubah sesuai
tuntutan masyarakat dan menjadi tenaga perawat yang profesional.
Pengembangan dalam berbagai aspek keperawatan bersifat saling berhubungan,
saling bergantung, saling mempengaruhi dan saling ber kepentingan.Oleh karena itu
inovasi dalam pendidikan keperawatan, praktek keperawatan, ilmu keperawatan dan
kehidupan keprofesian merupakan focus utama dalam proses profesionalitas. Proses
professionalitas merupakan proses pengakuan terhadap sesuatu yang dirasakan, dinila
idan diterima secara spontan oleh masyarakat, maka dituntut untuk mengembangkan
dirinya dalam system pelayanan kesehataan.
Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009, Rumah sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Rumah sakit juga merupakan organisasi yang sangat kompleks dan merupakan komponen
yang sangat penting dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.
Rumah sakit sebagai salah satu penyelenggara pelayanan kesehatan, salah satunya adalah
penyelenggara pelayananasuhan keperawatan senantiasa memberikan pelayanan yang
memuaskan kepada klien maupun keluarganya (Depkes, 2012) dan supaya tujuan tersebut
dapat tercapa imaka diperlukan uat cara pengelolaan pelayanan keperawatan yang
mengikuti prinsip-prinsip manajemen.
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Manajemen didefinisikan secara umum sebagai
upaya-upaya yang dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan melalui orang lain yang
mencerminkan dinamika suatuorganisasi. Manajemen tersebut mencakup kegiatan
planning, organizing, actuating, controlling (POAC )terhadap staf, sarana dan prasarana
dalam mencapai tujuan organisasi (Nursalam, 2007).
Manajemen keperawatan adalah proses kerja setiap perawat untuk memberikan
pengobatan dan kenyamanan terhadap pasien. Tugas manager keperawatan adalah
1
merencanakan, mengatur, mengarahkan dan mengawasi keuangan yang ada, peralatan
dan sumberdaya manusia untuk memberikan pengobatan yang efektif dan ekonomis
kepada pasien (Gillies, 2000).
Keempat fungsi tersebut saling terkait serta saling berhubungan dan memerlukan
keterampilan-keterampilan teknis, hubungan antar manusia dan konseptual yang
mendukung tercapainya asuhan keperawatan yang bermutu, berdayaguna dan bermanfaat
kepada klien. Dengan alasan tersebut, manajemen keperawatan perlu mendapat perhatian
dan prioritas utama dalam pengembangan keperawatan di masa depan. Hal tersebut
berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan
perubahan memerlukan pengelolaan secara professional dengan memperhatikan setiap
perubahan yang terjadi (Nursalam, 2002).
RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten merupakan rumah sakit tipe A pendidikan,
tahun 2016 diresertifikasi sebagai RS Pendidikan (Utama). Dalam upaya peningkatan
mutu pelayanan, RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten memiliki visi yaitu Menjadi
rumah sakit rujukan nasional yang ramah lansia pada tahun 2019.
Memberikan pelayanan langsung kepada pasien, supaya dapat terwujud pelayanan
keperawatan yang prima/paripurna. Meningkatkan sebuah mutu pelayanan tidak terlepas
dari sebuah managerial yang baik dan mempunyai perencanaan, pengorganisasian,
motivasi dan pengendalian yang mana keempat fungsi tersebut saling terkait serta saling
berhubungan dan memerlukan ketrampilan-ketrampilan teknis, hubungan antar manusia
dan konseptual yang mendukung tercapainya asuhan keperawatan yang bermutu, berdaya
guna kepada klien.
Berdasarkan uraian di atas, maka teori dan keterampilan managerial sangat mutlak
diperlukan bagi pengembangan ilmu keperawatan di masa mendatang. Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah
Klaten dituntut untuk dapat mengaplikasikan langsung pengetahuan managerialnya di
lapangan. Salah satu bentuknya adalah dengan melaksanakan praktek manajemen
keperawatan di Ruang Rawat Inap Melati II RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten,
dengan arahan dari pembimbing klinik atau pembimbing lapangan diharapkan mahasiswa
mampu menerapkan ilmu yang sudah didapatkan dan mampu mengelola Ruang Rawat
Inap Mawar pendekatan proses manajemen.

2
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktik stase manajemen keperawatan ini dilaksanakan di Ruang Rawat Inap Melati
II RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, berlangsung mulai tanggal 02 Maret – 28 maret
2020.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan selama 4 minggu
diharapkan mahasiswa mampu memahami manajemen keperawatan dan pengelolaan
sarana maupun kegiatan keperawatan di Ruang Rawat Inap Melati II RSUP dr.
Soeradji Tirtonegoro Klaten.
2. Tujuan Khusus
Secara kelompok dan individu mahasiswa dapat menunjukkan kemampuan
dalam hal:
a. Melakukan pengkajian dalam proses pengumpulan data di Ruang Rawat Inap
Melati II RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.
b. Menganalisa data dan memahami masalah-masalah dalam pengorganisasian
asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap Melati II RSUP Dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten.
c. Mengidentifikasi masalah yang telah ditemukan kelompok.
d. Memprioritaskan masalah yang sudah diidentifikasi.
e. Merencanakan beberapa alternatif pemecahan masalah yang disepakati oleh
kepala ruangan.
f. Memilih dan menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai.
g. Melaksanakan roleplay sebagai Kepala Ruang (KaRu), Primary Nurse dan
Associate Nurse secara bergantian selama satu hari.
h. Melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan rencana kegiatan yang telah
disusun.

3
D. Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data di Ruang Rawat Inap Melati II RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro
Klaten dalam rangka identifikasi masalah dilakukan dengan metode:
1. Observasi, dilakukan untuk mengumpulkan data tentang kondisi fisik,
keadaan inventaris ruangan, proses pelayanan dan asuhan keperawatan yang
berlangsung di Ruang Rawat Inap Melati II RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.
2. Wawancara, dilakukan dengan Kepala Ruang, primary nurse, associate
nurse, staff perawatan lain untuk mengumpulkan data tentang pelaksanaan
manajemen ruangan, proses pelayanan dan asuhan keperawatan.
3. Studi dokumentasi, dilakukan untuk mengetahui standar yang diberlakukan
di ruangan, dokumentasi proses keperawatan, dan daftar inventaris ruangan.
4. Kuesioner, digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh melalui
observasi maupun wawancara mendalam.
5. Dalam melakukan pengumpulan data juga menggunakan instrumen yang
digunakan pada praktek manajemen keperawatan dalam pelaksanaan MPKP.

E. Kategori Penilaian
Setelah masing-masing data didapatkan kemudian akan diberi penilaian dengan
menggunakan presentase lalu ditafsirkan dengan kalimat-kalimat kualitatif yaitu:
1. 20,00% - 36,00% (Tidak Baik)
2. 36,01% - 52,00% (Kurang Baik)
3. 52,01% - 68,00% (Cukup)
4. 68,01% - 84,00% (Baik)
5. 84,01% - 100% (Sangat Baik) ,
Narimawati (2007).

F. Peserta Praktik
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners STIKES Muhammadiyah Klaten
dengan anggota :
1. Bella Ayu Kumala Subiakni, S.Kep (1901004)
2. Candra Meifa Dwi Hasta Rini , S.Kep (1901005)
3. Danang Wiro kusumo, S.Kep (1901006)
4. Desi Ratnadilla, S.Kep (1901007)
5. Diah Ayu Nawang Wulan, S.Kep (1901008)
4
6. Dwi Wibowo, S.Kep (1901012)
7. Ervina Setyowati, S.Kep (1901015)
8. Nimas Ayu Aprili, S.Kep (1901029)

5
BAB II
HASIL KAJIAN

A. Profil Dan Gambaran umum


1. Gambaran umum RSUP DR. Soeradji Tirtonegoro Klaten
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Soeradji Tirtonegoro Berdiri pada
tanggal 20 Desember 1927 dengan nama Dr Scheurer Hospital. Setelah Indonesia
merdeka pada tahun 1945 menjadi Rumah Sakit Umum Tegalyoso Klaten. Pada
tanggal 5 Maret 1946 di RSU Tegalyoso Klaten dibuka perguruan Tinggi Kedokteran
bagian Pre-Klinik yang kemudian menjadi cikal bakal Fakultas Kedokteran UGM di
Yogyakarta.Mulai Tahun 1954 dikelola oleh Departemen Kesehatan RI dan disebut
sebagai Rumah Sakit Umum Pusat Tegalyoso Klaten. Berdasarkan SK Menteri
Kesehatan RI No. 1442 A/ Menkes/ SK/ XII/ 1997 tertanggal 20 Desember 1997
nama RSUP Tegalyosoberganti nama menjadi RSUP Dr. SOERADJI
TIRTONEGORO.
RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten merupakan rumah sakit tipe A
pendidikan, tahun 2016 diresertifikasi sebagai RS Pendidikan (Utama). RSUP Dr.
Soeradji Tirtonegoro Klaten memiliki kapasitas 410 tempat tidur. Dalam pemberian
asuhan keperawatan, rumah sakit memiliki 428 perawat dengan alokasi 2 perawat
lulusan S2 Keperawatan , 89 perawat merupakan lulusan S1-Keperawatan Ners, 337
perawat lulusan D3 Keperawatan.
Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan, RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro
Klaten memiliki visi dan misi yaitu:
a. Visi
Menjadi rumah sakit rujukan nasional yang ramah lansia pada tahun 2019
b. Misi
1) Melengkapi sarana dan prasarana secara bertahap. Menyelenggarakan dan
mengembangkan pelayanan kesehatan paripurna, berkualitas dan terjangkau
sesuai Iptek dokkes.
2) Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, dan Penelitian yang berkualitas.
3) Mewujudkan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Kepuasan
Stakeholder.
4) Meningkatkan kesejahteraan dan jenjang karir karyawan.
6
c. Motto
Selain visi dan misi, RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten juga mempunyai
motto: “Bersih, Nyaman, Akurat”

2. Gambaran Umum Ruang Melati II RSUP DR. Soeradji Tirtonegoro Klaten


Ruang Melati II merupakan bagian dari ruang rawat inap di Rumah Sakit
Umum Pusat dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Ruang ini memberikan pelayanan
kepada klien dewasa dengan penyakit dalam, akan tetapi juga menerima pasien
rujukan dari luar untuk penyakit selain penyakit dalam jika ruangan yang ada di
Rumah Sakit tersebut sedang penuh. Ruang Melati II merupakan ruang rawat
inapkelas III baik yang pembayaran dengan pembayaran umum maupun BPJS, PBI
dan Non PBI.
Ruang Melati II memberikan suatu pelayanan asuhan keperawatan dewasa
yang dipimpin oleh seorang Kepala Ruang, 3 orang Primary Nurse, 13 orang
Assosiate Nurse dan 1 orang tenaga administrasi serta 2 pramuhusada. Ruang Melati II
mempunyai kapasitas 7 ruang dengan 32 tempat tidur, dimana 1 ruangan ada 2 tempat
tidur untuk pasien dengan penyakit imunocompromais yang menular. Kriteria dari
penyakit immunocompromais sendiri, yaitu pasien yang mengalami penurunan fungsi
sistem imun.

Gambar 1
Denah Ruangan Melati II RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
7
U

Ruang VII Ruang VI Ruang V Ruang IV

KM KM KM KM

Jalur Evakuasi
RAM RAM

Tangga
KM Ruang Konsultasi
Jalur Evakuasi Spool
Hook KM

Ruang Obat
GPL + Mushola
APAR
Ruang Ganti

Jalur Evakuasi

U Lift
Dapur
Lift Ners Station
Ruang
Tunggu
Berdasarkan gambar diatas Ruang Melati II terdiri dari 7 ruangan pasien, dari 6 ruangan Keluarga
Pasien
tersebut setiap ruang ada 5 tempat tidur dan 1 ruangan ada 2 tempat tidur yaitu ruangan
isolasi untuk pasien dengan penyakit dengan immunocommpromais untuk penyakit yang
menular. Setiap ruangan pasien memiliki 1 kamar mandi. Struktur organisasi di Ruang Melati
II RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro dapat dilihat dalam bagan sebagai berikut :

Gambar 2
Struktur Organisasi Ruang Melati II RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Kepala Instalasi Rawat Inap


Ruang Melati
Dewi Susilowati, S.Kep.,
Ns.

PJ ruang Melati II
Sarjiman, S.Kep., Ns.

Administrasi
8 Tri Yuliyanto
Primary Nurse TIM II
Primary Nurse TIM I Eny Purwaningsih, S.Kep., Primary Nurse TIM III
Susminingsih, AMK Ns. Kusnan, S.Kep., Ns.

Assosiate Nurse TIM I Assosiate Nurse TIM II Assosiate Nurse TIM III

Indria Dwi Utami, AMK Deo Anung Permana, AMK Eko Sari Wahyu A, AMK

Nindi Kusdianti, AMK Kuswanti, AMK Setiasih Candraningrum, AMK

Erwin Tusiani, AMK Susanti, AMK Kartini, AMK

Donny Kuncoro, S.Kep.,Ns Luluk Dwi Safari, AMK Intan Wahyu S, AMK

Ida Sukowati, AMK

Pramu Husada I Pramu Husada II


Purwadi Nuri Hidayat Aries Joko Suleman

Analisa:
Bagan organisasi Ruang Melati II sebagian masih belum sesuai dengan kondisi terkini,
masih ada foto karyawan lama yang terpasang di struktur organisasi dan foto karyawan baru
di ruang Melati belum tercantum dalam struktur organisasi karena belum pindah ke ruangan
yang baru. Berdasarkan Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat DR.Soeradji
Tirtonegoro Nomor KP.02.03/II.1.2/3299/2020 tentang pengalihan tugas tenaga keperawatan
dan kebidanan RSUP DR.Soeradji Tirtonegoro perawat yang akan dipindahkan ke ruangan
lain yaitu Eny Purwaningsih.,S.Kep.,Ns pindah ke Ruang Melati IV, Kuswanti.,AMK pindah
ke Ruang Aster, Luluk Dwi Safari., AMK pindah ke ruang Dahlia V, Donny
Kuncoro.,S.Kep.,Ns pindah ke HCU. Kemudian akan digantikan oleh Sri Setiti.,S.Kep.,Ns
sebagai primary nurse Tim II, Farida Harmi Astuti.,AMK pada Tim I sebagai Associate
Nurse, Erma Novita Risti., AMK pada TIM II sebagai Associate Nurse, Astutik
Irjayanti.,AMK sebagai Associate Nurse TIM II.

B. Unsur Input
1. Man
9
a. Pasien
1) Kajian Teori
Pasien merupakan pelanggan layanan kesehatan, tetapi pasien dalam hal ini
hanya merupakan salah satu jenis pelanggan. Pelanggan layanan kesehatan
merupakan semua orang yang sehari-harinya melakukan kontak dengan layanan
kesehatan (Pohan, 2015).
Undang Undang tentang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 pasal 1 yang
menyatakan bahwa pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi
masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan,
baik secara langsung maupun tidak langsung di Rumah Sakit.
RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten merupakan rumah sakit UPT
Departemen Kesehatan tipe A Pendidikan yang merupakan Pusat Rujukan bagi
masyarakat di wilayah Jawa Tengah serta perbatasan Daerah Istimewa
Yogyakarta.

2) Kajian Data
Ruang Melati II merupakan salah satu ruang rawat inap RSUP Dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten yang melayani perawatan pasien dengan kasus penyakit
dalam dan jantung . Jumlah pasien yang di rawat selama bulan November 2019 -
Januari 2020 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.1
Jumlah Pasien di Ruang Melati IIRSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro
Periode November 2019 – Januari 2020
No Bulan Jumah Pasien Dewasa
1. November 153
2 Desember 156
3 Januari 170
Total 479
Rata-rata Pasien/ bulan 160

10
Sumber : Indikator Kinerja Ruang Rawat Inap RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten

Berdasarkan hasil kajian data yang telah dikumpulkan dan digambarkan pada
tabel 2.3, ditemukan jumlah pasien terbanyak pada bulan Januari 2020 sebanyak
170 pasien. Pasien paling sedikit pada bulan November sebanyak 153 pasien, rata-
rata pasien perbulan November 2019 – Januari 2020 ada 160 pasien. Dari jumlah
tersebut diatas, terdapat sepuluh besar penyakit yang terdapat di ruang Melati II
dari bulan November 2019 – Januari 2020 seperti pada table sebagai berikut
berikut :

Tabel 2.2
Kasus 10 Besar Masalah Di Ruang Melati II
RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Periode November 2019-Januari 2020

No Penyakit Jumlah %
1 CKD 65 23,13%
2 Dispepsia 37 13,17%
3 Abdominal Pain 33 11,74%
4 Anemia 29 10,32%
5 GEA 25 8,90%
6 Febris 23 8,19%
7 Diabetes Mellitus 20 7,12%
8 Hipertensi 19 6,76%
9 Tifoid Fever 19 6,76%
10 Syok Septik 11 3,91%

Sumber : Buku Laporan Bulanan tahun 2019- 2020


Ruang Melati II RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro

Berdasarkan tabel 2.4 penyakit yang paling banyak pada bulan November 2019
sampai dengan Januari 2020 adalah pasien dengan CKD yaitu sebanyak 65 pasien
dengan prosentase 23,13% sedangkan paling sedikit adalah Syok Septik yaitu
sebanyak 11 dengan prosentase 3,91%.

b. Ketenagaan
1) Kuantitas

11
a) Kajian Teori
Ketenagaan merupakan faktor penting dalam input instrumental. Penetapan
jumlah tenaga keperawatan adalah suatu proses membuat perencanaan untuk
menentukan alokasi SDM di ruangan agar pelayanan dan proses managerial
berjalan efektif dan efisien. Beberapa ahli telah mengembangkan beberapa
formula untuk menetapkan jumlah tenaga tersebut. Rumus yang dimaksud
antar lain adalah sebagai berikut :
i. Menurut Gillies (1999)
Kebutuhan tenaga perawat secara kuantitatif dapat dirumuskan dengan
perhitungan sebagai berikut :
Tenaga Perawat = A x B x 365
(365-C) x jam kerja/hari
Ket : A : Jam Perawatan/24 jam
B : (BOR x jumlah TT)
C : Jumlah hari libur (72 hari)
ii. Menurut Depkes (2002)
Klasifikasi kategori asuhan keperawatan menurut Depkes:
(1) Asuhan Keperawatan Minimal:
i. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri.
ii. Makan dan minum dilakukan sendiri.
iii. Ambulasi dengan pengawasan.
iv. Observasi tanda– tanda vital dilakukan tiap shift.
v. Pengobatan minimal, status psikologi stabil
vi. Persiapan pengobatan memerlukan prosedur.
(2) Asuhan Keperawatan Sedang:
i. Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu.
ii. Observasi tanda – tanda vital dilakukan tiap empat jam.
iii. Ambulansi dibantu, pengobatan lebih dari sekali.
(3) Asuhan Keperawatan Agak Berat:
i. Sebagian besar aktivitas dibantu.
ii. Observasi tanda – tanda vital tiap 2 – 4 jam.
iii. Terpasang folley kateter, intake – output dicatat.
iv. Terpasang infus.
v. Pengobatan lebih dari sekali.
12
vi. Persiapan pengobatan memerlukan prosedur.
(4) Asuhan Keperawatan Maksimal:
i. Segala aktivitas dibantu perawat.
ii. Posisi diatur.
iii. Makan memerlukan NGT, terapi intra vena.
iv. Observasi tanda – tanda vital tiap dua jam.
v. Penggunaan suction.
vi. Gelisah/disorientasi.
(5) Perhitungan tenaga perawat berdasarkan:
i. Tingkat ketergantungan pada perawat berdasarkan jenis kasus.
ii. Rata – rata pasien perhari.
iii. Jam perawatan yang diperlukan per hari per pasien.
iv. Jam perawatan yang diperlukan per ruangan per hari.
v. Jam efektif setiap perawat 7 jam/hari

Jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan

Jumlah jam perawatan diruangan/hari


Jam efektif perawat

Faktor koreksi:
Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor
koreksi) dengan hari libur/cuti/hari besar (loss day):

Jumlah hr mgg dlm 1 thn + cuti + hr bsr x jmlh perawat


tersedia
Jumlah hari kerja efektif

Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non


keperawatan (tenaga administrasi) seperti contohnya membuat perincian
pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat-alat makan dll
diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan :

Jumlah tenaga keperawatan + loss day x 25%


100

Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan :Tenaga yang


13
tersedia + faktor koreks
2) Kajian Data
a) Berdasarkan formula Gillies
Menurut Gillies (1999) perhitungan kebutuhan tenaga perawat untuk
ruang Melati II dengan BOR 92% (November-Februari 2020) dengan
ketentuan :
1) Jam perawatan efektif untuk bangsal Melati II adalah 7 jam/hari
2) Libur hari minggu 48 hari
3) Cuti tahunan 12 hari
4) Libur nasional 12 hari
5) Sehingga keseluruhan hari libur 72 hari

BOR Ruang Rawat Melati II Selama 1 tahun terakhir


BOR = jumlah hari perawatan x 100 %
TT x jumlah hari kerja
= 909x 100%
32 x 31
= 909 x 100%
992
= 91,63%

LOS=Lama hari perawatanx100%


Jumlah pasien keluar hidup atau mati

= 970 x 100%
170
= 5,51 %

TOI= (jumlah tempat tidur x jumlah hari kerja –Hari Perawatan


jumlah pasien keluar hidup atau mati

= (32 x 31) - 909


176
14
= 992 - 909
176

= 83
176
= 0,47

BTO = jumlah pasien keluar hidup atau mati


Jumlah tempat tidur

= 176
32
= 5,5

Tenaga Perawat =3,4x 29,44 x 365


(365 – 72 ) x 7

= 36,535
2,051

= 17,81
= 18 orang
Sehingga hasil tersebut belum termasuk kepala ruang. Jadi kebutuhan
tenaga perawat menurut Gillies yakni 18 orang perawat.

b) Menurut DepKes (2002)


Menurut Depkes 2002 tenaga perawat yang dibutuhkan di ruang Melati II.
BOR 92 %, jumlah TT = 32, rata-rata jumlah pasien per hari 4 orang.
Tingkat ketergantungan pasien :
Minimal = 6 orang
Sedang = 5 orang
15
Agak berat = 4 pasien
Maksimal = 3 pasien
Dihitung berdasarkan rumus Depkes :
Askep minimal : 6 x 2 jam = 12
Askep sedang : 5 x 3,08 jam = 15,4
Askep agak berat : 4x 4,14 jam = 16,56
Askep maksimal : 3 x 6.16 jam = 18,48
Jumlah : 18 pasien = 62,44
A = ( rata-rata jml pasien/hari x rata-rata jml jam perawatan pasien/24 jam)
Jumlah efektif perawat

A= 62,44 = 8,92
7

Jumlah Tenaga Keperawatan yang libur


B= 72 x 8,92
365-72
= 642,24 = 2,19
293

Tugas non Keperawatan


C = ( A + B ) x 25%
= (8,92+ 2,19) x 25%
= 9,46
Jumlah Tugas Keperawatan
A + B + C =8,92 + 2,19 + 9,46 = 20,57 + 1 Karu = 21,57
Menurut DepKes jumlah tenaga yang dibutuhkan di Ruang Melati
IIadalah 21 + 1 Karu = 22 orang

Tabel 2.3
Hasil Perhitungan Tenaga Perawat Di Ruang Melati II
RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
Tenaga yang Jumlah yang
Teori Keterangan
dibutuhkan tersedia
16
Gillies 18 17 <1
Depkes 22 17 <5
Sumber : Data Primer Ruang Melati II 2020

Analisa data
Berdasarkan perhitungan tenaga perawat dengan perhitungan Gillies di
Ruang Melati II kurang 1 orang perawat, DepKes kurang 5 orang perawat.
Adapun jumlah tenaga perawat yang ada adalah 17 perawat sehingga di ruang
Melati II mengalami kekurangan tenaga dengan BOR 92%.
1) Kajian Teori
Kualitas pelayanan merupakan tipe pengawasan yang berhubungan
dengan kegiatan yang dipantau atau diatur dalam pelayanan berdasarkan
kebutuhan atau pandangan konsumen. Dalam keperawatan tujuan kualitas
pelayanan adalah untuk memastikan bahwa jasa atau produk pelayanan
keperawatan yang dihasilkan sesuai dengan standar atau keinginan/kebutuhan
pasien (Nursalam, 2002).
Salah satu indikator keberhasilan rumah sakit dalam memberikan
pelayanan kesehatan adalah ditentukan oleh pemberian asuhan keperawatan
yang berkualitas. Asuhan keperawatan yang berkualitas memerlukan SDM
yang sesuai.
Menurut Djojobroto (1997) konsep pengembangan SDM yang disebut
Human Resource Development atau HRD mempunyai tiga program yaitu:
a) Training, yaitu aktivitas dimana proses belajar diarahkan kepada
pekerjaan saat ini
b) Education, yaitu aktivitas dimana proses belajar diarahkan kepada
pekerjaan yang akan datang.
c) Development, aktivitas dimana proses belajar tidak diarahkan kepada
pekerjaan pegawai yang bersangkutan secara langsung

2) Kajian Data
Kualifikasi tenaga perawat berdasarkan tingkat pendidikan dan
pelatihan yang diikuti terdapat pada tabel berikut :

Tabel 2.4

17
Distribusi Perawat Berdasarkan Pendidikan dan Pelatihan
Di Ruang Melati II RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
No Nama Perawat Pendidikan Pendidikan Informal
Formal
1 Sarjiman., S.Kep.,Ns S1 Ners Seminar Update Wound Care
Based on Evidence Thn 2015,
Seminar Pengelolaan
Manjemen Nyeri Thn 2015,
Seminar Sosialisasi UU No. 38
Tahun 2014 Tentang
Keperawatan dan Implikasinya
Terhadap Peningkatan
Pelayanan Praktik Mandiri Thn
2015, Seminar Bagi Agen
Perubahan dalam Rangka
Mewujudkan WBK/WBBM
Thn 2017, Seminar Pentingnya
Penelitian Bagi Meningkatkan
Mutu Asuhan Keperawatan Thn
2017, Seminar Deteksi
Kegawatan Pasien dengan
Early Warning System (EWSS)
Sesuai Standar Akreditasi
Rumah Sakit Thn 2018,
Seminar Internasional
Worldwide Stop Pressure Ulcer
(Injury) Thn 2018, Seminar
Nursing Leadership and Health
Care Management Thn 2019,
Pelatihan Perseptorship Thn
2016, Pelatihan HPK, Informed
Consent dan Second Opinion
Thn 2018, Pelatihan Pearwatan
Pasien dengan Kemoterapi Thn

18
2018, Pelatihan Metode
Pengajaran dan Pembelajaran
Klinik Bagi Perceptor/Mentor
Pendidikan Profeasi Ners
Poltekes Kemenkes Yogyakarta
Thn 2018
2 Susminingsih.,AMK D3 Keperawatan Seminar Aplikasi Baby Spa
pada Bayi Thn 2016, Seminar
Penatalaksanaan Keperawatan
Dengue Hemoragic Fever Thn
2016, Seminar Nursing Update
Cardiac Arrest Management
Thn 2016 ,Seminar Wound
Care Update Clinical
Application dan Nursepreuner
Thn 2016 , Seminar Bagi Agen
Perubahan dalam Rangka
Mewujudkan WBK/WBBM
Thn 2017, Seminar Update of
Lung Cancer Thn 2018,
Seminar Update Peran,
Kompetensi Perawat dalam
Managemen Kegawatan dan
Bnecana Thn 2018, Seminar
Deteksi Kegawatan Pasien
dengan Early Warning System
(EWSS) Sesuai Standar
Akreditasi Rumah Sakit Thn
2018, Workshop EWSS Thn
2018, Pelatihan Komunikasi
Efektif Bagi PPA Thn 2018
3 Indria Dwi D3 Keperawatan Seminar Sosialisasi UU No. 38
Utami.,AMK Tahun 2014 Tentang
Keperawatan dan Implikasinya

19
Terhadap Peningkatan
Pelayanan Praktik Mandiri Thn
2015, Seminar Peluang Besar
dan Tantangan Praktik Mandiri
Keperawatan (Home Care) Thn
2016, Seminar Pain
Management for Injury Thn
2016, Seminar Lift Moving
Safety Thn 2016, Seminar
Update Penatalaksanaan
Compartemen Syndrom Thn
2016, Seminar Hipertensi :
Perawatan Komplikasi terapi
Komplementer Thn 2016,
Seminar Medical Education
Transportation Pediatric and
Adult in Disaster Nursing
Mangement Thn 2018, Seminar
Skill Basic Emergency
Evacuation and Medical Air
Ambulation Tecniques for
Nurse in Disaster Nursing
Management Thn 2018,
Seminar Update Management
Cardiac Arrest Thn 2017,
Seminar Deteksi Kegawatan
Pasien dengan Early Warning
System (EWSS) Sesuai Standar
Akreditasi Rumah Sakit Thn
2018, In House Training Basic
Life Support, In House Training
Patient Savety, In House
Training Kesehatan dan
Keselamatan Kerja, In House
20
Training Service Excellent, In
House Training Basic Trauma
Cardiac Life Support
4 Nindi Kusdianti.,AMK D3 Keperawatan Seminar Sosialisasi UU No. 38
Tahun 2014 Tentang
Keperawatan dan Implikasinya
Terhadap Peningkatan
Pelayanan Praktik Mandiri Thn
2015, Terapi Aplikasi
Kombinasi Hypnoterapi, Neuro
Llinguistik dan Penggunaan
Akunpuntur Pada Mnajemen
Nyeri Thn 2016, Seminar
Nasional meningkatkan
Profesionalisme dengan System
Kredensial dan Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan
(PKB) Thn 2016, Seminar
Nursing Update Cardiac Arrest
Management Thn 2016,
Seminar Hipertensi : Perawatan
Komplikasi terapi
Komplementer Thn 2016,
Seminar deteksi Dini kegawatan
Maternal Thn 2016, Seminar
Update Cardiac Arrest
Management Thn 2017,
Seminar Khitan Modern
dengan Metode Alis Klamp,
Supering Milenia, Stappler, dan
Lem Thn 2019
5 Erwin Tusiani.,AMK D3 Keperawatan Seminar Sosialisasi UU No. 38
Tahun 2014 Tentang
Keperawatan dan Implikasinya

21
Terhadap Peningkatan
Pelayanan Praktik Mandiri Thn
2015,Seminar Aplikasi Baby
Spa pada Bayi Thn 2016,
Seminar Nursing Update
Cardiac Arrest Management
Thn 2016, Seminar Update
Manajemen Cardiac Arrest dan
Penggunaan Terapi Defribilasi
Serta Interprestasi EKG Thn
2016, Seminar Model
Implementasi Integrasi dan
Mangement Sepsis Thn 2016,
Seminar Peluang Besar dan
Tantangan Praktik Mandiri
Keperawatan (Home Care) Thn
2016, Seminar Pain
Management for Injury Thn
2016, Terapi Aplikasi
Kombinasi Hypnoterapi, Neuro
Llinguistik dan Penggunaan
Akunpuntur Pada Mnajemen
Nyeri Thn 2016, Seminar Peran
kolaborasi Tenaga Kesehatan
dalam Manajemen Stroke Thn
2016, Seminar Update
Guidlines Nursing and
Nutrition Management of
Pressure Ulcer "Ostomy and
Incontinentia" Thn 2017,
Seminar Deteksi Kegawatan
Pasien dengan Early Warning
System (EWSS) Sesuai Standar
Akreditasi Rumah Sakit Thn
22
2018, Workshop Terapi
Aplikasi Kombinasi
Hypnoterapi, Neuro Llinguistik
dan Penggunaan Akunpuntur
Pada Mnajemen Nyeri Thn
2016, Workshop Peluang Besar
dan Tantangan Praktik Mandiri
Keperawatan (Home Care) Thn
2016, Workshop Aplikasi Baby
Spa pada Bayi Thn 2016,
Workshop Cardio Pulmonary
Resusitation (CPR) And Code
Blue Thn 2016
6 Donny S1 Ners Seminar Holistic Approach on
Kuncoro.,S.Kep.,Ns Disaster Management for a
Sustainable Future Thn 2017,
Seminar To Be A Reliable
Nursing in Disaster Risk
Management Thn 2017,
Seminar Deteksi Kegawatan
Pasien dengan Early Warning
System (EWSS) Sesuai Standar
Akreditasi Rumah Sakit Thn
2018, Seminar Internasional
Worldwide Stop Pressure Ulcer
(Injury) Thn 2018, Seminar
Fluid and Electrolyte Balance
Thn 2019, Seminar Nursing
Leadership and Health Care
Management Thn 2019,
Seminar Internasional
Worldwide Stop Amputation
Thn 2019, Workshop
Manajemen Gagal Napas dan

23
Penggunaan Ventilator Thn
2018, Workshop Getting Best
Evidence and Experience
Clinical Practice for
Prevention Pressure Injury Thn
2018, Workshop The Co
petidium of Woud Care
Dressing in Indonesia Thn
2019, Pelatihan Basic Life
Support Thn 2016, Pelatihan
Basic Cardiovasculer Life
Support Thn 2016, Pelatihan
Basic Trauma Life Support Thn
2016, Pelatihan Kerja Intensive
Care Unit Thn 2017, In House
Training Basic Life Support
Thn 2018, In House Training
Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi Rumah Sakit Thn 2018,
In House Training Patient
Savety Thn 2018, In House
Training Kesehatan dan
Keselamatan Kerja Thn 2018,
In House Training Service
Excellent Thn 2018, In House
Training Pembangan Zona
Integritas Menuju WBK dan
WBBM Thn 2018, In House
Training Simulasi Penggunaan
Alat Pemadam Api Ringan
(APAR) dan Hidran Thn 2018
7 Enny S1 Ners Seminar Terapi Aplikasi
Purwaningsih.,S.Kep.,N Kombinasi Hypnoterapi, Neuro
s Llinguistik dan Penggunaan

24
Akunpuntur Pada Mnajemen
Nyeri Thn 2016, Seminar Post
Disaster Recontruction In
Klaten Thn 2016, Seminar
Nursing Update Cardiac Arrest
Management Thn 2016,
Seminar Management Cardiac
Arrest Thn 2017, Seminar
Posisi, Peran dan Jenjang Karir
Lulusan Pendidikan Vokasi
Kesehatan Thn 2017, Seminar
Penatalaksanaan Keperawatan
Pada Pasien Hemodialisa dan
Persiapan Re-STR 2017 Thn
2017, Seminar Update
Guidlines Nursing and Nutrition
Management of Pressure Ulcer
"Ostomy and Incontinentia"
Thn 2017, Seminar Holistic
Approach on Disaster
Managemen for a Sustainable
Future Thn 2017, Workshop
Cardio Pulmonary Resusitation
(CPR) And Code Blue Thn
2016
8 Dea Anung D3 Keperawatan Seminar CPR dan Simulasi
Permana.,AMK Code Biru Thn 2016, Seminar
Nursing Update Cardiac Arrest
Management Thn 2016, Terapi
Aplikasi Kombinasi
Hypnoterapi, Neuro Llinguistik
dan Penggunaan Akunpuntur
Pada Manajemen Nyeri Thn
2016, Seminar Update

25
Manajemen Cardiac Arrest dan
Penggunaan Terapi Defribilasi
Serta Interprestasi EKG Thn
2016, Seminar Peluang Besar
dan Tantangan Praktik Mandiri
Keperawatan (Home Care) Thn
2016, Seminar Pain Mangement
for Injury Thn 2016, Seminar
Update Penatalaksanaan
Compartemen Syndrom Thn
2016, Seminar Life Moving
Safety Thn 2016, Seminar
Penatalaksannan Intensi pada
Cardiovasculer Thn 2017,
Seminar Interprestasi EKG
Dasar pada Cardiovaskuler Thn
2017, Seminar Stoma Sitting
Pre-Operative Thn 2017,
Seminar Upsate Guideline
Nursing Nutritition
Management of Presuure Ulcer
Thn 2017, Seminar
Coloprotology an Nursing
Paliative Care Cancer Thn
2017, Seminar Diabetic Foot
Spa Thn 2017, Seminar Aestetic
Skin Care and Andjuctive
Treatmen Wouncare Thn 2017,
Seminar Internasional
Worlwide Stop Presure Ulcer
Thn 2018
9 Kuswanti.,AMK D3 Keperawatan Seminar Update Manajemen
Cardiac Arrest dan Penggunaan
Terapi Defribilasi Serta

