Anda di halaman 1dari 126

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja melalui
anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara
profesional (Gillies, 1986; Nursalam, 2011). Untuk mewujudkan harapan
tersebut dapat dilakukan dengan penataan kembali sistem model keperawatan
professional (MAKP), mulai dari ketenagaan, penetapan MAKP dan
perbaikan dokumentasi keperawatan. Selain itu sejalan dengan perkembangan
dan perubahan pelayanan kesehatan yang terjadi di Indonesia maka model
sistem asuhan keperawatan harus berubah mengarah pada suatu praktik
keperawatan professional sehingga peran dan fungsi perawat sesuai dengan
tanggung jawab dan tanggung gugatnya.
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa sistem pelayanan kesehatan
mengalami perubahan mendasar mulai memasuki abad ke – 21. Perubahan
tersebut sebagai dampak dari perubahan sosial politik, kependudukan serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ketiga perubahan tersebut
membawa implikasi terhadap perubahan sistem pelayanan keperawatan dan
hal ini merupakan tantangan bagi perawat Indonesia untuk menuju proses
profesionalisme. Untuk menjawab tantangan tersebut manajemen
keperawatan harus diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata sehingga
konsep yang harus dikuasai adalah konsep tentang pengelolaan bahan, konsep
manajemen keperawatan, perencanaan, yang berupa rencana strategis melalui
pendekatan: pengumpulan data, analisis SWOT dan penyusunan langkah-
langkah perencanaan, pelaksanaan secara operasional,.
Pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
dilakukan pengawasan dan pengendalian (Nursalam, 2011). Berdasarkan hasil
pengkajian pada tanggal 14 Oktober – 9 Nopember 2019, didapatkan bahwa
di ruang Melati menggunakan metode MAKP tim yang terbagi menjadi TIM
A dan TIM B. MAKP TIM merupakan suatu metode penugasan dimana satu
orang perawat bertanggung jawab penuh selama 1 shift terhadap asuhan
keperawatan pasien mulai dari pasien mulai dari pasien masuk sampai dengan

1
keluar rumah sakit. Keuntungan dari MAKP TIM antara lain memungkinkan
pelayanan keperawatan yang menyeluruh, mendukung pelaksanaan proses
keperawatan. Selain itu pembagian tugas yang jelas dan memungkinkan
komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan
kepada anggota tim. Hal ini dapat meningkatkan kepuasan bagi pasien,
perawat dan tenaga kesehatan lainnya sehingga tercapai suatu pelayanan yang
berkualitas. 10 Kasus terbanyak diruang Melati yaitu Anemia, Dangue High
Fever, Diabetes, CHF, CKD, Sepsis, Heart failure, dispepsia sindrom, ADHF,
melena. Mengingat pentingnya fungsi menejemen keperawatan perlu
diwujudkan secara nyata dalam tatanan praktek guna menjamin efisiensi,
efektifitas dan kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan kepada klien.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimanakah manajemen atau pengelolaan Ruang Melati RSUD Mardi
Waluyo Blitar ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat menerapkan prinsip manajemen keperawatan dengan
menggunakan model asuhan keperawatan professional tim (MAKP tim).
1.3.2 Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu:
1. Melaksanakan pengkajian dan pengumpulan data di Ruang Melati
RSUD Mardi Waluyo Blitar.
2. Melakukan analisis situasi berdasarkan analisa SWOT.
3. Menentukan rumusan masalah berdasarkan analisa yang telah
ditetapkan.
4. Menyusun rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil
pengkajian model asuhan keperawatan professional : timbang terima,
ronde keperawatan, sentralisasi obat, supervisi keperawatan, discharge
planning, dokumentasi keperawatan, dan penerimaan pasien baru.

2
5. Melaksanakan rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil
pengkajian Model Asuhan Keperawatan Profesional : timbang terima,
ronde keperawatan, sentralisasi obat, supervisi keperawatan, discharge
planning, dokumentasi keperawatan, dan penerimaan pasien baru.
6. Mengevaluasi rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil
pengkajian Model Asuhan Keperawatan Profesional : timbang terima,
ronde keperawatan, sentralisasi obat, supervisi keperawatan, discharge
planning, dokumentasi keperawatan, dan penerimaan pasien baru.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Mahasiswa
1. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat
sehingga dapat memodifikasi metode penguasaan yang akan
dilaksanakan.
2. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan MAKP Tim di
Ruang Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar.
3. Mahasiswa dapat mengetahui masalah dalam penerapan MAKP di
Ruang Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar.
4. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT dan
menyusun rencana strategi.
5. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model
asuhan keperawatan profesional di Ruang Melati RSUD Mardi
Waluyo Blitar.
1.4.2 Bagi Perawat Ruang Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar
1. Melalui praktik manajemen keperawatan dapat diketahui masalah-
masalah yang ada di Ruang Melati yang berkaitan dengan pelaksanaan
MAKP.
2. Melalui praktik manajemen keperawatan perawat ruangan dapat
melaksanakan MAKP Tim dengan optimal.
3. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.

3
4. Terbinanya hubungan baik antara perawat dengan perawat, perawat
denga tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta
keluarga.
5. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.

1.4.3 Bagi Pasien dan Keluarga Pasien


1. Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang optimal.
2. Tingkat kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan tinggi.
1.4.4 Bagi Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan memperoleh bahan masukan dengan bahan tentang
pengelolaan ruangan dengan pelaksanaan MAKP Tim.

4
BAB II
PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MARDI WALUYO BLITAR

2.1 GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MARDI


WALUYO BLITAR DI RUANG MELATI

Rumah Sakit Umum Daerah Mardi Waluyo Blitar kondisi saat ini
dalam kurun lima tahun terakhir mengalami metamorfosis yang hebat. Hal
tersebut tidak berlebihan diungkapkan jika diruntut bagaimana sejarah
keberadaaannya mulai tahun 1942. Pada zaman revolusi tersebut, pelayanan
hanya untuk pasien yang operasi, yang dilayani dua dokter berkebangsaaan
belanda yang datangnya tidak menentu, dr. Shinko dan dr. Karl Boom.

Pasca kemerdekaaan 1949, baru memiliki dua dokter tetap, dr.Tedjo


sebagai Kepala Rumah Sakit dan dr.Trisula sebagai kepala Dinas Kesehatan.
Saat TBC mewabah di Blitar tahun 1958, dr. Trisula sebagai dokter spesialis
paru mendirikan pusat pendidikan “Ngrukti Nirmala” bagi pasien TBC. Di
lembaga ini, pasien TBC dikumpulkan dan diberi penyuluhan tenyang TBC
dan gigi.

Tahun 1966, ada tambahan satu dokter, dr. AW Soehapto, yang dalam
masa-masa pengabdiannya melakukan empat pengembangan pelayanan:
pertama, kedua, melakukan operasi kecil dan caesar dengan perlatan
seadanya, berhasil baik dan dilaporkan ke kantor inspeksi kesehatan di
Jakarta. Laporan itu direspon baik dengan mengirimkan peralatan operasi
seperti meja dan lampu operasi ke kota Blitar. Ketiga dan keempat, membuka
pelayanan poliklinik umum dan poliklinik gigi.

Tahun 1975, menjalin hubungan dengan doker spesialis dari Surabaya


dan Malang, yang dua kali seminggu datang ke Blitar memberikan bimbingan
kepada dokter-dokter umum hingga tahun 1996, berhasil merangkul empat
dokter spesialis tetap di RS Mardi Waluyo yaitu sepesialis anak, dr. Ibnu
Susanto, Sp. A, spesialis bedah, dr. Andre Mannari, Sp. B, dan spesialis
kandungan dr. Syaifullah, Sp.OG.

5
Dekade 2000-an, pembangunan dan pengembangan di RS Mardi
Waluyo kota Blitar menggeliat cepat. Pada awal periode pertama
pemerintahan masa Walikota Blitar Djarot Saiful Hidayat, prihatin dengan
kondisi RS Mardi Waluyo Blitar lama di jalan dokter Soetomo bangunannya
sudah rapuh, kumuh, membuat tidak nyaman petugas, apalagi pasien dan
pengunjung.

Dari proses diskusi panjang anatara walikota dengan para dokter yang
memiliki komitmen tinggi, lahir keputusan fenomenal, pemerintah kota Blitar
membangungedung baru untuk RS Mardi Waluyo Blitar diaas lahan seluasn
5 hektar di Jalan Kalimantan. Milyaran rupiah dana negara dikucurkan untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi warga kota Blitar dan
sekitarnya. Proyek multiyears pembangunan RS Mardi Waluyo Blitar, mulai
dirasakana warga tahun 2007. Tepatnya setelah pembangunan tahap pertama
selesai, sebagai pelayanan per-13 Agustus 2007, boyong dari rumah sakit
lama di Jalan dr. Soetomo ke RS baru di Jalan Kalimantan meliputi layanan
rawat inap VIP dan VVIP, perkantoran dan administrasi, instalasi gawat
darurat (IGD), laboratorium dan radiologi.

Sukses boyongan tahap pertama membuat pemerintah kota Blitar dan


RS Mardi Waluyo Blitar semakin commit untuk memberikan pelayanan yang
semakin baik kepada masyarakat, sehingga pembangunan tahap kedua pun
dikebut. Alhasil per-1 juli 2010 seluruh pelayanan pindah di RS baru di Jalan
Kalimantan.
Pembangunan fisik menuntut imbangan peningkatan kualitas
pelayanan kepada masyarakat. RS Mardi Waluyo Blitar menempatkan pasien
atau pengguna layanan sebagai pusat perhatian. Caranya dengan menetapkan
Citizen Charter atau CC melibatkan tokoh-tokoh masyarakat dalam
pengambilan kesepakatan tentang pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat, yang diselaraskan antara kemampuan sumber daya yang ada di
RS dengan tuntutan masyarakat.
Selain CC, juga melakukan berbagai terobosan antara lain DDTK anak
yang mendapat penghargaan MURI, pembagunan instalasi hemodialisa,

6
penatalaksanaan keuangan yang profesional dan status RS Mardi Waluyo
Blitar sebagai Badan Pelayanaan Umum Daerah (BLUD) hingga menjadikan
RS Mardi Waluyo Blitar sebagai rumah sakit sayang ibu dan bayi (RSSIB).
Sebagai RSSIB, prestasi yang diraih membanggakan, terpilih sebagai Rumah
sakit sayang ibu dan bayi terbaik kedua tingkat nasional tahun 2010, dan
mendapatkan penghargaan langsung dari Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono.
2.2 FASILITAS DAN PELAYANAN RUMAH SAKIT MARDI WALUYO

Pelayanan Medis Pelayanan Penunjang

 Dokter Umum o Laboratorium Patologi


 Dokter Gigi Klinik
 Dokter Spesialis / Sub-Spesialis o Radiologi
o Anak o ECG
o Bedah o Phungsi
o Bedah Syaraf o Konsultasi Gizi
o Bedah Orthopedi o Farmasi
o Kebidanan & Kandungan o Echocardiografi
o Penyakit Dalam
Fasilitas
o Syaraf
o THT
o UGD 24 Jam
o Mata
o Rawat Inap
o Paru
o Rawat Jalan
o Kulit & Kelamin
o Kamar Bedah
o Radiologi
o ICU
o Anaesthesi
o Ruang Jenazah
o Ambulance

7
2.3 DENAH LOKASI

8
2.4 FALSAFAH KEPERAWATAN
Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat harus berkeyakinan bahwa:
1. Manusia adalah inividu yang memiliki kebutuhan bio, psiko, sosio,
spiritual dan kultural yang unik harus di pertimbangkan dalam setiap
pemberian asuhan keperawatan.
2. Keperawatan adalah bantuan bagi umat manusia yang bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan secara optimal kepada semua yang
membutuhkan dengan tidak membedakan bangsa, suku,
agama/kepercayaan dan status sosial disetiap tempat pelayanan
kesehatan.
3. Tujuan asuhan keperawatan dapat dicapai melalui usaha bersama dari
semua anggota tim kesehatan.
4. Dalam memberikan asuhan keperawatan dapat dicapai melalui usaha
bersama semua anggota tim kesehatan dan klien/keluarga.
5. Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat, memiliki wewenang
melakukan asuhan keperawatan secara utuh berdasarkan standar asuhan
keperawatan.
6. Pendidikan keperawatan berkelanjutan harus dilaksanakan secara terus
menerus pertumbuhan dan perkembangan staf dalam pelayanan
keperawatan.

2.5 VISI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MARDI WALUYO MARDI


BLITAR

Menuju Rumah Sakit Umum Daerah Mardi Waluyo sebagai Rumah Sakit
pilihan utama yang terpercaya melalui semua masyarakat pada Tahun 2021.

2.6 MISI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MARDI WALUYO BLITAR

1 Memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna, berkualitas, dengan


mengutamakan keselamatan, membangun citra pelayanan kesehatan
partisipatif serta menyelenggarakan pendidikan pelatihan dan penelitian

2 Mewujudkan tata kelola rumah sakit yang profesional, akuntabel, dan


transparan.

9
2.7 MOTTO RUANG MELATI

Kesehatan dan kepuasan adalah kebahagiaan kami

2.8 TUJUAN KEPERAWATAN

1 Menjamin bahwa semua bantuan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan


klien dan mengurangi/menghilangkan kesenjangan.
2 Mengembangkan standart asuhan keperawatan yang ada.
3 Memberi kesempatan kepada semua tenaga keperawatan untuk
mengembangkan tingkat kemampuan profesionalnya.
4 Memelihara hubungan kerja yang efektif dengan semua anggota tim
kesehatan.
5 Melibatkan klien dalam perencanaan dan evaluasi asuhan keperawatan.
6 Menciptakan iklim yang menunjang proses belajar mengajar dalam
kegiatan pendidikan bagi perkembangan kerja keperawatan.
7 Menunjang program pendidikan berkelanjutan bagi pertumbuhan dan
perkembangan profesi tenaga keperawatan.

2.9 TUJUAN RUANG PERAWATAN PENYAKIT DALAM (RUANG


MELATI)

1 Memberikan asuhan keperawatan bagi klien dengan penyakit dalam sesuai


dengan standart asuhan keperawatan yang berlaku.
2 Memberikan pelayanan yang optimal.
3 Mencegah terjadinya penularan.

10
BAB III
HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA

3.1 Man (M1)


3.1.1 Pengorganisasian
Struktur pengorganisasian tugas di ruang Melati menerapkan model
asuhan keperawatan Tim. Adapun model asuhan keperawatan adalah
sebagai berikut :

KEPALA RUANGAN
EKO SUGIONO, S.Kep.Ns

WAKIL KEPALA RUANGAN


SRI ANAH, S.Kep.Ns

KETUA TIM POS


ADMINISTRASI KETUA TIM WIDYA DWI P, S.Kep, Ns SARIONO
IKA ZULAIKAH SITI ASIYAH, S.Kep, Ns SISWANTO
WISMA WIJI S KETUA TIM KETUA TIM
MAHFUD EFENDI, S.Kep,Ns
DYAH AJI W, S.Kep, Ns

KETUA TIM KETUA TIM


ANITA FITRIANI, Amd.Kep DEVY A, Amd.Kep

KETUA TIM KETUA TIM


YAYUK DWI K,Amd.Kep FITRI YULIANI,Amd.Kep

PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA
SUSANTO, S.Kep, Ns HANDRA S,Amd.Kep ULFA F,Amd.Kep RENI EKO,Amd.Kep ANGGIT A.K,Amd.Kep

PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA
SARI WUNI,Amd.Kep YUYUN P,Amd.Kep RIEZTA,Amd.Kep KARTIKA A.B,Amd.Kep
SUPARTI S,Amd.Kep

PERAWAT PELAKSANA
NOVAN EKA R,Amd.Kep

11
3.1.2 Jumlah Tenaga
a. Tenaga Keperawatan
Tabel 3.1 Kualifikasi Tenaga Keperawatan
Kualifikasi Status Jumlah Jumlah Prosentase
Total
S1 PNS 7 7 33,33%
Non PNS 0
DIII PNS 7 14 66,66%
CPNS 1
Non PNS 6
Jumlah 21 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar


perawat di ruang Melati berpendidikan D3 Keperawatan yaitu 14 orang
(66,66%) sedangkan yang berpendidikan S1 Keperawatan yaitu 7 orang
(33,33%), sedangkan menurut Waesifer (1999) ideal kebutuhan perawat
S1 dan D3 memiliki perbandingan 55% : 45% sehingga didapatkan untuk
kebutuhan ideal perawat S1 diruang Melati sebanyak 11 orang dan
perawat D3 di Melati sebanyak 9 orang. Sehingga hal tersebut
menampakan kesenjangan yang cukup jauh karena diruangan Melati ini
hanya memiliki perawat S1 sebanyak 7 orang. Berkaitan dengan program
rumah sakit yang memfasilitasi studi lanjutan untuk perawat D3 yang
ingin melanjutkan ke jenjang S1 maka sangat diharapkan para perawat
dapat menggunakan kesempatan tersebut dengan sebaik mungkin
sehingga kebutuhan tenaga perawat S1 di Ruang Melati bisa terpenuhi.
b. Tenaga Non Keperawatan
Tabel 3.2 Tenaga non keperawatan
No Kualifikasi Jumlah Prosentase
1 Dokter Spesialis Penyakit Dalam 3 21,4 %
2 Dokter Spesialis Jantung Paru 3 21,4 %
3 Dokter Spesialis Saraf 2 14,3 %
4. Dokter Umum 1 7,1 %
4 Tenaga Gizi 1 7.1%
5 Administrasi 12
2 14,3 %
6 Pekarya Kesehatan 2 14,3 %
Total 14 100%
Berdasarkan tabel di atas diinterprestasikan bahwa sebagian besar
tenaga non keperawatan di ruang Melati secara kuantitatif masih kurang
mencukupi.
3.1.3 Pasien
Jumlah Pasien 3 Hari Terakhir Dengan Tingkat Ketergantungan dan
Jumlah Jam Perawatannya.
Pada hasil pengkajian diruang Melati dalam 3 hari terakhir mulai dari
hari Selasa 15 Oktober 2019 hari Rabu 16 Oktober 2019 sampai dengan
hari Kamis 17 Oktober 2019 disajikan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 3.3 Hasil Rekapitulasi Pasien di Melati Pada 3 Hari Terakhir
Rata-Rata Tingkat Ketergantungan
No. Hari Pasien Jumlah Jam
Total Partial Minimal Jumlah Perawatan/Hari
1 Selasa 6 5 21 32 800 jam
2 Rabu 5 10 19 34 884 jam
3 Rabu 6 8 18 32 800 jam
Rata-Rata 6 8 19 33 828 jam

3.1.4 Kualitas Tenaga


Tabel 3.4 Pola Ketenagakerjaan dan Kualifikasi Personil di Ruang Melati

13
Jenis
Masa Pelatihan yang Jenjang
No Nama Pendidikan Ketena-
Kerja pernah diikuti karir
gaan
Manajemen
bangsal, BLS, PPI,
1. Eko Sugiono S1 Keperawatan 30 tahun PNS PK III
PMKP, K 3, CI,
Perawatan luka
BLS, PPI,
Sri Anah Puji PMKP, K 3,
2. S1 Keperawatan 24 tahun PNS PK III
Lestari Preseptor Ship,
Perawatan luka
BLS, PPI, PMKP,
3. Siti Asiyah S1 Keperawatan 30 tahun PNS K 3, Perawatan PK III
luka
Widya Dwi BLS, PPI, PMKP,
4. S1 Keperawatan 15 tahun PNS PK III
Pratiwi K 3, ECG
BLS, PPI, PMKP,
5. Mahfud Efendi S1 Keperawatan 15 tahun PNS K 3, Endoscopy, PK III
Perawatan luka
Diyah Aji BLS, PPI, PMKP,
6. S1 Keperawatan 5 tahun PNS PK II
Wulandari K 3,ECG
BLS, PPI, PMKP,
7 Susanto S1 Keperawatan 5 tahun PNS K 3, Perawatan PK II
luka
D3
BLS, PPI, PMKP,
8. Fitri Yuliani Keperawatan 5 tahun PNS PK III
K3

Devy D3 BLS, PPI, PMKP,


9. 5 tahun PNS PK II
Adidyasari Keperawatan K 3ECG
D3 6 BLS, PPI, PMKP,
10. Anita Fitriani PNS PK II
Keperawatan tahun K 3, ECG
Suparti D3 5 BLS, PPI, PMKP,
11. PNS PK II
Setyowati Keperawatan tahun K3
Yayuk Dwi D3 5 BLS, PPI, PMKP,
12. PNS PK II
Kusumawati Keperawatan tahun K 3, Kemoterapi
Handra D3 5 BLS, PPI, PMKP,
13. PNS PK II
Setiawan Keperawatan tahun K 3, BTCLS

14
BLS, PPI, PMKP,
D3 K 3, Etika
14. Sari Wuni 5 Th PNS PK II
Keperawatan Pelayanan,
Perawatan luka

Novan Eka D3 <1


15 CPNS BTCLS PK II
Rahardhianto keperawatan tahun
BLS, PPI, PMKP,
D3 Non K 3, Etika
16. Ulfa Farida - Pra PK
Keperawatan PNS Pelayanan

BLS, PPI, PMKP,


Yuyun D3 Non K 3, Etika
17. 3 tahun Pra PK
Puspitasari Keperawatan PNS Pelayanan,
Perawatan luka
BLS, PPI, PMKP,
Riezta Aditya D3 Non K 3, Etika
18. 2 tahun Pra Pk
Herlambang Keperawatan PNS Pelayanan,Perawat
an luka
BLS, PPI, PMKP,
Reny Eko D3 Non K 3, Etika
19. - Pra PK
Pamiluwati Keperawatan PNS Pelayanan,
Perawatan luka
Kartika Arum D3 Non
20. - PPGD Pra PK
Sari Keperawatan PNS

Anggit Aprilia D3 Non PPGD, Perawatan


21. - Pra PK
Kurniawan Keperawatan PNS luka

Berdasarkan uraian data di atas, telah dapat di ketahui bahwa


kualitas perawat yang ada di Ruangan Melati cukup baik dalam penanganan
tangap darurat karena hampir semua tenaga keperawatan pernah mengikuti
pelatihan BLS.
Jenjang karir PK III:
1. Tugas pokok
Memberikan asuhan keperawatan pada sekelompok pasien diruang rawat
yang menjadi tanggung jawabnya dari pasien datang sampai dengan
pasien pulang dengan sesuai standart keselamatan pasien di rumah sakit.

15
2. Uraian tugas
Tugas manajerial
a) Tugas umum
 Membina hubungan terapeutik dengan pasien/keluarga, sebagai
lanjutan kontrak yang sudah dilakukan DPJP
 Menerima pasien baru dan memberikan informasi berdasarkan
format orientasi pasien/keluarga jika DPJP tidak ada ditempat
 Melakukan tindakan keperawatan berdasarkan rencana
keperawatan DPJP
 Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan
dan mendokumentasikannya pada format yang tersedia
 Mendampingi visite dokter apabila DPJP tidak ada ditempat
 Menerapkan perilaku caring dalam pemberian asuhan keperawatan
 Melaporkan kepada DPJP bila menemukan masalah yang perlu
diselesaikan
 Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik, laboratorium,
pengobatan, dan tindakan
 Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien / keluarga
 Memelihara sarana, fasilitas keperawatan dan kebersihan ruangan
 Mengikuti kegiatan ilmiah (refleksi diskusi kasus, ronde
keperawatan, klinik dan lain-lain)
b) Uraian tugas spesifik
 Memahami konsep biomedik medikal bedah lanjutan
 Melakukan pengkajian data keperawatan medical bedah dengan
resiko/komplikasi pada 12 sistem tubuh secara mandiri
 Menganalisa data dan menetapkan diagnosa keperawatan
 Menyusun rencana asuhan keperawatan yang menggambarkan
intervensi pada klien bedah dengan resiko/komplikasi pada 12
sistem tubuh dengan kegiatan sebagai berikut:
1) Melakukan observasi
2) Melakukan pendidikan kesehatan
3) Melakukan persiapan pemeriksaan diagnostik
16
4) Mengelola askep perioperatif mencangkup keperawatan pra
bedah, intra bedah, dan pasca bedah sedang
5) Melakukan tindakan kolaborasi
6) Melakukan rujukan keperawatan
7) Memberikan konseling
8) Melakukan dokumentasi keperawatan
 Menggunakan komunikasi terapeutik
 Membimbing PK II dan pesertadidik
 Mengidentifikasi hal-hal yang perlu diteliti lebih lanjut
Jenjang karir PK II
a. Tugas pokok
Memberikan asuhan keperawatan pada sekelompok pasien diruang rawat
yang menjadi tanggung jawabnya dari pasien datang sampai dengan
pasien pulang dengan sesuai standart keselamatan pasien di rumah sakit.
b. Uraian tugas
a) Tugas manejerial
b) Tugas umum
 Membina hubungan terapeutik dengan pasien / keluarga, sebagai
lanjutan kontrak yang sudah dilakukan DPJP
 Menerima pasien baru dan memberikan informasi berdasarkan
format orientasi pasien / keluarga jika DPJP tidak ada ditempat
 Melakukan tindakan keperawatan berdasarkan rencana
keperawatan DPJP
 Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan
mendokumentasikannya pada format yang tersedia
 Mendampingi visite dokter apabila DPJP tidak adaditempat
 Menerapkan perilaku caring dalam pemberian asuhan keperawatan
 Melaporkan kepada DPJP bila menemukan masalah yang perlu
diselesaikan
 Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik, laboratorium,
pengobatan, dan tindakan
 Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien / keluarga

17
 Memelihara sarana, fasilitas keperawatan dan kebersihan ruangan
 Mengikuti kegiatan ilmiah (refleksi diskusi kasus, ronde
keperawatan, klinik dan lain-lain)
 Membimbing PKI
c) Uraian tugas spesifik
 Memahami konsep biomedik medikal bedah lanjutan
 Melakukan pengkajian data keperawatan medikal bedah dengan
resiko / komplikasi pada 12 sistem tubuh secara mandiri
 Menganalisa data dan menetapkan diagnose keperawatan
 Menyusun rencana asuhan keperawatan yang menggambarkan
intervensi pada klien bedah dengan resiko / komplikasi pada 12
sistem tubuh dengan kegiatan sebagai berikut:
1) Melakukan observasi
2) Melakukan pendidikan kesehatan
3) Melakukan persiapan pemeriksaan diagnostik
4) mengelola askep perioperatif mencangkup keperawaran pra
bedah, intra bedah, dan pasca bedah sedang
5) Melakukan tindakan kolaborasi
6) Melakukan rujukan keperawatan
7) Memberikan konseling
8) Melakukan dokumentasi keperawatan
 Menggunakan komunikasi terapeutik
Jenjang karir PK I
1) Tugas pokok
Memberikan asuhan keperawatan pada sekelompok pasien diruang
rawat yang menjadi tanggung jawabnya dari pasien datang sampai
dengan pasien pulang dengan sesuai standart keselamatan pasien di
rumah sakit.

18
2) Uraian tugas
a) Tugas manejerial
b) Tugas umum
 Membina hubungan terapeutik dengan pasien / keluarga, sebagai
lanjutan kontrak yang sudah dilakukan DPJP
 Menerima pasien baru dan memberikan informasi berdasarkan
format orientasi pasien / keluarga jika DPJP tidak ada ditempat
 Melakukan tindakan keperawatan berdasarkan rencana
keperawatan DPJP
 Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan
dan mendokumentasikannya pada format yang tersedia
 Mendampingi visite dokter apabila DPJP tidak ada ditempat
 Menerapkan perilaku caring dalam pemberian asuhan keperawatan
 Melaporkan kepada DPJP bila menemukan masalah yang perlu
diselesaikan
 Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik, laboratorium,
pengobatan, dan tindakan
 Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien / keluarga
 Memelihara sarana, fasilitas keperawatan dan kebersihan ruangan
 Mengikuti kegiatan ilmiah (refleksi diskusi kasus, ronde
keperawatan, klinik dan lain-lain)
c) Uraian tugas spesifik
 Melakukan pengkajian dasar data keperawatan dasar
 Melaksanakan tindakan keperawatan dasar meliputi:
1) Pemenuhan kebutuhan bernafas (oksigen dasar)
2) Pemenuhan kebutuhan makan minum seimbang
3) Pemenuhan kebutuhan eliminasi urin
4) Pemenuhan kebutuhan eliminasi fecal
5) Melakukan komunikasi terapeutik
6) Pemenuhan kebutuhan spiritual
7) Pemenuhan kebutuhan untuk beraktifitas
8) Pemenuhan kebutuhan rekreasi

19
9) Melakukan pendidikan kesehatan / promosi kesehatan
10) Memberikan obat sederhana
11) Melakukan penanggulangan infeksi
 Menggunakan komunikasi terapeutik
 Melakukan evaluasi tindakankeperawatan
 Melakukan dokumentasi asuhan keperawatan
 Kolaborasi dengan profesi kesehatanlain
3.1.5 Kebutuhan Tenaga Keperawatan
Kebutuhan tenaga perawat tiap shift berdasarkan tingkat ketergantungan
pasien di Ruang Melati berdasarkan pengkajian tanggal 15 Oktober 2019:
1. BOR Ruang Melati

TT terpakai 36
= x 100=105 , 88
TT tersedia 34

2. Kebutuhan Perawat :
 Keperawatan langsung :
Total Care = 6 x 6 jam = 36 jam
Partial Care = 5 x 3 jam = 15 jam
Minimal Care = 21 x 2 jam = 42 jam
= 92 jam
 Keperawatan tidak langsung = 32 x 1 jam = 32 jam
 KIE 32 x 15 menit = 480 menit ( 8 jam)
Jumlah jam yang dibutuhkan perawat = 133 jam
 Jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien per hari
adalah 133 jam : 32 pasien = 4,1 jam
 Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan:
Jumlah jam yang dibutuhkan perawat / hari x jumlah hari dalam 1 Tahun
jumlah hari kerja efektif x 7
133 x 365 48545
¿ = =24 ,8=25 orang
279 x 7 1953
 Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan yang dibutuhkan per hari:
32 pasien x 4 ,1 jam
¿ =19 orang
7 Jam

20
 Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per sif :
a. Sif Pagi 0,47 x 19 = 8,9 = 9 orang
b. Sif Siang 0,36 x 19 = 6,8 = 7 orang
c. Sif Malam 0,17 x 19 = 3,2 = 3 orang
Jumlah = 19 orang
 Jumlah tenaga yang lepas per hari : Keterangan : Angka 76 merupakan
jumlah hari tak kerja dalam 1 tahun,
76 x 19
¿ =5 orang sedangkan 279 adalah jumlah hari
279
kerja efektif dalam 1 tahun

Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan tenaga di atas dapat disimpulkan


bahwa jumlah tenaga perawat yang ada di Ruangan Melati kurang dari standar
yaitu sebanyak 21 orang yang seharusnya tenaga yang dibutuhkan sebanyak 25
orang.

21
3.2 Mateial & Machine (M2)
3.2.1 Penataan Gedung / Lokasi dan Denah Ruangan

RUANG MELATI

RUANG SHOLAT
BRANGKAR

KM KELAS 3
SPOEL petugas
GUDANG
HOCK Kmr 3 C

RUANG TINDAKAN
KM
LINEN

KELAS 1
NURSE STATION
KELAS 3
Kmr 1A
KM
Kmr 3 B
KELAS 1
R. KARU
ADMINISTRASI MELATI KM
Kmr 1B
KELAS 3
KM

KELAS 2 KM KM KELAS 1 KELAS 2 KM Kmr 3 A

Kmr 2A Kmr 1C Kmr 2B KM

Gambar 3.1 Denah Ruang Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar

Ruang perawatan Melati merupakan instalasi rawat inap yang


memberikan pelayanan pada pasien dengan kasus penyakit dalam pada
pasien kelas I, II, dan III, dengan kapasitas 34 tempat tidur tersedia juga
tempat tidur ekstra bed 2 tempat tidur. Jika ada over load pasien masih

22
disediakan lagi 2 tempat tidur. Lokasi denah Ruang Melati RSUD Mardi
Waluyo Blitar sebagai berikut:
a. Sebelah Barat berbatasan dengan Ruang Mawar
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan ruang KKg Dahlia
c. Berada di lantai 2

Ruang Melati berbentuk huruf U Nurse Station tempat petugas jaga,


tempat administrasi, dan tempat kepala ruangan.

3.2.2 Peralatan dan Fasilitas


Berdasarkan hasil observasi dan data di ruang Melati tentang
inventaris, fasilitas dan obat-obatan yang tersedia dengan perincian
kapasitas ruang Melati ada 34 tempat tidur, terdiri dari:
a. Kamar kelas 1
Kamar kelas 1 terbagi menjadi 1A, 1B dan 1C. Setiap kamar terdiri dari 2
tempat tidur dan 2 bedside cabinet, 2 kursipenunggu, 1 kamar mandi, 1
wastafel, dan terdapat TV diruangan. Pada masing-masing kamar mandi
terdapat pispot urine.
b. Kamar kelas II
Kamar kelas II terbagi menjadi 2A dan 2B. Setiap kamar terdiri dari 4
tempat tidur, 4 bed side cabinet, serta 4 kursi penunggu, 1 kamar mandi,
1 wastafel dan pada setiap kamar mandi terdapat pispot urine.
c. Kamar kelas III
Kamar kelas III terbagi menjadi 3A, 3B,3C dan 3D. Kamar 3A terdiri
dari 8 tempat tidur, 8 bedside cabinet, serta 8 kursi penunggu, 1 kamar
mandi, 1 wastafel, dan pada kamar mandi terdapat pispot urine. Kamar
3B terdiri dari 7 tempat tidur, 7 bedside cabinet serta 7 kursi penunggu, 1
kamar mandi, 1 wastafel, dan pada kamar mandi terdapat pispot urine.
Kamar 3C terdiri dari 7 tempat tidur, 7 bedside cabinet serta 7 kursi
penunggu, 1 kamar mandi, 1 wastafel dan pada kamar mandi terdapat
pispot urine.

23
3.2.3 Fasilitas untuk Perawat (Nurse Station)

Kondisi ruangan cukup rapi, dan sudah terstruktur mengenai


penempatan status dan asuhan keperawatan pasien, Nurse Station berada di
bagian tengah diantara kelas I, Kelas II dan Kelas III, jadi perawat dapat
lebih mudah untuk ke kamar pasien. Untuk dokumentasi dilengkapi
dengan 1 buku injeksi dengan 1 buku untuk tim I dan 1 buku untuk tim 2,
1 buku observasi TTV serta 2 buku operan jaga, 1 buku dokumentasi
laboratorium, dan dokumentasi asuhan keperawatan.

3.2.4 Fasilitas Alat-alat Keperawatan


Tabel 3.2.1 Alat-alat Keperawatan Ruang Melati RSUD Mardi Waluyo
Blitar bulan Oktober Tahun 2019
Standart
No. Nama Alat Alat : Ruang Jumlah Prosentase
Atau Pasien: alat
1. Ambubag 2/ Ruang 2 100%
2. Bak Instrumen besar 2/ Ruang 1 50%
3. Bak Instrumen sedang 2/ Ruang 3 150%
4. Bak Instrument kecil 2/ Ruang 9 450%
5. Bengkok besar 4 80
6. Bengkok sedang 5/Ruang 15 300%
7. Bengkok kecil 2 40%
8. Blas spuit 2/ Ruang - 0%
9. Eskap 2/ Ruang 4 200%
10. Glicerin spuit 2/ Ruang 2 100%
11. Gunting verband 2/ Ruang 1 50%
12. Irigator 2/ Ruang 1 50%
13. Kateter urine 2/ Ruang 5 250%
14. Korentang 3 150%
15. Semptung (tempat 2/ Ruang 3 150%
korentang)
16. Masker O2 2/ Ruang 5 250%

24
17. Nasal O2 2/ Ruang 5 250%
18. NGT 2/ Ruang 5 250%
19. Pispot 8
1:½
20. Urinal 15
21. Set rawat luka 2/ Ruang 4 200%
22. Standart infus stainless 1:1 34
23. Sterilisator 1 / Ruang 1 100%
24. Stetoscope 2/ Ruang 10 500%
25. Tabung oksigen + 2/ Ruang 4 200%
flowmeter (transpot)
26. Tensimeter 2/ Ruang 5 250%
27. Termometer 5/ Ruang 6 120%
28. Timbangan BB/TB 1/ Ruang 2 200%
29. WWZ 2/ Ruang 4 200%
30. Suction cateter 1/ Ruang 8 800%
31. Es kraag 1
32. Tourniquet dewasa 20
33. Kom rawat luka 3
34. Timbangan elektrik 1
35. Tromol kecil 1
36. Tromol sedang 1
37. Tromol besar 2
38. Skirent 1
39. Restrain 2
40. Senter 2

Berdasarkan tabel 3.2.1 diatas didapatkan data alat-alat keperawatan


ruangan yang kurang dari standar antara lain blash spuit (0%), bak
instrument besar, gunting verban dan irrigator yg belum memenuhi jumlah
standar, sehingga perlu penamabahan alat tersebut

3.2.5 Fasilitas Alat-alat Pencatatan dan Pelaporan

25
Tabel 3.2.2 Alat-alat Pencatatan dan Pelaporan Ruang Melati RSUD Mardi
Waluyo Blitar Bulan Oktober Tahun 2019
Standart Alat : Ruang Persenta-
Jumlah
No. Nama Alat Atau Pasien: alat se (%)
1. Buku dokter visit 1 / Ruang 4 400
2. Buku laporan kehilangan 1 / Ruang 1 100
3. Buku permintaan laborat 1 / Ruang 2 200
4. Buku register pasien 1 / Ruang 1 100
5. Buku sensus harian 1 / Ruang 1 100
6. Buku TTV 1 / Ruang 1 100
7. Pensil 5 / Ruang - 0
8. Perforator 1 / Ruang 5 500
9. Spidol permanent 6 / Ruang - 0
10. Spidol white board 6 / Ruang - 0
11. Steples 2 / Ruang 6 300
12. White board 1 / Ruang 3 300
13. Pensil blue - red 5 / Ruang 3 60
14. Buku catatan KTD 1 / Ruang 1 100
15. Buku komplain pasien 1 / Ruang 1 100
16. Buku pembayaran ke kasir 1 / Ruang 2 200
17. Buku setoran status 1 / Ruang 1 100
18. Buku agenda surat 1 / Ruang 1 100
19. Buku ekspedisi 1 / Ruang 1 100
20. Buku timbang terima alat 1 / Ruang 1 100

Berdasarkan tabel 3.2.2 didapatkan bahwa alat-alat yang belum


memenuhi jumlah standar antara lain pensil, spidol permanen,spidol white
board (0%), dan buku dokter visit juga masih kurang. Sehingga perlu
penambahan alat tersebut.

3.2.6 Fasilitas Alat-alat Rumah Tangga

26
Tabel 3.2.3 Alat-alat Rumah Tangga Ruang Melati RSUD Mardi Waluyo
Blitar Bulan Oktober Tahun 2019
Standart Alat :
No Nama Alat Ruang Atau Jumlah %
Pasien: alat
1. Baki/nampan 3 / Ruang 2 66,67

2. Lampu sorot/ lampu tindakan 2 / Ruang 1 50

3. Lemari obat emergency 1 / Ruang 1 100

4. Lampu bacaan rontgen 1 / Ruang 2 200

5. Meja pasien 1:½ 36

6. Tempat sampah pasien 1:1 8

7. Tempat sampah tertutup 4 / Ruang 11 275

8. Tempat tidur 1:1 36

9. Troly rawat luka 1 / Ruang 2 200

10. Troly injeksi 1 / Ruang 1 100

11. Waskom mandi 8 - 10 / Ruang 8 100

12. Kursi penunggu pasien 1:1 36

13. Printer laser jet 1

14. TV 4

15. Keset karet 1

16. Keset kain 10

17. Kabel oler 5

18. Rak pispot 8

19. Regulator LPG 1

20. Rak handuk 1

21. Lemar kaca besar 1

22. Tempat hand rub 22

23. Almari status 1

24. Almari linen 2

27
25. Printer 3

26. Komputer (CPU & Monitor) 3

27. Kulkas obat 1

28. Kulkas rumah tangga 1

29. Meja 4

30. Kursi kayu 2

31. AC 6

32. Hand towel 8

33. Handuk cuci tangan 16

34. Loker kayu 1

35. Instrumen kabinet 1

Berdasarkan tabel 3.2.3 didapatkan bahwa alat yang belum memenuhi


jumlah standar antara lain lampu sorot/ lampu tindakan (50%) dan
baki/nampan (66,67%). Sehingga perlu diusulkan untuk pengadaan barang
tersebut.

3.2.7 Fasilitas Alat-alat Tenun


Tabel 3.2.4 Alat-alat Tenun Ruang Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar
Bulan Oktober Tahun 2019
Standart Alat : Ruang
No. Nama Alat Atau Pasien: alat Jumlah
1. Bantal 1:1 36
2. Kasur 34/ Ruang 36

3. Masker 1: 1/ 2 0

4. Mitella 2/ Ruang 10
5. Perlak 1:1 40
6. Sarung bantal 1:3 100
7. Selimut lorek 70
1:3
8. Selimut tebal 25

28
9. Sprei 1:3 100
10. Steak laken 1:3 40
11. Tutup alat 1:2 5
12. Lurup 3/ Ruang 10
13. Celemek plastik tebal 6
14. Baju skort petugas 22
15. Baju operasi px anak -
16. Baju operasi px dewasa 10
17. Restren tangan 2
18. Bantal bungkus oscar 3
19. Taplak 3
20. APD tdk tembus air 1

Berdasarkan tabel 3.2.4 didapatkan alat-alat tenun sudah memenuhi


standart (100%).

3.2.8 Fasilitas Inventaris Medik


Tabel 3.2.5 Inventaris Medik Ruang Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar
Bulan Oktober Tahun 2019

No. Nama Alat Jumlah Keterangan


1. Suction pump 2 100 %
2. Syringe pump 9 100 %
3. ECG 2 100 %
4. Monitor 2 100%
5. Brand car 1 100 %
6. Infus pump 3 100 %
7. Kasur angin 4 100 %
8. Kursi roda 6 100 %
9. Manometer O2 central 36 100%
10. Flowmeter 36 100%
11. Nebulizer 2 100 %

29
12. Blood warm 1 100%

Berdasarkan tabel 3.2.5 seluruhnya inventaris medik sudah 100%


memenuhi standart.

3.3 Metode Asuhan Keperawatan (M3 Methods)


3.3.1 MAKP
Metode yang diterapkan di ruang penyakit dalam RSUD Mardi

30
Waluyo Blitar adalah metode tim. Metode penguasaan yang diterapkan
adalah metode tim yang terdiri atas perawat yang ada di ruangan yang
dibagi menjadi 2 tim, yaitu tim A (Kamar 1A, 1B, 3B, 3C) TIM B (Kamar
1C, 2A, 2B, 3A). Untuk struktur organisasi gambarnya adalah sebagai
berikut:

KEPALA RUANGAN
EKO SUGIONO, S.Kep.Ns

WAKIL KEPALA RUANGAN


SRI ANAH, S.Kep.Ns

KETUA TIM POS


ADMINISTRASI KETUA TIM WIDYA DWI P, S.Kep, Ns SARIONO
IKA ZULAIKAH SITI ASIYAH, S.Kep, Ns SISWANTO
WISMA WIJI S KETUA TIM KETUA TIM
MAHFUD EFENDI, S.Kep,Ns
DYAH AJI W, S.Kep, Ns

KETUA TIM KETUA TIM


ANITA FITRIANI, Amd.Kep DEVY A, Amd.Kep

KETUA TIM KETUA TIM


YAYUK DWI K,Amd.Kep FITRI YULIANI,Amd.Kep

PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA
SUSANTO, S.Kep, Ns HANDRA S,Amd.Kep ULFA F,Amd.Kep RENI EKO,Amd.Kep ANGGIT A.K,Amd.Kep

PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA
SARI WUNI,Amd.Kep YUYUN P,Amd.Kep RIEZTA,Amd.Kep KARTIKA A.B,Amd.Kep
SUPARTI S,Amd.Kep

PERAWAT PELAKSANA
NOVAN EKA R,Amd.Kep

Dalam proses pendelegasian tugas, wewenang dan tanggung jawab


apabila ada perawat yang tidak masuk maupun cuti sepenuhnya ditentukan

31
oleh kepala ruangan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan
ketersediaan tenaga keperawatan.