26
Interprestasi EKG Thn
2016,Terapi Aplikasi
Kombinasi Hypnoterapi, Neuro
Llinguistik dan Penggunaan
Akunpuntur Pada Mnajemen
Nyeri Thn 2016, Seminar
Manajemen Keperawatan
Diabetes Militus Ketoasidosis
Diabetika (KAD) Thn 2016,
Seminar Nursing Update
Cardiac Arrest Management
Thn 2016, Seminar Pain
Mangement for Injury Thn
2016, Seminar Management
Cardiac Arrest Thn 2017,
Workshop Cardio Pulmonary
Resusitation (CPR) And Code
Blue Thn 2016.
10 Susanti.,S.Kep.,Ns S1 Ners Seminar Nursing Update
Cardiac Arrest Management
Thn 2016,Seminar Peluang
Besar dan Tantangan Praktik
Mandiri Keperawatan (Home
Care) Thn 2016,
Seminar Penatalaksanaan
Intensive pada Kasus
Kardiovaskuler Thn 2016
Seminar Wound Management A
Practical Guide Thn 2017,
Seminar Deteksi Kegawatan
Pasien dengan Early Warning
System (EWSS) Sesuai Standar
Akreditasi Rumah Sakit Thn
2018, Seminar & Workshop

27
"Penyusunan Pedoman
Implementasi Kode Etik
Keperawatan Thn 2016,
Seminar Pain Management for
Injury Thn 2016, Pentingnya
penelitian bagi peningkatan
mutu asuhan keperawatan. Thn
2017, Seminar & Workshop:
Peningkatan Kualitas Pelayanan
Keperawatan Thalassemia"
2017, Workshop The Co
petidium of Woud Care
Dressing in Indonesia Thn
2019.
11 Luluk Dwi D3 Keperawatan Seminar Deteksi Kegawatan
Safari.,AMK Pasien dengan Early Warning
System (EWSS) Sesuai Standar
Akreditasi Rumah Sakit Thn
2018, Seminar Trauma
Emergency Thn 2018, Seminar
Penatalaksanaan kardiogenik
Syok dan Aplikasi EWSS di
Area Klinis Thn 2018, Seminar
Fluid and Electrolyte Balance
Thn 2019
12 Kusnan.,S.Kep.,Ns S1 Ners Seminar Pengelolaan
Manjemen Nyeri Thn 2019,
Seminar Pencegahan dan
Pengendalian Resistensi Anti
Mikroba Thn 2017, Seminar
Strengthen Clinical Information
System for Improving Chroni
an Community Care Thn 2018,
Seminar Deteksi Kegawatan

28
Pasien dengan Early Warning
System (EWSS) Sesuai Standar
Akreditasi Rumah Sakit Thn
2018, Pelatihan Komunikasi
dan Informasi Bagi Petugas
Pelayanan Pasien Thn 2015,
Training of Instruktur :
Pembimbing Klinik Thn 2015,
Pelatihan Dasar PPI Thn 2016,
Pelatihan Perseptorship Thn
2016, Pelatihan Perseptorship
Thn 2017, Pelatihan Metode
Pengajaran dan Pembelajaran
Klinik Bagi Perceptor/Mentor
Pendidikan Profeasi Ners
Poltekes Kemenkes Yogyakarta
Thn 2018, Pelatihan HPK,
Informed Consen dan Second
Opinion 2018, Workshop
Teknik Aseptik Thn 2018.
13 Ekasari Wahyu D3 Keperawatan Seminar Sosialisasi UU No. 38
A.,AMK Tahun 2014 Tentang
Keperawatan danImplikasinya
Terhadap Peningkatan
Pelayanan Praktik Mandiri Thn
2015,
Seminar tatalaksana Terkini
Diabetic Foot Ulcer Thn 2016,
Seminar Nursing Update
Cardiac Arrest Management
Thn 2016, Terapi Aplikasi
Kombinasi Hypnoterapi, Neuro
Llinguistik dan Penggunaan
Akunpuntur Pada Mnajemen

29
Nyeri Thn 2016, Seminar
Model Implementasi Integrasi
dan Mangement Sepsis Thn
2016, Seminar Pain Mangement
for Injury Thn 2016, Seminar
Manajemen Keperawatan
Diabetes Militus Ketoasidosis
Diabetika (KAD) Thn 2016,
Seminar Peluang Besar dan
Tantangan Praktik Mandiri
Keperawatan (Home Care) Thn
2016, Seminar Update
Guidlines Nursing and Nutrition
Management of Pressure Ulcer
"Ostomy and Incontinentia"
Thn 2017, Workshop Stoma
Sitting Pre-Operative Thn 2016,
Worshop Cardio Pulmonary
Resusitation (CPR) And Code
Blue Thn 2016, Workshop
Terapi Aplikasi Kombinasi
Hypnoterapi, Neuro Llinguistik
dan Penggunaan Akunpuntur
Pada Mnajemen Nyeri Thn
2016

14 Setiasih D3 Keperawatan Seminar Nursing Update


Candraningrum.,AMK Cardiac Arrest Management
Thn 2016, Seminar Update
Penatalaksanaan Compartemen
Syndrom Thn 2016, Seminar
Peluang Besar dan Tantangan
Praktik Mandiri Keperawatan
(Home Care) Thn 2016,

30
Seminar Penatalaksanaan
Intensive pada Kasus
Kardiovaskuler Thn 2016,
Seminar Wound Management A
Practical Guide Thn 2017,
Seminar Deteksi Kegawatan
Pasien dengan Early Warning
System (EWSS) Sesuai Standar
Akreditasi Rumah Sakit Thn
2018, Seminar Traumatic
Emergency Thn 2018
15 Kartini.,AMK D3 Keperawatan Seminar Kesehatan Nasional
Colorprotology an Stoma Care
Uptodate : Kampanye pita Biru
untuk Sahabat Stoma Thn 2015,
Seminar Sosialisasi UU No. 38
Tahun 2014 Tentang
Keperawatan dan Implikasinya
Terhadap Peningkatan
Pelayanan Praktik Mandiri Thn
2015, Seminar Nasional
Penatalaksanaan Nyeri Pasien
Thn 2015, Seminar
Management Cardiac Arrest
with Simulation Basic Cardiac
Life Support Thn 2015,
Seminar Kesehatan dan Temu
Pakar Mengenal Kanker Antara
Mitos dan Fakta Thn 2015,
Seminar Young generation
With No More HIV Thn 2015,
Seminar Kesehatan Jiwa Update
Penanganan Kegawatan
Psikiatri Thn 2015, Seminar

31
Nasional Deteksi Dini Kanker
Servik dan Senam Miss V Post
Partum treatment Thn 2015,
Seminar Nursing Update
Cardiac Arrest Management
Thn 2016, Seminar Terapi
Aplikasi Kombinasi
Hypnoterapi, Neuro Llinguistik
dan Penggunaan Akunpuntur
Pada Mnajemen Nyeri Thn
2016, Seminar Nasional
Kredensial dan Sitem Jenjang
Karir Pearawat sebagai Upaya
Strategi Peningkatan Mutu
Pelayanan Keperawatan Thn
2016, Seminar Penerapan
Massage Abdominal dalam
Perawatan Thn 2016, Seminar
Update Manajemen Cardiac
Arrest dan Penggunaan Terapi
Defribilasi Serta Interprestasi
EKG Thn 2016, Seminar Pain
Management for Injury Thn
2016, Seminar Peluang Besar
dan Tantangan Praktik Mandiri
Keperawatan (Home Care) Thn
2016, Seminar Keperawatan
Modern Woun Care Thn 2017,
Seminar Nursing Leadership
and Healt Care Management
Thn 2019, Workshop Teknik
Massage Abdominal dalam
Keperawatan Thn 2016,
Worshop Cardio Pulmonary
32
Resusitation (CPR) And Code
Blue Thn 2016, Pelatihan
Perawatan Stoma Terkini Thn
2015
16. Intan Wahyu D3 Keperawatan Seminar Update Manajemen
S.,Amd.,Kep Cardiac Arrest dan Penggunaan
Terapi Defribilasi Serta
Interprestasi EKG Thn 2016,
Seminar Update
Penatalaksanaan Compartemen
Syndrom Thn 2016, Seminar
Penatalaksanaan Intensive pada
Kasus Kardiovaskuler Thn
2016, Seminar Rahasia
Penggunaan Herbal dan
Pengaturan Diit Dalam
Percepatan Penyembuhan Luka
Ibu Post Partum Thn 2016,
Seminar Update Guideline
Nursing Nutritition
Management of Presuure Ulcer
Thn 2017, Seminar Update
Management Trauma Cardiac
Arrest Thn 2016, Seminar
Update Guidlines Nursing and
Nutrition Management of
Pressure Ulcer "Ostomy and
Incontinentia" Thn 2017,
Seminar Wound Management A
Practical Guide Thn 2017,
Seminar Internasional
Worldwide Stop Pressure Ulcer
(Injury) Thn 2018, Workshop
Penggunaan Herbal dan

33
Pengaturan Diit Dalam
Percepatan Penyembuhan Luka
Ibu Post Partum Thn 2016,
WorkShop CPR dan Simulasi
Code Biru Thn 2016, Workshop
Interprestasi EKG Dasar pada
Kardiovaskuler Thn 2016,
Seminar Lift Moving Safety
Thn 2016, Workshop Stoma
Sitting Pre Operative Thn 2017,
Workshop Ankle Brakial Indeks
Pressure Thn 2017, Pelatihan
Basic Surgical Scrub Nurse Thn
2015, Pelatihan Nursing
Disaster Management Thn
2015, PPGD Thn 2015
17 Ida Sukowati.,AMK D3 Keperawatan Seminar Sosialisasi UU No 38
Tahun 2014 Tentang
Keperawatan Dan Implikasinya
Terhadap Peningkatan
Pelayanan Kesehatab Serta
Penyelengaraan Praktik Mandiri
Perawat Thn 2017,
Penatalaksanaan Pasien CMV
Thn 2018, Penatalaksanaan
Pasien Cardiac Arest Thn 2018,
Penanggulangan Pasien
Tuberkulosis Thn 2018,
Pelatihan PPGD Thn 2018
Sumber: Buku Daftar Pelatihan Ruang Melati II RSUP Dr. Soeradji Tortonegoro Klaten

Kajian Data
Berdasarkan data diatas, kualitas tenaga keperawatan Ruang Melati II dengan
latar belakang pendidikan S1 Keperawatan Ners (5 orang) dan D3 Keperawatan

34
(12 orang). Kepala ruang Melati II merupakan lulusan S1 Keperawatan Ners serta
tenaga non medis dengan lulusan SLTA ( 2 orang).Perbandingan antara perawat
dengan pendidikan S1 Keperawatan dan D3 Keperawatan adalah 29,4% dan
70,6%.
Dari data diatas dapat dilihat bahwa pelatihan yang dimiliki perawat ruang
Melati II belum cukup mendapatkan pelatihan terkait dengan asuhan keperawatan
penyakit dalam, sehingga perawat belum bisa melaksanakan standar asuhan
keperawatan yang sesuai dengan 10 besar penyakit yang ada di Melati II terutama
pelatihan tentang syok septik, sehingga diharapkan perawat Melati II
mendapatkan pelatihan atau CNE mengenai kasus kegawatan dengan syok septik.

2. Metode / Standar / Pedoman / Prosedur Tetap


a. Kajian Teori
1) Standar Asuhan Keperawatan
Standar adalah suatu tingkat kinerja yang secara umum dikenal
sebagai suatu yang dapat diterima, adekuat, memuaskan dan digunakan
sebagai tolok ukur atau titik acuan yang digunakan sebagai pembanding
(Marr dan Biebing, 2001). Nursalam (2002) menyebutkan bahwa
standar merupakan pernyataan yang absah, model yang disusun
berdasarkan wewenang, kebiasaan atau kesepakatan mengenai apa
yang memadai dan sesuai serta diterima dengan layak. Jenis-jenis
standar antara lain :
a) Standar input: tenaga, fasilitas, dana, organisasi, manajemen
kebijakan dan lain-lain.
b) Standar proses: prosedur tindakan pelayanan
c) Standar output: penampilan kinerja, kepuasan
Menurut Donabedian bahwa standar adalah rumusan tentang
penampilan atau nilai yang diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan
dengan parameter yang telh ditetapkan. Berdasarkan clinical practice
guideline standar adalah tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna
yang dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal atau disebut juga
kisaran variasi yang masih dapat diterima.
Suatu ruangan perawatan di dalam sebuah Rumah sakit idealnya
mempunyai prosedur tetap (Protap) tindakan yang berlaku secara resmi
35
dan dipahami dan diterapkan oleh seluruh staf ruangan.
Standar praktek keperawatan adalah norma atau penegasan
tentang mutu pekerajaan seorang prawat yang dianggap baik, tepat dan
benar yang dirumuskan sebagai pedoman pemberian asuhan
keperawatan bedah dan interna dan umum serta sebagai tolak ukur
dalam penilaian penampilan kerja seoarang perawat (Nursalam, 2002).
Menurut Gillies (1994) standar asuhan keperawatan mempunyai 3
tujuan yaitu :
a) Meningkatkan mutu asuhan keperawatan dengan memusatkan
upaya meningkatkan motivasi perawat terhadap pencapaian
tujuan
b) Mengurangi biaya asuhan keperawatan dengan mengurangi
kegiatan asuhan keperawatan yang tidak penting
c) Memberikan landasan untuk menentukan kelalaian
keperawatan dengan mengantisipasi suatu hasil yang tidak
memenuhi srandar asuahan keperawatan serta menentukan
bahwa kegagalan dari perawat untuk memenuhi standar dapat
membahayakan pasien.
Di Indonesia standar keperawatan dipakai sebagai dasar pedoman
dan instrumentasi penerapan standar asuhan keperawatan yang disusun
oleh Depkes tahun 1997, yaitu :

a. Standar I . Pengkajian Perawatan


Pengkajian keperawatan diperoleh dari data anamnesa, observasi yang
paripurna dan lengkap serta dikumpulkan secara terus-menerus tentang
keadaan pasien untuk menentukan asuhan keperawatan sehinga data
keperawatan juga dpat dimanfaatkan semua angggota tim. Data pengkajian
meliputi pengumpulan data,pengelompokan data dan perumusan masalah.
b. Standar II. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data status kesehatan pasien
yang dianalisis dan dibandingkan dengan keadaan pasien. Komponennya
terdiri atas : masalah, penyebab dan gejala (PES), bersifat aktual dan potensial
dan berdasarkan pohon masalah dan dapat ditanggulangi perawat.
c. Standar III. Perencanaan keperawatan
36
Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan,
komponennya terdiri dari prioritas masalah, tujuan dan intervensi
d. Standar IV. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan, bermaksud agar
kebutuhan pasien terpenuhi secara maksimal yang mencakup aspek
peningkatan, pencegahan, pemeliharaan serta pemulihan kesehatan dengan
melibatkan keluarga dan lingkungan yg meliputi komunikasi terapeutik, terapi
individu dan keluarga.
e. Standar V. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodik, sistematis, dan terencana
untuk menilai perkembangan pasien.
f. Standar VI. Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan dilakukan secara individu oleh perawat selama
pasien dirawat inap maupun rawat jalan. Digunakan seabagi informasi,
komunikasi dan laporan, dilakukan setelah tindakan dilakukan sesuai dengan
pelaksanaan proses keperawatan. Setiap mencatat harus mencantumkan inisial
atau paraf/nama perawat, menggunakan standar yang baku dan disimpan sesuai
peratutan yang berlaku.

Standar keperawatan menurut Depkes RI meliputi:


a) Standar Pelayanan Keperawatan (SPK)
b) Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
Suatu ruang perawatan di dalam Rumah Sakit idealnya mempunyai prosedur
tetap yang berlaku secara resmi dan dipahami serta diterapkan oleh seluruh staf
di ruang perawatan.Prosedur tetap dan SAK minimal untuk 10 kasus terbesar
pada ruang perawatan tersebut. Standar diperlukan untuk menentukan mutu,
bagaimana kegiatan-kegiatan akan dikerjakan, dan untuk menilai mutu,
seberapa baik kegiatan-kegiatan dikerjakan.

a. Kajian data
Tabel 2.5
Standar Asuhan Keperawatan
Di Ruang Melati II RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
No Program SAK Keterangan
37
1 Diare Ada
2 Diabetes Mellitus Ada
3 Anemia Ada
4 Anemia Aplastik Ada
5 Cedera Kepala Ada
6 Hernia Ada
7 Epilepsi Ada
8 Stroke Ada
9 Contusio Cerebri Ada
10 DHF Ada
11 Asma Ada
12 CKD Ada
13 Fraktur Ada
14 CHF Ada
15 KAD Ada
16 AMI Ada
17 PPOK Ada
18 Katarak Ada
19 OMSC Ada
20 HIV/AIDS Ada
21 Flu Burung Ada
22 Dyspepsia Ada
23 Cirosis Hepatis Ada
24 BPH Ada
25 Carsinoma Recti Ada
26 Encephalitis Ada
27 Tuberkulosis Paru Ada
28 Bronkitis Kronis Ada
29 Appendicitis Ada
30 Syok Septik Ada
31 IHD Ada
32 Tetanus Ada
33 Hipertensi Ada
34 Trauma Kepala Ada
35 Bronchitis Kronis Ada
36 Gastroenteritis Ada

38
37 Urolitiasis Ada
38 Decompensasi Cordis Ada
39 Hepatitis Ada
40 Thypoid Fever Ada
41 Abdominal Pain Ada

Sumber: Buku SAK Ruang Melati II RSUP DR.Soeradji Tirtonegoro Klaten

Tabel 2.6
Standar Asuhan Keperawatan terkait dengan
Kasus 10 Besar Masalah Di Ruang Melati II
RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Periode November 2019-Januari 2020

No Penyakit Ket.
1 CKD Ada
2 Dispepsia Ada
3 Abdominal Pain Ada
4 Anemia Ada
5 GEA Belum Ada
6 Febris Belum Ada
7 Diabetes Mellitus Ada
8 Hipertensi Ada
9 Tifoid Fever Ada
10 Syok Septik Ada

Sumber: Buku SAK Ruang Melati II RSUP DR.Soeradji Tirtonegoro Klaten

Analisa

Dari data tabel 2.7 dan 2.8 dapat dilihat standar masalah keperawatan 80% sudah
tersedia SAK yang menyangkut 10 besar penyakit yang ada di Ruang Melati II
dan 20% belum tersedia karena masih dalam tahap proses. Dari data yang
ditemukan tersebut diharapkan untuk bisa membuat Standar Asuhan
Keperawatan dari 20% penyakit yang belum tersedia agar perawat dapat
melaksanan asuhan keperawatan sesuai dengan Standar Asuhan
Keperawatannya.

39
Tabel 2.7
Pedoman/Standart/Protab Kebijakan Di Ruang Melati II
RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

No No Dokumen Nama Protap Keterangan


1. OT.02.02/I.2427/2018 Pelaksanaan indentifikasi pasien Baik/sesuai
sebelum tindakan pasif
2. OT.02.02/I.2/433/2018 Pelaksanaan identifikasi pada pasien Baik/sesuai
coma
3. O T.02.02/I.2/646/2019 Identifikasi pasien Baik/sesuai
4. OT.02.02/I.2/644/2018 Identifikasi pasien dengan jenis Baik/sesuai
kelamin yang tidak jelas
5. HK.02.03/II.1/16853/2018 Pencegahan resiko jatuh Baik/sesuai
6. HK.02.03/II.1/16738/2018 Panduan Komunikasi efektif Baik/sesuai
7. HK.02.03/II.1/16739/2018 Ketetapan lokasi, tepat sisi, tepat Baik/sesuai
operasi
8. OT.02.02/I.2/645/2018 Identifikasi pasien rawat jalan Baik/sesuai
9. OT.02.02/I.2441/2018 Pelaksanaan pemberian label pada Baik/sesuai
spesimen untuk pemeriksaan
laboratorium
10. OT.02.02/I.2/444/2018 Pelaksanaan Identifikasi pasien Baik/sesuai
Sebelum Tindakan Diagnostik
11. O T.02.02/I/434/2018 Pelaksanaan identifikasi pasien yang Baik/sesuai
belum diketahui identitasnya
12. OT.02.02/I.2/427/2018 Pelaksanaan Identifikasi Pasien Baik/sesuai
Sebelum Tindakan Invasif
13. OT.02.02/I.2/432/2018 Pelaksanaan Identifikasi Bayi Baru Baik/sesuai
Lahir Rujukan di Luar
14. - Pelaksanaan Identifikasi Pasien Baik/sesuai
Sebelum Prosedur Tindakan
Radiologi
15. OT.02.02.I.2/440/2018 Pelaksanaan Pemberian Label Baik/sesuai
Identitas Pada Wadah ASI
16. OT.02.02/I.2/438/2018 Pelaksanaan Pemasangan Gelang Baik/sesuai
Identitas Pasien
17. OT.02.02/I.2/446/2018 Pelaksanaan Identifikasi Pasien Baik/sesuai

40
Sebelum Tindakan Radioterapi
18. OT.02.02/I.2/442/2018 Pelaksanaan Pemberian Labeling Baik/sesuai
Identitas Pada Cairan Infus dan Obat
Oral maupun Injeksi
19. OT.02.02/I.2/431/2018 Pelaksanaan Identifikasi Pasien Baik/sesuai
Sebelum Tindakan Hemodialisis
20. OT.02.02/I.2/429/2018 Pelaksanaan Identifikasi Sebelum Baik/sesuai
Pengambilan Darah dan Spesimen
Untuk Pemeriksaan Klinis
21. OT.02.02/I.2/428/2018 Pelaksanaan Identifikasi Pasien Baik/sesuai
Sebelum Pemberian Obat
22. OT.02.02/I.2/435/2018 Pelaksanaan Identifikasi Pasien yang Baik/sesuai
Tidak Memungkinkan Dilakukan
Pemasangan Gelang Identitas
23. HK.02.03/II.1/16737/2018 Panduan Identifikasi Pasien Baik/sesuai
24. OT.02.02/I.2/443/2018 Pelaksanaan Pemotretan untuk Baik/sesuai
Identifikasi Pasien yang tidak
Memungkinkan di Pasang Gelang
Identitas
25. OT.02.02/I.2/430/2018 Pelaksanaan Identifikasi Pasien Baik/sesuai
Sebelum Melakukan Tindakan
Pemberian Cairan Intravena
26. OT.02.02/I.2/439/2018 Pelaksanaan Pemberian Label Baik/sesuai
Identitas Pada Diet Pasien
27. OT.02.02/I.2/426/2018 Pelaksanaan Identifikasi Pasien Baik/sesuai
Sebelum Pemberian Transfusi Darah
28. OT.02.02/I.2/437/2018 Pelaksanaan Pelepasan Gelang Baik/sesuai
Identitas Pasien
29. OT.02.02/I.2/425/2018 Pelaksanaan Identifikasi Bayi Baru Baik/sesuai
Lahir
30. Yan.02.02.09.5 Pemberian Oksigen Dengan Baik/Sesuai
Menggunakan Nasal Kanule, Simple
Mask, RM, NRM
31. Yan.02.02.09.6 Melatih Pasien Untuk Bernafas B aik/sesuai
Dalam
32. Yan.02.02.09.7 P erawatan Tracheostomi Baik/sesuai
33. Yan.o2.02.09.8 Melatih Pasien Batuk Efektif Baik/sesuai
41
34. Yan.02.02.09.9 Melakukan Penghisapan Lendir Dari Baik/sesuai
Mulut, Hidung, Dan Tracheostomy
35. Yan.02.02.09.10 Melakukan Fisioterapi Dada Baik/sesuai
36. Yan.02.02.09.11 Postural Drainage Baik/sesuai
37. Yan.02.02.09.12 Melakukan Resusitasi A-B-C Baik/sesuai
38. Yan.02.02.09.13 Persiapan Dan Pengambilan Darah Baik/sesuai
Untuk Pemeriksaan Analisa Gas
Darah
39. Yan.02.02.09.14 Merawata Pasien Pasca Thaceostomy Baik/sesuai
40. Yan.02.02.09.15 Merawata Pasien Dengan WSD Baik/sesuai
(Water Seal Drainage)
41. Yan.02.02.09.16 Inhalasi Baik/sesuai
42. Yan.02.02.09.17 Tehnik Perekaman EKG Baik/sesuai
43. Yan.02.02.09.18 Memberi Makanan Dan Minuman Baik/sesuai
44. Yan.02.02.09.19 Membantu Pasien Makan Dan Baik/sesuai
Minum
45. Yan.02.05.09.20 Memasang Pipa Lambung Baik/sesuai
46. Yan.02.02.09.20 Memberikan Makanan Melalui Pipa Baik/sesuai
Lambung
47. Yan.02.02.09.22 Penggantian Infus Baik/sesuai
48. Yan.02.02.09.23 Menghitung Tetesan Infus Baik/sesuai
49. Yan.02.02.09.24 Melakukan Dressing Infus Baik/sesuai
50. Yan.02.02.09.25 Memberikan Tranfusi Darah Baik/sesuai
51. Yan.02.02.09.26 Pertolongan Pada Pasien Muntah Baik/sesuai
52. Yan.02.02.09.27 Mengukur Keseimbangan Cairan Baik/sesuai
53. Yan.02.02.09.28 Pengambilan Darah Vena Baik/sesuai
54. Yan.02.02.09.29 Mengukur Central Venous Pressure Baik/sesuai
(CVP)
55. Yan.02.02.09.30 Pemakaian Presufor Dan infus Pump Baik/sesuai
56. Yan.02.09.08.03 Inisiasi Menyusui Dini Baik/sesuai
57. Yan.02.02.09.31 Memenuhi Kebutuhan BAB dan BAK Baik/sesuai
58. Yan .02.02.09.32 Pemasangan Cerobong Angin Baik/sesuai

59. Yan.02.03.09.33 Pemberian Huknah Rendah/Tinggi Baik/sesuai


60. Yan.02.03.09.34 Mengelurkan tinja secara manual Baik/sesuai
61. Yan.02.03.09.35 Pemberian Huknah Minyak Baik/sesuai
62. Yan.02.03.09.36 Mengambil Urine Cara Midstream Baik/ sesuai
63. Yan.02.03.09.37 Pemasangan Kateter Menetap Baik/ sesuai
64. Yan.02.03.09.38 Perawatan Kateter Menetap Baik/sesuai
65. Yan.02.03.09.39 Melepas Kateter Menetap Baik/sesuai
66. Yan.02.03.09.40 Mencuci Tangan Biasa Baik/sesuai
67. Yan.02.03.09.41 Mencuci Tangan Aseptic Baik/sesuai

42
68. Yan.02.03.09.42 Cuci Tangan Pembedahan Baik/sesuai
69. Yan.02.03.09.43 Memakai Masker Baik/sesuai
70. Yan.02.03.09.44 Memasang Restrain Baik/sesuai
71. Yan.02.03.09.45 Memakai Sarung Tangan Steril Baik/ sesuai
72. Yan.02.03.09.46 Penanagan Baik/sesuai
Pajanan/Paparan/HIV/AIDS
73. Yan.02.03.09.47 Penangan/Pajanan Paparan Cairan Baik/sesuai
Tubuh Hepatitis B
74. Yan.02.03.09.48 Pelaksanaan Kewaspadaan Universal Baik/sesuai
(Universal precaution )
75. Yan.02.03.09.49 Penggunaan Alat Pelindung Diri Baik/sesuai
(APD)
76. Yan.02.03.09.50 Pengelolaan Linen Kotor Pasien Baik/sesuai
HIV/AIDS
77. Yan.02.03.09.51 Pengelolaan Spesimen Darah Untuk Baik/sesuai
Pemeriksaan Laboratorium HIV/AIDS
78. Yan.02.03.09.52 Perawatan Jenazah Pasien HIV/AIDS Baik/sesuai
79. Yan.02.03.09.53 Menganggti Alat Alat Tenun, Tempat Baik/sesuai
Tidur (Dengan Pasien Di Atasnya)
80. Yan.02.04.09.53 Mengganti Alat-Alat Tenun, Tempat Baik/sesuai
Tidur (Tanpa Pasien Diatasnya)
81. Yan.02.04.09.55 Menggunting Kuku Baik/sesuai
82. Yan.02.04.09.56 Menyisir Rambutan Baik/sesuai
83. Yan.02.04.09.57 Mencuci Rambut Baik/sesuai
84. Yan.02.03.09.58 Membantu Menyikat Gigi Baik/sesuai
85. Yan.02.04.09.59 Membersihkan Mulut Baik/sesuai
86. Yan.02.03.09.60 Memandikan Pasien (Dalam Posisi Baik/sesuai
Terbaring)
87. Yan.02.04.09.130 Perawatan Tali Pusat Baik/sesuai
88. Yan.02.04.09.131 BREAST CARE (POST NATAL) Baik/sesuai
89. Yan.02.04.09.132 PERAWATAN LUKA PERINEUM Baik/sesuai
90. Yan.02.04.09.133 Vulva Hygiene Baik/sesuai
91. Yan.02.04.09.61 Membantu Pasien Istirahat/Tidur Baik/sesuai
92. Yan.02.04.09.62 Membantu Pasien Pindah Dari Baik/sesuai
Tempat Tidur Ke Kursi Roda Dan
Sebaliknya
93. Yan.02.04.09.63 Membantu Pasien Yang Dapat Baik/sesuai
Pindah Sendiri Dari Tempat Tidur Ke
Kereta Dorong
94. Yan.02.04.09.64 Membantu Pasien/Mengangkat Dari Baik/sesuai

43
Tempat Tidur Ke Kereta Dorong
(Oleh 2 atau 3 Orang Perawat).
95. Yan.02.04.09.65 Memeberikan Posisi Semi Fowler Baik/sesuai
96. Yan.02.04.09.66 Memiringkan Pasien Baik/sesuai
97. Yan.02.04.09.67 Mengatur Posisi Tengkurap Baik/sesuai
98. Yan.02.04.09.68 Mengatur Posisi Dorsal Recumbent Baik/sesuai
99. Yan.02.04.09.69 Mengatur Posisi Nungging Baik/sesuai
(Genupectoral)
100. Yan.02.04.09.70 Mengatur Posisi Lithotomi Baik/sesuai
101. Yan.02.04.09.71 Mengatur Posisi SIMS Baik/sesuai
102. Yan.02.04.09.72 Mengatur Posisi Trendelenberg Baik/sesuai
103. Yan.0204.09.128 Mengatur Posisi Anti Trendelenberg Baik/sesuai
104. Yan.02.04.09.73 Memberikan Latihan ROM Pasif Baik/sesuai
(Range Of Montion).
105. Yan.02.04.09.74 Membantu Pasien Dalam ROM Aktif Baik/sesuai
106. Yan.02.04.09.129 Terapi Bermain Baik/sesuai
107. Yan.02.04.09.75 Mendampingi Pasien Dalam Keadaan Baik/sesuai
Terminal
108. Yan.02.04.09.76 Merawat Jenazah Baik/sesuai
109. Yan.02.03.04.77 Melakukan Pendekatan Baik/sesuai
Pasien/Keluarga Berkabung
110. Yan.02.04.09.78 Melaukan Pendekatan Pada Pasien Baik/sesuai
Dengan Perilaku Menarik Diri
111. Yan.02.04.09.79 Menyiapkan Terapi Kelompok Di Baik/sesuai
RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten
112. Yan.02.04.09.80 Melakukan Pendekatan Pada Pasien Baik/sesuai
Kronik, Akut dan Terminal
113. Yan.02.04.09.81 Melakuan Pendekatan Pada Pasien Baik/sesuai
Dengan Perilaku Merusak/Bunuh Diri
114. Yan.02.04.09.82 Melakukan Pendekatan Pada Pasien Baik/sesuai
Dengan Kecemasan
115. Yan.0204.09.83 Melaksanakan Komunikasi Secara Baik/sesuai
Langsung/Lisan
116. Yan.02.04.09.84 Melaksanakan Komunkasi tidak Baik/sesuai
Langsung
117. Yan.02.04.09.85 Melakukan Komunkasi Dengan Baik/sesuai
Isyarat
118. Yan.02.04.09.86 KONSELING HIV/AIDS Baik/sesuai
119. Yan.02.04.09.87 Mengukur Suhu Baik/sesuai
120. Yan.02.04.09.88 Menghitung Denyut Nadi Baik/sesuai

44
121. Yan.02.04.09.89 Menghitung Pernafasan Baik/sesuai
122. Yan.02.04.09.90 Mengukur Tekanan Darah Baik/sesuai
123. Yan.02.04.09.91 Mengukur Tinggi Badan Baik/sesuai
124. Yan.02.04.09.93 Memberikan Kompres Es Baik/sesuai
125. Yan.02.04.09.94 Memberikan Kompres Panas Baik/sesuai
126. Yan.02.04.09.95 Memberikan Obat Melalui Mulut Baik/sesuai
127. Yan.02.05.09.96 Memberikan Obat Melalui Kulit Baik/sesuai
128. Yan.02.04.09.97 Memberikan Obat Tetes Hidung Baik/sesuai
129. Yan.02.05.09.98 Memberikan Obat Tetes Telinga Baik/sesuai
130. Yan.02.05.09.99 Memberikan Obat Sublingual Baik/sesuai
131. Yan.02.05.09.100 Memberikan Obat Tetes Mata Baik/sesuai
132. Yan.02.05.09.101 Memberikan Obat Per Vagina Baik/sesuai
133. Yan.02.05.09.102 Memberikan Obat Per Rectal/Anus Baik/sesuai
134. Yan.02.05.09.103 Memberikan Obat Dari Vial/Flacon Baik/sesuai
135. Yan.02.05.09.104 Menyenyiapkab Obat Suntikan Dari Baik/sesuai
Ampul
136. Yan.02.05.09.105 Memberikan Suntikan Sub Kutan Baik/sesuai
137. Yan.02.05.09.106 Memberikan Suntikan Intra Kutan Baik/sesuai
138. Yan.02.05.09.107 Memberikan Suntikan Intra Muskular Baik/sesuai
139. Yan.02.05.09.108 Memberikan Suntikan Intra Vena Baik/sesuai
140. Yan.02.05.09.109 Pertolongan Pertama Pada Pasien Baik/sesuai
Kejang
141. Yan.02.05.09.110 Memberikan Cairan Infus Baik/sesuai
142. Yan.02.05.09.111 Melakukan Bilas Lambung Baik/sesuai
143. Yan.02.05.09.112 Menghisap Cairan Lambung Baik/sesuai
144. Yan.02.05.09.113 Melakukan Irigasi Luka Baik/sesuai
145. Yan.02.05.09.114 Merawat Luka Akut Baik/sesuai
146. Yan.02.05.09.115 Merawat Luka Dehiscence (dengan Baik/sesuai
banyak exudat)
147. Yan.02.05.09.116 Merawat Luka Fistule Entero Kutan Baik/sesuai
(FEK)
148. Yan.02.05.09.117 Merawat Luka Kronis Baik/sesuai
149. Yan.02.05.09.118 Menghitung ABPI (ANKLE BRACHIAL Baik/sesuai
PRESSURE INDEX)
150. Yan.02.05.09.119 Merawat Stoma dengan atau tanpa Baik/sesuai
komplikasi
151. Yan.02.05.09.120 Melakukan Irigasi Kolostomi Baik/sesuai
152. Yan.02.05.09.121 Memasang Gurita Baik/sesuai
153. Yan.02.05.09.122 Menyiakan emeriksaan Kultur Dan Baik/sesuai
Sensivitas
154. Yan.02.05.09123 Menyiapkan Bayi Terapi Sinar Baik/sesuai
155. Yan.02.05.09.124 Memberikan Penyuluhan Kesehatan Baik/sesuai

45
156. Yan.02.05.09.125 Membantu Range Of Motion
157. Yan.02.05.09.126 Membantu Pasien Mobilisasi Dengan Baik/sesuai
Bantuan Alat
158. Yan.02.05.09.127 Membantu Pasien Menggunakan Baik/sesuai
Walker

Analisa
Dari hasil analisis, Di ruang Melati II sudah mempunyai Prosedur Tetap dan
Standar Operasional Prosedur yang mengacu pada RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro
Klaten namun SOP saat ini sedang dalam tahap revisi karena SOP selalu diupdate
setiap 2-3 tahun sekali.