3.3.2 Fungsi Manajemen Keperawatan


1. Kepala Ruang
Tabel 3.3.1 Uraian Tugas Kepala Ruang
Uraian Tugas D TD
Melaksanakan fungsi perencanaan (p1) meliputi:
Menyusun rencana kerja Kepala Ruang rawat inap 
Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan 
diruang rawat inap yang bersangkutan
Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan peralatan 
keperawatan/kebidanan pengembangan staf keperawatan,
pengembangan pelayanan keperawatan/ kebidanan koordinasi dengan
Kepala Instansi
Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan (P2) meliputi:
Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan diruang 
rawat inap, melalui kerja sama dengan petugas diruang rawatnya
Menyusun jadwal dinas tenaga keperawatan dan tenaga lain sesuai 
dengan kebutuhan pelayanan dan peraturan yang berlaku di rumah sakit
Melaksanakan orientasi kepada tenaga keperawatan/ tenaga lain yang 
akan bekerja di ruang rawat inap
Memberikan orientasi kepada siswa/ mahasiswa keperawatan yang 
menggunakan ruang rawat sebagai lahan praktik
Memberi orientasi kepada pasien/ keluarganya meliputi: peraturan 
rumah sakit, tata tertib ruang rawat inap, fasilitas yang ada dan cara
penggunaannya serta kegiatan rutin sehari hari
Membimbing tenaga keperawatan untuk melaksanakan pelayanan/ 
asuhan keperawatan atau kebidanan sesuai dengan standart asuhan
keperawatan / kebidanan
Mengadakan pertemuan berkala/ sewaktu waktu dengan staf 
keperawatan dan petugas lain yang bertugas di ruang rawatnya

32
Memberi kesempatan pada staf keperawatan untuk mengikuti kegiatan 
ilmiah dengan koordinasi kepala bidang pelayanan keperawatan dan
kepala instansi
Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai dengan 
kebutuhan berdasarkan ketentuan/ kebijakan rumah sakit
Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat keperawatan/ 
kebidanan agar selalu dalam keadaan siap pakai
Mengelompokan pasien dan mengatur penempatannya diruang rawat 
menurut tingkat kegawatan, infeksi/ non infeksi, untuk kelancaran
pemberian asuhan keperawatan atau kebidanan
Mengendalikan kualitas sistem pencatatan dan pelaporan asuhan 
keperawatan/ kebidanan dan kegiatan lain secara tepat dan benar
Memberi motivasi kepada petugas dalam memelihara kebersihan 
lingkungan ruang rawat
Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien diruang rawat inap 
Meneliti/ memeriksa pengisian daftar permintaan makanan pasien 
berdasarkan macam dan jenis makan pasien
Meneliti dan memeriksa ulang pada saat penyajian makanan pasien 
sesuai dengan program dietnya
Membuat laporan harian, mengenai pelaksanaan asuhan keperawatan 
atau kebidanan serta kegiatan lainnya di ruang rawat disampaikan
kepada atasannya
Membimbing tenaga magang/ siswa/ mahasiswa keperawatan/ 
kebidanan yang menggunakan ruang rawatnya sebagai lahan praktik
Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien/ keluarga sesuai 
kebutuhan dasar dalam batas kewenangannya
Melakukan serah terima pasien dan lain lain saat pergantian dinas 

Melakukan koordinasi dengan instalasi/ unit/ bagian/ bidang/ instansi 


terkait
Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian(P3),
meliputi:

33
Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan atau 
kebidanan yang telah ditentukan
Mengawasi dan menilai tenaga magang/ siswa/ mahasiswa keperawatan 
untuk memperoleh pengalaman belajar sesuai tujuan program
bimbingan yang telah ditentukan
Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan yang berada dibawah 
tanggung jawabnya
Mengawasi, mengendalikan dan menilai penyalahgunaan tenaga 
keperawatan, peralatan keperawatan atau kebidanan dan obat-obatan
Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan atau kebidanan 
sesuai standart yang berlaku secara mandiri atau koordinasi dengan Tim
Pengendalian Mutu Asuhan Keperawatan
Total 24 5
Presentase 82,75 17,24

Berdasarkan tabel di atas didapatkan data bahwa hampir


seluruhnya pelaksanaan tugas dan fungsi Kepala Ruangan mulai dari P1-
P3 sudah baik dengan presentase sebesar 82,75%, akan tetapi sebagian
kecil target yang harus dipenuhi sebagai Kepala Ruangan belum tercapai
dengan maksimal (17,24%) diantaranya adalah memberi orientasi kepada
pasien/ keluarganya meliputi: peraturan rumah sakit, tata tertib ruang
rawat inap, fasilitas yang ada dan cara penggunaannya serta kegiatan
rutin sehari hari, mengelompokan pasien dan mengatur penempatannya
diruang rawat menurut tingkat kegawatan, infeksi/non infeksi, untuk
kelancaran pemberian asuhan keperawatan atau kebidanan,
meneliti/memeriksa pengisian daftar permintaan makanan pasien
berdasarkan macam dan jenis makan pasien, meneliti dan memeriksa
ulang pada saat penyajian makanan pasien sesuai dengan program
dietnya, memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien/keluarga sesuai
kebutuhan dasar dalam batas kewenangannya.
2. Ketua Tim
Tabel 3.3.2 Uraian Tugas Ketua Tim

34
Uraian Tugas 15-10-2019 16-10-2019 17-10-2019
Katim 1 Katim 2 Katim 1 Katim 2 Katim 1 Katim 2
D TD D TD D TD D TD D TD D TD
Bersama penanggung jawab ruangan √ √ √ √ √ √
atau kepala ruangan atau perawat
pelaksana atau anggota tim.
Mengadakan serah terima
tugas setiap pergantian dinas.
Melakukan pembagian tugas kepada √ √ √ √ √ √
perawat pelaksana dengan
mempertimbangkan kemampuan
masing-masing anggota.
Menyusun rencana asuhan √ √ √ √ √ √
keperawatan mulai dari pengkajian
sampai dengan evaluasi
Mengikuti visit dokter √ √ √ √ √ √
Menciptakan suasana harmonis √ √ √ √ √ √
Membuat laporan pasien √ √ √ √ √ √
Mengorientasikan pasien baru √ √ √ √ √ √
Membina hubungan saling percaya √ √ √ √ √ √
antara perawat, pasien dan Keluarga
Memberikan pertolongan segera pada √ √ √ √ √ √
pasien dengan kedaruratan
Membuat laporan pasien dan √ √ √ √ √ √
mencatat kasus dari pasien, kejadian
diluar dugaan yang tidak di inginkan.
Mengatur waktu istirahat √ √ √ √ √ √
Melakukan ronde keperawatan √ √ √ √ √ √
bersama kepala ruang dan perawat
Pelaksana
Melaporkan tentang kondisi pasien, √ √ √ √ √ √
asuhan keperawatan yang dilakukan,

35
kesulitan yang dialami
Bersama perawat pagi, sore, dan √ √ √ √ √ √
malam melaksanakan, mengawasi,
dan mengevaluasi pelayanan
keperawatan pasien yang sudah
diprogramkan dan membuat
pembaharuan dengan kebutuhan
pasien
Mendelegasikan pelaksanaan asuhan √ √ √ √ √ √
keperawatan pada anggota tim.
Membuat perincian tugas anggota tim √ √ √ √ √ √
Menerima konsultasi dari anggota tim √ √ √ √ √ √
dan memberikan instruksi
keperawatan.
Memimpin pertemuan tim √ √ √ √ √ √
keperawatan untuk menerima
laporan, sistem pengarahan tentang
tugas anggota tim, pelaksanaan
asuhan keperawatan, serta masalah
yang dihadapi.
Memelihara komunikasi efektif baik √ √ √ √ √ √
secara vertical maupun horizontal
Melakukan penyuluhan kepada pasien √ √ √ √ √ √
atau keluarga atau kepada anggota
tim
Memberi teguran dan pujian √ √ √ √ √ √
Melengkapi catatan yang telah √ √ √ √ √ √
dibuatoleh anggota tim
Mengawasi dan berkomunikasi √ √ √ √ √ √
langsung dengan perawat pelaksana
Mengawasi proses asuhan √ √ √ √ √ √
keperawatan yang dilakukan oleh

36
anggota tim
Membantu kepala ruangan √ √ √ √ √ √
membimbing peserta didik
Total 20 5 20 5 20 5 20 5 20 5 20 5
Prosentase 80 20 80 20 80 20 80 20 80 20 80 20
Rata-rata total pencapaian 80%

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa hampir


seluruhnya tugas dan fungsi katim sudah terlaksana, dapat dilihat dari
prosentasi totalnya yaitu 80%, namun ada beberapa point yang belum
dijalankan diantaranya membuat perincian tugas anggota tim, sistem
pengarahan tentang tugas anggota tim, pelaksanaan asuhan
keperawatan/serta masalah yang dihadapi, melakukan penyuluhan kepada
pasien atau keluarga atau kepada anggota tim, memberi teguran/pujian,
mengawasi proses asuhan keperawatan yang dilakukan oleh anggota tim.

3. Perawat Pelaksana
Tabel 3.3.3 Uraian Tugas Perawat Pelaksanan
15-10-2019 16-10-2019 17-10-2019
Uraian tugas Tim 1 Tim 2 Tim 1 Tim 2 Tim 1 Tim 2
D T D T D T D T D T D T
1. Memberikan pelayanan
keperawatan secara langsung
berdasarkan proses
keperawatan dengan sentuhan
kasih sayang :
a. Menyusun rencana perawatan √ √ √ √ √ √
sesuai dengan masalah klien
b. Melaksanakan tindakan pera- √ √ √ √ √ √
watan sesuai dengan rencana
c. Mengevaluasi tindakan √ √ √ √ √ √
keperawatan yang telah
diberikan
d. Mencatat atau melaporkan √ √ √ √ √ √
semua tindakan perawatan
dan respon klien pada catatan

37
perawatan
2 Melaksanakan program medik
dengan penuh tanggung jawab :
a. Pemberian obat √ √ √ √ √ √
b. Pemeriksaan laboratrium √ √ √ √ √ √
c. Persiapan klien yang akan √ √ √ √ √ √
operasi
3 Memperhatikan keseimbangan
kebutuhan fisik, mental, sosial,
dan spiritual klien :
a. Memelihara kebersihan klien √ √ √ √ √ √
dan lingkungan

b. Mengurangi penderitaan √ √ √ √ √ √
klien dengan memberi rasa
aman, nyaman
c. Pendekatan dan komunikasi √ √ √ √ √ √
terapeutik
4 Mempersiapkan klien secara √ √ √ √ √ √
fisik dan mental untuk
menghadapi tindakan
perawatan, pengobatan dan
diagnosis
5 Melatih klien untukmenolong √ √ √ √ √ √
dirinya sendiri sesuai dengan
kemampuannya
6 Memberikan pertolongan √ √ √ √ √ √
segera pada klien gawat atau
sakaratul maut
7 Membantu kepala ruangan
dalam ketatalaksanaan ruang
secara administratif :
a. Menyiapkan data klien baru, √ √ √ √ √ √
pulang, atau meninggal
b. Sensus harian atau formulir √ √ √ √ √ √
c. Rujukan dan penyuluhan √ √ √ √ √ √
PKRS

8 Mengatur dan menyiapkan alat- √ √ √ √ √ √


alat diruangan menurut
fungsinya supaya siap pakai
9 Menciptakan dan memelihara √ √ √ √ √ √

38
kebersihan, keamanan,
kenyamanan dan keindahan
ruangan
10 Melaksanakan tugas dinas √ √ √ √ √ √
pagi/sore/malam atau hari libur
secara bergantian sesuai dengan
jadwal dinas
11 Memberikan penyuluhan √ √ √ √ √ √
kesehatan sehubungan dengan
penyakitnya
12 Melaporkan segala sesuatu √ √ √ √ √ √
mengenai keadaan klien baik
secara lisan maupun tulisan
13 Membuat laporan harian klien √ √ √ √ √ √
14 Operan dengan dinas √ √ √ √ √ √
berikutnya

15 Menerima bantuan bimbingan √ √ √ √ √ √


katim/ka shift dan
melaksanakan pendelegasian
dari kepala ruangan
Total 23 1 23 1 23 1 23 1 23 1 23 1
Presentasi (%) 95.8 4.2 95.8 4.2 95.8 4.2 95.84.2 95.8 4.2 95.8 4.2
Rata-rata prosentase Dilakukan = 93,3%
D : Dilakukan Tidak dilakukan = 6,6%
T : Tidak dilakukan

Berdasarkan tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa hampir


seluruh tugas dan fungsi perawat pelaksana dikerjakan dengan baik,
dibuktikan dengan penemuan data sebesar 95,8% sedangkan yang belum
terlaksana adalah perawat pelaksana belum melakukan Pendekatan dan
komunikasi terapeutik, dengan hasil temuan data senilai 4,2%.

3.3.3 Timbang Terima


Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan
mengoptimalkan peran dan fungsi mandiri perawat. Hal ini dapat

39
diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang efektif antar perawat,
maupun antar perawat dengan tim kesehatan lain. Salah satu bentuk
komunikasi yang harus ditingkatkan keefektifitasnya adalah saat pergantian
shift (Timbang Terima).
Timbang Terima merupakan suatu teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan
keadaan pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin
dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan
manndiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah ada yang belum
dilakukan serta perkembangan pasien tersebut.
Tabel 3.3.4 Hasil Penilaian Timbang Terima di Ruang Melati
Tanggal
No Langkah 15-10-19 16-10-19 17-10-19
MP PS MP PS MP PS
1. Buku laporan shift sebelumnya √ √ √ √ √ √
2. Membaca laporan shift sebelumnya. √ √ √ √ √ √
3. Shift yang akan mengoperkan, menyiapkan √ √ √ √ √ √
hal-hal yangakan di sampaikan.
4. Shift yang akan menerima membawa buku √ √ √ √ √ √
catatan operan/catatan harian
5. Kedua kelompok sudah siap. √ √ √ √ √ √
6. Kepala ruang/Ketua Tim memberi salam √ - √ - √ -
(selamat pagi/ assalamu’alaikum) dan
menyampaikan akan segera dilakukan operan.
7 Perkenalkan diri dan perawat yang akan - - - - - -
bertugas selanjutnya.
8. Kegiatan di mulai dengan menyebut/ - - √ √ √ √
mengidentifikasi pasien satu persatu,
menjelaskan diagnose pasien
9 Jelaskan kondisi/keadaan umum klien. √ √ √ √ √ √
10 Jelaskan tindakan keperawatan yang telah dan √ √ √ √ √ √
belum dilakukan
11 Jelaskan hasil tindakan masalah teratasi √ √ √ √ √ √
sebagian belum atau muncul masalah baru.
12 Jelaskan secara singkat dan jelas rencana kerja √ √ √ √ √ √
dan tindak lanjut asuhan (mandiri atau
kolaborasi)
13 √ √ √ √ √ √
Memberikan kesempatan anggota shift yang

40
menerima operan untuk melakukan
klarifikasi/bertanya tentang hal-hal atau
tindakan yang kurang jelas.
14 Perawat yang menerima operan mencatat hal- √ √ √ √ √ √
hal penting pada buku
catatan harian
15 Lakukan prosedur 1 – 7 untuk pasien √ √ √ √ √ √
berikutnya sampai seluruh pasien di
operkan.
16 Perawat yang mengoperkan menyerahkan √ √ √ √ √ √
semua berkas catatan
perawatan kepada tim yang akan menjalankan
tugas berikutnya
17 Kepala Ruang / ketua tim (yang memimpin) √ √ √ √ √ √
kembali ke Nurse Station
18 Berdoa bersama yang dipimpin oleh kepala √ - √ - √ -
ruang/ketua Tim.
19 Mengucap salam. √ √ √ √ √ √
20 Mengucapkan selama tistirahat bagi anggota √ √ √ √ √ √
tim/shift sebelumnya.
21 Mengucapkan selamat bekerja untuk tim/shift √ - √ - √ -
berikutnya
Total 19 17 20 17 20 17
Persentase 90,4 80,9 95,2 80,9 95,2 80,9
Rata-Rata 87,25

Dari observasi yang telah dilakukan, diperoleh data sebagai berikut :


Keterangan :
√ = Dilakukan
- = Tidakdilakukan
MP = Operan Malam ke pagi
PS = Operan Pagi ke sore

Prosedur timbang terima selama ini sudah dilakukan pada setiap


pergantian shift jaga, cara penyampaian dilakukan secara lisan dengan
laporan timbang terima pasien sehingga rencana tindakan yang belum dan
sudah dilaksanakan dapat diketahui. Pelaksanaan timbang terima dilakukan
seluruh perawat. Katim shift pagi mengoperkan tugas ke perawat shift siang,

41
yang terlebih dahulu dengan membaca laporan timbang terima. Apabila
perawat shift siang sudah memahami pelimpahan tugas yang diberikan
maka akan segera dilanjutkan ke pasien, begitu juga dengan shift
berikutnya.
Untuk pelaporan timbang terima yang disampaikan mengenai jumlah
pasien, nama pasien, keadaan pasien, rencana pemeriksaan, terapi yang
sudah diberikan dan harus diberikan selanjutnya serta pesan khusus lainnya
untuk perawat di shift berikutnya

Evaluasi proses operan dan preconference pada Ruang Melati


menunjukkan data bahwa dengan nilai rata-rata 87,25 menyatakan proses
operan dilakukan secara optimal. Adapun beberapa hal yang perlu
diperhatikan agar operan efektif adalah operan dilaksanakan tepat waktu
pada saat pergantian dinas yang telah disepakati, operan dipimpin oleh
katim, dan operan diikuti oleh semua perawat yang akan dan telah selesai
berdinas.
3.3.4 Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengenai
masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat selain
melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan.
Pada kasus tertentu dilakukan oleh perawat primer, dan atau konselor,
kepala ruangan, perawat pelaksana yang juga perlu melibatkan seluruh
anggota tim kesehatan.
Ronde keperawatan di Ruang Melati dilakukan apabila ada
Mahasiswa praktek Manajemen Keperawatan dan disesuaikan pula dengan
waktu dari tim ronde keperawatan tersebut.

3.3.5 Penerimaan Pasien baru


Dari pengkajian selama 3 hari yaitu tanggal 15 Oktober 2019 sampai
dengan tanggal 17 Oktober 2019 didapatkan data tentang tahapan prosedur
pelaksanaan orientasi pasien baru adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3.5 Hasil Penilaian Tindakan Orientasi Pasien Baru di Ruang Melati

42
17-
No Tahapan Prosedur Pelaksanaan 15-10-2019 16-10-2019 10-
2019

P1 P2 P1 P2 P1

1. Berikan salam pada pasien dan     


keluarga

2. Perawat memperkenalkan diri kepada - - - - -


pasien

3. Perkenalkan perawat yang bertanggung - - - - -


jawab selama perawatan

4. Perkenalkan dokter yang bertanggung     -


jawab selama perawatan

5. Perawat menjelaskan tentang ruangan/ -    √


lingkungan (kamar mandi, ruang
perawat, ruang sholat, depo obat dan
laboratorium).

6. Perawat menjelaskan cara memanggil -    -


perawat

7. Perawat menjelaskan aturan dan tata - - -  √


tertib rumah sakit

8. Perawat menjelaskan manajemen - - -  -


keselamatan jalur evakuasi

9 Perawat menjelaskan manajemen     -


keselamatan pencegahan jatuh

10 Perawat menjelaskan manajemen     -


keselamatan penggunaan gelang
identitas pasien

11 - - - - -
Perawat mengajarkan hand hygiene

12 Perawat menjelaskan pemilahan tempat - - - - -


sampah

13 Perawat menjelaskan penyimpanan - - - - √


barang-barang berharga pasien maupun
keluarga pasien

14 Perawat menanyakan kembali kejelasan - - - - √

43
akan informasi yang\telah disampaikan

15 Perawat mencatat pada checklist/lembar     √


penerimaaan pasien baru, dan lengkapi
tanda tangan oleh kedua belah pihak

Persentase 26,7 40% 33,3 66,6 40

Prasentase rata rata 41,32%

Evaluasi proses orientasi pasien baru pada Ruang Melati


menunjukkan data bahwa tidak melebihi setengah (41,32%) proses orientasi
dilakukan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa orientasi pasien baru yang
dilakukan kurang sesuai dengan checklist yang berlaku di RSUD Mardi
Waluyo Blitar, dan jika disesuaikan maka ada beberapa point yang belum
dilakukan, diantaranya adalah perawat belum memperkenal diri kepada
pasien serta memperkenalkan perawat yang bertanggung jwab selama
perawatan atau per shift, perawat belum memberikan orientasi terkait
ruangan kepada pasien, perawat belum memberitahu cara memanggil
perawat, belum menjelaskan aturan dan tata tertib RS, belum menjelaskan
jalur evakuasi, belum menjelaskan manajemen keselamatan pencegahan
jatuh dan keselamatan penggunaan gelang identitas serta tenda (fall risk dan
alergi), belum mengajarkan hand hygiene dan cara pemilahan sampah
ataupun penyimpanan barang berharga milik pasien/keluiarga pasien, serta
perawat belum melakukan evaluasi terhadap penerimaan informasi yang
disampaikan. Sehingga perlu perhatian khusus dalam meningkatkan mutu
dan kualitas pelayanan dalam menerima pasien baru.

3.3.6 Discharge Planning


Discharge planning merupakan suatu bentuk kegiatan MAKP agar
klien dan keluarga yang masuk di ruang Melati, yang sedang dalam
perawatan dan yang akan pulang/keluar RS mengerti tentang perawatan
selama pasien dirawat di ruang Melati sehingga klien dan keluarga dapat

44
mengikuti semua proses perawatannya dengan baik. Beberapa hal yang
terkandung didalamnya antara lain pemberian materi atau pengetahuan
yang umum mengenai penyakit.
Menurut pernyataan dari kepala ruang Melati, Discharge Planning
dilaksanakan oleh kepala ruangan atau perawat yang sedang bertugas,
Discharge Planning telah direncanakan pada saat penerimaan pasien baru.
Pelaksanaaan Discharge Planning belum optimal diantaranya format
Discharge Planning yang tersedia tidak diaplikasikan secara optimal.
Penilaian discharge planning meliputi :
Tabel 3.3.6 Hasil Penilaian discharge planning di Ruang Melati
No Daftar Pertanyaan 15-10-19 16-10-19 17-10-19
1. Nomor Register √ √ 
2. Nama Pasien √ √ 
3. Alamat √ √ 
4. Diagnosa Medis - - -
5. Tanggal MRS - - -
6. Tanggal KRS √ √ 
7. Status Pulang √ √ 
8. Rencana Kontrol √ √ 
9. Rencana Keperawatan selama - - -
dirumah
10. Aturan diet/nutrisi √ √ 
11. Obat-obatan yang diminum dan √ √ 
jumlahnya
12. Aktifitas dan istirahat √ √ 
13. Hasil pemeriksaan yang dibawa √ √
pulang
14. Lain-Lain √ √ 
Jumlah 11 11 11
Presentase 78,5% 78,5% 78,5%

Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari, pelaksanaan discharge

45
planning sudah dilakukan sesuai dengan juknis yang berlaku, sehingga
dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan discharge planning maksimal
dan perlu dipertahankan dan ditingkatkan lagi untuk mencapai pelayanan
keperawatan yang berkualitas. sesuai hasil data yang didapatkan ada
beberapa point yang ternyata tidak tertera pada discharge planning
diantaranya adalah diagnosa medis pasien, tanggal MRS, dan rencana
keperawatan selama dirumah yang mana point ini sangat penting untuk
bahan evaluasi selama pasien dirawat diruangan melati dan sebagai data
untuk menilai keefektifan tindakan yang diberikan selama perawatan agar
dapat dilakukan sebagai tindakan terapeutik saat pasien pulang.