3. Material dan Mesin


a) Kajian Teori
Standar peralatan keperawatan adalah penetapan peralatan keperawatanyang
meliputi kebutuhan (jumlah,jenis dan spesifikasi) serta pengolaannya dalam upaya
mewujudkan pelayanan keperawatan yang berkualitas. Ruang lingkup peralatan
keperawatan adalah alat tenun, alat kesehatan, alat rumah tangga, alat pencatatan dan
pelaporan keperawatan, pengelolaan peralatan keperawatan meliputi standar
perencanaan, standar pengadaan standar distribusi, standar penggunaan, standar
penghapusan, standar pengawasan dan pengendalian (Depkes 2001).
Mesin adalah peralatan yang digerakkan oleh mesin maupun elektronik
yang digunakan untuk membantu menangani pasien baik secara medis maupun
keperawatan, seperti : EKG, suction, syringe pump, USG, Ventilator dll.
Pengelolaan peralatan merupakan faktor pendukung dan penunjang
terlaksananya pelayanan keperawatan. Peralatan kesehatan untuk pelayanan
keperawatan dan kebidanan merupakan semua bentuk alat kesehatan yang
dipergunakan untuk melaksanakan asuhan keperawatan dan kebidanan dalam
menunjang kelancaran pelaksanaaan sehingga diperoleh tujuan keperawatan yang
efektif dan efisien.
Jumlah fasilitas dan alat-alat kedokteran maupun keperawatan dapat
dipenuhi dengan standar yang telah ditetapkan oleh masing-masing institusi dengan
memperhatikan jenis alat, bahan/warna, ukuran, jenis kegiatan, jumlah yang

46
dibutuhkan. Juga didasarkan atas per group bahan-bahan yang dipakai, disimpan atau
dicuci.
Rumah Sakit memiliki kondisi yang berbeda-beda dan kompleks, keadaan
ini mempengaruhi manajemen pelayanan keperawatan termasuk pengelolaan fasilitas
dan peralatan kesehatan untuk pelayanan keperawatan. Sehubungan dengan hal itu
diperlukan adanya standar pengelolaan fasilitas dan peralatan kesehatan untuk
pelayanan keperawatan dan kebidanan sebagai pedoman bagi managemen
keperawatan dalam menggunakan sumber daya fasilitas keperawatan demi mencapai
pelayanan keperawatan yang efektif dan efisien.

b) Kajian data
Analisa berdasarkan dokumentasi ruangan mengenai daftar inventaris
Ruang Melati II didapatkan data penyediaan serta pengelolaan bahan dan alat di
Ruang Melati II RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro sebagai berikut:

Tabel 2.8
Standar Dan Inventarisasi Alat – alat Non medis
Di Ruang Melati II RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten
Tahun 2020
No Nama barang Inventaris Keterangan
1. Thermohygrometer (Alat Ukur
Universal) 2 Baik
2. Lemari Besi/Metal 10 Baik
3. Lemari Kayu 31 Baik
4. Rak Besi 7 Baik
5. Locker 1 Baik
6. Kontainer 1 Baik
7. Meja Kerja Besi/Metal 1 Baik
8. Meja Kerja Kayu 4 Baik
9. Kursi Besi/Metal 48 Baik
10. Kursi Kayu 10 Baik
11. Sice 1 Baik
12. Bangku Panjang Kayu 5 Baik
13. Tempat Tidur Besi 32 Baik
14. Meja Receptionist 1 Baik
15. Kasur/Spring Bed 17 Baik
47
16. Meja Makan Besi 1 Baik
17. Jam Elektronik 2 Baik
18. Lemari Es 1 Baik
19. AC Split 3 Baik
20. Exhause Fan 14 Baik
21. Televisi 2 Baik
22. Unit Power Supply 2 Baik
23. Heater (Alat Rumah Tangga Baik
Lainnya ( Home Use )) 1
24. Lampu 4 Baik
25. P.C Unit 2 Baik
26. Printer ( Peralatan Personal Baik
Komputer) 1 Baik
27. Helmet 4 Baik
28. APAR 4 Baik
29. Bantal 32 Baik
30. Linen
- Sprey 96 Baik
- Selimut 80 Baik
-Perlak 30 Baik
-Sarung Bantal 96 Baik
-Stik Laken 96 Baik
- Baju Operasi 9 Baik

Tabel 2.9
Standar Dan Inventarisasi Alat – alat Medis
Di Ruang Melati II RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten
Tahun 2020
No Nama barang Inventaris Keterangan/Tgl.Kalibrasi
1. Stetoscope (Alat Baik
Kedokteran Umum) 3
2. Tensimeter 4 24 April 2019
3. Timbangan Badan Baik
(Alat Kedokteran
Umum) 2
4. Arteri Klem 3 Baik
5. Gunting Bengkok 6 Baik 5, kurang baik 1
6. Ambubag 1 Baik
7. Tabung 02 1 Baik
8. Bak Instrument 10 Baik
(Stainless, Kaca,

48
Email)
9. Brancard 1 Baik
10. Examination Lamp 1 Baik
11. Film Viewer 1 Baik
12. Flow Meter ( Alat Baik
Kedokteran Umum) 2
13. Infus Pump 1 29 April 2019
14. Irrigator 5 Baik
15. Mangkok/Kom Baik
Betadin ( Stainless,
Keramik/China) 5
16. Lemari Obat/Kaca 1 Baik
17. Nierbekhen 14 Baik
18. Pispot Dewasa 10 Baik
19. Kursi Dorong 4 Baik
20. Suction Pump 1 11 April 2018
21. Spatel Lidah 2 Baik
22. Sputum Bak/Pot 11 Baik
23. Standar Infus 24 Baik
24. Syringe Pump ( Alat 25 April 2019
Kedokteran Umum) 3
25. Urinal 24 Baik
26. Utillity Trolly 16 Baik
27. Alat Kedokteran Baik
Umum Lainnya 7
28. Emergency Trolly 1 Baik
29. Oxygen Regulator 10 Baik
30. Laryngoscope 1 Baik
31. Medication Trolly 1 Baik
32. Nebulizer 1 Baik
33. Pulse Oximetry 1 24 April 2019
34. Electro Cardiograph 1 24 April 2019
35. Central Suction (Alat Baik
Kedokteran Jantung) 4
36. Kasur Anti Dekubitus 3 Baik
37. Meja Obat 1 Baik
38. Patient Strecher 1 Baik
39. Automatic Blood 24 April 2019
Pressure 3

Sumber: Rekap Daftar Barang Ruangan, Ruang Melati II RSUP Dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten Tahun 2020

Analisa
Berdasarkan data yang didapat, sebagian besar alat berada dalam kondisi baik
49
dan siap pakai. Buku inventaris dicek secara berkala, serta alat yang memerlukan
kalibrasi sudah tertera stiker kalibrasi, berdasarkan pengkajian yang didapat alat-alat
kedokteran sebagian besar sudah di kalibrasi, akan tetapi ada yang perlu dikalibrasi
ulang.

4. Money/Pembiayaan
1) Kajian teori
Salah satu fungsi rumah sakit memberiakan pelayanan kesehatan, baik medis
maupun non medis,dalam kaitan tersebut agar pelayanan rumah sakit dapat berjalan
seoptimal mungkin dan dapat dirasakan oleh seluruh msyarakat maka rumah sakit
perlu mempersiapakan paeralatan atau bahan medis,non medis dan jasa
pemborongan.
Mulai tanggal 1 januari 2006 berubah menjadi badan pelayanan umum (BLU)
Sehubungan dengan telah di tetapkan PPRI no.23 tahun 2005 tentang pengelolaan
keuamgan BLU bersama ini kami sampaikan hal-hal sebagai berikut
a. BLU adalah instisusi dilingkungan pemerintah yang di bentu k untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat berupa penyediakan barang dan jasa yang di jual
tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatanya
didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktifitas
b. Berdasarkan PP BLU pasal 37 ayat 2 bahwa setatus BUMN yang di bentukperjan
beralih menjadiinstitusi pemerintah yang merupakan PPK-BLU
c. Dengan mempertimbangkan sumber dana RS yaitu
- Daftar isian proyek (DIP) pemerintah pusat dari APBN
- Daftarisian kegiatan (DIK) dari APBN
d. Pendapatan fungsional dan non fungsional dan pendapatan pelayanan RS yang
digunakan dalam membentuk RKAP (rencana kerja angaran perusahaan)

C. Unsur Proses
1. Penerapan Proses Keperawatan
a. Kajian Teori
Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang sistematis dan terorganisasi
dalam pemberian asuhan keperawatan. Proses asuhan keperawatan, yang
difokuskan pada reaksi dan respon unik individu pada suatu kelompok atau

50
perorangan terhadap gangguan kesehatan yang dialami, baik actual maupun
potensial. (Deswani, 2011).
Keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan professional merupakan
bagian integral yang dapat dipisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara
keseluruhan. Selain itu pelayanan keperawatan merupakan salah satu faktor
penentu baik buruknya mutu dan citra rumah sakit, oleh karenanya kualitas
pelayanan keperawatan perlu dipertahankan dan ditingkatkan seoptimal mungkin
(Hayrirena, 2010).
UU RI No.23 tahun 1992 tentang kesehatan dalam penjelasan tentang pasal 53
ayat 2 mendefinisikan standar profesi sebagai “Pedoman Yang Harus
Dipergunakan Sebagai Petunjuk Dalam Menjelaskan Profesi Secara Baik”. Atau
secara singkat dapat dikatakan standar adalah pedoman kerja agar pekerjaan
berhasil dan bermutu. Berdasarkan ini maka kehadiran Standar Asuhan
Keperawatan yang identik dengan standar profesi keperawatan, berguna sebagai
kriteria untuk mengukur keberhasilan dan mutu asuhan keperawatan. Standar
Pengkajian Keperawatan :
1) Standar Diagnosis Keperawatan
2) Standar Perencanaan Keperawatan
3) Standar Pelaksanaan Keperawatan
4) Standar Evaluasi
5) Standar Catatan Asuhan Keperawatan (Kesmas, 2013).
Mutu asuhan keperawatan dapat dipertanggung jawabkan secara professional
apabila kriteria-kriteria tersebut dapat dipenuhi. Dengan memahami dan mematuhi
kriteria dalam Standar Asuhan Keperawatan, yang selanjutnya diterapkan dalam
pemberian asuhan keperawatan, maka bukan hanya keprofesian dijaga dan
ditingkatkan, tetapi juga meliputi aspek-aspek keamanan dan kenyamanan pasien.
Standar Asuhan Keperawatan tidak harus baku, melainkan sewaktu-waktu
dapat ditinjau kembali dan disesuaikan dengan perkembangan IPTEK kesehatan
khususnya keperawatan, serta sistem nilai masyarakat yang berlaku. Sistematika
penyusunan Standar Asuhan Keperawatan sebagai berikut :
1) Standar I : Pengkajian Keperawatan
Asuhan keperawatan paripurna memerlukan data yang lengkap dan
dikumpulkan secara terus menerus, tentang keadaannya untuk menetukan
kebutuhan asuhan keperawatan. Komponen pengkajian keperawatan meliputi :
51
a) Pengumpulan data :
Kriteria :
- Menggunakan format yang ada
- Sistematis
- Diisi sesuai item yang tersedia
- Actual (baru)
- Abash (valid)
b) Pengelompokan Data :
Kriteria :
- Data Biologis
- Data Psikologis
- Data Sosial
- Data Spiritual
c) Perumusan Masalah :
Kriteria :
- Kesenjangan antara status kesehatan dengan norma dan pola fungsi
kehidupan
- Perumusan masalah ditunjang oleh data yang telah dikumpulkan.
2) Standar II :
Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data status kesehatan pasien,
dianalisis dan dibandingkan dengan norma fungsi kehidupan pasien.
Kriteria :
a) Diagnosa keperawatan dihubungkan dengan penyebab kesenjangan dan
pemenuhan kebutuhan pasien
b) Dibuat sesuai dengan wewenang perawat
c) Komponennya terdiri dari masalah, penyebab dan tanda/gejala (PES) atau
terdiri dari masalah dan penyebab (PE)
d) Bersifat actual apabila masalah kesehatan pasien sudah nyata terjadi
e) Bersifat potensial apabila masalah kesehatan pasien kemungkinan besar
akan terjadi
f) Dapat ditanggulangi oleh perawat
3) Standar III :
Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnose keperawatan
komponen perencanaan keperawatan meliputi :
52
a) Prioritas masalah :
Kriteria :
- Masalah-masalah yang mengancam kehidupan merupakan priopritas
pertama
- Masalah-masalah yang mengancam kesehatan seseorang adalah
prioritas kedua
- Masalah-masalah yang mempengaruhi perilaku merupakan prioritas
ketiga
b) Tujuan asuhan keperawatan :
Kriteria :
- Spesifik
- Bisa diukur
- Bias dicapai
- Realistic
- Ada batas waktu
c) Rencana tindakan :
Kriteria :
- Disusun berdasarkan tujuan asuhan keperawatan
- Melibatkan pasien/ keluarga
- Mempertimbangkan latar belakang budaya pasien/ keluarga
- Menentukan alternative tindakan yang tepat
- Mempertimbangkan kebijaksanaan dan peraturan yang berlaku,
lingkungan, sumber daya dan fasilitas yang ada
- Menjamin rasa aman dan nyaman bagi pasien
- Kalimat perintah ringkas, tegas dengan bahasanya mudah dimengerti
4) Standar IV :
Intervensi keperawatan adalah pelaksanaan rencana tindakan yang ditentukan
dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara maksimal yang
mencakup aspek peningkatan, pencegahan, pemeliharaan serta pemulihan
kesehatan dengan mengikut sertakan pasien dan keluarganya.
Kriteria :
a) Dilaksanakan sesuai dengan rencana keperawatan
b) Menyangkut keadaan bio-psiko-sosio spiritual pasien

53
c) Menjelaskan setiap tindakan keperawatan yang akan dilakukan kepada
pasien/ keluarga
d) Sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
e) Menggunakan sumber daya yang ada
f) Menerapkan prinsip aseptik dan antiseptik
g) Menerapkan prinsip aman, nyaman, ekonomis, privacy dan mengutamakan
keselamatan pasien
h) Melaksanakan perbaikan tindakan berdasarkan respon pasien
i) Merujuk dengan segera bila ada masalah yang mengancam keselamatan
pasien
j) Mencatat semua tindakan yang telah dilaksanakan
k) Merapikan pasien dan alat setiap selesai melakukan tindakan
l) Melaksanakan tindakan keperawatan berpedoman pada prosedur teknis
yang telah ditentukan.

Intervensi keperawatan berorientasi pada 14 komponen keperawatan dasar


yang meliputi :
a) Memenuhi kebutuhan oksigen
b) Memenuhi kebutuhan nutrisi, keseimbangan cairan dan elektrolit
c) Memenuhi kebutuhan eliminasi
d) Memenuhi kebutuhan keamanan
e) Memenuhi kebutuhan kebersihan dan kenyamanan fisik
f) Memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur
g) Memenuhi kebutuhan gerak dan kegiatan jasmani
h) Memenuhi kebutuhan spiritual
i) Memenuhi kebutuhan emosional
j) Memenuhi kebutuhan komunikasi
k) Mencegah dan mengatasi reaksi fisiologi
l) Memenuhi kebutuhan pengobatan dan membantu proses penyembuhan
m) Memenuhi kebutuhan penyuluhan
n) Memenuhi kebutuhan rehabilitasi
5) Standar V :
Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodik, sistematis dan berencana
untuk menilai perkembangan pasien.
54
Kriteria :
a) Setiap tindakan keperawatan dilakukan evaluasi
b) Evaluasi hasil menggunakan indikator yang ada pada rumusan tujuan
c) Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan
d) Evaluasi melibatkan pasien, keluarga dan tim kesehatan
e) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar
6) Standar VI :
Catatan asuhan keperawatan dilakukan secara individual.
Kriteria :
a) Dilakukan selama pasien dirawat inap dan rawat jalan
b) Dapat digunakan sebagai bahan informasi, komunikasi dan laporan
c) Dilakukan segera setelah tindakan dilaksanakan
d) Penulisannya harus jelas dan ringkas serta menggunakan istilah yang baku
e) Sesuai dengan pelaksanaan proses keperawatan
f) Setiap pencatatan harus mencantumkan intial/ paraf/ nama perawat yang
melaksanakn tindakan dan waktunya
g) Menggunakan formulir yang baku
h) Disimpan sesuai dengan peraturan yang berlaku
Standar penilaian yang digunakan untuk menilai mutu asuhan keperawatan
adalah dengan menggunkan instrument A,B, dan C adalah:
a) Kriteria baik atau sangat puas (75-100%)
b) Kriteria cukup atau puas (65-74%)
c) Kriteria kurang atau tidak puas (0-64%)

d) Kajian Data
Tabel 2.10
Hasil Evaluasi Pendokumentasian Asuhan Keperawatan dengan Instrumen A di
Ruang Melati 2 RSUP DR. Soeradji Tirtonegoro Klaten Tanggal 02 Maret – 04
Mret 2019
(n = 5)
KODE PASIEN
NO ASPEK YANG DINILAI
P1 P2 P3 P4 P5

  A.   PENGKAJIAN          
1 Mencatat data yang dikaji sesuai dengan 4 4 4 4 4

55
pedoman pengkajian
2 Data dikelompok 4 4 4 4 4
(Bio-Psiko-Sosial-Spiritual)
3 Data dikaji lengkap dalam waktu 24 jam 4 4 4 4 4
sejak pasien masuk
4 Data dikaji sejak pasien masuk sampai 4 4 4 4 4
pulang
5 Pengkajian yang dilakukan, disertai nama 4 4 4 4 4
dan tanda tangan perawat yang mengkaji.
Prosentase : 100 %
  B.   DIAGNOSA          
1 Diagnosa keperawatan ditulis sesuai 4 4 4 4 4
prioritas masalah pasien
2 Diagnosa keperawatan dirumuskan sesuai 3 3 3 3 3
dengan benar (PE/PES)
3 Merumuskan diagnosa keperawatan 3 3 3 3 3
aktual/resiko/potensial
Prosentase : 83,3 %
  C. PERENCANAAN          
1 Rencana askep berdasarkan diagnosa 4 4 4 4 4
keperawatan
2 Rencana Askep disusun oleh perawat yang 4 4 4 4 4
bertanggung jawab
3 Rumusan tujuan mengandung komponen 4 4 4 4 4
SMART
4 Rencana askep disusun menurut urutan 4 4 4 4 4
prioritas
5 Rencana tindakan mencakup tindakan 4 4 4 4 4
observasi keperawatan
6 Rencana tindakan mencakup tindakan 4 4 4 4 4
terapi keperawatan
7 Rencana tindakan mencakup pendidikan 2 2 2 2 2
kesehatan.
8 Rencana tindakan mencakup tindakan 4 4 4 4 4
kolaborasi
9 Rencana tindakan mencakup tindakan yang 4 4 4 4 4
menggambarkan keterlibatan
klien/keluarga
Prosentase : 100 %
  D.   TINDAKAN / IMPLEMENTASI      
1 Tindakan observasi keperawatan yang 4 4 4 4 4

56
dilakukan didokumentasikan
2 Tindakan terapi keperawatan yang 4 4 4 4 4
dilakukan didokumentasikan.
3 Tindakan pendidikan kesehatan yang 1 1 1 1 1
dilakukan didokumentasikan
4 Tindakan kolaborasi yang dilakukan 4 4 4 4 4
didokumentasikan
Tindakan yang dilakukan dengan 1 1 1 1 1
5 melibatkan keluarga didokumentasikan
6 Respon klien terhadap tindakan 3 3 3 3 3
keperawatan didokumentasikan.
Prosentase : 97,91 %

  E.   EVALUASI          
1 Diagnosa dievaluasi setiap hari sesuai 4 4 4 4 4
dengan SOAP Diagnosa keperawatan
ditulis sesuai prioritas masalah pasien
2 Diagnosa keperawatan yang sudah teratasi 1 1 1 1 1
terlihat dalam dokumentasi
Prosentase : 62,5 %
  F.    DOKUMENTASI          
1 Menulis pada format yang baku 4 4 4 4 4
2 Pencatan dilakukan sesuasi dengan 3 3 3 3 3
tindakan yang dilakukan
3 Pencatatan yang ditulis dengan jelas, 3 3 3 3 3
ringkas, istilah baku dan benar .
4 Setiap melakukan tindakan , perawat 4 4 4 4 4
mencatatkan paraf, saran, tanggal dan jam
dilakukan
5 Berkas catatan perawatan disimpan sesuai 3 3 3 3 3
dengan aturan yang berlaku
Tindakan yang dilakukan dengan
melibatkan keluarga didokumentasikan
Prosentase : 85 %

Sumber:Hasil Observasi Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Ruang


Melati II RSUP dr.Soeradji Tirtonegoro 2020

Keterangan :

57
Nilai 4 = >75% terisi
Nilai 3 = 75% terisi
Nilai 2 = 50% terisi
Nilai 1 = <25% terisi

b. Analisa Data
Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil evaluasi pendokumentasian asuhan
keperawatan diruang RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten tergolong baik
dengan rata-rata presentase (88 %). Dari hasil observasi pada asuhan keperawatan
diruang melati 2 sudah sesuai dengan SAK yang dimiliki oleh ruangan yang
bersumber dengan NANDA NIC NOC yang telah dimodifikasi. Hanya saja
dibagian perumusan prioritas diagnosakeperawatan belum lengkap harus lebih
memperhatikan problem, etiologi, dan symtom. Serta dibagian evaluasi belum
terisi diagnosa yang masalahnya sudah teratasi.

2. Pelaksanaan Universal Precaution


a. Kajian Teori
Pelaksanaan upaya pencegahan infeksi nosokomial terdiri atas kewaspadaan
universal, tindakan invasif, tindakan non invasif, tindakan terhadap anak dan
neonatus, sterilisasi, dan desinfeksi. Universal precaution atau kewaspadaan
universal adalah suatu pedoman yang ditetapkan oleh Center for Disease Control
(CDC) tahun 1985 untuk mencegah penyebaran dari berbagai penyakit yang yang
ditularkan melalui darah di lingkungan Rumah Sakit maupun sarana kesehatan
lainnya. Universal precaution merupakan pendekatan yang fokus pada tujuan
untuk melindungi pasien dan petugas kesehatan dari semua cairan lendir dan zat
tubuh (sekret dan ekskret) yang berpotensi menginfeksi bukan hanya darah
(Kemenkes, 2017).
Hal ini dilakukan dengan karena tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien terjadi kontak langsung dengan cairan tubuh atau
darah pasien, sehingga dapat menjadi tempat dimana agen infeksius dapat hidup
dan berkembangbiak yang kemudian dapat menularkan ke pasien lainnya,
khususnya apabila kewaspadaan terhadap cairan tubuh dan darah tidak
dilaksanakan kepada semua pasien (Efstathiou, 2011). Dengan demikian

58
pelaksanaan Universal Precaution merupakan metode yang efektif untuk
melindungi petugas kesehatan dan pasien

b. Kajian Data
Tabel 2.18
Hasil Evaluasi Pelaksanaan Universal Precaution di Ruang RSUP DR.
Soeradji Tirtonegoro Klaten Tanggal 02 – 04 Maret 2020 (n= 10)

59
Pelaksanaan
No Aspek yang dinilai
Ya % Tdk %
1 Perawat cuci tangan ketika akan
kontak dengan pasien atau melakukan 6 60 % 4 40%
tindakan pada pasien
2 Perawat cuci tangan ketika selesai
kontak dengan pasien atau telah selesai 8 80% 2 20%
melakukan tindakan terhadap pasien
3 Perawat mencuci tangan dengan
sabun / detergen/disinfektan 10 100% 0

4 Perawat mencuci tangan di tempat air 100%


10 0
mengalir (wastafel)
5 Perawat menggunakan sarung tangan 100%
ketika melakukan kontak atau 10 0
tindakan pada pasien
6 Perawat menggunakan masker ketika 100%
10 0
melakukan tindakan kepada pasien
7 Perawat menggunakan 1 set alat steril 100%
10 0
untuk satu pasien
8 Perawat menggunakan alat disposibel 100%
10 0
hanya untuk sekali pakai
9 Setelah menggunakan alat alat non
disposibel, perawat mencucinya dengan - -
larutan disinfektan
10 Perawt mensterilkan alat alat steril di
- -
instalasi sentral
11 Perawat menyiapkan alat alat 100%
10 0
kesehatan ditempat khusus
12 Perawat membuang benda benda 100%
10 0
tajam di tempat khusus (safety boxs)
13 Perawat membuang sampah medis di 100%
10 0
tempat medis
14 Perawat membuang sampah non medis 100%
10 0
ditempat sampah non medis
Total 114 6
Rata-rata 95 5%
%

60
Sumber:Hasil Observasi Universal Precaution selama 3 hari mulai tanggal 2-4 Maret 2020
Di Ruang Melati 2 RSUP dr.Soeradji Tirtonegoro

Keterangan :
N = jumlah perawat yang diobservasi

a. Analisa Data
Berdasarkan analisis dari variabel Universal Precaution didapatkan hasil
dengan jawaban “YA” sebanyak 95% dan jawaban “TIDAK” dengan hasil 5%.
Untuk kekurangan presentase sebanyak 5 % dikarenakan perawat yang tidak
melakukan cuci tangan ketika akan kontak dengan pasien dan hanya melakukan
cuci tangan setelah selesai kontak dengan pasien.Perawat kadang tidak cuci
tangan dengan sabun disebabkan ada waktu tertentu untuk cuci tangan dan
terkadang handrub/desinfektan habis. Di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro
pencucian alat dengan larutan disinfektan dan sterilisasi alat dilakukan langsung
oleh pramuhusada.

3. Pengelolaaan Sampah
a. Kajian Teori
1) Penanganan limbah medis padat
Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius,
limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis,
limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekenan, dan limbah
dengan kandungan logam berat yang tinggi. Tujuan dari limbah medis adalah
untuk menjamin limbah medis padat tidak tercecer sehingga tidak
menimbulkan kontaminasi dan Infeksi Nosokomial di lingkungan RS.
2) Prosedur
a) Perawat di ruangan harus memasukkan limbah medis padat kedalam
Container yang dilapisi plastik kuning sesuai peruntukkannya :
i) BD Hub cutter : Tempat jarum suntik ( Needles )
ii) Container limbah medis benda tajam dilapisi plastik kuning : Syringe,
ampul, jarum tranfusi, obyek glass, pisau, jarum infus.

61
iii)Container limbah medis benda non tajam dilapisi plastik kuning :
jaringan tubuh, darah, perban, plester, selang infuse, masker, kassa,
kantong tranfusi, urine bag, handscoon, kateter, pembalut/pampers,
abocat.
iv)Container botol infus : botol infus dan botol kaca, fial obat.
b) Kantong plastik setelah terisi 2/3 bagian limbah medis padat, diikat dan
diberi label asal ruangan oleh petugas ruangan.
c) Petugas instalasi sanitasi mengambil dan mengangkut limbah medis padat
dari ruangan penghasil limbah medis padat ke TPS incenerator setiap jam
08.30 WIB
d) Limbah medis padat yang sudah terkumpul di TPS dibakar dan
dimusnahkan oleh petugas instalasi sanitasi
e) Sisa pembakaran dimasukkan kekarung/sak untuk dibuang ke TPA oleh
Dinas Kebersihan Pemda Klaten (KSO dengan DKP)
f) Container limbah medis padat di rungan pengahsil limbah medis padat
dibersihkan, dicuci oleh petugas Cleaning Service.
g) Proses penanganan limbah Botol Infus, Botol Kaca dan Fial Obat, dilakukan
dengan bahan Desinfektan oleh Instalasi Sanitasi.

b. Kajian Data
Tabel 2.11
Hasil Evaluasi Pengelolaan Sampah di Ruang Melati II di RSUP DR. Soeradji
Tirtonegoro Klaten Tanggal 02 – 04 Maret 2020 (n = 10)
No Aspek yang dinilai Pelaksanaan
Ya % Tidak %
1. Perawat membuang jarum di tempat jarum 10 100% 0
suntik/ needles
2. Perawat membuang limbah medis benda 10 100% 0
tajam di tempat limbah medis benda tajam
(safety box)
3. Perawat membuang limbah medis benda non 10 100% 0
tajam di tempat limbah medis benda non
tajam
4. Perawat membuang vial obat dan botol infus 10 100% 0

62
pada tempat botol infuse
5. Safety box dibuang setelah terisi tiga per 0 10 100%
empat
Rata – rata (%) 80% 20%

Sumber:Hasil Observasi Pelaksanaan Pengolahan Sampah selama 3 harisejak


tanggal 2-4 Maret 2020 Di Ruang Melati II RSUP dr.Soeradji Tirtonegoro

Keterangan :
n= jumlah perawat yang diobservasi

c. Analisa Data
Berdasarkan analisis hasil observasi di Ruang Melati 2 RSUP DR. Soeradji
Tirtonegoro Klaten Tanggal 02–04 Maret 2020 didapatkan data untuk item “YA”
dengan skor 80% item “TIDAK” dengan skor 20%. Skor 20% yang tidak
dilakukan perawat yaitu pembuangan sampah pada safety boxs sampai penuh yang
idealnya pembuangan sampah pada safety boxs adalah ¾ dan diganti oleh safety
boxs yang baru. Tapi hasil sudah masuk dalam kriteria baik yakni (80%).

63
4. Pelaksanaan 9 Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Nine Life Saving
Patient Safety Solutions)
a. Kajian Teori
Sembilan Solusi Life-Saving Keselamatan Pasien Rumah Sakit WHO
Collaborating Centre for Patient safety pada tanggal 2 Mei 2007 resmi
menerbitkan “Nine Life Saving Patient safety Solutions” (“Sembilan Solusi Life-
Saving Keselamatan Pasien Rumah Sakit”). Panduan ini mulai disusun sejak
tahun 2005 oleh pakar keselamatan pasien dan lebih 100 negara, dengan
mengidentifikasi dan mempelajari berbagai masalah keselamatan pasien.
Solusi keselamatan pasien adalah sistem atau intervensi yang dibuat, mampu
mencegah atau mengurangi cedera pasien yang berasal dari proses pelayanan
kesehatan. Sembilan Solusi ini merupakan panduan yang sangat bermanfaat
membantu RS, memperbaiki proses asuhan pasien, guna menghindari cedera
maupun kematian yang dapat dicegah.
Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) mendorong RS-RS di
Indonesia untuk menerapkan Sembilan Solusi Life-Saving Keselamatan Pasien
Rumah Sakit, atau 9 Solusi, langsung atau bertahap, sesuai dengan kemampuan
dan kondisi RS masing-masing.

1) Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip (Look-Alike, Sound-Alike


Medication Names).
Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip (NORUM), yang membingungkan staf
pelaksana adalah salah satu penyebab yang paling sering dalam kesalahan obat
(medication error) dan ini merupakan suatu keprihatinan di seluruh dunia.
Dengan puluhan ribu obat yang ada saat ini di pasar, maka sangat signifikan
potensi terjadinya kesalahan akibat bingung terhadap nama merek atau generik
serta kemasan. Solusi NORUM ditekankan pada penggunaan protokol untuk
pengurangan risiko dan memastikan terbacanya resep, label, atau penggunaan
perintah yang dicetak lebih dulu, maupun pembuatan resep secara elektronik.

2) Pastikan identifikasi pasien


Kegagalan yang meluas dan terus menerus untuk mengidentifikasi pasien
secara benar sering mengarah kepada kesalahan pengobatan, tranfusi maupun
pemeriksaan dsb. Rekomendasi ditekankan kepada metode untuk verifikasi
64
terhadap identitas pasien, termasuk keterlibatan pasien dalam proses ini,
standarisasi dalam metode identifikasi di semua RS dalam suatu system layanan
kesehatan dan partisipasi pasien dalam konfirmasi ini, serta penggunaan
protokol untuk membedakan identifikasi pasien dengan nama yang sama.

3) Komunikasi secara benar saat serah terima/ pengoperan pasien.


Kesenjangan dalam komunikasi saat serah terima/ pengoperan pasien antar
unit-unit pelayanan, dan di dalam serta antar tim pelayanan, bisa mengakibatkan
terputusnya kesinambungan layanan, pengobatan yang tidak tepat, dan potensial
dapat mengakibatkan cedera terhadap pasien.
Rekomendasi ditujukan untuk memperbaiki serah terima pasien termasuk
penggunaan protokol untuk mengkomunikasikan informasi yang bersifat kritis,
memberikan kesempatan bagi para praktisi untuk bertanya dan menyampaikan
pertanyaan-pertanyaan pada saat serah terima dan melibatkan para pasien serta
keluarga dalam proses serah terima.Nama obat, rupa dan ucapan mirip, yang
membingungkan staf pelaksana adalah salah satu penyebab yang paling sering
dalam kesalahan obat (medication error) dan ini merupakan satu keprihatinan di
seluruh dunia.

4) Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar


Penyimpangan pada hal ini seharusnya sepenuhnya dapat dicegah. Kasus-
kasus dengan pelaksanaan prosedur yang keliru atau pembedahan sisi tubuh
yang salah sebagian besar adalah akibat dari mis komunikasi dan tidak adanya
informasi atau informasinya tidak benar. Faktor yang paling banyak
kontribusinya terhadap kesalahan-kesalahan macam ini adalah tidak ada atau
kurangnya proses pra bedah yang distandarisasi. Rekomendasinya adalah untuk
mencegah jenis-jenis kekeliruan yang tergantung pada pelaksanaan proses
verifikasi pra pembedahan, pemberian tanda pada sisi yang akan dibedah oleh
petugas yang akan melaksanakan prosedur, dan adanya tim yang terlibat dalam
prosedur untuk mengkonfirmasikan identitas pasien, prosedur dan sisi yang akan
dibedah.
Melalui jalur yang keliru. Rekomendasinya adalah menganjurkan perlunya
perhatian atas medikasi serta pemberian makan (misalnya selang yang benar),
dan bilamana menyambung alat-alat kepada pasien (misalnya menggunakan
65
sambungan dan selang yang benar).

5) Kendalikan Cairan Elektrolit Pekat (concentrated).


Sementara semua obat-obatan, biologics, vaksin dan media kontras memiliki
profil risiko, cairan elektrolit pekat yang digunakan untuk injeksi khususnya
adalah berbahaya. Rekomendasinya adalah membuat standardisasi dari dosis,
unit ukuran dan istilah; dan pencegahan atas campur aduk/bingung tentang
cairan elektrolit pekat yang spesifik.

6) Pastikan Akurasi Pemberian Obat pada Pengalihan Pelayanan.


Kesalahan medikasi terjadi paling sering pada saat transisi/pengalihan.
Rekonsiliasi (penuntasan perbedaan) medikasi adalah suatu proses yang didesain
untuk mencegah salah obat (medication errors) pada titik-titik transisi pasien.
Rekomendasinya adalah menciptakan suatu daftar yang paling lengkap dan akurat
dan seluruh medikasi yang sedang diterima pasien juga disebut sebagai “home
medication list”, sebagai perbandingan dengan daftar saat admisi, penyerahan
dan/atau perintah pemulangan bilamana menuliskan perintah medikasi; dan
komunikasikan daftar tsb kepada petugas layanan yang berikut dimana pasien akan
ditransfer atau dilepaskan.

7) Hindari Salah Kateter dan Salah Sambung Slang (Tube).


Slang, kateter, dan spuit (syringe) yang digunakan harus didesain sedemikian
rupa agar mencegah kemungkinan terjadinya KTD (Kejadian Tidak Diharapkan)
yang bisa menyebabkan cedera atas pasien melalui penyambungan spuit dan slang
yang salah, serta memberikan medikasi atau cairan melalui jalur yang keliru.
Rekomendasinya adalah menganjurkan perlunya perhatian atas medikasi secara
detail/rinci bila sedang mengenjakan pemberian medikasi serta pemberian makan
(misalnya slang yang benar), dan bilamana menyambung alat-alat kepada pasien
(misalnya menggunakan sambungan & slang yang benar).

8) Gunakan Alat Injeksi Sekali Pakai.


Salah satu keprihatinan global terbesar adalah penyebaran dan HIV, HBV, dan
HCV yang diakibatkan oleh pakai ulang (reuse) dari jarum suntik. Rekomendasinya
adalah penlunya melarang pakai ulang jarum di fasilitas layanan kesehatan;
66
pelatihan periodik para petugas di lembaga-lembaga layanan kesehatan khususnya
tentang prinsip-pninsip pengendalian infeksi,edukasi terhadap pasien dan keluarga
mereka mengenai penularan infeksi melalui darah;dan praktek jarum sekali pakai
yang aman.

9) Tingkatkan Kebersihan Tangan (Hand hygiene) untuk Pencegahan lnfeksi


Nosokomial.
Diperkirakan bahwa pada setiap saat lebih dari 1,4 juta orang di seluruh dunia
menderita infeksi yang diperoleh di rumah-rumah sakit. Kebersihan Tangan yang
efektif adalah ukuran preventif yang pimer untuk menghindarkan masalah ini.
Rekomendasinya adalah mendorong implementasi penggunaan cairan “alcohol-
based hand-rubs” tersedia pada titik-titik pelayan tersedianya sumber air pada
semua kran, pendidikan staf mengenai teknik kebarsihan taangan yang benar
mengingatkan penggunaan tangan bersih ditempat kerja; dan pengukuran kepatuhan
penerapan kebersihan tangan melalui pemantauan/observasi dan tehnik-tehnik yang
lain.

67
b. Kajian Data
Tabel 2.12
Hasil Pelaksanaan Evaluasi 9 Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit
(Nine Life Saving Patient Safety Solutions)di Bangsal Melati 2 RSUP DR.
Soeradji Tirtonegoro Klaten Tanggal 02 – 04 Maret 2020 (n= 10)
Pelaksanaan (n=1)
No Komponen yang di nilai S K T
(2) (1) (0)
1. Perhatikan nama obat, rupa, dan ucapan mirip
(NORUM)
a. Perawat melaksanakan prosedur
konfirmasi peresepan obat secara
tertulis/verbal
b. Perawat mengeja kembali nama obat yang
diresepkan secara verbal 5 5 0
c. Adanya pemisah tempat dan pelabelan
tempat obat yang rupanya mirip
d. Perawat memberikan obat sesuai dengan
prinsip 7 benar:
- benar obat
- benar dosis
- benar waktu
- benar tempat
- benar orang
- pelaksana
- pendokumentasian
2. Pastikan identifikasi pasien
a. Perawat menuliskan identitas pasien
dengan lengkap dan jelas dalam setiap
pendokumentasian asuhan keperawatan
b. Perawat menuliskan No. CM setiap pasien 10 0 0
dengan lengkap dan jelas
c. Semua dokumen mengenai pasien diisi
dengan lengkap dan jelas

68
d. Status pasien terpisah antara satu pasien
dengan pasien yang lain
e. Pasang gelang pasien sesuai identitas
f. Tulis papan nama pasien dengan jelas dan
tepat
3 Komunikasi secara benar saat serah terima /
pengoperan pasien
a. Menyebutkan identitas pasien, diagnosa
medis, diagnosa keperawatan, tindakan
keperawatan yang telah dilakukan beserta 8 2 0
waktu pelaksanaan
b. Menginformasikan jenis dan waktu
rencana tindakan yang belum dilakukan
c. Menyebutkan perkembangan pasien yang
ada selama shift
d. Menyebutkan terapi dan tindakan medis
beserta waktunya yang telah dilakukan selama
shift
e. Menyebutkan tindakan medis yang belum
dilakukan selama shif
4 Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang
benar sebelum tindakan operasi (misalnya - -
pengendalian jaringan), tempat/sisi tubuh diberi
tanda
a. Ada dokumentasi tindakan di status pasien
b. Memastikan data pada catatan perawatan
sebelum melakukan tindakan
5 Kendalikan cairan elektrolit pekat (concentrate)
a. Ada dokumentasi mengenai pemberian
cairan
b. Perawat mengecek program terapi sebelum 5 5 0
memberikan terapi cairan pada pasien
c. Perawat memprogram pemberian cairan
elektrolit pekat sesuai aturan pemberian

69
d. Perawat memonitor reaksi pemberian
cairan
e. Perawat mengatur tetesan infus atau hasil
perhitungan sesuai dengan order.
f. Perawat menuliskan catatan pemberian
infus secara terperinci (tanggal, jam dan
macam cairan)
6 Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan
pelayanan
a. Ada dokumentasi/list tentang obat-obatan 10 0 0
yang sudah diberikan dan waktu pemberiannya
b. Ada dokumentasi serah terima pasien
c. Perawat mengisi catatan perkembangan
tentang keadaan pasien saat ini dengan jelas
dan akurat untuk operan
7 Hindari salah kateter salah sambung selang (tube)
a. Perawat mengecek order adanya
pemberian tindakan misalnya pemasangan - - -
kateter/ NGT
b. Memperhatikan urutan selang dan
sambungan selang sebelum melakukan
penyambungan
8. Gunakan alat injeksi sekali pakai
a. Satu spuit digunakan sekali pakai untuk 10 0 0
satu obat
b. Perawat memastikan bahwa spuit dibuang
di tempat sampah tajam
c. Perawat membuang spuit dalam keadaan
tertutup
9. Tingkatkan kebersihan tangan untuk pencegahan
infeksi nosokomial
a. Perawat mencuci tangan sebelum dan 4 6 0
sesudah melakukan tindakan
b. Perawat mencuci tangan menggunakan
antiseptik

70
c. Perawat mencuci tangan dengan teknik
yang benar
d. Ada pedoman mengenai cuci tangan yang
benar
Jumlah 52 18 0

Prosentase (%) 65% 22,5%

Sumber:Hasil Observasi Pelaksanaan 9 Sasaran Keselamatan Pasien selama


3hari Di Ruang Melati II RSUP dr.Soeradji Tirtonegoro 2020

c. Analisa Data
Berdasarkan analisis dari variabel evaluasi pelaksanan 9 sasaran keselamatan
pasien didapatkan hasil pada item “SERING” yaitu 65%, item “KADANG” yaitu
21%. Di melati 2 didapatkan bahwa sebagian perawat mencuci tangan hanya pada
saat waktu tertentu dan masih ada yang tidak mencuci tangan sebelum melakukan
tindakan. Untuk poin nomor 4 tidak dihitung dikarenakan poin tersebut
dikhususkan untuk bangsal bedah dan dipoin 7 juga tidak dihitung karena dalam
pengkajian 3 hari hanya didapatkan 1 pasien yang terpasang NGT dan saat
pengkajian hari pertama pasien sudah di lepas selang NGT. Sedangkan yang
terpasang selang kateter hanya 2 pasien saja.

5. Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik


- Kajian Teori
Pelayanan keperawatan yang holistik menuntut mutu pelayanan yang dapat
memberikan kepuasan terhadap pasien dan keluarga, oleh karena itu perawat perlu
meningkatkan keterampilan dan mutu pelayanan, termasuk salah satunya adalah
meningkatkan pelaksanaan komunikasi terapeutik dengan perawat, pasien maupun
keluraga. Komunikasi terapaeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara
sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien serta
merupakan titik tolak saling memberikan pengertian antar perawat dengan pasien
(Nursalam, 2014).
Tujuan dari komunikasi terapeutik ini adalah membantu pasien untuk
memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil

71
tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal yang
diperlukan, mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang
efektif dan mempertahankan kekuatan egonya, mempengaruhi orang lain,
lingkungan fisik dan dirinya sendiri. Sehingga diharapkan dapat mempengaruhi
hasil pelayanan kesehatan yang dilakukan dan tujuan pelayanan keperawatan dapat
dicapai secara optimal. Empat Fase Dari Proses Hubungan Terapeutik
1) Fase Pre Interaksi
a) Mengumpulkan data tentang klien
b) Menyiapkan alat
c) Mencuci tangan
2) Fase Introductory / Orentasi
a) Memberikan salam dan tersenyum pada klien
b) Melakukan validasi
c) Memperkenalkan nama perawat
d) Menayakan nama panggilan kesukaan klien
e) Menjelaskan tanggung jawab perawat & klien
f) Menjelaskan peran perawat & klien
g) Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
h) Menjelaskan tujuan
i) Menjelaskan waktu
j) Menjelaskan Kerahasiaan
3) Fase Kerja
1. Memberi kesempatan pada klien untuk bertanya
2. Menanyakan keluhan utama
3. Memulai kegiatan dengan cara yang baik
4. Melakukan kegiatan sesuai dengan rencana Mencuci tangan
4) Fase Terminasi
a) Menyimpulkan hasil wawancara :evaluasi proses dan hasil
b) Memberikan reinforcemen positif
c) Melakukan kontrak ( waktu, tempat, topik)
d) Mengahiri wawancara dengan cara yang baik.

72
- Kajian Data
Tabel 2.13
Hasil Evaluasi Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik di Bangsal Melati II
RSUP DR. Soeradji Tirtonegoro Klaten Tanggal 02- 04 Maret (n=10)
Pelaksanaan
No Kegiatan Ya Tidak
N % N %
A. Tahap pre interaksi
1. Mengumpulkan data tentang pasien 10 100%
2. Menyiapkan alat 10 100%
3. Cuci tangan 2 20% 8 80%
B. Pelaksanaan
4. Memberi salam dan tersenyum pada pasien 5 50% 5 50%
5. Melakukan validasi 10 10%
6. Memperkenalkan nama perawat 5 50% 5 50%
7. Menanyakan nama panggilan kesukaan 10 100%
pasien
8. Menjelaskan tanggung jawab perawat 10 100%
9. Menjelaskan peran perawat 10 100%
10. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan 10 100%
11. Menjelaskan tujuan 10 100%
12. Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk 7 70% 3 30%
kegiatan
13. Menjelaskan kerahasiaan - -
C. Tahap kerja
14. Memberikan kesempatan klien untuk 10 100%
bertanya
15. Menanyakan keluhan pasien 10 100%
16. Memulai kegiatan dengan cara yang baik 10 100%
17. Melakukan kegiatan sesuai dengan rencana 10 1005
D. Tahap terminasi
18. Menyimpulkan hasil kegiatan 6 60% 4 40%
19. Memberikan reinforcement positif 3 30% 7 70%
20. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya 10 1005
21. Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik 10 100%
Jumlah 64 36,
% %
Sumber:Hasil Observasi Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik selama 3 hari Di Ruang Melati
2 sejak 2-4 Maret 2020 di RSUP dr.Soeradji Tirtonegoro

73
- Analisa Data
Berdasarkan analisis hasil Evaluasi Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik di Bangsal
Melati 2 didapatkan data sebanyak 64% perawat sudah melakukan komunikasi
terapeutik dengan baik, dan 36% perawat melakukan komunikasi terapeutik dengan
belum optimal. Karena belum menanyakan nama, menjelaskan tanggung jawab
dan peran perawat serta belum menjelaskan kontrak selanjutnya.

6. Pelaksanaan Prosedur Cuci Tangan Yang Benar


a. Kajian Teori
Mencuci tangan adalah proses yang secara mekanik melepaskan kotoran dan
debris dari kulit tangan menggunakan sabun dan air (Depkes RI, 2009). Tujuan
dilakukan cuci tangan yaitu untuk mengangkat mikroorganisme yang ada ditangan,
membuat kondisi tangan streril sehingga infeksi silang bisa dicegah.
WHO telah mengembangkan moments untuk kebersihan tangan yaitu Five
Moment for Hand Hygiene, yang telah diidentifikasi sebagai waktu kritis ketika
kebersihan tangan harus dilakukan yaitu sebelum kontak dengan pasien, sebelum
tindakan aseptik, setelah terpapar cairan tubuh pasien, setelah kontak dengan
pasien, dan setelah kontak dengan lingkungan pasien (WHO, 2009).
Langkah-langkah dalam mencuci tangan :
1) Hand Hygiene dengan air mengalir
Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun merupakan teknik hand
hygiene yang paling ideal. Dengan mencuci tangan, kotoran tak terlihat dan
bakteri patogen yang terdapat pada area tangan dapat dikurangi secara
maksimal. Hand hygiene dengan mencuci tangan disarankan untuk dilakukan
seering mungkin, bila kondisi dan sumber daya memungkinkan. Pelaksanaan
hand hygien dengan mencuci tangan efektif membutuhkan waktu sekitar 40-60
detik, dengan langkah sebagi berikut :
a) Basahi tangan dengan air mengalir
b) Tuangkan sabun kurang lebih 5 cc untuk menyabuni seluruh permukaan
tangan
c) Mulai teknik 6 langkah :
(1) Gosok tangan dengan posisi telapak pada telapak

74
(2) Gosok telapak tangan kanan diatas punggung tangan kiri dengan jari-
jari saling menjalin dan sebaliknya
(3) Gosok kedua telapak tangan dan jari-jari saling menjalin
(4) Gosok punggung jari-jari pada telapak yang berlawanan dengan jari-jari
saling mengunci
(5) Gosok memutar ibu jari kiri dengan tangan kanan mengunci pada ibu
jari tangan kiri dan sebaliknya
(6) Gosok kuku jari-jari kiri memutar pada telapak tangan kanan dan
sebaliknya
d) Bilas tangan dengan air mengalir
e) Keringkan tangan sekering mungkin dengan tisu
f) Gunakan tissue untuk mematikan kran
2) Hand hygiene menggunakan antiseptik berbasis alkohol (Handrub)
Pada pelaksanaan hand hygiene, mencuci tangan terkadang tidak dapat
dilakukan karena kondisi atau karena keterbatasan sumber daya. Banyaknya
pasien yang kontak dengan petugas dalam satu waktu, atau sulitnya
mendapatkan sumber air bersih yang memadai menjadi kendala dalam
melaksanakan hand hygiene dengan mencuci tangan. Tehnik mencuci tangan
dengan handrub :
(1) Menggosok bagian dalam telapak tangan
(2) Menggosok punggung tangan bergantian
(3) Menggosok sela-sela jari tangan
(4) Menggosok ruas jari tangan dengan mengkaitkan tangan
(5) Menggosok ibu jari tangan, bergantian
(6) Menggosok ujung jari tangan

b. Kajian Data

75
Tabel 2.14
Hasil Evaluasi Pelaksanaan Prosedur Mencuci Tangan Dengan Benar di
Ruang Mawar RSUP DR. Soeradji Tirtonegoro Klaten Tanggal 02 – 04 Maret
2020 (n= 10)

Tindakan
No Langkah- langkah
Ya Tidak
1 Melepas semua perhiasan (gelang, cincin dan 8 2
jam tangan) dan menyingsingkan lengan baju
2 Membasuh lengan setinggi lengan bawah - -
dengan air mengalir
3 Meratakan sabun antiseptic/ sabun di telapak 10 0
tangan dan gosok kedua telapak tangan
4 Meratakan antiseptic pada kedua telapak tangan 5 5
4 kali
5 Gosok kedua punggung tangan dan sela sela 10 0
jari tangan kiri dengan tangan kanan , lakukan
pada kedua tangan
6 Menggosok kedua telapak tangan dan sela-sela 10 0
jari kedua tangan
7 Menggosok punggung buku-buku jari kedua 10 0
tangan dengan posisi tangan saling mengunci
8 Menggosok ibu jari kiri berputar dalam 10 0
genggaman tangan kanan, lakukan pada kedua
tangan
9 Menggosok dengan memutar ujung jari-jari 10 0
kanan ditelapak tangan kiri dan sebaliknya
10 Membilas kedua tangan dengan air mengalir 10 0
11 Mengeringkan dengan satu tisu 8 2
12 Menggunakan tisu tersebut untuk menutup kran 4 6
dan buang ditempat sampah
Persentase % 86,4% 13,6%
Sumber:Hasil Observasi Prosedur Cuci Tangan Selama 3 hari Di Ruang Melati 2
RSUP dr.Soeradji Tirtonegoro 2020

Keterangan :
n= jumlah perawat yang diobservasi

76
c. Analisa Data
Berdasarkan hasil analisis prosedur cuci tangan nilai yang didapatkan yaitu
86,4% dan sudah melakukan sesuai prosedur cuci tangan. Masih didapatkan 13,6%
beberapa perawat yang belum melakukannya sesuai dengan prosedur. Dalam
mencuci tangan yang benar ada beberapa perawat yang tidak melepaskan perhiasan
(cincin), tidak membasuh lengan setinggi lengan bawah dengan air mengalir
disebabkan melati 2 merupakan bangsal penyakit dalam yang tidak diharuskan
mencuci tangan sampai lengan bawah ( hanya pergelangan tangan ) , tidak
meratakan antiseptic pada kedua telapak tangan dengan 4 kali hitungan dan tidak
semua perawat menggunakan tissue untuk menutup kran setelah mencuci tangan.

7. Pelaksanaan Orientasi Pasien Baru


a. Kajian Teori
Orientasi pasien baru merupakan kontrak antara perawat dan klien / keluarga
dimana terdapat kesepakatan antara perawat dengan klien/keluarganya dalam
memberikan Asuhan keperawatan. Kontrak ini diperlukan agar hubungan saling
percaya antara perawat dan klien / keluarga dapat terbina (Trust). Hal – hal yang
perlu diperhatikan :
1) Orientasi dilakukan saat pertama kali oleh klien datang ( 24 jam pertama ) dan
kondisi klien sudah tenang.
2) Orientasi dilakukan oleh PP. Bila PP tidak ada PA dapat memberikan orientasi
untuk klien dan keluarga, selanjutnya orientasi harus dilengkapi kembali oleh PP
sesegera mungkin. Hal ini penting karena PP yang bertanggung jawab terhadap
semua kontrak atau orientasi yang dilakukan
3) Orientasi diberikan pada klien dan didampingi anggota keluarga yang dilakukan
dikamar klien dengan menggunakan format orientasi. Selanjutnya klien
diinformasikan untuk membaca lebih lengkap format orientasi yang
ditempelkan dikamar klien
4) Setelah orientasi , berikan daftar nama tim atau bad kepada klien dan keluarga
kemudian gantungkan daftar nama tersebut pada laci klien
5) Orientasi ini diulang kembali minimal setiap dua hari oleh PP atau yang
mewakili, terutama tentang daftar nama tim yang sudah diberikan , sekaligus
menginformasi kan perkembangan kondisi keperawatan klien dengan
mengidentifikasi kebutuhan klien.
77
6) Pada saat penggantian dinas ( dikamar klien ), ingatkan klien nama perawat yang
bertugas saat itu,bila perlu anjurkan klien atau keluarga melihat pada daftar nama
tim.
b. Kajian Data
Tabel 2.15
Hasil Evaluasi Orientasi Pasien Baru di Ruang Melati II RSUP dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten Tanggal 02- 04 Maret 2020 (n= 8)
Observasi
No Variable Yang Diteliti
Ya Tidak
A. Pre Interaksi
1. Mengumpulkan data tentang pasien 8 0
2. Membuat rencana pertemuan dengan 0 8
pasien
B. Orientasi
1. Memberi salam dan tersenyum kepada 5 3
pasien
2. Memperkenalkan nama diri 3 5
3. Menanyakan nama panggilan kesukaan 0 8
pasien
4. Menanyakan perasaan pasien 0 8
5. Menjelaskan peran perawat 0 8
6. Menjelaskan tugas perawat 0 8
7. Menjelaskan kegiatan (orientasi) yang 6 2
dilakukan
8. Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk 0 8
kegiatan orientasi
9. Menjelaskan kerahasiaan - -
C. Kerja
1. Menanyakan keluhan pasien 8 0
2. Memberikan kesempatan pasien untuk 8 0
bertanya
3. Memulai dengan ajakan berkonsentrasi 0 8
4. Melakukan orientasi 8 0
D. Materi
1. Mengorientasikan tentang fasilitas yang 2 6
ada diruangan
2. Mengorientasikan tentang cara penggunaan 0 8
fasilitas
3. Mengorientasikan tata tertib penggunaan 8 0
fasilitas ruang tunggu
4. Mengorientasikan tempat-tempat penting, 6 2

78
kamar mandi, ruang tunggu, ruang
konsultasi, ruang perawat, mushola, dll
E. Terminasi
1. Menyimpulkan hasil kegiatan 0 8
2. Memberikan pujian positif 0 8
3. Merencanakan tindak lanjut pada pasien 6 2
4. Melakukan kontrak selanjutnya 0 8
5. Mengakhiri pertemuan dengan cara yang 5 3
baik dan tersenyum
Jumlah 67 117
Prosentase 36,41 63,58%
%

Sumber:Hasil Observasi Orientasi Pasien Baru selama 3 hari Di Ruang Melati 2


RSUP dr.Soeradji Tirtonegoro 2020

Keterangan :
n = observasi pasien baru

c. Analisa Data
Berdasarkan analisis hasil observasi orientasi pasien baru di dapatkan data
37% perawat telah melaksanakan orientasi pasien baru dan 63% didapatkan bahwa
perawat masih ada yang belum melakukan pembuatan rencana pertemuan dengan
pasien, menanyakan nama panggilan kesukaan pasien, meenanyakan perasaan
pasien , menjelaskan peran dan tugas perawat, menjelaskan waktu yang dibutuhkan
untuk kegiatan orientasi, memulai dengan ajakan berkonsentrasi, mengorientasi
tentang cara penggunaan fasilitas, menyimpulkan hasil kegiatan, belum
memberikan pujian positif , belum melakukan kontrak selanjutnya

79
8. Pelaksanaan Discharge Planning
a. Kajian Teori
Discharge Planning yaitu merencanakan kepulangan pasien dan memberikan
informasi kepada pasien dan keluarganya tentang hal-hal yang diperlu dihindari dan
dilakukan sehubungan dengan kondisi atau penyakitnya pasien bedah (Rondhianto,
2008).
Fase pelaksanaan discharge planning :
- Mendiskusikan rencana pemulangan dengan keluarga pasien paling lambat
2x24 jam setelah pasien rawat inap
- Menentukan kriteria pasien yang diperkirakan membutuhkan perawatan khusus
setelah pulang, yaitu : pasien dengan kondisi sakit akut, memerlukan perawatan
rumah (home care), kondisi terminal yang memerlukan perawatan paliatif yang
dapat dilakukan di rumah, psikiatri, geriatric, pasien dengan gangguan mobilitas
yang membutuhkan pendampingan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
- Melakukan edukasi ke pasien terkait penggunaan peralatan dan pengobatan
tertentu, tanda dan gejala kekambuhan, waktu control, penggunaan obat dengan
benar
- Mengkonsultasikan keunit lain yang terkait tentang rencana pemulangan pasien
apabila diperlukan
- Menyetujui rencana kepulangan pasien dengan mencantumkan tanda tangan dan
nama terang pada rekam medis.

80
b. Kajian Data
Tabel 2. 16
Hasil Evaluasi Pelaksanaan Discharge Planning Perencanaan Pasien Pulang di
Ruang RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro KlatenTanggal 02 – 04 Maret 2020
(n= 10)

81
Pelaksanaan
Ya Tidak
No Kegiatan
N % N %
A. Tahap pre interaksi
1. Mengumpulkan data tentang klien 10 10% 0
2. Membuat rencana pertemuan dengan 10 10% 0
klien
B Orientasi
3 Member salam dan tersenyum kepada 8 80% 2 20%
klien
4. Memperkenalkan nama diri 8 80% 2 20%
5 Menanyakan nama panggilan kesukaan 0 10 100%
klien
6. Menanyakan perasaan klien 2 20% 8 80%
7. Menjelaskan peran perawat 0 10 100%
8. Menjelaskan tugas perawat 6 60% 4 40%
9. Menjelaskan kegiatan (orientasi ) yang 10 100%
akan dilakukan
10. Menjelaskan tujuan kegiatan 0 10 100%
11. Menjelaskan waktu yang dibutuhkan 0 10 100%
untuk orientasi
12. Menjelaskan kerahasiaan 10 100%
C. Tahap kerja
13. Menanyakan keluhan utama klien 10 100%
14. Memberikan kesempatan bertanya 10 100%
15. Memulai dengan ajakan untuk 0 10 100%
berkonsentrasi
16. Melakukan orientasi 10 100%
D. Tahap materi
17. Menjelaskan informasi mengenai 10 100%
penyakit
18. Menjelaskan informasi mengenai 10 100%
penyebab penyakit
19. Menjelaskan informasi mengenai tanda 10 100%
dan gejala penyakit
20. Menjelaskan informasi mengenai cara 10 100%
perawatan di rumah
21 Menjelaskan informasi mengenai cara 10 100%
pemberian obat
22 Menjelaskan informasi mengenai cara 10 100%
pencegahan penyakit dan infeksi
23 Menjelaskan informasi mengenai 10 100%
program pengobatan lanjutan
24 Menjelaskan informasi mengenai nutrisi 10 100%
yang sesuai dengan program diet
25 Menjelaskan informasi 82mengenai 10 100%
aktivitas dan istirahat
26 Menjelaskan informasi mengenai control 0 10 100%
Sumber:Hasil Discharge planning selama 3 hari Di Ruang Melati 2 RSUP
dr.Soeradji Tirtonegoro 2020

c. Analisa Data
Dari observasi yang dilakukan selama 3 hari di ruang Melati 2 didapatkan hasil
66% perawat sudah melakukan discharge planning dengan baik . Dan sebagian
perawat ada yang belum melaksanakan discharge planning dengan maksimal
dengan hasil 33,5% yaitu dikarenakan perawat belum menanyakan nama panggilan
kesukaan klien, menjelakan peran dan tujuan kegiatan dan menjelakan waktu yang
di butuhkan untuk orientasi, belum melakukan kontrak selanjutnya, dan dalam
menginformasikan mengenai cara control bl di lakukan hanya memnginformasikan
waktu, tempat control saja.

83
9. Proses Manajemen Pelayanan Keperawatan
a. Kajian Teori
1) Pengertian
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses yang dilaksanakan sesuai
dengan pendekatan sistem terbuka. Oleh karena itu, manajemen keperawatan
terdiri atas beberapa komponen yang tiap-tiap komponen saling berinteraksi.
Pada umumnya satu sistem didirikan oleh lima elemen yaitu input, proses,
output, control dan mekanisme umpan balik (Kuntoro, 2010).
Standar manajemen pelayanan keperawatan dan kebidanan adalah proses
pengelolaan pelayanan keperawatan melalui pelaksanaan fungsi manajemen
yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengaturan tenaga, pengarahan, evaluasi,
dan pengendalian mutu pelayanan keperawatan untuk mencapai tujuan
pelayanan keperawatan.

Keinginan Perencanaan
kebutuhan
Pengorganisasian

Pengarahan Tujuan

Pengkoordinasian

Informasi Pengawasan

Gambar 24 Skema mekanisme kerja fungsi-fungsi manajemen

Manajemen keperawatan merupakan pelayanan keperawatan profesional


dimana tim keperawatan dikelola dengan menjalankan empat fungsi
manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, motivasi dan pengendalian.
Keempat fungsi tersebut saling terkait serta saling berhubungan dan
memerlukan ketrampilan-ketrampilan teknis, hubungan antar manusia dan
konseptual yang mendukung tercapainya asuhan keperawatan yang bermutu,
berdaya guna dan berhasil guna kepada pasien. Dengan alasan tersebut,
manajemen keperawatan perlu mendapat perhatian dan prioritas utama dalam
pengembangan keperawatan di masa depan. Hal tersebut berkaitan dengan
84
tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan
perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan
setiap perubahan yang terjadi (Nursalam, 2014).

2) Unsur Proses Manajemen


a) Planning atau Perencanaan
Perencanaan adalah sebuah keputusan untuk suatu kemajuan yang
berisikan apa yang akan dilakukannya serta bagaimana, kapan dan dimana
akan dilaksanakannya (Handoko, 2008). Perencanaan dimaksudkan untuk
menyusun suatu perencanaan yang strategis dalam mencapai suatu tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.
Perencanaan dibuat untuk menentukan kebutuhan dalam asuhan
keperawatan kepada semua pasien, menegakkan tujuan, mengalokasikan
anggaran belanja, memutuskan ukuran dan tipe tenaga keperawatan yang
dibutuhkan, membuat pola struktur organisasi yang dapat mengoptimalkan
efektifitas staff serta menegakkan kebijaksanaan dan prosedur operasional
untuk mencapai visi dan misi institusi yang telah ditetapkan.
Kerangka perencanaan terdiri dari :
(1) Misi , berisi tujuan jangka panjang mengenai bagaimana langkah
mencapai visi
(2) Filosofi, sesuatu yang bisa menguatkan motivasi
(3) Tujuan, berisi tujuan yang ingin dicapai
(4) Obyektif, berisi langkah-langkah rinci bagaimana mencapai tujuan
(5) Prosedur, berisi pelaksanaan pelaksanaan
(6) Aturan, berisi langkah langkah antisipasi untuk hal-hal yang
menyimpang

Model perencanaan meliputi:


(1) Reactive planning, yaitu tak ada perencanaan, managemen langsung
melakukan tindakan begitu menemukan masalah. Perubahan yang
terjadi tidak pasti karena dipengauhi oleh masalah dan kondisi yang ada
(2) Inactive planning, yaitu perencanaan sudah dibuat sejalan dengan
masalah yang muncul (telah ada bayangan atau perencanaan tetapi

85
dalam pelaksanaannya dilakukan sejalan dengan pekembangan
masalah).
(3) Preactive planning, yaitu penyusunan perencanaan dengan mengetahui
rencana ke ciri dari perencanaan ini adalah tujuan yang akan dicapai
jelas, tedapat pembatasan depan pencapaian target yang sudah pasti
(sudah jelas dan tidak berubah). Waktu perencanaan berlangsung,
terdapat indikator pencapaian target, risiko dan ketidakpastian jelas.
(4) Proactive planning, yaitu pembuatan perencanaan dengan
memperhatikan masa lalu, masa sekarang dan masa depan. Masa lalu
digunakan sebagai pengalaman untuk menyusun perencanaan sekarang
dan masa depan, masa sekarang sebagai pelaksanaan perencanaan, dan
masa depan merupakan perencanaan yang disusun berdasarkan evaluasi
pelaksanaan perencanaan masa lalu dan sekarang.
Perencanaan berdasarkan periode meliputi :
(1) Perencanaan jangka pendek (target waktu dalam minggu atau bulan)
(2) Perencanaan jangka menengah (periode dalam satu tahun)
(3) Perencanaan jangka panjang (periode tahun mendatang)
b) Organizing
Organisasi kepemimpinan murni merupakan jenis struktur formal
paling sederhana dan tertua. Dalam organisasi dengan ukuran tertentu,
struktur kepemimpinan merupakan jenis yang besar kemungkinan untuk
berkembang melalui proses evolusioner karena dengan peningkatan jumlah
pekerjaan yang harus diselesaikan dan jumlah pekerjaan ke dalam tugas
khusus dan untuk mengatur pekerja yang terikat dalam tugas yang sama ke
dalam kelompok yang jelas menurut definisi pekerja yang logis.
Berdasarkan hal tersebut maka fungsi pengorganisasian dari kepala ruang
adalah (Nursalam, 2008).
(1) Merumuskan metode penugasan yang digunakan
(2) Merumuskan tujuan metode penugasan
(3) Mendelegasikan wewenang
(4) Membuat koordinasi tim
Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) sebagai suatu sistem
(struktur, proses, nilai nilai profesional) yang memungkinkan perawat
profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan
86
untuk mendukung pemberian asuhan keperawatan. MPKP terdiri dari
elemen sub sistem antara lain :
(1) Nilai-nilai profesional (inti MPKP)
(2) Pendekatan manajemen
(3) Metode pemberian asuhan keperawatan
(4) Hubungan profesional
(5) Sistem kompensasi dan penghargaan
Dalam sistem pemberian asuhan keperawatan ada beberapa teori
mengenai metode asuhan keperawatan. Menurut Gillies metode asuhan
keperawatan terdiri dari metode kasus, metode fungsional, metode tim, dan
metode primer.
(a) Metode kasus (Total Care Method)
Metode ini merupakan metode tertua dimana seorang klien dirawat
oleh seorang perawat selama 8 jam perawatan. Setiap perawat
ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia dinas.
Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift.
Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat dan
hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk
keperawatan khusus seperti di ruang rawat intensif.
Kelebihan dari metode ini adalah :
- Sederhana dan langsung
- Garis pertanggungjawaban jelas
- Kebutuhan klien cepat terpenuhi
- Memudahkan perencanaan tugas
Kekurangan dari metode ini adalah :
- Belum dapat diidentifikasi perawat penanggung jawab
- Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar
yang sama
- Tak dapat dilakukan oleh perawat baru atau kurang pengalaman
- Mahal, perawat profesional termasuk melakukan tugas non
profesional
(b) Metode fungsional
Metode ini dilakukan pada kelompok besar klien. Pelayanan
keperawatan dibagi menurut tugas yang berbeda dan dilaksanakan oleh
87
perawat yang berbeda dan tergantung pada kompleksitas dari setiap
tugas. Misalnya fungsi menyuntik, membagi obat, perawatan luka.
Metode ini merupakan manajemen klasik yang menekankan pada
efisiensi, pembagian tugas yang jelas dan pengawasan yang lebih
mudah. Semua prosedur ditentukan untuk dipakai sebagai standar.
Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas managemenialnya
sedangkan asuhan keperawatan klien diserahkan kepada perawat
yunior.
Meskipun sistem ini efisien namun penugasan secara fungsi tidak
memberikan kepuasan kepada klien dan perawat karena asuhan
keperawatan yang diberikan kepada klien terfragmentasi menurut tugas
atau perasat yang dilakukan. Cara kerja yang diawasi membosankan
perawat karena berorientasi pada tugas dan sistem ini baik dan berguna
untuk situasi dimana rumah sakit kekurangan tenaga perawat, namun
disisi lain asuhan ini tidak profesional dan tidak berdasar pada masalah
klien.
Keuntungan dari metode ini adalah :
- Lebih sedikit membutuhkan perawat
- Efisien
- Tugas mudah dijelaskan dan diberikan
- Para staff mudah menyesuaikan dengan tugas
- Tugas cepat selesai
Kerugian dari metode ini adalah :
- Tidak efektif
- Fragmentasi pelayanan
- Membosankan
- Komunikasi minimal
- Tidak holistic
- Tidak professional
- Tidak memberikan kepuasan kepada klien dan perawat
(c) Metode TIM
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang
berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
sekelompok klien. Ketua tim bertanggung jawab membuat perencanaan
88
dan evaluasi asuhan keperawatan untuk semua klien yang ada di bawah
tanggung jawab timnya. Anggota tim melaksanakan asuhan
keperawatan kepada klien sesuai perencanaan yang telah dibuat oleh
ketua tim. Tujuan perawatan ini adalah memberikan asuhan
keperawatan yang lebih baik dengan menggunakan sejumlah staff yang
tersedia.
Keuntungan dari metode ini adalah :
- Memberikan kepuasan bagi perawat dan klien
- Kemampuan anggota tim dikenal dan dimanfaatkan secara optimal
- Komprehensif dan holistic
- Produktif, kerjasama, komunikasi dan moral
Kerugian dari metode ini adalah :
- Tidak efektif bila pengaturan tidak baik
- Membutuhkan banyak kerjasama dan komunikasi
- Membingungkan bila komposisi tim sering diubah
- Banyak kegiatan keperawatan dilakukan oleh perawat non
professional
(d) Metode Primer
Metode ini merupakan suatu metode penugasan kerja terbaik dalam
suatu pelayanan dengan semua staff keperawatan yang profesional.
Pada metode ini setiap perawat primer memberikan tanggung jawab
penuh secara menyeluruh terhadap perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi keperawatan mulai dari pasien masuk sampai keluar dari
rumah sakit, mendorong praktek kemandirian perawat, ada kejelasan
antara pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ditandai
dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dan
perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, mengimplementasikan
dan mengkoordinasikan asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
Penanggung jawab dilaksanakan oleh perawat primer (primary
nurse/PP). Setiap PP merawat 4-6 klien dan bertanggung jawab
terhadap klien selama 24 jam dari klien masuk sampai dengan pulang.
Terdapat kontinuitas asuhan keperawatan yang bersifat komprehensif
dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam satu grup PP mempunyai
beberapa AN dan perawatan dilanjutkan oleh AN.
89
Kelebihan dari model primer ini adalah model ini bersifat kontinyu
dan komprehensif dalam melakukan proses keperawatan kepada klien
dan perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap
hasil dan memungkinkan pengembangan diri. Keuntungan yang
dirasakan adalah pasien merasa dimanusiakan karena terpenuhinya
kebutuhan secara individu. Selain itu asuhan yang diberikan bermutu
tinggi dan tercapai pelayanan yang efektif terhadap perawatan,
dukungan, proteksi, informasi dan advokasi.
Kelemahan dari model ini adalah model ini hanya dapat
dilaksanakan oleh perawat yang memiliki pengetahuan dan pengalaman
yang memadai dengan kriteria asertif, mampu mengatur diri sendiri,
kemampuan pengambilan keputusan yang tepat, penguasaan klinik,
akuntabel dan mampu bekomunikasi dan berkolaborasi dengan
berbagai disiplin.