3.3.7 Supervisi Keperawatan


Dalam meningkatkan pelayanan yang berkualitas sesuai visi dan misi
RSUD Mardi Waluyo Blitar, maka dilakukan supervisi yang berkelanjutan
terhadap berbagai kinerja pegawai dalam melaksanakan aktivitasnya sebagai
karyawan untuk melayani konsumen (pasien). Supervisi adalah kegiatan
yang terencana seorang manajer melalui aktivas bimbingan, pengarahan,
observasi, motivasi dan evaluasi pada stafnya dalam melaksanakan kegiatan
atau tugas sehari hari. Akan tetapi kegiatan supervisi di Ruang Melati belum
pernah dilaksanakan, dan di Ruang Melati belum tersedia SOP supervisi
keperawatan dan pendokumentasiannya belum ada.
3.3.8 Pengelolaan Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat di ruang Melati dilakukan secara merata dan tidak
membedakan antara BPJS dan umum. Alur sentralisasi obat menggunakan
pelayanan obat terpadu yaitu obat diresepkan oleh dokter dan diberikan
pada perawat kemudian perawat memberikan resep kepada petugas farmasi
di apotik. Kemudian petugas farmasi melayani resep yang diberikan oleh
perawat. Setelah itu, petugas farmasi menyerahkan barang yang telah
diresepkan (obat-obatan, cairan infus, alkes, dll) ke ruangan. Setelah itu
perawat di ruangan mengecek kembali barang yang sudah diresepkan. Obat-
obat injeksi, cairan infus, alkes dan obat oral masing-masing diletakkan di
laci obat pasien. Obat syrup langsung diberikan kepada pasien dan diedukasi

46
cara pemakaiannya. Perawat dalam mengelola obat menggunakan prinsip 5
Benar.
3.3.9 Dokumentasi Perawatan
Pendokumentasian yang berlaku di Ruang Melati adalah sistem SOR
(Sources Oriented Record) yaitu suatu sistem pendokumentasian yang
berorientasi pada lima komponen (lembar penilaian berisi biodata, lembar
order dokter, lembar riwayat medis atau penyakit, catatan perawat, catatan
dan laporan). Adapun bagan uraian lembar dokumentasi yang ada di ruang
Melati antara lain:
Tabel 3.3.7 Daftar Lembar Dokumentasi di Ruang Melati Tahun 2019
No URAIAN BAGAN Ada Tidak
1 Lembar pengkajian awal pasien rawat inap √
2 Lembar tindakan dan evaluasi perawat √
3 Blanko kelengkapan status pasien √
4 Pengantar pasien masuk RS/ rawat inap √
5 Lembar konsul √
7 Asuhan Keperawatan √
8 Pengkajian keperawatan √
9 Laporan proses keperawatan √
10 Ringkasan dokumen asuhan keperawatan √
11 Tempat hasil pemeriksaan penunjang √
12 Lembar discharge planning √
13 Blanko Pasien Pulang √
14 Rincian pembayaran Perawatan √
Total 100
Presentase 100%
Berdasarkan tabel di atas evaluasi dokumentasi keperawatan di
Ruang Melati lengkap. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelengkapan
dokumen keperawatan yang ada sesuai dengan juknis yang berlaku.

Studi Dokumentasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan

No Aspek Yang Dinilai RM P2 P3 P4 P5 P6 Total ket

47
1
A Pengkajian

1 Mencatat data yang dikaji dengan pedoman √ √ √ √ √ √ 6


pengkajian
2 Data dikaji sejak pasien masuk sampai pulang √ √ √ √ √ √ 6
3 Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan √ √ √ √ √ √ 6
antara status kesehatan dengan norma dan
pola fungsi kehidupan
B Diagnosa keperawatan
1 Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah √ √ √ √ √ √ 6 *)
yang telah dirumuskan
2 Merumuskan diagnosa keperawatan √ √ √ √ √ √ 6
actual/potensial
C Rencana tindakan
1 Berdasarkan diagnosa keperawatan √ √ √ √ √ √ 6
2 Disusun menurut urutan prioritas √ √ √ √ √ √ 6
3 Rumusan tujuan mengandung komponen √ √ √ √ √ √ 6
pasien/subjek perubahan, perilaku, kondisi
pasien dan atau criteria
4 Rencana tindakan mengacu pada tujuan √ √ √ √ √ √ 6
dengan kalimat perintah, terinci dan jelas
5 Rencana tindakan menggambarkan √ √ √ √ √ √ 6
keterlibatan pasien atau keluarga
6 Rencana tindakan menggambarkan kerjasama √ √ √ √ √ √ 6
tim kesehatan lain
D Tindakan
1 Tindakan dilaksanakan sesuai rencana √ √ √ √ √ √ 6
2 Perawat mengobservasi respon pasien √ √ √ √ √ √ 6
terhadap tindakan keperawatan
3 Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi √ √ √ √ √ √ 6
4 Semua tindakan yang telah √ √ √ √ √ √ 6
dilaksanakandicatat ringkas dan jelas
E Evaluasi
1 Perawat mengevaluasi respon pasien sesuai √ √ √ √ √ √ 6
dengan kriteria hasil yang sudah ditentukan
2 Perawat mengevaluasi respon pasien, analisa √ √ √ √ √ √ 6
masalah keperawatan dan rencana tindak
lanjut.
F Catatan asuhan keperawatan

48
1 Menulis pada format yang baku √ √ √ √ √ √ 6
2 Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan √ √ √ √ √ √ 6
yang dilaksanakan
3 Setiap melakukan tindakan perawat √ √ √ √ √ √ 6
mancantumkaparaf/nama jelas dan tanggal
jam dilakukan tindakan
4 Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai √ √ √ √ √ √ 6
dengan ketentuan yang berlaku.
TOTAL 21 21 21 21 21 21
RATA-RATA 21
Keterangan :
*) : Belum adanya format perumusan diagnose keperawatan sesuai SDKI
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa
pendokumentasian asuhan keperawatan pada pasien di ruang Melati
didapatkan nilai rata-rata sebesar 21. Hal ini termasuk dalam kategori sangat
baik, karena pendokumentasian tindakan ataupun identisas pasien sudah
sangat sesuai dengan standar asuhan keperawatan.
3.4 Money (M4)
3.4.1 Sistem Gaji dan Remunerisasi SDM
Sumber dana gaji pegawai golongan PNS di RSUD Mardi Waluyo
Blitar berasal dari pemerintah dan sumber dana gaji pegawai Non-PNS
berasal dari Rumah Sakit itu sendiri yang diatur sesuai dengan peraturan
BULD (Badan Layanan Umum Daerah). Sistem remunerisasi diberikan
kepada pegawai golongan PNS sesuai dengan pangkat atau golongan,
jabatan, pendidikan, dan masa kerja. Sedangkan untuk pegawai honorer
pemberian remunerisasi berdasarka pendidikan dan masa kerja pegawai.
Selain itu, baik pegawai PNS atau non PNS mendapatkan bonus saat hari
Raya Idul Fitri.

3.4.2 Sumber Pendapatan Ruang Melati


Sumber pendapatan Ruang Melati berasal dari pembayaran pasien
umum dan pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) :
1. Pasien Umum
Pembayaran yang dilakukan sepenuhnya oleh pasien

49
2. Pasien peserta JKN
Setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam)
bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran, meliputi :
a. Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI) : fakir miskin dan
orang tidak mampu, dengan penetapan peserta sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
b. Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (Non PBI), terdiri
dari:
1) Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya
 Pegawai Negeri Sipil
 Anggota TNI
 Anggota POLRI
 Pejabat negara
 Pegawai pemerintah non pegawai negeri
 Pegawai swasta
 Pekerja yang tidak termasuk pada huruf a sampai dengan f
yang menerima upah. Termasuk WNA yang bekerja di
Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan.
2) Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya
 Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja mandiri
 Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan penerima
upah. Termasuk WNA yang bekerja di Indonesia paling
singkat 6 (enam) bulan.
3) Bukan pekerja dan anggota keluarganya
 Investor
 Pemberi kerja
 Penerima pensiun, terdiri dari :
 Pegawai Negri Sipil yang berhenti dengan hak pensiun
 Anggota TNI dan anggota POLRI yang berhenti dengan hak
pensiun
 Pejabat negara yang berhenti dengan hak pensiun
 Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun

50
yang mendapat hak pensiun
 Penerima pensiun lain
 Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun
lain yang mendapat hak pensiun lain
 Janda, duda atau anak yatim piatu dari veteran atau dari
perintis kemerdekaan.
 Bukan pekerja yang tidak termasuk dengan huruf a sampai
dengan e yang mampu membayar iuran.
3.4.3 Tata Cara Pembayaran dan Penagihan
Pembayaran biaya pelayanan diselesaikan pada saat pasien akan
meninggalkan rumah sakit di loket pembayaran rumah sakit. Bagi pasien
umum yang tidak dapat memenuhi kewajibannya tepat waktu maka
dilakukan musyawarah untuk memperoleh kesepakatan pembayaran.
Sedangkan untuk pasien BPJS pembayaran dilakukan dengan melengkapi
persyaratan BPJS dan apabila sampai pasien pulang keluarga belum dapat
melengkapinya maka terpaksa pasien harus membayar seperti pasien
umum. Biasanya hal ini terjadi pada pasien BPJS yang mengalami
kecelakaan, karena harus melengkapi dengan surat keterangan polisi dan
Jasa Raharja.

Tabel 3.4.1 Analisa Pasien Ruang Melati Yang Menggunakan Jaminan


Kesehatan Dari Bulan Juli Sampai Bulan September 2019

Jenis Jaminan Bulan Bulan Bulan Total


Prosentasi(%)
Kesehatan Juli 2019 Agustus 2019 Sept 2019 Pasien
UMUM 1 1 3 3 7 1,2%

51
UMUM 2 7 2 14 23 3,97%

UMUM 3 19 6 14 39 6,73%

JKN 1 5 1 4 10 1,72%

JKN 2 25 31 26 82 14,16%

JKN 3 39 32 36 106 18,3%

ASKES 1 24 15 14 53 9,15%

ASKES 2 11 14 9 34 5,87%

ASKES 3

JAMKESMAS
47 42 47 136 23,48%
KAB/BPJS PBI

JAM KESMAS
23 35 26 84 14,5%
KOTA/BPJS PBI

JAMKESMAS
1 2 2 5 0,86%
LUAR/BPJS PBI

JAMKESDA
- - - -
KOTA

Total 202 182 195 579 100%

Di Ruang Melati menerima pasien BPJS kelas 1, 2 dan 3. Untuk


pasien yang menggunakan BPJS yang ingin naik kelas, harus mengurus ke
administrasi ruangan. Sehingga klaim akan di rubah sesuai dengan kelas
BPJS. Untuk pembayaran klaim akan dibebankan di akhir ketika pasien
pulang.
Dari hasil analisa banyaknya pasien ruang Melati yang
menggunakan jaminan kesehatan yaitu BPJS menjadikan keuntungan bagi
para tenaga kerja khususnya perawat (PNS) yang mendapatkan tunjangan
dari pasien BPJS tersebut, sehingga kesejahteraan perawat di RSUD Mardi
Waluyo di Ruang Melati termasuk baik.

Tabel 3.4.2 Tarif Rawat Inap di Ruang Melati


JASA
NO NAMA/ JENIS TINDAKAN TARIF
SARANA PELAYANAN
1 2 3 4 5

52
I TARIF AKOMODASI PERAWAT
1 KELAS NON PAVILIUN III 24,000 6,000 30,000
2 KELAS NON PAVILIUN II 32,000 8,000 40,000
3 KELAS NON PAVILIUN I 48,000 12,000 60,000
II TARIF VISITE DOKTER KELAS NON PAVILIUN
1 DOKTER UMUM 11,000 44,000 55,000
2 DOKTER SEPISIALIS 13,000 52,000 65,000
3 Konsultasiantarsepesialis 13,000 52,000 65,000
4 konsultasiantarsepesialisdiluar 20,000 80,000 100,000
jam kerja
III TARIF JASA PERAWATAN
1 KELAS NON PAVILIUN 2,500 10,000 12,500
2 PAVILIUN 9,000 36,000 45,000
NO NAMA/ JENIS TINDAKAN JASA TARIF
SARANA PELAYANAN
1 2 3 4 5
IV JENIS TINDAKAN PEMASANGAN O2
1 NASAL 3,600 2,400 6,000
2 MASKER 10,800 7,200 18,000
3 RESPIRATOR 30,000

JASA
NO NAMA/ JENIS TINDAKAN TARIF
SARANA PELAYANAN
1 2 3 4 5
V TARIF PELAYANAN PEMULASARAAN /PERAWATAN
JENAZAH
SEWA KAMAR JENAZAH/HARI
1 Pasien dari dalam RS Mardi 8,000 2,000 10,000

53
Waluyo
2 Pasien dari luar RS Mardi 12,000 3,000 15,000
Waluyo

Tabel 3.4.3 Tarif Pelayanan Rekam Medik, Gizi, Farmasi, Uji Kesehatan

JASA
NO NAMA/ JENIS TINDAKAN TARIF
SARANA PELAYANAN
1 2 3 4 5
VI PENGELOLAAN REKAM MEDIK
1 Rawat Inap/Rawat Inap khusus 7,000 3,000 10,000
per pasien
VII ASUHAN GIZI ER HARI
1 NON PAVILIUN 2,000 3,000 5,000
2 PAVILIUN 4,000 6,000 10,000
VIII KONSULTASI GIZI
4,000 6,000 10,000
IX PELAYANAN FARMASI KLINIK PER HARI
1 NON PAVILIUN 2,000 3,000 5,000
2 PAVILIUN 4,000 6,000 10,000
X KONSULTASI FARMASI
1 4,000 6,000 10,000

Tabel 3.4.4 Tarif Tindakan Non Operatif Dan Diagnostik


Elektromedik Non Paviliun
JASA
NO NAMA/ JENIS TINDAKAN SARAN PELAY TARIF
A ANAN
1 2 3 4 5
1 AMBIL DARAH ARTERI 18,150 14,850 33,000

54
2 AMBIL DARAH VENA 9,350 7,650 17,000
3 AMBIL SAMPEL KULTUR 18,150 14,850 33,000
4 ANGKAT DRAIN 10,450 8,550 19,000
5 BALANCE CAIRAN 15,950 13,050 29,000
6 BLADDER TRENING 18,700 15,300 34,000
7 EKG 19,200 28,800 48,000
8 FOWLEY CATETER 15,950 13,050 29,000
9 GANTI CAIRAN INFUS/HARI 10,450 8,550 19,000
10 GDA PAKAI STIK 13,200 10,800 24,000
11 INCISI ABSES (LA) 15,950 13,050 29,000
12 INFUS PUMP/HARI 41,800 34,200 76.000
13 INJECTIVE/HARI 15,950 13,050 29,000
14 INJECTIVE IM 5,500 4,500 10,000
15 INJECTIVE IV 7,700 6,300 14,000
16 INJECTIVE SC/IC 5,500 4,500 10,000
17 IRIGASI TREE WAY/INFUS/FLES 5,500 4,500 10,000
18 KUMBAH LAMBUNG/HARI 39,050 31,950 71,000
19 LEPAS WSD 94,050 76,950 171,000
20 LEPAS CATETER 7,700 6,300 14,000
21 LEPAS FOLLEY CATHETER 9,350 7,650 17,000
22 LEPAS INFUS 8,250 6,750 15,000
23 LEPAS NGT 7,700 6,300 14,000
24 MASUKAN OBAT PER DRIP 9,350 7,650 17,000
25 MATRAS ANTI DECUBITUS/HARI 13,200 10,800 24,000
26 NGT 20,350 16,650 37,000
27 NEBULIZER PER KALI 25,300 20,700 46,000
28 NECROTOMI 30,250 24,750 55,000
29 ORAL HYGIENE 7,700 6,300 14,000
30 PASANG INFUS DEWASA 14,300 11,700 26,000
31 PASANG LINGKAR ABDOMEN 18,150 14,850 33,000
32 PASANG MAYO 15,950 13,050 29,000
33 PASANG NGT 17,600 14,400 32,000
34 PASANG O2 NASAL/ MASKER 7,700 6,300 14,000
35 PEMBERIAN MAKAN PERSONDE 15,400 12,600 28,000

55
36 PEMBERIAN SUPERSUPORIA 13,200 10,800 24,000
37 PENGAMBILAN SAMPEL KULTUR 18,700 15,300 34,000
38 PERWATAN LUKA / LUKA JAHIAN 18,700 15,300 34,000
39 PERAWATAN LUKA GANGREN 31,350 25,650 57,000
40 PUNGTIE PLEURAL 141,350 115,650 257,000
41 RAWAT LUKA BIASA 15,950 13,050 29,000
42 RAWAT LUKA DENGAN PENYULIT 30,250 24,750 55,000
43 RAWAT LUKA LUAS 23,650 19,350 43,000
44 RAWAT LUKA WSD PERKALI 18,700 15,300 34,000
45 SIRYNG PUMP/HARI 26,400 21,600 48,000
46 SKIN TEST PERKALI 9,350 7,650 17,000
47 TEST ALERGI 68,750 58,250 125,000
48 TEST GULA DARAH 15,950 13,050 29,000
49 TRANFUSI/HARI 26,950 22,050 49,000

3.3.4 Rancangan Anggaran Belanja Rumah Sakit


Rancangan anggaran belanja rumah sakit yang meliputi ;
1. Operasional (kegiatan pelayanan)
2. Manajemen (pembayaran pegawai, listrik, air, telepon, dll)
3. Pengembangan
RSUD Mardi Waluyo merupakan RS rujukan untuk daerah Kota
Blitar yang pendanaan RS dari APBD pemerintah Kota Blitar dan RS
sendiri. Untuk pendanaan bahan habis pakai (bahan untuk kebutuhan sehari-
hari) memakai dana yang diambilkan dari pemasukan RS, melalui bagian
pengadaan barang RS.

56
3.5 MUTU (M5)
3.5.1 Efisiensi Ruang Rawat Inap
Indikator Efisiensi Ruang (Standar yang digunakan di Ruang Melati RSUD
Mardi Waluyo Blitar).
Tabel 3.5.1 Indikator Efisiensi Ruang
No Indikator Standar
1 BOR 60%-85%
2 ALOS 6-9 hari
3 TOI 1-3 hari
4 BTO 40-50 hari
5 NDR < 25 %
6 GDR < 45 %

3.5.1.1 BOR
Menurut Depkes RI (2005), BOR adalah presentasi pemakaian
tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan
gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit.
Jumlah tempat tidur adalah 34.

Jumlah hari perawatan rumah sakit


BOR
Jumlah tempat tidur x jumlah hari dalam 1 periode X 100%
=

Tabel 3.5.1 BOR Periode Bulan Juli s/d September 2019 di Ruang Melati
RSUD Mardi Waluyo Blitar
No Bulan BOR
1 Juli 2019 100,09 %
2 Agustus 2019 98,01 %
3 September 2019 101,96 %
Rata-rata 100,02 %

57
Berdasarkan data diatas didapatkan rata-rata BOR dalam 3 bulan
mulai bulan Juli s/d September 2019 adalah 100,02 % Nilai parameter
BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI,2005). Dari data diatas
dapat disimpulkan bahwa BOR diruangan Melati melebihi standar yang
ditetapkan Depkes RI.
3.5.1.2 TOI (Turn Of Interval)
TOI menunjukkan waktu rata-rata suatu tempat tidur kosong atau waktu
antara satu tempat tidur ditinggalkan oleh klien sampai dengan diisi lagi.
Standar 1-3 hari untuk rumah sakit dalam satu tahun (menurut Barber
Johndon)

(Jumlah TT x Periode)- hari perawatan


TOI= Jumlah pasien keluar (hidup + mati)

Tabel 3.5.4 TOI (Turn Of Interval) Periode bulan Juli s/d September 2019
di Ruang Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar
Jumlah pasien Turn Of
No Bulan
keluar (hidup/mati) Interval
1 Juli 2019 202 0,01
2 Agustus 2019 182 0,12
3 September 2019 195 0,11
Rata-rata 193 0,08
Berdasarkan data diatas didapatkan rata-rata TOI mulai bulan Juli s/d
September 2019 adalah sebesar 0,08. Dengan demikian TOI di ruang
Melati melebihi dari standar.

3.5.1.3 ALOS / LOS (Length Of Stay)


ALOS menujukkan rata-rata lamanya perawatan setiap klien, lama waktu
rawat yang baik maksium 12 hari, standart rumah sakit dalam satu tahun
adalah 3-12 hari. ALOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien.
Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efesiensi, juga
memberikan gambaran mutu pelayanan. Apabila diterapkan pada diagnosis

58
tertentu dapat di jadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut.
Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes, 2005).
Berikut ini ditampilkan tabel waktu keluar dan masuknya pasien pada
bulan Juli s/d September 2019.

Jumlah lama di rawat


ALOS Jumlah pasein keluar (hidup + mati)

Tabel 3.5.5 ALOS (Length Of Stay) Periode Bulan Juli s/d September 2019
di Ruang Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar
Lama pasien Jumlah
No Bulan ALOS
dirawat pasien keluar
1 Juli 2019 1034 202 5,28
2 Agustus 2019 1088 182 6,01
3 September 2019 1040 195 5,47
Rata-rata 1054 193 5,58

Berdasarkan data diatas didapatkan rata-rata ALOS dari 3 bulan adalah


5,47 hari. Dengan demikian ALOS dibawah standart yaitu 6 – 9 hari.

3.5.1.4 BTO (Bed Turn Over)


BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pamakaian tempat tidur
pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satuan waktu
tertentu. Idealnya dalam 1 tahun, 1 tempat tidur rata-rata dipakai 40 -50
kali.

Jumlah pasien keluar (hidup + mati)


BTO = Jumlah tempat tidur

59
Tabel 3.5.6 BTO (Bed Turn Over ) Periode Bulan Oktober 2018 s/d
September 2019 di Raung Melati RSUD Mardi Waluyo
Jumlah tempat
No Bulan Jumlah pasien keluar
tidur
1 Oktober 2018 185 34
2 Nopember 2018 173 34

3 Desember 2018 229 34

4 Januari 2019 229 34

5 Pebruari 2019 201 34

6 Maret 2019 208 34

7 April 2019 218 34

8 Mei 2019 201 34

9 Juni 2019 173 34

10 Juli 2019 202 34

11 Agustus 2019 182 34

12 September 2019 195 34

Jumlah 2.396 34

Berdasarkan data diatas didapatkan BTO mulai bulan Oktober 2018 sampai
September 2019 adalah 2396 : 34 =70,47. Idealnya dalam 1 tahun adalah
40-50 kali digunakan. Sehingga ruang Melati termasuk baik.