Tim Medis Kepala ruang Sarana RS

PA 1 PA 1
PA 2 PP 1 PP 1 PA 2

Pasien Pasien
pelaksana sore
Gambar 2.5 Bagan Pengembangan MAKP (Nursalam, 2009)

Uraian tugas dari kepala ruang, perawat primer, perawat asosiasi adalah
sebagai berikut :
a) Tugas PJ Ruang Keperawatan yang mendukung pelaksanaan sistem
pemberian asuhan keperawatan dengan Metode Primer Modifikasi
(MPM) :
(1) Membagi staf ke dalam grup MPM sesuai dengan kemampuan
beban kerja
(2) Membuat jadwal koordinasi dengan PP
(3) Membagi pasien ke dalam grup MPM sesuai dengan kemampuan
dan beban kerja
(4) Mengikuti operan tugas perawat dari jaga malam
90
(5) Melakukan pertemuan pagi (meeting morning) dengan semua staf
ruangan
(6) Memfasilitasi dan mendukung kelancaraan tugas PP dan PA.
(7) Melakukan supervisi dan memberi motivasi seluruh staf
keperawatan untuk mencapai kinerja yang optimal
(8) Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga sesuai
dengan kebutuhan klien
(9) Mendelegasikan tugas kepada penanggung jawab jaga pada jaga
sore, malam, libur
(10) Melakukan pengawasan kedisiplinan tugas staf melalui daftar hadir
yang ada di ruangan
(11) Berperan serta sebagai konsultan dari PP.

b) Tugas PP yang mendukung pelaksanaan sistem pemberian asuhan


keperawatan dengan Metode Primer Modifikasi (MPM):
(1) Bertugas pada pagi hari
(2) Bersama AN menerima operan tugas jaga dari AN yang tugas jaga
malam
(3) Bersama AN melakukan konfirmasi/supervisi tentang kondisi.
Pasien segera setelah selesai operan tugas jaga setiap pasien
(4) Bersama AN melakukan do’a bersama sebagai awal dan akhir
tugas dilakukan setelah selesai operan tugas jaga malam.
(5) Melakukan pre conference dengan semua AN yang ada dalam
grup PPnya pada setiap awal dinas pagi
(6) Membagi tugas atau pasien kepada AN sesuai kemampuan dan
beban kerja
(7) Melakukan pengkajian, menetapkan masalah atau diagnosa dan
perencanaan keperawatan kepada semua pasien yang menjadi
tanggung jawab dan ada bukti di rekam keperawatan
(8) Memonitor dan membimbing tugas AN
(9) Membantu tugas AN untuk kelancaran pelaksanaan asuhan pasien
(10) Mengoreksi, merevisi, dan melengkapi catatan asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh AN yang ada di bawah
tanggung jawabnya
91
(11) Melakukan evaluasi hasil kepada setiap pasien sesuai tujuan yang
ada dalam perencanaan asuhan keperawatan dan ada bukti dalam
rekam keperawatan
(12) Melaksanakan post conference pada setiap akhir dinas dan
menerima laporan akhir tugas jaga dari AN untuk persiapan operan
tugas jaga berikutnya
(13) Mendampingi AN dalam operan tugas jaga kepada AN yang tugas
jaga berikutnya
(14) Memperkenalkan AN yang ada dalam satu grup atau yang akan
(15) Merawat selama pasien dirawat atau kepada pasien/keluarga baru
(16) Menyelenggarakan diskusi kasus atau conference dengan dokter
atau tim kesehatan lain setiap seminggu sekali
(17) Menyelenggarakan diskusi kasus atau conference dalam
pertemuan rutin keperawatan di ruangan minimal sebulan sekali
(18) Menyelenggarakan diskusi kasus atau conference sesuai prosedur
(19) Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas
(20) Menggantikan tugas PJ ruang pada pagi hari jika PJ ruang tidak
ada
(21) Mendelegasikan tugas kepada AN pada sore, malam, libur
(22) Memberikan bimbingan mahasiswa praktek yang ada dalam
groupnya dalam rangka orientasi dan pelaksanaan praktek
keperawatan
(23) Menginformasikan peraturan dan tata tertib yang berlaku pada
pasien atau keluarga
(24) Melakukan visite perkembangan pasien serta persiapan pasien
pulang
(25) Menerima konsultasi atau keluhan pasien dan berusaha
memengatasinya
(26) Membuat laporan tugas pada kepala ruang setiap akhir tugas

c) Tanggung jawab PP :
(1) Kebenaran data-data klien dalam proses keperawatan.
(2) Kebenaran kajian data keperawatan.
(3) Kebenaran diagnosis.
92
(4) Kebenaran rencana tindakan keperawatan.
(5) Kebenaran layanan asuhan keperawatan.
(6) Kebenaran dan ketepatan pelaksanaan tindakan keperawatan.
(7) Kebenaran evaluasi.
(8) Kebenaran kesimpulan.
(9) Kebenaran dan ketetapan pendidikan kesehatan pada pasien.
(10) Pemenuhan kebutuhan kesehatan pasien dengan kolaborasi tim
(11) Kebenaran dan kelengkapan isian dokumen asuhan keperawatan.
(12) Kebenaran bimbingan dan arahan kepada anggota tim primer
keperawatan dan siswa/mahasiswa.
(13) Kebenaran dan kelengkapan laporan dan dokumen asuhan
keperawatan.

d) Wewenang PP :
(1) Mengatur dan membimbing PA, siswa/mahasiswa dalam tim
keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya.
(2) Meminta bahan dan perangkat kerja yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan asuhan dan pelayanan sesuai dengan kebutuhan pasien.
(3) Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan.
(4) Melakukan konsultasi dan koordinasi tugas dengan penanggung
jawab ruang.
(5) Melakukan asuhan dan pelayanan kesehatan yang komprehensif dan
prima.
(6) Mendelegasikan tugas pada PA

e) Tugas PP yang mendukung pelaksanaan sistem pemberian asuhan


keperawatan dengan Metode Primer Modifikasi (MPM):
(1) Melaksanakan operan tugas setiap awal dan akhir jaga dari dan
kepada AN yang ada dalam satu grup
(2) Melakukan konfirmasi atau supervisi tentang kondisi pasien segera
setelah selesai operan setiap pasien
(3) Melakukan do’a bersama setiap awal dan akhir tugas yang dilakukan
setelah selesai serah terima operan tugas jaga
(4) Mengikuti pre conference yang dilakukan PP setiap awal tugas
93
(5) Melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang menjadi
tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam keperawatan
(6) Melakukan monitoring respon pasien dan ada bukti di rekam
keperawatan
(7) Melakukan konsultasi tentang masalah pasien/keluarga kepada PP
(8) Membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien
yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam
keperawatan
(9) Menerima keluhan pasien/keluarga dan berusaha untuk
mengatasinya
(10) Melengkapi catatan asuhan keperawatan pada semua pasien yang
menjadi tanggung jawabnya
(11) Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada semua pasien yang
menjadi tanggung jawabnya
(12) Mengikuti post conference yang diadakan oleh PP pada setiap akhir
tugas dan melaporkan kondisi dan perkembangan semua pasien yang
menjadi tanggung jawabnya kepada PP
(13) Bila tak ada PP wajib mengenalkan AN yang ada dalam grup yang
akan memberikan asuhan keperawatan pada jaga berikutnya kepada
pasien/keluarga baru
(14) Melaksanakan pendelegasian tugas PP pada sore malam libur
(15) Berkoordinasi dengan PPJR/dokter/tim kesehatan lain bila ada
masalah pasien pada sore malam libur
(16) Mengikuti diskusi kasus dengan dokter/tim kesehatan lain setiap
seminggu sekali
(17) Mengikuti diskusi kasus dalam pertemuan rutin keperawatan di
ruangan
(18) Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas AN
(19) Membantu melakukan bimbingan PKK kepada peserta didik
keperawatan.

f) Tanggung jawab PA :
(1) Kebenaran asuhan keperawatan meliputi kajian diagnosis, rencana
tindakan keperawatan.
94
(2) Kebenaran dan ketepatan pelayanan asuhan meliputi tindakan dan
evaluasi keperawatan.
(3) Kelengkapan bahan dan peralatan kesehatan.
(4) Kebersihan pasien dan alat-alat keperawatan.
(5) Kebenaran isian rekam keperawatan.
(6) Kebenaran infomasi/bimbingan/penyuluhan kesehatan kepada
pasien/keluarga.
(7) Ketepatan penggunaan sumber daya secara efisien dan efektif.
(8) Pemenuhan kebutuhan kesehatan pasien dengan kolaborasi tim
(9) Kebenaran dan bimbingan dan arahan kepada anggota tim primer
keperawatan dan mahasiswa

g) Wewenang PA :
(1) Memeriksa kelengkapan peralatan ruang rawat.
(2) Meminta bahan dan perangkat kerja sesuai dengan kebutuhan
pelaksanaan tugas.
(3) Melakukan pengkajian, menetapkan diagnosa dan perencanaan
keperawatan bagi pasien baru pada saat PP tidak bertugas (S/M/HL).
(4) Melakukan asuhan keperawatan pasien.
(5) Melaporkan asuhan keperawatan pasien ke PJ tugas jaga dan PP.

Tata cara hubungan professional antara staf keperawatan untuk menjamin


asuhan keperawatan yang berkesinambungan secara terus-menerus :
a) Kepala keperawatan mengadakan pertemuan rutin dengan kepala
ruangan minimal satu kali dalam seminggu
b) Kepala ruang mengadakan pertemuan rutin dengan seluruh staf minimal
sebulan sekali
c) Kepala ruang mengadakan pertemuan rutin dengan PP minimal satu kali
seminggu
d) PP mengadakan pre dan post conferance pada setiap awal dan akhir jaga
pagi
e) PP menerima serah terima PA dari tugas jaga sebelumnya
f) PP mendampingi serah terima antar jaga PA pada tugas jaga berikutnya

95
g) PA melaksanakan serah terima tugas jaga dari jaga sebelumnya dan
kepada tugas jaga berikutnya
h) PP melakukan dokumentasi asuhan keperawatan terutama dalam
pengkajian, menetapkan dignosa dan rencana keperawatan
i) PA melakukan dokumentasi asuhan keperawatan terutama dalam hal
pelaksanaan dan evaluasi keperawatan
j) PP membuat laporan tugas kepada kepala ruang setiap akhir tugas
terutama keadaan umum pasien dan permasalahan yang ada
k) PP melakukan motivasi/bimbingan/reinforcement kepada PA setiap hari
l) PA menggantikan tugas PP bila PP tidak ada
m) PA menggantikan tugas kepala ruang atau penanggung jawab ruang
pada tugas S/M/hari libur.

Tata cara hubungan kemitraan professional antara staf keperawatan dengan


dokter/tim kesehatan lain :
a) PP dan PA melakukan visite bersama dengan dokter/tim kesehatan lain
yang merawat
b) PP melakukan diskusi kasus dengan dokter/tim kesehatan lain minimal
satu kali seminggu
c) hubungan professional/kemitraan dengan dokter/tim kesehatan lain
tercermin dalan dokumen rekam medik
d) PP dan PA dapat segera memberikan data pasien yang akurat dengan
cepat dan tepat kepada dokter/tim kesehatan lain bila diperlukan
e) PP/PA menggunakan rekam medik sebagai sarana hubungan profesinal
dalam rangka pelaksanaan program kolaborasi
f) Dokter/tim kesehatan lain menggunakan rekam keperawatan sebagai
sarana hubungan professional dalam rangka program kolaborasi.
g) Dokter/tim kesehatan lain mengetahui setiap pasien siapa PP-nya.
h) PP memfasilitasi pelaksaan konsultasi pasien/keluarga dengan
dokter/tim kesehatan lain.
Tata Cara Hubungan Profesional antara staf keperawatan dengan pasien :
a) Kepala ruang melakukan supervisi seluruh pasien yang ada di ruangan
setiap awal dinas.

96
b) PP dan PA menspervisi seluruh pasien yang menjadi tanggung
jawabnya segera setelah menerima operan tugas setiap pasien.
c) PP menginformasikan peraturan dan tata tertib RS yang berlaku kepada
setiap pasien atau keluaga baru.
d) PP memperkenalkan perawat dalam satu grup yang akan merawat
selama pasien berada di rumah sakit.
e) PP dan PA melakukan visite atau monitoring pasien untuk mengetahui
perkembangan atau kondisi pasien
f) PP memberikan penjelasan setiap rencana tindakan atau program
tindakan pengobatans sesuai wewenang dan tanggung jawabnya
g) Setiap akan melakukan tindakan keperawatan PP dan PA memberikan
penjelasan atas tindakan yang akan dilakukan kepada pasien dan
keluarga
h) Kesediaan PP dan PA untuk menerima konsultasi atau keluhan
pasien/keluarga dan berusaha untuk mengatasinya
i) Pasien atau keluarga mengetahui siapa PP atau perawat yang bertangung
jawab selama ia dirawat dan ditulis pada papan nama pasien
j) PP dan PA memberitahu dan mempersiapkan pasien yang akan pulang.

Tata cara serah terima jaga (operan) :


a) Menyiapkan tempat untuk serah terima tugas jaga
b) Serah terima tugas jaga diikuti KaRu, PP, PA
c) Didahului dengan doa bersama
d) Komunikasi antar pemberi tanggung jawab dan penerima tanggung
jawab dilakukan di depan pintu dengan suara pelan dan tidak ribut
e) Menyebutkan identitas pasien dengan diagnosis medik, diagnosa
keperawatan, tindakan keperawatan yang telah dilakukan beserta waktu
pelaksanaannya
f) Menginformasikan jenis dan waktu rencana tindakan keperawatan yang
belum dilakukan
g) Menyebutkan perkembangan pasien yang ada selama shift
h) Menginformasikan pendidikan kesehatan yang telah dilakukan (bila ada)
i) Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan

97
j) Menyebutkan terapi dan tindakan medis beserta waktunya yang
dilakukan selama shift
k) Menyebutkan tindakan medis yang belum dilakukan selama shift
l) Menginformasikan kepada pasien atau keluarga nama perawat shift
berikutnya pada akhir tugas
m)Memberi salam kepada pasien, menanyakan keluhan-keluhan pasien
(dalam rangka klarifikasi).

Tata cara Meeting Morning :


a) KaRu menyiapkan tempat untuk melakukan meeting morning
b) KaRu memberikan arahan kepada staf dengan materi yang telah
disiapkan sebelumnya
c) KaRu melakukan klarifikasi apa yang telah disampaikan kepada staf
d) Memberikan kesempatan staf untuk mengungkapkan permasalahan yang
muncul di ruangan
e) Bersama- sama staf mendiskusikan pemecahan masalah yang dapat
ditempuh
f) KaRu memberi motivasi dan reinforcement kepada staf
g) Meeting morning diikuti oleh seluruh staff.

Tugas Primary Nurse (PP) pada Pre Conference :


a) Menyiapkan ruang/ tempat
b) Menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi tanggungjawabnya
c) Menjelaskan tujuan dilakukannya pre conferance
d) Memandu pelaksanaan pre conference
e) Menjelaskan masalah keperawatan pasien dan rencana keperawatan
yang menjadi tanggung jawab
f) Membagi tugas kepada PA sesuai kemampuan yang dimiliki dengan
memperhatikan keseimbangan kerja
g) Mendiskusikan cara dan strategi pelaksanaan asuhan pasien/ tindakan
h) Memotivasi untuk memberikan tanggapan dan penyelesaian masalah
yang sedang didiskusikan
i) Mengklarifikasikan kesiapan PA untuk melaksanakan asuhan
keperawatan kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya.
98
j) Memberikan reinforcement positif pada PA
k) Menyimpulkan hasil pre conferance.

Tugas Primary Nurse (PP) pada post conference


a) Menyiapkan ruangan
b) Menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi tanggung jawabnya
c) Menjelaskan tujuan dilakukannya post conference
d) Menerima penjelasan dari Ka tentang hasil tindakan atau hasil
keperawatan yang telah dilakukan
e) Mendiskusikan masalah yang ditemukan dalam memberikan askep
pasien dan mencari upaya penyelesaian masalah
f) Memberikan reinforcement positif kepada Ka
g) Menyimpulkan hasil post conference
h) Mengklarifikasi pasien sebelum melakukan operan tugas jaga shift jaga

b. Kajian Data
Tabel 2.17
Hasil Evaluasi Pelaksanaan Tugas Kepala Ruang Melati II RSUP DR. Soeradji
Tirtonegoro Klaten Tanggal 02 – 04 maret 2020 (n=1)
Observasi
No Uraian Tugas SLL SR KD TDK
(3) (2) (1) (0)
1. Apakah kepala ruang melakukan 3 0 0 0
meeting morning secara rutin?
2. Apakah kepala ruang membagi tugas, 3 0 0 0
kepada PP dan PA setiap hari?
3. Apabila ada permasalahan diruang, 3 0 0 0
apakah kepala ruang dapat
menyelesaikan dengan baik bersama,
dengan perawat ruangan?
4. Apakah kepala ruang memberikan 0 2 0 0
motivasi kerja kepada staf keperawatan
5. Apakah kepala ruang melakukan 0 0 1 0
supervisi keperawatan secara rutin?
6. Apakah kepala ruang mengevaluasi 0 0 1 0
tugas-tugas PP/PA secara rutin?.

99
7. Apakah kepala ruang dalam membuat 3 0 0 0
jadwal dinas disesuaikan dengan:
a. Harian
b. Bulanan
c. Jenis Kelamin
8. Apakah kepala ruang mengadakan rapat 0 2 0 0
ruang secara rutin
9. Setiap ada kasus keperawatan yang 0 2 0 0
menarik apakah kepala ruang
mengadakan pembahasan kasus?
10. Apakah kepala ruang membuat 0 0 1 0
perencanaan untuk pengembangan
SDM?
11. Apakah kepala ruang membuat rencana 0 0 1 0
kerja :
a.Harian
b. Mingguan
c. Bulanan
12 Apakah kepala ruang mengikuti operan 3 0 0 0
tugas perawat dari jaga malam secara
rutin
13 Apakah kepala ruang melakukan 0 2 0 0
pengawasan kedisiplinan tugas staf
melalui daftar hadir yang ada di
ruangan ?
14 Apakah kepala ruang menguasai 3 0 0 0
permasalahan yang ada di ruangan ?
15. Apakah kepala ruang bisa sebagai 3 0 0 0
konsultan?
16. Apakah kepala ruang bisa berperan 3 0 0 0
sebagai role model ?
Jumlah 18 6 7 0
Jumlah % 37,5% 18,7 43,7 0%
5% 5%
Sumber:Hasil Observasi Tugas Kepala Ruang selama 3 hari Di Ruang Melati 2
RSUP dr.Soeradji Tirtonegoro 2020

100
Keterangan :
n = jumlah tugas kepala ruang
SLL (Selalu) = nilai 3
SR (Sering) = nilai 2
KD (Kadang-kadang ) = nilai 1
TDK (Tidak melakukan) = nilai 0

c. Analisa Data
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara perawat selama 3 hari pada tanggal
02- 04 Maret 2020 , di dapatkan data pada poin “SELALU” sebanyak 37,5%,
“SERING” sebanyak 18,7%, “KADANG-KADANG” sebanyak 43,7% dalam
pelaksaan tugas, kepala ruang mengadakandan rapat hanya dilakukan sebulan sekali
bahkan kadang 2 bulan sekali, dan dalam rapat tersebut juga terdapat pembahasan
kasus-kasus yang terdapat pada ruang melati 2. Kepala ruang “TIDAK
MELAKUKAN” sebanyak 0%. Tugas kepala ruang yang belum optimal diantaranya
belum melakukan evaluasi tugas-tugas PP/PA secara rutin dan juga belum melakukan
pembahasan kasus yang menarik secara rutin dan hanya kadang-kadang.

Tabel 2.18
Hasil Evaluasi Tugas Primary Nursing (PN) dalam sistem Asuhan Keperawatan
di Ruang Melati II RSUP DR. Soeradji Tirtonegoro Klaten Tanggal 02- 04 2020
(n=3)
SL K TP
No Tugas Primary Nursing
(2) (1) (0)
1 Apakah PN melakukan operan jaga malam 0 0 3
bersama dengan AN
2 Apakah PN melakukan konfirmasi atau supervisi 3 0 0
tentang kondisi pasien segera setelah operan
tugas jaga setiap pasien
3 Apakah PN mengajak AN untuk melakukan doa 0 3 0
bersama pada waktu mengawali dan mengakhiri
tugas
4 Apakah PN melakukan prekonfren dengan semua 3 0 0
AN yang ada dalam grupnya setiap awal dinas
pagi

101
5 Apakah PN membagi tugas atau pasien kepada 3 0 0
AN sesuai kemampuan dan beban kerja
6 Apakah PN melakukan pengkajian menetapkan 0 3 0
masalah apa diagnose dan perencanaan
keperawatan kepada semua pasien yang menjadi
tanggung jawab dan pendokumentasian.
7 Apakah PN memonitor tugas AN 0 3 0
8 Apakah PN membantu tugas AN untuk 3 0 0
kelancaran pelaksanaan asuhan keperawatan
pasien
9 Apakah PN telah melakukan koreksi, merevisi 0 3 0
serta melengkapi catatan asuhan keperawatan
yang dilakukan AN yang ada dibawah
tangungjawabnya
10 Apakah PN melakukan evalusi hasil keperawatan 0 0 3
setiap sesuai tujuan yang ada dalam perencanaan
asuhan keperawatan dan ada bukti dalam RM
11 Apakah PN mendampingi AN dalam operan 3 0 0
tugas jaga
12 Apakah PN menggantikan kepala ruang, bila 0 3 0
kepala ruang tidak ada
13 Apakah PN mendelegasikan tugas AN pada dinas 0 3 0
siang atau malam atau hari libur
14 Apakah PN memberikan bimbingan praktek 3 0 0
keperawatan kepada mahasiswa yang ada dalam
grupnya
15 Apakah PN menerima konsultasi atau keluhan 3 0 0
pasien dan berusaha mengatasinya
16 Apakah PN melakukan post conference pada 3 0 0
akhir dinas
17 Apakah PN bisa sebagai rol model 3 0 0
Jumlah 27 18 6
Total (%) 52,9 35,29 11,76
4% % %
Sumber:Hasil Observasi Tugas Perawat Primer Selama 3 Di Ruang Melati 2 RSUP
dr.Soeradji Tirtonegoro 2020

Keterangan :

102
n = jumlah PN
SL (Selalu) = nilai 2
K (Kadang) = nilai 1
TP (Tidak pernah) = nilai 0

d. Analisa Data
Berdasarkan analisis hasil Tugas Perawat Primer didapatkan hasil pada item
“SELALU” yaitu 52,94%, ‘KADANG’ yaitu 35,29% dan “TIDAK PERNAH” yaitu
11,76%. Masih didapatkan bahwa masih ada perawat primer yang tidak memonitor
tugas AN dan juga melakukan koreksi serta merevisi/melengkapi asuhan keperawatan
yang dilakukan AN dibawah tanggung jawabnya.

Tabel 2. 19
Evaluasi Pelaksanaan Tugas Perawat Associate di Ruang Melati II RSUP DR.
Soeradji Tirtonegoro Klaten Tanggal 02- 04 maret 2020 (n= 10)
Observasi
No Uraian Tugas Sll K TP
(2) (1) (0)
1 Apakah AN melaksanakan operan tugas 10 0 0
setiap awal dan akhir jaga dari dan
kepada PN yang ada dalam satu grup
2 Apakah AN melakukan konfirmasi atau 1 9 0
supervisi tentang kondisi pasien segera
setelah selesai operan setiap pasien
3 Apakah AN melakukan do’a bersama 0 5 0
setiap awal dan akhir tugas yang
dilakukan setelah selesai serah terima
operan tugas jaga
4 Apakah AN mengikuti pre conference 10 0 0
yang dilakukan PN setiap awal tugas
5 Apakah AN melaksanakan asuhan 10 0 0
keperawatan kepada pasien yang menjadi
tanggung jawabnya dan ada bukti di
rekam keperawatan
6 Apakah AN melakukan monitoring 10 0 0
respon pasien dan ada bukti di rekam

103
keperawatan
7 Apakah AN melakukan konsultasi tentang 0 5 0
masalah pasien/keluarga kepada PN
8 Apakah AN membimbing dan melakukan 0 6 4
pendidikan kesehatan kepada pasien yang
menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti
di rekam keperawatan
9 Apakah AN menerima keluhan 10 0 0
pasien/keluarga dan berusaha untuk
mengatasinya
10 Apakah AN melengkapi catatan asuhan 10 0 0
keperawatan pada semua pasien yang
menjadi tanggung jawabnya
11 Apakah AN melakukan evaluasi asuhan 10 0 0
keperawatan pada semua pasien yang
menjadi tanggung jawabnya
12 Apakah AN mengikuti post conferance 0 10 0
yang diadakan oleh PN pada setiap akhir
tugas dan melaporkan kondisi dan
perkembangan semua pasien yang
menjadi tanggung jawabnya kepada PN
13 Apakah AN melaksanakan pendelegasian 10 0 0
tugas PN pada sore malam libur
14 Apakah AN berkoordinasi dengan 10 0 0
PPJR/dokter/tim kesehatan lain bila ada
masalah pasien pada sore malam libur
15 Apakah AN mengikuti diskusi kasus 10 0 0
dengan dokter/ tim kesehatan lain setiap
seminggu sekali
16 Apakah AN mengikuti diskusi kasus 0 7 0
dalam pertemuan rutin keperawatan di
ruangan
17 Apakah AN melaksanakan tugas lain 10 0 0
sesuai uraian PA
18 Apakah AN membantu melakukan 0 8 0
bimbingan PKKkepada peserta didik
keperawatan
Skor 61,6% 33,3% 2,2%

104
Sumber:Hasil Observasi Tugas Perawat Asosiet Selama 3 hari Di Ruang Melati 2
RSUP dr.Soeradji Tirtonegoro 2020

Keterangan :
n = Jumlah AN
SL (Selalu) = nilai 2
K (Kadang-kadang) = nilai 1
TP (Tidak pernah) = nilai 0

e. Analisa Data
Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari pada tanggal 02- 04 maret 2020 di
dapatkan data sebanyak 61,6% bahwa AN sudah melaksanakan tugas sesuai dengan
tanggung jawabnya, sebanyak 33,3% AN melakukan konfirmasi atau supervisi tentang
kondisi pasien segera setelah selesai operan setiap pasien melakukan tugasnya dengan
kadang-kadang seperti AN melakukan do’a bersama setiap awal dan akhir tugas yang
dilakukan setelah selesai serah terima operan tugas jaga, AN mengikuti diskusi kasus
dengan dokter/ tim kesehatan lain setiap seminggu sekali sebanyak 2,2% perawat AN
melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien yang menjadi tanggung jawab dan ada
bukti di rekam keperawatan mengikuti diskusi kasus dalam pertemuan rutin
keperawatan di ruangan.

Tabel 2.20
Evaluasi Hubungan Profesional Antar Staff Keperawatan di ruang Melati II
RSUP DR. Soeradji Tirtonegoro Klaten Tanggal 02 – 04 maret 2020

105
Observasi
No Observasi SL K TP
(2) (1) (0)
1 Penanggung Jawab Pelayanan mengadakan 0 1 0
pertemuan rutin KaRu minimal 1x selama
seminggu
2 Kepala ruang mengadakan pertemuan rutin 0 1 0
dengan seluruh staff keperawatan minimal
sebulan sekali
3 Kepala ruang mengadakan pertemuan rutin 0 1 0
dengan PP minimal 1x/minggu
4 PP mengadakan pre dan post conference pada 2 0 0
setiap awal dan akhir jaga pagi
5 PP menerima serah terima dari PA yang tugas 2 0 0
jaga sebelumnya
6 PP mendampingi serah terima tugas jaga antara 2 0 0
PA pada tugas jaga berikutnya.
7 PA melaksanakan serah terima tugas jaga dari 2 0 0
jaga sebelum dan kepada tugas jaga berikutnya.
8 PP melakukan dokumentasi askep terutama 2 0 0
dalam pengkajian, menetapkan diagnosa dan
penyusunan rencana keperawatan.
9 PA melakukan dokumentasi askep terutama 2 0 0
dalam hal pelaksanaan dan evaluasi
keperawatan.
10 PP membuat laporan tugas pada Kepala Ruang 2 0 0
setiap akhir tugas terutama keadaan umum
pasien dan permasalahan yang ada.
11 PP melakukan 2 0 0
motivasi/bimbingan/reinforcement dengan PA
setiap hari
12 PA menggantikan tugas PP bila PP tidak ada 2 0 0
13 Apakah PA menggantikan tugas kepala ruang 0 1 0
atau Penanggung jawab ruang pada tugas
siang,malam atau hari libur.
Jumlah 18 4 0
69,2% 22,2% 0%

106
Sumber:Hasil Observasi Profesional Antar Staf Keperawatanselama 3 hari Di Ruang Melati
2 RSUP dr.Soeradji Tirtonegoro 2020

Keterangan :
SL (Selalu) = nilai 2
K (Kadang-kadang) = nilai 1
TP (Tidak pernah) = nilai 0

f. Analisa data
Berdasarkan analisis hasil observasi profesional antar staff keperawatan
didapatkan data pada item “SELALU” yaitu 69,2%, “KADANG” yaitu 22,2 %.
Didapatkan bahwa pertemuan rutin hanya dilakukan kadang-kadang atau hanya
dilakukan sebanyak satu bulan sekali.

107
Tabel 2.21 Evaluasi Hubungan Profesional Antara Staf Keperawatan dengan
Dokter/Tim Kesehatan di Ruang Melati II RSUP DR. Soeradji Tirtonegoro Klaten
Tanggal 02- 04 Maret 2020

Observasi
No Variabel Yang Dinilai S K TP
(2) (1) (0)
1 Apakah PP atau PA melakukan visite bersama 2 0 0
dengan dokter/tim kesehatan lain yang merawat
2 Apakah PP melakukan diskusi kasus dengan 0 1 0
dokter/tim kesehatan minimal 1x/minggu.
3 Apakah Hubungan profesional/kemitraan dengan 2 0 0
dokter/tim kesehatan lain tercermin dalam
dokumen rekam medik.
4 Apakah PP atau PA dapat segera memberikan 2 0 0
data pasien yang akurat dengan cepat dan tepat
kepada dokter/tim kesehatan lain bila dibutuhkan.
5 Apakah PP /PA menggunakan rekam medik 2 0 0
sebagai sarana hubungan professional dalam
rangka pelaksanaan program kolaborasi.
6 Apakah Dokter/tim kesehatan lain menggunakan 2 0 0
rekam keperawatan sebagai sarana hubungan
professional dalam rangka program kolaborasi.
7 Apakah Dokter/Tim kesehatan yang lain 2 0 0
mengetahui setiap pasien siapa PP nya.
8 Apakah PP memfasilitasi pelaksanaan konsultasi 0 1 0
pasien/keluarga dengan dokter/tim kesehatan lain.
Jumlah 12 2 0
75% 25% 0

108
Sumber:Hasil Observasi Hubungan Profesional Antara Staf Keperawatan dengan
Dokter/Tim KesehatanSelama 3 Di Ruang Melati 2 RSUP dr.Soeradji Tirtonegoro
2020

Keterangan :
n = jumlah observasi perawat
SL (Selalu) = nilai 2
K (Kadang-kadang) = nilai 1
TP (Tidak pernah) = nilai 0
g. Analisa data
Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari pada tanggal 02 – 04 Maret 2020, di
dapatkan data sebanyak 75% bahwa antara staf profesionsal keperawatan dengan
dokter/tim kesehatan lain sudah melakukan hubungan professional dan 25% belum
maksimal dalam melakukan hubungan professional antara staf keperawatan dengan
dokter/tim kesehatan lain. Diantaranya adalah PP melakukan diskusi kasus dengan
dokter/tim kesehatan minimal 1x/minggu, dan juga belum memfasilitasi pelaksanaan
konsultasi pasien/keluarga dengan dokter/tim kesehatan lain.

Tabel 2.22
Evaluasi Hubungan Profesional Antar Staf Keperawatan Dengan
Pasien/Keluarga Di Ruang Melati II RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
Tanggal 02-04 Maret 2020 (n = 10)
No. Variabel Yang Dinilai Observasi
Selalu Kadang Tidak
(2) (1) pernah
(0)
1. Apakah kepala ruang melakukan
supervisi seluruh pasien yang ada di 0 10 0
ruangan setiap awal tugas?
2. Apakah PP dan PA mensupervisi seluruh

109
pasien yang menjadi tanggung 7 3 0
jawabnya segera setelah menerima
operan tugas setiap pasien?
3. Apakah PP menginformasikan peraturan
dan tata tertib RS yang berlaku kepada 0 4 6
setiap pasien atau keluarga baru?
4. Apakah PP memperkenalkan perawat
dalam satu group yang akan merawat 0 6 4
selama pasien dirawat di RS?
5. Apakah PP atau PA melakukan visite
atau monitoring pasien untuk 0 3 7
mengetahui perkembangan atau kondisi
pasien?
6. Apakah PP memberikan penjelasan
setiap rencana tindakan atau program
pengobatan sesuai wewenang dan 0 0 10
tanggung jawabnya?
7. Apakah setiap akan melaukan tindakan
keperawatan PP atau PA memberikan
penjelasan atas tindakan yang akan 10 0 0
dilakukan kepada pasien atau keluarga?
8. Apakah kesediaan PP atau PA untuk
menerima konsultasi/keluhan
pasien/keluarga dan berupaya 0 5 5
mengatasinya?
9. Apakah pasien atau keluarga
mengetahui siapa PP atau Perawat yang
bertanggung jawab selama di rawat dan 0 0 10
ditulis pada papan nama pasien?
10. Apakah PP atau PA memberitahukan
dan mempersiapkan pasien yang akan 0 0 10
pulang?
Jumlah 17 31 52
% 17% 31% 52%

110
Sumber:Hasil Observasi Hubungan Profesional Antara Staf Keperawatan dengan
pasien / keluarga Selama 3 Di Ruang Melati 2 RSUP dr.Soeradji Tirtonegoro 2020

111
h. Analisa Data
Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari pada tanggal 02 – 04 Maret 2020, di
dapatkan data pada “SELALU” sebanyak 17%, “KADANG-KADANG” sebanyak
31% dan “TIDAK PERNAH” 52√Belum optimalnya hubungan antar staff
keperawatan dan pasien/keluarga dikarenakan beberapa hal yaitu perawat tidak
menjelaskan perkembangan kondisi pasien dan juga menjelaskan rencana dan progran
perawatan sesuai wewenang serta pasien tidak mengetahui perawat yang bertanggung
jawab selama dirawat.

Tabel 2.23
Evaluasi Pelaksanaan Serah Terima Tugas Jaga (Operan)Di Ruang Melati 2 RSUP
DR. Soeradji Tirtonegoro Klaten Tanggal 02- 04 maret 2020
Observasi
No Variabel yang dinilai
Y T
1 Serah terima didahului dengan doa bersama √ -
2 Komunikasi antar pemberi tanggung jawab dan √ -
penerima tanggung jawab dilakukan di depan pintu
dengan suara perlahan/ tidak rebut
3 Menyebutkan identitas pasien, dx medis, dx dan √ -
tindakan keperawatan yang telah dilakukan beserta
waktu pelaksanaannya
4 Menginformasikan jenis dan waktu rencana tindakan √ -
keperawatan yang belum dilakukan
5 Menyebutkan perkembangan pasien yang ada selama √ -
shift
6 Menginformasikan pendidikan kesehatan yang telah - -
dilakukan (bila ada)
7 Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan √
8 Menyebutkan terapi dan tindakan medis beserta √ -
waktunya yang dilakukan selama shift
9 Menyebutkan tindakan medis yang belum dilakukan √ -
selama shift
10 Menginformasikan kepada pasien/ keluarga nama √ -
perawat shift berikutnya pada akhir tugas
11 Memberi salam kepada pasien, keluarga serta √ -
mengobservasi dan menginspeksi keadaan pasien,

112
menanyakan keluhan- keluhan pasien (dalam rangka
klarifikasi)
Jumlah 10 -
% 100% 0%
Sumber:Hasil Observasi Pelaksanaan Serah Terima Tugas Jaga (Operan)Selama 3
Di Ruang Melati 2 RSUP dr.Soeradji Tirtonegoro 2020

h. Analisa Data
Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari pada 02- 04 maret 2020 , di
dapatkan data sebanyak100% bahwa perawat ruang di Melati 2 sudah melakukan
operan jaga dengan baik dan waktu saat operan jaga dilakukan kurang lebih 10 menit.