3.5.2 Keselamatan Pasien


Standar keselamatan pasien menurut standart akreditasi tahun 2013
terdapat 6 aspek yaitu ketepatan identifikasi pasien, Komunikasi yang
efektif, Keamanan obat yang perlu diwaspadai, Kepastian tepat lokasi, tepat
prosedur, Tepat pasien operasi, Pengurangan resiko infeksi terkait
pelayanan kesehatan dan Pengurangan resiko jatuh. Pengkajian yang

60
dilakukan diruang Melati pada tanggal 15 Oktober s/d 17 Oktober 2019
didapatkan data:
Tabel 3.5.7 Instrumen Evaluasi Pemasangan dan Pelepasan Gelang
Identitas dan Gelang Resiko
No Pertanyaan 1 2 3 4 5 % Ket

1 Pasien menggunakan gelang identitas √ √ √ √ √ 100

2 Gelang identitas pasien sesuai dengan √ √ √ √ √ 100


jenis kelamin (biru laki laki pink
perempuan)

3 Pasien menggunakan gelang resiko - - - - - 0

4 Penggunaan gelang resiko sesuai dengan - - - - - 0


resiko yang ada pada pasien

5 Nama pada gelang identitas √ √ √ √ √ 100


menggunakan 2 suku kata/karakter

6 Ada tanggal lahir pada gelang identitas √ √ √ √ √ 100

7 Ada nomor pada gelang identitas √ √ √ √ √ 100

8 Pasien tidak jelas identitas dituliskan - - - - - 0 *)


Mr.X/Mrs X ditambah kan tanggal dan
jam masuk rumah sakit

9 Tulisan pada gelang identitas jelas dan √ √ √ √ √ 100


mudah dibaca

10 Petugas menjelaskan tujuan pemasangan √ √ √ √ √ 100


gelang identitas

11 Pasien mengerti tentang tujuan √ √ √ √ √ 100


pemasangan gelang identitas

12 Petugas menjelaskan tujuan pemasangan - - - - - 0


gelang resiko

13 Pasien mengerti tentang pemasangan - - - - - 0


gelang resiko

14 Pada saat pulang gelang resiko dan √ √ √ √ √ 100


gelang identitas dilepas

15 Saat pulang gelang identitas di gunting √ √ √ √ √


dan menjadi beberapa bagian dan di
buang di tempat sampah

61
Rata-rata (%) 66,7 66,7 66,7 66,7 66,7 66,7

Ket : *) : tidak ada kunjungan


Pada kajian situasi yang dilakukan selama 3 hari, tanggal 15
Oktober sampai 17 Oktober 2019 ada 5 perawat di ruang Melati telah
melakukan identifikasi pemasangan dan pelepasan gelang identitas dan
gelang resiko rata- rata sebesar 66,7%, perawat masih kurang dalam
menjelaskan tujuan pemasangan gelang resiko sebesar 66,7%.

3.5.2.1 Identifikasi pasien sebelum pemberian obat


Dari kajian situasi yang di lakukan selama 3 hari mulai 15 Oktober
sampai 17 Oktober 2019, untuk pelaksanaan SOP identifikasi sebelum
pemberian pengobatan di Ruang Melati sudah berjalan baik, hal ini di
tujukan dari hasil observasi didapatkan data mencapai 100%, hal tersebut
dapat dilihat tabel berikut:

62
Aspek yang dinilai Kode Perawat

P1 P2 P3 P4 P

Pengkajian

m pengambilan darah/specimen, membersihkan obat, tindakan invasive memberikan √ √ √ √ √


se darah, petugas meminta pasien untuk menyebutkan nama dan tanggal lahir
s mencocokkan identitas pasien dengan identitas yang ada pada gelang √ √ √ √ √

m memberikan transfusi darah, perawat melakukan ceklist pada daftar tilik pemberian darah √ √ √ √ √

m pemberian obat dilakukan pengecekan obat 5 benar oleh 2 perawat √ √ √ √ √

s pada RM minimal memuat nama lengkap tanggal lahir dan nomor RM √ √ √ √ √

s pasien pada formulir pemeriksaan lab/penunjang ditulis nama lengkap, tanggal lahir dan √ √ √ √ √
RM tambahan identitas lain bila diperlukan

g obat minimal memuat nama lengkap, tanggal lahir dan no RM pasien √ √ √ √ √

dengan identitas, pada labu darah minimal memuat nama lengkap, tanggal lahir dan no √ √ √ √ √
sien

Total 100% 100% 100% 100% 1

Observasi Pelaksanaan Komunikasi SBAR Saat menghubungi Dokter


Tanggal : 15 Oktober 2019
Operan : Telphone
Tindakan P1 P2 P3
D TD D TD D TD
S (situation) melaporkan situasi passion meliputi:
a. Perawat menyebutkan nama √ √ √
b. Perawat menyebutkan nama department √ √ √
c. Perawat menyebutkan nama pasien √ √ √
d. Perawat menyebutkan diagnosa medis √ √ √
e. Perawat menyebutkan tanggal masuk √ √ √
f. Perawat melaporkan kondisi terkini pasien √ √ √
B (Background) sampaikan latar belakang meliputi:

63
a. Perawat menyebutkan riwayat alergi √ √ √
b. Perawat menyebutkan obat-obatan √ √ √
c. Perawat menyebutkan cairan infus √ √ √
d. Perawat menyebutkan hasil laboratorium √ √ √
e. Perawat menyampaikan hasil foto rontgen √ √ √
f. Perawat menyebutkan kondisi terkini pasien √ √ √
A (Assessment) sampaikan hasil pengkajian terkini
a. Perawat menyebutkan vital sign √ √ √
b. Perawat menyebutkan kesadaran pasien √ √ √
c. Perawat menyebutkan saturasi oksigen √ √ √
d. Perawat menyebutkan kondisi akral dll √ √ √
R (Recommendation) sampaikan rekomendasinya dapat meliputi:
a. Perawat menyampaikan apa yang dilakukan untuk √ √ √
mengatasi masalah
b. Perawat menyampaikan usulan ke dokter untuk √ √ √
melihat kondisi pasien
c. Perawat memastikan jam kedatangan dokter √ √ √
d. Perawat menanyakan apa yang harus dilakukan √ √ √

Total 17 3 14 6 13 7

Persent 85 15 70 30 65 35

Keterangan : D (Dilakukan)
TD (Tidak dilakukan)
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai rata- rata komunikasi
SBAR antar Perawat dengan Dokter sebesar 74% hal ini menunjukkan bahwa
komunikasi efektif diruang Melati sudah berjalan optimal.

64
3.5.2.3 Keamanan Obat
Obat- obatan high alert di ruangan Melatimeliputi Amiodaron,
Arixtra, Dopamin, Vascon, Epineprin, Ca Glukonase, Actarapid, Dobutamin
dan Nicardipin. Pemberian stiker high alert dilakukan di Depo Farmasi dan di
cek ulang oleh perawat di ruang perawat. Obat- obatan high alert dan cairan
pekat disimpan di ruangan apabila diperlukan saja. Emergency box yang ada
diruangan dan terdapat obat high alert hanya dibuka jika ada keadaan
emergency.
Insulin pen di ruangan Melati ada dua dan di tempatkan di tempat
biasa, tidak di lemari es. Setiap pasien di ruang Melati yang memiliki d(x)
medis Diabetes Melitus masing-masing memiliki Insulin pen dan disimpan
sendiri-sendiri. Untuk obat LASA di ruang Melati ada Mentronidazol(tidak
terdapat stiker LASA yang terpasang), Dopamin (tidak terdapat stiker LASA
yang terpasang), Diphenhydramine (tidak terdapat stiker LASA yang
terpasang), Cefotaxime (tidak terdapat stiker LASA yang terpasang),
Ceftriaxone (tidak terdapat stiker LASA yang terpasang), Pantoprazole
(terdapat stiker LASA yang terpasang), Ephedrin (tidak terdapat stiker LASA
yang terpasang), Ciprofloxacin (tidak terdapat stiker LASA yang terpasang).
Penempatan obat di ruangan Melati ditempatkan pada tempat obat pasien
masing- masing.

65
3.5.2.4 Pengurangan Resiko Infeksi Nasokomial
Table 3.5.9 Five Moment Hand Hyigien
P1 P2 P3 P4 P5
PERTANYAAAN Td Td Td %
YA k YA k YA Tdk YA Tdk YA k
a. Sebelum kontak langsung dengan pasien √ √ √ √ √ 20
b. Sebelum tindakan invasif (memberikan injeksi, pasang infus, menyiapkan obat-
obatan, menyiapkan makan, memberi makan pasien, rawat luka, dll) √ √ √ √ √ 40
c. Setelah beresiko kontak dengan cairan tubuh (darah, cairan tubuh, sekresi, ekresi,
eksudat, bedpan, urina) √ √ √ √ √ 100
d. Setelah kontak dengan pasien √ √ √ √ √ 100
Setelah kontak dengan lingkungan pasien √ √ √ √ √ 0
RATA- RATA TOTAL 40 60 40 60 80 20 80 20 40 60 56

Pada kajian situasi yang dilakukan selama 3 hari, tanggal 15 Oktober s/d 17 Oktober 2019 sebesar 5 perawat di ruang Melati telah
melakukan cuci tangan lima moment sebelum kontak langsung dengan pasien sebesar 20% setelah kontak langsung dengan pasien sebesar
100% setelah kontak dengan lingkungan pasien 0 %. Hasil tersebut belum optimal sehingga perlu adanya peningkatan perilaku perawat
untuk melakukan cuci tangan five moment terkait dengan upaya pencegahan infeksi nasokomial pada pasien.

66
Cuci Tangan Menggunakan Hand Rub
Evaluasi Cuci Tangan dengan Hand Rub
P1 P2 P3 P4 P5
PERTANYAAAN %
YA Tdk YA Tdk YA Tdk YA Tdk YA Tdk
Cara cuci tangan dengan Antiseptik berbasis alkohol: √ √ √ √ √ 100
a. Tuangkan 3- 5 cc antisepetik berbasis alkohol ke dalam tangan.
Ratakan keseluruh telapak tangan √ √ √ √ √ 100
b. Gosok kedua telapak tangan dengan merata √ √ √ √ √ 100
c. Gosok punggung dan sela- sela jari tangan kiri dengan tangan kanan
dan sebaliknya √ √ √ √ √ 100
d. Gosok kedua telapak tangan dengan sela- sela jari √ √ √ √ √ 100
e. Jari- jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci √ √ √ √ √ 60
f. Gosok ibu jari berputar dalam genggaman tangan kanan dan
sebaliknya √ √ √ √ √ 40
g. Tangan anda sudah bersih √ √ √ √ √ 100
12, 87,
Rata- rata total (%) 75 25 87,5 12,5 87,5 12,5 100 87,5 5 5

67
Setelah dilakukan kajian situasi selama 3 hari mulai dari tanggal 15 Oktober s/d 17 Oktober 2019 di dapatkan hasil rata- rata sebesar
87,5%.

68
Cuci Tangan Menggunakan Sabun dengan Air
Evaluasi Cuci Tangan Menggunakan Sabun dan Air
P1 P2 P3 P4 P5 P6
LANGKAH-LANGKAH Td Y Td Y Td Y Td Y Td Y Td %
YA
k A k A k A k A k A k
1. Basahi tangan dengan air √ √ √ √ √ √ 100

2. Tuangkan sabun secukupnya √ √ √ √ √ √ 100

3. Ratakan dengan kedua telapak tangan √ √ √ √ √ √ 100

4. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan 66,6


√ √ √ √ √ √
tangan kanan dan sebaliknya 7

83,3
5. Gosok kedua telapak dan sela-sela jari √ √ √ √ √ √
3

33,3
6. Jari-jari dalam dari kedua tangan saling mengunci √ √ √ √ √ √
3

7. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan


√ √ √ √ √ √ 50
dan lakukan sebaliknya

8. Gosokan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan 66,6


√ √ √ √ √ √
ditelapak tangan kiri dan sebaliknya 7

9. Bilas kedua tangan dengan air √ √ √ √ √ √ 100

69
10. Keringkan dengan tissue /handuk sekali pakai sampai
√ √ √ √ √ √ 100
benar-benar kering

10
Rata- rata total 0 70 30 70 30 90 10 80 20 70 30 80
0

Setelah dilakukan kajian situasi selama 3 hari pada tanggal 15 Oktober 2019 s/d 17 Oktober 2019 langkah yang sering
terlewati saat mencuci tangan antara lain: Jari-jari dalam dari kedua tangan saling mengunci (33,33%), Gosok punggung dan sela-sela
jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya (66,67%), Gosokan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan ditelapak
tangan kiri dan sebaliknya (66,67%) dan Gosok kedua telapak dan sela-sela jari (83,33%). Walaupun secara keseluruhan hasil
evaluasi yang dicapai saat mencuci tangan menggunakan sabun dan air mencapai 80%, namun itu belum bisa dianggap optimal.
Karena mencuci tangan yang sesuai standard WHO mutlak 100% harus melewati semua langkah yang telah ditetapkan, untuk
mengurangi resiko infeksi nosokomial.

3.5.2.4 Resiko jatuh


Evaluasi Skala Resiko Jatuh
Tidak Ket
No Tindakan Dilakukan
dilakukan
1 Mengkaji pasien untuk resiko jatuh dengan menggunakan: √
 Morse falle scale untuk pasien dewasa
 Humpty dumpty untuk pasien anak
2 Memberi penanda berupa striker atau klip warna kuning pada pasien yang beriko jatuh √

70
3 Penjegahan resiko jatuh secara umum:
a. Mengorientasi pasien dan keluarga terhadap kondisi lingkungan dan penggunaan √
lampu
b. Mengedukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan jatuh √
c. Harus ada keluarga penunggu pasien kecuali pada unit khusus seperti IPI, √
Edelweis dan unit lain dimana pasien tidak boleh di tunggu
d. Memastikan alas kaki pasien layak (tidak licin) √
e. Mengatur tempat tidur pasien dengan kedua bedsiderail terangkat √
f. Mengunci roda pada tempat tidur,kursi roda, lemari pasien dan brancard √
g. Memastikan alat itu berjalan dalam jangkauan pasien √
h. Optimalisasi penggunaan kacamata dan alat bantu dengar √
i. Segera membersihkan lantai bila ada cairan √
j. Memastikan penerangan ruangan cukup √
k. Memastikan perlengkapan bel terjangkau dan berfungsi bila ada fasilitasnya √ 1
l. Memastikan ruangan dalam keadaan rapi √
m. Monitor efek dari obat yang menimbulkan resiko jatuh √
n. Barang barang pribadi di pastikan didalam jangkauan (telpon air minum kacamata, √
dll)
4 Pencegahan resiko jatuh tinggi
Penatalaksaan pada pencegahan resiko jatuh secara umum di tambah:
a. Menawarkan bantuan ke kamar mandi bila tidak ada kontra indikasi √

71
b. Memasang stiker atau tanda pasien jatuh pada trmpat tidur pasien √
c. Menilai kebutuhan akan:
 Fisioterapi latihan gerak √
 Alarm tempat tidur bila memungkinkan √
 Tempat tidur diposisikan paling rendah √
 Usahakan lokasi kamar tidur berdekatan dengan ruang perawat √

5 Assesmen ulang sesuai kondisi pasien setiap 2 jam untuk resiko jatuh tinggi dan 4 jam untuk √
resiko jatuh rendah sehingga mengetshui perubahan tingkat resiko jatuh di butuhakan 2 kali
asesmen berturut turut
Total 14 9
Present 60,87% 39,13%
Evaluasi apakah terjadi insiden jatuh.? Tidak ada pasien jatuh

Berdasarkan observasi di ruang melati pada hasil intervensi resiko jatuh yang di lakukan pada tanggal 15 Oktober 2019 s/d 17
Oktober 2019 didapatkan hasil sebagian besar (60,87%) telah di inplementasikan diruangan. Namun, masih ditemukan poin yang belum
dilaksanakan seperti pemberian stiker penanda pada pasien resiko jatuh.

72
3.5.3 Skor Mutu Pelayanan
Tingkat Kepuasan Pasien
Tingkat kepuasan dilakukan dengan metode wawancara dan observasi.
1) Langkah pertama adalah mengetahui berapa pasien yang dapat dimasukkan
dalam penilaian tingkat kepuasan. Syaratnya antara lain dirawat selama 3
hari, tidak pulang paksa, dan pulang hidup. Data jumlah pasien didapatkan
dari rekam medis.
2) Langkah kedua dilakukan penilaian tingkat kepuasan pada pasien yang masuk
kriteria penilaian. Dilakukan wawancara secara langsung kepada pasien untuk
menjawab indikator-indikator kepuasan seperti tangibility (bukti fisik yaitu
ruangan dan fasilitasnya), reliability (terkait kehandalan dari tenaga
kesehatan), responsiveness (tanggap), assurance (jaminan), empathy
(perhatian). Setiap indikator tersebut terdiri dari 16 pertanyaan, dengan skor
jawaban 1 sampai 5. Scoring dimulai dari sangat puas, tidak puas.
3) Langkah ketiga melakukan wawancara kepada pasien yang telah menjawab
pertanyaan untuk penilaian elemen indikator kepuasan. Pertanyaannya yaitu,
"kesimpulannya, apakah Anda sudah puas dengan pelayanan ruangan ini?”.
Jawaban pasien akan divalidasi dengan melihat elemen indikator yang sudah
dijawab.

73
KUESIONER TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PEMBERI PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG MELATI
RSUD MARDI WALUYO BLITAR TAHUN 2019
Px1 Px2 Px3 Px4 Px5 Total
PERTANYAAAN
Ya Tdk Ya Tdk YaTdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
1. Perawat bersikap sopan dan ramah ketika melayani anda √ √ √ √ √ 5 -
2. Perawat memperkenalkan diri kepada anda √ √ √ √ √ 5 -
3. Perawat menjelaskan peraturan rumah sakit saat anda masuk rumah sakit √ √ √ √ √ 5
4. Perawat menjelaskan tempat-tempat penting (KM, ruang perawat, tata usaha, dll)
√ √ √ √ √ 3 2
untuk kelancaran perawatan
5. Perawat menjelaskan tujuan perawatan pada anda √ √ √ √ √ 2 3
6. Kepala ruangan/perawat menunjukan tentang perawat yang bertanggung jawab pada
√ √ √ √ √ 5 -
anda
7. Perawat memperhatikan keluhan anda √ √ √ √ √ 4 1
8. Perawat memberikan keterangan tentang masalah yang dihadapi anda √ √ √ √ 3 2
9. Perawat memberikan penjelasan sebelum melakukan tindakan √ √ √ √ √ 5 -

Perawat meminta persetujuan kepada anda/keluarga sebelum melakukan tindakan √ √ √ √ √ 5 -

Perawat menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan sebelum melakukan tindakan √ √ √ √ √ 5 -

Perawat menjelaskan resiko/bahaya tindakan pada anda sebelum melakukan tindakan √ √ √ √ √ 5 -

74
Perawat memantau keadaan anda secara rutin √ √ √ √ √ 3 2

Perawat melakukan tindakan keperawatan dengan terampil dan percaya diri √ √ √ √ √ 5

Perawat selalu berhati-hati dalam melakukan tindakan √ √ √ √ √ 5

Perawat menilai kembali keadaan anda setelah melakukan tindakan √ √ √ √ √ 5

Total 66 14

Persent 82,5 17,5

Berdasarkan hasil evaluasi kuesioner tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan perawat di ruang Melati RSUD Mardi
Waluyo Blitar, hampir seluruhnya pasien merasa puas terhadap pelayanan perawat di ruang Melati (82,5). Pasien merasa puas karena
pelayanan perawat mempunyai kemampuan dan pengetahuan dalam melayani pasien dengan cukup baik, sehingga mampu melayani
setiap kebutuhan pasien secara meyakinkan. Selain itu, menurut pasien perawat melayani dengan sikap sopan dan ramah sehingga
pasien merasa aman.

BAB IV
ANALISA SWOT DAN PRIORITAS MASALAH

75
NO ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT + RATING
1 Sumber Daya Manusia (MAN)
a. Internal Factor (IFAS)
Strength.
1. Ruangan memiliki perawat dengan pendidikan S1 keperawatan : 7 (35%) 0,2 3 0,6
2. Sebagian besar perawat berlatar pendidikan D3 keperawatan : 13 (65%) 0,3 3 0,9 S-W
3. Sebagian besar perawat sudah mengikuti pelatihan (BLS, PPI PMKP) : (90%) 0,4 4 1,6 3,3-2,8=
4. Adanya motivasi perawat untuk menempuh pendidikan lebih tinggi. 0,1 2 0,2 0,5
TOTAL 1 3,3
Weakness.
1. Pembagian tugas masih kurang optimal 0,2 2 0,4
2. Beban kerja perawat tinggi 0,3 3 0,9
3. Jumlah perawat kurang dari kebutuhan 0,5 3 1,5
TOTAL 1 2,8
b. Eksternal Factor (EFAS)
Opportunity.
1. Sebagian besar perawat mempunyai kemauan untuk melanjutkan pendidikan 0,1 3 0,3
ke jenjang yang lebih tinggi
2. Rumah sakit memberikan kesempatan perawat untuk meningkatkan 0,2 2 0,4
pendidikan berdasarkan jenjang karir
3. Adanya kerjasama yang baik antar mahasiswa fakultas keperawatan dengan 0,3 2 0,6
perawat klinik
4. Peningkatan jumlah yang sesuai kebutuhan 0,2 3 0,6
5. Adanya program pelatihan atau seminar khusus manajemen dari diklat 0,2 3 0,6 O-T

76
TOTAL 1 2,5 2,5-2,2=
Threatened. 0,3
1. Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih professional 0,2 2 0,4
2. Meningkatkan taraf pendidikan masyarakat pengguna layanan kesehatan 0,1 2 0,1
3. Kebijakan pemerintah tentang asuransi kesehatan 0,3 3 0,9
4. Adanya pertanggung jawaban legalitas bagi pasien 0,2 2 0,4
5. Persaingan antar RS yang semakin kuat 0,2 2 0,4
TOTAL 1 2,2
2 Material (M2)
a. Internal Factor (IFAS)
Strength.
1. Mempunyai sarana dan prasarana untuk pasien dan tenaga kesehatan 0,2 3 0,6
2. Tersediannya nurse station 0,2 4 0,8 S-W
3. Letak nurse station strategis (dekat dengan kamar pasien) 0,2 3 0,6 3,1 - 2,7 =
4. Terdapat ruangan administrasi di dalam ruangan 0,1 2 0,2 0,4
5. Terdapat penyimpanan alat tenun bersih 0,2 3 0,6
6. Kejelasan tanda arah jalur evakuasi yang terdapat dilihat pada ruangan 0,1 3 0,3
tersebut
TOTAL 1 3,1
Weakness.
1. Ruang tindakan yang lebih difungsikan sebagai gudang 0,2 3 0,6
2. Tidak tersedianya ruang dokter / ruang untuk memberikan KIE 0,3 2 0,6
3. Tersediannya lembar observasi cairan namun tidak difungsikan 0,2 3 0,6
4. Tidak tersedianya papan identitas pada bed pasien 0,3 3 0,9

77
TOTAL 1 2,7
b. Eksternal Factor (EFAS)
Opportunity.
1. Adanya pengusulan penambahan sarana dan prasarana untuk menyesuaikan 0,4 3 1,2
dengan standard
2. Adanya koordinator alat medis, koordinator inventaris dan nama dalam 0,3 3 0,9
struktur organisasi ruanagan O-T
3. Adanya permenkes yang mengatur standar alat kesehatan sesuai dengan type 0,3 3 0,9 3-2,3=
RS 0,7
TOTAL 1 3
Treathened.
1. Kesenjangan antara jumlah pasien dengan peralatan yang ada 0,3 3 0,9
2. Adanya tuntutan yang tinggi dari masyarakat untuk melengkapi sarana dan 0,2 2 0,4
prasarana
3. Adanya persaingan antar rumah sakit yang lainnya 0,3 2 0,6
4. Adanya tuntutan akan pelayanan yang profesional dan alat yang memadai 0,2 2 0,4
TOTAL 1 2,3

3 Methode (M3)
MAKP

78
a. Internal Factor (IFAS)
Strength.
1. RS memiliki visi, misi dan motto sebagai acuan melaksanakan kegiatan 0,2 3 0,6
pelayanan.
2. Mempunyai Standar Asuhan Keperawatan. 0,2 3 0,6 S-W
3. Mempunyai Protap setiap tindakan. 0,3 4 1,2 3,2-2,5 =
4. Terlaksananya komunikasi yang adekuat : Perawat dan tim kesehatan lain 0,1 2 0,2 0,7
5. MAKP metode tim 0,2 3 0,6
TOTAL 1 3,2
Weakness
1. Pelaksanaan model MAKP tim sudah diterapkan tetapi dalam pelaksanannya 0,5 3 1,5
masih belum optimal.
2. Tidak adanya pembagian tim kerja pada mahasiswa yang praktek di ruangan 0,5 2 1,0
TOTAL 1 2,5
b. Eksternal Factor (EFAS)
Opportunity.
1. Adanya mahasiswa S1 keperawatan praktik manajemen keperawatan 0,3 3 0,9
2. Ada kebijakan pemerintah tentang profesionalisasi perawat 0,3 2 0,6
3. Adanya kebijakan RS tentang pelaksanaan MAKP 0,4 3 1,2 O-T
TOTAL 1 2,7 2,7-2,3 =
0,4

Treathened.
1. Persaingan dengan Rumah Sakit swasta yang semakin ketat 0,4 2 0,8
2. Adanya tuntutan masyarakat yang semakin tinggi terhadap peningkatan

79
pelayanan keperawatan yang lebih profesional. 0,3 3 0,9
3. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.
TOTAL 03 2 0,6
1 2,3
4 Timbang Terima
a. Internal Factor (IFAS)
Strength.
1. Ketua tim dalam menyampaikan kondisi pasien tindak lanjut dan rencana 0,4 4 1,6
kerja secara jelas dan akurat. S-W
2. Di ikuti oleh semua perawat yang telah dan akan dinas 0,2 3 0,6 3,4 – 2,4 =
3. Adanya klarifikasi, tanya jawab dan validasi terhadap apa yang akan 0,15 3 0,45 1,0
dilaporkan
4. Adanya pendokumentasian khusus untuk pelaporan timbang terima 0,25 3 0,75
TOTAL 1 3,4
Weakness
1. Operan timbang terima pasien masih dilakukan pada shif pagi 0,4 3 1,2
2. Operan dilakukan tanpa memperkenalkan perawat penanggung jawab masing- 0,3 2 0,6
masing pasien
3. Operan kadang dilakukan tidak tepat waktu. 0,3 2 0,6
TOTAL 1 2,4

b. Eksternal Factor (EFAS)


Opportunity.

80
1. Adanya mahasiswa S1 keperawatan yang praktek manejemen keperawatan 0,4 3 1,2 O–T
2. Kebijakan bidang keperawatan rumah sakit untuk melaksanakan timbang 0,35 3 1,05 3–2=
terima 1
3. adanya teguran dari kepala ruangan bagi perawat yang tidak melaksanakan 0,25 3 0,75
tugas dengan baik
TOTAL 1 3
Treathened.
1. Tuntutan pasien sebagai konsumen untuk mendapatkan pelayanan yang 1 2 2
professional
TOTAL 1 2
5 Penerimaan Pasien Baru
a. Internal Factor (IFAS)
Strengtth
1. Petugas menjelaskan letak nurse station, dan ruang perawatan 0,2 3 0,6 S–W
2. Menjelaskan cara penggunaan jaminan kesehatan 0,3 3 0,9 2,7 – 2,6 =
3. Menjelaskan prosedur bertemu dokter untuk menanyakan kondisi medis terbaru. 0,2 2 0,4 0,1
4. Perawat menjelaskan pentingnya barang-barang berharga. 0,1 2 0,2
5. Adanya legalitas pemberian dan penerimaan pelayanan 0,2 3 0,6
TOTAL 1 2,7
Weakness
1. Perkenalan staf keperawatan dengan staf lainnya belum dilakukan dengan baik. 0,4 2 0,8
2. Penjelasan jam kunjungan, pelayanan makan, pencegahan jatuh, gelang 0,6 3 1,8
identitas, penjelasan hand hygine dan pembuangan sampah belum optimal.
TOTAL 1 2,6

81
b. Eksternal Factor (EFAS)
Opportunity.
1. Adanya mahasiswa yang praktik manajemen keperawatan. 0,5 3 1,5 O–T
2. Adanya kerjasama yang baik antara perawat dan mahasiswa. 0,5 2 1 2,5 – 2 =
TOTAL 1 2,5 0,5
Treathened.
1. Adanya tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang 0,6 2 1,2
professional
2. Makin tinggi kesadaran pasien akan pentingnya kesehatan. 0,4 2 0,8
TOTAL 1 2
6 DISCHARGE PLANNING
a. Internal Factor (IFAS)
Strengtth
1. Tersediannya sarana dan prasarana discharge planning (format) 0,3 4 1,2 S–W
2. Adanya kemauan untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan 0,2 3 0,6 3,1 – 2,6 =
keluarga pasien 0,5
3. Perawat menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien dan 0,3 3 0,9
kelurgannya
4. Perawat memberikan pendidikan kesehatan secara informal kepada pasien atau 0,2 2 0,4
keluarga selama dirawat atau pulang
TOTAL 1 3,1

Weakness

82
1. Keterbatasan waktu dan tenaga petugas (perawat, DPJP, Ahli gizi, Apoteker) 0,3 3 0,9
2. Pendokumentasian discharge planning masih belum optimal 0,3 3 0,9
3. Tidak adanya brosur/leaflet tentang perencanaaan pasien mau pulang mengenai 0,2 2 0,4
diet, obat dan perawat selama dirumah
4. Pemberian pendidikan kesehatan dilakukan secara lisan kepada pasien yang 0,2 2 0,4
akan pulang secara sendiri sendiri.
TOTAL 1 2,6
b. Eksternal Factor (EFAS)
Opportunity. O–T
1. Adanya mahasiswa S1 keperawatan yang melaksanakan manajemen 0,5 2 1,0 2,5 – 2 =
keperawatan 0,5
2. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa S-1 keperawatan dengan 0,5 3 1,5
perawat klinik
TOTAL 1 2,5
Treathened.
1. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan 0,5 2 1,0
2. Tuntutan pasien sebagai konsumen untuk mendapatkan pelayanan yang 0,5 2 1,0
professional
TOTAL 1 2,0

7RONDE KEPERAWATAN

83
a. Internal Factor (IFAS)
Strength.
1. Bidang perawatan dan ruangan mendukung adanya kegiatan ronde keperawatan 0,3 3 0,9 S–W
2. Banyaknya kasus yang memerlukan perhatian khusus 0,3 2 0,6 2,7 – 2,4 =
3. SDM banyak mempunyai pengalaman dalam bidang keperawatan 0,4 3 1,2 0,3
TOTAL 1 2,7
Weakness.
1. Ronde keperawatan adalah kegiatan yang tidak dilaksanakan di ruang Melati 0,3 2 0,6
2. Beban kerja perawat tinggi sehingga pelaksanaan ronde tidak dilakukan 0,4 3 1,2
3. Belum pernah ada pelatihan tetang ronde perawatan 0,3 2 0,6
TOTAL 1 2,4
b. Eksternal Factor (EFAS)
Opportunity.
1. Adanya mahasiswa yang melaksanakan menejemen keperawatan 0,5 2 1,0 O–T
2. Adanya kesempatan dari Karu untuk mengadakan ronde keperawatan pada 0,5 3 1,5 2,5 – 2 =
mahasiswa Praktik 0,5
TOTAL 1 2,5
Treathened
1. Persaingan antar ruang penyakit dalam semakin kuat dalam pemberian 1 2 2
pelayanan.
TOTAL 1 2
8 SENTRALISASI OBAT
a. Internal Factor (IFAS)
Strength.
1. Di ruangan melati terdapat ruang sentralisasi obat yaitu adanya tempat khusus 0,25 3 0,75 S–W

84
obat 3,5 – 2,4 =
2. Sebagian besar perawat pernah berwenang mengurusi sentralisasi obat 0,25 3 0,75 1,1
3. Adanya lembar pendokumentasian obat yang diterima di setiap status pasien 0,5 4 2,0
TOTAL 1 3,5
Weakness.
1. Ruang sentralisasi obat belum terstandart 0,6 2 1,2
2. Selama ini belum ada format yang jelas tentang sentralisasi obat 0,4 3 1,2
TOTAL 1 2,4
b. Eksternal Factor (EFAS)
Opportunity.
1. Ada kerja yang baik antara perawat dan mahasiswa 0,5 3 1,5 O–T
2. Adanya mahasiswa Profesi keperawatan yang praktik manajemen 0,5 3 1,5 3 – 2,5 =
TOTAL 1 3 0,5
Treathened.
1. Adanya tuntutan akan pelayan dan professional 1 2,5 2,5
TOTAL 1 2,5

9 SUPERVISI
a. Internal Factor (IFAS)
Strength.
1. SDM banyak mempunyai pengalaman dalam bidang keperawatan 0,5 2,5 1,25 S–W

85
2. Kepala ruangan mendukung untuk pelaksanaan supervisi 0,5 3 1,5 2,75 – 3 =
TOTAL 1 2,75 -0,25
Weakness
1. Belum mempunyai format yang baku dalam pelaksanaan supervise 0,5 3 1,5
2. Supervisi belum terstruktur dan tidak ada formulir penilaian yang tetap 0,5 3 1,5
TOTAL 1 3
b. Eksternal Factor (EFAS)
Opportunity.
1. Adanya mahasiswa S-1 keperawatan yang praktik manajemen keperawatan 0,3 3 0,9 O–T
2. Adanya teguran dari kepala ruangan bagi perawat yang tidak melaksanakan 0,3 3 0,9 3,0 – 2,5 =
tugas dengan baik 0,5
3. Hasil supervise dapat dilakukan sebagai pedoman untuk Daftar Penilaian 0,4 3 1,2
Prestasi Pegawai (DP3)
TOTAL 1 3
Treathened.
1. Tuntutan pasien sebagai konsumen untuk mendapatkan pelayanan yang 1 2,5 2,5
professional
TOTAL 1 2,5

10 DOKUMENTASI KEPERAWATAN
a. Internal Factor (IFAS)
Strength
1. Tersedianya sarana dan prasarana dokumentasi untuk tenaga kesehatan (sarana 0,4 3 1,2 S–W
administrasi penunjang) 3,0 – 2,7 =

86
2. Format asuhan keperawatan sudah ada 0,3
3. Adanya kesadaran perawat tentang tanggung jawab dan tanggung gugat 0,25 3 0,75
TOTAL 0,35 3 1,05
Weakness 1 3
1. Pendekomentasian keperawatan di ruangan masih belum optimal khususnya
dalam pencantuman nama perawat yang bertanggung jawab di setiap tindakan 0,3 2 0,6
asuhan keperawatan
2. Dalam pengisian assesment awal (pemeriksaan head to toe) dan analisa data
masih kurang dan banyak yang kosong 0,35 3 1,05
3. Dalam perumusan diagnosa keperawatan belum sesuai SDKI
TOTAL 0,35 3 1,05
b. Eksternal Factor (EFAS) 1 2,7
Opportunity.
1. Adanya mahasiswa yang praktek manajemen O–T
TOTAL 1 3 3 3 – 2,75 =
Treathened. 1 3 0,25
1. Adanya tuntunan terkait kelengkapan dalam dokumentasi keperawatan
TOTAL 1 2,75 2,75
1 2,75
11 KEUANGAN/MONEY (M4)
a. Internal Factor (IFAS)
Strength.
1. Ruang Melati menerima pasien umum dan BPJS 0,25 3 0,75 S –W
2. Jumlah pasien umum dan BPJS 0,25 3 0,75 3,3 – 2,5 =
3. Perawat PNS maupun non PNS mendapatkan remunerasi dan bonus hari raya

87
selain gaji 0,2 3 0,6 0,8
4. Proses pembayaran baik klien BPJS maupun pasien umum lancar tidak ada
masalah 0,3 4 1,2
TOTAL
Weakness 1 3,3
1. Pasien BPJS yang tidak dapat melengkapi persyaratan BPJS saat membayar
maka harus membayar seperti pasien umum 1 2,5 2,5
TOTAL
b. Eksternal Factor (EFAS) 1 2,5
Opportunity.
1. RSUD Mardi Waluyo merupakan RS rujukan untuk daerah kota Blitar
2. Pendanaan RS berasal dari APBD Pemerintah Kabupaten Blitar 0,4 2 0,6 O–T
TOTAL 0,6 3 1,8 2,4 – 2 =
Treathened. 1 2,4 0,4
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang lebih profesional sehingga membutuhkan pendanaan 1 2 2
yang lebih besar untuk mendanai sarana prasarana.
TOTAL
1 2
12 MUTU (M5)
a. Internal Factor (IFAS)
Strength
1. Kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan di ruang melati baik 0,45 4 1,8 S–W
2. Rata-rata BOR memenuhi standard 0,3 3 0,9 3,45 – 3 =

88
3. Sebagai tempat praktik mahasiswa keperawatan D-3 maupun S-1 0,25 3 0,75 0,45
TOTAL 1 3,45
Weakness.
1. LOS yang memanjang karena perawatan yang lama 1 3 3
TOTAL 1 3
b. Eksternal Factor (EFAS)
Opportunity.
1. Adanya mahasiswa S-1 Keperawatan yang praktik manajemen 0,5 3 1,5 O–T
2. Kerjasama yang baik antara perawat dan mahasiswa 0,5 3 1,5 3 – 2,5=
TOTAL 1 3 0,5
Treathened.
1. Adanya peningkatan standard masyarakat yang harus dipenuhi 0,5 2 1
2. Persaingan RS dalam memberikan pelayanan kesehatan 0,5 3 1,5
TOTAL 1 2,5

13 RESIKO JATUH
a. Internal Factor (IFAS)
Strength.
1. Perawat memahami tentang langkah-langkah penanganan resiko jatuh 0,6 3 1,8 S–W
2. Adanya sticker fall risk di ruang melati 0,4 3 1,2 3 – 3,2 =

89
TOTAL 1 3,00 -0,2
Weakness.
1. Perawat belum maksimal melaksanakan penilaian resiko jatuh pada pasien 0,35 3 1,05
2. Kurangnya jumlah tenaga perawat dibandingkan jumlah pasien 0,25 3 0,75
3. Banyak safety rail yang tidak berfungsi dengan baik 0,2 4 0,8
4. Assesmen ulang sesuai kondisi pasien yang resiko jatuh belum maksimal 0,2 3 0,6
dilaksanakan
TOTAL 1 3,2
b. Eksternal Factor (EFAS)
Opportunity.
1. Adanya mahasiswa S-1 keperawatan yang praktik manajemen keperawatan 0,45 3 1,35 O–T
2. Adanya perbaikan fasilitas dari sarana dan prasarana 0,55 3,5 1,92 3,27 – 2,87
TOTAL 1 3,27 = 0,4
Threatened
1. Adanya tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang 0,5 3 1,5
professional
2. Meningkatknya kesadaran masyarakat tentang tanggung jawab dan tanggung 0,5 2,75 1,37
gugat perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan
TOTAL 2,87
14 FIVE MOMENT HAND HYGIENE
a. Internal Factor (IFAS)
Strength.
1. Tersedianya sarana dan prasarana untuk hand hygiene 0,55 3 1,65 S–W
2. Perawat memahami pentingnya Five Moment Hand Hygiene untuk pencegahan 0,45 2,75 1,24 2,89 – 3,34
infeksi nosocomial

90
TOTAL = - 0,45
Weakness. 1 2,89
1. Masih rendahnya kemauan perawat dalam melaksanakan Five Moment Hand
Hygiene. 0,45 3,5 1,57
2. Terbatasnya hand soap di tempat cuci tangan
3. Terbatasnya waktu perawat dalam melaksanakan Five Moment Hand Hygiene 0,3 3 0,9
TOTAL 0,25 3,5 0,87
b. Eksternal Factor (EFAS) 1 3,34
Opportunity.
1. Adanya mahasiswa S-1 keperawatan praktik manajemen keperawatan
2. Kebijakan RS tentang penerapan Five Moment Hand Hygiene 0,4 2,5 1 O–T
TOTAL 0,6 3 1,8 2,8 – 3 =
Threatened 1 2,8 -0,2
1. Adanya tuntutan masyarakat yang lebih tinggi untuk mendapatkan pelayanan
keperawatan yang professional 0,3 3 0,9
2. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
3. Persaingan antar RS yang semakin ketat. 0,3 3 0,9
TOTAL 0,4 3 1,2
1 3

91
Diagram layang Analisa SWOT

O
1.2

Chart Title
1 D

0.8
B

0.6
E G L F H
M 0.4 C K
A
J
0.2

W 1.11022302462516E-16
2

2
1
.6

.4

.2

16

0.

0.

0.

0.

1.
-0

-0

-0

E-
16
25

-0.2
46

N
02
23
02
11
1.

-0.4

-0.6
T

KETERANGAN : S
92A : M1/Man (0,5- 0,3)
B : M2/Material (0,4 – 0,7)
C : MAKP (0,7 – 0,4)
D : Timbang Terima (1,0 – 1,0)
E : Orientasi penerimaan pasien baru (0,1 – 0,5)
Berdasarkan posisi diagram layang analisa SWOT dapat diketahui :

a) Posisi M1 (Man), M2 (Material), MAKP, Timbang terima, Orientasi penerimaan pasien


baru, Discharge planning, Ronde Keperawatan, Sentralisasi obat, Dokumentasi
Keperawatan, M4 (Keuangan) berada di area agresif dimana elemen kekuatan dan
peluang cukup tinggi, sehingga rekomendasi strategi yang diberikan dalam kondisi ini
adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.

b) Posisi supervisi dan Pencegahan Resiko Jatuh berada di area diverifikasi dimana
meskipun menghadapi berbagai ancaman tetapi masih memiliki kekuatan dari segi
internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang dengan cara strategi diverifikasi.

Perumusan Masalah
a) M1 (Man)
Perbandingan jumlah tenaga perawat D3 dan S1 masih belum sesuai dengan standar ideal
kebutuhan perawat yang dibutuhkan ruangan
b) M3 (Method)
1) MAKP
MAKP Tim belum diterapkan pada mahasiswa praktek.
2) Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan belum dilakukan dengan maksimal
3) Supervisi
Supervisi keperawatan belum dilakukan
4) Penerimaan Pasien Baru
Penerimaan pasien baru belum dilakukan secara optimal

93
5) Operan
6) Operan dilakukan tanpa memperkenalkan perawat penanggung jawab pasien
7) Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi Keperawatan belum diterapkan secara optimal
c) M5 (Mutu)
1) Pemberian tanda high alert dan fall risk belum diterapkan secara optimal
2) Five Moment Hand Hygiene belum diterapkan dengan baik

94
PRIORITAS MASALAH

No. Masalah Mg Sv Mn Nc Af Total Ranking

1. Orientasi pasien baru belum optimal dilaksanakan 4 3 5 4 5 1200 2

2. Kepatuhan perawat dalam five moment hand hygiene 4 4 5 4 4 1280 1

3. Pencegahan resiko jatuh pada pasien belum optimal 4 4 5 3 4 960 4

Penggunaan Dokumentasi Keperawatan dengan menggunakan


4. 4 3 4 3 4 576 2
SDKI,SIKI dan SLKI

Dalam menentukan prioritas masalah digunakan kriteria penilaian meliputi : Dengan kriteria nilai :
a. Mg / Magnitude (Kecenderungan besar dan seringnya kejadian) 5 : Sangat Sesuai
b. Sv / Severity (besarnya kerugian yang ditimbulkan) 4 : Sesuai
c. Mn / Managebility (berfokus pada keperawatan sehingga dapat diatur perubahannya) 3 : Cukup Sesuai
d. Nc / Nursing concern (perhatian terhadap bidang keperawatan) 2 : Kurang Sesuai
e. Af / Affordability (ketersediaan sumber daya) 1 : Sangat Kurang Sesuai

95
Prioritas How
No Why What Where Who When How POA
Masalah Much
1. Orientasi pasien Belum Mengoptimalkan Ruang  Karu Minggu 1. Merevisi panduan SPO 100%
baru belum optimalnya kegiatan orientasi Melati  Katim II-III orientasi pasien baru
optimal pelaksanaan pasien baru  Perawat (21-10- 2. Membuat lembar balik
dilaksanakan Orientasi pelaksana 2019 s/d orientasi pasien baru
pasien baru  Mahasiswa 02-11- 3. Mensosialisasikan tentang
praktek 2019) SPO orientasi pasien baru
4. Implementasi dan supervisi
PJ : tindakan orientasi pasien
Bambang baru
Purwanto 5. Evaluasi tindakan orientasi
Anggota : pasien baru
Sintauli
Susilo

96
2. Kepatuhan Belum optimalnya Memaksimalkan Ruang  Karu Minggu 1. Merevisi SOP dan buku 100%
perawat dalam pelaksanaan cuci kegiatan cuci Melati  Katim II-III panduan five moment.
five moment cuci tangan five tangan dengan  Perawat (21-10- 2. Mensosialisasikan SOP
tangan moment. benar (6 langkah) pelaksana 2019 s/d dan buku panduan five
five moment.  Mahasiswa 02-11- moment.
praktek 2019) 3. Penyampaian tentang
langkah cuci tangan dan
transfer bakteri melalui
PJ : cuci tangan
Elezabeth 4. Mengingatkan kembali
Anggota : pentingnya cuci tangan
Normila five moment.
Sugianto 5. Supervisi pelaksanaan cuci
tangan five moment
6. Memberikan rewards pada
perawat.