Tabel 2.24
Evaluasi Pelaksanaan Meeting Morning Kepala Ruang di Ruang Meati II RSUP
DR. Soeradji Tirtonegoro Klaten Tanggal 02- 04 Maret 2020
No Variabel yang dinilai Pelaksanaan
Y T
1. Ka. Ru menyiapkan tempat untuk melakukan √ -
meeting morning
2. Ka. Ru memberikan arahan kepada staff √ -
dengan materi yang telah disiapkan
sebelumnya
3. Ka. Ru melakukan klarifikasi apa yang telah √ -
disampaikan kepada staff
4. Memberikan kesempatan staff untuk √ -
mengungkapkan permasalahn yang muncul di
ruangan
5. Bersama sama staff mendiskusikan √ -
pemecahan masalah yang dapat ditempuh
6. Ka. Ru memberi motivasi dan reinforcement √ -
kepada staff
Jumlah 6 -
% 100% 0%
Sumber:Hasil Observasi Pelaksanaan Meeting MorningSelama 3 hari Di Ruang
Melati 2 RSUP dr.Soeradji Tirtonegoro 2020

113
i. Analisa data
Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari pada tanggal 02-04 Maret 2020, di
dapatkan data bahwa kepala ruang Melati 2 selalu melaksanakan meeting morning
setiap pagi, dengan prosentase 100% sudah melakukan dengan baik.

Tabel 2.25
Evaluasi Pelaksanaan Pre Conference di Ruang Melati II RSUP DR. Soeradji
Tirtonegoro Klaten Tanggal 02- 04 Maret 2020
Pelaksanaan
No Variabel yang Dinilai
Ya Tdk
1 Menyiapkan ruang/ tempat √ -
2 Menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi √ -
tanggung jawabnya
3 Menjelaskan tujuan dilakukan pre-conference - √
4 Memandu pelaksanaan pre-conference √ -
5 Menjelaskan masalah keperawatan pasien dan √ -
rencana keperawatan yang menjadi tanggung
jawabnya
6 Membagi tugas kepada AN sesuai kemampuan yang - √
dimiliki dengan memperhatikan keseimbangan kerja
7 Mendiskusikan cara dan strategi pelaksanaan asuhan √ -
pasien/ tindakan
8 Memotivasi untuk memberikan tanggapan dan √ -
penyelesaian masalah yang sedang didiskusikan
9 Mengklarifikasikan kesiapan AN untuk √ -
melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien
yang menjadi tanggung jawabnya
10 Memberikan reinforcement positif pada AN √ -
11 Menyimpulkan hasil pre conference √ -
Jumlah 9 2
Total (%) 81,81 18,18
% %
Sumber:Hasil Observasi Pelaksanaan Pre ConferenceSelama 3 hari Di Ruang
Melati 2 RSUP dr.Soeradji Tirtonegoro 2020

j. Analisa data

114
Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari pada tanggal 02-04 Maret 2020
,didapatkan bahwa PP sudah melakukan preconference di ruang
Melati II dengan prosentasi 81,81% di setiap pagi. PP telah memandu pelaksanaan pre
conference, serta telah menjelaskan masalah keperawatan pasien dan rencana
keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya, beberapa point yang belum dilakukan
perawat antara lain Belum menjelaskan tujuan dilakukan pre-conference dan dalam
pembagian tugas kepada AN tidak memperhatikan keseimbangan kerja sesuai
kemampuan

Tabel 2.26
Evaluasi pelaksanaan Post Conference di Ruang Melati II RSUP DR. Soeradji
Tirtonegoro Klaten Tanggal 2-4 Maret 2020
No Variabel yang dinilai Post Orientasi
Y T
1. Menyiapkan ruang atau tempat √ -
2. Menyiapkan rekam medik pasien yang √
-
menjadi tanggung jawabnya
3. Menjelaskan tujuan dilakukannya post - √
conference
4. Menerima penjelasan dari PA tentang hasil √ -
tindakan atau hasil asuhan keperawatan yang
telah dilakukan PA
5. Mendiskusikan masalah yang ditemukan √ -
dalam memberikan askep pasien dan mencari
upaya penyelesaian masalah
6. Memberikan reinforcement kepada PA - √
7. Menyimpulkan hasil post conference √ -
8. Mengklarifikasi pasien sebelum melakukan √ -
operan tugas jaga shif jaga berikutnya
(melakukan ronde keperawatan)
Jumlah 6 2
Total (%) 75% 25%

Sumber:Hasil Observasi Pelaksanaan Post ConferenceSelama 3 hari Di Ruang


Melati 2 RSUP dr.Soeradji Tirtonegoro 2020

k. Analisa data
Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari pada tanggal 02- 04 Maret 2020 , di

115
dapatkan data sebanyak 75 % bahwa perawat sudah melakukan melakukan post
conferencedengan timnya masing-masing dan sebanyak 25% belum menjelaskan
dilakukan post conference dan jarang memberikan reinforcement kepada PA

Tabel 2.27
Hasil Rekapitulasi Item Proses Keperawatan di Ruang Melati II RSUP DR.
Soeradji Tirtonegoro Klaten Tanggal 02- 04 Maret 2020
No Variable yang dilakukan Jumlah (%) Kategori
1 Pendokumentasian Asuhan 88 % Baik
Keperawatan
2 Universal Precaution 95 % Baik
3 Pengelolaan sampah 80% Baik
4 9 sasaran keselamatan pasien 65% Cukup
5 Komunikasi terapeutik 64% Cukup
6 Prosedur cuci tangan 86,4 % Baik
7 Orientasi pasien baru 36,41 % Tidak Baik
8 Discharge planning 66,5% Cukup
9 Tugas kepala ruang 100% Baik
10 Tugas PN 88,23% Baik
11 Tugas AN 94,9% Baik
12 Hubungan professional antar staf 91,4% Baik
keperawatan
13 Hubungan professional antar staf 90% Baik
keperawatan dengan dokter
14 Hubungan profesional antar staf 48% Kurang
keperawatan degan pasien / Keuarga
15 Serah terima operan jaga 100% Baik
16 Meeting morning 100% Baik
17 Pre conference 81,81% Baik
18 Post conference 75% Cukup
Jumlah 1,450,65
Prosentase 80,59% Baik
Sumber:Hasil Rekapitulasi Item Proses KeperawatanDi Ruang Melati 2 RSUP
dr.Soeradji Tirtonegoro 2020

Keterangan:
a. Baik = 76-100%
b. Cukup = 56-75%
c. Kurang = 40-55%

116
d. Tidak baik = kurang dari 40%
Dari rekapitulasi item proses keperawatan di ruang Melati 2 didapatkan hasil rata-
rata 80,59 % sehingga dapat digolongkan dalam kategori baik. Kriteria tersebut
menggambarkan bahwa semua proses keperawatan di ruang Melati 2 dilakukan. Dan
sudah sebagian sesuai dengan protap dan ketentuan yang ada, semua ini
dikarenakan kesibukan perawat dan kekurangan tenaga keperawatan. Sehingga
diharapkan dengan adanya evaluasi proses keperawatan diruang Melati 2 meningkat
dan menjadi lebih baik lagi .

117
D. Unsur Output
1. Efisiensi Ruang Rawat
a. Kajian Teori
Efisiensi pelayanan meliputi 4 indikator mutu pelayanan kesehatan yang
meliputi BOR, LOS, TOI, dan BTO
1) BOR (Bed Occupancy Rate): merupakan indicator untuk menilai seberapa
efektivitas pemakaian tempat tidur yang tersedia di suatu ruangan atau
Rumah Sakit dalam jangka waktu tertentu. Standar nasional untuk RSU
dalam satu tahun adalah 75-85%.
Jumlah hari perawatan
BOR= x 100 %
Jumlah TT + Hasil Perawatan
2) LOS (Length of stay) merupakan rata-rata lama hari rawat. Hal ini
menunjukkan lama waktu perawatan setiap pasien. Standar nasional untuk
RSU dalam satu tahun adalah 7-10 hari, semakin pendek length of stay
pasien semakin baik.
Lama hari perawatan
LOS= x100 %
Jumlah pasien keluar hidup atau mati
3) TOI (Turn Over Internal) menunjukkan waktu rata-rata suatu tempat tidur
kosong atau waktu antara satu tempat tidur ditinggalkan oleh pasien sampai
dengan diisi lagi. Standar 1-3 hari untuk RSU dalam 1 tahun.
Jumlah hari rawat
TOI= x100 %
Jumlah tempat tidur
4) BTO (Bed Turn Over), menunjukkan frekuensi pemakaian tempat tidur
rumah sakit atau satu satuan waktu tertentu .BTO menggambarkan tentang
tingkat pemakaian tempat tidur. Standar 4-45 kali untuk RSU dalam satu
tahun, sedangkan yang baik lebih dari 40 kali (Djojodibroto, 1997

Tabel 2.28
Indikator Efisiensi RSST

No Indikator Standar
1. BOR 60-80%
2. LOS 6-9 hari
3. TOI 1-3 hari
4. BTO 40-60 kali

118
b. Kajian Data
Tabel 2.29
Efisiensi Ruang Melati II RS dr Soeradji Tirtonegoro Klaten
Periode November 2019-Januari 2020

Indikator
No Bulan BOR ALOS TOI BTO Keterangan Pasien Meninggal
(%) (hari) (hari) (pasien)
1 November 81,04 5,11 1,14 4,97 <48 jam = 4, >48 Jam =5 Total 9
2 Desember 88,71 5,01 0,66 5,28 <48 jam = 4, >48 jam = 6, Total10
<48jam = 2, >48 jam =2, Total 4
3 Januari 91,3 5,51 0,47 5,50

Sumber: laporan bulanan indikator RSUP dr Soeradji Tirtinegoro Klaten November


2019-januari 2020

c. Analisa

1) BOR (Pemakaian tempat tidur) di Ruang Melati IIselama bulan


Novemberyaitu 81,4 %, Bulan Desember yaitu88,71 % dan Bulan
Januariyaitu91,3 %.Dengan demikian pemakaian tempat tidur melebihi
memenuhi standar nasional menurut Kemenkes RI yaitu antara 60-80
%.
2) ALOS (Lama rata-rata hari perawatan) di Ruang Melati II dari bulan
November yaitu 5,11 hari, bulan Desember sebesar 5,01, danbulan
januariyaitu 5,51 hari yang berarti sesuai dengan standar nasional yang
dipakai yaitu selama 6-9 hari. Hal ini dapat dipengaruhi oleh lama hari
perawatan yang singkat karena faktor-faktor yang sama dengan poin
sebelumnya.
3) TOI (Waktu rata-rata suatu tempat tidur kosong) Ruang Melati II dari
bulan November1,14 hari, bulan Desember 0,66 hari dan bulan Januari
0,47 hari. Hal ini menunjukkan bahwa kurang sesuai dengan standar
nasional yaitu 1-3 hari.

119
4) BTO(Frekuensi pemakaian tempat tidur) Ruang Melati II dari bulan
November4,97 pasien, Desember 5,28 pasien dan Januari 5,50 pasien.
Hal ini menunjukkan BTO sesuai dengan standart nasional depkes yaitu
sebanyak40-50 pasien.

2. Standart Asuhan Keperawatan (Instrumen ABC)


a. Kajian Teori
Dokumentasi keperawatan dokumen yang penting bagi asuhan
keperawatan pasien di rumah sakit. Dokumen asuhankeperawatan merupakan
bukti dari pelaksanaan keperawatan yang menggunakan metode pendekatan
proses keperawatan dan catatan tentang tanggapan atau respon pasien terhadap
penyakit.
Dokumentasi keperawatan merupakan sistem pencatatan yang dilakukan
oleh perawat yang didalamnya juga berisi laporan mengenai kegiatan asuhan
keperawatan yang dilakukan sekaligus juga mencatat tingkat kesakitan dari
pasien dan jenis, kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dalam memenuhi
kebutuhan pasien.
Dokumentasi keperawatan merupakan suatu yang mutlak harus ada untuk
perkembangan keperawatan, khususnya proses professionalisasi keperawatan
serta upaya untuk membina dan mempertahankan akuntabilitas perawat dan
keperawatan.
Dokumentasi keperawatan mempunyai tujuan :
1) Komunikasi
2) Dokumentasi legal (dasar hukum)
3) Penelitian
4) Statistik
5) Pendidikan
6) Audit
Aspek- aspek yang harus diperhatikan dalam membuat dokumentasi
keperawatan adalah :
1) Lengkap
2) Teliti
3) Fakta
4) Logis
120
5) Dapat dibaca

Komponen dokumentasi keperawatan :


1) Pengkajian: meliputi pengumpulan data, pengorganisasian
data.pengumpulan data dari hasil wawancara, observasi, pemeriksaan
fisik dan penunjang.
2) Diagnosa keperawatan: menggambarkan masalah pasien baik aktual
maupun potensial berdasarkan hasil pengkajian data.
3) Rencana keperawatan: menentukan prioritas, tujuan, kemungkinan,
pemecahan, metode pendekatan pemecahan masalah.
4) Implementasi: pemberian, tindakan keperawatan, aktifitas keperawatan.
5) Evaluasi: memeriksa kembali hasil pengkajian awal dan intervensi awal
untuk mengidentifikasi masalah dan rencana keperawatan pasien
termasuk strategi keperawatan yang telah diberikan untuk memecahkan
masalah pasien.
6) Catatan asuhan keperawatan: pencatatan merupakan data tertulis
tentang kesehatan pasien dan perkembangan pasien selama dalam
pemberian asuhan keperawatan.

Instrument A
a. Kajian teori
Instrument A merupakan evaluasi terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan
yang telah baku..evaluasi dilakukan terhadap 24 dokumentasi asuhan keperawatan
klien yang masih dalam perawatan dari Ruang Mawar RSUP dr.Soeradji
Tirtonegoro.
b. Kajian data
Dari hasil pengkajian tersebut diperoleh hasil seperti pada table berikut:

121
Tabel 2.30
Hasil Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan
Di Ruang Melati II Dr Soeradji Tirtonegoro Klaten
Tanggal 2-4 Maret 2020 (N = 5)

No Aspek yang Rata-rata


Keterangan
dinilai (%)
1. Pengkajian 100% - Dari data di dapat skore 100%
pengkajian masuk kriteria sangat baik,
perawat melakukan pengkajian
langsung setelah pasien datang sesuai
dengan penyakitnya.
- Masalah sebagian telah dirumuskan
berdasarkan pengkajian yang diperoleh
sesuai pola fungsi gordon dan
pengkajian telah semuanya lengkap.

2. Diagnosa 83,3% - Sebagian besar diagnosa keperawatan


sudah mencangkup etiologi dan problem
(PE).
3. Perencanaan 100% - Sebagian perencanaan telah
diprioritaskan berdasarkan masalahnya
- Rencana tindakan sebagian telah
melibatan keluarga dan melakukan
pendidikan kesehatan
4. Tindakan 97,91% - Terdapat beberapa tindakan yang
dilakukan tidak sesuai dengan
perencanaan sebelumnya
5. Evaluasi 62,5% - Evaluasi sudah ditulis setiap shift secara
keseluruhan, tapi dalam planing tidak di
tulis secara spesifik.
6. Catatan asuhan 85% - Pencatatan yang dilakukan sebagian
keperawatan tidak mencantumkan nama terang dan
tanda tangan, sebagian hanya
mencantumkan nama saja atau tanda
tangan saja

122
- Sebagian pencatatan ditulis tidak sesuai
dengan tindakan yang dilakukan
Rata-rata88%

c. Analisa data
Berdasarkan hasil studi dokumentasi terhadap 10 rekam medik pasien yang
masih dalam perawatan didapatkan nilai rata-rata 97,1% untuk 6 tahap
pendokumentasian yang mana berarti pendomuntasian asuhan keperawatan di
Ruang Mawar sudah baik. Dari 6 tahap pendokumentasian tersebut nilai terendah
ada pada tahap perencanaan, dimana
Meski begitu diharapkan perawat meningkatkan mutu dari dokumentasi
asuhan keperawatan terutama di beberapa poin sebagai berikut:
1) Analisa data disesuaikan dengan pengkajian yang kemudian dibuat tujuan dan
kriteria hasil dengan komponen SMART serta disusun berdasarkan prioritas
masalah.
2) Pelaksanaan intervensi keperawatan terhadap pasien didokumentasikan secara
urut berdasarkan tanggal dan waktu dilakukan tindakan setelah itu perawat
hendaknya mencantumkan nama dan paraf di samping tulisan tindakan yang
dilakukan sebagai aspek legal dokumentasi keperawatan.

Instrumen B
a. Kajian Teori
Instrument B merupakan alat hitung untuk mengevaluasi persepsi pasien
terhadap mutu asuhan keperawatan. Cara memperoleh data yaitu melalui angket
yang diberikan kepada pasien/ keluarga yang memenuhi kriteria: dapat membaca
dan menulis, dinyatakan pulang dan telah dirawat minimal selama 3 hari. Angket
terdiri dari 4 kolom yang diisi pasien/ keluarga dengan tanda centang (√). Petugas/
perawat yang ditunjuk memberikan penjelasan pengisian kolom kepada pasien/
keluarga.

Instrumen B
Tabel 2.31

123
Evaluasi Mutu Pelayanan Asuhan Keperawatan Di Ruang Melati II
RSST Klaten Tanggal 2-4 Maret 2020
(n = 10)

No Kriteria Ya % Tidak %
1 Apakah perawat selalu memperkenalkan 9 90 1 10
diri?
2 Apakah perawat melarang 10 100 0 0
anda/pengunjung merokok diruangan?
3 Apakah perawat selalu menanyakan 10 100 0 0
bagaimana nafsu makan pasien?
4 Apakah perawat pernah menanyakan 9 90 1 10
pantangan makanan anda/keluarga anda?
5 Apakah perawat memperhatikan berapa 8 80 2 20
jumlah diet yang dimakan oleh pasien?
6 Bila pasien tidak mampu makan sendiri, 2 20 8 80
apakah perawat membantu menyuapi?
7 Pada saat pasien dipasang infus, apakah 9 90 1 10
perawat selalu memeriksa cairan atau
tetesan dan area sekitar pemasangan
infuse?
8 Bila pasien mengalami kesulitan buang 9 90 1 10
air besar, apakah perawat menganjurkan
makan buah, sayur, minum yang cukup
dan banyak bergerak?
9 Pada saat perawat membantu pasien 8 80 2 20
BAK/BAB, apakah perawat memasang
sampiran/selimut, menutup pintu/jendela,
mempersilakan pengunjng keluar
ruangan?
10 Apakah ruangan tidur pasien selalu dijaga 10 100 0 0
kebersihannya?
11 Apakah lantai kamar mandi/WC selalu 8 80 2 20
bersih, tidak licin, tidak berbau, cukup
terang?
12 Selama pasien belum mampu mandi, 5 50 5 50
apakah dimandikan oleh perawat?
13 Apakah pasien dibantu oleh perawat, bila 4 40 6 60

124
tidak mampu menggosok gigi,
membersihkan mulut atau mengganti
pakaian atau menyisir rambut?
14 Apakah alat – alat tenun seperti selimut, 10 100 0 0
sprei dll diganti setiap kotor?
15 Apakah perawat pernah memberikan 9 90 1 10
penjelasan akibat dari: kurang bergerak,
berbaring terlalu lama?
16 Pada saat pasien masuk ruangan, apakah 8 80 2 20
perawat menjelaskan tentang fasilitas
yang tersedia dan cara penggunaannya,
peraturan/tata tertib yang berlaku di RS?
17 Selama pasien dalam perawatan, apakah 9 90 1 10
perawat memanggil nama pasien dengan
benar?
18 Selama pasien dalam perawatan, apakah 8 80 2 20
perawat mengawasi keadaan pasien
secara teratur pada pagi, sore maupun
malam hari?
19 Selama pasien dalam perawatan, apakah 10 100 0 0
perawat segera memberi bantuan bila
diperlukan?
20 Apakah perawat bersikap sopan dan 10 100 0 0
ramah?
21 Apakah pasien/keluarga mengetahui 10 100 0 0
perawat yang bertanggung jawab setiap
kali pergantian dinas?
22 Apakah perawat selalu memberikan 10 100 0 0
penjelasan sebelum melakukan tindakan
perawatan/pengobatan?
23 Apakah perawat selalu bersedia 10 100 0 0
mendengarkan dan memperhatikan setiap
keluhan pasien?
24 Dalam hal memberikan obat, apakah 6 60 4 40
perawat membantu menyiapkan/
meminumkan obat?
25 Selama pasien dirawat, apakah diberikan 9 90 1 10
penjelasan tentang perawatan/
125
pengobatan/ pemeriksaan lanjutan setelah
pasien diperbolehkan pulang?
Total 210 84% 40 16%
Sumber : Angket kepuasaan pasien terhadap mutu pelayanan asuhan keperawatan
di Ruang melati RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten 2-4 Maret 2020

b. Analisa Data
Dari angket persepsi mutu asuhan keperawatan yang diberikan kepada 10 pasien
pulang diperoleh nilai 84 % yang berarti masuk kategori baik dengan nilai
ketidakpuasan sebesar 16 %. Beberapa poin yang memperoleh nilai ketidakpuasan
dapat diambil kesimpulan bahwa perawat memberikan pelayanan yang kurang optimal
pada hal-hal sebagai berikut:
1) Orientasi pasien baru tentang fasilitas yang tersedia dan cara penggunaannya,
peraturan/tata tertib yang berlaku di RS, hak dan kewajiban pasien, daftar tarif,
jadwal konsultasi, dll. Dari hasil wawancara dengan perawat, perawat
mengungkapkan bahwa pasien yang tidak diorientasikan karena saat itu perawat
mempunyai waktu yang terbatas karena terkendala pekerjaan yang masih banyak
serta tenaga perawat yang terbatas.
2) Perawat segera memberikan bantuan perawatan bila dibutuhkan. Dari hasil
wawancara dengan perawat, perawat mengungkapkan bahwa bila perawat tidak
segera datang membantu karena saat itu ada pasien lain yang lebih membutuhkan
bantuan dibandingkan pasien/ keluarga yang memanggil perawat saat itu atau
keadaan pasien lain ada yang sedang kritis sehingga perawat lebih
memprioritaskan pasien lain tersebut.
3) Perawat selalu menanyakan bagaimana nafsu makan pasien. Dari hasil wawancara
dengan perawat, perawat mengungkapkan bahwa perawat hanya menanyakan
tentang asupan nutrisi pada pasien dengan masalah pemenuhan nutrisi atau
beresiko.
4) Perawat membantu menyuapi pasien yang tidak mampu makan sendiri, membantu
menggosok gigi/ membersihkan mulut/ ganti pakaian/ menyisir rambut. Dari hasil
wawancara dengan perawat, perawat mengungkapkan bahwa perawat melibatkan
keluarga untuk memenuhi kebutuhan ADL pasien karena perawat tidak bisa
membantu seluruh kebutuhan pasien karena terkendala ketenagaan. Perawat juga

126
mengungkapkan bahwa perawat melibatkan keluarga dengan pasien dengan
ketergantungan sedang sampai minimum.

Instrument C
1. Kepuasan pasien
Kepuasan dipengaruhi oleh sumber daya pendidikan, pengetahuan, sikap, gaya
hidup, demografi budaya, social ekonomi, keluarga dan situasi yang di hadapi. Kepuasan
kerja (job satification) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak
menyenangkan di mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja
mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaanya dan Nampak dari sikap positif
karyawan terhadap pekerjaanya serta segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan
kerjanya(Nursalam, 2002).

a. Kajian Teori
Instrument C yaitu evaluasi tentang kepuasana tindakan
keperawatan.observasi yang dilakukan adalah tindakan perawatan yang dilakukan
selama 3 hari yaitu 2-4 Maret 2020.
b. Kajian Teori
Untuk dapat menilai mutu dari hasil asuhan keperawatan telah
ditetapkanindikator klinik keperawatan. Indicator adalah pengukuran tidak langsung
suatu peristiwa atau kondisi. Green (1992) dan WHO (1981) menguraikan indikator
adalah variabel untuk mengukur suatu perubahan baik langssung maupun tidak
langsung.
Indikator klinik adalah ukuran kuantitas sebagai pedoman untuk mengukur dan
mengevaluasi kualitas asuhan pasien dan berdampak terhadap pelayanan (Direktorat
Bina Pelayanan Keperawatan, Dirjen Bina Pelayanan Medik Depkes RI, 2008).
Karakteristik suatu indikator adalah:
1) Sahih (valid)
2) Dapat dipercaya (reliable)
3) Peka (sensitive)
4) Spesifik (specifik)
5) Berhubungan (relevan)
Indikator mutu pelayanan keperawatan klinik sebagai berikut:
1) Keselamatan pasien (patient safety)
127
Pasien aman dari kejadian jatuh, dekubitus, kesalahan pemberian obat dan cidera
akibat restrain.
2) Perawatan diri
Kebersihan dan perawatan diri merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus
terpenuhi agar tidak timbul masalah lain sebagai akibat dari tidak terpenuhinya
kebutuhan kebersihan dan perawatan diri, misalnya penyakit kulit, rasa tidak
nyaman, ISK, dll.
3) Kepuasan pasien
Tingginya tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan tercapai bila
terpenuhinya kebutuhan pasien/keluarga terhadap pelayanan keperawatan yang
diharapkan.
4) Kecemasan
Cemas adalah perasaan was-was, kuatir atau tidak nyaman seakan-akan terjadi
suatu yang dirasakan sebagai ancaman.
5) Kenyamanan
Bebas dari rasa nyeri atau nyeri terkontrol.
6) Pengetahuan
Discharge Palnning adalah suatu proses yang dipakai sebagai pengambilan
keputusan dalam hal memenuhi kebutuhan pasien untuk kesempurnaan
kepindahan pasien dari satu tempat perawatan ke tempat lain. Dalam perencanaan
pulang, pasien dapat dipindahkan ke rumahnya sendiri atau keluarga, fasilitas
rehabilitasi, nursing home, hospice, home care atau tempat-tempat lain di luar RS.
Bentuk kinerja klinis perawat dapat dilihat dari kejadian infeksi nosokomial, angka
dekubitus, infeksi jarum infuse dan kejadian pasien jatuh. Infeksi nosokomial adalah
infeksi yang diperoleh ketika seseorang dirawat di RS atau infeksi yang didapat selama
perawatan atau pemeriksaan di RS tanpa adanya tanda-tanda infeksi sebelumnya, dan
minimal terjadi selama 48 jam sesudah masuknya kuman. Infeksi terjadi setelah pasien
dengan masa perawatan lebih lama dari masa inkubasinya. Infeksi nosokomial dapat
menyebar melalui beberapa jalur, yaitu jalur kontak, jalur droplet dan jalur debu. Jalur
kontak dibagi atas kontak langsung dan kontak tidak langsung (Depkes RI, 2019).

c. Kajian data
Dari observasi beberapa tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat selama
3 hari di dapatkan hasil sebagai berikut :
128
Tabel 3.32
Evaluasi Hasil Kepuasan Mutu Pelayanan Keperawatandi Ruang Perawatan di Ruang
Melati II RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten (n = 10)

Kadang Tidak
Selalu Sering
No Pernyataan kadang pernah
(4) (3)
(2) (1)
1 Apakah dokter mengunjungi anda
7 2 1 -
setiap hari?
2 Apakah dokter yang memeriksa Anda
7 3 - -
bersikap ramah ?
3 Apakah dokter manjelaskan penyakit
6 4 - -
anda dan tindakanya?
4 Apakah dokter meluangkan waktu
5 3 2 -
untuk konsultasi?
5 Apakah perawat mengenalkan diri
8 2 - -
kepada pasien/keluarga?
6 Apakah perawat yg merawat anda
8 2 - -
bersikap ramah?
7 Apakah perawat memperhatikan dan
6 3 1 -
menanggapi keluhan anda?
8 Apakah anda/keluarga merasa
dibimbing oleh perawat untuk merawat
4 4 2 -
diri anda (contoh : di sibin,
menggunakan pispot, dll) ?
9 Menurut anda apakah perawat bekerja
6 3 1 -
dengan terampil?
10 Bila anda membutuhkan pertolongan
8 2 - -
apakah dilayani dengan cepat?
11 Apakah perawat menjelaskan dimana
tempat- tempat penting untuk
6 3 1 -
kelancaran perawatan? (kamar mandi,
ruang tata usaha dll)
12 Apakah anda mendapat pelayanan
5 4 1 -
administrasi dengan baik dan cepat?
13 Apakah rekening yang anda dapatkan
5 4 - 1
tepat hitung?
14 Apakah anda diberi penjelasan tentang 4 5 - 1

129
biaya?
15 Apakah ruangan selalu dalam keadaan
7 3 - -
bersih?
16 Apakah sprei, selimut dan sarung
bantal dalam kondisi baik, selalu 8 2 - -
bersih, dan diganti setiap kotor?
17 Apakah kamar mandi selalu
dibersihkan, tidak berbau, dan tidak 8 2 - -
licin?
18 Apakah makanan disajikan tepat
8 2 - -
waktu?
19 Apakah makanan yang disajikan
7 2 1 -
bervariasi dan cukup enak?
20 Apakah petugas penyaji makanan
8 2 - -
bersikap ramah?
Jumlah 132 57 9 2

a. Analisa data
Berdasarkan observasi dan perhitungan 66 % dengan jawababan selalu,
28,5 % dengan jawaban sering, 4,5 % dengan jawaban kadang-kadang, dan
1% di Ruang Melati II.

Tabel 2.33
Tingkat kepuasan pasien di Ruang Melati II
RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten (n = 10)
Responden Nilai presentase hasil
1 74 92.5 Puas
2 80 100 Puas
3 80 100 Puas
4 79 98.75 Puas
5 60 75 tidak puas
6 60 75 tidak puas
7 68 85 Puas
8 73 91.25 Puas
9 72 90 Puas
10 77 96.25 Puas

Berdasarkan observasi dan perhitungan didapatkan 80% merasa puas

130
dengan asuhan keperawatan, sedangkan 20% merasa tidak puas dengana
asuhan keperawatan.

2. Kepuasan Kerja Perawat


a. Kajian Teori
Kepuasan adalah tingkat keperasaan seseorang setelah membandingkan
kinerja atau hasil yang ia rasakan di bandingkan dengan harapanya (Sutono,
2001).
Menurut Djoyodibroto (1997), untuk memperoleh pelayanan asuhan
keperawatan di perlukan staf yang mempunyai dedikasi tinggi dan komitmen
terhadap tugas- tugas yang di berikan. Di samping komitmen yang ada pada
staf diperlukan juga kepuasan kerja yang akan mendorong staf melaksanakan
komitmenya itu secara baik. Karena kepuasan kerja karyawan dapat
mempengaruhi hasil mutu asuhan keperawatan yang diberikan.

b. Kajian Data
Tabel 2.34
Hasil Evaluasi Kepuasan Kinerja Karyawan (Perawat)
Di Ruang Melati RSUP .Soeradji Tirtonegoro Klaten
Tanggal 2-4 Maret 2020 (n = 12)

Observasi
No Variabel yang dinilai
STP TP CP P SP
1. Jumlah gaji yang diterima sebanding
dengan pekerjaan yang saudara yang 0 0 4 8 0
dilakukan
2. Sistem penggajian yang dilakukan
0 0 4 8 0
institusi tempat saudara bekerja.
3. Jumlah gaji yang diterima
0 0 8 1 3
dibandingkan pendidikan saudara
4. Pemberian insentif tambahan atas
0 0 7 3 2
suatu prestasi atau kerja ekstra
5. Tersedianya peralatan dan
kelengkapan yang mendukung 0 0 1 11 0
pekerjaan
6. Tersedianya fasilitas penunjang 0 1 4 4 3

131
seperti kamar mandi, tempat parkir,
kantin.
7. Kondisi ruangan kerja terutama
berkaitan dengan ventilasi udara, 1 1 6 2 2
kebersihan dan kebisingan.
8. Adanya jaminan atas kesehatan atau
0 1 6 2 3
keselamatan kerja.
9. Perhatian institusi rumah sakit
0 1 3 6 2
terhadap saudara
10. Hubungan antar karyawan dalam
0 0 3 7 2
kelompok kerja.
11. Kemampuan dalam bekerjasama
0 0 2 8 2
antar karyawan.
12. Sikap teman-teman sekerja terhadap
0 0 2 9 1
saudara.
13 Kesesusaian antara pekerjaan dan
0 0 2 8 2
. latar belakang pendidikan saudara.
14. Kemampuan dalam menggunakan
waktu bekerja dan penugasan yang 0 0 1 10 1
diberikan.
15. Kemampuan supervisi atau pengawas
0 0 4 6 2
dalam membuat keputusan.
16. Perlakuan atasan selama saya bekerja
0 0 2 9 1
disini.
17. Kebebasan melakukan suatu metode
sendiri dalam menyelesaikan 0 0 3 6 3
pekerjaan.
18. Kesempatan untuk meningkatkan
kemampuan kerja melalui pelatihan 1 1 2 7 1
atau pendidikan tambahan.
19. Kesempatan untuk mendapat posisi
0 0 3 7 2
yang lebih tinggi.
20. Kesempatan untuk membuat prestasi
0 0 1 10 1
dan mendapatkan kenaikan pangkat.
Nilai 2 5 68 132 33
Nilai total 240
Keterangan:
STP : Sangat tidak puas
TP : Tidak puas

132
P : Puas
SP : Sangat puas

Nilai = STP+TP+CP+P+SP
Jumlah item x Jumlah respondenxskala
= (2x0)+(5x1)+(68x2)+(132x3)+(33X4)
20x12x5
=669
1200
= 669 = 55,7 %
1200
c. Analisis data
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan kerja
perawat dari hasil angket yang diberikan diruang Melati II RSUP dr.Soeradjie
Tirtonegoro Klaten pada tanggal 2-4 Maret2020 adalah sangat puas 13,75 %, puas
55%, cukup puas 28,33 %, tidak puas 2,08 %, dan sangat tidak puas 0,84 %.
Kondisi pekerjaan saat ini seperti jaminan kesehatan atau keselamatan kerja,
hubungan antar karyawan, kemampuan kerja sama antar karyawan, sikap teman-
teman sekerja, kesesuaian pekerjaan dengan latar belakang pendidikan, kemampuan
supervisi dalam memberikan keputusan, perlakuan atasan, dan kesempatan
mengikuti pelatihan atau pendidikan tambahan.