97
3. Pencegahan Resiko Belum Mengoptima Ruang  Karu Minggu 1. Mengikuti SOP penanganan 100%
Jatuh pada pasien optimalnya lkan kegiatan Melati  Katim II-III resiko jatuh
belum optimal pencegahan pencegahan  Perawat (21-10- 2. Membuat jadwal pengkajian
resiko jatuh resiko jatuh pelaksana 2019 s/d pada pasien dengan resiko
pada pasien pada pasien  Mahasiswa 02-11- jatuh
praktek 2019) 3. Pelaksanaan pencegahan
pasien resiko jatuh
PJ : 4. Evaluasi pelaksanaan
Iswadi pencegahan resiko jatuh
Anggota :
Muslimah
Yuli Herliani

4. Dokumentasi Belum Mensosialisa Ruang  Karu Minggu 1. Mensosialisasikan


d Keperawatan menggunakan sikan Melati  Katim II-III penggunaan dokumentasi
Standar penggunaan  Perawat (21-10- keperawatan dengan
Diagnosa SDKI,SIKI Pelaksana 2019 s/d menggunakan SDKI,SIKI
Keperawatan dan SLKI  Mahasiswa 02-11- dan SLKI
(SDKI) PPNI dari PPNI praktek 2019) 2. Pelaksanaan
pendokumentasian
PJ Asuhan Keperawatan
Meto 3. Evaluasi penggunaan
Anggota dokumentasi keperawatan
Rabet dengan menggunakan
Muji SDKI,SIKI dan SLKI

98
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Implementasi
5.1.1. Masalah
1. Orientasi pasien baru belum dilakukan secara optimal.
- Implementasi : Telah dilakukan roleplay orientasi pasien baru pada
hari selasa tanggal 29 Oktober 2019 dan dilakukan orientasi pasien
baru pada seluruh pasien baru dikamar 3C ruang melati RSUD Mardi
Waluyo Blitar.
2. Five Moment Hand Hygiene belum diterapkan dengan baik.
- Implementasi: Telah dilakukan demonstrasi cuci tangan 6 langkah
dan Five Moment Hand Hygiene pada tanggal 28 Oktober 2019 oleh
mahasiswa management keperawatan dan diikuti oleh wakil kepala
ruang, katim, dan perawat pelaksana di ruang melati.
3. Pemberian tanda fall risk
- Implementasi: Penilaian pasien resiko jatuh dan Pemasangan tanda
fall risk mulai tanggal 25 Oktober 2019 sampai tanggal 2 Nopember
2019.
4. Ronde Keperawatan belum dilakukan
- Implementasi : Telah dilaksanakan ronde keperawatan pada hari
Sabtu, tanggal 2 Nopember 2019 pada pasien Ny. S dengan diagnosa
Cronic Kidney Disease.
5. Supervisi belum dilakukan
- Implementasi: Telah dilakukan role play supervisi pelaksanaan
perawatan infus pada hari Sabtu, tanggal 2 Nopember 2019 di kamar
3C ruang Melati RSUD Mardi Waluyo, Blitar.

98
5.2 Hasil Implementasi
5.2.1. Orientasi Pasien Baru
Hasil penilaian tindakan orientasi pasien baru diruang melati:
Tabel Orientasi Pasien Baru Pre

No Tahapan Prosedur Pelaksanaan P1 P2 P3 P4 P5


1. Berikan salam pada pasien dan     
keluarga
2. Perawat memperkenalkan diri kepada - - - - -
pasien
3. Perkenalkan perawat yang bertanggung - - - - -
jawab selama perawatan
4. Perkenalkan dokter yang bertanggung     -
jawab selama perawatan
5. Perawat menjelaskan tentang ruangan / -    √
lingkungan (kamar mandi, ruang
perawat, ruang sholat, depo obat dan
laboratorium).
6. Perawat menjelaskan cara memanggil -    -
perawat
7. Perawat menjelaskan aturan dan tata - - -  √
tertib rumah sakit
8. Perawat menjelaskan manajemen - - -  -
keselamatan jalur evakuasi
9 Perawat menjelaskan manajemen     -
keselamatan pencegahan jatuh
10 Perawat menjelaskan manajemen     -
keselamatan penggunaan gelang
identitas pasien
11 Perawat mengajarkan hand hygiene - - - - -
12 Perawat menjelaskan pemilahan tempat - - - - -
sampah
13 Perawat menjelaskan penyimpanan - - - - √
barang-barang berharga pasien maupun
keluarga pasien
14 Perawat menanyakan kembali kejelasan - - - - √
akan informasi yang \telah disampaikan
15 Perawat mencatat pada checklist/lembar     √
penerimaaan pasien baru, dan lengkapi
tanda tangan oleh kedua belah pihak
Persentase 26,7 40 33,3 66,6 40

99
Prasentase rata rata 41,32%

Tabel Orientasi Pasien Baru Post

No Tahapan Prosedur Pelaksanaan P1 P2 P3 P4 P5


1 Berikan salam pada pasien dan keluarga     
2 Perawat memperkenalkan diri kepada     
pasien
3 Perkenalkan perawat yang bertanggung     
jawab selama perawatan
4 Perkenalkan dokter yang bertanggung     
jawab selama perawatan
5 Perawat menjelaskan tentang ruangan /     
lingkungan(kamar mandi, ruang perawat,
ruang sholat, depo obat dan
laboratorium).
6 Perawat menjelaskan cara memanggil     
perawat
7 Perawat menjelaskan aturan dan tata     
tertib rumah sakit
8 Perawat menjelaskan manajemen  -   -
keselamatan jalur evakuasi
9 Perawat menjelaskan manajemen     
keselamatan pencegahan jatuh
10 Perawat menjelaskan manajemen     
keselamatan penggunaan gelang identitas
pasien
11 Perawat mengajarkan hand hygiene     
12 Perawat menjelaskan pemilahan tempat     
sampah
13 Perawat menjelaskan penyimpanan  -  - 
barang-barang berharga pasien maupun
keluarga pasien
14 Perawat menanyakan kembali kejelasan     
akan informasi yang \telah disampaikan
15 Perawat mencatat pada checklist/lembar     
penerimaaan pasien baru, dan lengkapi
tanda tangan oleh kedua belah pihak
Percentase 100 86,6 100 93,3 93,3
Percentase rata-rata 94,67

100
Diagram perbandingan pelaksanaan orientasi pasien baru:
100 100
93.3 93.3 94.67
100
86.6
90
80
66.6
70
60
50 40 40 41.32 pre
33.3 post
40
26.7
30
20
10
0
P1 P2 P3 P4 P5 RATA-RATA

Dari evaluasi didapatkan hasil nilai rata-rata pre implementasi


orientasi pasien baru 41,32% dan post implementasi orientasi pasien baru
nilai rata-rata menjadi 94,67% sehingga terjadi peningkatan 53,35% yang
mana sudah termasuk dalam kategori baik. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan orientasi pasien baru terjadi peningkatan yang sangat
signifikan. Tetapi dalam pelaksanaannya masih ada beberapa hal-hal yang
tidak disampaikan oleh perawat seperti tidak menjelaskan tempat barang
berharga dan penjelasan tentang managemen keselamatan jalur evakuasi.

101
5.2.2. Five Moment Hand Hygiene
Tabel 5.2.2.1 Five Moment Hand Hygiene (Pre)
PERTANYAAAN P1 P2 P3 P4 P5 %
e. Sebelum kontak langsung dengan pasien - - √ √ - 40
f. Sebelum tindakan invasif (memberikan injeksi, pasang infus, menyiapkan obat- obatan, menyiapkan
- - √ √ - 40
makan, memberi makan pasien, rawat luka, dll)
g. Setelah beresiko kontak dengan cairan tubuh (darah, cairan tubuh, sekresi, ekresi, eksudat, bedpan,
√ √ √ √ √ 100
urina)
h. Setelah kontak dengan pasien √ √ √ √ √ 100
Setelah kontak dengan lingkungan pasien - - - - - 0
RATA- RATA TOTAL (%) 40 40 80 80 40 56

Tabel 5.2.2.2 Five Moment Hand Hygiene (Post)


PERTANYAAAN P1 P2 P3 P4 P5 %
i. Sebelum kontak langsung dengan pasien √ - √ √ √ 80
j. Sebelum tindakan invasif (memberikan injeksi, pasang infus, menyiapkan obat- obatan, menyiapkan √ √ √ √ √ 100
makan, memberi makan pasien, rawat luka, dll)
k. Setelah beresiko kontak dengan cairan tubuh (darah, cairan tubuh, sekresi, ekresi, eksudat, bedpan, √ √ √ √ √ 100
urina)
l. Setelah kontak dengan pasien √ √ √ - √ 80
Setelah kontak dengan lingkungan pasien √ √ √ √ √ 100
RATA- RATA TOTAL 100 80 100 80 100 92

102
Diagram Pelaksanaan Five Moment Hand Hygiene
100 100 100
100 92

90 80 80 80 80
80
70
56
60
50 pre
40 40 40
post
40
30
20
10
0
P1 P2 P3 P4 P5 RATA-RATA

Berdasarkan diagram diatas dapat dievaluasi pre implementasi five moment hand
hygiene yaitu sebesar 56% dan post implementasi sebesar 92%, sehingga dapat disimpulkan
bahwa Implementasi yang dilakukan cukup efektif dengan adanya peningkatan sebesar
36%. Dalam pelaksanaannya perawat diberikan sosialisasi, edukasi dan pemberian reward.
Selain itu perawat juga diberikan saran-saran sebagai upaya kepatuhan dalam pelaksanaan
five moment hand hygiene.

103
5.2.3. Pemberian tanda fall risk
5.2.3.1 Tabulasi pemantauan resiko jatuh (pre)
Tabel 5.2.1 Tabel tabulasi pemantauan resiko jatuh pada tanggal 15 Oktober 2019
NO NAMA PASIEN SKOR KETERANGAN
1 Tn. J 80 Risiko Tinggi Jatuh
2 Ny. T 45 Risiko Rendah Jatuh
3 Tn. H.P 60 Risiko Tinggi Jatuh
4 Ny. S 75 Risiko Tinggi Jatuh
5 Tn. E.Y 75 Risiko Tinggi Jatuh
6 Tn. Sj 20 Tidak Berisiko
7 Tn. B.P 25 Risiko Rendah Jatuh
8 Ny. Sh 45 Risiko Rendah Jatuh
9 Ny. A 80 Risiko Tinggi Jatuh
10 Ny. I 45 Risiko Rendah Jatuh
11 Ny. S.H 45 Risiko Rendah Jatuh
12 Ny. D.M 80 Risiko Tinggi Jatuh
13 Tn. Sl 45 Risiko Rendah Jatuh
14 Ny. M 65 Risiko Tinggi Jatuh
15 Tn. Mc 35 Risiko Rendah Jatuh
16 Ny.Ms 35 Risiko Rendah Jatuh
17 Ny. J 20 Tidak Berisiko
18 Ny. Sp 20 Tidak Berisiko
19 Ny. Mn 80 Risiko Tinggi Jatuh
20 Tn. C 20 Tidak Berisiko
21 Tn. K 60 Risiko Tinggi Jatuh

Keterangan :
Tidak berisiko : 4 pasien
Risiko rendah jatuh : 8 pasien
Risiko tinggi jatuh : 9 pasien

104
Tabel 5.2.2 tabel tabulasi pemantauan resiko jatuh pada tanggal 16 Oktober 2019
NO NAMA PASIEN SKOR KETERANGAN
1 Tn. J 80 Risiko Tinggi Jatuh
2 Ny. T 45 Risiko Rendah Jatuh
3 Tn. Hr 20 Tidak Berisiko
4 Ny. S 75 Risiko Tinggi Jatuh
5 Tn. E.Y 75 Risiko Tinggi Jatuh
6 Tn. Sj 20 Tidak Berisiko
7 Tn. B.P 25 Risiko Rendah Jatuh
8 Ny. Sh 45 Risiko Rendah Jatuh
9 Ny. A 80 Risiko Tinggi Jatuh
10 Ny. I 45 Risiko Rendah Jatuh
11 Ny. S.H 45 Risiko Rendah Jatuh
12 Ny. D.M 80 Risiko Tinggi Jatuh
13 Tn. Sl 45 Risiko Rendah Jatuh
14 Ny. M 65 Risiko Tinggi Jatuh
15 Tn. Mc 35 Risiko Rendah Jatuh
16 Ny.Ms 35 Risiko Rendah Jatuh
17 Ny. J 20 Tidak Berisiko
18 Ny. St 20 Tidak Berisiko
19 Ny. Sl 35 Risiko Rendah Jatuh
20 Tn. C 20 Tidak Berisiko
21 Ny. S.K 35 Risiko Rendah Jatuh
22 Tn. Ag 20 Tidak Berisiko
23 Ny. S.A 35 Risiko Rendah Jatuh
24 Ny. S.K 45 Risiko Rendah Jatuh
25 Tn. W 20 Tidak Berisiko

Keterangan :
Tidak berisiko : 7 pasien
Risiko rendah jatuh : 12 pasien
Risiko tinggi jatuh : 6 pasien

105
Tabel 5.2.3 tabel tabulasi pemantauan resiko jatuh pada tanggal 17 Oktober 2019
NO NAMA PASIEN SKOR KETERANGAN
1 Ny. Um 30 Risiko Rendah Jatuh
2 Ny. Su 30 Risiko Rendah Jatuh
3 Ny. Sh 20 Tidak Berisiko
4 Ny. Ag 70 Risiko Tinggi Jatuh
5 Ny. Is 30 Risiko Rendah Jatuh
6 Tn. Ha 70 Risiko Tinggi Jatuh
7 Tn. Su 30 Risiko Rendah Jatuh
8 Ny. St 30 Risiko Rendah Jatuh
9 Ny. Mn 70 Risiko Tinggi Jatuh
10 Ny. Tu 70 Risiko Tinggi Jatuh
11 Ny. Sl 30 Risiko Rendah Jatuh
12 Ny. S.K 30 Risiko Rendah Jatuh
13 Tn. Ju 70 Risiko Tinggi Jatuh
14 Tn. Cr 20 Tidak Berisiko
15 Tn. Wh 20 Tidak Berisiko
16 Ny. S.A 70 Risiko Tinggi Jatuh
17 Tn. Mc 30 Risiko Rendah Jatuh
18 Ny. Ji 30 Risiko Rendah Jatuh
19 Tn. S.W 20 Tidak Berisiko
20 Ny. D.M 70 Risiko Tinggi Jatuh
21 Tn. S 20 Tidak Berisiko
22 Tn. Im 20 Tidak Berisiko
23 Ny. Ms 20 Tidak Berisiko
24 Ny. Sy 20 Tidak Berisiko
25 Ny. Ms 20 Tidak Berisiko
26 Tn. Ag 20 Tidak Berisiko
27 Tn. B 30 Risiko Rendah Jatuh
28 Ny. H 30 Risiko Rendah Jatuh
29 Ny. Sh 20 Tidak Berisiko

Keterangan :
Tidak berisiko : 11 pasien
Risiko rendah jatuh : 11 pasien
Risiko tinggi jatuh : 7 pasien

106
5.2.3.2Tabulasi Pemantauan Resiko Jatuh (Post)
Tabel 5.2.4 tabel tabulasi pemantauan resiko jatuh pada tanggal 28 Oktober 2019

NO NAMA PASIEN SKOR KETERANGAN


1 Ny. AG 45 Risiko Rendah Jatuh
2 Nn. S 35 Risiko Rendah Jatuh
3 Ny. Sm 35 Risiko Rendah Jatuh
4 Ny. Sh 20 Tidak Berisiko
5 Ny. T 45 Risiko Rendah Jatuh
6 Tn. RS 20 Tidak Berisiko
7 Tn. A 35 Risiko Rendah Jatuh
8 Ny. Am 35 Risiko Rendah Jatuh
9 Ny. Se 75 Risiko Tinggi Jatuh
10 Ny. Su 45 Risiko Rendah Jatuh
11 Ny. Sn 85 Risiko Tinggi Jatuh
12 Tn. Sg 30 Risiko Rendah Jatuh
13 Tn. Jl 20 Tidak Berisiko
14 Tn. Sj 30 Risiko Rendah Jatuh
15 Tn. Md 45 Risiko Rendah Jatuh
16 Tn. W 45 Risiko Rendah Jatuh
17 Ny. SR 75 Risiko Tinggi Jatuh
18 Ny. D 75 Risiko Tinggi Jatuh
19 Tn. I 90 Risiko Tinggi Jatuh
20 Ny. Er 45 Risiko Rendah Jatuh
21 Tn. MS 35 Risiko Rendah Jatuh
22 Tn. Ah 35 Risiko Rendah Jatuh
23 Tn. Pw 45 Risiko Rendah Jatuh
24 Ny. SK 20 Tidak Berisiko
25 Tn. Fr 35 Risiko Rendah Jatuh
26 Tn. H 20 Tidak Berisiko
27 Tn. Kt 45 Risiko Rendah Jatuh
28 Ny. Nj 20 Tidak Berisiko
29 Tn. AF 20 Tidak Berisiko
Keterangan :
Tidak berisiko : 7 pasien
Risiko rendah jatuh : 16 pasien
Risiko tinggi jatuh : 5 pasien

107
Tabel 5.2.5 Tabel tabulasi pemantauan resiko jatuh pada tanggal 29 Oktober 2019

NO NAMA PASIEN SKOR KETERANGAN


1. Nn. Sl 35 Resiko rendah jatuh
2. Ny. Sm 35 Resiko rendah jatuh
3. Ny. Sh 20 Tidak beresiko
4. Ny. Tm 45 Resiko rendah jatuh
5. Tn. RS 20 Tidak beresiko
6. Tn. A 35 Resiko rendah jatuh
7. Tn. Ar 35 Resiko rendah jatuh
8. Ny. S 75 Risiko Tinggi Jatuh
9. Ny. Sn 85 Risiko Tinggi Jatuh
10. Tn. Sg 30 Resiko rendah jatuh
11. Tn. Jl 20 Tidak beresiko
12. Tn. Sj 30 Resiko rendah jatuh
13. Tn. Md 45 Resiko rendah jatuh
14. Tn. Wy 30 Resiko rendah jatuh
15. Ny. SR 75 Risiko Tinggi Jatuh
16. Tn. I 90 Risiko Tinggi Jatuh
17. Ny. S 45 Resiko rendah jatuh
18. Ny. Er 45 Resiko rendah jatuh
19. Tn. MS 35 Resiko rendah jatuh
20. Tn. AS 35 Resiko rendah jatuh
21. Tn. Pr 45 Resiko rendah jatuh
22. Ny. St K 20 Tidak beresiko
23. Tn. Fr 35 Resiko rendah jatuh
24. Tn. Kt 45 Resiko rendah jatuh
25. Ny. Mrn 75 Risiko Tinggi Jatuh
26. Ny. Ht 30 Resiko rendah jatuh
27. Tn. AJ 20 Tidak beresiko
28. Ny. Si 85 Risiko Tinggi Jatuh
29. Tn. Sk 60 Risiko Tinggi Jatuh
30. Tn. Sb 30 Resiko rendah jatuh

Keterangan :
Tidak berisiko : 5 pasien
Risiko rendah jatuh : 18 pasien
Risiko tinggi jatuh : 7 pasien

108
Tabel 5.2.6 Tabel tabulasi pemantauan resiko jatuh pada tanggal 30 Oktober 2019

N NAMA PASIEN SKOR KETERANGAN


O
1. Nn. Ss 35 Resiko rendah jatuh
2. Ny. Sm 35 Resiko rendah jatuh
3. Ny. Sh 20 Tidak beresiko
4. Ny. Tm 45 Resiko rendah jatuh
5. Tn. Ar 35 Resiko rendah jatuh
6. Tn. Ak 35 Resiko rendah jatuh
7. Ny. S 75 Risiko Tinggi Jatuh
8. Ny. Sn 85 Risiko Tinggi Jatuh
9. Ny. Sng 30 Resiko rendah jatuh
10. Tn. Jl 20 Tidak beresiko
11. Tn. Sj 60 Risiko Tinggi Jatuh
12. Tn. Mj 45 Resiko rendah jatuh
13. Tn. Wy 30 Resiko rendah jatuh
14. Ny. SR 75 Risiko Tinggi Jatuh
15. Tn. I 90 Risiko Tinggi Jatuh
16. Ny. Si 45 Resiko rendah jatuh
17. Tn. Sf 35 Resiko rendah jatuh
18. Tn. AS 35 Resiko rendah jatuh
19. Tn. Pw 45 Resiko rendah jatuh
20. Ny. Sl 45 Resiko rendah jatuh
21. Ny. Mr 75 Risiko Tinggi Jatuh
22. Tn. Fr 35 Resiko rendah jatuh
23. Tn. Kt 45 Resiko rendah jatuh
24. Ny. Tm 70 Risiko Tinggi Jatuh
25. Ny. Sa 85 Risiko Tinggi Jatuh
26. Tn. Sk 60 Risiko Tinggi Jatuh
27. Tn. HP 75 Risiko Tinggi Jatuh
Keterangan :
Tidak berisiko : 2 pasien
Risiko rendah jatuh : 15 pasien
Risiko tinggi jatuh : 10 pasien

109
Tabel 5.2.7 Penilaian pasien resiko jatuh

Tidak Resiko Resiko Dipasang stiker


TGL Resiko Rendah Tinggi fall risk*)
Jlh % Jlh % Jlh % Jlh %
15 – 10 – 2019 4 19,05 8 38,1 9 42,85 0 0
P
16 – 10 – 2019 7 28 12 48 6 24 0 0
r
17 – 10 – 2019 11 37,9 11 37,9 7 24,14 0 0
e
Total 22 29,33 31 41,33 22 29,33 0 0
P 28 – 10 – 2019 7 25 17 60,71 5 17,86 5 100
o 29 – 10 – 2019 5 16,67 18 60 7 23,33 7 100
st 30 – 10 – 2019 2 7,4 15 5,56 10 37,04 10 100
14 16,28 40 58,14 22 25,58 22 100
Jumlah stiker fall risk
*) : % fall risk= X 100
Jumlah resikotinggi

Diagram penilaian dan pemasangan stiker fall risk


100
100
90
80
70 58.14
60
Persentase

50 41.33 Pre
40 29.33 29.33 Post
25.58
30 16.28
20
10 0
0
Tdk Resiko Resiko Resiko Tinggi Dipasang
Rendah stiker fall risk

Berdasarkan dari hasil tabel diatas didapatkan bahwa pasien dengan


resiko tinggi jatuh sebelum implementasi 29,33%, dan yang dipasang stiker
fall risk tidak ada (0%). Selama dilakukan implementasi penilaian resiko
jatuh selama 3 hari didapatkan pasien dengan resiko tinggi jatuh sebesar

110
25,58%, dan dari jumlah pasien resiko tinggi jatuh tersebut telah dipasang
stiker fall risk (100%).

5.2.4. Ronde Keperawatan


Ronde Keperawatan diawali dengan membuat proposal dan SOP ronde
keperawatan pada tanggal 28 Oktober 2019. Selanjutnya dilakukan
sosialisasi ronde keperawatan pada tanggal 31 Oktober 2019. Kemudian
pada tanggal 2 Nopember 2019 dilakukan role play ronde keperawatan yang
dihadiri oleh ahli gizi, apoteker, CI Institusi, CI lahan dan mahasiswa.
Pengorganisasian :
Penanggung Jawab : Muji Endhra Susanto
Kepala Ruangan : Meto
Ketua Tim : Bambang Purwanto
Perawat Pelaksana : Muslimah, Elezabeth, Sintauli Manurung
Observer : Iswadi
Persiapan role play ronde keperawatan dilksanakan pada hari Jumat
tanggal 1 Nopember 2019 jam 10.00 di Ruang Melati RSUD Mardi Waluyo
Blitar. Persiapan yang dilakukan antara lain :
- Menyiapkan proposal ronde keperawatan
- Menyiapkan SOP ronde keperawatan
- Menyiapkan cekhlist ronde keperawatan
- Menyiapkan lembar informed consent
- Melakukan informed consent
Tabel pelaksanaan ronde keperawatan
Tahap Kegiatan PRE POST
Pra –Ronde 1. Menentukan kasus dan topik - 
2. Menetukan tim ronde - 
3. Mencari sumber atau literatur - 
4. Membuat proposal - 
5. Mempersiapkan pasien: informed consent dan - 
pengkajian
6. Diskusi -

Pelaksanaan Pembukaan :
- 

111
1. Salam pembuka - 
2. Memperkenalkan tim ronde - 
3. Menyampaikan identitas dan masalah pasien - 
4. Menjelaskan tujuan ronde

Penyajian masalah : - 
1. Memberi salam dan memperkenalkan pasien
dan keluarga kepada tim ronde. - 
2. Menjelaskan riwayat penyakit dan
keperawatan pasien. -

3. Menjelaskan masalah pasien dan rencana
tingkatan yang telah dilaksanakan dan serta
menetapkan prioritas yang perlu didiskusikan.
Validasi data : -

1. Mencocokkan dan menjelaskan kembali data
yang telah disampaikan. -

2. Diskusi antar anggota tim dan pasien tentang
masalah keperawatan tersebut. -

3. Pemberian justivikasi oleh perawat primer atau
konselor atau kepala ruang tentang masalah
pasien serta rencana tindakan yang akan
dilakukan

Pasca- 1. Evaluasi pelaksanaan ronde - 


Ronde 2. Kesimpulan dan rekomendasi penegakan - 
diagnosis dan intervensi keperawatan
selanjutnya
3. Revisi dan perbaikan - 
TOTAL 0 19
RATA-RATA PERSEN 0% 100%

Ket: - (tidak dilakukan),  (dilakukan)

Diagram pelaksanaan ronde keperawatan:

112
100%
90% Pre Post
80%
70%
60%
50% Series1
40%
30%
20%
10%
0%

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa pelaksanaan ronde


keperawatan pre implementasi didapatkan hasil 0% dan post implementasi
didapatkan hasil 100% sehingga terjadi peningkatan 100%. Hal ini
disebabkan karena sebelum implementasi belum pernah dilakukan Ronde
Keperawatan di Ruang Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar. Bimbingan dari
CI Institusi maupun CI lahan serta dukungan dari perawat ruangan jaga
berperan besar bagi kelompok dalam pelaksanaan proses role play ronde
keperawatan
5.2.5. Supervisi Keperawatan
Supervisi diawali dengan membuat proposal dan SOP supervisi
pemasangan infus pada tanggal 28 Oktober 2019. Kemudian pada tanggal 1
Nopember 2019 dilakukan role play supervisi pemasangan infus yang
dihadiri oleh wakil kepala ruangan melati (CI Lahan), CI Institusi, dan
Mahasiswa.
Pengorganisasian :
Penanggung Jawab : Muslimah
Kepala Ruangan : Normila
Ketua Tim : Sintauli Manarung

113
Perawat Pelaksana : Meto, Sugianto dan Yuli Herliani H.
Observer : Muji Endhra S.
Persiapan role play supervisi pemasangan infus dilaksanakan pada hari
Jumat tanggal 1 Nopember 2019 jam 10.00 di Ruang Melati RSUD Mardi
Waluyo Blitar. Persiapan yang dilakukan antara lain :
1. Menyiapkan proposal supervisi
2. Menyiapkan SOP supervisi
3. Menyiapkan cekhlist supervisi
4. Menyiapkan berita acara supervisi
5. Menyiapkan pasien yang akan disupervisi yaitu Ny.S dengan diagnosa
Cronic Kidney Disease

Tabel 5.2.6.1 Pelaksanaan supervisi Perawatan Infus


Aspek
Parameter PRE POST
Penilaian
D TD D TD
Persiapan Persiapan alat
1. Pinset anatomis steril: 2 buah 0 1 1 0
2. Kasa steril 0 1 1 0
3. Sarung tangan steril 0 1 1 0
4. Gunting plester 0 1 1 0
5. Plester/hypavic 0 1 1 0
6. Kapas Alkohol 0 1 1 0
7. Salep 0 1 1 0
8. Penunjuk waktu 0 1 1 0
9. Bengkok 0 1 1 0
10. Perlak dan pengalas 0 1 1 0
Pra Interaksi:
1. Melakukan verifikasi data 0 1 0 1

114
2. Mencuci tangan 0 1 1 0
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar 0 1 1 0
Interaksi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik 0 1 1 0
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada 0 1 1 0
keluarga/pasien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan 0 1 1 0
dilakukan

Pelaksa- Tindakan :
naan 1. Mengatur posisi pasien (tempat tusukan infus 0 1 1 0
terlihat jelas)
2. Memakai sarung tangan 0 1 1 0
3. Membasahi plester dengan kapas alkohol dan buka 0 1 1 0
balutan dengan menggunakan pinset
4. Membersihkan bekas plester 0 1 1 0
5. Membersihkan daerah tusukan & sekitarnya dengan 0 1 1 0
NaCl
6. Mengolesi tempat tusukan dengan salep 0 1 1 0
7. Menutup dengan kassa steril dengan rapi 0 1 1 0
8. Memasang plester penutup 0 1 1 0
9. Mengatur tetesan infus sesuai program 0 1 1 0

Termina-si 1. Evaluasi 0 1 1 0
2. Dokumentasi 0 1 1 0

TOTAL 0 27 26 1

RATA-RATA (%) 0 100 96,3 3,7

Grafik Supervisi Perawatan infus

115
100
96.3

100
90
80
70
60 Pre
50 Post
40
30
20 3.7
10 0
0
Dilakukan tidak dilakukan

Dari tabel diatas didapatkan pre-pelaksanaan supervisi perawatan


infus diruang melati belum pernah dilakukan (0%). Dalam pelaksanaan
supervisi perawatan infus tindakan sampai terminasi hampir seluruhnya
langkah perawatan infus dilakukan oleh Perawat (96,3%), sedangkan
melakukan verifikasi data tidak dilakukan oleh perawat. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa perawat dalam pelaksanaan perawatan infus sudah baik,
karena hampir seluruhnya langkah perawatan infus dilakukan.

Checklist SUPERVISI KEPERAWATAN


Observasi tanggal : 2 Nopember 2019
Tahap Kegiatan PRA POST
D TD D TD
Pra – 1. Supervisor menetapkan kegiatan yang akan √ √
supervise disupervisi
2. Supervisor menetapkan tujuan supervisi. √ √

Pelaksana 1. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan √ √


an alat ukur/ instrumen yang telah disiapkan.
2. Supervisor mendapatkan beberapa hal yang √ √
membutuhkan pembinaan.
3. Supervisor memanggil perawat untuk melaku- √ - √
kan pembinaan dan klarifikasi permasalahan.
4. Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, √ √

116
wawancara dan memvalidasi data sekunder.
5. Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang √ √
ada.
6. Supervisor melakukan tanya jawab dengan √ √
perawat.

Pasca- 1. Supervisor memberikan penilaian supervisi √ √


Supervisi 2. Supervisor memberikan feedback dan klarifikasi √ √
3. Supervisor memberikan reinforcement dan √ √
follow up perbaikan.

Total 0 11 10 1
Rata-rata (%) 0 100 90,9 9,1

Keterangan
D : Dilakukan
TD : Tidak Dilakukan

Diagram pelaksanaan supervisi keperawatan:

120

100 100
90.9
80

60 Pre
Post
40

20
9.1
0 0
Dilakukan tidak dilakukan

Dari diagram diatas menunjukan bahwa pelaksanaan roleplay


supervisi keperawatan pre implementasi 0% karena supervise belum pernah
dilakukan, dan post implementasi sebesar 90,9%, sehingga terjadi

117
peningkatan sebesar 90,9%, hal ini disebabkan karena kelompok
(supervisor) sudah memahami proses pelaksanaan supervisi keperawatan.
Bimbingan dari CI institusi maupun CI lahan serta dukungan dari perawat
ruangan juga berperan besar bagi kelompok dalam pelaksanaan proses role
play supervisi keperawatan. Dalam hal ini hasil yang didapatkan masuk
dalam kategori baik.

118
5.3 Pembahasan
5.3.1. Orientasi Pasien Baru
Berdasarkan hasil implementasi orientasi pasien baru terjadi peningkatan
sebesar 53,35% dari 41,32% menjadi 94,67%. Menurut Sofiandi (2008),
orientasi adalah pengenalan dan adaptasi terhadap situasi atau lingkungan.
Pengenalan atau orientasi perlu diprogamkan karena adanya sejumlah aspek
khas yang muncul pada saat seseorang memasuki lingkungan baru, antara
lain: berupa kecemasan apakah ia diterima dalam lingkungan yang baru dan
harapan yang tidak realistis karena tidak mempunyai gambaran atau
informasi yang jelas dan lengkap tentang lingkungan yang baru. untuk itu
diperlukan proses sosialisasi supaya pasien dapat segera menyesuaikan
dengan lingkungan rumah sakit. Seperti yang dinyatakan oleh Yahya (2009)
bahwa seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan hak-haknya, maka
hubungan petugas rumah sakit (termasuk perawat) dan pasien mengalami
perubahan yang sangat berarti dari hubungan yang dulunya lebih
menyerupai hubungan orang tua dan anak (paternalistik) bergeser menjadi
hubungan yang bersifat kemitraan (patnership).
Tahap kerjasama yang baik antara pasien dan profesi kesehatan yang ada
dirumah sakit, harus ditingkatkan dengan baik. Oleh karena itu agar
pelayanan dapat memuaskan pasien atau keluarga, maka petugas pelayanan
dapat memenuhi persyaratan pokok, pelayanan ini dapat berlaku pula untuk
pelayanan keperawatan kususnya dalam tindakan orientasi pasien baru.
Perawat harus mempunyai motivasi yang tinggi dalam menyampaikan
informasi yang harus disampaikan pada keluarga atau pasien. Diharapkan
untuk tahap-tahap dalam pelaksanaan orientasi pasien baru tidak ada yang
terlewatkan sehingga mampu di dapatkan nilai pencapaian 100%.
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan yang berkesinambungan
serta kepuasan pasien, perawat perlu untuk selalu memberikan informasi
kepada setiap pasien baru sesuai dengan tanggung jawab dan tanggung
gugat dengan mengacu pada protap yang ditetapkan dari RSUD Mardi
Waluyo kota Blitar.

119
5.3.2. Five Moment Hand Hygiene
Implementasi five moment hand hygiene yang dilakukan di ruang
melati cukup efektif dengan adanya peningkatan sebesar 36% dari 56%
menjadi 92% dengan diberikannya sosialisasi, redukasi dan pemberian
reward, selain itu perawat juga diberikan saran-saran sebagai upaya
kepatuhan dalam pelaksanaan five moment cuci tangan. Menurut palye
(1898, dalam Wadani, 2011) membagi kepatuhan menjadi tiga yaitu
kepatuhan penuh, kepatuhan sebagian, dan ketidakpatuhan. Kepatuhan
merupakan kondisi dimana perawat secara konsisten dan penuh kesadaran
melakukan apa yang disarankan, kepatuhan sebagian adalah kondisi dimana
perawat terkadang mengikuti saran dan terkadang tidak , ketidakpatuhan
adalah kondisi dimana perawat meninggalkan saran dan anjuran.
Kebersihan tangan (hand hygiene) merupakan suatu prosedur tindakan
membersihkan tangan dengan menggunakan sabun/antiseptik dibawah air
mengalir atau dengan menggunakan handrub yang bertujuan untuk
menghilangkan kotoran dari kulit secara mekanis dan mengurangi jumlah
mikroogarnisme sementara (Perdalin, 2013). Berdasarkan jurnal yang
dikutip dalam Fauzia (2014) mengatakan bahwa, faktor-faktor yang
mempengaruhi kepatuhan dalam melaksanakan hand hygiene. Faktor
individu yang mempengaruhi yaitu pengetahuan, sikap, beban kerja, dan
motivasi. Faktor organisasi meliputi ada tidaknya prosedur tetap, sanksi,
pengharapan, dukungan, pelatihan dan ketersediaan fasilitas sarana dan
prasarana yang menunjang pelaksanaan hand hygiene. faktor lingkungan
meliputi air dan arsitektur bangunan.
Penerapan cuci tangan pada perawat juga harus oleh kesadaran
perawat itu sendiri dalam melindungi diri dan psien dari bahan infeksius
serta kesadaran dalam menjalankan SOP yang benar. Kebiasaan mencuci
tangan perawat di rumah sakit, merupakan perilaku mendasar dalam upaya
pencegahan cross infection (infeksi silang). Pengetahuan merupakan elemen
yang sangat penting umtuk terbentuknya tindakn seseorang. Perawat juga
harus memiliki pengetahuan tentang cuci tangan dengan benar sebagai

120
upaya pencegahan infeksi nosokomial dirumah sakit sehingga dapat
meningkatkan kualitas pelayanan (Fauzia,2014).
Salah satu langkah dari pihak untuk meningkatkan pengetahuan
perawat adalah dengan mengadakan pelatihan atau sosialisasi secara
periodik terhadap pelaksanaan hand hygiene. Hal ini sesuai dengan teori
yang menjelaskan bahwa pelatihan merupakan upaya untuk melakukan
perubahan perilaku efektif yang meliputi perubahan sikap seseorang
terhadap sesuatu. Pendapat lainmmengatakan bahwa pelatihan dapat
memberikan informasi kepada perawat untuk membentuk sikap positif dan
meningkatkan keterampilan dalam melaksanakan tugas-tugasnya
(Fauzia,2014).
5.3.3. Pemberian tanda fall risk
Pada evaluasi monitoring pasien resiko, nilai resiko tinggi jatuh pada
pre intervensi 29,33% dan dan tepasang tanda fall risk tidak ada (0%). Pada
post intervensi ada 25,58% pasien resiko tinggi jatuh semua telah dipasang
tanda fall risk (100%). Hal ini dapat disimpulkan ada perubahan yang positif
dalam penilaian dan penangan pada pasien resiko jatuh, sehingga kejadian
pasien jatuh tidak terjadi. Penurunan ini dapat terjadi dikarenakan pemberian
monitoring sosialisasi pasien resiko jatuh. Monitoring sosialisasi yang
dibuat disini adalah untuk menghindari resiko jatuh pada pasien dewasa,
dengan demikian menghindari dan mengurangi resiko jatuh (Indah Puji,
2014).
Pada kebijakan dan tata tertib dirumah sakit tentang penurunan skala
resiko jatuh. Untuk mengantisipasi dan mencegah terjadinya pasien jatuh
dengan atau tanpa cidera perlu dilakukan pengkajian diawal maupun
pengkajian ulang secara berkala mengenai resiko pasien jatuh, termsuk
resiko potensial yang berhubungan dengan pelayanaan keperawatan yang
diberikan maupun bagian intregral dari pelayanaan kesehatan, memiliki
peran kunci dalam mewujudkan keselamataan pasien (Depkes RI, 2006).

121
5.3.4. Ronde Keperawatan
Berdasarkan hasil evaluasi penilaian pelaksanaan ronde keperawatan
diruang melati terdapat peningkatan sebesar 100% dari yang semula 0% atau
tidak dilaksanakan menjadi 100% poin proses ronde keperawatan terlaksana.
Hal ini disebabkan karena kelompok sudah memahami proses pelaksanaan
ronde keperawatan. Bimbingan dari CI Institusi maupun CI lahan serta
dukungan dari perawat ruangan jaga berperan besar bagi kelompok dalam
pelaksanaan proses role play ronde keperawatan. Ronde keperawatan adalah
kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan pasien yang
dilaksanakan oleh perawat selain melibatkan pasien untuk membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu dilakukan oleh
perawat primer, dan atau konselor, kepala ruang, perawat pelaksana yang
juga perlu melibatkan seluruh anggota tim kesehatan.
Berdasarkan hasil dari pengkajian mulai dari hari pertama belum
dilakukan ronde keperawatan. Tetapi dari hasil wawancara didapatkan
bahwa ronde keperawatan yang dilakukan di ruang melati dilakukan saat ada
mahasiswa yang sedang praktik management di ruang melati. Dalam ronde
keperawatan biasanya dilakukan dengan mendatangkan semua staf yang
bersangkutan dalam ruang melati (dokter, perawat, ahli gizi dll).
Berdasarkan hasil roleplay Ronde Keperawatan yang dilakukan pada
tanggal 2 Nopember 2019 oleh kelompok bersama petugas di ruang melati
bersama ahli gizi, apoteker, dan perawat kegiatan ronde bisa dilakukan
dengan lancar. Ronde keperawatan dilaksanakan untuk mengatasi salah satu
pasien kelolaan di kelas tiga dengan diagnose CKD + DM. Klien telah
berada di rumah sakit sejak tanggal 29 Oktober 2019. Hasil dari ronde
didapatkan beberapa masalah dan akhirnya masalah tersebut didiskusikan
bersama sehingga dapat diatasi segera. Dalam ronde tersebut banyak
masukan yang diberikan oleh apoteker dan ahli gizi rumah sakit demi
peningkatan kesehatan pasien dan masalah yang dihadapi pasien dapat
segera diatasi.

122
5.3.5. Supervisi Keperawatan
Dari tabel 5.2.6.1 diatas didapatkan rata-rata hasil rekapitulasi pre
pelaksanaan supervisi Perawatan infus di ruang melati yaitu 0% karena
belum pernah diadakan supervisi keperawatan diruang Melati RSUD Mardi
Waluyo Blitar. Rata-rata hasil rekapitulasi post pelaksanaan supervisi
perawatan infus adalah 96,3%, hal ini disebabkan karena kelompok sudah
memahami proses pelaksanaan supervisi tentang perawatan infus.
Bimbingan dari CI Institusi dan CI Lahan serta perawat ruangan juga
berperan penting dalam proses role play supervisi perawatan infus.
Walaupun saat pelaksanaan role play supervisi perawatan infus ada satu
point yang belum dilakukan yaitu verifikasi data, namun dalam hal ini hasil
yang didapatkan masuk dalam kategori baik.

Perawatan infus adalah Perawatan pada tempat pemasangan infus.


Tujuan perawatan infus untuk mencegah terjadinya infeksi dan phlebitis di
tempat terpasangnya infus.

123
BAB 6
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan bahwa pelaksanaan orientasi
pasien baru pre dan post pelaksanaan orientasi pasien baru dapat
dipersentasikan 41,32% menjadi 91,96%.
2. Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan bahwa five moment hand hygiene
didapatkan hasil pre dan post intervensi adalah dari 56% menjadi 92%
3. Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan bahwa jumlah kejadian pasien
jatuh beresiko tinggi sebanyak 29,33%, beresiko rendah 41,33% dan tidak
beresiko 29,33%. Selama dilakukan implementasi dari tanggal 28 sampai
30 Oktobeer 2019 didapatkan jumlah pasien resiko tinggi jatuh 25,58%,
beresiko rendah 58,14%, dan tidak beresiko sebanyak 16,28%. Dan dari
jumlah pasien resiko tinggi jatuh (25,58%) semua mendapat stiker tanda
fall risk (100%).
4. Pada tanggal 2 Oktober 2019 dilaksanakan ronde keperawatan diruangan
Melati pada pasien Ny. S dengan diagnosa medis CKD dengan Diabetes
Miletus dikamar 3C yang dihadiri oleh ahli gizi, apoteker, dan wakil
kepala ruangan.
5. Pada tanggal 2 Oktober 2019 dilaksanakan supervisi keperawatan
perawatan infus pada pasien Ny. S di kamar 3C Ruang Melati RSUD
Mardi Waluyo Blitar

124
6.2. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Setelah dilakukan manajemen keperawatan diharapkan dapat
mengaplikasikan peran dan meningkatkan kemampuan terkait manajamen
keperawatan
2. Bagi Ruangan
1) Setelah dilakukan manajemen keperawatan diharapkan untuk dapat lebih
meningkatkan mutu dan usaha dalam pemberian pelayanan asuhan
keperawatan yang profesional dan komprehensif sehingga dapat
memberikan kepuasan pada pasien dan keluarganya. Serta pemberian
pelayanan terhadap bio-psiko-sosio-spritual dan kultural pasien dapat
terpenuhi secara baik.
2) Setelah dilakukan implementasi orientasi pasien baru diharapkan perawat
dapat meningkatkan pelaksanaan orientasi pasien baru lebih optimal
dengan salah satu cara yaitu perawat dapat menggunakan lembar balik
yang sudah menjadi produk mahasiswa manajemen keperawatan FIK
UNIK.
3) Setelah dilakukan ronde keperawatan diharapkan perawat dapat
meningkatkan pelaksanaan ronde keperawatan, menemukan kasus sulit
yang dibahas bersama dengan tenaga kesehatan lain seperti DPJP pasien,
apoteker, tim gizi untuk mengulas kesulitan dan menemukan pemecahan
masalah dari pasien. Kemudian untuk pelaksanaan five moment hand
hygiene diharapkan ditingkatkan lagi mengingat five moment merupakan
menejemen keselamatan bagi pasien.
4) Setelah dilakukan implementasi supervisi keperawatan diharapkan untuk
kedepannya bisa meningkatkan pelaksanaan supervisi keperawatan
dengan membuat jadwal supervisi dan mendokumentasikan pelaksanaan
supervisi sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan di ruang
melati.

125

Anda mungkin juga menyukai