133
BAB III
PERMASALAHAN DAN PERENCANAAN
A. Permasalahan
1. Hasil Analisis
Tabel 3.1
Identifikasi Masalah
No Analisa data Hasil Keterangan
1 Perbaikan bagan Bagan struktur Adanya perubahan pada struktur
struktur organisasi organisasi organisasi di ruang Melati II pada tahun
2020 yaitu pada posisi PJ Logistik ruang
Melati II, PJ Mutu dan SDM Melati II,
Primary Nurse Tim II, Assosiate Nurse
Tim 1 dan Tim II.
2 Pengembangan jalur Kualitas Sebagian perawat sudah ada yang
informal perawat tenaga kerja mengikuti pelatihan untuk pelayanan
Ruang Melati II sudah pasien dengan penyakit dalam, namun
ada yang mengikuti masih ada sebagian yang belum
pelatihan untuk mengikuti pelatihan tersebut.
pelayanan pasien
dengan penyakit
dalam terkait dengan
10 besar penyakit
yang ada di ruangan,
namun masih ada
sebagian dari
keseluruhan perawat
yang belum mengikuti
pelatihan atau seminar
yang ada
hubungannya dengan
masalah10 besar
penyakit tersebut.
Dengan adanya hal
tersebut di atas dapat

134
menjadi masukan dan
pertimbangan untuk
diadakan pelatihan
atau seminar untuk
mengoptimalkan
kinerja perawat di
ruang khusus penyakit
dalam.
3 Belum lengkapnya 1. Febris Ruang Melati II RSUP dr. Soeradji
SAK dari 10 besar 2. ISK Tirtonegoro dalam periode November
penyakit/kasus 3. Anoreksi 2019- Januari 2020 kasus yang belum ada
diruang Melati II a Geriatri Standar Asuhan Keperawatannya (SAK)
yaitu 3 kasus/penyakit adalah Febris, ISK, dan Anoreksia
yang belum tersedia Geriatri. Perlu untuk dilakukan evaluasi
dan akan membuat standar asuhan
keperawatan dengan pembuatan draft
standar asuhan keperawatan tentang
kasus Febris, ISK, dan Anoreksia
Geriatri.
4 Pelaksanaan Dimana hasil yang Dari evaluasi yang telah dilakukan
pengolahan sampah didapatkan dari perawat sudah membuang sampah
hasil observasi 3 benda tajam di safety box serta
hari, pelaksanaan membuang limbah medis non tajam
pengolahan sampah di tempat non tajam , akan tetapi
sudah baik dengan perawat membuang benda tajam
skor 80% pada sefety box yang sudahterlalu
penuh, yang seharusnyasafety box,
dibuang ketika terisi ¾.
5 Prosedur Dimana hasil yang Dari evaluasi yang telah dilakukan
pelaksanaan cuci didapat dari hasil presentase perawat 86,4% sudah
tangan yang benar observasi selama 3 melakukan cuci tangan sesuai
hari ini didapatkan dengan prosedur. Dan 13,6%
hasil untuk perawat belum melakukan cuci
pelaksanaan tangan yang sesuai dengan prosedur.

135
prosedur cuci Prosedur yang jarang dilakukan oleh
tangan 13,6% perawat diantaranya yaitu tidak
perawat belum melepaskan perhiasan (cincin) dan
melakukannya ketika melakukan hand higyne,
dengan benar. tidak meratakan antiseptic pada
kedua telapak tangan dengan 4 kali
hitungan, serta perawat tidak
membasuh tangan sampai lengan
bawah karena teknik cuci tangan
sampai lengan bawah merupakan
teknik cuci tangan bedah sedangkan
melati 2 merupakan bangsal
penyakit dalam yang tidak wajib
mencuci tangan sampai batas lengan
bawah (hanya pergelangan tangan).
6 Pelaksanaan Dimana hasil yang Dari evaluasi yang telah dilakukan
orientasi pasien baru didapatkan dari perawat dalam melakukan orientasi
hasil observasi pasien baru di ruang Melati 2 belum
selama 3 hari, maksimal. Karena sudah ada lembar
pelaksanaan balik tetapi tidak pernah digunakan
orientasi pasien baru untuk media dalam orientasi pasien
sudah dilakukan baru dan leaflet untuk orientasi
sebanyak 36,41 % pasien baru juga belum tersedia
dan 63,8 % perawat dibangsal melati 2.
belum melakukan
orientasi pasien baru
dengan maksimal.
7 Komunikasi Dimana hasil yang Dari evaluasi yang telah dilakukan
terapiutik didapatkan dari perawat dalam melakukan aspek
hasil observasi komunikasi terapeutik dikarenakan
selama 3 hari, sebagian perawat tidak menyebutkan
pelaksanaan nama, menjelaskan tugas dan
komunikasi tanggung jawabnya sebagai perawat
terapeutik sudah serta tidak melakukan kontrak waktu

136
melakukannya dengan pasien yang seharusnya
sebanyak 64% dan dilakukan agar pasien mengerti
36% perawat belum perawat yang bertanggung jawab
maksimal dalam atas pasien tersebut.
melakukan
kumunikasi
terapeutik

137
PERENCANAAN
Plan Of Action Klinik Manajemen Keperawatan
Di Ruang Melati II RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
NO MASALAH POKOK URAIAN TUJUAN SASARAN TAR WAKTU PENANGGUNG PEMBIMBING
KEGIATAN KEGIATAN GET PELAKSANAAN JAWAB
1 Perbaikan Merevisi struktur 1. Menetapkan Memperjelas Ruang 90% Minggu ke II-III Desi Ratnadilah Bu Sri Suparti
bagan organisasi stuktur organisasi peran dan Melati II
struktur konsultasi dengan fungsi dari
organisasi Kabid, manager masing-masing
RANAP, KaRu petugas
2. Pembahasan
stuktur organisasi
dengan stuktur
terkait
2 Terkait CNE tentang 10 1. Koordinasi Meningkatkan Perawat 90% Minggu ke II-III Diah Ayu Nawang Pak Aris
dengan 10 besar penyakit dengan bidang kualitas Ruang Wulan
besar yang ada keperawatan,karu pelayanan Melati II
penyakit yang dibangsal melati II dan pembimbing perawat
ada di dan pelatihan 2. Mencari
narasumber untuk
ruangan, tentang 10 besar
memberikan

138
masih ada penyakit tersebut materi tentang 10
sebagian dari besar penyakit
keseluruhan tersbut

perawat yang 3. Melaksanakan

belum kegiatan sesuai


jadwal CNE
mengikuti
pelatihan
atau seminar
yang ada
hubungannya
dengan
masalah 10
besar
penyakit
tersebut.
3 Belum Membuat SAK 1. Koordinasi Memenuhi Perawat 90% Minggu ke II-III Candra Meifa DHR Bu Sri Suparti
lengkapnya dengan bidang standar SAK Ruang &
SAK dari 10 keperawatan dan tentang Febris, Melati II Danang Wiro
besar pembimbing ISK, Anoreksia kusumo
penyakit/kasu 2. Menetapkan SAK Geriatri
yang dibuat
s diruang

139
Melati II yaitu 3. Mencari referensi
3 penyusunan SAK
kasus/penyak 4. Konsultasi dalam

it yang belum penyusunan SAK

tersedia
4 Belum Mengoptimalkan 1. Koordinasi Mencegah Perawat 90% Minggu ke II-III Dwi Wibowo Bu Yuni
optimalnya pelaksanaan dengan bidang terjadinya Ruang
pengelolaan pengelolaan keperawatan, kecelakaan Melati II
sampah sampah terkait karu, dan kerja tertusuk

terkait safety safety box pembimbing jarum saat


2. .Koordinasi
box yang pengolahan
dengan PPI
terlalu penuh limbah di IPRS
3. CNE tentang
pengelolaan
pembuangan
sampah benda
tajam pada safety
box

5 Belum Merefresh 1. Koordinasi Meningkatkan Perawat 90% Minggu ke II-III Nimas Ayu Aprilia Bu Yuni
optimalnya kembali dengan bidang kualitas Ruang
pelaksanaan pentingnya keperawatan ,karu pelayanan Melati II

140
6 langkah melaksanakan 6 dan pembimbing perawat
cuci tangan langkah cuci 2. Mencari literatur
yang benar tangan untuk tentang

mencegah infeksi pentingnya

nosokomial yang pelaksanaan 6


langkah cuci
merugikan pasien
tangan
3. Melakukan role
play
4. Melakukan
Evaluasi
6 Belum Merefresh 1. koordinasi dengan Meningkatkan Perawat 90% Minggu ke II-III Ervina Setyowati Bu Yuni
optimalnya kembali tentang bidang mutu Ruang
pelaksanaan pentingnya keperawatan, karu pelayanan dan Melati II

orientasi pelaksanaan dan pembimbing kualitas

pasien baru orientasi pasien 2. Membuat lembar pelayanan


balik tentang
baru perawat
orientasi psien
baru
3. Melakukan role
play
4. Melakukan

141
Evaluasi
7 Belum Mengoptimalkan 1. Koordinasi Meningkatkan Perawat 90% Minggu ke II-III Bella Ayu Kumala Bu Yuni
optimalnya pelaksanaan dengan bidang mutu Ruang
pelaksanan komunikasi keperawatan, pelayanan dan Melati II
komunikasi terapeutik karu, dan kualitas

terapeutik pembimbing pelayanan


2. CNE tentang
perawat
pelaksanaan
komunikasi
terapeutik yang
efektif

142
143
BAB IV
PELAKSANAAN DAN EVALUASI

Berdasarkan rencana kegiatan Plan of Action (POA) yang telah disusun maka
pelaksanaan dan evaluasi kegiatan menurut masalah sesuai pengkajian yang dilakukan di
Ruang Melati II RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro sebagai berikut:

A. Memperbarui Struktur Organisasi


1. Pelaksanaan
Pembuatan bagan organisasi dilakukan untuk memperbaharui bagan struktur
yang sudah ada sebelumnya, perencanaannya sebagai berikut:

Tabel 4.1
Rencana Kegiatan Perbaikan Struktur Organisasi DiRuang MelatiII RSUPdr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten tanggal 06-23 Maret 2020

No Kegiatan Pelaksana Sasaran Tujuan Waktu Tempat

1.
a.PERSIAPAN
Mengkajiterkait Desi KepalaRuang Mengetahui 6-8 maret Ruang Melati
struktur Ratnadilah bagaimana 2020 II
organisasidi Struktur
Ruang melatiII organisasi dan
metode yang
digunakan dalam

b. Koordinasi Desi Kepala Ruang, pelayanan


Mendiskusikan 11-12 Ruang Melati
dengan Kepala Ratnadilah Ka.Bid pembuatan maret II Ka. Bid
Ruang dan Ka Keperawatan struktur 2020 Keperawatan
BidKeperawatan organisasi

144
2. PELAKSANAAN

a. Menyusunisi Desi Rancangan Penyusunan isi 13-15 Ruang Melati


dan tampilan Ratnadilah tampilan bagan dan tampilan maret II
bagan struktur struktur bagan struktur 2020
organisasi organisasi organisasi
b. Diskusidan Desi Konsultasi Mendiskusikanisi 16-18 Ruang Melati
konsultasi Ratnadilah terkait dan tampilan maret II
denganKepala bagan struktur bagan struktur 2020
Ruang Melati II organisasi organisasi Ka.Bid
c. Melakukan
dan Ka.Bid Desi Usulan
dan tampilan Revisi isi dan 19-20 Ruang Melati
penyusunan isi Ratnadilah rancangan tampilan bagan maret II
dan tampilan bagan struktur 2020
bagan struktur organisasi yang
organisasi telah di
konsultasikan

3. EVALUASI
Sosialisasi dengan Desi Seluruh Mensosialisasik 23 maret Ruang
Seluruh Staf Ratnadilah Staf an 2020 Melati
Ruang Perawat bagan struktur II
MelatiII Ruang organisasi yang
MelatiII telahdibuat

2. Jadwal Pelaksanaan
Tabel 4.2
Time Schedule Perbaikan Bagan Struktur Organisasi di Ruang Melati II RSUP
dr Soeradji Tirtonegoro Klaten Bulan Maret 2020
N PELAKSANAA Tanggal 6 – 23 Maret 2019
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
O N
1. PERSIAPAN
a. Mengkaji terkait
struktur organisasi

145
b. Koordinasi dengan
Kepala Ruang dan
Ka Bid
Keperawatan
2. PELAKSANAAN
a. Menyusun isi dan
tampilan bagan
struktur organisasi
b. Diskusi dan
konsultasi dengan
Kepala Ruangdan
Ka.Bid
Keperawatan

c. Melakukan
penyusunanisi dan
tampilan bagan
struktur organisasi
3. EVALUASI
Sosialisasi dengan
seluruh Staf

3. Anggaran Biaya

Tabel 4.3
Rencana Anggaran Biaya Perbaikan Struktur Organisasi di Ruang
Melati II RSUP dr Soeradji Tirtonegoro Klaten
No Kebutuhan Jumlah SatuanAnggaran Rencana(Rp)
1 Print baner 1 x 1,25m 40.000 45000
struktur
organisasi
Jumlah 45.000

4. Evaluasi
Tabel 4.4

146
Katentuan Evaluasi Refreshing dan Manajemen Universal Precaution
di Ruang Melati II RSUP dr Soeradji Tirtonegoro Klaten

No. Komponen Evaluasi Keterangan


1. Hal yang dievaluasi Pemahaman dan penerapan struktur organisasi
2. Pihak yang dievaluasi Perawat Ruang MelatiII
3. Evaluator Desi Rratnadilah
4. Instrumen Bagan StrukturOrganisasi
5. Metode evaluasi Diskusi dan Konsultasi
6. Waktu evaluasi 23 Maret 2020
7. Tempatevaluasi Ruang MelatiII
8. Kriteria hasil Pencapaian targetbagan struktur organisasi100 %

Tabel 4.5
Evaluasi Bagan Struktur Organisasi Berdasarkan POA di Ruang Melati II RSUP
dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

No Kriteria Evaluasi Ya Tidak


1 Mengkoordinasi dengan Karu 
2 Mengkoordinasi dengan Kabid Keperawatan 
3 Membuat bagan struktur organisasi 
4 Membuat pas foto 4 x 6 cm sesuai nama dan jabatan 
5 Membuat draft desain papan struktur organisasi 
6 Mengklarifikasi pada Karu 
Total 100%

5. Faktor Pendukung
a. Dukungan Kepala Ruang Melati II RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro
b. Dukungan dan kerjasama yang baik dengan para perawat dan staff di Ruang
Melati II RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro
c. Adanya HP untuk pengumpulan foto
d. Adanya peralatan yang memadai dalam pembuatan struktur organisasi
e. Adanya dukungan dan kerjasama dari seluruh Co Ners

6. Faktor Kendala
Dalam perbaikan bagan struktur organisasi sudah sampai dalam menyusun isi
dan tampilan bagan struktur organisasi dan sudah diskusi atau konsultasi dengan

147
kepala ruang Melati II namun dengan adanya covid 19 ini sehingga belum sempat
konsultasi dengan kabid keperawatan dan tidak dapat melanjutkan untuk sosialisasi
dengan seluruh staff ruang Melati II.

7. Kesinambungan
Upaya pengrevisianbagan struktur organisasi diperlukan bagi para perawat
termasuk kepala ruang, serta staff yang ada di Ruang Melati II RSUP dr. Soeradji
Tirtonegoro, oleh karena itu diharapkan bahwa dengan adanya upaya pembuatan
struktur organisasi dapat:
a. Dijadikan panduan dalam melakukan koordinasi di Ruang Melati II antara
kepala ruang dengan perawat dan staff lain.
b. Adanya pemeliharaan papan struktur organisasi di Ruang Melati II RSUP dr.
Soeradji Tirtonegoro.

148
B. Pelaksanaan Kegiatan CNE tentang Syok Septik
1. Pelaksanaan

Tabel 4.6
Pelaksanaan Continuing Nursing Education (CNE) dengan tema “Syok Septik” Di
Ruang Melati II RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klatentanggal 09-26 Maret 2020

No Kegiatan Pelaksana Sasaran Tujuan Waktu Tempat

2) Persiapan
1. Melakukan Diah Ayu Karu Mengetahui 9-14 Ruang Melati II
pengkajian Nawang Ka.Tim penatalaksanaan Maret
syok septik Wulan A.Tim syok septik di 2020
ruangan
2. Melakukan Diah Ayu Ka.Tim Tersusun materi 19 Maret Ruang Melati II
koordinasi Nawang A.Tim syok septik 2020 & Ruang
awal dengan Wulan KaSubBid
KaRu untuk Keperawatan
menyusun
materi syok
septik
3. Melakukan Diah Ayu KaSubBi Mendapatkan 19 Maret Ruang Melati
koordinasi Nawang d informasi tentang 2020 II& Ruang
dengan KaRu Wulan Karu syok septik KaSubBid
dan K.Tim Keperawatan
KaSubBid
dalam
seminar awal
penyusunan
sosialisasi
/refreshing
syok septic
4. Menyiapkan Diah Ayu KaSubBi Terbentuk dan 21 Maret Ruang
materi syok Nawang d tersetujuinya 2020 KaSubBid

149
septik Wulan keperawa materi syok septik Keperawatan
tan

3) Pelaksanaan
d) Penyampaian Sri Suparti, Peserta, Memberikan 23 Maret Ruang Melati II
materi oleh S.Kep,Ns., Co Ners pengetahuan 2020
narasumber M.Kep tentang syok
septik
e) Diskusi dan Sri Suparti, Peserta Meningkatkan 23 Maret Ruang Melati II
Tanya jawab S.Kep,Ns., pengetahuan syok 2020
M.Kep septik

C.
Evaluasi
1. Evaluasi Diah Ayu Peserta Mengetahui hasil 24- Ruang Melati II
akhir syok Nawang penatalaksanaan 26Maret2
septik Wulan syok septik 020

2. Jadwal Pelaksanaan
Tabel 4.7

Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Continuing Nursing Education (CNE) dengan tema “Syok
Septik” Di Ruang Melati II RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten bulan Maret 2020

Maret 2020
N
PELAKSANAAN 9-14 19 2122 23 24-
O
26
a Persiapan
.
1 Pengkajian syok septik
.
2 Koordinasi awal dengan KaRu untuk X
. menyusun materi syok septik
3 Koordinasi dengan KaRu dan KaBid X
. dalam seminar awal penyusunan
refreshing/sosialisasi syok septic

150
4 Materisyok septik dan X
. mengkonsultasikan ke KaRu dan
KaBid

b Pelaksanaan
.
1 Penyampaian materi oleh pembicara

2 Diskusi dan tanya jawab

c Evaluasi
.
Evaluasi akhir pelaksanaan syok X
septik

3. Anggaran Biaya
Tabel 4.8
Anggaran biaya KegiatanContinuing Nursing Education (CNE) dengan tema
“Syok Septik”RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro

NO. PERENCANAAN SATUAN JUMLA


H
Narasumber Rp.
1 orang x @ Rp. 200.000,- 200.000,0
1. 0
2. Kesekretaritan
 Print Proposal Rp.
2 Proposal x @ Rp. 7.000,-
14.000,00
 Print Surat Rp.
10 Lembar x @ Rp. 500,-
Pemberitahuan 5.000,00
3. Konsumsi
 Peserta
Snack Rp.
35 orang x @ Rp. 7.000 245.000,0
0
 Air mineral Rp.
2 botol x Rp. 2500
tanggung 5.000,00
SUBTOTAL Rp.

151
469.000,0
0

4. Evaluasi
Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan Continuing Education Nursing yang
dilaksanakan pada hari Senin tanggal 23 Maret 2020 pukul 11.00 WIB sampai pukul
13.00 WIB dengan pembicara Sri Suparti, Ns., M.Kep., CWCS dengan tema syok
septik, bertempat di Ruang Pelayanan Medik RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro.
Undangan peserta sebanyak 17 perawat, dihadiri 8 perawat. Kegiatan CNE ini dihadiri
oleh 1 dosen pembimbing akademik.Acara ini diawali dengan pembukaan,
penyampaian materi, sesi tanya jawab dan diakhiri dengan penutup, dari hasil
observasi selama Continuing Nursing Education peserta kurang antusias dalam
mengikuti acara tersebut, terbukti dari keaktifan dan kehadiran peserta.

5. Faktor kendala
Dalam perencanan Continuing nursing Education terkait Syok septik yang sudah
diskusi dan akan direncanakannya tanggal 23 Maret 2020 di Ruang Melati II dengan
undangan 17 perawat di Melati II namun dengan adanya covid 19 ini sehingga belum
sempat terlaksananya Continuing Nursing Education di Ruang Melati II.

6. Faktor Pendukung
Adapun faktor-faktor pendukungpelaksanaan kegiatan Continuing Education
Nursing, yaitu :
1. Bidang Keperawatan yang senantiasa memberikan arahan dan bimbingan untuk
jalannya kegiatan ini.
2. Bapak Sardjiman, S.Kep.,Ns selaku Kepala Ruang dan seluruh Staf Perawat Ruang
Melati II RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro yang telah banyak mendukung untuk
jalannya kegiatan ini.
3. Adanya ketersediaan dukungan serta partisipasi teman-teman Co Ners STIKES
Muhammadiyah Klaten Stase Manajemen.
4. Adanya ketersediaan anggaran biaya kelompok yang membantu dalam pelaksanaan
kegiatan Continuing Education Nursing.
5. Adanya ketersediaan jaringan internet, sehingga mempermudah informasi yang
diperoleh dari jurnal ataupun organisasi kesehatan, e-book atau materi kuliah.
152
7. Kesinambungan
Diharapakan dengan adanya kegiatan Continuing Education Nursing dengan tema
“Syok Septik” akan memberikan manfaat dan meningkatkan pemahaman dan
ketrampilan perawat dalam penerapan manajemen kegawat daruratan.

C. Pelaksanaan Kegiatan tentang Standar Asuhan Keperawatan


1. Pelaksanaan
Tabel 4.9
Sosialisasi Gastroenteritis Akut dan Febris Di Ruang Melati II RSUP dr. Soeradji
Tirtonegoro KlatenTanggal 14 Maret -26 Maret 2020

No Kegiatan Pelaksanaan Sasaran Tujuan Waktu Tempat


A. Persiapan
1. Melakukan Co Ners Karu Mengetahui 14 Ruang
pengkajian Ka.Tim pelaksanaan Maret- Melati II
Gastroenteri A.Tim Gastroenteritis 2020
tis Akut dan Akut dan Febris di
Febris ruangan
2. Melakukan Co ners Ka.Tim Tersusun materi 13 Ruang
koordinasi A.Tim Gastroenteritis Maret Melati II &
awal dengan Akut dan Febris 2020 Ruang
KaRu untuk KaSubBid
menyusun Keperawata
materi n
Gastroenteri
tis Akut dan
Febris
3. Melakukan Co ners KaSubBi Mendapatkan 16 Ruang
koordinasi d informasi tentang Maret Melati II&
dengan Karu Gastroenteritis 2020 Ruang
KaRu dan K.Tim Akut dan Febris KaSubBid
KaSubBid Keperawata
dalam n
seminar
153
awal
penyusunan
sosialisasi
/refreshing
Gastroenteri
tis Akut dan
Febris
4. Menyiapkan Co ners KaSubBi Terbentuk dan 23 Ruang
materi d tersetujuinya Maret KaSubBid
Gastroenteri keperawa materi 2020 Keperawata
tis Akut dan tan Gastroenteritis n
Febris Akut dan Febris

B. Pelaksanaan
1. Penyampaia Peserta, Memberikan 23 Ruang
n materi Co Ners pengetahuan Maret Melati II
oleh tentang 2020
narasumber Gastroenteritis
Akut dan Febris
2. Diskusi dan Peserta Meningkatkan 23 Ruang
Tanya jawab pengetahuan maret Melati II
Gastroenteritis 2020
Akut dan Febris
A.
B. Evaluasi
1. Evaluasi Co Ners Peserta Mengetahui hasil 24-26 Ruang
akhir pelaksanaan dan maret Melati II
Gastroenteri motivasi perawat 2020
tis Akut dan dalam
Febris penatalaksanaan
Gastroenteritis
Akut dan Febris

2. Jadwal pelaksanaan
Tabel 4.10
154
Jadwal Kegiatan Pelaksanaan SosialisasiGastroenteritis Akut dan Febris Di
Ruang Melati II RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
Maret 2020
13 14 15 16 1 19 20 21 22 23 24
N
PELAKSANAAN 7 25 26 27
O
1
8
a Persiapan
.
1 Pengkajian
. Gastroenteritis Akut
dan Febris
2 Koordinasi awal dengan X
. KaRu untuk menyusun
materi Gastroenteritis
Akut dan Febris
3 Koordinasi dengan X
. KaRu dan KaBid dalam
seminar awal
penyusunan
refreshing/sosialisasi
Gastroenteritis Akut dan
Febris
4 MateriGastroenteritis X
. Akut dan Febrisserta
mengkonsultasikan ke
KaRu dan KaBid

b Pelaksanaan
.
1 Penyampaian materi oleh
pembicara

2 Diskusi dan tanya jawab


c Evaluasi
.
Evaluasi akhir X

155
penatalaksanaan
Gastroenteritis Akut dan
Febris

3. Anggaran Biaya
Tabel 4.11
Rencana Anggaran Biaya SAK Gastroenteritis Akut dan Febris
NO. Kebutuhan Jumlah Satuan Renc
Anggran ana
Kertas, jilid 20.00
3 1.500
1 dan print 0
Fotocopy 35.00
6 2.400
2. 0
Internet 10.00
- 10.000
3. 0
Jumlah TOT
AL
75.00
0

4. Evaluasi
Pelaksanaan pembuatan SAK di Ruang Melati II yaitu ada 2 Gastroenteritis Akut, dan
Febris yang masuk dalam 10 besar penyakit. Proses pembuatan SAK saat ini belum
selesai, baru tahap konsultasi dan revisi sehingga belum tercapai 100% dan baru
tercapai 75%. Hal ini dikarenakan draft SAK masih perlu adanya perbaikan. Draft
tersebut belum bisa digunakan dan menjadi panduan untuk ruangan. Penyusunan SAK
dibuat untuk melengkapi SAK yang belum ada, dengan adanya SAK ini nanti nya
dapat dijadikan bahan acuan perawat dalam penerapan asuhan keperawatan di ruang
Melati II.

5. Faktor Pendukung
Adapun faktor-faktor pendukungpelaksanaan kegiatan Refreshing Gastroenteritis Akut
dan Febris, yaitu :
1. Bidang Keperawatan yang senantiasa memberikan arahan dan bimbingan
untuk jalannya kegiatan ini.
156
2. Selaku Kepala Ruang dan seluruh Staf Perawat Ruang Melati II RSUP dr.
Soeradji Tirtonegoro yang telah banyak mendukung untuk jalannya
kegiatan ini.
3. Adanya ketersediaan dukungan serta partisipasi teman-teman Co Ners
STIKES Muhammadiyah Klaten Stase Manajemen.
4. Adanya ketersediaan anggaran biaya kelompok yang membantu dalam
pelaksanaan kegiatan.
5. Adanya ketersediaan jaringan internet, sehingga mempermudah informasi
yang diperoleh dari jurnal ataupun organisasi kesehatan, e-book atau materi
kuliah.

6. Faktor Kendala
Adapun kendalan yang ditemui selama penyusunan laporan proposal kegiatan SAK 2
penyakit di Ruang Melati II RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten adalah :
a. Mahasiswa kesulitan dalam memahami dalam pembuatan SAK
b. Penyusunan SAK yang membutuhkan keahlian

7. Kesinambungan
Diharapkan dengan penyusunan dan penetapan SAK yang baru meliputi penyakit
(Gastreoenteritis dan Febris) dapat melengkapi SAK 10 besar penyakit yang ada
diruangan dan memberikan manfaat serta meningkatkan mutu pelayanan perawatan
pasien di Ruang Melati II RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Dan sebagai acuhan
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien di ruang Melati II

157
D. Pelaksanaan Kegiatan tentang Teknis Pelaksanan Pengelolaan Safety Box
1. Pelaksanaan
Tabel 4.12
Pelaksanaan kegiatan Continuing Nursing Education (CNE) dengan tema
pengelolaan sampah (safety box) ”
N Kegiatan Penangg Sasaran Wak T
o. ung tu e
Jawab m
p
a
t
PERSIAPAN
1 Penetapan Co Ners perawat 14 M
tema RuangMelati Mare e
kegiatan 2 t l
CNE 2020 a
t
i
2
2 Menguhub Co Ners PPI RSUP dr. 16 M
ungi Soeradji Mare e
Narasumb Tirtonegoro t l
er kegiatan 2020 a
CNE r
i
2
3 Pengajuan Co Ners Kasi 16 M
proposal Pelayanan Mare e
kegiatan Medis dan t l
CNE Keperawatan 2020 a
t
i
2

158
PELAKSANAAN
4 Pelaksanaa Co Ners perawat dan 23M M
n kegiatan mahasiswa di aret e
CNE Ruang Melati 2020 l
dengan 2 RSUP dr. a
tema Soeradji t
Tirtonegoro i
2
EVALUASI
5 Observasis Co Ners perawat di 24- M
etelahpela RuangMelati 26 e
ksanaan 2 Mare l
CNE t a
2020 t
i
2

2. Jadwal pelaksanaan
Tabel 4.13
Jadwal Pelaksanaan kegiatan Continuing Nursing Education (CNE) dengan tema
pengelolaansampah (safety box) ”
BulanMaret 2020
No. PELAKSANA Maret 2020
13 14 15 16 1718 19 20 21 22 23 24 25 26 27
AN
a. Persiapan
1) Penyusunan √
proposal
2) Konsultasi √ √ √ √ √
Proposal
3) Menghubun √
gi
Narasumber
b. Pelaksanaan
4) Pelaksanaan
kegi-atan

159
CNE
c. Evaluasi
5) Pemantaua
n
pelaksanaan
kegiatan
CNE
Pemgolahan
sampah

3. Anggaran Biaya

Tabel 4.14
Anggaran Biaya Pelaksanaan Kegiatan Continuing Nursing Education (CNE)
dengan tema“ Pengelolaan Sampah (safety box)” Di ruang Melati II RSUP dr.
Soeradji Tirtonego
NO. PERENCANAAN SATUAN JUMLA
H
Narasumber Rp.
1 orang x @ Rp. 200.000,- 200.000,0
2. 0
2. Kesekretaritan
 Print Proposal Rp.
1 Proposal x @ Rp. 7.000,-
7.000,00
 Print Rp.
10 Lembar x @ Rp. 500,-
SuratPemberitahuan 5.000,00
3. Konsumsi
 Peserta
Snack Rp.
15 orang x @ Rp. 7.000 105.000,0
0
 Air mineral Rp.
2 botol x Rp. 2500
tanggung 5.000,00
SUBTOTAL Rp.322.0
00,00

4. Evaluasi
160
Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan Continuing Education Nursing yang
dilaksanakan pada hari Senin 23 Maret 2020 pukul 11.00 WIB sampai pukul 13.00
WIB dengan narasumber Tim PPI dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, bertempat di
RuangMelati 2. Kegiatan CNE ini dihadiri oleh peserta sebanyak 17 perawat. Acara
ini diawali dengan pembukaan, penyampaian materi, sesi Tanya jawab dan diakhiri
dengan penutup, namun dengan adanya covid 19 ini sehingga belum sempat
terlaksananya Continuing Nursing Education di Ruang Melati II.

5. Faktor Pendukung
a. Dukungan Kepala Ruang Melati II RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro
b. Dukungan dan kerjasama yang baik dengan para perawat dan staff di Ruang
Melati II RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro
c. Tim PPI dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten
d. Adanya HP untuk pengumpulan foto
e. Adanya peralatan yang memadai dalam pembuatan struktur organisasi
f. Adanya dukungan dan kerjasama dari seluruh Co Ners

6. FaktorKendala
Dalam upayauntuk mengembalikan kesadaran perawat dalam pengeloaan
safety box terkendala adanya covid 19 ini sehingga belum sempat konsultasi dengan
kabid keperawatan dan tidak dapat melanjutkan untuk CNE dengan seluruh staff
Ruang Melati II.

7. Kesinambungan
Upaya mengembalikan kembali kesadaran perawat dalam pengelolaan safety
box diperlukan bagi para perawat termasuk kepala ruang, serta staff yang ada di
Ruang Melati II RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro, oleh karena itu diharapkan bahwa
dengan adanya upaya dapat:
a. Mensosialisakikankembali SOP mengenai Saftey Box.
b. Pemasanagan Stiker penggunaan safety Box di ruang Melati 2.

E. Kegiatan sosialisai tentang 6 langkah cuci tangan

1. Pelaksanaan
161
Tabel 4.15
Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi
Prosedur 6 Langkah Cuci TanganDi Ruang Melati II RSUP dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten tanggal 09-26 Maret 2020

No Kegiatan Pelaksana Sasaran Tujuan Waktu Tempat


1)
2) Persiapan
1. Mengkaji Nimas Ayu Perawat Mengetahui 9-14 Ruang Melati II
terkait Aprilia melati II bagaimana Maret
prosedur 6 prosedur 6 2020
langkah cuci langkah cuci
tangan di tangan yang
Ruang melati digunakan dalam
II pelayanan
keperawatan
diruang melati II
2. Koordinasi Nimas Ayu Kepala Mendiskusikan 19 Maret Ruang Melati II
dengan Aprilia Ruang mengenai 2020 & Ruang
Kepala prosedur 6 KaSubBid
Ruang langkah cuci Keperawatan
mengenai tangan
sosialisasi
3) Pelaksanaan
a) Mensosialisas Nimas Ayu Perawat Mendiskusikan 23 Maret Ruang Melati II
ikan prosedur Aprilia ruang mengenai materi 2020
6 langkah melati II sosialisasi
cuci tangan prosedur 6
dengan benar. langkah cuci
tangan dengan
benar
b) Diskusi dan Nimas Ayu Peserta Meningkatkan 23 Maret Ruang Melati II
Tanya jawab Aprilia pengetahuan 2020
pentingnya
prosedur 6

162
langkah cuci
tangan dengan
benar
C.
Evaluasi
1. Evalu Nimas Ayu Peserta Mengetahui hasil 24-26 Ruang Melati II
asi Aprilia sosialisasi 6 Maret
akhir langkah cuci 2020
sosiali tangan dengan
sasi benar
denga
n
seluru
h Staf
Ruang
Melati
II

2. Jadwal Pelaksanaan

Tabel 4.16
Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi
Prosedur 6 Langkah Cuci TanganDi Ruang Melati II RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro
Klaten bulan Maret 2020

Maret 2020
N
PELAKSANAAN 9-14 19 2122 23 24-
O
26
a Persiapan
.
1 Pengkajian prosedur 6 langkah cuci
. tangan
2 Koordinasi awal dengan KaRu X
. mengenai sosialisasi
163
b Pelaksanaan
.
1 Mensosialisasikan prosedur 6 langkah
cuci tangan dengan benar.

2 Diskusi dan tanya jawab

c Evaluasi
.
Evaluasi akhir sosialisasi dengan X
seluruh Staf Ruang Melati II

3. Anggaran Biaya
Tabel 4.17
Anggaran biaya Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi
Prosedur 6 Langkah Cuci Tangan RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro

NO. PERENCANAAN SATUAN JUMLA


H
1. Proyektor - -
2. Kesekretaritan
 Print Proposal Rp.
2 Proposal x @ Rp. 7.000,-
14.000,00
 Print Surat Rp.
10 Lembar x @ Rp. 500,-
Pemberitahuan 5.000,00
3. Konsumsi
 Peserta
Snack Rp.
35 orang x @ Rp. 7.000 245.000,
00
 Air mineral Rp.
2 botol x Rp. 2500
tanggung 5.000,00
SUBTOTAL Rp.
369.000,
00

4. Evaluasi

164
Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan pada hari
Senin tanggal 23 Maret 2020 pukul 13.00 WIB sampai pukul 14.00 WIB yang
dilakukan oleh co ners Nimas Ayu Aprilia.,S.,kep bertempat di Ruang Melati II RSUP
dr. Soeradji Tirtonegoro. Undangan peserta sebanyak 17 perawat. Kegiatan sosialisasi
ini dihadiri oleh 1 dosen pembimbing akademik.Acara ini diawali dengan pembukaan,
penyampaian materi, sesi tanya jawab dan diakhiri dengan penutup, namun karena
adanya kendalah covid 19 ini sehingg asosialisasi mengenai 6 langkah cuci tangan
belum terealisasi sepenuhnya.

5. Faktor Pendukung
Adapun faktor-faktor pendukungpelaksanaan kegiatan sosialisasi yaitu :
1. Bapak Sarjiman, S.Kep.,Ns selaku Kepala Ruang yang senantiasa memberikan
arahan dan bimbingan untuk jalannya kegiatan ini.
2. Seluruh Staf Perawat Ruang Melati II RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro yang telah
banyak mendukung untuk jalannya kegiatan ini.
3. Adanya ketersediaan dukungan serta partisipasi teman-teman Co Ners STIKES
Muhammadiyah Klaten Stase Manajemen.
4. Adanya ketersediaan anggaran biaya kelompok yang membantu dalam pelaksanaan
kegiatan Continuing Education Nursing.
5. Adanya ketersediaan jaringan internet, sehingga mempermudah informasi yang
diperoleh dari jurnal ataupun organisasi kesehatan, e-book atau materi kuliah.

6. Faktor kendala
Dalam perencanan Continuing Nursing Education terkait “Komunikasi Efektif”
yang sudah diskusi dan akan direncanakannya tanggal 23 Maret 2020 di Ruang Melati
II dengan undangan 17 perawat di Melati II namun dengan adanya covid 19 ini
sehingga belum sempat terlaksananya Continuing Nursing Education di Ruang Melati
II.

7. Kesinambungan
Diharapakan dengan adanya kegiatan sosialisasi prosedur 6 langkah cuci
tanganakan memberikan manfaat dan meningkatkan kesadaran dan meningkankan
kembali pemahaman pentingnya prosedur 6 langkah cuci tangan yang benar di ruang
Melati II.
165
F. Pelaksanaan Kegiatan Tentang Perbaikan Lembar Balik (Flip Chart) Orientasi
Pasien Baru
1. Pelaksanaan
Pelaksanaan Pembuatan lembar balik (flip chart) dilakukan untuk memperbaharui
lembar balik yang sudah ada sebelumnya, perencanaannya sebagai berikut:

Tabel 4.18
Rencana Kegiatan Perbaikan Lembar Balik Di Ruang Melati II RSUP dr
Soeradji Tirtonegoro Klaten
Tanggal 06-23 Maret 2020
No Kegia Pelakas Sas Tujuan W T
tan ana ara a e
n k m
t p
u at
PERSIAPAN
1 Melakukan Erv Semua Mengkaji 1 R
pengkajian ina perawat kelengkapan 0 S
terkait pra Set di administrasi U
penerimaa yo bangsal pra M P
n pasien wat Melati penerimaan a dr
baru i II pasien baru r .
RSUP e S
dr. t oe
Soeradji 2 ra
Tirtone 0 dj
goro 2 i
0 Ti
rt
o-
ne
go
ro

166
2 Melakukan Erv Semua Mengamati 1 R
pengkajian ina perawat apakah 1 S
terkait set di seluruh U
penerimaa yo bangsal perawat M P
n pasien wat Melati melakukan a dr
baru i II orientasi r .
RSUP terhadap e S
dr. pasien baru t oe
Soeradji dengan tepat 2 ra
Tirtone 0 dj
goro 2 i
0 Ti
rt
o-
ne
go
ro
3 Koordinasi Erv Kepala Mendiskusi 1 R
terhadap ina ruang kan 2 S
Ka Ru dan Set dan mengenai U
Ka Bid yo kepala pembuatan M P
Keperawat wat bidang lembar balik a dr
an i kepera r .
watan e S
t oe
2 ra
0 dj
2 i
0 Ti
rt
o-
ne
go
ro
167
PELAKSANAAN
4 Menyusun Erv Rancan Penyusunan 1 R
isi dan ina gan isi dan 3 ua
tampilan Set tampila tampilan ng
lembar yo n lembar balik M Pe
balik wat lembar a la
orientasi i balik r ya
pasien orientas e na
baru i pasien t n
baru 2 M
0 ed
2 ik
0 R
S
U
P
dr
.
S
oe
ra
dj
i
Ti
rt
o-
ne
go
ro
5 Diskusi Erv Konsult Mendiskusi 1 R
dan ina asi kan isi dan 3 ua
konsultasi Set terkait tampilan - ng
dengan yo lembar lembar balik 1 Pe
kepala wat balik orientasi 4 la

168
ruang dan i orientas pasien baru ya
kepala i pasien M na
bidang baru a n
keperawata r M
n e ed
t ik
2 R
0 S
2 U
0 P
dr
.
S
oe
ra
dj
i
Ti
rt
o-
ne
go
ro
6 Melakukan Erv Usulan Revisi isi 1 R
penyusuna ina rancang dan 4 ua
n isi dan Set an tampilan - ng
tampilan yo bagan lembar balik 1 Pe
lembar wat orientasi 5 la
balik i pasien baru ya
orientasi yang telah M na
pasien di a n
baru konsultasika r M
n e ed
t ik
169
2 R
0 S
2 U
0 P
dr
.
S
oe
ra
dj
i
Ti
rt
o-
ne
go
ro
EVALUASI
7 Sosialisasi Erv Semua Mensosialis 2 R
dengan ina perawat asikan 3 ua
seluruh Set dan lembar balik ng
staff di yo mahasis orientasi M Pe
ruang wat wa di pasien baru a la
Melati II i bangsal yang telah r ya
Melati dibuat e na
II t n
RSUP M
dr. ed
Soeradji ik
Tirtone R
goro S
U
P
dr

170
.
S
oe
ra
dj
i
Ti
rt
o-
ne
go
ro

171
2. Jadwal Pelaksanaan
Tabel 4.19
Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Lembar Balik (Flip Chart) di Ruang Melati II
RSUP dr Soeradji Tirtonegoro Klaten Bulan Maret 2020
NO PELAKS Tanggal 6 – 23 Maret 2019
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
ANAAN
1. PERSIAPAN
a. Mengkaji
terkait pra
pelaksanaa
n orientasi
pasien baru
b. Mengkaji
terkait
penerimaa
n pasien
baru
c. Koordinasi
terhadap
KaRu dan
Ka Bid
Keperawat
an
2. PELAKSANAAN
a. Menyusun
isi dan
tampilan
lembar
balik
b. Diskusi
dan
konsultasi
dengan
Kepala
Ruang dan
Ka.Bid
172
Keperawat
an

c. Melakukan
penyusuna
n isi dan
tampilan
bagan
struktur
organisasi
3. EVALUASI
Sosialisasi
dengan
seluruh
Staf Ruang
Melati II

3. Anggaran Biaya
Tabel 4.18
Rencana Anggaran Biaya pembuatan lembar balik di Ruang Melati II
RSUP dr Soeradji Tirtonegoro Klaten
No Kebut Ju Satuan Rencana
uhan ml Anggar (Rp)
ah an
1 Print 11 4500 49.500
lembar le
balik m
ba
r

2 Lamin 11 5000 55000


ating le
lembar m
balik ba
r
3 Spiral 1 2.500 2.500
173
peer bu
ah
Jumlah 107.000

4. Evaluasi
Tabel 4.19
Evalusi Pelaksanaan Orientasi Pasien Baru Di Ruang Perawatan Penyakit
Dalam Melati II RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten
Bulan Maret 2020
No Komponen Evaluasi Keterangan
1. Hal yang dievaluasi Pelaksanaan Orientasi Pasien Baru
2. Evaluator Co. Ners
3. Sasaran Seluruh perawat geriatri ruang
melati II
4. Metode Observasi
5. Waktu 06-26 Maret 2020
6. Tempat Ruang Perawatan Penyakit Dalam
Melati II
7. Kriteria keberhasilan Perawat melaksanakan orientasi
pasien baru sesuai SOP yang
berlaku
8 Jumlah Sampel orientasi 8 orang
pasien baru

Tabel 4.20
Evaluasi Pelaksanaan Orientasi Pasien Baru Di Ruang Perawatan Penyakit
Dalam Melati II RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten
Bulan Maret 2020
Observasi
Y Ti
N
Variable yang diteliti a d
o
a
k
1. Mengumpulkan data tentang pasien 8 0
2. Membuat rencana pertemuan dengan 8 0
pasien
3. Memberi salam dan tersenyum kepada 8 0
pasien
4. Memperkenalkan nama diri 8 0
174
5. Menanyakan nama panggilan kesukaan 8 0
pasien
6. Menanyakan perasaan pasien 8 0
7. Menjelaskan peran perawat 8 0
8. Menjelaskan tugas perawat 8 0
9. Menjelaskan kegiatan (orientasi) yang 8 0
dilakukan
10 Menjelaskan waktu yang dibutuhkan 8 0
. untuk kegiatan organisasi
11 Menjelaskan kerahasiaan 8 0
.
12 Menjelaskan kerahasiaan 8 0
.
13 Menyakan keluhan pasien 8 0
.
14 Memberikan kesempatan bertanya 8 0
.
15 Memulai dengan ajakan berkonsentrasi 8 0
.
16 Melakukan orientasi 8 0
.
17 Mengorientasikan tentang fasilitas 8 0
. yang ada diruangan
18 Mengorientasikan tentang cara 8 0
. penggunaan fasilitas
19 Mengorientasikan tata tertib 8 0
. penggunaan fasilitas ruang tunggu
20 Mengorientasikan tempat-tempat 8 0
. penting, kamar mandi, ruang tunggu,
ruang konsultasi, ruang perawat,
mushola dll
21 Menyimpulkan hasil kegiatan 8 0
.
22 Memberikan pujian positif 8 0
.
23 Merencanakan tindak lanjut pada 8 0
pasien
24 Melakukan kontak selanjutnya 8 0

25 Mengakhiri pertemuan dengan cara 8 0


175
yang baik dan tersenyum
Jumlah 8 0

Prosentase 1 0
0
0
%

Analisa dan bahasan sebagai berikut :


Orientasi pasien baru merupakan kontrak antara perawat dan klien / keluarga
dimana terdapat kesepakatan antara perawat dengan klien/keluarganya dalam
memberikan Asuhan keperawatan. Kontrak ini diperlukan agar hubungan saling
percaya antara perawat dan klien / keluarga dapat terbina.

5. Faktor Pendukung
1. Adanya dukungan dari Kepala Ruang, dan seluruh perawat dan bidang di ruang
perawatan Penyakit Dalam Melati II RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.
2. Dukungan dan peran serta dari bidang keperawatan dalam pelaksanaan role model
pelaksanaan orientasi pasien baru.
3. Adanya motivasi dan semangat untuk meningkatkan ilmu yang tinggi dari Kepala
ruang dan seluruh perawat dan bidang Ruang di ruang perawatan penyakit dalam
Melati II RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.

176
6. Faktor Penghambat
1. Sosialisasi orientasi pasien baru terhambat karena lembar balik sudah dikonsulkan
ke kepala ruang namun belum dikonsulkan kepada kepala bidang keperawatan
karena saat itu beliau sedang dinas luar beberapa hari dan pada saat beliau selesai
dinas luar kami mahasiswa co. Ners dicabut dari kampus karena pandemi covid
sehingga kita harus belajar dirumah
2. Role model orientasi pasien baru diharapkan seluruh perawat penyakit dalam
Melati II dapat menerapkan orientasi pasien baru sesuai dengan SOP yang berlaku,
namun role model belum terlaksana karena pandemi covid.

7. Kesinambungan
Hasil sosialisasi dan role model orientasi pasien baru diharapkan dapat
diterapkan di ruang perawatan sesuai dengan SOP yang berlaku.

G. Pelaksanaan Kegiatan CNE tentang Komunikasi Efektif


1. Pelaksanaan

Tabel 4.21
Pelaksanaan Continuing Nursing Education (CNE) dengan tema
“Komunikasi efektif ”DiRuangMelatiII RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Tanggal
14-26 maret 2020

No Kegiat Pelakas Sas Tujuan W Te


an ana ara a m
n k p
t at
u
PERSIAPAN
1 Penetapan Bell Semua Meningkatk 1 RS
tema a perawa an 4 U
kegiatan ayu t yang pemahaman P
CNE Ku sedang dan M dr
“Komunika mal tidak ketrampilan a .
177
si efektif ” a bertuga perawat r So
Sub s di mengenai e er
iak bangsal komunikasi t ad
ni Melati II terapiutik 2 ji
RSUP yang benar 0 Ti
dr. 2 rt
Soeradji 0 o-
Tirtone n
goro eg
or
o
2 Menguhub Bell Narasu Memastikan 1 RS
ungi a mber ketersediaa 3 U
Narasumb Ayu (Juniarsi n sebagai P
er kegiatan Ku h S.Kep. narasumber M dr
CNE mal Ns) dalam a .
a kegiatan r So
Sub CNE e er
iak t ad
ni 2 ji
0 Ti
2 rt
0 o-
n
eg
or
o
3 Pengajuan Bell Kasi Sebagai 1 RS
proposal a Pelayan persetujuan 6 U
kegiatan Ayu an pelaksanaan P
CNE Ku Medis kegiatan M dr
mal dan CNE di RSUP a .

178
a Kepera dr. Soeradji r So
Sub watan Tirtonegoro e er
iak t ad
ni 2 ji
0 Ti
2 rt
0 o-
n
eg
or
o
PELAKSANAAN
4 Pelaksanaa Co Semua Meningkatk 2 R
n kegiatan Ner perawa an 3 ua
CNE s t yang pemahaman ng
dengan STI tidak dan M Pe
tema KES bertuga ketrampilan a la
“Komunika Mu s dan perawat r ya
si efektif ” ha mahasis mengenai e na
dilanjutkan mm wa di Komunikasi t n
roll play adi bangsal efektif 2 M
yah Melati II 0 e
Klat RSUP 2 di
en dr. 0 k
stas Soeradji RS
e Tirtone U
Ma goro P
naj dr
em .
en So
er
ad

179
ji
Ti
rt
o-
n
eg
or
o
EVALUASI
5 Pemantau Co Semua Mengetahui 2 R
an Ner perawa pemahaman 4 ua
pelaksanaa s t yang dan - ng
n kegiatan STI tidak ketrampilan 2 Pe
CNE KES sedang perawat 6 la
dengan Mu berugas mengenai ya
tema ha dan komunikasi M na
“Komunika mm mahasis efektif a n
si efektif ” adi wa di r M
yah bangsal e e
Klat Melati II t di
en RSUP 2 k
stas dr. 0 RS
e Soeradji 2 U
Ma Tirtone 0 P
naj goro dr
em .
en So
er
ad
ji
Ti
rt

180
o-
n
eg
or
o

181
2. Jadwal kegiatan
Tabel 4.22
Jadwal Kegiatan Continuing Nursing Education (CNE) dengan tema
“komunikasi efektif ” di ruang Melati II RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro
Bulan Maret 2020
N PELAKSANA Maret 2020
13 14 15 16 1718 19 20 21 22 23 24 25 26 27
O AN
a. Persiapan
1) Penyusuna √
n proposal
2) Konsultasi √ √ √ √ √
Proposal
3) Menghubu √
ngi
Narasumbe
r
b. Pelaksanaan
4) Pelaksanaa √
nkegi-atan
CNE
dengan
tema“Komu
nikasi
Efektif ”
dan roll
play
c. Evaluasi
5) Pemantaua √ √ √
n
pelaksanaa
n kegiatan
CNE
dengan
tema

182
“Komunikas
i Efektif ”

183
3. Anggaran biaya

Tabel 4.23
Anggaran biaya Kegiatan Continuing Nursing Education (CNE) dengan tema
“Komunikasi Efektif ”di Ruang Melati II RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro

NO. PERENCANAAN SATUAN JUMLA


H
Narasumber Rp.
1 orang x @ Rp. 200.000,- 200.000,0
1 0
2. Kesekretaritan
 Print Proposal Rp.
1 Proposal x @ Rp. 7.000,-
7.000,00
 Print Surat Rp.
10 Lembar x @ Rp. 500,-
Pemberitahuan 5.000,00
3 Konsumsi
 Peserta
Snack Rp.
35 orang x @ Rp. 7.000 245.000,0
0
 Air mineral Rp.
2 botol x Rp. 2500
tanggung 5.000,00
Total Rp.
462.000,0
0

4. Evaluasi
Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan Continuing Education Nursing yang
dilaksanakan pada hari Senin tanggal 23 Maret 2020 pukul11.00 WIB sampai pukul
13.00 WIB dengan pembicara Juniarsih S.Kep.Ns dengan tema Komunikasi Efektif ,
bertempat di Ruang Pelayanan Medik RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro.
Undanganpeserta sebanyak 17 perawat. Kegiatan CNE ini akan dihadiri oleh 1 dosen
pembimbing akademik. Acara ini diawali dengan pembukaan, penyampaian materi,
sesi tanyajawab dan roll play dan diakhiri dengan penutup, namun dengan adanya
covid 19 ini sehingga belum sempat konsultasi dengan kabid keperawatan dan tidak

184
dapat melanjutkan untuk Penyelenggaraan Continuing Nursing Education (CNE) di
ruang Melati II.

185
5. Faktor kendala
Dalam perencanan Continuing Nursing Education terkait “Komunikasi Efektif”
yang sudah diskusi dan akan direncanakannya tanggal 23 Maret 2020 di Ruang
Melati II dengan undangan 17 perawat di Melati II namun dengan adanya covid 19
ini sehingga belum sempat terlaksananya Continuing Nursing Education di Ruang
Melati II.

6. Faktor Pendukung
Adapun faktor-faktor pendukung pelaksanaan kegiatan Continuing Education
Nursing, yaitu :
1. Bidang Keperawatan yang senantiasa memberikan arahan dan bimbingan untuk
jalannya kegiatan ini.
2. Selaku Kepala Ruang dan seluruh Staf Perawat Ruang Melati II RSUP dr. Soeradji
Tirtonegoro yang telah banyak mendukung untuk jalannya kegiatan ini.
3. Adanya ketersediaan dukungan serta partisipasi teman-teman Co Ners STIKES
Muhammadiyah Klaten Stase Manajemen.
4. Adanya ketersediaan anggaran biaya kelompok yang membantu dalam pelaksanaan
kegiatan Continuing Education Nursing.
5. Adanya ketersediaan jaringan internet, sehingga mempermudah informasi yang
diperoleh dari jurnal ataupun organisasi kesehatan, e-book atau materi kuliah.

7. Kesinambungan
Diharapakan dengan adanya kegiatan Continuing Education Nursingdengan tema
“Komunikasi Efektif ” akan memberikan manfaat dan meningkatkan pemahaman dan
ketrampilan perawat dalam Komunikasi terapiutik ke pasien.

186
H. Pelaksanaan Kegiatan CNE tentang Penatalaksanaan Pasien Covid 19

1. Pelaksanaan

Tabel 4.24
Pelaksanaan Continuing Nursing Education (CNE) Tentang Penatalaksanaan Pasien
COVID 19

No Kegiatan Pelaksana Sasaran Tujuan Waktu Tempat


A. Persiapan
f) Melakukan Co Ners Karu Untuk 29 Juni Zoom
diskusi tema Ka.Tim menentukan 2020 meeting
dengan A.Tim Tema yang
kelompok akan di pilih

g) Melakukan Co ners Ka.Tim Terbentuknya 30 Juni Zoom


bimbingan A.Tim gambaran TEM 2020 meeting
dan arahan yang akan di
dengan pilih
pembimbing
akademikmen
genai tema
yang akan di
pilih

h) Menyiapkan Co ners Pembimb Mendapatkan 01 Juli Zoom


materi berupa ing informasi 2020 meeting
proposal CNE Akademi tentang COVID
k 19

i) Melakukan Co ners Pembimb Terbentuk dan 02 Juli Zoom


konsultasi ing tersetujuinya 2020 meeting
dengan Akademi materi

187
pembimbing k penatalaksanaa
akademik n COVID 19.
mengenai
proposal CNE

B. Pelaksanaan
3) Penyampaian Juniarsih, Peserta, Memberikan 09 Juli Zoom
materi oleh S.Kep.,Ns Co Ners pengetahuan 2020 meeting
narasumber Nurdin, tentang
S.Kep.,Ns penatalaksanaa
n COVID 19.

4) Diskusi dan Juniarsih, Peserta Meningkatkan 09 Juli Zoom


Tanya jawab S.Kep.,Ns keaktivan dan 2020 meeting
Nurdin, pemahaman
S.Kep.,Ns mengenai
penatalaksanaa
n COVID 19
d.
e. Evaluasi
2) Evaluasi akhir Co Ners Peserta Mengetahui 10-13 Zoom
CNE tentang hasil Juli meeting
Penatalaksana penatalaksanaa 2020
an Pasien n tentang
COVID 19. COVID 19.

188
3) Jadwal Pelaksanaan
Tabel 4.25
Jadwal Pelaksanaan Continuing Nursing Education (CNE) Tentang
Penatalaksanaan Pasien COVID 19

Maret 2020
2 3 6 7-8 9
NO PELAKSANAAN
10-11

a. Persiapan
1. Penyusunan proposal
2. Konsultasi proposal

3. Menghubungi narasumber

b. Pelaksanaan
1 Penyampaian materi oleh
pembicara

2 Diskusi dan tanya jawab


c. Evaluasi
Evaluasi akhir pelaksanaan
komunikasi terapeutik

4) Anggaran Biaya
Tabel 4.26
Anggaran biaya Kegiatan Webinar Continuing Nursing Education (CNE) dengan
tema “Tatalaksana Keperawatan Pasien Covid 19”

NO. PERENCANAAN SATUAN JUMLA


H
Narasumber Rp.
2 orang x @ Rp. 200.000,- 400.000,0
1. 0
2. Kesekretaritan
 Print Surat Rp.
1 Lembar x @ Rp.1.000,-
Permohonan 1.000,00

189
SUBTOTAL Rp.
401.000,0
0

5) Evaluasi
Evaluasi terhadap pelaksanaanWebinar kegiatan Continuing Education Nursing
yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 09 Juli 2020 pukul 08.00 WIB sampai
pukul 11.00 WIB dengan pembicara Juniarsih, S.Kep.,Ns dengan tema
Penatalaksanaan Pasien Covid 19, melalui zoominar. Kegiatan CNE ini diikuti oleh
58 peserta yang 3 diantaranya adalah pembimbing akademik stase managemen
.Acara ini diawali dengan pembukaan, Menyanyikan lagu Indonesia raya, dan Mars
PPNI oleh semua peserta, sambutan oleh ketua panitia, sambutan koodinator stase
managemen, penyampaian materi, sesi tanya jawab dan diakhiri dengan penutup, dari
hasil observasi selama Continuing Nursing Education peserta kurang antusias dalam
mengikuti acara tersebut, terbukti dari keaktifan dan kehadiran peserta.

6) Faktor Pendukung
Adapun faktor-faktor pendukungpelaksanaan kegiatan Continuing Education
Nursing, yaitu :
1. Koordinator mata ajar stase managemen, dan dosen pembimbing yang senantiasa
memberikan arahan dan bimbingan untuk jalannya kegiatan ini.
2. Ibu Juniarsih, S.Kep.,Ns selaku bidang keperawatan dan bapak Nurdin S.Kep Ns dari
RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
memberikan materi dan mendukung untuk jalannya kegiatan ini.
3. Adanya ketersediaan dukungan serta partisipasi teman-teman Co Ners STIKES
Muhammadiyah Klaten Stase Manajemen.
4. Adanya ketersediaan jaringan internet, sehingga acara webinar ini dapat berjalan
dengan lancar.

7) Faktor Penghambat
Adapun kendala yang ditemui selama Webinar pelaksanaan kegiatan Continuing
Education Nursing, yaitu :
1. Karena pelaksanaan CNE melalui daring, jaringan menjadi salah satu kendala, pada
waktu jaringan jelek suara yang disampaikan narasumber tidak jelas
190
2. Ketika CNE peserta masih ada yang melakukan kegiatan lain, jadi materi yang
disampaikan tidak bisa terserap dengan sempurna.

8) Kesinambungan
Diharapakan dengan adanya kegiatan Continuing Education Nursingmelalui
webinar dengan tema “Penatalaksanaan Pasien COVID 19” akan memberikan
manfaat dan meningkatkan pemahaman dan ketrampilan perawat dalam penerapan dan
penatalaksanaan pasien dengan covid 19, dan tentunya untuk peserta agar selalu
terhindar dari pandemi covid 19 ini.

191
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Bagan Struktur Organisasi
Bagan struktur oganisasi dan uraian tugas serta jabatan di Ruang Melati II
RSUP dr.Soeradji Tirtonegoro telah terealisasi sebagian. Kondisi bagan
organisasi saat ini sudah sesuai dengan susunanstruktur di RuangMelati II.
Adanya perubahan pada struktur organisasi di ruang Melati II pada tahun 2020
yaitu pada PJ Logistikdan PJ Mutu dihapus karena sudah tidak dicantumkan lagi
dalam bagan struktur organisasi serta pada bagian Associate Nurse. Dalam
pembuatan bagan struktur organisasi ada kendala yaitu perbaikan bagan struktur
organisasi sudah sampai dalam menyusun isi dan tampilan bagan struktur
organisasi dan sudah diskusi atau konsultasi dengan kepala ruang Melati II namun
dengan adanya covid 19 ini sehingga belum sempat konsultasi dengan kabid
keperawatan dan tidak dapat melanjutkan untuk sosialisasi dengan seluruh staff
ruang Melati II.

2. Continuing Nursing Education (CNE) dengan Tema “Syok Septik”


Dari uraian yang telah disajikan, Syok septik termasuk dalam 10 besar
penyakit RuangMelati II RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, untuk itu
kegiatanContinuing Nursing Education yang ditujukan kepada para perawat
sebagai petugas medis merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan pemahaman serta ketrampilan perawat mengenai managemen
kegawatdaruratan pasien dengan syok septik, mengingat selama ini pelatihan-
pelatihan yang telah diadakan tidak mengacu pada masalah syok septik sehingga
hal ini perlu dilakukan SOP yang sesuai dalam penangannya agar mutu pelayanan
lebih meningkat. Kebijakan yang dikeluarkan oleh Bidang Pelayanan Medik dan
Keperawatan dalam mendukung terselenggaranya kegiatan Continuing Nursing
Educationini akan mendapatkan hasil penerapan yang maksimal apabila didukung
sepenuhnya oleh semua perawat di ruangan khususnya Ruang Melati II.

192
Evaluasi terhap pelaksanaan kegiatanContinuing Education Nursing yang
dilaksanakan pada hari Senin tanggal 23 Maret 2020 pukul 11.00 WIB sampai
pukul 13.00 WIB dengan pembicara Sri Suparti, Ns., M.Kep., CWCS dengan tema
syok septik, bertempat di Ruang Pelayanan Medik RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro.
Undangan peserta sebanyak 17 perawat. Kegiatan CNE ini akan dihadiri oleh 1
dosen pembimbing akademik. Acara ini diawali dengan pembukaan, penyampaian
materi, sesi Tanya jawab dan diakhiri dengan penutup. namun dengan adanya
covid 19 ini sehingga belum sempat konsultasi dengan kabid keperawatan dan
tidak dapat melanjutkan untuk Penyelenggaraan Continuing Nursing Education
(CNE) di ruang Melati II.

3. Standar Asuhan Keperawatan Gastro Enteritis Akut Dan Febris


Penyusunan Standar Asuhan Keperawatan Gastro Enteritis Akut Dan Febris di
Ruang Melati II RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten sudah terealisasi yaitu
100% sesuai dengan teori terkini. Dengan sudah lengkapnnya Standar Asuhan
Keperawatan (SAK) di Ruang Melati II dapat meningkatkan perawat tentang
penyakit tersebut.

4. Continuing Nursing Education (CNE) dengan Tema


“pengelolaansampahmedis (safety box) ”
Penyelenggaraan Continuing Nursing Education (CNE) dengan Tema
“pengelolaansampahmedis (safety box) ” di Ruang Melati II Pengelolaan limbah
benda tajam dan jarum yang tidak benar merupakan kekhawatiran staf terhadap
keamanannya. Kebiasaan bekerja sangat memengaruhi timbulnya risiko menderita
luka dan kemungkinan terpapar penyakit secara potensial.Identifikasi dan
melaksanakan kegiatan praktik berdasar atas bukti sahih (evidence based)
menurunkan risiko luka karena tertusuk jarum dan benda tajam. Rumah sakit perlu
mengadakan edukasi kepada staf bagaimana mengelola dengan aman benda tajam
dan jarum. Pembuangan yang benar adalah dengan menggunakan wadah
menyimpan khusus (safety box) yang dapat ditutup, antitertusuk, dan antibocor
baik di dasar maupun di sisinya sesuai dengan peraturan perundangan.
Dari uraian yang telah disajikan, penggunaan Safety Box menjadi salah satu
pengeloaan pencegahan terjadinya infeksi saat tindakan keperawatan di Ruang
Melati II RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, untuk itu kegiatan Continuing
193
Nursing Education yang ditujukan kepada para perawat sebagai petugas medis
merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk mengembalikan
pentingnya pengeloaan sampah medis terutama benda tajam menggunakan safety
box agar tidak terjadinya tenaga keperawatan yang tertusuk jarum saat melakukan
tindakan keperawatan serta meningkatkan kembali kesadaran tenaga keperawatan
dalam penggunaan safety box. pemahaman serta kesadaran perawat dalam
penggunaan safty box harussesuai SOP yang telah dijalankan oleh rumah
sakit.Makapengguaan safety box harus ¾ daripengguaannya jangan sampai terisi
penuh demi keamanan dan keselamatan perawat dalam melakukan tindakan
keperawatan.

5. Sosialisasi Prosedur 6 Langkah Cuci Tangan


Penyelenggaraan sosialisasi prosedur 6 langkah cuci tangan di Ruang Melati II
RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Dari uraian yang telah disajikan, Untuk itu
kegiatan sosialisa yang ditujukan kepada seluruh perawat sebagai petugas medis
merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan/
mengingatkan kembali pemahaman mengenai pentingnya prosedur 6 langkah cuci
tangan dengan benar. Kebijakan yang diberikan oleh Kepala Ruang dalam
mendukung terselenggaranya kegiatan sosialisasi ini diharapkan mendapatkan
hasil penerapan yang maksimal apabila didukung sepenuhnya oleh semua perawat
di ruangan, dan khususnya Ruang Melati II.
Dalam rancangan evaluasi pelaksanaan kegiatan sosialisasi yang akan
dilaksanakan pada hari Senin tanggal 23 Maret 2020 pukul 13.00 WIB sampai
pukul 14.00 WIB dengan sosialisasi prosedur 6 langkah cuci tangan, bertempat di
Ruang Melati II RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro dan mengundang peserta sebanyak
17 perawat, namun karena adanya kendalah covid 19 ini sehingg asosialisasi
mengenai 6 langkah cuci tangan belum terealisasi sepenuhnya.

6. Penerimaan pasien baru (flip chart)


Penerimaan pasien baru adalah suatu cara dalam menerima kedatangan pasien
baru pada suatu ruangan. Dalam penerimaan pasien baru disampaikan beberapa hal
mengenai orientasi ruangan, perawatan, medis dan tata tertib ruangan. Dalam
kegiatan ini role model belum terlaksana karena kendala pencabutan dari kampus
dikarenakan pandemi covid sehingga mahasiswa belajar dirumah, lembar balik
194
(flip chart) sudah dikonsulkan dengan kepala ruang Melati II namun belum konsul
kepada kepala bidang keperawatan dikarenakan beliau sedang berada dinas luar,
dan saat selesai dinas luar kami mahasiswa sudah ada penarikan dari kampus
karena pandemi covid.

7. Continuing Nursing Education (CNE) dengan Tema “Komunikasi Efektif ”


Penyelenggaraan Continuing Nursing Education (CNE) dengan Tema
“Komunikasi Efektif ” di Ruang Melati II Dari uraian yang telah disajikan, Untuk
itu kegiatan sosialisa yang ditunjukan kepada seluruh perawat sebagai petugas
medis merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan/
mengingatkan kembali pemahaman mengenai Komunikasi efektik untuk
meningkatkan kesembuhan pasien. Kebijakan yang diberikan oleh Kepala Ruang
dalam mendukung terselenggaranya kegiatan CNE ini diharapkan mendapatkan
hasil penerapan yang maksimal apabila didukung sepenuhnya oleh semua perawat
di ruangan, dan khususnya Ruang Melati II.
Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan Continuing Education Nursing yang
dilaksanakan pada hari Senin tanggal 23 Maret 2020 pukul11.00 WIB sampai
pukul 13.00 WIB dengan pembicara Juniarsih S.Kep.Ns dengan tema Komunikasi
Efektif , bertempat di Ruang Pelayanan Medik RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro.
Undanganpeserta sebanyak 17 perawat. Kegiatan CNE ini akan dihadiri oleh 1
dosen pembimbing akademik. Acara ini diawali dengan pembukaan, penyampaian
materi, sesi tanyajawab dan roll play dan diakhiri dengan penutup, namun dengan
adanya covid 19 ini sehingga belum sempat konsultasi dengan kabid keperawatan
dan tidak dapat melanjutkan untuk Penyelenggaraan Continuing Nursing
Education (CNE) di ruang Melati II.

8. Continuing Nursing Education (CNE) dengan Tema“ Penatalaksanaan pasien


Covid 19”
Penyelenggaraan Continuing Nursing Education (CNE) dengan Tema“
Penatalaksanaan pasien Covid 19” Evaluasi terhadap pelaksanaan Webinar
kegiatan Continuing Education Nursing yang dilaksanakan pada hari Kamis
tanggal 09 Juli 2020 pukul 08.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB dengan
pembicara Juniarsih, S.Kep.,Ns dengan tema Penatalaksanaan Pasien Covid 19,
melalui zoominar. Kegiatan CNE ini diikuti oleh 58 peserta yang 3 diantaranya
195
adalah pembimbing akademik stase managemen .Acara ini diawali dengan
pembukaan, Menyanyikan lagu Indonesia raya, dan Mars PPNI oleh semua
peserta, sambutan oleh ketua panitia, sambutan koodinator stase managemen,
penyampaian materi, sesi tanya jawab dan diakhiri dengan penutup, dari hasil
observasi selama Continuing Nursing Education peserta kurang antusias dalam
mengikuti acara tersebut, terbukti dari keaktifan dan kehadiran peserta.

B. Saran
Dari hasil evaluasi dan pembahasan yang telah dilaksanakan, maka kami memiliki
beberapa saran antara lain :

1. Bidang Keperawatan
a. Perluadanya monitoring dan supervisi SPO dan SAK dari kepala bidang
keperawatan untuk kelangsungan MPKP.
b. Perlu adanya kepatuhan dalam melakukan evaluasi implementasi SAK,
implementasi SOP, dan mutu pelayanan oleh bidang keperawatan untuk
meningkatkan standar mutu asuhan keperawatan secara kontinyusesuai jadwal
c. Perlu diadakan rekrutmen tenaga keperawatan khusus untuk Ruang Melati II
dengan criteria pendidikan S1 Keperawatandan lulus uji kompetensi
d. Perlu diperbanyak buku saku rencana harian, bulanan, tahunan untuk perawat

2. Kepala Ruang
a. Diharapkan dapat melakukan supervise secara terjadwal dan terstandar serta
terkoordinasi dengan baik dengan seluruh staf termasuk penanggungjawab sift
yang ada diruangan sehingga dapat meningkatkan kinerja staff keperawatan
dan dapat meningkatkan kepuasaan pasien dalam pelayanan asuhan
keperawatan oleh perawat yang ada di Ruang Melati II RSUP dr. Soeradji
Tirtonegoro.
b. Memotivasi staf perawat untuk kepatuhan melakukan tindakan keperawatan
sesuai dengan SPO yang sudah ada dan menjadi role model kepada staf
keperawatan
c. Selalu mengingatkan dan mengevaluasi kepada stafnya untuk menjalakan pre
post conference sesuai dengan ketentuan untuk mengetahui kondisi pasien.

196
3. Primary Nurse (PN)
a. Diharapakan PN dapat mengoptimalkan fungsinya dalam pelaksanaan
operandan meeting morning ketika kepala ruang tidak ada
b. Diharapkan PN dapat menjalankan pre post conference secara optimal.
c. Diharpakan PN menjadi role model dalam pendokumentasian asuhan
keperawatan

4. Assosiate Nurse (AN)


a. Diharapkan perawat meningkatkan kepatuhan melakukan tindakan
keperawatan sesuai dengan SPO yang sudah ada dan memanfaatkan peralatan
yang sudah ada
b. Diharapkan perawat mengoptimalkan rencana harian dengan memasukan
kedalam buku saku rencana harian yang sudah ada

5. Mahasiswa Praktik Manajemen Berikutnya


a. Diharapakan dapat memotivasi staf dalam meningkatkan tindakan keperawatan
sesuai SPO
b. Dalam penerapan MPKP perlu adanya motivasi dan pendampingan yang lebih
intensif kepada ketua tim agar MPKP ruangan lebih optimal
c. Diharapkan dapat mengevaluasi kembali pelaksanaan supervise baik
Karumaupun PN
d. Diharapkan mahasiswa stase manajemen berikutnya dapat menyelesaikan
permasalahan yang belum dapat mencapai target pencapaian permasalahan.

197

Anda mungkin juga menyukai